studi manajemen kesiswaan dalam …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain... ·...
TRANSCRIPT
i
STUDI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM
MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI
MA NEGERI DEMAK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
ROIS ALI MAKSUM
NIM : 073311025
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rois Ali Maksum
NIM : 073311025
Jurusan/Program Studi : Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk
sumbernya.
iv
v
Semarang, 28 Mei 2012
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang
di Semarang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Potensi
Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak
Nama : Rois Ali Maksum
NIM : 073311025
Jurusan : Kependidikan Islam (KI)
Program Studi : Kependidikan Islam (KI)
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding Munaqasyah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
vi
Semarang, 28 Mei 2012
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang
di Semarang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Potensi
Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak
Nama : Rois Ali Maksum
NIM : 073311025
Jurusan : Kependidikan Islam (KI)
Program Studi : Kependidikan Islam (KI)
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam siding Munaqasyah.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
vii
ABSTRAK
Judul : Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi
Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak
Penulis : Rois Ali Maksum
NIM : 073311025
Penelitian ini membahas tentang manajemen kesiswaan dalam
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Kajian ini
dilatar belakangi oleh Organisasi siswa merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
berfungsi sebagai wahana untuk berlatih di bidang keorganisasian, kepemimpinan
dan keterampilan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan:
Pertama, bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan
potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Kedua, Bagaimana
pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA
Negeri Demak. Ketiga, Bagaimana pelaksanaan evaluasi siswa dalam
meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri Demak.
Penelitian ini merupakan penelitian deskritif. Metode deskritif kualitatif
di pergunakan untuk pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat dan
tujuannya adalah untuk mencari gambaran yang sistematis, fakta yang akurat.
Analisis data dalam penelitian ini berupa teknik analisis field research, yaitu
metode analisis data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka.
Hasil penelitian ini yaitu meliputi: Pertama, Dalam pelaksanaan
rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi siswa kepala sekolah tidak
bekerja sendiri melainkan dengan bekerja sama dengan Waka Kesiswaan beserta
Waka Kurikulum. Waka Kesiswaan dalam pelaksanaan perikrutan dan seleksi
sebelumnya melakukan pendataan sekolah tingkat SMP/MTs dan memberikan
undangan atau selebaran brosur dengan tujuan untuk mempromosikan MA
Negeri. Kedua, Dalam pelaksanaan pembinaan dalam meningkatkan potensi
siswa di MA Negeri telah menggunakan teknik external control, teknik inner
control dan teknik cooperative control. Pembinaan ini bertujuan untuk
mendisiplinkan peserta didik MA Negeri. Kemudian dalam pembinaan intra yaitu
Osis yang ada di MA Negeri, pembinaan yang diberikan yaitu memberikan
praktek tentang memimpin seorang peserta didik, memberikan pengalaman
bekerjasama dalam kelompok, demokratis, berjiwa toleransi, mengendalikan
organisasi, dan Memiliki Jiwa Keikhlasan. Untuk pembinaan yang lain
disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Ketiga, Dalam teknik
evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu bervariasi. Teknik ini menyesuaikan
dengan jenis ekstra yang akan dievaluasi.
Dari kajian dan temuan tersebut kiranya dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di lembaga pendidikan. Selanjutnya,
penelitian ini diharapkan menjadi khazanah dan masukan bagi pengelola
manajemen kesiswaan di MA Negeri, guru dan pembina Osis, bahan informasi
bagi civitas akademika dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena ijin dan ridha-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Manajemen Kesiswaan
dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak”.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi
akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam. Dalam penulisan
ini, peneliti menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini terlepas dari
keterbatasan peneliti sebagai manusia dengan segala kekurangan dan kekhilafan.
Tidak ada kata yang pantas peneliti ungkapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dr. Suja’i, M.Ag.
2. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang Dr. Musthofa, M.Ag.
3. Pembimbing I Dr. Fahrurrozi, M.Ag. dan pembimbing II Dr. Musthafa
Rahman, M.Ag yang telah berkenan untuk meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya, untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Dosen jurusan Kependidikan Islam yang telah membekali peneliti dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5. Kepala MA Negeri Demak yang telah memberikan kesempatan kepada
peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Ayanda Sulkhan dan Ibunda Umi Kulsum tercinta yang telah mencurahkan
segenap kasih dan sayangnya, serta doa yang tiada henti-hentinya.
7. Teman-teman seperjuangan KI ’07 yang senantiasa memberikan do’a dan
dukungannya, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu-persatu.
8. Semua pihak yang telah memberi dukungan baik moril maupun materil yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
ix
Kepada mereka semua, peneliti ucapkan “Jazakumullah Khairan Katsiran“.
Semoga amal baik dan jasa-jasanya diberikan oleh Allah balasan yang sebaik-
baiknya.
Akhirnya, peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penyusunan kata, landasan teori, dan beberapa aspek
inti di dalamnya. Oleh karena itu, kritik saran yang konstruktif sangat diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Amin.
Semarang, 19 Juni 2012
Peneliti
Rois Ali Maksum
NIM. 073311025
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 6
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 6
B. Kerangka Teoritik............................................................................. 7
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 35
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35
B. Tempat dan waktu Penelitian ......................................................... 35
C. Sumber Penelitian .......................................................................... 36
D. Fokus Penelitian ............................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 41
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 41
1. Rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi siswa 41
2. Pembinaan dalam meningkatkan potensi siswa .................. 47
3. Evaluasi dalam meningkatkan potensi siswa ...................... 56
xi
B. Pembahasan ................................................................................. 59
1. Rekrutmen dan seleksi ........................................................... 59
2. Pembinaan ............................................................................. 61
3. Evaluasi ................................................................................. 63
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 65
A. Simpulan ....................................................................................... 65
B. Saran ............................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu dimensi pembangunan. Proses
pendidikan terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan
diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan pembangunan dibidang ekonomi, yang saling menunjang satu
dengan yang lainnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional.
Proses pendidikan berkenaan dengan semua upaya untuk mengembangkan
mutu sumber daya manusia, sedangkan manusia yang bermutu itu pada
hakikatnya telah dijabarkan dan dirumuskan secara jelas dalam rumusan
tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan itu sendiri searah dengan tujuan
pembangunan secara keseluruan.1
Hal ini selaras dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyatakan
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.2
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, salah satu usahanya yaitu
dengan adanya manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan merupakan
suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta
didik, yaitu mulai dari masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu lembaga.3
1 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Rosdakarya, 2010),
Hlm. 75. 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Bandung; Fokusmedia,
2006), hlm. 7. 3 Hendyat Suetopo, Wasti Soearto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan,
(Surabaya: Buana Offset, 1982), hlm.98.
2
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen intergral dan
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruan. Alasannya
tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien dalam rangka inilah tumbuh kesadaran akan
pentingnya manajemen berbasis sekolah (MBS).4
Mulyono, dalam manajemen administrasi dan organisasi pendidikan
mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang
bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan efisien.5
Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu
terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
secara efektif dan efesien, mulai dari penerimaan peserta didik hingga
keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.6
Kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan siswa di antaranya
adalah organisasi siswa. Organisasi pada dasarnya merupakan wadah
sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.7
Kita tahu bahwa kemampuan dalam berorganisasi memang harus
dimiliki oleh setiap peserta didik. Oleh karena itulah, siswa perlu dibekali
kemampuan dalam berorganisasi, karena tugas peserta didik disekolah tidak
hanya belajar, selain itu peserta didik juga ditutut untuk mengamalkan
ilmunya di masyarakat untuk mengajar, dan membimbing masyarakat.
4 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Kompetensi Dan AplikasinyA, (Bandung: Rosda
karya, 2003), hlm.20. 5 Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008), hlm. 178. 6 Ary Gunawan, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996), Cet.I, hlm.9. 7 MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Media Nusantara,
2008), hlm. 104.
3
Mengingat tugas dan kewajiban tersebut, maka sudah sepatutnya para
peserta didik selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya guna
menghadapi tugas di masa depan. Dan seiring dengan dinamika kemajuan
zaman dan tuntutan perkembangan masyarakat, maka para peserta didik juga
harus terus berupaya membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi serta berbagai metodologi dakwah, sehingga dapat mengiringi
kemajuan masyarakat, dan kegiatan dakwahnya dapat diterima di
masyarakat.8
Mengingat proses pembelajaran di dalam kelas tidak cukup untuk
memberikan bekal tentang organisasi dan metode bermasyarakat, maka peran
organisasi siswa menjadi sangat penting bagi peserta didik. Organisasi siswa
dengan berbagai kegiatan ekstra kurikulernya akan berfungsi sebagai wahana
untuk berlatih di bidang keorganisasian, kepemimpinan dan keterampilan.
Organisasi siswa yang ada di sekolah salah satunya adalah OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah). Secara mendasar OSIS merupakan
organisasi peserta didik yang resmi diakui dan diselenggarakan di sekolah
dengan tujuan untuk melatih kepemimpinan peserta didik serta memberikan
wahana bagi murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang
sesuai.9
Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah pengalaman memimpin,
pengalaman bekerjasama, hidup demokratis, berjiwa toleransi dan
pengalaman mengendalikan organisasi.10
Karena OSIS merupakan salah satu
wadah dari manajemen kesiswaan, maka perlu adanya usaha dari fungsi
manajemen kesiswaan untuk mencapai tujuan, tentunya untuk meningkatkan
potensi berorganisasi peserta didik itu sendiri.
8 MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, hlm. 110.
9 Drs. H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), cet.
III, hlm. 62. 10
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, (Malang: FIP
IKIP Malang, 1989), cet. II, hlm. 127.
4
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti
tentang “Studi Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi
Berorganisasi Siswa di MA Negeri Demak”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka ada
fokus penelitian yang menarik, yang perlu dikaji dalam skripsi ini, antara
lain:
1. Bagaimana pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan
potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak?
2. Bagaimana pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan potensi
berorganisasi di MA Negeri Demak?
3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi siswa dalam meningkatkan potensi
berorganisasi di MA Negeri Demak?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan siswa dalam meningkatkan
potensi berorganisasi di MA Negeri Demak.
3. Untuk menemukan apa saja bentuk evaluasi siswa dalam meningkatkan
potensi berorganisasi di MA Negeri Demak.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan
langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh
selain diperguruan tinggi.
2. Peneliti ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
3. Peneliti diharapkan dapat menambah khazanah intelektual keilmuan.
5
4. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangsih pemikiran guna
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku,
hasil penelitian, karya ilmiah, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti
sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang peneliti lakukan.
Peneliti akan mengambil beberapa sumber sebagai bahan rujukan atau
perbandingan baik dari buku-buku maupun dari hasil penelitian.
Adapun karya ilmiah yang membahas tentang manajemen kesiswaan,
di antaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Istatho’ah (3101045), Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang, pada tahun 2006, yang berjudul “Studi tentang
Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda Mangkang”. Beliau
membahas tentang penerapan manajemen kesiswaan dan hambatannya
yang dihadapi serta tindakan yang ditempuh madrasah dalam menghadapi
permasalahan.1
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah (3104345), Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang, tahun 2009, yang berjudul Peran “Manajemen
Kesiswaan untuk Meningkatkan Mutu MTs N Model Brebes”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan bagi peningkatan
mutu sangat penting karena manajemen kesiswaan adalah salah satu
bagian dari komponen madrasah yang dikelola dan diatur oleh kepala
madrasah untuk menghasilkan mutu yang berorientasi pada input, proses,
dan output.2
3. Penelitian yang dilakukan oleh Farida Tasriroh (3101282), Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang berjudul “Studi Tentang
Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA Unggulan Pondok
Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang” konsep manajemen secara
sederhana yakni unsur inti yang sering dikenal dengan POAC (Planning,
1 Istatho’ah, “Studi tentang Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda Mangkang”
2 Nur Azizah, “Peran Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu di MTs Model
Brebes”
7
Organizing, Actuating, dan Controlling) dan terfokus pada bimbingan dan
konseling dengan menggunakan contoh beberapa kasus yang berhasil
dijumpai dilapangan.3
Peneliti mengangkat beberapa kajian di atas karena, skripsi pertama
memaparkan tentang manajemen kesiswaan secara global. Kemudian skripsi
kedua menjelaskan peran manajemen kesiswaan untuk meningkatkan mutu
madrasah (MTs N). Sedangkan skripsi ketiga menjelaskan tentang konsep
manajemen secara sederhana dan fokus pada bimbingan dan konseling
dengan menggunakan contoh beberapa kasus yang berhasil dijumpai
dilapangan.
Setelah menelaah berbagai karya tulis berupa hasil penelitian yang ada
peneliti belum menemukan pebahasan manajemen kesiswaan yang lebih
spesifik. Khususnya yang membahas tentang potensi berorganisasi
siswa.mOleh karena itu, peneliti mencoba untuk membahas permasalahan
tersebut dengan mengambil lokasi penelitian di MA Negeri Demak.
B. Kerangka Teoritik
1. Manajemen Kesiswaan
a. Pengertian Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari
perencanaan penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik
berada di sekolah, sampai dengan peserta didik menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.4
Mulyono, dalam Manajemen Administrasi dan Organisasi
Pendidikan mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan adalah seluruh
proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta
3 Farida Tasriroh, “Studi Tentang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA
Unggulan Posndok Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang” 4 W. Mantja, Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan dan
Supervisi Pengajaran, (Malang: Elang Mas, 2007) hlm. 35.
8
pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga
pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM
dengan efektif dan efisien.5
Manajemen kesiswaan juga berarti seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara
kontinyu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta
didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan peserta didik mulai dari penerimaan peserta didik
hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.
b. Dasar Manajemen Kesiswaan
Dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah secara hierarkis
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang
mengamanatkan mencerdaskan kehidupan bangsa.7
2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yang menyatakan: Pada satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat,
kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dibantu
minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing-
masing secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan
prasarana, serta kesiswaan (pasal 50 bab VIII tentang standar
pengelolaan).8
5 Mulyono, Manajemen Administrasi hlm. 178.
6 Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, hlm. 9.
7 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD ’45 dan Amandemennya, (Surakarta:
Pustaka Mandiri), hlm. 2. 8 Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Jakarta: Bp. Cipta Jaya, 2005), hlm. 27.
9
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan:
a) Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu (pasal 5).
b) Warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus (pasal 5).
c) Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5).
d) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuannya (pasal 12).9
Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa
dasar hukum manajemen kesiswaan di sekolah yaitu setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan baik yang
memiliki potensi kecerdasan maupun memiliki kelainan fisik.
c. Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional
yang penting dalam kerangka manajemen sekolah.10
Tujuan umum
manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai kegiatan dalam
bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.11
Adapun fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal
mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi
9 Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Biro Hukum dan
Organisasi, 2003), Cet. 1, hlm. 12-15. 10
Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi
Daerah, (Makassar: Aksara Madani, 2008), hlm. 155. 11
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm. 46.
10
sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik (siswa) yang lainnya.12
Jadi tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan ialah untuk
mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan serta sebagai
wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin.
d. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip
dasar yang harus mendapat perhatian berikut ini, yaitu :
1) Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga
harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
2) Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik,
kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh
karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap
siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
3) Pada dasarnya siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka
menyenangi apa yang diajarkan.
4) Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.13
Adapun kewajiban siswa adalah:
a) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali siswa
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan ketentuan
peraturan undang-undang yang berlaku.
b) Mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
c) Menghormati tenaga kependidikan.
d) Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan
ketertibanserta keamanan sekolah yang bersangkutan.14
12
Imron A., dkk., Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam
Institusi Pendidikan, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm. 53. 13
Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 121-122. 14
Mulyono, Manajemen Administrasi, hlm. 179.
