sdpi 2.docx

28
MK. Sumberdaya Perikanan (MSP 332) Senin, 08Oktober 2012 Meilita Syarifah (C24090012) Sumberdaya Ikan Air laut (Epinephelus fuscoguttatus, Epinephelus tauvina, Epinephelus corallicola, Plectropomus leopardus, Cromileptes altivelis, Epinephelus lanceolatus) Kelompok 5 Anggota : Azhar Muttaqin (C54100020) Nyimas Siti Evi S (C54100022) Diwa Perkasa (C54100071) Novi Dwi I (C54100093)

Upload: azhar-muttaqin

Post on 05-Dec-2014

184 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: sdpi 2.docx

MK. Sumberdaya Perikanan (MSP 332) Senin, 08Oktober 2012

Meilita Syarifah (C24090012)

Sumberdaya Ikan Air laut

(Epinephelus fuscoguttatus, Epinephelus tauvina, Epinephelus corallicola,

Plectropomus leopardus, Cromileptes altivelis, Epinephelus lanceolatus)

Kelompok 5

Anggota :

Azhar Muttaqin (C54100020)

Nyimas Siti Evi S (C54100022)

Diwa Perkasa (C54100071)

Novi Dwi I (C54100093)

Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

2012

Page 2: sdpi 2.docx

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia terdiri dari

gugusan pulau-pulau sebanyak 17.508 dengan luas perairan laut Indonesia

diperkirakan sebesar 5,8 juta km2 dan panjang garis pantai 95.181 km, keadaan

yang demikian menyebabkan Indonesia banyak memiliki potensi yang cukup

besar di bidang perikanan, mulai dari prospek pasar baik dalam negeri maupun

internasional.

Subsektor perikanan merupakan salah satu subsektor pembangunan yang

memiliki peranan yang cukup strategis dalam perekonomian nasional, bahkan

subsektor ini merupakan salah satu subsektor penerimaan devisa negara yang

penting. Pembangunan perikanan sebagai bagian dari pembangunan nasional,

diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan dan cita-cita luhur bangsa

Indonesia dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Harapan untuk

menjadikan subsektor ini sebagai pendukung dalam pencapaian tujuan tersebut

didasarkan pada potensi perikanan laut yang dimiliki.Kekayaan Indonesia berupa

sumberdaya perikanan yang sangat luas menjadi modal dasar dalam pembangunan

nasional sekaligus memiliki potensi yang sangat besar bagi pembangunan

kelautan dan perikanan.

Komoditas ikan laut jenis kerapu merupakan komoditas andalan dan

permintaan dari pasar eksport (Singapura dan Hongkong) dari tahun ketahun terus

meningkat.  Salah satu jenis ikan yang memiliki prospek cerah untuk

dibudidayakan adalah ikan kerapu. Ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis)

merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta

memilih peluang pasar dalam dan luar negeri yang sangat baik. Ikan kerapu ini

sudah menjadi menu istimewa di hotel dan restoran terkemuka, baik di Indonesia,

Hongkong, Taiwan, Jepang maupun Singapura. Permintaan pasar internasional

akan ikan kerapu yang cenderung terus meningkat, memberikan peluang besar

bagi Indonesia untuk meningkatkan hasil tangkapannya (Kordi, 2001).

Page 3: sdpi 2.docx

Selain mendorong pertumbuhan ekspor, pengembangan budidaya kerapu

juga menjadi elternatif solusi dalam permasalahan penurunan populasi di alam

akibat penangkapan yang intensif dan kerusakan terumbu karang sebagai habitat

ikan kerapu (Sudirman, 2008)

Berkembangnya pasaran ikan kerapu hidup karena adanya perubahan

selera konsumen dari ikan mati atau beku kepada ikan dalam keadaan hidup, telah

mendorong masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar ikan kerapu melalui

usaha budidaya. ikan kerapu (Epinephelus spp.) telah dilakukan dibeberapa

tempat di Indonesia, namun dalam proses pengembangannya masih menemui

kendala, karena keterbatasan benih.

