solutio plasenta ppt stevan

46
Solutio plasenta Oleh Stevan Wedi Kurniawan, S. Ked 1118011127 Oponen: Andiini Saraswati Putri Rinawati Rizqun Nisa Pembimbing dr. Ody Wijaya, Sp.OG KEPANITERAAN KLINIK SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDOEL MOELOEK 2015

Upload: stevan-wedi-kurniawan

Post on 06-Nov-2015

317 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

adwadawddwaadw

TRANSCRIPT

Solutio plasenta

Solutio plasentaOlehStevan Wedi Kurniawan, S. Ked 1118011127Oponen: Andiini SaraswatiPutri RinawatiRizqun Nisa

Pembimbingdr. Ody Wijaya, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNGRUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDOEL MOELOEK2015DefinisiSolusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantasi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir. Abdul Bari Saifuddin dalam bukunya mendefinisikan solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasi normalnya sebelum janin lahir

Definisi ini hanya berlaku apabila terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram.

Nama lain :Abruptio placentaeAblatio placentaeAccidental haemorrhagePremature separation of the normally implanted placenta

KlasifikasiTrijatmo Rachimhadhi membagi solusio plasenta menurut derajat pelepasan plasenta(5):1. Solusio plasenta totalis2. Solusio plasenta partialis3. Ruptura sinus marginalis.

Pritchard JA membagi solusio plasenta menurut bentuk perdarahan (3):1. Solusio plasenta perdarahan keluar2. Solusio plasenta perdarahan tersembunyi, hematoma retroplacenter3.Solusio plasenta perdarahannya masuk dalam kantong amnion

Solusio plasenta menurut tingkat gejala klinisnya :

1. Ringan : < 100-200 cc, uterus tidak tegang, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih 150 mg%.

2. Sedang : > 200 cc, uterus tegang, gawat janin/mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.

3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhanEpidemiologi Insidensi solusio plasenta bervariasi antara 0,2-2,4 %, dari seluruh kehamilan terdapat 1 diantara 77-89 persalinan dan solusio plasenta berat terjadi 1 diantara 500-750 persalinan .Etiologi

primer (Idiopatik):

Faktor presdiposisi

1. Faktor kardio-reno-vaskuler Glomerulonefritis kronik, sindroma preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh wanita yang hipertensi kronik, sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan.

2. Faktor traumaTrauma yang dapat terjadi antara lain :- Tarikan pada tali pusat yang pendekTrauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.

3. Faktor paritas ibu Multipara > primipara.

4. Faktor usia ibukejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya umur ibu

5. Faktor pengunaan kokain

Kokain = meningkatkan tekanan darah dan meningkatan pelepasan katekolamin menyebabkan vasospasme pembuluh darah uterus dan berakibat terlepasnya plasenta. 6. Faktor kebiasaan merokokPerokok 1 (satu) bungkus per hari meningkatkan kejadian sampai dengan 25%. ibu yang perokok plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada mikrosirkulasinya.

7. Riwayat solusio plasentariwayat solusio plasenta meningkatkan resiko pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi

8. Patogenesis

Solusio plaseta dimulai dengan terjadinya perdarahan ke dalam desidua basalis dan terbentuknya hematom subkhorionik yang dapat berasal dari pembuluh darah miometrium atau plasenta, dengan berkembangnya hematom subkhorionik terjadi penekanan dan perluasan pelepasan plasenta dari dinding uterus .

Perdarahan sedikit = akan sedikit mendesak jaringan plasenta dan peredaran darah utero-plasenter belum terganggu, serta gejala dan tandanya belum jelas.

setelah plasenta lahir, pemeriksaan plasenta didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama yang berwarna kehitaman.

Perdarahan terus-menerus/tidak terkontrol otot uterus meregang uterus tidak mampu berkontraksi untuk membantu dalam menghentikan perdarahan yang terjadi.

Akibatnya hematom subkhorionik akan medesak plasenta seluruh plasenta akan terlepas dari implantasinya di dinding uterus.

Sebagian darah akan masuk ke bawah selaput ketuban, dapat juga keluar melalui vagina, darah juga dapat menembus masuk ke dalam kantong amnion, atau mengadakan ekstravasasi di antara otot-otot miometrium.

Ekstravasasi yang berlangsung hebat Uterus Couvelaire, secara makroskopis terlihat bercak-bercak berwarna biru atau ungu pada permukaan uterus .

Uterus Couvelaire : mengganggu kontraktilitas uterus yang sangat diperlukan saat setelah bayi dilahirkan sehingga mengakibatkan perdarahan post partum yang hebat (3,5).

Akibat kerusakan miometrium dan bekuan retroplasenter adalah pelepasan tromboplastin yang banyak ke dalam peredaran darah ibu, sehingga berakibat pembekuan intravaskuler dimana-mana yang akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen.

Akibatnya ibu jatuh pada keadaan hipofibrinogenemia. Pada keadaan hipofibrinogenemia ini terjadi gangguan pembekuan darah yang tidak hanya di uterus, tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya (5).

Gambaran KlinisSolusio plasenta ringanruptura sinus marginalis: pelepasan sebagian kecil plasenta. - Perdarahan pervaginam - warna kehitam-hitaman - Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus. Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio plasenta ringan ini adalah perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman (2,5).

Solusio plasenta sedangPlasenta telah terlepas lebih dari 1/4 bagian, belum 2/3 luas permukaan. sakit perut terus menerus,disusul dengan perdarahan pervaginam -> Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok, janin bisa dalam keadaan gawat. - Uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan.

Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar.

Solusio plasenta beratPlasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. sangat tiba-tiba. ibu dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal.sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri.- terjadi kelainan pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi ginjal (2,5,7).

KomplikasiTergantung luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta berlangsung. 1. Syok perdarahansolusio plasenta hampir tidak dapat dicegah, kecuali dengan menyelesaikan persalinan segera.

Jika persalinan telah selesai belum bebas dari perdarahan postpartum, karena kontraksi uterus tidak kuat untuk menghentikan perdarahan pada kala III persalinan dan adanya kelainan pada pembekuan darah.

27Akhir hipotensi yang persisten adalah asfiksia -> pemulihan defisit volume intravaskuler secepat mungkin.

Darah segar adalah pilihan yang ideal = memberikan sel darah merah juga dilengkapi oleh platelet dan faktor pembekuan.Gagal ginjalkomplikasi yang sering terjadi -> hipovolemia. Oliguri dan proteinuri akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau nekrosis korteks ginjal mendadak (2,5).

Pencegahan gagal ginjal meliputi penggantian darah yang hilang secukupnya,pemberantasan infeksi, atasi hipovolemia, secepat mungkin menyelesaikan persalinan dan mengatasi kelainan pembekuan darah (2).

Kelainan pembekuan darahhipofibrinogenemia. Dari penelitian yang dilakukan oleh Wirjohadiwardojo di RSUPNCM dilaporkan kelainan pembekuan darah terjadi pada 46% dari 134 kasus solusio plasenta yang ditelitinya (5).

Kadar fibrinogen plasma normal pada wanita hamil cukup bulan ialah 450 mg%, berkisar antara 300-700 mg%. < 100 mg% maka akan terjadi gangguan pembekuan darah (2,5).

Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)

perdarahan dalam otot-otot rahim dan di bawah perimetrium -> gangguan kontraktilitas uterus dan warna uterus berubah menjadi biru atau ungu (Uterus couvelaire).

Komplikasi janin 1. Fetal distress2. Gangguan pertumbuhan/perkembangan3. Hipoksia dan anemia4. Kematian

Anamnesis - sakit tiba-tiba di perut, pasien dapat menunjukkan tempat yang dirasa paling sakit.- Perdarahan pervaginam terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah yang berwarna kehitaman .- Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (anak tidak bergerak lagi).- Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang. Ibu terlihat anemis yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar pervaginam.

Inspeksi - Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.- Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.- Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).

Palpasi- Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.- Uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun di luar his.- Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.- Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.

Auskultasi (5)Sulit dilakukan karena uterus tegang, bila denyut jantung terdengar biasanya di atas 140, kemudian turun di bawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari satu per tiga bagian.Pemeriksaan dalam - Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.- terbuka->plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun di luar his.- plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, ->turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan(prolapsus placenta)

Pemeriksaan laboratorium

- Urin : Albumin (+), pada pemeriksaan sedimen dapat ditemukan silinder dan leukosit.

- Darah : Hb menurun, hipofibrinogenemia, maka diperiksakan pula COT (Clot Observation test) tiap l jam, tes kualitatif fibrinogen (fiberindex), dan tes kuantitatif fibrinogen (kadar normalnya 15O mg%).

Pemeriksaan plasenta Biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas (kreater) dan terdapat koagulum atau darah beku yang biasanya menempel di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplacenter.Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG) Pada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain:- Terlihat daerah terlepasnya plasenta- Janin- Darah- Tepian plasenta

TerapiPenanganan kasus-kasus solusio plasenta didasarkan kepada berat atau ringannya gejala klinis, yaitu:a. Solusio plasenta ringanEkspektatif, bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan (2).

Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus segera diakhiri.

Solusio plasenta sedang dan beratApabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan, penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus oksitosin dan jika perlu seksio sesaria(5).Perdarahan sekurang-kurangnya 1000 ml ->transfusi darah harus segera diberikan(5). Amniotomi akan merangsang persalinan dan mengurangi tekanan intrauterin. Persalinan juga dapat dipercepat dengan memberikan infus oksitosin yang bertujuan untuk memperbaiki kontraksi uterus yang mungkin saja telah mengalami gangguan (3,4).

Gagal ginjal, biasanya yang terjadi adalah nekrosis tubuli ginjal mendadak yang umumnya masih dapat tertolong dengan penanganan yang baik. Tetapi bila telah terjadi nekrosis korteks ginjal, prognosisnya buruk sekali. Pada tahap oliguria, keadaan umum penderita umumnya masih baik. Oleh karena itu oliguria hanya dapat diketahui dengan pengukuran pengeluaran urin yang teliti yang harus secara rutin dilakukan pada penderita solusio plasenta sedang dan berat

Persalinan diharapkan terjadi dalam 6 jam sejak berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika itu tidak memungkinkan, walaupun sudah dilakukan amniotomi dan infus oksitosin, maka satu-satunya cara melakukan persalinan adalah seksio sesaria (5,17).

Apoplexi uteroplacenta (uterus couvelaire) tidak merupakan indikasi histerektomi. Akan tetapi, jika perdarahan tidak dapat dikendalikan setelah dilakukan seksio sesaria maka tindakan histerektomi perlu dilakukan (5).

Prognosis

luasnya plasenta yang terlepas banyaknya perdarahan, hipertensi menahun atau preeklamsia, tersembunyi tidaknya perdarahanPada kasus-kasus tertentu tindakan seksio sesaria dapat mengurangi angka kematian janin (5).

Terimakasih