rik bpkm ethum

Upload: megan-simon

Post on 15-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

modul

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    1/64

    Buku Rancangan Pembelajaran

    Modul:

    Etika, Hukum dalam Bidang KesehatanIlmu Kedokteran Gigi, Ilmu Keperaatan, Ilmu !armasi

    Rumpun Ilmu Kesehatan "I #emester Genap $%&'($%&)

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 1

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    2/64

    Pendahuluan

    Etika dan Hukum Kesehatan merupakan landasan kerja bagi petugas kesehatan

    sebelum melaksanakan tugas profesionalnya. Dalam program pendidikan sarjana kesehatan,

    salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah mampu menerapkan

    etika profesi kesehatan. Oleh karena itu peserta didik perlu dibekali dengan pengetahuan

    berkaitan dengan prinsip etika kesehatan serta penerapannya dalam praktek sehari-hari.

    Selain etika, tenaga kesehatan juga bersinggungan erat dengan hukum terutama yang

    terkait dengan bidang kesehatan. Peserta didik perlu memahami aspek legal praktek

    kesehatan. Dasar-dasar etika dan hukum kedokteran dan kesehatan harus diberikan sejak dini

    dalam proses pendidikan sebagai landasan aal bagi mahasisa untuk membangun kerangka

    pikir agar tidak salah dalam mengambil keputusan etis serta dalam mengantisipasi proses

    hukum di kemudian hari.

    !odul pengantar ini terdiri dari " SKS dan diberikan pada semester #. !etode

    pemelajaran yang digunakan adalah metode pemelajaran aktif dengan Collaborative Learning

    danCase Based Learning disamping $eramah pemantapan dari nara sumber. Peserta didik

    berpartisipasi se$ara aktif dalam pembahasan setiap topik dan menyelesaikan penugasan baik

    indi%idu maupun kelompok. !etode e%aluasi meliputi penugasan mandiri dan kelompok,

    presentasi kelompok, ujian tulis dan partisipasi dalam diskusi serta penilaian partisipasi dalam

    diskusi oleh &utor danpeer group. Etika akademik sangat dijunjung tinggi selama proses

    pemelajaran dan mempengaruhi proses penilaian dan keberhasilan belajar peserta didik.

    'spek perilaku etika memerlukan pelatihan kasus dan praktek dalam kegiatan sehari-

    hari dengan pasien atau melalui kerja lapangan yang diterapkan di fakultas masing-masing

    dalam modul lanjutan.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 2

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    3/64

    B*B I

    I+!RM*#I "M"M

    (ama Program Studi)jenjang * +umpun Kesehatan ) S#

    (ama !odul * Etika dan Hukum mengenai Kesehatan.

    Kode modul * -

    Semester ke- * K, , K

    /umlah SKS * " SKS

    !etoda pemelajaran * $ollaborati%e learning, $ase based dis$ussion, presentasi pleno

    !odul prasyarat * -

    Pendukung modul * -

    ntegrasi antara modul * -

    Deskripsi modul *

    Etika dan Hukum Kesehatan merupakan landasan kerja bagi petugas kesehatan sebelum

    melaksanakan tugas profesionalnya. Dalam program pendidikan sarjana kesehatan, salah satu

    kompetensi utama yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah mampu menerapkan etika

    profesi kesehatan. Oleh karena itu peserta didik perlu dibekali dengan pengetahuan berkaitan

    dengan prinsip etika kesehatan serta penerapannya dalam praktek sehari-hari.

    Selain etika, tenaga kesehatan juga bersinggungan erat dengan hukum terutama yang terkait

    dengan bidang kesehatan. Peserta didik perlu memahami aspek legal praktek kesehatan.

    !etode pemelajaran yang digunakan adalah metode pemelajaran aktif dengan Collaborative

    Learning danCase Based Learning disamping $eramah pemantapan dari nara sumber. Pesertadidik berpartisipasi se$ara aktif dalam pembahasan setiap topik dan menyelesaikan penugasan

    baik indi%idu maupun kelompok. !etode e%aluasi meliputi penugasan mandiri dan kelompok,

    presentasi kelompok, ujian tulis dan partisipasi dalam diskusi serta penilaian partisipasi dalam

    diskusi oleh &utor danpeer group. Etika akademik sangat dijunjung tinggi selama proses

    pemelajaran dan mempengaruhi proses penilaian dan keberhasilan belajar peserta didik.

    'spek perilaku etika memerlukan pelatihan kasus dan praktek dalam kegiatan sehari-hari

    dengan pasien atau melalui kerja lapangan yang diterapkan di fakultas masing-masing dalam

    modul lanjutan.

    B*B II

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 3

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    4/64

    KMPE-E+#I

    Kompetensi .#asaran Pemelajaran/

    Setelah menyelesaikan modul ini, mahasisa mampu memiliki kesadaran) keaspadaan moral

    mengenai aspek etika, dilema etika, dan penerapan etika dalam praktek serta mampu

    memahami dan berperilaku menurut hak dan keajibannya sesuai kebijakan pelayanan

    kesehatan ndonesia.

    #ubkompetensi .#asaran Pemelajaran Penunjang/

    /ika telah menyelesaikan modul ini, apabila diberi kasus terkait etika, mahasisa mampu*

    !enjelaskan kaidah dasar bioetika yang ada dalam kasus beserta alasannya

    !enjelaskan dilema etika yang ada dalam kasus menggunakan kerangka logika prima

    fa$ie

    !enjelaskan konteks prima fa$ie yang ada dalam kasus !emformulasikan penyelesaian masalah etika dalam kasus

    !enjelaskan value based ethicsyang ada dalam kasus

    !enjelaskan nilai etika sosial budaya yang ada dalam kasus

    !enjelaskan nilai etika yang ada dalam dirinya sendiri serta membandingkannya

    dengan orang lain

    !enjelaskan persamaan dan perbedaan etika antar profesi kesehatan

    'pabila diberi kasus terkait hukum kesehatan, mahasisa mampu*

    !enjelaskan aturan hukum terkait kasus !enjelaskan kategori kasus malpraktek medis

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 4

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    5/64

    Bagan Alir Kompetensi

    Memiliki kesadaran/ kewaspadaanmoral mengenai aspek etika, dilema

    etika, dan penerapan etika dalam

    praktek, serta mampu memahami danberperilaku menurut hak dan

    kewajibannya sesuai kebijakan

    pelayanan kesehatan Indonesia

    Mampu menjelaskan aspek

    etika, disiplin, dan hukum

    dalam praktek kesehatan

    Mampu melakukan telaah

    etika dalam berbagai situasidan memberikan saran

    pemecahan masalah

    Mampu menjelaskan etikaprofesi masing-masing

    tenaga kesehatan

    Mampu menjelaskan value

    pribadi dan value oranglain/ lingkungan

    Memformulasikan masalah

    etika yang ada dan rencana

    penyelesaian dilema etika

    Menjelaskan kaidah dasar

    bioetika dan prinsip prima

    facie

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 5

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    6/64

    Karakteristik Mahasiswa

    Peserta modul adalah mahasiswa semester pertama Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Farmasi dan

    Fakultas Keperawatan yang baru lulus ekolah Menengah !mum "M!#$

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 %

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    7/64

    asaran Pembela&aran

    'pabila diberi kasus terkait bioetika, mahasiswa mampu(

    Men&elaskan kaidan dasar bioetika yang ada dalam kasus beserta alasannya

    Men&elaskan dilema etika yang ada dalam kasus menggunakan kerangka logika prima )a*ie

    Men&elaskan konteks prima )a*ie yang ada dalam kasus

    Mem)ormulasikan penyelesaian masalah etika dalam kasus

    Men&elaskan value based ethicsyang ada dalam kasus

    Men&elaskan nilai etika sosial budaya yang ada dalam kasus

    Men&elaskan nilai etika yang ada dalam dirinya sendiri serta membandingkannya dengan orang

    lain

    'pabila diberi kasus terkait hukum kedokteran dan kesehatan, mahasisa mampu*

    Men&elaskan aturan hukum terkait kasus

    Men&elaskan kasus yang tergolong dalam malpraktek medis

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 +

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    8/64

    uang -ingkup

    0ingkupbahasan

    -opik #ubtopik Bahan Bacaan

    Bioethics Bioethics Theory DeontologyTeleologyVirtue ethicsPrinciplism ethics

    #. 0ertens, K. 1"22"3.Etika./akarta. PenerbitP& ramedia Pustaka4tama.

    ". ran5 !agni5 S, EtikaDasar, 6ogyakarta*Penerbit Kanisius, "22"

    7. 0eau$hamp &8 9:hildress /. Prin$iplesof 0iomedi$al Ethi$s.(e 6ork * O;ford4ni%ersity Press. #

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    9/64

    /ata /ertib

    TATA TERTIB AKADEMIK (BAGI MAHASISWA)

    1. Tata Tertib m!m

    a. Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Surat

    eputusan !ektor, "ekan, dan atau semua ketentuan maupun peraturan akademik

    yang berlaku.

    b. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan dalam

    segala tingkah lakunya.

    c. Setiap mahasiswa diwajibkan berpakaian rapi dan sopan# dilarang mengenakan T-

    shirt, sandal, perhiasan yang berlebihan# potongan rambut harus rapi.

    d. Setiap mahasiswa harus ikut memperhatikan dan menjaga kebersihan ruang kuliah,

    ruang diskusi, ruang praktikum, maupun lingkungan sekitarnya termasuk halaman,taman dan $%/kamar mandi yang tersedia.

    e. Selama mengikuti kegiatan pendidikan, mahasiswa dilarang mengaktifkan telpon

    genggam &handphone'.

    f. (pabila mahasiswa sakit atau berhalangan hadir oleh suatu hal, wajib memberi

    kabar dan selanjutnya menyerahkan surat keterangan dari orang tua atau dokter

    kepada )agian *endidikan.

    ". Tata Tertib Dis#!si

    Semua yang tertera dalam +ata +ertib mum tetap berlaku.

    a. ehadiran "osen +utor tepat waktu sesuai jadwalb. "iskusi kelompok harus dimulai tepat waktu dan dilanjutkan dengan kegiatan

    mandiri

    c. Mahasiswa hadir dalam ruang diskusi/kelas sebelum diskusi dimulai dan tidak

    diperkenankan meninggalkan ruang diskusi/kelas sebelum diskusi selesai, tanpa

    seijin "osen +utor.

    d. Mahasiswa wajib memelihara ketertiban dalam ruang diskusi/kelas.

    e. egiatan diskusi diikuti oleh mahasiswa yang kehadirannya dicatat dalam daftar

    hadir.

    f. )agi mahasiswa yang terlambat harus melapor kepada oordinator

    Modul.+erlambat lebih dari menit, tanpa alasan yang dapat diterima, tidak

    diperkenankan mengikuti kegiatan saat itu dan dianggap tidak hadir.

    )atas minimal kehadiran diskusi untuk diijinkan mengikuti ujian adalah 01 atau

    maksimal tidak hadir 201 dari jumlah total pertemuan/diskusi kelompok dalam

    tiap Modul &3ilai proses mahasiswa ybs dihitung berdasarkan jumlah nilai

    kehadiran dibagi jumlah total pertemuan yang seharusnya, ditambah dengan

    pembuatan tugas yang sesuai dengan Skenario yang tidak diikuti'.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 0

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    10/64

    g. "i dalam lingkungan I dilarang merokok, makan atau melakukan kegiatan serupa

    lainnya.

    h. Mahasiswa diharuskan memelihara peralatan yang ada di ruang diskusi

    $. Tata Tertib %ian

    a. Setiap mahasiswa diwajibkan mempersiapkan diri dengan baik agar dapat

    mengikuti ujian pada waktu yang telah ditentukan.

    b. Mahasiswa harus menjunjung tinggi kejujuran dalam penulisan tugas, karya akhir

    4 tugas akhir.

    c. Mahasiswa harus menjunjung tinggi kejujuran dlm mengerjakan kuis 4 ujian,

    dengan tidak melihat 4 menjiplak jawaban mahasiswa lain.

    d. +idak menggunakan bahan &material'/perlengkapan selama kuis/ujian seperti

    catatan, kalkulator dsb selama ujian berlangsung tanpa ijin tutor/pengawas.

    e. +idak membawa pulang soal ujian, tanpa ijin tutor

    f. Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena sakit atau alasan lain yang dapat

    diterima, harus melapor kepada oordinator Modul, paling lambat 2 &dua' hari

    sesudah hari ujian dengan menyerahkan keterangan sakit dari dokter/rumah sakit

    atau pihak yang berwenang.

    g. *elaksanaan ujian susulan akan ditetapkan oleh oordinator Modul terkait.

    h. *elanggaran terhadap kejujuran yang telah disebutkan diatas akan diproses sesuai

    aturan yang berlaku di I

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 1

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    11/64

    Metode Pembela&aran

    Modul Etika dan Hukum Kedokteran meliputi proses sebagai berikut:

    *1 rientation

    ,uliah 'nteraktif

    /adal kuliah dapat dilihat pada jadal mingguan 1lihat lampiran #3. &erdapat 7 kuliah

    interaktif

    pada modul ini yaitu*

    &. Pengantar 0ioetika dan prinsip prima fa$ie " jam

    Value Based Ethics

    $. Pengantar Hukum Kedokteran dan Kesehatan " jam

    B1 2ase Based 0earning .3iskusi Kelompok/ dan Role Pla4

    !ahasisa akan diberi kasus yang harus didiskusikan dalam kelompok serta hasilnya

    dipresentasikan dalam pleno. Selain itu ada kegiatan role play berdasarkan kasus yang telah

    didiskusikan oleh kelompok.