11
Jadi dalam manajemen kesiswaan perlu memperhatikan prinsip-
prinsip yang ada agar siswa melaksanakan kewajibannya dan
mendapatkan haknya.
e. Tugas Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan memiliki beberapa tugas yang tentunya
berkaitan dengan bidang kesiswaan. Yang menjalankan tugas tersebut
ialah wakil kepala sekolah (waka kesiswaan) namun kepala sekolah juga
tidak lepas dari tugas tersebut, mengapa demikian karena meskipun ada
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kepala sekolah tetap memegang
peran sangat penting karena keputusan akhir setiap kegiatan ada pada
kepala sekolah.15
Seorang kepala sekolah harus menyadari bahwa titik pusat tujuan
sekolah adalah menyediakan program pendidikan yang direncanakan
untuk memenuhi kebutuhan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan,
pribadi dan kebutuhan kemasyarakatan serta kepentingan individu para
siswa.16
Indikator keberhasilan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
adalah kepuasan kerja guru, sebagai internal customer dan kepuasan
siswa serta orang tua siswa sebagai external customer.17
Tugas kepala sekolah (dibantu wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan) meliputi: perencanaan di bidang kesiswaan, penerimaan
siswa baru, pengaturan siswa dalam kelompok-kelompok, pembinaan
siswa, berakhir dengan pelepasan siswa dari sekolah, serta kegiatan-
kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan siswa.18
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Manajemen Sekolah, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
1999), hlm. 85-86. 16
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 239. 17
Hari Suderajat, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: CV Cipta
Cekas Grafika, 2005), hlm. 50. 18
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studi Press), hlm.
75.
12
Oleh karena itu, tugas manajemen kesiswaan akan membahas
pengelompokan secara berturut-turut: perencanaan kesiswaan,
pengelolaan kesiswaan, kegiantan ekstra kelas, intra sekolah dan
kelulusan.
1. Perencanaan kesiswaan
Secara umum perencanaan kesiswaan terkait dengan dua hal yaitu
mengenai sensus sekolah dan jumlah siswa yang diterima disekolahan.
a) Sensus Sekolah
Sensus sekolah adalah pencatatan anak-anak usia sekolah yang
diperkirakan akan masuk sekolah atau calon siswa. Sensus sekolah akan
lebih lengkap apabila pencatatan itu tidak saja menghasilkan jumlah
calon siswa, tetapi juga dilengkapi dengan minat kemana mereka itu
ingin melanjutkan sekolah.
1) Fungsi sensus sekolah
Pencatatan anak usia sekolah merupakan salah satu komponen
penting dalam perencanaan pendidikan. Dengan data yang diperoleh dari
sensus sekolah maka akan dapat ditetapkan:
a) Jumlah dan lokasi sekolah.
b) Batas daerah penerimaan siswa disuatu sekolah.
c) Jumlah fasilitas transportasi.
d) Layanan program sekolah.
e) Laju pertumbuhan pendudukan, khususnya anak-anak usia sekolah
di daerah sekitar sekolah.
2) Pelaksanaan sensus sekolah
Dalam pelaksanaan sensus sekolah memang tidak mudah
ditetapkan, sebab sangat dipengaruhi oleh tujuan sensus tersebut.
Mungkin sensus sekolah perlu dilaksanakan dalam tahun ajaran yang
sedang berjalan dengan harapan agar tahun ajaran yang akan datang
dapat dipersiapkan kebutuhan pengajar dan fasilitas guna menampung
calon siswa.
13
b) Penentuan siswa yang diterima
Berapa calon jumlah siswa yang akan diterima di suatu sekolah
sangat bergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang
tersedia. Prakiraan jumla siswa yang akan diterima bisa dibuat
berdasarkan prakiraan siswa yang akan meninggalkan sekolah. Sebagian
besar siswa yang akan meninggalkan sekolah ialah siswa-siswa yang
duduk di kelas terakhir, dan sedikit atau bahkan mungkin tidak ada dari
kelas-kelas dibawahnya.
Dalam penentuan jumlah siswa yang akan diterima disekolah
biasanya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Kebijakan dalam penerimaan siswa baru
Dalam kegiatan penerimaan siswa baru ini ada beberapa kebijakan
yang wajib diperhatikan, kerena kebijakan-kebijakan tersebut akan
menjadi landasan kerja dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan siswa
baru. Kebijakan-kebijakan tersebut salah satunya terdapat dalam UUD
1945.
Dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, disebutkan bahwa
salah satu tujuan nasional ialah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini
berarti bahwa pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban atau
tanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada bangsa Indonesia.
2) Penerimaan Siswa Baru
Pengelolaan penerimaan siswa baru harus dilakukan sedemikian
rupa, sehingga kegiatan mengajar-belajar sudah dapat dimulai pada hari
pertama setiap tahun ajaran baru.19
Dalam penerimaan siswa baru terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan seperti: penetapan persyaratan siswa yang akan diterima,
pembentukan panitia penerimaan siswa baru.20
19
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),
hlm. 74. 20
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, (Bandung: PT Refika Aditama, 2008),
hlm. 25.
14
a) Penetapan persyaratan siswa yang akan diterima
Setiap sekolah berbeda dalam menetapkan persyaratan calon
siswa yang akan diterima. Pada umumnya persyaratan itu menyangkut
aspek: umur, kesehatan, kemampuan hasil belajar dan persyaratan
administrasi lainnya.
Pemerintah dalam hal ini departemen pendidikan dan
kebudayaan, melalui kantor wilayah tingkat propinsi selalu memberikan
pedoman kepada setiap tingkat dan jenis sekolah menjelang awal masa
penerimaan siswa baru. Kewajiban kepala sekolah untuk aktif mencari
informasi baru tentang ketentuan- ketentuan tersebut.
Persyaratan untuk masuk SMA adalah sebagai berikut:
1) Salinan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) yang disahkan.
2) Salinan raport kelas tertinggi.
3) Surat keterangan kelahiran.
4) Surat keterangan kesehatan.
5) Surat keterangan kelakuan baik.
6) Mengisi formulir pendaftaran.
7) Pas foto ukuran 3 x 4 atau 4 x 6.
8) Membayar biaya pendaftaran.
Adapun persyaratan yang telah ditentukan hendaknya dapat
dikomunikasikan kepada masyarakat luas beberapa hari sebelum waktu
pendaftaran dimulai.
Cara penerimaan siswa baru yaitu: Pertama, berdasarkan hasil tes
masuk, yaitu siapa yang diterima dari calon peserta didik yang
mendaftar, ditentukan berdasarkan hasil tes yang diadakan. Sekolah
menentukan nilai batas lulus, calon yang memperoleh nilai tes masuk
sama atau lebih tinggi dari nilai batas lulus dinyatakan diterima. Kedua,
berdasarkan hasil evaluasi akhir atau NEM, yakni singkatan Nilai
Ebtanas Murni (Ebtanas singkatan dari Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Nasional). Dengan cara ini filter atau penyaring diterimanya calon
peserta didik yang mendaftar didasarkan pada posisi jumlah NEM yang
15
dimiliki dikaitkan dengan posisi jumlah NEM dari semua pendaftar.
Semua calon diranking menurut jumlah NEM, penentuan siapa yang
diterima didasarkan pada ranking NEM, dimulai dari NEM tertinggi
hingga NEM tertentu, sampai jumlah peserta didik yang diperlukan
sekolah terpenuhi.21
b) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru
Pembentukan panitia penerimaan siswa baru dilakukan sekali
setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan
setelah kegiatan selesai.22
Panitia penerimaan siswa baru terdiri dari kepala sekolah dan
beberapa guru yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan yakni:
a. Syarat-syarat pendaftaran murid baru.
b. Formulir pendaftaran.
c. Pengumuman.
d. Buku pendaftaran.
e. Waktu pendaftaran.
f. Jumlah calon yang diterima.23
3) Orientasi Siswa Baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu
bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah
yang digunakan untuk memberi kegiatan ini. Istilah-istilah itu di
antaranya ialah Masa Orientasi Siswa (MOS) dan pengenalan kampus
menjadi OSPEK. Tujuan orientasi siswa baru ialah memperkenalkan
berbagai masalah tentang sekolah, agar siswa baru dapat segera
menyesuaikan diri dengan kehidupan sekolah.24
21
Harbangan Siagian, Administrasi Pendidikan: Suatu Pendekatan Sistemik, (Semarang:
Satya Wacana), hlm. 101-102. 22
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, hlm. 127. 23
B. Suryosubroto, Manajemen, hlm. 74-75. 24
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 75.
16
Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa di kelas-kelas, ada
sejumlah kegiatan yang harus diikuti oleh mereka selama OSPEK,
kegiatan-kegiatan itu diantaranya, yaitu :
1) Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah.
2) Perkenalan dengan siswa lama.
3) Perkenalan dengan pengurus OSIS.
4) Penjelasan tentang tata tertib sekolah.
5) Mengenal dan meninjau fasilitas-fasilitas sekolah, misalnya
laboratorium, perpustakaan, ruang senam, sanggar tari, sanggar
musik, dan lain sebagainya.25
2. Pengelolaan Kesiswaan
Pengelolaan kesiswaan ialah keseluruhan hasil proses
penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam
rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan sekolah. Tujuan pengelolaan
kesiswaan ialah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib, dan
teratur, tercapainya apa yang menjadi tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah.
Kegiatan pengelolaan kesiswaan mencakup kegiatan-kegiatan
dimulai dari perencanaan dibidang kesiswaan, penerimaan siswa baru,
pengaturan siswa dalam kelompok-kelompok, pembinaan siswa, berakhir
dengan pelepasan siswa dari sekolah, serta kegiatan-kegiatan lain yang
berhubungan langsung dengan siswa.
Pengelompokan siswa dilakukan terutama bagi siswa yang baru
diterima dalam kegiatan penerimaan siswa baru. Tujuannya agar program
kegiatan belajar bisa berlangsung dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
setiap sekolah setiap tahunnya pastilah selalu melaksanakan
pengelompokan siswa.26
25
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 98. 26
Ibrahim Bafadal, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 34.
17
a) Pengelompokan siswa
Setelah proses penerimaan siswa baru, maka kegiatan kesiswaan
selanjutnya yang perlu dilaksanakan ialah pengelompokan siswa.
Pengelompokan siswa diadakan dengan maksud agar pelaksanaan
kegiatan proses belajar dan mengajar di sekolah bisa berjalan lancar,
tertib dan bisa tercapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah
diprogramkan.
Ada beberapa jenis pengelompokan siswa yang sering
dilaksanakan, diantaranya adalah:
1) Pengelompokan dalam kelas-kelas
Agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik, maka siswa
dalam jumlah besar perlu dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil
yang disebut kelas. Banyaknya kelas disesuaikan dengan jumlah murid
yang diterima sedangkan jumlah murid untuk setiap kelas (class size)
berbeda untuk setiap tingkat dan jenis sekolah.27
Dalam menentukan
berapa besar kelas ini, berlaku prinsip: semakin kecil kelas semakin
baik. Karena, dengan demikian guru akan bisa lebih memperhatikan
murid-murid secara individual.28
2) Pengelompokan berdasarkan bidang studi
Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim disebut juga
dengan istilah penjurusan. Ialah pengelompokan siswa yang
disesuaikan dengan minat dan bakatnya. Pengukuran minat dan bakat
siswa didasarkan pada hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata
pelajaran yang diikuti. Berdasarkan hasil-hasil yang dicapai dalam
berbagai mata pelajaran itulah seorang siswa diarahkan pada jurusan di
mana ia memperoleh nilai-nilai baik pada mata pelajaran untuk jurusan
tersebut.29
27
W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 38. 28
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 99. 29
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 76.
18
3) Pengelompokan berdasarkan spesialisasi
Pengelompokan berdasarkan spesialisasi hanya terdapat di sekolah-
sekolah kejuruan. Pada hakikatnya, penjurusan sama dengan
pengelompokan berdasarkan bidang studi, namun lebih menjurus ke
arah yang lebih khusus.30
4) Pengelompokan dalam sistem kredit
Pengajaran dengan sistem kredit ialah sistem yang menggunakan
ukuran satuan kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata
pelajaran bobot satu kredit, lengkapnya satu satuan kredit semester (1
SKS). Pengajaran dengan sistem kredit bisa dilaksanakan dengan dua
cara yaitu: sistem kredit dengan sistem paket dan sistem kredit dengan
sistem pilihan. Sistem kredit yang dilaksanakan di SMA dewasa ini
ialah sistem kredit dengan sistem paket, di perguruan tinggi
dilaksanakan sistem kredit dengan sistem paket dan pilihan.31
5) Pengelompokan berdasarkan kemampuan
Pengelompokan ini didasarkan atas kemampuan siswa di mana
siswa yang pandai dikumpulkan dalam kelompok siswa yang pandai,
dan siswa yang kurang pandai berada dalam kelompok kurang pandai
atau lambat.32
6) Pengelompokan berdasarkan minat
Pengelompokan berdasarkan minat banyak dilaksanakan dalam
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Oleh karena kegiatan-kegiatan ekstra
kurikuler cukup banyak jenisnya, maka kepada para siswa diberi
kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang sesuai dengan
minatnya.33
30
W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 38. 31
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 77. 32
W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 39. 33
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi. hlm. 77.
19
b) Kehadiran siswa di sekolah
Kehadiran siswa di sekolah biasa disebut dengan istilah prestasi
siswa. Pengertian prestasi siswa mengandung dua arti, yaitu masalah
kehadiran di sekolah (school attendance) dan ketidakhadiran di sekolah
(non school attendance). Karena hal ini sangat erat hubungannya dengan
prestasi belajar siswa. Di samping itu, kehadiran dan ketidakhadiran
siswa di sekolah bisa merupakan gambaran tentang ketertiban suatu
sekolah.
1) Faktor-faktor Penyebab Ketidakhadiran Siswa
Masalah ketidakhadiran siswa bisa ditinjau dari dua segi, yaitu
faktor-faktor penyebab dan sumber-sumber penyebab ketidakhadiran.
Faktor ketidakhadiran pada penyebab ketidakhadiran siswa, pada
umumnya dibedakan kedalam dua jenis, yaitu faktor kesehatan dan non
kesehatan.
2) Sumber-sumber Penyebab Ketidakhadiran
Pada dasarnya sumber-sumber ketidakhadiran siswa di
sekolahdapat dibedakan dalam empat jenis yaitu: lingkungan rumah
tangga, lingkungan masyarakat dan siswa sendiri.
c) Pembinaan disiplin siswa
Masalah disiplin merupakan suatu masalah penting yang dihadapi
sekolah-sekolah dewasa ini. Bahkan sering masalah disiplin digunakan
sebagai barometer pengukur kemampuan kepala sekolah dalam
memimpin sekolahnya.34
Disiplin juga sangat penting artinya bagi siswa. Oleh karena itu, ia
harus ditanamkan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan bagi
siswa. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing
umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang
gagal, umumnya tidak disiplin.
Apa yang dimaksud dengan disiplin? Disiplin adalah suatu keadaan
di mana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya,
34
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 108.
20
serta tiada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung atau
tidak langsung.
Adapun pengertian disiplin siswa adalah suatu keadaan tertib dan
teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran-
pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.
Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa adalah sebagai berikut:
1) Teknik external control, ialah suatu teknik di mana disiplin siswa
haruslah dikendalikan dari luar siswa.35
Teknik external control ini
berupa bimbingan dan penyuluhan. Sering external control dalam
arti “pengawasan” perlu diperketat, namun hendaklah secara
“human” (kemanusiaan). Yang perlu diperhatikan ialah, bahwa
penggunaan teknik ini hendaklah disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak didik.36
2) Teknik inner control, atau internal control. Teknik ini merupakan
kebalikan dari teknik di atas. Teknik ini mengupayakan agar siswa
dapat mendisiplinkan diri mereka sendiri. Siswa disadarkan akan arti
pentingnya disiplin. Jika teknik inner control ini yang dipilih oleh
guru, maka guru haruslah bisa menjadi teladan dalam hal
kedisiplinan. Sebab, guru tidak akan dapat mendisiplinkan siswa,
tanpa ia sendiri harus berdisiplin.
