sinta.unud.ac.id ii.pdfmenggunakan analisis spasial dalam perancangan sistem informasi geografis...

28
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II memaparkan mengenai teori dan pustaka yang digunakan dalam menunjang penelitian Sistem Inforasi Geografis ini. 2.1 State of the Art Sistem Informasi Geografis semakin berkembang pesat dewasa ini dengan menerapkannya dalam berbagai bidang, salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis sumber daya perairan. Pertama penelitian terhadap Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air Kalimantan Barat dibuat oleh Tjam Bui Liat. Penelitian ini berfokus pada potensi sumber air salah satu provinsi di Pulau Kalimantan. Penelitian ini memberikan penjelasan bahwa dengan topografi Kalimantan Barat yang relatif rendah, mengakibatkan potensi sumber daya air selain menguntungkan juga merugikan. Metode penelitiannya menggunakan analisis hidrologi dan menerapkan metode spasial dan non spasial di wilayah Kalimantan Barat. Rancangan sistem yang dibuat dalam penelitian ini berbasis web. Gambar 2.1 Desain Arsitektur Aplikasi (Sumber : Tjam Bui Liat)

Upload: vumien

Post on 29-May-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II memaparkan mengenai teori dan pustaka yang digunakan dalam

menunjang penelitian Sistem Inforasi Geografis ini.

2.1 State of the Art

Sistem Informasi Geografis semakin berkembang pesat dewasa ini dengan

menerapkannya dalam berbagai bidang, salah satunya adalah Sistem Informasi

Geografis sumber daya perairan.

Pertama penelitian terhadap Sistem Informasi Geografis Sumber Daya Air

Kalimantan Barat dibuat oleh Tjam Bui Liat. Penelitian ini berfokus pada potensi

sumber air salah satu provinsi di Pulau Kalimantan. Penelitian ini memberikan

penjelasan bahwa dengan topografi Kalimantan Barat yang relatif rendah,

mengakibatkan potensi sumber daya air selain menguntungkan juga merugikan.

Metode penelitiannya menggunakan analisis hidrologi dan menerapkan metode

spasial dan non spasial di wilayah Kalimantan Barat. Rancangan sistem yang

dibuat dalam penelitian ini berbasis web.

Gambar 2.1 Desain Arsitektur Aplikasi

(Sumber : Tjam Bui Liat)

7

Rancangan desain sistem aplikasi ini nantinya akan membuat masyarakat

umum bisa mengakses aplikasi untuk melihat informasi geografis. Sistem

Informasi Geografis yang dirancang menghasilkan gambaran dengan tampilan

menu disampingnya untuk memandu user dan dalam menu tersebut akan ada

informasi yang bisa didapatkan. Tampilan pada peta akan muncul daerah berupa

tanda merah dan biru untuk menujukkan potensi air di Kalimantan Barat. Hal ini

berarti menujukkan, Sistem Informasi Geografis dalam memetakan sumber daya

air mampu memberikan informasi bagi masyarakat mengenai wilayah mereka

yakni Provinsi Kalimantan Barat secara efisien dan efektif sebab data bisa

diperbaharui juga.

Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Daerah

Pengoperasian Alat Tangkap Gombang di Perairan Selat Bengkalis Kecamatan

Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau yang penelitiannya dilakukan oleh

Irwandy Syofyan, Rommie Jhonerie, Kasman. AR (2009) adalah untuk

menentukan penempatan alat penangkap ikan sejenis perangkap yang diam di

perairan yakni gombang. Penentuan penempatan gombang akan membuat

keefisienan dalam pengoperasionalan penangkapan ikan. Metode yang digunakan

adalah dengan memanfaatkan data primer dan data sekunder. Data sekunder

terdiri dari jumlah nelayan gombang, jumlah gombang yang dioperasikan dan

jumlah hasil tangkapan. Data primer terdiri dari data spasial dan hasil pengukuran

dilapangan (raster dan vector), selain itu digunakan peta dasar digitasi

Bakosurtanal Indonesia tahun 2002. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode survei. Data yang didapatkan kemudian diolah dan ditambahkan dengan

data pengkuran arus di Selat Bengkalis sebagai tempat objek penelitian. Analisis

untuk hasilnya menggunakan analisis spasial yaitu adalah suatu teknik atau proses

yang melibatkan sejumlah hitungan dan evaluasi logika (matematis) yang

dilakukan dalam rangka mencari atau menemukan potensi hubungan atau pola-

pola yang (mungkin) terdapat di antara unsur-unsur geografis (yang terkandung

dalam data digital dengan batas-batas wilayah studi tertentu.

Penelitian ketiga adalah Pemanfaatan Analisis Spasial untuk Pengolahan

Data Spasial Sistem Informasi Geografis oleh Dewi Handayani U.N,

8

R.Soelistijadi dan Sunardi tahun 2005 dengan objek penelitian di Kabupaten

Pemalang Jawa Tengah. Penelitian yang dilakukan ini, berfokus dalam

menggunakan analisis spasial dalam perancangan sistem informasi geografis yang

akan dibuat. Konsep spasial dalam penerapan sistem informasi geografis secara

lengkap dari metode overlay union, interseksi dan identiti. Metode-metode

tersebut akan digunakan dalam menerapakan pemetaan dalam penelitian yakni

wilayah di Kabupaten Pemalang. Hasilnya adalah pemetaan wilayah kecamatan,

persawahan dan sumber daya air permukaan di wilayah tersebut. Penelitian ini

mampu menggambarkan daerah ruas berupa polygon (pemetaan dalam bentuk

region di suatu wilayah).

