silent pavement

31
TUGAS 1 TRANSPORTASI DAN LINGKUNGAN QUITE PAVEMENT Oleh : I GDE WIKARGA NIM 1491561009 PROGRAM PASCASARJANA

Upload: krescok123

Post on 10-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pavement Engineer, Civil Engineer

TRANSCRIPT

BAB II

TUGAS 1TRANSPORTASI DAN LINGKUNGAN

QUITE PAVEMENT

Oleh :

I GDE WIKARGA NIM 1491561009

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANADENPASAR2015

2

DAFTAR PUSTAKABAB I PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah31.3Tujuan Penelitian31.4Manfaat Penelitian31.5Batasan Penelitian3BAB II TINJAUAN PUSTAKA42.1Polusi Suara42.1.1Pengertian42.1.2Sumber Polusi Suara42.1.3Dampak Polusi Suara52.2Perkerasan Lentur82.2.1Gradasi Perkerasan Lentur8BAB III PEMBAHASAN103.1Alat untuk Penilaian Eksperimental103.2Jenis-Jenis Perkerasan yang Dapat Meredam Polusi Suara12BAB IV SIMPULAN DAN SARAN174.1Simpulan174.2Saran18BAB V DAFTAR PUSTAKA19

PENDAHULUANLatar BelakangLembaga-lembaga Transportasi di seluruh dunia sedang menghadapi peningkatan kebisingan dari mobil dan lalu lintas. Polusi udara yang berasal dari infrastruktur dan kendaraan, contohnya kebisingan yang disebabkan oleh perkerasan, ban kendaraan, mesin kendaraan, kecepatan, dll. yang memiliki dampak negatif bagi yang tinggal di sekitar jalan raya. Polusi udara juga dapat menyebabkan penyakit mental dan gangguan jantung yang akan menambah biaya sosial. Lembaga-lembaga Transportasi dan pemerintah harus mencari solusi dari masalah ini karena dalam pengembangan ekonomi harusnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.Dalam laporan yang dikeluarkan oleh World Health Organitation (WHO) yang mengulas dan menunjukan pengaruh dari kebisingan pada kesehatan yaitu sakit jantung, gangguan kognitif, gangguan tidur, reaksi stres, tinnitus (WHO, 2011). Diperkirakan setidaknya satu juta tahun hidup yang sehat hilang dalam satu tahun karena lalu lintas terkait dengan kebisingan di Eropa Barat. Gangguan tidur adalah sebagian besar dampak yang dirasakan karena kebisingan lalu lintas. Dibandingkan dengan penyebab stres lainnya, polusi suara yang disebabkan oleh lalu lintas cenderung menunjukan peningkatan. Meningkatnya angka urbanisasi, permintaan kendaraan bermotor, dan perencanaan tata ruang yang tidak efisien merupakan beberapa faktor yang menyebabkan polusi suara meningkat.Selain menyebabkan peningkatan dalam biaya kesehatan, polusi suara menyebabkan kerugian produktivitas, dan kematian dini. Biaya sosial untuk kebisingan jalan dan kereta api di Uni Eropa diperkirakan sekitar 40 miliar Euro per tahun, 90% merupakan mobil penumpang dan angkutan barang (den boer & Schroten, 2007).Lalu lintas pada jalan raya adalah sumber utama kebisisngan. Aalisis mengenai putaran pertama dalam kebisingan di Eropa menunjukan bahwa hampir 67 juta orang (55%) tinggal di kelompok dengan lebih dari 250.000 penduduk yang terkena tingkat kebisisngan jalan harian melebihi 55 dbLden (indikator suara untuk pagi, sore, dan malam) (gambar 1, pagefrom berikutnya [EEA 2009]). Dengan hampir 48 juta orang terkena tingkat kebisingan melebihi 50 dbLnight, kebisingan jalan juga ditentukan oleh sejauh mana sumber terbesar terpapar oleh kebisingan lalu lintas pada malam hari. Sebagian besar masyarakat hidup di hot spots dimana kebisingan lalu lintas cenderung memiliki dampak yang besar pada kesehatan. Diluar kelompok, jalan-jalan utama merupakan sumber dari kebisingan harian dengan tingkat kebisingan diatas 55 dbLden dari 34 juta orang dan diatas 50dbLnight dari 25 juta orang (EC, 2011).

