rigid pavement di bandara

37
PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA BAB I ISTILAH DAN SIMBOL DALAM LINGKUP PEKERJAAN BETON RIGID I. Istilah dan Simbol 1. Dowel Ø40 = Besi polos baja dengan diameter 40 Adalah sepotong baja lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang dengan maksud sebagai sistim penyalur beban sehingga plat yang berdampingan dapat bekerja sama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang berarti. Fungsi : - Sebagai sarana penyambung plat beton (rigid) yang sudah putus atau diputus. - Sebagai tulangan sambungan melintang, sambungan kembang susut, dan sambungan pelaksanaan. - Berbentuk polos dan berukuran besar - Sebagai sliding dan transfer load devices Bagian batang dowel yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dgn bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah korosi kering (dicat), maka bagian ini harus dilapisi dgn lapisan tipis pelumas ( dengan cara menyapukan) segera sebelum dowel dipasang. Ujung dowel yg dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan tupi/penutup topi. Pelapis dowel dari jenis plastik yang telah teruji dapat digunakan sebagai pelumas, atau menggunakan jenis pelapis lain yang dimaksudkan untuk mencegah lekatan ada atau karat. - Satu sisi lekat pada plat beton dan sisi lainnya tidak (sliding) - Berlokasi pada ½ tebal plat dan sejajar dengan as konstruksi. - Tidak overlap dengan tie bar SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 1

Upload: khalid-mappangara

Post on 20-Oct-2015

192 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

Rigid Pavement Di Bandara

TRANSCRIPT

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

BAB I

ISTILAH DAN SIMBOLDALAM LINGKUP PEKERJAAN BETON RIGID

I. Istilah dan Simbol

1. Dowel Ø40 = Besi polos baja dengan diameter 40

Adalah sepotong baja lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang dengan maksud sebagai sistim penyalur beban sehingga plat yang berdampingan dapat bekerja sama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang berarti.

Fungsi :

- Sebagai sarana penyambung plat beton (rigid) yang sudah putus atau diputus.

- Sebagai tulangan sambungan melintang, sambungan kembang susut, dan sambungan pelaksanaan.

- Berbentuk polos dan berukuran besar

- Sebagai sliding dan transfer load devices

Bagian batang dowel yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dgn bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah korosi kering (dicat), maka bagian ini harus dilapisi dgn lapisan tipis pelumas ( dengan cara menyapukan) segera sebelum dowel dipasang. Ujung dowel yg dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan tupi/penutup topi. Pelapis dowel dari jenis plastik yang telah teruji dapat digunakan sebagai pelumas, atau menggunakan jenis pelapis lain yang dimaksudkan untuk mencegah lekatan ada atau karat.

- Satu sisi lekat pada plat beton dan sisi lainnya tidak (sliding)

- Berlokasi pada ½ tebal plat dan sejajar dengan as konstruksi.

- Tidak overlap dengan tie bar

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 1

2. Sengkang Ø8 – 230 = Besi diameter 8 dgn jarak masing-masing 230

3. 4Ø12 = Besi diameter 12 berjumlah 4

4. U32 = Tegangan leleh karakteristik atau tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 3,200 kg/cm2.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 2

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

5. fs 45 kg/cm2 = Istilah untuk kekuatan suatu Pelat Beton dengan kuat karakteristik 45 kg/ cm2

6. Tie Bar D40

= Tiebar Deformed 40 artinya Batang baja yang diprofilkan (besi ulir) dengan diameter 40 (berdasarkan hitungan pabrikan)

- Tie bar digunakan dengan arah tegak lurus pada sisi sambungan susut dan sambungan kunci untuk menjaga sisi yang disambungkan tetap berada dalam jarak yang ditentukan.

- Sebagai unsliding dan rotation devices- Baja berulir atau deformed- Kedua sisi lekat dengan plat beton- Berlokasi pada tempat sambungan, pada elevasi ½ tebal plat- Tidak overlap dengan dowel atau tulangan lainnya.

7. Bahan pengisi sambungan (Joint filler)

Adalah suatu bahan yang bersifat plastis yang dipasang pada celah sambungan muai, guna mencegah masuknya benda-benda asing kedalam celah.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 3

8. Bahan penutup sambungan (joint sealant)

Adalah suatu bahan yang bersifat elastis yang dipasang pada bagian atas dari sambungan yang dimaksudkan untuk mencegah masuknya benda-benda asing kedalam celah.

9. Batang yang diprofilkan (Deformed Bars)

Adalah batang tulangan prismastis atau dipuntir yang permukaannya diberi rusuk-rusuk yang terpasang tegak lurus atau miring terhadap muka batang, dengan jarak antara rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 diameter batang pengenalnya.

10. Dudukan tulangan (Reinforcement chairs)

Adalah tulangan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai dudukan dan sarana pemegang tulangan arah memanjang dan melintang.

11. Sambungan Muai (Expansion Joint)

Adalah jenis sambungan melintang yang dibuat untuk membebaskan tegangan pada perkerasan beton dengan cara menyediakan ruangan untuk pemuaian.

12. Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)

Adalah jenis sambungan melintang atau memanjang yang dibuat untuk memisahkan bagian-bagian yang di cor/dihampar pada saat yang berbeda. Ditempatkan diantara beton hasil penghamparan lama dengan hasil penghamparan baru.

13. Sambungan Susut ( Contraction Joint)

Adalah jenis sambungan melintang yang dibuat dgn maksud untuk mengendalikan retak sudut beton, serta membatasi pengaruh tegangan lenting yg timbul pada pelat akibat pengaruh perubahan temperatur dan kelembaban, jarak antara tiap sambungan susut umumnya dibuat sama.

14. D10-150

Deformed/diameter 10 (besi ulir) dgn jarak terpasang 150 mm, diameter yg disyaratkan berdasarkan hitungan pabrikan.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 4

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

15. Water Semen Ratio (wcr) / Faktor Air Semen adalah berat air dibagi dengan berat semen

16. Pasta , semen Campuran antara air dengan semen

17. Mortar , pasta semen ditambah dengan agregat halus

18. Beton Bertulangan

Beton yang menggunakan tulangan dengan jumlah dan luas tulangan tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa pratekan dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.

19. Beton Pracetak

Elemen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak ditempat yang berbeda dari posisi akhir elemen dalam struktur.

20. Beton prestress (pratekan)

Beton bertulang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tekanan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 5

BAB IIBAHAN PEMBUAT BETON RIGID

II.1. Semen

Semen Portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Menurut ASTM C-150,1985, semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Semen Portland yang digunakan di Indonesia harus memenuhi syarat SII.0013-81 atau UJi Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut (PB.1989:3.2-8).Peraturan Beton 1989 (SKBI.1.4.53.1989) membagi semen Portland menjadi 5 jenis (SK.SNI T-15-1990-03:2), yaitu :

- Type I, semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya.

- Type II, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

- Type III, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan terjadi.

- Type IV, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi yang rendah.

- Type V, semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 6

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

Komposisi kimia dari kelima jenis semen tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3. (Nawy,1985:11).

Komposisi dalam

persen (%)

Karakteristik Umum

C3

SC2S C3A C4A

FCaSO4

CaO

MgO

Type I, normal 49

25 12 8 2.9 0.8 2.4 Semen untuk semua tujuan

Type II,Modifikasi 46

29 6 12 2.8 0.6 3 Relatif sedikit pelepasan panas, digunakan untuk struktur besar

Type III,Kekuatan Awal Tinggi

56

15 12 8 3.9 1.4 2.6 Mencapai kekuatan awal yang tinggi pada umur 3 hari

Type IV, Panas Hidrasi Rendah

30

46 5 13 2.9 0.3 2.7 Dipakai pada bendungan beton

Type V, tahan sulfat

43

36 4 12 2.7 0.4 1.6 Dipakai pada saluran dan struktur yang diekspos terthadap sulfat

Note : C3S = Trikalsium Silikat, senyawa ini apabila terkena air akan cepat bereaksi dan menghasilkan panas yang akan mempengaruhi kecepatan mengeras sebelum hari ke-14.

