sanksi pidana terhadap pelaku pemalsuan buku...

107
SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU NIKAH PERSPEKTIF HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM (Analisis Putusan No.256 K/Pid/2015) SKRIPSI Oleh: Rita Sartika NIM: 11140450000048 PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/1440H

Upload: duongdat

Post on 23-Apr-2019

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU

NIKAH PERSPEKTIF HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM

PIDANA ISLAM

(Analisis Putusan No.256 K/Pid/2015)

SKRIPSI

Oleh:

Rita Sartika

NIM: 11140450000048

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018/1440H

Page 2: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat
Page 3: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat
Page 4: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat
Page 5: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

ABSTRAK

Rita Sartika (11140450000048) “Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Pemalsuan Buku Nikah Perspektif Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam (Analisis Putusan No. 256 K/Pid/2015)”. Program Studi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 1440 H/2018 M.Pembahasan utama dalam penelitian ini adalah kasus pidana pemalsuan buku nikah yang terdapat dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 256 K/Pid/2015. Tindakan pemalsuan merupakan perbuatan pidana yang telah diatur dalam Pasal 263 KUHPidana. Hanya saja, dalam kasus ini Majelis Hakim memilih mengakomodasi tuntutan dari Jaksa yang berupaya menghadirkan bukti berbeda, yaitu menghadirkan bukti agar Terdakwa dikualifikasikan memenuhi perbuatan pidana pemalsuan dalam bentuk penyertaan. Adapun tujuan dari skripsi ini untuk mengetahui sanksi yang diberikan terhadap terdakwa dalam kacamata hukum positif dan hukum Islam, serta bagaimana pertimbangan Majelis Hakim dalam putusan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sementara pengumpulan data dengan metode keputsakaan. Dalam hal ini penulis menganalisis secara sistematis sumber yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor 256 K/Pid/2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sanksi yang dijatuhkan kepada Terdakwa adalah pidana penjara penjara selama lima bulan. Pertimbangan Majelis Hakim adalah Pasal 266 ayat 1 Jo. Pasal 55 ayat 1 KUHPidana, dimana Terdakwa Ruslan Syamsiah telah terbukti melakukan tindak pidana pemalsuan surat yang dilakukan secara bersama-sama. Maka putusan Pengadilan Negeri atau yang disebut Judex Facti dianulir dengan sebab salah dalam mengkualifikasi persitiwa pidana dimana Buku Nikah antara Terdakwa dan Korban hanya mengenai waktu dan tempat pernikahan dilakukan.

Kata Kunci : Tindak Pidana, Pemalsuan Surat, Pemalsuan Buku Nikah,

Pembimbing : Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag

iv

Page 6: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sanksi Pidana

Terhadap Pelaku Pemalsuan Buku Nikah Perspektif Hukum Pidana Positif dan

Hukum Pidana Islam (Analisis Putusan No. 256 K/Pid/2015)”. Shalawat serta

salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, yang

selalu kita harapkan syafaatnya kelak di hari kebangkitan.

Skripsi ini juga tidak akan selesai tanpa dukungan dari orang-orang yang

ikut membantu dalam pengerjaan skripsi ini baik dorongan, bimbingan, dan

doa.dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih sebesar-

sebasarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Dr. Nurul Irfan, M.Ag., Ketua Program Studi Hukum Pidana Islam

terima kasih banyak telah memberikan petunjuk, nasehat yang bermanfaat

bagi penulis selama perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

Strata I dengan sebaik-baiknya.

3. Bapak Mohamad Mujibur Rohman, MA. Sekertaris Program Studi Hukum

Pidana Islam, terimakasih telah banyak membantu penulis untuk melengkapi

berbagai macam keperluan, dan berkas-berkas persyaratan untuk menggapai

studi Strata I dengan sebaik-baiknya.

4. Bapak Nur Rohim Yunus, LL.M., Sekretaris Program Studi Hukum Pidana

Islam terima kasih banyak telah banyak membantu penulis untuk melengkapi

berbagai macam keperluan, dan berkas-berkas persyaratan untuk menggapai

studi Strata I dengan sebaik-sebaiknya.

5. Bapak Dr. Nurul Irfan, M.Ag. Dosen Pembimbing terima kasih banyak telah

memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan waktunya untuk penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Strata I dengan sebaik-baiknya.

v

Page 7: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah ikhlas

memberikan ilmu-ilmunya dan motivasi dalam menyelesaikan studi di

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Orang tua tercinta, Mimi, Bapak, sertaNenek, terimakasih atas segala

pengorbananmu, nasihat,dan doa-doa yang selalu kalian berikan, mohon

maaf selama ini masih banyak menyusahkan dan belum bisa membanggakan

kalian, kedua kakakku Aang Jajang Nurjaman dan kak Silvia Kurniasih,

adikku tersayang Nur Rahmah, serta keponakan tercinta Annisa Nurul Abida

terimakasih telah memfasilitasi, memberikan dukungan, semangat, dalam

penulisan skripsi ini.

8. Kepada Segenap keluarga besar Alumni SDN Wanasalam II, Neng, Wulan

Ade, Desy, Dewi Yanti, Ahmad Jalaludin Amin, Ryan, Aji, Yadi, Dede, Afif,

dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu ,terimakasih selalu

memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini. Kalian semua luar biasa.

9. Segenap rekan-rekan Hukum Pidana Islam dan Hukum Tata Negara Islam

angkatan 2014, Dewi Rohmayanti, Alliya Magfuroh, Satrio, Chairil Amin

Hatuala,Elah Hayati, Muhammad Ihsan, dan lain-lain yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, kalian luar biasa.

10. Segenap rekan KKN 056 MERDEKAkeluarga MAARISA,Ceka, Lisa, Silma,

Qoyyidah kalian keluarga yang telah berbagi pengalaman mengisi hari-hari

selama 30 hari di desa Rawa Beureum Sepatan Tangerang . Terima kasih atas

semua doa dan motivasi dari rekan-rekan semua.

11. Kepada sahabat-sahabat tercinta KEJORA, Khudaefah, Siti Kholilah

Parinduri, Ika Fadila, Qurratul Aini, Anyzah Okatviyani,. Terima kasih telah

banyak memberikan cinta, cerita, motivasi, dorongan, dan do’anya untuk

penulis.

12. Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam pembuatan skripsi ini semoga Allah SWT membalas dengan pahala

yang berlipat ganda Amin Y.R.A

vi

Page 8: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Penulis menyadari ketidak sempurnaan dalam penyusunan skripsi ini,

maka dari itu kritik dan saran yang membangun diperlukan dalam penyempurnaan

penulisan skripsi ini, dan semoga ini mampu menginspirasi dan memberikan

manfaat kepada pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 04 Oktober 2018

Penulis

RITA SARTIKA

vii

Page 9: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6

D. Review Kajian Terdahulu ................................................................... 7

E. Metode Penelitian ............................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 10

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANGTINDAK PIDANA PEMALSUAN

BUKU NIKAH

A. Kerangka Teori ................................................................................... 12

B. Pengertian dan Istilah Tindak Pidana ................................................. 20

C. Jenis-Jenis Tindak Pidana ................................................................... 22

D. Unsur-Unsur Tindak Pidana ............................................................... 25

E. Tindak Pidana Dalam Hukum Islam .................................................. 27

F. Tindak Pidana Pemalsuan Surat ......................................................... 29

G. Tindak Pidana Pemalsuan Buku Nikah dan Sanksinya ...................... 32

BAB III TINJAUAN UMUM PUTUSAN DAN PROFIL MAHKAMAH

AGUNG

A. Duduk Perkara Kasus Pemalsuan Buku Nikah .................................. 36

B. Alasan Pengajuan Kasasi Oleh Penuntut Umum................................ 42

C. Profil Mahkamah Agung .................................................................... 50

viii

Page 10: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

BAB IV ANALISIS PUTUSAN

A. Pertimbangan Hakim dan Amar Putusan ........................................... 53

B. Analisis Penulis .................................................................................. 56

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 67

B. Saran-Saran ........................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 69

LAMPIRAN

ix

Page 11: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman yang sangat pesat, masyarakat di

Indonesia sudah terbiasa dengan gaya hidup yang serba instan dan praktis,

tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan

tekologi akan membawa suatu bangsa dalam kesejahteraan bagi rakyat. Akan

tetapi dengan kemajuan itu sendiri maka tindak pidana pun tidak dapat

dihindarkan. Perkembangan tindak pidana berkembang seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bermacam-macam bentuk

perkembangan tindak pidana terjadi berupa kejahatan ataupun pelanggaran

dengan segala tujuan dimana hal tersebut merupakan tindakan yang jelas-jelas

sudah menyimpang atau penyelewengan, dimana penyelewengan dengan

berbagai alasan tetaplah bentuk tindak pidana penyelewengan, tindak pidana

juga bisa dilakukan oleh siapa saja, baik aspek masyarakat menengah

kebawah, ataupun menengah keatas. 1

Fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat sekarang ini adalah

selalu ingin cepat menyelesaikan sesuatu hal tanpa memikirkan akibat yang

akan ditimbulkan dari perbuatannya tersebut, padahal perbuatannya itu jelas-

jelas dilarang. Manusia seiring dihadapkan kepada sesuatu kebutuhan pemuas

diri dan bahkan keinginan untuk mempertahankan status diri.Namun hal itu

banyak dilakukan tanpa berfikir secara matang yang dapat merugikan

lingkungan dan diri sendiri.

Maraknya berbagai bentuk perkembangan kejahatan suatu bukti bahwa

akhlak dan moralitas masyarakat yang berkurang, akan tetapi pengaruh

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempunyai peran

penting dalam berkembanganya tindak pidana kejahatan, sebagai contoh

akhir-akhir ini marak semakin maraknya kejadian tindak pidana yang

1 Jimly Asshidiqie, Menuju Negara Hukum Yang Demokratis, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2009), h. 3

1

Page 12: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

2

bermacam-macam, banyak sekali perbuatan-perbuatan yang dapat di

klasifikasikan sebagai suatu tindak pidana. Salah satunya adalah perbuatan

memalsukan Buku Nikah. Akta Nikah atau yang lebih dikenal dengan Buku

Nikah merupakan akta otentik karena sengaja dibuat oleh PPN (Pegawai

Pencatat Nikah) sebagai alat bukti pernikahan tersebut, kemudian PPN

memberikan kutipan Akta Nikah kepada masing-masing suami isteri yang

dapat digunakan oleh keduanya sebagai alat bukti pernikahan mereka.2

Kejahatan mengenai pemalsuan atau disingkat kejahatan pemalsuan

adalah berupa kejahatan yang didalamnya mengandung unsur keadaan

ketidakbenaran atau palsu atas suatu objek, yang sesuatunya itu tampak dari

luar seolah-olah benar adanya padahal sesungguhnya bertentangan dengan

sebenarnya. Kejahatan pemalsuan dalam KUHP dikelompokan menjadi 4

golongan, yakni: Pertama, Kejahatan Sumpah Palsu (Bab IX), kedua,

Kejahatan Pemalsuan Uang (Bab X), Ketiga, Kejahatan Pemalsuan Materai

Dan Merek, Keempat, Kejahatan Pemalsuan Surat (Bab XI).3

Ketentuan Hukum Pidana Indonesia, terdapat beberapa bentuk

kejahatan pemalsuan, antara lain pemalsuan uang, pemalsuan merek dan

materai, sumpah palsu, dan pemalsuan surat. Dalam perkembangannya dari

berbagai macam tindak pidana pemalsuan tersebut tindak pidana pemalsuan

surat mengalami perkembangan yang begitu kompleks, karena jika melihat

obyek yang dipalsukan yaitu berupa surat maka tentu saja memiliki

pengertian yang sangat luas, Buku Nikah merupakan bagian dari surat yang

tidak bisa lepas dan selalu berhubungan dengan aktifitas masyarakat.

Didalam Al Qur’an terdapat sejumlah ayat yang melarang dengan tegas

untuk tidak berbuat dusta (al-kidzb).Secara etimologis (al-kidzb) difahami

sebagai lawan dari al-shidiq.Ungkapan dusta didalam ayat-ayat tersebut

sering ditunjukan kepada orang kafir, karena mereka tidak membenarkan

wahyu Allah, bahkan mereka sering membuat ungkapan tandingan dalam

rangka mendustakan ayat. Dalam Surat al-Nahl ayat 116 Allah Berfirman:

2Hari Sasangka, Hukum Pembuktian dalam Perkara Perdata Untuk Mahasiswa Dan Praktisi (Bandung: Bandar Maju, 2005), h. 29

3Adami Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), h. 3

Page 13: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

3

وهذا حرام لتـفتـروا على اهلل حالل وال تـقولوا لما تصف ألسنـتكم الكذب هذا يفتـرون على اهلل الكذب ال يـفلحون الكذب إن الذين

Artinya “ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, “ini halal dan ini haram” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.

Dalam perkembangan Hukum Islam, memang belum ada aturan khusus

tentang pemalsuan, namun ada contoh tindak pidana pemalsuan telah ada

sejak zaman dahulu. Pada masa Umar bin Khatab pernah terjadi kasus tentang

Mu’an bin Zaidah yang memalsukan stempel Baitul Mal, lalu penjaga Baitul

Mal datang kepadanya untuk mengambil stempel palsu tadi dan mengambil

hartanya, kasus ini didengar oleh Umar bin Khatab maka Umar memukulnya

seratus kali dan memenjarakannya, lalu dimarahi dan dipukuli seratus kali

lagi, dimarahi lagi dan selanjutnya dipukul seratus kali dan kemudian

diasingkannya.4 Dari contoh diatas ternyata penipuan dengan modus

pemalsuan sudah terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Sahabatnya.

Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

yaitu pasal 263 KUHP yang berbunyi” Barangsiapa membuat surat palsu atau

memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan dan

pembebasan hutang, atau menyurtuh orang lain memakai surat tersebut

seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika memakai tersebut

dapat menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat dengan pidana penjara

paling lama enam tahun penjara.5

Salah satu kasus pemalsuan buku nikah adalah Pada kasus putusan

nomor 256 K/Pid/2015, seseorang bernama Ruslan alias Nyong menyuruh

memasukan keterangan palsu kedalam suatu akta otentik mengenai suatu hal

yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk

4 Muhammad Rawas Qal’ahji, Ensiklopedi Fiqh Umar bin Khatab, (Jakarta: Manajemen PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 265

5Andi Hamzah, KUHP Dan KUHAP (Jakarta: Rineka Cipta 2016) h. 105

Page 14: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

4

memakai akta itu seolah-olah keterangannya sesuai dengan kebenaran.

Bermula terdakwa Nyong meminta bantu kepada saudara saksi Abu Hasan

untuk membuat buku nikah dengan alasan Terdakwa Ruslan alias Nyong

untuk menggugat cerai Istrinya yaitu Nurfaidah alias Eda. Terdakwa Nyong

sudah menikah sejak tahun 2008 dan sudah mempunyai buku nikah yang di

pegang oleh istrinya, kemudian setelah sholat Magrib saksi Hi Ismail Laitupa

alias Pak ustad memberikan 1 (satu) buku nikah dalam keadaan kosong

kepada saudara Saksi Abu Hasan Hamzah. Terdakwa mengajukan gugatan

cerai kepada saksi korban Nurfaidah Umusagi alias Eda di pengadilan Agama

Ternate dengan buku nikah palsu yang ia buat, saksi Korban awalnya tidak

tahu jika terdakwa memalsukan buku nikah, kemudian saksi korban mendapat

panggilan dari Pengadilan Agama Ternate untuk menghadiri sidang gugatan

perceraian disitu barulah saksi mengetahui adanya buku nikah palsu yang

dibuat oleh terdakwa untuk menceraikan saksiKasus ini bermula ketika

Ruslan Syamsiah alias Nyong meminta kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah

untuk membuatkan buku nikah dengan alasan untuk menggugat Cerai istri

Terdakwa yang menurut terdakwa istri terdakwa Nurfaidah Umasugi sering

berkata kasar, melempar dengan parang, mengejar dengan pisau, dan

melempar dengan handpone, Kemudian, Terdakwa berinisiatif untuk

membuat buku nikah palsu agar perceraian tersebut segera di lakukan, dan

prosedur pemberkasan sidang pun lebih instan dan praktis..6

Maka berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah ini dalam bentuk analisisputusan pemalsuan buku nikah

palsu dengan judul “SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU

PEMALSUAN BUKU NIKAH PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

POSITIFDAN HUKUM PIDANA ISLAM (ANALISIS PUTUSAN NO.256

K/Pid/2015”

6Putusan No. 256 K/Pid/2015

Page 15: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

5

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka identifikasi beberapa permasalahan yang timbul dalam penelitian ini

adalah:

a. Pemalsuan adalah tindak pidana yang mengandung unsur ketidak benaran

atau palsu, surat adalah segala macam tulisan, baik yang ditulis tangan

maupun diketik atau yang dicetak dengan menggunakan arti atau makna..

b. Peraturan Perundang-Undangan yang menjadi dasar hukum yang

mengatur tentang tindak pidana pemalsuan surat berupa akta otentik.

c. Sanksi-sanksi pidana terhadap terdakwa dalam kaitannya dengan sisi

kumulatif dan ultrapetita.

d. Konsep Jinayah terhadap perbuatan pemalsuan surat yang dilakukan oleh

Terdakwa.

e. Penentuan sanksi terhadap terdakwa dalam tindak pidana penyertaan

pemalsuan surat.

2. Pembatasan Masalah

Agar penulis skripsi ini dapat mencapai hasil yang baik dan maksimal

sesuai tujuan yang dikehendaki, maka penulis akan membatasi pada masalah

sanksi pelaku pemalsuan buku nikah dan analisis pertimbangan hakim dalam

kasus yang akan diteliti. Pembatasan ini dilakukan untuk menghindari

perluasan pembatasan yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang

diteliti.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut, yaitu:

Page 16: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

6

1. Bagaimana sanksi terhadap pelaku pemalsuan buku nikah dalam hukum

pidana positif dan hukum pidana Islam yang terjadi di desa BTN

kelurahan Maliaro Ternate dalam putusan nomor 256 K/Pid/2015 ?

2. Bagaimana penerapan dan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi

pidana terhadap pelaku pemalsuan buku nikah yang terjadi di desa BTN

kelurahan Maliaro Ternate dalam putusan nomor 256 K/Pid/2015 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki tujuan, demikian juga dengan penelitian

ini, dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan

diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui sanksi pemalsuan buku nikah dalam hukum

pidana positif dan hukum pidana Islam terhadap pemalsuan dalam

putusan nomor 256 K/Pid/2015

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku pemalsuan buku nikah

dalam putusan nomor 256 K/Pid/2015

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat menambah

khazanah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dimasa depan serta

memberikan wawasan, khususnya terkait ilmu hukum pidana

Indonesia maupun hukum pidana Islam.dan hasil penelitian ini

diharapkan berguna bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan akademisi

lainnya.

2. Secara praktis sebagai sumbangan pemikiran bagi kalangan teoritis

dan bagi aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengetahuan,

keahlian, dan prilaku dalam penanganan perkara tindak pidana

Page 17: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

7

pemalsuan buku nikah. Selain itu, untuk melengkapi bahan-bahan

kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan tindak pidana

pemalsuan Buku Nikah.

D. Review Kajian Terdahulu

Karya Ilmiah dari skripsi Rizki Juliansyah mahasiswa Universitas

Lampung Bandar lampung yang Berjudul Analisis Penanggulangan

Kejahatan Pemalsuan Surat Keputusan Mutasi Pegawai Negeri Sipil (Studi

Wilayah Hukum Polda Lampung). Pokok pembahasan karya ilmiah ini

adalah deskripsi dan analisis mengenai upaya penaggulangan kejahatan

pemalsuan surat keputusan (SK) mutasi PNS di Badan Kepegawaian daerah

Provisi Bandar lampung dan Faktor-faktor yang menghambat Badan

Kepegawaian Daerah Provinsi Lampung dalam menaggulangi kejahatan

pemalsuan Surat Keputusan Mutasi Pelaku.

Karya Ilmiah dari Skripsi Muhamad Muslih mahasiwa Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul Pemalsuan Identitas

Sebagai Penyebab Pembatalan Perkawinan (Studi Kasus di Pengadilan

Agama Jakarta Timur Perkara Nomor 1852/Pdt.G/2009/PAJT). Pokok

pembahasan karya ilmiah ini adalah membahas latar belakang yang

menyebabkan terjadinya pemalsuan identitas bagi masyarakat sehingga

menimbulkan pembatalan perkawinan.Penulispun menganalisis pertimbangan

majelis hakim terhadap putusan No. 1852/Pdt.G/2009/PAJT.

Karya ilmiah jurnal ditulis oleh Ismail, Dosen Fakultas Hukum

Universitas Samudera dengan judul, Pertanggungjawaban Pidana Terhadap

Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Akta Nikah. Pokok bahasan dalam karya

ilmiah ini adalah ingin mengetahui alasan mengapa dalam putusan Nomor

71/Pid.B/2012/PN-Lhuksukon, Majelis Hakim tidak mempertimbangkan

dakwaan jaksa dalam putusannya. Sementara, Jaksa sendiri telah

mendakwakan terdakwa dengan dakwaan alternatif subsidaritas. Dalam hal

Page 18: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

8

ini, Majelis Hakim hanya menjatuhkan kepada para Terdakwa dengan pidana

penjara selama empat bulan. Hal ini dinilai sangat ringan dibanding sanksi

yang disebutkan dalam Pasal 263 KUHPidana. Dalam hasil pandangannya,

penulis menyarankan kepada para penegak hukum untuk lebih berhati-hati

dan teliti dalam memperhatikan dakwaan yang diajukan.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis ini merupakan model

penelitian hukum positif dan hukum Islam dengan pendekatan kualitatif

sehingga metode yang diterapkan ialah kualitatif yang bersifat deskriptif

yakni suatu cara melaporkan data dengan menerangkan, memberi

gambaran dan mengkualifikasikan data yang terkumpul secara apa adanya

setelah itu baru disimpulkan.

2. Metode Penelitian

Adapun metode yang akan di pergunakan dalam penelitian ini

termasuk dalam penelitian kasus dan kepustakaan (Library Research),

yakni menjadikan bahan-bahan pustaka sebagai sumber data yang

berhubungan dengan objek penelitian.

3. Sumber Data

Ada dua sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

antara lain:

a. Data primer, merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif,

artinya mempunyai otoritas dan mengikat. Terdiri dari perundang-

undangan, yurisprudensi, hukum adat, dan traktat. Dalam penulisan

skripsi ini penulis mengambil data primer dari pasal 264

KUHP.(Pemalsuan Akta Otentik)

Page 19: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

9

b. Data sekunder yaitu: Al-Qur’an, Kitab undang- undang Hukum

Pidana dan Undang-undang, selain itu untuk melengkapi data primer

juga digunakan sumber-sumber berupa aturan hukum Islam dan

hukum Positif, karya-karya hukum yang berkenaan dengan tindak

pidana pemalsuan, dan terdapat juga buku-buku, jurnal, karya tulis

ilmiah atau artikel yang berkaitan dengan judul penelitian.

4. Teknik Pengelolaan Data

Dalam penelitian ini, pengelolaan data yang digunakan adalah metode

kualitatif, yakni dengan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya

kemudian diolah menjadi kesatuan data untuk mendeskripsikan

permasalahan yang akan dibahas dengan mengambil materi-materi yang

relevan dengan permasalahan, lalu dikomparasikan yaitu dari sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber-sumber data tersebut

diklasifikasikan untuk memudahkan dalam menganalisa.

5. Analisa Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-

normatif. Data-data yang sudah diklasifikasikan dari sumber data primer

dan sekunder kemudian akan dilakukan analisa dengan cara menguraikan

isi dalam bentuk penafsiran dan argumentasi rasional untuk

mempertahankan gambaran yang diperoleh.

Selain itu penulis juga menggunakan metode analisis deduktif, yaitu

dengan cara menganalisis data yang bertitik tolak dari data yang bersifat

umum kemudian ditarik pada kesimpulan khusus.

Page 20: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

10

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami isi skripsi dan mencapai sasaran seperti

yang diharapkan, maka penulis membagi isi skripsi ini ke dalam lima bab

yang masing-masing bab terdiri dari sub bab.

