sentralisasi obat

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam, 2002). Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat. Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat dilaksanakan pada obat injeksi yang disimpan oleh petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal pemberian, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya dan perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep 1

Upload: davi-d-self

Post on 29-Jan-2016

268 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

KEGIATAN SENTRALISASI OBAT DI RUMAH SAKIT

TRANSCRIPT

Page 1: sentralisasi obat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan

yang prima dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus segera direspon

oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif dengan

mempelajari langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya (Nursalam,

2002).

Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik

pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana

seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya

kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya

dilakukan oleh perawat.

Sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi

farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis,

tepat cara pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap.

Sentralisasi obat dilaksanakan pada obat injeksi  yang disimpan oleh

petugas ditempat khusus di ruang perawat dan diberikan menurut jadwal

pemberian, sedangkan obat oral diberikan kepada pasien/keluarganya dan

perawat hanya memberitahukan cara pemberiaannya. Resep dari dokter

diberikan keluarga pasien untuk dibelikan di apotek, setelah mendapatkan

obatnya diserahkan ke perawat untuk dicatat pada buku penerimaan obat.

Karena hal tersebut diatas, kelompok 2 berencana akan mensosialikan dan

melaksanakan sentralisasi obat yang mencakup obat injeksi maupun oral

karena pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha

untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai

kerugian pada pasien. Resistensi tubuh terhadap obat dan resiko resistensi

kuman penyakit dapat terjadi jika konsumsi obat oleh penderita tidak

terkontrol dengan baik. Kerugian lain yang bisa terjadi adalah terjadinya

kerusakan organ tubuh atau timbulnya efek samping obat yang tidak

1

Page 2: sentralisasi obat

diharapkan. Selain itu penggunaan obat yang tidak tepat dapat

menimbulkan kerugian pasien secara ekonomi. Oleh karena itu diperlukan

suatu cara yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat

dikontrol oleh perawat dan pasien/keluarga serta resiko kerugian baik

secara material maupun non material dapat dihindari, pada akhirnya

kepercayaan pasien terhadap perawat juga semakin meningkat.

Berdasarkan hal tersebut,kami akan melaksanakan sentralisasi obat sesuai

dengn roposalagar sistematis dan terarah.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan peran perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat

dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat

2. Tujuan Khusus

a. Mampu meningkatkan pemahaman perawat dan mahasiswa dalam

menerapkan pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan 

prinsip 6 T dan 1 W ( tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat

waktu, tepat cara pemberian, tepat dokumentasi dan waspada efek

samping obat) serta mendokumentasikan hasil pengelolaan

b. Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan

perawat Ruang Irna 2 dan mahasiswa dalam mengelola sentralisasi

obat

c. Mampu meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat

sesuai dengan program terapi.

d. Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas

asuhan keperawatan yang diberikan.

e. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat

dalam pengelolaan sentralisasi obat.

2

Page 3: sentralisasi obat

1.3 Manfaat

1.    Bagi Klien

a.     Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan

keperawatan

b.      Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat

2.    Bagi perawat

a.       Tercapainya kepuasan kerja yang optimal

b.      Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi

klien

c.       Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.

3.    Bagi institusi

a.       Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat

b.      Terciptanya model asuhan keperawatan professional

3

Page 4: sentralisasi obat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat

yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya

oleh perawat ( Nursalam, 2007 )

Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah

pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien

diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat

sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

2.2 Tujuan Pengelolaan Obat

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara

bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan

keperawatan pasien dapat terpenuhi

Hal-hal berikut ini adalah  beberapa alasan yang paling sering

mengapa obat  perlu disentralisasi.

1.      Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.

2.      Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standart

yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan

keamanan yang sama.

3.      Meresapkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat.

4.      Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan

5.      Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan

yang akan membuang atau lupa untuk minum.

6.      Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang

tersisa sesudah batas kadarluarsa.

7.      Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak

aktif.

8.      Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.

4

Page 5: sentralisasi obat

9.      Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada

suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atau dicuri ( Mc Mahon,

2007 )

2.3 Teknik Pengelolaan Obat ( Sentralisasi )

Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.

