rumah tradisional nusa tenggara …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/rumah tradisional...

80
RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA dalam SKETSA Layout NEW.indd 1 12/17/2018 09:26:57 PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

Upload: others

Post on 15-May-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA

dalam SKETSA

Layout NEW.indd 1 12/17/2018 09:26:57

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 2: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

(1) Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelang -garan hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggar -an hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimak -sud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pem - ba jak an, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepu luh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA DALAM SKETSA

Penyusun

Desak Putu Damayanti Eka Susanti

Rudi Setiadji Agustiningtyas Johnny Rakhman

©2018 Desak Putu Damayanti, Eka SusantiRudi Setiadji Agustiningtyas, dan Johnny Rakhman

Hak cipta dilindungi undang-undangDiterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media KomputindoKompas-Gramedia

Anggota IKAPI, Jakarta

719060065ISBN 978-602-04-8859-2

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan

Layout NEW.indd 2 12/17/2018 09:26:58

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 3: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

Desak Putu Damayanti Eka Susanti

Rudi Setiadji Agustiningtyas Johnny Rakhman

Penerbit PT Elex Media Komputindo

RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA

dalam SKETSA

Layout NEW.indd 3 12/17/2018 09:26:58

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 4: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMAKASIH

vii

viii

DAFTAR ISI

2

66

4

10

Sketsa dalam Dunia Arsitektur

“BENANG MERAH” hasil interpretasi sketsa lapangan

Sebaran Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara

Ragam Ruang, Bentuk, dan Struktur Bangunan Rumah Tinggal dalam Sketsa

a. BALE TANI di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah (Arsitektur Sasak)

b. UMA LENGGE di Desa Sambori, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima (Arsitektur Bima)

c. UME di Kampung Ratenggaro, Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya (Arsitektur Sumba)

d. SONAF di Kampung Maslete, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (Arsitektur Atoni)

e. UMA di Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka (Arsitektur Wehali)

f. UMA di Kampung Namata, Desa Raeloro, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua (Arsitektur Sabu)

g. UMA di Kampung Tradisional Sunsa, Desa Delek Esa, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao (Arsitektur Rote)

h. FALAKHABANA di Kampung Adat Takpala, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor (Arsitektur Alor)

i. UMA di Kampung Adat Lewahola, Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata (Arsitektur Lamaholot)

j. SA’O di Kampung Bena, Desa Tiwuriwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada (Arsitektur Ngada)

k SA’O di Desa Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende (Arsitektur Ende)

l. MBARU NIANG di Kampung Waerebo, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai (Arsitektur Manggarai)

REFERENSI

Layout NEW.indd 4 12/17/2018 09:26:58

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 5: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

Dapat mengenal dan memahami sistem kerja struktur rumah tra disional merupakan kesempatan emas yang jarang bisa saya temukan. Sambungan sistem pasak yang dikombinasikan dengan tali menyebabkan struktur rumah tradisional Nusa Tenggara ini memiliki kemampuan lentur dan deformasi yang cukup untuk mengakomodasi pengaruh beban gempa. Masih banyak lagi hal ilmiah dan menarik lainnya yang dapat digali dari konstruksi rumah tradisional Nusa Tenggara ini, termasuk aspek pemilihan jenis kayu dan konfigurasi ruang di sisi dalam rumah.

Buku ini hadir untuk menjadi sumber inspirasi bagi generasi saat ini, untuk dapat menciptakan sistem struktur baru berdasarkan tantangan zaman masa kini dan masa yang akan datang. Adalah satu kebanggaan tersendiri bagi saya terlibat sebagai salah satu pembimbing dalam kegiatan penelitian yang terwujud menjadi buku ini.

Ali Awudin, Ph.D Dosen Konstruksi Kayu, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM

TESTIMONI

Di tengah minimnya buku tentang arsitektur tradisional, khususnya Indonesia bagian Timur seperti Nusa Teng-gara, buku ini menjadi dokumentasi yang berharga ten-tang kekayaan arsitektur Indonesia. Pembahasan sepu-luh rumah di Manggarai, Ngada, Ende, Flores Timur, Alor, Sumba, Sabu, Rote, dan Timor yang didapat dari sumber pertama: penelitian lapangan oleh Desak Putu Damayanti, Eka Susanti, Rudi Setiadji Agustiningtyas, dan Johnny Ra-khman lewat sketsa, foto, gambar dan teks ini adalah pent-ing dalam menambah perbendaharaan pustaka arsitektur Nusantara.

Semoga gerakan menulis dan membukukan seperti ini segera diikuti oleh peneliti-peneliti berbakat lainnya.

Imelda AkmalPenulis Arsitektur

Buku ini menggunakan sketsa sebagai bagian dari aktivitas penelitian. Jejak spa -sial, formal, bahan, dan ukuran rumah tradisional Nusa Tenggara direkam dengan cermat tanpa harus menggambarkannya secara keseluruhan. Kekuatan sketsa sebagai media komunikasi ragam rumah tradisional Nusa Tenggara, disampaikan dalam sketsa yang terskala, meruang, berbentuk, dan teraba. Kekakuan informasi hasil penelitian dalam wujud teks, melunak dengan hadirnya sketsa yang hidup dan mampu bercerita.

Sketsa dalam penelitian bukanlah hal baru, namun buku sketsa yang me -ngetengahkan hasil penelitian adalah gagasan baru. Upaya ini patut diapresiasi dan dikembangkan di masa mendatang.

Ir. I Gusti Ngurah Antaryama, PhDJurusan Arsitektur, FTSP-ITSPembimbing Kegiatan Riset 2017

Layout NEW.indd 5 12/17/2018 09:26:58

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 6: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

KATA SAMBUTAN KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ats perke­nan­Nya buku dengan judul “Rumah Tradisional Nusa Tenggara dalam Sketsa” ini dapat terselesaikan. Rumah tinggal di permukiman tradisional adalah salah satu bentuk dari arsitektur tradisional setempat. Informasi mengenai ragam rumah tinggal tradisional merupakan pengetahuan lokal (local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan lokal tersebut sesungguhkan sudah di tulis oleh masyarakat tra­disional. Tulisan tentang arsitektur tradisional dikemas dalam bentuk cerita rakyat, lagu, puisi, hingga petuah­petuah dengan menggunakan aksara kuno, yang sulit diinterpretasi oleh generasi penerus. Daun lontar yang memiliki keterbatasan usia hingga mudah lapuk, dahulunya dijadikan sarana menulis pengetahuan tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan pengetahuan lokal arsitektur tradisional, minim dipahami oleh generasi mendatang. Maka dari itu, sudah saatnya budaya menulis tentang pengetahuan lokal arsitektur tradisional, mulai digalakkan.

Buku sketsa ini menjadi salah satu bentuk catatan lapangan tentang tipe rumah tinggal di 12 permukiman tradisional di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sketsa spontan ragam rumah tinggal sebagai wujud arsitektur tradisional yang dituangkan dalam buku ini, diharapkan mampu memberikan gambaran awal terkait pengetahuan lokal yang kita miliki. Harapan ke depannya adalah studi­studi terkait arsitektur tradisional mampu direplikasi secara nasional dan tersebarluas melalui publikasi­publikasi tercetak.

Kepala Puslitbang Perumahan dan PermukimanProf (R) Dr. Ir. Arief Sabaruddin, CES

Wilayah penelitian Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar dominan pada permukiman tradisional di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pengkajian yang dilakukan, umumnya diawali oleh tahap identifikasi kondisi saat itu di lapangan. Penelitian di bidang arsitektur tahun 2017, memfokuskan kajiannya pada pembaruan data tipe rumah tinggal pada permukiman tradisional di Provinsi NTB dan NTT. Setiap pelaksanaan observasi lapangan, tim selalu dibantu oleh informan kunci di setiap lokasi survei sebagai pembuka jalan untuk melakukan pengukuran lapangan.

Idealnya, hasil­hasil penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Gambaran umum tipe rumah tinggal yang dikemas dalam bentuk buku sketsa ini, merupakan bagian dari hasil penelitian Tipologi Pemetaan Rumah Tinggal Pada Permukiman Tradisional di Provinsi NTB dan NTT. Besar harapan kami buku sketsa ini dapat dimanfaatkan, khususnya untuk Pemerintah Daerah di masing­masing lokasi kajian, sebagai referensi awal dalam membantu tindak penanganan ke depannya. Sangat diharapkan buku ini dapat bermanfaat juga dalam dunia akademis, sebagai salah satu referensi perkuliahan. Di balik segala kekurangan yang ada di dalamnya, ke depannya Balai Litbang Wilayah II Denpasar akan terus membenahi diri dalam hal publikasi seluruh hasil penelitian yang telah dilakukan.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Perumahan Wilayah II Denpasar

Ir. Johnny Rakhman. Dipl. E.Eng

Layout NEW.indd 6 12/17/2018 09:26:58

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 7: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

1

CORETAN TANGANDALAM BENTUK BUKU

“Akan menarik jika sketsa­sketsa di lapangan, dikemas dalam bentuk buku”, ungkap Bapak Arief Sabaruddin ketika melihat jilidan sketsa lapangan penelitian tahun 2017. Saran sederhana dari Bapak Kapuslitbang Perkim, menjadi latar belakang tersusunnya buku sketsa ini. Di sela­sela kunjungan beliau awal tahun 2018 ke Denpasar, beliau menyempatkan diri berdiskusi ringan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan Balai Litbang Wilayah II Denpasar. Kumpulan sketsa tangan yang dibuat selama tahun 2017 sebagai bagian observasi lapangan pada penelitian Tipologi Pemetaan Rumah Tinggal Pada Permukiman Tradisional di Provinsi NTB dan NTT, tadinya hanyalah tumpukan kertas setebal 300 halaman yang dijilid dan disimpan rapi. Gambar­gambar sketsa tersebut dibuat dalam waktu singkat dalam menangkap informasi ragam bentuk rumah tinggal pada 12 permukiman tradisional di Provinsi NTB dan NTT.

Untuk layak dijadikan buku, maka beberapa sketsa terpilih perlu diproses lebih lanjut agar lebih menarik untuk dilihat tanpa mengubah informasi yang tertulis dalam sketsa aslinya. Penulis berharap buku sketsa ini merupakan salah satu contoh bacaan ringan yang menyenangkan (Fun Book) yang dapat mengantar pembaca dalam mengenali secara cepat tentang bagaimana ragam rumah tinggal di permukiman tradisional. Sketsa­sketsa lapangan ini merupakan basis data yang penting sebagai acuan proses menggambar dengan menggunakan bantuan software (Autocad, Lumion, SketchUp, dan lainnya) untuk dapat menghasilkan gambar teknis bangunan yang lebih baik. Buku ini juga ingin menunjukkan bahwa di balik desain akhir bangunan yang menarik, akan selalu didahului oleh sketsa tangan seorang perancang sebagai wadah visualisasi dari sebuah ide.