Secara teknis penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2017”. Adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Penulis menguraikan latar belakang masalah, identifikasi,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II Penulis akan membahas mengenai teori yang berkaitan

dengan penelitian. Teori ini untuk memperjelas dan

mempertajam ruang lingkup masalah atau konstruk variable

yang akan di analisis. Yang diteliti ada beberapa teori yang

menyangkut dengan penelitian. Yakni teori tentang

Pemalsuan dalam Hukum pidana positif dan pidana Islam.

BAB III Penulis menjelaskan tentang tinjauan umum dari putusan

yang dianalisis dan profil Mahkamah Agung. Tinjauan

umum putusan mempunyai beberapa sub bab yaitu

deskripsi kasus dan alasan Penuntut Umum memohonkan

kasasi. Adapun profil Mahkamah Agung membahas tentang

kompetensi yang dimiliki Mahkamah Agung termasuk di

dalamnya upaya hukum kasasi.

BAB IV Penulis akan Menganalisis pertimbangan hakim

padaputusan nomor : 256 K/Pid/2015.

Page 21: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

11

BAB V Pada BAB V penulis menguraikan tentang penutup yang

merupakan hasil akhir meliputi kesimpulan berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan. Kemudian pada penutup

inipenulis juga memberikan saran-saran sesuai dengan

pokok permasalahan yang penulis kaji.

Page 22: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

BAB II

TIJAUAN UMUM TENTANG

TINDAK PIDANA PEMALSUAN BUKU NIKAH

A. Kerangka Teori

Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-

batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang

akan dilakukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teori adalah

pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu

peristiwa kejadian dan asas-asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar

sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara-cara dan aturan-

aturan untuk melakukan sesuatu.

Menurut Effendy, teori berguna menjadi titik tolak landasan berpikir

dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah

untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan

fakta-fakta yang ada secara sistematis.7

Kerangka teori yang digunakan dalam tindak pidana pemalsuan buku

nikah pada skripsi ini adalah teori penegakan hukum teori pidan dan

pemidanaan,

1. Penegakan Hukum

. Penegakan hukum adalah suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan

secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna. Dalam

menanggulangi kejahatan terhadap berbagai sarana sebagai reaksi yang dapat

diberikan kepada pelaku kejahatan, berupa sarana pidana maupun non-hukum

pidana, yang dapat diintegrasikan satu dengan yang lainnya. Apabila sarana

pidana dipanggil untuk menanggulangi kejahatan, berarti akan dilaksakan

politik hukum pidana, yakni mengadakan pemilihan untuk mencapai hasil

7Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya, 2004), h. 224.

12

Page 23: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

13

perundang-undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada

suatu waktu dan untuk masa-masa yang akan datang.8

Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan

menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah

atau pandangan nilai yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak

sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan,

memelihara dan mempertahankan kedaamaian pergaulan hidup. Penegakan

hukum secara konkrit adalah berlakunya hukum positif dalam praktik

sebagaimana seharunya patut dipatuhi. Oleh karena itu, memberikan keadilan

dalam suatu perkara berarti memutuskan hukum in concreto dalam

mempertahankan dan menjamin ditaatinya hukum materil dengan

menggunakan cara prosedural yang ditetapkan hukum formal9

Menurut Nyoman Serikat Putra Jaya, upaya penegakan supremasi hukum,

harus ditegakkan asas persamaan di depan umum yang didukung oleh

kekuasaan kehakiman yang merdeka dari segala pengaruh baik internal

maupun eksternal sebagai langkah dalam menciptakan checks and ballances

antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif agar tidak terjadi

dominasi kekuasaan oleh salah satu cabang penyelenggaraan negara

tersebut.10

Hukum adalah sarana yang di dalamnya terkandung nilai-nilai atau konsep

tentang keadilan, kebenaran, kemanfaatan sosial dan kandungan hukum ini

bersifat abstrak. Penegakan hukum pada hakikatnya merupakan penegakan

ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak itu. Maka itu, untuk mencapai

keadilan melalui hukum yang abstrak, dibutuhkan penegak hukum. penegak

hukum adalah mereka yang langsung atau secara tidak langsung

berkecimpung di bidang penegakan hukum. Maka, yang dimaksud dengan

penegak hukum akan dibatasi pada kalangan yang secara langsung

8Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana, (Bandung: PT. Citra Aditya Abadi, 2002), h. 109.

9Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, (Yogyakarta: Genta Publishing, T.th), h. 12.

10Nyoman Serikat Putera Jaya, Beberapa Pemikiran Ke Arah Pengembangan Hukum Pidana, (Bandung: PT. Citra Aditya Abadi, T.tt), h. 132.

Page 24: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

14

berkecimpung dalam bidang penegakan hukum yang tidak hanya mencakup

law enforcement, akan tetapi juga peace maintenance. Kiranya sudah dapat

diduga bahwa kalangan tersebut mencakup mereka yang berada di bidang

kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kepengacaraan dan permasyarakatan.

Penegakan hukum merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal.

Keberhasilan penegakan hukum akan dipengaruhi oleh hak-hal tersebut. Pada

dasarnya ada lima faktor yang mempengaruhi penegakan hukum di antaranya:

pertama. Hukum itu sendiri. Kedua, faktor penegakan hukum, yaitu pihak-

pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum. Ketiga, faktor

sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Keempat, faktor

masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku dan

diterapkan. Kelima, faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan

rasa yang didasarkan pada karsa manusia dalam pergaulan hidup.11

2. Teori Pidana

Pidana berasal dari kata straf (Belanda), yang pada dasarnya dapat

diartikan sebagai suatu penderitaan (nestapa) yang sengaja di jatuhkan kepada

seseorang yang telah terbukti bersalah melakukan suatu tindak pidana. Para

ahli hukum di Indonesia membedakan istilah hukuman dengan pidana. Istilah

hukuman adalah istilah umum yang di pergunakan untuk semua jenis sanksi

baik dalam ranah hukum perdata, administratif, disiplin dan pidana,

sedangkan istilah pidana diartikan secara sempit yaitu hanya sanksi yang

berkaitan dengan hukum pidana. Telah banyak ahli yang memberikan

pengertian pidana.

Pengertian Pidana menurut Van Hamel: pidana adalah suatu penderitaan

yang bersifat khusus, yang telah dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang

untuk menjatuhkan pidana atas nama negara sebagai penanggung jawab dari

ketertiban hukum umum bagi seorang pelanggar, yakni semata-mata karena

11Satjipto Rahardjo, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: Rajawali Press, 1983), h. 4.

Page 25: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

15

orang tersebut telah melanggar suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan

oleh negara.

Pengertian Pidana menurut Simons: Pidana adalah suatu penderitaan

yang oleh undang-undang pidana dikaitkan dengan pelanggaran terhadap

suatu norma, yang dengan suatu putusan hakim telah di jatuhkan bagi

sesorang yang bersalah.

Pengertian Pidana menurut Sudarto: Pidana adalah penderitaan yang

sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi

syarat-syarat tertentu.

Pengertian Pidana menurut Ruslan Saleh: Pidana adalah reaksi atas delik dan

ini berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada

pembuat delik itu.

Pengertian Pidana menurut Ted Honderich: Pidana adalah suatu

penderitaan dari pihak yang berwenang sebagai hukuman yang dikenakan

kepada seorang pelaku karena sebuah pelanggaran.

Pengertian Pidana menurut Alf Ross: Pidana adalah tanggung jawab

sosial yang yang : a) terapat pelanggaran terhadap aturan hukum; b)

dijatuhkan atau dikenakan oleh pihak berwenang atas nama perintah hukum

terhadap pelanggar hukum.12

3. Teori Pemidanan

Mengenai teori pemidanaan pada umunya dapat dikelompokkan dalam

tiga golongan besar, yaitu teori absolut ( teori pembalasan), teori relatif (teori

tujuan), dan teori gabungan.13

12 Skripsi Muh. Angga Wilantara, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat,” (Universitas Hasanudin Makasar)

13E. Utrecht, Hukum Pidana I, (Jakarta: Universitas Jakarta, 1958), h. 157.

Page 26: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

16

a. Teori Absolut (pembalasan)

Menurut teori ini pidana dijatuhkan karena orang telah melakukan

kejahatan.Pidana sebagai akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu

pembalasan kepada orang yang melakukan kejahatan. Tindak pidana tidak

pernah dilaksanakan semata-mata sebagai sarana untuk mempromosikan

tujuan lain, baik bagi pelaku itu sendiri maupun dari masyarakat. Tapi dalam

semua hal harus dikenakan karena orang yang bersangkutan telah melakukan

tindak kejahatan.Setiap orang harus menerima ganjaran seperti

perbuatannya.14

Mengenai teori pembalasan ini, Andi Hamzah mengemukakan sebagai

berikut:

Teori pembalasan menyatakan bahwa pidana tidaklah bertujuan untuk

yang praktis, seperti memperbaiki penjahat. Kejahatan itu sendirilah yang

mengandung unsur-unsur untuk dijatuhkan pidana, pidana secara mutlak ada

karena dilakukan suatu kejahatan.15

Teori pembalasan atau absolut ini terbagi atas pembalasan subjektif dan

pembalasan objektif.Pembalasan subjektif ialah pembalasan terhadap

kesalahan pelaku. Pembalasan objektif ialah pembalasan terhadap apa yang

telah diciptakan pelaku.16

Ada beberapa ciri teori absolut atau bisa disebut juga dengan retributif

yang diungkapkan oleh Karl O. Cristiansen, yaitu:

1) Tujuan pidana semata-mata untuk pembalasan;

2) Pembalasan merupakan tujuan utama, tanpa mengandung sarana-sarana

untuk tujuan lain;

3) Kesalahan merupakan salah satu syarat bagi adanya pidana;

4) Pidana harus disesuaikan dengan kesalahan pembuat;

14Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung: Alumni, 1992), h. 11.

15Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1993), h. 26.

16Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana Mati Terhadap Pembunuh Berencana,..., h. 149.

Page 27: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

17

5) Pidana melihat kembali kebelakang yang merupakan pencelaan yang

murni dan tujuanya tidakn untuk memperbaiki, mendidik, atau

memasyarakatkan kembali pelanggar.17

Dalam konteks sistem hukum pidana indonesia, karakteristik teori

pembalasan jelas tidak sesuai (bertentangan) dengan filosofi pemidanaan

berdasarkan sistem pemasyarakatan yang dianut di indonesia (UU No.12

Tahun 1995). Begitu juga dengan konsep yang dibandingkan dalam RUU

KUHP, yang secar tegas dalam hal tujuan pemidanaan disebutkan

“pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan merendahkan

martabat manusia.18

b. Teori Relatif (Teori Tujuan)

Teori relatif atau teori tujuan juga disebut teori utilitarian, lahir sebagai

teori reaksi terhadap reaksi absolut. Tujuan pidana menurut teori relatif

bukanlah sekedar pembalasan, akan tetapi untuk mewujudkan ketertiban di

dalam masyarakat.

Tentang teori relatif ini Muladi dan Barda Nawawi Arif Menjelaskan

bahwa:

Pidana bukan sekedar untuk melakukan pembalasan atau pengimbalan

kepada orang yang telah melakukan suatu tindakan pidana, tetapi memiliki

tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat.Jadi dasar pembenaran adanya pidana

menurut teori relatif adalah terletak pada tujuannya.Pidana dijatuhkan bukan

orang membuat kejahatan melainkan supaya orang jangan melakukan

kejahatan.19

Dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, teori relatif ini dibagi dua yaitu:

1) Prevensi umum

2) Prevensi Khusus

17Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 17. 18Pasal 54 ayat 2 RUU KUHP 19Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 16.

Page 28: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

18

Mengenai prevensi umum dan prevensi khusus, E. Utrecht menjelaskan

sebagai berikut: prevensi umum bertujuan untuk menghindari untuk tidak

melanggar. Prevensi khusu bertujuan untuk menghindari agar pembuat tidak

melanggar.20

Prevensi umum menekankan bahwa tujuan pidana adalah untuk

mempertahankan ketertiban masyarakat dari gangguan penjahat. Dengan

adanya pemidanaan terhadap pelaku kejahatan, masyarakat lain tidak

melakukan kejahatan. Sedangkan prevensi khusus menekankan bahwa tujuan

pidana itu dimaksudkan agar pelaku pidana tidak mengulangi lagi

perbuatannya.Dalam hal ini pidana itu perfungsi untuk mendidik dan

memperbaiki pelaku pidana agar menjdai lebih baik.

Karakteristik dari teori relatif atau teori tujan adalah:

a. Tujuan pidana adalah pencegahan;

b. Pencegahan bukanlah pidana akhir, tetapi merupakan sarana untuk

mencapai ketertiban umum;

c. Pelanggaran-pelanggaran hukum yang memenuhu syarat untuk

adanya pidana;

d. Pidana harus ditetapkan berdasarkan tujuannya sebagai alat untuk

pecegahan kejahatan.21

c. Teori Gabungan

Menurut teori gabungan bahwa tujuan pidana itu selain membalas

kesalahan penjahat juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat, dengan

mewujudkan ketertiban.Teori ini menggunakan kedua teori tersebut di atas

(teori absolut dan teori relatif) sebagai dasar pemidanaan.22

Walaupun terdapat perbedaan pendapat di kalangan para sarjana

mengenai tujuan pemidanaan itu, namaun ada satu hal yang tidak dapat

20E. Utrecht, Hukum Pidana I..., h. 157. 21Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 17. 22Koeswaji, Perkembangan Macam-Macam Pidana dalam Rangka Perkembangan

Hukum Pidana, Cet, I, (Bandung: Citra Aditiya Bakti, 1995), h. 11-12.

Page 29: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

19

dibantahkan, yaitu bahwa pidana itu merupakan salah satu sarana untuk

mencegah kejahatan serta memperbaiki pelaku tindak pidana.

Teori integratif dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1) Teori integratif yang menitik beratkan pembalasan, akan tetapi

tidak boleh melampai batas apa yang perlu dan cukup untuk dapat

mempertahankan tertib masyarakat.

2) Teori integratif yang menitik beratkan pada pertahanan tata tertib

masyarakat, tetapi tidak boleh lebih berat dari suatu penderitaan

yang beratnya sesuai dengan beratnya perbuatan yang dilakukan

oleh pelaku tindak pidana.

3) Teori integratif yang menganggap harus ada keseimbangan antara

kedua hal di atas.23

Dengan demikian pada hakikatnya pidana adalah merupakan

perlindungan terhadap masyarakat dan pembalasan terhadap perbuatan

melanggar hukum. Di samping iti Ruslan Saleh juga mengemukakan bahwa

pidana mengandung hal-hal lain, yaitu bahwa pidana adalah suatu proses

pendidikan untuk menjadikan orang dapat diterima kembali dalam

masyarakat.24

Dalam Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum

pidana tahun 2005, tujuan pemidanaan diatur dalam pasal 54, yaitu:

a. Pemidanaan bertujuan

1) Mencegah dilakukanya tindak pidana dengan menegakkan norma

hukum.

2) Mememasyarakatkan narapidana dengan mengadakan pembinaan

sehingga menjadi orang yang lebih baik.

3) Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana,

memulihkan keseimbangan.

4) Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.

23Prakoso, Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-pendapat Mengenai Efektifitas Pidana

Mati di Indonesia Dewasa Ini, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), h. 24. 24Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana..., h. 14.

Page 30: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

20

5) Memaafkan terpidana.

b. Pemidanaan tidak dimaksudkan untuk menderitakan dan merendahkan

martabat manusia.

Andi Hamzah mengemukakan tujuan pidana kedalam Reformation,

Restrain, dan Restribution serta deterrence.Reformation berarti memperbaiki

atau merehabilitasi penjahat menjadi orang baik dan berguna bagi

masyarakat.Restrain mengasingkan pelanggar dari masyarakat. Restribution

ialah pembalasan terhadap pelanggar hukum karena telah melakukan

kejahatan.Deterrence berarti menjera atau mencegah sehingga penjahat jera

dan menjadi pelajaran dan takut melakukan kejahatan kembali.25

Teori gabungan pada hakikatnya lahir dari ketidak puasan gagasan teori

pembalasan maupun unsur-unsur yang positif dari kedua teori tersebut yang

kemudian menjadi titik tolak dari teori gabungan.Teori ini berusaha

menciptakan keseimbangan anatar unsur pembalasan dengan tujuan

memperbaikiti pelaku kejahatan.

B. Pengertian dan Istilah Tindak Pidana

Sebagaimana dalam penelitian lainnya, mula-mula akan dipaparkan

pengenalan pengertian dan istilah dari objek yang diteliti. Maka pembahasan

pada sub-bab ini juga akan memaparkan pengertian dan istilah dari tindak

pidana, dan sub-bab berikutnya akan dibahas pengertian lain yang megarah

pada inti dari pembahasan penelitian. Tidak pidana bila dirujuk ke dalam

bahasa Belanda yaitu strafbaar feit.26

Menurut Moeljanto, tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh

suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa

pidana tertentu, bagi barangsiapa melanggar larangan tersebut.27 Menurut

Wirjono Prodjodikoro, adalah pelanggaran terhadap norma-norma. Sifat-sifat

25Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesiah..., h. 28. 26M Sudrajat Bassar, Tindak-Tindak Pidana Tertentu dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana, (Bandung: CV Remadja Karya, 1986), h. 2 27Moeljanto, Azas-Azas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 54.

Page 31: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

21

yang ada dalam suatu tindak pidana adalah sifat melanggar hukum, karena

tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum.28

Tindak pidana menurut Wirjono ini memang sangat terkait dengan azas

hukum pidana yaitu, Nullum delictum sine praevia lege poenali yang artinya,

peristiwa pidana tidak akan ada, jika ketentuan pidana dalam undang-undang

tidak ada terlebih dahulu.29Azas ini teraktualisasi pada bab 1 pasal 1 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana. Sementara menurut Marshall, bahwa

strafbaar feit adalah perbuatan atau omisi yang dilarang oleh hukum untuk

melindungi masyarakat, dan dapat dpidana berdasarkan prosedur hukum yang

berlaku.30

Pengertian di atas merupakan defenisi yang lebih condong pada aliran

dualistis yang dikenal dalam hukum pidana. Lawan dari aliran ini adalah

monistis. Aliran monistis adalah melihat secara keseluruhan tumpukan syarat

untuk adanya pidana itu kesemuanya merupakan sifat dari perbuatan.

Sementara dualistis membedakan dengan tegas dapat dipidananya perbuatan

dan dapat dipidanya orangnya. Sederhahanya, dualistis menekankan pada

pemisahan antara perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana,

sementara monistis menggabungkan keduanya. Maka itu, Moeljatno dalam

pengertiannya, menegaskan agar adanya pemisahan antar perbuatan pidana

dan pertanggungjawaban pidana.31

Para penganut aliran monistis antara lain, Simon dan Van Hamel. Menurut

Simon, strafbaar feit adalah perbuatan manusia yang diancam dengan pidana

yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang

dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab. Sementara menurut

Van Hammel, strafbaar feit adalah perbuatan manusia yang dirumuskan

dalam undang-undang yang bersifat melawan hukum yang dilakukan dengan

28Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, (Bandung: Refika Aditama, 2003), h. 1

29 R Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politea, 1995), h. 27

30Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 89. 31Moeljanto, Azas-Azas Hukum Pidana, h. 35

Page 32: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

22

kesalahan dan patut dipidanakan.32 Dari defenisi strafbaar feit menurut para

penganut aliran monistis ini, jelas memiliki garis perbedaan dari aliran

dualistis.

Adapun dari segi istilah, para ahli memiliki beragam pandangan dalam

memberikan istilah strafbaar feit. E. Utrecht lebih suka dengan istilah

peristiwa pidana, Moeljanto dengan istilah perbuatan pidana, dan Sudarto

dengan istilah tindak pidana. Adapun dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana mengistilahkan dengan delik. Menurut banyak pakar, perbedaan

istilah ini perlu ditentukan secara konkrit dan ilmiah untuk menghindari

adanya kesalahpahaman dalam menerapkan arti tindak pidana dalam

masyarakat. Namun di tempat yang lain, penggunaan istilah yang beragam

tersebut tidak menjadi soal, dengan catatan dapat dipahami apa yang

dimaksud, terutama oleh perumus undang-undang.

C. Jenis-Jenis Tindak Pidana

Macam-macam jenis tindak pidana dapat dibedakan menjadi beberapa

bagian yaitu:

1) Delik kejahatan dan delik pelanggaran

Delik kejahatan adalah perbuatan-perbuatan yang bertentangan

dengan keadilan, terlepas apakah perbuatan itu diancam pidana dalam

suatu undang-undang atau tidak. Sementara pelanggaran adalah perbuatan

yang oleh masyarakat baru disadari sebagai perbuatan pidana karena

undang-undang merumuskannya sebagai delik. Perbedaan keduanya

terletak pada sistematika KUHP: buku II memuat delik-delik yang disebut

dengan kejahatan (misdrijven), sedangkan buku III KUHP memuat delik-

delik yang disebut pelanggaran (overtredingen).33

2) Delik formil dan delik materil

Tindak pidana formil adalah perbuatan pidana yang perumusannya

dititikberatkan pada perbuatan yang dilarang yaitu tindak pidana telah

dianggap selesai dengan telah dilakukannya perbuatan yang dilarang oleh

32Moeljanto, Azas-Azas Hukum Pidana, h. 38. 33Franz Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, (Jakarta: Rajawali

Press, 2013), h. 69.

Page 33: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

23

undang-undang tanpa mempersoalkan akibatnya. Sementara tindak pidana

materil adalah perbuatan pidana yang perumusannya dititkberatkan pada

akibat yang dilarang. Tindak pidana baru dianggap telah selesai apabila

akibat yang dilarang itu telah terjadi.34

Contoh tindak pidana formil terdapat dalam Pasal 362 KUHP

tentang pencurian. Dengan melakukan perbuatan berupa “mengambil,

maka perbuatan tersebut sudah menjadi delik selesai. Sedangkan contoh

tindak pidana materil adalah pembunuhan. Pembunuhan dikatakan telah

selesai setelah adanya orang mati.

3) Delik aduan dan delik bukan aduan

Delik aduan adalah delik yang hanya dapat dituntut jika ada

pengaduan dari pihak yang berkepentingan. Jika tidak ada pengaduan,

maka perbuatan itu tidak dapat dituntut di depan pengadilan. Delik aduan

dibedakan dalam dua jenis, yaitu delik aduan absolute dan delik aduan

relative. Delik aduan absolute adalah delik yang mempersyaratkan secara

absolute adanya pengaduan untuk penuntutannya. Sedangkan delik aduan

relative adalah delik yang dilakukan masih dalam lingkungan keluarga.

Dalam KUHP, aturan umum tentang delik aduan diatur dalam

Buku I Bab VII dalam Pasal 72-75. Adapun delik bukan aduan atau delik

biasa, adalah delik yang tidak mempersyaratkan adanya pengaduan untuk

penuntutannya.35

4) Delik sengaja dan delik kealpaan

Delik sengaja adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja.

Contohnya Pasal 338 KUHP yang menentukan bahwa barangsiapa

dengan sengaja merampas nyawa orang lain diancam karena

pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun. Sedangkan

delik kealpaan adalah perbuatan yang dilakukan dengan kealpaan atau

culpa. Contohnya dalam Pasal 359 KUHP yang menentukan bahwa

34Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jogjakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 102 35Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, h. 102.

Page 34: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

24

barangsiapa karena kealpaan menyebabkan matinya orang, diancam

pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama

satu tahun.

5) Delik komisi dan delik omisi

Delik komisi atau commise delict adalah delik yang

mengancamkan pidana terhadap dilakukannya suatu perbuatan berupa

perbuatan aktif. Dengan kata lain, delik komisi adalah delik yang berupa

pelanggaran terhadap larangan yaitu berbuat sesuatu yang dilarang.

Sedang delik omisi adalah delik berupa pelanggaran terhadap perintah,

yaitu tidak berbuat sesuatu yang diperintah.

Contoh delik komisi adalah adanya norma yang bersifat larangan

seperti pasal pencurian. Seseorang diancam pidana karena melakukan

sesuatu, yaitu mengambil suatu barang. Sementara contoh delik omisi

terdapat dalam Pasal 531 KUHP yang mengancam pidana terhadap

seseorang yang melihat orang lain dalam keadaan maut namun tidak

memberikan pertolongan.

