skripsi iwan

98
SKRIPSI MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN DI SDN 3 KILANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh : YULIADI DIANTARA NPM. 07110096

Upload: jalaluddin

Post on 05-Aug-2015

144 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Iwan

SKRIPSI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN DI SDN 3 KILANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

YULIADI DIANTARANPM. 07110096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN(STKIP) HAMZANWADI SELONG

2010

Page 2: Skripsi Iwan

LEMBAR PERSETUJUAN

Sksipsi oleh YULIADI DIANTARA dengan judul “Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Kelas V Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Lingkungan di

SDN 3 Kilang” telah disetujui pada tanggal ……………………..2010.

Pembimbing I Pembimbing II

BADARUDDIN, M.Pd JUJUK FERDIANTO, M.PdNIS. 330 29 11 102 NIS. 330 29 11 079

MengetahuiKetua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

HABIBUDDIN, M.PdNIS. 330 29 11 198

HALAMAN PENGESAHAN

ii

Page 3: Skripsi Iwan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA LINGKUNGAN DI SDN 3 KILANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

YULIADI DIANTARANPM: 07110096

Dipertahankan di depan Dewan Penguji SkripsiSTKIP HAMZANWADI Selong

Pada Tanggal : ……………………

DEWAN PENGUJI

HABIBUDIN, M.Pd ……………………. …………………….NIS: 330 2911 198(Penguji Utama)

BADARUDDIN, M.Pd ……………………. …………………….NIS: 330 29 11 102(Pembimbing I)

JUJUK FERDIANTO, M.Pd ……………………. …………………….NIS: 330 29 11 079(Pembimbing II)

MENGETAHUIKetua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) Hamzanwadi Selong

Drs. H. MUH. SURUJINIS: 330 30 21 012

iii

Page 4: Skripsi Iwan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya

sehingga skripsi ini dapat disusun sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan studi strata 1 (S-1) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) STKIP Hamzanwadi Selong tahun 2010/2011.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat berterimakasih atas bantuan

serta fasilitas yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

penelitian ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan sedalam-dalamnya

kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. H. Muh. Suruji selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong yang

telah membina lembaga pendidikan ini dengan lancar.

2. Bapak Habibuddin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) beserta seluruh dosen dan staf yang telah memberikan

dorongan moril kepada peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini sebagai

syarat menyelesaikan studi strata satu (S1) program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD).

3. Bapak Badaruddin, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

banyak bantuan, bimbingan, tanpa mengenal lelah selama bimbingan.

4. Bapak Jujuk Ferdianto, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk serta dorongan yang sangat berharga sejak awal hingga

selesai skripsi ini.

iv

Page 5: Skripsi Iwan

5. Bapak Kepala SDN 3 Kilang beserta staf yang telah memberi izin untuk

mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.

6. Kedua orangtua beserta keluarga yang telah banyak memberikan dorongan

serta bantuan materil dan spiritual baik melalui biaya serta do’a sehingga

ananda dengan tenang dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirul kalam, dan dengan segala kerendahan hati, mengingat karya ilmiah

ini sangat jauh dari sempurna, saya mengharap sumbangan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari para pembaca yang budiman. Namun demikian harapan

saya juga semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu

pendidikan umumnya dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya.

Selong,…………………….2010Penulis

Yuliadi Diantara

v

Page 6: Skripsi Iwan

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Persetujuan......................................................................................................ii

Lembar Pengesahan.....................................................................................................iii

Kata Pengantar.............................................................................................................iv

Daftar Isi......................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...............................................................................6

C. Batasan Masalah.....................................................................................6

D. Rumusan Masalah..................................................................................6

E. Tujuan Penelitian....................................................................................7

F. Manfaat Penelitian..................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

A. Motivasi..................................................................................................8

1. Pengertian Motivasi............................................................................8

2. Pengertian Motivasi Belajar...............................................................9

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar.........................................................10

4. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat............................................10

5. Cara Memotivasi Siswa Belajar.......................................................11

B. Hakikat Belajar Mengajar....................................................................15

C. Pembelajaran IPS.................................................................................17

D. Media Lingkungan...............................................................................21

vi

Page 7: Skripsi Iwan

1. Pengertian Media..............................................................................21

2. Media Lingkungan...........................................................................22

3. Fungsi Media Pembelajaran.............................................................24

4. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media..........................25

5. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media..................26

E. Kerangka Berpikir................................................................................28

F. Hipotesis Tindakan...............................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian...........................................................................31

B. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................34

C. Subjek Penelitian..................................................................................35

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................36

E. Pengolahan Data dan Analisis Data.....................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Sebelum Siklus.......................................................................40

B. Perkembangan Setelah Siklus..............................................................42

C. Pembahasan Hipotesis Tindakan..........................................................49

D. Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil Tes Belajar...................................49

E. Pembahasan..........................................................................................53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................55

B. Saran-Saran..........................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

Page 8: Skripsi Iwan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, meningkatkan mutu dan relevansi serta efisiensi menejemen

pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program

wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah

pikir, olah rasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi

tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksud untuk

menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis

kompetensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen

pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan

pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah dan

berkesinambungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka peran serta guru sangatlah penting.

Oleh karena itu salah kemampuan yang harus dimiliki karena sebagai salah

satu unsur pendidikan agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah

memahami peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses

pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan watak peserta

didik, serta memahami bagaimana siswa belajar.

57

Page 9: Skripsi Iwan

Belajar merupakan usaha memperoleh perubahan tingkah laku ini

mengandung makna bahwa ciri utama dari proses belajar adalah perubahan

tingkah laku dalam diri individu. Guru sebagai pendidik harus mampu dan

berupaya menciptakan proses belajar mengajar yang menggugah motivasi

belajar siswa, sebagai motivator seorang guru senantiasa memberikan

dorongan dan semangat pada siswa, mengupayakan proses belajar yang

menarik yang merangsang motivasi belajar peserta. didik. Beberapa cara untuk

menumbuhkan motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi,

memberikan stimulate dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada peserta didik menggunakan media dan alat bantu yang menarik

perhatian peserta didik seperti gambar foto dan sebagainya. Secara umum

peserta didik akan terangsang untuk belajar apabila ia melihat bahwa situasi

pengajaran cenderung memuaskan dirinya sesuai kebutuhannya. (Ahmad

Royani, dkk, 1991: 11 – 12).

Tujuan dari pada pembelajaran IPS di SD adalah sebagai berikut:

a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

b. Membekali anak didik dengan pengetahuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang tejadi dalam kehidupan di masyarakat.

c. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

d. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

e. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembaagan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. (Ischak, dkk, 2003: 1.38).

57

Page 10: Skripsi Iwan

Tetapi untuk memenuhi kebutuhan teresebut diperlukan langkah-langkah

yang tepat yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPS di kelas VIII

SMP Negeri 2 Buer. Pada kenyataannya pembelajaran IPS di SMP Negeri 2

Buer cenderung membosankan, hal ini disebabkan daya kreativitas guru yang

sangat kurang. Menggunakan metode dan pendekatan yang cenderung

monoton menyebabkan siswa tidak termotivasi dan tidak bergairah ketika

dihadapkan dengan pembelajaran IPS.

Penggunaan media yang sangat minim juga menyebabkan

ketidakberhasilan dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMP Negeri 2 Buer,

sehingga pembelajaran IPS itu tidak menarik bagi siswa. Kecendrungan guru

menggunakan metode ceramah membuat siswa tidak terlihat antusias dalam

pembelajaran IPS. Keadaan ini ditandai dengan munculnya gejala siswa suka

berbicara dengan teman sebangkunya, sebagian lagi mengantuk saat guru

menjelaskan, ada juga yang lebih suka bermain-main.

Berdasarkan pengamatan peneliti sekolah guru di VIII SMP Negeri 2 Buer

di peroleh data sebagai berikut:

1. 70 % ada gejala kebosanan saat siswa mengikuti pelajaran IPS.

2. 80 % kurang minat dan kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran IPS.

Guru seharusnya dapat mendesain pembelajaran yang dapat

mengakativkan siswa, guru seharusnya banyak berbuat hal-hal dalam

menyajikan pembelajaran yang dapat membuat perubahan untuk

meningkatkan motivasi dan prestasi siswa. Inovasi pembelajaran dapat

dilakukan guru dalam pendekatan. Pembelajaran penggunaan media

57

Page 11: Skripsi Iwan

pembelajaran, strategi penyajian, setting kelas untuk memberikan suasana

pembelajaran yang lebih kondusif sehingga akan dapat memotivasi siswa dan

kegiatan hendaknya dirancang seefektif mungkin. Bila hal-hal diatas

dilaksanakan akan meningkatkan motivasi belajar bagi siswa.