Penulis

Layout NEW.indd 1 12/17/2018 09:26:58

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 8: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

2

01SKETSA

DALAM

DUNIAARSITEKTURBagi arsitek, salah satu cara mendesain adalah dengan cara membuat sketsa. Sebelum teknologi komputer ditemukan, sketsa desain digunakan untuk mempresentasikan gagasan arsitektur (rancangan bangunan) secara cepat dan orisinal, merekam suasana lingkungan, serta untuk mengembangkan kemampuan dan kepekaan terhadap visi perencanaan. Hingga kini, ketika menggambar dengan komputer sudah lazim bagi arsitek, kegiatan sketsa tetap dilakukan sebagai tahap awal dalam merepresentasikan ide desain sesuai kebutuhan pengguna jasa arsitek.

Gambar sketsa merupakan sarana komunikasi awal untuk perancang maupun orang lain. Menggambar sketsa pada dasarnya adalah menarik garis dengan tangan bebas, tanpa dibantu mistar atau penggaris (Heryanto, 2010).

GAMBAR 1Contoh sketsa tangan bangunan angkul­angkul desa adat Penglipuran – Bangli

Layout NEW.indd 2 12/17/2018 09:27:05

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 9: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

3

Menggambar tanpa menggunakan penggaris akan lebih leluasa sehingga proses penggambaran dapat diselesaikan de ngan lebih cepat. Membuat gambar sketsa dalam dunia arsitektur sangat lazim baik secara dua atau tiga dimensi, seperti halnya menggambar perspektif.

Penyempurnaan gambar sketsa lapangan dapat dilakukan dengan bantuan program Adobe Photoshop. Program ini dapat menyem pur nakan garis­garis sketsa yang tidak lurus, menambah atau menam bahkan elemen­elemen arsitek tur seperti memberi bayangan pada bangunan, warna bangunan serta memberi awan, pohon, kendaraan, manusia, dan elemen lainnya yang ada korelasi dengan objek bangunan yang digambar. Gambar sketsa merupakan gambar ide awal untuk mengekspresikan gagasan tertentu ke dalam desain.

Melakukan metode gambar sketsa yang dipadukan de ­ngan program Photoshop, sebagai langkah awal tentu harus dilakukan gambar sketsa terhadap objek yang akan digambar. Setelah selesai, gambar tersebut dimasukkan dalam program Photo shop yang ada di komputer melalui program scan. Gambar sketsa tersebut merupakan data yang perlu diolah dengan Photoshop untuk mendapatkan hasil optimal.

GAMBAR 2Ragam hasil penyempurnaan sketsa permukiman menggunakan software photoshop

Layout NEW.indd 3 12/17/2018 09:27:13

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 10: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

4

02SEBARANNUSA TENGGARAARSITEKTUR TRADISIONAL

Ragam bentuk rumah tinggal masya rakat tradisional umumnya mengutamakan mate ­rial alam yang tersedia di sekelilingnya (Oliver, 1997). Wujud arsitektur tradisional dapat dilihat dari ragam fasad rumah tinggal masyarakat di permukiman tradisional ter­sebut. Inventarisasi ragam rumah tinggal masyarakat di masing­masing permukiman tradisional tersebut telah banyak dilakukan juga oleh pihak luar (Antar, Yori, 2010; Kusu­mawati, Lili dkk, 2007). Namun terdapat ke­senjangan dalam kesetaraan dan kedalaman

ana li sis data yang dilakukan masing­masing pi hak. Kajian tersebut umumnya terba ­tas pada analisis topologi, tipologi, dan mor fologi bangunan rumah tinggal terse ­but (Agus, Elfida, 2011). Sehingga Balai Penelitian dan Pengembangan Peru mah an Wilayah II Denpasar, melakukan identifikasi serentak terhadap ragam rumah tinggal pada permukiman tradisi onal, yang mewakili wa­jah arsitektur tra disional di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Lokasi kajian terdiri dari 12 (dua belas) lokasi permukiman tradisional beserta rumah ting gal tradisional di dalamnya. Pendataan kembali dilakukan melalui metode observasi lapangan. Sketsa lapangan menjadi bagian penting dalam proses observasi lapangan sebagai data dasar dalam proses inter pretasi data yang ada di lapangan. Tulisan ini mencoba mengumpulkan ragam bentuk rumah tinggal tersebut dalam wu jud sket sa tangan yang dibuat selama proses ob servasi lapangan.

Layout NEW.indd 4 12/17/2018 09:27:13

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 11: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

5

GAMBAR 4Sketsa lapangan bangunan Bale Tani

GAMBAR 3Visualisasi 3D bangunan Bale Tani berdasarkan sketsa lapangan

Inventarisasi permukiman tradisional di Bali, NTB, dan NTT

Pembaruan data (metode photogrammetry) 38 buah permukiman tradisional di Provinsi Bali

Pembaruan data (metode photogrammetry) tipologi rumah tinggal masyarakat pada 12 permukiman tradisional di Provinsi NTB dan NTT

s/d 2015

20172016

Layout NEW.indd 5 12/17/2018 09:27:15

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 12: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

6

GAMBAR 5Ragam arsitektur tradisional di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Provinsi Nusa Tenggara Barat me miliki ke ragaman suku yang meng huni rumah tinggal dengan kekhas ­an nya ma sing­masing. Di lihat dari perbedaan fasad (bentuk) bangun an, terdapat dua jenis ragam arsitektur di provinsi ini. Arsitektur Samawa yang ter sebar di pulau Lombok dan sebagian pulau Sum ­bawa, sedang kan wujud arsi tek tur Bima dapat dite mui di pulau Sum bawa khususnya Kabu paten Bima.

Berbeda dengan Provinsi Nusa Teng gara Ba rat, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 10 (sepuluh) ragam arsitektur tradisional yang seba ran nya dapat ditemui pada pulau­pulau besar di Provinsi NTT. Nama masing­masing ragam arsitektur diambil dari nama suku yang meng huni ba ngun an rumah tersebut.

Kesepuluh ragam arsitektur

tersebut adalah:

1. Arsitektur Sumba di Pulau

Sumba;

2. Arsitektur Sabu di Pulau Sabu;

3. Arsitektur Atoni di Pulau

Timor;

4. Arsitektur Wehali di Pulau

Timor;

5. Arsitektur Rote di Pulau Rote;

6. Arsitektur Alor di Pulau Alor;

7. Arsitektur Manggarai di Pulau

Flores;

8. Arsitektur Ngada di Pulau

Flores;

9. Arsitektur Ende di Pulau

Flores;

10. Arsitektur Lamaholot di Pulau

Flores.

Masing­masing arsitektur mewakili nilai­nilai budaya dan sosial masing­masing etnik yang menghuninya (Sup ri janto & Dama yanti, 2009).

Layout NEW.indd 6 12/17/2018 09:27:17

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 13: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

7

GAMBAR 6Ragam arsitektur tradisional di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Layout NEW.indd 7 12/17/2018 09:27:20

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 14: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

8

Tipologi merupakan sebuah bidang studi yang mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek yang memiliki kesamaan sifat dasar ke dalam tipe­tipe tertentu. Klasifikasi bangunan umumnya dikelompokkan berdasarkan kesamaan fungsi, bentuk maupun gaya/style bangunan yang serupa (Antariksa, 2010). Seiring dengan perkembangan penelitian di bidang arsitektur, tipologi dominan digunakan untuk mengklasifikasikan bentuk fisik atau fungsi bangunan (Salura, 2010).

Terkait hal tersebut, diketahui bahwa rumah tradisional adalah bangunan yang memiliki fungsi, bentuk, dan ragam hias yang khas. Rumah tinggal di

03RAGAM RUANG, BENTUK, DAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH TINGGAL DALAM SKETSA

permukiman tradisional dibangun oleh beberapa generasi tanpa atau dengan sedikit sekali mengalami perubahan­perubahan (Said, 2004: 48). Kebiasaan tinggal berkelompok pada beberapa masyarakat tradisional, menjadi faktor pendorong lahirnya luasan ruang yang besar. Luas ruang, konsep dan fungsi ruang, jenis struktur yang digunakan, hingga kontur tanah di masing­masing lokasi, akan memengaruhi lahirnya varian bentuk tersebut. Dalam bidang arsitektur, aspek­aspek yang tidak tercatat secara eksplisit dalam tulisan, namun ada dalam bentuk fisik, adalah tanda bahwa fenomena arsitektur menyangkut aktivitas manusia melakukan sesuatu dalam ruang (Siregar, 2008). Sehingga bentuk ruang yang terjadi, umumnya didasari oleh kebutuhan penghuni akan

GAMBAR 7Sambungan tusuk/pasak

Sumber: Nikari, dkk, 2017.

Layout NEW.indd 8 12/17/2018 09:27:20

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 15: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

9

wadah dari ragam jenis aktivitasnya. Ruang sendiri dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu ruang horizontal dan ruang vertikal (Ching, 1996).

Rumah tinggal masyarakat di permukiman tradisional umumnya memiliki kedua jenis ruang tersebut. Jika dikelompokkan berdasarkan kesamaan bentuk denah ruang, ditemukan 3 (tiga) kelompok bentuk denah yang mendominasi, yaitu: bentuk persegi, bentuk elips, dan bentuk lingkaran. Pada umumnya 1 (satu) bangunan rumah tinggal, dihuni oleh 1 (satu) keluarga yang terdiri dari 3­6 orang. Namun di beberapa objek bangunan, rumah merupakan tempat tinggal sekelompok keluarga besar yang masih memiliki hubungan kekerabatan dekat, dimana jumlah penghuninya bisa lebih dari 10 orang. Jenis aktivitas di dalam ruangan juga menentukan luas dan bentuk denah. Pada umumnya rumah tinggal tradisional merupakan wadah untuk melakukan aktivitas beristirahat, bercengkerama, dan memasak makanan. Aktivitas mandi dan mencuci umumnya dilakukan di luar bangunan inti, itu sebabnya ruang kamar mandi/WC meru ­pakan bangunan yang terpisah dari bangunan rumah tinggal.