1. Penangguang jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang

secara oprasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.

2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan

obat

3. Penerimaan obat.

a.       Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat

yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat

dengan menerima lembar terima obat

b.      Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat, jumlah

dan sediaan (bila perlu) dalam kartu control, dan diketahui

(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk

obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan

kapan atau bilamana obat tersebut akan habis, serta penjelasan

tentang 5T ( jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).

c.       Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan  salinan obat yang

harus diminum beserta kartu sediaan obat.

d.      Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh perawat

dalam kontak obat ( Nusalam 2007 )

4. Pembagaian obat

a.     Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku

daftar penmberian obat.

b.   Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh perawat

dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar

pemberian obat: dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi

diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.

5

Page 6: sentralisasi obat

c.     Ada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,

kegunaan obat,  jumlah obat, dan efek samping, usahakan tempat

atau  wadah obat kembali keperawat setelah obat dikonsumsi,

pantau efek samping pada pasien.

d.     Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh

kepala ruangan atau petugas yang ditujuk dan didokumentasikan

dalam buku masuk obat. Obat – obatan yang hamper habis akan

diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (

jika masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter penanggung jawab

pasien ( Nurussalam, 2007 )

5. Penambahan obat baru

a.      Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau

perubahan alur pemberian oabat, maka informasi ini akan

dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus dilakukan

perubahan dalam kartu sedian obat.

b.      Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja )

maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan

selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus

obat ( Nursalam, 2007 )

6. Obat Khusus

a.       Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang

cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,

memiliki efek sampingyang cukup besar atau hanya diberikan

dalam waktu tertentu / sewaktu saja.

b.      Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu khusus obat,

dilaksanakan oleh perawat primer.

c.       Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga: nama obat,

kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung

jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau

ditunjukan kepada keluarga setelah pemberian,. Usahakan

terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat ( Nursalam,

6

Page 7: sentralisasi obat

2007) .Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik

staf mengenai obat dengan cara – cara berikut ini:

1) Membuat catatan mengenai obat – obatan Yang sering

dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian

berikan salinan kepada semua staf.

2) Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan

dan gantungkan didinding.

3) Berikan kepada semua staf mengenai harga bermacam-

macam obat

4) Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai

satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf

5) Sediakan satu atau lebih eksemplar buku farmakologi

sederhana diperpustakaan.

7. Menyimpan persediaan obat

a.    Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat

dan menulis etiket dan alamat pesien. Penyimpanan stok

( persediaan ) yang teratur dengan baik merupakan bagaian penting

dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar

persediaan atau dalam kartu persedian.

b.    System kartu persediaan

Sebuah kartu persediaan ( kartu stok ) kadang-kadang digunakan

untuk menggantikan buku besar persediaan, kartu ini berfungsi

seperti buku besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan

menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan

jumlah barang yang dikeluarkan dalam buku besar persediaan,

masing – masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah.

Tetapi dalam system kartu persediaan, masing – masing barang

dituliskan dalam kartu yang terpisah. 

c.    Lemari obat

Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat

serta lemari pendingin. Periksa persediaan obvat, pemisahan antara

obat untuk penggunaan oral ( untuk diminum) dan obat luar.

7

Page 8: sentralisasi obat

2.4 Diagram alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat ( Nursalam, 2002 )

2.5 Peran/Tugas

1.      Kepala Ruangan

a.       Memberikan perlindungan pada pasien terhadap tindakan

malpraktek.

b.      Memotivasi klien untuk mematuhi program terapi.

c.       Menilai kepatuhan klien terhadap program terapi.

2.      Katim

a.       Menjelaskan tujuan dilaksanakannya sentralisasi obat.

b.      Menjelaskan manfaat dilaksanakannya sentralisasi obat.

c.       Melakukan tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan program

terapi.

3.      Anggota Tim

Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama

klien dirawat.