Penggunaan media / alat bantu disadari oleh banyak praktisi

pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik didalam

maupun diluar kelas, terutama membantu peningkatan prestasi belajar siswa.

Sesuai dengan UUSPN pasal 39 ayat 2 dan 3, pasal 14 ayat 2 dan

peraturan pemerintah no. 28 tahun 1990 yang mengatakan bahwa siswa

sendiri mungkin diperkenalkan pada teknologi dalam bentuk informasi dan

prilaku teknologi (Ischak, dkk : 1.18 – 1.13).

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa yang terjadi pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Buer adalah motivasi belajar pada pelajaran IPS masih

rendah dan penggunaan pendekatan dan media pembelajaran yang masih

rendah, sehingga berakibat tingkat keterkaitan/motivasi anak untuk belajar

pelajaran IPS masih rendah.

Kondisi ini menarik untuk diteliti dan harus segera dicarikan

solusinya. Sebagai guru, peneliti merasakan secara langsung kondisi

rendahnya motivasi dalam pembelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 2 Buer

ini sudah menjadi kemginan dan tanggung jawab penulis untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan yang dihadapi sebagian besar anak didik. Guru

sebagai peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan mencoba memberikan

57

Page 12: Skripsi Iwan

tindakan perbaikan pendekatan pembelajaran dan penggunaan media

pembelajaran motivasi siswa lebih meningkat.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa dari

pengamatan peneliti antara lain:

a. Faktor Internal

- Faktor IQ : Faktor ini merupakan modal dasar yang cukup potensial

bagi seorang siswa dalam belajar.

- Bakat dapat memberi pengaruh yang besar dalam pencapaian hasil

belajar yang optimal.

b. Faktor Eksternal : Keluarga sebagai lingkungan terdekat dengan anak,

dengan demikian cara orang tua mendidik dan memotivasi anaknya sangat

berpengaruh terhadap, hasil belajar anak, begitu pula dengan metode,

pendekatan, cara yang dilakukan guru dalam proses KBM. Ketersediaan

sarana dan prasarana oleh sekolah juga mempengaruhi keberhasilan siswa.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh peneliti antara lain :

- Meningkatkan partisivasi orang tua dalam bimbingan.

- Memberikan bimbingan belajar.

- Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dan menarik.

- Penggunaan beberapa metode dan teknik dalam setiap kali pertemuan.

- Menggunakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan yang

mampu mengaktifkan murid terlibat langsung mengajak murid untuk

mengembangkan ide dan karya, mengefektifkan pembelajaran.

57

Page 13: Skripsi Iwan

Dari beberapa alternatif pemecahan di atas yang paling tepat dan

dipilih peneliti adalah penggunaan media pembelajaran yang sesuai dan

menarik untuk peningkatan motivasi belajar sesuai dalam pembelajaran IPS.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

beberapa masalah dapat diidentifikasi antara lain: motivasi belajar yang sangat

minim, pendekatan dan metode pembelajaran yang tidak bervariasi, guru tidak

menggunakan media pembelajaran sebagai wadah menunjang keberhasilan

siswa, pembelajaran yang diberikan cenderung menggunakan metode ceramah

yang dapat membosankan siswa dalam belajar.

C. BATASAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas dan mengingat

faktor-faktor yang terkait dalam proses karena serta akan peneliti lebih terarah,

maka masalahnya dibatasi berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti dan

tempat penelitian atau sekolah yang akan diteliti. Oleh karena itu, ruang

lingkup penelitian ini terbatas pada motivasi belajar IPS dengan menggunakan

media lingkungan pada materi usaha persiapan kemerdekaan.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan bahasan

masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penggunaan

57

Page 14: Skripsi Iwan

media lingkungan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII pada

pembelajaran IPS di VIII SMP Negeri 2 Buer tahun pelajaran 2010/2011 ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan

penggunaan media lingkungan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas VIII pada pembelajaran IPS di SMP Negeri 2 Buer.

F. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Murid

a. Dapat meningkatkan motivasi belajar pada pelajaran IPS.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang

diharapkan.

c. Siswa diharpakan lebih aktif dalam belajar termotivasi dengan model

pembelajaran yang disajikan.

2. Bagi Guru akan memperbaiki pembelajaran di kelasnya

- Guru dapat berkembang secara professional.

- Melalui penelitian ini guru dapat memberi motivasi serta inovasi

pembelajaran untuk lebih meningkatkan kompetensij dalam profesinya

sebagai guru dalam pembelajaran anak.

- Melalui penelitian ini guru dapat kesemaptan untuk berperan aktif

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri.

57

Page 15: Skripsi Iwan

3. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai acuan serta pegangan dalam

memberikan pembinaan dan bimbingan kepada siswa dalam meningkatkan

kualitas kemampuan siswa.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Kamus besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan

motivasi sebagai berikut : Motif adalah kata benda yang artinya

pendorong, sedangkan Motivasi adalah kerja yang artinya mendorong.

Menurut Syaddih (dalam Muhammad Tohri, dkk, 2007: 34)

membedakan motif dan motivasi sebagai berikut : Motif merupakan suatu

tenaga yang mendorong atau menggerakkan individu untuk bertindak

mencapai tujuan, sedangkan Motivasi merupakan suatu kondisi yang

tercipta atau diciptakan sehingga membangkitkan atau memperbesar motif

pada seseorang.

Sedangkan pendapat Sardiman (dalam Muhammad Tohri, dkk,

2007 : 34) mengemukakan : Motif adalah daya upaya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam diri dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas-

57

Page 16: Skripsi Iwan

aktifitas tertentu demi mencapaid suatu tujuan. Motif juga dapat diartikan

sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Sedangkan motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah

menjadi aktif. Motivasi dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan

ingin melakukan sesuatu.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motif dapat

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan

sesuatu sedangkan motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri

individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dalam kegiatan belajar menurut W.S. Winkel (dalam

Muhammad Tohri, dkk, 2007: 35) mengemukakan bahwa motivasi belajar

adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk

menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar

itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai. Pandangan Prayitno

menyatakan bahwa motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi

yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai sesuatu yang

mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Tidaklah menjadi

berarti betapapun baiknya potensi anak meliputi kemampuan intelektual

atau bakat siswa dan materi yang diajarkan serta lingkupnya sarana belajar

namun siswa tidak termotivasi dalam belajarnya, maka PBM tidak

berlangsung secara optimal.

57

Page 17: Skripsi Iwan

Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang menggerakkan

organisme sebagai subyek didik, baik sumbernya dari faktor internal atau

ekstemal.

3. Fungsi Motivasi Dalam Pembelajaran

Guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan

minat belajarnya dan dengan cara memberikan dan menimbulkan harapan.

Donald O. Hebb (dalam Yuhdi Munadi, 2008: 47) menyebutkan cara

pertama dengan Arousal, dan kedua dengan expectancy. Yang pertama,

Arousal adalah suatu usaha guru untuk membangkitkan intinsik motif

siswanya, sedangkan yang kedua expectancy adalah suatu keyakinan yang

secara seketika timbul untuk terpenuhinya suatu harapan yang mendorong

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Harapan akan tercapainya

suatu hasrat atau tujuan dapat memotivasi yang ditimbulkan guru kedalam

diri siswa. Salah satu pemberian harapan itu yakni dengan cara

memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam

menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media

pembelajaran yang tepat guna.

4. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat

Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja

diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan

57

Page 18: Skripsi Iwan

bergairah dalam guru berusaha menyediakan, lingkungan belajar yang

kondusif dengan memanfaatkan potensi kelas yang ada. Keinginan ini

selalu ada pada setiap diri guru dimanapun dan kapan pun. Hanya

sayangnya, tidak semua keinginan guru itu terkabul semuanya karena

berbagai faktor penyebab. Masalah motivasi adalah salah satu dari

sederetan faktor penyebab itu.

Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting

bagi seorang anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa

motivasi untuk belajar. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat

tergerak hatinya untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah

belajar anak didik.

Ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru yaitu:

1. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.2. Menjelaskan secara konkrit kepada anak didik apa yang dapat

dilakukan pada akhir pengajaran.3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak

didik sehingga dapat merangsang untuk dapat mencapai prestasi yang lebih baik di kemudian hari.

4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.5. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual

maupun kelompok.6. Menggunakan metode yang bervariasi (Syaiful Bahri

Djamarah, 2002: 167).