Sistem sambungan pada konstruksi rumah tradisional, dapat dibedakan ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu: sistem fondasi, sistem konstruksi rangka, sistem konstruksi atap. Untuk sistem fondasi, umumnya terdiri dari sistem perletakan tiang kolom pada permukaan tanah dan kolom bangunan yang tertanam ke dalam tanah. Pada sistem konstruksi rangka, ditemukan ragam tipe sambungan, antara lain: sambungan purus, sambungan tusuk/pasak, sambungan polos, hingga ikatan pada sambungan tersebut. Sedangkan konstruksi atap yang umumnya menggunakan material bambu, mengandalkan ikatan untuk menyatukan usuk­reng­material penutup. Konstruksi atap bangunan, merupakan bagian yang dominan dan men ­jadi identitas dari wujud bangunan itu sendiri. Terlihat bahwa masing­masing rumah tinggal pada 12 (dua belas) permukiman tradisional di Provinsi NTB dan NTT, menunjukan kekhasan bentuk atapnya.

Layout NEW.indd 9 12/17/2018 09:27:41

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 16: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

10

Bale Tani merupakan bangunan ru mah tinggal masyarakat suku Sasak di Dusun Sade. Dusun Sade terletak di Desa Rembitan, Kecamatan Pu jut, Kabupaten Lombok Tengah.

Lokasi permukiman berada pada titik ko­ordinat 08°50’21.0” S dan 116°17’31.1” E pada ketinggian 115 mdpl. Jumlah penduduk yang tinggal di dusun ini sebanyak 150 KK dengan mata pen caharian lebih banyak pada sektor pertanian dan sektor pariwisata.

Permukiman tradisional Dusun Sade terdiri dari 120 masa bangunan de ngan kepadat an bangunan 40% dari luas permukiman (7.340 m2). Jarak antar bangunan di Dusun Sade ber ­kisar antara 100­300 cm.

A. BALE TANI (Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah - Arsitektur Sasak)

GAMBAR 8Foto udara permukiman Dusun Sade

Layout NEW.indd 10 12/17/2018 09:27:46

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 17: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

11

Bentuk bangunan Bale Tani merupakan bentuk rumah tinggal yang dominan ditemui di Dusun Sade. Sebutan lain dari Bale Tani adalah Bale Gunung Rata. Bentuk dasar denah bangunan adalah persegi, dan umumnya dihuni oleh satu keluarga inti (4­6 orang).

GAMBAR 9Bale Tani dalam Perspektif Lapangan

Layout NEW.indd 11 12/17/2018 09:27:50

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 18: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

12

GAMBAR 11Sketsa Sambungan struktur bangunan

GAMBAR 12Bentuk Denah Horizontal Bale Tani

Keterangan:1. R. istirahat pada Bale Dalam2. Dapur pada area Bale Dalam3. Sesangkok

Bale Tani mewadahi aktivitas primer peng huni, seperti: bercengkerama, beristirahat, dan memasak. Ruang dalam bangunan terdiri dari area Sesangkok (ruang bersama/semi private) dan area Dalam Bale (kamar tidur berdampingan dengan dapur). Bale Tani merupakan desain rumah tinggal sederhana non­panggung (landed) tanpa ruang vertikal, dengan luas bangunan sekitar 30­60 m2.

Kekhasan Bele Tani terlihat pada bentuk atap yang mendo minasi. Pada dasarnya, atap bangun an dapat dikategorikan sebagai bentuk limas, dengan 2 (dua) varian sudut kemiringan atap.

GAMBAR 10Sketsa potongan Bale Tani yang menunjukan Ruang­ruang horizontal pada Bale Tani

Atap menggunakan alang­alang (rih) sebagai penutupnya, yang dirangkai pada bilah bambu (lidik). Bagian­bagian atap ba ­ngunan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) warascalung, merupakan atap

utama Bale Tani berbentuk limas dengan sudut kemi ­ring an atap antara 50°­55°.

2) warasangkok, berbentuk sete ­ngah pela na dengan kemi ­ringan atap 25°.

3) sentig, yang berbentuk pe la ­na, merupakan bagian paling bawah dari atap Bale Tani.

Sambungan pada struktur ba ­ngunan dominan merupakan sambungan purus. Sedangkan pada konstruksi atap yang ter­buat dari bambu, tidak sedikit ditemukan sambungan ikatan antar usuk­usuk bambunya.

Bagian kaki bangunan berbahan tanah liat telah dipadatkan dan diawet kan dengan meng­gunakan kotoran kerbau yang telah di ke ringkan. Sedang kan material din ding umumnya meng gunakan anyam an kulit bambu (pagar) yang di perkuat dengan bilah bambu (ram ­ pen) pagar di beberapa bagian.

Layout NEW.indd 12 12/17/2018 09:28:11

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 19: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

13

Berugak, merupakan bangunan yang berfungsi se bagai tempat berkumpul warga. Berugak umumnya terletak di depan bangunan Bale Tani, dengan denah ruang persegi, tanpa dinding penutup, dan memiliki bentuk atap limas. Luas bangunan Berugak tergan tung pada jumlah saka (tiang kolom) bangunannya. Di Dusun Sade ditemukan Berugak Sakapat (empat tiang) dan Berugak Sakanem (enam tiang).

Lumbung dalam penyebutan masyarakat dusun Sade disebut dengan Alang, merupakan tempat menyimpan hasil panen pertanian masyarakat. Alang memiliki bentuk dasar persegi dan terdapat bale­bale pada bagian bawah. Padi disimpan pada bagian atas yang ditutupi dengan atap bangunan yang berbentuk limasan melengkung.

GAMBAR 13Berugak Sakapat

GAMBAR 14Sketsa lapangan Berugak Sakapat

BANGUNAN PENUNJANG

GAMBAR 15Foto dan Sketsa lapangan Lumbung

Layout NEW.indd 13 12/17/2018 09:28:18

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 20: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

14

B. UMA LENGGE (Desa Sambori, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima, Provinsi NTB - Arsitektur Sambori)

GAMBAR 16Foto udara permukiman Desa Sambori

Bentuk rumah tinggal arsitektur Bima adalah Uma Lengge. Namun kere na perkembangan kebutuhan ruang, rumah tinggal masyarakat di Desa Sambori kini telah bergeser dari Uma Lengge menjadi bentuk Uma Ruka/rumah panggung.

Desa Sambori terletak di lereng gunung Lambitu dengan ketinggi an 720 mdpl. Titik koordinat lokasi desa Sambori berada pada S 8°35’49.74” dan E 118°46’22.67”.

Luas areal Desa Sambori mencapai 87.161,92 m2, dengan kepadatan are al terbangun mencapai 15% (11.506 m2).

Layout NEW.indd 14 12/17/2018 09:28:27

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 21: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

15

Uma Lengge merupakan identitas rumah tinggal masyarakat di desa Sambori. Perubahan bentuk Uma Lengge menjadi Uma Ruka mulai terjadi sejak tahun 1990­an.

Saat ini Uma Lengge di desa Sambori dapat ditemui di dusun Lambitu, yang menjadi satu­satunya Uma Lengge yang tersisa.

Uma Lengge masuk dalam kate gori rumah panggung. Atap Uma Lengge mengambil bentuk limas dengan sudut kemiringan atap 57° dan berbahan alang­alang.

Luas bangunan Uma Lengge pada objek tulisan ini adalah 44 m2 yang merupakan tempat tinggal satu ke luarga (4­6 orang).

GAMBAR 18Bale Lengge dalam sketsa perspektif lapangan

GAMBAR 17Foto lapangan Uma Lengge GAMBAR 19

Sketsa bentuk bangunan pada proyeksi gambar tampak depan dan samping bangunan

Layout NEW.indd 15 12/17/2018 09:28:34

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 22: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

16

Secara vertikal, terdapat empat zona ruang pada bangunan Uma Lengge dilihat dari fungsi nya, yaitu:

1) Wombo (kolong bangunan), merupakan ruang pada bagian kaki bangunan.

2) Lengge (denah lantai 1), merupakan ruang terbuka pada bagian badan bangunan yang bersifat publik dan berfungsi sebagai tempat menerima tamu.

3) Hidimaru (denah lantai 2), merupakan bagian bangunan Uma Lengge yang bersifat semi privat, berfungsi untuk memasak dan beristirahat.

4) Pompa (denah lantai 3), merupakan ruang tertinggi pada bangunan Uma Lengge yang bersifat privat dan berfungsi sebagai tempat menyimpan persediaan bahan makanan.

GAMBAR 20Interpretasi ruang­ruang vertikal Uma Lengge dalam sketsa potongan bangunan

Layout NEW.indd 16 12/17/2018 09:29:10

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 23: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

17

Ruang hidimaru dan pompa berada di dalam atap bangunan dan merupakan ruangan tan pa bukaan.

Konsep ruang pada Uma Lengge, akan ber kaitan dengen struktur bangunannya. Fon dasi bangunan Uma Lengge merupakan tiang kolom yang diletakkan di atas batu (umpak) dan diperkuat dengan sambungan purus. Konstruksi atap merupakan kumpulan ikat an­ikatan usuk bambu dengan penutup atap (alang­alang).

Pondasi

Konstruksi ikat atap

PurusGAMBAR 21Interpretasi ruang­ruang vertikal Uma Lengge dalam sketsa potongan bangunan dan detail sambungan struktur

Layout NEW.indd 17 12/17/2018 09:30:03

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 24: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

18

Denah lantai 1, yaitu area lengge terbagi menjadi 2 (dua) area, yaitu lengge dan sancaka. Area lengge dan sancaka dibedakan oleh perbedaan level ketinggian. Kedua area ruang merupakan ruang terbuka tanpa pe nutup dinding dan berfungsi seba gai ruang penerima tamu.

GAMBAR 22Interpretasi ruang­ruang vertikal Uma Lengge dalam sketsa potongan bangunan dan detail sambungan struktur

Layout NEW.indd 18 12/17/2018 09:30:24

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 25: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

19

Bagian hidimaru (lantai 2) terbagi menjadi dua bagian, yaitu riha sebagai tempat memasak dan kama otu sebagai tempat beristirahat. Riha dan kama otu tidak dibatasi oleh dinding, hanya jenis perabotan sebagai penanda fungsi kedua area yang berbeda.

Riha Kama Otu

Denah Hidimaru Denah Sareka

Denah lantai 3, yaitu sareka/lumbung merupakan ruang paling atas pada bangunan Uma Lengge. Sareka difungsikan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan hasil panen masyarakat desa Sambori.