8

DOKTER

PASIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTEK

PASIEN/KELUARGA

PP/PERAWAT YANG MENERIMA

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN/KELUARGA

Koordinasi dengan Perawat

- Surat Persetujuan

Sentralisasi Obat dari

Perawat

- Lembar Serah Terima Obat

- Buku Serah Terima/Masuk

Obat

Page 9: sentralisasi obat

2.6 Pelaksanaan

Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu pertama

sampai dengan minggu kedua selama mahasiswa praktek di ruang anak.

Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruang

nurse station dan ruang perawatan. Metode yang digunakan adalah ODD

(One Day Dose), dengan melibatkan depo farmasi ruangan.

2.7    Instrumen

1.      Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat

2.      Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki\

3.      Tanda bukti serah terima obat dari farmasi

4.      Format pemberian obat oral dan injeksi

2.8 Mekanisme Kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat PelaksanaPersiapan Katim mengucapkan

salam dan melaporkan kegiatan sentralisasi kepada Karu

Karu menanyakan persiapan sentralisasi obat oral dan injeksi

Katim menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan

Karu memeriksa kelengkapan administrasi sentralisasi obat (meliputi : informed consent, formulir pemberian obat oral dan injeksi, lembar serah terima obat)

10 menit

Nurse Station

Katim

Karu

Katim

Karu

Pelaksanaan Katim menerima obat dari depo farmasi, dengan model one day dose.

Katim melakukan pencatatan pada format penerimaan obat oral dan injeksi, yang meliputi :Identitas pasien,Nama obat, dosis dan cara pemberiannya,

Nurse station

Nurse station

Katim

Katim

9

Page 10: sentralisasi obat

Jumlah obat yang diterima dari farmasi, Jam dan nama penerima obat

Katim dan anggota tim menjelaskan informed consent sentralisasi obat

Katim dan anggota tim Menyiapkan kartu serah terima obat oral.

Katim memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga mengenai nama obat yang akan diberikan, manfaat, dosis, cara pemberian, efek samping dan kontra-indikasinya.

Katim dan anggota tim memberikan obat oral kepada pesien sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Anggota tim memberikan obat kepada pasien dengan melibatkan keluarga.

Kemudian anggota tim menandatangani format pemberian obat oral maupun injeksi serta mengobservasi efek samping dari obat yang ``qtelah diberikan.

Karu mengecek kembali keleng-kapan pendokumentasian sen-tralisasi obat

Bed pasien

Bed pasien

Bed pasien

Bed pasien

Bed pasien

Nurse station

Nurse station

Katim, anggota tim

Katim, anggota tim

Katim dan anggota tim

Anggota tim

Anggota tim

Anggota tim

Karu,katim,anggota tim

2.9 Petunjuk Teknis Pengisian Format Surat Persetujuan Sentralisasi

Obat

1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien

sendiri, anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.

2. Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data

klien yang bersangkutan.

10

Page 11: sentralisasi obat

3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.

4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed

consent (yaitu diawal klien MRS).

5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien

yang menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para

saksi-saksi.

2.10 Petunjuk Teknis Pengisian Format Pemberian Obat

1. Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.

2. Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai

dosis, dan cara pemberian.

3. Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.

4. Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi

5. Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf

6. Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta

nama perawat atau paraf.

7. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang

masih ada setelah pemberian beserta nama perawat

2.11 Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk

Farmasi)

1. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah

terima obat.

2. Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.

3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan

nama obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.

4. Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas

farmasi.

5. Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang

menerima.

11

Page 12: sentralisasi obat

2.12 Petunjuk Teknis (Juknis) Sentralisasi Obat

1.      Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat (diawal

MRS)

2.      Pasien/ keluarga mengisi format persetujuan sentralisasi obat (diawal

MRS)

3.      Perawat menerima obat dari farmasi dengan model ODD (One Day

Dose)

4.      Perawat menyimpan obat yang telah diterima dan disimpan di kotak

obat

5.      Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat pada

pasien sesuai dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.