5. Cara Memotivasi Siswa Belajar

Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa,

karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan

kegiatan belajar. Di bawah ini akan diuraikan beberapa prinsip belajar dan

motivasi

57

Page 19: Skripsi Iwan

a. Kebermaknaan

Siswa akan suka dan bermotivasi belajar apabila hal-hal yang

dipelajari mengandung makna tertentu baginya. Caranya ialah dengan

mengaitkan pelajarannya dengan pengalaman masa lampau siswa,

tujuan-tujuan masa mendatang, dan minat serta nilai-nilai yang berarti

bagi mereka.

1. Hubungan pengajaran dengan pengalaman siswa

Pelajaran akan bermakna bagi siswa jika guru berusaha

menghubungkannya dengan pengalaman masa lampau atau

pengalaman-pengalaman yang telah mereka memiliki sebelumnya.

Cara ini berdasarkan pads asumsi bahwa apa-apa yang telah

mereka miliki sebagai pengalaman akan merangsang motivasinya

untuk mempelajari masalah tersebut lebih lanjut.

2. Hubungan pengajaran dengan minat dan nilai siswa

Sesuatu yang menarik minat dan nilai tertinggi bagi siswa berarti

bermakna baginya. Karen itu guru hendaknya berusaha

menyesuaikan pelajaran (tujuan, materi dan metode) dengan minat

para siswanya. Caranya antara lain memberikan kesempatan

kepada, para siswa berperan serta memilih.

3. Hubungan pengajaran dengan mass depan siswa

Pelajaran dirasakan akan bermakna bagi diri siswa apabila

pelajaran itu dapat dilaksanakan atau digunakan pada

kehidupannya sehari-hari diluar kelas pada masa mendatang.

57

Page 20: Skripsi Iwan

Untuk itu, guru hendaknya menyajikan macam-macam gagasan

tentang macam-macam situasi yang mungkin ditemui oleh siswa

pada waktu mendatang. Bila siswa telah menyadari kemungkinan

belajar akan tergugah dan merangsang kegiatan belajar lebih

efektif.

b. Modelling

Pelajaran akan lebih mudah dihayati dan diterapkan oleh siswa jika

guru mengajarkannya dalam bentuk tingkah laku model. Dengan

model tingkah laku ini, siswa dapat mengamati dan menirukan apa

yang diinginkan oleh guru. Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan

adalah sebagai berikut :

1. Guru supaya menetapkan aspek-aspek penting dari tingkah laku

yang akan dipertunjukkan sebagai model jelaskan setiap tahap dan

keputusan yang akan ditempuh agar mudah diterima oleh siswa.

2. Siswa dapat menirukan model yang telah dipertunjukkan

hendaknya diberikan ganjaran yang setimpal.

3. Model harus diamati sebagai suatu pribadi yang lebih tinggi dari

pada siswa sendiri, yang mempertunjukkan hal-hal yang lebih

untuk ditirukan oleh siswa.

4. Hindarkan jangan sampai tingkah laku model berbenturan dengan

nilai-nilai atau keyakinan siswa sendiri.

5. Modelling disajikan dalam teknik mengajar atau dalam

keterampilan-keterampilan sosial.

57

Page 21: Skripsi Iwan

c. Komunikasi Terbuka

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melaksanakan

komunikasi terbuka yaitu sebagai berikut :

1. Kemukakan tujuan yang hendak dicapai kepada para, siswa agar

mendapat perhatian mereka.

2. Tunjukkan hubungan-hubungan, kunci agar siswa benarbenar

memahami apa-apa yang sedang diperbincangkan.

3. Jelaskan pelajaran secara nyata, diusahakan menggunakan media

instruksional sehingga lebih menjelaskan masalah yang sedang

dibahas.

d. Latihan/Praktik yang Aktif dan Bermanfaat

Siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam

latihan/praktik untuk mencapai tujuan pengajaran. Praktik hendaknya

secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri, bukan mendengarkan

ceramah dan mencatat pada buku tulis. Pengajaran hendaknya

disesuaikan dengan prinsip ini dengan cara sebagai berikut :

1. Usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-

pertanyaan atau memberikan repon terhadap pertanyaan aguru,

sedangkan siswa lainnya menulis jawaban-jawaban dan

menanggapi secara lisan.

2. Mintalah agar siswa menyusun atau menata kembali informasi

yang diperolehnya dan bacaan.

57

Page 22: Skripsi Iwan

3. Sediakan Laboratorium dan situasi praktik lapangan berdasarkan

tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk

mengaktifkan siswa mempraktikan hat-hat yang sedang

dipelajarinya, guru dapat menggunakan macam-macam metode,

seperti tanya jawab dan mengecek jawaban rekan-rekannya dan

dilanjutkan diskusi melaksanakan simulasi.

57

Page 23: Skripsi Iwan

e. Kondisi yang menyenangkan

Untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dapat dilakukan

dengan cara-cara berikut :

1. Siapkan tugas-tugas yang menantang selama diselenggarakannya

latihan.

2. Berilah siswa pengetahuan tentang hasil-hail; yang telah dicapai

oleh masing-masing siswa.

3. Berikan ganjaran yang pantas terhadap usaha-usaha yang dilakukan

oleh siswa (Oemar Malik, 2004: hal. 156).

B. Hakikat Belajar Mengajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat

latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan

yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia

merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan

dimana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat

ditentukan sebelumnya. Namur demikian, satu hal sudah pasti bahwa belajar

yang dilakukan manusia senantiasa oleh iktikad dan maksud tertentu (Oemar

Malik, 2004: 154).

Belajar adalah mengalami dalam arti belajar terjadi dalam interaksi

antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial. Lingkungan fisik, contohnya: buku, alat peraga, alam sekitar.

Lingkugan sosial contohnya: guru, siswa, pustakawan, kepala sekolah.

57

Page 24: Skripsi Iwan

Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang merangsang dan

menantang siswa belajar. (Udin S. Winata Putra, dkk, 2002: 2.3)

Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan

belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kulitatif sehingga

tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain

adalah hasil dari belajar. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan

dengan menggunakan berbagai perbuatan mencapai tujuan.

Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah

suatu proses yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada

di sekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik

melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses

memberikan bimbingan/bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses

belajar.

Akhirnya, bila hakikat belajar adalah perubahan maka hakikat belajar

mengajar adalah proses pengajaran yang ditakukan oleh guru. Dalam kegiatan

belajar mengajar guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individu anak

didk, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Kerangka berfikir

demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada

setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut

akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan

melakukan pendekatan mastery learning dalam mengajar. Mastery learning

adalah salah satu strategi belajar mengajar pendekatan individual. Mastery

57

Page 25: Skripsi Iwan

learning adalah kegiatan yang meliputi dua kegiatan yaitu program pengayaan

dan program perbaikan (Suharsimi Arikunto, 1998: 31)

Ny Dr. Roestiyah. N. K (dalam Syaiful Djamarah, 2002: 49) menyatakan ...bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (permormance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan, suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari proses pelajaran itu sendiri.

C. Pembelajaran IPS

Pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengkondisikan

seseorang belajar. Dengan demikian pembelajaran lebih memfokuskan diri

agar peserta didik dapat belajar secara optimal melalui berbagai kegiatan

edukatif yang dilakukan pendidik.

Oemar Hamalik menyebutkan pembelajaran sebagai suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang sating mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. (dalam

Din Wahyudin, 2007: 3.30).

Secara rinci unsur-unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran antara lain : guru,

peserta didik, dan tenaga kependidikan lainnya seperti petugas

laboratorium, pustakawan.

2. Material lebih merupakan bahwa bahan yang secara langsung membantu

proses pembelajaran seperti: buku, alat peraga, media pembelajaran, dan

sebagainya.

57

Page 26: Skripsi Iwan

3. Fasilitas dan perlengakapan adalah segala hal yang dikategorikan sarana

yang menunjang langsung proses pendidikan seperti ruang kelas,

perpustakaan, fasilitas laboratorium, dan sebagainya.

4. Prosedur meliputi metode pendekatan maupun strategi suatu cara-cara

sistematis dari mulai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Oemar Hamalik (dalam Din Wahyudi, dkk, 2007: 3.33 – 3.34) menarik tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran sebagai berikut:1. Rencana ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang

merupakan unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.2. Saling ketergantungan (interpedence) antara unsur sistem

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan, tiap, unsur bersifat ensensial, dan masing-masing memberi sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

3. Tujuan : Sistem pembelajaran memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Cirr ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat manusia dan sistem yang alami. Tujuan sistem pembelajaran adalah agar peserta didik dapat belajar. Dengan demikian tugas seorang perancang sistem pembelajaran adalah mengorganisasikan tenaga, material dan prosedur agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien.

