resume penelitian pendidikan

136
Gina Adriani (06101410021) KATA PENGANTAR Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Resume ini tepat pada waktunya. Tugas Resume ini selain disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Kimia, juga sebagai wahana pembelajaran bagi saya guna mengetahui dan mengaktualisasikan diri menurut pengetahuan yang penulis peroleh dari lembaga pendidikan. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik itu bimbingan, petunjuk maupun arahan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd. dan Dr. Hartono, M.A. sebagai dosen pembimbing dalam mata kuliah ini. Saya sangat menyadari bahwa tugas resume ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar resume ini bisa menjadi lebih baik demi bekal pembelajaran pada masa yang akan datang. Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga resume ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin. Palembang, 20 Juni 2013 Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 1

Upload: gina-adrian-bahri

Post on 01-Jan-2016

138 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

resume kimia

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Resume ini tepat pada waktunya.

Tugas Resume ini selain disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Penelitian

Pendidikan Kimia, juga sebagai wahana pembelajaran bagi saya guna mengetahui dan

mengaktualisasikan diri menurut pengetahuan yang penulis peroleh dari lembaga

pendidikan.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik

itu bimbingan, petunjuk maupun arahan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih secara

khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd. dan Dr.

Hartono, M.A. sebagai dosen pembimbing dalam mata kuliah ini.

Saya sangat menyadari bahwa tugas resume ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar

resume ini bisa menjadi lebih baik demi bekal pembelajaran pada masa yang akan datang.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Semoga resume ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.Amin.

Palembang, 20 Juni 2013

Penulis,

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 1

Page 2: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 2

Page 3: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

HAKIKAT PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN

A. HAKIKAT PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.

Cara memperoleh pengetahuan (Sumber Pengetahuan) :

Wahyu

Pengetahuan yang datangnya dari Tuhan melalui kitab suci.

Pengalaman

Dari pengalaman, orang mendapatkan pengetahuan apapun dari yang dialami akan

menjadi pengetahuan. Pengalaman bisa jadi pengetahuan jika memiliki kepentingan

akan dialami. Pengalaman yang banyak tidak menjamin pengetahuan yang didapat

akan banyak pula.

Otoritas

Otoritas atau kewenangan atau kepakaran. Jika kita ingin mendapatkan

pengetahuan tentang sesuatu, sebaiknya ditanyakan pada ahlinya, artinya harus

ditelaah terlebih dahulu.

Berpikir Deduktif (umum-khusus)

Dari umum ke khusus atau dari sadar ke tidak sadar. Jika pengetahuan deduktif itu

diterapkan, maka pengetahuannya/cara berpikirnya secara umum. Di mana

penalaran deduktif ini memiliki kelemahan yaitu terdapat banyak pengecualian.

Berpikir Induktif (khusus-umum)

Mengambil keputusan dari pengalaman, belajar dari hal-hal yang khusus atau

belajar dari pengalaman. Di mana penalaran induktif ini memiliki kelemahan yaitu

jika tidak dibatasi, maka banyak penyimpangan jadi harus dilakukan pembatasan

populasi.

Metode Ilmiah

Proses untuk mendapatkan pengetahuan dengan dua metode yaitu berpikir deduktif

dan induktif.

B. KEBENARAN

1. KEBENARAN MUTLAK (WAHYU/AGAMA)

YAKIN ------ DIPELAJARI ------ LEBIH YAKIN

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 3

Page 4: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Tidak bisa dibantah, bermula dari suatu keyakinan lalu dipelajari agar lebih

meyakinkan

2. KEBENARAN ILMIAH (ILMU/SAINS)

RAGU -------- DIPELAJARI ------- YAKIN

Kebenaran ilmiah (sains/ilmu) adalah:

1. Sesuai dengan akal/pikiran manusia berdasarkan pengetahuan yang ada

(rasional/masuk akal)

2. Sesuai dengan hasil penginderaan manusia berdasarkan pengalaman empiris

Sifat Kebenaran ilmiah, yaitu :

a. Relatif artinya tidak mutlak/suatu saat tidak benar

b. Tentatif artinya kebenaran itu akan tetap dijadikan kebenaran sebelum ada yang

menyangkalnya (bersifat sementara)

Ciri-ciri Kebenaran Ilmiah

Sesuai dengan rasio/akal manusia berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

Contoh kayu dibakar jadi abu atau arang memang sesuai dengan rasio pengetahuan

manusia.

Sesuai dengan hasil penginderaan/pengalaman empiris

(sesuatu yang tidak bisa diamati secara empiris, maka tidak bisa dikatakan sebagai

ilmu)

Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu

1) adanya koheren

2) adanya koresponden, dan

3) pragmatis.

Kebenaran Nonilmiah

Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah. Kadangkala

kebenaran dapat ditemukan melalui proses nonilmiah, seperti :

a. Penemuan kebenaran secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Tuhan. Walaupun

penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara ilmiah,

tetapi banyak penemuan tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan

b. Penemuan kebenaran secara common sense (akal sehat)

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 4

Page 5: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Penemuan sense merupakan serangkaian konsep atau bagan konseptual yang

memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal sehat dapat menghasilkan kebenaran dan

dapat pula menyesatkan

c. Penemuan kebenaran melalui wahyu

Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran mutlak, jika wahyu

datangnya dari Allah melalui Rasul dan Nabi.

d. Penemuan kebenaran secara intuitif

Kebenaran dapat juga dperoleh berdasarkan intuisi. Kebenaran dengan intuisi

diperoleh secara cepat sekali melaui proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan

proses berpikir, ataupun melalui suatu renungan.

e. Penemuan kebenaran secara trial and error

Bekerja secara trial and error adalah melalukan sesuatu secara aktif dengan

mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi.

f. Penemuan kebenaran melalui spekulasi

Penemuan kebenaran dengan spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari penemuan

secara trial and error.

g. Penemuan kebenaran karena kewibawaan

Umumnya kebenaran karena kewibawaan didasarkan pada logika saja. Kebenaran

karena wibawa dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur ilmiah.

Fungsi ilmu

MENERANGKAN (EXPLAIN)

Yang diterangkan dalam ilmu yaitu kejadian, fenomena, gejala-gejala.

MERAMALKAN (PREDICTION)

Meramalkan sesuatu yang belum terjadi

MENGENDALIKAN (CONTROL)

Mengantisipasi terhadap suatu kejadian

Pengertian Hakikat Penelitian

Penerapan pendekatan ilmiah dalam penyelesaian masalah atau suatu usaha yang

sistematis dan obyektif dalam mencari pengetahuan yang dapat dipercaya. Atau

rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu masalah.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 5

Page 6: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Hakikat Penelitian Pendidikan

Sama seperti penelitian pada umumnya, hanya yang dibicarakan adalah masalah-

masalah pendidikan dan pembelajaran.

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan sacara

ilmiah dalam suatu bidang tertentu, Untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip

baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta

teknologi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian seperti disebut dalam

definisi ini sesuai dengan langkah-langkah berpikir ilmiah. Adapun langkah-langkah

berpikir ilmiah ialah :

1. Merasakan suatu kesulitan

Terasa kesenjangan antara alat-alat untuk mencapai suatu tujuan atau terasa

kesulitan menemukan ciri-ciri atau pola dari suatu objek, atau terasa kesukaran

menerangkan sesuatu peristiwa.

2. Menegaskan persoalan

Setelah merasakan adanya kesulitan, petlu ditegaskan apa persoalan sebenarnya.

3. Menyusun hipotesis

Bila sudah dirumuskan persoalan, disusun kemungkinan pemecahan persoalan atau

menerangkan objek atau peristiwa itu.

4. Mengumpulkan data

Data adalah bahan informasi untuk proses berpikir gamblang atau eksplisit.

5. Mengambil kesimpulan

Dari data-data yang sudah diolah diambil kesimpulan untuk menerima atau

menolak hipotesis yang dirumuskan pada langkah berpikir ketiga diatas.

6. Menentukan kegunaan atau nilai umum dari kesimpulan

Jika pemecahan persoalan itu dapat diterima maka dipertanyakan apa kegunaannya

untuk masa mendatang atau apa nilai pemecahan persoalan itu untuk kepentingan

yang akan datang.

Ruang Lingkup

Penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam membantu manusia

memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan atau pemecahan atas suatu masalah. Dalam

konteks ini maka fungsi penelitian adalah membantu manusia meningkatkan

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 6

Page 7: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

kemampuannya untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena masyarakat yang

kompleks dan kait-mengait demi kemajuan manusia atau demi eksistensi manusia itu

sendiri.

Kompleksitas masalah pendidikan memang diakibatkan oleh luasnya ruang lingkup

pendidikan itu sendiri. Di dalam hal ini Tyler menyebutkan delapan wajah yang

merupakan peta konseptual pendidikan, yaitu :

1. Mata pelajaran

2. Pelajar (kegiatan dan intelengensi mereka)

3. Cara mengajar

4. Guru

5. Sekolah sebagai lambaga sosial

6. Lingkungan rumah

7. Lingkungan kawan sebaya

8. Lingkungan masyarakat

Sehubungan dengan penelitian pendidikan dan hasilnya Tyler mengemukkan lima

fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan pada masa kini. Kelima fungsi

penelitian itu mencakup :

1. Menunjukkan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan dan menjalankan

sekolah.

2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukkan hasil pendidikan

yang telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan bahan-bahan dan keadaan

hasil-hasil yang dicapai.

3. Membentuk suatu badan informasi tentang usaha pendidikan yang bermanfaat

dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan.

4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untuk

pembaruan pendidikan.

5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentang proses

pendidikan serta pengoperasian usaha.

