sejarah perkembangan ilmu sejarah

9
Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah | 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejarah dalam arti obyektif memiliki definisi sebuah kejadian yang sebenarnya, terjadi hanya sekali dan bersifat unik . Sedangkan dalam arti subjektif memiliki definisi; gambaran atau sebuah cerita serta tulisan- tulisan yang berkaitan dengan suatu kejadian tersebut atau historiografi . Historiografi dalam arti sempit, adalah perkembangan penulisan sejarah dalam peradaban dunia. Sehingga dengan adanya historiografi, manusia dapat mengetahui perkembangan sejarah manusia dan melihat perkembangan dunia. Sedangkan Historiografi dalam arti luas merupakan perkembangan penulisan sejarah, yang di dalamnya memuat teori dan metodologi sejarah Pada hakekatnya Historiografi merupakan representasi dari kesadaran sejarawan pada zamannya dan lingkungan hidupnnya. Perlu disadari bahwa hasil dari Historiografi senantiasa terpengaruh oleh berbagai hal, diantaranya; lingkungan zaman serta kebudayaan pada masa sejarah itu ditulis. Dalam membuat pengertian terhadap fenomena sejarah, para sejarawan akan menggunakan pandangannya, atau pandangan umum yang berlaku di lingkungannya. Sering kali pandangan itu dihubungkan dengan jiwa zaman yang tampak sebagai pola pikiran atau ideologi yang dominan. Dengan demikian, Historiografi mewakili jiwa zaman dan kehidupan kebudayaan pada zamannya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu sejarah? 2. Bagaimanakah sejarah penulisan ilmu sejarah pada zaman Eropa kuno? C. TUJUAN 1. Mengetahui secara kronologis sejarah perkembangan ilmu sejarah. 2. Mengetahui dan memahami sejarah penulisan ilmu sejarah pada zaman Eropa kuno.

Upload: lulu-almaknuna

Post on 23-Jul-2015

453 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah dalam arti obyektif memiliki definisi sebuah kejadian yang

sebenarnya, terjadi hanya sekali dan bersifat unik. Sedangkan dalam arti

subjektif memiliki definisi; gambaran atau sebuah cerita serta tulisan-

tulisan yang berkaitan dengan suatu kejadian tersebut atau historiografi.

Historiografi dalam arti sempit, adalah perkembangan penulisan sejarah

dalam peradaban dunia. Sehingga dengan adanya historiografi, manusia

dapat mengetahui perkembangan sejarah manusia dan melihat

perkembangan dunia. Sedangkan Historiografi dalam arti luas

merupakan perkembangan penulisan sejarah, yang di dalamnya memuat

teori dan metodologi sejarah

Pada hakekatnya Historiografi merupakan representasi dari

kesadaran sejarawan pada zamannya dan lingkungan hidupnnya. Perlu

disadari bahwa hasil dari Historiografi senantiasa terpengaruh oleh

berbagai hal, diantaranya; lingkungan zaman serta kebudayaan pada

masa sejarah itu ditulis. Dalam membuat pengertian terhadap fenomena

sejarah, para sejarawan akan menggunakan pandangannya, atau

pandangan umum yang berlaku di lingkungannya. Sering kali pandangan

itu dihubungkan dengan jiwa zaman yang tampak sebagai pola pikiran

atau ideologi yang dominan. Dengan demikian, Historiografi mewakili

jiwa zaman dan kehidupan kebudayaan pada zamannya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu sejarah?

2. Bagaimanakah sejarah penulisan ilmu sejarah pada zaman Eropa

kuno?

C. TUJUAN

1. Mengetahui secara kronologis sejarah perkembangan ilmu

sejarah.

2. Mengetahui dan memahami sejarah penulisan ilmu sejarah pada

zaman Eropa kuno.

Page 2: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 2

BAB II

PEMBAHASAN

Historiografi atau penulisan sejarah sudah berkembang di Eropa sejak

berabad-abad lamanya sebelum Masehi. Munculnya historiografi di Eropa tidak

terlepas dari kemajuan peradaban yang telah dicapai oleh negara tersebut.

Selain itu, budaya menulis yang tinggi di kalangan masyarakatnya juga menjadi

faktor munculnya historiografi di Eropa.

