spina bifida

31
Asuhan keperawatan dengan gangguan kongenital sistem persarafan spina bifida By: Qurotul A’yun,S.Kep.,Ns

Upload: unmer-surabaya-n-smk-roudlotul-hikmah

Post on 20-Aug-2015

460 views

Category:

Health & Medicine


2 download

TRANSCRIPT

Asuhan keperawatan dengan gangguan kongenital sistem

persarafan spina bifida

By:Qurotul A’yun,S.Kep.,Ns

PENGERTIANspina bifida / sumbing tulang belakang

• Adalah defek pada penutupan kolumna vertebralis dengan atau tanpa tingkatan protusi jaringan melalui celah tulang (Donna L. Wong, 2003).

• merupakan suatu kelainan bawaan berupa defek pada arkus pascaerior tulang belakang akibat kegagalan penutupan elemen saraf dari kanalis spinalis pada perkembangan awal embrio (Chairuddin Rasjad, 1998)

Columna vertebralis terdiri dari 33 vertebra yang terbagi menjadi 5 regio :7 cervicalis ,12 thoracica ,5 lumbalis ,5 sacralis dan 4 coccygea .

• Spina bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh (http:// www.medicasatore.com).

• Spina bifida adalah kegagalan arkus vertebralis untuk berfusi di posterior (Rosa.M.Sacharin,1996).

Prevalensi

3 kasus yang sering terjadi pada bayi yang baru lahir di Indonesia yaitu ensefalus, anensefali, dan spina bifida, sebanyak 65% bayi yang baru lahir terkena spina bifida.Sementara itu fakta lain mengatakan 4,5% dari 10.000 bayi yang lahir di Belanda menderita penyakit ini atau sekitar 100 bayi setiap tahunnya.

anensefali

Klasifikasi

Spina bifida

Spina Bifida Okulta

Meningokel Myelomeningoke

spina bifida menyerang medula spinalis dimana ada suatu celah pada tulang belakang (vertebra). Hal ini terjadi karena satu atau beberapa bagian dari vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh dan dapat menyebabkan cacat berat pada bayi, Hal ini jelas mengakibatkan gangguan pada sistem saraf karena medula spinalis termasuk sistem saraf pusat yang tentunya memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem saraf manusia.

Spina Bifida Okulta(spina bifida yang paling ringan)

Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol.

anomali ini paling sering pada daerah antara L5-S1

Meningokel melibatkan meningen, yaitu selaput

yang bertanggung jawab untuk menutup dan melindungi otak dan

sumsum tulang belakang

Myelomeningokel (kompleks dan paling berat)

dimana korda spinalis menonjol dan keluar dari tubuh, kulit diatasnya tampak kasar dan merah.

Kelainan yang umumnya menyertai penderita spina bifida antara lain:

hidrosefalus

siringomieliaDislokasi panggung

hidrosepalus

Dislokasi punggung

Manifestasi klinis• Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir jika disinari, kantung tersebut tidak

tembus cahaya• Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki• Penurunan sensasi.• Inkontinensia urin (beser) maupun inkontinensia tinja• Korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis).• Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian belakang).• Lekukan pada daerah sakrum.• Abnormalitas pada lower spine selalu bersamaan dengan abnormalitas upper spine (arnold chiari malformation) yang

menyebabkan masalah koordinasi• Deformitas pada spine, hip, foot dan leg sering oleh karena imbalans kekuatan otot dan fungsi• Masalah bladder dan bowel berupa ketidakmampuan untuk merelakskan secara volunter otot (sphincter) sehingga

menahan urine pada bladder dan feses pada rectum.• Hidrosefalus mengenai 90% penderita spina bifida. Inteligen dapat normal bila hirosefalus di terapi dengan cepat.• Anak-anak dengan meningomyelocele banyak yang mengalami tethered spinal cord. Spinal cord melekat pada jaringan

sekitarnya dan tidak dapat bergerak naik atau turun secara normal. Keadaan ini menyebabkan deformitas kaki, dislokasi hip atau skoliosis. Masalah ini akan bertambah buruk seiring pertumbuhan anak dan tethered cord akan terus teregang.

• Obesitas oleh karena inaktivitas• Fraktur patologis pada 25% penderita spina bifida, disebabkan karena kelemahan atau penyakit pada tulang.• Defisiensi growth hormon menyebabkan short statue• Learning disorder• Masalah psikologis, sosial dan seksual• Alergi karet alami (latex)

 Pemeriksaan Diagnostik(Pemeriksaan dapat dilakukan pada ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan)

pada ibu hamil, dapat dilakukan pemeriksaan :• Pada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang disebut triple screen

yang terdiri dari pemeriksaan AFP, ultrasound dan cairan amnion.• Pada evaluasi anak dengan spina bifida, dilakukan analisis melalui riwayat medik, riwayat medik

keluarga dan riwayat kehamilan dan saat melahirkan. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida, sindroma Down dan kelainan bawaan lainnya. Pemeriksaan fisik dipusatkan pada defisit neurologi, deformitas muskuloskeletal dan evaluasi psikologis. Pada anak yang lebih besar dilakukan asesmen tumbuh kembang, sosial dan gangguan belajar.