Tugas dan Jenis Penelitian

Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan adalah dua kegiatan terpadu

erat. maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula

sebagai berikut :

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 7

Page 8: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

1. Mameriksa Keadaan

Tugas menyandra atau mengadakan deskripsi yaitu memaparkan dengan gamblang

hal-hal yang dipermasalahkan.

2. Menerangkan kondisi yang mendasari peristiwa-peristiwa

3. Menyusun teori

Tugas ini mencari dan merumuskan hukum-hukum yang menjelaskan hubungan

antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang ada kaitannya.

4. Meramalkan

Tugas ini memberikan perkiraan-perkiraan, atau proyeksi di masa yang akan datang

atas peristiwa yang diduga bakal terjadi.

5. Melakukan pengendalian

Tugas ini berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa, gejala-gejala yang

diperkirakan bakal terjadi.

JENIS-JENIS PENELITIAN

Secara umum penelitian terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:

1. Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan,

relatif tetap, konkret, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.

Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif.

Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan masalah digunakan

konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji

melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen

penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan

menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis

yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif umumnya dilakukan pada

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 8

Page 9: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.

2. Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai

metode ethnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk

penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif

Filsafat postpositivisme sering juga disebut juga sebagai paradigma interpretif dan

konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks,

dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian

dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang

apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu

mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya

adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi

instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga

mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti

menjadi lebih luas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan

mendalam terhadap situasi sosial pendidikan yang diteliti, maka teknik pengumpulan data

bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara

gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta

yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis dan teori.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan

suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak

menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam

penelitian kualitatif dinamakan transferability

Menurut penggunaannya

1. Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research)

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 9

Page 10: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa

suatu tujuan praktis tertentu.

2. Penelitian terapan (applied research)

Batasan yang diberikan LIPI :

Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.

Menurut metodenya

Penelitian historis

Penelitian filosofis

penelitian observasional

penelitian eksperimental

Menurut sifat permasalahannya

Penelitian histories

Penelitian deskriptif

Penelitian perkembangan

Penelitian kasus dan penelitian lapangan

Penelitian korelasional

Penelitian kausal-komparatif

Penelitian eksperimental

Penelitian tindakan

1. Penelitian histories

Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan

objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.

Kekhususan

1. Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain.

2. Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas.

3. Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung

melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 10

Page 11: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

4. Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.

2. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat

fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.

Kekhususan

1. Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang.

2. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan

dan dianalisis.

3. Penelitian perkembangan

Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai fungsi

dari waktu.

Kekhususan

1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangan selama jangka

waktu tertentu.

2. Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.

3. Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional maka

sampel yang dipilih harus representatif mewakili populasi penelitian.

4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan

Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan

terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.

Kekhususan :

a. Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga

hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu.

b. Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas,

dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang

terpusat pada aspek yang menjadi kasus.

5. Penelitian korelasional

Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih.

Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi

anak mereka.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 11

Page 12: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

6. Penelitian hubungan sebab-akibat

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara faktor

tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap

santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan

pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.

Kekhususan

1. Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab

akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi.

2. Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa

faktor pada masa lampau.

7. Penelitian eksperimental

Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.

Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur

secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya hendak meneliti keefektifan

metode-metode mengajar.

Kekhususan

1. Di dalam eksperimen terhadap kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental

dan kelompok yang dikenai perlakuan pembanding.

2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen

3. Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal dan

pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.

4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar.

8. Penelitian tindakan

Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk

mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya,

meniliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 12

Page 13: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENILITIAN

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-

langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun

rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan

untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian.

Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah

merupakan “penyimpangan” dari apa seharusnya dengan apa terjadi, penyimpangan antara

rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktik, dan

penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat)

dan waktu tertentu.

Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat

dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering

disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu

Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi,

dan Jadwal Penelitian.

Proposal Penelitian Kuantitatif

Proposal penelitian kuantitatif dikemas dalam sistematika seperti berikut:

SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Identifikasi Masalah

C. Batasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Kegunaan Hasil Penelitian

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

B. Kerangka Berfikir

C. Hipotesis

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 13

Page 14: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode

B. Populasi dan Sampel

C. Instrumen Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN

A. Organisasi Penelitian

B. Jadwal Penelitian

V. BIAYA YANG DIPERLUKAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi

pada suatu obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada

penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar yang bersifat keilmuan

maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini, peneliti harus melakukan

analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini,

peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan

data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.

B. Identifikasi Masalah

Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang

diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan

diteliti sedapat mungkin dikemukakan.

Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan

studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke

berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasikan.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya

dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan siteliti

itu kedudukannya di mana dia antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang

diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah

tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 14

Page 15: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

C. Batasan Masalah

Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian

dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah

diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, di mana akan

dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan

variabel satu dengan variabel yang lain.

Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah

penelitian.

D. Rumusan Masalah

Setelah masalah yang akan diteiti itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti,

dan bagaimana hubungan variabel yang satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat

terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara

spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Jadi pola

pikir dalam merumuskan masalah itu ada empat tahapan yang dapat digambarkan sebagai

berikut.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan di luar pola pikir dalam

merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan, oleh karena

itu dua hal ini ditempatkan di bagian ini. Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan

tujuan yang ada pada sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya

untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana), tetapi tujuan di sini

berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan

erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya:

Bagaimanakah tingkat disiplin guru di Sekolah A? Maka tujuan penelitiannya adalah: ingin

mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di Sekolah A. Kalau rumusan masalahnya

: apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai, maka tujuan

penelitiannya adalah: ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan terhadap

produktivitas kerja pegawai dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah dan tujuan

penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 15

Page 16: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Latar Belakang Masalah

Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti,

tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standar keilmuan maupun

aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dalam data. Peneliti juga perlu

menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti.

Identifikasi Masalah

Semua masalah yang ada pada obyek penelitian dikemukakan, baik masalah yang

akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukkan hubungan masalah satu dengan

masalah yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel

independen.

Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian lebih

mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variabel saja.

Rumusan Masalah

Dinyatakan dalam kalimat pertanyaan , jelas dan spesifik. Dapat berbentuk

rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Pola Pikir Dalam Merumuskan Masalah

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan

penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka

sekarang kegunaanya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal, yaitu:

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 16

Page 17: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

a. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis

b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang

ada pada obyek yang diteliti.

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk

menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi jawaban

sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen

penelitian.

Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat

penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara empiris. Di sini

juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada

kaitannya dengan variabel yang diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada

variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima maka jumlah teori yang

dikemukakan juga harus ada lima.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting.

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel

independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening,

maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Oleh

karena itu pada setiap penyusunan harus didasarkan pada kerangka berpikir.

C. Hipotesis Penelitian

Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan

masalah dan kerangka berpikir. Kalau ada rumusan masalah: adakah pengaruh

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 17

Page 18: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai, kerangka berpikirnya: “jika

kepemimpinan baik, maka motivasi kerja akan tinggi” maka hipotesisnya adalah: ada

pengaruh yang tinggi/rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja

pegawai.

III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode

penelitian. Untuk itu di bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan

digunakan, apakah metode survey atau eksperimen.

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai

sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang

dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data

harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara

random sampai jumlah tertentu.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan

instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel

yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima

instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan

untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen (Likert, dll),

prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

D. Teknik Pengumpulan Data

Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat,

sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua teknik

pengumpulan data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak

dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga teknik pengumpulan

data itu adalah: setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai datanya.

Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif penggunaan berbagai teknik

sangat diperlukan, tetapi bila suatu teknik dipandang mencukupi maka teknik yang lain

bila digunakan akan menjadi tidak efisien.

E. Teknik Analisis Data

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 18

Page 19: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini

berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis

yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan teknik statistik

mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini telah

ditentukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah

yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab maka sulit membuat

generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang

digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.

IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN

A. Organisasi Penelitian

Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya organisasi

pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan anggota, sebagai

pembantu ketua.

B. Jadwal Penelitian

Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan

dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa yang akan dilakukan, dan berapa lama

akan dilakukan.

C. Biaya Penelitian

Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang

diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya,

tingkat resiko kegiatan yang dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal

peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.

Proposal Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitas

dianggap tunggal, tetap, teramati, pola pikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif

dipandang sebagai “blue print” yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk

melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam metode kualitatif yang

berpandangan bahwa, realitas dipandang sesuatu holistik, kompleks, dinamis, penuh

makna, dan pola pikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 19

Page 20: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah

peneliti memasuki obyek penelitian/situasi sosial.

1. Komponen dan Sistematika Proposal

Komponen dalam proposal penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri atas,

pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, jadwal penelitian, organisasi penelitian,

dan biaya penelitian.

SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Fokus Penelitian

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

II. STUDI KEPUSTAKAAN

A. …………………………..

B. …………………………..

C. …………………………..

III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode

B. Tempat Penelitian

C. Instrumen Penelitian

D. Sampel Sumber Data

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN

A. Organisasi Penelitian

B. Jadwal Penelitian

V. BIAYA YANG DIPERLUKAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 20

Page 21: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Walaupun dalam penelitian kualitatif, masalah ini bersifat sementara, namun perlu

dikemukakan dalam proposal penelitian. Dalam latar belakang masalah ini perlu

dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan

peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori pengalaman, sehingga terlihat adanya

kesenjangan yang merupakan masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk data,

bisa diperoleh dari studi pendahuluan, dokumentasi laporan penelitian, atau pernyataan

orang-orang yang dianggap kredibel dalam media cetak maupun elektronik.