    #. DK #* memahami kaidah dasar bioetika " jam

    ". DK "* dr 0eken " jam

    7. DK 7* Kasus etika 0ayi Kembar Siam " jam

    =. +ole play kasus etika bayi kembar siam " jam

    ?. DK =* memahami etika profesi lain " jam

    B. DK ?* $ard game hukum kedokteran dan kesehatan " jam

    A. DK B* malpraktek medis " jam

    21 !eedback

    Pleno

    &. Pleno * Kaidah dasar bioetika " jam

    >alue based ethi$s

    $1Pleno * Hukum kedokteran dan kesehatan " jam

    Panduan Kegiatan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran kegiatan

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 11

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    12/64

    Mahasisa juga diajibkan mengerjakan tugas indi5idu melalui #2e0E 4aitu:

    1$ !enyusun skenario kasus berdasarkan pengalaman pribadi atau keluarga saat

    berhubungan dengan dokter, kemudian menganalisisnya dengan menggunakan kaidah

    dasar bioetika. &ugas diketik dalam kertas '=, huruf times ne roman ukuran #", spasi

    #,?. !aksimal ?22 kata.

    2$ !enyusun %alue $larifi$ation ) penilaian pribadi berdasarkan nilai pribadi kasus kembar

    siam menggunakan table yang sudah tersedia.

    3$ !enyusun analisis kasus HO menggunakan kaidah dasar bioetika

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 12

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    13/64

    umber daya

    &1 #umber da4a Manusia

    +arasumber kuliah

    +o -anggal 6udul +arasumber# #" ebruari

    "2#=

    Kaidah Dasar 0ioetika dan Prinsip

    Prima a$ie, >alue 0ased Ethi$s

    Prof Dr dr 'gus Puradianto, D!, SH,

    Sp, !si

    < 'pril "2#= Pengantar Hukum Kedokteran dan

    Kesehatan

    Prof.dr. 0udi Sampurna, D!, SH, Sp,

    SpKP.

    +arasumber Pleno dan Role Pla4

    +o -anggal 6udul Penanggung 6aab# #" !aret "2#= Pleno #* Dr. 0eken Dr. Drg. !ia Damiyanti, !Pd.

    Drg. Hendrarlin, SpK'1K3

    Dr. 0erna Elya, 'pt. !Si

    !ade Kariasa, SKp., !!.,

    !.Kep.,Sp.K!0." "B !aret "2#= +ole Play* 0ayi kembar Drg. Hendrarlin, SpK'1K3

    Dr. Drg. !ia Damiyanti, !Pd.

    Dr. 0erna Elya, 'pt. !Si

    !ade Kariasa, SKp., !!.,

    !.Kep.,Sp.K!0.7 "# !ei "2#= Pleno * HO Dr. 0erna Elya, 'pt. !Si

    Drg. Hendrarlin, SpK'1K3

    Dr. Drg. !ia Damiyanti, !Pd.

    !ade Kariasa, SKp., !!.,

    !.Kep.,Sp.K!0.

    -utor 3iskusi Kelompok

    Grup -utor !akultas

    # drg. Hendrarlin, SpK'1K3 K

    " Dr. drg. !ia Damiyanti, !Pd. K

    7 drg. Heru Suryonegoro, Sp+K1K3 K

    = Dr. +atna !eidyaati EH, drg, Sp.K1K3 K

    ? drg. (ada smah, Sp.Ort. K

    B drg. Henni Koesmaningati, Sp.K1K3 K

    A drg. 'ndi Soufyan Santoso, !Kes. K

    C Dr. 0erna Elya, 'pt. !si . armasi

    < Dr. Herman Suryadi, !S . armasi

    #2 Dr. adlina :hany S, !S . armasi

    ## Eme Stepani Sitepu, !S$. . armasi

    #" +e5i +iadhi Syahdi, !. arm . armasi

    #7 :atur /atmika, S. arm., !si . armasi

    #= Dra. /uheini 'min, !Si. . armasi

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 13

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    14/64

    Grup -utor !akultas#? Dr. Katrin, !S . armasi

    #B 0aitha P!, !.arm . armasi

    #A Krisna 6etti S.Kp., !.'pp.S$. K

    #C Dr. Enie (o%ieastari S.Kp., !S( K

    #< Henny Permatasari, SKp., !.Kep., Sp.Kom K"2 !ade Kariasa, SKp., !!., !.Kep.,Sp.K!0. K

    "# 6ulia, SKp.!( K

    "" Efy 'fifah, SKp.!.Kes K

    Tutor Pengganti

    +o -utor 2adangan !akultas

    # Dr. drg. erry P ultom, !.0iomed K" drg. 'riadna ' Djais, !.0iomed, Ph.D K7 Dr. drg. Harum Sasanti 6.SpP!. K= Dr. 'marila !alik, !S armasi? Dr. 6ati 'fiyanti, Skp.!( KB !asfuri, SKp., !( KA Hanny Handiyani, SKp., !.Kep. K

    Re5ieer Pen4usunan Modul:

    Dr. 0erna Elya, 'pt. !Si.Prof. dr. Hadi Pratomo, !PH.

    drg. Hendrarlin, SpK'1K3

    Dr. drg. !ia Damiyanti, !Pd.Dr. Okta%inda Sa%itry, Sp, !pdKed6ulia, S.Kp., !.(.

    Koordinator modul: Dr. drg. !ia Damiyanti, !Pd

    (arasumber * " orang

    &utor * "" orang

    Penanggung /aab pleno * = orang

    Pengaas ujian * "" orang

    Sekretariat * # orang

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 14

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    15/64

    $1 Peralatan dan !asilitas

    Peralatan

    +o 6enis 6umlah "nit

    # 0uku +an$angan Pembelajaran "" E;p

    " 0uku Panduan Staf Pengajar "" E;p

    7 0uku Panduan Kegiatan !ahasisa =7C E;p = 0uku +ujukan

    a3 &e;tbook "" Set

    b3 Hand-out "" Set

    ? 'udio-%isual 'ids

    a3 8:D !ulti-media Proje$tor = 4nit

    B b3 hite-board or flip-$hart "" 4nit

    A Perangkat $ardgame "" Set

    !asilitas

    #. +uang kuliah dengan kapasitas =7C mahasisa sebanyak # ruangan 1" kali pertemuan3". +uang kuliah dengan kapasitas ##2 mahasisa sebanyak = ruangan 17 Kali pertemuan3

    7. +uang diskusi mahasisa dengan kapasitas "2 mahasisa sebanyak "" ruangan 1< kali

    pertemuan3

    =. +uang 4ntuk 4&S dan 4'S mahasisa dengan kapasitas ##2 mahasisa sebanyak =

    ruangan

    1" kali3

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 15

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    16/64

    '1 Matriks kegiatan

    -anggal #ubject contents

    0earning methods

    Media7 8acilities

    nline *ssignments

    *ssignmentsForumOnline

    AssignmentOnline

    Online

    # #" Pebruari"2#=

    0ioethi$s &heory0asi$ !oralPrin$iplesPrima fa$ie

    ntera$ti%e le$ture #3 Komputer 9 8:D"3 +eadings*

    0ertens, K. 1"22"3. Etika./akarta.Penerbit P& ramedia Pustaka4tama.

    ran5 !agni5 S, Etika Dasar,6ogyakarta* Penerbit Kanisius,"22"0eau$hamp &8 9 :hildress /.Prin$iples of 0iomedi$al Ethi$s.(e 6ork * O;ford 4ni%ersityPress. #alue 0ased Ethi$s D DK 0orang1Persiapan Pleno mg depan3

    &he &ins $aseHoard 0rody $hart:lini$al Ethi$s* a pra$ti$al approa$hto ethi$al de$ision in $lini$almedi$ine. 1/ohnsen, Siegler,inslade3

    A "B !aret "2#= >alue 0ased Ethi$s +ole Play1Pleno3

    C " 'pril "2#= "-#

    < < 'pril "2#= !edi$al 8a ntera$ti%e le$ture1Kelas 0esar3

    $omputer 9 8:D

    #2 #B 'pril "2#= D > Kasus &erkait Kode etik masing-

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 1%

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    17/64

    DK masing Profesi Perorang

    ## "7 'pril "2#= D >DK 0O+'(

    Kasus &erkait Kode etik masing-masing Profesi per kelompok1 Persiapan Presentasi3

    #" 72 'pril "2#= D > Presentasi Kelompok

    #7 A !ei "2#= D >:'+D '!E #ndonesiaFs health regulation

    +eferen$es*44 + no "< tahun "22= tentangPraktek Kedokteran44 + (o 7B tahun "22< tentangKesehatan!edi$al 8a, Ethi$s, and 0ioethi$sfor Health Profession 18eis 9

    &amparo, Da%idplus publishing30ioetika dan Hukum Kedokteran1Sampurna, Syamsu, Sisaja@Pustaka Dipar@ "22A344 + (o == tahun "22< tentang+umah sakitSK SKEP)27=)P0PD)>)"22C KEKedigiKode Etik Keperaatan PP(Permenkes noHK 2".2")#=C))"2#20adan PO! +, KumpulanPerundang-undangan di 0idangPengaasan Produk &erapeutik dan('PG' 1"2#23

    #= #= !ei "2#= D > HO

    #? "# !ei "2#= Pleno " Kasus HO

    #B "C !ei "2#= SE8 D+E:&ED 8E'+((

    #A = /uni "2#=S4!!'&>E

    #C ## /uni "2#= +E>E

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 1+

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    18/64

    aluasi

    E5aluasi Hasil Belajar

    &1 E5aluasi keberhasilan belajar mahasisa

    +o Komponen Kegiatan Bobot

    (ilai kognitif 4'S 72

    4&S "?

    (ilai Proses &ugas ndi%idu #2

    &ugas Kelompok #2

    Penilaian asil "2

    Penilaian sesame ?

    &%%9

    a/ "jian sumati8

    !ahasisa harus mengulang ujian apabila nilai I?? dari tiap-tiap ujian sumatif, terlepas

    dari nilai akhir 1gabungan3

    b/ Kegiatan Mahasisa

    Diskusi

    &ugas ndi%idu

    $1 E5aluasi Program

    Seluruh kegiatan dalam 0+P terlaksana

    Perubahan jadal tidak lebih dari "2 dari jadal kegiatan tertulis

    Kurang dari "2 mahasisa lulus dengan nilai :

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 1.

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    19/64

    Panduan 3iskusi Kelompok I: Pendalaman Kaidah 3asar Bioetikao !ahasisa telah diberikan kasus dan daftar tilik melalui S:E8E

    o

    &iap kelompok berdiskusi mengenai $he$klist 0enefi$en$e, (onmalefi$en$e, 'utonomi,dan justi$e melalui kasus yang telah disediakano 'pabila mahasisa mengalami kesulitan dalam memahami poin-poin dalam $he$klist,

    mahasisa dapat bertanya pada &utor kelompoko aktu diskusi #22 menit. 'pabila sebelum aktu habis mahasisa telah selesai dengan

    keempat KD0, minta mahasisa untuk mendiskusikan kasus dengan $he$klist yangberbeda

    o Sepuluh menit terakhir, &utor memberikan rangkuman mengenai pendalaman Kaidah

    Dasar 0ioetika

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 10

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    20/64

    ahan iskusi

    Kasus Pemicu Beneficence

    Bahan diskusi: BE+E!I2E+2E

    (s. Sitta adalah peraat yang sangat memperhatikan pasiennya. a selalu datang lebih aal di

    tiap shift agar dapat melayani pasien dengan sebaik-baiknya. Seperti di hari Sabtu yang hujan

    deras hari itu, (s. Sitta tetap hadir limabelas menit sebelum shiftnya untuk melakukan operan

    jaga dan memba$a status raat bangsal dengan lebih detil. (s Sitta menegur setiap pasien

    dengan ramah dan memeriksa tekanan darah, nadi, suhu setiap pasien dengan teliti sambil

    menanyakan perasaan dan keluhan mereka saat itu. a kemudian menuliskan semua datanya

    pada lembar peraatan. Ketika dokter bangsal datang, (s. Sitta memberikan laporan hasil

    pemeriksaannya dan mendiskusikan kemajuan peraatan pasien serta terapi lanjutan bagi

    pasien-pasien yang diraatnya.

    Check List Beneficence

    Kriteria *da -idak

    *da

    +7*

    #. !engutamakan altruisme 1menolong tanpa pamrih,

    rela berkorban untuk kepentingan orang lain3

    ". !enjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia7. !emandang pasien)keluarga)sesuatu tak hanya

    sejauh menguntungkan dokter

    =. !engusahakan agar kebaikan)manfaatnya lebih

    banyak dibandingkan dengan keburukannya

    ?. Paternalisme bertanggung jaab)berkasih sayang

    B. !enjamin kehidupan-baik-minimal manusia

    A. Pembatasan goal-based

    C. !aksimalisasi pemuasan kebahagiaan)preferensi

    pasien

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    21/64

    Dokter Prima adalah seorang Spesialis 0edah di kota !anokat, sebuah bu Kota Kabupaten.

