sistem kendali industri - p3b

59
TUGAS SISTEM KENDALI INDUSTRI P3B (PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN) oleh : 1. ARSI YOTA IHSANINGRUM (02) 2. DIDIN PUTRI MADINA (05) 3. ICHA NUR NOVIANTI (12) 4. NIKEN ENDRAS CAMARITA (22) 5. REGINA DAMAYANTI (23) 6. SELLI NUR PRAMUDITA (24) D III TEKNIK LISTIK – 3A PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

Upload: arsi-yota-ihsaningrum

Post on 25-Oct-2015

349 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

TUGAS SISTEM KENDALI INDUSTRI

P3B (PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN)

oleh :

1. ARSI YOTA IHSANINGRUM (02)

2. DIDIN PUTRI MADINA (05)

3. ICHA NUR NOVIANTI (12)

4. NIKEN ENDRAS CAMARITA (22)

5. REGINA DAMAYANTI (23)

6. SELLI NUR PRAMUDITA (24)

D III TEKNIK LISTIK – 3A

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2013

PT PLN (Persero)

VISI

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul dan terpercaya

dengan bertumpu pada potensi insani.

MISI

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasaan

pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

TUJUAN PT PLN (Persero)

Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenagalistrik bagi kepentingan umum dalam

jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan

Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan

menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas sesuai dengan Undang-Undang No. 19/2000.

MOTTO

“Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik"

P3B (PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN)

VISI

Diakui sebagai pengelola transmisi, operasi sistem, dan transaksi tenaga listrik dengan

kualitas pelayanan setara kelas dunia, yang mampu memenuhi harapan stakeholders dan

memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

MISI

1. Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal.

2. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara efisien,

handal dan akrab lingkungan.

3. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil.

4. Melaksanakan pembangunan instalasi sistem transmisi tenaga listrik.

TUGAS UTAMA P3B

1. Mengoperasikan sistem tenaga listrik.

2. Mengoperasikan dan memelihara instalasi sistem transmisi tenaga listrik.

3. Mengelola pelaksanaan jual beli tenaga listrik di sisi tegangan tinggi sistem.

4. Merencanakan pengembangan sistem tenaga listrik.

5. Membangun instalasi sistem transmisi tenaga listrik.

6. Melakukan recovery jika ada gangguan sistem.

7. Menjaga kualitas tegangan.

STRUKTUR ORGANISASI PT PLN (Persero)

DIAGRAM AREA KERJA PT PLN (Persero) P3B

STRUKTUR ORGANISASI P3B PUSAT

TUGAS MASING-MASING PADA STRUKTUR ORGANISASI

a. General Manager

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya

secara efisien,efektif dan snergis; menjamin terselenggaranya operasi dan penyaluran

tenaga listrik Jawa Bali yang andal dan akrab terhadap lingkungan; meningkatkan mutu

dan keandalan serta pelayanan dan memastikan Good Coorporate Govermance di PT.

PLN P3B Jawa Bali.

b. Audit Internal

Bertanggung jawab menjamin terlaksananya penyelenggaraan pembinaan dan penilaian

sistem pengendalian manajemen, operasional maupun keuangans erta memberikan

rekomendasi bagi perbaikan dan kemajuan perusahaan.

c. Bidang Operasi Sistem

Bertanggung jawab menjamin terlaksananya pengelolaan dan pengembang proses

bidding energy; perencana dan analisa evaluasi operasi sistem; pengaturan dan

pengendalian sistem tenaga listrik; pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan

SCADATEL, fasilitas operasi sistem transmisi 500kV; pengelolaan proses pembacaan

meter, proses setelmen, penerbitan tagihan pembayaran serta penyelesaian permasalahan

transaksi.

d. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab menjamin tersedianya rencana pengembangan sistem tenaga listik

Jawa Bali termasuk rencana sistem transmisi dan indikasi kebuuhan operasi sistem,

rencana pengembangan sistem SCADA dan telekomunikasi yang dilengkapi dengan

analisis keekonomian sistem dan kajian resiko dengan mengutamakan optimalisasi

pemanfaatan sumber daya perusahaan dan merencanakan, mengelola, memelihara dan

mengembangkan fasilitas teknologi informasi dan sistem informasi manajemen.

e. Bidang SDM

Bertanggung jawab menjamin tersedianya SDM yang berkualitas serta memiliki

kompetesi sesuai bidang tugasnya meliputi penyelenggaraan rekruitmen dan seleksi,

penempatan pembinaan dan pengembangan SDM secara komprhensif dan terencana;

mengelola kegiatan administrasi kepegawaian berbasis sistem informasi kepegawaian

yang terpadu, manajemen karis dan kinerja SDM.

f. Bidang Teknik Penyaluran

Bertanggung jawab menyusun kebijakan operasi dan pemeliharaan instalasi transmisi,

enjiniring transmisi dan proteksi; menyusun program pembinaa operasi dan

pemeliharaan, lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan, pengendalian aset

transmisi dan logistic dengan memperhatikan aspek tekno ekonomis dan strategi

pengelolaan sistem transmisi untuk menjamin keandalan dan ketersediaan transmisi.

g. Bidang Umum

Bertanggung jawab menyusun perencanaan dan melaksanakan pengelolaan administrasi

perkantoran, prasarana kantor beserta fasilitasnya dan transportasi serta keamanaan serta

kebijakan dalam menghadapi masalah hukum yang timbul selama kegiatan perusahaan,

kebijakan dan strategi komunikasi, hubungan masyarakat dan program bina lingkungan

serta pengelolaan permasalahan social terkait ROW.

h. APB (Area Pengatur Beban)

Peran dan tugas dari APB (Area Pengatur Beban) adalah mengelola operasi dan

pemeliharaan sistem transmisi tegangan tinggi serta mengelola pelaksanaan transaksi

tenaga listrik antara PLN Pusat dengan perusahaan pembangkit dan unit Distribusi.

i. APP (Area Pelaksana Pemeliharaan)

Tugas dari APP (Area Pelaksana Pemeliharaan) adalah melakukan pemeliharaan rutin

dan non rutin sampai dengan wewenangnya.

j. UPB (Unit Pengatur Beban)

Unit Area Pengatur Beban setara dengan Area Pengatur Beban yang mana Tugas dari

UPB (Unit Area Pengatur Beban) adalah mengelola operasi dan pemeliharaan sistem

transmisi tegangan tinggi serta mengelola pelaksanaan transaksi tenaga listrik antara

PLN Pusat dengan perusahaan pembangkit dan unit Distribusi.

LANGKAH UNTUK MENCAPAI TUJUAN PT PLN (Persero)

a. UPAYA PENCAPAIAN VISI DAN MISI PERSEROAN

Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta menyesuaikan diri dengan peraturan

perudangan terbaru tersebut, PLN telah menetapkan tujuan strategis untuk periode 2011-

2015 sebagai berikut :

Memperbaiki kondisi keuangan PLN

Meningkatkan efisiensi investasi dan operasi

Memperbaiki kinerja operasional dan perbaikan citra PLN

PRIORITAS JANGKA PENDEK

Prioritas jangka pendek adalah mengatasi kekurangan pasoka listrik untuk pemadaman

di hampir seluruh wilayah Indonesia, mengatasi krisis likuiditas dan kemampuan

pendanaan jangka pendek.

PRIORITAS JANGKA PANJANG

Aspirasi jangka panjang perusahaan adalah bertransformasi menuju Perusahaan Kelas

Dunia, Menguntungkan dan Dicintai Pelanggan dengan Cara yang Ramah Lingkungan

dan Aman.

SASARAN JANGKA PANJANG PLN TAHUN 2010-2015

Menambah kapasitas pembangkit menajadi 30 GW pada tahun 2015 atau 5 GW per

tahun.

Menurunkan biaya pokok produksi menjadi Rp. .099 per kWh.

Menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi 7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300

menit/9 kali gangguan menjadi 120 menit/4 kali gangguan.

Memperkecil gap gangguan keuangan menjadi Rp.113-124 triliun.

Return On Assets (ROA) menjadi 5,6% sampai dengan tahun 2015

Meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah pegawai lebih dari 20.000

pegawai.

b. STRATEGI UMUM PERUSAHAAN

Seiring berlakuya UU No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang tidak lagi PLN

sebagai PKUK, maka strategi perusahaan kini diarahkan menjadi entitas korporasi yang

sehat secara financial, sehingga dapat melakukan investasi untuk mempertahankan

pangsa pasar dan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah korporasi.

