sejarah peradaban islam pada masa turki usmani

37
Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Abad pertengahan di Eropa sering disebut zaman kemunduran jika dibandingkan dengan zaman klasik (Yunani-Romawi). Sebaliknya Negara-negara Arab pada abad pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negeri itu sedikit demisedikit mengalami kemerosotan. dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan. Setelah perang maladki pada tahun 463 H / 1071 M, yang dimenengkan oleh orang-orang saljuk dengan kemenangan yang paling gemilang atas Romawi, pengaruh kemenangan ini terus meluas ke negeri Anatolia dan kemudian jatuh ketangan mongolia.bersamaan lemahnya Mongolia, pemerintahan saljuk Romawi terpecah menjadi beberapa pemerintahan dengan kondisi yang lemah dan saling bertikai. Pemerintahan Usmaniyah lalu menguasainya pada waktu yang berbeda, kemudian menyatukan wilayah ini dibawah benderanya. Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam merupakan masa Usmaniyah. Hal ini karena

Upload: dickypermana083091

Post on 30-Dec-2015

274 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

turki usamani

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang

Abad pertengahan di Eropa sering disebut zaman

kemunduran jika dibandingkan dengan zaman klasik (Yunani-

Romawi). Sebaliknya Negara-negara Arab pada abad

pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negeri itu

sedikit demisedikit mengalami kemerosotan. dalam bidang

kebudayaan dan kekuasaan.

Setelah perang maladki pada tahun 463 H / 1071 M, yang

dimenengkan oleh orang-orang saljuk dengan kemenangan yang

paling gemilang atas Romawi, pengaruh kemenangan ini terus

meluas ke negeri Anatolia dan kemudian jatuh ketangan

mongolia.bersamaan lemahnya Mongolia, pemerintahan saljuk

Romawi terpecah menjadi beberapa pemerintahan dengan

kondisi yang lemah dan saling bertikai. Pemerintahan Usmaniyah

lalu menguasainya pada waktu yang berbeda, kemudian

menyatukan wilayah ini dibawah benderanya.

Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam

merupakan masa Usmaniyah. Hal ini karena kekuasaan

Usmaniyah merupakan periode terpanjang dari halaman sejarah

Islam. Selama 5 abad pemerintahan Usmaniyah telah

memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam

menjaga dan melindungi kaum muslim. Usmaniyah merupakan

pusat khalifah Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan

merupakan Negara paling besar di dunia.

Page 2: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Sekalipun telah muncul pada tahun 699 H / 1299 M, namun

pemerintahan ini belum menjadi khalifah. Orang-orang

Usmaniyah belum mengumumkan kekhalifahan mereka, hingga

akhirnya khalifah Abbasiyah di kairo menyerahkan kepada

mereka kekhalifahannya pada tahun 923 H / 1517 M.

Di Negara-Negara Arab pada masanya, kerajaan turki

usmani merupakan kerajaan terbesar dan peling lama berkuasa,

bralangsung selama enam abad lebih (1281-1924 M). pada masa

pemerintahan turki Usmani, para sultan bukan hanya merebut

negri-negri Arab, tetapi juga seluruh wilayah kaukasus dan wina

bahkan sampai ke balkan. Dengan demikian tumbuhlah pusat-

pusat Islam di Trace, Mecodonia, dan sekitarnya.

Eksistensi kerajaan turki Usmani sangnat diperhitungkan

oleh ahli-ahli politik barat. Hal ini didasarkan pada realita sejarah

bahwa selama berabad-abad kekuasanya, turki telah

memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan

peradaban, baik dikawasan Negara-negara Arab, Asia bahkan

Eropa.

B.  Rumusan masalah

1.      Bagaimana pengaruh letak geografis Turki?

2.      Bagaimana proses munculnya kerajaan Turki Usmani?

3.      Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa

kerajaan Turki Usmani?

4.      Apa saja faktor-faktor runtuhnya kerajaan Turki Usmani?

C.      Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengaruh letak geografis Turki.

2.      Mengetahui asal mula kerajaan Turki Usmani.

3.      Mengetahui perkembangan peradaban Islam pada masa

kerajaan Turki Usmani.

4.      Mengetahui faktor-faktor runtuhnya kerajaan Turki Usmani.

Page 3: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengaruh Letak Geografis Turki

Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas

wilayah sekitar 814.578 kilometer persegi, 97% (790.200 km

persegi) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar

3% (24.378 km persegi) terletak di benua Eropa. Posisi geografi

yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara Timur dan

Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah.

Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di

Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari

Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern.

Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium

masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di

Turki. Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di

masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada

masa Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal

hingga kini dijadikan museum.

Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi

warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai

peninggalan Dinasti Usmani. Islam di masa kekhalifahan

diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara

manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik,

Sang Pencipta, dan juga suatu sistem sosial yang melandasi

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di

Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia,

berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan

membawa peradaban dua bangsa tersebut. Perkembangan

Page 4: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua

peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi

ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering

menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab.

Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh

bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19.

Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah

menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern.

Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah

mewarnai identitas masyarakat Turki.

Masyarakat Indonesia mengenal Turki sebagai suatu negara

berpenduduk mayoritas Muslim. Kita juga mengenal Turki

sebagai bangsa yang pernah memimpin dunia Islam selama

tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13 hingga jatuhnya

Kekhalifahan Usmani pada awal abad ke-20. Fenomena

kehidupan masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara

Turki yang berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah

negara sekuler, di mana Islam yang telah berfungsi sebagai

agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama

lebih dari tujuh abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh

sistem Barat.