    Selain berpraktek di +S Kabupaten, ia juga membuka praktek pribadi di rumhanya pada pagi hari

    sebelum ke +S dan sore setelah dinas di +S. Suatu pagi ditempat praktek pribadinya, ia

    kedatangan seorang pasien dari desa. Pasien itu korban tabrak lari, ia mengeluh nyeri perut kiriatas akibat benturan dengan sepeda motor yang menabraknya.

    Keadaan pasien saat datang masih sadar. Setelah diperiksa, dokter Prima segera menganjurkan

    pasien untuk masuk +umah Sakit karena harus menjalani pengaasan lanjut yang ketat

    1obser%asi trauma tumpul abdomen3, namun pasien menolak.

    Karena ia adalah pasien terakhir, dokter Prima kemudian mengajak pasien untuk ke +S

    bersama-sama, disertai alasan perlu pemeriksaan darah untuk melihat parah tidaknya penyakit

    pasien. Pasien setuju. Dokter Prima berpesan agar hasil pemeriksaan segera disampaikan

    padanya.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan penurunan Hb dan pada pemeriksaan fisik ulang, dr Prima

    menemukan perut mulai membesar dan ken$ang serta abdominal tappositif 1terdapat $airan

    bebas)darah dalam rongga perut3. Dokter Prima menyimpulkan sang pasien mengalami

    perdarahan dalam rongga perut yang kemungkinan diakibatkan oleh ruptur atau robeknya limpa.

    Dokter Prima langsung menjelaskan keadaan sakit penderita dan ren$ana untuk operasi

    laparatomi. &api alaupun sudah dijelaskan baha jika tidak dioperasi maka perdarahan dalam

    rongga perut akan berlangsung terus dan akan mengakibatkan kematian, pasien tetap menolak

    operasi namun bersedia masuk untuk peraatan.

    0eberapa jam kemudian kesadaran pasien makin menurun dan jatuh dalam keadaan tidak sadar.

    &indakan yang harus segera diambil satu-satunya adalah operasi untuk menghentikan

    perdarahan. Dokter Prima akhirnya melakukan tindakan operasi. Pas$a operasi pasien membaik

    dan pulang dalam keadaan sehat.

    2heck 0ist +onmale8icence

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 21

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    22/64

    Kriteria *da -idak

    ada

    +7*

    #. !enolong pasien emergensi

    ". Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah *- pasien dalam keadaan amat berbahaya 1darurat3)beresiko

    hilangnya sesuatu yang penting 1gaat3- dokter sanggup men$egah bahaya atau kehilangan tersebut- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif- manfaat bagi pasien J kerugian dokter 1hanya mengalami resiko

    minimal3

    B. !engobati pasien yang luka

    A. &idak membunuh pasien 1tidak melakukan euthanasia3

    C. &idak menghina)men$a$i maki)memanfaatkan pasien

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    23/64

    menghitung terlebih dahulu biaya yang harus ia keluarkan untuk menebus keseluruhan obat.

    Setelah memberikan hitungan, pak Didik menanyakan apakah pasien akan menebus

    keseluruhan obatnya. a menjelaskan pada pasien baha seluruh obat yang diberikan adalah

    obat paten dan bukan obat generik. Pasien kemudian menanyakan berapa biaya yang perlu ia

    bayarkan apabila membeli obat generik. a juga menanyakan perbedaan dan persamaan obat

    paten dengan generik. Setelah memberitahukan hasil penghitungan dan menjelaskan persamaan

    dan perbedaan obat paten dan generik, Pak Didik menanyakan pada pasien, obat jenis apa yang

    ingin ditebus oleh pasien.

    Check List Autonomi

    Kriteria *da -idak*da

    +7*

    #. !enghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargaimartabat pasien

    ". &idak menginter%ensi pasien dalam membuat keputusan1pada kondisi elektif3

    7. 0erterus terang

    =. !enghargai pri%asi

    ?. !enjaga rahasia pasien

    B. !enghargai rasionalitas pasien

    A. !elaksanakan informed consent

    C. !embiarkan pasien deasa dan kompeten mengambilkeputusan sendiri

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    24/64

    bersama anaknya, &ino$ yang jatuh sehingga giginya patah dan gusinya berdarah. Petugas loket

    melaporkan kondisi tersebut pada doikter 'dy. 'tas petunjuk drg 'dy petugas diminta untuk

    menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain sebelum ibu tersebut dilayani. Pasien

    yang tengah menunggu tersebut menyetujuinya. Setelah diraat dokter memberi obat yang

    menurut drg 'dy bisa dibeli di apotik mana saja.

    Check List Justice

    Kriteria *da -idak

    *da

    +7*

    #. !emberlakukan segala sesuatu se$ara uni%ersal

    ". !engambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ialakukan

    7. !emberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalamposisi yang sama

    =. !enghargai hak sehat pasien 1affordability, eLuality,a$$essibility, a%ailability, Luality3

    ?. !enghargai hak hukum pasien

    B. !enghargai hak orang lain

    A. !enjaga kelompok yang rentan 1yang paling dirugikan3

    C. &idak melakukan penyalahgunaan

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    25/64

    Bahan diskusi: 3R BEKE+

    Dokter 0eken bekerja di Poliklinik +S sejak " tahun yang lalu. a adalah dokter umum yang

    sangat sibuk, terutama pada hari Sabtu dan !inggu. a bekerja di ruang poli yang $ukup luas.

    'da dua bed dalam satu poli dan tiap bed dibatasi dengan gorden sehingga dr. 0eken dapat

    leluasa memeriksa pasiennya dari satu tempat ke tempat lainnya. (amun kadang ada kesulitan

    bila ada pasien yang datang dengan kelainan kulit dimana ia harus memeriksa pasien dalam

    keadaan setengah telanjang.

    Pada hari Sabtu lalu, sudah ada pasien yang menunggu saat ia datang. dr. 0eken memeriksa

    pasien sesuai urutan. Pasien pertama, kedua dan ketiga datang dengan keluhan demam batuk

    dan pilek. Dokter 0eken pun memberikan resep obat dan nasihat untuk mereka $ukup istirahat

    dan makan makanan bergi5i. Ketika keluarga hendak menebus obat di apotik +umah Sakit,

    ternyata persediaan obat sedang kosong. Keluarga pasien diminta men$ari sendiri obat tersebut

    di apotik luar. &ernyata tanpa persetujuan dr. 0eken oleh apotik obat tersebut diganti dengan

    obat sejenis namun berbeda merk dagang.

    Pasien selanjutnya adalah seorang ibu berusia B2 tahun diantar oleh anak laki-lakinya datang

    dengan keluhan nyeri uluhati yang menjalar ke punggung. !erasa tidak yakin dengan

    kemungkinan sakit maag yang diderita ibu ini, maka dr. 0eken melakukan pemeriksaan EK

    1elektrokardogram3 karena ke$urigaan terjadi penyempitan pembuluh darah jantung. Hasil yang

    diperoleh tidak ada kelainan. !elihat usia, kondisi fisik ibu yang $ukup gemuk serta tekanan

    darah #=2)

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    26/64

    agak $ereet tadi minta maaf, namun tanpa dosa ia nyero$os menanyakan apa penyakit anak

    muda tadi. Dr. 0eken agak terpana untuk menjaab pertanyaan aam si ibu ini. M'h, :uma

    panas dalam di perut,M jaab 0eken kalem. MSaya suntiknya sambil berdiri saja dok, kalau tiduran

    takut ketularan penyakit kelaminnya anak tadi, $ero$os sang pasien.

    Pasien yang lain adalah seorang anita muda dan setengah baya. Sebut saja !bak !odis dan

    bu !enor. !bak !odis mengeluh beberapa hari ini badannya panas dingin, mual dan beberapa

    kali muntah. Sedangkan bu !enor mengeluh kepala pusing berputar-putar. Dia sudah beberapa

    kali datang ke dokter yang berbeda-beda dan dikatakan tidak ada apa-apa, hanya pusing biasa.

    Dokter terakhir yang dia kunjungi menyarankan dilakukan :& s$an kepala. Kemudian ia datang

    ke dr. 0eken dengan membaa hasil :& s$an. Surat keterangan yang terdapat di dalam amplop

    :& s$an tersebut menyatakan ke$urigaan adanya SO8 1space occupying lesion3. &anpa

    penjelasan mengenai isi di dalam surat keterangan tersebut, dr. 0eken memberikan surat rujukan

    ke +umah Sakit bagian Saraf. Sementara !bak !odis, tak sempat dilakukan pengukuran kadar

    gula darah, langsung diberikan resep sakit ken$ing manis yang sudah langganan ia derita ?

    tahun ini. Dr. 0eken hanya memeriksa sekilas dan menyalin resep dari $atatan medis yang

    disodorkan peraat. Peraat kemudian memberikan penjelasan tentang obat yang diberikan

    serta mengingatkan !bak !odis untuk kembali jika ada keluhan.

    Peraat mengingatkan pasien lainnya, &n. arputala, =B tahun dengan muntah berak belasan

    kali dan satu lagi seorang pelajar putri, #? tahun sebut saja (n. +ani Omni%ora yang ia kenal

    sebagai anak pertama OK0 1orang Kaya 0aru3 tetangganya, anggota DP+D salah satu parpolbesar.

    arputala adalah hansip setempat yang merasa kurang afdol kalau tidak diperiksa dr. 0eken.

    Dokter 0eken memeriksa pak arputala, memegang nadinya yang terasa ke$il dan lemah,

    men$ubit kulit perutnya yang ternyata sudah mengendur. a pun menginstruksikan peraat untuk

    memasang infus dan men$arikan ruang raat. &ak lupa ia menitipkan amplop berisi

    +p.#22.222,- bagi sang hansip. M4ntuk pegangan ya Pak &ala, $epat sembuh deh.

    Saat mempersilahkan (n. +ani masuk ke ruang sekat kanan, dr. 0eken terkaget karena

    serombongan orang menyela masuk sambil menggendong pasien anak laki-laki < tahun, si 'mir

    bin /ufri yang tadi pagi ia khitan, yang datang kembali dalam keadaan berdarah. a menolong

    'mir dulu selama =? menit, sementara +ani terpana sendirian karena peraat juga sibuk

    membantu dr. 0eken mengatasi perdarahan si 'mir di ruang sekat kiri. 0eken tak sempat bi$ara

    ke (n. +ani. Para pengantar 'mir justru yang meminta agar +ani sabar menunggu. &entu sambil

    men$uri pandang, karena alaupun bukan bernama !enor, +ani memang menor malam itu.

    Setelah selesai dr. 0eken akhirnya mendengarkan keluhan +ani. a stress karena baru saja

    mengambil uang ayahnya tanpa ijin demi menolong sahabatnya untuk aborsi di klinik 'ntah

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 2%

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    27/64

    0erantah. Dr.0eken menaarkan untuk menjadi mediator menyampaikan kepada ayah +ani.

    &oh menurutnya dan menurut +ani, sang anggota DP+D ini $ukup mampu menolong sahabat

    +ani. M0iar uang saku saya dipotong deh dok asal papi tak nyap-nyap ama saya, kata si manis

    +ani.

    0egitulah keseharian dr. 0eken dalam membantu menyelesaikan masalah pasien-pasiennya.

    Panduan Pleno I: Kaidah 3asar Bioetika

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 2+

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    28/64

    #. Peserta tiap kelompok diharapkan mampu menjelaskan penerapan Kaidah Dasar 0ioetika

    melalui kasus hipotetik dr 0eken serta mempertahankan argumen etisnya masing-masing

    ". 'pabila aktu memungkinkan, diharapkan semua kelompok dapat mempresentasikan hasil

    kerjanya jika tidak minimal ? kelompok dipilih sebagai presentan dan ? kelompok sebagai

    penyanggah

    7. Satu kelompok presentan untuk satu kaidah dasar bioetika, demikian pula dengan kelompok

    penyanggah

    =. &iap kelompok diberi aktu A menit untuk presentasi dan #7 menit diskusi 1'utonomi, justi$e,nonmalefi$en$e, benefi$en$e, dan prima fa$ie3

    ?. sepuluh menit terakhir, narasumber memberikan klarifikasi

    2ontoh pembagian kelompok presentan dan pen4anggah

    Presentan Pen4anggah

    'utonomy # "

    /usti$e 7 =

    (onmalefi$en$e ? B

    0enefi$en$e A C

    Prima fa$ie < #2

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 2.

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    29/64

    Panduan diskusi III: Kasus Kembar #iam

    -"G*# KE0MPK :

    0uatlah solusi etik dan atau solusi etikolegal setelah diskusi kelompok berjalan dan terdapat

    pendapat kelompok. kutilah daftar tilik berikut ini.

