sidqi chek lagi wrapupnya

28

Upload: silvia-laurents

Post on 27-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

Page 1: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya
Page 2: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

Skenario 3SESAK NAFAS JANTUNG

Seorang laki-laki berusia 28 tahun, sudah menderita penyakit jantung rematik sejak berusia 6 tahun. 2 minggu terakhir pasien mengalami sesak nafas berat sehingga sulit melakukan aktivitas. Pemeriksaan fisik menunjukan adanya kardiomegali, gallop dan murmur sistolik derajat 4/6 pada area katup mitral yang menjalar ke aksila.

Page 3: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

KATA SULIT

1. Kardiomegali : Pembesaran jantung abnormal akibat hipertrofi atau dilatasi.

2. Gallop : Kelainan irama jantung. 3. PJR : Suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada

katup yang berupa Kebocoran atau penyumbatan, terutama katup mitral.

4. Murmur sistolik : Bising jantung yang terdengar selama sistol,biasanya disebabkan Oleh Regulgitasi katup mitral atau tricuspid atau karena obstruksi katup Aorta atau pulmonal.

Page 4: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

PERTANYAAN 1. Apa yang menyebabkan sesak nafas berat pada pasien ?2. Apa penyebab dari penyakit jantung reumatik ?3. Mengapa bias terjadi demam?4. Mengapa terdapat gallop dan murmur sistol ?5. Mengapa bias terjadi katup mitral ? dan apakah bias terjadi dikatup

lain?6. Mengapa murmur menjalar ke aksila?7. Bagaimana cara menegakkan diagnosis penyakit jantung reumatik ?8. Bagaimana cara mencegah penyakit jantung reumatik ?9. Apa yang menyebabkan kardiomegali pada penyakit jantung

reumatik ?10. Bagaimana cara penanganan farmako dan nonfarmako pada penyakit

tersebut ?

Page 5: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

JAWABAN

1. Terganggu di katup mitral karena regurgitasi dari ventrikel kiri ke atrium kiri, lalu kembali ke paru paru terjadi udemparu dan sesak nafas.

2. Streptococcus grup A beta hemolitikus 3. Sebagai respon tubuh terhadap infeksi oleh bakteri 4. Karena hipertrofi ventrikel kiri 5. Bias terjadi dikatup lain, karena infeksi bias menjalar ke yang lain. 6. Karena adanya pembesaran jantung dan kelainan pada sirkulasi. 7. EKG, Ekokardiografi, foto thorax 8. Primer : susah untuk dicegah 9. Sekunder : antibiotic,penisilin. 10. Hipertrofi ventrikel 11. Non farmako : tirah baring, operasi 12. Farmako : penisilin,eritromisin,prednisone.

Page 6: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

HIPOTESIS• • Bakteri Streptococcus Grup A• • • Respon tubuh : APC, T- Helper, Limfosit• • • •

Tidak bisa membedakan antigen jantung dengan antigen Streptococcus Grup A• • • •

Autoimun• • • Demam Reumatik• • •

Penyakit Jantung Reumatik• •

Page 7: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

SASARAN BELAJAR • LI 1. Memahami dan menjelaskan Penyakit Jantung Rematik• LO 1.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Penyakit Jantung Rematik• LO 1.2. Memahami dan menjelaskan Epidemiologi Penyakit Jantung Rematik• LO 1.3. Memahami dan menjelaskan Etilologi dan Faktor Resiko Penyakit Jantung

Rematik• LO 1.4. Memahami dan menjelaskan Klasifikasi Penyakit Jantung Reumatik• LO 1.5. Memahami dan menjelaskan Patofisiologi Penyakit Jantung Rematik• LO 1.6. Memahami dan menjelaskan Patoghenesis Penyakit Jantung Rematik• LO 1.7. Memahami dan menjelaskan Manifestasi Klinis Penyakit Jantung Rematik• LO 1.8. Memahami dan menjelaskan Diagnosis Penyakit Jantung Rematik • LO 1.9. Memahami dan menjelaskan Diagnosis Banding Penyakit Jantung Rematik• LO 1.10. Memahami dan menjelaskan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Rematik• LO 1.11. Memahami dan menjelaskan Komplikasi Penyakit Jantung Rematik• LO 1.12. Memahami dan menjelaskan Pencegahan Penyakit Jantung Rematik• LO 1.13. Memahami dan menjelaskan Prognosis Penyakit Jantung Rematik