Proses pembalajaran tatap muka antara guru dengan siswa biasanya

dilakukan di dalam kelas ( ruang), guru dalam proses itu lebih berfungsi

sebagai sumber pesan dan siswa penerimanya. Meskipun komunikasi

antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran termasuk komunikasi

publik atau kelompok, guru sewaktu-waktu bias mengubahnya menjadi

komunikasi antarpersonal, hal ini bisa dilakukan karena proses komunikasi

tatap muka di kelas mempunyai kelompok yang relative kecil. Terjadilah

komunikasi dua arah atau dialog di mana siswa menjadi komunikan

sekaligus komunikator, demikian pula guru. Terjadinya komunikasi dua

57

Page 27: Skripsi Iwan

arah ini ialah apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan

pendapat dan tanggapan atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak

diminta.

Roger (dalam Hera Lestari Mikasa, dkk, 2005: 6.16) menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran, guru/pendidik berperan aktif dalam hal:1. Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap fositif

terhadap pembelajaran.2. Membantu peserta didik mengklasifikasikan tujuan pernbelajarn

dengan cars memberikan kesempatan kepada peserta didik secara bebas mengatakan apa yang ingin mereka pelajari.

3. Membantu peserta didik mengembangkan dorongan dengan tujuannya sebagai kekuatan pembelajaran dan,

4. Menyediakan sumber-sumber belajar.

Menurut Abin Syamsudin ada 3 faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran (1) Raw inputs (didik dengan segala karakteristiknya, minat,

bakat, kemampuan, kebiasaan dan sebagainya). (2) Instrumental inputs

(masukan sarana: kurikulum, media, guru, metode dan sebagainya, dan (3)

Environmental inputs (masukan lingkungan, lingkungan sosial, budaya, dan

sebagainya). (Abin Syamsudin 2005:1.23).

Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajar adalah tujuan

pembelajaran. Pembelajaran menghasilkan kegiatan belajar bagi siswa

kegiatan belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor untuk mencerna bahan ajar.

Istilah Ilmu Pengatahuan (IPS) yang resmi mulai digunakan di

Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian social

studies tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah

57

Page 28: Skripsi Iwan

kehidupan masyarakat bukan teori keilmuan melainkan pada kenyataan

kehidupan kemasyarakatan.

IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis

gejala dan masalah sosial di masyarakat dengna meninjau dari berbagai aspek

kehidupan dan perpaduan. (Ischak : 2003:1.36)

Untuk melaksanakan program-program IPS dengan baik sudah

sewajarnya bila guru mengetahui dengan benar peranan dan tugas IPS. IPS

harus dapat berperan bagi anak didik dalam mengembangkan berbagai aspek

kehidupan di dalam masyarakat, peranan dari IPS ini adalah :

1. Sosialisasi membantu anak didik menjadi anggota masyarakat yang

berguna dan efektif.

2. Pengambilan keputusan, membantu anak didik mengembangkan

keterampilan berpikir (intelektual) dan keterampilan akademis.

3. Sikap dan nilai, membantu anak didik menandai, menyelidiki,

merumuskan dan menilai diri sendiri dalam hubungannya dengan

kehidupan masyarakat sekitarnya.

4. Kewargaan Negara, membantu anak didik menjadi warga Negara yang

baik.

5. Pengetahuan, tanggap dan peka terhadap kemampuan pengetahuan dan

teknologi dapat mengambil manfaat dari padanya.

Menurut Bruce (dalam Ischak, 2003 : 4.59), IPS memiliki tiga tujuan yaitu :1. Pendidikan kemanusiaan (Humanistic Education) yaitu membantu

siswa memahami pengalamannya dan menemukan arti kehidupan.

57

Page 29: Skripsi Iwan

2. Pendidikan kewarganegaraan (Citizenship Education) yaitu siswa ikut berpartisipasi secara efektif dalam dinamika kehidupan masyarakat dengan penuh kesadaran sebagai warga Negara.

3. Pendidikan intelektual (Intelektual Education) siswa mampu menganalisis dan memecahkan masalah dengan menggunakan ilmu sosial sebagai alat.

Menurut Kurikulum Dasar 1994 esensi tujuan pengajaran IPS di SD

adalah pengembangan kemampuan dan sikap rasional yang bermuara pada

pembentukan individu sebagai aktor sosial yang cerdas. Aktor sosial yang

cerdas tidak lain dari anggota masyarakat yang matang secara rasional dan

secara emosional atau cerdas secara rasional dan emosional.

Fungsi mata, pelajaran IPS antara lain:

1. Memberi bekal pengetahuan dasar, bask untuk melanjutkan kejenjang

pendidikan lebih tinggi maupun diterapkan dalam kehidupan seharihari.

2. Mengembangkan keterampilan dalam mengembangkan konsep-konsep

IPS.

3. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode

ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

4. Menyadarkan siswa akan kekuatan alam dan segala keindahannya

sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengajungkan

penciptaannya.

5. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.

6. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi barn dalam bidang

iptek.

7. Memupuk diri serta mengembangkan minat siswa terhadap IPS. (Udin S.

Winata Putra, 2007: 8.10).

57

Page 30: Skripsi Iwan

D. Media Lingkungan

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan

demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar (Syaiful

Bahri Djamarah, dkk, 2002, Hal : 136).

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti

yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan

yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai

perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada, anak didik

dapat disederhanakan dengan bantuan media lingkungan dapat mewakili

apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat

tertentu.

Bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkretkan dengan kehadiran

media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan

daripada tanpa bantuan media. Akhrinya dapat dipahami bahwa media

adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan

guna mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran media dapat diartikan sebagai berikut:

a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk perluan

pembelajaran.

b. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti

buku, film, video, slide, lingkungan dan sebagainya.

57

Page 31: Skripsi Iwan

2. Media Lingkungan

Media Lingkungan adalah media yang mengandung makna dalam

bentuk alam (hanya dapat dilihat) yang mendapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar

(Udin S. Winata Putra, 2002: 5.17).

Adapun kelebihan-kelebihannya adalah sebagai berikut:

1. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan memungkinkan

menjangkau sasaran yang luas.

2. Mampu mengembangkan daya imajinasi penenglihatan.

3. Mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata-kata,

bunyi dan arti dari kata itu.

4. Mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui lingkungan

5. Dapat menyajikan program pendalaman materi yang dibawakan guru-

guru atau orang-orang yng memiliki keahlian tertentu sehingga tema

yang dibahas memiliki mutu yang baik dilihat dari segi ilmiah karena

selalu dilengkapi hasil-hasil observasi dan penelitian.

6. Dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh guru,

yakni menyajikan pengalaman-pengalaman duni luar ke dalam kelas

sehingga media lingkungan memungkinkan untuk menghadirkan hal-

hal yang aktual dan dengan demikian dapat memberi suasana

kesegaran pada sebagian besar topik yang dibahas (Yudhi Munadi,

2008: 64-65).

3. Fungsi Media Pembelajaran

57

Page 32: Skripsi Iwan

a. Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar

Mudhaffir (dalam Yuhdi Munadi, 2008: 37) menyebutkan ...bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan yang sama hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.

Pemahaman diatas sejalan dengan pernyataan Edgar Dule,

bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada

dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala

sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan pristiwa belajar.

Maksudnya ada perubahan tingkah laku kearah yang lebih sempurna

sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Udin Saripuddin dan Winata Putra (dalam Syaiful Djamarah,

2002: 139) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi ilmu

kategori, yakni manusia, buku/perpustakaan, media masa, alam

lingkungan dan media pendidikan. Karena itu, sumber belajar adalah

segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan

pengajaran terdapat atau untuk belajar seseorang

b. Media Sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah

suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena gurulah yang

menghendaki untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan

pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada

57

Page 33: Skripsi Iwan

anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan

pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setup anak didik

terutama bahwa pelajaran yang rumit. Sebagai alat bantu media

mempelajari fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan

pengajaran.

4. Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

Drs. Sudirman N (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 143 - 145)

mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media penggunaan yang

dibaginya kedalam tiga kategori sebagai berikut:

a. Tujuan Pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan

tujuan pemilihan yang jelas, apakah pemilihan media itu untuk

pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum,

ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong.

b. Karakteristik Media Pengajaran

Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan

kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan

keterampilan pemilihan media pengajaran. Disamping itu memberikan

kemungkinan pada, guru untuk menggunakan berbagai jenis media

pengajaran secara bervariasi.

c. Alternatif Pemilihan

57

Page 34: Skripsi Iwan

Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan

apabila terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.

Prinsip-prinsip itu menurut Dr. Nana Sudjana (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 144-145) adalah :1. Menentukan jenis media dengan tepat: artinya sebaiknya guru

memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.

