strategi kampanye listrik pintar humas pln...
TRANSCRIPT
STRATEGI KAMPANYE LISTRIK PINTAR HUMAS PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR
Oleh: Syahrila Romadhani (071015075) - [email protected]
ABSTRAKPenelitian ini berfokus kepada Humas PLN Distribusi Jawa Timur dan strategi-
strategi yang diterapkan dalam upaya kampanye Listrik Pintar di wilayah Jawa Timur. ListrikPintar adalah produk baru berupa sistem berlangganan listrik dimana pelanggan harusmembeli token listrik dengan nominal tertentu sebelum dapat menikmati aliran listrik.Sebagai produk baru, diperlukan teknik kampanye yang tepat untuk memperkenalkan sistemberlangganan listrik secara prabayar ini kepada masyarakat. Strategi kampanye Listrik Pintardalam penelitian ini terdiri dari empat tahap proses PR, namun tidak seluruh dari empat tahaptersebut dikerjakan oleh Humas PLN Distribusi Jawa Timur. Hal ini dikarenakanketerbatasan tanggung jawab serta terikat oleh struktur organisasi dan kebijakan perusahaan.Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa Strategi Kampanye yang dilakukan olehHumas PLN Distribusi Jawa Timur adalah dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi,talkshow dan publikasi.
Kata Kunci: Strategi Humas, PLN, Listrik Pintar, Listrik Prabayar, Public Relations,Jawa Timur
PENDAHULUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi kampanye Listrik Pintar yang
dilakukan oleh Humas PLN Distribusi Jawa Timur. Penelitian ini berfokus kepada Humas
PLN Distribusi Jawa Timur dan strategi-strategi yang diterapkan dalam upaya kampanye
Listrik Pintar di wilayah Jawa Timur. Penelitian ini penting untuk dilakukan mengingat
kemampuan PLN yang berhasil mencapai angka 5 juta pelanggan (data per Mei 2012) Listrik
Pintar sejak April 2009. Dengan begitu, indonesia menjadi negara dengan pengguna listrik
sistem prabayar terbesar di dunia (rilis data per Mei 2012 dalam www.pln.co.id).
Pelanggan listrik PLN awalnya menikmati aliran listrik dengan cara berlangganan
pasca bayar. Mereka menggunakan listrik sesuai dengan aliran daya yang dipasang lalu
membayar tagihan berlangganannya setiap bulan. Sistem semacam ini rupanya cukup
menimbulkan polemik baik bagi PLN sendiri, maupun bagi pelanggan. Melalui inovasi
sistem berlanggan listrik secara prabayar, PLN berusaha untuk meminimalisir masalah yang
timbul dari sistem berlangganan listrik . Dengan sistem listrik prabayar, pelanggan membeli
dahulu token listrik dengan nominal yang diinginkan sebelum kemudian dapat menikmati
aliran listrik. Dirangkum dari website resmi PLN (www.pln.co.id), berikut ini beberapa
keuntungan yang ditawarkan oleh sistem berlangganan listrik prabayar:
a. Pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik.b. Pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja.c. Tidak akan terkena biaya keterlambatand. Privasi lebih terjagae. Jaringan luas pembelian listrik isi ulang.(www.pln.co.id , 2013)
Berdasar keuntungan menggunakan listrik prabayar yang dirilis PLN tersebut ternyata
respon masyarakat terhadap penggunaan listrik prabayar tidak serta merta positif. Tanggapan
bermunculan seiring meluasnya pengguna listrik prabayar. Tidak sedikit pelanggan yang
merasa kecewa atas sistem berlangganan listrik prabayar. Berikut ini salah satu pernyataan
pelanggan terhadap listrik prabayar:
“listrik pra bayar bertujuan supaya lebih praktis. Tidak ada petugas yang datang mondarmandir mencatat angka meteran , dan konsumen bisa lebih terkontrol dalam pemakaianlistrik. Tapi nyatanya listrik pra bayar malah bikin repot, was-was bagaimana kalau listrikpadam dan petugas resmi berhalangan datang, apalagi malam hari. Kesimpulannya daritulisan ini: “kwh listrik pra bayar adalah proyek gagal” dan tidak layak untuk dilanjutkan. “(kompasiana.com, 2013).