LINGKUP KERJA

a. LINGKUP KERJA P3B SUMATRA

Keramasan

Sp Tiga

BukitAsam

Prabumulih

Baturaja

Tarahan

Tl. Betung

Pekalongan

Tes

Muara bungo

Bangko

PLTABesai

LubukLinggau

BENGKULU

JAMBI

SUMSEL

LAMPUNG

Payo Selincah

2 3

54

7 6

AdijayaPLTAB.Tegi

Excess Power

PERTAMINA+PUSRI

(2001)

1. PLTG Apung

2. PLTG Ex Pulo Gadung

3. IPP Palembang Timur

Betung

Bungus

Kuala Tungkal

GarudaSakti

Maninjau

Kiliranjao

SUMUT

SUMBAR

Solok

Dumai

LubukAlung

Pauh Limo

S.Haru

T.Kuantan

Bagan Batu

Kulim

S.Penuh

Natar

Lahat

Pagar Alam

Pd. Luar

TelukLembu

Duri

Banda Aceh

SigliBireueun

Lhokseumawe

Idie

Talang Cut

Langsa

PLTASipan

SipahorasPLTU

Labuanangin2x 100 MW

Tarutung

Tele

Sidikalang

Brastagi

Titi Kuning

P. Geli

Binjai

Sei.Rotan

PLTG/UBelawan

Perbaungan

K.Tanjung

G.Para Kisaran

Aek Kanopan

G.Tua

MeulabohPLTU

2X100 MW

Takengon

Gumawang

Sp. Surabaya

Rengat

Tembilahan

Tapaktuan

Subussalam

1

Batusangkar

Ombilin

Aur Duri

Musi

Bukit Kemuning

Tegineneng

Borang

R.Prapat

Ke MALAYSIA

Pd. Sidempuan

Tl.Kelapa

Menggala

Sutami

Sribawono

Sukamerindu

KaliandaNew Tarahan

Metro

Kotabumi

Mariana

P.Brandan

Sibolga

PanyabunganBangkinang

Salak

ACEH

GunungmegangMuaraEnim

SeulawahPLTG

2X55 MW

PLTG2X50 MW

Kuta Cane

RencongPLTU 30 MW

PLTA 2x21 MW2x22 MW

Panton Labu

Asahan I180 MW

P.Siantar

PLTU2X100 MW

Porsea

Simangkok

Galang Asahan III154 MW

T.Tinggi

Blangpidie

PLTPSarula

6x55 MW

BaganSiapiapi

PasirPangarairan

Kt.Panjang

Perawang

RangakaianKerinci

PLTUCirenti

2x150 MW

Payakumbuh

Simpang Empat

SingkarakHPP Indarun

g

PLTUPesisir

2x100 MW

PLTGSangeti28 MW

Muara Bulian

SorolangunPLTA

Meerangin350 MW

PLTALebong12 MW

KotaAgung

PLTU400 MW

Bakauhuni

Pagelaran

BandarAgung

RIAU

Sukadana

KayuAgung

Blambangan

Umpu

PLTPUlubelu2x55 MW

Tl.Duku

PLTU2x100 MW

PLTUBanjarsari2x100 MW

PLTUBaturaja

2x100 MW

PLTGU120 MW

PLTGUPal Timur150 MW

Manna

Krui

Tl. Ratai

Gd. Tataan

K.Pinang

SUMBAGUT

SUMBAGSEL

SUMBAGTENG

Keramasan

Sp Tiga

BukitAsam

Prabumulih

Baturaja

Tarahan

Tl. Betung

Pekalongan

Tes

Muara bungo

Bangko

PLTABesai

LubukLinggau

BENGKULU

JAMBI

SUMSEL

LAMPUNG

Payo Selincah

2 3

54

7 6

AdijayaPLTAB.Tegi

Excess Power

PERTAMINA+PUSRI

(2001)