Gambar 1 Jumlah orang yang terpapar polusi suaraTingkat polusi suara dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kepadatan lalu lintas, kecepatan kendaraan, dan adanya kendaraan berat, serta kualitas jalan raya dan konfigurasi. Faktor-faktor lain mempengaruhi persepsi suara oleh mereka yang tinggal di dekat jalan raya, seperti kondisi atmosfer, kedekatan jalan raya ke rumah, topografi atau jenis lingkungan (daerah berhutan, taman industri, dll) yang dilewati jalan raya. Propagasi suara tidak sama sepanjang badan air atau sekitar tempat parkir besar dibandingkan dengan lingkungan dengan gedung-gedung tinggi atau daerah dengan hutan yang lebat. Tingkat polusi suara juga bervariasi pada waktu yang berbeda hari dan tergantung pada tingkat lalu lintas.Di antara langkah-langkah pengurangan kebisingan lalu lintas, tindakan yang berorientasi pada sumber yang lebih baik karena efeknya yang lebih luas dan tidak terbatas pada daerah terlarang. Tindakan yang berorientasi pada sumber menjadi lebih hemat biaya. Sebuah kerangka hukum dan nasional atau standar internasional diperlukan untuk mengurangi dampak kebisingan terhadap masyarakat. WHO merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk meningkatkan manajemen kebisingan: memantau paparan kebisingan; memperoleh pengurangan emisi kebisingan dan bukan hanya dalam jumlah sumber kebisingan; memperhitungkan konsekuensi dari kebisingan dalam perencanaan jaringan transportasi dan penggunaan lahan; memperkenalkan sistem untuk memonitor efek berbahaya dari kebisingan; mengevaluasi efektivitas kebijakan kebisingan dalam mengurangi efek berbahaya dan paparan serta dalam meningkatkan soundscapes.Rumusan MasalahRumusan masalah yang dikemukakan berkaitan dengan teknologi perkerasan yang mengurangi polusi suara adalah sebagai berikut:1. Metode pengujian apa yang bisa digunakan untuk mengukur kebisingan pada permukaan jalan?2. Jenis-jenis Perkerasan apa yang dapat meredam polusi suara?Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui metode pengujian yang bisa diguanakan untuk mengukur kebisingan pada permukaan jalan.2. Untuk mengetahui jenis perkerasan yang dapat meredam polusi suara.Manfaat Penelitian1. Bagi praktisi/instansi terkait adalah untuk rekomendasi teknologi dalam pembangunan infrastruktur transportasi.1. Bagi Peneliti adalah untuk menyelesaikan studi pascasarjana.Batasan PenelitianBatasan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Penelitian ini menggunakan data sekunder.2. Hanya membahas teknologi perkerasan lentur.

TINJAUAN PUSTAKAPolusi SuaraPengertianPolusi Suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.Sumber Polusi SuaraZat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.Sifat polutan adalah:1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.2. Merusak dalam jangka waktu lama.Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran bunyi, maka kita perlu tahu sumber-sumber dari pencemaran bunyi. Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu1. MesinKebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.2. VibrasiKebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.3. Pergerakan udara, gas dan cairanKebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah1. Orang ribut / silat lidah= 80 dB2. Suara kereta api / kru= 95 dB3. Mesin motor 5 pk= 104 dB4. Suara petir= 120 dB5. Pesawat jet tinggal landas= 150 dBDampak Polusi SuaraTingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yangkronis.3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:1. Gangguan FisiologisPada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.2. Gangguan PsikologisGangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.3. Gangguan KomunikasiGangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.4. Gangguan KeseimbanganBising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

5. Efek pada pendengaranPengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :a. Tingginya level suarab. Lama paparanc. Spektrum suarad. Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih besare. Kepekaan individuf. Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya.g. Keadaan Kesehatan3. Trauma AkustikTrauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.4. PrebycusisPenurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.5. TinitusTinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).Perkerasan LenturPerkerasan lentur adalah perkerasan yang mengguanakan aspal sebagai bahan pengikat pada lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan bawahnya.Gradasi Perkerasan LenturGradasi mempengaruhi rongga antar butir yang akan menentukan stabilitas dan kemudahan dalam proses pelaksanaan. Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisis saringan.Gradasi agregat dapat dibedakan atas:a. Gradasi Seragam (Uniform Graded) atau Gradasi TerbukaAdalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir sama. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka (open graded) karena hanya mengandung sedikit agregat halus, sehingga terdapat banyak rongga/ruang kosong antar agregat. Agregat dengan gradasi seragam menghasilkan lapisan perkerasan dengan sifat permeabilitas tinggi, stabilitas kurang dan berat volume kecil.b. Gradasi Rapat (Dense Graded)Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang dan akan menghasilkan lapisan perkerasan dengan stabilitas tinggi.c. Gradasi Senjang Adalah campuran agregat yang tidak memenuhi dua kategori diatas. Agregat begradasi buruk yang umum digunakan yaitu gradasi celah (gap graded) yang merupakan campuran agregat dengan satu fraksi sedikit sekali. Gambar 2 Kurva macam-macam gradasi agregatSumber: Sukirman (2007)