2.13 Lembar Persetujuan Dilakukan Sentralisasi Obat

LEMBAR PERSETUJUAN

DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama               :                                               L/P *)

Umur               :

Alamat             :

Adalah istri / anak / orang tua *) dari pasien :

Nama               :

Umur               :

Alamat             :

Ruang              :

No. Reg.          :

Menyatakan setuju/tidak setuju *) untuk dilakukan sentralisasi obat,

setelah mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan

pemakaian obat yang diatur atau dikoordinir oleh perawaat sesuai ketentuan dosis

yang diberikan dokter.

12

Page 13: sentralisasi obat

Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1.      Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan

sentralisasi obat.

2.      Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada petugas farmasi untuk

dilakukan pengadaan obat.

3.      Obat dari depo farmasi diserahkan kepada perawat berdasarkan dosis per harinya

4.      Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan

ditandatangani oleh petugas farmasi dan perawat yang menerima.

5.      Obat akan disimpan di kantor perawatan.

6.      Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis atau aturan minum dan diberikan

pada pasien.

7.      Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan

pada pasien/keluarga.

     Jombang,……...……………2015

                 Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk

digunakan sebagaimana mestinya.

            Katim                                                               Yang membuat persetujuan

………………………………. ………………………………

Saksi-saksi

1.……………………………..                                    2.……………………………

13

Page 14: sentralisasi obat

2.14 Lembar Serah Terima Obat

LEMBAR SERAH TERIMA OBAT

DI RUANG

Nama Pasien  :                                                                             No. Kamar :

Umur              :                                                                             No. Reg.      :

No. Tgl Nama Obat Jumlah TTD /

nama

terang

perawat

TTD/

 nama

terang

keluarga

pasien

Ket

1.

2.

3.

4.

5.

14

Page 15: sentralisasi obat

2.15 Formulir Pemberian Obat

FORMULIR PEMBERIAN OBAT

Nama Pasien :                               Umur :                         Ruang :                       

No. Reg :

Nama

Obat

Dosis

Cara

Pemb

erian

(rute)

Tgl

Terima

(jumlah)

PenerimaJam Paraf Ja

mParaf Jam Para

fJam Paraf Ja

mParaf Jam Paraf

Sisa

Nama

Obat

Dosis

Cara

Pemb

erian

(rute)

Tgl

Terima

(jumlah)

Penerimarina Jam Paraf Ja

mParaf Jam Para

fJam Paraf Ja

mParaf Jam Paraf

Sisa

15

Page 16: sentralisasi obat

Nama

Obat

Dosis

Cara

Pemb

erian

(rute)

Tgl

Terima

(jumlah)

PenerimaJam Paraf Ja

mParaf Jam Para

fJam Paraf Ja

mParaf Jam Paraf

Sisa

Nama

Obat

Dosis

Cara

Pemb

erian

(rute)

Tgl

Terima

(jumlah)

PenerimaJam Paraf Ja

mParaf Jam Para

fJam Paraf Ja

mParaf Jam Paraf

Sisa

16

Page 17: sentralisasi obat

  2.16 KEGIATAN SENTRALISASI OBAT

1.      Penanggung Jawab   :

2.      Tujuan :

Mampu melaksanakan peran katim dalam pengelolaan sentralisasi

obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat

dengan benar.

3.        Rencana Strategi :

a. Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed

consent, format serah terima obat dan format pemberian obat

oral/ injeksi.

b. Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan

bagian farmasi

c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi

obat.

4.        Pelaksanaan :

Topik : Pasien Asma

Hari/Tanggal : 12 Oktober 2015

Waktu : 07.00 WIB

Tempat : Ruang Melati no.2.RSUD Jombang

Dokter : Dendy Putra Prasetyo

Katim : Davi Ardianto

Apoteker : Dewi Ratna sari

PP : Diah Ratna

Pasien : Danang Kukuh Ongkowijoyo

Keluarga : Cicik Yuwita R

Narator : Desi Lutfiatul Fitria

a.       Struktur (input)

1        Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di ruang

2        Persiapan dilakukan sebelumnya.

3        Perawat yang betugas.

17

Page 18: sentralisasi obat

b.      Proses

1.      Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan

ruangan yang telah ditentutan dan pasien yang menyetujui

informed consent untuk dilkukan sentralisasi obat.