1. PLTG Apung

2. PLTG Ex Pulo Gadung

3. IPP Palembang Timur

Betung

Bungus

Kuala Tungkal

GarudaSakti

Maninjau

Kiliranjao

SUMUT

SUMBAR

Solok

Dumai

LubukAlung

Pauh Limo

S.Haru

T.Kuantan

Bagan Batu

Kulim

S.Penuh

Natar

Lahat

Pagar Alam

Pd. Luar

TelukLembu

Duri

Banda Aceh

SigliBireueun

Lhokseumawe

Idie

Talang Cut

Langsa

PLTASipan

SipahorasPLTU

Labuanangin2x 100 MW

Tarutung

Tele

Sidikalang

Brastagi

Titi Kuning

P. Geli

Binjai

Sei.Rotan

PLTG/UBelawan

Perbaungan

K.Tanjung

G.Para Kisaran

Aek Kanopan

G.Tua

MeulabohPLTU

2X100 MW

Takengon

Gumawang

Sp. Surabaya

Rengat

Tembilahan

Tapaktuan

Subussalam

1

Batusangkar

Ombilin

Aur Duri

Musi

Bukit Kemuning

Tegineneng

Borang

R.Prapat

Ke MALAYSIA

Pd. Sidempuan

Tl.Kelapa

Menggala

Sutami

Sribawono

Sukamerindu

KaliandaNew Tarahan

Metro

Kotabumi

Mariana

P.Brandan

Sibolga

PanyabunganBangkinang

Salak

ACEH

GunungmegangMuaraEnim

SeulawahPLTG

2X55 MW

PLTG2X50 MW

Kuta Cane

RencongPLTU 30 MW

PLTA 2x21 MW2x22 MW

Panton Labu

Asahan I180 MW

P.Siantar

PLTU2X100 MW

Porsea

Simangkok

Galang Asahan III154 MW

T.Tinggi

Blangpidie

PLTPSarula

6x55 MW

BaganSiapiapi

PasirPangarairan

Kt.Panjang

Perawang

RangakaianKerinci

PLTUCirenti

2x150 MW

Payakumbuh

Simpang Empat

SingkarakHPP Indarun

g

PLTUPesisir

2x100 MW

PLTGSangeti28 MW

Muara Bulian

SorolangunPLTA

Meerangin350 MW

PLTALebong12 MW

KotaAgung

PLTU400 MW

Bakauhuni

Pagelaran

BandarAgung

RIAU

Sukadana

KayuAgung

Blambangan

Umpu

PLTPUlubelu2x55 MW

Tl.Duku

PLTU2x100 MW

PLTUBanjarsari2x100 MW

PLTUBaturaja

2x100 MW

PLTGU120 MW

PLTGUPal Timur150 MW

Manna

Krui

Tl. Ratai

Gd. Tataan

K.Pinang

SUMBAGUT

SUMBAGSEL

SUMBAGTENG

Perusahaan - PT IP, PT PJB - KIT Swasta

b. LINGKUP KERJA P3B JAWA BALI

H

SLAYA

SRANG

CNJUR

KSBRU

JTLHR

PDLRGCRATA

MRICA

WSOBO

RWALO

GBONG

BNTUL KLTEN

JELOKSGRAH

BABAT

GRSIK

KRIAN

NGAWI

KKTES

KBAGN

PMKSN

STBDO

BDWSO

JMBER

BWNGI

PWRJO JAJARBOJLI

WLERI

UNGAR

WLNGI

BJGRO

SMNEPGLTMR

JTAKE

SLIRA

GARNG

ASAHI

KKSTL

CLGON

CBBAT TBROK

SGMDU U

GU

BNGIL

JAVA

MADURA

BALI

SALAK

DRJAT

U

KRPYK BKLAN

GRATI

GU

A

MKRNG

CIBNG

SGLNG

GUGU

PRIOK

A

P

BDSLN

KMJNG

GARUT

BMAYU

MJNNG

KBSEN

P

SRGEN

A

U

U

MTWAR

KNTUG

PALUR

PERAK

A

A

GU

SPANG

AGLNUK

KAPALGNYAR

NSDUA

G

AMLRA

SANUR

NGARA

PSGRH

PMRONA

BTRTI

CRBON

PITON

U

PEDAN

LWANG

SRAGI

UBRNG

JTBRG

HRGLSKMBNG

A

KDMBO

CAMIS

PKLON

PMLNG

TSMYA BNJAR

CEPU

RBANG

BLORA

KUDUSPATI

JPARA

LMNISG

LNGAN

LMJNG

PBLGOMGUNGKDBRU

MNRJO

SURYA

MKRTO

BKASI

CBATU

TGRNG

ACCCWANG

P

BGBRU

GNDUL

ACCCGRLG

ACCUNGAR

ACCWARU

BATASAN

a. HARDWARE

SINGLE LINE

Single Line 70 kV

1 SENGKALI NG 2

800 A 800 A

BUS 70 KV

LAWANG 2

800 A

10 KA

800/400 A

154/0.11V3

2500 A

LAWANG 1

800 A

10 KA

800 A

800- 400/ 5 A

154/ 0.11V3

2500 A

SENGKALI NG 1

800 A

10 KA

1000/ 500 A

154/ 0.11V3

3150 A

10 KA

1000/ 500 A

800 A

2000 A

154/ 0.11V3

3150 A

154/0.11V3

800 A

400/ 5 A

SENGGURUH

10 KA66 / 0,11 KVV3 V3

800 A

2500 MVA

400/5 A

10 KA

600 A

800 A

400/ 5 A

POLEHAN 1

800 A 10 KA

800 A

400/5 A

POLEHAN 2

800 A

10 KA

20 KA

2000/1000 A

2000 A

70 KVA

B

PAKI S 2 PAKI S 1

800 A

10 KA

2000 A

2000/ 1000 A

2000 A

800 A

10 KA

2000 A

2000/1000 A

154/ 0.11V3

2000 A

2000/1000 A

2000 A

2000 ABus A

Bus B

66.000 / 110 / 110 voltV3 V3 3

SUTAMI 2

800 A

1250 A

800/ 400 A

154/ 0.11V3

2000 A

10 KA

SUTAMI 1

800 A

1250 A

800/ 400 A

154/ 0.11V3

2000 A

10 KA

800 A 2000 A

BUS 150 KV

2000 A 2000 A 2000 A 2000 A 2000 A

TRAFO 1 FUJ I150/ 70 kV - 50 MVA

YNyn0 (d5)

TRAFO 2 MEI DENSHA150/ 70 kV - 35 MVA

YNyn0 (d5)

40 KA

2000 A

300/1 A

600/1 A

1250 A

2000 A800 A

2500 A

2000 A

400/ 5 A

10 KA

1250 A

2500 A

220 Ohm191 A

30 Sec.

10 KA

800 A

600 A

800 KA

2000 A

200/ 5 A

800 A 800 A 800 A

2500 A

2000 A

400-200/5 A

10 KA

500 Ohm28 A

30 Sec.

TRAFO 4 UNI NDO

150/20 kV - 60 MVAYNyn0 (d5)

100/ 5 A

1250 A

2000 A

400-200/5 A

10 KA

500 Ohm28 A

30 Sec.

TRAFO 5 TELK

150/20 kV - 30 MVAYNyn0 (d1)

50/ 5 A

50/5 A

2000 A2000 A

50/ 5 A

800 A 800 A10 KA

400/ 1 A

10 KA

10 KA

400/ 5 A

TRAFO 3 POUWELS150/ 70 kV - 35 MVA

YNyn0 (d5)

10 KA

TUREN

1500 MVA

800 A

154.000 / 110 / 110 voltV3 V3 3

2000 A 2000 A

66 / 0,11 KVV3 V3

66 / 0,11 KVV3 V3 66 / 0,11 KV

V3 V3

2000 A

2500 A

200-400/ 1 A

1/ 1 A

SC 150 KV - 25 MVAR

SINGLE LINE DIAGRAM GI . KEBONAGUNG 1

PT. PLN (PERSERO) P3B

REGI ON J AWA TI MUR DAN BALIUPT MALANG

Digambar :JU. Prot Meter & Scadatel

Diperiksa :ASMAN OPHAR

Disetujui :MANAGER UPT

Tanggal :01 Januari 2006

Single Line 150 kV

SENGKALING 2

800 A 800 A

BUS 70 KV

LAWANG 2

800 A

10 KA

800/ 400 A

154/ 0.11V3

2500 A

LAWANG 1

800 A

10 KA

800 A

800- 400/ 5 A

154/ 0.11V3

2500 A

SENGKALING 1

800 A

10 KA

1000/ 500 A

154/ 0.11V3

3150 A

10 KA

1000/ 500 A

800 A

2000 A

154/ 0.11V3

3150 A

154/ 0.11V3

800 A

400/5 A

SENGGURUH

10 KA66 / 0,11KVV3 V3

800 A

2500 MVA

400/5 A

10 KA

600 A

800 A

400/ 5 A

POLEHAN 1

800 A 10 KA

800 A

400/ 5 A

POLEHAN 2

800 A 10 KA

20 KA

2000/1000 A

2000 A

70 KVBUS A

BUS B

PAKIS 2 PAKIS 1

800 A

10 KA

2000 A

2000/1000 A

2000 A

800 A

10 KA

2000 A

2000/ 1000 A

154/ 0.11V3

2000 A

2000/1000 A

2000 A

2000 ABus A

BusB

66.000 / 110 / 110 voltV3 V3 3

SUTAMI 2

800 A

1250 A

800/ 400 A

154/ 0.11V3

2000 A

10 KA

SUTAMI 1

800 A

1250 A

800/ 400 A

154/ 0.11V3

2000 A

10 KA

800 A 2000 A

BUS 150 KV

2000 A 2000 A 2000 A 2000 A 2000 A

TRAFO 1 FUJ I150/70 kV - 50 MVA

YNyn0 (d5)

TRAFO 2 MEI DENSHA150/ 70 kV - 35 MVA

YNyn0 (d5)

40 KA

2000 A

300/ 1 A

600/ 1 A

1250 A

2000 A800 A

2500 A

2000 A

400/5 A

10 KA

1250 A

2500 A

220 Ohm191 A

30 Sec.

10 KA

800 A

600 A

800 KA

2000 A

200/ 5 A

800 A 800 A 800 A

2500 A

2000 A

400-200/5 A

10 KA

500 Ohm28 A

30 Sec.

TRAFO 4 UNI NDO

150/20 kV - 60 MVAYNyn0 (d5)

100/ 5 A

1250 A

2000 A

400-200/5 A

10 KA

500 Ohm28 A

30 Sec.

TRAFO 5 TELK

150/ 20 kV - 30 MVAYNyn0 (d1)

50/ 5 A

50/ 5 A

2000 A2000 A

50/5 A

800 A 800 A10 KA

400/ 1 A

10 KA

10 KA

400/5 A

TRAFO 3 POUWELS150/ 70 kV - 35 MVA

YNyn0 (d5)

10 KA

TUREN

1500 MVA

800 A

154.000 / 110 / 110 voltV3 V3 3

2000 A 2000 A

66 / 0,11KVV3 V3

66 / 0,11KVV3 V3

66 / 0,11KVV3 V3

2000 A

2500 A

200-400/ 1 A

1/ 1 A

SC 150 KV - 25 MVAR

SI NGLE LI NE DI AGRAM GI . KEBONAGUNG 1

PT. PLN (PERSERO) P3BREGI ON J AWA TI MUR DAN BALIUPT MALANG

Digambar :JU. Prot Meter &

Diperiksa :ASMAN OPHAR

Disetujui :MANAGER UPT

Tanggal :01 Januari 2006

Single Line 150 kV / 20 kV

A

B

2500 A

1250 A

400-200/5 A

10 KA

500 Ohm28 A

30 Sec.

TRAFO 4UNI NDO

150/ 20 kV - 60 MVAYNyn0 (d5)

100/ 5 A

50/ 5 A

2000A25kA

BUS SECTI ON

1000-2000/5A

25k

A

NA2XSY 1x800 mm

2000

A

JA

NT

I

KO

L. S

UG

ION

O

BU

MI A

YU

WA

GIR

SIT

IRE

JO

BUS 20 kV HYUNDAI

SPARE

KLAYATAN

SPARE

SPARE

22 / 0,11

/ 0,11

PAKISAJI

GADANG

200/5A

630A

25KA

630A

25KA

630A

25KA

630A

25KA

630A

25KA

630A

25KA

630A

25KA

2000A

25KA

BUS 20 kV MERLIN GERIN ( MG )

1250 A

1250 A

400-200/5 A

10 KA

500 Ohm28 A

30 Sec.

TRAFO 5 TELK

150/ 20 kV - 30 MVAYNyn0 (d1)