Layout NEW.indd 19 12/17/2018 09:30:40

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 26: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

20

C. UMA (Kampung Ratenggaro, Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya - Arsitektur Sumba)

Uma merupakan bangunan tradi sional arsitektur Sumba. Ulasan ten tang Uma pada tulisan ini, meng ambil lokasi di Kampung adat Rateng garo. Kampung Ratenggaro secara administrasi terletak di Desa Maliti Bondo Ate, yang merupakan desa pemekaran dari Desa Umbu Ngedo di Kecamatan Kodi Bange­do, Kabupaten Sumba Barat Da ya. Secara geografis, Kampung Ra teng garo terletak pada koordinat 9°37’40.17”S dan 119°0’11.16”E dengan ketinggian 20 mdpl.

Nama kampung Ratenggaro terdiri dari dua suku kata yaitu rate yang berarti kubur dan garo merupakan nama orang pertama yang tinggal di kampung tersebut. Maka Ratenggaro memiliki arti ”kubur garo”.

GAMBAR 23Foto udara permukiman Kampung Ratenggaro

Layout NEW.indd 20 12/17/2018 09:30:50

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 27: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

21

Kampung adat Ratenggaro awalnya berada di garis pantai. Seiring dengan perkembangan masyarakat mulai bermukim di bagian atas bukit, menjauhi garis pantai. Awalnya jumah uma tercatat sebanyak 60 buah. Tahun 1958, terjadi kebakaran dan menghabiskan semua uma yang ada di kampung ini. Tahun 2004, kebakaran kembali terjadi di kampung ini sehingga menyisakan 11 uma di dalam wilayah permukiman tradisional.

Wilayah permukiman tradisional Ratenggaro me mi liki batasan fisik berupa pagar batu yang mengelilingi wilayah kampung. Luas permu ­kim an 81.361,4 m2 dengan kepadatan area terbangun adalah 5%.

GAMBAR 24Sketsa lapangan sebaran Uma pada permukiman Ratenggaro

Layout NEW.indd 21 12/17/2018 09:30:56

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 28: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

22

GAMBAR 25Sketsa lapangan gambar potongan Uma

Secara vertikal, bangunan uma dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

Kamba luna, merupakan bagian kaki bangunan yang di gunakan sebagai tempat memelihara ternak dalam uma; Katok detong, merupakan bagian badan bangunan sebagai tempat aktivitas penghuni uma; Uma detong, merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan; Mbuguna, yang merupakan bubungan atas bangunan yang memiliki makna pertemuan laki­laki dan perempuan yang dilambangkan dengan hiasan Kyai Wekawenda

GAMBAR 26Sketsa gambar potongan bangunan

Layout NEW.indd 22 12/17/2018 09:31:04

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 29: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

23

Uma merupakan rumah panggung dengan bentuk denah persegi, di ­huni oleh dua KK dengan dimensi luas ruang mencapai 140 m2. Ber ­dasarkan sifat dan jenis aktivi tas ­nya, ruang dalam pada Uma ter ­diri dari:

Ruang publik, yaitu katonga yang merupakan teras depan/belakang.

Ruang semi publik: a) tabola deta, ruang dalam

bagian depan uma difungsikan sebagai tempat bersemayam jenazah apabila ada kematian;

b) kere hicau, merupakan tempat menyimpan peralatan dapur;

c) rabok, tempat memasak dalam uma.

Ruang privat: a) koro hari, merupakan ruang

suci dalam uma;b) bilik­bilik kamar dengan

penamaan sesuai penghuninya

GAMBAR 27Sketsa lapangan ruang dalam Uma

Layout NEW.indd 23 12/17/2018 09:31:06

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 30: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

24

GAMBAR 28Bentuk bangunan

GAMBAR 29Sambungan pada struktur bangunan Uma

Atap bangunan uma memiliki dua sudut kemiringan, yaitu: kemiringan 35° pada atap bagian bawah dan kemiringan 80° pada atap bagian atas. Mate rial penutup atap adalah alang­alang, dan ketinggian atap mencapai 10 meter.

Struktur utama uma terdiri dari ponga (tiang struktur) yang menyangga bagian atap menara bangunan. Ponga berdiameter 30 cm ditanam dengan kedalaman 1,5­2 meter dan dikelilingi oleh 12 ponga dengan diameter yang lebih kecil sebagai penyangga lantai bangunan dan konstruksi atap.

Sambungan pertemuan bagian struk tur utama bangunan di do ­minasi dengan ikatan dan sam ­bung an purus.

Layout NEW.indd 24 12/17/2018 09:31:15

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 31: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

25

Uma kebun memiliki bentuk dasar denah yang sama dengan uma. Perbedaannya terletak pada bagian atap yang tidak memiliki menara yang menjulang. Letak uma kebun biasanya berada di luar batas pagar batu permukiman. Uma kebun berfungsi sebagai rumah tinggal dan lokasinya umumnya dekat dengan areal perkebunan warga.

GAMBAR 30Sketsa lapangan dan foto observasi lapangan dari uma kebun

BANGUNAN PENUNJANG

Layout NEW.indd 25 12/17/2018 09:31:20

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 32: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

26

D. SONAF (Kampung Maslete, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara – Arsitektur Atoni)

Permukiman tradisional kam pung Mas­lete terletak pada ti tik koordinat S 9°28’35.33”dan E 124°29’26.01” dengan ke tinggian 375 mdpl.

Luas kampung Maslete men capai 71.712,71 m2 dan area terbangun hanya 3.178 m2 (kepadatan 5%)

GAMBAR 31Foto udara permukiman Kampung Maslete

Layout NEW.indd 26 12/17/2018 09:31:40

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 33: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

27

Secara umum, permukiman tradisional kampung Maslete terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. areal sonaf, yang merupakan bagian istana yang terdiri dari hutan adat, sonaf, lopo, dan tamak mawus.

2. areal permukiman masyarakat yang terdiri dari bangunan uma dan lopo.

3. areal perkebunan dan sawah masya ­rakat yang berada di luar wilayah per ­mukiman.

GAMBAR 32Sketsa lapangan permukiman Maslete

Keterangan:A. Sonaf Sanak TTUB. Sonaf Sanak BikomiC. LopoD. Tamak mawus (dapur adat)E. HaumonefF. Hu Mausbalan (tempat alang­alang)G, H, I Rumah tinggal/UmaJ. Kean taniu/toiletK. Enokottem on Sonaf

Layout NEW.indd 27 12/17/2018 09:31:44

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 34: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

28

Bangunan hunian di kampung Maslete ada dua tipe, yaitu sonaf yang merupakan bangunan hunian untuk raja yang memimpin kampung Maslete, dan uma yang merupakan bangunan hunian untuk masyarakat dan pemuka adat di kampung Maslete. Sonaf dan uma memiliki bentuk dasar yang sama. Perbedaan dari kedua jenis bangunan ini terletak pada fungsi dan dimensi bangunan. Sonaf memiliki dimensi yang lebih besar dari uma.

Bentuk denah dasar sonaf adalah elips dengan atap berbentuk limasan yang me ­miliki kemiringan 45° dan selubung ber ­bahan alang­alang.

Sonaf memiliki luas bangunan 96 m2 dan dihuni oleh satu KK, yang terdiri dari ruang­ruang:

1. Sulak, bersifat publik, merupakan teras depan sonaf, berfungsi untuk tempat menerima tamu dan rapat internal di kampung Maslete.

2. Somfenanan, merupakan ruang dalam dari sonaf yang terdiri dari ruang beristirahat, ruang penyimpanan beras, dan dapur.

GAMBAR 34Sketsa bentuk bangunan

GAMBAR 33Sketsa lapangan denah Sonaf

Layout NEW.indd 28 12/17/2018 09:31:49

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 35: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

29

Ikatan pada sambungan Konstruksi atap

BANGUNAN PENUNJANG

Lopo, difungsikan sebagai tempat untuk ritual adat serta sebagai tempat

pelaksanaan rapat adat. Bentuk dasar lopo adalah lingkaran yang

melambangkan persatuan suku­suku di wilayah Maslete.

Selain untuk ruang rapat, bagian atas bangunan di gunakan se bagai tempat

penyimpanan hasil panen.

GAMBAR 35Sketsa struktur bangunan

Bangunan sonaf merupakan ba ngun an rumah tinggal dengan ke ting ­gian mencapai 675 meter. Pem ba gian ruang secara vertikal pada sonaf adalah sebagai berikut:1. Halif, merupakan ruang bagian ba dan bangunan yang terbagi

men jadi sulak dan somfenanan. Ru ang ini berfungsi sebagai tem pat beraktivitas sehari­hari bagi peng huni sonaf. Sulak ber sifat publik dan somfenanan bersifat semipublik.

2. Teto, merupakan bagian loteng ba ngun an yang bersifat privat dan sa ngat disakralkan. Ruang ini ber fungsi sebagai tempat penyim ­pan an bahan makanan.

Sistem struktur sonaf termasuk dalam struktur rangka. Sistem sam­bungan pada pertemuan struk tur didominasi oleh sam bung an ikatan.

GAMBAR 36Sketsa bangunan Lopo

Layout NEW.indd 29 12/17/2018 09:32:00

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 36: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

30

GAMBAR 37Foto udara permukiman Kampung Ratenggaro

E. UMA (Kampung Wehali, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka – Arsitektur Wehali)

Layout NEW.indd 30 12/17/2018 09:32:06

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 37: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

31

Uma adalah bangunan rumah tinggal masyarakat yang banyak ditemui di Kampung Wehali.

Kampung Wehali terletak pada ko ­or di nat lokasi S 9°34’26.74” dan E 124°53’54.87” dengan keting gian 15 mdpl.

Luas wilayah permukiman kam pung Wehali adalah 122.763,6 m2, de ngan luas area terbangun sebesar 2.621 m2 (5 %).

Layout NEW.indd 31 12/17/2018 09:32:07

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 38: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

32

Selain uma, terdapat beberapa bangunan penunjang yang ditemui pada areal permukiman, yaitu:

1. Tafatik, merupakan bangunan hunian tradisional yang ditujukan untuk pemimpin adat di desa Wehali. Tafatik memiliki bentuk dasar dan tampilan yang sama dengan uma. Perbedaannya terletak pada luasan bangunan dan ketinggian panggung rumah.

2. Uma Metan Maromak, merupakan ba ­ngunan tempat penyimpanan benda­benda pusaka yang dimiliki oleh pim ­pinan adat/raja di desa Wehali.

3. Kakaluk, merupakan bangunan peng ­obat an yang dikhususkan untuk kaum laki­laki yang tinggal di desa Wehali.

4. Tafatik Manekin, merupakan balai peng obatan yang dikhususkan untuk wanita yang tinggal di desa Wehali.

GAMBAR 38Sketsa lapangan sebaran uma pada permukiman Kampung Wehali

Layout NEW.indd 32 12/17/2018 09:32:17

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 39: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

33

Bangunan uma adalah rumah panggung dengan bentuk denah persegi. Luas bangunan uma yang digunakan sebagai studi kasus pengukuran lapangan, me­miliki luas ruangan 40 m2 dan dihuni oleh dua KK (8 orang).