B. Fokus Penelitian

Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan,

pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli.

Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian di lapangan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti untuk penjelajahan

pada obyek yang diteliti. Namun bila rumusan masalah ini tidak sesuai dengan kondisi

obyek penelitian, maka peneliti perlu mengganti rumusan masalah penelitiannya.

Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan variabel

penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan kemungkinan

apa yang terjadi pada obyek/situasi sosial penelitian tesebut.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara,

dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Dalam proposal tujuan

penelitian terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui segala sesuatu setelah

rumusan masalah itu terjawab melalui pengumpulan data.

E. Manfaat Penelitian

Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu untuk

pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan

masalah. Apabila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka akan berguna untuk

menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu gejala.

II. STUDI KEPUSTAKAAN

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 21

Page 22: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Studi berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai,

budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti,

Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam

penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian.

Dalam penelitian kualitatif, teori yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan

berkembang atau berubah setelah peneliti berada di lapangan. Selanjutnya dalam landasan

teori, tidak perlu dibuat kerangka berpikir sebagai dasar untuk perumusan hipotesis, karena

dalam penelitian kualitatif tidak akan menguji hipotesis, tetapi justru menemukan

hipotesis.

III. METODE PENELITIAN

Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah: alasan menggunakan metode

kualitatif, tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan rencana pengujian keabsahan data.

A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena pemasalahan belum

jelas, holistik, kompleks dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada

situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen

seperti tes, kuesioner, dan pedoman wawancara. Selain itu, peneliti bermaksud memahami

situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.

B. Tempat Penelitian

Dalam hal ini perlu dikemukakan tempat di mana situasi sosial tersebut akan diteliti.

Misalnya di sekolah, di perusahaan, di lembaga pemerintahan, di jalan, di rumah, dan lain-

lain.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri

atau anggota tim peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi instrumen

penelitian, atau mungkin setelah permasalahannya dan fokus jelas peneliti akan

menggunakan instrumen. Instrumen yang akan digunakan perlu dikemukakan pada bagian

ini.

D. Sampel Sumber Data

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 22

Page 23: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat

snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal masih bersifat

sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan. Sampel sumber

data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang memiliki power dan otoritas

pada situasi sosial atau obyek yang diteliti, sehingga mampu “membukakan pintu” ke

mana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data.

Situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang di

dalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan

bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,

sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan

yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya”

sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih

menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, teknik

pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan, wawancara mendalam, studi

dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Perlu dikemukakan kalau teknik

pengumpulan datanya dengan observasi, maka perlu dikemukakan apa yang diobservasi,

kalau wawancara, kepada siapa akan melakukan wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.

Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour

dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap kedua adalah

menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data

dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selections, pertanyaan yang

digunakan adalah pertanyaan struKtural, analisis data dengan analisis komponensial.

Setelah analisis komponensial dilanjutkan analisis tema.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 23

Page 24: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji

dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/generalisasi) dan

uji konfirmabilitas (obyektivitas). Namun yang utama adalah uji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara: perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi,

diskusi dengan teman sejawat, member check, dan analisis kasus negatif.

IV. ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN

A. Organisasi

Organisasi penelitian ini perlu dikemukakan, bila penelitian dilakukan oleh tim.

Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas ketua tim peneliti, beberapa anggota peneliti,

pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing perlu dikemukakan

uraian tugas dan waktu yang tersedia.

B. Jadwal Penelitian

Pada umumnya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama, antara 6

bulan sampai 24 bulan. Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan penelitian yang

berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan.

C. Pembiayaan

Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang

diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya,

tingkat resiko kegiatan yang dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal

peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.

SUMBER MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 24

Page 25: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

SUMBER MASALAH

Langkah pertama yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalan proses

penelitiannya adalah penentuan masalah. Secara umum masalah dapat diartikan sebagai

suatu kondisi yang memerlukan pembahasan, pemecahan, informasi atau keputusan.

Dalam bidang penelitian, secara teknis masalah menyiratkan adanya kemungkinan

dilakukannya suatu penyelidikan empiris, yakni pengumpulan dan analisis data (McMillan

dan Scumacher, 1989). Masalah penelitian perlu dinyatakan dengan jelas karena melalui

prnyataan tersebut peneliti berusaha mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang fokus

dan pentingnya masalah, konteks dan skop kependidikan, serta kerangka kerja laporan

penelitiannya.

Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa

yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan dengan pelaksanaan,

antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner mengemukakan bahwa masalah-masalah

dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antar pengalaman dengan

kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan

kompetisi.

a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan

Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak

diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang

yang bisanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang

pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu akan memunculkan masalah. Orang atau kelompok

yang biasanya mengelola pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi

desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul

masalah.

b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan

kenyataan

Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari

rencana tersebut maka tentu ada masalah. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah

direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat

diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan

dengan kenyataan.

c. Ada pengaduan

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 25

Page 26: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata

setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan,

maka akan timbul masalah dalam organisasi itu. Dengan demikian masalah penelitian

dapat digali dengan cara menganalisis isi pengaduan.

d. Ada kompetisi

Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar bila tidak

dapat memanfaatkan untuk kerja sama.

Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya

penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan data. Masalah

SDM misalnya, jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi

dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan

pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain atau dari dokumentasi. Data yang

diberikan harus up to date, lengkap dan akurat.

Pada umumnya peneliti dalam bidang pendidikan memfokuskan kajiannya pada

usaha untuk mendeskripsikan fenomena kependidikan, menjelaskan (explaining) kejadian

yang terobservasi, serta mengembangkan pemecahan masalah kependidikan. Disamping

itu, peneliti juga bisa mengajukan berbagai pertanyaan baik yang bersifat teoritis maupun

praktis di bidang pendidikan. Akan tetapi, tidak semua pertanyaan dapat digolongkan

dalam masalah penelitian, seperti pertanyaan yang memerlukan penjelasan tentang

bagaimana melakukan sesuatu, berisi masalah mengambang karena terlalu luas, atau

pertanyaan tentang nilai.

Dalam penelitian, masalah yang menjadi fokus harus dinyatakan secara formal

untuk menunjukkan perlunya dilakukan penyelidikan secara empiris. Dalam penelitian

kuantitatif, masalah penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, pernyataan, atau

hipotesis. Pada umumnya masalah penelitian pada mulanya diidentifikasi melalui topik

yang masih umum. Setelah melakukan kepustakaan yang berkenaan dengan topik tersebut

kemudian peneliti lebih memfokuskan topik tersebut sehingga menjadi masalah penelitian

yang lebih spesifik. Sumber-sumber masalah :

1. Observasi terhadap praktek kependidikan, merupakan sumber yang kaya akan

masalah penelitian. Dalam kenyataan kependidikan, kebanyakan keputusan yang

dibuat oleh praktisi didasarkan atas praduga tanpa didukung data empiris, yang

kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap siswa, staf pengajar dan

administrasi, serta masyarakat. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 26

Page 27: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

observasi terhadap hubungan tertentu yang belum atau tidak mempunyai dasar

penjelasan yang memadai.

2. Deduksi dari teori, dapat memunculkan masalah penelitian. Teori merupakan

konsep yang masih berisi tentang prinsip-prinsip umum yang mana penerapannya

dalam kondisi atau pelaksanaan kependidikan tertentu belum diketahui selama

belum diuji secara empiris. Hal ini karena teori masih berupa konsep tersebut

hanya diperoleh dan dikembangkan dari hasil pemikiran secara rasional.

3. Kepustakaan tentang hasil penelitian juga memberikan rekomendasi perlunya

dilakukan replikasi atau penelitian ulang, baik dengan atau tanpa variasi.

Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian yang lalu dan

kemampuannya untuk digeneralisasikan lebih luas. Dalam penelitian, seringkali

subjek yang dipilih sulit atau bahkan tidak mungkin dipilih secara acak, misalnya

dalam eksperimen, sehingga hasilnya hanya bisa digeneralisasikan secara

terbatas.

4. Masalah sosial yang sedang diterjadi dapat memberikan masukan yang berarti

bagi peneliti untuk dijadikan masalah penelitiannya.

5. Situasi praktis, terutama dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan tetentu,

seringkali mendesak diadakannya peelitian evaluatif. Masalah yang muncul dari

situasi demikian diantaranya berkenaan dengan kebutuhan kependidikan yang

memerlukan informasi tentang perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan

suatu program.

6. Pengembangan pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban

empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam melalui metode

kualitatif. Orang yang terlibat secara langsung dalam situasi tertentu akan lebih

peka dalam memahami makna yang berkaitan dengan situasi tersebut.

Kriteria Pemilihan Masalah

Dalam memilih masalah yang akan diperoleh dari sumbernya, peneliti hendaknya

mempertimbangkan beberapa faktor sebagai kriteria pemilihan, baik yang sifatnya

eksternal maupun personal (Good, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 43). Kriteria eksternal

berkenaan dengan, misalnya, masalah yang sedang hangat dan penting bagi bidang

penelitian, tersedianya data, metode, maupun kerja sama institusional dan admnistratif.

Secara lebih detail, kriteria pemilihan masalah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 27

Page 28: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

1. Baru untuk menghindari adanya duplikasi yang tak perlu

Suatu penelitian agar dapat memberikan sumbangan yang berarti, salah satunya dalah

agar masalah yang diteliti dapat menyumbangkan informasi baru yang belum atau masih

kurang jelas dapat diperoleh dari penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain.

Untuk itu, seorang peneliti hendaknya menghindari mengangkat masalah yang sudah ada

informasi yang jelas dari penelitian ini. Dengan kata lain, peneliti hendaknya menghindari

adanya duplikasi masalah.