Ketiga penelitian tersebut mempunyai menerapkan metode spasial, dan

metode non spasial hanya diterapkan pada penelitian pertama yakni Sistem

Informasi Geografis Sumber Daya Air di Kalimanatan Barat, sehingga penelitian

nantinya menggunakan kedua metode yakni spasial dan non spasial. Metode

pengumpulan data yakni secara survey dari dinas terkait yakni Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Bali. Metode pengumpulan data primer dan sekunder juga

akan dilakukan dengan data dari dinas yang sama serta sumber lain perkembangan

potensi perairan di Provinsi Bali.

2.2 Sistem

Sistem adalah kumpulan dari banyak elemen yang berinteraksi untuk

mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto,2005). Suatu sistem memiliki karakteristik

atau sifat-sifat tertentu.

2.2.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu

(Jogiyanto, 2005):

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen ini

bisa berupa sub-sub sistem atau bagian-bagian sistem.

9

2. Batas Sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan.

Batas suatu sistem menujukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar

batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar

sistem bisa bersifat menguntungkan dan juga bisa merugikan.

4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem (interface) merupakan media antara subsistem.

Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir

dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (ouput) satu

subsistem bisa menjadi masukan (input) bagi subsistem lainnya.

5. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa perawatan (maintenance input) agar sistem bisa

beroperasi dan masukan sinyal (Signal input) adalah energi yang diproses

untuk mendapat keluaran.

6. Keluaran Sistem

Keluaran (ouput) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran bisa

menjadi masukan bagi subsistem lainnya.

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan

mengubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan

mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan lainnya menjadi

keluaran berupa barang jadi.

10

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective), kalau suatu

sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.

2.3 Data

Data merupakan bentuk jamak dari datum atau data-item. Data adalah

kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Kejadian-kejadian (events) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Data

dapat berupa nilai terformat, teks, citra, audio dan video

Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya,

data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang. Teks

adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol khususnya ( misalnya “+” dan

“$”) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara

individual, contoh teks adalah koran. Citra (image) adalah data dalam bentuk

gambar. Citra dapat berupa grafik, foto, hasil rontgen, dan tanda tangan ataupun

gambar yang lain. Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrumen musik, suara

orang atau suara binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa

contoh data audio. Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang

bergerak dan bisa saja dilengkapi dengan suara.

2.4 Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2005). Sumber informasi adalah

berupa data. Data sebagai sumber informasi ini diolah dan dipilah sehingga

menghasilkan informasi yang diperlukan oleh orang yang membutuhkan.

2.4.1 Siklus Informasi

Data yang diolah menjadi informasi mengalami proses terlebih dulu

sebelum menjadi sebuah informasi melalui model tertentu. Penerima kemudian

menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,

yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain sehingga memunculkan data

11

kembali. Data yang muncul kemudian ditangkap sebagai input, kemudian diproses

kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

2.4.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga

hal, yaitu informasi yang akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan

relevan (relevance). Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-

kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti berarti informasi

harus jelas dan mudah dicerna oleh penerima informasi dan berarti terhindar

perubahan karena gangguan (noise) dalam penyampaian informasi dari sumber

informasi ke penerima informasi.

Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak

boleh datang terlambat, jika informasi terlambat maka informasi menjadi usang

bagi penerima dan tidak akan berguna bagi penerima informasi. Infomasi yang

terlambat juga bisa menyebabkan kesalahan fatal karena informasi digunakan

penerima untuk membuat sebuah keputusan.

Relevan, berarti informasi mempunyai manfaat bagi penerima. Relevan

bagi setiap orang tidak sama, contohnya jika mesin produksi rusak bagi akuntan

perusahaan adalah kurang relevan dan lebih relevan jika informasi ini diterima

oleh ahli teknik perusahaan.

2.4.3 Nilai Informasi

Nilai sebuah informasi ditentukan oleh dua hal yakni, manfaat dan biaya

mendapatkannya. Suatu sebuah informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih

besar dari biaya mendapatkannya, tetapi untuk menilai manfaat informasi dengan

biaya akan sulit karena informasi yang didapatkan tidak hanya digunakan oleh

satu bagian dalam perusahaan. Informasi juga tidak dapat ditaksir secara persis

dengan berapa keuntungan yang didapatkan sehingga manfaat informasi diukur

berdasarkan keefektivitasannya. Pengukuran nilai informasi biasanya

dihubungkan dengan nilai cost effectiveness atau cost benefit.

12

2.5 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi memiliki

prosedur yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi

pengambilan keputusan dan atau mengendalikan organisasi dan menyediakan

laporan-laporan yang dibutuhkan oleh organisasi.

2.5.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi memiliki beberapa komponen yang saling mendukung

sehingga menciptakan sistem informasi yang baik. Komponen-komponen dikenal

dengan nama blok-blok, yakni sebagai berikut:

1. Blok Masukan

Blok ini mewakili input data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input

disini termasuk metode-metode, nilai dan media untuk menangkap data

yang akan dimasukkan ke dalam sistem yang merupakan dokumen-

dokumen dasar.

2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang

akan memanipulasi dan input dan data yang tersimpan di basis data

dengan cara tertetu untk mendapat keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Merupakan hasil dari proses input data di sistem informasi yang akan

digunakan oleh organisasi untuk keperluannya.

4. Blok Teknologi

Teknologi dalam sistem informasi digunakan untuk menerima input,

menjalankan model dan menghasilkan output untuk digunakan oleh

organisasi. Blok teknologi yang digunakan terdiri dari teknisi, perangkat

lunak dan perangkat keras.