50/ 5 A

50/5 A

200/5A

2000

A200/5A

2000

A

200/5A

2000

A200/5A

2000

A200/5A

630A

25k

A200/5A

2000

A200/5A

BUS 20 kV GOLD STAR 1

2000

A

KR

.DU

RE

N

630A

25k

A

1000-2000/5A

2000

A

22 / 0,11

/ 0,11

200/5A

200/5A

200/5A

200/5A

200/5A

200/5A

SINGLE LINE DIAGRAM GI . KEBONAGUNG 2

PT. PLN (PERSERO) P3BREGI ON J AWA TI MUR DAN BALI

UPT MALANG

Digambar :JU. Prot Meter & Scadatel

Diperiksa :ASMAN OPHAR

Disetujui :MANAGER UPT

Tanggal :12 September 2008

EGANUSA

XLPE 2x800 mm

GS 2

630A

25k

A200/5A

630A

25k

A200/5A

MA

TO

S

SP

AR

E

MO

G

22 / 0,11

/ 0,11

PS 1

PS 2

Single Line 150 kV / 70 kV

BUS 150 KV

LAWANG 1

400-8

00/

5 A

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

LAWANG 2 SUTAMI 1 SUTAMI 2 SENGKALING 1 SENGKALING 2

200-4

00/

5 A

TRAFO 2 MEI DENSHA

P = 35 MVA

E = 150/ 70 kV

I = 134/ 289 A

X = 10,17 %

Vektor = YNyn0

200 Ohm30 Sec.

96

P51

8726

63

S51

NP51

I s = 50%

P51=4A=160A - TD. 5 (SI )

I nst= 14 x I s

S51 = 4A=320A - TD. 3 (SI )

200 /

5 A

64 V

T25 V

20 Sec.

600/

1 A

TRAFO 1 FUJ I

P = 50 MVA

E = 150/ 70 kV

I = 206/ 412 A

X = 10 %

Vektor = YNyn0

200 Ohm

30 Sec.

96

P51

8726

63

S51

NS51

I s = 30%

P51=1A=300A - TD. 0,25 (SI )

I nst= ~

S51 = 1A=600A - TD. 0,2 (SI )

67G = 0,2A - TD.0,2

300 /

1 A

64 R

300/ 1

67G

NS51=0,2A=60A - 5 S ( Sek. )

T2 = 10 S ( Pri.)

800/ 5 A

TRAFO 3 PAUWELS

P = 35 MVA

E = 150/ 70 kV

I = 134/ 289 A

X = 10,14 %

Vektor = YNyn0

200 Ohm

30 Sec.

96

P51

8726

63

S51

87NP

I s = 30%

P51=2A=160A - TD. 0,25 (SI )

I nst= 14 x I s

S51 = 4,25A= 340 A - TD. 0,2 (SI )

400 /

5 A

87NS

400/ 5

NS51

BUS 70 KV

AUTO PD

A B

154 0,11 0,11

V3 V3 V3

SENGGURUH

PD

400/

5 A

79

AB

79

400/

5

PD

TUREN

B

A

B

51

1000 /

2000/

5 A

51=5A = 2000A -TD. 0,265 (SI )

COUPEL BUS 70 KV

66 0,11 0,11

V3 V3 V3 KV

KV

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

2000-10

00/

5

A

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

2000-10

00/

5

A

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

2000-10

00/

5

A

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

2000-10

00/

5

A

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

51=3,75A=750A- TD. 0,35 (SI )51G=1A=200A - TD. 0,55 (SI )

51S/ 51H=2,8A=448A - 2Sec51G/ 51GH=0,7A=112A- 2Sec

51S/ 51H=2,8A=448A - 2Sec51G/ 51GH=0,7A=112A- 2Sec

2000-10

00/

5

A

51=3,75A=750A- TD. 0,35 (SI )

51G=1A=200A - TD. 0,55 (SI )

51=4,5A=900A- TD. 0,15 (SI )

51G=1A=200A - TD. 0,4 (SI )

51=4,5A=900A- TD. 0,15 (SI )51G=1A=200A - TD. 0,4 (SI )

OLR

NP51=0,7A=28A-1,5 Sec

51=6A=480A - TD. 0,39 (SI )

67G=0,35A=28A - 1,9 Sec

44S 67G 50G 44S 5167G51

BA

AUTO PD

A B

POLEHAN 1

PD

400/

5 A

79

AB

79

400/

5

PD

POLEHAN 2

51=6A=480A - TD. 0,39 (SI )67G=0,35A=28A - 1,9 Sec

44S 67G 50G 44S 5167G51

BA

51=6A=480A - TD. 0,39 (SI )67G=0,35A=28A - 1,9 Sec

51=6A=480A - TD. 0,39 (SI )67G=0,35A=28A - 1,9 Sec

PAKIS 1

2000-10

00/

5

A

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

51=9 A=1800A- TD. 0,15 (SI )

51G=1A=200A - TD. 0,4 (SI ) A

PAKIS 2

2000-10

00/

5

A

154/ 0.11 KV

51 51N

44

25

85

79

A/B

51=9 A=1800A- TD. 0,15 (SI )

51G=1A=200A - TD. 0,4 (SI )

SISTEM PROTEKSI GI . KEBONAGUNG 1

PT. PLN (PERSERO) P3B

REGI ON J AWA TI MUR DAN BALIUPT MALANG

Digambar :JU. Prot Meter & Scadatel

Diperiksa :ASMAN OPHAR

Disetujui :MANAGER UPT

Tanggal :01 Januari 2006

OLR

OLRTrip PLHN 1 & 2 Trip PLHN 1 & 2

Trip PLHN 1 & 2

OLR OLR

Single Line 500 kV

1

2

3

5

4

KWh METER

Pada single line diagram, kWh meter diletakkan pada busbar incoming 20 kV dan

pada busbar transmisi. Sedangkan di lapangan, kWh berada di control room seperti

yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Keterangan Gambar :1. Alat Ukur

Ampere MeterUntuk mengukur besaran arus dengan satuan ampere.

KV Meteruntuk mengukur besaran tegangan dengan satuan kilo volt.

MW Meter

untuk mengukur besaran daya aktif dengan satuan mega watt. MVAR Meter

untuk mengukur besaran daya reaktif dengan satuan mega var. KWh Meter Terima

untuk mengukur besarnya KWh yang diterima. KWh Meter Kirim

untuk mengukur besarnya KWH yang dikirim.2. Announciator atau Papan Indikasi

Papan Indikasiuntuk mengetahui indikasi peralatan apa yang kerja atau mengalami kelainan.

Reset lock-out ry 79untuk mereset relay recloser yg kerja.

Reset indikasi ry 79untuk mereset indikasi relay recloser.

Lamp Testuntuk menguji lampu indikasi.

Stop Alarmuntuk mematikan / mereset alarm.

Stop Flickeruntuk menghentikan sinyal flicker.

Resetuntuk menghilangkan / mereset indikasi.

Stop Buzzeruntuk mematikan / mereset alarm apabila MCB DC trip.

Lampu indikasi MCB DC tripuntuk indikasi apabila MCB DC trip.

3. Tombol Selector Switch Switch Voltmeter

untuk mengetahui tegangan pada tiap phase (R, S, T). Switch 43 RL (Lokal-Remote)

Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas JARGI dikontrol panel GI.

Remote berarti pembukaan dan penutupan PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh petugas Dispatcher Region melalui SCADA.

Switch 43 RL (Lokal-Remote) Lokal berarti pembukaan dan penutupan PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh

petugas JARGI dikontrol panel GI. Remote berarti pembukaan dan penutupan PMS Bus dilakukan / dikerjakan oleh

petugas Dispatcher Region melalui SCADA. Synchronism berfungsi untuk mensinkronkan tegangan Line dan Bus.

4. Control Switch Control Switch PMS BUS A

untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS A 150 kV Remote dari panel kontrol. Control Switch PMS BUS B

untuk pembukaan dan penutupan PMS BUS B 150 kV Remote dari panel kontrol. Control Switch PMT

untuk pembukaan dan penutupan PMT 150 kV Remote dari Panel Kontrol. Control Switch PMS LINE

untuk pembukaan dan penutupan PMS LINE Remote dari Panel Kontrol.Catatan : Untuk fasilitas control switch PMS Tanah tidak ada jadi untuk memasukkannya

dilakukan di switchyard.5. Test Block

sebagai fasilitas untuk pengujian Meter (Besaran arus dan tegangan).

b. SOFTWARE

ALUR PENGENDALIAN OPERASI SISTEM

Saat pengendalian operasi sistem di Jawa Bali dilakukan melalui 6 (enam)

control center, 1 Inter Regional Control Centre yang bertugas melakukan energy

management system dan switching 500 kV dan 5 Regional Control Centre yang

bertugas melakukan switching 150/70 kV.

Hirarki Control Centre Jawa Bali

IRCC/JCC saat ini terhubung dengan 40 lokasi 500kV remote station (RTU),

RCC RJKB terhubung dengan 127 lokasi 150/70kV remote station (RTU), RCC

RJBR terhubung dengan 88 lokasi 150/70kV remote station (RTU), RCC RJTB

terhubung dengan 118 lokasi 150/70kV remote station (RTU) dan RCC Bali

terhubung dengan 14 lokasi 150/70kV remote station (RTU).