Ruang­ruang horizontal pada bangunan uma terdiri dari:

1. Labis Kraik, bersifat publik, meru ­pakan ruang bagian depan bangunan. Labis kraik merupakan tempat rapat adat bagi laki­laki yang akan menikah de ngan wanita dari desa Wehali.

2. Labis Laiten, bersifat semi publik yang juga merupakan tempat menerima tamu.

3. Uma laran, bersifat privat yang meru ­pakan ruang dalam uma. Ruang dalam uma laran terbagi menjadi 4 area, yaitu: uma laran, sebagai tempat tidur dan ritual adat; hai matan yang berfungsi sebagai dapur; ai lalao sebagai tempat bersalin dan tempat untuk ibu yang baru melahirkan; dan klot yang me ­rupakan tempat menyimpan air dan perabotan dapur.

GAMBAR 39Sketsa lapangan denah ruang uma pada permukiman Kampung Wehali

Layout NEW.indd 33 12/17/2018 09:32:25

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 40: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

34

GAMBAR 40Foto bangunan uma di Kampung Wehali

gbr gaada

Layout NEW.indd 34 12/17/2018 09:32:33

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 41: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

35

Layout NEW.indd 35 12/17/2018 09:32:59

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 42: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

36

Atap bangunan uma mengambil gabungan bentuk limas dan pelana. Sekilas terlihat seperti bentuk perahu terbalik.

Secara vertikal, uma terbagi menjadi tiga zona ruang, yaitu:1. Ohak laran, merupakan ba ­

gian kaki bangunan/kolong pang gung uma, yang diman­faatkan sebagai tempat untuk menyimpan alat­alat;

2. Uma laran, bagian tengah, yang merupakan tempat beraktivitas penghuni;

3. Sori, merupakan bagian atap bangunan.

GAMBAR 41Sketsa lapangan ruang­ruang vertikal dalam bangunan uma di kampung Wehali

Layout NEW.indd 36 12/17/2018 09:33:04

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 43: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

37

Bangunan uma menggunakan sistem struktur rangka batang. Sistem sam bungan konstruksi bangunan didominasi sambungan purus yang diperkuat dengan ikatan. Material yang digunakan dalam membangun uma menggunakan bahan­bahan kayu lokal.

Daun pohon gewang, dimanfaatkan se bagai bahan penutup atap. Gewang merupakan jenis tumbuhan palem/pinang­pinangan (Arecaceae). Pohon ge wang banyak ditemui di pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Partomihardj, 2009).

Layout NEW.indd 37 12/17/2018 09:33:12

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 44: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

38

F. UMA (Kampung Namata, Desa Raeloro, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua - Arsitektur Sabu)

Kampung Namata terletak pada ti tik koordinat S 10°30’37.58” dan E 121°50’44.88” dengan ke ting gian 45 mdpl.

Masyarakat di permukiman kam pung Namata, dominan beker ja sebagai petani.

Bangunan rumah tinggal di kam pung Namata, dikenal juga de­ngan sebutan uma. Jarak antara uma yang satu dengan lainnya cukup jauh. Hal ini terlihat dari persentase area terbangun pada kampung Namata hanyalah 5% dari area permukimannya yang mencapai 38.626 m2.

GAMBAR 42Foto udara permukiman Kampung Namata

Layout NEW.indd 38 12/17/2018 09:33:25

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 45: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

39

Layout NEW.indd 39 12/17/2018 09:33:27

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 46: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

40

Uma merupakan bangunan rumah panggung yang terdiri dari dua lantai bangunan, dengan luas bangunan 66 m2. Bangunan ini merupakan tempat tinggal 2­3 KK (6­10 orang).

Berdasarkan fungsi dan sifat ruangnya secara horizontal, ruang dalam uma da pat dikelompokkan menjadi:

1. Kalaga ai bersifat ruang publik, merupakan bagian teras dari uma. Kalaga rai terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kalaga rai luru, kalaga rai telora, dan kalaga rai didihui. Kalaga rai luru terletak di bagian sisi kanan bangunan, merupakan bagian untuk laki­laki. Kalaga rai telora terletak di bagian tengah kalaga rai, yang digunakan sebagai akses sirkulasi dalam kegiatan adat di dalam uma. Kalaga rai didihui, merupakan bagian kalaga rai di sisi kiri yang menjadi akses me nu ju wui/dapur.

2. Kalaga rai adalah ruang yang bersifat semi publik di dalam uma.

Kalaga ai terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kalaga ai luru, kopo iki, dan wui. Kalaga ai luru merupakan bagian kalaga ai di sisi barat uma. Kalaga ai luru merupakan tempat istirahat bagi laki­laki dalam uma. Kopo iki, merupakan bagian tengah bangunan yang digunakan sebagai tem pat bersemayam jenazah penghuni uma sebelum dikuburkan. Wui merupakan bagian untuk wanita dalam uma. Dalam wui terdapat dapur/amuleo hogo nga’a dan akses tangga menuju demu.

3. Demu terletak di bagian atas lantai wui. Demu berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen dan cadangan makanan.

GAMBAR 44Sketsa denah ruang lantai 2

GAMBAR 43Sketsa denah ruang lantai 1

Layout NEW.indd 40 12/17/2018 09:33:37

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 47: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

41

GAMBAR 45Sketsa gambar potongan bangunan

GAMBAR 46Sketsa dan dokumentasi sambungan struktur bangunan

Ruang­ruang secara vertikal terbagi menjadi 3 (tiga) bagian:

1. Wadu boro daramu.

2. Wadu boro kalaga ai, ruang utama hunian

3. Rok aminoeru kalaga ai, ruang di bawah struktur (kolong) bangunan.

Konstruksi bangunan uma tergolong sistem struktur rangka batang. Sambungan struktur pada bangunan didominasi sambungan purus yang diperkuat ikatan­ikatan antar sambungan.

Layout NEW.indd 41 12/17/2018 09:33:52

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 48: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

42

G. UMA (Kampung Tradisional Sunsa, Desa Delek Esa, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao - Arsitektur Rote)

Bangunan uma yang terdapat di kam­pung tradisional Sunsa kini hanya berjumlah 3 unit. Meski uma merupakan wujud arsitektur Rote, namun kebe ­radaannya su dah sulit ditemukan. Masya ra kat memilih beralih ke rumah beton (rumah dengan konstruksi beton bertulang). Uma masih dapat di te mu­kan di Kampung Sunsa.

Kampung Sunsa terletak pada titik koordinat S 10°50’12.39” dan E 122°59’44.25”. Area terbangun pa da permu kiman hanya seluas 1.093,2 m2 (2%) dari total luas per mu kiman Sunsa (71.600 m2).

GAMBAR 47Foto udara permukiman Kampung Sunsa

Layout NEW.indd 42 12/17/2018 09:33:57

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 49: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

43

Uma masuk kategori bangunan sederhana dengan bentuk dasar persegi. Atap dengan bentuk limas, memanfaatkan daun lontar atau alang­alang sebagai penutup atap.

Dinding bangunan memanfaatkan pelepah pohon Gewang. Pohon gewang (Corypha utan lamk), merupakan jenis tanaman palem yang banyak ditemui di provinsi NTT.

GAMBAR 48Sketsa lapangan sebaran uma pada

permukiman Ratenggaro

Layout NEW.indd 43 12/17/2018 09:34:04

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 50: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

44

Secara horizontal, bangunan uma terdiri dari 3 (tiga) zona ruang, yaitu:

1. Loan, bersifat ruang publik yang merupakan ruang bagian depan bangunan di lantai 1. Loan berfungsi sebagai ruang untuk menerima tamu yang datang berkunjung.

2. Fengadale merupakan ruang privat yang terletak di bagian tengah uma yang berfungsi sebagai tempat mengadakan ritual adat.

3. Uma deak, merupakan ruang semi publik yang terletak di bagian belakang uma. Pada uma deak, terdapat hedahuluk/tangga menuju ke uma laik/lantai 2 dan mamana rao dode/dapur.

GAMBAR 49Ruang­ruang horizontal

Layout NEW.indd 44 12/17/2018 09:34:11

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 51: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

45

Sistem sambungan pada konstruksi bangunan didominasi sistem sambungan purus.

Secara vertikal, ruang dalam uma dapat dikelompokkan menjadi tiga ruang, yaitu:1. Fengadale, bersifat ruang

publik sebagai tempat beraktivitas penghuni rumah dan tempat menerima tamu yang berkunjung.

2. Uma Laik, bersifat semi publik, sebagai tempat beristirahat dan penyimpanan bahan makanan.

3. Uma Bubutak, bersifat privat merupakan ruang penyimpanan bahan makanan dalam uma.

GAMBAR 50Ruang horizontal dan struktur bangunan

Layout NEW.indd 45 12/17/2018 09:34:17

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 52: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

46

GAMBAR 51Permukiman kampung Takpala

Kampung adat Takpala berlokasi di Pulau Alor (Desa Lembur Ba rat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor) tepatnya pada ke tinggian 125 mdpl. Lokasi kam pung adat Takpala tepatnya berada pada titik koordinat S 8°11’21.92” dan E 124°37’34.91”.

Suku Abui adalah penghuni asli dari Kampung Takpala. Terdapat 22 (dua puluh dua) bangunan yang dominan merupakan rumah tinggal masayarakat, dikenal de ngan sebutan Falakhabana.

Luas area permukiman mencapai 17.098 m2 dengan persentase area terbangun hanya 5% (500,6 m2).

H. FALAKHABANA (Kampung Adat Takpala,

Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor -

Arsitektur Alor)

Layout NEW.indd 46 12/17/2018 09:34:50

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 53: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

47

Falakhabana atau lopo merupakan bangunan panggung berlantai de ngan bentuk atap limas. Atap ba ngun an memanfaatkan alang­alang sebagai material penutup atap dan dapat mencapai sudut kemiringan 62°. Luas bangunan mencapai 98 m2 dan dihuni oleh dua KK.

Falakhabana dapat dibedakan men jadi dua tipe ber dasarkan jumlah tiang utama penyangga atap, yaitu fala khabana tiang 6 dan falakhabana tiang 4. Namun tidak terdapat perbedaan fungsi diantara kedua bangunan.