2. Nilai maanfaat bagi bidang kajian pendidikan

Penelitian merupakan suatu aktivitas yang banyak memerlukan tenaga, waktu dan

biaya. Suatu penelitian harus dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap

pengembangan pengetahuan dibidang kependidikan. Dengan demikian penelitian tersebut

tidak hanya menghamburkan tenaga, biaya, dan waktu

3. Menarik serta menantang secara intelektual

Dalam sejarah ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan yang diperoleh oleh para

sarjana yang memiliki nama besar didapat karena keingintahuan intelektual yang sangat

besar. Motivasi dilakukan penelitian yang berhasil tersebut semata-mata karena dorongan

ingin tahu serta kesenangan dan kepuasan. Oleh karena itu permasalahan yang diangkat

harus didasarkan pada minat serta rasa ingin tahu yang besar sehingga peneliti akan

bersedia melakukan penlitiannya dengan senang hati dan menurahkan perhatiannya secara

maksimal.

4. Latihan serta klasifikasi personal

Pengembangan bidang pendidikan berutang pada bidang kajian lain, seperti sosiologi,

antropologi, sejarah, dan psikologi. Hal ini karena para peneliti kependidikan banyak yang

menggunakan pendekatan penelitian yang digunakan dalam bidang lain tersebut untuk

memahami dan melakukan penelitian di bidang pendidikan. Oleh karena itu, seorang

peneliti pendidikan juga harus mempunyai pengethuan dasar dan metodologi penelitian

tentang subjek bidang kajian lain sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam

penelitiannya.

5. Tersedianya data dan metode alat khusus serta kondisi kerja

Selanjutnya, dalam memilih masalah peneliti juga harus mempertimbangkan apakah

data yang cukup untuk untuk menjawab masalah dapat diperoleh dan apakah ada metode

yang cocok untuk digunakan.

6. Tersedianya sponsor dan kerja sama administratif

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 28

Page 29: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Penelitian terhadap beberapa masalah, misalnya dalam penelitian eksperimen dan

historis seringkali memerlukan sumber, peralatan, dan kondisi kerja tertentu. Keberadaan

fasilitas tersebut terutama dimaksudkan untuk mempermudah proses pengamatan melalui

kontrol terhadap kondisi, merekam data dengan akurat, atau mengolah dan menganalisis

data yang terkumpul.

7. Tersediannya sponsor dan kerja sama administratif

Penelitian kependidikan sering kali harus melibatkan beberapa pihak yang

berkepentingan, misalnya sekolah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, konsultan

atau pembimbing. Dalam memilih masalah, peneliti harus mempertimbangkan

kemungkinan adanya sponsor atau pihak lain yang dapat dan bersedia mendukung

pelaksanaan penelitiannya.

8. Biaya dan hasil

Penelitian memerlukan biaya yang mahal. Dalam memilih masalah, hendaknya peneliti

memperhatikan sumber biaya yang diperlukan untuk kebutuhan penelitiannya. Bila biaya

terbatas, masalah yang diangkat hendaknya tidak terlalu luas sehingga dapat mencukupi

untuk penyelesaiannya.

9. Bahaya

Dalam memilih permasalahan, peneliti hendaknya juga memperhatikan bahaya tertentu

yang mungkin bisa timbul terhadap perorangan, kelompok, maupun profesi, baik bahaya

fisik, mental maupun sosial. Oleh karena itu jika masalah yang diajukan kemungkinan

akan membahayakan, hendaknya peneliti meninjaunya kembali.

10. Waktu

Beberapa penelitian naturalistik, historis, eksperimen, dan longitudinal seringkali

memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikannya. Bila waktu yang tersedia

bagi peneliti hanya terbatas kemungkinan besar ia tidak bisa merampungkan penelitiannya

dengan baik. Oleh karena itu, dalam memilih permasalahan peneliti harus

mempertimbangkan waktu yang tersedia.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan

antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu

pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 29

Page 30: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah

penelitian harus didasarkan pada masalah.

Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian

menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke

dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.

a. Rumusan Masalah Deskriptif

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan

pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih

(variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat

perbandingan variabel itu dengan variabel lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya

dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh rumusan masalah deskriptif:

1) Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional?

2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan

Hukum?

3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?

4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah

daerah di bidang pendidikan?

5) Seberapa tinggi tingkat produtivitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada

Sekolah-sekolah Kejuruan?

6) Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid

sekolah di Indonesia?

Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap paertanyaan penelitian berkenaan

dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.

b. Rumusan Masalah Komparatif

Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang

membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang

berbeda, atau pada waktu yang berbeda.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 30

Page 31: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Contoh rumusan masalah komparatif:

1). Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta?

(variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri

dan sekolah swasta).

2). Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu

variabel dua sampel).

3). Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal

dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel tiga sampel).

c. Rumusan Masalah Asosiatif

Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat

menanyakan hubungan antara dau variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk

hubungan, yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan intraktif/ resiprocal/

timbal balik.

1) Hubungan simetris

Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang

kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.

Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan simetris:

1. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan kejahatan terhadap

murid sekolah?

2. Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta dengan jumlah anak?

3. Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin

sekolah?

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap

murid sekolah

2. Hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak

3. Hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah

2) Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi di sini ada

variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen

(variabel yang dipengaruhi).

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 31

Page 32: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan kausal:

1. Adakah hubungan pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak?

(pendidikan orang tua varibel independen dan prestasi belajar variabel

dependen)

2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan

lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan

kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen).

3. Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru

terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum,

media pendidikan dan kualitas guru sebagai variabel independen dan kualitas

SDM sebagai variabel dependen)

Contoh judul penelitiannya:

1. Hubungan pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD

Kabupaten Alengkapura.

2. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatan lulusan

memperoleh pekerjaan pada SMK di Provinsi Indrakila.

3. Pengaruh kurikulum, media pendidikan, kualitas guru terhadap kualitas SDM

yang dihasilkan dari suatu sekolah.

3) Hubungan interaktif/reciprocal/timbal balik

Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak

diketahui mana variabel independen dan dependen.

Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan interaktif:

1. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di Kecamatan A.

(Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga

prestasi dapat mempengaruhi motivasi).

2. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. (kecerdasan dapat

menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan

kecerdasan karena gizi terpenuhi).

VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 32

Page 33: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek

yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan

obyek yang lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan

tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan

atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-

atribut dari setiap obyek. Struktur organisasi, model pendelegasian, kepemimpinan,

pengawasan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan

merupakan contoh variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.

Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya, berat badan dapat diakatakan

variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan

yang lain. Demikian juga prestasi belajar karena prestasi belajar dari sekelompok murid

tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian baik yang dimiliki

orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya.

Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat

bervariasi maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek

yang bervariasi.

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (constructs) atau

sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan,

pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain.

Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat

yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian variabel itu

merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel

adalah suatu kualitas (qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan

darinya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa

variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dengan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Macam-macam Variabel

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-

macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:

a. Variabel Independen

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 33

Page 34: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam SEM (Structural Equation

Modeling/Pemodelan Persamaan Struktural), variabel independen disebut sebagai

variabel eksogen.

b. Variabel Dependen

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling/Pemodelan Persamaan

Struktural), variabel dependen disebut sebagai variabel indogen.

c. Variabel Moderator

Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel ini juga disebut

sebagai variabel independen kadua

d. Variabel Intervening

Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan

tidak dapat diamati dan diukur.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 34

Motivasi Belajar

(Variabel Independen)

Prestasi Belajar

(Variabel Dependen)

Motivasi Belajar

(Variabel Independen)

Prestasi Belajar

(Variabel Dependen)

Suasana Belajar

(Variabel Moderator)

Page 35: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

e. Variabel Kontrol

Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel

independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang

tidak diteliti.

POPULASI DAN SAMPEL

A. Populasi

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 35

Motivasi Belajar

(Variabel Independen)

Gaya Belajar Siswa

(Variabel Intervening)

Prestasi Belajar

(Variabel Dependen)

Suasana Belajar

(Variabel Moderator)

Motivasi Belajar

(Variabel Independen)

Motivasi Belajar

(Variabel Independen)

Waktu belajar, fasilitas kelas,

pokok bahasan

(Variabel Kontrol)

Page 36: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian.

Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang

lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.

Karakteristik Populasi

Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan

heterogenitas populasi.

1. Karakteristik sempit/sedikit

Generalisasi lebih luas, lebih heterogen

2. Karakteristik luas/banyak

Generalisasi lebih sempit,lebih homogeny

A. Sampel

Menurut Sugiyono, “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa

yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk

itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Syarat Sampel

1. Representatif; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan

karakteristik populasi.

2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.

3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.

Tujuan Pengambilan Sampel (Sampling)

1. Mereduksi objek penelitian

2. Ingin melakukan generalisasi

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 36

Page 37: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

3. Menyederhanakan tugas penelitian

4. Efektivitas dan efisiensi

Langkah – Langkah Dalam Pengambilan Sampel

1. Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi

2. Penegasan sifat dan ciri populasi

3. Tentukan besarnya sampel

4. Tentukan teknik samplingnya

D. Teknik Sampling

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk dijadikan sampel.

a. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

1. Undian dengan pengembalian atau undian tanpa pengembalian

2. Penggunaan tabel bilangan random

3. Sistematik random

b. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini dugunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata

tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu

mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang

lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat

orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua

kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan

SMP.