C2S = Dikalsium Silikat, Senyawa ini lebih lambat bereaksi dengan air dan hanya berpengaruh terhadap semen setelah umur 7 hari.

C3A = Trikalsium Aluminat, memberikan kekuatan awal yang sangat cepat pada 24 jam pertama.

C4AF = Tertrakalsium aluminoferrit, kurang begitu besar pengaruhnya terhadap kekerasan semen atau beton sehingga kontribusinya dalam peningkatan kekuatan kecil.

Dalam SII 0013-1981 dan Ulasan PB 1989 :- Semen Type I digunakan untuk bangunan-bangunan umum yang tidak

memerlukan persyaratan khusus.

- Semen Type II digunakan untuk konstruksi bangunan dan beton yang terus menerus yang berhubungan dengan air kotor atau air tanah atau untuk pondasi yang tertanam di dalam tanah yang mengandung air agresif (garam-garam sulfat) dan saluran air buangan atau bangunan yang berhubungan langsung dengan rawa.

- Semen Type III digunakan pada daerah yang bertemperatur rendah, terutama pada daerah yang mempunyai musim dingin (winter season)

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 7

- Semen Type IV digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang besar dan masif, umpamanya untuk pekerjaan bending, pondasi berukuran besar atau pekerjaan besar lainnya.

- Semen Type V digunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang terkena pengaruh gas atau uap kimia yang agresif yang mengandung sulfat dalam prosentase tinggi.

Persyaratan Fisika Semen Portland(Cara Pemeriksaan Semen Sesuai SII 0013-81)

NO URAIANJENIS

I II III IV V1 Kehalusan :

Sisa di atas ayakan 0,09 mm, %, maksimum 10 10 10 10 10Dengan alat Blaine, kg/cm2, minimum 2800 2800 2800 2800 2800

2 Waktu Pengikatan :Dengan Alat Vicat :

Awal, menit, minimum 45 45 45 45 45

Akhir, jam, maksimum 8 8 8 8 8

Dengan Alat Gillmore :

Awal, menit, minimum 60 60 60 60 60

Akhir, jam, maksimum 10 10 10 10 10

3 Kekekalan :

- Pemuaian dalam autoclave, maksimum 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80

4 Kekuatan Tekan- 1 hari, kg/cm2, minimum - - 125 - -

- 1+2 hari, kg/cm2, minimum 125 100 250 - 85

1+6 hari, kg/cm2, minimum 200 175 - 70 150

- 1+27 hari, kg/cm2, minimum - - - 175 2105 Pengikat Semu : (False Set)

Penetrasi Akhir, %, minimum 50 50 50 50 50

6 Panas Hidrasi :7 hari, cal/g, maksimum - 70 -- 6028 hari, cal/g, maksimum - 80 - 70

7 Pemuaian karena sulfat14 hari, %, maksimum - - - - 0,045*)

*) Bila pemuaian karena sulfat disyaratkan, syarat ini berlaku sebagai ganti dari nilai batas kadar C3A dan C4AF + 2C3A, seperti yang disyaratkan di syarat kimia.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 8

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

Standar Pengujian Sifat Fisika Menurut ASTMNO SIFAT FISIKA ASTM TEST1 Kehalusan Butir (Fineness) :

- Air Permeability- Turbidi meter- Sieving

C.204C.115C.180 (no. 100 and 200, dry)C.786 (no .50, 100, 200, wet)C.430 (no. 325, wet)

2 Kepadatan (density) C.1883 Konsistensi (concistency)

- Water requirement

- Konsistensi normal

C.109C.187

4 Pengikatan (setting time)- Time of Set

- False set

C.266 (Gillmore)C.191 (Vicat)C.807 (Vicat Modifikasi)C.451

5 Panas Hidrasi C.1866 Perubahan Volume C.1577 Kekuatan C.1098 Keawetan (durability)

Air contentReaksi AlkaliSulfate expansion

C.185C.227 (menggunakan Pyrex Glass)C.452 (untuk semen portland

Persyaratan Kimia Semen Portland (Cara Pemeriksaan Semen Sesuai SII 0013-81)/(ASTM.C-150)

NO URAIANJENIS

I II III IV V1 2 3 4 5 6 71 MgO,%,maksimum

SO3,%,maksimum5.0 5.0 5.0 5.0 5.0

2 C3A ≤ 8.0 % 3 3 3.5 2.3 2.33 C3A > 8.0 % 3.5 - 4.5 - -4 Hilang Pijar, % maksimum 3 3 3 2.5 35 Bagian tak larut, % maksimum 1.5 1.5 1.5 1.5 1.56 Alkali sbg Na2O,% maksimum*) 0.6 0.6 0.6 0.6 0.67 C3S, % maksimum**) - - - 35 -8 C2S, % maksimum**) - - - 40 -9 C3A, % maksimum**) - 8 15 7 510 C3AF+2 C3A, atau C4AF+C2F,% maks**) - - - - 20++)

11 C3S+C3A, % maksimum - 58+) - - -Note : +) Nilai ini berlaku bila disyaratkan panas hidrasi sedang bagi semen yang sedang

diuji; pengujian panas hidrasi tidak diperiksa.++) Syarat ini tidak berlaku apabila nilai pemuaian karena sulfat yang terdapat pada

syarat fisika diikutkan.*) Syarat ini hanya berlaku apabila digunakan dengan agregat beton yang reaktif

terhadap alkali.**) Syarat ini apabila perbandingan antara % Al2O3 dan % Fe2O3 lebih besar dari 0.64.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 9

Komposisi dan Kehalusan SemenJENIS PC KOMPOSISI

%Kehalusan

Cm2/gASTM C3S C2S CeA C4eFI – Normal 50 24 11 8 1800II – Moderat 42 33 5 13 1800III – Kuat Awal 60 13 9 8 2600IV – Panas Rendah 26 50 5 12 1900V – Tanah Sulfat 40 40 4 9 1900Sifat Komposisi Kimia Cepat

mengerasLambat mengeras

% kecil lebih tahan sulfat

Mengurangi suhu

Mempercepat hydrasi dan kekuatan

Note : Kehalusan butir semen yang tinggi dapat mengurangi terjadinya bleeding atau naiknya air ke permukaan, tetapi menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut. Menurut ASTM, butir semen yang lewat ayakan no.200 harus lebih dari 78 %.

Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai-bagai umur

NO UMUR BETON (HARI) 3 7 14 21 28 90 36

1 Semen Portland Biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,30

2 Semen Portland dgn Kekuatan Awal yg Tinggi

0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20

Jumlah Semen Minimum dan Nilai Faktor Air Semen Maksimum

URAIANJumlah semen

minimum per m3 beton (kg)

Nilai faktor air semen maksimum

Beton didalam ruang bangunan

a. Keadaan keliling non-korosif

b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi atau uap-uap korosif

275

325

0,60

0,52

Beton diluar ruang bangunan

a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

325

275

0,60

0,60

Beton yang masuk kedalam tanah

Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti

Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah

325

375

0,55

0,52

Beton yang kontinue berhubungan dengan air

Air tawar

Air Laut

275

375

0,57

0,52

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 10

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

Cara Penyimpanan Semen

Untuk mempertahankan mutu semen tetap baik, penyimpanan semen harus dilakukan sebagai berikut :

- Semen disimpan diruangan yang kering dan tertutup rapat.

- Semen ditumpuk dgn jarak setinggi minimum 0,50 m dari lantai ruangan, tdk menempel / melekat pada dinding ruangan dan maksimum setinggi 10 zak semen.

- Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tdk terjadi perputaran udara diantaranya dan mudah untuk diperiksa.

- Semen dari Berbagai-bagai jenis/merk harus disimpan secara terpisah sehingga tdk mungkin tertukar dengan jenis/merk lain.

- Semen yang baru datang tidak boleh ditimbun diatas timbunan semen yang sudah ada dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

- Apabila mutu semen diragukan atau telah disimpan 2 bulan maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan.