B. Asal Mula Kerajaan Turki Ustmani

Bangsa Turki mempunyai dua dinasti yang berhasil

mengukir sejarah dunia. Pertama, dinasti turki saluk dan kedua

dinasti turki utsmani. Namun akhirnya kerajaan turki saljuk

hancur oleh seragan pasukan mongol, yang nantinya merupakan

moment terbentuknya dinasti turki utsmani.1[1]

Kerajaan Turki Usmani muncul di pentas sejarah Islam pada

periode pertengahan. Masa kemajuan Dinasti ini dihitung dari

mulai digerakkannya ekspansi ke wilayah baru yang belum

1

Page 5: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

ditundukkan oleh pendahulu mereka. keberhasilan mereka

dalam memperluas wilayah kekuasaan serta terjadinya peristiwa-

peristiwa penting merupakan suatu indikasi yang dapat dijadikan

ukuran untuk menentukan kemajuan tersebut.

Pendiri dari kerajaan Turki ini adalah bangsa Turki dari

kabilah Qayigh Oghus salah satu anak suku Turki yang mendiami

sebelah barat gurun Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara

negeri Cina, yang dipimpin oleh Sulaiman. Dia mengajak anggota

sukunya untuk menghindari serbuan bangsa mongol yang

menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti

Khawarizm pada tahun 1219-1220. Sulaiman dan anggota

sukunya lari ke arah Barat dan meminta perlindungan kepada

Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di Transoxiana

(maa wara al-Nahr). Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi

kearah Barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di sana

dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan

mongol Pada abad ke-13 saat Chengis Khan mengusir orang-

orang Turki dan Khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Usman,

yang bernama Sulaeman bersama pengikutnya bermukim di Asia

Kecil. Setelah reda serangan Mongol terhadap mereka, Sulaeman

menyeberangi Sungai Efrat (dekat Allepo). Namun, ia tenggelam

empat putera Sulaeman yang bernama, Shunkur, Gundogdur, al-

Thugril, dan Dundar. Dua puteranya yang pertama kembali ke

tanah air mereka. Sementara dua yang terakhir bermukim

didaerah Asia Kecil.2[2]

Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga yang

dipimpin oleh Ertugril (Erthogrol) ibn Sulaiman. Mereka

mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II dari Dinasti

Saljuk Rum yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia Asia

Kecil.

2

Page 6: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Pada saat itu, Sultan Alauddin II sedang menghadapi bahaya

peperangan dari bangsa Romawi yang mempunyai kekuasaan di

Romawi Timur (Byzantium). Dengan bantuan dari bangsa Turki

pimpinan Erthogrol, Sultan Alauddin II dapat mencapai

kemenangan. Atas jasa baik tersebut Sultan menghadiahkan

sebidang tanah yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu

Erthogrol terus membina wilayah barunya dan berusaha

memperluas wilayahnya dengan merebut wilayah Byzantium.

Pada tahun 1288 Erthogrol meninggal dunia, dan

meninggalkan putranya yang bernama Usman, yang

diperkirakan lahir pada 1258 M. usman inilah yang ditunjuk oleh

Erthogrol untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui

serta didukung oleh Sultan Saljuk pada saat itu. Nama Usman

inilah yang nanti diambil sebagai nama untuk Kerajaan Turki

Usmani. Usman ini pula yang dianggap sebagai pendiri Dinasti

Usmani. Sebagaimana ayahnya, Usman banyak berjasa kepada

Sultan Alauddin II. Kemenangan-kemenangan dalam setiap

pertempuran dan peperangan diraih oleh Usman. Dan berkat

keberhasilannya maka benteng-benteng Bizantium yang

berdekatan dengan Broessa dapat ditaklukkan. Keberhasilan

Usman ini membuat Sultan Alauddin II semakin simpati dan

banyak memberi hak istimewa pada Usman. Bahkan Usman

diangkat menjadi gubernur dengan gelar Bey, dan namanya

selalu disebut dalam do’a setiap khutbah Jum’at. Penyerangan

Bangsa Mongol pada tahun 1300 ke wilayah kekuasaan Saljuk

Rum mengakibatkan terbunuhnya Sultan Saljuk tanpa

meninggalkan putra sebagai pewaris kesultanan. Dalam keadaan

kosong itulah, Usman memerdekakan wilayahnya dan bertahan

terhadap serangan bangsa Mongol. Usman memproklamirkan

kemerdekaan wilayahnya dengan nama Kesultanan Usmani.

Page 7: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Pada awalnya Kerajaan Turki Usmani hanya memiliki

wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan

militer, tidak berapa lama Usmani menjadi kerajaan yang sangat

besar dan bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah

Usmani meninggal pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik

tahta pada Usia 42 tahun. Pada periode ini tentara islam pertama

kali masuk Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk

tiga pasukan utama tentara. Pertama tentara sipahi (tentara

reguler) yang mendapatkan gaji pada tiap bulannya. Kedua,

tentara Hazeb (tentara ireguler) yang digaji pada saat

mendapatkan harta rampasan perang  (Mal al-Ghanimah). Ketiga

tentara jenisari direkrut pada saat berumur 12 tahun,

kebanyakan adalah anak-anak kristen yang dibimbing Islam dan

disiplin yang kuat.3[3]

Sejak saat itu, dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan

penting yang dikuasai oleh seorang penguasa. Yaitu, sebagai

sultan untuk kekuasaan Turki dan sebagai khalifah bagi seluruh

dunia Islam. Sepeninggal Salim I digantikan Sulaiman Agung

1520-1566 M, ia sebagai penguasa Usmani yang berhasil

membawa kejayaan Islam. Ia dijuluki sebagai Sulaeman al-

Qanuni. Sulaeman bukan hanya sultan yang paling terkenal

dikalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke-16 ia adalah

kepala negara yang paling terkenal di dunia. Ia seorang

penguasa yang saleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat

lima kali dan berpuasa dibulan Romadhon, jika ada yang

melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sangsi badan.