IRCC/JCC berada diwilayah kendali Bidang Operasi Sistem yang merupakan

salah satu bidang di PLN P3B Jawa Bali, sedangkan masing-masing RCC dibawah

manajemen Area Pengatur Beban (APB).

Dalam melakukan pengendalian operasi, Asmen Operasi dibantu 5 dan 3 shift

dispatcher atau yang biasa disebut Manpower Dispatcher P3B JB.

SCADA

PENGERTIAN SCADA

SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition.

SCADA merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan informasi atau data-data

dari lapangan dan kemudian mengirimkan-nya ke sebuah komputer pusat yang akan

mengatur dan mengontrol data-data tersebut.

SCADA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga listrik

terutama pengendalian operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri dari

sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station / RCC (Region

Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station.

RTU dipasang di setiap Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang hendak

dipantau. RTU ini bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan

tinggi melalui pengumpulan besaran-besaran listrik, status peralatan, dan sinyal

alarm yang kemudian diteruskan ke RCC melalui jaringan telekomunikasi data.

RTU juga dapat menerima dan melaksanakan perintah untuk merubah status

peralatan tegangan tinggi melalui sinyal-sinyal perintah yang dikirim dari RCC.

Dengan sistem SCADA maka Dispatcher dapat mendapatkan data dengan

cepat setiap saat (real time) bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan

cepat memberikan peringatan pada Dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem,

sehingga gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi / dinormalkan. Data yang

dapat diamati berupa kondisi ON / OFF peralatan transmisi daya, kondisi sistem

SCADA sendiri, dan juga kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di

komponen transmisi. Setiap kondisi memiliki indikator berbeda, bahkan apabila

terdapat indikasi yang tidak valid maka operator akan dapat megetahui dengan

mudah.

KOMPONEN DASAR SCADA

Komponen-komponen pusat pengendalian, Control Centre, berupa computer-

komputer;

Komponen-komponen perangkat interface dengan rangkaian proses di gardu

induk maupun di gardu distribusi seperti RTU, perangkat komunikasi,

perangkat pekerjaan adaptasi dan perangkat-perangkat pencatu daya;

Perangkat meter-meter dan terminal pelanggan untuk otomatsasi.

Sarana telekomunikasi yang diperlukan untuk memungkinkan dua atau lebih

terminal dapat saling berkomunikasi.

a) Control Centre

Control centre merupakan bagian dari system pengendalian yang akan

dibangun setelah gardu-gardu yang akan disupervisi disiapkan dan semua

kebutuhan infrastruktur seperti sarana telekomunikasi dan bangunan-bangunan

gardu induk dan lain-lain telah tersedia.

Pengembangan perangkat-perangkat RTU untuk keperluan gardu induk,

gardu hubung dan gardu distribusi secara bertahap mengikuti perkembangan

jaringan dengan tetap memperhatika keperluan dan urgensi dari setiap titik

remote control. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan instalasi dari

perencanaan system SCADA dapat dilaksanakan secara setahap demi setahap

tanpa perlu melaksanakannya secara keseluruhan pada waktu yang sama

terutama bila dipertimbangkan pelaksanaan otomatisasi pada bagian-bagian

jaringan tertentu belum mendesak.

b) Perangkat-perangkat RTU

Pada setiap pengimplementasian RTU untuk gardu induk maka semua

jaringan out going dan incoming 20 kV serta semua jaringan transmisi 150 kV

dan pembangkit-pembangkitnya harus dapat dipantau dan di-remote control

baik status perlatan-peralatannya maupun besaran-besaran listriknya.

Sedangkan pada gardu hubung semua pemutus-pemutus daya LBS harus dapat

dimonitor dan di-remote control.

c) Perangkat-perangkat Meter Pelanggan Peserta Perangkat Interface

Perlu dilakukan pengembangan dan penggantian meter yang dilengkapi

dengan perangkat elektronik untuk memungkinkan dilaksanakannya

komunikasi elektronis pelanggan dengan remote centre, pembacaan meter,

remote control, dan lain sebagainya.

Penerapan otomatisasi pelanggan tersebut akan dilaksanakan dengan

terlebih dahulu pada jaringan spindle 20 kV yang banyak pelanggan-pelanggan

besarnya dengan menggunakan sarana telekomunikasi distribution line carrier.

Hal ini mengingat konfigurasi distribution line carrier yang tersambung pada

suatu spindle akan dapat melayani semua pelanggan yang tersambung ke

spindle tersebut dengan komunikasi broadcasting.

d) Keuntungan-keuntungan Penerapan Sistem SCADA/EMS

Secara umum keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan

menerapkan system SCADA/EMS pada kelistrikan, yaitu :

Dengan menggunakan system SCADA/EMS pada system kelsitrikan dapat

diperoleh dengan system pengoperasian dengan organisasi yang lebih

ramping dan sederhana. Pada prinsipnya, dengan adanya system

SCADA/EMS system gardu induk tanpa orang seharusnya dapat dilakukan,

dimana hal ini dapat mengurangi biaya-biaya yang cukup signifikan sebagai

bahan pertimbangan dalam penerapan system SCADA.

Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari pengoperasian system

kelistrikan dengan menggunakan system SCAD/EMS adalah system

pengoperasian yang lebih ekonomis. Dengan menggunakan system

SCADA/EMS system pengoperasian kelistrikan dapat menghemat

keseluruhan biaya operasi, misalya dengan load forecast dan unit-unit

komitmen yang lebih baik, optimasi rugi-rugi transmisi maupun

pembangkit dan lain sebagainya yang secara keseluruhan akan

mengoptimumkan sumber daya secara ekonomis.

Peningkatan keandalan system. Factor-faktor pertimbangan

pengimplementasian SCADA/EMS bukan hanya terdiri atas pertimbangan

ekonomis semata-mata melainkan juga factor sekuriti dan keandalan.

Sejauh ini diakui masih sulit menjelaskan keuntungan-keuntungan diatas

secara kuantitatif dalam arti nilai ekonomis yang akan diperoleh bila system

dilengkapi dengan SCADA/EMS. Biasanya bila terjadi gangguan serius

yang menyebabkan pemadaman total (black out), baru akan terfikirkan

betapa pentingnya sarana dan fasilitas yang dapat digunakan untuk

membantu mengoperasikan dan menganalisa keandalan system. Dari

berbagai pendapat disepakati keandalan system akan bisa dinaikkan mulai

20% hingga 50% bila system kelistrikan dioperasikan dengan system

SCADA/EMS. Angka tersebut diharapkan akan semakin meningkat seiring

dengan kemajuan fungsi-fungsi perangkat lunak aplikasi yang terus

berkembang.

SISTEM SCADA JAWA BALI

DATA SISTEM SCADA

MASTER STATION terdiri dari 6 Control Center :

a) JCC GANDUL (Gandul, Depok)

Tugas switching 500 Kv Jawa Bali.

b) RCC CAWANG (APB DKI JAKARTA dan BANTEN)

Tugas pengaturan sistem 150/70kV DKI Jakarta dan Banten.

c) RCC CIGELENG (APB Jawa Barat)

Pengaturan sistem 150/70KV Jawa Barat

d) RCC UNGARAN (APB Jawa Tengah dan DIY)

Pengaturan sistem 150/70kV Jawa Tengah dan DIY

e) RCC WARU (APB Jawa Timur)

Pengaturan 150/70kV Jawa Timur

f) RCC BALI (APB Bali)

Pengaturan sistem 150/70kV Bali.

REMOTE STATION

Link Komunikasi SCADA

Media komunikasi yang digunakan untuk SCADA Jawa Bali adalah :

a) Fiber Optic

b) PLC

c) Pilot Cable

d) Radio Microwave

KONFIGURASI LINK KOMUNIKASI UNTUK SISTEM SCADA 500 KV

KONFIGURASI SCADA JAWA TIMUR

EMS (Energy Management System)

EMS merupakan aplikasi untuk melakukan manajemen energi operasi sistem tenaga

listrik yang terintegrasi dengan sistem SCADA.

EMS berfungsi untuk :

a) Monitoring operasi sistem tenaga listrik

b) Menganalisa permasalahan yang berhubungan dengan keamanan operasi sistem

tenaga listrik

c) Mencapai operasi sistem tenaga listrik yang ekonomis.

Kebutuhan aplikasi EMS beroperasi secarareal time dengan data snapshot dari

server SCADA atau sub sistem komunikasi untuk pengukuran dan status saat

aplikasi dijalankan dan data modeling serta data statis dapat diambil dari server

historical, EMS dan SCADA.