6) Delik selesai dan delik percobaan

Delik selesai adalah perbuatan yang sudah memenuhi semua unsur

dari suatu tindak pidana. Sedangkan delik percobaan adalah delik yang

pelaksanaannya tidak selesai. Hanya saja dalam KUHP tidak memberikan

defenisi pasti tentang percobaan atau poging.36

7) Delik berlangsung terus menerus dan delik tidak berlangsung terus

Perbuatan pidana yang berlangsung terus menerus memiliki ciri

bahwa perbuatan yang terlarang itu terus berlangsung. Misalnya, delik

merampas kemerdekaan seseorang. Sedangkan perbuatan pidana yang

tidak berlangsung terus menerus adalah perbuatan pidana yang memiliki

36Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 69-82.

Page 35: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

25

ciri bahwa keadaan yang terlarang itu tidak berlangsung terus menerus

seperti pencurian dan pembunuhan.37

D. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Dalam perbuatan pidana, memiliki unsur-unsur sehingga dapat

dibedakan dengan perbuatan biasa. Berikut ini unsur-unsur tindak pidana

menurut para ahli hukum: Menurut Lamintang, bahwa tindak pidana yang

terangkum dalam KUHP umumnya unsur-unsurnya menjadi dua macam

yaitu unsur subjektif dan objektif. Yang dimaksud dengan unsur-unsur

subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang

berhubungan dengan diri si pelaku termasuk segala sesuatu yang terkandung

dalam hatinya. Sementara unsur objektif adalah unsur-unsur yang ada

hubungannya dengan keadaan-keadaan dimana tindakan si pelaki itu harus

dilakukan.38

Hal yang sama dikemukakan Satochid Kartanegara bahwa unsur

tindak pidana terdiri atas unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur objektif

adalah unsur yang terdapat di luar diri manusia yang berupa: Suatu tindakan,

Suatu akibat, Keadaan (omstandigheid). Sementara unsur subjektif adalah

unsur-unsur dari perbuatan yaitu: kemampuan, dan kesalahan.39 Selanjutnya

menurut Lamintang, unsur subjektif dari suatu tindak pidana yaitu:

a. Kesengajaan (dolus) atau ketidaksengajaan (culpa);

b. Maksud atau Voornemen pada suatu percobaan atau poging;

c. Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachtteraad;

d. Perasaan takut.

Sementara unsur objektif dari suatu tindak pidana adalah: pertama,

sifat melawan hukum atau wederrechttelijkheid. Kedua, kualitas dari pelaku,

misalnya keadaan sebagai seorang pegawai negeri. Ketiga, kausalitas yakni

37Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, h. 103. 38Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1984), h.

183 39Leden Marpaung, Asas Teori Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h.

10.

Page 36: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

26

hubungan antara suatu tindak pidana sebagai penyebab dengan suatu

kenyataan .

Menurut Moeljanto, unsur-unsur tindak pidana antara lain: pertama,

Perbuatan itu harus merupakan perbuatan manusia. Kedua, perbuatan itu

harus dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang. Ketiga,

perbuatan itu bertentangan dengan hukum. Ketiga, Harus dilakukan oleh

seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan. Keempat, Perbuatan itu harus

dipersalahkan kepada si pembuat.40

Namun perlu dipertegas, bahwa unsur-unsur dari strafbaar feit sangat

dipengaruhi oleh oleh aliran monistis dan dualistis sebagaimana yang telah

diterangkan sebelumnya. Salahsatu penganut aliran monistis adalah Simons.

Menurutnya, unsur-unsur tindak antara lain:

a. Perbuatan manusia

b. Diancam dengan pidana

c. Melawan hukum

d. Dilakukan dengan kesalahan

e. Oleh orang yang mampu bertanggungjawab.

Dari unsur-unsur ini, Simons kemudian membedakan antara unsur

objektif dan subjektif. Unsur objektif dari strafbaar feit adalah perbuatan

orang, akibat yang nampak dari perbuatan, adanya keadaan tertentu yang

menyertai perbuatan-perbuatan. Sementara unsur subjektif adalah orang yang

mampu bertanggungjawab, dan adanya kesalahan.

Menurut penganut aliran dualistis, seperti H.B. Vos menyebutkan,

bahwa strafbaar feit hanya berunsurkan kelakuan manusia dan diancam

dengan pidana dalam undang-undang. Penganut aliran dualistis di Indonesia

seperti R. Tresna juga memberikan pandangan yang sama, bahwa unsur

tindak pidana meliputi perbuatan yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan diadakan tindakan hukuman.41 Maka itu, pandangan

40Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), h. 98.

41Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana: Dua Pengertian Dasar dalam Hukum Pidana, (Jakarta: Aksara Baru, 1981), h. 13.

Page 37: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

27

sarjana yang beraliran dualistis dengan tegas memisahkan antara criminal act

dan criminal responsibility.42

Menurut prespektif penulis sendiri, memang sudah seharusnya

diadakan pemisahan antara perbuatan dan pertanggungjawaban pidana. Cara

demikian akan membuat pengambilan keputusan lebih sistematis dan penuh

dengan tuntutan ketelitian hakim untuk menjatuhkan putusan sebagai

pertanggungjawaban pidana.

E. Tindak Pidana Dalam Hukum Islam

Dalam hukum Islam, tindak pidana dikenal dengan jarimah. Dalam

pengertiannya, jarimah adalah larangan-larangan syara’yang diancamkan

oleh Allah dengan hukuman had atau ta’zir.43 Menurut Imam Al-Mawardi,

jarimah adalah segalah larangan syara’ yaitu melakukan hal-hal yang dilarang

dan meninggalkan hal-hal yang diwajibkan dengan diancam dengan hukuman

had atau ta’zir.

Umumnya, ulama membagi jarimah pada aspek berat dan ringannya.

Ini yang kemudian disebut dengan jenis-jenis pidana dalam hukum Islam

antara lain: pertama, jarimah hudud. Kata hudud merupakan bentuk jama’

dari kata had, yang berarti memberi batas. Menurut bahasa, had adalah suatu

bentuk hukuman tertentu yang wajib dilaksanakan sebagai hak Allah

Ta’ala.44 Defenisi yang lebih komperhensif diberikan oleh M Nurul Irfan

bahwa jarimah hudud adalah semua jenis tindak pidana yang telah ditetapkan

jenis, bentuk dan sanksinya oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Nabi di

dalam Hadits.45

Dengan demikian, ciri khas pada jarimah hudud adalah hukumannya

telah ditentukan dan dibatasi, serta menjadi hak Allah untuk ditunaikan.

Hukuman tersebut tidak dapat dihapuskan oleh perseorangan. Jarimah hudud

42Sudarto, Hukum Pidana 1A- 1B, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto, h. 33.

43Rokhmadi, Reformulasi Hukum Pidana Islam, (Semarang: Rasail Media Grup, 2009), h. 13-14.

44Ahmad Fathi Bahansi, Al-Uqubah Fi Al-Fiqh Al-Islami, (Beirut: Dar Al-Asy, Tt), h. 124.

45M Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 47.

Page 38: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

28

ada tujuh macam: jarimah zina, jarimah qadzaf, jarimah syurbul khamr,

jarimah syariqah, jarimah hirabah, jarimah riddah, dan jarimah baghyu.46

Namun menurut ulama Hanafiyah, hudud yang ditetapkan di dalam

Al-Qur’an ada lima: had zina, pencurian, meminum khamar, perampokan,

dan tuduhan zina. Perbedaan jumlah hudud menurut para ulama menjadi satu

kewajaran mengingat perbedaan tingkat pemahaman dan pengalaman yang

dimilikinya. Meski begitu, mayoritas ulama menyepakati ada tiga jumlah

hudud yaitu: had zina, had qadzaf dan had pencurian.

Kedua, Jarimah qishas atau diyat. Pengertian qishas hampir sama

dengan hudud. Perbedaannya terletak pada hak Allah dan hak manusia. yang

dimaksud dengan hak manusia adalah suatu hak yang manfaatnya kembali

kepada orang tertentu. Merujuk pada pengertian ini maka jarimah qishas

dapat diganti dengan diyat bahkan dapat dihapuskan bila dimaafkan oleh

korban atau keluarganya. Di antara tindakan yang tergolong qishas adalah:

pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja, pembunuhan karena

kesilapan, penganiayaan sengaja, dan penganiayaan tidak sengaja.

Ketiga, jarimah ta’zir. Menurut arti kata jarimah ta’zir adalah at-

ta’dibyang berarti memberi pengajaran. Dalam istilah, ta’zir adalah suatu

dalam bentuk jarimah yang betuk atau macam jarimah serta hukuman dan

sanksinya ditentukan oleh penguasa.47 Para fuqaha mengartikan ta’zir dengan

hukuman yang tidak ditentukan oleh Al-Qur’an dan Hadits yang berkaitan

dengan kejahatan yang melanggar hak Allah Swt dan hak hamba yang

berfungsi sebagai pelajaran bagi terhukum dan pencegahannya untuk tidak

mengulangi kejahatan serupa.48 Maka itu, penguasa memiliki kompetensi

dalam melaksanakan ta’zir, namun tentu tetap memperhatikan nash secara

teliti karena menyangkut kepentingan umum.49

46Abdul Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jina’iy Al-Islami, (Beirut: Ar-Risalah, Tt), h. 634. 47Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, (Banudng: Pustaka Setia, 2000), h. 26. 48Rahmad Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: CV Pustaka Setia,

2000), h. 141. 49M Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 140.

Page 39: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

29

F. Tindak PidanaPemalsuan Surat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemalsuan menurut bahasa

berarti proses, perbuatan atau cara memalsukan.50 Sementara menurut Adam

Chazawi, pemalsuan adalah kejahatan yang di dalamnya mengandung unsur

keadaan ketidakbenaran atau palsu atas sesuatu objek, yang sesuatunya itu

tampak dari luar seolah-olah benar adanya padahal sesngguhnya bertentangan

dengan sebenarnya.51

Sementara pengertian surat adalah segala macam tulisan, baik yang

ditulis dengan tangan maupun diketik atau yang dicetak dan menggunakan

arti atau makna. Menurut Lamintang, surat adalah sehelai kertas atau yang

lebih digunakan untuk mengadakan komunikasi secara tertulis. Adapun isi

surat berupa: pernyataan, keterangan, pemberitahuan, laporan, permintaan,

sanggahan, tuntutan, gugatan dan lain sebagainya.52

Maka itu dapat dikemukakan bahwa pemalsuan surat adalah perbuatan

yang bertujuan untuk meniru suatu benda yang sifatnya tidak asli lagi atau

membuat suatu benda kehilangan keabsahannya. Pemalsuan surat dapat

terjadi terhadap sebagian atau seluruh isi surat juga pada tanda tangan pada si

pembuat surat. Pemalsuan surat merupakan perbuatan yang dilarang. Dasar

hukumnya terdapat pada Pasal 263 ayat 1 dan 2 KUHP

Berdasarkan rumusan Pasal 263 ayat 1 KUHP terdapat unsur-unsur

yaitu: pertama, membuat surat palsu. Kedua, surat itu dapat menimbulkan

suatu hak, suatu perikatan, pembebasan hutang, dan dapat digunakan sebagai

bukti untuk suatu hal. Ketiga, maksud perbuatan itu dilakukan adalah untuk

menggunakan atau menyuruh menggunakan surat-surat itu seolah-olah asli

dan tidak dipalsukan. Keempat, penggunaan surat itu dapat menimbulkan

kerugian. Sementara unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 263 ayat 2 yaitu:

Pertama, memakai surat palsu atau surat yang dipalsukan, seolah-olah surat

50Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 639.

51Adam Chazawi, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2001), h. 3.

52Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2009, h. 9.

Page 40: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

30

itu asli dan tidak dipalssukan. Kedua, apabila surat itu dapat menimbulkan

kerugian. Ketiga, perbuatan itu dilakukan dengan sengaja.

Dalam konstruksi unsur-unsur tindak pidana yang ditinjau dari segi

objektif-subjektif, Adami Chazawi berpandangan bahwa rumusan unsur-

unsur Pasal 263 ayat 1 yaitu:

1. Unsur Objektif

a. Perbuatan: (1). Membuat surat palsu, (2) memalsu.

b. Objek yakni surat: (1) yang dapat menimbulkan suatu hak, (2) yang

menimbulkan suatu perikatan, (3) yang menimbulkan suatu

pembebasan hutang, (4) yang diperuntukkan sebagai bukti daripada

suatu hak.

2. Unsur Subjektifnya yaitu dengan maksud untuk memakai atau menyuruh

orang lain dengan seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsukan.

Sedangkan unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 263 ayat (2) yaitu:

1. Unsur objektif yaitu

a. Perbuatan memakai.

b. Objeknya yaitu: (1) surat palsu, (2) surat yang dipalsukan.

c. Perbuatan tersebut dapat menimbulkan kerugian

2. Unsur subjektifnya yaitu dilakukan dengan sengaja.

Pasal ini merupakan larangan tindakan pemalsuan surat dalam bentuk

pokok atau standar. Masih terdapat jenis-jenis tindak pidana lain yang juga

diatur dalam KUHP, dimulai dari Pasal 263 sampai dengan Pasal 276 KUHP

yaitu: pertama, pemalsuan akta autentik. Pemalsuan jenis ini diatur dalam

Pasal 266 KUHP. Pemalsuan buku autentik ini berisi ketidak-benaran atau

bertentangan dengan kebenaran. Akta autentik terdiri dari akta notaris, akta

yang dibuat oleh pegawai catatan sipil seperti akte kelahiran dan akte

kematian, berita acara dari Polisi, Kejaksaan dan Pengadilan.

Kedua, pemalsuan surat keterangan dokter. Hal ini diatur dalam Pasal

268 KUHP. Pasal ini menegaskan larangan seorang dokter yang dengan

sengaja memberikan surat keterangan palsu tentang ada atau tidak adanya

suatu penyakit, kelemahan atau cacat. Ketiga, pemalsuan surat keterangan

Page 41: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

31

kelakuan baik. Mengenai hal ini diatur dalam Pasal 269 KUHP. Keempat,

pemalsuan surat pas jalan. Hal ini diatur dalam Pasal 270 KUHP. Dan yang

menjadi objek yang dipalsukan tersebut adalah: surat pas jalan, surat

pengganti pas jalan, surat keselamatan, dan surat perintah jalan. Kelima,

pemalsuan surat pengantar kerbau atau sapi. Hal ini diatur dalam Pasal 271

KUHP. Keenam, pemalsuan surat keterangan pegawai negeri. Ketujuh,

menyediakan bahan-bahan yang digunakan dalam kejahatan. Hal ini diatur

dalam Pasal 275 KUHP. Kesemuanya ini bila disimpulkan dapat dibedakan

menjadi tujuh macam:

1. Pemalsuan surat pada umumnya sebaimana diatur dalam Pasal 263 KUHP.

2. Pemalsuan surat yang diperberat sebagaimana diatur dalam Pasal 263

KUHP.

3. Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akte otentik

sebagaimana diatur dalam Pasal 266 KUHP.

4. Pemalsuan surat keterangan dokter sebagaimana diatur dalam Pasal 267

dan 268 KUHP.

5. Pemalsuan surat-surat tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal 269, 270

dan 271 KUHP.

6. Pemalsuan surat keterangan Pejabat tentang hak milik sebagaimana diatur

dalam Pasal 274 KUHP.

7. Menyimpan bahan atau benda untuk pemalsuan surat sebagaimana dalam

Pasal 275 KUHP.

Dalam hukum Islam, pemalsuan merupakan perbuatan yang tidak

diatur secara ekplisit di dalam nash. Namun begitu, bukan berarti tidak ada

kepastian hukum yang mengakomodir perbuatan tersebut. Pemalsuan surat

merupakan perbuatan yang digolongkan dalam jarimah ta’zir. Menurut

Abdul Aziz, jarimah ta’zir sangat erat kaitannya dengan kemaslahatan

umum.53 Dalam pandangannya, memalsukan tanda tangan dan stempel

merupakan perbuatan yang mengganggu kemaslahatan umum dan terkategori

53Muhammad Abu Zahrah, Al-Jarimah Wa Al-Uqubah Fi al-Fiqh Al-Islami, (Kairo: Dar Al-Fikr Al-Arabi, 1998), h. 57.

Page 42: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

32

sebagai perbuatan dusta sebab menjauhkan kebenaran dari yang sebenarnya.

Maka itu, mengenai sanksi yang diterapkan terhadap perbuatan ini

sepenuhnya diserahkan kepada Ulil Amri yang dalam hal ini adalah

pemerintah dengan tetap memperhatikan ketentuan nash yang ada.

Singkatnya, pemalsuan surat dapat dikategorikan sebagai perbuatan

pidana bila unsur-unsur dari perbuatan pelaku terpenuhi secara kumulatif

seperti yang dipaparkan di atas. Namun begitu, dengan terpenuhinya unsur-

unsur perbuatan pidana tidak, tidak lantas membuat pelaku secara langsung

mendapat pertanggungjawaban berupa sanksi pidana. Terdapat beberapa

bagian yang harus dicermati sebelum sampai kepada penjatuhan sanksi

tersebut.

G. Tindak Pidana Pemalsuan Buku Nikah dan Sanksi Pidananya

Buku nikah adalah alat bukti autentik sahnya suatu perkawinan.

Karena itu, dalam menilai sah atau tidaknya suatu perkawinan, dalam

kacamata hukum positif, adalah dengan melihat apakah perkawinan tersebut

telah dicatatkan oleh pejabat negara ketika melangsungkan suatu akad

perkawinan antara calon suami dan istri.54 Dalam hal ini, pejabat negara yang

melakukan pencatatan perkawinan adalah Petugas Pencatat Nikah yang

diberikan mandat oleh negara untuk mencatatkan perkawinan. Petugas

Pencatat Nikah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pencatat permikahan

yang berada dalam wilayahnya, dibantu oleh Penghulu yang biasa disebut

dengan Pembantu Petugas Pencatat Nikah. Penghulu ini sekarang dijabat oleh

para Imam Desa Kelurahan yang diangkat oleh Bupati atau Walikota.

Tentu saja dalam pengertian ini, buku nikah bukanlah penentu dari sah

dan tidaknya suatu perkawinan melainkan hanya sebagai syarat administratif

belaka. Sebab, sah dan tidaknya perkawinan adalah apabila dilakukan

menurut hukum Islam.55Disebutkan dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang

54Muhammad Zein dan Mukhtar Al-shadiq, Mmebangun Keluarga Harmonis, (Jakarta: Graha Cipta, 2005), h. 36.

55Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Tercatat Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 213.

Page 43: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

33

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, bahwa perkawinan adalah sah

apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya. Ketentuan ini

kemudian dipertegas dalam Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 5 ayat (1)

yang berbunyi, agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam

setiap perkawinan harus dicatat. Maka itu, Perkawinan tetap dilaksanakan

menurut aturan agama baik mengikuti rukun dan syarat.

Dengan adanya bukti autentik berupa buku nikah maka akibat hukum

ditimbulkan adalah adanya jaminan hukum oleh negara karena dapat

membuktikan keturunan sah yang dihasilkan dari perkawinan tersebut dan

memperoleh hak-haknya sebagai ahli waris dan lain sebagainya.56

Sebaliknya, perkawinan yang tidak memiliki buku nikah, atau yang

dilangsungkan di luar pengawasan Petugas Pencatat Nikah tidak mempunyai

kekuatan hukum.

Mantan Ketua Mahkamah Agung, Harifin Tumpa menyebutkan

bahwa persoalan tanpa pencatatan ini akan menimbulkan problematika

hukum dan bersinggungan dengan keadilan. Menurutnya, akibat hukum yang

terjadi bila tidak adanya pencatatan perkawinan adalah:57pertama, terhadap

istri. Secara hukum perempuan yang perkawinannya tanpa pencatatan, tidak

dianggap sebagai istri yang sah (menurut hukum positif). Dengan kata kata

lain, istri yang dinikahi tanpa dicatat, tidak berhak atas nafkah dan harta

warisan jika suami meninggal dunia.

Kedua, terhadap anak. Anak yang dilahirkan dari hasil nikah siri,

dengan kata lain tanpa adanya pencatatan perkawinan, maka status hukumnya

sama dengan anak luar kawin hasil zina yang hanya memiliki hubungan

hukum dengan ibunya.58 Secara hukum negara, anak tersebut tidak

mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya. Hal tersebut akan nampak

dalam akta kelahiran anak. Ketiga, terhadap harta gono gini. Merujuk pada

56Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada, 2006), h. XX.

57Asep Aulia Ulfan dan Destri Budi Nugraheni, Analisis Yuridis Peluang Pencatatan Perkawinan Sebagai Rukun dalam Perkawinan Islam, h. 32-34.

58Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun tentang Perkawinan.

Page 44: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

34

penelitian sebelumnya, dengan jelas bahwa praktek kawin sirri berdampak

buruk pada kelangsungan hidup perempuan, apalagi bila melahirkan anak dari

perkawinan itu. Bila sang istri hendak meminta haknya kepada suami, maka

demikian akan menemui jalan buntu karena tidak adanya bukti otentik yang

mendukung tuntutan itu kecuali atas kesadaran suaminya dengan jalan

musyawarah dengan para kerabat dekatnya.

Berdasarkan pemaparan di atas, menjadi jelas bagi kita bahwa kutipan

akta nikah menjadi bukti otentik untuk menerbitkan suatu hak yang dijamin

dalam perundang-undangan. Tanpanya, perlindungan terhadap sesuatu yang

menjadi haknya tidak dijamin oleh negara.

Menurut kacamata hukum Islam sendiri, tidak secara jelas mengatur

tentang keharusan pencatatan perkawinan. Hal ini disebabkan kurangnya

literatur fiqh klasik yang membahas tentang tema tersebut. Meski begitu,

bukan berarti pembahasan ini lepas dari pengamatan fiqh kotemporer. Pada

masa awal Islam, terdapat tradisi i’lan al-nikah atau mengumumumkan suatu

pernikahan pada masyarakat setempat. Pendapat yang terkuat menyatakan,

bahwa mengumumumkan pernikahan merupakan salahsatu syarat sahnya

aqad nikah. Praktek i’lan al-nikah ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw.

Terbukti dengan adanya hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad yang

berbunyi:

أعلنوا النكاح Artinya: “Dari Abdullah ibn Zubair bahwa Rasulullah Saw bersabda, ‘umumkanlah pernikahan itu’”. (HR. Ahmad).

Artinya, meskipun tidak terdapat perintah untuk mencatatkan

pernikahan, namun substansi pencatatan pernikahan telah termanifestasikan

meskipun hanya dalam bentuk yang sederhana. Dengan adanya pengumuman

pernikahan, telah memberikan informasi kepada masyarakat sekitar bahwa

telah dilangsungkan pernikahan yang berarti adanya legalitas hubungan badan

antara suami-istri sesuai dengan yang diajarkan Nabi. Selain itu, dasar

pencatatan pernikahan dapat dirujuk pada Firman Allah Swt dalam Surat Al-

Page 45: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

35

Baqarah ayat 282. Ayat ini diturunkan dalam konteks muamalah yang

harusnya dicatatkan atau dibukukan agar statusnya dapat menguatkan

persaksian sekaligus dapat menghidarkan dari keraguan.59

Sampai di sini dapat disimpulkan, buku nikah merupakan kategorisasi

dari surat. Kesimpulan ini meskipun tidak disebutkan secara tegas dalam

KUHP, namun bila memperhatikan Pasal 263 ayat (1), maka buku nikah

dapat menjadi keterangan tertulis bagi suatu perbuatan atau peristiwa.

Misalnya saja akte lahir, buku tabungan, dan lain sebagainya. Akta nikah

menjadi bukti otentik yang menerangkan adanya persitiwa perikatan

perkawinan antara suami dan istri. Maka bila seseorang atau beberapa,

melakukan pemalsuan akta nikah, dapat dikenakkan sanksi pidana bila

perbuatannya memenuhi unsur-unsur yang telah digariskan dalam ketentuan

Pasal 263 sampai Pasal 276 KUHP.

Karena itu, menyangkut Pasal yang dilanggar, tergantung dari

terpenuhinya unsur-unsur perbuatan. Pasal 266 KUHP misalnya,

mengandaikan bahwa pelaku pemalsuan buku nikah bukan dilakukan secara

langsung melainkan dengan menyuruh orang lain untuk melakukannya.