3) Teknik cooperative control. Menurut teknik ini, antara guru dan
siswa harus saling bekerjasama dengan baik dalam menegakkan
disiplin. Guru dan siswa lazimnya membuat semacam kontrak
perjanjian yang berisi aturan-aturan kedisiplinan yang harus ditaati
bersama-sama. Sanksi atas pelanggaran disiplin juga ditaati dan
dibuat bersama.37
35
Ali Imron, dkk., Perspektif Manajemen 93-94. 36
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 110. 37
Ali Imron, dkk., Perspektif Manajemen, hlm. 94-95.
21
3. Kegiatan Ekstra Kelas
Langkah tepat yang harus diambil kepala sekolah dan para guru
harus mengembangkan pengertian yang lebih besar dan memahami isi
hati para siswa, untuk melibatkan para siswa secara aktif di dalam
berbagai keputusan.
Wahana yang paling tepat untuk melibatkan para siswa tersebut
adalah kegiatan kegiatan di luar kurikuler atau kegiatan ekstrakelas.38
Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kelas di sini adalah kegiatan di
luar jam-jam pelajaran resmi. Artinya di luar jam-jam pelajaran yang
tercantum dalam jadwal pelajaran.39
Kegiatan semacam itu biasanya dikategorikan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler dimaksudkan untuk
mengembangkan pribadi siswa karena kegiatan-kegiatan itu walaupun
tidak secara langsung menuju kegiatan kurikuler yang berdampak
pengajaran, namun ekstrakurikuler berdampak pengiring, yang
kemungkinan hasilnya akan berjangka panjang.
Tujuan ekstra kurikuler adalah agar siswa dapat memperkaya dan
memperluas wawasan pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan
sikap demi untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Jenis-jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disediakan seperti: Pramuka,
olahraga dan sebagainya.40
4. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Arti organisasi secara umum ialah suatu sistem kerjasama antara
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan.41
Selain itu organisasi juga
merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, yang
38
Wahyosumidjo, Kepemimpinan, hlm. 239. 39
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, ,Administrasi, hlm. 122. 40
W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 40-41. 41
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
(Jakarta: CV Rajawali, 1990), hlm. 17.
22
memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai
melalui tindakan individu secara terpisah.42
Sedangkan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan
wadah atau arena tempat kehidupan siswa di sisi lain, yaitu kehidupan
siswa sebagai calon-calon anggota masyarakat.43
OSIS merupakan satu-
satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai
salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan.44
Oleh karena
itu di bawah ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan OSIS.
a) Latar belakang berdirinya OSIS
Tujuan Nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara ditetapkan bahwa
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan
dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian
dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama- sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Garis-Garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa
generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus
42
Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997), hlm. 5. 43
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 125-126. 44
Wahyosumidjo, Kepemimpinan, hlm. 244.
23
cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang
ditetapkan baik di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
maupun di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara amat luas
lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan
yang merupakan alur pendidikan formal yang sangat penting dan
strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses
belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler.45
b) Nilai dan Fungsi OSIS
OSIS adalah suatu organisasi. Oleh karena itu, nilai dari OSIS
ialah nilai berorganisasi. Pengalaman-pengalaman berorganisasi ini di
antaranya ialah:
1) Pengalaman memimpin
Ini khususnya bagi anggota pengurus, yang duduk sebagai ketua
organisasi maupun ketua-ketua seksi. Namun sebenarnya secara tidak
langsung yang tidak menjadi ketua pun mendapatkan pengalaman
memimpin.
Seperti hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari:
(رواه البخارى)ُكّلُكْم َراٍع َوُكّلُكْم َمْسُؤٌل َعْن َراِعَيِتِه
Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Al-Bukhari)47
2) Pengalaman bekerjasama
Seluruh pengurus, dan juga anggota, untuk melaksanakan program-
program harus saling bekerjasama.48
Perlunya bekerja sama seperti yang
ada dalam Al-Qur'an surat 9 : 71.49
45
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, download Senin 09 Agustus 2011. 46
Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz I, (Indonesia:
Maktabah Dahlan, 1996), hlm. 346. 47
Muhadi Zainuddin dan Abd. Mustaqim, Studi Kepemimpinan Islam, (Semarang: PT
Karya Toha Putra, 2005), hlm. 18.
24
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.51
3) Hidup demokratis
Dalam organisasi tidak bisa seseorang memaksakan kehendaknya
begitu saja kepada orang lain, anggota organisasi tersebut. Semua
anggota mempunyai hak dan kedudukan yang sama.
4) Berjiwa toleransi
Anggota dari suatu organisasi bisa mempunyai pendapatdan
pandangan yang berbeda-beda. Setiap anggota harus rela menerima
keberbedaan itu, dan berusaha memadukannya menjadi suatu yang
berguna.
5) Pengalaman mengendalikan organisasi
Pengalaman ini meliputi pengalaman bagaimana merencanakan
program-program kegiatan. Bagaimana mengorganisasikan kegiatan,
bagaimana memilih orang-orang untuk melaksanakan kegiatan,
48
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, hlm. 127. 49
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm. 190. 50
Imam Abil Hasan Ali Bin Ahmad Al-Wahidi, Tafsir Al-Munir, Juz I, (Indonesia:
Maktabah Daarun Ahya’), hlm. 347. 51
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-Art,
2007), hlm. 198.
25
bagaimana menggerakkan dan mengarahkan orang-orang, bagaimana
menilai dan mengukur keberhasilan dari suatu organisasi.
Adapun fungsi dari OSIS ialah fungsi pembinaan siswa.
Pembinaan siswa mempunyai tujuan agar siswa nantinya bisa menjadi
warga negara yang baik dan berguna.52
Secara khusus, tujuan OSIS dirumuskan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang memiliki
jiwa Pancasila, berkepribadian luhur, moral dan mental yang tinggi,
berkecakapan serta memiliki pengetahuan siap untuk diamalkan.
2) Mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi
kepada Tuhan YME, tanah air dan bangsanya.
3) Menggalang persatuan dan kesatuan siswa yang kokoh dan akrab di
sekolah dalam satu wadah OSIS, dan
4) Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh yang tidak sehat dan
mencegah siswa dijadikan sasaran perebutan pengaruh serta
kepentingan suatu golongan, dalam rangka usaha peningkatan
ketahanan sekolah.53
c) Struktur OSIS
Pada dasarnya, setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur
organisasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:
(1) Ketua Pembina (biasanya kepala sekolah)
(2) Wakil Ketua Pembina (biasanya wakil kepala sekolah)
(3) Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh sekolah)
(4) Ketua Umum
(5) Wakil Ketua I
(6) Wakil Ketua II
(7) Sekretaris Umum
(8) Sekretaris I
52
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 127-128. 53
W. Mantja, Profesionalisasi, hlm. 41.
26
(9) Sekretaris II
(10) Bendahara
(11) Wakil Bendahara
(12) Ketua Sekretaris Bidang (SekBid) yang mengurusi setiap kegiatan
siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki
beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. 54
d) Tugas kewajiban dan bidang kegiatan OSIS
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tugas kewajiban OSIS ialah
membantu mengusahakan kelancaran pelaksanaan program pengajaran
dan pembinaan generasi muda di sekolah.
Adapun segi-segi pembinaan generasi muda ini meliputi antara
lain:
(1) Mempertinggi moral dan etik.
(2) Memperdalam kesadaran rasa kebangsaan.
(3) Memperdalam rasa cinta tanah air dan lingkungan.
(4) Memajukan kesenian.
(5) Memajukan olahraga.
(6) Mengobarkan semangat belajar dan bekerja keras.
(7) Menggiatkan pengabdian pada masyarakat.
(8) Menggiatkan usaha-usaha sosial.
Adapun bidang-bidang kegiatan OSIS bisa bermacam-macam, di
antaranya ialah:
(1) Kegiatan bidang ilmiah, seperti ceramah-ceramah, diskusi-diskusi.
(2) Kegiatan bidang olahraga, seperti senam, permainan, beladiri
(3) Kegiatan bidang kesenian, seperti tari, drama, seni suara, seni rupa,
dan sebagainya.
(4) Kegiatan bidang kesehatan, seperti masalah gizi, kesehatan
lingkungan.
54
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, download Senin 09 Agustus 2011.
27
(5) Kegiatan bidang pencinta alam, seperti mendaki gunung, tamasya,
kemah.
(6) Kegiatan bidang sosial, seperti pengumpulan dana korban bencana
alam, pengumpulan donor darah.
(7) Kegiatan bidang keagamaan, seperti pengumpulan zakat fitrah,
santunan anak yatim.
(8) Kegiatan bidang koperasi (sekolah), seperti usaha melengkapi
kebutuhan siswa, melengkapi perpustakaan sekolah.55
e) Pembinaan OSIS
Salah satu segi dalam pendidikan ialah membina siswa agar dapat
berdiri sendiri (memiliki sifat mandiri). 56
Dalam pembinaan OSIS, kepala sekolah dapat melakukan beberapa
langkah, yaitu:
(1) Mengkoordinasikan berbagai kegiatan dengan guru mata pelajaran
dan wali kelas. Hal itu dimaksudkan agar jangan terjadi tumpang
tindih kegiatan yang mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas.
(2) Memberikan kepercayaan kepada siswa mengelola kegiatannya.
(3) Menjalin kerjasama dengan berbagai unit kegiatan remaja di luar
sekolah seperti: Palang Merah Remaja, Kwartir Pramuka, dan lain-
lain.
(4) Melibatkan orang tua dan pihak terkait dalam kegiatan yang
relevan.
Bagaimanapun pembinaan kesiswaan sebagai bagian dari
pelaksanaan manajemen kesiswaan berkaitan dengan menyiapkan lulusan
berkualitas di setiap sekolah. Untuk kelancaran program pembinaan
kesiswaan ini, karena melibatkan para staf, guru dan pegawai bahkan dari
pihak luar, maka kepala sekolah perlu menjalin koordinasi, kerjasama
dan komunikasi melalui adanya:
55
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi, hlm. 130-131. 56
Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), hlm. 129.
28
(1) Rapat koordinasi secara periodik yang dapat dilaksanakan setiap
akhir dukungan yang diperlukan.
(2) Rapat evaluasi program pembinaan kesiswaan, yang dilaksanakan
setiap akhir tahun program pengajaran untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pelaksanaan program pembinaan siswa.57
Demikianlah sekilas gambaran tentang OSIS, satu-satunya
organisasi siswa, satu-satunya wadah tempat pembinaan siswa, sebagai
calon-calon generasi muda, pemegang dan penentu masa depan bangsa.
5. Evaluasi Kelulusan
Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak
hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan
oleh guru.58
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari
manajemen kesiswaan. Kelulusan adalah pernyataan dari sekolah sebagai
suatu lembaga tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang
harus diikuti oleh siswa. Setelah seorang siswa selesai mengikuti seluruh
program pendidikan di suatu sekolah, dan berhasil lulus dalam EBTA,
maka kepadanya diberikan surat keterangan atau sertifikat, yang
umumnya disebut Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).
Proses kelulusan biasanya ditandai atau dikukuhkan dalam suatu
upacara, yang biasa disebut “upacara kelulusan”. Akhir-akhir ini istilah
kelulusan banyak diganti dengan istilah “wisuda”. Dalam wisuda ini, di
samping mewisuda siswa-siswa yang lulus, sekaligus sekolah
“melepas”siswa dan “menyerahkan kembali” kepada para orang tua.
Dengan demikian “habislah” (dalam arti telah selesai) hubungan ikatan
antara sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan hubungan para lulusan
(alumni) dan sekolah diharapkan masih akan tetap terjalin.
57
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005),
hlm. 266-267. 58
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. 7 ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008) hlm.156.
29
Hubungan sekolah dan alumni memang perlu tetap dipelihara.
Dari hubungan dengan alumni ini, sekolah bisa memanfaatkan hasil-
hasilnya. Sekolah bisa menjaring berbagai informasi. Misalnya,
informasi tentang materi-materi pelajaran mana yang kiranya sangat
membantu studi di perguruan tinggi. Mungkin juga informasi tentang
lapangan kerja yang bisa dijangkau bagi alumni yang tidak melanjutkan
studi.
Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat dipelihara
lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para alumni,
yang biasa disebut dengan istilah “reuni”.59
2. Potensi Berorganisasi Siswa
a. Pengertian Potensi Berorganisasi Siswa
Bakat (aptitude) biasanya diartikan sebagai kemampuan bawaan
yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu
dikembangkan atau dilatih agar dapat terwujud. Kemampuan (ability)
adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawaan
dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat
dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan pendidikan
agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang.60
Dalam kamus bahasa Indonesia, Potensi adalah daya, kekuatan,
kemampuan, kesanggupan, kekuasaan, kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dapat dikembangkan, atau sesuatu yang dapat
menjadi actual.61
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa bakat merupakan kemampuan yang ada pada diri seseorang yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas
kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
59
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, ,Administrasi, hlm. 120-121. 60
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 180. 61
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. III,
hlm. 890.
30
sekelompok orang untuk mmencapai suatu tujuan.62
Untuk lebih
jelasnya, berikut ini beberapa pendapat tentang pengertian organisasi,
antara lain:
1) Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly
Mendefinisikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil, yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh
individu secara sendiri-sendiri. Lebih jauh ketiganya menyebutkan
bahwa organisasi adalah suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua
orang berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran.
Definisi ini menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan
bersama secara efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit
organisasi.63
2) Menurut Stephen P. Robbins
Kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan. Definisi dari robbins tersebut,
menekankan bahwa organisasi adalah suatu sistem sosial yang perlu
dikoordinasi dalam arti perlu manajemen.
3) Menurut Oteng Sutisna
“Organisasi adalah mekanisme yang mempersatukan kegiatan-
kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan”. Definisi ini
menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai
tujuan.64
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
suatu sistem interaksi antar orang untuk mencapai tujuan organisasi,
62
Komang Ardana dkk, Perilaku Keorganisasian, (Jogyakarta: Graha Ilmu, 2008),
hlm.1. 63
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan,(Bandung:
Alfabeta,2009),hlm. 69. 64
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, hlm. 70.
31
dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota
organisasi.
Sedangkan pengertian siswa adalah orang yang melakukan
aktifitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai obyek dan arena
perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa
bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subyek. Artinya siswa
bukan barang atau obyek yang hanya dikenai akan tetapi juga objek yang
memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak.65
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa potensi berorganisasi siswa
adalah kemampuan yang ada pada diri seorang siswa yang perlu
dikembangkan dan dilatih melalui suatu sistem interaksi antar orang
untuk mencapai tujuan, dimana sistem tersebut memberikan arahan
perilaku bagi anggota organisasi.
b. Karakteristik Anak Berbakat
Sebagai makhluk sosial, anak berbakat mengalami pertumbuhan
dan berkembangan yang sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat, pemikiran,
sikap, dan aktivitas anggota masyarakat yang lain. Dalam pergaulan
inilah, mereka merasa sedih atau bahagia. Ditinjau dari segi budaya, anak
berbakat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi
tingkat kebudayaan tempat mereka memperoleh pengalaman budaya.
Selain itu, faktor agama akan memberikan dasar dan norma pribadi anak
berbakat.
Untuk mengenali karakteristik anak-anak berbakat dapat dilihat
beberapa segi diantaranya sebagai berikut:
1) Potensi
Pada dasarnya anak berbakat memiliki potensi yang unggul.
Potensi ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan, seperti yang
dilakukan oleh Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan bahwa
65
Riduwan, Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 108.
32
tidak ada keraguan bahwa faktor genetika mempunyai andil besar
terhadap kemampuan mental seseorang.
Sedangkan Menurut French dan Gearheart anak berbakat memiliki
stabilitas emosi yang mantap sehingga mereka akan mampu
mengendalikan masalah-masalah personal. Rasa tanggung jawab mereka
pun sangat tinggi serta mempunyai cita rasa humor yang tinggi pula.
