skenario d tutorial 6

26
SKENARIO KASUS Tn Amir, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang kerumag (kesasar) sejak 2 bulan yang lalu. Tiga bulan sebelumnya penderita menderita stroke. saat ini penderita masih mengalalmi kelemahan separuh tubuh sebelah kanan. Sebelum menderita stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakan. Akhir-akhirnya ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya lagi. Pemeriksaan fisik : GCS : 15, TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/mnt, T : 36,7 C Keadaan spesifik : Kepala : konjungtiva tidak anemis, selera tidak ikterik Leher : tidak ada pembesaran KGB Thoraks : simetris, retraksi tidak ada Jantung : batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising jantung tidak ada, HR 85x/menit regular Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal Ekstremitas : hemiparese dextra spastik (kekuatan 4) Pemeriksaan laboratorium : Kolestrol : 265 mg % LDR : 180 mg% HDL : 40 mg% Trigliserid : 200 mg %

Upload: anggrian-iba

Post on 13-Dec-2014

267 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Tutor

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario D Tutorial 6

SKENARIO KASUS

Tn Amir, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang kerumag

(kesasar) sejak 2 bulan yang lalu. Tiga bulan sebelumnya penderita menderita stroke. saat ini

penderita masih mengalalmi kelemahan separuh tubuh sebelah kanan. Sebelum menderita

stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakan. Akhir-akhirnya ini pasien juga

lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya lagi.

Pemeriksaan fisik :

GCS : 15, TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/mnt, T : 36,7 C

Keadaan spesifik :

Kepala : konjungtiva tidak anemis, selera tidak ikterik

Leher : tidak ada pembesaran KGB

Thoraks : simetris, retraksi tidak ada

Jantung : batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising jantung tidak ada, HR 85x/menit regular

Paru : stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal

Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal

Ekstremitas : hemiparese dextra spastik (kekuatan 4)

Pemeriksaan laboratorium :

Kolestrol : 265 mg %

LDR : 180 mg%

HDL : 40 mg%

Trigliserid : 200 mg %

Hasil neuropsikiatri tes :

MMSE : 15

CT-scan kepala : infark di basal ganglia sinistra

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Stroke : serangan mendadak dan berat

Page 2: Skenario D Tutorial 6

2. Hemiparese dextra spastik : kontraksi otot secara mendadak yang mengenai tubuh

sebelah kanan

3. Iktus kordis : bunyi apex jantung

4. Konjungtiva tidak anemis : membran halus yang meliputi bola mata dan kelopak mata

5. GCS(glassglow coma scale) : Skala untuk mengukur tingkat kesadaran

6. Stem fremitus : getaran yang terasa pada saat palpasi

7. Nafas vesikuler : suara nafas utama normal dan terdengar disebagian paru-paru

8. MMSE(minimental stase examination)

9. Nyeri tekan : perasaan sedih, menderita pada ujung-ujung syaraf pada saat ditekan

menggunakan jari tangan sentuhan pada permukaan tubuh.

IDENTIFIKASI MASALAH :

1. Tn Amir, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang

kerumag (kesasar) sejak 2 bulan yang lalu.

2. Tiga bulan sebelumnya penderita menderita stroke. saat ini penderita masih

mengalalmi kelemahan separuh tubuh sebelah kanan.

3. Sebelum menderita stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakan.

Akhir-akhirnya ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya

lagi.

4. Pemeriksaan fisik :

TD : 170/100 mmHg

5. Keadaan spesifik :

Ekstremitas : hemiparese dextra spastik (kekuatan 4)

6. Pemeriksaan laboratorium :

Kolestrol : 265 mg %

LDR : 180 mg%

HDL : 40 mg%

Trigliserid : 200 mg%

MMSE : 15

CT-scan kepala : infark di basal ganglia sinistra

Page 3: Skenario D Tutorial 6

ANALISIS MASALAH

1. Tn Amir, 65 tahun, datang ke UGD RSMH karena seringkali lupa jalan pulang

kerumag (kesasar) sejak 2 bulan yang lalu.

