rhizophora mucronata terhadap larvadigilib.its.ac.id/public/its-undergraduate-10642... ·...
TRANSCRIPT
Uji Toksisitas Potensi Insektisida
Nabati Ekstrak Kulit Batang
Rhizophora mucronata terhadap Larva
Spodoptera litura
Sidang TUGAS AKHIR, 28 Januari 2010
Nama : Vivid Chalista
NRP : 1505 100 018
Program Studi : Biologi FMIPA-ITS
Dosen Pembimbing : Kristanti Indah P., S.Si., M.Si
Indah Trisnawati D. T., M.Si., Ph.D
Hama yang
menyerang
tanaman palawija
dan sayuran
Insektisida sintetis
• Terbunuhnya organisme
nontarget
• Resistensi hama
• Resurgensi hama
• Menimbulkan efek residu
pada tanaman dan lingkungan
Insektisida alternatif yang
ramah lingkungan
Insektisida nabati
Rhizophora mucronata
Ulat grayak (Spodoptera litura)
1.1 Latar belakang
1.2 Permasalahan
Bagaimana pengaruh ekstrak kulit batang
Rhizophora mucronata Lamk terhadap
mortalitas larva Spodoptera litura (ulat
grayak).
1.3 Batasan Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada konsentrasi larutan ekstrak kulit batang R. mucronatayang menyebabkan mortalitas larvaSpodoptera litura instar II sebesar 50% selama masa pemaparan 24 jam
2. Cara kerja
Pemeliharaan Hewan Uji
Larva S. litura
Pengadaan Ekstrak Kulit
Batang
R. mucronata
Pengujian terhadap Hewan Uji
Perhitungan mortalitas dan LC50
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Studi Pendahuluan Pengamatan Mortalitas Larva Spodoptera litura instar III yang Dikenai Perlakuan Ekstrak Polar Kulit Batang Rhizophora mucronata 3.2 Studi Lanjutan Pengamatan
Mortalitas Larva Spodoptera lituraInstar II yang Dikenai Perlakuan Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata3.2.1Pengamatan mortalitas
larva Spodoptera litura instar II yang dikenai perlakuan ekstrak kulit batang Rhizophora mucronata selama masa pemaparan selama 24 jam 3.2.2 Pengamatan mortalitas
larva Spodoptera litura instar II yang dikenai perlakuan ekstrak kulit batang Rhizopora mucronatapada 48 jam dan 72 jam setelah pemaparan.
3.1 Studi Pendahuluan Pengamatan Mortalitas Larva
Spodoptera litura instar III yang Dikenai Perlakuan
Ekstrak Polar Kulit Batang Rhizophora mucronata
No. Konsentrasi larutan
yang diujikan
Mortalitas larva uji Jumlah total
larva yang
mati24 jam
pengamatan
48 jam
pengamatan
72 jam
pengamatan
1. kontrol 0 0 0 0
2. 10% 0 0 0 0
3. 20% 0 0 0 0
4. 30% 0 0 0 0
5. 40% 0 0 0 0
6. 50% 0 0 0 0
• Semua perlakuan tidak menyebabkan mortalitas padahewan uji.
• Hal ini bisa terjadi karena:
a. pada larva instar III lebih tahan terhadap zat toksik
b.kurang tingginya konsentrasi ekstrak yang digunakansehingga zat toksik yang masuk ke dalam tubuh larva
relatif rendah
• Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3x24jam, larva yang telah dikenai perlakuan menjadi lebihlambat bergerak dan tidak sensitif terhadap sentuhantetapi masih bisa bertahan dan masuk ke tahapan instarberikutnya sampai mencapai tahapan pupa.
3.2 Studi Lanjutan Pengamatan Mortalitas
Larva Spodoptera litura Instar II yang Dikenai
Perlakuan Ekstrak Kulit Batang Rhizophora
mucronata.
• Berdasarkan uji pendahuluan yang dilakukan sebelumnyadidapatkan bahwa semua perlakuan tidak menyebabkan kematianS. litura instar III
• Oleh karena itu pada studi lanjutan digunakan hewan uji yaitu larvaS. litura instar II.