AMS (Automatic Meter Reading)

Automatic Meter Reading (AMR) adalah system pembacaan meter jarak jauh secara

otomatis, terpusat, dan terintegrasi dari ruang control melalui media komunikasi

telepon public (PSTN) atau telepon seluler (GSM) menngunakan software tertentu.

Sistem AMR diterapkan pada pelanggan potensial dengan daya terpasang diatas

41.5 KVA.

Konfigurasi peralatan yang digunakan diantaranya :

Meter elektronik yang terpasang di pelanggan

Modem dan saluran telepon

Computer

Dengan system AMR, pelanggan dapat mengetahui nilai dan karakteristik energy

listrik yang dikonsumsi, sehingga dapat melakukan energy management untuk

menghemat biaya listrik.

Sistem AMR (Automatic Meter Reading) merupakan sistem pengambilan data

tersentralisasi, dimana data regular yang berupa :

Energy (kWh & kVArh)

Max Demand (VA), dan

Load Profile (Arus,Tegangan,kW, kVAr, dan kVA)

secara periodik dibaca dari setiap Meter dan dikumpulkan di Master AMR untuk

keperluan billing dan juga untuk analisa profil customer dalam kerangka antisipasi

kebutuhan daya.

Sistem ini pun memiliki beberapa kelemahan.

kWh meter transaksi yang digunakan tidak satu jenis, sehingga download

datanya harus menggunakan program yang berbeda.

nilai dari pengukuran per 30 menit

koneksi ke kWh meter lebih rentan terhadap gangguan.

Pengumpulan data dan kalkulasi susut transmisi akan memakan waktu yang

lama.

Sistem ini akan efektif jika kalkulasi susut dilakukan per-hari (per-24 jam)

Sistem AMR ini memungkinkan untuk malakukan koreksi pola operasi setiap

harinya. Ini hanya bereffek pada perencanaan pengoperasian pembangkit setiap

harinya.

LFC (Load Frequency Control)

Peralatan yang seacraotomatis merespon sinyalk dari control center secarareal time

untuk mengatur daya aktif keluaran dari generator yang berada dalam suatu area

tertentu sebagai tanggapan terhadap perubahan frekuensi sistem, pembebanan

tieline, atau keduanya, dengan maksud untuk menjada frekuensi sistem yang

diinginkan, dan atau mewujudkan pertukaran daya aktif dengan area lain dalam

batas yang dikendaki.

SOP

PENERAPAN SOP

c. BRAINWARE

MENERAPKAN BUDAYA ORGANISASI

Dalam sebuah perusahaan terdapat sebuah organisasi. Untuk mencapai tujuan

dari perusahaan tersebut diperlukan budaya oerganisasi. Budaya organisasi

dianggap penting, karena pada budaya organisasi yang kuat akan mempermudah

dalam tercapainya tujuan oranisasi, sebaliknya jika budaya organisasi lemah akan

tujuan organisasi akan sulit dicapai.

Budaya organisasi mendorong terciptanya komitmen organisasi dan

meningkatkan konsistensi sikap pegawai, budaya menyampaikan kepada karyawan

baimana pekerjaan dilakukan dan apasaya yang bernilai penting.

Sebagai organisasi publik milik pemerintah, budaya yang terdapat pada

organisasi akan lebih terlihat karena tujuan dari organisasi publik lebih kepada

memberikan manfaat untuk masyarakat dan tidak semata menjalankan

organisasinya untuk mendapatkan keuntungan. Seperti pada PT PLN Unit P3B

Jawa-Bali merupakan unit kerja PT. PLN (Persero) yang memiliki pekerja dalam

menyediakan pelayanan yang dibutuhkan di daerah – daerah seperti di pulau Jawa

dan pulau Bali. P3B JB (Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali)

mempunyai tujuannya yaitu lebih memfokuskan usaha pengelolaan operasi system,

memlihara dan mengembangkan sustem operasi dan sarana penyaluran, mengelola

transaksi energi dan mengelola pengusahaan jasa telekomunikasi masing – masing

sesuai kebijakan Perseroan secara komersil, sesuai dengan kontrak kerja yang

diterapkan oleh Direksi Perseroan sebagai unit kerja yang dibawah PT. PLN

Persero.

Selain terdapat tujuan, pada sebuah organisasi terdapat sebuah visi dan misi.

Visi dan misi tersebut dijadikan sebagai landasan dasar untuk lebih memperbaiki

dan mengembangkan budaya organisasi yang akan mempengaruhi besarnya

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Kinerja pegawai dipengaruhi oleh

budaya organisasi dan setiap pegawai yang ikut bersama-sama membangun budaya

organisasi yang baik, maka PT PLN unit P3B Jawa-Bali akan menjadi perusahaan

yang memiliki predikat baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain.

PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI PADA P3B

Sosialisasi Budaya Organisasi

Keberhasilan penerapan budaya organisasi diikuti dengan proses

sosialisasi melalui pelatihan sejak seorang pegawai mulai bekerja dengan

menanamkan nilai- nilai serta menceritakan budaya yang ada pada organisasi,

sehingga sejak menjadi pegawai baru nilai-nilai dan norma yang berlaku sudah

menjadi pedoman pegawai dalam berpeilaku. Pelatihan budaya merupakan

bagian dari sosialisasi budaya. Pelatihan diberikan kepada pegawai baru yang

akan mulai bergabung menjadi anggota organisasi. Pelatihan diberikan oleh

orang-orang yang mempunyai banyak pengalaman cukup lama sebagai anggota

organisasi sehingga terdapat banyak pengetahuan dan cerita tentang budaya

yang ada pada P3B JB. Seperti penjelasan tentang sosialisasi budaya yang di

ceritakan oleh seorang staff bidang SDM dan Umum.

“Sosialisasi budaya dalam mengimplementasikan budaya organisasi

dilakukan dengan membuat komitmen pada tahun 2010 dengan membangun

pondasi yang terdapat dalam satu buku saku yang di bagian halaman terakhir

terdapat lembar komintmen bahwa pegawai sudah membaca dan mengerti

dan akan mengimplementaskan budaya organisasi dengan sebaik -baiknya.

Sosialisasi budaya organisasi pada P3B JB diserahkan kepada masing- masing

bidang dan masing- masing bidang mempunyai wewenang berdiskusi untuk

menentukan nilai-nilai apa yang paling cocok untuk di tanamkan pada

bidangnya. Seperti pada bidang SDM dan Umun, setelah berdiskusi nilai- nilai

apa yang menjadi pedoman dalam berperilaku mereka membuat satu hukuman

apabila salah satu anggota dari tim SDM melanggar peraturan yang telah di

buat bersama tersebut. Hukuman yang dijatuhkan apabila seorang pegawai

datang terlambat yaitu dengan mengalungkan buku saku pedoman perilaku dari

pagi sampai waktu jam kantor habis, dan cara ini terbilang efektif karena

mengurangi jumlah pegawai yang sering datang terlambat”. (Bapak Sidik, staff

bidang umum)

Pendapat lain yaitu

“ Sosialisasinya itu tadi, dengan membuat pamflet-pamflet, buku saku pedoman

perilaku dan melalui media internal PT PLN dan Cukup efektif, karena adanya

media-media tersebut, pegawai akan lebih mudah mengakses tentang budaya

organisasi yang menjadi pedoman perilaku bagi kami dalam berperilaku. (DM

SDM danUmum, 5 Juli 2012)

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh seorang staf dan deputi manager SDM

bahwa proses sosialisasi memberikan manfaat dalam menerapkan budaya

organisasi yang terkandung dalam nilai- nilai budaya sebagai pedoman perilaku

bagi setiap pegawai. Manfaat yang terkandung adalah proses penerapan budaya

organisasi akan berjalan dengan baik karen melalui pembuatan buku saku yang

di dalamnya terdapat apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh

dilakukan oleh pegawai serta adanya lembar pernyataan bahwa setiap pegawai

berkomitmen untuk menjaga, menjalankan dan menjadikan nilai-nilai budaya

sebagai dasar dari seorang pegawai dalam berperilaku.