2) Cara menghadapi masalah
Cara menghadapi masalah di sini adalah keterlibatan seluruh aspek
psikologi dan biologis setiap anak berbakat pada saat mereka berhadapan
dengan masalah tersebut. Mereka akan memilih metode, pendekatan, dan
alat strategis sehingga dapat diperoleh pemecahan masalah yang efektif
dan efisien. Langkah awal dapat dilihat bahwa setiap anak berbakat
mempunyai keinginan yang kuat untuk mengetahui banyak hal,
kemudian mereka akan melakukan ekspedisi dan eksplorasi terhadap
pengukuran saja. Setelah berfikir dengan baik, mereka akan
memunculkan hasil pemikiran dalam bentuk dan tingkah laku yang
dimunculkan ialah mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara kritis.
Pertanyaan ini ditujukan pada diri sendiri atau orang lain.
Karakteristik yang dimiliki anak berbakat dalam menghadapi
masalah di antaranya:
a) Mereka mampu melihat hubungan permasalahan itu secara
komprehensif dan juga mengaplikasikan konsep-konsep yang
kompleks dalam situasi yang konkret.
b) Mereka akan terpusat pada pencapaian tujuan yang ditetapkan.
c) Mereka suka bekerja secara independen dan membutuhkan
kebebasan dalam bergerak dan bertindak.
d) Mereka menyukai cara-cara baru dalam mengerjakan sesuatu dan
mempunyai intens untuk berkreasi.
3) Prestasi
Prestasi anak berbakat dapat ditinjau dari segi fisik, psikologis,
akademik, dan sosial. Prestasi fisik yang dapat dicapai oleh anak-anak
33
berbakat ialah memiliki daya tahan tubuh yang prima serta koordinasi
gerak fisik yang harmonis.
Anak berbakat mampu berjalan dan berbicara lebih awal
dibandingkan dengan anak-anak normal. Secara psikologis, anak
berbakat memiliki kemampuan emosi yang unggul dan secara sosial pada
umumnya mereka adalah anak-anak yang populer serta lebih mudah
diterima. Berdasarkan prestasi akademik, anak berbakat pada dasarnya
memiliki sistem syarat pusat yang prima. Oleh karena itu, mereka dapat
mencapai tingkat kognitif yang tinggi. Menurut bloom, kognitif tingkat
tinggi meliputi berpikir aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan juga
kognitif tingkat rendah terdiri dari berpikir, mengetahui, dan
komprehensif.
Dalam usia lebih muda dari anak-anak normal, anak-anak berbakat
sudah mampu membaca dan kemampuan ini berkembang terus secara
konsisten. Selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, menurut
swassing anak berbakat mempunyai karakteristik negatif, yaitu:
a) Mampu mengaktualisasikan pernyataan secara fisik berdasarkan
pemahaman pengetahuan yang sedikit.
b) Dapat mendominasi diskusi.
c) Tidak sabar untuk segera maju ke tingkat berikutnya.
d) Suka melawan aturan, petunjuk-petunjuk atau prosedur tertentu.
e) Frustasi disebabkan tidak jalannya aktifitas sehari-hari
f) Menjadi bosan karena banyak hal yang terulang-ulang.
Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan umtuk
mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut :
1) Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan
bagi anak untuk mengembangkan bakat khususnya.
2) Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi
tinggi dikalangan anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga
maupun sekolah.
34
3) Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja
dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
4) Mengembangkan program pendidikan berdiferensi disekolah guna
memberikan pelayanan yang lebih efektif.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bakat Siswa
Bakat merupakan potensi yang masih harus dikembangkan dengan
kemampuan yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu banyak faktor
yang dapat mempengaruhi apakah bakat itu dapat berkembang sesuai
dengan apa yang kita harapkan atau tidak.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya keberbakatan
seorang anak, antara lain:
a) Hereditas, adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi
kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan
seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan adanya
faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga
berbeda setiap orangnya.
b) Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak
berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan
masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam
mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak
mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya
dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat
tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan
berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan
keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun
memeksimalkan bakatnya tersebut.66
66
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/anak-berbakat/. di akses tanggal 20
September 2011.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah
pendekatan kualitatif metode dekriptif, metode ini dapat diartikan sebagai
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan
keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta atau
apa adanya, metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada menemukan
fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.1
Pendekatan penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Jadi jenis penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan manajeman
kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri
Demak.
Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan prilaku yang
kemudian hasil penelitian tersebut penulis ungkapkan dalam bentuk
kalimat. Dalam hal ini menelusuri fenomena dan memperoleh data yang
ada di lapangan sehubungan dengan manajemen kesiswaan dalam
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MA Negeri Demak, tepatnya terletak
di Jl. Diponegoro Po. Box 107 Demak Telepon/Faximile (0291) 681219,
penelitian akan diadakan selama tiga minggu. Yaitu sejak tanggal 25
Oktober s/d 12 November 2011 dan waktu penelitian terbagi menjadi 3
tahapan. Tahapan pertama digunakan untuk survey pendahuluan. Kedua,
proses pencarian data di lapangan. Ketiga, tahapan pelaporan atau
penulisan hasil penelitian. Berikutnya waktu dipakai untuk proses
1 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm. 14.
36
pembimbingan oleh dosen skripsi dilanjutkan dengan seminar hasil
penelitian (Ujian Munaqosah).
C. Sumber Penelitian
Yang menjadi sumber penelitian di sini yaitu kepala sekolah, wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
Pembina osis dan Pembina ekstrakulikuler yang ada di MA Negeri Demak.
Dari kepala sekolah akan dihasilkan data bagaimana sistem koordinasi
antara pihak yang bertugas dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi,
pelaksanaan pembinaan, dan pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan
potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.
Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan bertugas memberikan data
seputar proses pengkoordinasian antara Pembina ekstrakulikuler, Pembina
intra sekolah (Osis), guru dan siswa. Sedangkan wakil kepala sekolah
bidang kurikulum akan diungkap bagaimana proses perumusan kurikilum
ekstra. Dari Pembina intra sekolah maupun Pembina ekstrakurikuler untuk
mengetahui pembinaan dan evaluasi yang diberikan pada siswa dalam
meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Peneliti
mencari sumber data ini agar dapat menjawab pelaksanaan manajemen
kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi di MA Negeri
Demak.
D. Fokus Penelitian
Peneliti memfokuskan penelitian pada pelaksanaan rekrutmen dan
seleksi, pembinaan, dan evaluasi dalam meningkatkan potensi
berorganisasi siswa di MA Negeri Demak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal
atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau
seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian, atau cara yang
37
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.2 Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra.3 Dalam praktiknya di
lapangan peneliti mengamati bagaimana pelaksanaan pembinaan dan
evaluasi dalam meningkatkan berorganisasi siswa di MA Negeri Demak
secara langsung. Diharapkan dengan teknik observasi ini peneliti betul-
betul bisa mengamati secara langsung. Kemudian hasil data dari observasi
dipertegas lagi dengan teknik wawancara. Dengan begitu peneliti
mendapatkan data baik secara mengamati langsung dan mendengarkan
informasi melalui teknik wawancara.
Dari data observasi ini data yang di dapatkan yaitu pelaksanaan
proses penerimaan peserta didik, jumlah peserta didik yang diterima,
pelaksanaan pembinaan pada peserta didik. Dari hasil Penelitian ini,
peneliti melakukan observasi pada tanggal 25 Oktober 2011.
2. Metode Interview (wawancara)
Interview adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsentrasikan makna dala
suatu topik tertentu. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung
dengan cara tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber
informasi (interviewee).4 Bentuk memperoleh informasi yang tepat dan
objektif, setiap interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik
dengan interviewee.5
Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan
manajemen kesiswaan dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di
MA Negeri Demak. Sedangkan obyek yang diwawancarai adalah kepala
2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 100.
3 Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 122.
4 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 72.
5 Margono,S, Metodologi, hlm. 165.
38
sekolah, waka kesiswaan, pembina organisasi siswa serta pengurus
organisasi siswa tersebut.
Dari hasil wawancara peneliti melakukan wawancara dengan Bapak
muhammad shaleh selaku kepala sekolah, Bapak Wahyu selaku waka
kesiswaan, dan bapak sya’roni selaku waka kurikulum. Untuk
mendapatkan data tentang pelaksanaan rekrutmen dan seleksi peserta
didik. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada tanggal 28-29 Oktober
2011 di kantor guru. Kemudian selain dari itu peneliti melakukan
wawancara dengan dengan waka Bk yaitu Bapak Abdullah dan Bapak Nur
kholis selaku pembina untuk menjawab permasalahan pada pembinaan
peserta didik. Wawancara ini di laksanakan pada tanggal 02 sampai 03
November di kantor Bk. Sedangkan dalam evaluasi peneliti melakukan
wawancara dengan kepala sekolah dan pengurus osis pada tanggal 04
sampai 05 November.
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukkan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen.6
Dokumen merupakan catatan peristiwa lampau. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif.7
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan poin-poin pokok pelaksanaan rekrutmen dan seleksi, pelaksanaan
pembinaan, dan pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi
berorganisasi siswa di MA Negeri Demak. Data dokumen yang dibutuhkan
dari penelitian ini antara lain arsip data rekrutmen siswa, pembinaan, dan
evaluasi.
6 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 87. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R &
D), (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 82.
39
Dalam teknik dokementasi peneliti menghasilkan data berupa brosur
MA Negeri Demak, sistem penerimaan peserta didik, tujuan osis MA
Negeri dan jumlah kegiatan yang ada di MA Negeri. Peneliti melaksanaan
dokumentasi pada tanggal 31 Oktober 2011.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi.8 Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis
secara bertahap. Mempertimbangkan rumusan dan tujuan penelitian di
atas, maka penelitian ini termasuk analisis non statistik yaitu menggunakan
analisis data yang diwujudkan bukan bentuk angka, melainkan bentuk
laporan deskriptif. Seperti hasil kuesioner, wawancara, observasi,
dokumen dan uraian deskriptif. Diterangkan dalam bentuk kata-kata, dan
gambar kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan
kenyataan realitas.
Adapun analisis yang digunakan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian,
seseorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan
data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode
wawancara, observasi atau dari berbagai dokumen yang berhubungan
dengan potensi berorganisasi siswa di MAN Demak.
Selama proses reduksi data peneliti dapat melanjutkan ringkasan,
pengkodean, menemukan tema, reduksi data berlangsung selama
penelitian dilapangan sampai pelaporan penelitian selesai.
2. Melaksanakan Display Data atau Penyajian Data
Biasanya dalam penelitian, kita mendapatkan data banyak. Data
yang kita dapat tidak mungkin kita paparkan secara keseluruan. Untuk itu,
dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara
8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 335.
40
sistematis, atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan
dan menjawab permasalahan yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi
data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih
berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara,
masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan dengan cara
merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman
sejawat, sehingga kebenaran ilmiah dapat dicapai. 9
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.10
Oleh karena itu, dalam analisis data ini peneliti menggunakan
analisis deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan
dan menginterpretasikan bagaimana implementasi manajemen kesiswaan
dalam meningkatkan potensi siswa di MAN Demak.
9 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif),
(Jakarta: GP. Press, 2009), hlm. 222-224. 10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 345.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Rekrutmen dan Seleksi dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi
Siswa.
Bapak Muhammad Sholeh, selaku kepala sekolah mengatakan
bahwa, dalam tahap rekrutmen dan seleksi di MA Negeri Demak sudah
merupakan agenda tahunan. Dan itu biasanya dilaksanakan pada awal
tahun setelah HUT MA Negeri, pada awal tahun yaitu bulan Januari.
Kemudian beliau selaku kepala sekolah merekomendasikan kepada waka
kesiswaan untuk kegiatan pelaksanaan rekrutmen beserta seleksinya.
Dalam pelaksanaan HUT MA Negeri, kepala sekolah selalu
mengundangan sekolah-sekolah SMP/MTs dan menyebarkan selebaran
brosur untuk menghadari acara yang diselenggarakan di sekolah. Kegiatan
ini merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan sekolah madrasah
aliyah kepada siswa SMP maupun MTs.1
Dalam pelaksanaan pengelolaan siswa disini di koordinatori oleh
waka kesiswaan langsung untuk mengatur atau mengelola peserta didik
mulai dari masuknya peserta didik sampai keluarnya atau lulusnya peserta
didik di MA Negeri Demak . Untuk itu, waka kesiswaan sebelum
pelaksanaan penerimaan peserta didik di mulai, beliau melakukan sesuai
prosedur atau peraturan dari pusat yaitu Kemenag.2
Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi ada beberapa komponen
yang harus dipersiapkan,yaitu:
a. Perencanaan Perekrutan dan Seleksi
Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan MA Negeri
Demak, sebelum melaksanakan penerimaan siswa baru. Perencanaan
1 Wawancara dengan Bapak Muhammad Shaleh, selaku Kepala Sekolah, pada tanggal 28
Oktober 2011, jam 11. 30 wib. 2 Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 25 Oktober 2011.
42
Perekrutan dan Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan
penetapan calon siswa baru yang akan diterima. Dalam hal sensus sekolah,
biasanya kepala sekolah dibantu para guru serta wali murid, yaitu dengan
cara memperkirakan anak-anak tamatan SMP/MTs yang akan masuk
tingkat MA Negeri Demak, yang diperkirakan di sini adalah peserta didik
yang berada di sekitar lingkungannya.
Perencanaan Perekrutan dan Seleksi ini perlu dilakukan karena
perencanaan Perekrutan dan Seleksi juga akan mempengaruhi penetapan
penentuan jumlah siswa baru yang akan diterima. Selanjutnya penentuan
jumlah siswa yang diterima MA Negeri Demak itu bergantung pada
jumlah kelas maupun tempat duduk yang ada di kelas. Karena jumlah
kelas yang ada selama ini ada 8 kelas dan masing-masing biasanya berisi
45-50 siswa.3 Selain itu juga bergantung pada perkiraan peserta didik yang
akan naik kelas ataupun yang tinggal kelas. Karena itu sangat berpengaruh
sekali dalam perencanaan perekrutan peserta didik baru.
Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan jumlah siswa
baru yang akan diterima tepat dilakukan oleh MA Negeri Demak. Karena
dengan melakukan kedua kegiatan tersebut bisa menghindarkan
kekurangan jumlah tempat duduk nantinya. Sehingga dengan begitu
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
b. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru di MA Negeri dilakukan setiap satu tahun
sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh MA Negeri dalam
penerimaan siswa baru yaitu: penentuan persyaratan siswa yang akan
diterima, waktu dan tempat pendaftaran, sistem penerimaan siswa baru,
pembentukan panitia penerimaan siswa baru, serta orientasi siswa baru.
1) Penentuan persyaratan siswa yang akan diterima
Persyaratan siswa baru MA Negeri Demak ditentukan oleh kepala
MA Negeri Demak. Persyaratan untuk masuk MA Negeri Demak ialah
sebagai berikut:
3 Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 25 Oktober 2011.
43
a) 1 lembar foto copy Ijazah STTB MTs/SLTP yang telah dilegalisir
oleh kepala sekolah/madrasah.
b) 1 lembar fotocopy Surat Tanda Kelulusan (STK) 1 lembar.
c) 1 lebar fotocopy NISN (Nomor Induk Siswa Nasional).
d) 6 lembar pas foto hitam putih ukuran 3x4.
e) Umur maksimal 18 tahun.
f) Belum menikah dan bersedia untuk tidak menikah selama dalam
masa pendidikan di MA Negeri Demak.
g) Biaya administrasi formulir pendaftaran Rp 50.000 (lima puluh ribu
rupiah).4
2) Waktu dan tempat pendaftaran
Mengenai waktu pendaftaran untuk calon siswa baru MA Negeri
Demak, Bapak Wahyu mengemukakan bahwa pelaksanaan pendaftaran
dilaksanakan setiap hari, yang mana untuk pagi hari dimulai dari jam
08.00- 12.00 WIB. Sedangkan tempat pendaftarannya ialah di kampus MA
Negeri Demak yang terletak di Jl. Diponegoro PO BOX 107 Demak
Telepon/Faximile (0291) 681219.5
Pendaftaran tersebut yaitu melalui panitia penerimaan siswa baru,
tempat pendaftaran siswa baru biasanya tepatnya di depan kantor MA
Negeri Demak.