- Pada penggunaan semen curah, suhu semen harus kurang dari 700C disertai pendinginan air dan aggregat.

II.2. Air

- Air yang digunakan untuk campuran atau perawatan harus bersih dan bebas dari minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.

- Air harus terbukti baik dan memenuhi persyaratan sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut :

Jenis Pemeriksaan Persyaratan Cara Pemeriksaan (MPBJ)

pH 4,5 – 8,5 SNI 06-2422-1991Bahan Padat Total Maks 2,000 ppm PB 0302-76Bahan Tersuspensi Maks 2,000 ppm SNI 06-2422-1991Bahan Organic Maks 2,000 ppm SNI 06-2422-1991Minyak Mineral 2 % berat semen SNI 06-2422-1991Ion Sulfat (Na2SO4) 10,000 ppm SNI 06-2422-1991Ion Chlor (NaCL) 20,000 ppm SNI 06-2422-1991

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 11

- Apabila pemeriksaan contoh air tidak dapat dilakukan, maka dalam adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortal semen + pasir dengan memakai air itu dan dengan memakai air suling. Air tersebut dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortel dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90 % dari kekuatan tekan mortal dengan memakai air suling pada umur yang sama.

II.3. Aggregate

Agregat beton adalah bahan berbutir seperti pasir, kerikil, batu pecah, atau slag, yang digunakan sebagai salah satu komponen bahan campuran beton semen atau mortar. Kandungan agregat dalam campurab beton biasanya cukup tinggi yaitu berkisar 60 – 70% dari berat campuran beton.Bila dilihat dari keberadaanya dalam campuran beton, agregat berfungsi sebagai pengisi. Pada dasarnya, kandungan agregat yang lebih tinggi akan menjadikan campuran beton lebih ekonomis dalam batas-batas keharusan mencapai criteria beton keras. Oleh karma itu, dengan komposisinya yang dominant seperti itu mutu agregat harus diperhatikan karna akan menetukan batas kekuatan beton serta berpengaruh terhadap durabilitas dan kinerja structural beton.

Agregat untuk beton harus memenuhi persyaratan kekerasan, durabilitas, kebersihan, dan batasan jumlah kandungan partikel lonjang dan pipih serta kandungan material lain yang dapat merugiakan terhadap kekuatan, durabilitas maupun besi tulangan.

II.3.1. Klasifikasi Agregat

1. Klasifikasi sumber Jika dilihat dari sumbernya, agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu agregat yang berasal dari alam dan agregat buatan (artifical agregates). Contoh agregat yang berasal dari sumber alam adalah sumber alami dan kerikil, sedangkan conoh agregat buatan adalah agregat yang berasal dari alat pemecah batu (stone crusher), hasil residu terak tanur tinggi (blast furnate slag), pecahan genteng, pecahan beton, abu terbang (fly ash).

2. Klasifikasi beratBerdasarkan beratnya, ada tiga jenis agregat yaitu agregat normal, agregat ringan, dan agregat berat..Agregat normal bisa dihasilkan dari pemecahan batuan atau langsung dari sumber alam dan biasanya berasl dari jenis granit, basalt, kuarsa, dsb. Berat jenis rata-rata adalah 2,5 – 2,7 dan bobot isinya tidak boleh berkurang dari 1,2 kg/dm3Agregat ringan digunakan untuk menghasilkan beton ringan dengan bermacam-macam produk seperti bahan untuk isolasi, bahan untuk pratekan, dan bahan-bahn untuk pracetak lainnya.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 12

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

Beton yang dibuat dengan agregat ringan mempunyai keunggulan sifat lebih tahan api tetapi terdapat juga kelemahan karena ukuran pori pada beton lebih besar sehingga penyerapanya juga besar. Pada pelaksanaan disarankan menggukan takaran volume. Agregat ringan digunakan dalm campuran beton harus memenuhi syarat mutu dari ASTM C_330, “Specification For Lightweight Aggregates For Structural Concrete”.Agregat berat bisa mempunyai berat lebih besar dari 2800 kg/m3. Beton yang dibuat dengan agregat ini biasanya digunakan sebagai pelindung dari radiasi sinar-X.

3. Klasifikasi Bentuk Klasifikasi agregat berdasarkan bentuknya adalah sebagai berikut :

a. Agregat bulatBentuk bulat terjadi karena pengikisan oleh air atau karena geseka-gesekan . Rongga udaranya minmum 33%, sehingga rasio luas permukaanya kescil. Ikatan antara agregat kurang kuat oleh karena itu beton yang terbuat dari agregat bulat kurang cocok untuk struktur yang menkankan pada kekuatan atau untuk beton mutu tinggi.

b. Agregat Bulat Sebagian atau Tidak Teratur

Bentuk tidak teratur terjadi secara alamiah. Sebagian terbentuk karena pergeseran sehinga permukaan atau sudut-sudutnya berbentuk bulat. Rongga udara 35 – 38% sehingga akan membutuhkan lebih banyak pasta agar mudah dikerjakan. Beton yang dihasilkan belum cukup untuk struktur yang menekankan kekuatan atau beton mutu tinggi.

c. Agrerat BersudutAgregat ini mempunyai sudut-sudut yang tampak jelas yang terbentuk ditempat-tempat perpotongan bidang-bidang. Permukaan bidang kasar. Rongga udara 38 – 40% sehingga membutuhkan air lebih banyak lagi agar mudah dikerjakan. Ikatan antar Agregatnya baik yang memungkinkan pencapaian beton yang menekankan kekuatan atau beton mutu tinggi.

d. Agregat lonjongAgregat ini panjangnya jauh lebih besar dari pada lebarnya & lebarnya jauh lebih besar dari tebalnya. Agreat jenis ini akan berpengaruh buruk pada mutu beton

e Agregat pipihAgregat disebut pipih jika perbandingannya tebal agregat terdapat ukuran-ukuran lebar & panjangnya. Seperti halnya agregat panjang, agreat pipih juga tidak baik untuk campuran

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 13

beton. Agregat pipih mempunyai perbandingan antara panjang & lebar dengan ketebalan 1 : 3.

f. Agregat Pipih & LonjongAgregar jenis ini mempunyai panjang yang jauh lebih besar dari pada lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar dari pada tebalnya.

4. Klasifikasi Tekstur PermukaanUmumnya agregat dibedakan menjadi kasar, agak kasar,licin,agak licin. Tetapi berdasarkan pemeriksaan Visual, tekstur agregat dapat dibedakan menjadi sangat halus (glassy), halus,granular,kasar,berkristal,berpori, & berlubang-lubang. Permukaan yang kasar akan menghasilkan ikatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan permukaan agregat yang licin.

5. Klasifikasi Ukuran Butir NominalUkuran agregat berpengaruh pada kekuatan beton. Denagan menggunakan maksimum agregat yang lebih besar akan menghasilkan beton yang lebih sulit dikerjakan & kekuatannya lebih kecil dibandingkan dengan beton yang menggunakan ukuran agregat lebih kecil. Ukuran struktur beton bertulang, batasan untuk butir agregat maksimum yang digunakan adalah 40 mm (1½ “).Sebagai dasar perancangan campuran beton, untuk penentuan ukuran agregat maksimum ACI 318 memberikan batasan sebagai berikiut:

a. Seperlima dari jarak terkecil antara bidang samping cetakan.

b. Sepertiga dari tebal pelat.

c. Tiga perempat dari jarak bersih minuman di antara batang-batang atau berkas-berkas tulangan ataupun dari selubung (duching) tendon pratekan.

Berdasarkan ukuran butir, agregat dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

- Agrerat kasar ialah agrerat yang sama semua butirnya tertahan diatas saringan 4,75 mm ( ASTM C33) atau 5,0 mm (BS 812).

- Agrerat halus ialah agrerat yang semua butirnya lolos saringan 4,75 mm (ASTM C33) atau 5,90 mm (BS 812).