Adanya punishment yang sudah menjadi kesepakatan bersama

disosialisasikan dengan baik agar dapat mengurangi jumlah pegawai yang

datang terlambat. Ketika suatu peraturan di sosialisasikan dengan baik, maka

jika ada seorang pegawai yang melanggar akan mendapatkan hukuman yang

sudah di sepakati bersama dan karena dengan adanya peraturan yang sudah di

bentuk bersama ada perasaan malu jika apa yang sudah disepakati kemudian

dilanggar sendiri dan hukuman nya pun terlihat oleh orang banyak. Pengenalan

dan sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan dengan memberikan

pelatihan tentang model budaya organisasi yang digunakan untuk mengetahui

bagaimana anggota organisasi mengenal budaya yang ada pada organisasinya

melalui pengetahuan anggota organisasi tentang artefak seperti ritual-ritual,

bahasa sehari- hari, makna logo perusahaan, tekno logi yang berkembang serta

produk lain yang diproduksi pada oleh organisasi. Selain artefak terdapat nilai-

nilai yang menjadi pedoman perilaku dan asumsi dasar yang digunakan oleh

seorang pemimpin dalam mengambil keputusan.

Peran Budaya Organisasi pada PT PLN unit P3B Jawa Bali

Budaya organisasi pada tiap organisasi mempunyai ciri khas yang akan

membedakan P3B JB dengan organisasi lain dan bermanfaat bagi kinerja

organisasi P3B JB. Berikut hasil wawancara dengan wakil dari bidang SDM

mengenai budaya organisasi yang ada pada P3B JB.

“… P3B JB membentuk budaya organisasi melalui nilai-nilai SIPP yang

bercirikan komunikasi terbuka, kinerja tinggi, dan komitmen tenaga kerja serta

memastikan bahwa budaya organisasional memberi manfaat dari beragam

gagasan, budaya, dan pemikiran tenaga kerja melalui kegiatan-kegiatan

organisasi yang dapat diikuti oleh seluruh pegawai, seperti kegiatan diklat,

forum diskusi, dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi kemajuan

organisasi” (Bapak Sidik, staff bidang SDM dan Umum).

Berdasarkan pernyataan diatas terlihat bahwa budaya organisasi dapat

memberikan keleluasaan untuk anggota organisasi dalam memberikan

pemikiran-pemikiran untuk kegiatan-kegiatan yang dapat membangun

organisasi menjadi organanisasi yang diterima dengan baik oleh pelanggan

maupun mitra kerja serta bagi anggota organisasinya sendiri. Mengembangkan

budaya organisasi diperlukan komunikasi yang efektif seperti melalui disposisi,

surat dan nota dinas sesuai TLSK, email, telepon, facsimile, CoP, website

(buku tamu, agenda, liputan berita dan informasi lainnya). Informasi dan

komunikasi dua arah dilakukan melalui raker, RTM, tea morning dan forum-

forum seperti SBO (spiritual, budaya, olah raga) yang di gunakan untuk

memfasilitasi pegawai guna mencapai keseimbangan kerja.

TAHAPAN PENERAPAN BUDAYA ORGANISASI

Tahapan penerapan budaya organisasi dalam menerapkan budaya organisasi

agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh PT PLN unit P3B, yaitu:

a) Tahap Pertama

Budaya organisasi pada P3B JB dijabarkan menjadi empat tata nilai oleh

PT PLN Pusat, yaitu saling percaya, integritas, peduli, dan pembelajar.

Keempat tata nilai ini bercirikan komunikasi yang efektif antar anggota

organisasi maupun dengan orang-orang yang berada di luar organisasi sehingga

akan terjadi komunikasi dua arah yang dapat menciptakan kerja sama yang baik

dengan pelanggan, maupun mitra kerja. P3B JB sepakat bahwa cara yang tepat

untuk memperkuat budaya organisasi yaitu melalui manajemen kinerja yang

akan meningkatkan kinerja pegawai yang berlandaskan pada siklus

perencanaan, pemantauan dan peningkatan kinerja pegawai yaitu dengan

memotivasi pegawai agar dapat bekerja dengan sebaik -baiknya. Melalui

budaya P3B JB menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan, baik sebagai

mitra kerja maupun sebagai anggota masyarakat dengan mengedepankan nilai-

nilai budaya yang sudah di tanamkan oleh organisasi. Seperti tanggap terhadap

keluhan pelanggan dan menyelesaikan permasalahan dengan tepat waktu dan

sebaik-baiknya.

Pengenalan pembentukan budaya organisasi sudah ada sejak PT PLN

berdiri, pembentukannya didasari oleh visi dan misi organisasi sehingga

pegawai akan lebih mudah memahami tentang budaya organisasi yang menjadi

pedoman perilaku pada P3B JB. Para pendiri mempunyai asumsi dasar, norma,

nilai- nilai dan aturan yang selanjutnya diperkenalkan, di ajarkan, dan

ditanamkan kepada pegawai sebagai anggota organisasi. Budaya organisasi

P3B JB diberikan secara turun temurun dari pendiri PT PLN pusat terdahulu,

kemudian di implementasikan sesuai dengan tata nilai yang sudah ditetapkan

menjadi tata nilai dari P3B JB. Namun P3B JB mempunyai penilaian sendiri

tentang urutan nilai yang di tetapkan oleh PT PLN. Nilai yang paling utama

menurut P3B JB adalah integritas karena loyalitas pegawai adalah yang paling

utama dan mendukung untuk mewujudkan nilai-nilai lain. Budaya muncul

ketika adanya interaksi antara satu anggota organisasi dengan anggota

organisasi lain yang saling memberikan informasi tentang perwujudan budaya

organisasi yang akan meningkatkan kinerja pegawai dan saling memberikan

motivasi untuk ikut dalam mengembangkan budaya organisasi.

b) Tahap Kedua

Sosialisasi budaya dilakukan melalui pelatihan budaya oleh anggota

organisasi yang sudah berpengalaman dan dapat dijadikan contoh yang baik

oleh para pegawai baru karena memiliki perilaku yang baik selama menj adi

anggota organisasi di P3B JB. PLN pusat memberikan wewenang penuh

kepada masing - masing bidang di P3B JB dalam mensosialisasikan budaya

organisasi, sehingga melalui diskusi yang dilakukan oleh masing- masing

bidang diperoleh nilai-nilai budaya yang tepat untuk diterapkan pada bidang

tersebut. Melalui kesepakatan bersama, masing- masing bidang menentukan

hukuman apa yang paling tepat jika terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh

pegawai, seperti hukuman yang ditetapkan oleh bidang SDM dan Umum.

Apabila terdapat pegawai yang terlambat dijatuhi hukuman mengalungi buku

saku pedoman perilaku sejak melakukan pelanggaran sampai jam pulang

kantor. Adanya hukuman yang sudah disepakati bersama, pelaksanaan budaya

organsasi akan menjadi lebih efektif karena akan mengurangi pegawai

melakukan pelanggaran-pelanggaran yang akan berpengaruh pada kinerja

mereka seperti tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu atau lebih sering

datang terlambat daripada datang tepat waktu. Peran seorang pimpinan atau

manager dari masing- masing bidang dalam mengawasi proses sosialisasi

implementasi budaya organisasi juga sangat penting, untuk itu seorang

pemimpin harus memegang teguh budaya yang sudah ada dan menceritakan

serta memberi contoh yang baik tentang bagaimana budaya organisasi yang ada

pada P3B JB.

Pengenalan budaya organisasi dapat dilakukan dengan memberikan

pelatihan tentang model budaya organisasi yang digunakan untuk mengetahui

bagaimana anggota organisasi mengenal budaya yang ada pada organisasinya

melalui pengetahuan anggota organisasi tentang artefak seperti ritual-ritual,

bahasa sehari- hari, makna logo perusahaan, teknologi yang berkembang serta

prdouk apa saja yang diproduksi pada oleh organisasi.

c) Tahap Ketiga

Budaya organisasi terkait dengan nilai- nilai, norma-norma, dan peraturan

yang berlaku sehingga perilaku pegawai akan lebih terarah dalam melakukan

kegiatan organisasionlanya. Budaya dijadikan sebagai ciri khas dari organisasi

lainnya yang sejenis, karena nilai- nilai yang terkandung mempunyai arti yang

menggambarkan bagaimana budaya yang ada pada PT PLN unit P3B Jawa

Bali. Peran budaya dalam memotivasi pegawai cukup kuat, karena dengan

menanamkan budaya yang kuat sejak seseorang mulai bergabung akan

membangun sifat loyalitas kepada organisasi. Untuk menciptakan kesan yang

baik di hadapan pelanggan, mitra kerja, maupun masyarakat P3B JB

memfokuskan tiga prinsip yaitu Kapailitas inti, Kepemimpinan, Teknis yang

baik dalam melayani masyarakat.

d) Tahap Keempat

Penerapan budaya organisasi diwujudkan setelah melalui penjabaran budaya

organisasi, sosialisasi budaya dan sosialisasi peran budaya organisasi sehingga

apabila dalam pelaksanaannya semua tahapan tersebut terlaksana dengan baik,

maka penerapan budaya organisasi akan mencapai hasil yang maksimal. Pada

PT PLN unit P3B Jawa Bali, penerapan budaya organisasi diwujudkan dengan

menanamkan nilai-nilai budaya yang ada pada organisasi sehingga anggota

organisasi mempunyai pedoman dalam berperilaku.