Meskipun menuai keluhan dan protes dari masyarakat mengenai sistem berlangganan
listrik prabayar, tetapi PLN membuktikan kemampuannya menjaring 5 juta pelanggan listrik
prabayar. Angka 5 juta tersebut didapatkan selama kurun waktu 3 tahun yaitu sejak april
2009 hingga mei 2012. Dengan begitu, indonesia menjadi negara dengan pengguna listrik
sistem prabayar terbesar di dunia (rilis data per Mei 2012 dalam www.pln.co.id).
Sebagai sebuah produk baru, dibutuhkan teknik kampanye yang tepat. Dalam
bukunya, shimp (2007) menegaskan:
“successful introduction of new products typically requires an effective advertising campaign,widespread product distribution backed up with point-of-purchase materials, and, in the caseof inexpensive packaged goods, extensive sampling and couponing.” (Shimp, 2007, p. 170)
Berdasar penjelasan sebelumnya, pelanggan listrik di Indonesia telah terbiasa dengan
penggunaan sistem berlangganan listrik pascabayar. Sistem berlangganan listrik secara
prabayar dapat dikategorikan sebagai sebuah inovasi karena inovasi muncul sebagai pemecah
permasalahan.
Sistem berlangganan listrik prabayar merupakan sebuah inovasi yang memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan sistem berlangganan listrik
pascabayar. Cutlip, Center dan Broom (2006) menyebutkan bahwa karakteristik dari sebuah
inovasi dapat menentukan proses adopsi dari inovasi tersebut.
“Karakteristik dari inovasi – atau ide baru – dan karakteristik dari pengadopsi akanmemengaruhi proses adopsinya. Ide atau inovasi lebih mudah diadaptasi jika ide-ide itu (1)lebih menguntungkan ketimbang situasi sekarang; (2) kompatibel dengan pengalaman
sebelumnya dan aspek situasi lainnya; (3) sederhana; (4) mudah dicoba (5)dapat diamatimelalui hasil yang kelihatan.” (Cutlip, Center, Broom, 2006, p.236)Di Jawa Timur sendiri, kampanye mengenai listrik prabayar telah dimulai sejak tahun
2010. Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo menjadi desa pertama percontohan
kawasan listrik Prabayar di Jawa Timur. (Okezone.com , 2010) Menurut data yang dirilis
oleh Supervisor Humas dan Protokol PLN Distribusi Jawa Timur, Suriadi Madya, hingga
Maret 2013 pelanggan listrik prabayar di Jawa Timur telah mencapai angka 1.510.736 .
Angka tersebut merupakan jumlah pelanggan listrik prabayar tertinggi kedua di Indonesia
setelah Jawa Barat dan Banten.
Capaian angka tersebut bukannya tanpa usaha. Masyarakat yang masih awam dengan
sistem listrik prabayar membuat PLN Distribusi Jawa Timur merancang strategi dalam
meyakinkan masyarakat Jawa Timur agar beralih menggunakan listrik prabayar. Menurut
Suriadi Madya, pada umumnya masyarakat masih awam dengan sistem baru berlangganan
listrik ini. Sehingga tantangan dalam kegiatan kampanye Listrik Pintar di wilayah Jawa
Timur cenderung kepada menyampaikan informasi serta mengedukasi masyarakat terkait
sistem listrik prabayar. Untuk itu, Humas PLN Distribusi Jawa Timur tentu memiliki strategi
dalam proses kampanye Listrik Pintar. Lattimore et al (2010) menyebutkan bahwa kampanye
merupakan output dari suatu perencanaan public relations.
Kampanye yang dilakukan oleh humas atau Public Relations merupakan salah satu
dari banyak langkah yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam memperkenalkan produk
baru mereka. Sebagai contoh adalah apa yang telah dilakukan oleh Microsoft. Berdasar Ries
& Ries (2004) menceritakan bagaimana Microsoft menjadi sebuah merk kedua terbesar
setelah Coca-Cola. Publisitas yang gencar diyakini oleh Ries & Ries (2004) sebagai
penyebab kuatnya merk Microsoft di mata masyarakat. Meskipun Microsoft melakukan
kegiatan periklanan (yang bahkan menggandeng beberapa musisi terkenal seperti Madonna
dan Rolling Stones) tetapi bukan iklan tersebut yang menggerakkan konsumen untuk antre
berjam-jam menjelang waktu rilis Windows 95 kala itu. Dalam kasus Microsoft ini, Ries &
Ries (2004, p. 96) menyatakan: “[y]ang menjadikan Windows 95 maha bintang adalah
produknya yang revolusioner, peliputan media yang gencar, dan kesimpulan orang-orang
bahwa Windows 95 akan menjadi masa depan perkomputeran PC”.