PEMBAHASANAlat untuk Penilaian EksperimentalMeskipun berbagai upaya yang signifikan telah dikhususkan untuk pengembangan pemodelan alat selama dekade terakhir, optimalisasi permukaan jalan dalam hal kebisingan masih empiris dan banyak berdasarkan penilaian eksperimental. Di laboratorium metode eksperimental sebagian besar didasarkan pada fasilitas drum: baik Drum bergerak di sekitar roda tetap atau berputar roda gulungan pada permukaan drum yang tetap. Fasilitas laboratorium ini tidak begitu banyak di dunia. Mereka biasanya sangat mahal, mesin harus dioptimalkan secara akustik sehingga kebisingan ban / jalan permukaan mendominasi dan realisme permukaan jalan pada drum sering dipertanyakan. Metode ditempat umumnya lebih disukai dan beberapa metode yang tersedia untuk pengukuran kebisingan ban / jalan di luar ruangan.Metode sederhana dan kuat ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja noise dari permukaan jalan dan mungkin untuk mengklasifikasikan. Berikut kinerja indikator kebisingan akustik untuk permukaan jalan dapat terdaftar: Statistical Pass Dengan Metode (SPb, ISO 11819-1): nilai maksimum berdasarkan tingkat kebisingan dari sejumlah besar kendaraan dalam lalu lintas arus bebas diukur di pinggir jalan. Analisis statistik memberikan perwakilan tingkat kebisingan rata-rata permukaan jalan sifat akustik. Perbedaan dapat dibuat antara mobil penumpang dan truk-truk besar. Lokasi pengujian harus bebas dari hambatan (bangunan, hambatan, bukit, dll). Namun varian dari SPbmethod menggunakan papan dukungan telah diusulkan baru-baru ini (untuk dimasukkan di ISO 11819). Controlled Pass Dengan Metode (CPB) adalah varian dari SPbmethod menggunakan satu set tes kendaraan didorong dalam kondisi terkendali. Hal ini digunakan ketika jalan tidak dibuka untuk lalu lintas (sebelum pembukaan, trek tes, dll), terutama untuk tujuan penelitian / pengembangan. Hasil yang diperoleh diasumsikan sama dengan SPb. Close Proximity Method (CPX, ISO / CD 11819-2): tingkat kebisingan diukur dalam sekitar bagian kontak antara test tyre rolling pada permukaan jalan. test tyre rolling ini dapat dipasang pada sebuah test trailer atau self-powered test vehicle. hampir tidak ada batas lokasi dan homogenitas longitudinal permukaan jalan yang dapat diperiksa. Kebanyakan peralatan yang ada dirancang untuk ban mobil penumpang. On Board Sound Intensity (ObSI, AASHTO TP76): prinsip metode ini mirip dengan CPX, namun intensitas bunyi diukur bukan berdasarkan tekanan suara. Salah satu keuntungan utama adalah ketahanan yang lebih baik dengan sumber suara eksternal (sekitar lalu lintas, kebisingan dari kendaraan uji selain kebisingan ban, suara angin).Metode pengukuran tambahan untuk pengukuran karakteristik dari noise-relevant surface kadang-kadang digunakan sebagai pelengkap untuk pengukuran kebisingan roda dan jalan. karakteristik ini adalah yang bertekstur dan perkerasan yang berpori, mampu menyerap suara. Impedansi mekanis atau kekakuan dinamis adalah parameter yang relevan untuk perkerasan yang sangat elastis (permukaan jalan misalnya Poro-elastis), Namun metode karakteristik eksperimental yang disesuaikan dengan perkerasan jalan masih dalam pengembangan (lihat membujuk Proyek dalam bab 4).Tekstur permukaan (ISO seri 13473): informasi tekstur yang relevan berkorelasi dengan kebisingan dan dinyatakan dalam istilah spektral yang mencakup rentang dari makro dan mega-tekstur. Pengukuran profil tekstur dilakukan secara terus menerus oleh contactless sistem (sensor laser) dipasang pada kendaraan uji yang beroperasi di