Page 8: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LI 1. Memahami dan menjelaskan Penyakit Jantung Rematik

• LO 1.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung rematik adalah kelainan jantung yang terjadi akibat dari demam rematik atau kelainan karditis reumatik. (ipd jilid II edisi V) . peradangan jantung dan adanya jaringan parut pada jantung yang dipicu oleh reaksi autoimun terhadap infeksi Streptococcus β hemolitic grup A. Pada tahap akut, kondisi ini terdiri dari pancarditis (peradangan di miokardium, endokardium, dan epikardium). Pada tahap kronis, penyakit ini dimanifestasikan dengan adanya fibrosis katup, yang mengakibatkan stenosis dan/atau insufisiensi.

Page 9: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.2. Memahami dan menjelaskan Epidemiologi Penyakit Jantung Rematik

Penurunan kejadian demam rematik akut dan penyakit jantung koroner di Negara-negara maju dikaitkan dengan penggunaan penisilin dan perubahan virulensi streptokokus. Di Negara berkembang, DRA dan PJR masih cukup banyak ditemukan. Pada tahun 2005 diperkirakan terdapat 15 juta pasien PJR didunia dan 233.00 diantaranya meninggal setiap tahun, namun 282.000 kasus baru muncul.

Dengan adanya alat diagnostic ekokardiografi, semakin banyak kasus PJR ditemukan. Penelitian pada anak sekolah di Kamboja dan Mozambik menemukan prevalensi PJR hamper 10 kali lebih besar dibandingkan dengan deteksi menggunakan pemeriksaan klinis saja.

1. Mortalitas / MorbiditasPenyakit jantung rematik adalah penyebab utama morbiditas DRA, dan merupakan penyebab utama

insufisiensi dan stenosis mitral. Variable yang berkorelasi dengan erajat kerusakan katup adalah jumlah serang DRA sebelumnya, jarak waktu antara onset penyakit dan dimulainya terapi, serta jenis kelamin (prognosis perempuan lebih buruk dari pada laki-laki). Insufisiensi katup akut yang terjadi pasa 70-80% kasus, membaik bilamana diberikan antibiotic profilaksis

2. Jenis kelamin Demam rematik akut terjadi dalam jumlah yang sama antara laki-laki dan perempuan. Perempuan

dengan DRA mempunyai insidensi chorea yang sedikit lebih tinggi daripada laki-laki, dan prognosisnya lebih buruk.

3. UsiaDemam rematik adalah penyakit pada kanak-kanak, dengan rata-rata berusia 10 tahun, meskipun juga dapat terjadi pada orang dewasa (20 % kasus).

Page 10: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.3. Memahami dan menjelaskan Etilologi dan Faktor Resiko Penyakit Jantung Rematik

Infeksi Streptococcus beta-hemoliticus grup A.Kuman SGA adalah kuman yang terbanyak menimbulakan tonsilofarongitis, dimana juga menyebabkan demam reumatik. Hampir semua Steptokikus Group-A (SGA) adalah beta hemolitik. Streptococcus β-hemolyticus dikelompokkan menjadi beberapa kelompok serologis berdasarkan antigen polisakarida dinding sel. Kelompok serologis grup A (Streptococcus pyogenes) dapat dikelompokkan lagi menjadi 130 jenis M types, dan bertanggung jawab terhadap sebagian besar infeksi pada manusia.

Page 11: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

Faktor Risiko Penyakit Jantung Rematik

Faktor-faktor pada individuFaktor genetikAdanya antigen limfosit manusia (HLA) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.Jenis kelaminDemam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.Golongan etnik dan rasData di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih.UmurUmur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.Reaksi autoimunDari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.

Page 12: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

Faktor-faktor lingkungan :• Keadaan sosial ekonomi yang buruk• Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam

reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.