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 14

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

6. Klasifikasi Gradasi

Gradasi agrerat adalah distribusi ukuran agrerat. Berdasarkan gradasinya, agrerat dapat dibedakan menjadi jenis gradasi menerus (continuous grade), gradasi sela/senjang (gap grade), jenis gradasi agrerat dapat diketahui melalui pengujian analisa saringan dengan standar yang berlaku, antara lain Standar ISO, BS 812, ASTM C-33, C-136, AA.

a. Gradasi menerus

Jika agrerat terdapat pada semua ukuran butirnya & terdistribusi dengan baik, maka gradasi demikian disebut gradasi menerus. Agrerat ini lebih sering dipakai dalam campuran beton. Beton yang dihasilkan akan mempunyai angka pori yang kecil kemampuan yang tinggi yang dimungkinkan oleh interlocking yang baik.

b. Gradasi Seragam

Agregat daikatakan bergradasi sela jika salah satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi pada satu agregat halus lebih sedikit akan diperoleh kemudahan pengerjaan yang lebih tinggi. Gradasi ini tidak berpengaruh terhadap kekuatan beton, tetapi pada kondisi kecelakaan yang lebih tinggi cenderung menimbulkan segregasi.

c. Gradasi Seragam

Agregat ini mempunyai ukuran yang sama, terdiri dari batas yang sempit dari ukuran fraksi. Agrerat seragam biasanya dipakai untuk mengisi agrerat yang tidak memenuhi syarat. Beton yang dibuat dengan agrerat seragam biasanya jenis beton tanpa pasir.

II.3.2. Pengambilan Contoh Agrerat (sampling)

Contoh bahan agrerat yang hendak diuji harus menggambarkan bahan yang sama dengan yang disimpan di tempat penimbunan agrerat atau pada kemasan yang sudah siap dikirim, serta mengambil pada saat yang bersamaan juga. Teknik atau cara pengambilan contoh bahan ujiberpengaruh besar terhadap ketelitian hasil pengujian.

Dalam hal pengambilan contoh uji agrerat ada ungkapan “it is impossible to get representative sample”. Adeanyqa ungkapan tersebut berdasar pada factor-faktor terlalu sedikitnya contoh dibandingkan, ketidakseragaman mutu bahan di quarry, factor peralatan produksi, & kesalahan penanganan bahan di lapangan.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 15

1. Frekuensi Pengambilan ContohFrekuensi Pengambilan contoh agregat dipengaruhi oleh beberapa factor berikut:a. Keseragaman deposit b. Luas area quarryc. Frekuensi Perubahaan lokasi Pengambilan bahan di quarryd. Cara Penanganan agregat dari tempat produksi ke lokasi

proyek

2. Tempat-tempat yang memungkinkan untuk pengambilan contaha. Di tampat produksi agregat b. Di stok bahan tempat produksi agregat c. Dari kendaraan pengangkut d. Dari pemasok agregate. Di stok bahan di lokasi proyek

3. Jumlah Contoh Uji

Untuk mendapatkan hasil pengujian agregat dengan ketelitian yang baik, dalam mengambil contoh bahan harus diperhatikan ketentuan jumlah minimum dan cara pengambilan agregat sebagai berikut :

a. Bila keadaan memungkinkan, sekurang-kurangnya sepuluh bagian harus diambil dari tempat-tempat yang berlainan dari keseluruhan bahan. Seluruh bagian itu harus dipersatukan agar membentuk contoh bahan uji utama untuk dikirim ke laboratorium Jumlah yang di kirim ke laboratorium tidak boleh kurang dari yang tercantum pada table

Tabel 1 Berat minimum contoh bahan uji

Ukuran nominalagregat

Berat minimum dariContoh bahan uji utama

(kg)

> 28 mm 50

< 28 mm , > 5 mm 25

< 5 mm 13

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 16

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

b. Pengambilan contoh bahan uji yang terbaik ialah dilakukan ketika agregat sedang dimuat ke dalam ata sedang dibongkar dari suatu kendaraan, maupun ketika bahan- bahan ini sedang dituang dari suatu ban berjalan.

c. Perlu juga diperhatikan cara-cara penanganan yang benar dan yang salah, karena apabila contoh bahan diambil dari agregat itu salah akan berpengaruh trehadap mutu contoh uji.

II.3.3. Sifat-sifat Mekanikal Agregat (mechanical properties)

1. Lekatan (bonding)Bentuk dan tekstur permukaan agregat berpengaruh terhadap kekuatan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan tinggi.Pengaruh kuat lekat terhadap kekuatan lentur lebih besar dibandingakan dengan pengaruh terhadap kekuatan tekan. Tekstur permukaan yang lebih kasar menghasilkan lekatan yang lebih kuat antara butiran agregat dengan mortar.

Bentuk partikal juga berpengaruh terhadap prosentase rongga dalam beton,terhadap workability, dan terhadap rasio luas permukaan partikel-volume. Adanya rasio luas permukaan-volume yabg tinggi akan membutuhkan air campuran yang lebih banyak untuk mencapai suatu workability tertentu.

2. Kekuatan (strength)Kekuatan agregat memberi pengaruh terhadap kekuatan beton, tetepi pengaruhnya tidak lebih besar daripada pengaruh lekatan antara pemukaan agregat dengan mortar. Nilai kekuatan agregat biasa diperoleh dari hasil pengujian kuat hancur (crushing strength).

3. Kekuatan Tumbukan (toughness)Toughness adalah sifat ketahanan agregat terhadap tumbukan.

4. Kekerasan (hardness)Hardness adalah ketahanan agregat terhadap pengausan. Untuk boton konstruksi permukaan jalan raya dengan lalu lintas berat, sifat hardness ini menjadi sangat penting.

Metode pengujian yang umum dipakai adalah metode Los Angeles./Abrasion.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 17

II.3.4. Sifat-sifat Fisik Agregat (physical properties)

1. Berat jenis (specific gravity)Berat jenis adalah rasio massa atau berat udara dari suatu volume satuan material terhadap berat air dengan volume yang sama pada suhu yang ditetapkan.Berat jenis absolut (absolute specitifc grafity) mengacu pada volume padat tidak termasuk pori-pori didalamnya.Sedangkan berat jenis apparent (apparent specific gravity) mengacu ada volume padat termasuk pori-pori didalamnya.Berat jenis SSD (saturated surpace dry) didasarkan pada kondisi material yang pori-porinya jenuh air (saturated) tapi permukannya kering (dry).Berat, jenis apparent biasanya diperluan untuk menghitung kuantitas beton (yield), sedangkan berat jenis SSD umunya diperlukan dalam perhitungan rancangan campuran. Nilaiberat jenis agregat tidak secara langsung menggambarkan kekuatan betaon.

2. Porositas dan ResapanPorositas, permeabilitas,dan resapan agregat berpengaruh terhadap ikatan antara agregat dengan pasta semen, terhadap ketahan stabilitas kimiawi, terhadap ketahanan aus, dan terhadap nilai berat jenis. Resapan air dapat diketahui dengan cara menentukan kehilangan berat agregat kondisi SSD yang telah dikeringkan –oven selama 24 jam.

3. Kadar Air Kadar air(water content) adalah banyaknya air senilai resapan ditambah dengan air selebihnya yang terdapat pada permukaan agregat (moisture content). Kadar air dinyatakan dalam % terhadap berat kering oven. Bila rancangan campuran beton berbasis kondisi agregat SSD dan ketika dalam pelaksanaan ternyata kondisi agregatnya tidak SSD, maka untuk melakukan koreksi penakaran diperlukan nilai kadar air pada saat itu.