Dari informasi pasar diketahui permintaan kerapu baik ukuran kecil

sebagai ikan hias maupun ukuran konsumsi terus meningkat. Kerapu tikus ukuran

kecil (4 – 5 cm) laku dijual dengan harga Rp 7000/ekor, sedangkan ukuran

konsumsi dengan berat 400 – 500 gram/ekor laku dijual di pasar lokal dengan

harga tahun 2000 sekita Rp 250.000 – Rp 300.000/Kg, bahkan untuk pasar ekspor

seperti Hongkong, Taiwan dan Cina harga kerapu ukuran konsumsi sekitar US$

55/Kg (Akbar dan Sudaryanto, 2002).

Perdagangan ikan kerapu khususnya untuk tujuan ekspor sudah berjalan

cukup lama, dengan mengandalkan pasokan dari hasil tangkapan. Hal ini telah

mendorong intensitas eksploitasi penangkapan ikan kerapu dengan berbagai cara,

sehingga seringkali berpotensi merusak terumbu karang yang merupakan habitat

alami ikan kerapu. Menyadari fenomena meningkatnya kerusakan terumbu

karang yang dapat mengancam kelestarian stok ikan di alam serta untuk menjaga

kontinyuitas pasokan ikan kerapu hidup khususnya untuk tujuan ekspor.

Pemerintah telah membuat kebijakan untuk mengembangkan teknologi budidaya

ikan kerapu yang meliputi perbenihan (hatchrey) di bak kontrol dan pembesaran

pada Keramba Jaring Apung (KJA).

Page 4: sdpi 2.docx

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui biologi dan fisiologi dari berbagai jenis ikan kerapu yang

meliputi system reproduksi, sistem pencernaan, dan sistem ekskresi.

2) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang berbagai jenis ikan

kerapu.

Page 5: sdpi 2.docx

2. Sumberdaya Ikan

2.1 Ikan Kerapu Macan

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Chondrichthyes

Ordo : Percomorphi

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus Gambar 1.Epinephelus fuscoguttatus

Spesies: Epinephelus fuscoguttatus

Nama dagang : brown marble grouper, flowery cod, blotchy rock cod,

carpet cod, akamadaharata, lo fu pan

Nama lokal: garopa, kerapu macan, kerapu

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan ikan karang

yang tergolong dalam famili Serranidae, tubuhnya dipenuhi sisik yang berukuran

kecil yang berbentuk sikloid. Nama kerapu diberikan biasanya untuk empat genus

Serranidae yaitu Epinephelus, Variola, Plectropampus dan Cromileptes. Di

Indonesia Epinephelus sendiri mempunyai 38 species.

Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk badan yang

pipih memanjang dan agak membulat (Direktorat Jendral Sudirman Perikanan

Deperteman Pertanian 1979). Mulut lebar dan di dalamnya terdapat gigi kecil

yang runcing (Kordi 2001). Direktorat Jendral Perikanan Depertemen Pertanian

(1979), menjelaskan bahwa rahan bawah dan atas dilengkapi dengan gigi yang

berderet 2 baris lancip dan kuat. Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)

mempunyai jari-jari sirip yang keras pada sirip punggung 11 buah, sirip dubur 3

buah, sirip dada 1 buah dan sirip perut 1 buah. Jari-jari sirip yang lemah pada sirip

puggung terdapat 15-16 buah, sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip

perut 5 buah. Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki warna seperti

Page 6: sdpi 2.docx

sawo matang dengan tubuh bagian verikal agak putih. Pada permukaan tubuh

terdapat 4-6 pita vertical berwarna gelap serta terdapat noda berwarna merah

seperti warna sawo (Kordi 2001).

2.1.2 Habitat dan Pola Distribusi

Menurut Heamstra dan Ramdall (1993), ikan kerapu macan (Epinephelus

fuscoguttatus) merupakan kelompok yang hidup di dasar perairan berbatu dengan

kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang mengandung koral. Selama siklus

hidupnya memiliki habitat yang berbeda- beda pada setiap fasenya, ikan kerapu

macan (Epinephelus fuscoguttatus) mampu hidup di daerah dengan kedalaman

0.5-3 meter pada area padang lamun, selanjutnya menginjak dewasa akan

berpindah ke tempat yang lebih dalam lagi, dan perpindahan ikan berlangsung

pada pagi hari atau menjalan senja. Menurut Tampu Bolon dan Mulyadi (1989)