Sulaiman juga berhasil menerjemahkan al-Qur’an dalam bahasa

turki.4[4]

3

4

Page 8: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Sekitar dua pertiga abad setelah didirikan di Anatolia pada

1300 dengan mengorbankan kekaisaran Bizantium, dan didirikan

di atas reruntuhan kerajaan Saljuk, kerajaan Turki Utsmani

hanyalah sebuah emirat di daerah perbatasan. Negara ini selalu

diliputi suasana peperangan dan pada saat itu senantiasa dalam

keadaan genting. Ibukota negara ini, pertama kali didirikan pada

1326, adalah Brusa (Bursa). Mendekati 1366, emirat itu telah

berkembang lebih stabil, mendapatkan pijakan yang lebih kokoh

di daratan Eropa, dan berkembang menjadi sebuah kerajaan

besar dengan Adrianopel (Edirna) sebagai ibukotanya.

Penaklukan Konstantinopel pada 1453 yang dipimpin oleh

Muhammad II, Sang Penakluk (1451-1481) secara formal

mengantarkan negara ini pada satu era baru yaitu era kerajaan.5

[5]

Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M.)

sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan.

Dalam hal ini, Syafiq A. Mughni membagi sejarah kekuasaan

Turki Usmani menjadi lima periode, yaitu:

1.    Periode pertama (1299-1402), yang dimulai dari berdirinya

kerajaan, ekspansi pertama sampai kehancuran sementara oleh

serangan timur yaitu dari pemerintahan Usman I sampai

pemerintahan Bayazid.

2.    Periode kedua (1402-1566), ditandai dengan restorasi kerajaan

dan cepatnya pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar.

Dari masa Muhammad I sampai Sulaiman I.

3.    Periode ketiga (1566-1699), periode ini ditandai dengan

kemampuan Usmani untuk mempertahankan wilayahnya.

Sampai lepasnya Honggaria. Namun kemunduran segera terjadi

dari masa pemerintahan Salim II sampai Mustafa II.

5

Page 9: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

4.    Periode keempat (1699-1838), periode ini ditandai degan

berangsur-angsur surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya

wilayah yang di tangan para penguasa wilayah, dari masa

pemerintahan Ahmad III sampai Mahmud II.

5.    Periode kelima (1839-1922) periode ini ditandai dengan

kebangkitan kultural dan administrasi dari negara di bawah

pengaruh ide-ide barat, dari masa pemerintahan Sultan A. Majid I

sampai A Majid II.

C.    Peradaban Pada Masa Kerajaan Turki

Sebelum Tanzimat

Sebagai diketahui Kerajaan Turki Usmani dikepalai oleh seorang Sultan

yang mempunyai kekuasaan temporal atau dunia dan kekuasaan spritual atau

rohani. Sebagai penguasa duniawi ia memakai titel Sultan dan sebagai kepala

rohani umat Islam ia memakai gelar Khalifah.6[6] Dengan demikian Raja Usmani

mempunyai dua bentuk kekuasaan, kekuasaan memerintah negara dan kekuasaan

menyiarkan dan membela Islam.

Dalam melaksanakan kedua kekuasaan di atas Sultan dibantu oleh dua

pegawai tinggi sadrazam untuk urusan pemerintahan dan syaikh al-Islam untuk

urusan keagamaan. Keduanya tidak mempunyai banayak suara dalam soal

pemerintahan dan hanya melaksanakan perintah Sultan. Dikala Sultan

berhalangan atau berpergian ia digantikan sadrazam dalam menjalankan

pemerintahan. Syaikh al-Islam yang mengurus bidang keagamaan dibantu

oleh qadhi askar al-rumali yang membawahi qadhi-qadhi wilayah Usamniyah

bagian Eropa, sedang qadhi askar andulymembawahi qadhi-qadhi wilayah

Usmaniyah di Asia dan Mesir. Dalam melaksanakan tugasnya para qadhi tersebut

merujuk kepada mazhab Hanafi. Hal ini yang disebabkan mazhab yang dipakai

oleh Sultan adalah mazhab Hanafi. Bentuk-bentuk peradilan pada masa ini:

1.Mahkamah Biasa/Rendah (al-Juziyat), yang bertugas menyelesaikan perkara-

perkara pidana dan perdata.

6

Page 10: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

2.Mahkamah Banding (Mahkamah al-Isti’naf), yang bertugas meneliti dan

mengkaji perkara yang berlaku.

3.Mahkamah Tinggi (Mahkamah al-Tamayz au al-Naqd wa al-Ibram), yang

bertugas memecat para qadhi yang terbukti melakukan kesalahan dalam

menetapkan hukum.

4.Mahkamah Agung (Mahkamah al-Isti’naf al-Ulya), yang langsung di bawah

pengawasan Sultan.

Lembaga peradilan (qadha’) pada masa ini belum berjalan dengan baik,

karena terdapat intervensi dari pemerintah, bahkan sistem peradilan dikuasai oleh

kroni-kroni dan pejabat pemerintah. Jadi belum tampak dengan jelas pemisahan

antara urusan agama dan pemerintahan.

Page 11: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Masa Tanzimat (1839-1876 M)