2.      Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah

ditentukan.

c.        Hasil

1.      Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.

2.      Obat dapat diberikan secara tepat dan benar.

3.      Perawat mudah mengontrol pemberian obat.

4.      Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan

benar.

2.17 Role Play Sentralisasi obat

            Di sebuah rumah sakit tepatnya di RSUD Jombang, ada seorang

pasien laki-laki bernama Bapak Lamidi yang berumur 48 tahun. Bapak ini

datang ke rumah sakit dengan gejala sesak nafas, setelah dilakukan

pemeriksaan di UGD px diharuskan opname diruang melati no.2.

Kamis pagi, datanglah dokter Dendy untuk melakukan

pemeriksaan keadaan bapak Lamidi. Ditemanioleh perawat pelaksana.

Perawat : Selamat pagi pak. Dok ini yang namanya bapak lamidi.

Dokter : Selamat pagi pak? Bagaimana keadaan bapak saat ini?

Apa yang bapak rasakan?

Pasien :Selamat pagi dok, yang saya rasakan saat ini slit

bernafas,sesakdok. Apalagi kalu dibuat tidur rasanya

semaakin sesaak.

Dokter : Baik saya akan priksa ya pak.(dokter memeriksa)

Bapak sudah pernah seperti ini sebelumnya, atau baru kali

ini?

18

Page 19: sentralisasi obat

Pasien :Baru pertama dok. Tib-tiba saya sesak setelah saya

melakukan perkawinan silang pada bunga mawar

kesayangan saya.

Dokter :O..begitu ya pak. Jadi begini ya pak , bapak terserang

penyakit asma, menyebabkan bapak sulit untuk bernafas

dikarenakan adanya penyempitan saluran atau jalan nafas

dan juga adanya secret. Itu disebabkan mungkin karena

bapak alergi dengan serbuksari bunga. Tapi jangan kuatir

agar bisa bernafas dengan lancar lagi saya akan kasih

obat.Dan juga jangan lupa posisiyang baik agar jalan nafas

terbuka dengan posisi setengah duduk pak.

Pasien :O begitu ya dok. Nanti saya akan merubah posisi duduk

saya dok.

Dokter :Nanti saya akan buatkan resep, keluarga bisa ambil di

nurse station.

Perawat : Ia bapak nanti kami panggil untuk mengambil resepnya.

Dok/per : Baiklah selamat pagi pak..

Perawat dan dokter pergi ke nurse station untuk

membicarakan bapak lamidi.

Dokter : Bagaimana tensinya? normal? suhu? RR dan nadix?

Oke ini saya kasih salbutamol 3x1oral, aminophilin iv, dan

ventolin dicampur cobiven nebulaizer,infuse PZ 21 tpm

jika sesak buat mengencerkan dahak.

Perawat :Baik dok..siap.

Perawat memangil keluarga Px ke nurse station untuk

mengabil resep obat.

Perawat :Bapak ini resep dari dokter….untuk bapak

Lamidi.silahkan ditebus di apotik bapak. Ini kalu sudh

ditebus tolong obatnya dibawa ke nure station lagi.

Keluarga : Maaf ini apotiknya ada dimana ya?

19

Page 20: sentralisasi obat

Perawat :Dari sini bapak lurus saja mentok ada pertigaan belok

kanan. Apotik ada di sebelah kanan ruangannya warna

hijau ada tulisan apotik di atas pintu.

Keluraga :Baiklah sus terimakasih.

Keluarga menebus obat ke apotik .

Keluarga :Mbk mau menebus obat.

Apoteker : Ia bapak, mana resepnya?

Keluarga :Ini mbak.

Apoteker :(Apoteker memepersiapakan obatnya) Bapak ini obatnya

nanti petunjuknya silahkan Tanya keperawat di ruangan

dan ini silahakan dikasihkan ke perawat diruangan.Karena

bapak sudah menebus obat silahkan tanda tangan disini

sebagai bukti bahwa bapak telah menebus obat.