    /elaskan isu etik 1bukan isu medik3 dari kasus Pinguina)i dalam setting 1tata letak3 sebagai

    berikut *

    silah matriks di atas sesuai dengan kisi-kisinya. !atriks dibuat sesuai panduan 1hori5ontal3,

    di$atat dari kolom kiri ke kanan se$ara konsisten 1lihat metode modifikasi Hoard 0rody dan atau

    etikolegal 'P3. Pendapat kelompok sesuai dengan teori etik utama yang disepakati kelompok.

    Self assesment * adalah pendapat pribadi mahasisa 1bukan pendapat sbg aktor role play3 yang

    menilai kembali pendapat kelompok. sinya analisis pendapat pribadi tadi thd pendapat kelompok

    1kritik sesuai KD0 dan sesuai teori etik yang diyakini3.

    >erifi$ation * suatu %alue $larifi$ation 1lihat tugas pribadi3

    +eason * alasan kenapa pendapat akhir kelompok menjadi demikian.

    &ulislah hasil kelompok. Siapkan presentasi kelompok 1tugas kelompok3. Pertahankan argumen

    atau nilai-nilai etis kelompok anda terhadap argumen kelompok penyanggah.

    #etelah diskusi ini, anda akan diberi tugas analisis indi5idu 4ang harus anda

    unggah ke #2e0E.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014

    ETHICAL PROBLEM SOLVING

    6ama Kelompok(

    Case Ethical Proble Alternati!e Base" Alternati!e #ecision Reason

    No$ on Values S%ste

    K54 7G M!6GK86 K54 /2,P8-89

    868G9/ K54 : ;9

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    30/64

    Kasus Etik -im Medis Pemisahan Ba4i Kembar #iam

    +S Hus-hus Sha-sha Dha-dha 1HSD3 paling terkenal peralatannya. 8okasinya di P. /elita

    Kepulauan Seribu /akarta. Serba baru. n%estor sekaligus pemiliknya adalah seorang mantan

    bankir yang pernah mendekam di penjara # tahun penjara akibat korupsi, namun kini telah tobat.

    Dalam rangka promosinya, ia berhasil mengkontrak belasan dokter terkenal se ndonesia selama

    # tahun ini untuk bekerja purna aktu dengan honor yang pantas. a mengumumkan di koran

    dan segenap media elektronik, termasuk fitur infotainment, baha +S HSD siap melayani

    pelbagai kasus rujukan apapun, termasuk bayi kembar siam. 0ila perlu bagi yang tak mampu,

    gratis.

    Pinguina-Pinguini adalah seorang bayi kembar dempet thora$o-$ephalo $omple; usia 7

    bulan yang resmi menjadi pasien pertama untuk dipisahkan. Pinguina berjenis kelamin laki-laki,

    sedangkan Pinguini perempuan. a adalah anak pasangan buruh tani di desa !inuta Kabupaten'kte 8ampung 4tara. Kebetulan kembar siam Pinguina-Pinguini makin ngetop ketika ada putaran

    kampanye terakhir pemilihan $alon Kades setempat. Dua $alon Kades tadi sama-sama berjanji

    akan membaa ke +S HSD untuk operasi pemisahan Pinguina-Pinguini.

    Dr. :amar, SH, Sp, direktur +S HSD membentuk &im Operasi Pemisahan Pinguina-

    Pinguini 1&OP Pa-Pi3 yang diketuainya sendiri. 'da = bidang dalam &OP Pa-Pi tersebut, yakni '.

    0edah, 0. !edik dan :. ntensi%e :are dan D. Etikolegal. a merangkap Ketua 0idang Etikolegal

    yang mengurus tentang informed-$onsent, asuransi kesehatan istimea Pinguina-Pinguini, surat

    keterangan medis pas$abedah, publikasi dan keamanan. 'nggotanya adalah KH. 0eo, !Hum

    1ustad53, !s Prenjak !Psi, PhD 1psikolog klinis anak3, !anyar !Si, !.Kom 1humas3.

    Sementara itu Ketua &im 0edah adalah Prof.Dr. :u$akroo Sp0' 1K3 dengan akil

    Kutilang Sp0S 1K3 dan anggota adalah dr. (uri Sp0& PhD, dr. 0elibis Sp0P 1K3, dr. Kepodang

    Sp&H&-K8 1K3, drg. /alak Sp0!. Ketua &im !edik adalah Prof.dr. !erpati Sp' 1K3 ahli saraf

    anak, dengan anggota Prof. Dr. agak SpK, dr. Elang 0 Sp+ad 1K3, dr. Hantu, Sp+! 1K3.

    Sedangkan Ketua &im : 1ntensi%e :are3 adalah Prof. dr. Kutilang Sp'n 1K-3, dengan anggota

    spesialis patologi klinik, spesialis farmakologi klinik, sub-spesialis radiologi anak, sub-spesialis

    jantung anak, dan spesialis pulmonologi. Di dalam &im masing-masing terdapat peraat ahli,

    yang didatangkan dari !alaysia dan /akarta.

    Dalam pemeriksaan prabedah, nampak baha se$ara !+ dan radiologis, esofagus dan

    trakea hingga bronkhus kanan kembar siam tadi terpisah. Hanya bifurkasio trakea ke arah

    bronkus kiri masih belum jelas terpisah antara Pinguina dan Pinguini. Demikian pula ada lobus

    paru kiri yang melengket antara Pinguina dan Pinguini. Dr. :amar didampingi para ketua bidang

    &OP Pa-Pi amat aspada dengan hal ini dan telah menyampaikan se$ara jelas ke orangtua bayi

    dempet baha kemungkinan terburuk adalah keduanya tak tertolong. Kemungkinan berikutnya

    adalah salah satu bayi akan Mdikorbankan bila paru dan bronkus kiri yang melengket tadi tak bisa

    dipisahkan. Orangtua mengangguk-angguk saja, termasuk dua balon Kades !inuta yang sama-

    sama mendampingi mereka. :amar dalam aan$ara pers dalam dan luar negeri mengatakan

    operasi akan berjalan < jam dan Mmohon doa restu masyarakat. Dua balon Kades, se$ara

    terpisah di depan artaan berjanji akan sama-sama membantu finansial arganya.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 3

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    31/64

    NNN

    Operasi tengah berlangsung 7 jam. Perlengketan salah satu bronkus sudah C2 dilepas.

    &iba-tiba terjadi komplikasi, jaringan distal bronkus dan paru kiri yang Mmenyatu tadi begitu

    rapuh. &im bedah berkonsul dengan &im !edik dan :4 di meja operasi. Disimpulkan saat itu tim

    klinis akan memilih salah satu bayi, sedangkan yang lain Makan dikorbankan. :amar dan tim lainyang tak berada di meja operasi harus menjelaskan ke orangtua untuk memilih mana bayinya

    yang diprioritaskan. Kedua orangtua bingung, bahkan menangis, tak kuasa menyampaikan

    keputusan. Kebetulan ayah si bayi didampingi oleh si Polan, balon Kades laki-laki sedusun di

    !inuta yang ingin lebih mempertahankan Pinguina, sementara bu si bayi didampingi oleh si

    ulan, balon Kades perempuan yang sama-sama dari desa tetangganya, yang lebih membela

    Pinguini.

    !erespon perkembangan, Polan beradu pendapat dengan ulan, merasa sebagai Makil

    orangtua, di depan &OP Pa-Pi, namun tidak segera kunjung selesai. (yaris terjadi baku hantam

    antar dua balon Kades tersebut. :amar dkk sempat bingung memilih siapa yang berhak.

    Keributan tadi terdengar oleh semua anggota &OP Pa-Pi yang berada di dalam kamar operasi.

    (amun anehnya, keributanpun menjalar. :u$akroo Mribut terhadap !erpati karena :u$ak lebih

    memilih Pinguina utk diselamatkan karena prognosis dari sudut bedah lebih baik 1posisi

    anatomis-fisiologis3, sementara !erpati memilih Pinguini karena dari sudut medik ia lebih baik

    1men$egah status imuno-kompromais3. 'tas usul :amar, mereka sepakat menunda

    pembedahan di atas meja operasi selama maksimal #? menit dalam kondisi masih dibius -

    untuk menetapkan skala prioritas. MSudahlah, utamakan Pinguini aja, teriak dr. 0elibis Sp0P.

    MKosmetis lebih elok kalo dia hidup nantinya lanjut spesialis bedah plastik tersebut

    menghenyakkan perdebatan :u$akroo !erpati. Semuanya setuju. :amarpun bersiap untuk

    memberitahu keluarganya - baha Pinguinilah yang diutamakan untuk diselamatkan.

    NNN

    M0aik dok, Pinguini yang diutamakan. Saya terima, ujar ibunya spontan, segera setelah

    :amar memberitahukan keputusan tim dokter intra-operatif. Sang ibu kembar siam sambil melirik

    ke suaminya yang masih nampak kebingungan. Mimana PakQ tanya :amar ke bapaknya. &iba-

    tiba Polan memotong *Kok alasannya kosmetis sih dokQ Saya belum terima , kata balon Kades

    yang seolah berfirasat dirinya bakal kalah. 0elum sempat :amar menjelaskan, tiba-tiba &S

    spesialis patologi klinik dari &im : menghampirinya. M!as, Pinguini H>-nya positif, ujarnya

    meyakinkan sambil menjelaskan hasil tersebut baru saja 1A jam masa berlangsungnya operasi3

    diperoleh sebagai pelengkap kondisi imuno-kompromaisnya.

    :amar segera masuk kembali ke ruang operasi. Disitu ia melihat Prof. Kutilang tengah

    mondar mandir. Ketika dihampirinya, Kutilang membisikinya* MSaya bingung, hasil lab H> 13 ini

    baru kuterima. (amun anda lihat sendiri, operasi sudah tinggal menutup jahitan luar saja se$ara

    jahitan plastik-rekonstruksi. Kutilang dan :amar sama-sama tahu baha seharusnya pilihan

    prioritas dijatuhkan kepada Pinguina.

    :amar juga terhenyak. bingung mau memberitahu hasilnya kepada ortu ketika tim bedah

    sudah mau menutup operasinya dengan operasi plastik masing".

    :amar juga bingung ketika mau memberi tahu balon kades.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 31

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    32/64

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    33/64

    2. Pro/. dr. Kutilang SpBS $K&, a+li beda+ sara/, $akil&. dr. uri A SpB P+(, a+li beda+ t+oraks=. dr. 0elibis Sp0P 1K3, a+li beda+ plastik?. dr. Kepodang Sp&H&-K8 1K3B. drg. /alak Sp0!, a+li beda+ mulut

    im *edik

    1. Pro/.dr. *erpati SpA $K& a+li sara/ anak $Ketua&". Prof. Dr. agak SpK7. dr. Elang 0 Sp+ad 1K3=. dr. 0. Hantu, Sp+! 1K3

    im !ntensi3e 0are

    1. Pro/. (r. Kutilang, SpAn $K-!&". dr. Kutilang B SpPK., spesialis patologi klinik7. dr. !anyar, SpK 1K3, spesialis farmakologi klinik=. dr. Kepodang, Sp+ad 1K3, sub-spesialis radiologi anak?. dr. (uri, Sp/P 1K3 sub-spesialis jantung anakB. dr. Elang, SpP 1K3, :S, spesialis pulmonologi

    Masalah eti&a %ang "ihara'&an uncul 'a"a baba& I(- Ker&asama /im- Koordinasi antar teman se&awat- Mengetahui standar kompetensi masing=masing spesialisasi

    Masalah eti&a %ang "ihara'&an uncul 'a"a baba& II "an III( agaimana *ara mengambil keputusan etis se*ara tim

    S&enario III(Role Pla% Ethical Re!ie)er Boar" *Mootcourt+

    #. (arasumber menentukan mahasisa yang akan berperan dalam role play sesuaipanduan, # minggu sebelum role play

    ". (arasumber memberikan panduan kerangka pemikiran masing-masing tokoh sesuaipanduan. ngatkan mahasisa yang akan bermain peran, untuk tidak memberitahukan

    pada orang lain perihal panduan tersebut7. Pada hari role play, ruang kelas ditata sesuai ruang sidang=. !ahasisa yang tidak ikut bermain peran ajib memperhatikan jalannya role play, dan

    memberikan komentar atau pertanyaan pada kesempatan yang diberikan olehnarasumber

    amba+an pemain:

    1. Ketua Board2. Ketua *aelis

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 33

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    34/64

    . Panitera

    ". Saksi A+li

    Yan diha!a"kan muncu# "ada skena!io III:

    - Bagaimana melakukan sidang et+i0al re3ieer board

    - Bagaimana menadi seorang saksi a+li

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 34

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    35/64

    #KE+*RI III #I3*+G MKEK

    #. Dalam Pleno ditentukan format tokoh 1dalam salah satu episode3 sbb *a. Ketua Sidang !KEK 1#3 *b. Sekretaris sidang !KEK 1#3 *

    $. 'nggota !KEK 173 *d. Dr. :amar 1sebagai teradu3 *e. Dr. :u$akroo 1ikut teradu3 *f. Dr !erpati 1ikut teradu3 *g. Dr 0elibis *h. Prof Kutilang *i. 'yah dari kembar dempet Pinguini bayi 'DS 1pengadu3 *j. bu dari kembar dempet *k. Saksi ahli *l. Pembela D *

    m. Ketua D setempat *

    ". ntisari aduan * informasi tidak akurat 1disesatkan...3, merasa tertipu, dll..., perlakuanmembingungkan tim dokter, hutang tetangga karena biaya tinggal)menungguperaatan, 1berdasarkan KD0 autonomi dan justi$e3

    7. ntisari pembelaan * sudah gratis kok masih nuntut, sudah sesuai dengan etika, janji palsubalon kades bukan salah +S, sudah menurunkan tim terbaik, dll 1berdasarkan KD0nonmalefi$en$e dan benefi$en$e3

    =. Sidang !KEK harus seadil-adilnya berdasarkan temuan pelanggaran etik tim dokter1kalau ada3 9 dalil" pembelaannya, serta membuat putusannya

    PR#E3"R *P* ;G HR# 3I-EMP"H

    0angkah KomiteMedik R#BH#3

    Kom EtikaR# BH#3

    MKEK

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    36/64

    Panduan diskusi I=: Memahami Etika Pro8esi 0ain

    Dalam pelayanan kesehatan, dokter bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya,diantaranya peraat, dokter gigi, ahli farmasi, ahli kesehatan masyarakat, serta tenagakesehatan lainnya. Setiap profesi memiliki perannya masing-masing dalam proses peningkatan

    kesehatan masyarakat.4ntuk men$apai tujuan bersama yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat, maka kita harussaling mengenal peran masing-masing profesi untuk dapat membangun sinergi.Dalam diskusi kelompok ini, mahasisa belajar memahami profesi lain melalui kode etik yangdimiliki oleh tiap-tiap profesi.