5. Blok Basis Data

Basis data atau database merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

13

Database yang dimanipulasi ini disebut dengan Database Management

System (DBMS).

6. Blok Kendali

Blok ini merupakan bagian pendukung agar sistem informasi dapat

dicegah dari kerusakan, seperti kebakaran, air, debu dan kecurangan-

kecurangan serta lainnya yang bisa menggangu kinerja sistem informasi.

2.6 Ilmu Geografi

Secara harfiah geografi berasal dari bahasa Yunani yakni ‘geo’ yang

berarti bumi dan ‘graphein’ yang berarti tulisan atau lukisan, jadi geografi bisa

dikatakan ilmu yang mempelajari tentang permukaan bumi. Geografi merupakan

ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora dan

fauna, serta hasil-hasil yang diperoleh dari bumi.

2.7 Sistem Informasi Georafis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi

berbasis komputer yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan,

menyimpan, mengolah dan menganalisa data, menyajikan data serta informasi

dari suatu obyek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaannya

di permukaan bumi. SIG dalam implementasinya mencangkup input data,

manajemen data, pemrosesan atau analisis data, pelaporan (output) dan hasil

analisa. Komponen-komponen yang digunakan membangun SIG adalah perangkat

lunak, perangkat keras, data, pengguna dan aplikasi.

2.7.1 Jenis dan Sumber Data dari Sistem Informasi Geografis

Data geografis pada dasarnya tersusun oleh dua komponen penting yaitu

data spasial dan data atribut. Data spasial mempresentasikan posisi atau lokasi

geografis dari suatu objek di permukaan bumi sedangkan data atribut dapat berupa

informasi numerik, foto, narasi dan lainnya yang didapat diperoleh dari data

statistik, pengukuran lapangan, sensus dan lainnya.

Data spasial dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan berbagai format.

Sumber data spasial antara lain mencangkup data grafis peta analog, foto udara,

14

citra satelit, survey lapangan, pengukuran theodolit, pengukuran dengan Global

Positioning Systems (GPS) dan lain-lain.

2.7.2 Representasi Data Spasial

SIG dapat digunakan setelah data spasial dikonversi menjadi data digital.

Format digital terdapat dua model representasi data yaitu model vektor dan model

raster. Perbedaan mendasar antara kedua model terletak pada cara penyimpanan

serta representasi sebuah objek geografis.

Gambar 2.2 Representasi Titik, Garis dan Area pada Model Vektor dan Raster

Model vektor memberikan posisis suatu objek dengan rangkaian koordinat

x dan y atau dalam SIG di peta yakni longitude dan latitude sedangkan pada

model raster berdasarkan piksel. Piksel adalah unit dasar yang digunakan untuk

menyimpan informasi secara ekplisit, Gambar 2.2 memperlihatkan ada tiga jenis

tipe objek yakni sebagai berikut:

1. Titik

Titik mempresentasikan objek spasial yang tidak memiliki panjang dan

atau luas. Titik hanya memiliki satu pasang koordinat saja, misalnya

marker sebuah sekolah, rumah ibadah dan lainnya.

15

2. Garis

Garis mempresentasikan objek yang memiliki dimensi panjang namun

tidak memiliki dimensi area, misalnya jaringan jalan, pola aliran, jaringan

irigasi dan lainnya.

3. Poligon

Poligon mempresentasikan fitur spasial yang memiliki dimensi area atau

luas, sebagai contoh zona penggunaan lahan dan area sebuah desa.

2.7.3 Database Spasial

Database Spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas baik yang memiliki

lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki kecenderungan

untuk berubah, bergerak, atau berkembang). Tipe-tipe spasial ini memiliki

properti topografi dasar yang memiliki lokasi, dimensi, dan bentuk (shape).

Semua Sistem Informasi Geografis (SIG) hampir memiliki campuran tipe-tipe

entitas spasial dan non-spasial. Tipe-tipe non spasial tidak memiliki properti

topografi dasar lokasi. Database spasial meliputi kondisi tekstur tanah, erosi,

lereng, ketinggian, jenis tanah, tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan

penyebaran pemukiman yang dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu vektor

Sistem Informasi Geografis, dimana atribut-atributnya disimpan sebagai database

relasional yang bisa diimpor ke model tata ruang [Prahasta,2001].

2.7.4 Model Data Spasial di dalam Sistem Informasi Geografis

Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas

spasial adalah konsep raster dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam

Database sebagai raster atau vector [Prahasta,2001].

2.7.5 Data Spasial

Data spasial adalah data yang referensi geografisnya atas representasi

objek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan

interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena

16

tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data

dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari objek di muka bumi.

Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek-

obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek

diatas muka bumi (di udara) dan di bawah permukaan bumi. Data spasial

memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan,

menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-

garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster

menampilkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks

atau piksel–piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial

ini menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.

2.7.6 Pemrosesan Spasial

Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung

dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial

memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya.

Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip,

intersect, buffer, query, union, merge yang mana dapat dipilih ataupun

dikombinasikan.

Pemrosesan data spasial seperti dapat dilakukan dengan teknik yang

disebut dengan geoprocessing (ESRI, 2002), pemrosesan tersebut antara lain:

1. Overlay adalah merupakan perpaduan dua layer data spasial.

2. Clip adalah perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi.

3. Intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan

karakteristik dan kriteria.

4. Buffer adalah menambahkan area di sekitar obyek spasial tertentu.

5. Query adalah seleksi data berdasar pada kriteria tertentu.

6. Union adalah penggabungan atau kombinasi dua area spasial beserta

atributnya yang berbeda menjadi satu.