1. Strata berdasarkan usia

2. Strata berdasarkan jenjang pendidikan

3. Strata berdasarkan jenis kelamin

4. Strata berdasarkan status perkawinan

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 37

Page 38: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

5. Strata berdasarkan status sosial ekonomi

6. Strata berdasarkan asal sekolah

7. Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang jabatan

c. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai

pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai

tersebut berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30,

STM=800, ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil

meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan

sampel diberikan setelah bagian ini.

d. Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti

atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau

kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber

data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah

ditetapkan. Teknik ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama

menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang

yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Sampling berdasarkan pada

kelompok-kelompok masyarakat :

1. Berdasarkan profesi/pekerjaan

2. Berdasarkan tempat tinggal

3. Berdasarkan tempat pekerjaan

4. Berdasarkan area/wilayah/daerah

2. Non Probability Sampling

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 38

Page 39: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk diplih menjadi

sampel.

a. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari

anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang

terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1

sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor

ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka yang

diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, dan seterusnya sampai

100.

b. Quota Sampling

Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan.

1. Mengambil sampel yang punya karakteristik/ciri tertentu serta jumlah/quota

yang harus diambil (misalnya: mahasiswa semester V dari berbagai PT yang

kuliah sambil bekerja atau kuliah tapi sudah berkeluarga). Dicari yang

paling mudah dihubungi. (ciri-ciri yang dicari tidak merupakan representasi

dari populasi secara keseluruhan).

2. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada quota yang diinginkan

maka penenlitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi quota

yang ditentukan.

c. Incidental Sampling

Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data.

1. Pengambilan sampel seketemunya saja

2. Tidak representatif

3. Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti

4. Mudah dilakukan

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 39

Page 40: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

5. Sulit untuk diambil generalisasi

6. Digunakan untuk menemukan suatu isu/hal-hal yang menjadi topik

pembicaraan masyarakat

d. Purposive Sampling

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka

sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih

cocok digunakan untuk penenlitian kualitatif.

1. Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu

2. Memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi

3. Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah; sampelnya

dari orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst.

4. Tidak terikat dengan jumlah sampel

e. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya

kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-

lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau

dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk

dijadikan sampel.

1. Dimulai dari kelompok kecil

2. Masing-masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang)

untuk dijadikan sampel,

3. Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel, begitu

seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan

4. Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang

5. Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang akrab

f. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif

kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana

semua anggota populasi dijadikan sampel.

E. Pertimbangan-pertimbangan dalam Menentukan Teknik Sampling

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 40

Page 41: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

1. Tujuan penelitian: generalisasi, kesan-kesan umum dalam waktu singkat

2. Pengetahuan tentang populasi

3. Kesediaan seseorang untuk dijadikan sampel

4. Jumlah biaya yang tersedia

5. Besarnya target fasilitas yang tersedia

F. Besar Sampel

1. Tidak ada ketentuan yang pasti

2. Jika homogen, sampel tidak perlu banyak

3. Semakin heterogen populasi, jumlah sampel semakin banyak

4. Untuk penelitian di sekolah, biasanya diambil sampel kelas

G. Menentukan Ukuran Sampel

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel

yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.

Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang

tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah

populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka

peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel

menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?

jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan

yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia.

Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan,

dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota

sampel yang diperlukan.

Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang

dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%.

Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah

sebagai berikut :

s = λ2 . N . P . Qd2 ( N − 1) + λ2 . P . Q

λ2 dengan dk = 1, taraf kesaahan 1 %, 5 %, 10 % .P = Q = 0,5 . d = 0 , 05 s = jumlah sampel

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 41

Page 42: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

H. Menentukan Anggota Sampel

Di dapan telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling, yaitu probability

sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang

memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel

secara acak.

Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random,

komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka

setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota

populasi.

Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi

mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas

peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila

nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan

peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor pertama tidak dikembalikan lagi

maka peluang berikutnya menjadi 1 : (100 – 1) = 1/99. Peluang akan semakin besar bila

yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap tidak

sah dan dikembalikan lagi.

KAJIAN TEORITIS/TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN

PENDIDIKAN

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 42

Page 43: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Kajian teoritis atau tinjauan pustaka atau landasan teori perlu ditegakkan agar

penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and

error). Adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data.

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal

teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di

sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk

merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh

karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa

yang akan dipakai.

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori

(dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang

relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu

dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara

teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat

tiga variabel independen dan satu variabel dependen, maka kelompok teori yang perlu

dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan

tiga variabel independen dan satu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel

dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin

banyak teori yang perlu dikemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel

yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai

referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar

variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian dapat

digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang diteliti atau

tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi

pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan

bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Untuk mnguasai teori maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian, maka

peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan membaca, dan menelaah yang

dibaca itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 43

Page 44: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

langkah berikutnya. Membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan dan

dipupuk.

Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui sumber-

sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat berbentuk buku-buku teks, kamus,

ensiklopedia, jurnal ilmiah, dan hasil-hasil penelitian. Bila peneliti tidak memiliki sumber-

sumber bacaan sendiri, maka dapat melihat di perpustakaan, baik perpustakaan lembaga

formal maupun perpustakaan pribadi.

Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,

kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru

menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi berkenaan dengan kecocokan

antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan

dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu.

Makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir teori tersebut.

Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi

masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis hasil penelitian yang relevan dengan apa

yang akan diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat

penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis, dan kesimpulan.

A. Pengertian dan Tujuan

Penelitian pendidikan tidak pernah dapat dipisahkan dengan pengetahuan

kependidikan karena pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan informasi baru

yang berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji pengetahuan yang telah ada. Oleh

karena itu, agar dapat mengetahui bagaimana hubungan dan di mana posisi pengetahuan

yang telah ada, perlu adanya ulasan terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan dengan

topik masalah yang diangkat.

Ulasan kepustakaan akan memungkinkan pembaca meningkatkan cakrawala nya

dari segi tujuan dan hasil penelitian. Ulasan kepustakaan sering juga disebut rasional

penelitian karenamemberikan landasan rasional tentang mengapa penelitian tersebut perlu

dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Ulasan kepustakaann ini tidak

hanya sekedar untuk menghasilkan anotasi atau catatan bibliografi tentang masalah yang

diangkat (Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).

Ulasan terhadap bahan kepustakaan yang berkaitan dengan topik penelitian tersebut

juga bukan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah penelitian yang diangkat

belum pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Tujuan utama dari penulisan ulasan

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 44

Page 45: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

kepustakaan adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan penelitian yang pernah

dilakukan sehingga pembaca akan memahami mengapa masalah yang diangkat

mempunyai nilai penting serta menunjukkan bagaimana masalah tersebut dikaitkan dengan

hasil penelitian dan pengetahuan yang lebih luas) McMillan dan Schumacher, 1989;

Lindvall, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 76).

Dengan mengetahui hasil-hasil penting dari penelitian yang pernah dilakukan,

peneliti dapat melihat bagaimana masalah penelitian dan penemuannya akan dapat

dihubungkan dengan hasil penentuan penelitian lain dan bagaimana kombinasi penemuan

tersebut dan penemuannya dapat membantu memberikan gambaran atau potret

pengetahuan yang lebih utuh dan komplit tentang bidang tersebut. Ulasan kepustakaan juga

dapat dipandang sebagai kontribusi terhadap penyusunan teori penelitian.

Salah satu kelemahan dalam bidang kependidikan adalah kurang adanya kerangka

teori yang dijadikan landasan masalah penelitian. Keterbatasan kerangka teori dalam

bidang tersebut mungkin terjadi karena kompleksnya hubungan-hubungan yang ada dalam

masalah yang harus dikaji. Untuk menyusun kerangka tersebut, peneliti dapat melakukan

dengan cara menyusun hasil-hasil penelitian yang telah ada, menunjukkan bagaimana

hasil-hasil tersebut saling berhubungan sehingga memberikan suatu organisasi

pengetahuan yang telah ada.

Dengan cara ini peneliti memberikan kerangka yang memperlihatkan di mana

masalah penelitiannya akan dapat mengisi kekurangan dalam pengetahuan yang ada. Hal

ini akan memberikan alasan logis manfaat dari masalah yang diangkat dan menunjukkan

bagaimana ia dapat membantu melengkapi hasil penelitian lain untuk memperluas

pengetahuan dalama bidangnya. Lebih lanjut kepustakaan tersebut berguna untuk

menunjukkan signifikansi masalah, mengembangkan desaian mendahului serta

rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut. Secara rinci hal tersebut dijelaskan :

a. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian

b. Meletakkan penelitian pada prespektif sejarah dan asosional.

c. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu

d. Memilih metodologi yang tepat

e. Menghubungkan penemuan dengan pengetahuan yang ada usulan untuk

penelitian lebih lanjut.

Kepustakaan adalah bahan-bahan yang secara nyata relevan dengan permasalahan seperti

hasil penelitian yang pernah dilakukan yang menyelidiki pertanyaan yang serupa atau

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 45

Page 46: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

variabel yang sama; rujukan terhadap teori dan pengujian empiris terhadap teori; dan

kajian dari bidang lain, seperti penelitian sosiologi tentang interaksi kelompok kecil,

penelitian psikologi tentang perkembangan intelektual pada anak.

Banyak sedikitnya kepustakaan ini bergantung pada topik dan tujuan penelitian.

Dalam topik yang sudah banyak dilakukan penelitian, ulasan kepustakaan biasanya berisi

sumber hasil penelitian yang secara langsung berhubungan dengan penelitian yang

diangkat yakni menyelidiki masalah yang serupa.