• Iklim dan geografi• Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim

sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi daripada didataran rendah.

• Cuaca• Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian atas

meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.• • • •

Page 13: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.4. Memahami dan menjelaskan Klasifikasi Penyakit Jantung Reumatik

• Klasifikasi PJR memiliki 4 (empat) bagian,di antaranya insufisiensi mitral,stenosis mitral, insufisiensi aorta, dan stenosis aorta.• a. Insufisiensi Mitral (Regurgitasi Mitral)• Insufisiensi mitral merupakan lesi yang paling sering ditemukan pada masaanak-anak dan remajadengan PJR kronik. Pada keadaan ini bisa

juga terjadi pemendekan katup, sehingga daun katup tidakdapat tertutup dengan sempurna. Penutupan katup mitral yang tidak sempurna menyebabkanterjadinya regurgitasidarah dari ventrikel kiri ke atrium kiri selama fase sistol. Pada kelainan ringantidak terdapat kardiomegali, karena beban volume maupun kerja jantung kiri tidak bertambahsecara bermakna. Hal ini bisa dikatakan bahwa insufisiensi mitralmerupakan klasifikasi ringan,karena tidak terdapat kardiomegali yang merupakansalah satu gejala gagal jantung.Tanda-tanda fisik insufisiensi mitral utama tergantung pada keparahannya.Pada penyakit ringan,tanda-tanda gagal jantung tidak akan ada. Pada insufisiensi berat, terdapat tanda-tanda gagal jantung kongestif kronis, meliputi kelelahan, lemah, berat badan turun, pucat.

• b. Stenosis Mitral• Stenosis mitral merupakan kelainan katup yang paling sering diakibatkan olehPJR. Perlekatan antardaun-daun katup, selain dapat

menimbulkan insufisiensi mitral(tidak dapat menutup sempurna) jugadapat menyebabkan stenosis mitral (tidak dapatmembuka sempurna). Ini akan menyebabkan beban jantung kanan akan bertambah,sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kanan yangdapat menyebabkan gagal jantungkanan. Dengan terjadinya gagal jantung kanan, stenosis mitraltermasuk ke dalamkondisi yang berat

• c. Insufisiensi Aorta (Regurgitasi Aorta)• PJR menyebabkan sekitar 50% kasus regurgitasi aorta. Pada sebagian besar kasus ini terdapatpenyakit katup mitralis serta stenosis aorta.

Regurgitasi aortadapat disebabkan oleh dilatasi aorta,yaitu penyakit pangkal aorta. Kelainan inidapat terjadi sejak awal perjalanan penyakit akibatperubahan-perubahan yang terjadisetelah proses radang rematik pada katup aorta. Insufisiensi aorta ringan bersifatasimtomatik. Oleh karena itu, insufisiensi aorta juga bisa dikatakansebagaiklasifikasi PJR yang ringan. Tetapi apabila penderita PJR memiliki insufisiensi mitraldaninsufisiensi aorta, maka klasifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai klasifikasiPJR yang sedang. Halini dapat dikaitkan bahwa insufisiensi mitral dan insufisiensi aorta memiliki peluang untuk menjadiklasifikasi berat, karena dapat menyebabkangagal jantung.

• d. Stenosis aorta• Stenosis aorta adalah obstruksi aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta dimana lokasi obstruksi dapatterjadi di valvuler, supravalvuler, dan

subvalvuler.Gejala-gejala stenosis aorta akan dirasakan penderita setelah penyakit berjalan lanjuttermasuk gagal jantung dan kematian mendadak.Pemeriksaan fisik pada stenosisaorta yang berat didapatkan tekanan nadi menyempit dan lonjakandenyut arterimelambat

Page 14: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.5. Memahami dan menjelaskan Patofisiologi Penyakit Jantung Rematik

Page 15: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.6. Memahami dan menjelaskan Patoghenesis Penyakit Jantung Rematik

• • Faringitis yang disebabkan oleh infeksi streprococcus group A beta hemolitikus• infeksi• • •