4. Pengembangan (bulking) Agregat Halus Untuk agregat halus,adanya moisture content akan menjadikan volume agregat lebih besar drai pada volume saat agregat dalam kondisi SSD.Hal ini disebabkan oleh terjadinya lapisan air di antara partikel-partikel agregat. Semakin halus butiran partikel agregat halus semakin besar pengembangan volume.Jika Vm adalah volume takaran agregat halus dalam kondisi agregat dalam kondisi agregat moisture content Vs adalah volume agregat dalam kondisi SSD, maka factor pengembangan agregat halus adalah Vm/Vs.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 18

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

5. Gradasi agregat Perihal definisi dan klasisikasi agregat berdasarkan gradasi sudah dijelaskan dimuka. Untuk mendapatkan campuran beton yang baik, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah gradasi. Dalam pelaksanaan, untuk pekerjaan beton yang banyak dipakai adalah agregat normal dengan gradasi yang harus memenuhi syarat standart. Tetapi untuk keperluan khusus mungkin juga dipakai agregat ringan atau agregat berat.Gradasi agregat tidak berpengaruh secara langsung terhadap kekuatan beton, tetapi berpengaruh langsung terhadap konsistensi, keseragaman, dan pencapaian kepadatan maksimum adukan beton.

6. Analisis SaringanAnalisis saringan (sieve analysis) adalah suatu proses membagi contoh (sample) agregat ke dalam fraksi-fraksi berdasarkan ukuran artikel. Analisis saringan dimaksudkan untuk menentukan gradasi atau penyebaran butir agregat. Dari hasil analisis analisis saringan juga dapat diketahui kesesuaian atau ketidak-sesuaian gradasi dengan spesifikasi. Peralatan yang dipakai dalam pekerjaan analisis saringan adalah seperangkat saringan yang mempunyai nomor-nomor saringan tertentu dan disusun secara berturut. Nomor-nomor saringan bisa menyatakan ukuran bukaan saringan (dalam inch atau dalam mm) yang dapat dilewati partikel agregat, atau dapat juga menyatakan jumlah bukaan dalam satuan luasan inch² atau mm².Contoh:Saringan 1” = luas bukaan 1 x 1 inch²Saringan No 4 = dalam 1 inch² terdapat 4 x 4 = 16 bukaan

7. Modulus Kehalusan Modulus kehalusan adalah jumlah prosentase kumulatif agregat yang tertahan diatas susunan saringan standart yaitu ASTM No. 100, 50, 30, 16, 8, 4, dst. Sampai kenomor saringan yang paling besar diatasnya. Kegunaan modulus kehalusan adalah untuk mengukur kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat. Makin besar nilai modulus kehalusan suatu agregat berarti semakin besar butiran agregatnya. Umumnya agregat halus mempunyai nilai modulus kehalusan sekitar 1,50-3,80 dan untuk agregat kasar 5 – 8.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 19

8. Ukuran Agregat Maksimum Besarnya ukuran agregat maksimum dapat diketahui dari hasil analisis saringan agregat, yaitu pada nomor saringan yang masih meloloskan 100% agregat sebelum nomor saringan yang diatasnya terdapat bagian agregat yang tertahan.Bila ukuran partikel agregat lebih besar, luas permukaan bidang kontak dengan pasta akan lebih kecil sehingga kebutuhan air campuran menjadi berkurang. Jadi untuk suatu workability dan jumlah semen yang telah ditetapkan, nilai factor air-semen dapat dikurangai sehingga memberi keuntungan terhadapan kekuatan. Akan tetapi, luas permukaan yang semakin kecil dapat mengurangi kekuatan letakan antara permukaan agregat dengan pasta.

II.3.5. Kekekalan (soudness test)

Kekekalan agregat dapat diuji dengan menggunakan larutan kimia. Jika diuji dengan larutan garam sulfat, NaSO4), bagian yang hancur maksimum adalah 10% untuk agregat halus dan 12% untuk agregat kasar, sedangkan jika diuji dengan magnesium sulfat (MgSO4) bagian yang hancur maksimum adalah 15% untuk agregat halus dan 18% untuk agregat kasar.

II.3.6. Perubahan VolemeKombinasi reaksi kimia antar semen dengan air akan mengubah kondisi beton dari plasti menjadi kering.Selain perubahan kondisi itu, juga akan terjadi perubahan volume beton yang dapat berakibat pada keretakan beton. ASTM C330 “ Specification for lightweight Aggregates for Struktural Concrete “ memberikan ketentuan batasan susut-kering beton yang menggunakan agregat ringan adalah ≤ 0, 10%.

II.3.7. Karakteristik Panas

Sifat utama agregat yang berkaitan dengan karakteristik panas adalah koefisien muai, panas jenis dan penghantar panas. Sifat-sifat itu akan sangat berpengaruh terhadap keawetan dan mutu beton.

1. Koefisien MuaiKoifisien muai beton bertambah dengan meningkatkan sifat termal agregat yang dipakai.Jika koeifisiennya besar perubahan suhu menimbulkan perbedaan gerakan sehingga dapat melepaskan letakan antara agregat dan pasta semen. Ketika beton mengalami proses panas dan dingin atau jika terjadi kebakaran, beton akan retak bilamana koefisien muai antara agregat dan pasta semen berbeda lebih dari 5,4 x 10ˉ6.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 20

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

Nilai koefisien mulai bergantung muai bergantung pada jenis bahan. Untuk agregat berkisar antara 5,4x10 sampai 12,6x10 per derajat celcius, sedangkan untuk pasata semen 10,8 x 10-6 sampai 16,2 x 10-6 per derajat celcius.

2. Panas Jenis dan Penghantar AgregatJika beton digunakan untuk pekerjaan masa atau untukpekerjaan khusus, seperti isolasi dalam bangunan pabrik, maka panas jeni perlu dihitung.

II.3.8. Bahan-bahan Lain yang Merusak

Hasil akhir mutu beton juga ditentukan oleh proses pengikatan pada beton serta pengerasan betonnya.Oleh karena itu harus diperhatikan keberadaan bahan-bahan yang dapat mengganggu atau merusak selain dari alkali dan sulfat.

1. Bahan Padat yang MenetapKeberadaan lempung, tanah liat, dan abu batu dalam agregat harus dibatasi kandungan maksimumnya. Bahan-bahan ini tidak dapat menyatu dengan semen sehingga menghalangi lekatan antara semen dengan agregat dan akbatnya kekuatan beton akan berkurangan.

2. Bahan-bahab Organik dan HumusProses hidrasi dapat terganggu oleh adanya bahan-bahan organik dalam agregat. Bahan-bahan organik yang biasa dijumpai dalam agregat adalah daun-daunan yang telah membusuk,humus,asam untuk menyamak,dan lain-lain.

II.4. Persyaratan Agregat untuk Beton

1. Persyaratan GradasiTabel 2. Syarat batas gradasi agregat halus menurut British StandartLubangan saringan

% berat butir yang lewat saringan

mm Inch I II III IV

10 3/8” 100 100 100 100

5,0 3/16” 90-100 90-100 90-100 95-100

2,36 No.7 60-95 75-100 85-100 95-100

1,18 No.14 30-70 55-90 75-1OO 90-100

0,6 No.25 15-34 35-59 60-79 80-100

0,3 No.52 5-20 8-30 12-40 15-50

0,15 No.100 0-10 0-10 0-10 0-15

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 21

Lubang saringan % lolos kumulatif

Mm Inch

9,5 3/8” 100

4,75 3/16” 95-100

2,36 No.8 80-100

1,18 No.16 50-85

0,6 No.30 25-65

0,3 No.50 10-30

0,15 No.100 2-10

Tabel 3. Syarat batas gradasi agregat halus menurut ASTM C-33

Tabel 4 Syarat batas gradasi agregat kasarMenurut British Standartd

Lubang saringan

% butir lolos saringan,Besar butirMaks.nominal

Mn Inch 40 mm 20,0 mm 14 mm37,5 1 ½ 90-100 100 -20,0 ¾ 37-70 90-100 10014,0 ½ - - 90-10010,0 3/8 10-40 30-60 50-855,0 3/16 0-5 0-10 0-10

Tabel 5 Syarat batas gradasi agregat kasar menurut ASTM Lubang Saringan % butir lolos saringan, besar butir maks. nominal