7. Merge adalah penggabungan dua data berbeda terhadap feature spasial,

17

8. Dissolve adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda berdasar pada

atribut tertentu.

Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial biasanya bergantung

dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial

memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya.

Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip,

intersect, buffer, query, union dan merge.

2.7.7 Overlay Spasial

Salah satu cara dasar untuk membuat atau mengenali hubungan spasial

melalui proses overlay spasial. Overlay spasial dikerjakan dengan melakukan

operasi join dan menampilkan secara bersama sekumpulan data yang dipakai

secara bersama atau berada dibagian area yang sama. Hasil kombinasi merupakan

sekumpulan data yang baru yang mengidentifikasikan hubungan spasial baru.

2.7.8 Pencocokan Alamat (Geocoding)

Alamat jalan merupakan bentuk umum dari informasi lokasi, walaupun

masih merupakan informasi dalam bentuk teks yang berisi nomor rumah, nama

jalan, arah dan kode pos. SIG memerlukan satu mekanisme untuk mentransfer

infromasi dalam bentuk teks ini untuk menghitung koordinat geografi sebelum

satu alamat bisa ditampilkan pada satu peta. Pencocokan alamat (geocoding)

merupakan proses untuk menggabungkan satu alamat fisik lokasi di bumi dengan

alamat logiknya. SIG dalam melakukannya dengan cara menggabungkan alamat-

alamat yang disimpan dalam berkas tabel data spasialnya yang ada alamatnya.

SIG kemudian menggunakan koordinat fitur-fitur jalan untuk menghitung dan

menandai koordinat satu alamat dalam satu file. Hasilnya adalah layer data spasial

yang baru dari titik lokasi yang menggambarkan alamat dari file.

18

2.7.9 Analisa Buffer

Analisa buffer digunakan untuk mengidentifikasi area sekitar fitur-fitur

geografi. Proses men-generate sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-fitur

geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan pada

apakah mereka berada di luar atau didalam batas buffer.

2.7.10 Overlay Peta

Overlay peta merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama

dan menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta

baru. Kemampuan untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan

peta merupakan kunci dari fungsi-fungsi analisis Sistem Informasi Geografis.

Konsepnya adalah sebagai berikut:

1. Alamat Overlay Peta merupakan hubungan interseksi dan saling

melengkapi antara fitur-fitur spasial.

2. Overlay Peta mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua

theme masukan.

Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang merupakan polygon yaitu :

1. Titik dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik

2. Garis dengan polygon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis.

3. Polygon dengan polygon menghasilkan keluaran dalam bentuk polygon.

2.8 Ilmu Pemetaan

Pemetaan berasal dari kata peta. Peta dalam bahas inggris lazim disebut

dengan map yang berasal dari bahasa Yunani yakni mappa yang berarti taplak

meja. Peta sendiri adalah bentuk muka bumi yang digambarkan dalam bidang

datar dan diperkecil melalui sistem proyeksi mata. Peta juga diartikan sebagai

gambaran diperkecil dengan ditambah tulisan-tulisan dan simbol-simbol tanda

pengenal objek yang digambarkan.

Menurut International Chartographic Assosiation (ICS) peta adalah suatu

gambaran (representasi) unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari

permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda

19

angkasa. Sebuah peta harus memiliki unsur-unsur tertentu seperti: judul peta,

orientasi peta, skala peta, legenda, garis astronomis, inset peta, indeks dan sumber

serta tahun pembuatan peta.

Peta pada dasarnya menginformasikan kondisi suatu wiayah secara

sederhana sehingga mudah dipahami dan menjadi alat komunikasi. Peta juga

menjadi alat bantu untuk mempelajari kondisi suatu wilayah, tanpa perlu

mendatangi wilayah tersebut. Berdasarkan isinya, jenis peta dibagi menjadi tiga:

1. Peta Dasar

Peta dasar adalah peta yang dibuat dengan data terbatas atau peta yang yang

hanya menggambarkan garis pantai dan beberapa sungai dan jalan utama saja.

2. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menampilkan sejumlah kenampakan secara bersama-

sama dalam satu peta yang datanya bersifat umum, termasuk jenis ini adalah peta

topografi, planografis, dan chorografi.

3. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang dibuat untuk menyajikan kenampakan tertentu

(khusus) dari suatu wilayah. Contohnya peta sumber daya alam di suatu wilayah.

Berdasarkan medannya peta dibagi menjadi peta dunia, peta lautan dan

peta daratan. Satu lagi jenis peta berdasarkan skala, yakni: peta kadaseter atau

teknik, peta skala besar, peta skala sedang dan peta skala sangat kecil.

2.9 Google Maps

Google Maps adalah salah satu layanan Google untuk menampilkan peta

secara online. Layanan ini akan memberikan banyak manfaat salah satunya

sebagai petunjuk arah saat mengemudi, sehingga Google Maps menjadi sangat

populer. Adapun fitur dari Google Maps yakni sebagai berikut:

1. Satelite Map

Pengguna dapat menikmati gambar satelit planet Bumi. Pengguna bisa

menggunakan fasilitas zooming untum mendapatkan detail dari tampilan peta

tersebut.

20

Gambar 2.3 Tampilan Peta dari Google Maps

Gambar 2.3 memperlihatkan tampilan peta Negara Amerika Serikat dengan

perbatasan dari negara tersebut dengan negara lain serta juga negara bagian yang

terdapat di Amerika Serikat.

