skenario 2 m102 hanny (2)

30
SKENARIO 2 DOSEN : DRG. JUANITA A. GUNAWAN, MKES, Sp. KG (K) Chenny Diana Esther Esti Pangesti Hanny Ilanda Hendriyanto Ingrid Natasha Lisa Pramitha Maria Yovita Meryna Sannia Pratiwi Sarah Kurniawan FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

Upload: rinaldy-t-setiawan

Post on 29-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 2 m102 Hanny (2)

SKENARIO 2DOSEN DRG JUANITA A GUNAWAN MKES Sp

KG (K)

Chenny Diana Esther Esti Pangesti

Hanny IlandaHendriyanto

Ingrid NatashaLisa PramithaMaria Yovita

MerynaSannia Pratiwi

Sarah Kurniawan

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2013

SKENARIO M 102 ANGKATAN 4 APRIL 2013

Seorang laki-laki usia 60 thn dtg ke RSGMP Trisakti dengan sakit berdenyut Beberapa menit kemudian rasa sakit hilang timbul sakit bila dikatupkan Ketika dalam posisi berbaring mengalami rasa sakit menjalar ke kepala Dia tetap merasakan sakitnya samapai jatuh tertidur Menurut penuturan pasien rasa sakit berlangsung terus dan terakhir kemarin malam Lebih lanjut pasien menuturkan bahwa dia mempunyai riwayat pacu jantung atau hipertensi rajin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam dan minum obat secara teratur tapi takut ke dokter gigi Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan intraoral dengan hasil sebagai berikut

A Hasil pemeriksaan fisik tekanan darahnya 180110 mmHg Keadaaan intraoral ditemukan gigi 16 berlubang di proksimal oklusal mencapai pulpa Impaksi sisi makanan dan gingivitis di sekitar gigi tersebut dan belum pernah dirawat

B Hasil pemeriksaan penunjang pemerikasaan laboratorium dan RO foto

Pertanyaan1 kira-kira apa diagnose gigi sakit tersebut2 Bagaimana mekanisme rasa sakit kompleks dentin pulpa yang diderita pasien3 Apa rencana perawatan saudara mengingat pasien mempunyai keluhan

penyakit jantung4 Apa hubungan penyakit jantung dengan sakit gigi5 Pendekatan apa yang dilakukan terhadap pasien ini6 Etika dan hukum apa yang terkait dalam ilmu konservasi gigi

Clarifing Unfamiliar terms

Problem Definition

Brainstorming

Analyzing the problem

Formulating learning issues

Pria 60 tahun dengan riwayat pacu jantung dan hipertensitekanan darahnya 180110 mmHg

Berapa range normal hipertensi

Apa efek alat pacu jantung dengan perawatan gigi

Range normal hipertensi 12080 mmHg atau 14090 mmHg

Perawatan endodontic pada gigi dengan menggunakan apeks locator

Jika pemeriksaan kontrol berkala pada dokter teratur dan tekanan darah normal maka perawatan dapat dilanjutkan (setelah konsul)

Aman digunakan

konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang merawatnya

Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Melakukan perawatan pada gigi 16

16 berlubang di proximal amp oklusal mencapai pulpa disertai sakit berdenyut hilang timbul sakit bila dikatupkan

Mengapa bisa timbul sakit berdenyut

Mengapa sakit bila dikatupkan

Karena invasi bakteri sudah mengenai saraf pada pulpa gigi

Bisa terjadi karena terdapat kelainan periodontal periapikal

Infeksi pada jaringan periodontal periapikal mengaktifkan reseptor nyeri

Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala

Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit

atau fraktur gigi

Kemungkinan dikarenakan aliran darah

ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit

Impaksi makanan dan gingivitis

Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya

Impaksi makanan memperberat kondisi

Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler

REPORTING MODUL 102

SKENARIO 2

Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi

Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)

semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi

elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam

kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang

diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam

perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung

kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP

memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya

kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP

ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi

subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung

dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat

diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal

elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut

jantung yang abnormal (pacing)

Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian

intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi

electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini

EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat

perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan

mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang

kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar

Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker

permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan

dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak

mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up

Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini

pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko

gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah

Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan

pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan

mode maupun malfungsi alat

Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien

yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk

menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang

mengunakan pacemaker

Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi

kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis

dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung

harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh

darah

Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung

apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)

Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140

mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus

berada pada 14090 mmHg atau lebih

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar

90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa

penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung

atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan

jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri

perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan

darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan

dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko

terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada

sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik

mmHg mmHg

Normal 90-119 60-79

Pra-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ge160 ge100

Hipertensi sistolik

tersendiri

ge140 lt90

Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu

perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri

Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential

diagnosis) karena symptomnya sering sama

Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit

orofasial non endodontik

Pastikan keluhan utama

Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi

Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal

Analisa data ndash data yg diperoleh

Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat

Kesalahan diagnosa akan menyebabkan

Perawatan dilakukan pada gigi yang salah

Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat

Perawatan yang tidak tepat

Ketidakpercayaan pasien dokter gigi

Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis

ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai

proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 2: Skenario 2 m102 Hanny (2)

SKENARIO M 102 ANGKATAN 4 APRIL 2013

Seorang laki-laki usia 60 thn dtg ke RSGMP Trisakti dengan sakit berdenyut Beberapa menit kemudian rasa sakit hilang timbul sakit bila dikatupkan Ketika dalam posisi berbaring mengalami rasa sakit menjalar ke kepala Dia tetap merasakan sakitnya samapai jatuh tertidur Menurut penuturan pasien rasa sakit berlangsung terus dan terakhir kemarin malam Lebih lanjut pasien menuturkan bahwa dia mempunyai riwayat pacu jantung atau hipertensi rajin kontrol ke dokter spesialis penyakit dalam dan minum obat secara teratur tapi takut ke dokter gigi Dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan intraoral dengan hasil sebagai berikut