A. ZAMAN YUNANI DAN ROMAWI

Historiografi di zaman Yunani Klasik ditemukan dalam dua karya

sastrawan masyhur Yunani, Homerus (800 SM–701 SM). Dua karya tersebut

adalah illiad dan odessy. Dua karya Homerus tersebut berbentuk epos atau

wiracarita. Illiad, mengisahkan tentang peperangan antara orang-orang

Yunani Kuno dengan orang-orang Troya. Perang itu dipicu oleh Paris, Putera

Raja Troya, yang membawa kabur Helen, Istri Raja Sparta. Sedangkan

Odessy menceritakan tentang pengembaraan Odeysseus setelah kerajaan

Troya jatuh. Dikisahkan juga bahwa ia kembali ke Yunani untuk membalas

dendam terhadap para bangsawan yang merebut tahtanya.

Penulisan sejarah pada masa ini masih sangat sederhana, karena

belum memiliki kerangka dalam penulisannya. Para sejarawan di masa ini

juga belum mendeskripsikan suatu peristiwa dengan detail dan belum

disertai dengan analisis terhadap peristiwa tersebut. Dengan kata lain,

belum adanya sikap kritis. Selain itu, penulisannya masih berbentuk syair-

syair dan puisi-puisi. Penulisan sejarah berbentuk prosa baru muncul di abad

6 SM. Sejarawan yang pertama kali memunculkannya adalah Herodotus yang

di kemudian hari dikenal sebagai bapak sejarah.1

Penulisan sejarah Romawi pada mulanya memang menggunakan

bahasa Yunani, baru kemudian memakai bahasa latin,2 tetapi tulisan sejarah

Yunani tetap menjadi model acuan oleh para sejarawan Romawi. Dalam

Historiografi Romawi pada umumnya menunjukkan sifat patriotik

(menunjukkan kegemilangan imperium Romawi) dan mengandung imajinasi.

1http://elkhorynur.blogspot.com/2013/09/historiograi-yunani-klasik-herodotus.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

2 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana: 2013), hlm. 31

Page 3: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 3

Titus Livius (lahir 59 SM) yang terkenal dengan karyanya History of Rome,

yang menggambarkan tentang kebesaran Romawi adalah sejarawan pertama

yang menggunakan imajinasi dalam mengungkapkan sebuah sejarah.

penggunaan imajinasi tersebut ternyata menarik minat pembaca.3 Secara

umum dapat dikatakan bahwa perkembangan dari historiografi Romawi itu

sejalan dengan sejarah perkembangan kekaisaran Romawi. Oleh karena

itulah karya-karya terpenting pada zaman ini banyak berkaitan dengan

sejarah Romawi, sejak kemunculan kemudian melalui pertumbuhan,

kejayaan dan akhirnya sampai kepada keruntuhannya.4

B. ZAMAN KRISTEN AWAL DAN ZAMAN PERTENGAHAN

Agama Kristen pada awal perkembangannya telah menyebabkan

terjadinya perubahan besar terhadap penulisan sejarah. Namun seiring

dengan perubahan itu, karya-karya para sejarawan Yunani dan Romawi pada

umumnya diabaikan karena dianggap sebagai hasil dari pemikiran ‘orang-

orang belum beragama (pagan)’. Sikap pemikiran sempit itu tentu saja

memusuhi setiap pencapaian dari kebudayaan ‘pagan’ ini, tetapi penafsiran

mereka dicondongkan sedemikian rupa untuk membuat agama Kristen bisa

disukai. Semangat anti-pagan dan perjuangan penyebaran agama Kristen

mendasari dibuatnya karya-karya historiografis oleh tokoh-tokoh agama

Kristen saat itu.5

Di samping itu terdapat pandangan bahwa sejarah tidak ditentukan

oleh manusia namun ditentukan oleh Tuhan (God Providente). Agar lebih

memahami Historiogarfi abad pertengahan, ada baiknya mengetahui

kehidupan dari St. Augustine. St. Augustine (354-430 M) hidup pada masa

peralihan zaman klasik menuju zaman pertengahan sehingga ia dijuluki

Historiograf yang mempunyai dua pijakan kaki, satu di zaman klasik, satu

lagi di zaman pertengahan. St. Augustine berpendapat bahwa segala sesuatu

adalah berproses dialektis, seperti pertentangan kebenaran dan kesalahan,

yang berakhir dengan kemenangan kebenaran. Hal ini digambarkan pada

3 http://sejarah.kompasiana.com/2013/11/04/history-of-historiography-605131.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