menjelaskanbahwa telur dan larva ikan kerapu macan bersifat pelagis sedangkan

ikan kerapu muda hingga dewasa bersifat domersal. ikan kerapu macan

(Epinephelus fuscoguttatus) bersifatnoktur nal, dimana pada siang hari lebih

banyak bersembunyi pada liang-liang karang dan akan beraktifitas pada malam

hari unuk mencari makanan. Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)

tersebar merata dari laut pasifik hingga ke laut merah tetapi lebih dikenal berasal

dari teluk persi, Hawai, atau Pholynesia. Ikan kerapu macan terdapat hampir

semua perairan pulau tropis Hindia dan samudra pasifik barat dari pantai timur

Afrika sampai dengan Mozambika, selain itu juga ditemukan di Madagakar dan

lain-lain.

Page 7: sdpi 2.docx

Gambar 2. Peta Distribusi Epinephelus fuscoguttatus

2.1.3 Alat Tangkap

Sama halnya dengan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang lainnya, Ikan

Kerapu lumpur ini biasa ditangkap dengan menggunakan perangkap bubu yang

tergolong alat tangkap ramah lingkungan.

2.1.4 Pemanfaatan Ekonomis dan Ekologis (Potensi , nilai produksi, posisi

dalam rantai makanan)

Ikan kerapu bernilai ekonomis tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar

negeri sehingga penangkapan dan budidayanya bisa berkembang. Ikan ini

mempunyai nilai komersial yang tinggi karena rasa dagingnya yang enak. Namun

saat ini untuk memenuhi permintaan pasar masih didominasi hasil tangkapan di

alam (Anonim, 2001). Sedangkan hasil budidaya masih terbatas dan hanya berasal

pada daerah-daerah tertentu saja terutama yang dekat dengan pusat pemasaran,

seperti Bali, Tanjung Pinang, Batam, Lampung, Sulawesi Selatan, Jawa Barat,

Jawa Timur, Nusa Tenggara dan lain-lain (Langkosono, 2007).

2.1.5 Status IUCN dan CITES

Status belum ditemukan.

2.2 Ikan Kerapu Lumpur

Page 8: sdpi 2.docx

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi Gambar 3. Epinephelustauvina

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelustauvina

Ikan kerapu lumpurmemiliki tubuh memanjang. Kepala dan tubuh ikan

kerapu lumpurberwarna kecoklatan, coklat kemerahan atau abu-abu keunguan,

yang ditutupi dengan sejumlah bintik-bintik orange kemerahan, keemasan atau

bintik kuning (kecuali bagian ventral). Sirip dorsal ikan kerapu Epinephelus

tauvina  terdiri dari 16 – 18 duri lunak dan 11 duri-duri keras. Sirip anal dengan 3

buah duri keras dan 8 atau 9 duri lunak. Sirip pectoral terdiri dari 17 – 19 duri

lunak. Sirip ekor berbentuk agak cembung. Angka Romawi menunjukan jumlah

jari–jari sirip keras, sedangkan angka arab menunjukan jumlah jari-jari lemah.

Angka arab yang terletak pada sebelah depan mengisyaratkan jumlah jari-jari

lemah mengeras. Jari-jari keras tidak berbuku-buku, keras dan tidak dapat

dibengkokan, sedangkan jari-jari lemah bentuknya seperti tulang rawan, beruas-

ruas dan elastis (Heemstra dan Randall 1993).

2.2.2 Habitat dan Pola Distribusi

Ikan kerapu hidup secara alamiah di antara terumbu karang. Ikan kerapu

hidup pada kedalaman 40 – 50 meter, dengan temperatur 27 – 32 ºC. Ikan kerapu

termasuk ikan laut yang dapat hidup pada kisaran salinitas 15 – 45 ppt dan tahan

dalam kondisi air tawar selama 15 menit. Ikan kerapu umumnya hidup menyendiri

(soliter), menyenangi naungan (shelter) sebagai tempat persembunyian dan

menghindar dari serangan sinar matahari secara langsung (Sianipar 1988).