Di dunia public relations, istilah kampanye merupakan bagian dari perencanaan
strategis public relations. Lattimore et. Al (2010) menjabarkan hierarki perencanaan. Tujuan
(goals) merupakan acuan yang digunakan perusahaan atau organisasi dalam membuat
perencanaan strategis. Dibawah ini merupakan hierarki perencanaan menurut Lattimore et. Al
(2010, p. 132)
Setelah melihat hierarki oleh Lattimore et. Al (2010) tersebut, maka kini dapat
dipahami bahwa kampanye merupakan salah satu elemen dalam perencanaan strategis public
relations.
Strategi sendiri merupakan salah satu elemen dalam sebuah proses kerja public
relations. Sebagai sebuah fungsi manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya,
PR memiliki proses bagaimana mereka bekerja. Proses tersebut dilaksanakan sebagai sebuah
usaha yang sistematis untuk mencapai mutual understanding antara organisasi dengan
publiknya. Seperti yang dijelaskan dalam Lattimore et. al (2010), terdapat empat langkah
dalam proses PR secara berurutan keempat tahap tersebut adalah riset, perencanaan, aksi dan
komunikasi serta yang terakhir evaluasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan
kualitatif dan tipe penelitian deskriptif. Metode ini dipilih karena dapat digunakan untuk
mengamati serta menganalisis secara mendalam mengenai strategi kampanye Listrik Pintar
yang dilakukan oleh Humas PLN Distribusi Jawa Timur. Peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif sebab peneliti berangkat dari fenomena yang terjadi di lapangan dimana fungsi
humas tidak ditentukan oleh teori-teori yang menyebutkan fungsi ideal humas. Menjadi
Rencana Sekali Pakai
Program
Proyek
Kampanye
AnggaranTujuan
Rencana Berkelanjutan
Kebijakan
Metode danstandar prosedur
Aturan
Tujuan
Misi
Sasaran
Strategi
Gambar 2.1 Hierarki perencanaan Lattimore et. Al (2010, p. 132)
sebuah fenomena adalah karena dalam prakteknya, fungsi dan tugas humas lebih ditentukan
oleh kebijakan dalam organisasi atau institusi dimana humas bekerja. Pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam atau indepth
interview kepada informan yang relevan dengan objek penelitian yaitu tim Humas PLN
Distribusi Jawa Timur. Nama-nama yang dipilih oleh peneliti sebagai informan dalam
penelitian ini adalah Supervisor Humas dan Protokol, Suriadi Madya, Deputy Manager
Komunikasi dan Bina Lingkungan Arkad Matulu, serta Staff Humas dan Protokoler, Dinda
Alita Widiariputri. Disamping itu, ada pun informan yang digunakan sebagai triangulasi data
ialah dari Divisi Niaga PLN Distribusi Jawa Timur, Sancoko serta dari warga yang pernah
menghadiri kampanye Listrik Pintar, Suparno.
PEMBAHASAN
Listrik Pintar merupakan sebuah produk baru yang ditawarkan oleh PLN sejak tahun
2009. Produk Listrik Pintar menawarkan sistem berlangganan listrik secara prabayar, dimana
sebelumnya masyarakat hanya mengenal satu sistem berlangganan listrik yaitu pascabayar.
Sebagai sebuah produk baru, diperlukan usaha untuk memperkenalkan Listrik Pintar kepada
masyarakat sebab sebagian besar masyarakat masih awam dengan sistem berlanggan Listrik
Pintar. Untuk itu, PLN membutuhkan strategi kampanye yang bisa memberi jalan keluar
bagi pemasaran Listrik Pintar agar dapat diterima oleh masyarakat.
Kemudian diketahui Humas PLN Disjatim memposisikan produk Listrik Pintar
sebagai solusi terhadap hampir semua permasalahan dalam berlangganan listrik. Pernyataan
yang disampaikan sangat menonjolkan sisi keuntungan dari pemakaian Listrik Pintar. Seperti
misalnya dalam kutipan wawancara berikut ini, Suriadi Madya (2013) menjelaskan tentang
salah satu solusi yang ditawarkan oleh Listrik Pintar.