4http://www.gurusejarah.com/2013/03/historiografi-masa-romawi.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

5 http://primapsumantri.blogspot.com/2011/12/historiografi-awal-kristen.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

Page 4: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 4

karyanya De Civitate Dei (City of God), dalam buku ini digambarkan

pertentangan antara Civitas Terrena (kerajaan dunia) dengan Civitas Dei

(kerajaan surga), dan kerajaan surgalah yang menang. Hal ini dimaksudkan

sebagai penyelamatan manusia yang telah ditentukan oleh Tuhan. Dengan

demikian, segala proses sejarah di bawah pimpinan dan perencanaan

Tuhan.6

C. ABAD XVI: ZAMAN RENAISANS, REFORMASI, DAN KONTRA-REFORMASI

Pada abad pertengahan bangsa Eropa berada di bawah pengaruh

gereja yang mempunyai pola pikir ‘momento mori’ yang artinya ingat akan

mati. Setelah lahirnya Renaisans pola pikir bangsa Eropa berkembang

menjadi ‘momento vivere’ yang artinya ingat akan hidup.7 Oleh karena itu

pandangan sejarah pada masa itu adalah perubahan dari Theosentrisme ke

Antrhoposentrisme. Pandangan sejarah pada zaman ini mengatakan, bahwa

perjalanan sejarah sangat ditentukan oleh manusia, bukan atas perantaraan

Tuhan. Sebagai contoh ialah karya dari Niccolo Machhiavelli yang berjudul

History of Florence (Sejarah Florence) yang berjumlah delapan jilid. Dalam

karya tersebut ia menulis secara empiris dan mengungkapkan kenyataan

yang pernah dialami. Digambarkan adanya konflik kekuasaan bangsawan,

konflik antar bangsawan dan rakyat, dan kehancuran Italia akibat intervensi

asing (barbar). Machiavelli berpendapat, bahwa fungsi sejarah adalah

sebagai bahan pengajar moralitas melalui contoh-contoh yang praktis.8

Dalam historiografi, Reformasi diwakili oleh Matthias Vlacich Illyricus

(1520-1575) dengan bukunya yang berjudul Magdeburg centuries, buku

tersebut berisi tentang polemik yang sangat ambisius. Buku tersebut

merupakan serangan pada intuisi gereja, terutama dari segi hukum dan

konstitusi.

Kontra-Reformasi ingin mengembaikan kewibawaan gereja katolik

yang telah dirusak oleh gerakan Reformasi. Baronies menulis berjilid-jilid

buku Ecclesiastical Annals untuk menjawab tuduhan dari Magdeburg

6 Op.Cit.diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

7 http://recha-seprina.blogspot.com/2011/06/historiografi-renaissance-sampai-abad.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

8 Op.Cit.diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

Page 5: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 5

centuries. Nilai buku itu terletak dalam penggunaan sumber, baik dari

gereja maupun profan. Sejarahnya bersifat apologetis dan memihak. 9

D. ABAD XVII: ZAMAN PENEMUAN DAERAH BARU

Pada zaman ini sejarah sosial menjadi tema utama. Penemuan

daerah-daerah baru pada abad ke-15, ke-16, dan ke-17 mempunyai

pengaruh penting bagi perkembangan histiografi Eropa. Berkat pengaruh

kisah-kisah perjalanan yang banyak, orang Eropa mulai tertarik dengan

daerah-daerah baru untuk ekspansi Eropa.

Para penjajah awal datang dari Italia, Spanyol, dan Portugal. Baru

kemudian menyusul bangsa-bangsa Eropa utara, seperti Prancis, Belanda

dan Inggris.10

E. ABAD XVIII: ZAMAN RASIONALISME DAN PENCERAHAN

Penulisan sejarah (Historiografi) pada abad ke 18 juga terpengaruh

oleh situasi zaman dan kebudayaan yang berkembang pada masa tersebut.