Page 9: sdpi 2.docx

Gambar 4. Peta Distribusi Epinephelustauvina

2.2.3 Alat Tangkap

Sama halnya dengan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang lainnya, Ikan

Kerapu lumpur ini biasa ditangkap dengan menggunakan perangkap bubu yang

tergolong alat tangkap ramah lingkungan.

2.2.4 Pemanfaatan Ekonomis dan Ekologis (Potensi , nilai produksi, posisi

dalam rantai makanan)

Ikan kerapu merupakan jenis ikan yang hidup di perairan terumbu karang,

yang dalam dunia international dikenaldengan nama grouper atau coral reef fish.

Jenis ikan-ikan inimemiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat potensial untuk

dikembangkan di Indonesia. Kerapu bebek atau tikus(Cromileptes altivelis),

kerapu sunu (Plectropomus leopardus),kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus),

dan kerapu lumpur(Epinephelus tauvina) adalah jenis-jenis kerapu yang

banyakterdapat di Indonesia. Diantara jenis-jenis kerapu ini, kerapu bebek

mempunyai harga yang paling tinggi di Hongkong.

2.2.5 Status IUCN dan CITES

Status belum ditemukan.

2.3 Ikan Kerapu Sunu

Page 10: sdpi 2.docx

2.3.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Famili : Serranidae

Genus : Plectropomus Gambar 5. Plectropomus leopardus

Spesies: Plectropomus leopardus

Nama asing: spotted coral trout, leopard coral trout

Nama lokal: sunuk,lodi

Ikan kerapu sunu biasanya disebut sebagai ikan sunuk atau ikan lodi. Ada

dua jenis kerapu sunu yang dikenal sebagai ikan laut komersial, yaitu jenis

Plectropoma maculatus atau populer dengan sebutan spotted coral trout dan jenis

Plectropoma leopardus atau populer dengan sebutan leopard coral trout. Ikan

kerapu sunu memiliki tubuh agak bulat memanjang, dengan jari-jari keras pada

sirip punggungnya. Warna tubuh sering mengalami perubahan tergantung pada

kondisi lingkungan. Perubahan warna tubuh terjadi terutama jika ikan dalam

keadaan stres. Tubuh sering berwarna merah atau kecokelatan, sehingga kadang

juga disebut kerapu merah atau kasai makot.

Pada tubuhnya terdapat bintik-bintik berwarna biru, dengan tepi gelap dan

ada enam pita berwarna gelap, kadang-kadang tidak nampak. Kerapu sunu jenis

P.maculatus, mempunyai bintik yang tidak seragam, sedangkan jenis

P.Leopardus, mempunyai bintik-bintik yang seragam.

2.3.2 Habitat dan Pola Distribusi

Ikan kerapu Sunu pada umumnya hidup di perairan pantai dengan dasar

pasir berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun. Lokasi atau lahan yang

cocok untuk kerapu sunu, di antaranya salinitas airnya 30-35 ppt dan bersuhu 27-

32 derajat celcius. Ikan kerapu sunu juga hidup di terumbu karang pada

kedalaman 5-50 M.

Page 11: sdpi 2.docx

Di Indonesia daerah penyebaran meliputi perairan Kepulauan Karimun

Jawa, Kepulauan Seribu, Lampung Selatan, Kepulauan Riau, Bangka Selatan dan

perairan terumbu karang.

Gambar 6. Peta Distribusi Plectropomus leopardus

2.3.3 Alat Tangkap

Alat tangkap yang sering digunakan oleh paras nelayan untuk menangkap

ikan Kerapu Sunu adalah pancing, pukat dan kompresor. Penggunaan alat tangkap

tersebut digunakan sesuai tempat atau daerah penangkapan. Alat-alat tersebut

memang digunkan para nelayan untuk didaerah karang, karena ikan Kerapu

merupakan ikan yang hidup di daerah karang.

2.3.4 Pemanfaatan Ekonomis dan Ekologis (Potensi , nilai produksi, posisi

dalam rantai makanan)

Kerapu Sunu dalam perdagangan internasional sangat populer dengan

nama coral trout. Ikan ini terasuk kedalam kategori ekonomis penting, karena

banyak dikonxumxi oleh orang sehingga banyak ditangkap oleh para nelayan.