Mm Inch 37,5 mm 19,0 mm 12,5 mm

50,0 2 100 - -

38,1 1 ½ 95-100 - -

25,0 1 - 100 -

19,0 ¾ 35-70 90-100 100

12,5 ½ - - 90-100

9,5 3/8 10-30 20-55 40-70

4,75 3/16 0-5 0-10 0-15

2,36 N0. 8 - 0-5 0-5

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 22

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

Tabel 6 Syarat batas gradasi agregat gabungan Menurut British Standart

Lubang Saringan

% butir lolos saringan, besar butir maks nominal

Mm Inch 40 mm 20 mm 10 mm 5 mm50,0 2 100 -37,5 1 1/2 95-100 10020,0 ¾ 45-80 95-10014,0 ½ - - 10010,0 3/8 - - 9-1005,0 3/16 25-50 35-55 30-652,36 No7 - - 20-50 70-1001,18 No.14 - - 15-40 15-700,6 No.25 8-30 10-35 10-30 5-250,3 No.52 - - 5-15 3-200,15 No.100 0-8 0-8 0-8 0-15

2. Persyaratan Fisik dan KimiaTabel 7 Persyaratan Fisik dan kimia untuk agregat

NoJenis Pemeriksaan & Metode Uji

PersyaratanAcuan

SpesifikasiAgregat Halus Agregat Kasar

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Butiran lebih halus dari # 200, % maks.(SNI 03-41 42-1996)Kotoran organic, maks .(SNI 03-2816.1-1992)Berat jenis, min.(Agregat kasar:SNI 03-1969-1990)(Agregat halus:SNI 03-1970-1990)Resapan, % maks.(Agregat kasar:SNI 03-1969-1990)(Agregat halus:SNI 03-1970-1990)Berat isi, kg/dm3 min.(SNI 03-4804-1998)Gumpalan lempung, % maks.(SNI 03-4141-1996)Partikel ringan, % maks.(SNI 03-3416-1994)Butiran pipih, % maks.(SNI 03-1765-1990)Ketahanan thd.keausan, % maks.(SNI 03-2417-1991)Kekekalan agregat thd.-Na2O4-Mg2SO4, % maks (SNI 03-3407-1994)

3

No.3

2,5

5

1.2

3

1

-

-

1015

1

-

2,5

3

1,2

3

1

15

50

-18

ASTM

ASTM

Bina Marga

Bina Marga

Bina Marga

ASTM

ASTM

British

ASTM

ASTMASTM

Secara umum pengaruh karakeristik agregat terhadap sifat-sifat beton dijelaskan dalam Tabel 8

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 23

Tabel 8 Karakteristik, Pentingnya pada beton, dan Spesifikasi yang di butuhkan

Karakteristik Agregat Makna atau Pentingnya pada Beton

Spesifikasi yang Di butuhkan

Tanah gesekan, aus dan pecah

Indikasi kualitas agregat, dalamnya pelapukan, erosi

dan exposure

Persentasi hilang maksimum

Pengotoran kimiawi (misalnya: klorida,

sulfat)

Baja terkorosiKetahanan (durabilitas)

Persentasi pengotoran maksimum

Stabilitas kimiawi (reaktifitas)

Reaktivitas alkali Agregat tidak boleh reaktif dengan alkali

Stabilitas fisik (kekelan bentuk,’soundness’)

Karakteristik kekuatan dan durabilitas

Bentuk agregat halus kekal

Reaksi stabilitas yang tidak umum

Kerugian pada durabilitas, reaktivitas yang tidak

umum

Bila perlu

Bentuk parikel dan tekstur permukaan

Konsistensi beton segar karakteristik kekuatan

Maksimum bagian yang pipih dan memanjang

Gradasi Konsistensi beton segar karakteristik kekuatan

Persentasi maksimum dan minimum yang melalui

saringan standartBerat satuan Perhitungan perencanaan

campuranBerat satuan maksimum

atau minimum

Berat jenis Perhitungan perencanaan campuran

-

Penyerapan dan kelembaban permukaan

Pengotoran kualitas beton Perhitung penyerapan maksimum

Penyusutan agregat Penyusutan beton Persentasi maksimum

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 24

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

II.5. Penanganan dan Penyimpanan Agregat Agregat untuk campuran beton harus ditangani secara baik, karena agregat yang memiliki mutu bagus bisa menghasilkan beton yang tidak disebabkan oleh kesalahan penanganan agregat. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk penanganan agregat.

a. Segregasi dalam agregat kasar dapat dikurangi jika agregat di pisahkan dalam ukuran-ukuran tersendiri.

b. Partikel-partikel yang lebih kecil dari batas yang ditentukan untuk masing-masing ukuran harus dijaga seminimum mungkin.

c. Penumpukan agregat halus dibuat dalam lapis-lapis horizontal atau dengan sudut yang lebih landai.

d. Kendaraan-kendaraan seperti truk atau bulldozer tidak boleh dibiarkan lama berada di atas tumpukan agregat.

e. Harus dilakukan pemeriksaan secara efektif pada tumpukan agregat di batch plant terhadap kemungkinan adanya segregasi.

f. Pencampuran dua atau lebih agregat halus dengan ukuran yang berbeda harus dengan cara yang menghasilkan campuran agregat yang baik.

g. Agregat harus yang basah harus diusahakan dengan cara pengeringan sampai diperoleh kondisi jenuh kering permukaan (SSD)

II.6. Contoh Penggabungan Agregata. Contoh Penggabungan Agregat Halus + Agregat Kasar dengan Cara Analitis

Tabel 9 Contoh data hasil analisa saringan

Saringan (mm)

Agregat Kasar

Agregat Halus

Berat tertaha

n

% Berat

tertahan

% Kumulatif tertahan

% Kumulatif

lolos

Berat tertaha

n

% Berat

tertahan

% Kumulatif tertahan

% Kumulatif lolos

38199.64.82.41.20.60.30.15sisa

00

6402709000000

0064279

006491100

1001003690

0005075

19022029015520

0005

7,5192229

15,52

0005

12,531,553,582,598

100

10010010095

87,568,546,517,5

20

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 25

Pada saringan no. 4.8 : Ukuran agregat maksimum adalah 19 mm Yo = ½ (30 + 48) = 39% Y1 = 95% Y2 = 9%

Yo = Y1(X/100) + Y2{(100- X)/100}39 = 95(X/100) + 9{(100-X)/100}39 = 0,95X + 9 – 0,09X0,86 X = 30X = 34,88% ~ 35%Jadi proporsi agregat halus = 35% dan proporsi agregat kasar = 100 – 35 = 65%

II.7. Contoh Penggabungan Agregat Halus + Agregat Kasar dengan cara grafis Bujur Sangkar.

1). Untuk agregat halus, data % kumulatif lolos saringan diplot pada sumbu vertikal sebelah kiri (lihat angka-angka yang dicetak miring)

2). Untuk agregat kasar, data % kumulatif lolos saringan diplot pada sumbu vertikal sebelah kanan (lihat angka-angka yg dicetak miring)

3). Pada nomor saringan yang sama, angka-angka untuk agregat halus dan agregat kasar dihubugkan dengan garis lurus.

4). Nilai-nilai batas gradasi untuk masing-masing nomor saringan diplot pada garis nomor saringan yang bersangkutan (lihat angka-angka yang bergaris bawah).

5). Titik yang paling kanan dari titik-titik yang ada disebelah kiri dan titik yang paling kiri dari titik-titik yang ada disebelah kanan menjadi koridor persentase proporsi agregat halus-agregat kasar.

II.8. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)

1. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila butir-butir tersebut tidak melampaui 20 % dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 1 % maka agregat kasar tersebut harus dicuci.

3. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20t dengan mana harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 26

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 – 19 mm lebih dari 24 % berat,

- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22 %. Atau dengan mesin Los Angeles tidak boleh kehilangan berat lebih dari 50 %.

4. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat berikut :

- Sisa diatas ayakan 31.5 mm harus 0 % berat

- Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat.

- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.