a. Bagaimana anatomi dn fisiologi otak dan pusat kognitif ? 123

Trombus/ embolus Terjadi sumbatan pada pembuluh darah intrakranial

iskemia infark pada basal ganglia hemiparese dextra spastik

Hemiparese di sebelah kanan menunjukkan perdarahan terjadi di sebelah kiri,

karena saraf pada otak letaknya kontralateral, sehingga jika terjadi gangguan pada

otak sebelah kiri, maka yang mengalami ganguan adalah tubuh sebelah kanan.

b. Apa makna sering lupa jalan pulang kerumah menurut ilmu psikiatri ? 456

Makna lupa jalan pulang ke rumah (kesasar) yaitu disorientasi terhadap tempat.

c. Apa yang menyebabkan Tn.Amir lupa jalan ke rumah ?789

Gangguan Fungsi Kognitif

Stress

Infeksi susunan Saraf Pusat

Gangguan Metabolik

Tumor serta gangguan pembuluh darah otak

Penyakit-penyakit serebrovaskular

Penurunan daya ingat disebabkan banyak faktor, antara lain:

- Gangguan organik di otak

Kerusakan fungsi memori organik disebabkan antara lain, ada penyakit

di otak akibat stroke, infeksi, tumor, dan degeneratif sehingga ada kerusakan

di otak. Akibatnya, fungsi otak terganggu, terutama ingatan. Umumnya, yang

pertama kali terganggu adalah ingatan jangka pendek.

Gangguan fungsi kognitif, demensia, misalnya, dapat disebabkan

alzheimer. Penurunan fungsi itu dapat pula diakibatkan gangguan pembuluh

Page 4: Skenario D Tutorial 6

darah otak (demensia vaskular, di antaranya stroke). Adanya sumbatan kecil

pada pembuluh darah otak yang meluas menyebabkan banyak sel-sel otak

yang mati.

Demensia bersifat progresif dan ingatan sulit dikembalikan. Ketika

seseorang terkena stroke, fungsi otak, termasuk ingatan, ada yang terganggu,

bisa saja fungsi ingatan jangka pendek, jangka panjang, atau bahkan keduanya.

- Tekanan psikologis

Ingatan berkaitan erat dengan emosi dan persepsi. Trauma kejiwaan

yang amat berbekas, misalnya pada korban pemerkosaan, akan timbul represi

terhadap ingatan akan kejadian itu. Ingatan itu ditekan ke alam bawah sadar

sebagai mekanisme pertahanan ego.

Peristiwa, kesan atau informasi yang disukai lebih mudah diingat.

Informasi atau peristiwa yang tidak disukai dapat diblok oleh alam bawah

sadar. Persepsi bahwa sebuah informasi tidak penting membuat orang

mengingatnya hanya sesaat.

- Gangguan lain

Gangguan lain, misalnya penyakit diabetes mellitus dan hipertensi.

Defisiensi Vitamin

d. Apa saja penyebab demensia ?123

Banyak faktor penyebab demensia. Penyebab demensia menurut Nugroho

(2008) dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu:

Demensia dengan Etiologi tidak Dikenal

Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal,

Sering pada golongan ini tidak ditemukan atrofia serebri, mungkin kelainan terdapat

pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada

metabolisme seperti yang ditemukan pada penyakit alzheimer dan demensia senilis.

Demensia dengan Etiologi Belum Dapat Diobati

Page 5: Skenario D Tutorial 6

Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati,

Penyebab utama dalam golongan ini diantaranya:

1. Penyakit degenerasi spino-serebelar.

2. Subakut leuko-ensefalitis sklerotik van Bogaert

3. Khorea Huntington

4. Penyakit jacob-creutzfeld dll

Demensia dengan Etiologi Dapat Diobati

Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini

diantaranya:

1. Penyakit cerebro kardiofaskuler

2. Penyakit- penyakit metabolik

3. Gangguan nutrisi

4. Akibat intoksikasi menahun

5. Hidrosefalus komunikans

Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang sedemikian berat

sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari- hari dan aktivitas sosial. Kemunduran

kognitif pada demensia biasanya diawali dengan kemunduran memori atau daya

ingat (pelupa). Demensia terutama yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer

berkaitan erat dengan usia lanjut. Penyakit alzheimer ini 60% menyebabkan

kepikunan atau demensia dan diperkirakan akan meningkat terus.