    -ugas mahasisa:#. !emba$a kode etik kedokteran ndonesia, kode etik dokter gigi ndonesia, kode etik

    peraat ndonesia, serta kode etik ahli farmasi.". !en$ari perbedaan dan persamaan kode-kode etik tersebut dalam hal*

    a. 'al kehidupanb. 'khir kehidupan

    $. +ahasia Kedokterand. klane. Keajiban bagi diri sendirif. Keajiban bagi teman sejaatg. Keajiban bagi profesi kesehatan lain

    7. 'nalisis bagaimana persamaan) perbedaan tersebut dapat mempengaruhi kerjasamadalam tim antar profesi

    =. Hasil diskusi kelompok tidak perlu dipresentasikan dalam pleno. Kirimkan hasil diskusikelompok ke e-mail koordinator modul, dr. Okta%inda melalui e-mailokta%inda.safitriRui.a$.id atau idhoenRyahoo.$om paling lambat 7# Oktober "2#" pukul2

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    37/64

    Panduan 3iskusi =: 2ard Game

    PE3M*+ -"-R 3*0*M 2*R3 G*ME

    #. &utor membuka kegiatan $ard game.

    ". &utor menjelaskan teknik permainan $ard game, seperti berikut*

    :ard ame terdiri dari 7 babak, yaitu * Card *ame / )ak dan ,e0a1iban dokter dan

    pasien2 Card *ame 3/ #edical #alpractice 'ndications4Prove2 Card *ame 5/ *ood#edical4Clinical Practice.

    aktu untuk tiap-tiap :ard ame adalah satu jam 1apabila aktu tidak men$ukupi, $ard

    game dapat digabung, lih. $atatan penggabungan di baah3.

    &iap-tiap peserta akan dibagikan kartu-kartu pasal dalam jumlah seimbang bagi tiap

    peserta se$ara a$ak.

    &utor akan mengo$ok kartu pemi$u)mempersilahkan salah satu peserta mengambil kartu

    pemi$u.

    'pabila kartu pemi$u telah terpilih, kelompok akan membahas Pemicuyang tertera di atas

    kartu dengan menggunakan kartu pasal yang dipegangnya, berdasarkan &opik :ardame saat itu.

    &iap-tiap peserta boleh mengajukan kartu pasal yang dipegangnya dan mengajukan

    argumentasi tentang pemilihan kartu pasal tersebut berkenaan dengan pemi$u yangterpilih.

    Tutor dapat melontarkan argumentasi-argumentasi pemicu apabila 1a0abankelompok atau kartu pasal yang seharusnya keluar belum terbahas. $Tutor memilikikunci kartu pemicu yang harus keluar&.

    !pabila pembahasan melampaui dari kunci kartu pasal dalam panduan Tutor6 haltersebut dapat dibenarkan6 selama kelompok dapat memberikan argumentasi yang

    logis. Pada akhirnya akan terpilih jaaban kelompok terhadap pemi$u yang diberikan.

    /aaban tersebut berupa pasal-pasal yang terlibat dalam kasus pemi$u yang terpilih,

    disertai argumentasi logis dari kelompok terhadap pemi$u yang diberikan.

    'pabila aktu masih men$ukupi, &utor dapat mengo$ok kembali, kemudian memilih satu

    kartu pemi$u untuk dibahas 1tidak seluruh pemi$u harus terbahas3

    'pabila ada pasal dalam panduan yang perlu dibahas namun kartu tidak ditemukan)

    hilang, &utor dapat meminta mahasisa untuk membuka 44 ) pasal tersebut se$aralangsung 1file 44 telah dibagikan pada mahasisa3

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 3+

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    38/64

    -EK+IK BERM*I+ 2*R3 G*ME

    Dalam :ard ame #* Hak dan Keajiban Dokter-Pasien, &utor hanya membagikan se$araa$ak kartu-kartu pasal berikut ini*

    #. Kartu pasal 4ndang-4ndang Praktik Kedokteran)Kedokteran igi.

    ". Kartu pasal 4ndang-4ndang Perlindungan Konsumen.7. Kartu pasal 4ndang-4ndang (o.7B tahun "22< tentang Kesehatan

    =. Kartu Pasal Peraturan Pemerintah ?#)"22

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    39/64

    Setelah setiap permainan selesai, &utor menekankan kembali tujuan dari permainan$ardgame tersebut.

    Kasus

    Panduan diskusi =I: Malpraktek Medis

    8akukan pembahasan terhadap = buah kasus di baah ini menggunakan kriteria =D malpraktekmedis. Setelah itu diskusikan kembali kasus yang sama menggunakan kriteria pelanggarandisiplin menggunakan peraturan konsil kedokteran ndonesia no = tahun "2##. Setelah selesaidiskusikan kembali kasus tersebut menggunakan = KD0.Dengan menganalisis kasus dengan 7 teknik tersebut diharapkan mahasisa mampu memahamiperbedaan antara pelanggaran hukum, disiplin, dan etika kedokteran.

    Kasus &Harry telah lulus fakultas kedokteran kuna tahun yang lalu. a bertemu dengan Sally, temanlamanya di sebuah a$ara reuni S!P. Sally ber$erita baha ia menderita gatal-gatal dankemerahan pada daerah punggung. a bertanya pada Harry apakah ada obat yang manjur untukmengatasi masalah tersebut. Harry menggoda Sally dengan mengatakan baha kemungkinan

    gatal-gatal terjadi karena ia kurang menjaga kebersihan diri, sprei diganti sebulan sekali. Sallyagak kesal mendengarnya. Harry kemudian menganjurkan Sally untuk membeli de;amethasone,sejenis obat yang dapat mengatasi reaksi alergi. Dua minggu setelah kejadian, Sallymenghubungi Harry dan mengatakan akan menuntutnya karena memberi obat yang salahsehingga kondisinya memburuk. Sally sudah pergi ke dokter spesialis dan dokter tersebutmengatakan baha de;amethasone menyebabkan kondisinya makin parah.

    Kasus $Dr. 0ryan adalah dokter bedah yang terkenal bertangan dingin alaupun saat berpraktek tidakbanyak bi$ara. Dian membaa anaknya, !aya, yang mengalami patah tulang lengan baah kiriakibat jatuh dari sepeda ke dr. 0ryan. Sang dokter melakukan pemeriksaan dan melakukanoperasi segera untuk memperbaiki tulang !aya yang patah. Setelah satu minggu diraat, dr.

    0ryan mempersilakan Dian membaa !aya pulang dan kembali untuk kontrol dua minggumendatang. Sebelum pulang, Dian teringat untuk menanyakan mengenai peraatan luka dirumah namun dr. 0ryan sudah masuk ke ruang operasi. Sebulan kemudian, direksi +Smemberitahu dr. 0ryan baha mereka dituntut oleh bu Dian karena terjadi pemendekan tulanglengan !aya. bu Dian berani mengajukan tuntutan setelah mendapat informasi dari temanpamannya, seorang dokter yang bekerja di kota lain.

    Kasus 'Dr. 6anti bekerja di sebuah D yang sangat ramai. Dua hari yang lalu, ia mendapatkan giliranjaga di malam hari. 0egitu ia sampai, rekan yang ia gantikan mengatakan baha masih ada #?pasien yang belum stabil dan masih perlu diraat di D, dan peraat jaga menginformasikanbaha sudah ada sepuluh pasien baru. Dr. 6anti bekerja dengan teliti, menyeluruh, dan $epat.Pasien yang baru saja datang adalah seorang perempuan usia B2 tahun, penderita hipertensilama, datang dengan kondisi tekanan darah tinggi. a segera memberikan obat sublingual untukmenurunkan tekanan darah dengan segera, menginstruksikan peraat untuk memasang alat danmemberikan obat-obatan untuk menjaga tekanan darah tidak tinggi. Dr. 6anti berpindah kepasien di sebelah ibu tersebut, pasien berikut bernama Dina, masuk +S pada siang hari karenaserangan asma, rekan dr. 6anti mengatakan baha obat-obatan telah diberikan se$araintra%ena, tinggal terapi lanjutan se$ara intramuskuler. Sambil menyuntik, dr. 6anti menyadaribaha Dina adalah pasien yang ketigapuluh yang dia periksa malam itu. Saat kembali ke tempatduduknya, dr. 6anti teringat baha ia memberikan suntikan pada Dina se$ara i.%. dan bukan i.m.,ia pun segera memeriksa kondisi Dina. 4ntungnya tidak ada efek samping yang terjadi, dan Dinadipulangkan dalam keadaan baik malam itu juga.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 30

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    40/64

    Kasus )Dr +uby membuka praktek di rumahnya. a mulai tepat pukul tujuh malam. Pasien pertamanyahari ini adalah ibu Santi yang mengeluhkan sakit kepala. Keluhan sakit kepala hilang timbul sejakdua minggu yang lalu. 'alnya masih bisa diatasi dengan parasetamol namun akhir-akhir inisudah tidak mempan lagi. Dr. +uby melakukan anamnesis lengkap untuk mengetahui gejala lainyang mungkin timbul, ia melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memutuskan untuk merujukbu Santi ke spesialis saraf di +S agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakanalat yang tersedia di +S.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 4

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    41/64

    -ugas indi5idu Kasus

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    42/64

    14 ".2. 14 ".2.1 14 ".2.2

    1 ".".2 1 "..1 1 "..2

    16 ".5.' 16 ".5.1 16 ".5.2

    27 2.1.1 27 2.1.2 27 2.1.

    21 2.2.1 21 2.2.2 21 2.2.

    22 2..1 22 2..2 22 2..

    2 2.".1 2 2.".2 2 2.".2" .1.1 2" .1.2 2" .1.

    25 .2.1 25 .2.2 25 .2.

    2' ".1.1 2' ".1.2 2' ".1.

    24 ".2.1 24 ".2.2 24 ".2.

    2 "..1 2 "..2 2 "..

    26 ".5.1 26 ".5.2 26 ".5.

    7 2.1.2 7 2.1. 7 2.1."

    1 2.2.

    ,HO case list

    Casecode

    Case tit#e

    1 2.1.1 +e man +o did not ant +is leg amputated

    2 2.1.2 +e elderly oman +o did not ant surgery

    2.1. +e patient it+ a brain tumour $.2.81&

    " 2.1." +e pregnant oman it+ leprosy and +er +usband

    5 2.2.1 +e 0+ild it+ en0ep+alitis

    ' 2.2.2 +e young oman +o as not in/ormed o/ ad3an0ed 0an0er

    4 2.2. +e man +o is not in/ormed o/ a stoma0+ 0an0er diagnosis

    2.2." +e 0+ild it+ leukaemia +o as not treated

    6 2.2.5 +e 0+ild it+ +ydro0ep+alus17 2.2.' +e suspe0ted appendi0itis 0ase it+ pel3i0 in/lammatory disease

    11 2..1 +e 0+ild it+ non-)odgkin9s lymp+oma

    12 2..2 (on syndrome, leukaemia and 0+emot+erapy

    1 2.. +e 0ase o/ tubal ligation

    1" 2.." +e suspe0ted appendi0itis 0ase it+ pel3i0 in/lammatory disease

    15 2.".1 +e in/ant +o as not re/erred /or proper treatment

    1' 2.".2 +e 0ase o/ 9do0tor-s+opping9 t+at resulted in dis0o3ery o/ a malignant tumour

    14 2.". #orre0ting a 0olleague9s e80essi3e medi0ation o/ a patient

    1 2."." +e 0ase o/ post-surgery 0ompli0ations in3ol3ing /ear o/ litigation

    16 2.".5 +e baby +o +ad a lumbar pun0ture and died27 2.".' +e man +o pre/erred t+e traditional +ealer9s treatment

    21 2.".4 #o3ering /or a p+ysi0ian +o tried to e8tra0t money /rom t+e patient

    22 2.". +e psy0+iatri0 0ase in3ol3ing allegations o/ se8ual mis0ondu0t

    2 .1.1 +e 0an0er patient +o needs a bed

    2" .1.2 +e paraplegi0 3ersus t+e uadriplegi0 patient

    25 .1. +e 0on/li0t beteen 0lini0al 0are and a seminar

    2' .1." +e sui0ide patient in need o/ dialysis

    24 .1.5 +e patient +o did not ant to go +ome

    2 .1.' +e 9pre0ious boy9 $.2.82&

    26 .2.1 +e 0+ild +o needed e8pensi3e 0+emot+erapy7 .2.2 +e 0+ild it+ retinoblastoma

    1 .2. +e 0+ild it+ ;ilm9s tumour and e8pired drugs

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 42

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    43/64

    2 .2." +e terminal 0an0er patient

    ".1.1 +e 0ase o/ a )!