• Pada tahapan ini larutan dibuat menjadi enam tingkatan konsentrasiyaitu kontrol, 5 %, 10%, 20%, 40%, dan 80%.
• Pada setiap perlakuan digunakan larva S. litura instar II sebanyak25 ekor.
• Percobaan ini diulang sebanyak dua kali
Gb. 1 Perbandingan Rata-rata Mortalitas S. litura instar II yang
Dikenai Perlakuan Ekstrak Kulit Batang R .mucronata Selama
Masa Pemaparan 24 Jam
24 jam pemaparan
05
1015202530
0 5 10 20 40 80
konsentrasi ekstrak (%)
rata
-rat
a m
ort
alit
as
(in
div
idu
)
rata-rata low price high price
a a
c
a
b
d
0 003
610
Keterangan: Angka-angka pada grafik yang sama yang didampingi oleh huruf kecil
yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.
• Berdasarkan Gb 1. dapat diketahui bahwa ekstrak polar kulit batang R. mucronata memiliki pengaruh toksik terhadap larva S. litura.
• Selama masa pemaparan 24 jam, ekstrak kulit batang R. mucronata dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 80% menyebabkan kematian larva berturut-turut sebesar 12%, 24% dan 40% dari seluruh total hewan uji pada setiap tingkatan konsentrasi. Sedangkan konsentrasi 5% dan 10% tidak menyebabkan kematian larva.
• Hasil pengamatan menunjukkan bahwa larva yang mati tubuhnya mengering dan berwarna hitam. Sedangkan larva yang belum mati menjadi lambat bergerak dan tidak sensitif terhadap sentuhan.
• Pada setiap pengamatan dapat dilihat adanya kecenderungan naiknya rata-rata mortalitas larva S. litura instar II seiring dengan meningkatnya konsentrasi larutan.
• Pada konsentrasi ekstrak yang tinggi, jumlah daun yang dimakan oleh larva juga semakin sedikit yang ditunjukkan dari kecilnya luasan daun yang dimakan oleh larva selama masa pemaparan 24 jam (Gb. 2)
24 jam pemaparan
020406080
100120
0 5 10 20 40 80
konsentrasi ekstrak (%)
rata
-ra
ta l
ua
s
da
un
(m
m2
)
rata-rata low price high price
ab
c
de
e
52.08 33.72 21.56 15.673.0881.32
Keterangan: Angka-angka pada grafik yang sama yang didampingi oleh huruf kecil
yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.
Gb. 2 Luasan Daun yang Dimakan S. litura instar II yang Dikenai
Perlakuan Ekstrak Kulit Batang R .mucronata Selama Masa
Pemaparan 24 Jam.
• Kecenderungan naiknya rata-rata mortalitas seiring dengan bertambah besarnya konsentrasi ekstrak menunjukkan bahwa semua perlakuan menunjukkan pengaruh toksik.
• Oleh karena itu dilakukan analisa probit pada data-data yang telah didapat untuk mengetahui tingkat keefektifan ekstrak. Keefektifan dari ekstrak dinyatakan dalam bentuk LC50 (Prijono, 1999).
• Nilai LC50 selama 24 jam masa pemaparan dihitung secara komputasi dengan Program Minitab 13.
• Persamaan regresi yang didapatkan adalah Y= 2,9573 + 0,024476 log x, dengan nilai LC50 24 jam sebesar 83,4586%.
48 jam setelah pemaparan
0
5
10
15
20
25
30
0 5 10 20 40 80
konsentrasi ekstrak (%)
rata
-rata
mo
rtalita
s
(in
div
idu
)
rata-rata low price high price
a
e
ab
cd
169.5 25
a
e
52.50.5
b
a
b
c
d
0.5 13.5 19 25259.5
72 jam setelah pemaparan
0
5
10
15
20
25
30
0 5 10 20 40 80
konsentrasi ekstrak (%)
rata
-rata
mo
rtali
tas
(in
div
idu
)
rata-rata low price high price
a
b
c
de
0.5 13.5 19 25259.5
e
Gb. 3 Perbandingan Rerata Mortalitas S. litura instar II yang Dikenai Perlakuan
Ekstrak Kulit Batang R .mucronata 48 Jam dan 72 Jam Setelah Pemaparan
• Setelah pemaparan dengan ekstrak selama 24 jam, maka daun perlakuan diganti dengan daun tanpa perlakuan dan diamati pada 48 jam dan 72 jam.