2. Menetapkan atau memperhitungkan subyek dengan tepat artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan kemampuan anak didik.

3. Menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan meetode penggunaan media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu dan sarana yang ada.

4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.

5. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media

Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, disamping memenuhi

prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang

perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini:

a. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media

pengajaran.

1. Obyektivitas

Unsur subyektivitas guru dalam memilih media pengajaran harus

dihindarkan, artinya guru tidak boleh memilih suatu media

pengajaran atas dasar kesenangan pribadi. Untuk menghindari

pengaruh unsur subjektivitas guru, alangkah baiknya apabila dalam

57

Page 35: Skripsi Iwan

memilih media pengajaran itu guru meminta pandangan atau saran

dari teman sejawat dan melibatkan siswa.

2. Program Pengajaran

Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik

harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, struktur,

maupun kedalamannya.

3. Sasaran Program

Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan

menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran.

4. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang dimaksud meliputi:

a. Situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan

dipergunakan seperti ukurannya, perlengkapannya,

ventilasinya, dan

b. Situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran

mengenai jumlahnya motivasi dan kegairahannya.

5. Kualitas Teknik

Dari segi teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu

diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada

rekaman lingkungannya atau gambar-gambar atau alat-alat bahanya

yang kurang jelas atau kurang lengkap sehingga perlu

penyempurnaan sebelum digunakan.

6. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan

57

Page 36: Skripsi Iwan

Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan

menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap

oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan

tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan

menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang

dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin.

b. Kriteria pemilihan media pengajaran

Prof. Ely (dalam Arief S. Sudirman, 2008: 83) menyatakan bahwa ... pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteks bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Kriteria itu, meskipun tujuan dan isinya sudah dilakukan, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, SKBM organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur peniliannya juga perlu diperkembangkan.

B. KERANGKA BERPIKIR

IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali

siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral,

banyak memuat materi sosial dan bersifat hapalan sehingga pengetahuan dan

informasi yang diterima siswa sebatas produk hapalan. Sifat materi pelajaran

IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang di

dominasi oleh metode ceramah sedangkah siswa kurang aktif terlibat atau

cenderung pasif padahal, dalam proses belajar mengajar keterlibatan-siswa

harus secara totalitas artinya melibatkan pikiran pengelihatan, pendengaran

dan psikomotor.

57

Page 37: Skripsi Iwan

Peran guru dalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat

dengan mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses

pengembangan keterampilan. Memotivasi belajar siswa sangat penting untuk

merangsang kemampuan siswa untuk lebih bergerak dalam belajar. Motivasi

belajar dapat timbul dari dalam diri siswa (motivasi intrinsik) dan motivasi

dan luar dari luar diri siswa (motivasi ekstrunsik). Dalam konteks ini guru

berperan sebagai motivator untuk menumbuhkan kedua motivasi tersebut agar

dapat belajar dengan baik. Dengan adanya perlakuan semacam itu dari guru

diharapkan siswa mampu membangkitkan motivasi belajamya dan tertirunya

harapan yang paling utama adalah siswa mendapatkan hasil belajar yang

optimal sesuai dengan kemampuan.

Mengingat materi pembelajaran IPS lebih banyak memuat informasi

maka upaya mengembangkan minat belajar siswa, guru dituntut untuk

memiliki kreatifitas dalam mengaktualisasikan kompetensinya terutama untuk

mengidentifikasi, memiliki dan memerlukan sumber pembelajaran yang

menunjang kegiatan belajar mengajar. Sumber belajar yang dapat dengan

mudah dihadirkan didalam kelas sehingga secara langsung dapat dimanfaatkan

dalam kegiatan belajar mengajar adalah media pembelajaran. Media

pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu

memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Dengan

penggunaan media pembelajaran ini akan membuat siswa tertarik untuk

belajar dan cenderung akan menyenangkan. Dengan media pembelajaran akan

memperbesar perhatian siswa sehingga saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung akan tumbuh minat siswa terhadap materi pembelajara. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran

57

Page 38: Skripsi Iwan

yang diterapkan akan mampu memotivasi belajar siswa sehingga hasil belajar

akan semakin baik. Dengan demikian penggunana media lingkungan dianggap

perlu dan diharapkan akan dapat memotivasi belajar siswa dalam

pembelajaran IPS pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Buer tahun pelajaran

2010/2011.

Kegiatan belajar-mengajar pada hakikatnya merupakan proses

komunikasi. Dalam proses komunikasi ini guru berperan sebagai komunikator

yang akan menyampaikan pesan/bahan ajar (message) kepada siswa sebagai

penerima pesna (communicant). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan

guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu

media pembelajaran. Apabila proses tersebut divisualisasikan akan tampak

pada bagan sebagai berikut:

(Udin S. Winataputra, 2002: 5.4)

Proses belajar dengan media akan terjadi apabila ada komunikasi

antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian

secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat

kebenarannya (S. Margono, 2004: 67-68).

Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah “Penggunaan

Media Lingkungan belajar terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran

IPS kelas VIII SMP Negeri 2 Buer tahun pelajaran 2010/2011”

57

Communicator(Guru/Pendidik)

Bahan Ajar Media Communican(Siswa)

Page 39: Skripsi Iwan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini merupakan tindakan yang dilakukan melalui

bentuk siklus. Bentuk peneltiian yang dilakukan adalah penelitian tindakan

kelas dengan tujuan untuk penggunaan media lingkungan untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini menerapkan

rancangan Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2007: 16) yakni secara

garis besar setiap siklus terdapat 4 tahapan yang melalui yakni: 1)

perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.

Secara singkat rancangan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini dapat disajikan melalui bagan tipe Mc Taggart berikut:

57

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi

?

Page 40: Skripsi Iwan

(Suharsimi Arikunto, 2007: 16)

Seperti yang dilukiskan di atas bahwa setiap siklus terdiri 4 tahapan

kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan mengenai:

- Awal proses pembelajaran

- Faktor penghambat dalam pembelajaran

- Merumuskan masalah

- Menyusun hipotesis pemecahan awal

- Mengurus perijinan penelitian

- Menetapkan alternative tindakan yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah siswa.

- Menyiapkan siswa/media pembleajaran

- Simulasi

2. Pelaksanaan

57

Page 41: Skripsi Iwan

Pada tahapan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

- Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran.

- Melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan media lingkungan

dengan langkah sebagai berikut:

a. Guru mengadakan apersepsi.

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

c. Siswa melakukan tanya jawab sesuai dengan penjelasan guru.

d. Guru memberikan bimbingan kepada anak yang membutuhkan.

e. Guru mengevaluasi.

f. Menutup pelajaran.

3. Pengamatan

Pada tahapan ini hal-hal yang dilakukan adalah:

- Melakukan pengamatan dan pencatatan pelaksanaan tindakan

pembelajaran, kelemahan dan keaktifan siswa dan ketidak sesuaian

dengan skenario yang direncakanakan.

- Alat untuk pengamatan

Pedoman observasi untuk penggunaan media lingkungan.

- Diskusi dengan teman sejawat tentang proses tindakan.

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Menilai pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran, kegiatan, keaktifan

siswa, keinginan, pendekatan dan strategi yang digunakan.

57

Page 42: Skripsi Iwan

2. Menganalisis data dan mencari hasil perkembangan siswa sebagai

bahan diskusi.

3. Menilai kekuatan dan kelemahan strategi yang digunakan.

4. Mendiskusikan hambatan dan kelemahan pelaksanaan tindakan pada

siklus I.

5. Membuat rencana awal tindakan yang lebih baik untuk diteruskan pada

siklus II.

57

Page 43: Skripsi Iwan

Siklus II1. Pelaksanaan Tindakan II

- Melaksanakan rencana tindakan II.

- Mengoptimalkan penggunaan media lingkungan untuk menimbulkan

motivasi belajar siswa.

2. Pengamatan

- Melaksanakan pengamatan lebih teliti pada proses tindak II, keaktifan,

kesenangan dan kreatifitas serta motivasi siswa.

- Mencatat hasil kegiatan pengamatna.

- Mencatat hasil peningkatan.

- Mencatat hasil akhir perkembangan motivasi belajar siswa.

3. Refleksi

- Menganalisis data akhir dari alat pengumpulan data dan format

penilaian.

- Menilai hasil akhir perkembangan motivasi belajar siswa.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas bertempat di SMP Negeri 2

Buer tahun pelajaran 2010/2011. Waktu pelaksanaan penelitian dari bulan

Oktober sampai bulan Novembre tahun 2009. Pertemuan diadakan 2 kali

dalam satu minggu selama 70 menit setiap pertemuan. Jadi pertemuan bulan

Oktober 9 kali pertemuan kali 70 menit, dan pada bulan November akan ada 9

kali pertemuan kali 70 menit.