Gejala klasik penyakit demensia alzheimer adalah kehilangan memori (daya

ingat) yang terjadi secara bertahap, termasuk kesulitan menemukan atau

menyebutkan kata yang tepat, tidak mampu mengenali objek, lupa cara

menggunakan benda biasa dan sederhana, seperti pensil, lupa mematikan kompor,

menutup jendela atau menutup pintu, suasana hati dan kepribadian dapat berubah,

agitasi, masalah dengan daya ingat, dan membuat keputusan yang buruk dapat

menimbulkan perilaku yang tidak biasa.

Page 6: Skenario D Tutorial 6

Gejala ini sangat bervariasi dan bersifat individual. Gejala bertahap penyakit

alzheimer dapat terjadi dalam waktu yang berbeda- beda, bisa lebih cepat atau lebih

lambat. Gejala tersebut tidak selalu merupakan penyakit alzheimer, tetapi apabila

gejala tersebut berlangsung semakin sering dan nyata, perlu dipertimbangkan

kemungkinan penyakit alzheimer (Nugroho, 2008).

e. Apa saja klasifikasi dari demensia ?456

f. 1. Klasifikasi Menurut Umur:• Demensia senilis (>65th)• Demensia prasenilis (<65th)2. Menurut perjalanan penyakit :• Reversibel• Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit BDefisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.3. Menurut kerusakan otak :• Demensia tipe AlzameirDari semua pasien dengan demensia, 50-60% memiliki demensia tipe ini. Prang kali mendefinisikan penyakit ini adalah Alois Alzameir sekitar tahun 1910. Demensia ini di tandai dengan gejala :1. Penurunan fungsi kongnitif dengan onset bertahap dan progresif2. Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afaksia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif.3. Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru.Penyakit Alzheimer terbagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya detorisasi intelektual, yaitu:1. Stadium IBerlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun. “Fungsi memori yang tergangguadalah memori baru atau lupa hal baru yang dialami.

2. Stadium IIBerlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanyaantara lain :Disorientasi gangguan bahasa (afasia) : penderita mudah bingung penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudahmelakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi. Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%.3. Stadium IIIStadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun. Gejala klinisnya antara lain:a. Penderita menjadi vegetative.b. tidak bergerak dan membisu.

Page 7: Skenario D Tutorial 6

c. daya intelektual serta memorimemburuk sehingga tidak mengenal keluarganya sendiri.d. tidak bisa mengendalikan buang air besar/kecil.e. kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan orang lain.f. kematian terjadi akibat infeksi atau trauma :

• Demensia VaskulerUntuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasidarah di otak. “Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibatterjadinya demensia,”. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibatgangguan sirkulasi darah otak, sehingga depresi itu dapat didiuga sebagai demensia vaskuler.Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia Vaskuler daripada Alzheimer. Hal ini disebabkan karena kemampuan penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap stabil pada demensia vaskuler.Dibawah ini merupakan klasifikasi penyebab demensia vaskuker, diantaranya:Kelainan sebagai penyebab Demensia :• penyakit degenaratif• penyakit serebrovaskuler• keadaan anoksi/ cardiac arrest, gagal jantung, intioksi CO• trauma otak• infeksi (Aids, ensefalitis, sifilis)• Hidrosefaulus normotensif• Tumor primer atau metastasis• Autoimun, vaskulitif• Multiple sclerosis• Toksik• kelainan lain : Epilepsi, stress mental, heat stroke, whipple diseaseKelainan/ keadaan yang dapat menampilkan demensiGangguan psiatrik :• Depresi• Anxietas• PsikosisObat-obatan :• Psikofarmaka• Antiaritmia• Antihipertensi• Antikonvulsan• DigitalisGangguan nutrisi:• Defisiensi B6 (Pelagra)• Defisiensi B12• Defisiensi asam folat• Marchiava-bignami diseaseGangguan metabolisme :• Hiper/hipotiroidi• Hiperkalsemia• Hiper/hiponatremia• Hiopoglikemia• Hiperlipidemia