Demikian ini bisa saja memenuhi Pasal 266 selama terpenuhi unsur-unsurnya

yaitu delik penyertaan.

59Oyoh Bariah, Rekonstruksi Pencatatan Perkawinan dalam Hukum Islam, Jurnal Ilmiah Solusi Volume I Nomor 4, 4 Desember 2014, h. 21.

Page 46: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

BAB III

TINJAUAN UMUM PUTUSAN DAN

PROFIL MAHKAMAH AGUNG

A. Duduk Perkara Kasus Pemalsuan Buku Nikah

Kasus ini bermula ketika Ruslan Syamsiah alias Nyong meminta kepada

saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan buku nikah dengan alasan

untuk menggugat Cerai istri Terdakwa yang menurut terdakwa istriterdakwa

Nurfaidah Umasugi sering berkata kasar, melempar dengan parang, mengejar

dengan pisau, dan melempar dengan handpone, Kemudian, Terdakwa

berinisiatif untuk membuat buku nikah palsu agar perceraian tersebut segera

di lakukan, dan prosedur pemberkasan sidang pun lebih instan dan praktis.

dengan alsan tidak mempunyai buku nikah sejak menikah pada tahun 2008,

Terdakwa, memberikan identitasnya: nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal,

tahun nikah dan tempat nikah serta identitas istri Terdakwa Nurafidah

Umusagi alias Eda yaitu nama orang tua istri terdakwa, kepada Hi Abuhasan

Hamzah untuk mengisi identitas di buku nikah. Hi Abuhasan Hamzah

kemudian bertemu dengan Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz pada Salat

Magrib di Masjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah,

untuk meminta bantuannya untuk membuatkan buku keponakannya yaitu

Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong, dengan alasan bahwa Terdakwa

telah menikah sejak tahun 2008 namun belum memiliki buku nikah.60

Setelah Salat Magrib Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz pulang ke

rumahnya bersama sudara Hi Abuhasan Hamzah di BTN Kelurahan Maliaro,

Kecamatan Kota Ternate Tengah dan sesampai di rumahnya Hi Ismail

Laitupa langsung memberikan satu buah buku nikah yang masih dalam

keadaan kosong kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah.

60Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015.

36

Page 47: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

37

Berdasarkan duduk perkara ini, Penuntut Umum pada Pengadilan

Negeri Ternate, mendakwakan kepada Terdakwa Ruslan Syamsiah alias

Nyong sebagai berikut:61

Kesatu:

Bahwa Terdakwa Ruslan alias Nyong secara bersama-sama ataupun

sendiri-sendiri dengan saksi Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail

Laitupa pada hari yang tidak dapat diingat lagi sekitar pada bulan Februari

tahun 2014, atau setidak-tidaknya pada satu waktu lain dalam bulan Februari

tahun 2014, yang bertempat di rumah saksi Hi Ismail Laitupa di BTN

Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah atau setidak-tidaknya

pada suatu tempat lain yang termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri

Ternate, menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta

otentik mengenai suatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu,

seolah-olah keterangannya sesuai dengan kebenaran, jika pemakaian itu dapat

menimbulkan kerugian. Perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

Pertama, bahwa pada mulanya Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

meminta bantu kepada saudara Hi Abu Hasan Hamzah untuk membuat buku

nikah dengan alasan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong untuk

menggugat cerai istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda, nama

orang tua istri Terdakwa, kepada saudara Hi Abu Hasan Hamzah untuk

mengisi identitas di buku nikah;

Kedua, bahwa Terdakwa setelah menyerahkan identitas Terdakwa serta

identitas istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda kepada saudara

Hi Abuhasan Hamzah bertemu dengan saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak

Ustadz pada Salat Magrib di Masjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan

Kota Ternate Tengah, kemudian saudara saudara Hi Abuhasan Hamzah

meminta bantu kepada saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz membuatkan

buku nikah keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

karena sudah menikah sejak tahun 2008 namun belum mempunyai surat buku

61Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 48: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

38

nikah, kemudian setelah Salat Magrib saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak

Ustadz pulang ke rumah bersama saudara Hi Abuhasan Hamzah di BTN

Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah dan sesampai di rumah

saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz memberikan satu buku nikah dalam

keadaan kosong kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah;

Ketiga, bahwa Terdakwa mengetahui secara sadar bahwa pada saat

meminta bantu kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan

buku nikah, Terdakwa sudah mempunyai Buku Nikah dengan Nomor

348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di Istri

Terdakwa yaitu saksi Korban Nurfaidah Umusagi alias Eda dan Terdakwa

untuk mengajukan gugatan cerai kepada Nurfaidah Umusagi alias Eda di

Pengadilan Agama Ternate dengan menggunakan Buku Nikah dengan Nomor

471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008;

Keempat, bahwa akibat perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias

Nyong bersama-sama dengan saudara Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi

Ismail Laitupa alias Pak Ustadz membuat surat Buku Nikah dengan Nomor

471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008 telah menimbulkan

kerugian terhadap saksi Korban Nurfaidah Umasugi alias Eda secara pribadi;

Perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong bersama-sama

dengan Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz

sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 266 Ayat 1 KUHPidana jo.

Pasal 55 ayat 1 Ke-1 KUHPidana.

Kedua:

Bahwa ia Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong pada waktu dan

tempat sebagaimana dakwaan kesatu di atas, telah membuat surat palsu atau

memalsukan surat, yang dapat menerbitkan suatu hak, suatu perjanjian

(kewajiban) atau suatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan

sebagai keterangan bagi suatu perbuatan, dengan maksud akan menggunakan

atau menyuruh orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-olah asli dan

Page 49: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

39

tidak dipalsukan, kalau menggunakannya dapat mendatangkan suatu

kerugian. Perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut:62

Pertama, bahwa bermula Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

meminta bantu kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuat buku

nikah dengan alasan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong untuk

mengguga cerai istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda,

kemudian Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong memberikan identitas

Terdakawa, nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal, tahun nikah dan tempat

nikah serta nama istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda, nama

orang tua istri Terdakwa, kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk

mengisi identitas di buku nikah.

Kedua, bahwa Terdakwa setelah menyerahkan identitas Terdakwa serta

identitas istri Terdakwa kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah kemudian Hi

Abuhasan Hamzah bertemu dengan saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz

pada Salat Magrib di Masjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah kemudian saudara Hi Abuhasan Hamzah meminta bantu

kepada saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz membuatkan buku nikah

keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong karena

Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong sudah menikah sejak tahun 2008

namun belum memiliki surat buku nikah kemudian setelah Salat Magrib saksi

Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz pulang ke rumah bersama saudara Hi

Abuhasan Hamzah di BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate

Tengah dan sesampai di rumah saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz

memberikan satu buku nikah dalam keadaan kosong kepada saudara Hi

Abuhasan Hamzah;63

Ketiga, bahwa Terdakwa mengetahui secara sadar dan pasti bahwa pada

saat meminta bantu kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan

buku nikah, Terdakwa sudah mempunyai Buku Nikah dengan Nomor

348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di tangan

62Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015. 63Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 50: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

40

istri Terdakwa dan Terdakwa mengajukan gugatan perceraian kepada saksi

korban Nurfaidah Umusagi alias Eda di Pengadilan Agama Ternate dengan

menggunakan Buku Nikah dengan Nomor 471/20/IV/2008, Ternate tanggal

18 September 2008;

Keempat, bahwa akibat perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias

Nyong bersama-sama dengan saudara Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi

Ismail Laitupa alias Pak Ustadz membuat surat Buku Nikah dengan Nomor

471/20/IV/2008 Ternate tanggal 18 September 2008 telah menimbulkan

kerugian terhadap saksi Korban Nurfaidah Umusagi alias Eda secara pribadi;

Perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong bersama-sama

dengan Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz

sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 263 ayat 1 KUHPidana Jo.

Pasal 55 Ayat 1 Ke-1 KUHPidana.

Berdasarkan dakwaan Penuntut Umum pada Pengadilan Negeri Ternate

pada 29 Oktober 2014 di atas, Penuntut Umum kemudian menuntut:64

Pertama, menyatakan bahwa Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “Secara

bersama-sama dengan saksi Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail

Laitupa membuat surat palsu” melanggar dakwaan kesatu Pasal 266 Ayat 1

KUHPidana Jo. Pasal 55 Ayat 1 KUHPidana sebagaimana dalam Surat

Dakwaan; Kedua, menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Ruslan Syamsiah

alias Nyong dengan pidana penjara selama dua tahun dikurangi selama

Terdakwa berada dalam tahanan sementara dan dengan perintah Terdakwa

tetap ditahan;

Ketiga, menetapkan barang bukti berupa dua Buku Nikah dengan Nomor

348/12/XII/2008, atas nama suami Ruslan Syamsiah dan istri Nurfaidah

Umasugi, tanggal 11 Desember 2008; dikembalikan kepada yang berhak

yaitu Nurfaidah Umasugi yaitu satu lembar Surat Panggilan kepada

Termohon atas nama Nurfaidah binti Umasugi dengan Nomor

63/Pid.G/2014/PA.TTE, tanggal 25 Februari 2014 serta satu rangkap Surat

64Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 51: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

41

Permohonan Gugatan Cerai Talak atas nama Pemohon Ruslan Syamsiah dan

Termohon atas nama Nurfaidah Umasugi, tanggal 17 Februari 2014, tetap

terlampir dalam berkas perkara. Keempat, menyatakan supaya Terdakwa

membayar biaya perkara sebesar Rp. 100.00 (seribu rupiah).

Namun begitu, dalam pandangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Ternate Nomor 183/Pid.B/2014/PN.TTE tanggal 17 November 2014 tidak

sepenuhnya mengakomodir tuntutan dari Penuntut Umum, malah justru

sebaiknya. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ternate pada putusannya

Nomor 183/Pid.B/2014/PN.TTE memutuskan bahwa:65

1. Menyatakan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong tidak terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

sebagaimana yang didakwakan;

2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari seluruh dakwaan tersebut;

3. Memerintahkan agar Terdakwa segera dibebaskan dari tahanan;

4. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat

serta martabatnya;

5. Menetapkan barang bukti berupa:

- 2 (dua) Buku Nikah dengan Nomor 348/12/XII/2008, atas nama

suami Ruslan Syamsiah dan istri Nurfaidah Umasugi, tanggal 11

Desember 2008;

- 1 (satu) lembar Surat Panggilan kepada Termohon atas nama

Nurfaidah binti Umasugi dengan Nomor 63/Pid.G/2014/PA.TTE,

tanggal 25 Februari 2014;

- 1 (satu) rangkap Surat Permohonan Gugatan Cerai Talak atas nama

Pemohon Ruslan Syamsiah dan Termohon atas nama Nurfaidah

Umasugi, tanggal 17 Februari 2014;

6. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Oleh Penuntut Umum, putusan ini dinilai memiliki kekeliruan. Karena itu,

pada tanggal 27 November 2014, Penutut Umum mengajukan kasasi dan

65Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 52: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

42

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Ternate pada tanggal 9 Desember

2014. Dijelaskan dalam Pasal 224 KUHPidana, bahwa terhadap putusan

perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh Pengadilan lain

selain daripada Mahkamah Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat

mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap

Putusan Bebas.

Namun setelah keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

114/PUU-X/2012 tanggal 28 Maret 2013 menyatakan frasa “kecuali terhadap

putusan bebas” dalam Pasal 224 KUHPidana tersebut tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat, maka Mahkamah Agung berwenang memeriksa

permohonan kasasi terhadap putusan bebas. Maka itu, pengajuan kasasi oleh

Penuntut Umum secara prosedur undang-undang dinilai sah. Alasan

pengajuan kasasi oleh Penuntut Umum dijelaskan pada pembahasan

selanjutnya.66

B. Alasan Pengajuan Kasasi Oleh Penuntut Umum Bahwa Pengadilan Negeri Ternate yang telah menjatuhkan putusan

dalam perkara Ruslan Syamsiah alias Nyong yang amarnya sebagaimana

tersebut di atas, dalam memeriksa dan mengadili perkara tersebut telah

melakukan kekeliruan. Hal tersebut terbaca dalam pertimbangan hukum

dalam putusan a quo pada halaman 6 sampai dengan halaman 9, Judex Facti

memberikan atau menyajikan fakta-fakta hukum yang merupakan fakta

persidangan sebagai berikut:67

1. Saksi Nurfaidah Umasugi alias Eda, disumpah di depan persidangan pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut:

a. Bahwa saksi menikah dengan Terdakwa pada hari Sabtu, tanggal 6

September 2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor

348/12/XII/2008, Sanan tanggal 11 Desember 2008 yang

ditandatangani oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Sanana;

66Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015. 67Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015.

Page 53: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

43

b. Bahwa benar kejadian pemalsuan surat yaitu buku nikah tersebut

terjadi pada hari selasa tanggal 4 Februari 2014 bertempat di Kantor

Pengadilan Agama kelas 1B Ternate;

c. Bahwa benar awalnya saksi tidak tahu kalau Terdakwa membuat

buku nikah palsu kemudian saksi ketahui ada surat panggilan dari

Pengadilan Agama Ternate untuk menghadiri sidang gugatan

perceraian di situ baru saksi mengetahui adanya buku nikah palsu

yang dibuat oleh Terdakwa untuk menceraikan saksi;

d. Bahwa benar Terdakwa menggugat cerai di Pengadilan Agama

Ternate dengan menggunakan Buku Nikah dengan Nomor

471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008 sedangkan

saksi mempunyai Buku Nikah Asli yang dikeluarkan KUA di Sanana

dengan Nomor 348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008;

e. Bahwa benar saksi tidak mengetahui alasan Terdakwa menceraikan

saksi;

f. Bahwa benar pada saat Terdakwa menggugat cerai saksi, kondisi

saksi sedang hamil sekitar 4 (empat) bulan;

2. Saksi Hi Abuhaasan Hamzah, disumpah di depan persidangan pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut:68

a. Bahwa benar kejadiannya pada hari dan tanggal saksi sudah lupa

tapi pada bulan Februari 2014, bertempat di rumah saksi Hi Ismail

Laitupa;

b. Bahwa benar awalnya Terdakwa Ruslan Syamsiah meminta bantu

kepada saksi untuk membuatkan buku nikah dengan alasan

Terdakwa Ruslan Syamsiah untuk menggugat cerai istrinya, yaitu

Nurfaidah Umasugi alias Eda kemudian Terdakwa Ruslan

Syamsiah memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua

Terdakwa, hari tanggal, tahun nikah dan tempat nikah serta nama

istri Terdakwa kepada saksi untuk mengisi identitas di buku nikah;

68Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 54: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

44

c. Bahwa benar saksi bertemu dengan saksi Hi Ismail Laitupa pada

salat Magrib di Masjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah kemudian saksi meminta bantu kepada saksi Hi

Ismail Laitupa membuat buku nikah keponakannya yaitu Terdakwa

Ruslan Syamsiah karena telah menikah sejak tahun 2008 namun

belum memiliki Buku Nikah. Kemudian setelah salat Magrib, saksi

Hi Ismail Laitupa pulang ke rumah bersama saksi di BTN

Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah dan

sesampaianya di rumah saksi Hi Ismail Laitupa memberikan 1

(satu) buku nikah dalam keadaan kosong kepada saksi;

d. Bahwa benar pada saat saksi Hi. Ismail Laitupa memberikan buku

nikah kepada saksi, buku nikah terebut sudah ditandangani oleh

saksi Hi. Ismail Laitupa dan sudah dicap;

e. Bahwa benar saksi menyuruh anak saksi untuk menulis identitas di

dalam buku nikah tersebut;

f. Bahwa Buku Nikah terebut dikeluarkan di Ternate dengan Nomor

471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008;

g. Bahwa benar saksi mengetahui bahwa Terdakwa dengan saksi

Korban menikah di Sanana;

3. Saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz, disumpah di depan persidangan

pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:69

a. Bahwa benar kejadiannya terjadi pada hari dan tanggal saksi sudah

lupa tetapi pada bulan Februari 2014, bertempat di rumah saksi Hi

Ismail Laitupa;

b. Bahwa benar saksi Hi Abuhasan Hamzah bertemu dengan saksi

pada Salat Magrib di Masjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan

Kota Ternate Tengah kemudian saksi Hi Abuhasan Hamzah

meminta bantu kepada saksi untuk membuatkan buku nikah

keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan Syamsiah karena Terdakwa

Ruslan Syamsiah sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya

69Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015.

Page 55: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

45

surat buku nikah kemudian setelah Salat Magrib saksi pulang ke

rumah bersama saksi Hi Abuhasan Hamzah di BTN Kelurahan

Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah dan sesampai di rumah,

saksi memberikan satu buku nikah dalam keadaan kosong kepada

saksi Hi Abuhasan Hamzah;

c. Bahwa benar pada saat saksi memberikan buku nikah kepada saksi

Hi Abuhasan Hamzah, buku nikah tersebut sudah ditandangani

oleh saksi dan sudah dicap;

d. Bahwa benar buku nikah tersebut dikeluarkan di Ternate dengan

Nomor 471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008;

Atas keterangan saksi, Terdakwa membenarkan.

Bahwa membaca fakta-fakta hukum sebagaimana dibuat judex facti

dengan pertimbangan-pertimbangannya tersebut membuktikan Terdakwa

Ruslan Syamsiah alias Nyong melakukan sesuatu perbuatan yaitu:70

a. Bahwa benar Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi Abushasan

Hamzah membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa untuk

menggugat cerai istri Terdakwa yaitu Nurfaidah Umnasugi alias Eda

kemudian terdakwa memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua

Terdakwa, hari, tanggal, tahun nikah dan tempat nikah serta nama istri

Terdakwa yaitu Nurfaidah Umasugi, nama orang tua istri Terdakwa,

kepada saksi untuk mengisi identitas di buku nikah;

b. Bahwa benar Terdakwa menikah dengan saksi pada hari Sabtu, tanggal

06 September 2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor

348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang

ditandatangani oleh Kantor Urusan Agama (KUA) di Sanana;

c. Bahwa apabila Judex Facti berpendapat perbuatan Terdakwa tersebut

dinilai dan dipertimbangkan bukan sebagai suatu peristiwa atau

perbuatan pidana yang dapat dipidana, maka seharusnya amar putusan

Judex Facti menyatakan bahwa terdakwa dilepaskan dari segala

tuntutan hukum (ontslag van alle rechtsvervolging).

70Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015.

Page 56: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

46

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan fakta hukum yang dibuat oleh Judex

Facti dalam putusan a quo sebagaimana diuraikan di atas, dapat

dibuktikan bahwa dalam cara mengadili Judex Facti telah melakukan

kekeliruan dalam menafsirkan suatu kualifikasi delik, seolah-olah delik

yang didakwakan kepada Terdakwa tidak terbukti dilakukan oleh

Terdakwa padahal dalam pertimbangan hukumnya Judex Facti

sebagaimana dikutip di atas, Terdakwa terbukti ada melakukan suatu

perbuatan yang seharusnya perbuatan yang dilakukan Terdakwa

tersebut harus dipertimbangkan sebagai suatu perbuatan yang bukan

merupakan suatu peristiwa atau perbuatan pidana.

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, seharusnya Judex

Facti memberi putusan Terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan

hukum bukan membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan

(Vrijspraak). Oleh karena Judex Facti dalam cara mengadili telah

melakukan kekeliruan dalam hal penjatuhan putusan sebagaimana

tersebut di atas, dengan demikian putusan Judex Facti tersebut adalah

merupakan putusan pembebasan tidak murni (Verkapte Vrijspraak) atau

pelepasan dari segala tuntutan hukum yang terselubung (Bedekte

ontslag van alle rechtvervolging) sehingga berdasarkan ketentutan

Pasal 244 KUHAP, Keputusan Mentri Kehakiman Republik Indonesia

Nomor M.14-PW.07.03 Tahun 1983 tanggal 10 Desember 1983 dan

Yurisprudensi, maka terhadap putusan dalam perkara Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong yang dijatuhkan Judex Facti, dapat diajukan

permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia.71

Selain aturan hukum di atas, terhadap problematika perkara berkas yang

diajukan kasasi oleh Penuntut Umum, Mahkamah Konstitusi telah memberi

putusan sebagaimana dalam putusannya Nomor 114/PUU-X/2012 tanggal 28

Maret 2013, yang menyatakan frasa “Kecuali terhadap putusan bebas” dalam

Pasal 244 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara

71Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 57: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

47

Pidana bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Maka

dengan demikian, berdasarkan hukum terhadap putusan bebas, Jaksa Penuntut

Umum dapat mengajukan upaya hukum kasasi.72

Bahwa permohonan kasasi ini Penuntut Umum ajukan dengan alasan dan

dasar sebagaimana ditentukan dalam Pasal 253 Ayat 1 KUHP, yaitu Majelis

Hakim yang memeriksa dan memutus perkara Terdakwa Ruslan Syamsiah

alias Nyong tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan hukum

tidak sebagaimana mestinya, yaitu dalam hal pembuktian, adalah salah dan

keliru dalam memberikan pertimbangan hukum atas tidak terbuktinya unsur

“Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik

mengenai suatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu”

dengan hanya mendasarkan bahwa jika dianalisis lebih jauh, catatan surat

yang menerangkan bahwa Terdakwa menikah dengan saksi Nurfaidah binti

Umasugi, adalah suatu persitiwa yang benar-benar terjadi menurut hukum.

Apabila tempat dilangsungkannya pernikahan dan tanggal pernikahan

berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya (dicatatan surat tertulis 11

September 2008 di Ternate padahal seharusnya 07 September 2008 di

Sanana), hal ini bukanlah sesuatu yang prinsipil karena keterangan seperti itu

bukanlah dapat dibetulkan atau diluruskan kembali di Pengadilan Agama,

sekiranta hal itu dianggap penting.

Perlu dipahami, bahwa Terdakwa meminta surat pernikahannya karena

dia tidak memegang bukti apapun tentang pernikahannya, buku

pernikahannya ditahan oleh saksi pelapor, sementara kondisi sosial ekonomi

Terdakwa tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengurus

masalah hukumnya dengan saksi pelapor atau Istri Terdakwa. Pun jika

akhirnya dikembalikan kepada saksi pelapor atas semua yang dilakukan oleh

Terdakwa, jelas akan menerima Terdakwa kembali untuk hidup bersama

sebagai suami-istri dan berharap Terdakwa tidak dikenakkan sanksi apapun

dalam perkara ini setelah kedua-duanya sudah rujuk. Terlepas dari itu,

72Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 58: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

48

setidaknya selembar surat potokopian yang dilampirkan dalam berkas perkara

bukanlah akta otentik sebagaimana pertimbangan-pertimbangan di atas.

Bahwa pertimbangan hukum yang dibuat judex facti tersebut di atas kami

Jaksa Penuntut Umum bahwa Judex Facti tidak menerapkan hukum

sebagaimana mestinya, yaitu putusan Judex Facti tidak memuat pertimbangan

yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan serta alat

pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar

penentuan kesalahan Terdakwa, sesuai Pasal 197 Ayat (1) huruf d KUHP,

yaitu: Akta Otentik ialah akta yang dibuat oleh Pejabat Umum yang

berwenang yang memuat atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan

yang dilakukan atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh Pejabat

Umum pembuat akta itu. Pejabat Umum yang dimaksud adalah Notaris,

Hakim, Juru Sita pada suatu pengadilan, Pegawai Pencatat Sipil dan

sebagainya. Suatu akta otentik harus memenuhi persyaratan-persyaratan

sebagai berikut:73

1. Akta ini harus dibuat oleh atau di hadapan seorang Pejabat Umum;

2. Akta ini harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-

undang;

3. Pejabat Umum oleh atau di hadapan siapa akta dibuat, harus

mempunyai wewenang untuk membuat akta itu;

Bahwa Buku Nikah Nomor 471/ 20/VI/2008 tanggal 18 September 2008

yang dibuat di Ternate dan ditandatangani oleh saksi Hi Ismail Laitupa

sehingga saksi Hi Ismail Laitapu sudah tidak berhak mengeluarkan buku

nikah disebabkan saksi Hi Ismail Laitupa menjabat Kepala Kantor Urusan

Agama kota Ternate Tahun 2010 dan pensiun bulan Oktober tahun 2012 dan

buku tersebut saksi Hi Ismail Laitupa serahkan 1 (satu) buku nikah dalam

keadaan kosong kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah pada bulan Februari

2014 dan keterangan saksi dibenarkan oleh saksi Hi Abuhasan Hamzah dan

Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong.

73Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 59: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

49

Bahwa pertimbangan hukum yang dibuat judex facti tersebut yang

melahirkan amar putusan sebagaimana dikutip di atas adalah pertimbangan

hukum yang didasarkan pada penafsiran sempit atau kurang pertimbangan

hukumnya. Karena Judex Facti tidak mempertimbangkan alat bukti yang

diajukan di persidangan secara utuh, padahal seharusnya menurut Pasal 199

ayat (1) huruf a KUHP, terhadap putusan bukan pemidanaan harus memuat

pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan

beserta pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang bukan

langsung kepada kesimpulan dan pendapat Judex Facti;

Bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan sebagaimana termuat dalam

putusan a quo, membuktikan bahwa Judex Facti sebenarnya telah

memperoleh alat bukti yang cukup dan mendukung yang berasal atau

bersumber dari: Pertama, keterangan saksi yaitu Nurfaidah Umasugi alias

Eda, memberikan keterangan (putusan a quo halaman 6 sampai dengan 7),

Saksi Hi Abuhasan Hamzah, memberikan keterangan (putusan a quo halaman

6 sampai dengan 7), serta Saksi yaitu Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz telah

memberikan keterangan (putusan a quo halaman 8 sampai dengan 9).

Kedua,74surat yang berupa dua buah Buku Nikah dengan Nomor

348/12/XII/2008, satu lembar Surat Panggilan kepada Termohon atas nama

Nurfaidah binti Umasugi dengan Nomor 63/Pid.G/2014/PA.TTE, satu

rangkap Surat Permohonan Gugatan Cerai Talak atas nama Pemohon Ruslan

Syamsiah dan Termohon atas nama Nurfaidah Umasugi, dan satu lembar

fotokopi Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/2008. Ketiga, keterangan

Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong memberikan keterangan

sebagaimana dalam putusan a quo halaman 9.75

Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum di atas, dapatlah dibuktikan

bahwa Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong mempunyai peranan

memalsukan surat berupa satu lembar fotokopi Buku Nikah dengan Nomor

471/20/VI/2008 yang telah dilegalisir yang dilakukan oleh saksi Hi Abuhasan

74Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015. 75Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 60: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

50

Hamzah, saksi Hi Ismail Laitupa dan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias

Nyong dikualifikasikan sebagai orang yang turut serta melakukan perbuatan

memalsukan surat.

C. Profil Mahkamah Agung

Mahkamah Agung Republik Indonesia disingkat MA-RI adalah lembaga

tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan

pemegang kekuasaan kehakiman bersama-bersama dengan Mahkamah

Konstitusi, serta bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan lainnya.

Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan

umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan

peradilan tata usaha negara. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar

1945 Pasal 2476

Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari hakim

karir dan non karir, profesional atau akademisi. Pimpinan dan hakim anggota

Mahkamah Agung adalah Hakim Agung yang diangkat oleh Presiden dari

nama calin yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Mahkamah Agung

memiliki Hakim Agung sebanyak 60 orang. Pemilijan calon Hakim Agung

dilakukan paling lama 14 hari setelah nama calon diterima DPR. Sebelum

memangku jabatannya, semua anggota Mahkamah Agung wajib

mengucapkan sumpah atau janji menurut agamanya masing-masing.

Pimpinan Mahkamah Agung mengucapkan janji di hadapan presiden,

sedangkan hakim aggota, panitera dan sekertaris Mahkamah Agung

mengucapkan janji di hadapan Pimpinan Mahkamah Agung.77 Susunan

Mahkamah Agung terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera dan

seorang sekertaris. Saat itu, pimpinan Mahkamah Agung dinahkodai oleh

Prof. H. M. Hatta Ali, SH., MH.78

Sementara Fungsi atau wewenang Mahkamah Agung sebagai sebuah

lembaga kehakiman Negara menurut undang-undang adalah untuk memeriksa

76Lihat Pasal 24 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. 77Lihat Pasal 4, 8, 9, 21, 22, dan 25 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004. 78Lihat www.mahkamahagung.go.id diakses pada tanggal 24 Juli 2018 pukul 17:35.

Page 61: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

51

dan memutus permohonan kasasi, sengketa tentang kewenangan mengadili,

permohonan peninjauan kembali oleh putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap, dan memutus permohonan kasasi

terhadap putusan pengadilan Tingkat Banding atau tingkat akhir dari semua

lingkungan peradilan.

Dalam tingkat kasasi, Mahkamah Agung membatalkan putusan atau

penetapan pengadilan-pengadilan dari semua Lingkungan Peradilan.

Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di

semua lingkungan peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman,

mengawasi tingkah laku dan perbuatan para hakim di semua lingkungan

peradilan dan memiliki wewenang untuk meminta keterangan tentang teknis

peradilan dari semua lingkungan peradilan, berwenang memberi petunjuk,

teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada pengadilan di semua

lingkungan peradilan.79

Kasasi adalah bagian dari apa yang dikenal dengan upaya hukum. Dalam

Pasal 1 angka 12 KUHP disebutkan, bahwa upaya hukum adalah hak

terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan pengadilan

yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk

mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta menrutu cara

yang diatur dalam undang-undang ini. KUHAP membedakan upaya hukum

biasa dan luar biasa. Upaya hukum biasa sendiri biasa diajukan terhadap

putusan pengadilan yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap,

sedangkan upaya hukum luar biasa diajukan terhadap putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Upaya hukum biasa

mempunyai dua bagian yaitu pemeriksaan banding dan pemeriksaan kasasi.

Tujuan kasasi adalah untuk tercapainya keadilan dan kebenaran serta

kesatuan dan kesamaan penerapan hukum di seluruh wilayah negara. Untuk

mewujudkannya, apabila perlu Mahkamah Agung dengan putusan kasasinya

79Kevin Angkouw, Fungsi Mahkamah Agung Sebagai Pengawas Internal Tugas Hakim Dalam Proses Peradilan, Lex Administratum, Volume II, Nomor 2, April-Juni 2014, h. 131.

Page 62: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

52

dapat menciptakan hukum.80 Karena memiliki fungsi untuk memutus perkara

kasasi, Mahkamah Agung dapat memutus semua perkara kasasi pada

lingkungan peradilan yang ada di bawahnya termasuk Pengadilan Negeri.

Dalam hal ini, putusan Pengadilan Negeri Ternate Nomor

183/Pid.B/2014/PN.TTE yang kemudian dikasasikan oleh Penuntut Umum,

adalah wilayah kompetensi yang dimiliki oleh Mahakamah Agung.

80H.M Silaban, Kasasi Upaya Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Sumber Ilmu Jaya, 1997), h. 1.

Page 63: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN

A. Pertimbangan Hakim Dan Amar Putusan

Bahwa alasan-alasan kasasi Penuntut Umum dapat dibenarkan karena

Judex Facti telah salah menerapkan hukum dalam mengadili

Terdakwa.Putusan Judex Facti (Pengadilan Negeri Ternate) yang menyatakan

Terdakwa tidak terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan Penuntut

Umum kepadanya dan karenanya membebaskan Terdakwa dari dakwaan-

dakwaan Penuntut Umum tersebut, dibuat berdasarkan pertimbangan hukum

yang salah. Judex Facti salah mempertimbangkan unsur “menyuruh

memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu

hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu”. Pertimbangannya

sebagai berikut:81

1. Judex Facti salah mempertimbangkan bukti fotokopi Buku Nikah

antara Terdakwa dan Korban Nomor 471/20/VI/2008 tertanggal 18

September 2008 “bukan” akta otentik, padahal buku atau surat nikah

adalah dibuat oleh Pejabat Umum yang berwenang dan Buku Nikah

berkedudukan sebagai bukti formal adanya suatu pernikahan;

2. Judex Facti salah mempertimbangkan bahwa yang salah dalam Buku

Nikah antara Terdakwa dengan Korban hanya mengenai waktu dan

tempat pernikahan dilakukan sedangkan peristiwa hukum yang

diterangkan benar adanya (terjadi perkawinan antara Terdakwa dan

Korban), maka unsur “menyuruh memasukkan keterangan palsu ke

dalam akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus

dinyatakan oleh akta itu” tidak terpenuhi dari perbuatan Terdakwa,

kearena terungkap fakta di persidangan motif Terdakwa untuk meminta

bantuan kepada Abuhasan Hamzah agar dibuatkan Buku Nikah oleh

81Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015 .

53

Page 64: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

54

Ismail Laiputpa alias Pak Ustad adalah untuk digunakan sebagai dasar

menggugat cerai istrinya ke Pengadilan Agama, sehingga atas bantuan

Abuhasan Hamzah dan Ismail Laitupa, terbitlah buku atau surat nikah

yang informasinya mengenai tanggal dan tempat diadakannya

perkawinan antara Terdakwa dan Korban yang tidak benar,

sebagaimana terdapat dalam Buku/Surat Nikah Nomor 471/20/VI/2008

tertanggal 18 September 2008, yang kemudian dengan buku nikah yang

berisi informasi yang tidak benar tersebut, Terdakwa mengajukan

gugatan cerai kepada istrinya di Pengadilan Ternate.

3. Bahwa Terdakwa memberikan informasi mengenai identitas Terdakwa,

nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal dan tahun nikah, nama istri

Terdakwa dan nama orang tua istri Terdakwa, dilakukan dengan

kehendak Terdakwa sendiri secara sadar sedangkan Terdakwa

mengetahui bahwa buku/surat nikah yang asli ada pada istri Terdakwa,

yaitu buku nikah/surat nikah nomor 248/12/IV/2008, Sanana, tanggal

11 Desember 2008.Keempat, bahwa Terdakwa terbukti melanggar Pasal

266 Ayat (1) KUHPidana Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHPidana.

Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas,

Mahkamah Agung berpendapat bahwa permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum tersebut harus dikabulkan;82

Menimbang, bahwa oleh karean permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum dikabulkan, maka Terdakwa harus dinyatakan

bersalah dan harus dipidana setimpal dengan perbuatannya tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan tersebut

di atas, Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Negeri

Ternate Nomor 138/Pid.B/2014/PN.TTE. tanggal 17 November 2014 tidak

dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah

Agung mengadili sendiri perkara tersebut dengan amar putusan sebagaimana

tertera di bawah ini;

82Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 65: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

55

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung akan

mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang

meringankan. Hal-hal yang memberatkan yaitu:perbuatan terdakwa

menimbulkan kerugian bagi korban dan keluarganya. Sementara yang

meringankan yaitu: terdakwa belum pernah dihukum.

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum dikabulkan dan Tedakwa dinyatakan bersalah serta

dipidana, maka biaya perkara pada semua tingkat peradilan maupun pada

tingkat kasasi ini dibebankan kepada Terdakwa;

Memperhatikan Pasal 266 Ayat (1) KUHPidana Jo. Pasal 55 Ayat (1)

Ke-1 KUHPidana, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009

serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

Mengadili: mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Ternate tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Ternate Nomor

183/Pid.B/2014/PN.TTE. tanggal 17 November 2014.

Mengadili sendiri:83

1. Menyatakan Terdakwa Ruslan Syamsiah Alias Nyong telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “Membuat Surat Palsu Yang Dilakukan Secara Bersama-

Sama.”

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 5 (lima) bulan;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa

sebelum putusan ini berkekuatan hukum tetap, dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

83Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 66: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

56

4. Menetapkan barang bukti berupa:

- Dua buah Buku Nikah dengan Nomor 348/12/XII/2008, atas

nama suami Ruslan Syamsiah dan istri Nurfaidah Umasugi,

tanggal 11 Desember 2018;

Dikembalikan kepada yang berhak yaitu Nurfaidah Umasugi;

- Satu lembar Surat Panggilan kepada Termohon atas nama

Nurfaidah binti Umasugi dengan Nomor

63/Pid.G/2014/PA.TTE, tanggal 25 Februari 2014;

- Satu rangkap Surat Permohonan Gugatan Cerai Talak atas

nama Pemohon Ruslan Syamsiah dan Termohon atas nama

Nurfaidah Umasugi, tanggal 17 Februari 2014;

5. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara

pada semua tingkat peradilan yang pada tingkat kasasi ini

ditetapkan sebesar Rp.2.500.00 (dua ribu lima ratus rupiah);84

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari: Selasa, tanggal 12 Mei 2015 oleh Dr. Salman Luthan, S.H.,

M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

Ketua Majelis, Desnayeti M., S.H., M.H. dan Dr. H. M. Syarifuddin, S.H.,

M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis

beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Ny. Murganda

Sitompul, S.H., Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum dan Terdakwa.85

B. Analisis Penulis

Bila dirunut secara sistematis, kasus ini bermula ketika Nurfaida binti

Umasugi secara tiba-tiba dipanggil oleh Pengadilan Agama Ternate untuk

menghadiri sidang gugatan perceraian, dengan suaminya Ruslan Syamsiah

84Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015 85Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015

Page 67: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

57

alias Nyong sebagai penggugat. Sementara, dalam melakukan gugatan

perceraian, penggugat harus membuktikan terlebih dahulu apakah

sebelumnya telah terjadi perikatan perkawinan dibuktikan dengan adanya

Buku Nikah.

Dalam hal ini, Ruslan Syamsiah menggunakan Buku Nikah dengan

Nomor 471/20/VI/2008 Ternate tertanggal 18 September 2008 untuk

dijadikan sebagai bukti adanya perkawinan yang sah sebelumnya. Padahal,

sebaliknya, Nurfaidah binti Umasugi juga memiliki Buku Nikah yang

dikeluarkan KUA di Sanana dengan Nomor 348/12/XII/2008 tertanggal 11

Desember 2008. Dari sinilah tergugat sadar bahwa bukti buku nikah yang

dihadirkan oleh penggugat bukanlah akta yang asli. Hal ini membuat tergugat

membawa kasus ini kepada Pengadilan Negeri Ternate sebagai pemilik

kompetensi absolut86, terkait pemalsuan akta otentik yaitu buku nikah.87

Namun oleh Pengadilan Negeri Ternate melalui putusannya tersebut

berpandangan bahwa, perbedaan waktu yang terdapat dalam kedua buku

nikah tidak dapat dimasukkan dalam kualifikasi tindak pidana pemalsuan akta

otentik sebab itu hanya kesalahan penanggalan yang dilakukan di KUA,

bukan oleh pelaku pemalsuan buku nikah yaitu Ruslan Syamsiah Alias

Nyong. Karena itulah, Jaksa Penuntut Umum melakukan upaya hukum kasasi

pada Mahkamah Agung.

Putusan yang dikeluarkan oleh Hakim Mahkamah Agung merupakan

jawaban atas Putusan Pengadilan NegeriTernate Nomor

183/Pid.B/2014/PN.TTE tanggal 17 November 2014, yang oleh Jaksa

Penuntut Umum tidak sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh

Undang-Undang. Menurut Jaksa Penuntut Umum, Putusan Pengadilan Negeri

Ternate tersebut adalah keliru. Sebab, Majelis Hakim atau judex facti tidak

menerapkan peraturan hukum atau menerapkan hukum tidak sebagaimana

mestinya terutama dalam pembuktian.

86Subekti menerangkan kompetensi dapat dimaknai sebagai kekuasaan atau kewenangan. Lihat, R.Subekti, Hukum Acara Perdata, (Bandung: Bina Cipta, 1978), h. 23.

87Muhammad Zein dan Mukhtar Al-shadiq, Membangun Keluarga Harmonis, h. 36.

Page 68: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

58

Menurut Majelis Hakim, unsur “menyuruh memasukkan keterangan

palsu ke dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya

harus dinyatakan oleh akta itu” adalah tidak terbukti. Majelis Hakim

berdasar bahwa perbedaan tempat dan waktu pernikahan antara Ruslan

Syamsiah dan Nurfaidah Umasugi bukanlah suatu hal yang prinsipil karena

keterangan seperti itu dapat dibetulkan atau diluruskan kembali di Pengadilan

Agama. Maka itu, Majelis Hakim bulat pada pendiriannya bahwa pernikahan

antara Ruslan Syamsiah dan Nurfaidah binti Umusagi merupakan suatu

peristiwa yang benar-benar terjadi menurut hukum, tanpa mempersoalkan

perbedaan waktu dan tempat.

Padahal, bila memperhatikan perbedaan waktu dan tempat (bukti),

justru akan ditemukan perbuatan tindak pidana berupa pemalsuan buku nikah.

Maka itu, dalam upaya hukum kasasi ini, Jaksa Penuntut Umum berupaya

menghadirkan bukti dan fakta yang sebenarnya88 untuk meyakinkan hakim

Mahkamah Agung tentang tindak pidana pemalsuan surat. Dalam rangka ini,

Jaksa Penuntut berdasar pada Pasal 266 KUHPidana

Pada frasa “Barangsiapa menyuruh memasukkan keterangan palsu ke

dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus

dinyatakan oleh akta itu” menjadi fokus Jaksa Penuntut untuk menghadirkan

bukti dan fakta yang ada. Artinya, pada frasa ini, subjek dari tindak pidana

pemalsuan bukan secara langsung membuat akta palsu, melainkan menyuruh

orang lain untuk memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik.

Dengan begitu, pelaku tindak pidana tidaklah tunggal melainkan bersama-

sama. Dalam literatur hukum pidana, hal ini dikenal dengan deelneming atau

penyertaan.

Sebagian besar sarjana hukum di Indonesia berpandangan bahwa ajaran

tentang penyertaan merupakan dasar memperluas dapat dipidananya orang

88Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP yang dimaksud dengan fakta dan keadaan ialah segala apa yang ada dan apa yang ditemukan di sidang oleh pihak dalam proses antara lain Penuntut Umum, saksi ahli, Terdakwa, dan penasehat hukum. Sementara Pasal 184 ayat (1) KUHAP yang dimaksud dengan alat bukti yakni keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan Terdakwa.

Page 69: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

59

yang tersangkut dalam terwujudnya delik. Seperti yang dikemukakan D.

Hazewinkel Suringa bahwa penyertaan pidana sebagai dasar untuk

memperluas pertanggungjawaban pidana selain pelaku untuk mewujudkan

seluruh isi delik, orang-orang turut serta mewujudkannya, yang tanpa

ketentuan tentang penyertaan tidak dapat dipidana, oleh karena mereka tidak

mewujudkan delik.89

Mengenai penyertaan, diatur dalam Pasal 55 KUHP dengan bentuk-

bentuk sebagai berikut:90pertama, pelaku pelaksana disebut plegen. Istilah

plegen yakni mereka yang melakukan perbuatan pidana. Pelaku ini

bertanggungjawab terhadap suatu tindak pidana yang dilakukannya secara

penuh. Kedua, pelaku sebagai penyuruh disebut doen plegen. Dalam memori

van toelicting dijelaskan bahwa penyuruh perbuatan pidana (doen plegen)

adalah juga dia yang melakukan perbuatan pidana tetapi tidak secara pribadi

melainkan dengan perantaraan orang lain. Ketiga, pelaku peserta disebut

medeplegen. Pelaku peserta adalah orang yang turut serta melakukan

sebagian dari unsur-unsur delik. Perbedaan antara pelaku peserta dengan

pelaku pembantu adalah, pelaku pelaksana atau plegen sebagai pembuat

pidana tunggal yaitu melaksanakan semua unsur-unsur delik, sedangkan

pelaku peserta hanya sebagian saja dari unsur-unsur delik dan bersama

dengan temannya menyelesaikan delik itu.

Keempat, pembujuk atau penganjur uitlokken. Penganjur perbuatan

pidana tidak melaksanakan sendiri unsur-unsur delik melainkan dilaksanakan

oleh orang lain dan perbuatan tersebut dilakukan oleh orang lain karena atau

disebabkan anjuran atau bujukan penganjur tersebut. Kelima, pembantuan

atau disebut medeplechtige. Defenisi pemberian bantuan sebelum dan ketika

delik terlaksana pada hakekatnya adalah perbuatan yang tidak termasuk

perbuatan pelaksanaan dari suatu delik, melainkan merupakan perbuatan yang

mempermudah terjadinya suatu delik.

89Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Yarsifwatampone, 2005), h. 339. 90Tommy J. Bassang, Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Delneming, Jurnal Lex

Crimen Volume IV/Noomor 5/Juli/2015, h.

Page 70: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

60

Jaksa Penuntut Umum dalam alasan kasasinya, jelas berusaha agar

Ruslan Syamsiah sebagai Terdakwa dalam kasus ini, dikategorikan sebagai

penyuruh dari tindak pidana pemalsuan akta otentik, Hi Abu Hasan sebagai

pelaku peserta, dan Hi Ismail Laitupa sebagai pelaku pelaksana. Logika yang

dibangun adalah fakta hukum korelatif berupa saksi, serta bukti berupa surat

dan keterangan Terdakwa. Jaksa Penuntut membangun dasar awal dengan

memperkokoh keyakinan bahwa benar antara Ruslan Syamsiah dan

Nurfaidah binti Umusagi telah menikah pada hari sabtu, tanggal 6 September

2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor 348/12/XII/2008 yang

ditandatangani oleh Kantor Urusan Agama Sanana. Hal ini diakui saksi

Nurfaidah binti Umusagi dan Terdakwa Ruslan Syamsiah.

Setelah itu, Jaksa Penuntut memberikan pertanyaan berbeda kepada

setiap saksi. Nurfaidah binti Umasugi mengakui bahwa dirinya kaget saat

dipanggil oleh Pengadilan Agama dalam kasus gugatan perceraian yang

diajukan oleh suaminya yaitu Ruslan Syamsiah. Sementara dalam

mengajukan gugatan, haruslah ditunjukkan adanya perikatan perkawinan

sebelumnya dibuktikan dengan adanya Buku Nikah. Dari sini kemudian Jaksa

Memfokuskan diri, bahwa Ruslan Syamsiah melakukan perbuatan pidana

pemalsuan surat atau akta otentik. Sebab Nurfaidah binti Umasugi memiliki

Buku Nikah yang asli.

Hadirnya saksi lain yaitu Hi Abu Hasan dan Hi Ismail Laitupa membawa

paradigma lain, bahwa pemalsuan surat atau akta otentik dilakukan secara

bersama-sama. Hi Abu Hasan mengakui bahwa ia diminta oleh Ruslan

Syamsiah untuk dibuatkan buku nikah. Hi Abu Hasan kemudian meminta

tolong kepada Hi Ismail Laitupa untuk dibuatkan Buku Nikah. Hi Ismail

Laitupa pun memberikan satu buah Buku Nikah dalam keadaan kosong untuk

diberikan kepada Hi Abu Hasan dengan dibubuhi tanda tangannya. Buku

Nikah tersebut dikeluarkan di Ternate dengan 471/20/VI/2008. Ini menjadi

fokus kedua Jaksa Penuntut untuk memberi keyakinan. Sebab selain waktu

dan tempat perkawinan yang berbeda, Hi Ismail Laitupa tidak lagi memiliki

Page 71: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

61

kewenangan mengeluarkan Buku Nikah sebab telah pensiun dari jabatannya

sebagai Kepala Kantor Urusan Agama.

Secara kumulatif semua ini mengarah pada terpenuhinya kualifikasi

unsur Pasal 266 ayat (1) Jo. Pasal 55 KUHPidana yang pada substansinya

mengarah pada delik penyertaan atau deelneming. Maka bila merujuk pada

dua ketentuan tersebut, Ruslan Syamsiah dapat dikenai sanksi pidana penjara

paling lama tujuh tahun. Sementara Hi Abu Hasan dan Hi Ismail Laitupa

dapat dikenai dakwaan sanksi yang berbeda. Hal ini berkaca pada ketentuan

Pasal 55 ayat (1) KUHPidana dan konsep penyertaan memang menegaskan

bahwa tidak ada dalam satu peristiwa pidana di antara pelaku mempunyai

kedudukan dan peranan yang sejajar.