2. Hasil Pencarian Integrasi

Mencari lokasi, bisnis, peta buatan pengguna dan real estate.

3. Draggable Maps

Peta digital mapping yang dragable (bisa digeser) dengan bantuan mouse.

4. Terrain Maps (Peta Topograpi)

Terrain Maps menyediakan informasi fitur peta fisik atau peta topograpi yang

biasa disediakan Buku Peta Atlas.

Pihak Google juga menyediakan pengembangan terhadap layanan Google

Maps melalui Google Maps API untuk para pengembang Sistem Informasi

Geografis (SIG).

2.10 Google Maps API

Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk Javascript. Cara

membuat Google Maps untuk ditampilkan pada suatu web atau blog sangat mudah

hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai HTML serta Javascript, serta

koneksi Internet yang sangat stabil, dengan menggunakan Google Maps API,

21

dapat menghemat waktu dan biaya untuk membangun aplikasi peta digital yang

handal, sehingga dapat fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan, dengan

kata lain, hanya membuat suatu data sedangkan peta yang akan ditampilkan

adalah milik Google sehingga pengguna tidak dipusingkan dengan membuat peta

suatu lokasi, bahkan dunia.

Pembutan program Google Maps API menggunakan urutan sebagai

berikut:

1. Memasukkan Maps API Javascript ke dalam HTML.

2. Membuat element div dengan nama map_canvas untuk menampilkan peta.

3. Membuat beberapa objek literal untuk menyimpan properti-properti pada

peta.

4. Menuliskan fungsi Javascript untuk membuat objek peta.

5. Menginisiasi peta dalam tag body HTML dengan event onload.

Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh

Google, diantaranya adalah:

1. ROADMAP, untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi.

2. SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit.

3. TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan

menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya akan

menunjukkan gunung dan sungai.

4. HYBRID, akan menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula

apa yang tampil pada ROADMAP (jalan dan nama kota).

2.11 Database

Menurut Ramez Elmasri mendefinisikan database lebih dibatasi pada arti

implisit yang khusus, yaitu:

1. Database merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (real world).

2. Database merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara

logika mempunyai arti implisit, sehingga data yang terkumpul secara acak

dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut database.

22

3. Database perlu dirancang, dibangun dan data dikumpulkan untuk suatu

tujuan. Database dapat digunakan oleh beberapa user dan beberapa

aplikasi yang sesuai dengan kepentingan user.

Gambar 2.4 Konsep Sistem Database

(Sumber: Hadzar (2007))

Gambar 2.4 memperlihatkan proses pengaksesan database oleh user dari

aplikasi sampai ke database.

2.11.1 Database Management System (DBMS)

DBMS dapat diartikan sebagai program komputer yang digunakan untuk

memasukkan, mengubah, menghapus, memodifikasi dan memperoleh data dan

informasi dengan praktis dan efisien (Haidar. 2007). Kelebihan dari DBMS antara

lain adalah:

1. Kepraktisan

DBMS menyediakan media penyimpan permanen yang berukuran kecil namun

banyak menyimpan data jika dibandingkan dengan menggunakan kertas.

23

2. Kecepatan

Komputer dapat mencari dan menampilkan informasi yang dibutuhkan

dengan cepat.

3. Mengurangi Kejemuan

Pekerjaan yang berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan bagi

manusia, sedangkan mesin tidak merasakannya.

4. Update to date: Informasi yang tersedia selalu berubah dan akurat.

[Waliyanto (2000)]

DBMS memberikan banyak keuntungan bagi pembuat sistem.

Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan DBMS pada sistem yang dibuat,

antara lain adalah:

1. Pemusatan kontrol data, dengan satu DBMS di bawah kontrol satu orang

atau kelompok dapat menjamin terpeliharanya standar kualitas data dan

keamanan batas penggunaannya serta dapat menetralkan konflik yang

terjadi dalam persyaratan data dan integritas data dapat terjaga.

2. Pemakaian data bersama (shared data) dengan informasi yang ada dalam

database dapat digunakan lebih efektif dengan pemakaian beberapa user

dengan kontrol data yang terjaga.

3. Data yang bebas (independent) dengan program aplikasi terpisah dengan

data yang disimpan dalam komputer.

4. Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru.

5. Pemakaian secara langsung. DBMS menyediakan interface yang

memudahkan pengguna dalam mengolah data.

6. Data yang berlebihan dapat dikontrol. Data yang dimasukkan dapat terjadi

kerangkapan (redudant), untuk itu DBMS berfungsi untuk menurunkan

tingkat redudancy dan pengelolaan proses pembaruan data.

7. Pandangan user (user view). Database yang diakses adalah sama, maka

DBMS mampu mengatur interface yang berbeda dan disesuaikan dengan

pemahaman tiap user terhadap database menurut kebutuhan.

24

DBMS selain memiliki keuntungan juga memiliki kelemahan tersendiri.

Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain sebagai berikut:

1. Biaya

Kebutuhan untuk medapatkan perangkat lunak dan perangkat keras yang

tepat cukup mahal, termasuk biaya pemeliharaan dan sumber daya

manusia yang mengelola database tersebut.

2. Sangat Kompleks

Sistem database lebih kompleks dibandingkan dengan proses berkas,

sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan semakin sulit dalam

pemeliharaan data.

3. Resiko data yang terpusat

Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat beresiko kehilangan data

selama proses aplikasi.

Database diproses oleh DBMS untuk digunakan oleh pengembang

maupun pengguna, yang mengakses DBMS secara langsung atau tidak langsung

melalui program-program aplikasi. Database terdiri dari empat elemen utama

yaitu data pengguna, metadata, indeks dan metadata aplikasi. [Haidar (2007)].