Page 8: Skenario D Tutorial 6

• Hipercapnia• Gagal ginjal• Sindromk Cushing• Addison’s disesse• Hippotituitaria• Efek remote penyakit kanker

g. Apa hubungan umur dan jenis kelamin pada kasus ini ? 789

Umur :

Pada usia > 50 tahun terjadi daya regang pembuluh darah ↓ dan elastisitas

pembuluh darah ↓ pada arteri korteks cerebri yang akan mengakibatkan :

1. Kemunduran memori (area Wernicke lobus parietal) → lupa dg keg. sehari-

hari

2. Disorientasi : short – long term memory (area asosiasi) → salah arah

3. Aphasia (area Brocca lobus frontal) → sulit menyampaikan isi pikiran &

keinginan

4. Intelektual ↓ (lobus frontal) → pengetahuan umum

Jenis kelamin Semua jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

h. Apa makna keluhan dengan waktu 2 bulan yang lalu ?123

2. Tiga bulan sebelumnya penderita menderita stroke. saat ini penderita masih

mengalalmi kelemahan separuh tubuh sebelah kanan.

a. Apa makna 3 bulan sebelumnya menderita stroke ?456

b. Apa hubungan keluhan 3 bulan yang lalu dengan keluhan utama ?789

c. Bagaimana patofisiologi demensia pada kasus ini ?123

3. Sebelum menderita stroke penderita sudah sering lupa apa yang telah dikerjakan.

Akhir-akhirnya ini pasien juga lupa mandi dan tidak mengenali anggota keluarganya

lagi.

a. Apa makna sudah sering lupa sebelum menderita stroke ?456

Page 9: Skenario D Tutorial 6

b. Apa makna akhir-akhir ini Tn.Amir sering lupa mandi dan tidak mengenali

anggota keluarganya lagi ?789

Maknanya terjadi kemunduran / penurunan memori dan tidak mengenali

anaknya sendiri (agnosia) adalah ketidakmampuan untuk mengenali

atau mengidentifikasi benda maupun fungsi sensoriknya utuh. Sebagai

contoh, penderita tak dapat mengenali kursi, pena, meskipun visusnya

baik. Akhirnya, penderita tak mengenal lagi anggota keluarganya dan

bahkan dirinya sendiri yang tampak pada cermin.

4. Pemeriksaan fisik :

TD : 170/100 mmHg

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme tekanan darah ?123

TD : 170/100 mmHg Abnormal (hipertensi tahap 2)

Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole

(mmHg)Normal <120 Dan <80Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89Hipertensi tahap 1

140-159 Atau 90-99

Hipertensi tahap 2

≥ 160 Atau ≥ 100

b. Bagaimana hubungan hipertensi dengan kasus ?456

Page 10: Skenario D Tutorial 6

5. Keadaan spesifik :

Ekstremitas : hemiparese dextra spastik (kekuatan 4)

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme ekstremitas ?789

Hemiparese di sebelah kanan menunjukkan perdarahan terjadi di sebelah kiri,

karena saraf pada otak letaknya kontralateral, sehingga jika terjadi gangguan pada

otak sebelah kiri, maka yang mengalami ganguan adalah tubuh sebelah kanan.

Mekanisme : pembuluh darah arteri trombus di otak kiri oklusi p.darah otak

iskemik keruskan dan kematian neuron hemiparese

6. Pemeriksaan laboratorium :

Kolestrol : 265 mg %

LDR : 180 mg%

HDL : 40 mg%

Trigliserid : 200 mg %

MMSE : 15

CT-scan kepala : infark di basal ganglia sinistra

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan kolestrol ? 123

Page 11: Skenario D Tutorial 6

Kolesterol total : 265 mg/dl Abnormal (dislipidemia)