57

Page 44: Skripsi Iwan

C. SUBJEK PENELITIAN

Dalam hubungannya dengan penelitian ini, dan berdasarkan

pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti maka diperoleh data siswa

yang dijadikan subjek adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 27 orang

terdiri dari 14 orang laki-laki dan 13 perempuan.

Adapun nama-nama siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

NO NAMA SISWA L/P KET.1 AMRUL JEPRI L2 AYU NUR ALISA P3 DIKIA PRAJA L4 DODI SAPUTRA L5 FAHYAL P6 FERA ANISA P7 HAPIZ KURNIAWAN L8 IRZA SALIM L9 ISMAWATI P10 JENI ILHAM P11 KHAIRUL AZWARI L12 KHAIRUDIN L13 KHOLID SAPUTRA L14 M. ROZI OKTAPIANDI L15 MAHENDRA L16 MARIANI P17 MISNAWATI P18 NURTI HAIRANI P19 DAODATUL ISLAMIAH P20 RIAN HARIADI L21 RISNAWATI P22 SOPIA ANISA P23 SUHIRMAN L24 TOTA ARISKANDI P25 WINDA NOVITA SARI P26 YAN HARIADI L27 ZULKARNAIN L

57

Page 45: Skripsi Iwan

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menjawab

permasalahan yang telah diajukan, maka dilakukan pengumpulan data.

Model pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Observasi

Teknik observasi model check list, teknik ini digunakan untuk

mengamati penggunaan media lingkungan untuk meningkatkan motivasi

belajar IPS di SDN 3 Kilang.

Observasi adalah kegiatan pengamatan (Pengambilan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Suharsimi

Arikunto, dkk, 2007: 127).

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek di tempat terjadi atau

berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi merasa bersama objek yang

diselidiki (Margono, 2004: 158-159).

2. Dokumentasi

Cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti

arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori dalil atau

hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian

disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter. Dalam penelitian

kualtiatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yang utama karena

pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui

57

Page 46: Skripsi Iwan

pendapat, teori atau hukum-hukum yang diterima, baik mendukung

maupun yang menolong hipotesis tersebut. Sedang dalam penelitian

kuantitatif teknik ini berfungsi untuk menghimpun secara selektif bahan-

bahan yang dipergunakan di dalam kerangka atau landasan teori,

penyusunan hipotesis secara tajam (Margono, 2004: 181).

3. Angket

Angket suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara

tertulis pula oleh responden. Angket seperti halnya interview,

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atau

informasi tentang orang lain (Margono, 2004: 167-168).

E. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

Analisis data menurut Patton (dalam Moleong Lexy, 2005: 280)

mendefinisikan analisis data yaitu proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan kedalma suaut pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Yang membedakna dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan

terhadap hasil anlaisis, menjelaskan pula uraian dan mencari hubungan antara

dimensi-dimensi.

Analisa data untuk pedoman observasi penggunaan media lingkungan

dengan data kuantitatif, data yang diperoleh dideskripsikan dengan statistik

deskripsi, meliputi penentuan skor maksimal, selanjutnya diprosentasekan

dengan rumus:

57

Page 47: Skripsi Iwan

(Suharsimi Arikunto, 2001: 236)

Selanjutnya penggunana media lingkungan dideskrpisikan menggunakan

bahasa bila perolehan 75% ke atas berarti penggunaan media lingkungan

sudah terlaksana secara maksimal.

Menganalisis Hasil Tes Uji Coba Instrumen

Rumus yang digunakan untuk menganalisis hasil ts uji coba instrumen

adalah sebagai berikut:

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-

tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini

digunakan rumus Product Moment dengan angka kasar:

(Suharsimi Arikunto, 2001: 72)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

xy = jumlah perkalian dari x dan y

x2 = kuadrat dari x

y2 = kuadrat dari y

2. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabilitas apabila mempunyai taraf kepercayaan yang

fungsinya jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, teknik yang

57

Page 48: Skripsi Iwan

digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini

adalah:

(M. Chabib Toha, 2003 :115)

Keterangan :

= koefesien realibilitas tes secara keseluruhan

= koefesien korelasi produk momen antar separuh (1/2) tes

(belahan I) dengan separuh (1/2) tes (belahan II) dari tes tersebut

½ = Bilangan konstan.

57

Page 49: Skripsi Iwan

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. KONDISI SEBELUM SIKLUS

Bab IV ini akan dibahas tentang basil penelitian atau deskripsi

sebelum siklus dan setelah diadakan siklus I dan siklus II. Hasil penelitian

berupaya menunjukkan akan permasalahan dan merupakan jawaban dari

tujuan penelitian. Namun sebelumnya terlebih dahulu ditunjukkan penelitian

awal sebelum melakukan tindakan. Peneliti melihat kondisi siswa pada saat

pembelajaran IPS untuk mengetahui tentang minat dan motivasi belajar IPS.

Hasil pemantauan pads saat pembelajaran IPS peneliti menemukan

ada gejala kebosanan saat mengikuti pembelajaran IPS, tidak ada minat dan

motivasi belajar IPS, kondisi ini terlihat dari sebagian besar siswa ada yang

asyik berbicara dengan temannya, ada yang mengantuk, ada yang main-main

dengan temannya. Dengan melihat kondisi ini maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk memperbaiki motivasi dan basil belajar siswa.

Dan berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti dari basil evaluasi

yang telah dilakukan oleh guru kelas temyata 70 % siswa belum tuntas belajar

dan 30% yang sudah tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

57

Page 50: Skripsi Iwan

Tabel 1: Analisis hasil evaluasi sebelum tindakanMata pelajaran :IPSKelas : V

No Nama SiswaHasil tes sebelum

tindakanKKM

KetuntasanYa Tidak

1 Amrul Jepri 55 60 2 Ayu Nur Alisa 50 60 3 Dikia Praja 50 60 4 Dodi Saputra 55 60 5 Fahyal 70 60 6 Fera Anisa 55 60 7 Hapiz Kurniawan 50 60 8 Irza Salim 45 60 9 Ismawati 55 60 10 Jeni Ilham 75 60 11 Khairul Azwari 50 60 12 Khairudin 50 60 13 Kholid Saputra 45 60 14 M. Rozi Oktapiandi 70 60 15 Mahendra 45 60 16 Marian 50 60 17 Misnawati 50 60 18 Nurti Haerani 65 60 19 Doadatul Islamiah 50 60 20 Rian Hariadi 55 60 21 Risnawati 75 60 22 Sopia Anisa 60 60 23 Suhirman 55 60 24 Tota Ariskandi 75 60 25 Winda Novita Sari 55 60 26 Yan Hariadi 55 60 27 Zulkarnain 80 60

% ketuntasan 30% 70%

Melihat data awal sebelum tindakan dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS sangat rendah. Menyoroti hal

tersebut selanjutnya peneliti akan melakukan tindakan pembelajaran dengan

57

Page 51: Skripsi Iwan

menggunakan media lingkungan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

pada pembelajaran IPS kelas V SDN 3 Kilang tahun pelajaran 2010/2011.

B. PERKEMBANGAN SETELAH SIKLUS

Siklus I

- Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu

mengupayakan permohonan izin kepada STKIP Hamzanwadi Selong,

untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini merupakan

langkah awal untuk dapat diberikan oleh Kepala Sekolah dalam

melaksanakan penelitian tujuannya adalah agar peneliti mendapat

perlakukan yang baik dari Kepala Sekolah. Secara rinci ada beberapa hal

yang dipersiapkan dalam penelitian ini dalam tahapan ini sebagai berikut:

1. Membuat RPP

2. Menyiapkan Media Pembelajaran

3. Menyiapkan alat pengumpul data

- Pelaksanaan

Setelah tahapan perencanaan sudah selesai, dilanjutkan dengan

pelaksanaan tindakan siklus I dengan langkah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran

yang sudah dibuat sendiri oleh peneliti.

2. Menggunakan media lingkungan sebagai media dalam proses

pembelajaran.

3. Pada proses pembelajaran tersebut dilakukan tanya jawab oleh guru

dari siswa.

57

Page 52: Skripsi Iwan

4. Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan.

5. Pada akhir pembelajaran guru melakukan evaluasi untuk mengetahui

tingkat kemampuan dan daya serap siswa terhadap pelajaran yang

disajikan.