3) Sistem penerimaan siswa baru
Di setiap sekolah berbeda dalam menentukan sistem penerimaan
siswa baru, di MA Negeri Demak sistem penerimaan siswa terdiri dari dua
cara yaitu:
a) Melalui tes
Sistem ini berlaku bagi semua peserta didik baru, tes tersebut
biasanya mengerjakan soal umum dan keagamaan serta peserta didik
mengerjakan atau menulis tentang BTA (Baca Tulis Al- Qur'an).
4 Brosur Pendaftaran Siswa Baru Tahun 2011/2012.
5 Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 27 Oktober 2011.
44
b) Berdasarkan hasil evaluasi akhir atau NEM (Nilai Ebtanas Murni).
Sistem ini yaitu calon peserta didik pertama dilihat ijazahnya, kemudian
dirangking dari yang tertinggi sampai NEM tertentu, hingga jumlah siswa
yang dibutuhkan Ma negeri terpenuhi.6
Dalam pelaksanaan tes ini diberlakukan bagi semua peserta didik
baik itu dari lulusan SMP ataupun dari MTs dan tidak ada pengecualian.
4) Pembentukan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru
Bapak wahyu selaku waka kesiswaan mengemukakan bahwa dalam
pembentukan panitia peserta didik baru di MA Negeri Demak itu
dilakukan satu kali dalam satu tahun. Sehingga setiap selesai kegiatan
penerimaan panitia peserta didik baru, susunan panitia tersebut
dibubarkan. Yang menentukan siapa saja yang menjadi panitia penerimaan
panitia peserta didik baru adalah kepala MA Negeri Demak. Dan yang
menjadi panitia penerimaan panitia peserta didik baru adalah guru-guru
yang loyal. Mengapa demikian? Yaitu supaya koordinasi sesama panitia
maupun dengan kepala MA Negeri Demak lebih mudah. Selain itu juga
karena pendaftaran calon panitia peserta didik baru waktunya sampai jam
15.00 Wib.7 Susunan kepanitiaan PSB MA Negeri Demak adalah sebagai
berikut:
Struktur Panitia Penerimaan Siswa Baru
6 Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 26 Oktober 2011.
7 Wawancara dengan Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan, pada tanggal 27 Oktober
2011, jam 11. 30 wib
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
PENDAFTAR
ULANG
PENDAFTAR KOPERASI
45
c. Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD)
Di MA Negeri Demak istilah orientasi siswa baru ialah (MOPD)
masa orientasi peserta didik. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik
saling mengenal antara teman yang satu dengan yang lain. Selain itu juga
bertujuan agar peserta didik mengetahui kegiatan apa saja yang ada di
sekolahan, sehingga nantinya peserta didik bisa mengembangkan bakat
atau potensi yang dimiliki peserta didik.
Dalam kegiatan masa orientasi peserta didik ini banyak hal atau
ilmu yang didapatkan oleh peserta didik, selain ilmu juga pengalaman-
pengalaman berorganisasi.8
Di bawah ini beberapa manfaat dari orientasi bagi siswa baru,
yaitu:
1) Siswa mengerti apa MA Negeri Demak.
2) Siswa mengerti sejarah berdiri serta visi dan misi MA Negeri Demak.
3) Siswa memahami bagaimana sistem pendidikan MA Negeri Demak.
4) Siswa memahami bagaimana tata tertib MA Negeri Demak.
d. Pengelompokan Siswa
Bapak Sya’roni Selaku Waka Kurikulum, mengemukakan bahwa
setelah melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari perencanaan
perekrutan, penerimaan peserta didik baru, orientasi peserta didik, langkah
selanjutnya adalah pengelompokan peserta didik. Adapun jenis-jenis
pengelompokan yang ada di MA Negeri Demak adalah sebagai berikut:
1. Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan
Pengelompokan berdasarkan kemampuan diperuntukkan bagi siswa
baru (yang akan masuk kelas satu), yang mana pengelompokan ini
berdasarkan didasarkan atas kemampuan siswa, di mana siswa yang pandai
dikumpulkan dalam kelompok yang pandai dan siswa yang kurang pandai
dikumpulkan dalam kelompok yang kurang pandai. Pengelompokan ini,
bertujuan agar nantinya dalam pembinaan bisa dicontrol dengan mudah.
8 Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 26 Oktober 2011.
46
2. Pengelompokan Berdasarkan Bidang Studi
Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang lazim juga disebut
dengan penjurusan. Penjurusan di MA Negeri Demak dilakukan ketika
peserta didik berada di kelas dua MA Negeri Demak. Adapun jurusan yang
ada di MA Negeri Demak adalah IPA, IPS dan Agama.
Beberapa sistem yang dipakai di MA Negeri Demak dalam
menentukan kelompok berdasarkan bidang studi adalah sebagai berikut:
a) Atas kemauan siswa
Penentuan pengelompokan berdasarkan bidang studi yang pertama
ialah berdasarkan kemauan siswa. Siswa yang menginginkan masuk
jurusan IPA, maka mereka akan dimasukkan pada kelas Jurusan IPA,
siswa yang menginginkan masuk jurusan IPS, maka mereka akan
dimasukkan di kelas Jurusan IPS, sedangkan siswa yang menginginkan
masuk jurusan Agama, maka mereka akan dimasukkan di kelas Agama.
b) Berdasarkan nilai murni mata pelajaran IPA, IPS dan Agama
Sistem ini yaitu waka kesiswaan bekerjasama dengan wali kelas
ataupun TU. Yaitu dengan cara melihat nilai murni IPA, IPS dan Agama
di raport. Sistem ini merupakan sistem untuk melihat kemampuan siswa
namun tidak secara langsung, karena yang dilihat adalah raport.
c) Berdasarkan guru bidang studi
Dalam hal ini waka kesiswaan bekerjasama dengan guru bidang
studi, yaitu untuk mengetahui apakah siswa mampu pada pelajaran IPA,
IPS atau Agama, sistem ini bersifat langsung, karena guru bidang studi
benar-benar memahami kemampuan siswa.
Dari beberapa sistem di atas tidaklah selalu berjalan lancar seperti
contoh dari guru bidang studi menentukan anak tersebut mampu di jurusan
IPA/ IPS akan tetapi anak tersebut menolak, dan dia lebih memilih masuk
Agama. Ketika menemui masalah tersebut maka waka kesiswaan
47
bekerjasama dengan waka BK (Bimbingan Konseling) yaitu dengan cara
anak tersebut dipanggil dan diberi pengarahan maupun gambaran.9
Jadi wali kelas, guru, serta waka BK selalu memberikan arahan
yang terbaik buat peserta didik, karena yang lebih mengetahui psikologi
anak adalah orang yang sering dijumpai oleh siswa dalam kelas.
2. Pembinaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa.
a. Pembinaan disiplin ilmu
Menurut bapak Abdullah Solahudin, selaku koordinator Bimbingan
Konseling, mengemukakan dalam pembinaan disiplin di MA Negeri
Demak merupakan masalah yang penting. Karena proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan lancar di antaranya dikarenakan adanya
kedisiplinan. Begitu pentingnya arti disiplin, sekolah maju tidaknya itu
dilihat dari tata tertib yang di laksanakan dan di amalkan dalam
keseharian.10
Pembinaan disiplin tidak bisa terlepas dari tata tertib dan sanksi.
Teknik-teknik pembinaan disiplin siswa di MA Negeri Demak adalah
sebagai berikut:
1. Teknik Kontrol Eksternal
Teknik ini yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan, dalam hal ini
biasanya waka kesiswaan dibantu waka BK, kemudian waka BK terjun
langsung ke kelas-kelas untuk memberi bimbingan. Biasanya kalau ada
waktu luang, karena belum ada jam tersendiri untuk BK.11
Sebenarnya
pembinaan ini kurang waksimal karena tidak tersedianya jam khusus
dalam pengontrolan pada peserta didik.
2. Teknik Kontrol Internal
Teknik ini yaitu berupa upaya-upaya peserta didik agar mampu
mendisiplinkan dirinya sendiri dan peserta didik mampu memahami
9 Wawancara dengan Bapak Sya’roni Selaku Waka Kurikulum, tanggal 29 Oktober
2011, jam 09: 30 wib. 10
Wawancara dengan Abdullah Solahudin, Selaku Waka BK, tanggal 02 November
2011, jam 12.30 wib. 11
Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011.
48
pentingnya disiplin. Dalam teknik ini sikap keseharian para guru akan
dinilai oleh peserta didik. Guru merupakan suri tauladan bagi peserta
didik, sehingga tata tertib diberikan tidak hanya kepada peserta didik
melainkan gurupun memiliki tata tertib. Penanganan disiplin MA Negeri
Demak ketika ada peserta didik yang melanggar maka langkah pertama
adalah peringatan, kalau melanggar lagi maka diberi peringatan kedua
serta diberi sanksi.12
Jadi pembinaan disini juga diharapkan antara guru
dan peserta didik saling mematuhi apa yang sudah kewajibannya, yaitu
mentaati tata tertib yang ada.
Selain pembinaan disiplin ilmu, Bapak Wahyu selaku Waka
Kesiswaan mengemukakan bahwa peserta didik juga diberikan bimbingan
lain selain dari BK yaitu waka kesiswaan bekerja sama dengan pembina-
pembina ekstra maupun intra yang ada di sekolah untuk mengarahkan
siswa.13
Disini diharapkan dalam pelaksanaan pembinaan peserta didik
bisa terkontrol secara maksimal.
b. Kegiatan Intra Sekolah (OSIS).
Menurut Bapak Nur kholis, selaku sebagai pembina Osis MA
Negeri Demak, menuturkan bahwa Osis itu merupakan tempat
pembenihan pemimpin- pemimpin organisasi. Di MA Negeri Demak
organisasi siswa yang ada di antaranya ialah Organisasi Siswa intra
sekolah (OSIS). Hal itu merupakan pelajaran berorganisasi persemaian
benih-benih organisator yang akan ditanam di masyarakat. Masyarakat
bagaikan tanah atau sawahnya, kalau benih ditanam di tanah yang subur,
insya Allah akan menjadi pohon yang besar dan rindang daunnya serta
dapat dijadikan tempat berteduh.
Dalam pelaksanaan kegiatan intra sekolah, pembina organisasi intra
sekolah (Osis) melakukan seleksi secara dua langkah. Yang pertama yaitu
12
Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011. 13
Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 22 Oktober 2011, jam 13.30 wib.
49
tahap sebelum peserta didik menjadi pengurus dan yang kedua yaitu tahap
setelah peserta didik menjadi pengurus Osis.14
1) Sebelum peserta didik menjadi pengurus OSIS
Dalam pelaksanaan pembinaan intra sekolah dilakukan melalui
beberapa langkah diantaranya sebagai berikut:
(a) Langkah pertama yang ditempuh yaitu peserta didik selama 3 bulan
mengikuti training/kaderisasi, dalam hal ini peserta didik yang
berpotensi diberi kepercayaan untuk membantu pengurus OSIS.
Langkah ini biasanya diperuntukkan untuk peserta didik yang akan
dicalonkan menjadi ketua OSIS, sehingga ketika nanti mereka terpilih
menjadi ketua, mereka sudah mengetahui tindakan apa yang
seharusnya mereka ambil.
Dalam waktu tiga bulan ini, dirasa cukup untuk memberi mereka
pengalaman dalam hal organisasi, kemudian selanjutnya akan mereka
terapkan ketika sudah menjadi pengurus OSIS.
(b) Langkah yang kedua adalah peserta didik mengikuti pembekalan
latihan dasar kepemimpinan (LDK). Di MA Negeri Demak
kegiatannya lazim disebut juga dengan istilah Latihan Dasar
Kepemimpinan (LDK). Berbeda dari langkah pertama hanya untuk
peserta didik yang akan dicalonkan menjadi ketua, pembekalan ini
diberikan kepada semua peserta didik kelas 1 sampai kelas 2 MA
Negeri Demak yang berpotensi menjadi pengurus OSIS.
Dalam Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) ini, peserta didik
diberi materi-materi tentang kepemimpinan dan organisasi, pelaksanaan
pembekalan ini selama tiga hari. Walaupun dalam waktu singkat
diharapkan peserta didik mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan
hal kepemimpinan dan organisasi, walau pada hakikatnya prakteknya
adalah ketika mereka sudah menjadi pengurus.
14
Wawancara dengan Bapak Nur Kholis Selaku Pembina Osis, tanggal 24 Oktober 2011,
jam 12.30 wib.
50
(c) Langkah yang ketiga, bagi calon-calon ketua yang terpilih, akan
mengikuti debat kandidat. Pelaksanaan debat kandidat adalah di depan
semua peserta didik, sehingga para peserta didik akan mengetahui
sejauh mana kemampuan dari setiap calon ketua. Kriteria dari calon
ketua ini adalah cerdas, wibawa dan rajin. Dengan kecerdasan,
kewibawaan dan rajin diharapkan nantinya akan menjadi suri tauladan
yang baik bagi para pengurus dan anggota Osis lainnya.
(d) Setelah mengadakan debat kandidat langkah selanjutnya adalah
pemilihan ketua OSIS, pemilihan ketua OSIS di MA Negeri Demak
dilaksanakan secara demokratis. Pelaksanaannya yaitu seluruh peserta
didik berkumpul di tempat pemungutan suara yaitu lapangan sekolah,
kemudian satu persatu memilih ketua sesuai dengan pilihannya,
kemudian pemilihannya dilaksanakan secara tersembunyi (tempat
tertutup).
Dari beberapa tahapan diatas semua harus di jalankan oleh peserta
didik yang akan menjadi pengurus. Ini semua merupakan tahapan yang
diberikan pembina kepada peserta didik. Tahapan ini semua belum cukup
sampai disini, akan tetapi akan dilanjutkan setelah menjadi pengurus.
2) Setelah peserta didik menjadi pengurus OSIS
Menurut bapak Nur Kholis, selaku pembina Osis peserta didik
setelah melewati langkah pertama kemudian akan di Follow Up dengan
tahap yang kedua, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengadakan kumpulan rutin yang dilaksanakan setiap satu minggu
sekali, satu bulan sekali serta pada akhir tahun.
Untuk kumpulan mingguan membahas hal-hal yang terjadi selama
satu minggu, kemudian mengevaluasi apa saja yang sudah berjalan dan
apa saja yang belum berjalan serta apa saja yang akan dijalankan dalam
minggu depan.15
15
Observasi yang dilakukan peneliti, tanggal 03 November 2011.
51
Kemudian untuk rapat bulanan dan akhir tahun sifatnya lebih global
karena isinya pembahasan kegiatan selama sebulan dan selama satu tahun
mereka menjalankan kepengurusan.
b) Peserta didik diberi kepercayaan untuk mengelola organisasinya atau
kegiatannya.
Menurut Bapak Syafi’ udin, selaku pembina menuturkan bahwa
dalam pelaksanaan pembinaan untuk menjadi pengurus Osis dua tahapan
itu dirasa sudah bagus. Tentunya dalam pelaksanaannya peserta didik
sudah mendapatkan bekal yang cukup dalam melaksanakan masa baktinya
selama satu periode kepengurusan.
Itu semua merupakan pembinaan yang dapat diberikan pada peserta
didik dan semata-mata untuk mengarahkan peserta didik agar nantinya
waktu berjalan bisa berjalan secara maksimal.