“Jadi misalnya masalahnya mereka selalu begitu akhir bulan mereka membayar, “oh koktagihannya melonjak ?! “. Tagihannya tinggi. Jadi sehingga dengan listrik prabayar ini kanmereka bisa mengontrol. Tidak perlu memperkirakan, “kira-kira saya bayar berapa nih nanti?!”. ya ‘kan ?! nebak-nebak ‘kan?! Jadi ya pakai prabayar bisa beli Rp. 100.000,00 dulusampai habis. Jadi bisa mengatur ‘kan”. (Suriadi Madya, 28 Oktober 2013)
Bisa dipahami, ketika Listrik Pintar dikatakan sebagai sebuah solusi. Problem-
problem yang paling umum dihadapi oleh pelanggan listrik dijadikan sebagai pintu masuk
strategi kampanye untuk menarik minat masyarakat bermigrasi menggunakan Listrik Pintar.
Dengan begitu, masyarakat akan melihat bahwa produk Listrik Pintar memiliki sistem baru
dengan teknologi yang juga baru dimana hal tersebut menjadi keunggulan utama yang
mampu menarik masyarakat.
Selanjutnya penulis akan mengurai strategi kampanye Humas PLN Distibusi Jawa
Timur untuk Listrik Pintar. Sebelumnya diketahui bahwa taktik atau program untuk
kampanye pemasaran Listrik Pintar telah ditetapkan oleh PLN agar berlaku secara nasional.
PLN menyediakan 14 program yang bisa dilakukan yang dibagi dalam tiga kategori.
Pembagian kategori ini dimaksudkan untuk memetakan sifat urgensi program yang perlu
dilaksanakan dalam kampanye pemasaran Listrik Pintar. Tiga kategori tersebut masing-
masing ialah; sangat direkomendasikan, pendukung dan komplimenter. Dari 14 program
yang telah ditetapkan, tidak seluruhnya harus dilaksanakan. Kantor Distribusi diberi
kewenangan untuk memilih program-program apa saja yang akan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
Berdasar 14 program yang ada selanjutnya dapat dilihat bagaimana PLN Distribusi
Jawa Timur menjalankan program-program tersebut. Secara umum, PLN Disjatim lebih
banyak melaksanakan program kampanye Listrik Pintar yang termasuk dalam kategori
“sangat direkomendasikan”. Ada delapan program yang termasuk dalam kategori sangat
direkomendasikan yaitu: broadcasted talkshow, exhibition, seminar dan conference,
pendekatan personal dan PPOB, profil perusahaan, berita dan publisitas serta penyebaran
brosur.
Gambar Pengembangan taktik komunikasi pemasaran listrik prabayar. Sumber : Power PointStrategi & Taktik Marketing Promotion Layanan Listrik Pintar, 2009.
Humas PLN Disjatim menjalankan program yang berhubungan langsung dengan
masyarakat dan membutuhkan strategi tersendiri dalam menghadapi publiknya. Maka dari
itu, kegiatan seperti sosialisasi, talkshow, berita dan publisitas menjadi bagian tanggung
jawab Humas sebab hal tersebut merupakan bagian dari tugas Bagian Humas PLN Disjatim.
Suriadi Madya (2013) mengklaim bahwa Humas PLN Disjatim berpengalaman dan memiliki
kemampuan terkait hal-hal yang berhubungan dengan publik. Disamping itu, Humas PLN
Disjatim memiliki informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja program
seperti kontak dengan media, tokoh masyarakat dan lain sebagainya.
Humas PLN Disjatim memanfaatkan kegiatan sosialisasi dan talkshow untuk
membuat masyarakat memahami dan menerima produk Listrik Pintar. Humas PLN Disjatim
menyadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, Humas tidak bisa terburu-buru datang ke
masyarakat lalu menawarkan keunggulan Produk Listrik Pintar. Krisis kepercayaan
masyarakat kepada PLN mengharuskan Humas PLN Distribusi Jawa Timur untuk berhati-
hati dalam melakukan proses kampanye Listrik Pintar. Program-program yang dilakukan
oleh Humas PLN Disjatim dalam kampanye Listrik Pintar adalah dengan sosialisasi
Nangkring Bareng, menyelenggarakan talkshow di televisi lokal, serta mengatur peliputan
media dalam kegiatan-kegiatan terkait kampanye Listrik Pintar. Selanjutnya dijelaskan
mengenai pelaksanaan dari masing-masing elemen kampanye tersebut.
a. Sosialisasi Nangkring Bareng
Langkah utama yang dilakukan oleh Humas PLN Distribusi Jawa dalam
kegiatan Nangkring Bareng adalah dengan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk menyampaikan pertanyaan, keluhan, kritik maupun saran terkait
pelayanan PLN.