Secara etimologi tanzimat berasal dari kata nazhzhama-yunazhzhimu-

tanzhimat, yang berarti mengatur, menyusun, dan memperbaiki.7[7] Term ini

dimaksudkan untuk menggambarkan seluruh gerakan pembaharuan yang terjadi di

Turki Usmani pada pertengahan abad ke-19. Gerakan ini ditandai dengan

munculnya sejumlah tokoh pembaharuan Turki Usmani yang belajar dari Barat

yaitu bidang pemerintahan, hukum, administrasi, pendidikan, keuangan,

perdagangan dan sebagainya. Tanzimat merupakan suatu gerakan pembaharuan

sebagai kelanjutan dari kemajuan yang telah dilakukan oleh Sultan Sulaiman

(1520-1566 M) yang termasyhur dengan nama al-Qanuni. Namun pembaharuan

yang sebenarnya lebih membekas dan berpengaruh pada masa Sultan Mahmud II

(1808-1839 M). Ia memusatkan perhatiannya pada berbagai perubahan internal

diantaranya dalam organisasi pemerintahan dan hukum. Sultan Mahmud II juga

dikenal sebagai Sultan yang pertama kali dengan tegas mengadakan perbedaan

antara urusan agama dan urusan dunia. Urusan agama diatur oleh syari’at

Islam (tasyr’ al-dini) dan urusan dunia diatur oleh hukum yang bukan

syari’at(tasyri’ madani). Hukum syari’at terletak di bawah kekuasaansyaikh al-

Islam, sedangkan hukum bukan syari’at diserahkan kepada dewan perancang

hukum untuk mengaturnya, hukum yang bukan syari’at ini diadopsi dari Eropa,

Perancis dan negeri asing lainnya. Diantaranya adalah al-Nizham al-Qadha al-

Madani(Undang-undang Peradilan Perdata). Dengan penerapan al-Nizham al-

Qadha al-madani (Undang-undang Peradilan Perdata) dalam peradilan

muncul Mahkamah al-Nizhamiyah yang terdiri dariQadha al-Madani (Peradilan

Perdata) dan Qadha-Syar’i(Peradilan Agama ). Dikotomi lembaga peradilan pada

masa Sultan Mahmud II memberikan indikasi sudah adanya pemisahan urusan

agama dan urusan dunia. Kemunculan tanzimat dilatarbelakangi oleh:

1. Khusus bidang hukum terjadinya persentuhan hukum Barat dan hukum Islam

2. Muncul para tokoh tanzimat yang ingin membatasi kekuasaan Sultan yang absolut.

7

Page 12: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Disamping itu pada masa ini kondisi masyarakat terdiri dari tiga lapisan

yaitu:

1. Tradisional, yang mempertahankan dan membangun pemikiran berdasarkan fiqh

dan berpijak pada mazhab yang ada. Karena fiqh dianggap telah mapan dan

sempurna sehingga mereka berpendapat mazhab ini harus dikembangkan dan

disosialisasikan.

2. Modernisme, yang menawarkan agar fiqh perlu diseleksi dan dikembangkan

sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

3. Reformasi, melontarkan gagasan, bahwa fiqh yang ada tidak mampu merespon

berbagai perkembangan yang muncul sebagai akses perkembangan zaman dan

kebutuhan manusia yang multi dimensionalitas. Oleh karena itu diperlukan fiqh

baru, yang menafsirkan nash secara kontekstual.

Agaknya keadaan masyarakat ini juga mempengaruhi munculnya

pembaharuan lebih-lebih lapisan modernisme dan reformasi. Realisasi

pembaharuan ini dimulai dengan diumumkannya Piagam Gulhane (Khatt-i Syarif

Gulhane) pada tanggal 3 Nopember 1839 M, kemudian ditindaklanjuti dengan

dikeluarkannya Piagam Humayun (Khatt-i Syarif al-Humayun) pada tahun 1856

M. Gerakan ini terjadi pada masa Sultan Abdul Majid (1839-1861 M) putra Sultan

Mahmud II. Piagam Gulhane berisikan berbagai bentuk perubahan yang pada

masa permulaan kerajan Turki Usmani, syari’at Islam dan Undang-undang Negara

dipatuhi, sehingga negara menjadi kokoh dan kuat. Untuk kembali pada masa

tersebut, maka perlu diadakan perubahan-perubahan yang membawa kepada

pemerintahan yang baik, yaitu:

1. Terjaminnya ketentraman hidup, harta kehormatan dan warga negara.

2. Peraturan mengenai pemungutan pajak.

3. Peraturan mengenai kewajiban dan lamanya dinas meliter.

Selanjutnya dijelaskan bahwa tertuduh akan diadili secara terbuka dan

sebelum pengadilan pelaksanaan hukuman mati dengan racun dan jalan lain tidak

dibolehkan. Pelanggaran terhadap kehormatan seseorang juga tidak

diperkenankan. Hak milik terhadap harta dijamin dan tiap orang mempunyai

kebebasan terhadap harta yang dimilikinya. Ahli waris dari yang kena hukuman

Page 13: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

pidana tidak boleh dicabut haknya untuk mewarisi, dan demikian pula harta yang

kena hukuman pidana tidak boleh disita. Melihat muatan Piagam Gulhane ini

terlihat adanya usaha pembaharu untuk melakukan rekonsiliasi antar muslim

tradisional dengan kemajuan, serta institusi-institusi baru yang tidak bertentangan

dengan hukum Islam, bahkan bisa menampung kebutuhan mereka. Menjamin

keamanan hidup, ketenangan, jaminan kepemilikan. Satu hal yang penting dalam

piagam ini adalah adanya ketentuan bahwa aturan-aturan itu berlaku untuk semua

lapisan masyarakat dan semua golongan agama tanpa ada pengecualian. Atas

dasar piagam ini, maka terjadi beberapa pembaharuan dalam berbagai institusi

kemasyarakan Turki Usmani. Diantaranya dalam bidang hukum dirumuskannya

kodifikasi hukum perdata oleh Majelis Ahkam al-Adliyah dan hukum pidana.

Sedang dibidang pemerintahan adanya sistem musyawarah dan di bidang

pendidikan adanya pemisahan antara pendidikan umum dan agama, serta

kekuasaan pendidikan umum dilepaskan dari kekuasaan ulama. Pada masa ini

mulai masuk pengaruh sistem pendidikan Barat. Agaknya sejak saat ini

pemisahan pendidikan antara hukum dan agama ini berlaku sampai sekarang.

Selanjutnya pada tahun 1856M Sultan Abdul Majid mengumumkan belakunya

piagam Humayun yang lebih banyak mengandung pembaharuan terhadap

kedudukan orang Eropa dan non muslim yang berada di bawah kekuasaan Turki

Usmani, sehingga antara orang Eropa dan rakyat Islam Turki tidak ada perbedaan

lagi artinya mereka mempunyai hak yang sama dalam hukum. Walaupun piagam

Humayun dikeluarkan untuk memperkuat keberadaan piagam Gulhane, namun

jika diperhatikan lebih jauh piagam ini memberikan hak dan jaminan kepada

bangsa Eropa untuk semakin memantapkan keberadaan di Turki Usmani. Sikap

pro-Barat ini pada akhirnya membawa kelemahan terhadap kerajaan Turki

Usmani dalam menghadapi Eropa.