A Hasil pemeriksaan fisik tekanan darahnya 180110 mmHg Keadaaan intraoral ditemukan gigi 16 berlubang di proksimal oklusal mencapai pulpa Impaksi sisi makanan dan gingivitis di sekitar gigi tersebut dan belum pernah dirawat

B Hasil pemeriksaan penunjang pemerikasaan laboratorium dan RO foto

Pertanyaan1 kira-kira apa diagnose gigi sakit tersebut2 Bagaimana mekanisme rasa sakit kompleks dentin pulpa yang diderita pasien3 Apa rencana perawatan saudara mengingat pasien mempunyai keluhan

penyakit jantung4 Apa hubungan penyakit jantung dengan sakit gigi5 Pendekatan apa yang dilakukan terhadap pasien ini6 Etika dan hukum apa yang terkait dalam ilmu konservasi gigi

Clarifing Unfamiliar terms

Problem Definition

Brainstorming

Analyzing the problem

Formulating learning issues

Pria 60 tahun dengan riwayat pacu jantung dan hipertensitekanan darahnya 180110 mmHg

Berapa range normal hipertensi

Apa efek alat pacu jantung dengan perawatan gigi

Range normal hipertensi 12080 mmHg atau 14090 mmHg

Perawatan endodontic pada gigi dengan menggunakan apeks locator

Jika pemeriksaan kontrol berkala pada dokter teratur dan tekanan darah normal maka perawatan dapat dilanjutkan (setelah konsul)

Aman digunakan

konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang merawatnya

Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Melakukan perawatan pada gigi 16

16 berlubang di proximal amp oklusal mencapai pulpa disertai sakit berdenyut hilang timbul sakit bila dikatupkan

Mengapa bisa timbul sakit berdenyut

Mengapa sakit bila dikatupkan

Karena invasi bakteri sudah mengenai saraf pada pulpa gigi

Bisa terjadi karena terdapat kelainan periodontal periapikal

Infeksi pada jaringan periodontal periapikal mengaktifkan reseptor nyeri

Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala

Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit

atau fraktur gigi

Kemungkinan dikarenakan aliran darah

ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit

Impaksi makanan dan gingivitis

Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya

Impaksi makanan memperberat kondisi

Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler

REPORTING MODUL 102

SKENARIO 2

Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi

Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)

semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi

elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam

kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang

diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam

perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung

kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP

memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya

kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP

ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi

subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung

dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat

diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal

elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut

jantung yang abnormal (pacing)

Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian

intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi

electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini

EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat

perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan

mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang

kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar

Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker

permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan

dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak

mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up

Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini

pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko

gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah

Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan

pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan

mode maupun malfungsi alat

Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien

yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk

menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang

mengunakan pacemaker

Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi

kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis

dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung

harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh

darah

Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung

apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)

Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140

mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus

berada pada 14090 mmHg atau lebih

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar

90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa

penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung

atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan

jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri

perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan

darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan

dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko

terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada

sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik

mmHg mmHg

Normal 90-119 60-79

Pra-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ge160 ge100

Hipertensi sistolik

tersendiri

ge140 lt90

Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu

perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri

Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential

diagnosis) karena symptomnya sering sama

Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit

orofasial non endodontik

Pastikan keluhan utama

Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi

Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal

Analisa data ndash data yg diperoleh

Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat

Kesalahan diagnosa akan menyebabkan

Perawatan dilakukan pada gigi yang salah

Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat

Perawatan yang tidak tepat

Ketidakpercayaan pasien dokter gigi

Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis

ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai

proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 3: Skenario 2 m102 Hanny (2)

Clarifing Unfamiliar terms

Problem Definition

Brainstorming

Analyzing the problem

Formulating learning issues

Pria 60 tahun dengan riwayat pacu jantung dan hipertensitekanan darahnya 180110 mmHg

Berapa range normal hipertensi

Apa efek alat pacu jantung dengan perawatan gigi

Range normal hipertensi 12080 mmHg atau 14090 mmHg

Perawatan endodontic pada gigi dengan menggunakan apeks locator

Jika pemeriksaan kontrol berkala pada dokter teratur dan tekanan darah normal maka perawatan dapat dilanjutkan (setelah konsul)

Aman digunakan

konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang merawatnya

Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Melakukan perawatan pada gigi 16

16 berlubang di proximal amp oklusal mencapai pulpa disertai sakit berdenyut hilang timbul sakit bila dikatupkan

Mengapa bisa timbul sakit berdenyut

Mengapa sakit bila dikatupkan

Karena invasi bakteri sudah mengenai saraf pada pulpa gigi

Bisa terjadi karena terdapat kelainan periodontal periapikal

Infeksi pada jaringan periodontal periapikal mengaktifkan reseptor nyeri

Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala

Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit

atau fraktur gigi

Kemungkinan dikarenakan aliran darah

ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit

Impaksi makanan dan gingivitis

Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya

Impaksi makanan memperberat kondisi

Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler

REPORTING MODUL 102

SKENARIO 2

Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi

Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)

semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi

elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam

kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang

diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam

perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung

kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP

memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya

kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP

ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi

subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung

dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat

diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal

elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut

jantung yang abnormal (pacing)

Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian

intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi

electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini

EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat

perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan

mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang

kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar

Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker

permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan

dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak

mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up

Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini

pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko

gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah

Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan

pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan

mode maupun malfungsi alat

Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien

yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk

menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang

mengunakan pacemaker

Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi

kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis

dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung

harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh

darah

Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung

apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)

Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140

mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus

berada pada 14090 mmHg atau lebih

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar

90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa

penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung

atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan

jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri

perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan

darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan

dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko

terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada

sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik

mmHg mmHg

Normal 90-119 60-79

Pra-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ge160 ge100

Hipertensi sistolik

tersendiri

ge140 lt90

Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu

perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri

Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential

diagnosis) karena symptomnya sering sama

Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit

orofasial non endodontik

Pastikan keluhan utama

Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi

Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal

Analisa data ndash data yg diperoleh

Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat

Kesalahan diagnosa akan menyebabkan

Perawatan dilakukan pada gigi yang salah

Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat

Perawatan yang tidak tepat

Ketidakpercayaan pasien dokter gigi

Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis

ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai

proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 4: Skenario 2 m102 Hanny (2)

Berbaring sakit sampai menjalar ke kepala

Apa hubungan posisi berbaring dengan rasa sakit

atau fraktur gigi

Kemungkinan dikarenakan aliran darah

ada peningkatan mendadak tekanan darah dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit

Impaksi makanan dan gingivitis

Apa pengaruh impaksi makanan dengan kondisi penyakitnya

Impaksi makanan memperberat kondisi

Akumulasi plak dan makanan pada sulkus gingivaakumulasi bakterimenimbulkan respon inflamasi dalam bentuk respon vaskuler

REPORTING MODUL 102

SKENARIO 2

Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi

Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)

semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi

elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam

kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang

diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam

perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung

kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP

memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya

kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP

ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi

subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung

dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat

diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal

elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut

jantung yang abnormal (pacing)

Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian

intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi

electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini

EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat

perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan

mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang

kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar

Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker

permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan

dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak

mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up

Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini

pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko

gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah

Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan

pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan

mode maupun malfungsi alat

Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien

yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk

menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang

mengunakan pacemaker

Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi

kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis

dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung

harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh

darah

Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung

apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)

Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140

mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus

berada pada 14090 mmHg atau lebih

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar

90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa

penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung

atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan

jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri

perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan

darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan

dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko

terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada

sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik

mmHg mmHg

Normal 90-119 60-79

Pra-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ge160 ge100

Hipertensi sistolik

tersendiri

ge140 lt90

Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu

perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri

Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential

diagnosis) karena symptomnya sering sama

Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit

orofasial non endodontik

Pastikan keluhan utama

Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi

Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal

Analisa data ndash data yg diperoleh

Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat

Kesalahan diagnosa akan menyebabkan

Perawatan dilakukan pada gigi yang salah

Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat

Perawatan yang tidak tepat

Ketidakpercayaan pasien dokter gigi

Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis

ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai

proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 5: Skenario 2 m102 Hanny (2)

REPORTING MODUL 102

SKENARIO 2

Seorang laki-laki usia 60 thn dengan riwayat pacu jantung dan hipertensi

Penggunaan implanted cardiac pacemaker (ICP) dan cardioverter defibrillator (ICD)

semakin banyak dan hal ini juga meningkatkan kepedulian mengenai interfensi

elektrik yang dapat menyebabkan disfungsi alat ataupun melukai pasien Dalam

kedokteran gigi electric pulp tester (EPT) dan electronic apex locator (EAL) yang

diakui oleh Departemen makanan dan obat-obatan digunakan secara rutin dalam

perawatan saluran akarKedua alat ini menaplikasikan arus listrik secara langsung

kepada jaringan mulut pasien Terdapat banyak kemungkinan pasien dengan ICP

memerlukan perawatan saluran akar Dokter gigi sudah menyadari adanya

kemungkinan gangguan elektrik pada pasien yang mengunakan ICP

ICP dan ICD merupakan alat bersumber energi dari baterai dan di implantasi

subkutaneous baik di pectoral atau bagian perut Alat dihubungan dengan jantung

dengan elekroda dan kabel dimana ritme jantung di monitor dan pada saat

diindikasikan memberikan perawatan yang dilakukan dengan mengirimkan sinyal

elektrik ke jantung Pacemaker berguna untuk memperbaiki bradikardi atau denyut

jantung yang abnormal (pacing)

Kegunaan dari ICD dan ICP adalah untuk mendeteksi aktivitas elektrik bagian

intrinsic jantung dan memberikan terapi elektri yang dibutuhkan Intervensi

electromagnet dapat menggangu fungsi dari alat ini

EAL digunakan untuk menentukan panjang kerja saluran akar pada saat

perawatan endodontic dengan cara mengukur perbedaan listrik 2 elektroda dengan

mengunakan sinyal frekuensi multiple Akurasi EAL dalam menentukan panjang

kerja mengurangi jumlah radiograf yang dibutuhkan pada saat perawatan saluran akar

Pada tahun 1996 ada sebuah laporan kasus pada pasien dengan pacemaker

permanent yang membutuhkan perawatan saluran akar Dengan konsultasi dengan

dokter jantung pasien tersebut digunakan EAL dalam perawatanPasien tidak

mengalami efek apapun dalam jangka waktu dekat maupun dlm follow-up

Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini

pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko

gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah

Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan

pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan

mode maupun malfungsi alat

Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien

yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk

menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang

mengunakan pacemaker

Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi

kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis

dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung

harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh

darah

Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung

apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)

Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140

mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus

berada pada 14090 mmHg atau lebih

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar

90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa

penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung

atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan

jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri

perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan

darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan

dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko

terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada

sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik

mmHg mmHg

Normal 90-119 60-79

Pra-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ge160 ge100

Hipertensi sistolik

tersendiri

ge140 lt90

Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu

perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri

Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential

diagnosis) karena symptomnya sering sama

Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit

orofasial non endodontik

Pastikan keluhan utama

Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi

Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal

Analisa data ndash data yg diperoleh

Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat

Kesalahan diagnosa akan menyebabkan

Perawatan dilakukan pada gigi yang salah

Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat

Perawatan yang tidak tepat

Ketidakpercayaan pasien dokter gigi

Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis

ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai

proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 6: Skenario 2 m102 Hanny (2)

Pada saat ini pabrik EPT dan EAL tidak menyarankan penggunaan alat ini

pada pasien dengan ICP Peringatan ini berdasarkan spekulasi adanya resiko

gangguan electromagnet dan bukan berdasarkan bukti ilmiah

Dalam penelitian Wilsondkk tidak ditemukan adanya efek maupun gangguan

pada pengunaan EAL pada pasien ICPICD baik dalam menstimulasi perubahan

mode maupun malfungsi alat

Jadi tidak ditemukan gangguan padasaat EALEPT digunakan pada pasien

yang diimplantasi dengan alat kardiak Berdasarkan penemuan-penemuan Wilson dkk

menyatakan bahwa EAL dan EPT aman untuk digunakan pada pasien yang

mengunakan pacemaker

Tekanan darah pasien 180110 mmHg Hipertensi atau tekanan darah tinggi

kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri adalah kondisi medis kronis

dengan tekanan darah di arteri meningkat Peningkatan ini menyebabkan jantung

harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh

darah

Tekanan darah melibatkan dua pengukuran sistolik dan diastolik tergantung

apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole)

Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik 100ndash140

mmHg dan diastolik 60ndash90 mmHg Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus

berada pada 14090 mmHg atau lebih

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer atau hipertensi sekunder Sekitar

90ndash95 kasus tergolong hipertensi primer yang berarti tekanan darah tinggi tanpa

penyebab medis yang jelas Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal arteri jantung

atau sistem endokrin menyebabkan 5-10 kasus lainnya (hipertensi sekunder)

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke infark miokard (serangan

jantung) gagal jantung aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta) penyakit arteri

perifer dan penyebab penyakit ginjal kronik Bahkan peningkatan sedang tekanan

darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek Perubahan pola makan

dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko

terkait komplikasi kesehatan Meskipun demikian obat seringkali diperlukan pada

sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik

mmHg mmHg

Normal 90-119 60-79

Pra-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ge160 ge100

Hipertensi sistolik

tersendiri

ge140 lt90

Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu

perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri

Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential

diagnosis) karena symptomnya sering sama

Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit

orofasial non endodontik

Pastikan keluhan utama

Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi

Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal

Analisa data ndash data yg diperoleh

Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat

Kesalahan diagnosa akan menyebabkan

Perawatan dilakukan pada gigi yang salah

Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat

Perawatan yang tidak tepat

Ketidakpercayaan pasien dokter gigi

Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis

ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai

proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 7: Skenario 2 m102 Hanny (2)

Klasifikasi Tekanan sistolik Tekanan Diastolik

mmHg mmHg

Normal 90-119 60-79

Pra-hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ge160 ge100

Hipertensi sistolik

tersendiri

ge140 lt90

Prosedur penegakan diagnosis merupakan tahap paling penting dalam suatu

perawatan Diagnosis tidak boleh ditegakkan tanpa melakukan pemeriksaan sendiri

Rasa sakit gigi non endodontik harus dijadikan diagnosis banding (differential

diagnosis) karena symptomnya sering sama

Untuk mencegah misdiagnosa dan menghilangkan kemungkinan adanya sakit

orofasial non endodontik

Pastikan keluhan utama

Informasi yg lengkap mengenai riwayat kesehatan umum dan gigi

Lakukan pemeriksaan subjektif objektif radiograf yg optimal

Analisa data ndash data yg diperoleh

Tegakkan diagnosa dan rencana perawatan yg tepat

Kesalahan diagnosa akan menyebabkan

Perawatan dilakukan pada gigi yang salah

Membahayakan jiwa dokter gigi amp perawat

Perawatan yang tidak tepat

Ketidakpercayaan pasien dokter gigi

Berdasarkan keterangan di atas diagnosis pada pasien tersebut ialah pulpitis

ireversibel perjalanan nyeri awalnya ditransfer oleh serat A-delta dan C sebagai

proses inflamasi yang kemudian menjadi rasa nyeri

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 8: Skenario 2 m102 Hanny (2)

Gejala-gejala termasuk

bull sakit yang hebat nyeri bertahan pada rangsangan hangat dan setelah rangsangan di

hilangkan sakitnya menjadi berdenyut

bull Nyeri reda pada rangsangan dingin karena vasokonstriksi dan berkurangnya tekanan

intrapulpal

bull Nyeri spontan

bull ketika rasa sakit didominasi oleh serat C rasa sakit menjadi menyebar dan

penyebabnya lebih sulit untuk diidentifikasi

Pada posisi tegak normal efek tekanan berkurang dalam struktur kepala Pada

posisi berbaring efek gravitasi menghilang ada peningkatan mendadak tekanan darah

dalam pulpa dan menyebabkan kenaikan tekanan jaringan sehingga menimbulkan rasa

sakit pada posisi berbaring Faktor lain yang menyebabkan peningkatkan tekanan

pulpa tinggi atau posisi berbaring adalah efek postur pada aktivitas sistem saraf

simpatis Ketika seseorang pada posisi tegak baroreseptor mempertahankan stimulasi

simpatis tetap tinggi yang menyebabkan sedikit vasokontriksi Berbaring akan

membalikkan efek yang menyebabkan peningkatan aliran darah dalam pulp Dengan

kata lain berbaring meningkatkan aliran darah ke pulp oleh hilangnya gravitasi dan

efek baroreseptor (Garg N Garg A2010)