“ Jadi kita masuk , tapi kita nggak bisa langsung cerita, tiba-tiba cerita sepertilangsung menggurui. Jadi konsepnya nangkring bareng itu contohnya ya untukyang sosialisasi nangkring bareng, kita ingin mendengar apa itu keinginanmasyarakat. Bukan kita yang ingin bercerita kita punya keunggulan-keunggulan,enggak . Kita dengar dulu, apa maumu, apa sebenarnya kesulitan-kesulitanmu.Apa penyebabkan kok masyarakat itu sangat resisten kalo mau berhadapan samaPLN. Apakah PLN ini susah, apakah orang PLN ini angkuh, nah ini kita baru kitajelaskan semuanya. Kita sudah tidak begitu. PLN sudah berubah. Kita sudahterbuka. Kita buka segala macam pintu komunikasi..” (Arkad Matulu, 29 Oktober2013)
Berdasar cara tersebut, paling tidak Humas PLN Disjatim berusaha untuk
membangun kembali kepercayaan pelanggan kepada perusahaan. Humas PLN
Distribusi Jawa Timur bertugas untuk meyakinkan masyarakat bahwa PLN telah
melakukan perubahan. PLN saat ini tengah berusaha untuk memperbaiki kualitas
pelayanan kepada masyarakat baik itu kualitas pelayanan produk maupun kualitas
pelayanan tim yang bekerja di lapangan.
Acara Nangkring Bareng PLN yang berlangsung di Dukuh Kupang Krajan
pada Februari 2013 bisa dijadikan contoh untuk kasus ini. Pada wawancara singkat
dengan salah seorang warga Kupang Krajan yang saat itu juga menghadiri acara
tersebut diketahui bahwa dalam Nangkring Bareng memang terjadi proses
membangun kembali kepercayaan pelanggan terhadap masyarakat. Suparno (2013)
membenarkan bahwa dalam sosialisasi, PLN menanyakan keluhan-keluhan apa saja
yang dialami warga.
“Iya mbak dijelaskan disini kan sebelum itu sering itu ada mati listrik. Rame orang-orang nanyain itu. Ya dijelaskan kalo mati buat perawatan alat listriknya itu mbak.Sama biasanya suka gangguannya itu kalo ada layangan nyangkut di kabel listrik itu.jadi ya katanya ini , anaknya jangan maen layang-layang di deket gang ini banyaktiang kan ya. Ya kita pas sudah dijelaskan itu ya paham, ya ndak mangkel lagi apalagipas setelahnya itu jadi jarang mati listrik. jadi ya kita paham lah sama kerjanyamereka itu PLN gimana” (Suparno, 2013).
Pernyataan Suparno (2013) sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Arkad
Matulu (2013). Keluhan yang dirasakan oleh warga Kupang Krajan kala itu yakni
tentang seringnya listrik padam, Humas memberikan penjelasan tentang apa saja
penyebab listrik padam. Humas PLN Disjatim menjelaskan bahwa pemadaman listrik
tidak selalu karena terjadi gangguan. Pemadaman listrik juga mungkin dilakukan
untuk melakukan perawatan fasilitas jaringan listrik yang perlu dilakukan untuk
menjamin agar proses distribusi listrik tidak mengalami gangguan di kemudian hari.
Humas PLN Disjatim juga menyebutkan bahwa pemadaman listrik untuk perawatan
jaringan juga diinformasikan melalui media sosial seperti facebook dan twitter Info
Listrik Jatim. Suparno (2013) menyatakan bahwa informasi tersebut tidak diketahui
sebelumnya sehingga tidak heran ketika Nangkring Bareng dilaksanakan, warga
daerah Kupang Krajan banyak menyampaikan protes dan kekecewaannya terhadap
pelayanan PLN. Padahal kegiatan pemadaman listrik yang terjadwal adalah upaya
PLN untuk meningkatkan pelayanan. Dengan Nangkring Bareng, Humas PLN
memiliki kesempatan untuk menyampaikan informasi tersebut sehingga tercapai
pemahaman di benak masyarakat ketika di kemudian hari terjadi pemadaman listrik.