Dapat dipahami bahwa perkembangan tasyri’ pada masa tanzimat di

kerajaan Turki Usmani banyak dipengaruhi oleh hukum dari Barat, artinya telah

bercampur hukum Islam dengan hukum Barat. Sedangkan Piagam Gulhane

menyatakan penghargaan tinggi pada syari’at Islam tetapi juga mengakui perlunya

diadakan sistem baru. Hukum baru yang disusun banyak dipengaruhi oleh hukum

Page 14: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Barat. Apalagi piagam Humayun yang secara tegas diperlakukan untuk non Islam

dan Eropa. Pada masa ini telah ditetapkan pedoman hakim dalam menetapkan

hukum, yaitu dengan dikeluarkannya Undang-undang Dusturiyah pada tahun

1293 H/1877 M. Sehingga terhindar dari hawa nafsu dan keinginan pribadi dalam

menetapkan hukum. Dan juga didirikan Mahkamah al-Tamyiz (al-Naqdu) yang

merupakan lembaga yang diberi wewenang untuk memecat para qadhi yang

melakukan perbuatan yang melanggar hukum, karena dianggap tidak

melaksanakan tugas sesuai yang ditetapkan. Namun pada akhirnya lembaga yang

didirikan serta undang-undang yang berlaku sebagaimana mestinya karena ada

unsur korupsi dan kolusi dalam pemerintahan. Kondisi ini menjadikan peradilan

seperti barang dagangan yang diperjualbelikan.

Kerajaan Turki usmani merupakan salah satu kerajaan Islam

yang bertahan lama yang mampu mengembangkan peradaban

dalam berbagai hal. Selain pembangunan dalam bentuk fisik,

perkembangan pesat juga terjadi dalam hal pemikiran.

A.    Bidang Pendidikan

Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para

pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani membawa

dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam

perkembangan wilayah Turki Usmani dapat diraihnya dengan

cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa

penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan

perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan

dalam negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-

1451M).

Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada

masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak lanjuti

oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan

Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah

satu arah timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada

Page 15: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

disekitar Turki Usmani itu, sehingga Sulaiman berhasil

menguasai wilayah Asia kecil.

Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani

yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-

kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting,

diantaranya dalam bidang pendidikan.

Salah satu lembaga yang maju pada masa turki usmani

adalah madrasah, didorong dengan mempelajari beragam ilmu

pengetahuan. Lembaga pendidikan berserak saat

berlangsungnya pemerintahan Turki Usmani. Salah satunya

adalah madrasah. Bukan hanya kuantitas bangunan yang

menjadi perhatian, juga kualitas pendidikan. Terobosan

bermakna dalam hal ini adalah perumusan kurikulum. Kurikulum

yang diberlakukan di madrasah berkembang secara dinamis

menuju ke arah lebih baik. Salah satu hal yang berlaku dalam

proses pengajaran di madrasah Turki Usmani adalah mendorong

para siswa untuk mengakses sebanyak mungkin buku yang

membahas beragam bidang ilmu.

Hal ini merupakan uraian perinci dari tujuan utama

pendirian lembaga pendidikan berupa madrasah. Yaitu,

melahirkan siswa Muslim yang memiliki banyak pengetahuan

dan memegang teguh nilai-nilai moral yang baik dan benar.

Madrasah digiring untuk menciptakan para siswa yang pandai

sekaligus baik hati dan berbudi luhur. Pada masa pemerintahan

Sultan Suleiman, terdapat kode hukum yang menjabarkan secara

umum mengenai tujuan pendidikan.Disebutkan dalam kode

hukum itu bahwa tujuan pendidikan adalah guna memahami

misteri penciptaan dan membangun sebuah negara yang

berjalan secara teratur dan baik. Ini diyakini akan menjamin

kelestarian, ketertiban, dan kesejahteraan umat manusia. Tujuan

Page 16: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

lainnya, pendidikan menjadi sebuah sarana untuk menuai ilmu

pengetahuan dan kebijaksanaan. Lalu, mendapatkan penjelasan

mengenai kebajikan, bakat, dan agama, hingga akhirnya para

siswa memiliki kapasitas yang baik. Sejumlah sumber

menyebutkan mengenai penetapan tujuan dan kurikulum

pendidikan di madrasah itu. Di antaranya, berasal dari

cendekiawan Ahmed bin Isameddin, yang hidup pada abad ke-

16. Bahkan, ia merupakan seorang pengajar di madrasah.

B.     Bidang kemiliteran

Para pemimpin kerajaan Usmani pada masa-masa pertama

adalah orang-orang yang kuat sehingga dapat melakukan

ekspansi dengan cepat dan luas. Kemajuan kerajaan Usmani

tidak semata mata karena keunggulan politik para pemimpinnya.

Faktor-faktor tersebut adalah keberanian, keterampilan,

ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur

kapan dan dimana saja.

Strategi yang dilakukan diantaranya adalah:

1.      Kekuatan militer diorganisasi dengan baik dan teratur. Untuk

pertama kali dilakukan ketika terjadi kontak senjata dengan

Eropa yang mencapai kemenangan. Ekspansi kerajaan ini

pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke Eropa Timuryang

belum masuk dalam wilayah kekuasaan dan agama islam.

2.      Mengadakan perombakan besar-besaran dalam tubuh militer.

Hal ini dilakukan Orkhan ketika kesadaran prajuritnya menurun.

3.      Pembaharuan dalam tubuh organisasi militer oleh Orkhan tidak

hanya dalam bentuk mutasi personil-personil pimpinan, tetapi

juga diadakan perombakan dalam keanggotaan. Bangsa-bangsa

non-Turki dimasukkan sebagai anggota, anak-anak Kristen yang

masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam suasana Islam

untuk dijadikan prajurit. Program ini ternyata berhasil dengan

Page 17: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

terbentuknya kelompok militer baru yang disebut

pasukan Jenissariatau Inkisyariah. Pasukan Inkisyariah adalah

tentara utama Dinasti Usmani yang terdiri dari bangsa Gerrgia

dan Armenia yang baru masuk islam.8[8] Pasukan inilah yang

dapat mengubah Negara Usmani menjadi mesin perang yang

paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam

penaklukkan negeri-negeri non muslim.