Normal : <200 mg/ dl

Resiko sedang : 200-240 mg/dl

Resiko tinggi : >240 mg/dl

b. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan LDL ?456

LDL : 180 mg/dl Abnormal ( dislipidemia)

Normal : 60-160 mg/dl

Resiko tinggi : >160 mg/dl

Resiko sedang : 130-159 mg/dl

Resiko rendah : <130 mg/dl

c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan HDL ?789

HDL : 40 mg/dl

Normal: 29-77 mg/dl

Resiko tinggi : < 35 mg/dl

Resiko sedang : 35-45 mg/dl

Resiko rendah : 46-59 mg/dl

Sangat rendah : >60 mg/dl

d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan Trigliserid ?123

Trigliserida : 200 mg/dl Abnormal ( dislipidemia)

Normal : usia >50 th : 40-190 mg/dl

e. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan MMSE ?456

Hasil Neuropsikiatrik tes : MMSE: 15 gangguan kognitif berat

Metode Skor Interpretasi

Single Cutoff <24 Abnormal

Range <21

>25

Kemungkinan demesia lebih besar

Kemungkinan demesia lebih kecil

Pendidikan 21 Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP

Page 12: Skenario D Tutorial 6

<23

<24

Abnormal pada tingkat pendidikan SMA

Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi

Keparahan 24-30

18-23

0-17

Tidak ada kelainan kognitif

Kelainan kognitif ringan

Kelainan kognitif berat

f. Bagaimana interpretasi dan mekanisme CT-scan kepala ?789

CT scan kepala: Infark dibasal ganglian sinistra abnormal (Menandakan

adanya gangguan motorik dan proses memory)

7. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ?123

Gejala Demensia vaskuler

Alzheimer

Kasus

Demensia + + +

Disorientasi + + +

Gangguan memori + + +

Riwayat hipertensi

+ - +

Fungsi eksekutif Dini dan kemunduran yang nyata

Kemunduran lambat

Dini dan kemunduran yang nyata

Intelektual - + -

Riwayat penyakit TIA, stroke, faktor resiko aterosklerosis

seperti Diabetes melitus, hipertensi

Kurang TIA, stroke, faktor resiko

aterosklerosis seperti

Diabetes melitus,

hipertensi

Stroke + + +

Halusinasi - + -

8. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada kasus ?456

Page 13: Skenario D Tutorial 6

1. Anamnesis

Riwayat kesehatan

Ditanyakan faktor resiko demensia vaskular seperti hipertensi, Diabetes

melitus dan hiperlipidemia. Juga riwayat stroke atau adanya infeksi SSP.

Riwayat obat-obatan dan alkohol

Adakah penderita peminum alkohol yang kronik atau pengkonsumsi obat-

obatan yang dapat menurunkan fungsi kognitif seperti obat tidur dan

antidepresan golongan trisiklik.

Riwayat keluarga

Adakah keluarga yang mengalami demensia atau riwayat penyakit

serebrovaskular.\

Sesuai dengan NINDS-AIREN maka didapatkan gambaran klinis VaD sebagai

berikut :

A. Gambaran klinis yang konsisten dengan diagnosis probable VaD :

1. Gangguan berjalan ( langkah-langkah kecil, atau marche a petit-pas,

magnetic, apraxic-ataxic atau parkinson gait )

2. Riwayat miksi dini dan keluhan kemih yang bukan disebabkan oleh

kelainan urologi. Perubahan kepribadian dan suasana hati, abulia dan

depresi. Inkontinesia emosi, gejala defisit subkortikal meliputi retardasi

psikomotor dan gangguan fungsi eksekusi.

B. Gambaran klinis yang tidak menyokong diagnosis VaD :

1. Defisit memori pada tahap dini, perburukan fungsi memori dan gangguan

kognisi lain seperti bahasa (ataxia transkortikal sensorik ), ketrampilan

motorik (apraksia) dan persepsi ( agnosia) tanpa adanya lesi yang sesuai

pada pencitraan otak.

2. Tidak ditemukannya defisit neurologik fokal selain gangguan kognisi.

Tidak ditemukan lesi pada CT-scan atau MRI kepala.