Setelah semua kesulitan dan uneg-uneg masyarakat tersampaikan, Humas
PLN Disjatim memberi informasi kepada pelanggan mengenai Listrik Pintar. Humas
memperkenalkan Listrik Pintar kepada masyarakat bukan sebagai sebuah barang
jualan yang harus dibeli. Humas PLN Disjatim memperkenalkan produk Listrik Pintar
sebagai solusi untuk menghindari permasalahan-permasalahan yang kerap dihadapi
saat pelanggan menggunakan sistem berlanggan listrik secara pascabayar. Hal
tersebut dilakukan oleh Humas PLN Disjatim untuk mempermudah penerimaan
masyarakat terhadap produk mengingat produk Listrik Pintar menawarkan sebuah
sistem berlangganan yang baru.
b. Talkshow
Salah satu program yang direkomendasikan oleh PLN Pusat dalam
memasarkan Listrik Pintar adalah dengan melakukan talkshow . Pada Kantor
Distribusi Jawa Timur, penyelenggaraan talkshow dilaksanakan oleh Humas. Humas
mengatur beberapa hal dalam pelaksanaan talkshow seperti memilih stasiun televisi
tempat menyelenggarakan talkshow serta mempersiapkan materi-materi yang
berkaitan dengan acara talkshow .
Wasesa (2005) menyebutkan tantangan terbesar PR untuk melakukan talkshow
ialah bagaimana meyakinkan produser program talkshow tersebut bahwa materi dan
narasumber yang diusulkan memiliki nilai aktualitas dan kredibilitas yang tinggi.
Namun, tidak jarang PR membeli airtime program tersebut sehingga dapat mengatur
materi dan pembicaranya sesuka hati.
Persiapan yang dilakukan oleh Humas PLN Disjatim dalam melaksanakan
talkshow yang pertama adalah memilih stasiun televisi yang pas untuk menyiarkan
acara tersebut. JTV merupakan stasiun televisi yang dipilih oleh Humas PLN Disjatim
untuk menyelenggarakan talkshow . Humas memilih JTV sebagai media televisi yang
digunakan dengan pertimbangan bahwa JTV adalah stasiun televisi lokal yang
menyasar masyarakat Jawa Timur. karena sebelumnya PLN Disjatim sering bekerja
sama dengan JTV untuk menyiarkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PLN.
Setelah menentukan stasiun TV, Humas juga memilih spokesperson yang akan
ditampilkan. Dalam wawancara, Suriadi Madya (2013) menjelaskan bahwa telah ada
pembagian mengenai tingkatan komunikasi dalam perusahaan. Tingkatan komunikasi
tertinggi dalam Kantor Distribusi berada pada wewenang General Manager (GM).
GM dibantu oleh beberapa manager bidang dimana salah satunya adalah Bidang
Komunikasi, Hukum dan Administrasi. Manager Komunikasi, Hukum dan
Administrasi inilah yang kemudian berhak untuk menjadi spokesperson dalam setiap
kegiatan yang berkaitan dengan media. Manager Komunikasi, Hukum dan
Administrasi juga berhak untuk menunjuk seseorang yang menguasai tentang bidang
yang akan dibahas dalam talkshow . Untuk menghadapi suatu isu atau krisis tentunya
spokesperson tidak bisa bekerja sendiri. Maka dari itu, dengan menunjuk atau
mengajak seseorang yang memiliki pengetahuan yang lebih mendetail tentang suatu
isu atau permasalahan dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata publiknya
dalam menangani sebuah isu.
Pada talkshow, ada pula narasumber yang dipilih oleh humas dari pihak
eksternal perusahaan. Narasumber eksternal dimaksudkan untuk memberikan second
opinion kepada audience tentang materi yang dibahas. Narasumber eksternal
diharapkan dapat memberikan opini-opini yang positif tentang produk Listrik Pintar.
Opini dari pihak ketiga dirasa lebih ampuh untuk mempengaruhi penerimaan
masyarakat terhadap informasi. Pihak ketiga ini bisa berasal dari tokoh masyarakat
atau dari orang-orang yang mewakili masyarakat dari suatu wilayah. Jefkins (1994)
menyatakan bahwa
“pembentuk opini adalah orang orang yang pendapatnya diperhatikan, dan yangdipercaya bahwa mereka tahu apa yang dikatakan. Dunia penuh dengan orang-orangbijaksana: mulai dari para orang tua, guru, pendeta, politisi, hingga ke penulis dan penyiaryang dipandang sebagai pakar.” (Jefkins, 1994, p.107)
Maka dari itu adalah tugas Humas untuk merangkul pembentuk opini yang
pernyataannya bisa memberikan pengaruh positif terhadap tujuan dari talkshow
tersebut. Humas PLN Disjatim bertanggung jawab dalam memilih narasumber
talkshow yang dapat memberikan informasi dan opini yang mendukung program
mereka. Misalnya, Humas mengajak seorang tokoh masyarakat yang sudah
menggunakan Listrik Pintar dan merasakan bahwa dengan menggunakan Listrik
Pintar ia bisa mengontrol penggunaan listrik sehingga konsumsi listrik menjadi lebih
hemat.