• Pada pengamatan yang dilakukan pada 48 jam dan 72 jam, tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan dengan pengamatan pada 24 jam.
• Pada pengamatan 48 jam terjadi kenaikan mortalitas larva sebesar 29,2%. Sedangkan pada pengamatan 72 jam terjadi kenaikan mortalitas larva sebesar 56,4%.
• Pertumbuhan terganggu disebabkan pakan yang dikonsumsi tidak semuanya digunakan untuk pertumbuhan, tetapi juga digunakan untuk detoksifikasi senyawa toksik (Slansky dan Scriber, 1985 dalamYunita, 2009).
48 jam pemaparan
020406080
100120
0 5 10 20 40 80
konsentrasi ekstrak (%)
rata
-ra
ta l
ua
s
da
un
(m
m2
)rata-rata low price high price
a
de
c
d
b
e67.6854.88
35.04 20.84 13.8 4.4
72 jam pemaparan
020406080
100120
0 5 10 20 40 80
konsentrasi ekstrak (%)
rata
-rata
lu
as
dau
n (
mm
2)
rata-rata low price high price
a
decd
c
b
e
63.48
41.9218.4 15.32 8.16
0.08
Gb. 3 Luasan Daun yang Dimakan S. litura instar II yang Dikenai Perlakuan
Ekstrak Kulit Batang R .mucronata 48 Jam dan 72 Jam Setelah Pemaparan
• Pada pengamatan 48 jam penurunan rata-rata daun
yang dimakan larva sebesar 13,79 mm2. Sedangkan
pada pengamatan 72 jam penurunan rata-rata daun
yang dimakan larva sebesar 21,6 mm2.
• Menurut Melanie (2004), aktifitas makan serangga
berkurang atau terhenti terjadi akibat masuknya
senyawa kimia tertentu yang menstimulasi kemoreseptor
untuk dilanjutkan ke sistem saraf serangga. Selanjutnya,
senyawa kimia tersebut dapat merusak jaringan tertentu
seperti rusaknya organ pencernaan.
• Mekanisme kerja toksik pada ekstrak polar kulit batang
R. mucronata terhadap larva S. litura diduga merupakan
pengaruh daya kerja dari beberapa senyawa bioaktif
seperti alkaloid, tannin, saponin, flavonoid, dan senyawa
fenol lainnya yang banyak ditemukan pada tumbuhan
berkayu
• Pada kulit batang R. mucronata ditemukan
senyawa bioaktif, yaitu tannin yang
mencapai 8-40% (Hou, 1992), alkaloid
(Grainge & Ahmed, 1988 dalam Pasaribu,
2003), senyawa flavonoid dan asam
fenolat (Sutjihati et al., 1995)
• Menurut Hopkins dan Hiiner (2004), tanin menekan konsumsi makan, tingkat pertumbuhan dan kemampuan bertahan. .
• Tanin, kuinon dan saponin memiliki rasa yang pahit sehingga dapat menyebabkan mekanisme penghambatan makan pada larva uji. Rasa yang pahit menyebabkan larva tidak mau makan sehingga larva akan kelaparan dan akhirnya mati
• Efek fisiologis dan efek farmakologis tanin disebabkan oleh kemampuannya untuk membentuk kompleks, baik dengan protein maupun polisakarida (Mahtuti, 2004). sehingga tannin juga dapat menyebabkan nonaktifnya enzim pencernaan seperti enzim protease, karbohidrase dan lipase maupun enzim yang lain seperti enzim toposomerase (Munandar, 2002). Hal ini penyerapan protein dalam sistem pencernaan menjadi terganggu
• Selain tannin, senyawa lain yang bersifat
toksik adalah alkaloid.