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    44/64

    %odekasus

    %asus

    &'('( The man )ho did not )ant his #e am"utated*h+sician: +is as a '"-year-old man +o +ad +ad a stroke +i0+ +ad a//e0ted +is mental 0ondition, t+oug+ +isaareness as good. )e also su//ered /rom diabetes mellitus and +ypertension. =ne day gangrene as /ound on +is leg

    it+ sepsis, +ig+ /e3er, and it as a progressi3e gangrene. ! ad3ised +im and +is /amily to +a3e an amputation. +e /amilyagreed, but t+e patient did not. +e /amily /olloed my reasoning, t+at is, ! did not ant t+e patient to die merely be0auseo/ gangrene and diabetes. +en ! suggested to t+e /amily t+at i/ t+e patient /alls into a 0oma, ! ould +a3e t+e rig+t toundertake a pro/essional inter3ention to sa3e +is li/e it+out +a3ing to obtain +is appro3al. =n0e t+e patient ent into0oma, ! asked t+e /amily to sign t+e in/ormed 0onsent /or t+e amputation. +e amputation as /inally done.;+en t+e patient be0ame 0ons0ious, +e as delig+ted be0ause +e /elt t+at +e +ad re0o3ered. )e as able to sit andbe0ame uite +appy and /elt t+at +e still +ad +is to legs. ;+en +e be0ame 0ompletely 0ons0ious, and as about todes0end /rom t+e bed and alk, +e realied t+at +e +ad been amputated. )e as s+o0ked. )e /le into an e8traordinaryrage and t+reatened t+at +e ould prose0ute me and +is /amily. )e as a /ormer layer. )e as aare o/ +is rig+ts and+e +ad not permitted t+at +is leg be amputated. +e dilemma +ere as: /irst, e +ad to /ul/il t+e prin0iple o/ autonomy,and, se0ond, e +ad to sa3e a li/e. +ere ere to aspe0ts t+at uite 0ontradi0ted ea0+ ot+er. An e8traordinary pro0esso/ negotiation a/ter t+e operation /olloed, and as t+e patient s+oed spite/ul +atred against me, ! +ad to delegate t+e0are to ot+ers /or t+e time being. ;+en t+e negotiation as o3er, e /inally 0ame to terms. +e patient sur3i3ed and +ad

    t+e opportunity to itness a marriage in +is /amily.

    &'('& The e#de!#+ )oman )ho did not )ant su!e!+*h+sician: =ne patient as a do0tor9s mot+er +o +ad a 3ul3al dysplasia. +ere as a doubt o/ malignan0y. So e did abiopsy t+at s+oed a 0ar0inoma. +is lady as not at all illing to undergo a se0ond surgery. S+e said, >o, ! ust do notant to +a3e t+e se0ond surgery.> S+e as o3er 47 years old. S+e said >! +a3e no symptoms. +ere as a little grot+,+i0+ you +a3e already remo3ed, so +y s+ould ! +a3e a se0ond surgery?> S+e as medi0ally /it so ! anted to 0on3in0e+er t+at t+e surgery ould not +arm +er. But t+e patient as absolutely not illing. ;e all +ad a toug+ time @ +er+usband, +er daug+ter and !. ;e 0ontinued putting pressure on +er but it as a toug+ de0ision /or +er to a00ept t+at s+eneeded a se0ond surgery. At t+e same time e did not ant to tell +er t+at s+e +ad a 0an0er. ! 0on3in0ed +er t+at s+emust get +ersel/ operated. !/ s+e +ad not agreed to t+e surgery, t+en s+e ould +a3e persisted it+ t+e disease and anyday t+is 0ould +a3e be0ome in3asi3e. S+e ould +a3e landed up in more problems and it+ a more e8tensi3e surgery.o it as only simple 3ul3e0tomy later s+e ould +a3e reuired a radi0al 3ul3e0tomy.

    &'(',-,'&'.

    (/

    The "atient )ith a 0!ain tumou!*h+sician: +ere as a man aged 45 years +o +ad a primary malignant tumour o/ t+e o00ipital lobe. +e dilemma as+et+er to operate on +im or ust gi3e +im symptomati0 treatment. Be0ause ! +ad e8plained to t+e /amily t+at e3en i/ eoperated on +im and t+en ga3e +im 0+emot+erapy and radiot+erapy post-operati3ely, t+en most likely +is li/e span ouldnot e8tend beyond one- or one-and-a-+al/ years, e3en a/ter /ull treatment. =n t+e ot+er +and, i/ e le/t +im it+outsurgery and sube0ted +im to supporti3e t+erapy, +e mig+t t+en sur3i3e /or about '-6 mont+s. o, really, ! as uite0on/used +et+er to take a de0ision in /a3our o/ t+e surgery or to manage +is 0ondition 0onser3ati3ely, be0ause +e asnot a 3ery good surgi0al 0andidate. )e as obese and +ypertensi3e. ! le/t t+e /inal de0ision to t+e /amily.

    &'('1 The "!enant )oman )ith #e"!os+ and he! hus0and*h+sician: A 2-year-old pregnant lady 0omes it+ leprosy and eryt+ema nodosum leprosum $C& rea0tion. +is is a

    di//i0ult problem to +andle. +e treatment o/ 0+oi0e /or t+is parti0ular disease is t+alidomide, +i0+ is a banned drug,+i0+ is not easy to get in t+is 0ountry. =nly one p+arma0euti0al 0ompany is making it in t+e orld. !t is only gi3en to malepatients it+ C. +is parti0ular patient +ad a 3ery se3ere /orm o/ eryt+ema nodosum and my /irst 0+oi0e ould +a3ebeen to treat +er it+ t+alidomide. +is drug really 0ontrols t+is problem. But be0ause s+e as pregnant, t+is drug 0annotbe used, or, /or t+at matter, it is not supposed to be used /or omen o/ 0+ildbearing age. And t+is as +er /irst 0+ild a/tersi8 years o/ marriage. S+e as married +en s+e as 1' and, be0ause o/ +er leprosy, s+e +ad not 0on0ei3ed. S+e as+a3ing problems it+ +er in-las. S+e +ad already got an ultrasound done and +ad /ound out t+at t+e 0+ild as a boy.So, t+e uestion o/ aborting t+e 0+ild did not arise at all. S+e de3eloped t+is se3ere rea0tion during t+e pregnan0y. +ese0ond drug +i0+ e +a3e /or C is 0orti0osteroids. Again, t+is treatment is 0ontraindi0ated in t+e /irst t+ree mont+s o/pregnan0y. And t+at made it more di//i0ult be0ause s+e as really in se3ere pain. So, e did gi3e +er 0orti0osteroidsbe0ause s+e as +a3ing in3ol3ement o/ t+e ner3e in a 3ery se3ere /orm. S+e ould probably +a3e de3eloped motorde/i0it o3er t+e ne8t 0ouple o/ eeks, +i0+ ould +a3e been a li/e-long stigma /or +er, so e did take t+e de0ision o/gi3ing +er a drug +i0+ may not be totally sa/e in pregnan0y but be0ause o/ t+e long-term problems s+e mig+t +a3e /a0ed

    i/ e +ad not gi3en +er 0orti0osteroids, e did take t+e 0ons0ious de0ision to gi3e 0orti0osteroids.*h+sician: +is parti0ular patient9s +usband as 3ery emp+ati0 and said 9no9 to +is i/e being seen by so many do0tors.)e didn9t ant many people to get in3ol3ed in t+is. )er +usband as not 3ery 0ooperati3e. ;+en ! said ! anted to s+o

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 44

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    45/64

    t+is problem to my unior 0olleagues, +e as 3ery emp+ati0 and said +e did not ant a lot o/ people to 0ome and see +isi/e. )e also re/used to admit +is i/e. And managing t+is as an ambulatory 0ase as 3ery di//i0ult be0ause sometimest+ey did not 0ome ba0k /or /ollo-up. ! did try to 0on3in0e t+e patient, or, more importantly, +er +usband. ;omen in ouren3ironment do not +a3e a maor de0ision-making poer. So, in t+is parti0ular 0ase, ! did try to emp+asie to t+e +usbandt+at +e s+ould bring t+e patient ba0k to us so t+at e 0ould look a/ter bot+ t+e mot+er and t+eir 0+ild. But +e as more0on0erned about t+e 0+ild t+an t+e mot+er. +e oman as ust a means to produ0e t+e progeny and, more so, t+ey +ad

    apparently got an ultrasound done and /ound out t+at it as male baby. ! also belie3ed t+e elder brot+er o/ t+e +usbanddid not +a3e any issue. So t+e 0+ild be0omes a 3ery important /o0us in t+is +ole /amily. )e as least bot+ered about +isi/e +e as more 0on0erned about t+e 0+ild be0ause e3ery time +e ould ask >;ould it be alrig+t /or t+e 0+ild?> )e asnot bot+ered t+at +is i/e as in se3ere agony.

    &'&'( The chi#d )ith ence"ha#itis*h+sician: +is 0ase as a boy aged to years +om ! admitted. )is pre3ious grot+ as good. )e +ad been able toalk and talk. )is teet+ gre ell. )oe3er, all o/ a sudden +e +ad an in/e0tion it+ symptoms o/ +ig+ body temperature/olloed by seiures. +e seiures lasted rat+er long and +e +ad to be treated at t+e +ospital, +ere t+e 0+ild +ad 3ery+ig+ body temperature and ent into 0oma. !n /a0t, t+ere as a disorder in liuor spinalis. +us, t+e orking diagnosis bylaboratory at t+at time as en0ep+alitis. +e patient9s parents ere +ig+ly edu0ated. At a meeting it+ us, t+e /at+erasked +et+er +is 0+ild ould be able to re0o3er or not. As a p+ysi0ian, o/ 0ourse e s+ould make e//orts, be optimisti0and +ope t+at t+e 0+ild ould re0o3er. )oe3er, +e pursued us it+ t+e uestion o/ +et+er +is 0+ild ould be able toalk again as be/ore. +at9s +ere t+e dilemma lay, be0ause t+e diagnosis as en0ep+alitis. ;+ile t+is 0+ild 0ouldpossibly be sa3ed, statisti0ally, in most 0ases a seuel ould o00ur. !t meant t+at t+ere ould be a mental and motori0disorder. +at as my dilemma, +et+er ! s+ould let t+e /at+er kno t+e trut+ and in/orm t+at t+e 0+ild 0ould be sa3ed butt+ey s+ould be prepared t+at +e may not be able to alk any more. )e 0ould +a3e paralysis along it+ possible mentaldisorder and retardation.*h+sician:! did not tell +im t+e prognosis t+at ! kne and belie3ed. )oe3er, ! did not 0o3er it up eit+er. So, ! said t+att+e 0+ild mig+t sur3i3e it+ t+e treatment and 0are e pro3ided. e3ert+eless, be0ause it in3ol3ed t+e ner3es and t+ebrain, t+ere mig+t be some resistant symptoms. ;e did not say t+at t+e 0+ild ould not be able to alk and see and mig+t+a3e a mental disorder. At t+at time, ! did not +a3e t+e +eart to in/orm t+em in detail, alt+oug+ in my 0ons0ien0e, ! /elt t+at! s+ould let t+e parents kno about it. Per+aps it as not t+e rig+t time.Inte!2ie)e!:So, in pro3iding t+e e8planation +i0+ in0luded t+e prognosis, you de0ided to gi3e only limited in/ormation.*h+sician: +at9s rig+t. ! tried to in/use some optimism. )oe3er, in t+e dilemma t+at ! /a0ed, ! also /elt some pessimismin t+e resistant symptoms, e3en t+oug+ t+e 0+ild mig+t sur3i3e.