Rasa sakit bila gigi dikatupkan bisa terjadi karena beberapa hal yaitu dapat

terjadi karena adanya lesi periapikal periodontitis maupun fraktur gigi Berikut akan

dibahas satu persatu

1 Lesi periapikal

Lesi karies yang sudah mengenai pulpa dan melewati foramen apical

menyebabkan inflamasi daerah apicaldan jugamenyebabkan inflamasi

jaringan periodontal sehingga terjadi pelebaran ruang periodontal dan

rusaknya lamina dura

2 Kelainan periodontal

Rasa sakit saat gigi dikatupkan dapat ditemukan juga pada keadaan

periodontitis dan akibat trauma oklusi

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 9: Skenario 2 m102 Hanny (2)

a Trauma oklusi

Trauma oklusi adalah trauma akibat tekanan yang besar sehingga terjadi

perubahan arah tekanan sehingga tekanan hanya terkonsentrasi pada satu

atau beberapa gigi saja Rasa sakit terja dikarenakan tekanan yang jatuh ke

gigi melebihi kapasitas menerima bebanAkibat gaya yang berlebih

jaringan periodontal menjadi rusak terjadi pelebaran ruang periodontal

dan rusaknya lamina dura

b Periodontitis

Periodontitis dapat disebabkan karena perjalanan lesi periapikal yang

melewati foramen apical dan dapat juga terjadi karena murni kelainan

periodontalKelainan periodontal yang murni merupakan keadaan

inflamasi jaringan periodontal dimana ditemukan poket yang dalam

3 Fraktur gigi

Fraktur gigi merupakan pemisahan gigi menjadi dua atau lebih fragmenKaren

fragmen terpisah pengatupan gigi akan menyebabkan gingiva trauma Fraktur

dapat berupa fraktur horizontal dan vertikal Fraktur vertical seringkali tidak

terlihat secara klinis maupun radiografis Sehingga fraktur merupakan

diagnosa yang terakhir jika upaya penghilangan etiologi lain tidak berhasil

Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi gigi dan berfungsi

sebagai penyangga gigi terdiri dari gingiva sementum ligamen periodontal dan

tulang alveolar Sebelum memahami kerusakan jaringan periodontal sebaiknya

dimulai dengan gingiva yang sehat dan tulang pendukung yang normal Gingiva yang

sehat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan gigi

Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak bakterial

terbentuk pada mahkota gigi meluas disekitarnya dan menerobos sulkus gingiva yang

nantinya akan merusak gingiva disekitarnya Plak menghasilkan sejumlah zat yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit

periodontal Peradangan pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 10: Skenario 2 m102 Hanny (2)

permukaan gigi terjadi ketika koloni mikroorganisme berkembang

Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan

periodontitis Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses

inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya

kerusakan tulang keadaan ini dikenal dengan Gingivitis Apabila penyakit gingiva

tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang

mempengaruhi tulang alveolar ligamen periodontal atau sementum keadaan ini

disebut dengan Periodontitis

Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik) Faktor lokal merupakan

penyebab yang berada pada lingkungan disekitar gigi sedangkan faktor sistemik

dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum

Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh faktor

lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan keduanya

Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan pengurangan

ketinggian tulang alveolar sedangkan trauma dari oklusi menyebabkan hilangnya

tulang alveolar pada sisi permukaan akar

Faktor Lokal

1 Plak bakteri

2 Kalkulus

3 Impaksi makanan

4 Pernafasan mulut

5 Sifat fisik makanan

6 Iatrogenik Dentistry

7 Trauma dari oklusi

1 Plak Bakteri

Plak bakteri merupakan suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat

erat pada permukaan gigi dan gingiva bila seseorang mengabaikan kebersihan mulut

Berdasarkan letak huniannya plak dibagi atas supra gingival yang berada disekitar

tepi gingival dan plak sub-gingiva yang berada apikal dari dasar gingival

Bakteri yang terkandung dalam plak di daerah sulkus gingiva mempermudah

kerusakan jaringan Hampir semua penyakit periodontal berhubungan dengan plak

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 11: Skenario 2 m102 Hanny (2)

bakteri dan telah terbukti bahwa plak bakteri bersifat toksik Bakteri dapat

menyebabkan penyakit periodontal secara tidak langsung dengan jalan

Meniadakan mekanisme pertahanan tubuh Mengurangi pertahanan jaringan

tubuh Menggerakkan proses immuno patologi

Meskipun penumpukan plak bakteri merupakan penyebab utama terjadinya

gingivitis akan tetapi masih banyak faktor lain sebagai penyebabnya yang merupakan

multifaktor meliputi interaksi antara mikroorganisme pada jaringan periodontal dan