Konsep ruang secara vertikal pada bangunan Falakhabana terdiri atas:1. Suwo, yang merupakan bagian kaki bangunan.2. Liktaha, berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan rapat dan menerima tamu.3. Falahomi, merupakan ruang di atas liktaha sebagai tempat memasak dan beristirahat. 4. Akui foka, merupakan ruang penyimpanan cadangan makanan. 5. Akui kiding, merupakan ruang penyimpanan benda­benda pusaka.

GAMBAR 52Sketsa potongan bangunan

GAMBAR 53Denah lantai 1 Liktaha

GAMBAR 54Denah lantai 2 Falahomi

GAMBAR 55Denah lantai 3 Akui Tofa

Layout NEW.indd 47 12/17/2018 09:35:25

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 54: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

48

Tipologi bentuk bangunan di kampung Takpala memiliki ciri khas pada bagian atap dan ornament atap. Khusus bangunan falakhabana, dapat dikatakan bahwa bangunan ini tergolong bangunan panggung dengan ruang dalam berada pada bagian atap.

Struktur bangunan tergolong struktur rangka batang dengan sistem sambungan ikat. Dimensi falakhabana ditentukan oleh jumlah tiang/kolom utama bangunan.

Kolom utama bangunan ditanam sedalam 1,5 meter yang dapat dikatakan sebagai sistem fondasi sederhana.

Layout NEW.indd 48 12/17/2018 09:35:38

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 55: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

49

Selain bangunan falakhabana yang berfungsi sebagai rumah tinggal, bangunan penunjang aktivitas masyarakat di kampung Takpala adalah bangunan pemu ja an. Nengtofa adalah bangunan pemujaan untuk kaum pria dan Anaitofa adalah bangunan pe mujaan untuk kaum wanita.

Bangunan pemujaan memiliki sistem struktur dan sambungan yang serupa de ­ngan bangunan Falakhabana, namun seluruh ba ngunan tertutup dinding anyam an bambu.

Layout NEW.indd 49 12/17/2018 09:35:57

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 56: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

50

I. UMA (Kampung Adat Lewahola, Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata - Arsitektur Lamaholot)

Wujud arsitektur Lewohala da pat dijumpai di Kampung adat Lewo hala. Kampung adat Lewo hala terletak di Desa Jontona, Ke camatan Ile Ape Timur, Kabu paten Lembata.

Secara geografis, kampung adat Le wo hala terletak pada koordinat 8°17’32.95”S dan 123°30’33.96”E tepat pada lereng gunung Ile Ape di ketinggian 470 mdpl.

Kampung Adat Lewohala dike ta hui memiliki luas area mencapai 2.853,9 m2, namun area yang terbangun hanya berkisar 23.945 m2 (kepadatan area terbangun 10%).

GAMBAR 56Foto udara permukiman Kampung Adat Lewohala

Layout NEW.indd 50 12/17/2018 09:36:17

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 57: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

51

Uma merupakan bangunan dengan fung­si sebagai unit hunian dalam permukim an kampung adat Lewohala. Uma di kampung adat Lewohala dapat dikelompokkan ber ­dasarkan jumlah tiang penyangganya, yaitu uma tiang 4, uma tiang 6, uma tiang 9.

Namun, saat ini masyarakat mulai berpindah dari perkampungan adat di lereng gunung menuju ke permukiman di pesisir pantai. Namun keberadaan kampung masih tetap dipertahankan sebagai tempat ritual pesta kacang tahunan.

Uma merupakan bangunan panggung yang dihuni oleh satu KK. Luas bangunan bisa men ­

GAMBAR 59Ruang­ruang horizontal dalam sketsa lapangan denah bangunan Umai

GAMBAR 57Foto lapangan Uma

GAMBAR 58Uma di kampung Lewohala dalam perspektif sketsa lapangan

capai 68 m2. Secara horizontal, pem bagi an ruang pada bangunan uma di kampung Lewo ­hala umumnya terdiri dari beberapa ruang, yaitu:

1. Kenatah Bela, yang merupakan bagian privat pada bangunan uma. Kenatah bela berupa bale yang berfungsi sebagai tempat mengadakan ritual dalam uma.

2. Lurubelah, merupakan tempat memasak dalam uma.

3. Kanatah Uli Onah, merupakan tempat beristirahat penghuni uma.

4. Kanatah Medah, berfungsi sebagai tempat bertamu selain sebagai tempat istirahat bagi penghuni uma.

Layout NEW.indd 51 12/17/2018 09:37:53

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 58: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

52

Bangunan uma juga terbagi atas ruang­ruang vertikal. Secara vertikal, uma terbagi atas 3 (tiga) zona ruang, yaitu:

1. Kenatah Plango merupakan ruang yang ada di bawah bale­bale atau bagian kaki bangunan.

2. Lango onah merupakan bagian te ngah bangunan, sebagai tempat ber akti vitas penghuni rumah.

3. Bolo onah, merupakan ruangan di ba gian atap bangunan, yang berfung si sebagai tempat menyimpan ba han makanan dan benda­benda pusaka yang dimiliki oleh masing­masing uma.

GAMBAR 60Konsep ruang vertikal

GAMBAR 61Sketsa lapangan tipe bentuk bangunan pada kampung Lewohala

Layout NEW.indd 52 12/17/2018 09:39:34

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 59: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

53

Uma memanfaatkan daun kelapa sebagai material penutup atap. Struk tur bangunan termasuk sistem struktur rangka batang, de ngan kayu palawan sebagai tiang kolom utama. Dilihat dari ragam sambungan kayu, dapat dikatakan bahwa sistem sambungan konstruksi bangunan tergolong sistem sambungan purus.

Koker merupakan bangunan penunjang yang ditemui pada kampung Lewohala. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat berkumpul para pemuda pemudi kampung dalam ritual pesta kacang.

GAMBAR 62Sketsa lapangan sambungan struktur pada bangunan uma & interpretasi gambar 3D

GAMBAR 63Sketsa lapangan bangunan koker

Layout NEW.indd 53 12/17/2018 09:40:35

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 60: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

54

J. SA’O (Kampung Bena, Desa Tiwuriwu, Kecamatan Jerebu’u, Kabupaten Ngada – Arsitektur Ngada)

Kampung Bena terletak di Desa Tiwu ­riwu, lebih tepatnya pada titik koordinat S 8°52’46,92” dan E 120°59’ 8,96”, ketinggian 936 mdpl.

Kampung Bena adalah permu kim an tra ­di sional yang dihuni oleh su ku Bajawa.

Luas lahan terbangun di kampung Bena adalah 2.038 m2, dengan luas wilayah permukiman 17.235 m2. Perbandingan koefisien terbangun dan terbuka di kampung Bena adalah 10 % : 90 %.

GAMBAR 64Permukiman Kampung Bena

Layout NEW.indd 54 12/17/2018 09:40:45

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 61: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

55

Saka Pu’u

Bangunan rumah tinggal di Kampung Bena disebut dengan sa’o. Atap pada sa’o menggunakan dua material yang berbeda, yaitu alang­alang dan bambu. Atap utama berbentuk limas memanfaatkan alang­alang, sedangkan atap pelana pada bagian depan bangunan memanfaatkan bilah bambu sebagai mate rial atapnya.

Saka pu’u , Sa’o Meze, dan saka Lobho merupakan penyebutan lain dari Sa’o. Bangunan sa’o meze tidak terdapat ornamen pada bagian atap.

Perbedaan ketiganya terletak pada bagian atap bangunan. Ornamen atap Saka Pu’u pada bangunan melambangkan wanita.

Ornamen atap pada Saka Lobho berupa ornamen manusia dengan tangan terbuka yang melambangkan laki­laki.

Sa’o Meze

Saka Lobho

GAMBAR 65Foto lapangan Sa’o Bangunan Sa’o

Layout NEW.indd 55 12/17/2018 09:40:56

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 62: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

56

Ruang­ruang pada bangunan sa’o terbagi menjadi empat bagian, yaitu:1. Teda, merupakan ruang depan yang terbuka pada bangunan so’a yang

bersifat publik. Teda berfungsi sebagai tempat menerima tamu yang datang berkunjung ke dalam Sa’o.

2. Teda one, merupakan ruang dalam yang bersifat semi publik. Teda one biasanya difungsikan sebagai ruang beraktivitas penghuni sa’o seperti untuk beristirahat dan makan.

3. One, merupakan ruang dalam yang bersifat privat yang berfungsi sebagai tempat beristirahat, memasak, tempat menyimpan pusaka, dan tempat mengadakan ritual adat.

4. Gepi, merupakan ruang yang bersifat privat. Gepi difungsikan sebagai kamar tidur.

Secara vertikal, sa’o dapat dibagi menjadi:1. Lewu Sa’o, merupakan bagian kaki bangunan yang digunakan sebagai

tempat memelihara hewan ternak.2. Sa’o, merupakan bagian bangunan yang menjadi tempat beraktivitas bagi

penghuni sa’o.3. Tolo, merupakan bagian atap bangunan.

GAMBAR 66Sketsa lapangan denah Sa’o Bangunan Sa’o

GAMBAR 67Sketsa lapangan gambar potongan bangunan sa’o

Layout NEW.indd 56 12/17/2018 09:42:24

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 63: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

57

BANGUNAN PENUNJANG

Ngadu merupakan bangunan dengan tiang tunggal di bagian tengah, dengan bentuk dasar lingkaran. Ngadu melambangkan wanita dan berfungsi sebagai orientasi dalam mengadakan ritual adat pada masing­masing klan.

Bagha merupakan bangunan yang melambangkan laki­laki dengan bentuk segi empat dan atap limasan. Bagha melambangkan laki­laki dan memiliki fungsi yang sama dengan Ngadu.

Layout NEW.indd 57 12/17/2018 09:42:30

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 64: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

58

GAMBAR 68Foto udara permukiman Kampung Adat Lewohala

K. SA’O (Desa Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende – Arsitektur Ende)

Layout NEW.indd 58 12/17/2018 09:42:47

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 65: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

59

Permukiman desa adat Nggela ter ­letak pada ketinggian 197 pada titik koordinat lokasi S 08° 50’ 25.84 dan E 121° 50’ 46.58”. Luas permukiman mencapai 10% dari luas wilayah sebesar 25.672 m2.

Berdasarkan sejarahnya, desa Ng gela awalnya didirikan oleh 4 orang sau­dara kandung yang meru pa kan nenek moyang suku Lio. Nama Nggela di ­ambil dari salah satu nama nenek moyang mereka dan dijadikan nama desa.

Masyarakat masih dominan beker ja di sektor pertanian, untuk me me nuhi kebutuhan hidup sehari­hari.