• Sistem pertahanan tubuh• • antibodi• Sel T• makrofag• • • •

Page 16: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

Infeksi streptococcus group A beta hemolitik

Page 17: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.8. Memahami dan menjelaskan Diagnosis Penyakit Jantung Rematik

• Pemeriksaan fisik• 1. Pemeriksaan tanda vital• Pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah,frekuensi pernapasan,denyut nadi,berat badan,tinggi badan. Pemeriksaan tanda vital pada pasien ini berfungsi

untuk mengetahui kondisi umum dari pasien. Pada penderita demam jantung rematik dengan komplikasi yang parah seperti insufisiensi mitral akan didapatkan tanda-tanda gagal jantung yaitu dispneadan mungkin juga terjadi denyut nadi yang cepat untuk mengkompesasi kekurangan aliran darah yang masuk ke aorta. Beberapa kelainan dari tanda vital juga akan diketemukan pada penyakit jantung rematik dengan komplikasi yang lain. Berat badan dan tinggi badan juga merupakan suatu pertanda penting untuk membedakan suatu penyakit jantung bawaan maupun didapat. Sebagian besar penyakit jantung bawaan akan menunjukkan keterlambatan tumbuh kembang dari anak terserbut.

• 2. inspeksi• - Memperhatikan gerakan-gerakan lain pada dindingdada• Pada pemeriksaan inspeksi perlu diperhatikan adanya sesak napas,pernapasan cuping hidung,sianosis,pembengkakan pada sendi,melihat apakah denyut jantung

terlihat di permukaan kulit atau tidak. Adanya pernapasan cuping hidung,sianosis merupakan pertanada adanya gejala dari gagal jantung ataupun kelainan dari pada jantung. Pembengkakan sendi merupakan salah satu kriteria major jones sehingga patut menjadi perhatian utama untuk mendiagnosis penyakit jantung rematik. Denyut jantung yang terlihat juga dapat terjadi karena beberapa sebab, mungkin terjadi karena terjadi kardiomegali yang cukup besar atau anak tersebut sangat kurus.

• 3. Palpasi• -Meraba denyut jantung• Palpasi berguna untuk menekan sendi, dimana pada arthritis yang disebabkan oleh demam rematik akan terjadi sakit. Palpasi juga penting untuk memeriksa nodul

subkutan, nodul subkutan pada demam jantung rematik dapat digerakan dan tidak sakit. Pemeriksaan palpasi yang tidak kalah penting adalah menentukan ukuran dari hati. Ukuran dari hati akan membesar apabila terjadi gagal jantung kanan yang merupakan salah satu komplikasi lanjut dari penyakit jantung rematik.

• 4. Perkusi • - Mengetahui batas-batas jantung• Perkusi berguna untuk memeriksa apakah adanya perbesaran dari jantung. Pada penderita kronis akan terjadi perbesaran jantung karena efek kompensasi.• 5. auskultasi• -Mendengarkan bunyi-bunyi jantung• Pada pemerikssaan auskultasi berguna untuk mencari suara patologis dari jantung. Pada penderita jantung rematik biasanya ditemukan murmur holosistolik yang

merupakan akibat dari insufisiensi katup mitral dan mungkin pada penderita yang lebih lanjut disebabkan oleh insufisiensi katup trikuspidalis. Pada pemeriksaan auskultasi juga mungkin ditemukan suara jantung ketiga yang disebabkan keterlambatan penutupan atau percepatan penutupan dari katup-katup jantung. Yang paling sering adalah kecepatan penutupan dari katup aorta yang disebabkan oleh insufisiensi dari katup mitral

Page 18: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan lab• Pemeriksaan radiologi• Pemeriksaan histologi

Page 19: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.9. Memahami dan menjelaskan Diagnosis Banding Penyakit Jantung Rematik

• Appendicitis• Usus buntu adalah akhir dari struktur tubular dari sekum. Apendisitis merupakan hasil dari peradangan

akut usus buntu dengan gejala sakit perut yang hebat seperti yang dialami pada penyakit jantung koroner. Pada penyakit jantung rematik terjadi peradangan mikrovaskuler mesenterika akut sedangkan pada appendicitis peradangan pada appendix.