B. Sumber Ulasan kepustakaan

Pada dasarnya ulasan kepustakaan dalam penelitian harus didasarkan pada sumber

asli yang ditulis oleh peneliti atau penemu teori itu sendiri secara langsung. Namun

demikian, karya-karya yang dibuat oleh yang secara tidak langsung melakukan penelitian

atau membuat teori juga dapat dijadikan sumber informasi yang sangat berharga. Ada tiga

macam kategori ulasan kepustakaan yang telah diklasifkasikan, antara lain :

1. Sumber primer

Sumber primer adalah hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya peneliti atau

teoritis yang orisinil. Sumber ini merupakan deskripsi langsung tentang kenyataan

yang dibuat oleh individu yang melakukan pengamatan atau menyaksikan kejadian

atau oleh individu yang mengemukakan teori yang pertama kali. Dalam penelitian

pendidikan, ini berarti deskripsi penyelidikan oleh peneliti sendiri atau deskripsi teori

oleh penemunya. Sumber ini berisi teks laporan hasil penelitian atau teori secara

penuh atau lengkap, detil, dan teknis. Oleh karena itu, ia dapat memberikan informasi

yang detil tentang penelitian, teori dan metodologi yang digunakan untuk menyelidiki

masalah. Contohnya adalah jurnal ilmiah, proceeding, text book, hand book, skripsi,

tesis, dan disertasi.

2. Sumber sekunder

Sumber sekunder adalah bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh penulis

yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam

kenyataan yang ia deskripsikan atau bahan penemu teori. Sumber ini berisi tentang

hasil sintesis bahan-bahan yang berasal dari sumber utama, baik secara empiris

maupun teoritis. Di samping itu, sumber ini juga mengkombinasikan informasi yang

diperoleh dari beberapa sumber primer ke dalam satu kesatuan kerangka kerja

sehingga memberikan ulasan secara ringkas tentang perkembangan penelitian dalam

topik tertentu. Kebanyakan sumber sekunder ini memuat daftar pustka yang menjadi

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 46

Page 47: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

sumber pengambilan bahan-bahan yang dijadikan sehingga daftar ini juga dapat

dipergunakan untuk menemukan sumber primernya. Contohnya adalah buku-buku

teks.

3. Sumber preliminer

Sumber preliminer adalah bahan-bahan rujukan yang dimaksudkan untuk membantu

seseorang mengidentifikasi dan menemukan sumber primer atau sekunder. Dengan

kata lain, sumber preliminer berisi informasi tentang sumber primer dan sekunder.

Sumber ini sangat bermaanfaat untuk menunjukkan jenis-jenis tertentu yang

diperlukan dalam beberapa ulasan kepustakaan untuk mencari subjek tertentu. Dengan

demikian, peneliti akan menghemat waktu, biaya, dan tenaga karena sumber

preliminer informasi tentang di mana artikel-artikel, buku-buku, laporan-laporan, dan

dokumen-dokumen lain tentang suatu subjek tertentu dapat ditemukan dalam sumber

primer atau sekunder. Ada dua macam sumber preliminer yakni abstraks dan indeks.

Indeks biasanya hanya berisi informasi kunci tentang bahan pustaka primer atau

sekunder yakni penulis, judul, dan tempat penerbitan. Sedangkan, abstrak berisi

rangkuman singkat tentang laporan penelitian baik yang diterbitkan maupun yang

tidak diterbitkan beserta bibliografi dan diterbitkan secara berkala.

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai

berikut:

1. Analisis pernyataan masalah

Pernyataan masalah berisi konsep-konsep atau variabel yang membentuk petunjuk

tentang topik kepustakaan, misalnya pembelajaran, sikap, evaluasi, dan interaksi

belajar mengajar. Kata kunci ini dapat memudahkan untuk mencari bahan-bahan

pustaka yang sesuai dengan masalah.

2. Mencari dan membaca sumber sekunder

Bacaan bahan-bahan yang ada dalam sumber kedua akan memberikan ulasan dan

pandangan sekaligus tentang topik dan akan membantu peneliti untuk membatasi

masalah sehinga lebih cepat.

3. Memilih sumber preliminer yang sesuai

Sumber priliminer baik berupa indeks maupun abstrak akan membantu peneliti

untuk mendapatkan informasi di mana sumber primer dapat diperoleh.

4. Membaca sumber primer yang terkait

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 47

Page 48: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Setelah mendapatkan sumber primer, peneliti membaca dan mencatat hasil analisis

singkat terhadap sumber primer yang sesuai dan relevan dengan masalah

penelitiannya disertai catatan bibliografinya secara lengkap.

5. Mengorganisasi catatan

Hasil catatan yang dibuat pada langkah keempat dapat diklasifikasikan berdasarkan

beberapa cara, misalnya kronologi, kesamaan wawasan terhadap permasalahan, dan

metodologi dan kemudian disusun berdasarkan ide umum yang dapat meliputinya.

6. Menulis kutipan

Dalam membuat ulasan peneliti hanya mengutip hasil penelitian teori dan praktk

yang relevan dengan masalah penelitian. Banyak sedikitnya ulasan serta

kedalamannya sangat tergantung pada jenis penelitian serta banyaknya penelitian

yang pernah dilakukan.

KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting.

Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel

independen dengan variabel dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan

intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam

penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk

paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus

didasarkan pada kerangka berpikir.

Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam

penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas

sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping

mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi

terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.

Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih biasanya dirumuskan

hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka

menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu

dikemukakan kerangka berpikir.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 48

Page 49: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi

dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran

ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek

permasalahan. Kriteria utama agar kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan,

adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang

membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa

tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya

dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan

antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan antar variabel tersebut, selanjutnya

digunakan untuk merumuskan hipotesis.

1. Menetapkan Variabel Yang Diteliti

Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun

kerangka berpikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu

variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap

variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.

2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP)

Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan

hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks,

ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah laporan penelitian,

jurnal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.

3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian (HP)

Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang

berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori

berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci

tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang

lain dalam konteks penelitian itu.

4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Pada tahap ini melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian

yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori

dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 49

Page 50: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

penelitian atau tidak , karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak

sesuai untuk penelitian di dalam negeri.

5. Analisis Komparatif terhadap Teori dan Hasil Penelitian

Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan

teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis

komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau

mereduksi bila dipandang terlalu luas.

6. Sintesa Kesimpulan

Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang

relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan

sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan

variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berpikir yang selanjutnya dapat

digunakan untuk merumuskan hipotesis.

7. Kerangka Berpikir

Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya

disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapaat berupa kerangka

berpikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir

asosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu; jika guru

kompeten maka, hasil belajar akan tinggi.

8. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka

berpikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka

hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi

guru dengan hasil belajar”.

Kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikkut:

1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan

2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan

pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari

3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar

variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal, atau interaktif (timbal

balik).

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 50

Page 51: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram

(paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir

yang dikemukakan dalam penelitian.

PARADIGMA PENELITIAN

Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa

suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan ada hubungan gejala bersifat kausal (sebab

akibat), maka peneleiti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa

variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut

sebagai paradigma penelitian.

Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang

menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan

jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang

digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis

statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma

penelitian atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey adalah

sebagai berikut:

1. Paradigma Sederhana

Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel indelpenden dan satu variabel

dependen.

Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan:

a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu yaitu:

1). Rumusan masalah deskriptif (dua)

a). Bagaimana X? (kualitas guru)

b). Bagaimana Y? (prestasi belajar murid)

2). Rumusan masalah asosiatif/hubungan (satu)

Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang

yang dihasilkan.

b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi

belajar.

c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam yaitu hipotesis deskriptif dan hipotesis

asosiatif (hipotesis deskripitf sering tidak dirumuskan)

1). Dua hipotesis deskriptif: (jarang dirumuskan dalam penelitian)

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 51

Page 52: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

a). Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut

telah mencapai 70% baik.

b). Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai

99% dari yang diharapkan.

2). Hipotesis asosiatif

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan

dengan prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media pendidikan

ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada gradasi yang

tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan

digeneralisasikan ke populasi di mana sampel tersebut diambil.

d. Teknik Analisis Data

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah

ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji

hipotesis.

1). Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka

pengujian hipotesis menggunakan t-test one sample.

2). Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio,

maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment.

2. Paradigma Sederhana Berurutan

Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih

sederhana.

Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variable independen dengan

satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel (X1

dengan X2; X2 dengan X3; X3 dengan Y) tersebut digunakan teknik korelasi sederhana.

Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3, dengan

persamaan Y = a + bX3. Berdasarkan contoh 1 tersebut, dapat dihitung jumlah rumusan

masalah, deskriptif dan asosiatif.

3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 52

Page 53: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen.

Dalam paradigma ini terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan 4 rumusan masalah

asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda).

Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu variabel

dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y, menggunakan

teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-

sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.

4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel

dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif

(hubungan) untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1.

Paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1, X2, dan X3. Untuk mencari

besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2

dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari

besarnya hubungan antar X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y

digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda serta korelasi parsial dapat

digunakan untuk analisis dalam paradigma ini.

5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

Paradigma ganda dengan suatu variabel independen dan dua variabel dependen. Untuk

mencari besarnya hubungan antara X dan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik

korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2. Analisis regresi juga

digunakan di sini.

6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel

Dependen

Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen (X1, X2) dan dua variabel

dependen (Y1 dan Y2). Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah

hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk

hubungan antar variabel secara simultan.

Hubungan antar varibel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi

sederhana. Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2

bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi

sederhana maupun ganda dapat juga digunakan untuk memprediksi jumlah tiket yang

terjual dan kepuasan penumpang Kereta Api.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 53

Page 54: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

7. Paradigma Jalur

Teknik analisis Statistik yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur).

Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui

untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui

variabel intervening. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif

dan enam rumusan masalah hubungan.

