steven johnson syndrome. tirta

25
= ERITEMA MULTIFORME SYNDROME

Upload: roni-mahendra

Post on 03-Oct-2015

133 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

Merupakan sindroma yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mataKeadaan umum bervariasi dari ringan sampai beratKelainan pada kulit berupa eritema, vesikel , bula, dapat disertai purpura

TRANSCRIPT

  • = ERITEMA MULTIFORME SYNDROME

  • Merupakan sindroma yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mataKeadaan umum bervariasi dari ringan sampai beratKelainan pada kulit berupa eritema, vesikel , bula, dapat disertai purpura

  • Penyebab utama ialah alergi obat, sebagian kecil karena infeksi, vaksinasi, neoplasma dan radiasiAlergi obat tersering ialah :Alagesik/antipiretikKarbamazepinantibiotik

  • Patogenesis SJS sampai saat ini belum jelassering dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe III (reaksi kompleks imun) yang disebabkan oleh komplek solubledariantigenataumetabolitnyadenganantibodiIgMdanIgGreaksi hipersensitivitas lambat (delayed-type hypersensitivity reactions, tipe IV) adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit T yang spesifikDisebabkan oeh reaksi hipersensitivitas tipe II (sitostatik).Terjadi sitolitik dan sitotoksik oleh sel efektor diprantarai komplemen yang terfiksasi pada sel target. pada kulit yang berupa destruksi keratinosit

  • Penyakit akut disertai gejala prodromal :Demam tinggiMaleseNyeri kepalaBatukPilekNyeri tenggorokan

  • Kelainan kulit terdiri atas :EritemaVesikel dan bulaErosi yang luas akibat pecahnya vesikel dan bulapurpura

  • Kelainan mukosa , tersering ialah mukosa mulut, kemudian kelainan di lubang genital, sedangkan hidung dan anus jarangKelainan berupa vesikel dan bula yang pecah menjadi erosi, ekskoriasi dengan krusta kehitaman

  • Di bibir kelainan yang sering nampak ialah krusta berwana kehitaman yang tebal Lesi di mukosa mulut juga terdapat di faring, traktus respiratorius bagian atas dan esofagusStomatitis dapat menyebabkan pasien sukar menelan

  • Kelainan mata yang tersering ialah konjungtivitis kataralisDapat juga berupa konjungtivitis purulen, perdarahan, simblefaron, ulkus kornea, iritis dan iridosiklitis

  • Tersering ialah bronkopneumonia (16% diantara seluruh kasus)Komplikasi lainnya ialah :Kehilangan cairanGangguan keseimbangan elektrolitSepsissyok

  • Laboratorium :Tidak khasJika leukositosis, penyebabnya infeksi bakteriJika eosinofilia, kemungkinan alergi

    Histopatologi :Infiltrat sel mononuklear di sekitar pembuluh darah dermis superfisialisEdema dan ektravasasi sel darah merah di dermis papilarDegenerasi hidropobik lapisan basalis sampai terbentuk vesikel subepidermalNekrosis sel epidermalSpongiosis dan edema intrasel dermis

  • Nekrosis sel epidermisspongiosisVesikel subepidermalEkstravasasi SDM

  • Diagnosa SJS tidak sulit karena gambaran klinisnya khas.

    Sebagai diagnosa banding ialah NET

  • Obat yang diduga sebagai kausa dihentikan.Keadaan umum pasien baik & lesi tidak menyeluruh prednison 30-40 mg/hariKeadaan umum buruk & lesi menyeluruh, pasien harus diobati secara cepat dan tepat dan pasien harus dirawat inap.

  • Penggunaan kortikosteroid merupakan tindakan life-saving.Dapat digunakan deksametason i.v dengan dosis permulaan 4-6 x 5 mg/hariSelain itu dapat digunakan metilprednisolon dengan dosis setara.Umumnya masa krisis dapat diatasi dalam beberapa hari.Diet rendah garam tinggi protein untuk mengurangi efek samping kortikosteroid

  • Seorang pasien SSJ yang berat, harus segera dirawat-inap dan diberikan deksametason 6 x 5 mg i.v.Biasanya 2-3 hari masa krisis teratasi, keadaan membaik dan tidak timbul lesi baru, lesi lama tampak involusi.Dosis diturunkan secara cepat, tiap hari diturunkan 5 mg.

  • Setelah dosis mencapai 5 mg sehari, lalu diganti dengan tablet kortikosteroid, misal prednison, yang diberi pada esok harinnya dengan dosis 20 mg sehari; sehari kemudian diturunkan lagi menjadi 10 mg kemudian dihentikan.Jadi, lama pengobatan kira-kira 10 hari.Tappering off hendaknya dilakukan dengan cepat karena umumnya penyebab SSJ ialah alergi.

  • Untuk mencegah infeksi sekunder.Hendaknya dipilih yang jarang menyebabkan alergi, berspektrum luas, bersifat bakterisidal, dan tidak atau sedikit nefrotoksik.Ex: -Siprofloksasin 2x400 mg i.v/hari- Klindamisin 2x600 mg i.v/hari

  • Dapat diberikan infus, misalnya dekstrose 5%, NaCl 9% dan RL berbanding 1:1:1.

  • Dapat diberikan 300 cc selama 2 hari berturut-turut.Indikasi transfusi darah:1. belum ada perbaikan setelah 2 hari bila telah diobati dengan kortikosteroid dosis adekuat2. terdapat purpura generalisata3. terdapat leukopeniaPurpura luas dapat ditambah vit. C 500 mg atau 1000 mg sehari i.v

  • Pada daerah erosi dan ekskoriasi diberikan krim sulfodiazin-perak.Lesi di mulut diberikan kenalog in orabase dan betadine gargle.Bibir dengan kelainan beruppa krusta tebal kehitaman diberi emolien, misal krim urea 10%

  • Jika bertindak cepat dan tepat, prognosis cukup memuaskan.Bila terdapat purpura yang luas dan leukopenia prognosisnya menjadi lebih buruk.Pada keadaan umum yang buruk dan didapatkan bronkopneumonia, bisa menyebabkan kematian.