kapasitas daya tahan tubuh

2 Kalkulus

Kalkulus terdiri dari plak bakteri dan merupakan suatu massa yang mengalami

pengapuran terbentuk pada permukaan gigi secara alamiah Kalkulus merupakan

pendukung penyebab terjadinya gingivitis (dapat dilihat bahwa inflamasi terjadi

karena penumpukan sisa makanan yang berlebihan) dan lebih banyak terjadi pada

orang dewasa kalkulus bukan penyebab utama terjadinya penyakit periodontal

Faktor penyebab timbulnya gingivitis adalah plak bakteri yang tidak bermineral

melekat pada permukaan kalkulus mempengaruhi gingiva secara tidak langsung

3 Pernafasan Mulut

Kebiasaan bernafas melalui mulut merupakan salah satu kebiasaan buruk Hal

ini sering dijumpai secara permanen atau sementara Permanen misalnya pada anak

dengan kelainan saluran pernafasan bibir maupun rahang juga karena kebiasaan

membuka mulut terlalu lama Sementara misal pasien penderita pilek dan pada

beberapa anak yang gigi depan atas protrusi sehingga mengalami kesulitan menutup

bibir

Keadaan ini menyebabkan viskositas (kekentalan) saliva akan bertambah pada

permukaan gingiva maupun permukaan gigi aliran saliva berkurang populasi bakteri

bertambah banyak lidah dan palatum menjadi kering dan akhirnya memudahkan

terjadinya penyakit periodontal

4 Sifat fisik makanan

Sifat fisik makanan merupakan hal yang penting karena makanan yang bersifat

lunak seperti bubur atau campuran semiliquid membutuhkan sedikit pengunyahan

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 12: Skenario 2 m102 Hanny (2)

menyebabkan debris lebih mudah melekat disekitar gigi dan bisa berfungsi sebagai

sarang bakteri serta memudahkan pembentukan karang gigi

Makanan yang mempunyai sifat fisik keras dan kaku dapat juga menjadi massa

yang sangat lengket bila bercampur dengan ludah Makanan yang demikian tidak

dikunyah secara biasa tetapi dikulum di dalam mulut sampai lunak bercampur dengan

ludah atau makanan cair penumpukan makanan ini akan memudahkan terjadinya

penyakit

Makanan yang baik untuk gigi dan mulut adalah yang mempunyai sifat self

cleansing dan berserat yaitu makanan yang dapat membersihkan gigi dan jaringan

mulut secara lebih efektif misalnya sayuran mentah yang segar buah-buahan dan

ikan yang sifatnya tidak melekat pada permukaan gigi

5 Iatrogenik Dentistry

Iatrogenik Dentistry merupakan iritasi yang ditimbulkan karena pekerjaan

dokter gigi yang tidak hati-hati dan adekuat sewaktu melakukan perawatan pada gigi

dan jaringan sekitarnya sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan sekitar gigi

Dokter gigi harus memperhatikan masa depan kesehatan jaringan periodontal

pasien misalnya

1113102 Waktu melakukan penambalan pada permukaan proksimal (penggunaan

matriks) atau servikal harus dihindarkan tepi tambalan yang menggantung (kelas II

amalgam) tidak baik adaptasinya atau kontak yang salah karena hal ini menyebabkan

mudahnya terjadi penyakit periodontal

1113102 Sewaktu melakukan pencabutan dimulai dari saat penyuntikan penggunaan

bein sampai tang pencabutan dapat menimbulkan rusaknya gingiva karena tidak hati ndash

hati

1113102 Penyingkiran karang gigi (manual atau ultra skeler) juga harus berhati ndash hati

karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan gingiva

6 Trauma dari oklusi

Trauma dari oklusi menyebabkan kerusakan jaringan periodonsium tekanan

oklusal yang menyebabkan kerusakan jaringan disebut traumatik oklusi

Trauma dari oklusi dapat disebabkan oleh

1113102 Perubahan-perubahan tekanan oklusal

Misal adanya gigi yang elongasi pencabutan gigi yang tidak diganti kebiasaan buruk

seperti bruksim clenching

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 13: Skenario 2 m102 Hanny (2)

1113102 Berkurangnya kapasitas periodonsium untuk menahan tekanan oklusal 1113102

Kombinasi keduanya

FAKTOR SISTEMIK

Respon jaringan terhadap bakteri rangsangan kimia serta fisik dapat diperberat

oleh keadaan sistemik Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan material-material

seperti hormon vitamin nutrisi dan oksigen Bila keseimbangan material ini

terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang berat Gangguan keseimbangan

tersebut dapat berupa kurangnya materi yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk

penyembuhan sehingga iritasi lokal yang seharusnya dapat ditahan atau hanya

menyebabkan inflamasi ringan saja dengan adanya gangguan keseimbangan tersebut

maka dapat memperberat atau menyebabkan kerusakan jaringan periodontal

Faktor-faktor sistemik ini meliputi

1 Demam yang tinggi

2 Defisiensi vitamin

3 Drugs atau pemakaian obat-obatan

4 Hormonal

Impaksi makanan merupakan penekanan paksa makanan ke dalam peridonsium

oleh tekanan oklusal Saat gigi beroklusi permukaan proksimalnya yang konveks

akan merata dan terjadi efek tekan dari cusp antagonis Cusp yang sering menekan

paksa makanan ke dalam celah interproximal dikenal dengan nama plunger cusp atau

cusp penekan Efek tekanan dari cusp tersebut dapat dilihat pada missing teeth yang

tidak digantikan dan hubungan kontak proximal dengan gigi tetangga menjadi

berubah Sebuah kontak kuat tanpa tekanan pada proksimal akan mencegah terjadinya

impaksi makanan pada celah interproksimal sedangkan kontak ringan akan

memungkinkan terjadinya impaksi Hirschfeld membuat analisis klasik tentang faktor

penyebab utama impaksi makanan Faktor-faktor tersebut yaitu pemakaian sisi

oklusal yang tidak seimbang tidak adanya kontak pada proksimal atau karena

ekstrusi kelainan morfologis gigi sejak lahir dan restorasi yang kurang baik salah