- Pengamatan

Pada tahap pengamatan ini pads siklus I, peneliti lakukan untuk

mendapatkan data tentang pelaksanaan tindakan dan verifikasi tentang

motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V SDN 3 Kilang.

Verifikasi ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui perubahan dan

kemajuan yang dialami oleh siswa tentang motivasi belajar IPS setelah

menggunakan media lingkungan. Selanjutnya untuk membuktikan hasil

observasi pada siklus I dapat dilihat pads tabel dibawah ini :

Tabel 2 : Hasil observasi penggunaan media lingkungan

No Hal-hal yang diamati Ya Tidak

1 Guru membuat rencana pembelajaran 2 Guru mengarahkan perhatian siswa kepada masalah

pokok

3 Guru menerapkan cara mengajar yang lebih interaktif 4 Guru memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

belajar

5 Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rancangan 6 Guru menggunakan media pembelajaran 7 Guru memberikan stimulus untuk mengembangkan

berpikir siswa

8 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan

9 Guru memotivasi siswa dengan mengaitkan materi dengan kehidupan nyata

10 Guru dapat membangkitkan semangat/minat belajar siswa

11 Guru membimbing siswa baik secara kelompok atau individu

57

Page 53: Skripsi Iwan

12 Guru mengajar dengan menyenangkan 13 Guru mengelompokkan siswa secara heterogen 14 Guru memberikan pembelajaran dengan tidak

membuat anak merasa takut

15 Guru melakukan tindak lanjut

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data penggunaan media

lingkungan dengan perolehan jawaban Ya sebanyak 13 dari 15 pemyataan

yang ada. Jadi skor maksimal adalah 13x2=26, skor perolehan selanjutnya

diprosentasekan . Dengan demikian penggunaan media

lingkungan sudah terlaksana dengan baik.

Adapun untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan tindakan

dapat dilihat dari basil tes pada siklus pertama. Adapun hasil tes tersebut

sebagai berikut :

Tabel 3 : Analisis hasil evaluasi siklus IMata pelajaran : IPSKelas :V

No Nama Siswa Hasil tes siklus I KKMKetuntasanYa Tidak

1 Amrul Jepri 70 60 2 Ayu Nur Alisa. 50 60 3 Dikia Praja 55 60 4 Dodi Saputra 60 60 5 Fahyal 85 60 6 Fera Anisa 75 60 7 Hapiz Kumiawan 50 60 8 Irza Salim 75 60 9 Ismawati 85 60 10 Jeni Ilham 90 60 11 Khairul Azwari 55 60 12 Khairudin 50 60 13 Kholid Saputra 85 60 14 M. Rozi Oktapiandi 85 60 15 Mahendra 55 60 16 Mariani 80 80

57

Page 54: Skripsi Iwan

No Nama Siswa Hasil tes siklus I KKMKetuntasanYa Tidak

17 Misnawati 50 60 18 Nurti Haerani 75 60 19 Doadatul Islamiah 65 60 20 Rian Hariadi 55 60 21 Risnawati 90 60 22 Sopia Anisa 90 60 23 Suhhmm 85 60 24 Tota Ariskandi 90 60 25 Winda Novita Sari 55 60 26 Yan Hariadi 85 60 27 Zulkarnain 90 60

% ketuntasan 67% 33%

Berdasarkan nilai basil belajar pads siklus I terjadi peningkatan,

sebelum tindakan 30% siswa sudah tuntas, sedangkan setelah diberikan

tindakan mengalami peningkatan menjadi 67% siswa tuntas, ini artinya

terjadi peningkatan sebesar 37%.

- Refleksi

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan peneliti setelah

melakukan tindakan maka dapat dianalisis bahwa hasil tes pada siklus I

perlu ada perbaikan. Perbaikan tersebut akan dilaksanakan pada siklus II.

Sebelum mengadakan perbaikan tersebut perlu diketahui

kelemahan-kelemahan pada siklus pertama dan tentunya akan dapat

dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan perbaikan pada siklus II.

Kelemahan-kelamahan yang terjadi pada siklus I adalah:

1. Peneliti kurang menyiapkan media pembelajaran.

2. Seting kelas yang kurang baik.

3. Bimbingan yang perlu ditingkatkan kepada siswa yang membutuhkan

57

Page 55: Skripsi Iwan

Kelebihan-kelebihan pads siklus I adalah

1. Dengan penggunaan media lingkungan siswa merasa senang, tidak

cepat bosan, tidak cepat mengantuk, siswa sangat antusias.

2. Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memotivasi dan

menarik minat peserta didik untuk belajar IPS.

Tindakan perbaikan yang akan dilakukan pads siklus II adalah:

1. Melengkapi media pembelajaran yang digunakan yang sesuai dan lebih

menarik.

2. Untuk memperoleh tentang motivasi belajar siswa peneliti

memberikan angket kepada siswa.

3. Memberikan bimbingan kepada siswa yang masih membutuhkan

4. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dengan maksud agar

siswa bisa berinteraksi dengan temannya dalam memecahkan masalah.

Siklus II

- Perencanaan

Perencanaan tindakan siklus II meliputi tindakan persiapan media

pembelajaran, alat pengumpul data dan menyiapkan strategi pembelajaran

yang lebih variatif.

- Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus II adalah lanjutan dari siklus I dan

melakasanakan solusi-solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang

muncul pada siklus I. Pelaksanaan siklus II ini untuk melihat penggunaan

media lingkungan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sekaligus

57

Page 56: Skripsi Iwan

melihat peningkatan hasil belajar. Dengan demikian terjadi perbandingan

hasil siklus I dan siklus II dan diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar.

- Pengamatan

Kegiatan pengamatan ini diarahkan kepada perbaikan motivasi

belajar sekaligus melihat peningkatan basil belajar sesuai dengan yang

diharapkan. Hasil pengamatan ini diharapkan mendapat data tentang

motivasi dan hasil belajar sesuai dari siklus I yang dilanjutkan ke siklus II.

Data yang diperoleh dari basil pengamtan akan dianalisis dan

sebagai bahan hasil pencatatan hasil akhir tindakan dan penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan evaluasi pada siklus II

diperoleh data aktual sebagai berikut:

Tabel 4 : Analisis basil evaluasi siklus IIMata pelajaran : IPSKelas : V

No Nama SiswaHasil tes siklus II

KKMKetuntasanYa Tidak

1 Amrul Jepri 75 60 2 Ayu Nur Alisa 50 60 3 Dikia Praja 55 60 4 Dodi Saputra 60 60 5 Fahyal 85 60 6 Fera Anisa 80 60 7 Hapiz Kurniawan 55 60 8 Irza Salim 75 60 9 Ismawati 80 60 10 Jeni Ilham 90 60 11 Khairul Azwari 65 60 12 Khairudin 60 60 13 Kholid Saputra 85 60 14 M. Rozi Oktapiandi 90 60 15 Mahendra 60 60

57

Page 57: Skripsi Iwan

No Nama SiswaHasil tes siklus II

KKMKetuntasanYa Tidak

1§ Marian 80 60 17 Misnawati 60 60 18 Nurti Haerani 75 60 19 Doadatul Islamiah 70 60 20 Rian Hariadi 60 60 21 Risnawati 80 60 22 Sopia Anisa 85 60 23 Suhirman 85 60 24 Tota Ariskandi 90 60 25 Winda Novita Sari 60 60 26 Yan Hariadi 80 60 27 Zulkarnain 90 60

% Ketuntasan 89% 11%

Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas terjadi peningkatan

hasil belajar pada siklus II. Pada siklus I 67% siswa sudah tuntas belajar,

sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 89% siswa tuntas

belajar. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar dengan

menggunakan media lingkungan pada pembelajaran IPS pada kelas V

SDN 3 Kilang. Dengan demikian penggunaan media lingkungan sangat

efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS

pada kelas V SDN 3 Kilang dan sekaligus bisa meningkatkan hasil belajar

siswa.

- Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan merujuk dari basil evaluasi

pada siklus II yang telah dilaksanakan ada perbaikan dari kendala-kendala.

yang muncul pada siklus I. Tindakan perbaikan yang direncanakan sesuai

dengan harapan. Pemyataan ini terbukti dengan adanya peningkantan basil

belajar siswa dari siklus I yang dilajutkan ke siklus II.

57

Page 58: Skripsi Iwan

C. PEMBAHASAN HIPOTESIS, TINDAKAN

Hasil penelitian tindakan menunjukkan bahwa penelitian ini pada

siklus I Prosentase hasil belajar 67% pads siklus II terjadi peningkatan

menjadi 89% Berdasarkan analisis tersebut dibuktikan bahwa: Hipotesis

tindakan yang berbunyi Penggunaan media lingkungan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pads pembelajaran IPS kelas V SDN 3 Kilang dapat

diterima.