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Pengertian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan maslah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan

pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi

justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji

oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Setelah selesai menyusun landasan teori, seorang peneliti biasanya sampai pada

suatu kesimpulan tentang permasalahan penelitian. Bertolak dari yang telah dilakukan

dalam mencari landasan teori, para peneliti akan mempunyai tiga peluang dalam

memberikan jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitian. Apakah

peneliti mempunyai arah jawaban yang pasti secara positif maupun negatif terhadap

permasalahan masalah tersebut. Jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat

teoritis ini disebut sebagai hipotesis.

Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan dalam

proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan

kenyataan yang ada atau fakta atau dari kenyataan dengan teori yang relevan.

Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites

kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan. Hipotesi juga juga penting

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 54

Page 55: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

peranannya karena dapat menunjukkan harapan dari si peneliti yang direfleksikan

dalam hubungan ubahan atau variabel dalam permasalahan penelitian.

Oleh karena itu hipotesis dibuat sebaiknya sebelum peneliti terjun ke lapangan

mengumpulkan data yang diperlukan. Mengapa hipotesis dibuat sebelum peneliti ke

lapangan (Ary, dkk, 1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu :

a. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu pengetahuan

yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan

b. Bahwa dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan

data dan proses interpretasinya.

Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis secara baik

mempunyai beberapa tujuan penting. Di antara tujuan tersebut diantaranya sebagai

berikut :

1. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan memungkinkan

untuk pengembangan ilmu pengetahuan

2. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antar variabel yang

dapat diuji kebenarannya

3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan

penelitian.

4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi.

Secara fungsional hipotesis dalam penelitian itu sangatlah penting. Bila hipotesis

dinyatakan dengan tepat dan teliti, jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai

petunjuk analisis. Hipotesis dalam posisinya sebagai salah satu unsur penelitian dapat

dimisalkan seperti kompas bagi nahkoda kapal. Kompas dapat dipergunakan sebagai

penentu arah dalam perjalanan di tengah lautan sehingga mencapai pelabuhan yang

dituju. Dengan hipotesis, peneliti lebih mudah dalam mencari pemecahan masalah

atas dasar pernyataan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.

Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah atau research questions. Walaupun hal ini tidak mutlak, hipotesis

penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang

telah ditetapkan dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan

dirumuskannya hipotesis penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat

dicakup dalam penelitian yang hendak dilakukan. Dilihat dari posisinya hipotesis

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 55

Page 56: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

penelitian biasanya ditempatkan dalam bab kedua, yaitu studi kepustakaan setelah

landasan teori dan atau setelah kerangka berfikir tersusun. Hipotesis penelitian pada

umumnya tidak diuji menggunakan teknik statistika. Karena memang fungsinya yang

utama untuk memberikan jawaban sementara, sebagai rambu-rambu tindakan

selanjutnya di lapangan.

Berikut ini diberikan beberapa contoh hipotesis penelitian

a. Ada korelasi positif dan signifikan antara usaha peningkatan belajar di sekolah

dengan hasil pencapaian belajar siswa

b. Ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan gaya kepemimpinan dalam

organisasi terhadap produktivitas lembaga

c. Ada hubungan yang negatif dan tidak signifikan antar besarnya gaji yang diterima

para guru dengan keinginan bekerja sambilan di luar lembaga tempat bekerja.

Jika penelitian bersifat korelasional maka:

1) Hipotesis penelitian beraspek empiris disajikan pada akhir bab II dalam sub-sub

tersendiri dengan memperhatikan teori pendukungnya, sedangkan hipotesis

penelitian beraspek statistik disajikan dalam bab III.

2) Apabila analisis data (akhir bab IV) direncanakan tidak untuk menganalisis data

secara luas baik masalah utama (mayor) maupun bagian-bagiannya (minor) maka

dalam hipotesis tidak perlu dicantumkan hipotesis mayor dan minor.

3) Hipotesis harus berlandaskan teori, jika ingin mengubah harus mencantumkan

alasan mengapa merubah teori tersebut.

Langkah-Langkah Menguji Hipotesis

  Pengujian hipotesis memerlukan tiga "ingredient" :

Soalan penyelidikan

Populasi yang ditakrif dengan tepat (well-defined population)

Alat mengukur

Untuk membuktikan sesuatu hipotesis, kaedah menguji memerlukan dua kenyataan

yang bertentangan :

Hipotesis penyelidikan (yang juga dikenali sebagai hipotesis alternatif), H1

Hipotesis Nol (Null hypothesis), H0

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 56

Page 57: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Untuk membuktikan H1 benar, biasanya kita akan cuba menbuktikan H0 tidak

benar. Ciri-ciri hipotesis H1 dan H0 ialah :

Saling eklusif (mutually exclusive) -  ia itu kedua-dua hipotesis tidak boleh

benar atau tidak benar pada masa yang sama

Ekhaustif (exhuastive) - tiada alternatif lain

Titik-Titik Kritikal (genting)

Dalam kaidah ujian hipotesis, kita akan coba membuktikan H0 benar.  Sekiranya

kita tidak dapat membuktikan H0 benar maka kita terpaksa menerima bahwa H1 adalah

benar.

Mengenai persampelan, kita dapati bahwa setiap sampel yang dipilih akan memberi

min yang agak berlainan.  Dengan lain perkataan, min yang diperoleh daripada sampel

tidak akan tepat pada min populasi.  Maka kita perlu menetapkan suatu titik (atau 2 titik) di

atas keluk taburan min populasi di mana perbedaan di antara nilai min sampel dengan min

populasi dianggap terlalu besar sehingga tidak boleh diterima sebagai sama.  Nilai-nilai

yang lebih tinggi daripada titik ini dianggap sebagai di dalam kawasan genting.  Jika nilai

min sampel terjatuh di dalam kawasan genting, maka hipotesis nol perlu ditolak.

Ralat Jenis I dan II

Dalam membuat keputusan samada hendak menerima atau menolak hipotesis, kita

mungkin membuat dua jenis kesalahan atau ralat seperti ditunjukkan di dalam gambar di

bawah.

H0  Benar H1  Benar

Terima  H0 Keputusan BetulRalat Jenis II

(Type II Error)

Terima  H1Ralat Jenis I

(Type I Error)Keputusan Betul

Adalah lebih baik kita menetapkan kemungkinan membuat kesalahan. Jenis I lebih

kecil daripada kemungkinan membuat kesalahan Jenis II.  Dengan kata lain, kawasan

genting (menolak H0) hendaklah lebih kecil dibandingkan dengan kawasan menerima H0. 

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 57

Page 58: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Dalam konteks dunia sebenar, kedudukan ini serupa dengan prinsip bahwa adalah

"lebih baik bebaskan orang yang bersalah daripada menghukum orang yang tidak

bersalah".

Tahap kemungkinan menolak hipotesis nol yang benar (Ralat Jenis I) yang biasa

digunakan ialah 0.05 (atau 5%).  Untuk ujian hipotesis dua-ekor, kemungkinan ini dibagi

menjadi dua kawasan yang sama dipenghujung keluk tabura.

Perkiraan

Andaikan bahwa suatu sampel injin baru telah pilih dan penyebaran N2O telah

diukur.  Kita juga tahu statistik-statistik berkenaan dengan penyebaran oleh injin lain. 

Perkiraan untuk mendapatkan nilai z ditunjukkan di bawah.  Min penyebaran injin lain

ialah 100 dengan varians 25.  Bilangan sampel injin baru ialah 36 dan min penyebaran

daripada sampel ialah 101.8.  Soalannya sekarang ialah, "adakah 101.8 berbeda daripada

100"?

Dal am gambar di bawah, titik "a" dan "b" adalah titik genting. Nilai z untuk min

penyebaran daripada sampel injin baru ialah 2.16.  Nilai terjatuh dalam kawasan genting

(2.16 > 1.96).  Maka H0 hendaklah ditolak dan H1 diterima.

Ini bermakna pada tahap 5% keyakinan, penyebaran injin baru didapati perbedaan

daripada injin lain.  Tetapi perhatikan bahawa nilai z terletak di bahagian kanan, iaitu

penyebaran injin baru adalah lebih tinggi daripada injin lain.

Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variable mandiri, tidak

membuat perbandingan atau hubungan.

Contoh : - Seberapa tinggi daya tahan lampu merk A ?

- Seberapa baik gaya kepemimpinan di Lembaga X ?

2. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dengan nilai

dalam satu variable atau lebih pada sample yang berbeda

Contoh : Adakah perbedaan daya tahan lampu merk A dan merk B ?

3. Hipotesis Hubungan (Asosiatif)

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang

hubungan antara 2 variabel atau lebih

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 58

Page 59: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Contoh : Adakah hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja ?

Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah menaksir parameter populasi

berdasarkan data sampel.

Dimana ada 2 cara menaksirkan taraf kesalahan dalam pengujian hipotesis,

yaitu :

A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi

berdasarkan satu nilai data simpel

Interval estimate (convidence interval) adalah suatu taksiran parameter populasi

berdasarkan nilai interval data sample.

Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point estimate)

akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan interval estimate.

Dua Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Dalam menaksirkan parameter populasi berdasarkan data sample, kemungkinan

akan terdapat dua kesalahan, yaitu :

- Kesalahan Tipe 1 merupakan kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar

(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan alpha

(α).

- Kesalahan Tipe 2 merupakan suatu kesalahan bila menerima hipotesis yang salah

(seharusnya ditolak). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dalam beta (β).