Harga ikan kerapu Sunu dewasa di daerah Taka Bonerate mencapai Rp

90.000/ekor untuk tingkat produksi dalam negeri, namun untuk harga ekspor

mencapai Rp 150.000/ekor. Produk olahan yang bisa diolah dari ikan ini bisa

berupa ikan asin dan lainnya.Biasanya ikan asin bisa diolah dari ikan yang masih

hidup maupun masih segar.

Page 12: sdpi 2.docx

2.3.5 Status IUCN dan CITES

Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, status IUCN untuk

ikan Kerapu Sunu ini termasuk kedalam kategori Near Threatened atau cukup

terancam. Status CITES pada ikan kerapu Sunu ini belum dapat ditemukan.

2.4 Ikan Kerapu Pasir

2.4.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : Animalia

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Epinephelus

Gambar 7. Epinephelus corallicola

Spesies : Epinephelus corallicola

Nama lokal: kerapu pasir

Morfologi pada ikan seluang yaitu diantaranya memiliki duri pada bagian

dorsal dan anal. Bentuk kepala yang panjang dan datar serta titik-titik pada

tubuhnya yang berjauhan satu sama lain pada ukuran tertentu.

2.4.2 Habitat dan Pola Distribusi

Epinephelus corallicola merupakan ikan kerapu pasir yang hidup di

daerah terumbu karang, umumnya di perairan terumbu karang yang dangkal yang

berlumpur, erkadang dapat pula ditemukan di daerah muara dan daerah luar

karang.

Penyebaran ikan ini diantaramya di daerah Pasifik Barat: Thailand, Hong

Kong, dan Taiwan ke Australia (Western Australia, Northern Territory,

Queensland dan New South Wales) dan ke timur ke Solomon dan Kepulauan

Mariana, termasuk Indonesia, Singapura, Filipina, Papua Nugini, dan Palau.

Page 13: sdpi 2.docx

Gambar 8. Peta Distribusi Epinephelus corallicola

2.4.3 Alat Tangkap

Sama halnya dengan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang lainnya,

Ikan Kerapu Pasir ini biasa ditangkap dengan menggunakan perangkap bubu yang

tergolong alat tangkap ramah lingkungan.

2.4.4 Pemanfaatan Ekonomis dan Ekologis (Potensi , nilai produksi, posisi

dalam rantai makanan)

Ikan Kerapu Pasir ini dikategorikan sebagai ikan ekonomis yang artinya

diburu orag untuk dikonsumsi atau dijual kembali. Beberapa ancaman yang

dirasakanoleh Ikan Kerapu Pasir ini adalah adanya overfishig oleh nelayan dan

juga pemanasan global yang saat ini terjadi.

2.4.5 Status IUCN dan CITES

Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, status IUCN untuk

ikan Kerapu Pasir ini masih belum bisa ditentukan karena masih kurangnya data

untuk menetapkan statusnya. Status CITES pada ikan kerapu pasir ini belum dapat

ditemukan.

2.5 Ikan Kerapu Tikus

2.5.1 Klasifikasi dan Morfologi

Page 14: sdpi 2.docx

Klasifikasi ilmiah :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Chromileptes Gambar 9. Kerapu Tikus

Spesies : Chromileptes altivelis

Diskripsi yang dilakukan Swanson dalam Randall (1987) kerapu tikus

mempunyai sirip dorsal X, 17–19; sirip anal III, 10; sirip pectoral 17–18; sirip

garis lateral 53–55; sisik berbentuk sikloid; bagian dorsal meninggi berbentuk

concave (cembung); tebal tubuh 2,6–3,0 inchi SL; tidak mempunyai gigi canine;

lobang hidung besar berbentuk bulan sabit vertical; sirip caudal membulat. Warna

kulit terang abu abu kehijauan dengan bintik bintik hitam diseluruh kepala, badan

dan sirip. Kerapu tikus muda bintik hitamnya lebih besar dan lebih sedikit.

Menurut Valenciennes dalam Randall (1987), kerapu tikus mempunyai panjang

maksimum 70 cm.