II.9. Agregat Campuran (Agregat Halus dan Kasar)

1. Susunan butir agregat campuran untuk beton dengan mutu tinggi harus diperiksa dengan melakukan analisa ayakan. Untuk itu ditetapkan susunan ayakan dengan lubang-lubang persegi, dengan ukuran lubang dalam mm berturut-turut : 31.5 - 16,8 – 6 – 2 -1 -0.500 – 0.250 (ayakan ISO). Apabila susunan ayakan ini tidak tersedia, atas ijin Direksi dapat memakai ayakan lain dengan ukuran mendekati ukuran tersebut diatas.

2. Berikut grafik analisa campuran agregat yang sering ditemui dalam pelaksanaan di lapangan untuk membantu kita bagaimana tindakan yang harus diambil guna menyikapi hasil dari suatu campuran.

II.10.Sifat-Sifat Agregat Dalam Campuran Beton

Agregat yang digunakan di Indonesia harus memenuhi syarat SII 0052-80, “ Mutu dan Cara Uji Agregat Beton “ dan dalam hal-hal yang tidak termuat dalam SII.0052-80 maka agregat tersebut harus memenuhi syarat dan ketentuan yang diberikan oleh ASTM C-33-82, “ Standar Specification for Concrete Aggregat” (Ulasan PB, 1989:14)

1. Serapan AirSerapan air dapat dihitung dari banyaknya air yang mampu diserap oleh agregat pada kondisi jenuh permukaan kering (JPK) atau saturated surface dry (SSD), kondisi ini merupakan :(a). Keadaan kebasahan agregat yang hampir sama dengan agregat

dalam beton, sehingga agregat tidak akan menambah maupun mengurangi air dari pastanya.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 27

(b). Kadar air di lapangan lebih banyak mendekati kondisi SSD daripada kondisi kering tungku.

2. Kadar AirKadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat. Kadar air agregat dapat dibedakan menjadi 4 jenis :

- Kadar air kering tungku, yaitu keadaan yang benar-benar tidak berair.

- Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering tetapi sedikit mengandung air dalam porinya dan masih dapat menyerap air.

- Jenuh Kering Permukaan atau JPK, yaitu dimana tidak ada air dipermukaan agregat, tetapi agregat tersebut masih mampu menyerap air. Pada kondisi ini, air dalam agregat tidak akan menambah atau mengurangi air pada campuran beton.

- Kondisi basah, yaitu kondisi dimana butir-butir agregat banyak mengandung air, sehingga akan menyebabkan penambahan kadar air campuran beton.

3. Berat Jenis dan Daya Serap Agregat

Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat Jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap adalah jika semakin tinggi nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut.

4. Berat Jenis dan Daya Serap Agregat- Gradasi Agregat Normal

SK. SNI T-15-1990-03 memberikan syarat-syarat untuk agregat halus yang diadopsi dari British Standard di Inggris. Agregat halus dikelompokkan dalam 4 zona (daerah) seperti dalam table 4.7. tabel tersebut dijelaskan dalam gambar 4.5a. sampai 4.5.d untuk mempermudah pemahaman.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 28

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

II.11.Bahan Tambah Campuran Beton

1. Bahan Tambah Mineral ( additive )Bahan Tambahan mineral ini merupakan bahan tambah yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini bahan tambah mineral ini lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan tambah mineral ini cenderung bersifat penyemenan. Beberapa bahan tambah mineral ini sebagai berikut :

a. Pozzollan

b. Abu terbang batu bata (fly ash)Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) di definisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batubara.

c. Abu terbang batu bata (fly ash)Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) di definisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran batubara atau bubuk batubara.

Tabel II.4.3. Kandungan Kimia Fly AshSenyawa Kimia Jenis F Jenis C

Oksida Silika (SiO2) + Oksida Alumina (Al2O3) + Oksida Besi (Fe2O3) , minimum %

70.0 50.0

Trioksida Sulfur (SO3), maksimum % 5.0 5.0

Kadar Air, maksimum % 3.0 3.0

Kehilangan Panas. Maksimum % 6.0A 6.0

Note : A = Penggunaan sampai dengan 12 % masih diijinkan jika ada perbaikan kinerja.

d. Slag

Definisi slag dalam ASTM. C.989. (ASTM, 1995:494) adalah produk non-metal yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pembakaran yang kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkannya dalam air.

e. Silika fume

Menurut ASTM C.1240,1995:637-642) adalah material pozzollan yang halus, dimana komposisi silica lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisa produksi silicon atau alloy besi silicon (dikenal sebagai gabungan antara microsilika dengan silica fume).

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 29

Tabel II.4.5. Komposisi Kimia Silica fumeKimia Berat Dalam persen

SiO2 (Oksida Silika) 92 – 94

Karbon 3 – 5

Fe2 O3 (Oksida Besi) 0.10 – 0.50CaO 0.10 – 0.15

Al2 O3 0.20 – 0.30

MgO 0.10 – 0.20

MnO 0.008

K2O 0.10

Na2O 0.10

Fisika Berat Dalam Persen

Berat Jenis 2.02Rata-rata ukuran partikel, µm 0.1

Lolos ayakan no. 235 dala, % 99.00

Keasaman pHb (10%air dalam slurry) 7.3

Sumber : Yogendran, et al,. ACI Material Journal, Maret/April, 1987:125

- Selain dari table 5.2. komposisi kimia dan fisika yang dibutuhkan silica fume dapat dilihat di table 1 sampai table 4 ASTM.C.1240

f. Penghalus Gradasi (Finely divided mineral admixtures)- Berupa mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan-

perbedaan pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada atau kurang dalam agregat.

- Untuk menaikkan mutu dari beton yang akan dibuat.- Mengurangi permeabilitas atau expansi dan juga mengurangi biayai

produksi beton.

Beberapa keuntungan penggunaan bahan mineral ini antara lain (Cain,1994:500-508) :- Memperbaiki kinerja workability- Mengurangi panas hidrasi- Mengurangi biaya pekerjaan beton- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 30

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika- Mempertinggi usia beton- Mempertinggi kekuatan tekan beton- Mempertinggi keawetan beton- Mengurangi penyusutan- Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton

II.12.Bahan Tambah Kimia

Menurut standar ASTM C 494 (1995:254) dan Pedoman Beton 1989 SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989:29), jenis bahan tambah kimia dibedakan menjadi 7 (tujuh) bahan tambah kimia, antara lain :

1. Tipe A Water Reducing AdmixturesAdalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.

2. Tipe B Retarding AdmixturesAdalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton.

3. Tipe C Accelerating AdmixturesAdalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan kimia antara lain : kalsium klorida, senyawa-senyawa garam seperti klorida,bromide,karbonat, silikat dan terkadang senyawa organic lainnya seperti tri-etanolamin.

4. Tipe D Water Reducing dan Retarding Admixtures

- Pengurang air dan pengontrol pengering (water reducing admixture).

- Menambah kekuatan beton.

- mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air.

- Bahan ini berujud cair

5. Tipe E Water Reducing dan Accelerating Admixtures

- Mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.

- mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan pengurangan kandungan air yang artinya FAS yang digunakan tetap dengan mengurangi kadar air.

– Bahan ini hamper semuanya berujud cair.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 31

6. Tipe F Water Reducing, High Range Admixtures

- berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih

- Jenis bahan ini dapat berupa superplasticizer.

- Dosis yang disarankan adalah 1 % s/d 2 % dari berat semen (apabila berlebihan dapat menyebabkan menurunnya kekuatan tekan beton.

7. Tipe G Water Reducing, High Range Ritarding Admixtures

- berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih

- Menghambat pengikatan beton

- Jenis bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan menunda waktu pengikatan beton.

- Digunakan dalam kondisi pekerjaan yang sempit karena sedikitnya sumber daya yang mengelola beton yang disebabkan oleh keterbatasan ruang kerja.

II.13.Bahan Tambah Lainnya

1. Air Entrainingmembentuk gelembung-gelembung udara berdiameter 1 mm atau lebih kecil di dalam beton atau mortar selama pencampuran, dengan maksud mempermudah pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambah ketahanan awal pada beton.

2. Beton Tanpa Slump

Didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump sebesar 1 inch (25.4 mm) atau kurang, sesaat setelah pencampuran.