Adapun dalam kegiatan pembinaan yang diberikan kepada peserta
didik yang melalui dua tahapan yang dilakukan oleh pembina, tentunya
banyak kelebihan dan kekurangan dari langkah-langkah yang ada.
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Kelebihan dari training adalah mereka akan menjadi lebih siap ketika
nantinya benar-benar menjadi pengurus.
b) Untuk kelebihan dari mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan
(LDK) mereka akan mendapatkan tambahan ilmu.
c) Untuk kelebihan debat kandidat, akan terlihat siapa yang pantas
menjadi ketua OSIS.
d) Kelebihan dari pemilihan ketua OSIS secara demokratis yaitu
seluruh peserta didik dapat menyampaikan aspirasinya. Kemudian
kelebihan dari pelaksanannya secara tersembunyi (tempat tertutup)
adalah peserta didik dapat terhindar dari pengaruh luar.
e) Untuk kelebihan dari rapat ialah yang awalnya ngedrop, mereka
akan semangat kembali. Serta mengetahui hal-hal yang sudah
terlaksana atau belum.
52
f) Kelebihan dari pemberian kepercayaan, para pengurus dapat berlatih
bagaimana mengelola organisasi, sehingga dapat diterapkan kelak
ketika terjun dimasyarakat.
2) Kekurangan
Setelah diuraikan tentang kelebihan yang ada di atas tentunya
dalam pembinaan pasti ada juga kekurangannya. Di antaranya adalah
sebagai berikut:
(a) Kekurangannya terlihat ketika ada peserta didik yang nakal dan
melanggar, maka dia tidak mau diatur oleh calon pengurus dengan
kata lain mereka menyepelekannya.
(b) Kekurangan dari Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) adalah
terbatasnya waktu serta fasilitas kurang memadai.
(c) Tidak ada kekurangan dalam kegiatan debat kandidat.
(d) Tidak ada kekurangan dalam pemilihan secara demokratis dan
tersembunyi (tempat tertutup).
(e) Untuk kekurangan dari rapat adalah pengurus terkadang ada yang
tidak datang dengan alasan merasa jenuh karena selalu rapat.
(f) Untuk poin diberi kepercayaan mengelola organisasinya atau
kegiatannya tidak ada kekurangan.16
Namun pembinaan yang dilakukan oleh pembina beserta jajarannya
setiap pergantian kepengurusan pasti ada perbaikan dalam kinerja
pembinaan, di harapkan agar kinerja di tahun berikutnya kukurangan dapat
terminilisir.
Menurut Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan suatu organisasi
yang ada di sokolah pasti mempunyai nilai dan tujuan yang didapatkan
dari sebuah organisasi. Adapun nilai dan tujuan yang di dapatkan adalah
sebagai berikut:
16
Wawancara dengan Bapak Syafi’udin Selaku Pembina Osis, tanggal 24 Oktober 2011,
jam 13.30 wib.
53
1. Nilai dan Tujuan (OSIS).
Dalam suatu organisasi tentunya memiliki nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya, begitupun dalam Osis MA Negeri Demak. Nilai-
nilai tersebut di antaranya ialah mendapatkan pengalaman- pengalaman
berorganisasi, pengalaman-pengalaman tersebut di antaranya ialah sebagai
berikut:
a) Pengalaman Memimpin
Pengalaman memimpin di sini khususnya yaitu bagi pengurus OSIS,
baik ketua OSIS maupun para ketua seksi, dan pada umumnya bagi
yang tidak menjadi ketua. Karena yang tidak menjadi ketuapun
mereka tetap memimpin para anggota OSIS.
b) Pengalaman Bekerjasama
Pengalaman bekerjasama yang dimaksud di sini adalah kerjasama
antara pengurus yang satu dengan pengurus yang lain, serta kerjasama
antara pengurus dengan anggota OSIS. Karena tanpa adanya
kerjasama tersebut program-program yang ada tidak akan berjalan
dengan lancar.
c) Hidup Demokratis
Hidup demokratis di sini nampak karena tidak adanya pemaksaan
kehendak terhadap anggota organisasi. Pengurus memiliki batasan-
batasan dalam menyampaikan hal apapun.
d) Berjiwa Toleransi
Antara ketua, pengurus maupun anggota OSIS saling menghargai satu
sama lain. Hal tersebut terlihat apabila terdapat perbedaan pendapat
mereka bisa menerima perbedaan tersebut dan akhirnya mencari titik
tengah.
e) Pengalaman Mengendalikan Organisasi
f) Pengalaman mengendalikan organisasi di OSIS MA Negeri Demak
yaitu meliputi pengalaman bagaimana merencanakan kegiatan,
bagaimana menyusun struktur kepanitiaan dalam kegiatan, bagaimana
menggerakkan serta mengarahkan orang- orang (panitia tersebut) dan
54
yang terakhir bagaimana mengevaluasi keberhasilan dari sebuah
kegiatan.
g) Memiliki Jiwa Keikhlasan
Bagi pengurus OSIS MA Negeri Demak dilatih untuk menjadi orang
yang ikhlas. Ikhlas di sini karena para pengurus dilatih untuk tidak
minta jasa akan tetapi dilatih untuk berjasa. Ini nampak dalam hal
pengurus ikut mendisiplinkan sekolah.17
Adapun Tujuan dari OSIS ialah sebagai berikut:
1) Untuk mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang baik,
yang memiliki pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan
berorganisasi yang siap diamalkan kelak.
2) Mempersiapkan siswa agar menjadi warga negara yang mengabdi
kepada Allah SWT, agama, bangsa serta berbakti kepada orang tua.
3) Menggalang persatuan yang baik dalam wadah Organisasi Siswa
(OSIS).
4) Menghindarkan siswa dari pengaruh-pengaruh negatif.18
2. Struktur OSIS
Menurut Muhammad Zainudin, selaku ketua Osis mengemukakan
bahwa di MA Negeri Demak dalam struktur kepengurusan OSIS kepala
sekolah dan waka kesiswaan menjabat sebagai pelindung dan penasehat.
Sedangkan struktur kepengurusan Osis terdiri atas pelindung, penasehat,
pembina, ketua, sekretaris, bendahara, serta bagian-bagian yang mengurusi
setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab
bagiannya.19
3. Tugas dan Kewajiban Pengurus OSIS
Di MA Negeri Demak terdapat beberapa tugas dan kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh pengurus OSIS, tugas dan kewajiban tersebut
secara umum adalah sebagai berikut:
17
Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib. 18
Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011. 19
Wawancara Muhammad Zainudin selaku Ketua Osis, tanggal 05 November 2011,
jam 10.00 wib.
55
a) Membantu kepala MA Negeri Demak dalam menegakkan disiplin.
b) Berusaha menjaga dan menambah inventaris.
c) Memberi suri tauladan yang baik kepada anggota OSIS.
d) Berusaha mempraktekkan bahasa Arab dan Inggris dalam
percakapan sehari-hari.
e) Bekerjasama antara pengurus yang satu dengan yang lain.
f) Melaksanakan program kerja masing-masing bagian.20
Untuk tugas dan kewajiban pengurus ini harus dilaksanakan
sebagai mana mestinya yang tertera dalam aturan kepengurusan osis, jadi
aturan yang berlaku ini harus dijalankan, karena aturan iniyang membuat
adalah pengurus dan pembina.
c. Kegiatan Ekstrakulikuler
Menurut Bapak Wahyu, selaku Waka Kesiswaan menuturkan
bahwa kegiatan ekstrakulikuler di MA Negeri Demak menyadari kelak
nantinya siswa alumni pasti akan menjadi bagian dari masyarakat yang
menduduki lapisan pemimpin baik tingkat kecil atau atas, maka MA
Negeri Demak menyelenggarakan pendidikan ketrampilan atau pedidikan
ekstrakurikuler dengan tujuan memberi bekal skiil pada siswa.21
Adapun
kegiatan ektrakulikuler yang ada di MA Negeri sebagai berikut:
Daftar Ekstrakulikuler
20
Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011. 21
Wawancara dengan Waka Kesiswaan, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib.
No Jenis
Ekstrakulikuler
Bentuk dan Tujuan Kegiatan Jadwal
1. Pramuka Kegiatan pramuka bertujuan untuk
mendidik siswa, generasi muda agar
memiliki kepribadian, watak, mental dan
akhlak yang mulia sebagai bekal ia hidup
di masyarakat dalam upaya menegakkan
Agama, Bangsa dan Negara.
Jum’at
2. KIR Tujuan dari kegiatan KIR ini untuk
membekali siswa agar dapat menghargai
Selasa
56
alam.
3. Paskibra
Tujuan dari paskibra adalah untuk
membekali siswa untuk jadi pengibar
bendera yang profesional.
Selasa
4. PMR
Kegiatan bertujuan untuk menjadi siswa
yang peduli sama yang lemah, artinya jiwa
sosialnya tinggi.
Senin
5. Volly Ball
Tujuan kegiatan volly ball agar siswa tetap
sehat dengan melakukan olahraga.
Senin
6. Rabana Dengan adanya grup rebana modern,
marawis dan gambus diharapkan siswa
menyukai musik-musik Islami.
Kamis
7. Taekwondo
Tujuan ialah memberikan bekal siswa
untuk mampu menjaga diri serta
berkompetisi dengan yang lain.
Sabtu
8. Seni Baca Al-
Qur’an
Dapat melantunkan ayat-ayat suci Al-
Qur'an dengan indah dan lebih enak
didengarkan.
Senin
9. Musik
Memberikan stimulan agar siswa dapat
menghilangkan rasa penat dalam diri
siswa.
Kamis
10. Teater
Memberikan bekal siswa untuk mampu
menjadi orang yang percaya diri dengan
yang dimilikinya.
Jum’at
11. Pengetahuan
(Bahasa Inggris,
Bahasa Arab, IPA,
dan IPS).
Memantap pengetahuan siswa yang di
dapatkan dari kelas.
Rabu &
kamis
57
Dalam pelaksanaan ekstrakulikuler yang ada mempunyai guru
atau pelatih berbeda-beda. Untuk setiap koordinator cabang ekstra
memiliki tanggung jawab penuh dari setiap cabang yang ada. Dari pihak
sekolah sudah menyediakan segala fasilitas yang di butuhkan dari masing-
masing cabang ekstra, guna untuk menunjang agar potensi yang di miliki
peserta didik benar-benar bisa terasah.22
3. Evaluasi dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa.
Setelah melalui beberapa tahapan mulai dari pelaksanaan tahap
rekrutmen dan seleksi, pelaksanaan pembinaan, maka diperlukan langkah
akhir yaitu tahap evaluasi. Akan tetapi sebelum pelaksanaan evaluasi
dimulai pengawasan secara berkelanjutan untuk memberikan
pendampingan kepada peserta didik secara maksimal, setiap bulan guru
atau pembina kegiatan intra maupun ekstrakurikuler memberikan laporan
kepada waka kesiswaan.
Kemudian pembina intra & pembina ekstrakurikuler memberikan
laporan kepada waka kesiswaan sebagai laporan tiap bulan sekali, dan
selanjutnya diberikan kepada kepala sekolah. Menindaklanjuti evaluasi
tersebut apabila terjadi kekurang optimalan kinerja guru atau pembina
biasanya dilakukan secara teguran lisan yang berbentuk peringatan dari
waka kesiswaan.23
Dalam proses pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi
peserta didik di MA Negeri dilakukan pengawasan secara kontinyu dan
berkelanjutan. Dalam hal ini koordinasi dilakukan setiap saat. Hal ini
sering digunakan untuk melakukan pengawasan yaitu melalui SMS (pesan
singkat) atau berbicara langsubg melalui handphone. Jadi mempermudah
dalam koordinasi antara pembina dengan waka kesiswaan.
Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu
bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan
dievaluasi. Biasanya penilaian ini sering dilakukan di sekolahan ini yaitu
22
Dokumentasi MA Negeri Demak, tanggal 31 Oktober 2011.
23
Wawancara dengan Kepala Sekolah, tanggal 04 November 2011, jam 09. 30 wib.
58
sifatnya praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk mengukur
ranah kognitif karena pada dasarnya pengembangan potensi peserta didik
ini di luar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan bakat
dan minat dari masing-masing peserta didik. Kegiatan evaluasi
diselenggarakan setelah selesai melakukan pembelajaran per indikator.
Setiap akhir pertemuan guru maupun pembina dari intra sekolah maupun
pembina ekstra melakukan evaluasi.24
Kegiatan penilaian intra maupun ekstrakulikuler ini seperti
kegiatan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi di nilai dari aspek penilaian
harian, keaktifan, absensi, dan nilai akhir. Berbeda dengan sekolah yang
lain, di MA Negeri peserta didik akan menerima raport yang berisi hasil
penilaian khusus kegiatan yang di ikuti oleh peserta didik. Disinilah
keunggulan kegiatan dalam meningkatkan potensi peserta didik di MA
Negeri. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat
peserta didik untuk berlatih mengasah bakatnya sehingga menjadi peserta
didik yang berprestasi baik di tingkat intern sekolah maupun pada saat
mengikuti kejuaraan umum bertanding dengan sekolah-sekolah yang
lain.25
Proses kegiatan manajemen kesiswaan dari mulai perekrutan dan
seleksi, pembinaan dan pengawasan yang secara kontinyu ini diharapkan
akan mampu menghasilkan prestasi baik yang berupa fisik (piala atau
piagam) atau performance dalam kegiatan intern sekolah. Pada akhir
tindak penilaian ini pembina, waka kesiswaan, waka kurikulum, BK dan
kepala sekolah melakukan koordinasi lagi untuk mengevaluasi program
intra maupun ekstra selama setahun. Penilaian ini didasarkan dari detail
perencanaan yang berisi target, indikator keberhasilan dari setiap jenis
ekstra yang diagendakan, dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
sekolah.
24
Wawancara dengan Pembina, tanggal 05 November 2011, jam 13. 30 wib. 25
Wawancara dengan kepala sekolah, tanggal 04 November 2011, jam 13. 30 wib.
59
Adapun prestasi dari peserta didik MA Negeri sudah tidak
diragukan lagi. Pencapaian prestasi yang telah diraih oleh peserta didik
baru sampai tingkat kabupaten. Perolehan prestasi ini merupakan bukti
kualitas dari peserta didik MA Negeri bahwa selama ini yang dilakukan
disekolah memperoleh hasil.
Berikut adalah catatan prestasi yang telah diraih oleh peserta didik
di bidang ekstrakulikuler.26
Prestasi selama setahun ke belakang ini
menjadi bukti bahwa MA Negeri Demak memang betul-betul mampu dan
berhasil menelorkan bibit-bibit peserta didik yang berpotensi. Bisa
dikatakan bahwa setiap mendelegasikan cabang perlombaan selalu
mendapatkan gelar juara. Baik itu di tingkat SMA/MA se-Kab. Demak,
MA Negeri mampu mendapatkan gelar. Perlombaan yang pernah di raih
oleh peserta didik MA Negeri Demak diantaranya:
1. Lomba Pidato Bahasa Inggris mendapatkan juara II
2. Lomba Rabana Modern mendapatkan juara I
3. Lomba Seni Baca Al-qur’an mendapatkan juara I
4. Lomba Volly Ball putra mendapatkan juara I
Selain prestasi yang di dapatkan, biasanya sekolah ikut
berpartisipasi di kegiatan pengibaran bendera. Di MA Negeri mengirimkan
anggota paskibra, untuk mengikuti upacara Agustusan di Kabupaten.
B. Pembahasan
Untuk menghasikan kesimpulan penelitian yang komprehensif
peneliti sekiranya perlu membahas perihal manajemen kesiswaan dalam
meningkatkan potensi siswa di MA Negeri Demak yang berhubungan
dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab II. Dalam hal ini
peneliti akan mengkomparasikan teori yang ada dengan hasil di lapangan.
1. Rekrutmen dan Seleksi
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
yang berkaitan dengan peserta didik, pembinaan sekolah mulai dari
26
Dokumentasi prestasi MA Negeri Demak tahun 2011/2012.