• Dilatasi kardiomiopati• Adalah penyakit progresif otot jantung yang ditandai dengan pembesaran ruang ventrikel dan disfungsi

kontraktil dengan penebalan dinding ventrikel kiri (LV). Ventrikel kanan juga dapat melebar dan disfungsional. Dilatasi Cardiomyopathy adalah penyebab paling umum ketiga gagal jantung dan alasan yang paling sering untuk transplantasi jantung. Gejala yang sering timbul yaitu kelelahan, Dyspnea saat aktivitas, sesak napas, Ortopnea hampir sama dengan penyakit jantung rematik.

• Coccidioidomycosis• Disebabkan oleh Coccidioides immitis, jamur asli tanah di San Joaquin Valley of California, dan dengan

C.posadasii. Gejala yang timbul seperti demam, batuk, nyeri dada, sesak napas, eritema.• Kawasaki disease• Penyakit Kawasaki (KD) adalah sindrom vaskulitis demam akut anak usia dini, meskipun memiliki prognosis

yang baik dengan pengobatan, dapat menyebabkan kematian karena adanya aneurisma arteri koroner (CAA) dalam persentase pasien yang sangat kecil. Gejalanya berupa miokarditis dan perikarditis, sama dengan penyakit jantung rematik. Namun penyakit jantung rematik tidak diderita anak usia dini seperti kawasaki disease.

Page 20: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.10. Memahami dan menjelaskan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Rematik

• Pengobatan yang adekuat terhadap infeksi Streptococcus harus segera dilakukan setelah diagnosis ditegakkan. Dianjurkan menggunakan penisilin dosis biasa selama 10 hari; pada penderita yang peka terhadap penisilin dapat diganti dengan eritromisin. Pengobatan terhadap Streptococcus ini harus tetap diberikan meskipun biakan usap tenggorok negative

Page 21: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

• Obat anti Inflamasi• Yang dipakai secara luas ialah salisilat dan

steroid. Keduanya efektif untuk memngurangi demam, kelainan sendi serta fase reaksi akut. Dosis dan lamanya pengobatan disesuaikan dengan beratnya penyakit dan responsnya terhadap pengobatan.

Page 22: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

• Pengobatan Korea• Korea pada umunya akan sembuh sendiri, meskipun dapat berlangsung selama beberapa minggu sampai 3 bulan. Obat-obat

sedative, seperti klorpromazin, diazepam, fenobarbital atau haloperidol dilaporkan memberikan hasil yang memuaskan . haloperidol sebaiknya tidak diberikan pada anak dibawah 12 tahun.

• • Diet• Bentuk dan jenis makanan dengan keadaan penderita,. Pada sebagian besar kasus cukup diberikan makanan biasa, cukup

kalori dan protein. Tambahan vitamin dapat dibenarkan.• • Penanganan gagal jantung• Gagal jantung pada DR/PJR dapat ditangani seperti kasus gagal jantung pada umumnya. Komplikasi ini biasanya dapat

diatasi dengan tirah baring dan pemberian kortikosteroid, meskipun seringkali perlu diberikan digitalis dan diuretic. • Penatalaksanaan penyakit jantung reumatik kronik :• 1. Penatalaksanaan medik • a. Kemoprofilaksis sekunder untuk mencegah serangan ulang demam reumatik• b. Pengobatan gagal jantung• c. Pencegahan endokarditis bakterialis• d. Pengaturan aktivitas• 2. Penatalaksanaan bedah Pada anak, indikasi bedah pada umumnya ialah:• a. Kardiomegali berat yang menetap yamg menghalangi kehidupan normal• b. Kardiomegali progresif• c. Gagal jantung yang tidak dapat diatasi dengan terapi medis

Page 23: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

• Eradikasi kuman Streptococcus• Pengobatan yang adekuat terhadap infeksi

Streptococcus harus segera dilakukan setelah diagnosis ditegakkan. Dianjurkan menggunakan penisilin dosis biasa selama 10 hari; pada penderita yang peka terhadap penisilin dapat diganti dengan eritromisin. Pengobatan terhadap Streptococcus ini harus tetap diberikan meskipun biakan usap tenggorok negative