3. Polimerdapat menghasilkan kekuatan tekan beton yang tinggi sekitar 15.000 psi (1.000 psi = 6,9 MPa) atau lebih dan kekuatan belah tariknya sekitar 1.500 Psi atau lebih.

4. Bahan Pembantu Untuk Mengeraskan Beton (hardener concrete)

- digunakan utk permukaan beton yang harus menanggung beban berat yang akan menimbulkan keausan pada permukaan beton

- Ada dua jenis yaitu agregat beton terbuat dari bahan kimia dan agregat metalik, terdiri dari butiran-butiran yang halus.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 32

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

5. Bahan Pembantu Kedap Air (water proofing)

- Untuk digunakan pada beton yang terletak di dalam air atau berada di dekat permukaan air tanah.

- bahan yang mempunyai partikel-partikel halus dan gradasi yang menerus yang memungkinkan mengurangi permeabilitas air.

6. Bahan Tambah Pemberi Warna

- Untuk beton yang diexpose permukaan yang memerlukan keindahan permukaan.

- Pemberian warna dgn cara menaburkan pasir silica atau agregat metalik selagi permukaan beton masih dalam keadaan segar.

7. Bahan Tambah Untuk Memperkuat Ikatan Beton Lama dgn Beton Baru (Bonding Agent For Concrete)

Bahan tambah ini biasanya di sebut bonding agent yang merupakan larutan polimer.

II.5. Baja dan Batang Tulangan

Pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum pada tabel II.4.1.

Tabel II.4.1. Mutu Baja Tulangan

Mutu SebutanTegangan leleh karakteristik (ơau) atau tegangan karakteristik yang memberikan regangan tetap 0.2 % (ơ0.2)

U – 22 Baja Lunak 2.200

U – 24 Baja Lunak 2.400

U – 32 Baja Sedang 3.200

U – 39 Baja Keras 3.900

U - 48 Baja Keras 4.800

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 33

Baja dan batang tulangan yang biasanya dipakai dalam beton rigid ada tiga jenis yaitu tie bar, dowel dan wire mesh yang masing-masing mempunyai fungsi tulangan.Baja dan batang tulangan sebelum digunakan, harus terlebih dahulu dilakukan pengujian di laboratorium independen / yang ditunjuk oleh Direksi.Adapun prosedur untuk penggunaan material tersebut adalah sebagai berikut :

- Mengajukan material baja/besi yang digunakan minimal sebanyak 3 sampel yang disertai dengan lampiran brosur, mail certicicate.

- Hasil pengajuan kemudian di lakukan kajian teknis oleh Direksi, kemudian dikeluarkan rekomendasi untuk dilakukan pengujian lab independen.

- Hasil pengujian dari lab independen, dikaji Direksi dengan mengacu pada spesifikasi yang kemudian dikeluarkan surat rekomendasi penggunaan material tersebut.

- Tetapi dalam pelaksanaan lapangan, apabila ditentukan oleh Direksi material tersebut harus secara periodik dilakukan pengujian terutama timbul keragu-raguan mengenai stok material yang ada.

Pengujian laboratorium baja dan batang tulangan dilakukan uji yang meliputi, antara lain :

A. Analisa Kimia/Chemical Composition (ASTM A 751)

Unsur-unsur kimia yang terkandung didalam baja tulangan sangat berpengaruh terhadap quality baja tulangan dalam komponen suatu konstruksi rigid.

Didalam pengujian kimiawi, biasanya akan ditemukan komponen unsur-unsur kimia dari suatu baja tulangan tetapi kadang-kadang kita tidak paham apa pengaruh unsur tersebut terhadap baja tulangan yang akan kita gunakan, untuk itu berikut beberapa unsur kimia yang sangat mempengaruhi mutu baja tulangan antara lain :

1. Karbon (C)Adalah unsure pengeras yang dominan dalam baja. Dengan meningkatkannya kadar karbon maka kekerasan dan kekuatan tarik baja akan meningkat sedangkan sifat keuletan dan mampu las baja tersebut menurun.

2. Mangan (Mn)Unsur Mn berfungsi mencegah terjadinya kerapuhan pada suhu tinggi, terutama untuk baja yang beroperasi pada suhu tinggi.

3. Silisium (Si)Unsur (Si) ini meningkatkan kekuatan tarik baja tanpa mengakibatkan penurunan pada sifat keuletannya.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 34

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

4. Phospor (P)Unsur (P) jika kandungannya terlalu banyak dalam baja dapat meningkatkan kekuatan tarik dan kekerasan, tetapi keuletannya turun tajam dan bahkan dapat mengakibatkan mudah retak, dingin dan rapuh pada suhu rendah dan sensitive terhadap beban kejut. Untuk baja konstruksi kandungan Phospor dibatasi maksimum 0.05 %.

5. Sulfur (S)Unsur (S) dapat menurunkan sifat keuletan dan ketangguhan terhadap beban kejut. Untuk baja konstruksi kandungan sulfur dibatasi maksimum 0.05 %.

6. Aluminium (Al)Unsur (Al) memberikan sifat kekerasan baja menjadi meninmgkat.

7. Nikel (Ni)Unsur (Ni) meningkatkan kekuatan baja tetapi diikuti dengan penurunan sedikit keuletannya sehingga ketangguhannya meningakt terutama pada temperature rendah.

8. Crom (Cr)Unsur (Cr) meningkatkan ketahanan panas dan ketahanan aus baja.

9. Tembaga (Cu)Unsur (Cu) meningkatkan ketahanan korosi baja dan tidak mempengaruhi sifat mampu las baja.

10. Molebdenum (Mo)Unsur (Mo) memperbaiki sifat lasnya dan mencegah terbentuknya grafitisasi pada pemanasan yang cukup lama.

11. Vanadium (V)Unsur (V) meningkatkan kekuatan tarik terutama sifat hot harness baja.

12. Wolfram/Tungsten (W)Unsur (W) meningkatkan sifat keuletan, kekerasan aus baja.

13. Titanium (Ti)Merupakan elemen yang sangat keras, penstabil karbida sebagai elemen pemandu dalam stainless steel itu titanium juga berfungsi sebagai penghalus butir Kristal.

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 35

Tabel II.4.2.1. Contoh Pengujian

Wire mesh M5Unsur Nilai Kandungan Unsur (%)

Fe (Fero) RemC (Carbon) 0.18Si (Silicon) 0.18

Mn (Mangaan) 0.63Cr (Chromium) 0.011

Ni (Nickel) < 0.018Mo (Molybdenum) < 0.0018Cu (Columbium) 0.057Al (Aluminium) 0.075V (Vanadium) 0.0063

W 0.062Ti (Titanium) 0.012

Nb 0.00B (Boron) 0.0001S (Sulfur) 0.032

P (Phosporus) 0.0012

. Sifat MekanisPengujian mekanis adalah untuk mengetahui tingkat fleksibilitas suatu baja tulangan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengujian ini meliputi antara lain :

Kuat tarik dan Kuat Geser Las Kuat tarik dan kuat geser las harus sesuai tabel berikut :

Jenis Kawat Baja

Batas tarik Minimum, kgf/mm2

Kuat tarik Minimum, kgf/mm2

Kontraksi, minimum, % Kuat Geser las Minimu, kgf/mm2

Polos 50 55 Kuat tarik ≤ 70 = 30

Kuat tarik > 70 = 25

25

Bersirip 50 55 Kuat tarik ≤ 70 = 30

Kuat tarik > 70 = 25

20

Sifat Mampu Lengkung

Kawat baja jenis 1 maupun jenis 2 tidak boleh menunjukkan retak-retak pada sisi luar lengkungan setelah diuji lengkung seperti tabel dibawah :

Diameter kawat, mm Duri Pelengkung Sudut Lengkung

≤ 7 ½ x diameter kawat 1800

> 7 1 x diameter kawat 1800

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 36

PENGETAHUAN DASAR PEKERJAAN RIGID PAVEMENT DI BANDARA

SIMPLE KNOWLEDGE OF RIGID PAVEMENT / ADJI ELEX / 2008-2013 Page 37