2.5.2 Habitat dan Pola Distribusi

Daerah penyebaran kerapu tikus mulai dari Afrika Timur sampai Pasifik

Barat Daya (Valencennes dalam Randall, 1987). Menurut Weber dan Beaufort

(1931), di Indonesia ikan kerapu banyak ditemukan diperairan Pulau Sumatera,

Jawa, Selawesi, Pulau Buru dan Ambon. Salah satu indikator adanya kerapu

adalah perairan karang. Indonesia memilki perairan karang yang cukup luas

sehingga potensi sumberdaya ikan kerapu sangat besar (Tampubolon dan

Mulyadi, 1989).

Page 15: sdpi 2.docx

Gambar 10. Peta sebaran kerapu tikus.

2.5.3 Alat Tangkap

Sama halnya dengan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang lainnya, Ikan

Kerapu tikus ini biasa ditangkap dengan menggunakan perangkap bubu yang

tergolong alat tangkap ramah lingkungan.

2.5.4 Pemanfaatan Ekonomis dan Ekologis (Potensi , nilai produksi, posisi

dalam rantai makanan)

Kerapu tikus memang tergolong ikan konsumsi paling prestisius dan

termahal. Di pasar Hongkong harganya saat ini berkisar USD40—USD50 per kg

hidup dan USD10—USD15 per kg segar. Eksportir dalam negeri berani membeli

Rp200.000 per kg hidup.

2.5.5 Status IUCN dan CITES

Tingginya nilai kerapu di perdagangna internasional meningkatkan

meningkatknya pula permintaan ikan jenis ini. Konsekuensinya ikan kerapu ini

mengalami tekanan yang cukup berat di beberapa wilayah. Oleh karena itu IUCN

menempatkan ikan kerapu ini sebagai spesies yang terancam.

Page 16: sdpi 2.docx

2.6 Ikan Kerapu Kertang

2.6.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ilmiah :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Klass : Actinopterygii

Order : Perciformes Gambar 11. Kerapu kertang

Family : Serinadae

Genus : Epinephelus

Spesies : Ephinepelus Lanceolatus

Badan di tutupi sirip kecil yang bersisik stenoid. Ikan kerapu genus

Ephinephelus tubuh di tutupi oleh bintik-bintikberwarna coklat atau kuning,

merah atau putih, tinggi badan pada sirippunggung pertama biasanya lebih tinggi

dari pada sirip dubur. Sirip ekorberbentuk bundar ( Darwisito, 2002 ).

2.6.2 Habitat dan Pola Distribusi

Habitat ikan ini berada di sekitar karang seperti ikan kerapu pada umumya.

Di indonesia kertang tersebar di perairan Padang,Bengkulu, Kepulauan Seribu,

Karimun Jawa, Flores, KalimantanTimur, dan Sulawesi Selatan (Kurniawan,

2009).

Gambar 12. Peta sebaran kerapu kertang

Page 17: sdpi 2.docx

2.6.3 Alat Tangkap

Seperti halnya dengan ikan-ikan yang hidup di terumbu karang lainnya,

Ikan Kerapu Kertang ini biasa ditangkap dengan menggunakan perangkap bubu

yang tergolong alat tangkap ramah lingkungan.

2.6.4 Pemanfaatan Ekonomis dan Ekologis (Potensi , nilai produksi, posisi

dalam rantai makanan)

Kerapu Kertang (Epinephelus lanceolatus) adalah jenis ikan yang potensial

untuk dibudidayakan karena dapat dipelihara dalam ruang terbatas, pertumbuhan

yang cepat, toleran terhadap perubahan lingkungan dan mempunyai nilai

ekonomis yang tinnggi di pasar China, Hongkong, Singapura, Jepang dan Taiwan.

Keluarga Serranidae ini mempunyai lebih dari 400 spesies, dengan perbedaan ciri-

ciri yang sangat mencolok baik dalam ukuran, habitat serta penyebarannya

(WAED, 2000). Jenis kerapu kertang mempunyai pasar sangat fanatik, terutama

di Hongkong – China, Taiwan, Singapore dan Jepang. Di China hidangan kerapu

kertang merupakan sajian yang sangat istimewa dan mahal harganya. Dalam

pengobatan tradisional China, empedu kerapu kertang digunakan sebagai ramuan

obat sakit perut (Hoo, 1999).