Page 24: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

• • REHABILITASI DEMAM REUMATIK DAN JANTUNG REUMATIK• Penyakit demam reumatik dapat mengakibatkan gejala sisa (sequele) yang amat penting pada jantung sebagai

akibat berat ringannya karditis selama serangan akut demam reumatik. Dari beberapa penelitian tentang insidens karditis dan PJR yang menetap adalah akibat kekambuhan DR tanpa PJR sebelumnya adalah 6-14%. Kekambuhan yang terbanyak dan terpenting adalah akibat perjalanan penyakit demam reumatik itu sendiri. Cukup banyak dilaporkan insidens dari kekambuhan demam reumatik yang berlanjut dan mengakibatkan PJR.

• DR dapat diatasi dengan antibiotika penisilin-V atau benzatin penisilin parentral yang adekuat terhadap kuman SGA hemolitikus. Pasien DR berisiko tinggi untuk terjadi kekambuhan kembali, sehingga diperlukan pencegahan yang berkelanjutan dengan antibiotika sebagai pencegahan sekunder terhadap kekambuhan tersebut. Tetapi yang sulit adalah menetapkan berapa lama pencegahan sekunder ini dilakukan. Walaupun risiko kekambuhan berkurang dengan bertambahnya umur dan juga interval kekambuhan makin panjang tetapi kekambuhan ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Hanya akan berkurang atau menghilang bila dilakukan pengobatan pencegahan sekunder secara teratur untuk waktu yang cukup lama.

• Program pencegahan sekunder yang dapat mengurangi atau menghilangkan perjalanan penyakit DR dan PJR, yang dapat dilakukan adalah :

• 1. Untuk pasien <20 tahun, berikan suntikan Benzatin Penisilin G 1,2 juta unit tiap 4 minggu sampai umur 25 tahun

• 2. Bila umur pasien >20 tahun, berikan suntikan Benzatin Penisilin G (long-acting) selama 5 tahun.• 3. Bila pasien telah selesai dengan protocol 1 dan 2 sedangkan terjadi kekambuhan lagi maka aka mendapatkan

kembali suntikan Benzatin Penisilin G dengan dosis 1,2 juta unit tiap 4 minggu untuk selama 5 tahun berikutnya. Bila kasus berat tiap 3 minggu.

Page 25: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.11. Memahami dan menjelaskan Komplikasi Penyakit Jantung Rematik

• • Mitral stenosis• Mitral regurgitasi• Stenosis aorta dan regurgitasi aorta• Congestive heart failure (CHF)• Rekurensi paling sering terjadi pada tahun 1-5 setelah serangan akut

sembuh• Potensi komplikasi termasuk gagal jantung dari insufisiensi katup

(karditis rematik akut) atau stenosis (karditis rematik kronis). Komplikasi jantung yang dimaksud meliputi aritmia atrium, edema paru, emboli paru berulang, endokarditis infektif, pembentukan trombus intrakardiak, dan emboli sistemik

Page 26: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.12. Memahami dan menjelaskan Pencegahan Penyakit Jantung Rematik

• Pencegahan demam rematik meliputi pencegahan primer (primary prevention) untuk mencegah terjadinya serangan awal demam rematik dan pencegahan sekunder (secondary prevention) nuntuk mencegah terjadinya serangan ulang demam rematik.

• Primary prevention: eradikasi Streptococcus dari pharynx dengan menggunakan benzathine peniciline single dose IM.

• Secondary prevention: AHA menyarankan pemberian 1,2 juta unit benzathine peniciline setiap 4 minggu, atau setiap 3 minggu untuk pasien berisiko tinggi (pasien dengan penyakit jantung atau berisiko mengalami infeksi ulangan).

• Pemberian profilaksis secara oral dapat berupa penisilin V, namun efek terapinya tidak sebaik benzathine penisilin.