2.11.2 MySQL

SQL (Structured Query Language) merupakan sebuah bahasa relational

yang berisi pernyataan yang digunakan untuk memasukkan, mengubah,

menghapus, memilih dan melindungi data (Prihatna, 2005). SQL bukan database

aplikasi, tetapi lebih berarti dengan suatu bahasa yang digunakan untuk

mengajukan pertanyaan ke dalam database berupa pengguna SQL.

Sistem database yang memiliki konsep sama dengan SQL, adalah

Postgree dan MySQL, dimana database tersebut bisa didapatkan gratis atau

dengan harga yang murah. MySQL adalah server multithreaded, sehingga sangat

memungkinkan daemon (sistem komputer untuk menangangu lebih dari satu

permintaan) untuk meng-handle permintaan layanan secara stimultan. Model

koneksi dengan protocol TCP-IP membuat akses ke server database lebih cepat

jika dibandingkan dengan menggunakan mapping drive.

25

2.12 Javascript

Javascript adalah bahasa yang berbentuk kumpulan skrip yang pada

fungsinya berjalan pada suatu dokumen HTML, sepanjang sejarah internet bahasa

ini adalah bahasa skrip pertama untuk web. Bahasa ini adalah bahasa

pemrograman untuk memberikan kemampuan tambahan terhadap bahasa HTML

dengan mengijinkan pengeksekusian perintah perintah di sisi user, yang artinya

di sisi browser bukan di sisi server web.

Javascript bergantung kepada browser (navigator) yang memanggil

halaman web yang berisi skrip-skrip dari Javascript dan tentu saja terselip di

dalam dokumen HTML. Javascript juga tidak memerlukan kompilator atau

penterjemah khusus untuk menjalankannya (pada kenyataannya kompilator

Javascript sendiri sudah termasuk di dalam browser tersebut). Lain halnya dengan

Bahasa “Java” (dengan mana Javascript selalu di banding bandingkan) yang

memerlukan kompilator khusus untuk menterjemahkannya di sisi user atau klien.

2.12.1 Penulisan Javascript

Kode Javascript dituliskan pada file HTML. Dua cara untuk menuliskan

kode-kode Javascript agar dapat ditampilkan pada halaman HTML, yaitu :

1. Javascript ditulis pada file yang sama

Penulisan dengan cara ini, perintah yang digunakan adalah <SCRIPT

LANGUANGE =”Javascript”>program java script disini</SCRIPT>.

Perintah tersebut biasanya diletakkan diantara tag <BODY>…</BODY>

Contoh Penulisan :

<HTML><HEAD><TITLE>……….</TITLE></HEAD><BODY><SCRIPT LANGUAGE=”Javascript”>kode Javascript disini</SCRIPT>kode HTML disini</BODY></HTML>

Kode Program 2.1 Penulisan Javascript pada File yang Sama

26

2. Javascript ditulis pada file terpisah

Kode Javascript bisa juga kita buat dalam file terpisah dengan tujuan agar

dokumen HTML isinya tidak terlalu panjang. Atribut yang digunakan adalah

<SCRIPT SRC=”namafile.js”>…</SCRIPT>

Tag antara <SCRIPT………> dan <SCRIPT> tidak diperlukan lagi kode

Javascriptnya karena sudah dibuat dalam file terpisah. File yang mengandung

kode Javascript berekstensi .js

2.13 PHP

PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu

dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis, karena itu sintaks dan

perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke

browser dalam format HTML, jadi kode program yang ditulis dalam PHP tidak

akan terlihat oleh user sehingga keamanan halaman web lebih terjamin.

Kepanjangan PHP adalah Hypertext Prepocessor, PHP sendiri dirancang

untuk membentuk halaman web yang dinamis, yaitu halaman web yang dapat

membentuk suatu tampilan berdasarkan halaman permintaan terkini, seperti

menampilkan isi basis data ke halaman web. PHP adalah Open Source Product,

sehingga source code PHP dapat diubah dan didistribusikan secara bebas. Versi

terbaru PHP dapat diunduh gratis di situs resminya www.php.net.

Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk web dinamis, artinya,

PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan. PHP memiliki

kemampuan yang baik dalam hal perhitungan matematika, dalam hal informasi

jaringan e-mail dan regular expretion, selain itu PHP juga mampu sebagai

interface dengan database secara baik, support dengan bermacam-macam

database server seperti MySQL, ORACLE dan Sysbase.

2.14 JSON

JSON (Javascript Object Notation) adalah format pertukaran data yang

ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan

27

dibuat (generate) oleh komputer. JSON merupakan format teks yang tidak

bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa

yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java,

Javascript, Perl, Python dan lain-lain sehingga oleh karena sifat-sifat tersebut,

menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran-data. JSON terbuat dari dua

struktur:

1. Kumpulan pasangan nama/nilai.

Beberapa bahasa menyatakan sebagai objek (object), rekaman (record),

struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar

berkunci (keyed list), atau associative array.

2. Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values).

Kebanyakan bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor

(vector), daftar (list), atau urutan (sequence).

Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal, pada

dasarnya, semua bahasa pemprograman modern mendukung struktur data ini

dalam bentuk yang sama maupun berlainan, syaratnya adalah ektensi JSON untuk

PHP harus sudah ter-install. Default pada PHP versi 5.2.x sudah

mengikutsertakan ektensi JSON, tentu dengan berbagai utilitas yang ditawarkan

selain yang merupakan bawaan PHP. PHP menyertakan dua fungsi untuk menulis

dan membaca format JSON.