C. Gambaran klinis yang menyokong diagnosis VaD subkortikal :

1. Episode gangguan lesi upper motor neuron (UMN) ringan seperti

kelumpuhan ringan, refleks asimetri, dan inkoordinasi.

2. Gangguan berjalan pada tahap dini demensia.

Page 14: Skenario D Tutorial 6

3. Riwayat gangguan keseimbangan, sering jatuh, tanpa sebab

4. Urgensi miksi yang dini yang tidak disebabkan oleh kelainan urologi

5. Disartri, disfagi dan gejala ekstrapiramidal

6. Gangguan perilaku dan psikis seperti depresi, perubahan kepribadian,

emosi labil, dan retardasi psikomotor.

2. Pemeriksaan fisik

Pada demensia, daerah motorik, piramidal dan ekstrapiramidal ikut terlibat secara

difus maka hemiparesis atau monoparesis dan diplegia dapat melengkapkan

sindrom demensia. Apabila manifestasi gangguan korteks piramidal dan

ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi organik yang mencerminkan

gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal dapat membangkitkan refleks-

refleks. Refleks tersebut merupakan petanda keadaan regresi atau kemunduran

kualitas fungsi.

a. Refleks memegang (grasp reflex). Jari telunjuk dan tengah si pemeriksa diletakkan pada telapak tangan si penderita. Refleks memegang adalah positif apabila jari si pemeriksa dipegang oleh tangan penderita

b. Refleks glabela. Orang dengan demensia akan memejamkan matanya tiap kali

glabelanya diketuk. Pada orang sehat, pemejaman mata pada ketukan berkali-

kali pada glabela hanya timbul dua tiga kali saja dan selanjutnya tidak akan

memejam lagi

c. Refleks palmomental. Goresan pada kulit tenar membangkitkan kontraksi

otot mentalis ipsilateral pada penderita dengan demensia

d. Refleks korneomandibular. Goresan kornea pada pasien dengan demensia

membangkitkan pemejaman mata ipsilateral yang disertai oleh gerakan

mandibula ke sisi kontralateral.

e. Snout reflex. Pada penderita dengan demensia setiap kali bibir atas atau

bawah diketuk m. orbikularis oris berkontraksi

Page 15: Skenario D Tutorial 6

f. Refleks menetek (suck reflex). Refleks menetek adalah positif apabila bibir penderita dicucurkan secara reflektorik seolah-olah mau menetek jika bibirnya tersentuh oleh sesuatu misalnya sebatang pensil

Refleks kaki tonik. Pada demensia, penggoresan pada telapak kaki

membangkitkan kontraksi tonik dari kaki berikut jari-jarinya

9. Apa penyakit yang paling mungkin terjadi pada kasus ?789

Demensia Vaskular

10. Bagaimana penatalaksaan pada kasus ?123

a. Farmakologi a) Stroke

Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke yang mungkin terjadi lagi:

Anti platelet

Aspirin dengan mekanisme kerja menghambat sintesis tromboksan (senyawa

yang berperan dalam proses pembekuan darah)

Dosis: 4-6 x 325-650 Mg/hari

Page 16: Skenario D Tutorial 6

Perhatian: adanya suatu interaksi obat antara obat Anti Diabetik dan Aspirin

dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.

Hal yang harus dilakukan dokter:

1. Beri penyuluhan mengenai cara pemberian obat, dengan memberi tahu

bahwa jika ingin mengkonsumsi obat Anti Diabetik dengan Aspirin

minimal diberi rentang waktu minimal 30-60 menit setelah minum obat

yang pertama.

2. Tanyakan juga riwayat penyakit gastritis, agar bisa diberikan obat-obat

terapi untuk melindungi mukosa lambung itu sendiri.

3. Dokter memantau kemungkinan gangguan atau perdarahan GIT.

b) Hipertensi

Pada kasus diketahui pasien menderita diabetes dan hipertensi maka kondisi

ini memiliki kendala karena dapat mencetuskan resistensi insulin. Dalam hal

ini sebaiknya digunakan suatu ACE-Inhibitor atau β-Blocker dan Antagonis

Ca.