Layout NEW.indd 59 12/17/2018 09:42:48

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 66: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

60

Sa’o merupakan tipe bangunan hunian dengan ka rak ter rumah panggung yang ada di permukiman tradisional desa Nggela.

Terdapat 15 (lima belas) sa’o (rumah tinggal) pada kampung Nggela. Akhir November 2018, kampung ini diberitakan mengalami kebakaran hingga meng ­hanguskan sebagian bangunan sa’o.

Masing­masing sa’o dihuni oleh dua KK dengan luas bangunan mencapai 64 m2. Secara horizontal, ruang dalam sa’o dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi dan sifat ruang menjadi:

1. Tenda lo’o, merupakan ruang publik sebagai tempat penerima tamu.

2. Tenda ria, merupakan ruang publik sebagai tempat diadakannya rapat adat.

3. Kojan Dawa, merupakan ruang semi publik yang menampung ragam aktivitas. Memasak, berkumpul, dan beristirahat dilakukan pada area ini.

4. Rimba, merupakan ruang tidur bagi kepala keluarga yang tinggal dalam sa’o. Terdapat dua rimba dalam sa’o yang diperuntukan sebagai ruang tidur dua kepala keluarga. Anak sulung mendapat tempat pada rimba pgeta dan anak kedua mendapat tempat di rimba plau.

5. Lulu, merupakan ruang penyimpanan.

GAMBAR 69Foto lapangan sa’o bangunan sa’o

Layout NEW.indd 60 12/17/2018 09:42:54

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 67: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

61

Bangunan sa’o merupakan ba ngun an rumah tinggal dengan di mensi atap yang besar. Ketinggi­an atap dapat mencapai 6 meter.

Memanfaatkan alang­alang se bagai material pe nutup atap, atap bangunan memiliki sudut ke­mi ring an 52°.

Ruang­ruang vertikal pada ba ngunan sa’o ter­diri dari 3 (tiga) zona ruang, yaitu:1. Lewu, adalah bagian kaki ba ngunan yang

berfungsi seba gai tempat menyimpan alat­alat yang digunakan untuk bekerja.

GAMBAR 70Sketsa lapangan Gambar potongan bangunan Sa’o

GAMBAR 71Foto sambungan struktur pada bangunan Sa’o & interpretasi gambar 3D konstruksi bangunan

2. One, adalah ruang aktivitas bagi penghuni sa’o.

3. Ubu Sa’o, merupakan bagian atap bangunan sa’o.

Berbicara mengenai struktur ba ngunan, sa’o ter ­golong tipe ru mah panggung dengan sistem struktur rangka batang. Kayu ke lapa dimanfaatkan sebagai tiang kolom utama bangunan hingga struktur kuda­kuda. Bam bu juga dimanfaatkan untuk kons truksi atap bangunan.

Layout NEW.indd 61 12/17/2018 09:43:01

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 68: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

62

GAMBAR 72Bangunan penunjang

Berbicara mengenai struktur ba ­ngunan, sa’o tergolong tipe rumah panggung dengan sistem struktur rangka batang.

Kayu kelapa dimanfaatkan se ba­ gai tiang kolom utama bangunan hingga struktur kuda­kuda. Bam­bu juga dimanfaatkan untuk kon­s truksi atap bangunan.

Sistem sambungan variasi an ­tara sistem sambungan purus dan sambungan polos.

Selain bangunan rumah tinggal, pada kampung Nggela juga ter ­dapat bangunan penunjang lain ­ nya. Salah satunya adalah bangun­an keda.

Keda merupakan bangunan ter ­buka yang berbentuk dasar segi empat dengan atap limasan. Ke ­da berfungsi sebagai tempat rapat adat mosalaki pemimpin desa Ng ­ gela.

Layout NEW.indd 62 12/17/2018 09:43:06

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 69: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

63

L. MBARU NIANG (MBARU NIANG di Kampung Waerebo, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai – Arsitektur Manggarai

Permukiman tradisional kampung Waerebo terletak pada ketinggian 1.120 mdpl tepat di lereng Golo Ponto (1.782 mdpl). Lebih tepatnya kampung Waerebo berada pada titik koordinat S 8°46’8.88” dan E 120°17’1.81”.

Menurut sejarah, masyarakat kampung Waerebo merupakan keturunan dari Empo Maro yang berasal dari Minangkabau yang berlayar hingga berlabuh di Labuan Bajo. Empo Moro hidup berpindah­pindah dari satu kampung ke kampung lainnya dan menetap di Waerebo.

Luas lahan terbangun di kampung Waerebo adalah 1.086,6 m2, dengan luas wilayah permukiman Kampung Waerebo memiliki luas area 18.420 m2, dengan area terbangun hanya 5% dari luas permukiman.

GAMBAR 73Foto udara permukiman Kampung Adat Lewohala

Layout NEW.indd 63 12/17/2018 09:43:13

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 70: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

64

Sejak tahun 2008, kampung dan rumah adat Waerebo telah mendapatkan bantuan revitalisasi dari lembaga donor seperti yayasan Rumah Asuh dan Yayasan Tirto Utomo. Proses pengerjaan dilakukan oleh masyarakat lokal secara gotong royong sebagai sarana pembelajaran generasi muda kampung Waerebo selain untuk tetap mempertahankan nilai­nilai dalam bangunan rumah adat

Permukiman tradisional kampung Wae rebo terdiri dari 7 unit hunian yang rata­rata dihuni oleh 6­8 kepala keluarga. Rumah tradisional di kampung Waerebo disebut dengan mbaru niang. Mbaru memiliki arti rumah, dan niang berarti bulat tinggi.

Tujuh unit bangunan mbaru niang men cer min kan kepercayaan leluhur Wae­rebo untuk menghormati tujuh arah puncak gunung di sekeliling Waerebo yang diper caya sebagai pelindung dan pemberi ke makmuran.

GAMBAR 74Penulis di depan bangunan Mbaru Niang

GAMBAR 75Sketsa lapangan denah bangunan sa’o

Mbaru niang dapat dikategorikan sebagai hu nian komunal, yang mencapai luas bangun an 285 m2. Ruang dalam bangunan Mbaru Niang terbagi atas beberapa fungsi, yaitu:

1. Lutur lole, merupakan ruang publik yang menjadi tempat menerima tamu dan beristirahat laki­laki yang tinggal dalam mbaru niang

2. Lutur bongkok, merupakan semi publik sebagai tempat duduk penghuni/ketua adat saat ritual dalam mbaru niang.

3. Motang, merupakan ruang semipublik yang digunakan sebagai tempat aktifitas penghuni niang. Pada motang terdapat hapo sebagai tempat memasak.

4. Loang, merupakan ruang privat, sebagai tempat beristirahat bagi kepala keluarga dalam mbaru niang.

Layout NEW.indd 64 12/17/2018 09:43:15

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 71: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

65

Bentuk atap mbaru niang kerucut de ngan kemiringan atap 56° yang ber bahan kombinasi alang­alang dan ijuk.

Secara vertikal, pembagian ruang da lam mbaru niang dapat dikelompokkan men jadi: 1. Ngaung, merupakan bagian kaki ba ngunan, berfungsi sebagai

ruang untuk aktivitas menenun, meng anyam, dan menyimpan peralatan kebun.

2. Tenda, adalah lantai pertama ba ngun an mbaru niang. Merupakan tempat beraktivitas bagi penghuni.

3. Lobo, merupakan lantai kedua da lam bangunan. Berfung si sebagai tempat menyim pan bahan makanan.

4. Lentar, merupakan lantai ketiga dari mbaru niang sebagai tempat me nyim pan cadangan makanan saat gagal panen.

5. Lempe Rae, merupakan lantai ke empat dalam bangunan sebagai tem pat menyimpan benih.

6. Hekang Code, merupakan bagian ter ting gi dari mbaru niang. Ber fungsi sebagai tempat altar persem bahan un tuk leluhur saat upacara penga tap an bangunan.

Layout NEW.indd 65 12/17/2018 09:43:21

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 72: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

66

Tipe rumah tinggal pada permukiman tradisional di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, merupakan identitas bentuk arsitektur setempat. Kumpulan sketsa lapangan ragam rumah tinggal ini, merupakan bagian kecil dari seluruh data primer kegiatan penelitian pemetaan tipologi rumah tinggal di Provinsi NTB dan NTT pada tahun 2017. Sketsa lapangan memegang peranan penting dalam proses penggambaran lanjutan menggunakan bantuan software Autocad, SketchUp, Lumion, dan sebagainya. Untuk memvalidasi wujud rumah tinggal yang representatif dalam mewakili wujud arsitektur setempat, tim mengambil 3 (tiga) buah studi kasus bangunan rumah tinggal.

Jika dikalkulasikan, dibutuhkan waktu 5­7 hari untuk melakukan observasi lapangan pada satu lokasi kajian. Durasi waktu perjalanan menuju lokasi hingga perizinan dengan tetua adat (pemangku adat) setempat, rata­rata memakan waktu 2­4 hari. Sehingga waktu efektif untuk melakukan observasi lapangan adalah 3­5 hari, dimana dalam sehari, tim hanya bisa melakukan

“BENANG MERAH”HASIL INTERPRETASI

SKETSA LAPANGANobservasi lapangan saat pagi hingga sore hari (4­6 jam). Untuk 1 (satu) bangunan rumah tinggal, sasaran gambar sketsa yang harus dibuat terdiri dari:

1. Gambar sketsa denah, 2. Dua buah gambar sketsa tampak bangunan, 3. Dua buah gambar sketsa potongan bangunan,4. Sketsa perspektif bangunan,5. Sketsa penunjang lainnya, seperti gambaran site permukiman.

Observasi lapangan tidak hanya mengumpulkan tipe rumah tinggal (aspek arsitektur), namun juga termasuk pendataan rumah tidak layak huni, hingga data kinerja struktur dan termal bangunan. Sehingga untuk dapat mengumpulkan gambar lapangan dari minimal tiga studi kasus rumah tinggal, hanya dapat terwujud dalam bentuk sketsa tangan cepat dan informatif. Aspek keindahan menjadi sering terabaikan demi mengoptimalkan waktu.