“kita mengundang orang-orang bagaimana yang tokoh masyarakat atau apa yangmewakili pelanggan itu sendiri. Mereka yang akan meyakinkan bahwa produk yang kitabawa ini memang bermanfaat untuk masyarakat.” ( Suriadi Madya, 29 Oktober 2013)
c. Hubungan dengan pers dan publikasi
Sama seperti fungsi humas atau public relations pada umumnya, Humas
PLN Disjatim juga membina hubungan dengan pers dan melakukan publikasi
sebagai salah satu program dalam kampanye Listrik Pintar. Dalam kampanye
Listrik Pintar, Humas PLN Disjatim juga memanfaatkan publikasi dari media
untuk menjangkau publiknya. Pada awal peluncuran Listrik Pintar di Jawa Timur,
Humas menggadeng JTV untuk menyiarkan acara peluncuran perdana Listrik
Pintar yang dihadiri oleh Direktur Utama PLN saat itu , Dahlan Iskan. JTV dipilih
sebagai stasiun TV yang digunakan untuk siaran acara tersebut dengan alasan
bahwa JTV merupakan stasiun televisi lokal yang menjangkau masyarakat se-
Jawa Timur.
“Misalnya produknya ini Prabayar. Prabayar yang kita ambil ini adalah sasarannyapelanggan rumah tangga. Otomatis media yang kita ambil ini bisa ya yang banyakdiakses oleh media-media rumah tangga khususnya regional di Jawa Timur itusendiri. Itu ya, karena kan kita scopenya Jawa Timur. Itulah, kita pada saat launching,kita menggandeng JTV.” (Suriadi Madya, 29 Oktober 2013)
Khusus untuk siaran di televisi, Humas PLN Disjatim melakukan
pemetaan dalam memilih media untuk menyiarkan program yang akan
dilaksanakan. Humas memilih stasiun televisi yang dapat menjangkau target
audience dari produk Listrik Pintar. Selain pemetaan dan pemilihan media televisi
untuk siaran, diketahui bahwa Humas PLN Disjatim tidak melakukan strategi
lainnya yang berhubungan dengan media dan publikasi. Untuk program Listrik
Pintar, Humas tidak menunjuk satu media partner, baik itu media elektronik, radio
maupun cetak yang secara khusus dipilih untuk menyiarkan dan memberitakan
setiap kegiatan dan informasi tentang Listrik Pintar.
“ooh, media partner gitu ya, nggak ada sih. Karena kalo kita ini perlakuannyasama.... Jadi tidak ada bilang satu media yang jadi media partner untuk publikasi ataubranding listrik prabayar.” (Suriadi Madya, 29 Oktober 2013)
Tidak menunjuk media partner sebenarnya bisa dikatakan sebagai sebuah
strategi. Sebab, tanpa adanya media partner itu berarti semua media memiliki
kesempatan untuk melakukan liputan untuk kegiatan PLN Disjatim. Hal ini tentu
akan menguntungkan perusahaan sebab dengan tidak terbatasnya media yang
meliput maka publisitas yang diperoleh dari kegiatan atau informasi yang
diberitakan akan semakin banyak dan semakin luas. Sayangnya, hal tersebut akan
berlaku apabila kegiatan atau informasi yang dimiliki oleh perusahaan memiliki
nilai berita yang cukup besar untuk menarik media baik elektronik maupun cetak
datang meliput.
Supervisor Humas dan Protokoler PLN Disjatim sendiri menambahkan
bahwa kurangnya nilai berita dari program-program kampanye Listrik Pintar
adalah salah satu alasan yang menyebabkan media jarang sekali atau bahkan tidak
pernah datang sendiri untuk meliput kegiatan kampanye. Nilai berita atau
informasi merupakan hal yang utama bagi humas untuk memperoleh publikasi.
Moore (2004) menyebutkan bahwa informasi tentang produk baru, perbaikan
mutu produk dan pemrosesan produk tertentu dapat menjadi subjek product
publicity yang bisa disebarkan oleh staff publisitas dari suatu perusahaan kepada
media. Moore menambahkan bahwa feature tentang produk yang memiliki nilai
berita dapat dieksploitasi dari berbagai sudut pandang sehingga feature produk
tersebut memiliki nilai berita yang cukup menjual untuk dipublikasikan.