D. UJI VALIDITAS, DAN REALIBILITAS HASIL TES BELAJAR

- Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siswa

Uji validitas tes hasil belajar dibawah ini menggunakan Validitas

Bandingan yaitu tes pertama pertama dan tes kedua. Selengkapnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5: Analisis validitas badingan tes I dan Tes II

Nama Siswa Tes I (x) Tes II (y) XY X2 Y2

1 2 3 4 5 6

Amrul Jepri 7 7,5 52,5 49 56,25

Ayu Nur Alisa 5 5 25 25 25

Dikia, Praja 5,5 5'5 30,25 30,25 30,25

Dodi Saputra 6 6 36 36 36

Fahyal 8,5 8,5 72,25 72,25 72,25

Fera Anisa 7,5 8 60 56,25 64

Hapiz Kurniawan 5 5,5 27,5 25 30,25

Irza Salim 7,5 7,5 56,25 56,25 56,25

Ismawati 8,5 8 68 72,25 64

Jeni Ilham 9 9 81 81 81

Khairul Azwari 5,5 6,5 35,75 30,25 42,25

Khairudin 5 6 30 25 36

57

Page 59: Skripsi Iwan

Kholid Saputra 8,5 8,5 72,25 72,25 72,25

M. Rozi Oktapiandi 8,5 9 76,5 72,25 81

Mahendra 5,5 6 33 30,25 36

Marian 8 8 64 64 64

Misnawati 5 6 30 25 36

Nurti Haerani 7,5 7,5 56,25 56,25 56,25

Doadatul Islamiah 6,5 7 45,5 42,25 49

Rian Hariadi 5,5 6 33 30,25 36

Risnawati 9 8 72 81 64

Sopia Anisa 9 8,5 76,5 81 72,25

Suhirman 8,5 8,5 72,25 72,25 72,25

Tota Ariskandi 9 9 81 81 81

Winda Novita Sari 5,5 6 33 30,25 36

Yan Hariadi 8,5 8 68 72,25 64

Zulkamain 9 9 81 81 81

27=Nx=

193,5

y=

198

xy=

1468,75

x2=

1449,75

y2=

1494,5

Harga r tabel (untuk N=27) = 0,381. Dengan demikian harga r-

hitung lebih besar dari pada r-tabel para taraf signifikansi 5%. Ini artinya

57

Page 60: Skripsi Iwan

bahwa hasil tes belajar siswa adalah valid dan dapat digunakan lebih

lanjut.

- Uji Realibilitas Tes Hasil Belajar

Penentuan realibilitas tes hasil belajar bentuk obyektif dengan

menggunakan formula Spaerman-Brown model Gasal Genap. Untuk lebih

jelasnya disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 6: Analisis Reliabilitas dengan model Gasal Genap

No SiswaSkor item bernomor

XY x y2

Gasal (x)Genap

(y)1 Amrul Jepri 8 7 56 64 492 Ayu Nur Alisa 4 6 24 16 363 Dikia Praja 4 7 28 16 494 Dodi Saputra 7 5 35 49 255 Fahyal 8 9 72 64 816 Fera Anisa 8 8 64 64 647 Hapiz Kumiawan 6 5 30 36 258 Irza Salim 7 8 56 49 649 Ismawati 7 9 63 49 8110 Jeni Ilham 9 9 81 81 8111 Khairul Azwari 8 5 40 64 2512 Khairudin 6 6 36 36 3613 Kholid Saputra 8 9 72 64 8114 M. Rozi Oktapiandi 10 8 80 100 6415 Mahendra 5 7 35 25 4916 Marian 9 7 63 81 4917 Misnawati 6 6 36 36 3618 Nurti Haerani 7 8 56 49 6419 Doadatul Islamiah 7 7 49 49 4920 Rian Hariadi 4 8 32 16 6421 Risnawati 6 10 60 36 10022 Sopia Anisa 8 9 72 64 8123 Suhirman 7 10 70 49 10024 Tota Ariskandi 10 8 80 100 6425 Winda Novita Sari 8 4 32 64 1626 Yan Hariadi 8 8 64 64 6427 Zulkarnain 8 10 80 64 100

57

Page 61: Skripsi Iwan

N = 27 193 203 1466 1449 1597

Dari tabel perhitungan di atas telah berhasil kits ketahui N = 27, x

= 193, Y = 203, XY = 1466, x2 = 1449, dan y2 = 1597. Kita

masukkan kedalam rumus:

Jadi rxy = 0,213

Selanjutnya adalah menghitung koefisien reliabilitas tes dengan

menggunakan rumus:

Berdasarkan hasil-hasil perhitungan di atas, telah diperoleh

koefisien reliabilitas tes sebesar 0,351. Koefisien reliabilitas tes sebesar

0,351 itu ternyata jauh lebih besar dari 0,213. Dengan demikian tes hasil

belajar bidang studi IPS tersebut telah dinyatakan sebagai tes hasil belajar

yang mempunyai reliabilitas tinggi.

57

Page 62: Skripsi Iwan

E. PEMBAHASAN

Dalam pembelajaran siswa untuk menarik minat dan motivasi belajar

IPS sangat diperlukan media pembelajaran dan strategi yang bervariasi supaya

siswa lebih senang dan tidak cepat bosan dalam belajar. Guru seharusnya

dapat mendesain pembelajaran yang dapat mengaktiflcan siswa dan guru hares

banyak berbuat hal-hal baru dalam menyajikan pembelajaran untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Inovasi bisa dilakukan guru dalam pendekatan, penggunaan media

pembelajaran, strategi pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat

memotivasi siswa dalam belajar. Dengan media pembelajaran akan

memperbesar perhatian siswa sehingga saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung akan tumbuh minat siswa terhadap materi pelajaran. Dalam

proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti penting, karena

dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu

dengan menghadirkan media sebagai perantara. Sebagai alas bantu media

lingkungan dapat melicinkan menuju tercapainya tujuan pembelajaran.

Hasil analisis data pada penelitian tindakan kelas ini menunjukkan

bahwa ternyata optimal untuk memperbaiki pembelajaran. Hasilnya sangat

positif pada setiap siklus yang telah dilaksanakan. Dari data yang dihasilkan

pada siklus I yang dilanjutkan ke siklus II terJadi peningkatan hasil belajar.

Pada siklus I 67 % siswa sudah tuntas belajar Dan padA siklus II

terjadi peningkatan menjadi 89% siswa yang tuntas belajar. Ini artinya bahwa

penelitian tindakan kelas ini yang menggunakan media lingkungan sangat

57

Page 63: Skripsi Iwan

efektif dalam, meningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS

kelas V pada SDN 3 Kilang. Pemyataan ini dapat dibuktikan dengan hasil

belajar siswa yang sangat baik.

BAB V

PENUTUP

57

Page 64: Skripsi Iwan

A. SIMPULAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan judul meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS kelas V dengan Menggunakan

Media Lingkungan di SDN 3 Kilang menggunakan dua siklus. Dalam setiap

siklus terjadi peningkatan hasil belajar. Pada siklus I prosentase hasil belajar

67% setelah dilakukan penelitian pada siklus II tedadi peningkatan hasil

belajar siswa menjadi 89%. Temuan ini membuktikan bahwa siswa

termotivasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN 3 Kilang dengan

menggunakan media lingkungan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. SARAN-SARAN

Beberapa saran yang diajukan terkait hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kepada guru supaya menggunakan media pembelajaran untuk

menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa.

2. Diharapkan kepada guru untuk memberikan bimbingan secara intensif

kepada siswa yang membutuhkan.

3. Apabila menggunakan media pembelajaran sebaiknya guru harus

memadukan dengan strategi yang bervariasi.

57

Page 65: Skripsi Iwan

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin, 2005. Profesi Keguruan 2. Jakarta: Universitas Jakarta

Ahmad Rohani, Dkk, 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Arief S. Sadiman, 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada

Dimiyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta

Din Wahyudin, Dkk, 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Jakarta

Hera Lestari. 2005. Pendidikan Anak Di SD. Jakarta : Universitas Jakarta

Ischak, 2003. Pendidikan IPS SD. 2003. Jakarta: Universitas Jakarta

Margono, 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

M. Chabib Thoha, 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Moleong Lexy, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Oemar Hamalik, 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduan. 2005. Belajar Mudah Untuk Guru Kariawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Sardiman. 2001. Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto, 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Udin S. Wiantaputra, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Jakarta.

Udin S. Winata Putra, 2007. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Jakarta.

Yuhdi Munadi, 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Pers.

57

Page 66: Skripsi Iwan

57