2.15 Metode Topologi Overlay pada Polygon

Topologi merupakan model data vektor yang menunjukan hubungan

spasial diantara obyek spasial. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat

dilakukan dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan

analisis jaringan (network analysis) dalam SIG. Model topologi banyak digunakan

untuk encoding relasi spasial pada SIG. topologi merupakan metode matematis

untuk mendefinisikan reasi spasial antar fitur geografis. Bentuk dasar model ini

yaitu:

1. Arc yang berupa susunan titik (point) yang berawal dan berakhir dengan

adanya node.

28

2. Node merupakan titik pertemuan antar dua arc atau lebih dan node juga

terdapat pada ujung arc.

3. Polygon terdiri dari rantai tertutup arc yang merepresentasikan batas area.

Topologi disimpan pada tiga data tabel untuk arc(busur), node(titik) dan

polygon(area), sedangkan data koordinat disimpan pada tabel tersendiri. Titik dan

polygon disimpan pada layer yang sama, sedangkan garis disimpan pada layer

yang berbeda, dimana set topologi dan tabel koordinat saling terkait dengan setiap

layer data. Poligon (polygon) digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua

dimensi, misalkan pulau, wilayah administrasi, batas persil tanah adalah entitas

yang ada pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Satu polygon paling

sedikit dibatasi oleh tiga garis di antara tiga titik yang saling bertemu membentuk

bidang. Umumnya polygon direpresentasikan sebagai sekumpulan koordinat x,y

yang saling berhubungan hingga membentuk suatu luasan.

Nilai dari titik-titik latitude dan longitude ini disimpan dengan cara encode

sehingga nilainya menjadi sederhana, karena latitude dan longutitude jumlahnya

akan banyak seiring banyaknya titik-titik yang disambungkan akan memerlukan

banyak memori penyimpanan di database sistem informasi yang akan dibuat.

Tumpang susun (overlay) ini sebenarnya merupakan langkah di dalam SIG yang

dapat dilakukan secara manual, tetapi cara manual terbatas kemampuannya, bila

peta yang akan ditumpangsusunkan lebih dari 4 lembar peta tematik, maka akan

terjadi kerumitan besar dan sukar dirunut kembali dalam menyajikan satuan-

satuan pemetaan baru. Software SIG yang berbasis raster dapat melakukan proses

tumpang susun secara lebih cepat daripada software SIG berbasis vektor. Proses

tumpang susun lebih cepat pada SIG berbasis raster karena proses ini dilakukan

antar pixel dari masing-masing input data peta pada koordinat yang sama, tidak

harus merumuskan lagi topologi baru untuk satuan pemetaan baru yang dihasilkan

dari proses ini sebagaimana yang terjadi pada SIG berbasis vektor.

Proses overlay ini kemudian dibuat lebih modern dengan menggunakan

Google Maps, peta di Google Maps akan dimasukkan titik-titik yang

disambungkan menjadi seperti peta baru di atas peta yang ada.

29

Gambar 2.5 Peta Kawasan Hutan Borneo di Kalimantan

(Sumber: Heart of Borneo Initiative Publication, 2013)

Peta dari hasil overlay nampak menumpuk diatas peta Pulau Kalimantan.

Poligon Hutan Borneo tersebut lebih menonjol daripada peta Pulau Kalimantan

dibagian bawahnya terlihat pada Gambar 2.5.

2.16 Sumber Daya Perairan

Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air

hujan dan air laut yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air

alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan

tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber

air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan

penghidupan manusia serta lingkungannya. Hak guna sumber daya air adalah hak

untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya air untuk keperluan tertentu.

Menurut UU No.7 Tahun 2004 tentang sumber daya air, sumber daya air

adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Sumber daya air

adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia.

Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga,

rekreasi dan aktivitas lingkungan, jelas terlihat bahwa seluruh manusia

membutuhkan air tawar. 97% air di bumi adalah air asin dan hanya 3% berupa air

30

tawar yang lebih dari dua per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier

dan es kutub.

Potensi nilai total ekonomi kesebelas sektor kelautan Indonesia

diperkirakan mencapai 1 triliun dolar AS (Rp 9.300 triliun) per tahun atau sekitar

enam kali lipat APBN 2013, sedangkan, kesempatan kerja yang dapat

dibangkitkan sekitar 40 juta orang. Indonesia sebagai negara bahari dan

kepulauan terbesar di dunia, yang ditaburi oleh 13.466 pulau pada luasan laut 5,8

juta km2 termasuk ZEEI dan dikelilingi oleh 95.181 km garis pantai. Indonesia

dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumber

daya alam yang dapat pulih (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove,

rumput laut, dan produk-produk bioteknologi), sumber daya alam yang tak dapat

pulih (seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral

lainnya), energi kelautan (seperti pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC atau

Ocean Thermal Energy Conversion maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti

pariwisata bahari dan transportasi laut.