    &'&'& The +oun )oman )ho )as not info!med of ad2anced cance!*h+sician: ;ell, t+ere is 0urrently a patient it+ 3ery ad3an0ed 0an0er +i0+ is 3ery di//i0ult to manage and e +ardly+a3e anyt+ing to o//er. But s+e does not understand. So, it is 3ery di//i0ult to tell +er t+e a0tual situation t+at e are at t+eend o/ t+e tet+er and t+at surgi0al treatment is at best un0ertain. S+e +as a neuro/ibrosar0oma in t+e perisa0ral regionand surgery in t+is parti0ular patient in3ol3es remo3al o/ t+e +ole se0tion. And t+at mig+t lea3e +er it+ someneurologi0al problem.Inte!2ie)e!:(id you tell +er t+at s+e is su//ering /rom 0an0er?*h+sician:Des, s+e +as been told t+at s+e +as 0an0er but it as tempered it+ a little +ope t+at surgery mig+t 0ure +er.But t+is as not absolutely true, and at best it as un0ertain. ;e used t+e ord tumour, but by impli0ation it as made0lear to +er t+at s+e +as some serious disease. ! am t+inking o/ surgery but 0+an0es are t+at ! may not be able to 0arryout a 0urati3e rese0tion be0ause o/ +er ad3an0ed disease. S+e is gi3en preoperati3e radiot+erapy but it ill not +elp +er

    mu0+. So, s+e is a big problem /or me.*h+sician:!t is 3ery di//i0ult /or me as a 0lini0ian to tell +er t+at e 0annot o//er +er anyt+ing. +at lea3es +er in a state o/desperate despair, +i0+ 0annot be a3oided. S+e is a young lady o/ 25 years it+ t+ree 0+ildren, +o are 3ery young,and e3ery time ! go to +er s+e talks about +er 0+ildren. +at is a 3ery +eart-rending situation /or a 0lini0ian to /a0e.

    &'&', The man )ho is not info!med of a stomach cance! dianosis*h+sician:! +a3e a 5-year-old stoma0+ 0an0er 0ase but ! did not tell +im +e +ad 0an0er. Alt+oug+ e3ery patient s+ouldkno about t+e nature o/ +is disease and t+e possible prognosis, ! did not e8plain t+at +e +ad 0an0er due to t+epsy0+ologi0al stress it ould 0ause +im. )e is young, +as been admitted /or to eeks, and +is prognosis is 3ery poor.)e +as t+e signs and symptoms o/ gastri0 outlet obstru0tion. ;e diagnosed t+e disease and are planning to operate on+im.Inte!2ie)e!:;ould you kindly tell me t+e mental state o/ t+e patient?*h+sician: Des, +e is assumed to be depressed. ! +a3e not told t+e diagnosis to t+e patient, but ! +a3e told +is /amily.

    Alt+oug+ e3ery patient s+ould kno about t+e nature o/ +is disease and possible prognosis... but be0ause o/ t+epsy0+ologi0al stress it mig+t 0ause, and be0ause +e mig+t not agree it+ our treatment, e did not tell. !n t+e past, some

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 45

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    46/64

    people +a3e re/used our treatment a/ter knoing t+at t+eir disease as 3ery serious.Inte!2ie)e!:So, you t+ink t+at telling t+e diagnosis depends on +o t+ey ould a00ept t+eir 0ondition?*h+sician:Des, it depends on +o t+e patients a00ept t+e diagnosis, +o mu0+ t+ey understand and +o mu0+ t+eya00ept t+e treatment. !t depends on t+eir general knoledge and edu0ational status. +e patient must kno t+e a0tualsituation about +is disease ! s+ould tell about +is disease and its prognosis and probable out0ome. Alt+oug+ t+e patientas su//ering /rom 0an0er, e did not tell +im about t+e disease, be0ause e ere a/raid t+at +is mental state ould be

    eakened and also +e ould not /ollo t+e treatment plan i/ +e kne about +is disease. Des, t+e patient +as t+e rig+t tokno +is diagnosis, but e did not tell it in t+is 0ase, and t+us t+e et+i0al issue arose.

    &'&'1 The chi#d )ith #eukaemia )ho )as not t!eated*h+sician:=ne patient as a boy o/ about eig+t years o/ age +o presented it+ 3ery se3ere +aemorr+agi0mani/estations and t+e diagnosis as 0on/irmed to be leukaemia. And not a 3ery good prognosis eit+er. +e /at+er as adri3er. ! told +im t+at it as leukaemia, blood 0an0er, and probably e3en i/ +e pro3ided treatment, t+e 0+ild may notsur3i3e more t+an a /e years. ! also told +im t+e 0ost in3ol3ed. !t all no depended on +im. +e /at+er as 3ery /rank.)e told me t+at in t+at 0ase +e ould not get +is boy treated and took +im +ome.*h+sician:! t+ink basi0ally +et+er to treat or not to treat... you tell t+e /a0ts to t+e parent. And, in spite o/ t+at, i/ t+eparent ants to treat t+e patient a/ter you +a3e des0ribed t+e prognosis and 0ost o/ t+e treatment, ! t+ink you +a3e topro3ide t+e treatment.Inte!2ie)e!:Dou said t+at t+e /at+er did not ant to get +is 0+ild treated be0ause o/ t+e poor prognosis and be0ause o//inan0ial problems. (o you see any problem in t+e 0lini0al setting in t+is 0onne0tion?*h+sician:! t+ink i/ you +a3e got a 3ery good 0lini0al unit, +i0+ ill treat and /ollo up t+ese patients, and i/ t+ego3ernment 0an 0o3er t+e 0ost, in t+at situation ! ould tell t+e /at+er t+at >yes, t+ese t+ings are a3ailable +ere, and noe are going to treat t+is patient. Cet9s +ope t+at +e ill get better, but let us see +at ill +appen>

    &'&'3 The chi#d )ith h+d!oce"ha#us*h+sician: Re0ently, a parent 0ame it+ a small 0+ild +o as about t+ree mont+s old it+ a suspe0ted enlarged +ead.And one o/ t+e possible diagnosis as +ydro0ep+alus. +e patient +ad a # s0an done and it s+oed a +uge+ydro0ep+alus. +e parents asked me about t+e treatment plan. ! kne t+at t+e 0ondition as not good, and t+e 0+ildould not sur3i3e e3en i/ it sur3i3ed t+e parents ould +a3e di//i0ulty in t+e /ollo-up. +e prognosis /or t+e 0+ild as3ery bad. ! e8plained t+e disease pattern to t+e /at+er. !/ t+e 0+ild underent an operation, t+e prognosis as not goodand t+e 0+ild ould not +a3e normal de3elopment. +e 0+ild mig+t +a3e 0ompli0ations a/ter t+e operation. ! e8plained

    e3eryt+ing to t+e /at+er. +e /at+er asked me >+at ould you do in t+is 0ase i/ it as your 0+ild?> ! told +im /rankly t+at >i/it ere my 0+ild, it+ my e8perien0e and +at ! +a3e learned /rom medi0al s0ien0e, probably ! ould not go /or t+eoperation.>*h+sician: ! 0ould +a3e told t+e /at+er to go to t+e neurosurgeon and let t+e neurosurgeon de0ide e3eryt+ing 0on0erningt+e 0+ild9s 0ondition and +at 0an be done. And tell t+e /at+er t+at ! ill not 0ure t+is patient be0ause t+is is a surgi0al0ondition. So, t+e /irst option as not to tell anyt+ing to t+e /at+er and ask +im to go to t+e surgeon. +at as t+e /irstoption.Inte!2ie)e!:;as it a di//i0ult 0ase /or you?*h+sician:!t as a di//i0ult 0ase in t+e sense t+at it as a medi0ally untreatable 0ondition. !t as surgi0ally 0orre0table,but e3en it+ surgery, t+e prognosis and t+e /uture neurologi0al seuel t+e 0+ild mig+t +a3e in t+e adoles0ent periodould +a3e been a burden to t+e /amily and t+e 0+ild may not +a3e +ad a good /ollo-up.

    &'&'4 The sus"ected a""endicitis case )ith "e#2ic inf#ammato!+ disease

    *h+sician:+is 0ase as a 7-year-old married oman +o as admitted in our ard /or pain in rig+t ilia0 /ossa $R!%&.Alt+oug+ e asked +er about any gynae0ologi0al problems, s+e 0ould not pre0isely e8plain t+e 0ause. But t+e 0lini0alsigns and symptoms pointed toards a0ute appendi0itis. So e de0ided to do appende0tomy. ;e took +er 0onsent /orappende0tomy be/ore t+e operation. ;e started t+e operation by gi3ing >gridiron> in0ision, +i0+ is a routine in0ision /orappende0tomy. )oe3er, e /ound t+at t+e appendi8 as normal, but t+e tubes ere in/lamed $salpingitis&. +ere asalso pus in t+e pel3i0 0a3ity, i.e. salpingitis it+ pel3i0 abs0ess. ;e drained t+e pel3i0 abs0ess t+roug+ t+e appende0tomyin0ision and ga3e peritoneal toilet. ;e also did appende0tomy. +e postoperati3e out0ome as good. +e patient asdis0+arged /rom +ospital a/ter t+e stit0+es ere remo3ed a/ter a 4-day postoperati3e period. But e did not tell t+e a0tualdiagnosis, i.e. pel3i0 in/lammatory disease, to t+e patient. ;e also did not tell t+at t+e 0ase as o/ pel3i0 abs0ess. %romt+e beginning e told t+e patient t+at t+e appendi8 as in/lamed. But e did not tell +er t+at t+e appendi8 as normal,and also did not tell +er +at e +ad done. +e et+i0al issue +ad arisen be0ause alt+oug+ t+e patient as 0ured anddis0+arged /rom t+e +ospital, s+e s+ould +a3e knon t+e a0tual diagnosis.*h+sician:Alt+oug+ t+e appendi8 as normal, t+e original in0ision as >gridiron> in0ision +i0+ as standard /or

    appende0tomy. So, i/ t+e appendi8 as not remo3ed and i/ t+e patient +ad gone to anot+er +ospital or i/ t+e re0ords about+er /irst operation ere lost, by looking at t+e >gridiron> in0ision, t+e do0tors ould 0on0lude t+at t+e patient +ad

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 4%

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    47/64

    undergone appende0tomy and t+us t+e diagnosis 0ould be rong. So, alt+oug+ t+e appendi8 as normal, e still did t+eappende0tomy.Inte!2ie)e!: Dou told t+e patient t+at t+e 0ase as o/ appendi0itis at t+e 3ery beginning, but you did not tell t+e patientt+at t+e a0tual diagnosis as pus in t+e pel3i0 0a3ity?*h+sician: +at is 0orre0t, ! did not tell about t+at.Inte!2ie)e!: (o you t+ink t+at t+e patient +as t+e rig+t to kno t+e a0tual diagnosis?

    *h+sician: Des.Inte!2ie)e!:Dou did not tell t+e patient about t+e a0tual diagnosis +o do you /eel about t+at?*h+sician: ! t+ink ! s+ould +a3e told t+e a0tual diagnosis. +e patient lost t+e rig+t to kno t+e diagnosis.

    &','( The chi#d )ith non56odkin7s #+m"homa*h+sician: A 5-year-old boy +o 0ame /rom a distri0t 7 miles nort+ o/ t+e 0ity is presently admitted in our ard. )e asuite ill +en +e 0ame to t+e +ospital. ;e in3estigated t+e 0ase and it turned out to be a 0ase o/ non-)odgkin9slymp+oma $)C&. ;+en +e got t+e diagnosis, e routinely re/erred +im to t+e on0ologist 0on0erned. +e on0ologistad3ised a treatment regime and e ga3e t+e treatment to t+e boy in t+e ard. ;e sent t+e patient to t+e on0ologist /or/ollo-up and t+e treatment as 0+anged. )ere, +at bot+ers me is t+at... e did +at e 0ould /or t+e 0+ild. As /or t+eparents, t+ey 0ame to t+is +ospital as it is a big +ospital and t+ey +ad /ait+ in us. +ey asked us about t+e 0ondition o/ t+e0+ild. ;e replied t+at t+e 0+ild as ill, but e ould try our best, t+at is +at e told t+em.*h+sician: But e did not tell anyt+ing to t+e patient9s parents about t+e treatment being gi3en. ;e +a3e not e8plained.+e reason t+at e did not in/orm t+em about t+e treatment as t+at t+ey ere peasants /rom t+e 0ountry and ould notunderstand +at e ere saying.*h+sician:! /eel un0om/ortable it+ t+e treatment gi3en to t+e patient. ;+at ! +ad read and +at ! kno is t+at /or )C,depending on t+e 0ell types, t+ere are at least /our types o/ treatment a3ailable. %rankly, t+ose are trial drugs. +eational #an0er !nstitute o/ Britain +as also anot+er regime. ;it+ t+at regime t+ere are /a3ourable /i3e-year sur3i3al ratesand mortality rates. *ost o/ t+e latest regimes +a3e 7-5E /i3e-year sur3i3al rates. early all o/ t+em +a3e more t+an47E /i3e-year sur3i3al rates. !n spite o/ t+at, /or t+e 0+ildren it+ t+is disease in our 0ountry, e do not gi3e t+oseregimes. ;e do not gi3e t+ese standard drugs. ;e +a3e to gi3e t+e drugs t+at are a3ailable. By a3ailable drugs ! mean+at t+e on0ologist supplies /ree. *ostly, ine0tions o/ =n0o3in, (e8amet+asone, and ndo8an are a3ailable and aregi3en. +at9s all.Inte!2ie)e!:;+at did you tell t+e parents?*h+sician:+at9s +at made me un+appy. (o e +old ba0k t+e in/ormation? ;+at ! +a3e +eard is t+at in ;estern0ountries p+ysi0ians e8plain to t+e patients be/ore+and, +at treatment t+ey are going to gi3e, and +at are t+e possibleout0omes and untoard side-e//e0ts. )ere, e do not do anyt+ing like t+at. +e patients and t+eir /amilies +a3e greate8pe0tations /rom us. !s it /air t+at e do not tell t+em anyt+ing? ;e do our best, but e also /oresee t+e out0ome o/ t+etreatment. ;e kno t+at in most o/ su0+ 0ases t+e patients are not going to be all rig+t. ! /eel sorry /or t+at.