Pada abad ini ditandai semakin berkembangnya kepercayaan pada diri

sendiri, terutama dalam berpikir dan mementingkan kehidupan duniawi.

Rasioanlisme ini Nampak jelas dengan adanya tuntutan manusia untuk

menggunakan logika, berpikir kritis, skeptisis, dan realistis.

Voltaire (François Marie Arouet) seorang filsuf Perancis abad ke 18

telah menulis sebuah esai sejarah yang menolak visi tradisional yang

bersumber pada kitab suci, dan memperjuangkan rasio sebagai interpretasi

sejarah secara teologis. Ia berpendapat bahwa Tuhan telah menarik diri

dalam pengaturan sejarah. Perkembangan proses sejarah dalam mencapai

kebahagiaan itu ditentukan oleh akal manusia. Pandangan itu merupakan

usaha dari Voltaire unntuk membentuk penganut paham progres yang

ditentukan oleh manusia. Dengan demikian ia termasuk sejarawan yang

berpandangan profan dan sekuler, yang mengakui bahwa hanya akal

manusia yang dapat menuju kemajuan proses sejarah manusia dalam

mencapai masa depan yang gemilang.11

Sumbangan besar dari zaman pencerahan ialah gagasan kemajuan

(the idea of progress), bahwa peradaban manusia terus-menerus bergerak

9 Op.Cit. hlm. 36

10 Ibid, hlm. 36-37

11 Op.Cit. diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

Page 6: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 6

maju. Meskipun di antara para pemikir zaman pencerahan ada perbedaan

pendapat tentang gerak maju, tetapi semua setuju bahwa ada perbaikan

kemanusiaan.12

F. ABAD XIX: ZAMAN ROMANTISISME, NASIONALISME, DAN LIBERALISME

Historiografi dalam abad ini, ditandai dengan ciri-ciri: (1)

penghargaan kembali pada Zaman Pertengahan, (2) munculnya filsafat

sejarah, (3) munculnya teori ‘Orang Besar’, (4) timbulnya nasionalisme dan

(5) munculnya liberalisme.

Romantisme dalam Historiografi adalah kebalikan dari Rasionalisme.

Salah satu tokohnya yaitu, Jules Michelet (1798-1874), yang menulis History

Of France, The People, dan History Of The French Revolution. Yang menarik

ialah pendekatannya dalam menulis sejarah. Katanya: “Augustin Thierry

melihat sejarah sebagai narasi, Guizot analisis. Sejarah saya adalah

pembangkitan kembali” maka ia mengangkat bangsa Prancis, dan

sejarahnya menunjukkan semangat romantisme dan nasionalisme.

Kalau zaman pencerahan telah menghasilkan gagasan kemajuan,

maka abad ke-19 menghasilkan filsafat sejarah. Salah seorang tokohnya,

Immanuel Kant (1724-1804) menulis Ideas Of Universal History dan Of

Perpetual peace. Tesis Kant ialah bahwa kemajuan manusia tercapai berkat

perjuangan antara kepentingan pribadi dan kolektivitas; yang pertama

menghasilkan individualisme dan yang kedua altruisme; yang pertama

menghasilkan kemajuan dan yang kedua ketertiban. Pemerintah yang baik

ialah yang dapat memadukannya.13

G. AKHIR ABAD XIX DAN ABAD XX: SEJARAH KRITIS DAN SEJARAH BARU

Ranke seorang sejarawan Jerman telah memberikan reaksi terhadap

aliran Romantisisme. Ketika pada zaman romantisisme, penulisan sejarah

banyak dihanyutkan oleh perasaan dan dibumbui oleh komentar serta

keindahan, maka beliau tampil menentang Romantisisme sejarah. Beliau

mengemukakan bahwa perlu dibuangnya bungkus perasaan dalam sejarah,

dengan mulai menulis sejarah seperti kejadian yang sesungguhnya. Dalam

12 Op.Cit. hlm. 37-39

13 Ibid, hlm. 40-42

Page 7: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 7

penulisan sejarah yang sesungguhnya terjadi, perlu adanya metode kritis

dalam sejarah.14

Namun, Ranke mulai diragukan kebenarannya. Menulis sejarah

sebagaimana terjadi itu bertentangan dengan spikologi. Sadar atau tidak,

orang menulis pasti mempunyai maksud. Carl L. Becker (1873-1945)

mengatakan bahwa pemujaan pada fakta, dan perbedaan antara fakta keras

(hardfact) dan fakta lunak (coldfact) hanyalah ilusi. Sejarah yang objektif

itu tidak ada, seperti halnya ternyata ilmu alam pun penuh ketidakpastian.