lalu lintas. Acoustic absorption (on site extended surface method sesuai dengan ISO 13472-1, atau metode laboratorium dengan impedansi tabung sesuai dengan ISO 10534.): koefisien penyerapan suara adalah bagian dari energi suara yang diserap oleh bahan saat gelombang suara terpantul oleh permukaan jalan. Kebanyakan low-noise pavements menghasilkan penyerap suara. The extended surface methodology (ISO 13472-1) harus statis dan jalan untuk lalu lintas harus ditutup. Alternatifnya adalah pengukuran laboratorium pada inti sampel dari permukaan jalan dalam tabung impedansi (atau berdiri tabung gelombang atau Kundt tube) seperti yang dijelaskan dalam ISO 10534-1 atau -2. Kadang-kadang digunakan metode tambahan, karena keakuratan dan lebih mudah untuk menerapkan, dapat digunakan sebagai "proxi", dan dengan demikian menggantikan tyre-road noise measurements untuk evaluasi kinerja kebisingan permukaan jalan. Akan Tetapi, mengingat hingga saat ini tidak ada hubungan antara karakteristik jalan dan tyre/road noise, harapan tersebut prematur.Jenis-Jenis Perkerasan yang Dapat Meredam Polusi SuaraSub-bab ini memberikan informasi tentang berbagai jenis perkerasan peredam polusi suara dan karakteristiknya dibagi dalam dua bagian utama: perkerasan lentur (Tebal, tipis, ultra tipis dan perawatan permukaan aspal) dan perkerasan kaku. Pertimbangan yang perlu diperhatikan: i) batas antara kelas yang berbeda dan jenis perkerasan sering tidak didefinisikan dengan baik; ii) di bawah ini beberapa solusi yang mungkin dijelaskan tetapi banyak solusi lain yang mungkin; iii) masalah dalam membandingkan sifat akustik antar negara adalah setiap negara menggunakan metode yang berbeda untuk mengukur pengurangan kebisingan dan referensi dibandingkan berbeda. Kita harus memperhitungkan ini menyadari bahwa kinerja akustik yang berbeda antar negara mungkin tidak mudah dibandingkan.Jenis-jenis perkerasan terbagi menjadi perkerasan lentur, perkerasan kaku, dan perkerasan semi-kaku. Perhatikan bahwa istilah perkerasan "semi-kaku "banyak digunakan di negara-negara Eropa, sedangkan istilah" perkerasan lentur " umumnya ditemukan dalam literatur di Amerika Serikat dan di Amerika Latin. Dalam kedua kasus, jenis perkerasan terdiri dari berbagai lapisan, dengan atau tanpa lapisan dasar yang distabilisasi dengan memakai aspal.Istilah "perkerasan kaku" lebih universal dan mengacu pada perkerasan yang menggunakan Portland semen sebagai dukungan struktural utama dan memakai lapisan dalam sistem perkerasan.Lapisan permukaan adalah bagian penting dari setiap jenis solusi perkerasan, karena fakta bahwa mereka sering dapat menawarkan kinerja yang sangat berbeda dan karakteristik, seperti gesekan, tekstur, ketenangan, reduction of splash and spray, reflektifitas yang cukup, drainability, ketahanan kimia, dll kinerja tersebut harus dikaitkan dengan tingkat ketahanan mekanik.Yang terakhir ini merupakan persyaratan wajib tetapi kontribusi relatif dan kadang-kadang tidak dipertimbangkan dari segi desain (tradisional) perkerasan (overlay misalnya non-struktural).Dari sudut pandang terkait kebisingan, berikut solusi utama yang dapat dipertimbangkan: Tebal (ketebalan> 40 mm) program permukaan aspal: asphalt rubber friction courses (ARFC); rubberized asphalt concrete, open (RAC(O)); rubberized asphalt concrete (RAC), gap-graded (RAC(G)); poro-elastic road surfaces (PERS), porous asphalt (PA); twolayer porous asphalt (TPA); dense-graded friction courses (DGFC) atau dense asphalt concrete (DAC); hot rolled asphalt (HRA); Tipis (misalnya 0 / 9,5; 30 mm