Produk Listrik Pintar baru memperoleh publikasi ketika ada program yang
dianggap memiliki nilai informasi kepada masyarakat. Media mendatangi humas
untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat tentang program Listrik Pintar.
Misalnya ketika Kantor Distribusi Jawa Timur membuat kebijakan gratis tambah
daya untuk listrik prabayar. Media mendatangi Humas PLN Disjatim untuk
mendapatkan informasi lebih detail untuk diberitakan.
KESIMPULAN
Strategi kampanye Listrik Pintar, Aksi dan Komunikasi produk Listrik Pintar di
wilayah Distribusi Jawa Timur lebih dominan dikerjakan oleh Humas PLN Distribusi Jawa
Timur. Humas PLN Disjatim melaksanakan program-program kampanye Listrik Pintar sesuai
dengan taktik komunikasi dan pemasaran listrik prabayar yang telah ditentukan oleh PLN.
Berikut ini program-program dilakukan oleh Humas PLN Distribusi Jawa Timur
untuk kampanye Listrik Pintar adalah
a. Nangkring Bareng merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan oleh PLN Distribusi
Jawa Timur. Pada sosialisasi Nangkring Bareng Humas PLN Distribusi Jawa Timur
mengutamakan untuk menyelesaikan permasalahan serta keluhan yang dihadapi oleh
pelanggan. Keluhan-keluhan yang disampaikan pada saat Nangkring Bareng digunakan
oleh Humas PLN Distribusi Jawa Timur sebagai jalan untuk memperkenalkan Listrik
Pintar dan menyebutkan keunggulan Sistem berlangganan Listrik Pintar yang bisa
menjadi solusi bagi permasalahan yang hadapi oleh masyarakat.
b. Talkshow. Humas PLN Distribusi Jawa Timur memilih untuk mengadakan talkshow
dengan tujuan untuk menjangkau lebih banyak audience secara lebih luas di wilayah Jawa
Timur. Dalam talkshow, pemilihan spokesperson dan second opinion sangat diperhatikan
sebab dua orang tersebut yang bertugas untuk memberikan opini yang kredibel dan dapat
mempengaruhi penerimaan audience terhadap informasi yang disampaikan mengenai
Listrik Pintar.
c. Hubungan dengan pers dan publikasi. Salah satu fungsi supporting Humas PLN
Distribusi Jawa Timur dalam kampanye Listrik Pintar adalah dengan melakukan publikasi
kegiatan / program terkait Listrik Pintar. Humas PLN Distribusi Jawa Timur
memanfaatkan hubungan dengan pers untuk mendapatkan publikasi dari kegiatan
kampanye Listrik Pintar yang diselenggarakan. Untuk itu, Humas kerap mengundang
media untuk meliput kegiatan yang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKACutlip, SM, Center, AH, Broom, GM, 2006. Effective Public Relations : Edisi
Kesembilan. Jakarta : Kencana.Jefkins, F, 1994. Public Relations untuk Bisnis. Jakarta : Lembaga PPM dan PT. Pustaka
Binaman Pressindo.Lattimore, D, Baskin, O, Heiman, ST, Toth, EL, 2010. Public Relations : Profesi dan
Praktik. Jakarta : Salemba Humanika.Ries, A, Ries, L, 2004. The Fall of Advertising and The Rise of PR. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.Rogers, EM, 1983. Diffusion of Innovations : Third Edition. New York : The Free Pers.Ruslan, R, 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi : Konsepsi dan
Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Shimp, TA, 2000. Advertising, Promotion, and Other Aspects of Integrated Marketing
Communications. USA : Thompson South-Western.Wasesa, SA, 2005. Strategi Public Relations. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.Kompasiana.com , 2010, Listrik Pra-Bayar ala PLN = Sakit Kepala. Diakses pada 5 Mei
2013http://metro.kompasiana.com/2010/07/04/listrik-pra-bayar-ala-pln-sakit-kepala-181589.html
News.okezone.com , 2010. Listrik prabayar diluncurkan di Jawa Timur. Diakses pada 12Mei 2013.http://news.okezone.com/read/2010/02/06/340/300970/listrik-prabayar-diluncurkan-di-jawa-timur
Official Website PLN. www.pln.co.id.Okezone.com , 2013. Hari ini TDL resmi naik lagi. Diakses pada 7 November 2013.
http://economy.okezone.com/read/2013/10/01/19/874567/redirect