James Harvey Robinson (1863-1936) mengatakan bahwa dengan sejarah

kritis kita hanya dapat menangkap ‘permukaan’, tetapi tidak dengan yang

‘di bawah’ realitas.

Oleh karena itu, dari Amerika lalu muncul gagasan tentang perlunya

sejarah baru. Tokohnya adalah Robinson dan Becker. Pada tahun 1911

Robinson menulis The New History yang memuat dengan jelas program

sejarah baru tersebut. Perlunya sejarah baru itu dikemukakan kembali oleh

Becker pada 1925. Kalau historiografi klasik menekankan retorik, dan

historiografi modern menekankan kritik, maka sejarah baru menekankan

ilmu sosial. Sejak saat itu, ada pendekatan kembali pada sejarah dan ilmu-

ilmu sosial. 15

14 Op.Cit. diakses pada tanggal 9 Oktober 2014

15 Op.Cit. hlm. 44

Page 8: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 8

BAB III

PENUTUP

Dari uraian makalah di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Sejarah perkembangan ilmu sejarah dimulai dari zaman Yunani dan Romawi.

Penulisan sejarah Yunani yang terkenal ialah Herodotus (ca 484-425 SM),

Thucydides (ca 456-396 SM), Polybius (ca 198-117 SM). Di antara penulis

sejarah romawi ialah Julius Caesar (ca 100-44 SM), Sallustius (ca 86-34 SM),

Livius (59 SM-17 M), dan Tacitus (ca 55-120 M).

Pada zaman Kristen awal dan zaman pertengahan, kebudayaan Kristen

bertumpu pada agama dan supernaturalisme. Sejarah dan teologi tidak

dapat dipisahkan. Zaman Kristen awal dan zaman pertengahan mempunyai

dua pusat, yaitu gereja dan negara, dengan pendeta dan raja sebagai

pelaku utama.

Para penulis sejarah Renaisans mencerminkan cita-cita Renaisans yang

melihat semangat pagan dan kebudayaan klasik Yunani-Romawi sebagai

model. Teologi tidak lagi menjadi focus

Pada zaman Penemuan Daerah Baru sejarah sosial menjadi tema utama.

Ada tiga aliran utama pada Zaman Rasionalisme yang dimulai pada abad ke-

17, yaitu radikal, moderat dan konservatis, serta sentimental.

Historiografi dalam abad XIX, ditandai dengan ciri-ciri (1) penghargaan

kembali pada Zaman Pertengahan, (2) munculnya filsafat sejarah (3)

munculnya teori ‘Orang Besar’, (4) timbulnya nasionalisme dan (5)

munculnya liberalisme. Romantisisme dalam historiografi adalah kebalikan

dari Rasionalisme.

Menurut Ranke dalam penulisan sejarah yang sesungguhnya terjadi, perlu

adanya metode kritis dalam sejarah.

Sejarah yang objektif itu tidak ada, seperti halnya ternyata ilmu alam pun

penuh ketidakpastian

Kalau historiografi klasik menekankan retorik, historiografi modern

menekankan kritik, maka sejarah baru menekankan ilmu sosial.

Page 9: sejarah perkembangan ilmu sejarah

S e j a r a h P e r k e m b a n g a n I l m u S e j a r a h | 9

DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013.

http://elkhorynur.blogspot.com/2013/09/historiograi-yunani-klasik-herodotus.html

http://sejarah.kompasiana.com/2013/11/04/history-of-historiography-605131.html

http://www.gurusejarah.com/2013/03/historiografi-masa-romawi.html

http://primapsumantri.blogspot.com/2011/12/historiografi-awal-kristen.html