• Selain menyebabkan rasa pahit sehingga
menghambat aktivitas makan, Alkaloid
juga mampu memperlihatkan aktivitas
paralitik (Herlina, 2005 ), menyebabkan
lumpuh pada serangga, mengganggu
susunan saraf pusat, menurunkan
aktivitas makan, produksi feses dan
produksi urine (Natawigena, 1991)
• Sedangkan senyawa toksik lain yang
terkandung dalam kulit batang R.
mucronata yaitu flavonoid dilaporkan
dapat menyebabkan kerusakan DNA
(Shimoi dkk., 1996; Leung dkk., 2005),
mutasi (Rueff dkk., 1992) dan apoptosis
(Salti dkk., 2000; Leung dkk., 2005).
KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapatkan dapatdisimpulkan bahwa ekstrak polar kulit batang R.mucronata berpotensi sebagai bioinsektisida untukmelawan hama S. litura instar II karena dapatmembunuh 50% dari populasi dengan masa pemaparan24 jam pada konsentrasi 83,4586% (LC50 -24jam=83,4586%). Sedangkan sifat toksik dari ekstrak kulitbatang R. mucronata adalah racun pencernaan.
• Saran
Pada penelitian ini nilai LC50 masih cukup tinggioleh karena itu perlu dilakukan perbaikan metodeekstraksi sehingga didapatkan senyawa spesifik yangterkandung dalam ekstrak.
Pemeliharaan hewan uji
Telur Spodoptera litura
Larva instar II dan III
- Didapatkan dari BALLITAS, Karang Ploso Malang
- Diletakkan di dalam toples
- Diberi daun sawi segar
- Ditutup dengan kain kasa
Pengadaan Ekstrak Kulit Batang R. mucronata
Residu
- ditampung dalam Erlenmeyer 250
ml
- dipekatkan dengan freeze dryer
pada suhu -30˚C sampai dengan -
40˚C
Filtrat
Kulit batang R. mucronata
- dibersihkan dengan aquadest
- dikeringkan pada suhu kamar
- dihaluskan dengan blender
- dimaserasi dengan rasio 1:3 (1 gram serbuk dalam 3 ml
etanol) selama 3x24 jam
- disentifuge dengan kecepatan 7000 rpm
FiltratResidu
Hasil
Pengujian Terhadap Hewan Uji
1. Pembuatan pakan (pencelupan daun)
Daun sawi
Hasil
- dipotong berbentuk cakram dengan diameter ± 3cm
- dicelupkan pada larutan sesuai dengan konsentrasi yang
diinginkan selama 10 detik
- dikeringanginkan selama 30 menit
2. Pemaparan (pengujian ) terhadap Hewan Uji
Larva S. litura instar III/II
Hasil
- diletakkan di dalam kotak plastik yang telah berisi daun yang telah
dikenai perlakuan (masing-masing kotak berisi satu cakram daun
dan satu larva)
- dipaparkan dengan daun perlakuan selama 24 jam
- diganti pakan daun perlakuan dengan dengan daun tanpa perlakuan setelah 24 jam
- diamati mortalitas larva setiap 24 jam selama 72 jam
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gb 1. Pengambilan kulit batang
R. mucronata
Gb 2. Proses pengeringan kulit
batang R. mucronata
Gb 3. Penimbangan kulit batang
yang telah dihaluskan
Gb 4. Perendaman kulit batang
dengan etanol 70%
Gb 6. Pemekatan ekstrak dengan freeze
dryer
Gb 5. Sentrifuge ekstrak
Gb 8. Pembuatan cakram daunGb 7 Pakan hewan uji yang bebas
pestisida (daun sawi)
Gb 9. Perendaman cakram daun
dengan ekstrak
Gb 10. Pengeringan cakram daun
Ilustrasi hubungan antara metabolit
primer dan metabolit sekunder
Alkaloid beserta turunan nya