Layout NEW.indd 66 12/17/2018 09:43:21

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 73: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

67

Rumah tinggal di permukiman tradisional, tidak hanya dihuni oleh satu keluarga inti. Mbaru di kampung Waerebo (Arsitektur Manggarai) dapat dikategorikan sebagai hunian komunal yang dihuni oleh lebih dari 5 KK. Ditemukan juga bangunan Sa’o di Desa Nggela (Arsitektur Ende) yang khusus didesain untuk dihuni oleh 2 (dua) KK. Jenis aktivitas di dalam bangunan akan menentukan ruang­ruang yang dibutuhkan di dalam suatu bangunan. Jumlah penghuni dan ragam aktivitas, akan berpengaruh terhadap dimensi ruangan yang mampu mewadahi kedua aspek tersebut. Aktivitas yang umum dilakukan di dalam rumah tinggal adalah beristirahat, bercengkerama, memasak, dan menyimpan barang. Sehingga jenis ruang yang umum ditemui di dalam gambar sketsa denah bangunan berdasarkan fungsinya adalah, ruang tidur, dapur, dan ruang tempat menyimpan. Nama masing­masing ruangan di masing­masing lokasi tentulah berbeda­beda. Semua rumah tinggal di permukiman tradisional tidak memiliki toilet di dalam bangunan. Toilet berada terpisah dari bangunan rumah tinggal yang digunakan bersama atau pribadi.

Layout NEW.indd 67 12/17/2018 09:43:47

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 74: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

68

Bentuk atap limas merupakan ben ­tuk yang dominan ditemui. Hal ini merupakan implikasi dari bentuk denah bangunan yang mengambil bentuk persegi empat atau yang mendekati.

Namun kampung Waerebo meng ­ambil bentuk kerucut sebagai bentuk atap yang menutupi denah ruang berbentuk lingkaran.

Ragam bentuk bangunan rumah tinggal, diwakili oleh bentuk atap bangunan di masing­masing lokasi. Dapat dikatakan bahwa ketinggian bangunan diwakili oleh ketinggian atap bangunan tersebut.

Layout NEW.indd 68 12/17/2018 09:43:52

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 75: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

69

Uma di Kampung Ratenggaro (Arsitektur Sumba – NTT) dapat mencapai ketinggian 14 meter (lebih tepatnya 1.414 cm), 4­5 kali lebih tinggi dari rumah berlantai satu saat ini.

Uma di kampung Wehali (Arsitektur Sasak – NTT) hanya mencapai 360 cm, setinggi rumah berlantai satu.

Layout NEW.indd 69 12/17/2018 09:43:56

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 76: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

70

Ruang tidak hanya dibagi secara horizontal, namun juga secara vertikal. Dari 12 (dua belas) rumah tinggal yang dikaji, delapan buah memiliki 3 (tiga) jenis ruang secara vertikal.

Aktivitas manusia umunya terpusat pada zona ruang terbawah, sedangkan ruang tempat penyimpanan diletakkan lebih tinggi. Ruang­ruang pada area yang lebih tinggi, umumnya bersifat sakral dan privat.

Sebagian rumah tinggal memiliki 4 hingga 6 pembagian ruang secara vertikal.

Layout NEW.indd 70 12/17/2018 09:44:05

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 77: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

71

Benang merah yang menarik untuk diungkapkan salah satunya adalah keragaman lokasi masing­masing permukiman tradisional. Hasil pengukuran GPS menunjukkan varian ketinggian lokasi permukiman. Uma di kampung Ratenggaro (arsitektur Sumba) berada di ketinggian 20 mdpl, tepat pada garis pantai samudra Indonesia dari sisi selatan. Sedangkan Mbaru di Kampung Waerebo (Arsitektur Manggarai) terletak di ketinggian 1.120 mdpl, tepatnya di lereng gunung yang memiliki puncak tertinggi bernama Golo Ponto. Kesamaannya adalah, seluruh permukiman berlokasi pada kawasan dengan kemiringan lahan <15° atau dominan memiliki kontur yang rata.

Layout NEW.indd 71 12/17/2018 09:44:15

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 78: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

72

BIODATA PENULIS

Sejak bergabung dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Perumahan Wilayah II Den ­pasar, dibawah Puslibang Perkim, Kementerian PUPR mulai tahun 2008, penulis banyak terlibat pada penelitian di bidang perancangan arsitektur tradisional. Beberapa makalah pe ­nulis pernah dinobatkan sebagai makalah ter ­baik dalam seminar nasional yang diadakan (2016­2017). Ibu dari dua anak ini juga pernah terpilih sebagai peneliti muda terbaik di tingkat Balitbang – Kementerian PUPR (2017).

Beberapa pilot project penerapan teknologi konstruksi tradisional yang pernah ditangani antara lain, penerapan teknologi pengawetan pada atap sirap bambu di Desa Angseri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali (2016). Penulis juga terlibat dalam rekonstruksi bangunan serbaguna pada pengembangan kawasan Anjungan Cerdas Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali (2017). Sebagai ketua tim penelitian, saat ini penulis sedang menyelesaikan pengembangan desain rumah tinggal yang berkarakter arsitektur se ­tempat, khususnya di wilayah NTB dan NTT.

Kreatif, merupakan satu kata yang dapat menggambarkan karakter penulis kedua. Sejak bergabung dengan Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar lulusan Pasca Sarjana Arsitektur – ITS, penulis makin mengasah kemampuannya dalam bekerja sama dengan tim. Pernah menjadi asisten penelitian di Pasca Sarjana Arsi ­tektur, bidang keahlian arsitektur ling ­kungan, membuat penulis menekuni bi ­dang penelitian arsitektur hingga saat ini. Jiwa desainnya tersalurkan dengan mem­bantu event­event pameran dan publi kasi yang dilakukan oleh tempatnya bekerja saat ini.

Balai Litbang Wilayah II Denpasar – Puslitbang Perkim, Balitbang – Kementerian PUPR

Tim Teknis Balai Litbang Wilayah II Denpasar – Puslitbang Perkim, Balitbang – Kementerian PUPR

Teknik Arsitektur Universitas Udayana

S2 Jurusan Arsitektur ­ ITS

[email protected] [email protected]

081238552598 082233290759

Perumahan Puri Candra Asri Blok A.46, Jalan Ide Bagus Mantra, Ketewel – Gianyar, Bali

Kedunganyar, Rt.12, Rw.04 Wringinanom ­ Gresik 61176, Prov. Jawa Timur

2 Desember 1986 22 September 1991

Desak Putu Damayanti Eka Susanti

Layout NEW.indd 72 12/17/2018 09:44:17

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 79: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

73

Bapak satu anak ini terkenal sangat sabar dalam mengarahkan tim selama proses pembuatan buku ini. Hingga buku ini diterbitkan, beliau menjabat sebagai Kepala Seksi Pe ­nelitian dan Pengembangan di Balai Litbang Perumahan Wilayah II Denpasar di bawah Kementerian PUPR, sekaligus koordinator dari tim peneliti. Kajian material dan konstruksi bangunan, merupakan bidang penelitian yang beliau tekuni. Bapak Rudi Setiadji juga terlibat langsung dalam project­project pe ne ­rapan teknologi di lapangan, khu ­susnya dalam memonitor kese suai­an antara rencana dan realisasi yang dilakukan.

Santai namun selalu responsif ter ­hadap kegiatan penelitian di Balai Litbang Wilayah II Denpasar, merupakan karakter dari penulis ke­4 buku ini. Menjabat sebagai Kepala Balai Litbang Wilayah II Denpasar, beliau sangat mendukung ide­ide kreatif terkait upaya pub­likasi hasil penelitian yang telah dilakukan. Beliau tetap meluangkan waktu untuk mengevaluasi draft naskah buku secara bertahap, meski ­pun sedang ditugaskan sebagai tim teknis penanganan rehabilitasi pasca gempa tektonik di Lombok.

PNS Balai Litbang Wilayah II Denpasar – Puslitbang Perkim, Balitbang – Kementerian PUPR

PNS Balai Litbang Wilayah II Denpasar – Puslitbang Perkim, Balitbang – Kementerian PUPR

S2 Teknologi Bahan Bnagunan ­ UGM

S2 Teknik Gempa IISEE Tsukaba Jepang

[email protected] [email protected]

081324637177 081320426570

Gang Ampera 1 No. 9, RT. 01, RW.01, Desa Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kab. Purwakarta – Prov. Jawa Barat

Jl. Rebab No.23, Kel. Turangga, Kec. Lengkong – Bandung, Prov. Jawa Barat

15 Agustus 1980

8 Februari 1967

Rudi Setiadji Agustiningtyas Johnny Rakhman

Layout NEW.indd 73 12/17/2018 09:44:20

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO

Page 80: RUMAH TRADISIONAL NUSA TENGGARA …litbang.pu.go.id/puskim/source/pdf/Rumah Tradisional Nusa...(local knowledge) yang penting untuk diteruskan kepada generasi mendatang. Pengetahuan

74

Heryanto A. 2010, Sketsa Gambar Teknik http://Ahlanzakiyyan. Wordpress.com/2010/10/ page /2z

Antar, Yori. (2010). Pesan Dari Waerebo. Kelahiran Kembali Arsitektur Nusantara, Sebuah Pelajaran Dari Masa lalu untuk Masa Depan. Jakarta.

Kusumawati, Lilik M, dkk. (2007). Jejak Megalithik Arsitektur Sumba. Graha Ilmu – Jogjakarta, universitas Trisakti – Jakarta

Agus, Elfida. (2011). Kajian Topologi, Morfologi, dan Tipologi Pada Rumah Gadang Minangkabau.

Antariksa. (2010). Menuju Pendidikan Arsitektur Indonesia Berbasis Riset (Seminar Nasional Metode Riset Dalam Arsitektur). Udayana University Press,

Salura, Purnama.(2010). Arsitektur Yang Membodohkan. Cipta Sastra Salura, Bandung.Siregar, Laksmi G. 2008. Makna Arsitektur: Suatu Refleksi FIlosofis. Salemba: Universitas

Indonesia (UI Press).Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlanggahttp://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/362Partomihardjo, Tukirin dan BPNaiola, 2009. EKOLOGI DAN PERSEBARAN GEWANG

(Corypha utan Lamk.) DI SAVANA TIMOR, NUSA TENGGARA TIMUR1 [Ecology and Distribution of Gewang (Corypha utan Lamk.) in Timor Savannah, East Lesser Sunda Islands]. Jurnal Ilmu Hayati, Vol. 9, No. 5. ISSN 0126­1754. LIPI.

Partomihardjo, Tukirin dan BPNaiola, 2009. EKOLOGI DAN PERSEBARAN GEWANG (Corypha utan Lamk.) DI SAVANA TIMOR, NUSA TENGGARA TIMUR1 [Ecology and Distribution of Gewang (Corypha utan Lamk.) in Timor Savannah, East Lesser Sunda Islands]. Jurnal Ilmu Hayati, Vol. 9, No. 5. ISSN 0126­1754. LIPI.

REFERENSI

Layout NEW.indd 74 12/17/2018 09:44:20

PT ELE

X MEDIA

KOMPUTIN

DO