4.      Disamping  Jenissari,  ada lagi prajurit dari tentara kaum

feudalyang dikirim kepada pemerintah pusat yaitu kelompok

militer Thaujiah. Kelompok ini mempunyai peranan yang besar

dalam perjalanan Tuki Usmani terutama dalam pembenahan

Angkatan laut. Sehingga pada abad ke-16 angkatan laut Turki

Usmani mencapai puncak kejayaannya.

5.      Tabiat bangsa turki  yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh

terhadap peraturan yang diwarisi dari nenek moyangnya di Asia

Tengah menyebabkan fokus kegiatan mereka juga lebih

menonjol dalam bidang militer.

6.      pasukan  Turki terus diperbesar dengan merekrut pendatang-

pendatang baru orang-orang Turkmen dari timur, yang ingin

menjadi ghazi atau prajurit iman melawan orang Kristen, dan

dari ghazi-ghazi inilah dinasti Usmnaniyyah mendapatkan tradisi

militer dan semangat yang member jalan baginya untuk

berkembang dan maju dan akhirnya mencaplok semua

kesultanan Turki lainnya yang lebih statis.

C.    Bidang Budaya dan Sosial

Adapun mengenai budaya sosial, budaya Turki Usmani 

sangat di pengaruhi oleh tiga budaya. Dari kebudayaan persia

mereka mengambil ajaran tentang etika dan tata krama dalam

istana. Ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi , sosial,

kemasyarakatan, dan keilmuan mereka mengambil dari Bangsa

8

Page 18: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Arab. Sedangkan pemerintahan dan organisasi kemiliteran

mereka banyak dapat dari Bizantium.

Dalam menjalankan ilmu pemerintahan, pemimpin turki

Usmani menggunakan dua gelar sekaligus yaitu khalifah dan

sultan. Khalifah sebagai simbol penguasa dunia dan khalifah juga

symbol sebagai penguasa spritual (agama). Secara praktis,

pemimpin turki Usmani memiliki dua pembantu utama.

1.    Mufti atau Syaykh al-Islam yang berwenang mewakili pemimpin

turki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual.

2.    Shadhr al- A’zham (perdana mentri) yang berwenang mewakili

pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan duniawi.

Ulama dan sejumlah karyanya yang dihasilkan pada masa

Turki Usmani adalah:

1.      Mustafa Ali (1541-1599), ahli sejarah. Diantara karyanya adalah

Kunh al-Akhbar, yang berisi sejarah dunia dari Adam As sampai

Yesus, sejarah Islam awal hingga Turki Usmani.

2.      Evliya Chelebi (1614-1682), ahli ilmu sosial. Diantara karyanya

adalah Seyabat Name (buku pedoman perjalan) yang berisi

tentang masyarakat dan Turki Usmani.

3.      Arifi (1561), sejatawan istana. Diantara karyanya adalah Shah-

name –I al-Osman yang berisi cerita tentang keluarga raja-raja

Usmani.

Selain meninggalkan buku-buku sebagai kekayaan sejarah,

Turki Usmani juga meninggalkan sejumlah bangunan yang

memperlihatkan keunggulan penguasaan teknologi pada

zamannya. Masjid Aya Sophia, Masjid Agung Sultan Muhammad

Al-Fatih, masjid Abu Ayub Al-Anshari, masjid Byazid dan masjid

Sulaiman al-Qanuni, merupakan masjid yang berasitektur tinggi

dengan menggunakan “kubah batu” yang menggambarkan

persaingan antara Islam dengan Kristen.

Page 19: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

D.    Bidang Keagamaan 

Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan

besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di

golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat

terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum

yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot

berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani.

1)   Adanya jabatan Mufti sebagai Pejabat urusan agama tertinggi,

yang memiliki kuasa legitimasi dalam hukum kerajaan.

2)   Dalam bidang Tasauf berkembang tiga tarekat besar yang

memberikan dukungan kuat bagi kerajaan:

a)    Tarekat Baktasyi, Tarekat ini dibawa oleh Ahmad Yasawi (1169

M) dan pengikutnya pernah menjadi tentara yang sangat

tangguh dalam berbagai penaklukan yang dilakukan oleh

kerajaan Turki Usmani.

b)   Tarekat Maulawiyah, tarekat ini dibawa oleh Jalaluddin Rumi

(1273 M), ia memperkenalkan sama’, sebuah tarian untuk

mendekatkan diri kepada Allah dengan zikir tertentu.

c)    Tarekat Naqsabandiyah, tarekat ini memperkenalkan zikir khafi

(diam/tidak bersuara) dan masih berkembang sampai saat ini.

E. Bidang Ekonomi

Tercatat beberapa kota yang maju dalam bidang industri

pada waktu itu di antaranya: Mesir sebagai pusat produksi kain

sutra dan katun. Anatoli selain sebagai pusat produksi bahan

tekstil dan kawasan pertanian yang subur, juga menjadi pusat

perdagangan dunia pada saat itu.

Orang Turki terkenal pandai berbaur dengan masyarakat

bangsa-bangsa lain, mereka terbuka dengan berbagai

kebudayaan. Sementara itu Usmani mempunyai wilayah

kekuasaan yang sangat luas. Maka, latar belakang ini

Page 20: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

menyebabkan kebudayaan Usmani bercorak pluralistik. Diamna

antara dipusat dengan didaerah, atau antara didaerah lai, bisa

berbeda. Diantara unsur kebudayaan yang paling menonjol

disana adalah kebudayaan Persia, Bizantine, dan Arab.