Kelainan yang disebutkan sebelumnya bukanlah faktor utama terjadinya

impaksi makanan dan penyakit periodontal sebuah penelitian tentang hubungan

kontak interproksimal dan ridge marginal menunjukan bahwa dalam 3 kelompok pria

yang sehat terdapat 07 sampai 76 yang hubungan kontak proksimalnya telah rusak

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 14: Skenario 2 m102 Hanny (2)

dan 335 lainnya menunjukan ketidakseimbangan pada ridge marginal gigi tetangga

Walapun begitu semakin dalamnya probing dan hilangnya attached gingiva

membuktikan bahwa kontak proksimal yang terbuka dan impaksi makanan menjadi

semakin sering terjadi Penyebab umum terjadinya impaksi makanan yaitu overbite

pada gigi anterior yang berlebihan Biasanya impaksi makanan akan terjadi pada

permukaan palatal gigi anterior RA dan permukaan labial pada gigi antagonisnya Hal

ini dapat dibuktikan dengan hilangnya perlekatan pada gingiva pada area tersebut

(Newman dkk 2002)

IMPAKSI MAKANAN

Definisi Masuknya makanan secara paksa ke dalam jaringan periodonsium Area

yang umum mengalami impaksi makanan

Vertical impaction

A Open contactsB Irregular marginal ridge C Plunger cusps

(cusp yang cenderung memaksa masuk makananmenyebabkan impaksi

makanan secara interproksimal Penyebab occlusal wear perubahanpergeseran posisi

gigi normal)

Horizontal (lateral) impaction ndash pembesaran embrasur gusi

MEKANISME IMPAKSI LATERAL

Penyakit periodontal

Kerusakan jaringan Resesi gusi

Embrasur gusi membesar

Impaksi Makanan

Ada tekanan lateral dari bibir pipi danatau lidah

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 15: Skenario 2 m102 Hanny (2)

KLASIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB IMPAKSI MAKANAN

CLASS I Occlusal wear

CLASS II Loss of proximal contact

CLASS III Extrusion beyond the occlusal plane

CLASS IV Congenital morphological abnormality

CLASS V Improperly constructed restoration

1 CLASS I Occlusal wear

Tipe A Gaya wedging yang disebabkan oleh adanya plunger cusp ke bagian facet

oblique dari gigi antagonisnya

Tipe B Cusp gigi maksila yang telah mengalami keausan secara oblique

menyebabkan adanya overhanging dari permukaan distal gigi antagonis

Tipe C Sama seperti tipe B hanya gigi yang mengalami keausan adalah gigi

mandibula

2 CLASS II Loss of proximal support

Tipe A Kehilangan penyangga distal gigi akibat ekstraksi gigi sebelah distal dari gigi

yang mengalami impaksi

Tipe B Kehilangan penyangga mesial akibat ekstraksi

Tipe C Terjadi pergeseran gigi secara oblique karena gigi yang hilang tidak diganti

dengan gigi yang baru (gigi tiruan)

Tipe D Adanya ruang interdental cukup lebar untuk terjadi oklusi terbuka permanen

dari gigi antagonis

Disebabkan oleh 4 hal

Drifting pasca ekstraksi gigi proksimal

Kebiasaan mendorong-dorong gigi keluar dari posisi normal (anterior)

Penyakit periodontal

Karies gigi

3 CLASS III EXTRUSION A TOOTH RETINING CONTIGUITY WITH THE

ADJACENT MESIAL AND DISTAL MEMBERS

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 16: Skenario 2 m102 Hanny (2)

4 CLASS IV CONGENITAL MORPHOLOGIC ABNORMALITIES

A Tipe A Posisi gigi secara torsi

B Tipe B Adanya embrasur cukup besar diantara 2 gigi yang servikalnya tebal

C Tipe C tilting gigi fasio-lingual

D Tipe D malposisi (fasial atau lingual)

5 CLASS V IMPROPERLY CONSTRUCTED RESTORATION

A Tipe A Kehilangan titik kontak

B Tipe B Lokasi titik kontak yang tidak baik

C Tipe C Kontur oklusal yang buruk

D Tipe D restorasi cantileber yang buruk

TANDA DAN GEJALA

Keluhan

Rasa tidak nyamanada tekanan

Nyeri ringan

Muncul karies akar

Perubahan jaringan periodonsium

Inflamasi gusi ndash gusi berdarah

Resesi gusi Periodontitis

Adanya abses periodontal

Kehilangan tulang alveolar secara vertical

ASPEK HUKUM

Ditinjau dari aspek hukum mengenai skenario kasus tersebut

1 Dokter gigi yang merawat harus mempertimbangkan seluruh kondisi kesehatan

pasien agar dapat memenuhi Pasal 2 Undang-Undang RI No 29 Th 2004 tentang

praktik kedokteran yang berbunyi

ldquoPraktik kedokteran dilaksanakan berasakan Pancasila dan didasarkan pada nilai

ilmiah manfaat keadilan kemanusiaan keseimbangan serta perlindungan dan

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 17: Skenario 2 m102 Hanny (2)

keselamatan pasienrdquo (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 136 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan

a Nilai ilmiah adalah bahwa praktik kedokteran harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan amp teknologi yang diperoleh baik dalam pendidikan termasuk

pendidikan berkelanjutan maupun pengalaman serta etika profesi

b Manfaat adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka mempertahankan