60
perencanaan penerimaan peserta didik, pembinaan selama peserta didik
berada di sekolah, sampai dengan peserta didik menamatkan
pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.27
Sama halnya di MA Negeri Demak, manajemen kesiswaan juga
menangani perihal perekrutan dan seleksi yaitu mulai dari adanya
perencanaan kesiswaan, pembentukan panetia, melakukan MOPD (masa
orientasi peserta didik), kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan
peserta didik. Namun yang menjadikan kelebihan dalam perekrutan di MA
Negeri yaitu melaksanakan acara pada saat ulang tahun MA Negeri
kemudian menyebarkan undangan ke sekolah-sekolah tingkat SMP/MTs.
Disini bertujuan untuk memperkenalkan sekolah MA Negeri kepada
peserta didik tinggat SMP/ MTs.
Dalam proses pelaksanaan perekrutan dan seleksi peserta didik
waka kesiswaan melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan kesiswaan
Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan MA Negeri
Demak, sebelum melaksanakan penerimaan siswa baru. Perencanaan
Perekrutan dan Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan
penetapan calon siswa baru yang akan diterima. Dalam hal sensus sekolah,
biasanya kepala sekolah dibantu para guru serta wali murid, yaitu dengan
cara memperkirakan anak-anak tamatan SMP/MTs yang akan masuk
tingkat MA Negeri Demak, yang diperkirakan di sini adalah peserta didik
yang berada di sekitar lingkungannya.
Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan jumlah siswa
baru yang akan diterima tepat dilakukan oleh MA Negeri Demak. Karena
dengan melakukan kedua kegiatan tersebut bisa menghindarkan
kekurangan jumlah tempat duduk nantinya. Dalam pelaksanaan perekrutan
peserta didik waka kesiswaan sudah melakukan sesuai peraturan.
b. Pembentukan panitia khusus
27
W. Mantja, Profesionalisasi Tenaga, hlm 35.
61
Pembentukan panitia penerimaan siswa baru dilakukan sekali
setahun. Oleh karena itu dibentuk khusus untuk itu dan dibubarkan setelah
kegiatan selesai.28
Pembentukan panitia peserta didik baru di MA Negeri Demak
dilakukan satu kali dalam satu tahun. Sehingga setiap selesai kegiatan
penerimaan siswa baru, susunan panitia tersebut dibubarkan. Pembentukan
kepanitiaan ini sifatnya hanya sementara.
c. Melakukan kegiatan orientasi
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu
bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Ada beberapa istilah
yang digunakan untuk memberi kegiatan ini. Istilah-istilah itu di antaranya
ialah Masa Orientasi Siswa (MOS) dan pengenalan kampus menjadi
OSPEK.29
Di MA Negeri Demak istilah orientasi siswa baru ialah masa
orientasi peserta didik (MOPD). Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik
saling mengenal antara teman yang satu dengan yang lain. Selain itu juga
bertujuan agar peserta didik mengetahui kegiatan ekstra apa saja yang ada
di sekolahan, sehingga nantinya peserta didik bisa mengembangkan bakat
atau potensi yang dimiliki peserta didik.
d. Pengelompokan peserta didik
Setelah melaksanakan berbagai kegiatan mulai dari perencanaan
perekrutan, penerimaan siswa baru, orientasi peserta didik, langkah
selanjutnya adalah pengelompokan siswa. Adapun jenis-jenis
pengelompokan yang ada di MA Negeri Demak yaitu dengan cara
pengelompokan berdasarkan kemampuan pengelompokan berdasarkan
bidang studi.
Dengan adanya Perekrutan dan seleksi yang merupakan kegiatan
rutin tahunan disini peneliti menemukan bahwa waka kesiswaan disini
tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya bantuan dari waka kurikulum.
28
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, hlm. 127. 29
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi, hlm. 75.
62
Dalam proses seleksi waka ikut andil dalam pengelompokan peserta didik,
sehingga dalam proses seleksi sampai penempatan berjalan dengan lancar.
2. Pembinaan
Disiplin merupakan keadaan tertib di mana para guru, staf sekolah,
dan peserta didik yang tergabung dalam sekolah tunduk pada peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati. Berdasarkan definisi
tersebut, pembinaan disiplin peserta didik itu dapat didefinisikan sebagai
kegiatan pembinaan ketertiban peserta didik. Ketertiban di sini ditandai
dengan perilaku peserta didik yang tunduk kepada peraturan-peraturan
yang berlaku di sekolah.30
Teknik-teknik pembinaan disiplin peserta didik menurut Ali Imron,
dkk, terdapat tiga jenis teknik, pertama teknik external control, yang kedua
teknik inner control serta yang ketiga adalah teknik cooperative control.
Sama halnya yang ada di MA Negeri Demak pembinaan disiplin peserta
didik merupakan hal yang perlu diperhatikan, dan ditekankan. Pembinaan
yang dilakukan secara kontinyu, baik dalam hal disiplin ilmu maupun
pembinaan diluar jam sekolah yaitu organisasi intra maupun
ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
Kemudian dalam upaya penegakan disiplin, ada dua teknik yang
dipakai di MA Negeri Demak, yaitu teknik kontrol external dan teknik
kontrol internal yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan dari waka BK,
biasanya pemberian bimbingan dan penyuluhan hanyalah ketika ada jam
kosong saja sehingga kurang optimal, langkah tepat untuk itu adalah
adanya jam khusus bagi BK. Sedangkan teknik kontrol internal yaitu
berupa upaya supaya peserta didik mampu mendisiplinkan dirinya sendiri.
Dalam teknik ini sikap keseharian guru MA Negeri Demak dinilai oleh
peserta didik, guru MA Negeri Demak merupakan suri tauladan bagi
peserta didiknya.
30
Ibrahim Bafadal, Dasar-dasar Manajemen hlm. 34.
63
Jika dikaitkan dengan teori di atas berarti teknik yang ada di MA
Negeri Demak belum menerapkan satu jenis teknik, yaitu teknik
cooperative control. Teknik ini sebenarnya baik jika diterapkan, karena
teknik ini antara guru dan peserta didik saling bekerjasama dengan baik
dalam menegakkan disiplin. Teknik cooperative control ini belum berjalan
secara maksimal.
Selain dari teknik di atas, MA Negeri Demak dalam penanganan
disiplin apabila ada anak yang melanggar, yaitu langkah pertama
peringatan I, kalau melanggar lagi maka diberi peringatan II serta diberi
sanksi. Menurut pengamatan peneliti, hal tersebut efektif karena peserta
didik akan merasa jera dengan perbuatannya.
Selain pembinaan disiplin ilmu peserta didik juga diberikan
pembinaan keterampilan. Pembinaan peserta didik dalam meningkatkan
potensi guru ataupun pembina memberikan pembinaan latihan harian yang
di jadwalkan dari masing-masing bidang yang di tekuninya. Peserta didik
diharapkan bisa mengembangkan potensi yang ada pada diri dengan
mengikuti kegiatan itu.
Untuk pembinaan intra sekolah di MA Negeri Demak pembina
memberikan bekal sesuai dengan nilai dan tujuan dari osis yaitu
memberikan bimbingan tentang Pengalaman Memimpin, Pengalaman
Bekerjasama, Hidup Demokratis, Berjiwa Toleransi, Pengalaman
Mengendalikan Organisasi, Memiliki Jiwa Keikhlasan. Sedangkan untuk
pembinaan ekstrakulikuler pembina memberikan pembinaan secara
kontinyu. Sesuai dengan cabang ekstra peserta didik masing-masing.
Jadi menurut peneliti di MA Negeri sudah memberikan pembinaan
sesuai dengan tujuan. Kemudian dalam pelaksanaan pembinaan waka
kesiswaan bekerja secara kolektif dengan pembina masing-masing cabang
lomba. Dan diharapkan pembinaan ini bisa di tambah jam pertemuan lagi
agar peserta didik bisa lebih maksimal dalam mengembangkan potensinya.
3. Evaluasi
64
Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak
hal-hal yang telah dimiliki oleh siswa dari hal-hal yang telah diajarkan
oleh guru.31
Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus
dilakukan oleh seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian
siswa. Aktifitas penilaian ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur
tingkat ketercapaian kemampuan siswa dalam kurun waktu satu semester.
Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil pengembangan bakat, sehingga dapat diketahui perbaikan-
perbaikan yang barang kali perlu dilakukan.
Sama halnya yang ada di MA Negeri Demak, penilaian merupakan
salah satu yang harus dilakukan oleh guru ataupun pembina untuk
mengetahui pengembangan hasil belajar dan bakat dari peserta didik.
Kegiatan evaluasi berupa penilaian ini dalam rangka mengukur tingkat
ketercapaian kemampuan dari peserta didik yang disesuaikan dengan
indikator.
Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri itu juga
bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis ekstra yang akan
dievaluasi. Biasanya penilaian ini sering dilakukan di sekolahan ini yaitu
sifatnya praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk mengukur
ranah kognitif karena pada dasarnya pengembangan potensi peserta didik
ini di luar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan bakat
dan minat dari masing-masing peserta didik.
Kegiatan penilaian intra maupun ekstrakulikuler ini seperti
kegiatan kegiatan pembelajaran di kelas. Jadi dinilai dari aspek penilaian
harian, keaktifan, absensi, dan nilai akhir. Berbeda dengan sekolah yang
lain, di MA Negeri peserta didik akan menerima raport yang berisi hasil
penilaian khusus kegiatan yang di ikuti oleh peserta didik. Di sinilah
31
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm.156.
65
keunggulan kegiatan dalam meningkatkan potensi peserta didik di MA
Negeri. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan semangat
peserta didik untuk berlatih mengasah bakatnya sehingga menjadi peserta
didik yang berprestasi baik di tingkat intern sekolah maupun pada saat
mengikuti kejuaraan umum bertanding dengan sekolah-sekolah yang lain.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis yang berjudul “Studi
Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Potensi Berorganisasi Siswa
di MA Negeri Demak”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi dalam meningkatkan potensi
siswa kepala sekolah tidak bekerja sendiri melainkan dengan bekerja
sama dengan waka kesiswaan beserta waka kurikulum. Waka
kesiswaan dalam pelaksanaan Perekrutan dan seleksi melakukan
pendataan sekolah tingkat SMP/MTs dan memberikan undangan untuk
menghadiri HUT MA Negeri dengan tujuan mempromosikan MA
Negeri.
2. Dalam pelaksanaan pembinaan dalam meningkatkan potensi siswa, di
MA Negeri telah menggunakan teknik external control, yang kedua
teknik inner control serta yang ketiga adalah teknik cooperative
control. Dengan tujuan untuk mendisiplinkan peserta didik MA Negeri.
Kemudian untuk pelaksanaan pembinaan ini yang bergerak ikut serta
mulai dari waka kesiswaan, waka BK, guru dan pembina. Pembinaan
peserta didik ini dilakukan secara kontinyu setiap hari. Untuk
pembinaan di luar jam sekolah juga dilakukan agar peserta didik lebih
cepat dalam menguasai ekstra yang di pilihnya. Kemudian dalam
pembinaan intra yaitu osis, pembinaan yang diberikan yaitu
memberikan pengalaman praktek tentang memimpin seorang peserta
didik, memberikan pengalaman bekerjasama dalam kelompok,
demokratis, berjiwa toleransi, pengalaman mengendalikan organisasi,
dan Memiliki Jiwa Keikhlasan. Untuk pembinaan yang lain disesuaikan
dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
3. Untuk pelaksanaan evaluasi dalam meningkatkan potensi siswa, di MA
Negeri Demak kepala sekolah melakukan penilaian. Karena penilaian
merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh
67
seorang tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil belajar,
intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan
kepribadian siswa. Aktifitas penilaian ini dilakukan dalam rangka untuk
mengukur tingkat ketercapaian kemampuan siswa dalam kurun waktu
satu semester. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil pengembangan bakat, sehingga
dapat diketahui perbaikan-perbaikan yang barang kali perlu dilakukan.
Disinilah nilai keunggulan di MA Negeri Demak, dengan cara seperti
ini akan mengetahui bibit-bibit unggul yang ada di sekolahan. Dan
diharapkan dengan adanya evaluasi ini kemampuan peserta didik disa
terlihat. Kemudian yang belum menguasai akan diberikan pembinaan
lanjut.
B. Saran
Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan penelitian dan tanpa
mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, penulis berusaha
memberikan saran-saran demi tercapainya studi manajemen kesiswaan
dalam meningkatkan potensi berorganisasi siswa di MA Negeri Demak,
saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebaiknya memberikan pelatihan yang
intensif kepada guru ektra maupun pembina sehingga kompetensi
keahlian mereka nantinya akan lebih berkwalitas. Dengan adanya
pelatihan ini diharapkan para guru dan pembina mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik bagi pengembangan potensi peserta didik di
MA Negeri Demak.
2. Bagi waka kesiswaan
Sebaiknya waka kesiswaan menguasai beberapa cabang
ekstrakulikuler sehingga secara tidak langsung dapat memberikan
pembimbingan prima dalam kegiatan yang ada di MA Negeri. Di
68
samping itu, peran sesungguhnya waka kesiswaan yaitu bertanggung
jawab mengelola semua kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik
baik mulai dari peserta didik masuk sampai peserta didik di wisuda.
Dengan demikian program kesiswaan akan mengalami perebuhan
lebih baik dan mampu bersaing dengan lulusan lembaga pendidikan
lainnya.
3. Bagi Guru/ Pembina
Saran yang bisa disampaikan kepada guru/pembina yaitu perlunya
menjaga kedisiplinan dalam memberikan pembinaan pada peserta
didik. Penggunaan metode pembinaan yang menyenangkan itu juga
penting, karena untuk menghindari agar peserta didik tidak merasa
jenuh/ bosan. Metode yang kreatif dan variatif bisa menjadikan solusi
untuk tetap memompa semangat peserta didik dalam menerima
materi. Kemudian peserta didik yang berprestasi diberikan
penghargaan dari kepala sekolah agar lebih semangat dalam berkarya.
4. Bagi peserta didik
Peserta didik harus tetap bersemangat dalam mengasah bakat, minat
dan potensinya baik melalui kegiatan Intra Sekolah (Osis) maupun
kegiatan akstrakulikuler dan semua sarana prasarana yang menunjang
kegiatan sudah difasilitasi oleh sekolah. Bimbingan ini merupakan
rangka membentuk pribadi yang berkualitas dan mampu
mengembangkan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, Juz I, Indonesia:
Maktabah Dahlan, 1996.
Al-Wahidi, Imam Abil Hasan Ali Bin Ahmad, Tafsir Al-Munir, Juz I, Indonesia:
Maktabah Daarun Ahya’.
Ardana Komang dkk, Perilaku Keorganisasian, Jogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Jakarta: CV Rajawali, 1990.
_____________, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Azizah Nur, “Peran Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Mutu di MTs
Model Brebes”.
Bafadal, Ibrahim, Dasar-Dasar Manajemen dan Supervisi Taman Kanak-Kanak,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.
Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Biro Hukum dan Organisasi, 2003.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Manajemen Sekolah, Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan
Menengah Umum, 1999.
Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit J-Art,
2007.
Gunawan, Ary, Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1996.
Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosdakarya,
2010.
_____________, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya
terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006.
Hardjito, Dydiet, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997.
Hasan Iqbal M, Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalian Indonesia, 2002.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif),
Jakarta: GP. Press, 2009.
Imron A., dkk., Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam
Institusi Pendidikan, Malang: Universitas Negeri Malang, 2003.
Istatho’ah, “Studi tentang Manajemen Kesiswaan di MTs NU Nurul Huda
Mangkang”.
Kasan, Tholib, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studi Press.
Mantja, W., Profesionalisasi Tenaga Kependidikan, Manajemen Pendidikan dan
Supervisi Pengajaran, Malang: Elang Mas, 2007.