• Pemeriksaan x-ray digunakan untuk mendeteksi kelainan tulang belakang, skoliosis, deformitas hip, fraktur pathologis dan abnormalitas tulang lainnya.

• USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pada korda spinalis maupun vertebra dan lokasi fraktur patologis.

• CT scan kepala untuk mengevaluasi hidrosepalus dan MRI tulang belakang untuk memberikan informasi pada kelainan spinal cord dan akar saraf.

• 85% wanita yang mengandung bayi dengan spina bifida atau defek neural tube, akan memiliki kadar serum alfa fetoprotein (MSAP atau AFP) yang tinggi. Tes ini memiliki angka positif palsu yang tinggi, karena itu jika hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan USG yang biasanya dapat menemukan adanya spina bifida. Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban).

Setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan berikut:• Rontgen tulang belakang untuk menentukan

luas dan lokasi kelainan.• USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya

kelainan pda korda spinalis maupun vertebra• CT scan atau MRI tulang belakang kadang

dilakukan untuk menentukan lokasi dan luasnya kelainan.

Penatalaksanaan

Spesialis anak

saraf

Bedah saraf

Rehabilitasi medik

Ortopedi

Endokrin

UrologiTim terapi fisik

Ortotik

Okupasi

Psikologi perawat

Ahli gizi

Sosial worker

Komplikasi

Komplikasi yang lain dari spina bifida yang berkaitan dengan kelahiran antara lain adalah:

1. Paralisis cerebri2. Retardasi mental3. Atrofi optic4. Epilepsi5. Osteo porosis6. Fraktur (akibat penurunan massa otot)7. Ulserasi, cidera, dikubitus yang tidak sakit.

Paralisis serebri

Asuhan keperawatan

• Anamnesa • Pemeriksaan fisik

– B1 (Breathing) : normal– B2 (Blood) : takikardi/bradikardi, letargi, fatigue– B3 (Brain) :

• Peningkatan lingkar kepala• Adanya myelomeningocele sejak lahir• Pusing

– B4 (Bladder) : Inkontinensia urin– B5 (Bowel) : Inkontinensia feses– B6 (Bone) : Kontraktur/ dislokasi sendi, hipoplasi ekstremitas

bagian bawah

Diagnosa

• Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan spinal malformation dan luka operasi

• Berduka berhubungan dengan kelahiran anak dengan spinal malformation

• Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kebutuhan positioning, defisit stimulasi dan perpisahan

• Risiko tinggi trauma berhubungan dengan lesi spinal• Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan intra

kranial (TIK)• Risiko tinggi kerusakan integritas kulit dan eleminasi urin

berhubungan dengan paralisis, penetesan urin yang kontinu dan feses.

Intervensi

Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan spinal malformation dan luka operasi

Tujuan :• Anak bebas dari infeksi• Anak menunjukan respon neurologik yang normal• Kriteria hasil :• Suhu dan TTV normal, Luka operasi, insisi bersih.

intervensi Rasional 

Monitoring tanda – tanda vital, obeservasi tanda infeksi

Ukur lingkar kepala setiap minggu seklai

Ubah posisi kepala setiap 3 jam untuk mencegah decubitus

Observasi tanda – tanda infeksi dan obstruksi jika terpasang shunt,l

Melihat tanda – tanda terjadinya resiko infeksi

Melihat dan mencegah terjadinya TIK dan hidrocepalusMencegah terjadinya luka infeksi kepala

Menghindari terjadinya luka infeksi dan trauma trhadap pmasanagan shunt

DAFTAR PUSTAKA

• Anonim.2009.Laporan Pendahuluan Spina Bifida.Diakses dari : http://mvzpry.blogspot.com/2009/05/laporan-pendahuluan-spina-bifida.html. Pada: 10 November 2010. Jam : 11.00 WIB.

• Anonim.2010.Sfina Bifida. Diakses dari:http://www.forumsains.com/kesehatan/spina-bifida/. Pada: 8 November 2010 jam 12.00 WIB.

• Corwin, Elizabeth J.2009.Buku saku Patofisiologi.Jakarta: EGC.• Donna dan Shannon.1999.Maternal Child Nursing Care.USA: Mosby.• Muttaqin, Arif.2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persyarafan.Jakarta: Salemba Medika.• Zaa23.2009.Spina Bifida. Diakses dari:

http://zaa23.wordpress.com/2009/05/13/spina-bifida/. Pada : 10 November 2010. Jam : 10.00 WIB.

Selamat belajar

TERIMAKASIH