Kebudayaan persia lebih banyak menyumbangkan aspek-aspek

etika terutama etika kehidupan istana. Sedang kebudayaan

Bizantine lebih menonjolkan organisasi pemerintahan dan

kemiliteran. Ajaran-ajaran tentang ekonomi, sosial dan

kemasyarakatan, keilmuan dan bahasa diambil dari bangsa

Arab.9[9] Sebagai  bangsa yang berdarah militer, Usmani lebih

menonjolkan kegiatan dibidang kemiliteran, sedangkan dalam

bidang ilmu pengetahuan tidak begitu menonjol. Meskipun

demikian, dalam batas-batas tertentu seni arsitektur Islam tidak

luput dari perhatian Usmani. Masjid jami’ Sultan Muhammad al-

Fatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid Abi Ayyub al-Anshari

dibangun dengan mempertimbangkan unsur-unsur seni seperti

hiasan kaligrafi Arab yang indah.

Dalam bidang keagamaan, Usmani sangat memperhatikan

kehidupan keagamaan dimasyarakat. Khususnya dalam aspek-

aspek sosial keagamaan dan pelaksanaan hukum-hukum Agama.

Kekhalifahan ini lebih bercorak keagamaan, sehingga ia sendiri

sangat terikat dengan syari’at sehingga fatwa ulama menjadi

hukum yang berlaku. Ulama menjadi sangat penting, khususnya

ketika masa-masa kejayaan Usmani. Dari sisi ilmu-ilmu Agama,

sebenarnya kurang berkembang, justru sebaliknya, kehidupan

bermadzhab lebih menonjol sebagai salah satu tanda bahwa

masyarakat merasa cukup dengan ilmu-ilmu agama yang pernah

dibangun oleh para ulama terdahulu dimasa Bani Abbas.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengarui Kemunduran Dan

Kejatuhan Turki Utsmani

9

Page 21: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

1. Wilayah kekuasaan yang terlalu luas

 Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada

kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan

dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca

pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi

pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya

penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa

mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini

menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah

direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.10

[10]

2.   Heterogenitas penduduk

Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari

berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan

negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas

penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka

jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan

bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan

Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi

pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan

pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan

mempunyai perangsai yang jelek.

3.   Kelemahan para penguasa

Penguasa yang tidak cakap Setelah sultan Sulaiman II al-

Qanuni. Kelemahan ini lebih disebabkan masuknya sikap

hedonisme di kalangan istana, seperti suka bermewah-mewahan,

minum-minuman kras, dan wanita penghibur, hal ini

menimbulkan perselisihan dilingkungan istana.

5.      Budaya Pungli

10

Page 22: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi

moral terutama dikalangan pejabat yang sedang

memperebutkan kekuasaan (jabatan).

6.   Pemberontakan-Pemberotakan Tentara Jenissari

Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu

pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa

belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi

dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan

golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-

pemberontakan.

7.   Merosotnya Ekonomi

Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka

biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun

sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun

merosot

8.   Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan 

Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga

keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani

kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini

karena hanya mengutamakan pengembangan militernya.

Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu

dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup

menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.

Page 23: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

BAB III

ANALISIS

Dalam kurun waktu 6 abad berkuasa, kerajaan turki usmani

telah diakui oleh sejarah sebagai kerajaan islam terbesar dan

terlama dibanding dengan kerajaan islam lainnya. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa hal penting sehingga kerajaan ini

mampu bertahan sedemikian lamanya. Penulis ingin

menganalisis dari bebagai aspek, yaitu:

Sistem sosial masyarakat, salah satu kunci kesuksesan dan

keberhasilan turki usmani adalah adanya persatuan di antara

masyarakatnya yang begitu banyak, (pada tahun 1520 jumlah

penduduk kerajaan turki usmani adalah 11,692,480 peduduk).

Persatuan ini oleh pemerintah diwadahi dalam bentuk organisasi

keagamaan bernama millet. Millet adalah kelompok agama yang

diperbolehkan membangun komunitasnya sendiri di bawah

peraturan dan perlindungan kerajaan turki usmani. pluralitas

yang diberikan pada rakyatnya mampu memberikan rasa

persatuan bagi rakyat dari berbagai wilayah yang ditaklukannya

sehingga, semua masyarakatnya bersatu. Namun pada akhirnya

sistem ini runtuh bersamaan dengan munnculnya paham

nasionalisme yang disebarkan oleh bangsa barat, yang memang

bertujuan menyerang dari dalam masyarakatnya. Sehingga

setiap wilayah / kerajaan kecil yang ditaklukannya mulai

memberontak dari dalam atas semangat nasionalisme mereka,

masyarakat kerajaan turki usmani pun kemudian terpecah belah,

setelah sebelumnya bersatu, bahkan kerajaan turki usmani

mendapat julukan “The Sickman Europe” (Orang Eropa yang

sakit). Hal ini kemudian ingin dihilangkan dengan memberikan

paham pan-turkisme, paham untuk menyatukan seluruh

Page 24: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

masyrakat turki, namun paham ini tidak bisa diterima rakyat,

berlanjut dengan paham pan-islamisme oleh Sultan Abdul Hamid

II, paham yang menyerukan umat islam bersatu secara politik,

persatuan ini diwujudkan berupa pengakuan sultan turki usmani

sebagai khalifah umat islam, gagasan ini berhasil mendapat

simpati umat islam untuek beberapa tahun. Namun perlawanan

barat tidak berhenti sampai di situ, kartu As terakhir mereka

adalah mengusung paham demokrasi yang kemudian mengakhiri

kerajaan turki usmani dan memunculkan republik turki yang

dipelopori oleh Mustafa kemal attaturk.