    &','& 8o)n s+nd!ome9 #eukaemia and chemothe!a"+*h+sician:!t is a girl it+ (on syndrome and leukaemia. ! told t+e mot+er about leukaemia in layman9s terms, but !t+ink s+e did not understand t+e a0tual 0onseuen0e o/ t+e disease. S+e is still +oping /or t+e sur3i3al o/ t+e 0+ild, ands+e ants us to gi3e 0+emot+erapy. +e girl +as +ad t+is disease /or a long time, and no s+e +as se0ondaries. +ere isin/iltration into t+e skin. +e 0ondition +as deteriorated and s+e is in t+e last stage o/ leukaemia. S+e 0ame /rom t+e0ountryside and t+e /at+er as le/t be+ind. !/ ! e8plain to t+e mot+er t+at t+e 0+ild as at t+e last stage, it is our 0ulturet+at t+ey ould go ba0k +ome, so t+at t+e 0+ild ould +a3e a reunion it+ t+e rest o/ t+e /amily members.Inte!2ie)e!: ;+at did you do in t+is 0ase?

    *h+sician:! ga3e 0+emot+erapy and did some in3estigations. !n spite o/ t+at, t+e 0ondition o/ t+e 0+ild deteriorated. +emot+er understood t+e (on syndrome, and ! told +er t+at t+e 0+ild +ad leukaemia. )oe3er, s+e did not kno t+eprognosis o/ leukaemia. ! did not tell +er t+at t+e patient as at t+e late stage and t+e prognosis as bad.*h+sician: !/ ! told t+e mot+er t+e a0tual situation, s+e ould go ba0k to t+e 3illage. S+e ould not take t+e0+emot+erapy. !n addition, s+e ould not take t+e treatment /or in/e0tions. +e 0+ild ould die soon it+ septi0aemia.=t+erise, t+e mot+er ould stay +ere and 0ontinue taking t+e treatment, +oping... !n t+at 0ase, t+e 0+ild ould gettreatment /or leukaemia as ell as t+e in/e0tion. As t+e girl +as leukaemia, s+e ould +a3e to su//er a lot during +er lastdays be0ause o/ t+e in3asi3e in3estigations. And it ould 0ost t+e /amily a lot. Fust one dose o/ 0+emot+erapy ise8pensi3e. Some patients may +a3e remission, but it is s+ort. +e 0ost o/ treatment ill be so +ig+ t+at +en t+ey goba0k t+ey ill +a3e no +ome to return to be0ause t+ey ould +a3e sold t+e +ouse to get t+e money /or t+e treatment.Inte!2ie)e!:;+at is your de0ision no? Are you going to tell or not?*h+sician:! +a3e not told yet.Inte!2ie)e!:;+at options do you +a3e?

    *h+sician:! +a3e no options ! did not tell t+e mot+er about t+e prognosis. S+e is still +ere and t+e 0+ild is taking t+etreatment.

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 4+

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    48/64

    &',', The case of tu0a# #iation*h+sician: ;ell, ! +ad to /a0e a di//i0ult 0ase today in t+e +ospital. ! e8amined a patient +o as in a 3ery bad s+ape. !tas a 0ase o/ /ull-term pregnan0y it+ e0lampsia. S+e +ad a +istory o/ +ig+ blood pressure. S+e +ad deli3ered t+ree0+ildren be/ore and only one as ali3e. +is time also +er blood pressure as 3ery +ig+ and ! +ad to do a 0aesareanse0tion.

    A/ter per/orming t+e 0aesarean se0tion, ! +ad to per/orm a tubal ligation. And, ! t+ink, it as a 0ase +i0+ mig+t raise anet+i0al issue, be0ause ! as unable to seek t+e permission o/ t+e /at+er o/ t+e 0+ild. +e main reason +y e did not taket+e 0onsent o/ t+e /at+er as t+at ! as sure t+at +e ould not gi3e +is permission /or tubal ligation.+ey ould say t+at t+ey +ad only one issue pre3iously and t+ey ould like to +a3e more 0+ildren. +at is ignoran0e, !ould say. !t is t+e most important /a0tor +ere, t+e ignoran0e and illitera0y o/ t+e people.! (idnGt tell t+e patient a/ter t+e operation. ! am more t+an sure t+at ! did t+e rig+t t+ing.

    &','1 The sus"ected a""endicitis case )ith "e#2ic inf#ammato!+ disease*h+sician: +is 0ase as a 7-year-old married oman +o as admitted in our ard /or pain in rig+t ilia0 /ossa $R!%&.Alt+oug+ e asked +er about any gynae0ologi0al problems, s+e 0ould not pre0isely e8plain t+e 0ause. But t+e 0lini0alsigns and symptoms pointed toards a0ute appendi0itis. So e de0ided to do appende0tomy. ;e took +er 0onsent /orappende0tomy be/ore t+e operation. ;e started t+e operation by gi3ing >gridiron> in0ision, +i0+ is a routine in0ision /or

    appende0tomy. )oe3er, e /ound t+at t+e appendi8 as normal, but t+e tubes ere in/lamed $salpingitis&. +ere asalso pus in t+e pel3i0 0a3ity, i.e. salpingitis it+ pel3i0 abs0ess. ;e drained t+e pel3i0 abs0ess t+roug+ t+e appende0tomyin0ision and ga3e peritoneal toilet. ;e also did appende0tomy. +e postoperati3e out0ome as good. +e patient asdis0+arged /rom +ospital a/ter t+e stit0+es ere remo3ed se3en days a/ter t+e operation. But e did not tell t+e a0tualdiagnosis, i.e. pel3i0 in/lammatory disease, to t+e patient. ;e also did not tell t+at t+e 0ase as o/ pel3i0 abs0ess. %romt+e beginning e told t+e patient t+at t+e appendi8 as in/lamed. But e did not tell +er t+at t+e appendi8 as normal,and also did not tell +er +at e +ad done. +e et+i0al issue +ad arisen be0ause alt+oug+ t+e patient as 0ured anddis0+arged /rom t+e +ospital, s+e s+ould +a3e knon t+e a0tual diagnosis.Alt+oug+ t+e appendi8 as normal, t+e original in0ision as >gridiron> in0ision +i0+ as standard /or appende0tomy. So,i/ t+e appendi8 as not remo3ed and i/ t+e patient +ad gone to anot+er +ospital or i/ t+e re0ords about +er /irst operationere lost, by looking at t+e >gridiron> in0ision, t+e do0tors ould 0on0lude t+at t+e patient +ad undergone appende0tomyand t+us t+e diagnosis 0ould be rong. So, alt+oug+ t+e appendi8 as normal, e still did t+e appende0tomy.Inte!2ie)e!: Dou told t+e patient t+at t+e 0ase as o/ appendi0itis at t+e 3ery beginning, but you did not tell t+e patient

    t+at t+e a0tual diagnosis as pus in t+e pel3i0 0a3ity?*h+sician:+at is 0orre0t, ! did not tell about t+at.Inte!2ie)e!:(o you t+ink t+at t+e patient +as t+e rig+t to kno t+e a0tual diagnosis?*h+sician:Des.Inte!2ie)e!: Dou did not tell t+e patient about t+e a0tual diagnosis +o do you /eel about t+at?*h+sician:! t+ink ! s+ould +a3e told t+e a0tual diagnosis. +e patient lost t+e rig+t to kno t+e diagnosis.

    &'1'( The infant )ho )as not !efe!!ed fo! "!o"e! t!eatment*h+sician:=ne o/ t+e neonatal 0ases 0ame /rom a distri0t +ospital in t+e suburb o/ t+e 0ity. +e obstetri0ian and t+epaediatri0ian t+ere did not +a3e a good relations+ip. +e baby as a /or0eps deli3ery, and it +ad birt+ inury resulting in+aematoma o/ t+e +ead, +i0+ is a pre0ipitating /a0tor /or neonatal aundi0e. ;e s+ould look /or aundi0e /rom day 1.+ere as a +istory o/ e80+ange trans/usion in a pre3ious 0+ild. +e +istory o/ e80+ange trans/usion as not taken. !t asblood group >=>. +us, t+e birt+ inury, +aematoma o/ t+e +ead, blood group >=> and +istory o/ e80+ange trans/usion in

    t+e sibling, all suggested monitoring neonatal aundi0e in t+e neborn baby. !n spite o/ t+at, t+e obstetri0ian did not0onsult t+e paediatri0ian in t+e same +ospital. S+e looked a/ter t+e baby by +ersel/. At last, t+e baby +ad intense yello0oloration $o/ t+e skin&. !n spite o/ t+at, s+e did not re/er t+e baby to us. S+e sent t+e mot+er to 0onsult a paediatri0ian+o as pra0ti0ing pri3ately in t+at distri0t. ;+en t+e baby /inally arri3ed +ere on day 5, +e +ad impending kerni0terus.)oe3er, in spite o/ our e//orts to sa3e t+e 0+ild it+ e80+ange trans/usion, t+e 0ondition deteriorated and t+e baby dieda/ter to +ours o/ e80+ange trans/usion.

    &'1'& The case of 7docto!5sho""in7 that !esu#ted in disco2e!+ of a ma#inant tumou!*h+sician:Sometimes, patients +o are being seen by anot+er 0onsultant, ould like to 0ome o3er and seek youropinion as ell. ! ant to dis0ourage 9do0tor-s+opping9 by all means. But i/ t+e patient is in trouble, or in 0ase t+ey reallypus+ me +ard, t+en ! +a3e to gi3e in, but t+is is against t+e et+i0s. ! am not 3ery sure +et+er it is good or bad /or t+epatient. Cike yesterday, t+ere as a '-year-old lady +o as seen by anot+er do0tor in t+e last eig+t mont+s. But t+epatient as not /eeling better. S+e +ad pain in +er ba0k and t+e do0tor +ad tried all kinds o/ pain killers. S+e 0ame o3er tome and said s+e really anted to see me be0ause s+e as not getting any better. !nitially, ! said no, but s+e insisted, and! relented. ! told t+e ot+er p+ysi0ian t+at ! as going to see +er. !t turned out t+at +er H-ray s+oed a se0ondary deposit in

    BRP Etika dan Hukum RIK-UI, 2014 4.

  • 5/26/2018 Rik Bpkm Ethum

    49/64

    t+e C- 3ertebra, +i0+ as a 0an0er, ust per+aps missed being dete0ted. +e diagnosis +as still to be 0on/irmed.Cooking at t+e 0+an0es o/ +a3ing a se0ondary, i/ it +as arri3ed in t+e bone, e also +a3e to look /or a primary. And in 0ase/rom a primary site t+ere is a se0ondary deposit in t+e bone, t+en t+e prognosis is not 3ery good.*h+sician:So, in a ay, it mig+t do some good. But not in all 0ases, be0ause most people simply go /rom one do0tor toanot+er. +ere are a number o/ people +o press you 3ery +ard to see t+em. =/ 0ourse, ! ould like to see t+e patientson t+e same day but e +a3e ot+er 0ommitments. !/ you are t+e senior person in t+e department, people like to 0onsult

    you.! do not t+ink t+at e s+ould try to en0roa0+ upon ot+er do0tors9 patients. +is is as per t+e rules. +e ay ! tried toresol3e t+is problem as to go to t+e 0onsultant 0on0erned and tell +im t+at t+is as a patient +o +ad been 0oa8ing meto see +er. (id +e +a3e anyt+ing against my seeing +er? ! t+ink an open dialogue it+ t+e 0on0erned p+ysi0ian is betterto resol3e t+is problem.Patients s+ould +a3e a 0+oi0e +om to see, +ere to see and +en to 0+ange t+e do0tor. At t+e same time, t+e do0toralso +as a responsibility. !n 0ase t+e patient is not /eeling better it+ t+e treatment o//ered, one s+ould de/initely go toanot+er person and seek a se0ond opinion. ! 3ery /reuently do so. 3en it+ one o/ my uniors ! seek a se0ond opinion.

    &'1', Co!!ectin a co##eaue7s e.cessi2e medication of a "atient*h+sician:Sometimes you see patients +o +a3e been seen by ot+er do0tors. And t+ey 0ome it+ t+e pres0riptions.Sometimes a pres0ription +i0+ +as been gi3en to t+e patient 0ontains many drugs, +i0+ may not be needed. A mot+er0ame it+ +er 0+ild +o +ad been pres0ribed a lot o/ unne0essary drugs. o, t+e uestion arises: S+ould ! tell t+emot+er t+at >(on9t gi3e t+e medi0ines, it ill +arm your 0+ild>, be0ause i/ you tell t+at, t+en your personal relations+ip it+your 0olleague mig+t be strained. But you kno t+at so many drugs are not good /or t+