MEMBERIKAN PAY FOR PERFOMANCE

Untuk memastikan budaya organisasi memberikan manfaat dari beragam

gagasan, budaya, dan pemikiran tenaga kerja dengan melakukan kegiatan rapat

secara berkala. Kegiatan tersebut dievaluasi secara berkala untuk melihat

efektivitas, dan hasil digunakan untuk peningkatan komunikasi, inovasi dan

perbaikan untuk meningkatkan kinerja, dengan demikian P3B JB mempunyai cara

untuk memperkuat budaya organisasi yang berkinerja tinggi, keterikatan, dan

kepuasan yaitu dengan sistem manajemen kinerja yang meningkatkan kinerja

pegawai berdasarkan siklus perencanaan, pemantauan, dan penilaian dan

meningkatkan keterikatan dan kepuasan pegawai melalui pemberian pay for

performance dan kriteria talenta sebagai kenaikan karir.

SERAGAM PEGAWAI

P3B JB mempunyai beberapa baju seragam yang digunakan padahari - hari

tertentu. Seperti hari senin pakaian yang dipakai berwarna hitam putih. Hari Selasa

memakai baju seragam area. Hari rabu memakai seragam serikat kerja. Hari kamis

memakai baju safari berwarna hitam putih dan pada hari jumat memakai baju batik.

TRAINING PEGAWAI

Sebelum kerja langsung, pegawai dispatcher dilalukan trainang di P3B Pusat.

Dan setelah bekerja pegawai dispatcher juga diadakan training setiap setahun sekali

yang diadakan di PUSDIKLAT. Dan training yang dilakukan tersebut disebut DTS

(Dispatcher Training Simulator).

Dispatcher Training Simulator untuk uji kompetensi dispatcher, dengan

fasilitas DTS ini peserta uji kompetensi seolah-olah sedang mengatur sistem dalam

kondisi yang sebenarnya, dimana trainer akan memberikan simulasi-simulasi kasus

pada transmisi, diantaranya switching / pemeliharaan penghantar, serta gangguan

terhadap sistem mulai dari gangguan pembangkit, transmisi hingga trafo. Pada uji

kompetensi ini peserta dituntut untuk dapat mengambil keputusan yang tepat

terhadap kondisi yang sedang terjadi pada sistem transmisi sesuai dengan standar

prosedur yang sudah ditetapkan, dimana pengambilan keputusan oleh peserta uji

kompetensi tersebut yang akan menjadi bahan penilaian dalam uji kompetensi

dispatcher. DTS akan memberikan respon terhadap langkah-langkah yang dilakukan

oleh peserta sesuai dengan karakteristik sistem tenaga listrik yang sedang diatur.

Walaupun data untuk aplikasi DTS ini berjalan secara offline, namun data didapat

dengan meng-capture data real time pada suatu waktu dan kondisi tertentu, sehingga

keakuratan DTS ini tentu saja sangat dipengaruhi oleh kondisi datadata realtime

yang sedang berjalan, jika data-data tersebut tidak akurat maka respon dari DTS

juga menjadi kurang sesuai dengan kondisi sistem di lapangan yang terkini.

Tugas Dispatcher (Pengatur Beban)

Apa itu dispatching?

Dispatching atau Pengaturan Beban adalah suatu “tatacara” untuk mengoperasikan sistem

tenaga listrik.

Tatacara tersebut meliputi :

a. Perencanaan

- Study aliran daya (load flow)

- Study hubung singkat

- Economic Load Dispatch

- Maintenance scheduling unit pembangkit

b. Pelaksanaan / Operasi Real Time

Perlengakpan :

- Konfigurasi jaringan sistem tenaga listrik

- Rencana operasi harian

- SCADA

- SOP Pemulihan (recovery)

- Logsheet

c. Analisa dan Evaluasi

- Pembuatan statistik sebagai input bagi perencanaan

Tugas Pokok Dispatcher :

Mengatasi penyimpangan (deviasi) yang terjadi dari Rencana Operasi Harian. Penyimpangan

dapat terjadi antara lain karena gangguan sistem (gangguan partial dan gangguan total / black

out). Dalam kasus gangguan total, proses pemulihannya harus dilakukan secara bertahap,

sebagai berikut :

1. Black Start Unit Pembangkit,

2. Pengiriman tegangan (back feeding) ke Unit Pembangkit/Gardu Induk

3. Pemulihan sistem jaringan tenaga listrik dengan melakukan pembebanan Gardu Induk

secara bertahap sesuai dengan kemampuan unit pembangkit yang telah beroperasi.

4. Keberhasilan di dalam mengasut (start) unit pembangkit sepenuhnya bergantung

kepada Enjinir dan Operator Unit Pembangkitan.

5. Pengiriman tegangan ke unit pembangkit (untuk keperluan start) dan pemulihan

sistem dengan melakukan langkah-langkah pembebanan secara bertahap sehingga

membentuk subsistem kecil dan kemudian dirangkai dengan subsistem kecil lainnya

hingga membentuk sistem interkoneksi utuh seperti sediakala, sepenuhnya menjadi

tanggung jawab Dispatcher yang dibantu pelaksanaannya oleh Operator gardu induk.

Siapa Dispatcher?

Petugas pelaksana operasi “real time” yang mampu menjaga mutu dan keandalan

operasi sistem tenaga listrik. Berperan melaksanakan rencana operasi harian (ROH) dan

mampu mengatasi penyimpangannya.

MASALAH

Medan (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera

Utara mengatakan, PLN seharusnya menunjukkan tanggung jawab dengan pemadaman listrik

yang bisa terjadi tiga hingga lima kali dalam sehari. "Petugas PLN Sumatera Utara

tampaknya menganggap hal yang sepele mengenai pemadaman listrik tersebut. Manajemen

PLN Sumut harus menunjukkan rasa tanggung jawab dengan pemadaman listrik setiap saat di

Kota Medan yang penduduknya sekitar 2,3 juta jiwa itu." kata Ketua YLKI Sumut, Abubakar

Siddik, di Medan, Senin,

Pola pikir menyepelekan masalah pemadaman, menurut dia, harus dihilangkan, dan

merupakan paradigma lama, serta tidak mungkin lagi diterapkan pada era globalisasi yang

semakin canggih."PLN Sumut jangan kelihatannya seperti `buang badan` dan tidak mau

bertanggung jawab mengenai permasalahan listrik di daerah ini," ujarnya.

Ia menyebutkan, untuk mengatasi kendala listrik itu, PLN Sumut harus bekerja keras dengan

mencari berbagai solusi sehingga tidak terjadi lagi pemadaman.Manajemen PLN Sumut tidak

usah mencari berbagai dalih atau alasan, bahwa pemadaman listrik karena adanya perbaikan

mesin pembangkit yang rusak di PLN Belawan. Cara-cara mengelabui masyarakat seperti itu

tidak zamannya lagi dan sudah kuno. Masyarakat juga sudah banyak mengetahui, bahwa

pemadaman listrik itu karena terjadi defisit.

"Diperkirakan lebih kurang 371 mega watt kekurangan daya listrik di Sumut," kata

Abubakar. Ia menambahkan, meski defisit, manajemen PLN Sumut bukannya mencari

tambahan daya, melainkan justru melakukan pemadaman bergilir di sejumlah kelurahan,

kecamatan di Kota Medan. Ini jelas merugikan pelanggan.

Seharusnya, kata dia, manajemen PLN Sumut menyewa pembangkit listrik kepada

pihak lain atau membeli mesin pembangkit listrik yang baru untuk menggantikan pembangkit

listrik yang rusak di PLN Belawan. PLN Sumut saat ini hanya memberikan janji dan

pengharapan bagi masyarakat bahwa pada Oktober 2013 tidak ada lagi pemadaman. "Namun

kenyataannya pada Oktober pemadaman listrik semakin menjadi-jadi, tidak ubahnya seperti

makan obat saja," kata Abubakar. Sementara itu, manajemen PT PLN Wilayah Sumut-Aceh

akan berusaha menyewa dan mengoperasikan pembangkit diesel dengan total daya 430 MW.

Target PLN pada awal November sudah tidak ada masalah krisis listrik di Sumut. Pasokan

listrik PLN untuk Sumut hanya 1.400 MW, sementara kebutuhannya mencapai 1.650 MW.

DATA

ANALISA

KESIMPULAN