Matry, Nurdin, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah dalam Era Otonomi
Daerah, (Makassar: Aksara Madani, 2008.
Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Kompetensi Dan Aplikasinya, Bandung: Rosda
karya, 2003.
__________., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007.
Mulyono, Manajemen Administrasi Dan Organisasi Pendidikan, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008.
MU YAPPI, Manajemen Pengembangan Pondok Pesantren, Jakarta: Media
Nusantara, 2008.
Mustaqim Abd, Muhadi Zainuddin dan. Studi Kepemimpinan Islam, Semarang: PT
Karya Toha Putra, 2005.
Moloeng, Lexy j., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Jakarta: Bp. Cipta Jaya, 2005.
Riduwan, Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2003.
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori dan Praktik, Bandung: PT Refika Aditama, 2008.
S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
Sahertian, Piet, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya:
Usaha Nasional, 1994.
Siagian, Harbangan, Administrasi Pendidikan: Suatu Pendekatan Sistemik,
Semarang: Satya Wacana.
Sobur, Alex, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Suderajat, Hari, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Bandung: CV
Cipta Cekas Grafika, 2005.
Suetopo, Hendyat, Wasti Soearto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan,
Surabaya: Buana Offset, 1982.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.
__________, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R & D), Bandung: Alfabeta, 2007.
Suryosubroto, B., Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: Ciputat Press, 2005.
Tasriroh Farida, “Studi Tentang Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di SMA
Unggulan Posndok Pesantren Nurul Islam Mijen Semarang”.
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Administrasi Pendidikan, Malang: FIP
IKIP Malang, 1989.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung:
Alfabeta,2009.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, UUD ’45 dan Amandemennya,
Surakarta: Pustaka Mandiri.
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung;
Fokusmedia, 2006.
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, di akses tanggal 09 Agustus 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS-22k, di akses tanggal 09 Agustus 2011.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/anak-berbakat/. di akses tanggal 20
September 2011.
Transkip Hasil Wawancara
Nama : Bapak Wahyu
Jabatan : Waka Kesiswaan
Tanggal : 27 Oktober 2011
Jam : 10.30 wib
Tempat : Ruang Guru
No Pertayaan Jawaban
a. Bagaimana langkah-langkah
dalam perekrutan dan seleksi?
Perencanaan Perekrutan merupakan agenda tahunan
MA Negeri Demak, sebelum melaksanakan
penerimaan siswa baru. Perencanaan Perekrutan dan
Seleksi di MA Negeri melakukan sensus sekolah dan
penetapan calon siswa baru yang akan diterima.
Perencanaan Perekrutan dan Seleksi serta penentuan
jumlah siswa baru yang akan diterima tepat
dilakukan oleh MA Negeri Demak.
b. Bagaimana bentuk koordinasi
antara waka kesiswaan dengan
Pembina?
Bentuk koordinasi dilakukan dengan cara SMS untuk
mudah mengontrol dalam pembinaan.
c. Kapan pelaksanaan kegiatan
evaluasi diterapkan?
Kegiatan evaluasi diselenggarakan setelah selesai
melakukan pembelajaran per materi. Setelah akhir
pertemuan Pembina juga memberikan evaluasi.
d. Bagaimana teknik evaluasi? Dalam teknik evaluasi yang diterapkan di MA Negeri
itu bervariasi. Teknik ini menyesuaikan dengan jenis
ekstra yang akan dievaluasi. Biasanya penilaian ini
sering dilakukan di sekolahan ini yaitu sifatnya
praktikum. Jarang sekali menggunakan teknik untuk
mengukur ranah kognitif karena pada dasarnya
pengembangan potensi peserta didik ini di luar jam
pembelajaran sekolah dan bertujuan mengembangkan
bakat dan minat dari masing-masing peserta didik.
e. Bagaimana follow up dari hasil
evaluasi?
Menindaklanjuti evaluasi tersebut jika terjadi
kekurangoptimalan kinerja biasanya dilakukan secara
teguran lisan yang berbentuk peringatan. Akan tetapi
kita tidak serta merta menegur melainkan lebih
mementingkan pencarian opsi solusi untuk
memecahkan yang tengah dihadapi. Adapun
permasalahan peserta didik dipecahkan dengan cara
pemberian sanksi edukatif. Jika dimungkinkan tidak
bisa diberikan ampun maka diadakan open house
atau berkunjung kerumah peserta didik untuk
menyampaikan permasalahan yang terjadi pada anak.
f. Apa harapan dari waka kesiswaan
dari program ini?
Harapan saya ke depan setiap periode yang telah di
didik dan dibimbing dalam pelaksanaan berorganisasi
dengan cara mengikuti kegiatan yang ada di sekolah
bisa dikembangkan lagi. Sehingga bakat peserta didik
tidak berhenti sampai disini. Berikutnya jangan
sampai alumni MA Negeri melupakan nama baik
lembaga yang telah menggembleng mereka sejak
awal masuk disekolah. Kalau bisa menjaga nama
almamater baik.
Transkip Hasil Wawancara
Nama : Muhammad Shaleh
Nara Sumber : Kepala Sekolah
Tanggal : 28 Oktober 2011
Jam : 11. 30 wib
Tempat : Kantor Kepala Sekolah
No Pertayaan Jawaban
1. Pelaksanaan Rekrutmen dan
Seleksi
a. Tahapan perencanaan dalam
perekrutan dan seleksi?
Secara umum tahapan yang dilalui, pertama
rapat kerja awal tahun selanjutnya dilakukan
tindak lanjut dari hasil rapat tersebut. Follow
up dibahas intern antara kepala sekolah
dengan waka kesiswaan. Berikutnya
melibatkan bagian waka kurikulum untuk
menentukan apa saja yang akan dilakukan.
Tahap perencanaan ini dimulai dengan cara
mensensus sekolah-sekolah tingkat SMP/MTs
kemudian sampai dengan pengelompokan
peserta didik.
b. Siapa saja yang terlibat dalam
perencanaan rekrutmen dan seleksi?
Yang terlibat adalah kepala sekolah, waka
kesiswaan, waka kurikulum, dan panitia
pelaksana yaitu guru.
c. Kapan kegiatan perencanaan dalam
rekrutmen dan seleksi?
Kegiatan ini dimulai ketika sekolah MA
Negeri Demak melaksanakan
HUT,pelaksanaannya di awal tahun yaitu
bulan januari.
2. Pelaksanaan Pembinaan
a. Siapa saja yang terlibat dalam
pelaksanaan pembinaan?
Yang ikut terlibat dalam pelaksanaan
pembinaan peserta didik yaitu kepala sekolah,
waka kesiswaan, waka BK, dan Pembina Osis
serta Pembina cabang ekstra.
b. Kendala atau hambatan dalam
pembinaan?
Kurangnya jam untuk waka BK, karena dalam
pembinaan ini sebenarnya membutuhkan jam
khusus, karena itu sangat penting. Kemudian
juga peserta didik ada yang sering absen
karena faktor dari peserta didik itu sendiri.
3. Pelaksanaan Evaluasi
a. Bagaimana pelaksanaan kegiatan
evaluasi?
Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan
berkelanjutan.
b. Siapa saja yang terlibat dalam
kegiatan evaluasi?
Kepala sekolah, waka kesiswaan, dan
pembinaa atau guru dari masing-masing
cabang ekstra.
Transkip Hasil Wawancara
Nama : Muhammad Zainudin
Nara Sumber : Pengurus Osis
Tanggal : 05 November
Jam : 10. 00 wib
Tempat : Ruangan Osis
No Pertayaan Jawaban
a. Apa yang kalian dapatkan waktu
jadi pengurus osis disini?
Kami mendapat banyak hal yang tidak kami
dapatkan dalam kelas. Di MA Negeri Demak
terdapat beberapa tugas dan kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh pengurus OSIS, tugas
dan kewajiban tersebut secara umum adalah
sebagai berikut:
a) Membantu kepala MA Negeri Demak
dalam menegakkan disiplin.
b) Berusaha menjaga dan menambah
inventaris.
c) Memberi suri tauladan yang baik kepada
anggota OSIS.
d) Berusaha mempraktekkan bahasa Arab
dan Inggris dalam percakapan sehari-
hari.
e) Bekerjasama antara pengurus yang satu
dengan yang lain.
Tugas dan amanah yang diberikan kepada
kami ini memberi warna dalam kehidupan
kami. Dan kami merasa senang bisa
membantu sekolah ini.
Transkip Hasil Wawancara
Nama : Bapak Syafi’udin
Nara Sumber : Pembina Osis
Tanggal : 03 November 2011
Jam : 13.30 wib
Tempat : Ruang Guru
No Pertayaan Jawaban
a. Nilai-nilai apa saja yang
ditamankan dalam berorganisasi?
Adapun nilai dan tujuan yang di dapatkan
adalah sebagai berikut:
1. Nilai dan Tujuan (OSIS).
Dalam suatu organisasi tentunya
memiliki nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, begitupun dalam Osis MA
Negeri Demak. Nilai-nilai tersebut di
antaranya ialah mendapatkan pengalaman-
pengalaman berorganisasi, pengalaman-
pengalaman tersebut di antaranya ialah
sebagai berikut:
a) Pengalaman Memimpin
Pengalaman memimpin di sini
khususnya yaitu bagi pengurus OSIS,
baik ketua OSIS maupun para ketua
seksi, dan pada umumnya bagi yang
tidak menjadi ketua. Karena yang
tidak menjadi ketuapun mereka tetap
memimpin para anggota OSIS.
b) Pengalaman Bekerjasama
Pengalaman bekerjasama yang
dimaksud di sini adalah kerjasama
antara pengurus yang satu dengan
pengurus yang lain, serta kerjasama
antara pengurus dengan anggota
OSIS. Karena tanpa adanya kerjasama
tersebut program-program yang ada
tidak akan berjalan dengan lancar.
c) Hidup Demokratis
Hidup demokratis di sini nampak
karena tidak adanya pemaksaan
kehendak terhadap anggota organisasi.
Pengurus memiliki batasan-batasan
dalam menyampaikan hal apapun.
d) Berjiwa Toleransi
Antara ketua, pengurus maupun
anggota OSIS saling menghargai satu
sama lain. Hal tersebut terlihat apabila
terdapat perbedaan pendapat mereka
bisa menerima perbedaan tersebut dan
akhirnya mencari titik tengah.
e) Pengalaman Mengendalikan
Organisasi
Pengalaman mengendalikan
organisasi di OSIS MA Negeri Demak
yaitu meliputi pengalaman bagaimana
merencanakan kegiatan, bagaimana
menyusun struktur kepanitiaan dalam
kegiatan, bagaimana menggerakkan
serta mengarahkan orang- orang
(panitia tersebut) dan yang terakhir
bagaimana mengevaluasi keberhasilan
dari sebuah kegiatan.
f) Memiliki Jiwa Keikhlasan
Bagi pengurus OSIS MA Negeri
Demak dilatih untuk menjadi orang
yang ikhlas. Ikhlas di sini karena para
pengurus dilatih untuk tidak minta
jasa akan tetapi dilatih untuk berjasa.
Ini nampak dalam hal pengurus ikut
mendisiplinkan sekolah.
Transkip Hasil Wawancara
Nama : Bapak Sya’roni
Nara Sumber : Waka Kurikulum
Tanggal : 29 Oktober 2011
Jam : 09. 30 wib
Tempat : Ruang Guru
No Pertayaan Jawaban
a. Bagaimana mekanisme dalam
pengelompokan peserta didik?
Adapun jenis-jenis pengelompokan yang ada di
MA Negeri Demak adalah sebagai berikut:
1. Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan
Pengelompokan berdasarkan kemampuan
diperuntukkan bagi siswa baru (yang akan
masuk kelas satu), yang mana pengelompokan
ini berdasarkan didasarkan atas kemampuan
siswa, di mana siswa yang pandai dikumpulkan
dalam kelompok yang pandai dan siswa yang
kurang pandai dikumpulkan dalam kelompok
yang kurang pandai. Pengelompokan ini,
bertujuan agar nantinya dalam pembinaan bisa
dicontrol dengan mudah.
2. Pengelompokan Berdasarkan Bidang Studi
Pengelompokan berdasarkan bidang studi yang
lazim juga disebut dengan penjurusan.
Penjurusan di MA Negeri Demak dilakukan
ketika peserta didik berada di kelas dua MA
Negeri Demak. Adapun jurusan yang ada di MA
Negeri Demak adalah IPA, IPS dan Agama.
Beberapa sistem yang dipakai di MA Negeri
Demak dalam menentukan kelompok
berdasarkan bidang studi adalah sebagai berikut:
a) Atas kemauan siswa
Penentuan pengelompokan berdasarkan bidang
studi yang pertama ialah berdasarkan kemauan
siswa. Siswa yang menginginkan masuk jurusan
IPA, maka mereka akan dimasukkan pada kelas
Jurusan IPA, siswa yang menginginkan masuk
jurusan IPS, maka mereka akan dimasukkan di
kelas Jurusan IPS, sedangkan siswa yang
menginginkan masuk jurusan Agama, maka
mereka akan dimasukkan di kelas Agama.
b) Berdasarkan nilai murni mata pelajaran
IPA, IPS dan Agama
Sistem ini yaitu waka kesiswaan bekerjasama
dengan wali kelas ataupun TU. Yaitu dengan
cara melihat nilai murni IPA, IPS dan Agama di
raport. Sistem ini merupakan sistem untuk
melihat kemampuan siswa namun tidak secara
langsung, karena yang dilihat adalah raport.
c) Berdasarkan guru bidang studi
Dalam hal ini waka kesiswaan bekerjasama
dengan guru bidang studi, yaitu untuk
mengetahui apakah siswa mampu pada pelajaran
IPA, IPS atau Agama, sistem ini bersifat
langsung, karena guru bidang studi benar-benar
memahami kemampuan siswa.
Transkip Hasil Wawancara
Nama : Abdullah Solahudin
Nara Sumber : Waka BK
Tanggal : 02 November 2011
Jam : 12.30 wib
Tempat : Kantor Waka BK
No Pertayaan Jawaban
a. Bagaimana mekanisme
Pembinaan Disiplin Siswa?
Dalam pembinaan disiplin di MA Negeri Demak
merupakan masalah yang penting. Karena proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar di
antaranya dikarenakan adanya kedisiplinan.
Pembinaan disiplin tidak bisa terlepas dari tata
tertib dan sanksi. Teknik-teknik pembinaan
disiplin siswa di MA Negeri Demak adalah
sebagai berikut:
1. Teknik Kontrol Eksternal
Teknik ini yaitu berupa bimbingan dan
penyuluhan, dalam hal ini biasanya waka
kesiswaan dibantu waka BK, waka BK terjun
langsung ke kelas-kelas untuk memberi
bimbingan. Biasanya kalau ada waktu luang,
karena belum ada jam tersendiri untuk BK.
2. Teknik Kontrol Internal
Teknik ini yaitu berupa upaya-upaya siswa agar
mampu mendisiplinkan dirinya sendiri dan siswa
mampu memahami pentingnya disiplin. Dalam
teknik ini sikap keseharian para guru akan dinilai
oleh siswa. Guru merupakan suri tauladan bagi
siswa, sehingga tata tertib diberikan tidak hanya
kepada siswa melainkan gurupun memiliki tata
tertib.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Rois Ali Maksum
Tempat /Tanggal Lahir : Demak, 13 Maret 1989
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Agama : Islam
Alamat : Ds. Doreng, RT. 02/ RW. 02,
Kec. Wonosalam, Kab. Demak, Kode Pos. 59571
HP : 085 7400 666 82
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan:
1. Pendidikan Formal:
a. SD I Doreng Lulus : Tahun 2001
b. MTs Nurul Huda Dempet Lulus : Tahun 2004
c. MA Negeri Demak Lulus : Tahun 2007
d. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Semarang, 19 Juni 2012
Rois Ali Maksum
NIM: 073311025