serafin wisni septiarti dosen fip uny dosen pend.sosiologi fis uny

12
TARAF-TARAF ANALISIS DEVIASI: SOSIOLOGIK (proses dan struktur sebagai penyebabnya) PSIKOLOGIK (pengalaman masa lalu) BIOLOGIK (bentuk muka, geraham dan unsur biologik)

Upload: lindsey

Post on 06-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY. TARAF-TARAF ANALISIS DEVIASI : SOSIOLOGIK ( proses dan struktur sebagai penyebabnya) PSIKOLOGIK ( pengalaman masa lalu ) BIOLOGIK (bentuk muka, geraham dan unsur biologik ). MEKANISME BERPIKIR TERHADAP PERILAKU DEVIASI. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

TARAF-TARAF ANALISIS DEVIASI: SOSIOLOGIK

(proses dan struktur sebagai penyebabnya)

PSIKOLOGIK(pengalaman masa lalu)

BIOLOGIK(bentuk muka, geraham dan unsur

biologik)

Page 2: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

MEKANISME BERPIKIR TERHADAP PERILAKU DEVIASI KAJIAN → TEORI → RESEARCH →

KEBIJAKAN SOSIAL(UMUMNYA TERJADI SEBUAH KESENJANGAN)

LOGIKA, DAN ATAU ASUMSI →KONSEKUENSINYA PADA METODOLOGI

Page 3: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

Bagaimana belajar deviasi sosial

Apabila perilaku tersebut dapat diamati

Memiliki sifat fenomenologikDirect dan indirect primer dan

sekunderSELF REPORT DAN OFFICIAL

REPORT

Page 4: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

JENIS PELANGGARAN NORMA

Page 5: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang

    Banyak ahli telah meneliti tentang ciri-ciri perilaku menyimpang pada remaja. Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1996), ciri-ciri yang bisa diketahui dari perilaku menyimpang sebagai berikut.

• Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang.

• Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.

• Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.

• Mayoritas remaja tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada yang mutlak.

Page 6: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

Faktor Pendorong Perilaku Menyimpang

   Perilaku menyimpang dapat terjadi di manapun dan dapat dilakukan oleh siapapun, termasuk remaja. Sepanjang perilaku menyimpang terjadi, keseimbangan dalam masyarakat akan terganggu. Banyaknya kejahatan di lingkungan masyarakat menunjukkan adanya pelanggaran nilai dan norma. Dari hari ke hari modus kejahatan yang dilakukan remaja semakin kompleks.

Page 7: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

PROSES MENJADI DEVIAN

1. Tidak sekedar menyimpang dari norma tingkahlaku dapat disebut deviasi deviasi terjadi bila individu melakukan peranan sosial yang melanggar/menyimpang dari norma. proses mengadopsi peranan devian ini disebut proses menjadi devian.

2. Semua tingkahlaku deviasi adalah tingkah laku manusia, artinya proses menjadi devian atau non devian itu mengikuti prinsip-prinsip yang sama.

3. Devian itu hipokrit/munafik, dia melanggar norma tertentu, tetapi dia juga patuh terhadap norma-norma yang lain. Tidak ada individu yang melakukan deviasi terus menerus. Misalnya pencuri yang suka mengambil miliki orang lain, tetapi ia jujur terhadap keluarganya.

7

Page 8: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

Lanjutan

4. Tingkah laku sosial itu dipelajari, berkembang melalui sosialisasi, merupakan produk interaksi sosial, yaitu tingkahlaku yang diharapkan dari seseorang sesuai dengan statusnya di dalam kelompok tertentu.

5. Proses sosialisasi terutama adalah proses mempelajari norma dan peranan sosial. Proses melakukan peranan devian sama dengan proses melakukan peranan non devian. Individu menjadi devian apabila telah melakukan peranan individu dan memiliki identitas diri sebagai devian.

6. Jika individu menjadi devian, maka deviasinya menjadi peranannya yang dominan (master role). Peranan deviasinya yang dominan itu menyulitkan integrasi kembali ke dalam masyarakat.

8

Page 9: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

lanjutan

7. Deviasi kerap kali menimbulkan sanksi negatif dari masyarakat. Sanksi negatif ini menimbulkan noda (stigma) pada diri devian. Devian berusaha mengelak, menghilangkan atau mengurangi stigma pada dirinya untuk menghindari penolakan masyarakat. Usaha-usaha itu antara lain:− menyamar (merahasiakan diri)− memanipulasi situasi− rasionalisasi− berubah menjadi non devian− memasuki kelompok devian

9

Page 10: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

PENGERTIAN PSIKOPATPsikopat adalah perilaku psikologis dimana

pelaku terus menerus mencari gratifikasi (pembenaran diri) atas tindakan2 keliru yang dilakukannya. Seorang psikopat tidak memiliki kemampuan untuk mengenali dan belajar dari kesalahan. Namun dia memiliki daya analisa yang tinggi dan seringkali tergolong orang yang sangat cerdas.

salah satu ciri awal seorang berpotensi menjadi psikopat adalah ketika dia memiliki rasa c inta pada diri sendiri (narcissistic) berubah menjadi paranoid (takut ada orang lain yang lebih cantik / tampan dari dirinya

Page 11: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

KECENDERUNGAN PSIKOPAT

Seorang psikopat punya kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan, seksual, memiliki keinginan agresif yang berlebihan.

Walau demikian, mereka memiliki kemampuan kendali diri (impulsive control abilites) yang sangat baik dan mampu mengekang agresivitas mereka, sehingga tampak luar mereka adalah orang yang kalem, tenang, dan punya tata-krama kesopanan yang baik.

Tidak sedikit pula karena sikapnya yang demikian, mereka dipilih sebagai pemimpin.

Page 12: SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY

CIRI SEORANG PSIKOPAT

a. Tampil anggun / percaya diri 

b. Sangat senang dipuji.c. Tidak perduli dengan

(keselamatan) orang lain d. Tidak punya rasa

tanggung jawabe. Tidak punya toleransi

terhadap kesalahan / perbedaan / deviasi

f. Narsis (Cinta pada diri sendiri), kadang berlebihan

g. Sering berbohong dan ceritanya berubah-ubah

h. Manipulatif (senang memanfaatkan orang lain)

i. Memiliki pola pikir yang super-kreatif 

j. Cenderung melakukan kekerasan saat merasa tersudut / kalah

k. Tidak memiliki rasa empati

l. Punya orientasi seksual yang menyimpang

m. Senang melukai / menyiksa / menyakiti orang lain dalam bentuk fisik / non-fisik.

n. Tidak mampu memahami pekerjaan yang sifatnya struktural / prosedural.

o. Tidak pernah merasa bersalah.