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

c Keadilan adalah bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran harus mampu

memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya

yang terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu

d Kemanusiaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran

memberikan perlakuan yang sama dengan tidak membedakan suku bangsa

agama status sosial dan ras

e Keseimbangan adalah bahwa dalam penyelenggaraan praktik kedokteran dapat

menjaga keserasian serta keselarasan antara kepentingan individu dan

masyarakat

f Perlindungan dan keselamatan pasien adalah bahwa penyelenggaraan praktik

kedokteran tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata tetapi harus

mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap memperhatikan

perlindungan dan keselamatan pasien

(Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia hal 165-166

Indonesia Legal Center Publishing 2010)

2 Sebelum melakukan tindakan perawatan dokter gigi harus menjelaskan kondisi

serta rencana perawatan pada pasien serta meminta persetujuan pasien sesuai dengan

Pasal 45 Undang-Undang RI No 29 Th2004 yang berbunyi

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter

atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien

mendapat penjelasan secara lengkap

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup

a Diagnosis dan tata cara tindakan medis

b Tujuan tindakan medis yang dilakukan

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 18: Skenario 2 m102 Hanny (2)

c Alternatif tindakan lain dan resikonya

d Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan

e Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara

tertulis maupun lisan

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung resiko tinggi

harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan

(6) Ketentuan mengenai tatacara tindakan kedokteran atau kedokteran gigi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) dan ayat (5) diatur

dengan Peraturan Menteri (Himpunan Peraturan amp Keputusan Konsil Kedokteran

Indonesia hal 149-150 Indonesia Legal Center Publishing 2010)

Ditinjau secara etika maka dokter gigi yang merawat harus menginformasikan

dengan jelas dan lengkap kepada pasien mengenai rencana perawatan gigi Dan juga

dokter gigi harus berkonsultasi dengan dokter jantung yang merawat pasien tersebut

untuk memastikan tindakan perawatan gigi yang akan dilakukan tidak mengganggu

penggunaan alat pacu jantung serta perawatan kesehatan jantung pasien

RENCANA PERAWATAN

Memberikan penjelasan tentang sakit yang dideritanya bahwa gigi 16 pasien

tersebut berlubang sangat dalam sampai mengenai saraf gigi tersebut sehingga

menimbulkan sakit gigi berdenyut Perawatan yang dilakukan untuk merawat gigi nya

adalah dengan perawatan saraf gigi (mengambil jaringan pulpa terinfeksi dan

menggantinya dengan bahan khusus untuk kemudian bila gejala tidak ada dilakukan

restorasi

Untuk merawat gigi tersebut diperlukan tindakan anastesi dan pengambilan

saraf gigi yang dapat menimbulkan perdarahan Saat ini keadaan umum tekanan

darah 180110 mmHg dimana merupakan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan

yang menimbulkan perdarahan

Oleh karena itu pasien sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit

dalamnya sehingga penyakit hipertensinya bisa ditangani dan meminta pendapat

dokter spesialis penyakit dalam apakah boleh dilakukan tindakan perawatan saraf

gigi

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 19: Skenario 2 m102 Hanny (2)

Pada kunjungan pertama dilakukan non operative treatment dan melakukan

konsultasi rujukan untuk berkomunikasi dengan dokter sepesialis penyakit

dalamdokter jantung yang merawatnya Konsultasi antara lain untuk persetujuan

melakukan perawatan skeling dan perawatan endodontik lebih lanjut Apabila rujukan

telah dilakukan dan tekanan darah pasien terkontrol maka perawatan gigi dapat

dilanjutkan

Non operative treatment

Kontrol plak

Kontrol plak juga dilakukan dengan edukasi kepada pasien Mengajarkan

pasien cara menjaga kebersihan mulut yang benar meliputi cara sikat gigi yang benar

cara pembersihan daerah interdental dengan menggunakan dental floss yang benar

serta kontrol ke dokter gigi secara berkala

Operative treatment

1 Melakukan skeling dan pembersihan sempurna seluruh plak dan kalkulus

Diharapkan penanganan ini dapat menyembuhkan radang pada jaringan

periodontalnya (gingivitis)

2 Relief of pain

Melakukan perawatan saluran akar pada gigi 16

3 Pengembalian fungsi gigi

Setelah perawatan saluran akar selesai maka dilakukan pengembalian fungsi

gigi dengan penambalan dengan bahan yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan

Page 20: Skenario 2 m102 Hanny (2)

DAFTAR PUSTAKA

Carretero OA Oparil S January 2000 Essential hypertension Part I Definition and etiology Circulation 101 (3) 329ndash35Chobanian AV Bakris GL Black HR et al December 2003 Seventh report of the Joint National Committee on Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure Garg N Garg A2010 ldquoTextbook of Endodonticsrdquo 2nd ed New Delhi Ajanta Offset and Packagins Ltd Halaman 12Garofalo Raphael R Ellias N Ede Samuel O Dorn Sergio Kuttler December 2002 ldquoEffect of Electronic Apex Locator in Cardiac Pacemaker functionrdquo JOE vol 28 no 12 Newman M G DDS dkk 2002 ldquoCarranzas Clinical Periodontology 9th edrdquo Philadelphia WB SaudersPrpic-Mehicic N Galic 2010 ldquoOdontogenic painrdquo Rad 507 3443-54 G Medical SciencesWilson Brian L Broberg J CraigBaumgartner Sept 2006 Chris Harris Jack Kron ldquoSafety of Electronic Apex Locator and Pulp Tester in patients with implanted cardiac pacemaker or cardiovertedefibrillatorrdquo Craig JOE vol32 number 9 httpwwwscribdcomdoc92849395impaksi-makanan