2.6.5 Status IUCN dan CITES

Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, status IUCN untuk

ikan Kerapu Pasir ini masih belum bisa ditentukan karena masih kurangnya data

untuk menetapkan statusnya. Status CITES pada ikan kerapu pasir ini belum dapat

ditemukan.

Page 18: sdpi 2.docx

3. Penutup

3.1 Kesimpulan

Ikan Kerapu termasuk kedalam ekonomis penting, yang diman ikan ini

menjadi target dari para nelayan dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Harga

ikan ini cukup mahal dikarenakan populasinya yang mulai menurun. Pemasaran

ikan ini sangat terbuka, karena dapat dipasarkan dalam bentuk segar, beku

maupun dalam bentuk pengalengan yang semuanya merupakan komoditi ekspor,

sedangkan dalam olahan (kering) dipasarkan secara lokal ataupun antar pulau.

3.2 Saran

Adanya penurunan populasi dari ikan Kerapu ini,maka perlu adanya

pengawasan yang ketat terhadap pemasaran maupun pendistribusian dalam

perdagangannya. Karena hidupnya yang berada di daerah karang, untuk

penangkapan ikan kerapu ini juga memerlukan alat yang ramah lingkungan

sehingga pada saat penangkapan tidak merusak lingkungan sekitar.

Page 19: sdpi 2.docx

Daftar Pustaka

Akbar, S. dan Sudaryanto, 2001. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Bebek

(Chromileptes altivelis). Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonimous. 1996. Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus).

Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jendral Perikanan,

Departemen Pertanian. Jakarta.

Anonimous. 1999. Pembenihan Ikan Kerapu Tikus ( Chromileptes altivelis ).

Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Perikanan, Balai Budidaya

Laut. Lampung.

Anonimous. 2001. Petunjuk Teknis Produksi Benih Ikan Kerapu Bebek

(Chromileptes altivelis). Pusat riset dan pengembangan Eksplorasi

laut dan Perikanan Departemen kelautan dan perikanan dan Japan

International Cooperation Agency, balai riset budidaya laut. Gondol.

Cornish, A. & Kiwi, L.K. (Grouper & Wrasse Specialist Group) 2004.

Plectropomus leopardus. In: IUCN 2012. IUCN Red List of

Threatened Species. Version 2012.1. <www.iucnredlist.org>. (03

Oktober 2012).

Froese, R. and D. Pauly. Editors. 2011.FishBase. World Wide Web electronic

publication. <www.fishbase.org>. (03 Oktober 2012).

Heamstra and randall. 1993. FAO Species Catalogoe. Grouper of the World

(Family Ephemephelinae, An Annoted and Illustrated Catalogoe of

the Grouper, Roccod, Luid, Coral Grouper, And Lyretail Species

Known tu Date). Food and Agriculture Organization of the United

Nations: Rome.

M. Gufron H. Kordi K. 2001. Pembesaran Kerapu Bebek di Keramba Jaring

Apung. Kanisius. Yogyakarta.

Rhodes, K., Russell, B., Pollard, D., Kulbicki, M., Heemstra, P.C. & Samoilys, M.

2008. Epinephelus corallicola. In: IUCN 2012. IUCN Red List of

Page 20: sdpi 2.docx

Threatened Species. Version 2012.1. <www.iucnredlist.org>. ( 04

Oktober 2012).

Riyadi D.M.M. 2004. Kebijakan Pembangunan Sumber Daya Pesisir Sebagai

Alternatif Pembangunan Indonesia Masa Depan ; Disampaikan pada

Sosialisasi Nasional Program Marginal Fishing Community

Development Pilot (MFCDP), 22 September.

Sianipar, P. 1988. Budidaya Ikan kerapu (Epinephelus spp) di Goba Besar Pulau

Pari. Dalam: Teluk Jakarta. Biologi, Budidaya, Oseanografi,

Geologi dan kondisi Perairan. Proyek PSDL, Pusat Penelitian

Oseanografi-LIPI. Jakarta.

Tampubolon, G. H. dm E. Mulyadi. 1989. Synopsis ikan kerapu di perairan.

Indonesia.Balitbangkan. Semarang.