ACE-inhibitor: Kaptopril (Capoten) Dosis : 2-3x25 Mg/hari

Atau Β-Blocker selektif : Propranolol

Dosis awal : 2 x 40 Mg/hari diteruskan dosis pemeliharaan 120-240 Mg/hari

c) Demensia Vaskular

Golongan Kolinesterase-Inhibitors (ChE-1)

Donepezil: paling bermakna diantara golongan kholinergik, manfaat pada

stadium ringan sampai sedang.

Mekanisme kerja: menghambat degradasi Ach di sinaps dengan cara

menghambat pemecahannya.

Dosis: 1 dd 5 Mg a.n. (Sebelum tidur)

Sesudah 4 minggu 1 dd 10 Mg

b. Non farmakologi a) Stroke : Terapi rehabilitasi medik (fisioterapi)

Latihan ke berdiri dan posisi duduk

Latihan berjalan, latihan lengan

Terapi wicara dan bahasa

b) Hipertensi

Page 17: Skenario D Tutorial 6

Diet : mengurangi garam dalam diet dan membatasi kolesterol.

Olahraga teratur

Membatasi minum kopi

Menghindari minum alkohol

Cukup istirahat dan tidur

c) Demensia

Psikoterapi (bisa juga ditujukan untuk semua keluhan yang ada pada pasien).

Lakukan intervensi psikodinamika pada anggota keluarga dari pasien

demensia mungkin menjadi bantuan yang sangat besar.

Preventif dan promotif

Memodifikasi faktor resiko vascular (misalnya, hipertensi, diabetes mellitus,

merokok, hyperhomocystinemia) dan faktor makanan (misalnya,

hiperkolesterolemia) di usia pertengahan dapat membantu untuk mencegah

demensia stroke dan pembuluh darah. Faktor risiko yang paling penting adalah

hipertensi. penelitian kohort epidemiologis dan percobaan intervensi dengan

obat-obat antihipertensi menunjukkan kegunaan obat antihipertensi dalam

pencegahan demensia vaskular.

Perawatan yang tepat untuk fibrilasi atrium, penyakit arteri koroner, gagal

jantung kongestif, dan stroke juga dianjurkan.

manajemen yang memadai faktor risiko vaskular, stroke, dan penyakit jantung

pada usia pertengahan mungkin cara paling efektif untuk mencegah demensia

vaskuler di kemudian hari.Perbedaan antara demensia vaskular dan demensia

Alzheimer menjadi semakin kabur karena faktor-faktor risiko vaskuler

memainkan peran dalam kedua penyakit.

Pada pasien dengan gangguan kognitif awal atau dengan neuroimaging

temuan yang menunjukkan leukoaraiosis atau stroke, pencegahan sekunder

dapat difasilitasi dengan menerapkan terapi stroke-pencegahan standar seperti

agen antiplatelet, warfarin, atau endarterektomi sesuai dengan pedoman

diterima.

Demensia & Lifesytle

Periksa rutin tekanan darah. Jika tinggi, konsultasi ke dokter.

Jangan merokok.

Olahraga secara teratur.

Jangan mengkonsumsi alkohol.

Page 18: Skenario D Tutorial 6

Cukup istirahat dan tidur.

Demensia & Diet

Cegah makan makanan yang berlemak.

Konsumsi suplemen (vitamin) antioksidan.

Kurangi konsumsi garam dalam makanan

11. Apa yang akan terjadi jika penyakit ini tidak ditangani secara komprehensif ?456

Malnutrisi

Kecelakaan

Kematian

12. Bagaimana prognosis pada kasus ?789

Dubia ad malam

13. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ?123

Tingkat Kemampuan 2 : Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan

pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter

(misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk

pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

14. Bagaimana pandangan islam pada kasus ?456

Artinya :” Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara

kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia

tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. ” (Q.S. An Nahl : 70)

HIPOTESIS

Page 19: Skenario D Tutorial 6

Tn.Amir 65 tahun menderita hipertensi, dislipidemia, hemiparese dextra spastic.

Page 20: Skenario D Tutorial 6