(menyerahkan buku tanda pengambilan obat untuk

ditandatangani)

Keluarga : Terimakasih

Apoteker :Sama-sama.

Keluarga kembali ke nurse station setelah kembali daari

apotik.

Keluarga : Sus ini obatnya ( menyerahkan obat dan resep)

Perawat :Ia bapak saya terima obatnya.kita cek dulu ya pak.

Salbutamol, fenoterol, aminophilin dan ventolin, cobiven ,

PZ .ini obatnya ada 6 macam ya pak, bapak obat ini akan

saya lakukan sentralisai. Sentralisasi obat ini tujuannya

menggunakan obat tepat waktu dan secara bijaksana

menghindari pemborosan, dan nanti jika obatnya tersisa

obatnya bisa dikembalikan ke apotik. Ini bapak surat

persetujuan sentralissi obatnya, jika bersedia silahkan

ditandatangani.( sambil menyerahkan fom persetujuan

sentralisasi obat)

Keluarga :Ia sus.(menandatangani) Mari suter.

Perawat :Ia mari pak.

20

Page 21: sentralisasi obat

Perawat menerima obat dan membawa obat beserta lembar

persetujuan ke Katim

Perawat :(Menyerahkan obat dan membawa surat persetujuan

sentralisasi obat kepada Katim) Katim(nama panggilan)

ini obat buat bapak Lamidi kamar Melati no.2 yang

menderita penyakit asma. Setelah tadi dilakukan Visite

oleh dokter Dendy, beliau memberikan resep salbutamol

3x1oral, fenoterol 3x1oral, aminophilin iv,dan ventolin

dan cobiven nebulaizer dan infus PZ 21 tpm. Semua sudah

ditebus dari apotik bagaimana kalau sekarrang kita

melakukan sentralisasi obat?

Katim :Ia silahkan lakukan sentralisasi obat sekarang. Mana

lembar persetujuan untuk dilakukan sentralisasi obat biar

saya tandatangani.

Perawat :(menyerahkan lembar persetujuan dan ditandatangani

katim)

Perawat kembali ke nurse station untuk melakukan

sentralisasi obat.

Perawat : Obat buat bapak lamidi dengan diagnosa medis Asma.

Diberikan secara oral 12butir sanbutamol 3x1 habis dalam

4 hari, diberikan pagi jam 07.00, siang jam 14.00 dan

malam jam 21.00.cairan infuse PZ 6 flash diberikan secara

IV 21 tpm habis dalam waktu 2 hari,obat IV 6 ampul

aminophilin 3x1 habis dalam waktu 2 hari , obat nebulizer

2 ventolin dan 2 combiven dicampur jika px sesak.

( sambil mencatat lembar pemberian obat.)

Setelah dilakukan sentralisasi obat perawat meberikan obat

keruangan.

Perawat :selamat siang bapak? bagaiman sudah meningan apa

masih sesak? Ini saya injeksikan obat melalui infuse dan

21

Page 22: sentralisasi obat

juga ini obatnya ada 1 silahkan diminum setelah makan

saat ini juga ya pak.

Pasien : ia sus makasih

Keluarga : ia sama-sama

22

Page 23: sentralisasi obat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Salah satunya adalah dalam pengelolaan obat pasien. Teknik

pengelolaan obat secara sentralisasi merupakan pengelolaan obat dimana

seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya

kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat juga sepenuhnya

dilakukan oleh perawat.

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat

yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya

oleh perawat.

Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara

bijaksana dan menghindari pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan

keperawatan pasien dapat terpenuhi.

3.2 Saran

3.2.1   Bagi Institusi

Diharapkan institusi dapat melaksanakan sentralisasi obat dalam dunia

keperawatan serta dalam memberikan suhan keperawatan pada pasien

secara tepat.

3.2.2   Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang sentralisasi

obat secara tepat.

23

Page 24: sentralisasi obat

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik

keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik

keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Aditama, Tjandra Yoga. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit.

Jakarta : UIP Ali, Zaidin. 2001.

Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika Copy the

BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fx

           

24