Potensi produksi lestari ikan laut Indonesia yang dapat dimanfaatkan

melalui usaha perikanan tangkap sebesar 6,5 juta ton/tahun, sekitar 8% dari total

potensi produksi lestari ikan laut dunia (90 juta ton/ tahun). Kurang lebih 24 juta

hektar perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut

(mariculture) ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut

dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi

sekitar 42 juta ton/tahun, namun hingga tahun 2011 Indonesia baru memanfaatkan

potensi budidaya laut ini sebesar 4,6 juta ton (10,95%). Lahan pesisir (coastal

land) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak udang, bandeng, kerapu, nila,

kepiting, rajungan, rumput laut dan biota perairan lainnya diperkirakan lebih dari

1,2 juta hektar dengan potensi produksi sekitar 10 juta ton/tahun. Sekadar

ilustrasi, jika Indonesia dapat mengusahakan 400.000 hektar (30%) secara optimal

dengan rata-rata produktivitas 5 ton/ha/tahun (seperempat dari rata-rata

produktivitas tambak udang Vannamei saat ini), maka dihasilkan 2 juta ton

udang/tahun dengan harga jual sekarang USD 5/kg (di lokasi tambak), nilai

ekonominya mencapai USD 10 miliar/tahun, jika 75 persen diekspor, nilai

31

devisanya USD 7,5 miliar. Satu komoditas perikanan tersebut bisa menghasilkan

USD 7,5 miliar, sedangkan masih banyak produk perikanan lainnya, seperti ikan

kerapu, kakap, baronang, bawal, tuna, cakalang, kepiting, rajungan, teri, nila,

teripang, kerang mutiara dan rumput laut yang selama ini diminati oleh pasar

dunia, khususnya Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Singapura, RRC dan

Hongkong tentunya akan menambah banyak devisa bagi negara.

2.16.1 Sumber Daya Perairan di Bali

Perairan di Wilayah Bali dengan luas ± 99.634,35 km2 dibagi menjadi 3

wilayah yakni:

1. Perairan Bali Utara dengan luas ± 3.850,03 km2 yang meliputi perairan

sepanjang pantai wilayah Kabupaten Buleleng. Potensi wilayah perairan

ini diperkirakan mencapai 24.606 ton/tahun. Potensi wilayah ini meliputi

ikan bambangan, kakap, terbang, teri, laying tongkol, dan jenis ikan

karang lainnya.

2. Perairan Bali Timur dengan luas ±1.730,89 km2 yang meliputi wilayah

Karangasem, Klungkung dan Gianyar. Potensi sumber daya ikan

diperkirakan mencapai 19.455,6 ton/tahun. Jenis potensi ikannya adalah

ikan tongkol, cakalang, cucut, tembang dan jenis ikan karang lainnya.

3. Perairan Bali Barat dengan luas ±4.053,43 km2 yang meliputi perairan laut

sepanjang pantai Kabupaten Badung, Tabanan dan Jembrana. Potensi

sumber daya ikannya diperkirakan sebesar 97.326,0 ton/tahun. Jenis

potensi sumber daya utama terdiri ikan lemuru, laying, kembung,

manyung, cucut dan jenis ikan dasar serta karang lainnya.

4. Perairan Bali Wilayah Selatan meliputi Samudra Hindia yang potensial di

lepas pantasi Samudra Hindia dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Budidaya selain ikan, di Bali mulai dikembangkan komoditas budidaya

biota laut lainnya yakni rumput laut dengan jenis Eucheuma spinosum dan

Eucheuma cotonii, selain itu budidaya lain adalah kerang mutiara di kawasan Bali

Timur dan Bali Utara. Budidaya kerapu di wilayah Bali Barat, Bali Timur, dan

32

Bali Utara. Tahun 2007, jumlah nelayan di Bali 35.990 orang atau 1,03% dan

pembudidaya 21.910 orang atau 0,63%. Mengalami penurunan tahun 2006

nelayan sebanyak 37.501 atau 1,09% dan pembudidaya sebanyak 24.606 atau

0,72%. Tentunya ini sangat disayangkan, sehingga perlu sistem pemetaan yang

lebih membantu para nelayan dan pembudidaya.

2.16.2 Tempat Pelelangan Ikan

Keputusan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri

Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor : 139

Tahun 1997; 902/Kpts/PL.420/9/97; 03/SKB/M/IX/1997 tertanggal 12 September

1997 tentang penyelengaraan tempat pelelangan ikan. Tempat Pelelangan Ikan

disingkat TPI yaitu pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan atau

pangkalan pendaratan ikan dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan

ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang

menjual/melelang ikan darat). TPI ini dikoordinasi oleh Dinas Perikanan,

Koperasi atau Pemerintah Daerah. TPI tersebut harus memenuhi kriteria sebagai

berikut: tempat tetap (tidak berpindah-pindah), mempunyai bangunan tempat

transaksi penjualan ikan, ada yang mengkoordinasi prosedur lelang atau

penjualan, mendapat izin dari instansi yang berwenang (Dinas

Perikanan/Pemerintah Daerah 1999).

Berdasarkan sistem transaksi penjualan ikan dengan sistem lelang tersebut

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan perusahaan perikanan

serta pada akhirnya dapat memacu dan menunjang perkembangan kegiatan

penangkapan ikan di laut. Hal ini terlihat pada hasil evaluasi Direktur Bina

Prasarana Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan tahun 1994 antara lain

menyatakan bahwa :

1. Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari pada laju

peningkatan penangkapan dan ini berarti fungsi dan peran pelabuhan

perikanan sebagai sentra produksi semakin nyata.

33

2. Laju peningkatan volume pendaratan ikan lebih tinggi dari laju frekuensi

kunjungan kapal berarti usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh para

nelayan lebih efisien.

3. Laju peningkatan volume penyaluran es lebih tinggi dari pada volume

pendaratan yang berarti meningkatnya kesadaran akan mutu ikan segar

yang harus dipertahankan.

Manfaat diadakannya pelelangan ikan di TPI antara lain adalah perolehan

harga baik bagi nelayan secara tunai dan tidak memberatkan konsumen dan

adanya pemusatan ikatan-ikatan yang bersifat monopoli terhadap nelayan.