• AHA merekomendasikan pengobatan profilaksis selama minimal 10 tahun. Penghentian pemberian obat profilaksis bila penderita berusia di sekitar dekade ke 3 dan melewati 5 tahun terakhir tanpa serangan demam rematik akut.Namun pada penderita dengan risiko kontak tinggi dengan Sterptococcus maka pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan untuk seumur hidup

Page 27: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

LO 1.13. Memahami dan menjelaskan Prognosis Penyakit Jantung Rematik

• Demam reumatik tidak akan kambuh bila infeksi Streptokokus diatasi. Prognosis sangat baik bila karditis sembuh pada saat permulaan serangan akut demam reumatik. Selama 5 tahun pertama perjalanan penyakit demam reumatik dan penyakit jantung reumatik tidak membaik bila bising organik katup tidak menghilang, (Feinstein AR dkk, 1964). Prognosis memburuk bila gejala karditisnya lebih berat dan ternyata demam reumatik akut dengan payah jantung akan sembuh 30% pada 5 tahun pertama dan 40% setelah 10 tahun. Dari data penyembuhan ini akan bertambah bila pengobatan pencegahan sekunder dilakukan secara baik. Ada penelitian melaporkan bahwa stenosis mitralis sangat tergantung pada beratnya karditis, sehingga kerusakkan katup mitral selama 5 tahun pertama sangat mempengaruhi angka kematian demam reumatik ini. (Irvington House Group & U.K and U.S 1965). Penelitian selama 10 tahun yang mereka lakukan menemukan adanya kelompok lain terutama kelompok perempuan dengan kelainan mitral ringan yang menimbulkan payah jantung yang berat tanpa diketahui adanya kekambuhan demam reumatik atau infeksi streptokokus. (Stresser, 1978).

• Adanya atau tidak adanya kerusakan jantung permanen menentukan prognosis jantung reumatik. Perkembangan dari penyakit jantung residual dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :

• 1. Keadaan jantung pada awal terapi. Semakin berat keterlibatan jantung pada saat pertama kali pasien diperiksa, semakin besar resiko timbulnya kelainan jantung residual.

• 2. Kekambuhan demam reumatik. Semakin berat keterlibatan katup, maka angka kekambuhannya semakin tinggi.• 3. Regresi dari gangguan jantung. Bukti adanya keterlibatan jantung pada serangan awal mungkin tidak terlihat pada

10 – 25 % pasien, dan baru nampak kurang lebih 10 tahun setelah serangan awal.• • Prognosis demam rematik juga tergantung pada stadium saat diagnosis ditegakkan, umur, ada tidaknya dan luasnya

kelainan jantung, pengobatan yang diberikan, serta jumlah serangan sebelumnya. Prognosis pada umumnya buruk pada penderita dengan karditis pada masa kanak-kanak. Serangan ulang dalam waktu 5 tahun pertama dapat dialami oleh sekitar 20% penderita dan kekambuhan semakin jarang terjadi setelah usia 21 tahun.

Page 28: Sidqi Chek Lagi Wrapupnya

• DAFTAR PUSTAKA • Abdullah Siregar. 2008. Demam Rematik dan Penyakit Jantung Rematik• A Price, sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.• Bickley Lynn S. 2006. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan bates. Jakarta: EGC.• Burke, Allen Patrick (Unggah : 9 September 2013. Unduh : 17 Desember 2015) Pathology of Rheumatic Heart

Disease. http://emedicine.medscape.com/article/1962779-overview#a1• Chin, Thomas K (Unggah : 30 May 2012. Unduh : 17 Desember 2015) Pediatric Rheumatic Heart Disease.

http://emedicine.medscape.com/article/891897-overview#a0104• (http://www.healthyenthusiast.com/penyakit-jantung-rematik.html )• Kaplan, EL. Pathogenesis of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease: evasive after half a century of

clinical, epidemiological, and laboratory investigation. Journal for Health professional and researchers in all areas of cardiology Heart 2005

• Lily I. Rilantono. 2013. Penyakit Kardiovaskular. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia• Palupi, SEE, Khairani R. Kumpulan Kuliah Kardiologi. Jakarta; Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti; 2007• • Parillo, 2010; Meador 2009• Sudoyo A.W.dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V• •