Artinya tidaklah logis apabila dalam penanganan suatu perkara pidana,

hakim menyatakan terbukti memenuhi unsur Pasal 55 KUHPidana dengan

hanya sebatas menyatakan adanya kerjasama secara kolektif. Penggunaan

kesimpulan adanya suatu kerjasama kolektif dalam suatu peristiwa pidana

tanpa bisa menunjukkan peran masing-masing pelaku, merupakan

pembuktian yang tidak sempurna. Bahkan sekaligus menggambarkan proses

persidangan telah gagal menggali kebenaran materil dari perkara yang

diperiksa dan diadili.91 Demikian pandangan penulis dalam menganalisis

alasan Jaksa Penuntut Umum.

Lebih lanjut, Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam memberi putusan,

terlebih dahulu mempertimbangkan perkara tersebut dengan seksama.

Menurut Majelis Hakim:

Bahwa alasan-alasan kasasi Penuntut Umum dapat dibenarkan, karena judex facti telah salah menerapkan hukum dalam mengadili Terdakwa. Putusan Judex Facti yang menyatakan Terdakwa tidak terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan Penuntut Umum kepadanya dan karenanya membebaskan Terdakwa dari dakwaan-dakaan Penuntut Umum tersebut, dibuat

91Boy Yendra Tamin, Deelneming (Penyertaan) Dalam Persitiwa Pidana: Pasal 55 ayat 1 Ke-1 KUHP dan Penerapannya, dalam www.boyyendratamin.com, diakses pada 28 Agustus 2018 pukul 6:26 Wib.

Page 72: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

62

berdasarkan pertimbangan hukum yang salah. Judex Facti salah mempertimbangkan unsur “menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu.”

Penekanan penerimaan alasan kasasi oleh Majelis Hakim Mahkamah

Agung mengandaikan bahwa perbuatan penyertaan dalam melakukan delik

pemalsuan surat atau akta otentik benar-benar terbukti. Sebab terungkap

dalam persidangan motif Terdakwa untuk meminta bantuan kepada Abu

Hasan Hamzah agar dibuatkan Buku Nikah oleh Ismail Laitupa alias Pak

Ustad adalah untuk digunakan sebagai dasar menggugat cerai istrinya ke

Pengadilan Agama. Maka begitu, Terdakwa yaitu Ruslan Syamsiah

memenuhi unsur yang terkandung dalam Pasal 266 ayat (1) Jo. Pasal 55

KUHPidana.

Bila diperhatikan, Majelis Hakim tidak hanya menerima frasa “menyuruh

memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu

hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu.” Namun, menerima

secara keseluruhan Pasal 266 KUHPidana. Artinya, ada penerimaan unsur

lain selain frasa tersebut. Penerimaan unsur lain yang dimaksud yaitu jika

pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian. sementara, dalam alasan

kasasi Penuntut Umum, tidak pernah menyinggung tentang kerugian yang

diderita oleh Nurfaidah binti Umusagi.

Dalam hemat penulis, adanya penggalan kata “dapat” dalam pasal ini

menunjukkan bahwa delik ini merupakan delik formil yang mana cukup

dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan pada

timbulnya suatu akibat atau delik materil. Dengan kata lain, meskipun belum

timbul suatu kerugiaan, asalkan perbuatan terdakwa dianggap telah

memenuhi unsur sebelumnya maka perbuatan Terdakwa dianggap telah

terbukti memenuhi unsur ini.

Selain itu, yang menjadi perhatian penulis dalam pertimbangan hakim ini

adalah adanya kecenderungan untuk menggabungkan perbuatan pidana dan

Page 73: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

63

pertanggungjawaban pidana. Tidak adanya penjelasan dalam pertimbangan

hakim dalam melihat nilai kepatutan yang hidup di masyarakat. Meski begitu,

hal ini dapat dimengerti, sebab pada umumnya, rumusan dalam KUHPidana

tidak memberi peluang dalam melakukan hal itu. Berdasarkan pertimbangan

ini, Majelis Hakim Mahkamah Agung memutuskan menjatuhkan pidana

penjara selama lima bulan kepada Terdakwa.

Sanksi yang diberikan oleh hakim berada di bawah sanksi maksimal yang

ditentukan dalam Pasal 266 KUHPidana yaitu pidana penjara selama tujuh

tahun. Dengan begitu, pemberian sanksi tidak dikategorikan ultra petita.

Demikianlah pandangan penulis dalam menganalisis pertimbangan Majelis

Hakim Mahkamah Agung.

Lebih lanjut, berkaca pada literatur hukum pidana Islam, perbuatan

pemalsuan merupakan perbuatan yang dapat digolongkansebagai perbuatan

dusta, penipuan dan mengelabui. Menurut Ahmad Sukarja, perbuatan

pemalsuan merupakan suatu jenis pelanggaran terhadap dua norma dasar

yaitu: pertama, kebenaran atau kepercayaan yang pelanggarannya dapat

tergolong dalam kelompok kejahatan penipuan. Kedua, ketertiban masyarakat

yang pelanggarannya tergolong dalam kelompok terhadap negara atau

ketertiban masyarakat.92

Menilik pada ketentuan jarimah, perbuatan pemalsuan tidak termasuk

dalam jarimah hudud dan juga jarimah qishas/diyat. Kedua jarimah tersebut

telah ditetapkan macam-macamnya di dalam nash, sementara pemalsuan

tidak digolongkan di dalamnya. Maka itu, perbuatan pemalsuan masuk ke

dalam jarimah ta’zir.

Ta’zir sendiri menurut istilah adalah hukuman yang ketentuannya

tidak terdapat dalam nash syariat secara jelas dan diserahkan kepada Ulil

92Ahmad Sukardja, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h. 9.

Page 74: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

64

Amri atau ijtihad hakim.93 Perbuatan pemalsuan di sini digolongkan sebagai

jarimah ta’zir secara murni. Sebab dalam ketentuannya, jarimah ta’zir dapat

berasal dari jarimah hudud danqishas, akan tetapi syarat-syaratnya tidak

terpenuhi atau terdapat syubhat seperti pencurian yang tidak mencapai nisab

atau pencurian yang dilakukan oleh keluarga sendiri. Selain itu, jarimah ta’zir

yang jenisnya terdapat di dalam nash, akan tetapi hukumnya belum

ditetapkan seperti riba, suap dan mengurangi takaran atau timbangan. Maka

itu, perbuatan pemalsuan di sini digolongkan sebagai jarimah ta’zir yang

murni sebab jenis dan hukumannya belum ditentukan oleh syara’.

Adapun sanksi bagi pelaku ta’zir, dapat dikelompokkan menjadi

empat yaitu: pertama, hukuman ta’zir yang berkaitan dengan badan seperti

hukuman mati dan hukuman jilid. Kedua, hukuman ta’zir yang berkaitan

dengan kemerdekaan seorang, seperti hukuman penjara dan hukuman

pengasingan. Ketiga, hukuman ta’zir yang berkaitan dengan harta, seperti

denda, penyitaan, perampasan harta dan penghancuran barang. Kelima,

hukuman-hukuman lain yang ditentukan oleh Ulil Amri atau ijtihan hakim

demi kemaslahatan umum.94

Namun perlu dijelaskan, bahwa dalam kasus pemalsuan surat antara

Ruslan Syamsiah dan Nurfaidah binti Umusagi yang diadili oleh Mahkamah

Agung, bukanlah suatu delik pemalsuan yang dilakukan oleh Ruslan

Syamsiah sendiri atau secara langsung. Sebab dalam pengadilan terbukti,

bahwa Ruslan Syamsiah memiliki perantaraan dalam melakukan tindak

pidana pemalsuan surat tersebut yaitu melalui Hi Abu Hasan Hamzah dan

Ismail Laitupa. Inilah yang disebut delik penyertaan.

Dalam hukum Islam, telah dikenal delik penyertaan. Dikemukakan

oleh Abdul Qodir Audah, suatu jarimah kadang dilakukan oleh individu

sendiri, kadang dilakukan oleh beberapa orang yang masing-masing individu

93Muhammad Abu Zahrah, Al-Jarimah Wal Uqubah Fi al-Fiqh Al-Islami, (Kairo: Dar Al-Fikr Al-Aarabi, 1998), h. 57.

94A. Rahman I Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 293.

Page 75: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

65

mendapat bagian dalam pelaksanaan jarimah tersebut atau saling membantu

satu dengan yang lainnya demi terlaksananya jarimah tersebut. Istilah yang

digunakan adalah istirak fi jarimah.95 Artinya, penyertaan dalam hukum

Islam dilakukan oleh lebih dari satu orang atau sekelompok orang baik

dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.

Dalam kasus ini, perbuatan pemalsuan surat dilakukan secara tidak

langsung (isytirak ghairu mubasyir) oleh Ruslan Syamsiah. Dalam posisi

seperti ini, menurut kalangan Mazhab Maliki, Syafi’i dan Ahmad, orang yang

menyuruh itulah yang dianggap sebagai pelaku perbuatan sebenarnya, karena

orang yang disuruh itu hanyalah alat yang digerakkan oleh si penyuruh.96

Dalam contoh kasus pembunuhan misalnya, A menyuruh B untuk memukul

C dengan pukulan yang sederhana sekedar untuk memberi jera. Kemudian

ternyata C mati karena pukulan itu. Menurut Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan

Imam Hambali, si penyuruh bertanggungjawab terhadap pembunuhan semu

sengaja.

Adapun unsur-unsur turut berbuat tidak langsung antara lain: pertama,

adanya perbuatan yang dapat dihukum. Kedua, adanya niat dari orang yang

turut berbuat. Ketiga, cara mewujudkan perbuatan adalah dengan

mengadakan persepakatan, menyuruh dan memberi bantuan.97 Bila dianalisis

unsur-unsur ini memenuhi dalam kasus penyertaan pemalsuan surat oleh

Ruslan Syamsiah. Pertama, adanya perbuatan yang dapat dihukum, dalam hal

ini adalah perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dilarang sebab dapat

merugikan individu atau masyarakat. Maka dengan masuknya perbuatan

pemalsuan surat dalam perbuatan ta’zirmaka sanksinya diberikan kepada Ulil

Amri atau ijtihad hakim.

Kedua, adanya niat dari Ruslan Syamsiah untuk melakukan

pemalsuan surat dibuktikan dengan adanya pengetahuan secara sadara bahwa

95Atabik Ali dan Ahmad Mudhlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika Yogyakarta, 2003), h. 131.

96Ahmad Hanafi, Azas-Azas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), h. 144.

97Ahmad Hanafi, Azas-Azas Hukum Pidana Islam, h. 145.

Page 76: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

66

Buku Nikah yang asli ada pada istrinya yaitu Nurfaidah binti Umusagi.

Ketiga, cara mewujudkan perbuatan pemalsuan tersebut adalah dengan

menyuruh orang lain yang dalam hal ini adalah Hi Abu Hasan Hamzah dan

Ismail Laitupa.

Dengan demikian, dalam kacamata hukum pidana Islam, Terdakwa

Ruslan Syamsiah dapat dikenai sanksi yang sama dengan pelaku pelaksana

secara langsung dalam pemalsuan surat. Bila sanksi yang diberikan kepada

pelaku pelaksana secara langsung adalah pidana penjara, maka demikian pula

akan dikenakan kepada Terdakwa Ruslan Syamsiah sebagai penyuruh.

Namun begitu, hal ini dapat dilaksanakan bila locusatau tempat kejadian

perbuatan pidana masuk dalam teritori negara yang menerapkan hukum

Islam.

Page 77: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan sebelumnya, berikut dapat ditarik

kesimpulan dari pembahasan tersebut:

1. Sanksi yang dijatuhkan kepada Terdakwa yaitu Ruslan Syamsiah dalam

perbuatannya memalsukan Buku Nikah didasarkan pada Pasal 266 ayat

(1) Jo. Pasal 55 KUHPidana. Berdasar dari dua Pasal tersebut Majelis

Hakim Mahkamah Agung menganggap kualifikasinya telah terpenuhi

sehingga menjatuhkan sanksi pidana penjara selama lima bulan, dengan

ketentuan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa sebelum

putusan berkekuatan hukum tetap, dikurangkan seluruhnya dari pidana

yang dijatuhkan. Demikian ini menjadi sanksi yang dijatuhkan kepada

Terdakwa ditinjau dari hukum positif.Ditinjau dari hukum pidana

Islam, Terdakwa Ruslan Syamsiah digolongkan sebagai pelaku Ta’zir.

Sanksi bagi pelaku ta’zirberkaitan dengan kemerdekaan dan harta,

sehingga dapat dilakukan pidana pemenjaraan dan denda. Dalam hal

ini, meskipun Terdakwa Ruslan Syamsiah digolongkan sebagai pelaku

penyuruh pemalsuan surat, namun tetap dianggap sebagai pelaku secara

langsung perbuatan pidana pemalsuan surat.

2. Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam pertimbangannya

berpandangan bahwa alasan-alasan kasasi penuntut umum dapat

dibenarkan, sebab Judex Facti yang menyatakan Terdakwa tidak

terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan Penuntut Umum

kepadanya dan karenanya membebaskan Terdakwa dari dakwaan-

dakwaan Penuntut Umum tersebut dibuat berdasarkan pertimbangan

hukum yang salah dimana Judex Facti salah mempertimbangkan unsur

“Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik

mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta

itu.” Sebab, terbukti di persidangan motif terdakwa untuk meminta

67

Page 78: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

68

bantuan kepada Abu Hasan Hamzah agar dibuatkan Buku Nikah oleh

Ismail Laitupa adalah untuk digunakan sebagai dasar menggugat cerai

istrinya ke Pengadilan Agama. Mahkamah Agung menjatuhkan pidana

kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5(lima)

bulan.

B. Saran

Saran yang dapat penulis utarakan dapat dibagi: Pertama, kepada seluruh

Pengadilan Negeri agar lebih memahami cara beracara dengan lebih

mendalami KUHAPidana. Sebab, terutama pada Hakim, seharusnya

mekanisme beracara menjadi basic pengetahuan yang wajib diketahui,

termasuk tentang pembuktian. Kedua, kepada masyarakat luas, agar lebih

mendalami hukum dengan dibantu dalam bentuk sosialisasi oleh pemerintah

agar lebih memahami perbuatan yang dilarang dan tentu tidak melakukan

perbuatan pidana tersebut, termasuk pemalsuan surat.

Page 79: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabik dan Mudhlor, Ahmad, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia,

(Yogyakarta: Multi Karya Grafika Yogyakarta, 2003).

Ali, Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jogjakarta: Bumi Aksara, 2015).

Angkouw, Kevin, Fungsi Mahkamah Agung Sebagai Pengawas Internal

Tugas Hakim Dalam

Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Hukum Pidana, (Bandung: PT. Citra

Aditya Abadi, 2002).

Asshidiqie, Jimly, Menuju Negara Hukum Yang Demokratis, (Jakarta: PT.

Bhuana Ilmu Populer, 2009).

Audah, Abdul Qadir, At-Tasyri’ Al-Jina’iy Al-Islami, (Beirut: Ar-Risalah, Tt).

Bahansi, Ahmad Fathi, Al-Uqubah Fi Al-Fiqh Al-Islami, (Beirut: Dar Al-Asy,

Tt).

Bariah, Oyoh, Rekonstruksi Pencatatan Perkawinan dalam Hukum Islam,

Jurnal Ilmiah Solusi Volume I Nomor 4, 4 Desember 2014.

Bassang, Tommy J., Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Delneming,

Jurnal Lex Crimen Volume IV/Noomor 5/Juli/2015.

Bassar, M Sudrajat, Tindak-Tindak Pidana Tertentu dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana, (Bandung: CV Remadja Karya, 1986).

Chazawi, Adam, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo, 2001).

69

Page 80: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

70

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1991).

Djubaedah, Neng, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Tercatat

Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2010).

Doi, A. Rahman I, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah),

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002).

Effendi, Erdianto, Hukum Pidana Indonesia Suatu Pengantar, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2011).

Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdyakarya, 2004), h. 224.

Hakim, Rahmad, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2000).

Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994).

Hamzah, Andi, KUHP Dan KUHAP (Jakarta: Rineka Cipta 2016).

Hamzah, Andi, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia.(Jakarta: Pradnya

Paramita, 1993).

Hanafi, Ahmad, Azas-Azas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,

1990).

Irfan, M Nurul, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016).

Page 81: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

71

Jaya, Nyoman Serikat Putera, Beberapa Pemikiran Ke Arah Pengembangan

Hukum Pidana, (Bandung: PT. Citra Aditya Abadi, T.tt).

Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2009).

Manan, Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta:

Kencana Prenada, 2006).

Maramis, Frans, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, (Jakarta:

Rajawali Press, 2013).

Marpaung, Leden, Asas Teori Praktik Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika,

2005).

Moeljanto, Azas-Azas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).

Muladi, Barda Nawawi Arif, Teori dan Kebijakan Pidana, ( Bandung:

Alumni, 1992).

Prakoso, Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-pendapat Mengenai Efektifitas

Pidana Mati di Indonesia Dewasa Ini. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984)

Prodjodikoro, Wirjono, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia,

(Bandung: Refika Aditama, 2003).

Proses Peradilan, Lex Administratum, Volume II, Nomor 2, April-Juni 2014.

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 256K/Pid/2015.

Page 82: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

72

Qal’ahji, Muhammad Rawas , Ensiklopedi Fiqh Umar bin Khatab, (Jakarta:

Manajemen PT Raja Grafindo Persada, 1999).

Rahardjo, Satjipto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum, (Jakarta: Rajawali Press, 1983).

Rahardjo, Satjipto, Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis,

(Yogyakarta: Genta Publishing, T.tt).

Rancangan Undang-undang Republik Indonesia. Direktorat Jenderal

Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia, Tahun 2018

Rokhmadi, Reformulasi Hukum Pidana Islam, (Semarang: Rasail Media

Grup, 2009).

Saleh, Roeslan, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana: Dua

Pengertian Dasar dalam Hukum Pidana, (Jakarta: Aksara Baru, 1981).

Sasangka, Hari, Hukum Pembuktian dalam Perkara Perdata Untuk

Mahasiswa Dan Praktisi (Bandung: Bandar Maju, 2005).

Silaban, H.M, Kasasi Upaya Hukum Acara Pidana, (Jakarta: Sumber Ilmu

Jaya, 1997).

Skripsi Muh. Angga Wilantara, “Tinjauan yuridis TerhadapTindak Pidana

Pemalsuan surat ( Studi Kasus Putusan Nomer

847/Pid.B/2013/PN.Makasar) Universtitas Hasanudin Maksar

Soesilo, R, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-

Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politea, 1995).

Page 83: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

73

Subekti, R., Hukum Acara Perdata, (Bandung: Bina Cipta, 1978).

Sudarto, Hukum Pidana 1A- 1B, Fakultas Hukum Universitas Jenderal

Sudirman Purwokerto.

Sukardja, Ahmad, Problematikan Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 2008).

Tamin, Boy Yendra, Deelneming (Penyertaan) Dalam Persitiwa Pidana:

Pasal 55 ayat 1 Ke-1 KUHP dan Penerapannya, dalam

www.boyyendratamin.com, diakses pada 28 Agustus 2018 pukul 6:26

Wib.

Ulfan, Asep Aulia dan Nugraheni, Destri Budi, Analisis Yuridis Peluang

Pencatatan Perkawinan Sebagai Rukun dalam Perkawinan Islam.

Utrecht, E., Hukum Pidana I,(Jakarta: Gunung Persada Press, 2007)

www.mahkamahagung.go.iddiakses pada tanggal 24 Juli 2018 pukul 17:35.

Zahrah, Muhammad Abu, Al-Jarimah Wa Al-Uqubah Fi al-Fiqh Al-Islami,

(Kairo: Dar Al-Fikr Al-Arabi, 1998).

Zahrah, Muhammad Abu, Al-Jarimah Wal Uqubah Fi al-Fiqh Al-Islami,

(Kairo: Dar Al-Fikr Al-Aarabi, 1998).

Zein, Muhammad dan Al-shadiq, Mukhtar, Membangun Keluarga Harmonis,

(Jakarta: Graha Cipta, 2005).

Page 84: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 1 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

P U T U S ANNomor 256 K/Pid/2015

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESAM A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana pada pemeriksaan tingkat kasasi telah

memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa:

Nama : RUSLAN SYAMSIAH alias NYONG;Tempat lahir : Ternate;

Umur / tanggal lahir : 35 tahun / 16 September 1978;

Jenis kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Lingkungan Skep Kelurahan Salahudin,

Kecamatan Kota Ternate Tengah;

Agama : Islam;

Pekerjaan : Wiraswasta;

Terdakwa berada di dalam tahanan:1. Penyidik, sejak tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan tanggal 05 Juli

2014;

2. Perpanjangan penahanan oleh Penuntut Umum, sejak tanggal 06 Juli 2014

sampai dengan tanggal 14 Agustus 2014;

3. Penuntut Umum, sejak tanggal 14 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 25

Agustus 2014;

4. Hakim Pengadilan Negeri, sejak tanggal 15 Agustus 2014 sampai dengan

tanggal 24 September 2014;

5. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri, sejak tanggal

25 September 2014 sampai dengan tanggal 23 November 2014;

Terdakwa diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Ternate karena

didakwa:

KESATU :Bahwa ia Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong secara besama-sama

ataupun secara sendiri-sendiri dengan saksi Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi

Ismail Laitupa (penuntutan dilakukan secara terpisah) pada hari yang tidak

dapat diingat lagi sekitar pada bulan Februari tahun 2014, atau setidak-tidaknya

pada suatu waktu lain dalam bulan Februari tahun 2014, yang bertempat di

rumah saksi Hi Ismail Laitupa di BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang termasuk

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 85: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 2 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

daerah hukum Pengadilan Negeri Ternate, menyuruh memasukkan keterangan

palsu ke dalam suatu akta otentik mengenai suatu hal yang kebenarannya

harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh

orang lain memakai akta itu seolah-olah keterangannya sesuai dengan

kebenaran, jika pemakaian itu dapat menimbulkan kerugian. Perbuatan

Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa bermula Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong meminta bantu

kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuat buku nikah dengan

alasan Terdakwa Ruslan Syamsiah alian Nyong untuk menggugat cerai istri

Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda, kemudian Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua

Terdakwa, hari, tanggal, tahun nikah dan tempat nikah serta nama istri

Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda, nama orang tua istri

Terdakwa, kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk mengisi identitas di

buku nikah;

- Bahwa Terdakwa setelah menyerahkan identitas Terdakwa serta identitas

istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda kepada saudara Hi

Abuhasan Hamzah kemudian Hi Abuhasan Hamzah bertemu dengan saksi

Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz pada sholat maghrib di Mesjid di BTN

Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah, kemudian saudara Hi

Abuhasan Hamzah meminta bantu kepada saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak

Ustadz membuatkan buku nikah keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong karena Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya surat buku nikah, kemudian

setelah sholat maghrib saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz pulang ke

rumah bersama saudara Hi Abuhasan Hamzah di BTN Kelurahan Maliaro,

Kecamatan Kota Ternate Tengah dan sesampai di rumah saksi Hi Ismail

Laitupa alias Pak Ustadz memberikan 1 (satu) buku nikah dalam keadaan

kosong kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah;

- Bahwa Terdakwa mengetahi secara sadar dan pasti bahwa pada saat

meminta bantu kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan

buku nikah, Terdakwa sudah mempunyai Buku Nikah dengan Nomor 348/

12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di istri

Terdakwa, yaitu saksi Korban Nurfaidah Umusagi alias Eda dan Terdakwa

untuk mengajukan gugatan perceraian kepada saksi Korban Nurfaidah

Umasugi alias Eda di Pengadilan Agama Ternate dengan menggunakan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 86: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 3 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September

2008;

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong bersama-

sama dengan saudara Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail Laitupa

alias Pak Ustadz membuat surat Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/

2008, Ternate tanggal 18 September 2008 telah menimbulkan kerugian

terhadap saksi Korban Nurfaidah Umasugi alias Eda secara pribadi;

Perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong bersama-sama dengan

Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz

sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 266 Ayat (1) KUHPidana Jo.

Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHPidana;

KEDUA :Bahwa ia Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong pada waktu dan

tempat sebagaimana dakwaan Kesatu di atas, telah membuat surat palsu atau

memalsukan surat, yang dapat menerbitkan sesuatu hak, sesuatu perjanjian

(kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan

sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan maksud akan

menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-

olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, kalau menggunakannya dapat

mendatangkan sesuatu kerugian. Perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

- Bahwa bermula Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong meminta bantu

kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuat buku nikah dengan

alasan Terdakwa Ruslan Syamsiah alian Nyong untuk menggugat cerai istri

Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda, kemudian Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua

Terdakwa, hari, tanggal, tahun nikah dan tempat nikah serta nama istri

Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda, nama orang tua istri

Terdakwa, kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk mengisi identitas di

buku nikah;

- Bahwa Terdakwa setelah menyerahkan identitas Terdakwa serta identitas

istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umusagi alias Eda kepada saudara Hi

Abuhasan Hamzah kemudian Hi Abuhasan Hamzah bertemu dengan saksi

Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz pada sholat maghrib di Mesjid di BTN

Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah kemudian saudara Hi

Abuhasan Hamzah meminta bantu kepada saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak

Ustadz membuatkan buku nikah keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 87: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 4 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Syamsiah alias Nyong karena Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya surat buku nikah kemudian

setelah sholat maghrib saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz pulang ke

rumah bersama saudara Hi Abuhasan Hamzah di BTN Kelurahan Maliaro,

Kecamatan Kota Ternate Tengah dan sesampai di rumah saksi Hi Ismail

Laitupa alias Pak Ustadz memberikan 1 (satu) buku nikah dalam keadaan

kosong kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah;

- Bahwa Terdakwa mengetahui secara sadar dan pasti bahwa pada saat

meminta bantu kepada saudara Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan

buku nikah, Terdakwa sudah mempunyai Buku Nikah dengan Nomor 348/

12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di istri

Terdakwa, yaitu saksi Korban Nurfaidah Umusagi alias Eda dan Terdakwa

untuk mengajukan gugatan perceraian kepada saksi Korban Nurfaidah

Umasugi alias Eda di Pengadilan Agama Ternate dengan menggunakan

Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September

2008;

- Bahwa akibat perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong bersama-

sama dengan saudara Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail Laitupa

alias Pak Ustadz membuat surat Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/

2008, Ternate tanggal 18 September 2008 telah menimbulkan kerugian

terhadap saksi Korban Nurfaidah Umasugi alias Eda secara pribadi;

Perbuatan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong bersama-sama

dengan Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz

sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 263 Ayat (1) KUHPidana Jo.

Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHPidana;

Mahkamah Agung tersebut ;Membaca tuntutan pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Ternate tanggal 29 Oktober 2014 sebagai berikut :1. Menyatakan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong telah terbukti secara

sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “Secara bersama-sama

dengan saksi Hi Abuhasan Hamzah dan saksi Hi Ismail Laitupa membuat

surat palsu” melanggar dakwaan Kesatu Pasal 266 Ayat (1) KUHPidana

Jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam Surat Dakwaan;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dikurangi selama Terdakwa

berada dalam tahanan sementara dan dengan perintah Terdakwa tetap

ditahan;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 88: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 5 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

3. Menetapkan barang bukti berupa :

- 2 (dua) buah Buku Nikah dengan Nomor 348/12/XII/2008, atas nama

suami Ruslan Syamsiah dan istri Nurfaidah Umasugi, tanggal 11

Desember 2008;

Dikembalikan kepada yang berhak, yaitu Nurfaidah Umasugi;

- 1 (satu) lembar Surat Panggilan kepada Termohon atas nama

Nurfaidah binti Umasugi dengan Nomor 63/Pid.G/2014/PA.TTE,

tanggal 25 Februari 2014;

- 1 (satu) rangkap Surat Permohonan Gugatan Cerai Talak atas nama

Pemohon Ruslan Syamsiah dan Termohon atas nama Nurfaidah

Umasugi, tanggal 17 Februari 2014;

Tetap terlampir dalam berkas perkara;

4. Menyatakan supaya Terdakwa membayar biaya perkara sebesar

Rp1.000,00 (seribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Negeri Ternate Nomor 183/Pid.B/2014/PN.TTE. tanggal 17 November 2014 yang amar lengkapnya sebagaiberikut :1. Menyatakan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong tidak terbukti secara

sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana

yang didakwakan;

2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari seluruh dakwaan tersebut;

3. Memerintahkan agar Terdakwa segera dibebaskan dari tahanan;

4. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat

serta martabatnya;

5. Menetapkan barang bukti berupa :

- 2 (dua) buah Buku Nikah dengan Nomor 348/12/XII/2008, atas nama

suami Ruslan Syamsiah dan istri Nurfaidah Umasugi, tanggal 11

Desember 2008;

- 1 (satu) lembar Surat Panggilan kepada Termohon atas nama

Nurfaidah binti Umasugi dengan Nomor 63/Pid.G/2014/PA.TTE,

tanggal 25 Februari 2014;

- 1 (satu) rangkap Surat Permohonan Gugatan Cerai Talak atas nama

Pemohon Ruslan Syamsiah dan Termohon atas nama Nurfaidah

Umasugi, tanggal 17 Februari 2014;

Dikembalikan kepada orang atau pihak yang berhak atau pihak dari mana

barang-barang bukti tersebut disita;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 89: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 6 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

6. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Mengingat Akta Permohonan Kasasi Nomor 7/Akta.Pid/2014/PN.Tte

yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Ternate yang menerangkan,

bahwa pada tanggal 27 November 2014 Penuntut Umum pada Kejaksaan

Negeri Ternate telah mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan

Pengadilan Negeri tersebut ;

Memperhatikan memori kasasi tanggal 09 Desember 2014 dari Penuntut

Umum dan membaca Akta Penerimaan Memori Kasasi Nomor 07/Akta Pid/

2014/PN. Tte dari Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Ternate pada tanggal 09 Desember 2014;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri tersebut telah diucapkan

dengan hadirnya Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Ternate pada tanggal

17 November 2014 dan Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada

tanggal 27 November 2014 serta memori kasasinya telah diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Ternate pada tanggal 09 Desember 2014,

dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah

diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh

karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Pasal 224 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana) menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang

diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah

Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi

kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas;

Menimbang, bahwa akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat bahwa

selaku Badan Peradilan Tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan

menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah Negara

diterapkan secara tepat dan adil, serta dengan adanya putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 114/PUU-X/2012 tanggal 28 Maret 2013 yang menyatakan

frasa “kecuali terhadap putusan bebas” dalam Pasal 224 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,

maka Mahkamah Agung berwenang memeriksa permohonan kasasi terhadap

putusan bebas;

Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan olehPemohon Kasasi / Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagaiberikut:

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 90: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 7 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Bahwa Pengadilan Negeri Ternate di Ternate yang telah menjatuhkan

putusan dalam perkara Ruslan Syamsiah alias Nyong yang amarnya

sebagaimana tersebut di atas, dalam memeriksa dan mengadili perkara tersebut

telah melakukan kekeliruan. Hal tersebut terbaca dalam pertimbangan hukum

dalam putusan a quo, pada halaman 6 sampai dengan halaman 9, Judex Facti

memberikan / menyajikan fakta-fakta hukum yang merupakan fakta persidangan

sebagai berikut :

1. Saksi Nurfaidah Umasugi alias Eda, di sumpah di depan persidangan pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa saksi menikah dengan Terdakwa pada hari Sabtu, tanggal 06

September 2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor 348/12/XII/

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang ditandatangani oleh

Kantor Urusan Agama (KUA) di Sanana;

- Bahwa benar kejadian pemalsuan surat, yaitu buku nikah tersebut terjadi

pada hari Selasa, tanggal 04 Februari 2014, bertempat di Kantor

Pengadilan Agama kelas 1B Ternate;

- Bahwa benar awalnya saksi tidak tahu kalau Terdakwa membuat buku

nikah palsu kemudian saksi ketahui ada surat panggilan dari Pengadilan

Agama Ternate untuk menghadiri sidang gugatan perceraian di situ baru

saksi mengetahui adanya buku nikah palsu yang dibuat oleh Terdakwa

untuk menceraikan saksi;

- Bahwa benar Terdakwa menggugat cerai di Pengadilan Agama Ternate

dengan menggunakan Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/2008,

Ternate tanggal 18 September 2008 sedangkan saksi mempunyai Buku

Nikah asli yang dikeluarkan KUA di Sanana dengan Nomor 348/12/XII/

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008;

- Bahwa benar saksi tidak tahu alasan Terdakwa menceraikan saksi;

- Bahwa benar pada saat Terdakwa menggugat cerai saksi kondisi saksi

sedang hamil sekitar 4 (empat) bulan;

Atas keterangan saksi, Terdakwa membenarkan;

2. Saksi Hi Abuhasan Hamzah, disumpah di depan persidangan pada

pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa benar kejadiannya pada hari dan tanggal saksi sudah lupa tetapi

pada bulan Februari 2014, bertempat di rumah saksi Hi. Ismail Laitupa;

- Bahwa benar awalnya Terdakwa Ruslan Syamsiah meminta bantu

kepada saksi untuk membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 91: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 8 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Ruslan Syamsiah untuk menggugat cerai istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah

Umasugi alias Eda kemudian Terdakwa Ruslan Syamsiah memberikan

identitas Terdakwa, nama orang tua Terdakwa, hari tanggal, tahun nikah

dan tempat nikah serta nama Istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi,

nama orang tua istri Terdakwa kepada saksi untuk mengisi identitas di

buku nikah;

- Bahwa benar saksi bertemu dengan saksi Hi. Ismail Laitupa pada sholat

maghrib di Mesjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate

Tengah kemudian saksi meminta bantu kepada saksi Hi. Ismail Laitupa

membuatkan buku nikah keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan

Syamsiah karena Terdakwa Ruslan Syamsiah sudah menikah sejak

tahun 2008 belum punya surat buku nikah. Kemudian setelah sholat

maghrib, saksi Hi Ismail Laitupa pulang ke rumah bersama saksi di BTN

Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah dan sesampainya di

rumah saksi Hi. Ismail Laitupa memberikan 1 (satu) buku nikah dalam

keadaan kosong kepada saksi;

- Bahwa benar pada saat saksi Hi. Ismail Laitupa memberikan buku nikah

kepada saksi, buku nikah tersebut sudah ditandatangani oleh saksi Hi.

Ismail Laitupa dan sudah dicap;

- Bahwa benar saksi menyuruh anak saksi untuk menulis identitas di

dalam buku nikah tersebut;

- Bahwa benar Buku Nikah tersebut dikeluarkan di Ternate dengan Nomor

471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 september 2008;

- Bahwa benar saksi mengetahui bahwa Terdakwa dengan saksi Korban

menikah di Sanana;

Atas keterangan saksi, Terdakwa membenarkan;

3. Saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz, disumpah di depan persidangan

pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

- Bahwa benar kejadiannya terjadi pada hari dan tanggal saksi sudah lupa

tetapi pada bulan Februari 2014, bertempat di rumah saksi Hi Ismail

Laitupa;

- Bahwa benar saksi Hi Abuhasan Hamzah bertemu dengan sakai pada

sholat maghrib di Mesjid di BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah kemudian saksi Hi Abuhasan Hamzah meminta bantu

kepada saksi untuk membuatkan buku nikah keponakannya, yaitu

Terdakwa Ruslan Syamsiah karena Terdakwa Ruslan Syamsiah sudah

menikah sejak tahun 2008 belum punya surat buku nikah kemudian

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 92: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 9 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

setelah sholat maghrib saksi pulang ke rumah bersama saksi Hi

Abuhasan Hamzah di BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate

Tengah dan sesampai di rumah, saksi memberikan 1 (satu) buku nikah

dalam keadaan kosong kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah;

- Bahwa benar pada saat saksi memberikan buku nikah kepada saksi Hi

Abuhasan Hamzah, buku nikah tersebut sudah ditandatangani oleh saksi

dan sudah dicap;

- Bahwa benar Buku Nikah tersebut dikeluarkan di Ternate dengan Nomor

471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008;

Atas keterangan saksi, Terdakwa membenarkan;

Bahwa membaca fakta-fakta hukum sebagaimana dibuat Judex Facti

dengan pertimbangan-pertimbangannya tersebut, membuktikan Terdakwa

Ruslan Syamsiah alias Nyong melakukan sesuatu perbuatan, yaitu :

- Bahwa benar Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah

membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa untuk menggugat cerai

istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi alias Eda kemudian Terdakwa

memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal,

tahun nikah dan tempat nikah serta nama istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah

Umasugi, nama orang tua istri Terdakwa, kepada saksi untuk mengisi

identitas di buku nikah;

- Bahwa benar Terdakwa menikah dengan saksi pada hari Sabtu, tanggal 06

September 2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor 348/12/XII/

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang ditandatangani oleh Kantor

Urusan Agama (KUA) di Sanana;

Bahwa apabila Judex Facti berpendapat perbuatan Terdakwa tersebut

dinilai dan dipertimbangkan oleh Judex Facti bukan sebagai suatu peristiwa /

perbuatan pidana yang dapat dipidana, maka seharusnya amar putusan Judex

Facti menyatakan bahwa Terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukum

(ontslag van alle rechtsvervolging);

Bahwa berdasarkan pertimbangan / fakta hukum yang dibuat oleh Judex

Facti dalam putusan a quo sebagaimana diuraikan di atas, dapat dibuktikan

bahwa dalam cara mengadili Judex Facti telah melakukan kekeliruan dalam

menafsirkan suatu kualifikasi delik, seolah-olah delik yang didakwakan kepada

Terdakwa tidak terbukti dilakukan oleh Terdakwa padahal dalam pertimbangan

hukumnya Judex Facti sebagaimana dikutip di atas, Terdakwa terbukti ada

melakukan suatu perbuatan, yang seharusnya perbuatan yang dilakukan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 93: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 10 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Terdakwa tersebut harus dipertimbangkan sebagai suatu perbuatan yang bukan

merupakan suatu peristiwa / perbuatan pidana;

Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, seharusnya Judex

Facti memberi putusan Terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukum

(Ontslag van alle rechtsvervolging) bukan membebaskan Terdakwa dari segala

dakwaan (Vrijspraak);

Oleh karena Judex Facti dalam cara mengadili telah melakukan

kekeliruan dalam hal penjatuhan putusan sebagaimana tersebut di atas, dengan

demikian putusan Judex Facti tersebut adalah merupakan putusan pembebasan

tidak murni (Verkapte vrijspraak) atau pelepasan dari segala tuntutan hukum

yang terselubung (Bedekte ontslag van alle rechhtvervolging), sehingga

berdasarkan ketentuan Pasal 244 KUHAP, Keputusan Menteri Kehakiman

Republik Indonesia Nomor M.14-PW.07.03 Tahun 1983 tanggal 10 Desember

1983 dan Yurisprudensi, maka terhadap putusan dalam perkara Terdakwa

Ruslan Syamsiah alias Nyong yang dijatuhkan Judex Facti, dapat diajukan

permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia;

Selain aturan hukum di atas, terhadap problematika perkara berkas yang

diajukan kasasi oleh Penuntut Umum, Makhamah Konstitusi telah memberi

putusan sebagaimana dalam putusannya Nomor 114/PUU-X/2012 tanggal 28

Maret 2013, yang menyatakan frasa “kecuali terhadap putusan bebas” dalam

Pasal 244 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara

Pidana bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;

Maka dengan demikian berdasarkan hukum, terhadap putusan bebas,

Jaksa Penuntut Umum dapat mengajukan upaya hukum kasasi;

Bahwa permohonan kasasi ini Penuntut Umum ajukan dengan alasan

dan dasar sebagaimana ditentukan dalam Pasal 253 Ayat (1) KUHP, yaitu

Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong tidak menerapkan peraturan hukum atau menerapkan

hukum tidak sebagaimana mestinya, yaitu dalam hal hukum pembuktian, yaitu

salah dan keliru dalam memberikan pertimbangan hukum atas tidak terbuktinya

unsur “Menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik

mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu”

dengan hanya mendasarkan bahwa jika dianalisis lebih jauh, catatan surat yang

menerangkan bahwa Terdakwa menikah dan saksi Nurfaidah binti Umasugi,

adalah suatu peristiwa yang benar-benar terjadi menurut hukum. Apabila tempat

dilangsungkannya pernikahan dan tanggal pernikahan berbeda dengan

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 94: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 11 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

kenyataan yang sesungguhnya (dicatatan surat tertulis 11 September 2008 di

Ternate padahal seharusnya 07 September 2008 di Sanana), hal ini bukanlah

sesuatu yang prinsip karena keterangan seperti itu bukanlah dapat dibetulkan

atau diluruskan kembali di Pengadilan Agama, sekiranya hal itu dianggap

penting. Perlu dipahami, Terdakwa meminta surat pernikahannya karena dia

tidak memegang bukti apapun tentang pernikahannya, buku pernikahannya

ditahan oleh saksi pelapor, sementara kondisi sosial ekonomi Terdakwa tidak

memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengurus masalah hukumnya

dengan saksi pelapor / istri Terdakwa (Nurfaidah binti Umasugi). Pun jika pada

akhirnya dikembalikan kepada saksi pelapor atas semua yang dilakukan oleh

Terdakwa, jelas akan bersikap menerima Terdakwa kembali untuk hidup

bersama sebagai suami-istri dan berharap Terdakwa tidak dikenakan sanksi

apapun dalam perkara ini setelah kedua-duanya sudah rujuk. Terlepas dari itu,

setidaknya selembar surat fotokopian yang dilampirkan dalam berkas perkara

bukanlah akta otentik sebagaimana pertimbangan-pertimbangan di atas

(putusan a quo halaman 15 paragraf 3 dan 16);

Bahwa pertimbangan hukum yang dibuat Judex Facti tersebut di atas

kami Jaksa Penuntut Umum bahwa Judex Facti tidak menerapkan hukum

sebagaimana mestinya, yaitu putusan Judex Facti tidak memuat pertimbangan

yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat

pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar

penentuan kesalahan Terdakwa, sesuai Pasal 197 Ayat (1) huruf d KUHAP,

yaitu : Akta Otentik ialah akta yang dibuat oleh Pejabat Umum yang berwenang

yang memuat atau menguraikan secara otentik sesuatu tindakan yang dilakukan

atau suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh Pejabat Umum pembuat

akta itu. Pejabat Umum yang dimaksud adalah Notaris, Hakim, Juru Sita pada

suatu Pengadilan, Pegawai Pencatatan Sipil, dan sebagainya;

Suatu Akta otentik harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

1. Akta ini harus dibuat oleh atau di hadapan seorang Pejabat Umum;

2. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang;

3. Pejabat Umum oleh atau di hadapan siapa akta di buat, harus mempunyai

wewenang untuk membuat akta itu;

Bahwa Buku Nikah Nomor 471/20/VI/2008 tanggal 18 September 2008

yang dibuat di Ternate dan ditandatangani oleh saksi Hi Ismail Laitapu sehingga

saksi Hi Ismail Laitapu sudah tidak berhak yang mengeluarkan buku nikah

dikarenakan saksi Hi Ismail Laitupa menjabat Kepala Kantor Urusan Agama

Kota Ternate Tahun 2010 dan pensiun bulan Oktober tahun 2012 dan buku

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 95: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 12 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

nikah tersebut saksi Hi Ismail Laitupa serahkan 1 (satu) buku nikah dalam

keadaan kosong kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah pada bulan Februari 2014

dan keterangan saksi dibenarkan oleh saksi Hi Abuhasan Hamzah dan

Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong;

Bahwa pertimbangan hukum yang dibuat Judex Facti tersebut yang

melahirkan amar putusan sebagaimana dikutip di atas adalah pertimbangan

hukum yang didasarkan pada penafsiran sempit atau kurang pertimbangan

hukumnya (onvoldoende gemotiveerd), karena Judex Facti tidak

mempertimbangkan alat bukti yang diajukan di persidangan secara utuh,

padahal seharusnya menurut Pasal 199 Ayat (1) huruf a KUHAP, terhadap

putusan bukan pemidanaan harus memuat pertimbangan yang disusun secara

ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta pembuktian yang diperoleh dari

pemeriksaan di sidang bukan langsung kepada kesimpulan dan pendapat Judex

Facti;

Bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan sebagaimana termuat dalam

putusan a quo, membuktikan bahwa Judex Facti sebenarnya telah memperoleh

alat bukti yang cukup dan mendukung yang berasal / bersumber dari :

1. Keterangan saksi, yaitu :

1.1. Saksi Nurfaidah Umasugi alias Eda, memberikan keterangan (putusan

a quo halaman 6 sampai dengan 7), pada pokoknya sebagai :

- Bahwa saksi menikah dengan Terdakwa pada hari Sabtu, tanggal

06 September 2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor

348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang ditanda-

tangani oleh Kantor Urusan Agama (KUA) di Sanana;

- Bahwa benar kejadian pemalsuan surat, yaitu buku nikah tersebut

terjadi pada hari Selasa tanggal 04 Februari 2014, bertempat di

Kantor Pengadilan Agama kelas 1B Ternate;

- Bahwa benar awalnya saksi tidak tahu kalau Terdakwa membuat

buku nikah palsu kemudian saksi ketahui ada surat panggilan dari

Pengadilan Agama ternate untuk menghadiri siding gugatan

perceraian di situ baru saksi mengetahui adanya buku nikah palsu

yang dibuat oleh Terdakwa untuk menceraikan saksi;

- Bahwa benar Terdakwa menggugat cerai di Pengadilan Agama

Ternate dengan menggunakan Buku Nikah dengan Nomor 471/20/

VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008 sedangkan saksi

mempunyai buku nikah asli yang dikeluarkan KUA di Sanana

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 96: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 13 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

dengan Nomor 348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember

2008;

1.2. Saksi Hi Abuhasan Hamzah, memberikan keterangan (putusan a quo

halaman 6 sampai dengan 7), pada pokoknya sebagai:

- Bahwa kejadiannya pada hari dan tanggal saksi sudah lupa tetapi

pada bulan Februari 2014, bertempat di rumah saksi Hi. Ismail

Laitupa;

- Bahwa benar awalnya Terdakwa Ruslan Syamsiah meminta bantu

kepada saksi untuk membuatkan buku nikah dengan alasan

Terdakwa Ruslan Syamsiah untuk menggugat cerai istri Terdakwa,

yaitu Nurfaidah Umasugi alias Eda, kemudian Terdakwa Ruslan

Syamsiah memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua

Terdakwa, hari, tanggal, tahun nikah dan tempat nikah serta nama

Istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi, nama orang tua istri

Terdakwa, kepada saksi untuk mengisi identitas di buku nikah;

- Bahwa benar saksi bertemu dengan saksi Hi. Ismail Laitupa pada

sholat maghrib di Mesjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah kemudian saksi meminta bantu kepada saksi Hi.