Kekuatan militer, berbeda dengan kerajaan-kerajaan islam

sebelumnya, kerajaan turki usmani, mulai dari raja pertamanya

Usman hingga raja terhebatnya Sulaiman Al Qanuni, lebih

memfokuskan pada perkembangan militer. Hal ini dikarenakan

bangsa turki terkenal sebaga bangsa yang berdarah militer,

sehingga semangat militernya sangat kuat, untuk itu sebagian

besar APBN kerajaan dipergunakan untuk membiayai prajurit

perang daripada untuk keperluan lain, seperti agama, ilmu

pengetahuan dan lain-lain. Bahkan untuk memperbanyak

prajurit, raja kedua turki usmani, Orkhan mengangkat Bangsa-

bangsa non-Turki sebagai prajurit, bahkan anak-anak Kristen

yang masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam suasana

Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini ternyata berhasil

dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut

pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat

mengubah negara Usmani menjadi mesin perang yang paling

kuat, dan memberikan dorongan yang amat besar dalam

penaklukkan negeri-negeri non muslim. Hal ini menjadikan

kerajaan ini lebih kuat dibandingkan kerajaan-kerajaan lain,

sehingga semakin banyak wilayah yang ditaklukkan maka

Page 25: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

semakin banyak pula prajurit-prajurit baru yang dapat dilatih

untuk dijadikan tentara islam. Jadilah kerajaan turki usmani

kerajaan yang hebat dan berwilayah yang luas.

Sistem pemerintahan, saat wilayah semakin luas, tentunya

sistem pemerintahan harus hebat juga, dalam mengelola wilayah

yang luas sultan-sultan Turki Usmani senantiasa bertindak tegas.

Sulaiman Al Qanuni menerapkan sistem pemerintahan

pembagian wilayah kekuasaan, sehingga dalam struktur

pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh

shadr al-a’zham (perdana menteri), yang membawahi pasya

(gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. Di bawahnya

terdapat beberapa orang al-zanaziq atau al-’alawiyah (bupati).

Hal ini menjadikan kerajaan turki usmani pada masa sulaiman Al-

Qanuni bisa mengatur wilayah yang sedemikian besarnya.

Ilmu pengetahuan, meskipun kerajaan turki usmani hebat

dalam hal sistem militer dan sistem pemerintahan, namun

mereka tidak terlalu memperhatikan ilmu pengetahuan, yang

sebenarnya bisa lebih memperkuat tenaga militer. APBN Negara

sebagian besar dipergunakan untuk membiayai pendidikan

militer bangsa-bangsa non-turki untuk dijadikan prajurit islam

yang kuat, sehingga hanya sedikit yang dipergunakan untuk

perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini merupakan kelemahan

tersendiri bagi mereka. Berbeda dengan kerajaan-kerajaan barat

yang lebih memfokuskan perhatian pada ilmu pengetahuan,

sehingga perkembangan ilmu pengetahuannya berkembang

pesat, yang kemudian memperkuat militer dengan senjata-

senjata api baru, yang tidak dimiliki oleh turki usmani. ketika

bangsa turki usmani diserang oleh bangsa barat dengan senjata

baru mereka, bangsa turki usmani mulai kekualahan. Sehingga

pasca kehebatan dan wilayahnya yang luas, sedikit demi sedikit

Page 26: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

kerajaan ini mulai digerogoti, baik dari luar kerajaan maupun dari

dalam kerajaan (pemberontak).

Munculnya kaum elit, bahwa raja-raja setelah sulaiman al

qanuni, kurang bisa mengatur pemerintahannya, bahkan

ditambah lagi munculnya kaum elit kapitalis di wilayah

pemerintahan, sehingga individualitas antar pemimpin dan

golongan-golongan elit semakin tumbuh, yang berlanjut dengan

penumpukan harta umtuk kepentingan masing-masing, hal ini

dimanfaatkan oleh Negara-negara yang telah dikuasainya untuk

memerdekakan diri, mereka tidak mau lagi dimanfaatkan

tenaganya oleh bangsa turki untuk dijadikan tentara, disamping

itu serangan-serangan barat pada wilayah terluar kerajaan juga

semakin memperburuk suasana pemerintahan, anggaran dana

yang seharusnya dipergunakan untuk memperkuata pertahanan

militer Negara sebagian besar dikuasai dan dimonopoli oleh

kaum elit kerajaan, hal ini mengakibatkan semangat berperang

prajurit melemah karena tidak adanya dana untuk peperangan

yang memadai, sehingga perlahan-lahan wilayah kerajaan mulai

mengalami penyusutan, hingga pada tahun 1924 kerajaan turki

usmani berubah menjadi republik turki.

Page 27: Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Turki Usmani

BAB IV

KESIMPULAN

Kerajaan turki utsmani merupakan kerajaan yang dipimpin oleh

40 sultan. Pada abad pertengahan memang masa yang paling

bersejarah bagi bangsa arab, bahkan kemunduran bagi bangsa

barat, dalam segi pandang kerajaan, kekuasaan wilayah adalah

yang terpenting. Turki utsmani yang memimpin selama kurang

lebih 6 abad memberikan bukti kejayaannya sampai ke Eropa,

akan tetapi dari stagnanisasi bangsa utsmani mereka lebih

memajukan kemiliteran mereka dari pada pendidikannya, bagi

mereka kemiliterannya adalah satu hal yang terpenting yang

harus dimiliki oleh seorang pemimin, dengan orientasi penalukan

konstantinopel, membuat mereka menjadi bersemangat untuk

menjadikan kerajaan turki utsmani menjadi symbol kejayaan

islam.

Penyimpangan orientasi mereka ini membuat terlena dengan

keluasan wilayah sehingga membuat mereka meninggalkan

perkembangan pendidikan mereka. Berbeda dengan bangsa

Eropa yang telah mengugguli mereka, kemunduran kerajaan

turki utsmani ini terlihat dari bagian bagian wilayah yang

dikuasai oleh turki utsmani ini mulai tergerak ingin merubah

hidupnya menjadi yang lebih baik dan muncul paham

kapitalisme individual sehingga sebagian mereka ingin

melepaskan diri.  Tampaknya pengaruh barat mulai

mendapatkan hasil dengan kelemahan kerajaan turki ini, dan

terlahir paham-paham yang ingin membebaskan, sehingga

paham turki sendiri tidak dapat menghalangi mereka.