Ismail Laitupa membuatkan buku nikah keponakannya, yaitu

Terdakwa Ruslan Syamsiah, karena Terdakwa Ruslan Syamsiah

sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya surat buku nikah,

kemudian setelah sholat maghrib, saksi Hi Ismail Laitupa pulang ke

rumah bersama saksi di BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah dan sesampainya di rumah saksi Hi. Ismail Laitupa

memberikan 1 (satu) buku nikah dalam keadaan kosong kepada

saksi;

- Bahwa benar pada saat saksi Hi. Ismail Laitupa memberikan buku

nikah kepada saksi, bukku nikah tersebut sudah ditandatangani

oleh saksi Hi. Ismail Laitupa dan sudah dicap;

- Bahwa benar saksi menyuruh anak saksi untuk menulis identitas di

dalam buku nikah tersebut;

- Bahwa benar Buku Nikah tersebut dikeluarkan di Ternate dengan

Nomor 471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008;

- Bahwa benar saksi mengetahui bahwa Terdakwa dengan saksi

Korban menikah di Sanana;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 97: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 14 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

1.3. Saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz, memberikan keterangan

(putusan a quo halaman 8 sampai dengan 9), pada pokoknya

sebagai:

- Bahwa kejadian terjadi pada hari dan tanggal saksi sudah lupa

tetapi pada bulan Februari 2014, bertempat di rumah saksi Hi

Ismail Laitupa;

- Bahwa benar saksi Hi Abuhasan Hamzah bertemu dengan sakai

pada sholat maghrib di Mesjid di BTN Kelurahan Maliaro,

Kecamatan Kota Ternate Tengah, kemudian saksi Hi Abuhasan

Hamzah meminta bantu kepeda saksi untuk membuatkan buku

nikah keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan Syamsiah karena

Terdakwa Ruslan Syamsiah sudah menikah sejak tahun 2008

belum punya surat buku nikah, kemudian setelah sholat maghrib

saksi pulang ke rumah bersama saksi Hi Abuhasan Hamzah di

BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah dan

sesampai di rumah saksi memberikan 1 (satu) buku nikah dalam

keadaan kosong kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah;

- Bahwa benar pada saat saksi memberikan buku nikah kepada

saksi Hi Abuhasan Hamzah, buku nikah tersebut sudah

ditandatangani oleh saksi dan sudah dicap;

- Bahwa benar buku nikah tersebut dikeluarkan di Ternate dengan

Nomor 471 / 20 / VI / 2008, Ternate tanggal 18 September 2008;

2. Surat :

- 2 (dua) buah Buku Nikah dengan Nomor 348/12/XII/2008, atas

nama suami Ruslan Syamsiah dan istri Nurfaidah Umasugi, tanggal

11 Desember 2008;

- 1 (satu) lembar Surat Panggilan kepada Termohon atas nama

Nurfaidah binti Umasugi dengan Nomor 63/Pid.G/2014/PA.TTE,

tanggal 25 Februari 2014;

- 1 (satu) rangkap Surat Permohonan Gugatan Cerai Talak atas

nama Pemohon Ruslan Syamsiah dan Termohon atas nama

Nurfaidah Umasugi, tanggal 17 Februari 2014;

- 1 (satu) lembar fotokopi Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/

2008, Ternate tanggal 18 September 2008 yang telah dilegalisir;

3. Keterangan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong, memberikan

keterangan (putusan a quo halaman 9), pada pokonya sebagai :

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 98: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 15 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

- Bahwa benar Terdakwa menikah dengan saksi pada hari Sabtu,

tanggal 06 September 2008 di Sanana dan memiliki buku nikah

Nomor 348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang

ditandatangani oleh Kantor Urusan Agama (KUA) di Sanana;

- Bahwa benar Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan

Hamzah membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa untuk

menggugat cerai istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi alias Eda

kemudian Terdakwa memberikan identitas Terdakwa, nama orang

tua Terdakwa, hari, tanggal, tahun nikah dan tempat nikah serta

nama istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi, nama orang tua istri

Terdakwa kepada saksi untuk mengisi identitas di buku nikah;

- Bahwa benar alasan Terdakwa menggugat cerai saksi Korban

adalah perbuatan saksi Korban sering kasar kepada Terdakwa, yaitu

saksi si Korban sering melempar dengan parang, melempar dengan

batu, mengejar dengan pisau dan melempar dengan handphone;

- Bahwa benar Terdakwa menggugat cerai saksi Korban dalam

keadaan hamil dan gugatan cerai tersebut telah dicabut oleh saksi Hi

Ismail Laitupa;

Bahwa apabila Judex Facti dalam memberi pertimbangan hukum

mendasarkan pada alat bukti di atas sebagaimana termuat dalam putusan a quo

maka Judex Facti akan mendapatkan fakta-fakta hukum sebagai berikut :

- Bahwa Terdakwa menikah dengan saksi pada hari Sabtu tanggal 06

September 2008 di Sanana dan memiliki buku nikah Nomor 348/12/XII/

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang ditandatangani oleh Kantor

Urusan Agama (KUA) di Sanana;

- Bahwa Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah

membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa untuk menggugat cerai

istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi alias Eda kemudian Terdakwa

memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal,

tahun nikah dan tempat nikah serta nama istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah

Umasugi, nama orang tua istri Terdakwa kepada saksi untuk mengisi

identitas di buku nikah;

- Bahwa benar saksi bertemu dengan saksi Hi. Ismail Laitupa pada sholat

maghrib di Mesjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah

kemudian saksi meminta bantu kepada saksi Hi. Ismail Laitupa membuatkan

buku nikah keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan Syamsiah karena

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 99: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 16 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Terdakwa Ruslan Syamsiah sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya

surat buku nikah kemudian setelah sholat maghrib saksi Hi Ismail Laitupa

pulang ke rumah bersama saksi di BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah dan sesampainya di rumah saksi Hi. Ismail Laitupa

memberikan 1 (satu) buku nikah dalam keadaan kosong kepada saksi Hi

Abuhasan Hamzah;

- Bahwa pada saat saksi Hi. Ismail Laitupa memberikan buku nikah kepada

saksi Hi Abuhasan Hamzah, buku nikah tersebut sudah ditandatangani oleh

saksi Hi. Ismail Laitupa dan sudah dicap padahal Hi Ismail Laitupa sudah

pensiun PNS (Kepala Kantor Urusan Agama Kota Ternate) pada bulan

Oktober tahun 2012;

- Bahwa Terdakwa menggugat cerai di Pengadilan Agama Ternate dengan

menggunakan Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/2008, Ternate tanggal

18 september 2008 sedangkan saksi mempunyai Buku Nikah aslli yang

dikeluarkan KUA di Sanana dengan Nomor 348/12/XII/2008, Sanana

tanggal 11 Desember 2008;

Bahwa apabila fakta-fakta hukum tersebut di atas, dikaitkan dengan

Pasal 188 Ayat (1) KUHAP, yang menyebutkan “Petunjuk adalah perbuatan,

kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya baik antara satu dengan

yang lain maupun dengan tindak pidana itu sediri menandakan bahwa telah

terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya”, yang selanjutnya dalam Ayat

(2) nya disebutkan : “Petunjuk sebagaimana Ayat (1) hanya dapat diperoleh dari

keterangan saksi, surat, keterangan Terdakwa”, maka dalam perkara ini

diperoleh alat bukti petunjuk berupa perbuatan, kejadian dalam diri Terdakwa

Ruslan Syamsiah alias Nyong, sebagai berikut :

1. Bahwa Terdakwa menikah dengan saksi pada hari Sabtu tanggal 06

September 2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor 348/12/XII/

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang ditandatangani oleh Kantor

Urusan Agama (KUA) di Sanana;

2. Bahwa Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah

membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa untuk menggugat cerai

istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi alias Eda kemudian Terdakwa

memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal,

tahun nikah dan tempat nikah serta nama istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah

Umasugi, nama orang tua istri Terdakwa, kepada saksi untuk mengisi

identitas di buku nikah;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 100: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 17 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

3. Bahwa benar saksi bertemu dengan saksi Hi. Ismail Laitupa pada sholat

maghrib di Mesjid BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota Ternate Tengah

kemudian saksi meminta bantu kepada saksi Hi. Ismail Laitupa membuatkan

buku nikah keponakannya, yaitu Terdakwa Ruslan Syamsiah, karena

Terdakwa Ruslan Syamsiah sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya

surat buku nikah, kemudian setelah sholat maghrib saksi Hi Ismail Laitupa

pulang ke rumah bersama saksi di BTN Kelurahan Maliaro, Kecamatan Kota

Ternate Tengah dan sesampainya di rumah saksi Hi. Ismail Laitupa

memberikan 1 (satu) buku nikah dalam keadaan kosong kepada saksi Hi

Abuhasan Hamzah;

4. Bahwa pada saat saksi Hi. Ismail Laitupa memberikan buku nikah kepada

saksi Hi Abuhasan Hamzah, buku nikah tersebut sudah ditandatangani oleh

saksi Hi. Ismail Laitupa dan sudah dicap padahal Hi Ismail Laitupa sudah

pensuin PNS (Kepala Kantor Urusan Agama Kota Ternate) pada bulan

Oktober tahun 2012;

5. Bahwa Terdakwa menggugat cerai di Pengadilan Agama Ternate dengan

menggunakan Buku Nikah dengan Nomor 471/20/VI/2008, Ternate tanggal

18 September 2008 sedangkan saksi mempunyai Buku Nikah asli yang

dikeluarkan KUA di Sanana dengan Nomor 348/12/XII/2008, Sanana

tanggal 11 Desember 2008;

Bahwa dari bukti petunjuk tersebut di atas, jika dipertimbangkan alasan-

alasan yang menjadi dasar perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut :

1. Bahwa kejadian pada hari dan tanggalnya Terdakwa sudah lupa tetapi pada

bulan Februari 2014;

2. Bahwa Terdakwa menikah dengan saksi pada hari Sabtu, tanggal 06

September 2008 di Sanana dan memiliki Buku Nikah Nomor 348/12/XII/

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang ditandatangani oleh Kantor

Urusan Agama (KUA) di Sanana;

3. Bahwa Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah

membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa untuk menggugat cerai

istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi alias Eda, kemudian Terdakwa

memberikan identitas Terdakwa, nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal,

tahun nikah dan tempat nikah serta nama istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah

Umasugi, nama orang tua istri Terdakwa, kepada saksi untuk mengisi

identitas di buku nikah;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 101: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 18 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

4. Bahwa alasan Terdakwa menggugat cerai saksi Korban adalah perbuatan

saksi Korban sering kasar kepada Terdakwa, yaitu saksi si Korban sering

melempar dengan parang, melempar dengan batu, mengejar dengan pisau

dan melempar dengan handphone;

5. Bahwa Terdakwa menggugat cerai saksi Korban dalam keadaan hamil dan

gugatan cerai tersebut telah dicabut oleh saksi Hi Ismail Laitupa;

Bahwa berdasarkan uraian tersebut dapatlah dibuktikan Terdakwa

Ruslan Syamsiah alias Nyong mengetahui secara sadar bahwa dan pasti bahwa

pada saat meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah untuk

membuatkan buku nikah, Terdakwa sudah mempunyai buku nikah dengan

Nomor 348/12/XII/2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di

istri Terdakwa, yaitu saksi Korban Nurfaidah Umasugi alias Eda Terdakwa untuk

mengajukan gugatan perceraian kepada saksi Korban Nurfaida Umasugi alias

Eda di Pengadilan Agama Ternate dengan menggunakan Buku Nikah dengan

Nomor 471/20/VI/2008, Ternate tanggal 18 September 2008;

Bahwa dengan apakah Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong dapat

dipertanggungjawabkan sebagai turut serta dalam membuat surat palsu

(perkara splitsing a quo atas nama Tersangka Hi Abubakar Hamzah dan

Tersangka Hi Ismail Laitupa masih dalam proses pemberkasan) dapat

dibuktikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang diuraikan di atas dan fakta hukum yang

melatarbelakangi Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong melakukan

perbuatan tersebut, dihubungkan dengan ketentuan Hoge Raad yang telah

diuraikan, maka dapat dibuktikan bahwa perbuatan Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong melakukan tindak pidana pemalsuan surat dengan

cara Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah untuk

membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias

Nyong untuk menggugat cerai istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi alias

Eda kemudian saksi Hi Abuhasan Hamzah meminta bantu kepada saksi Hi

Ismail Laitupa alias Pak Ustadz membuatkan buku nikah keponakannya,

yaitu Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong karena Terdakwa Ruslan

Syamsiah sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya surat buku nikah,

kemudian saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz memberikan 1 (satu)

buku nikah yang sudah ditandatangani dan dicap tetapi di dalam buku nikah

identitas masih keadaan kosong kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah. Bahwa

Terdakwa mengetahui secara sadar dan pasti bahwa pada saat meminta

bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan buku nikah,

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 102: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 19 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Terdakwa sudah mempunyai Buku Nikah dengan Nomor 348 / 12 / XII /

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di istri Terdawa, yaitu

saksi Korban Nurfaida Umasugi alias Eda dan Terdakwa untuk mengajukan

gugatan perceraian kepada saksi Korban Nurfaida Umasugi alias Eda di

Pengadilan Agama Ternate dengan menggunakan buku nikah dengan

Nomor 471 / 20 / VI / 2008, Ternate tanggal 18 September 2008, adalah

bentuk kesengajaan yang diperlukan dan pengetahuan yang diisyaratkan

yang ada dalam diri Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong untuk turut

serta melakukan perbuatan membuat surat palsu akibat permohonan yang

diajukan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong untuk menggugat saksi

Korban Nurfaidah Umasugi (istri Terdakwa);

Hoge Read 09 Juni 1941 : “Untuk turut melakukan diisyaratkan bahwa

semua orang yang turut melakukan

mempunyai kesengajaan yang diperlukan

dan pengetahuan yang disyaratkan “;

2. Bahwa fakta tersebut di atas juga membuktikan Terdakwa Ruslan Syamsiah

alias Nyong telah mempunyai pengetahuan dan kehendak turut serta

membuat surat palsu, dalam hal ini Buku Nikah Nomor 471 / 20 / VI / 2008,

Ternate tanggal 18 September 2008 yang ditandatangani oleh saksi Hi

Ismail Laitupa sehingga Terdakwa meminta bantu kepada saksi Hi

Abuhasan Hamzah untuk membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa

Ruslan Syamsiah alias Nyong untuk menggugat cerai istri Terdakwa, yaitu

Nurfaida Umasugi alias Eda kemudian saksi Hi Abuhasan Hamzah meminta

bantu kepada Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz membatkan buku nikah

keponakannya, yaitu Ruslan Syamsiah alias alias Nyong karena Terdakwa

Ruslan Syamsiah sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya surat buku

nikah kemudian saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz memberikan 1

(satu) buku nikah yang sudah ditandatangani dan dicap tetapi di dalam buku

nikah identitas masih keadaan kosong kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah.

Bahwa Terdakwa mengetahui secara sadar dan pasti bahwa pada saat

meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan buku

nikah, Terdakwa sudah mempunyai Buku Nikah dengan Nomor 348 / 12 /

XII / 2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di istri

Terdakwa, yaitu saksi Korban Nurfaida Umasugi alias Eda dan Terdakwa

untuk mengajukan gugatan perceraian kepada saksi Korban Nurfaidah

Umasugi alias Eda di Pengadilan Agama Ternate dengan menggunakan

Buku Nikah dengan Nomor 471 / 20 / VI / 2008, Ternate tanggal 18

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 103: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 20 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

September 2008, adalah bentuk kesengajaan yang diperlukan dan

pengetahuan yang diisyaratkan yang ada dalam diri Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong untuk turut serta melakukan perbuatan membuat

surat palsu akibat permohonan yang diajukan Terdakwa Ruslan Syamsiah

alias Nyong untuk menggugat saksi Korban Nurfaida Umasugi (istri

Terdakwa);

Hoge Raad 9 Februari 1941 : “Agar seseorang dapat dinyatakan bersalah

turut melakukan haruslah diperiksa dan

terbukti bahwa pengetahuan dan kehendak

itu terdapat pada tiap-tiap pelaku”;

3. Bahwa dapat dibuktikan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong turut serta

melakukan perbuatan membuat surat palsu dengan saksi Hi Abuhasan

Hamzah dan Hi Ismail Laitupa dengan adanya kerja sama / peranan yang

lengkap dan erat yang terdapat dalam fakta bahwa Terdakwa Ruslan

Syamsiah alias Nyong meminta bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah

untuk membuatkan buku nikah dengan alasan Terdakwa Ruslan Syamsiah

alias Nyong untuk menggugat cerai istri Terdakwa, yaitu Nurfaidah Umasugi

alias Eda, kemudian saksi Hi Abuhasan Hamzah meminta bantu kepada

saksi Hi Ismail Laitupa alias Pak Ustadz membuatkan buku nikah

keponakannya, yaitu Ruslan Syamsiah alias Nyong karena Terdakwa Ruslan

Syamsiah sudah menikah sejak tahun 2008 belum punya surat buku nikah,

kemudian saksi Hi ismail laitupa alias Pak Ustadz memberikan 1 (satu) buku

nikah yang sudah ditandatangani dan dicap tetapi di dalam buku nikah

identitas masih keadaan kosong kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah. Bahwa

Terdakwa mengetahui secara sadar dan pasti bahwa pada saat meminta

bantu kepada saksi Hi Abuhasan Hamzah untuk membuatkan buku nikah,

Terdakwa sudah mempunyai Buku Nikah dengan Nomor 348 / 12 / XII /

2008, Sanana tanggal 11 Desember 2008 yang berada di istri Terdawa, yaitu

saksi Korban Nurfaida Umasugi alias Eda (istri Terdakwa) (perkara splitsing

a quo atas nama Tersangka Hi Abubakar Hamzah dan Terangka Hi Ismail

Laitupa masih dalam proses pemberkasan);

Hoge Raad 17 Februari 1943 : “Jika ke dua pelaku langsung bersama

melaksanakan suatu rencana dan kerja

sama adalah lengkap dan erat, maka

tidaklah penting siapa di antara mereka

yang akhirnya melakukan perbuatan

penyelesaian”;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 104: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 21 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Bahwa apabila Judex Facti mempertimangkan keterangan saksi, surat,

petunjuk dan keterangan Terdakwa dan fakta hukum yang sejatinya ada dalam

pertimbangan putusan sebagaimana diuraikan di atas, kemudian dihubungkan

Hooge Raad / Yurisprudensi yang Penuntut Umum sampaikan, maka

seharusnya Judex Facti berpendapat unsur “bersama-sama atau turut serta

membuat surat palsu” telah terpenuhi dalam diri Terdakwa Ruslan Syamsiah

alias Nyong;

Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum di atas, dapatlah dibuktikan

bahwa Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong mempunyai peranan

memalsukan surat berupa 1 (satu) lembar fotokopi Buku Nikah dengan Nomor

471 / 20 / VI / 2008 yang telah dilegalisir yang dilakukan oleh saksi Hi Abuhasan

Hamzah, saksi Hi Ismail Laitupa dan Terdakwa Ruslan Syamsiah alias Nyong

dikualifikasikan sebagai orang yang turut serta melakukan perbuatan memalsu

surat;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi dari PemohonKasasi / Penuntut Umum tersebut Mahkamah Agung berpendapat :

Bahwa alasan-alasan kasasi Penuntut Umum, dapat dibenarkan, karena

Judex Facti telah salah menerapkan hukum dalam mengadili Terdakwa.

Putusan Judex Facti (Pengadilan Negeri Ternate) yang menyatakan Terdakwa

tidak terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan Penuntut Umum

kepadanya dan karenanya membebaskan Terdakwa dari dakwaan-dakwaan

Penuntut Umum tersebut, dibuat berdasarkan pertimbangan hukum yang salah.

Judex Facti salah mempertimbangkan unsur “menyuruh memasukkan

keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu hal yang

kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu”, berdasarkan pertimbangan

sebagai berikut :

1) Judex Facti salah mempertimbangkan bukti fotokopi Buku Nikah antara

Terdakwa dan Korban Nomor 471/20/VI/2008 tertanggal 18 September

2008 “bukan” akta otentik, padahal buku / surat nikah adalah dibuat oleh

Pejabat Umum yang berwenang dan Buku Nikah berkedudukan sebagai

bukti formal adanya suatu pernikahan;

2) Judex Facti salah mempertimbangkan bahwa yang salah dalam Buku Nikah

antara Terdakwa dengan Korban hanya mengenai waktu dan tempat

pernikahan dilakukan sedangkan peristiwa hukum yang diterangkan benar

adanya (terjadi perkawinan antara Terdakwa dan Korban), maka unsur

“menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam akta otentik mengenai

sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu” tidak

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 105: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 22 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

terpenuhi dari perbuatan Terdakwa, karena terungkap fakta di persidangan

motif Terdakwa untuk meminta bantuan kepada Abuhasan Hamzah agar

dibuatkan Buku Nikah oleh Ismail Laitupa alias Pak Ustad adalah untuk

digunakan sebagai dasar menggugat cerai istrinya ke Pengadilan Agama,

sehingga atas bantuan Abuhasan Hamzah dan Ismail Laitupa, terbitlah

buku/surat nikah yang informasinya mengenai tanggal dan tempat

diadakannya perkawinan antara Terdakwa dan Korban yang tidak benar,

sebagaimana terdapat dalam Buku/Surat Nikah Nomor 471/20/VI/2008

tertanggal 18 September 2008, yang kemudian dengan buku nikah yang

berisi informasi yang tidak benar tersebut, Terdakwa mengajukan gugatan

cerai kepada istrinya di Pengadilan Agama Ternate;

3) Bahwa Terdakwa memberikan informasi mengenai identitas Terdakwa,

nama orang tua Terdakwa, hari, tanggal dan tahun nikah, nama istri

Terdakwa dan nama orang tua istri Terdakwa, dilakukan dengan kehendak

Terdakwa sendiri (secara sadar) sedangkan Terdakwa mengetahui bahwa

buku/surat nikah yang asli ada pada istri Terdakwa, yaitu Buku Nikah/Surat

Nikah Nomor 248/12/VI/2008, Sanana, tanggal 11 Desember 2008;

4) Bahwa Terdakwa terbukti melanggar Pasal 266 Ayat (1) KUHPidana Jo.

Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHPidana;

Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas,

Mahkamah Agung berpendapat bahwa permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum tersebut harus dikabulkan;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum dikabulkan, maka Terdakwa harus dinyatakan bersalah

dan harus dipidana setimpal dengan perbuatannya tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan yang diuraikan tersebut

di atas Mahkamah Agung berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Negeri

Ternate Nomor 183/Pid.B/2014/PN.TTE. tanggal 17 November 2014 tidak dapat

dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung

mengadili sendiri perkara tersebut dengan amar putusan sebagaimana tertera di

bawah ini ;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung

akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang

meringankan sebagai berikut :

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa menimbulkan kerugian bagi Korban dan

keluarganya;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 106: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 23 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa belum pernah dihukum;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi / Penuntut Umum dikabulkan dan Terdakwa dinyatakan bersalah serta

dipidana, maka biaya perkara pada semua tingkat peradilan maupun pada

tingkat kasasi ini dibebankan kepada Terdakwa ;

Memperhatikan Pasal 266 Ayat (1) KUHPidana Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1

KUHPidana, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILIMengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi / PENUNTUT

UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI TERNATE tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Ternate Nomor 183/Pid.B/2014/

PN.TTE. tanggal 17 November 2014;

MENGADILI SENDIRI1. Menyatakan Terdakwa RUSLAN SYAMSIAH alias NYONG telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”MEMBUATSURAT PALSU YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA ”;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana

penjara selama 5 (lima) bulan;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa sebelum

putusan ini berkekuatan hukum tetap, dikurangkan seluruhnya dari pidana

yang dijatuhkan;

4. Menetapkan barang bukti berupa:

- 2 (dua) buah Buku Nikah dengan Nomor 348/12/XII/2008, atas nama

suami Ruslan Syamsiah dan istri Nurfaidah Umasugi, tanggal 11

Desember 2008;

Dikembalikan kepada yang berhak, yaitu Nurfaidah Umasugi;

- 1 (satu) lembar Surat Panggilan kepada Termohon atas nama Nurfaidah

binti Umasugi dengan Nomor 63/Pid.G/2014/PA.TTE, tanggal 25

Februari 2014;

- 1 (satu) rangkap Surat Permohonan Gugatan Cerai Talak atas nama

Pemohon Ruslan Syamsiah dan Termohon atas nama Nurfaidah

Umasugi, tanggal 17 Februari 2014;

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 107: SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PEMALSUAN BUKU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43042/1/RITA... · Di dalam KUHP Pemalsuan Buku Nikah masuk dalam Pemalsuan surat

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hal. 24 dari 24 hal. Put. No 256 K/Pid/2015

Tetap terlampir dalam berkas perkara;

5. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara pada

semua tingkat peradilan yang pada tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar

Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung

pada hari: Selasa, tanggal 12 Mei 2015 oleh Dr. Salman Luthan, S.H., M.H., Hakim

Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,

Desnayeti M., S.H., M.H. dan Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H., Hakim-Hakim

Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum

pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim

Anggota tersebut dan dibantu oleh Ny. Murganda Sitompul, S.H., Panitera

Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi / Penuntut Umum dan

Terdakwa.

Ketua Majelis,ttd./ Dr. Salman Luthan, S.H., M.H.

Hakim-Hakim Anggota,ttd./ Desnayeti M., S.H., M.H.ttd./ Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,ttd./ Ny. Murganda Sitompul, S.H.

Untuk salinanMahkamah Agung RI

a.n. PaniteraPanitera Muda Pidana

(Dr. H. Zainuddin, S.H.,M.Hum.)NIP. 19581005 198403 1 001

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24