Syarat-syarat Hipotesis Penelitian, antara lain :

menghubungkan atau membandingkan 2 atau lebih variable

Dinyatakan dalam kalimat pernyataan, tidak boleh dalam pertanyaan

Dapat diuji kebenarannya

Dirumuskan dengan jelas

Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Teoritis (Hipotesis didalam menjawab rumusan permasalahan)

2. Hipotesis Statistik

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 59

Page 60: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

3. Hipotesis Mayor (Hipotesis yang gabunganm yang besar)

X1

X2 y (Variabel terikat)

X3

4. Hipotesis Minor (Hipotesis yang pecahan, yang farsial, yang kecil)

X1 – y

X2 – y

X3 – y

Mengapa Hipotesis Nol , dikarenakan :

a. Hipotesis yang menyatakan tidak

b. Untuk menetralisir arah pemikiran peneliti

c. Azas praduga tak bersalah

d. Kebalikannya adalah Ha

e. Yang diuji adalah Ho

f. Jika Ho ditolak, maka Ha diterima dan sebaliknya

Lambang Hipotesis Statistik

Hipotesis yang mengandung pengertian yang sama/tidak sama

Ho : θ1 = θ2 Ho : θ1 <= θ2 Ho : θ1 >= θ2

Ha : θ1 = θ2 Ha : θ1 <= θ2 Ha : θ1 >= θ2

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 = μ2 (Uji yang tidak memiliki arah, 2 ekor, 2 ujung)

Ho : μ1 <= μ2

Ha : μ1 >= μ2 (Memiliki 1 arah, 1 ekor, 1 ujung)

Ket :

θ : besaran untuk populasi (parameter) (rata-rata, simpangan baku, variasi)

Hipotesis yang menyatakan Hubungan

Ho : μ1 xy = 0 Ho : μ1 xy <= 0 Ho : μ1 xy >= 0

Ha : μ1 xy = 0 Ha : μ1 xy > 0 Ha : μ1 xy < 0

Penyebab gagal ditolaknya Ho, yaitu :

a. Dari landasan teori

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 60

Page 61: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

b. Kesalahan sampling

c. Kesalahan instrumen penelitian

d. Kesalahan perhitungan

e. Kesalahan rancangan penelitian

f. Pengaruh variabel luar

Sumber penemuan hipotesis, yaitu :

Dari peneliti sendiri

Dari teori/pendapat orang lain

Dari penelitian yang relevan

Sikap Peneliti Terhadap Hipotesis Yang Dirumuskan

o Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti

(pada akhir penelitian)

o Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda–tanda bahwa data yang terkumpul

tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung)

Penelitian Tanpa Hipotesis

• Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel. Padahal hipotesis hanya

dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau

lebih.

• Penelitian Evaluatif

• Penelitian eksploratif yang jawabannya masih sukar diduga dan dicari, tentu sukar

ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan.

• Penelitian Tindakan Kelas (ya atau tidak)

• Nilai ilmiah penelitian berhipotesis lebih tinggi dibandingkan penelitian tanpa

hipotesis

Anggapan Dasar / Asumsi Dasar

• Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar

didalam memunculkan hipotesis

• Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis

• Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 61

Page 62: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

• Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan

Contoh Penggunaan Asumsi Dasar

• Judul Penelitian: Hubungan antara penampilan guru dan prestasi belajar

siswa

• Asumsi Dasarnya:

Setiap guru punya penampilan yg berbeda

Prestasi belajar siswa bervariasi

Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam faktor

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 62

Page 63: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, ANALISIS DATA, PENYUSUNAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pada umumnya penelitian akan berhasil jika banyak menggunakan instrumen sebab

data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) menguji hipotesis

yang diperoleh melalui instrumen. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

menyusun instrumrn penelitian,antara lain :

Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel,harus jelas,

spesifik sehingga dapat ditentukan jenis instrumen yang digunakan.

Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui

terlebih dahulu sebagi bahan atau dasar dalam menentukan isi atau bahasa

dalam instrumen penelitian.

Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data.

Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas.

Mudah dan praktis digunakan sehingga dapat menghasilkan data yang

diperlukan.

Langkah-langkahnya meyusun instrumen

Langkah-langkah menyusun instrumen antara lain:

a. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian

sejelas-jelasnya sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data

yang diinginkan peneliti.

b. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.

c. Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out

instrumen. Kisi-kisi ini berisi ruang lingkup materi pertanyaan, abilitas yang

diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, dan waktu yang dibutuhkan.

d. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai

dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.

e. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi

instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya

dengan item yang baru.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 63

Page 64: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

B. Jenis instrumen

Tes Nontes

Tes prestasi Kuisioner

Tes kecerdasan Wawancara

Tes bakat Dokumentasi

Tes minat Observasi

Tes dianostik Skala sikap

Tes formatif

Tes sumatif

Tes kepribadian

Tes awal/akhir

C. Persamaan antara tes dan non tes

No Tes Non tes

1 Sama-sama digunakan untuk

alat pengumpulan data

Observasi dalam konteks sebagai

instrumen adalah proses

pengumpulan bahan/keterangan

yang dilakukan melalui

pengamatan dan pencatan secara

sistematis terhadap fenomena

yang sedang dijadikan sasaran

penelitian.

2 Sama-sama memiliki

persyaratan tertentu dalam

pembutannya

3 Harus dilakukan uji coba

sebelum diterapkan

D. Perbedaan antara Tes dan Non tes

No Tes Non tes

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 64

Page 65: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

1 Memiliki kriteria kebenaran

tertentu

Tidak memiliki kriteria

kebenaran tertentu

2 Lebih bersifat objektif Lebih bersifat subjektif

3 Ada kunci jawaban Tidak ada kunci jawaban

Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri

pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya ada

pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Wawancara dapat dilakukan scara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan

telepon.

Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data

telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap

responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Dengan

wawancara terstruktur ini pula, pengumpul data dapat menggunakan beberapa

pewawancara sebagai pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai

keterampilan yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.

Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan dinyatakan.

Wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering digunakan dalam penelitian

pendahuluan atau bahkan untuk penelitian lebih mendalam tentang responden.

Pada penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 65

Page 66: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti

dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti.

Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti

data apa yang akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa

yang diceritakan oleh responden.

Informasi atau data yang diperoleh dari wawancara sering bias. Bias adalah

menyimpang dari yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut

subyektif dan tidak akurat. Kebiasan data ini akan tergantung pada pewawancara,

yang diwawancarai (responden) dan situasi & kondisi pada saat wawancara.

Kelebihan wawancara

1. Kontak langsung antara interviewer dan interviewee lebih akrab

2. Informasi lebih mendalam

3. Tidak terlalu formal

4. Bisa untuk tuna netra dan buta huruf

Kelemahan wawancara

1. Jumlah responden terbatas

2. Responden grogi menjawab

3. Masalah bahasa

4. Penyesuaian diri dengan responden

Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan

tersebar di wilayah yang luas.

Prinsip Penulisan Angket

a. Isi dan tujuan pertanyaan

Yang dimaksud di sini adalah apakah isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk

pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran maka dalam membuat

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 66

Page 67: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

pertanyaan harus diteliti, setiap pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran

dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan

kemampuan berbahasa responden. Kalau sekiranya responden tidak dapat berbahasa

Indonesia, maka angket jangan disusun dalam bahasa Indonesia. Jadi bahasa yang

digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden

keadaan sosial budaya dan ”frame of reference” dari responden.

c. Tipe dan bentiuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya dapat

menggunakan kalimat positif atau negatif. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan

yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian

tentang suatu hal. Pertanyaan adalah pertanyaan yang akan membantu responden

untuk menjawab dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan

analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.

d. Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double barreled) sehingga

menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa

Setiap pertanyaan dalam instrumen angket sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal

yang sekiranya sudah lupa atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan

berpikir berat.

f. Pertanyaan tidak menggiring

Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja

atau ke yang buruk saja.

g. Panjang pertanyaan

Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga akan membuat

jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan

instrumen yang banyak maka instrumen tersebut dibuat bervariasi dalam penambilan,

model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan empirik

jumlah pertanyaan yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan.

h. Urutan pertanyaan

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 67

Page 68: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Urutan pertanyaan dalam angket dimulai dari yang umum menuju ke hal yang

spesifik atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit atau diacak. Hal ini perlu

dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden

untuk menjawab. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat

kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.

i. Prinsip pengukuran

Angket yang diberikan kepada responden adalah instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen

angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan

reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data yang valid dan relaibel

maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan kepada responden, maka perlu

diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu.

j. Penampilan fisik angket

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi respon

atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas

buram akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden bila

dibandingkan dengan angket uang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna.

Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan angket. Kalau wawancara

dan angket selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada

orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan

manjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation. Selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan maka observasi

dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

1. Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber

data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 68

Page 69: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

yang didapatkan akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat

mana dari setiap perilaku yang nampak.

2. Observasi Nonpartisipan

Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas

orang-orang yang sedang diamati maka dalam observasi nonpasrtisipan peneliti

TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Didalam kegiatan dalam pengolahan data, ada tiga kegiatan, yaitu:

1. Pengklasifikasian data (Editing)

Pengklasifikasian data yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke dalam

kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. Pengklasifikasian perangkat

kategori itu penyusunannya harus memenuhi bahwa setiap perangkat kategori

dibuat dengan mendasarkan kriterium yang tunggal, bahwa setiap perangkat

kategori harus dibuat lengkap, sehingga tidak ada satupun jawaban responden yang

tidak mendapat tempat, dan kategori yang satu dengan yang lain harus terpisah

secara jelas tidak saling tumpang tindih. Sebagai contohnya: kelengkapan jawaban,

keterbatasan tulisan, kejelasan makna jawaban, kesesuaian jawaban, relevansi

jawaban, keseragaman satuan data.

2. Koding

Koding yaitu suatu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan

jalan menandai masing-masing kode tertentu. Bila analisis kuantitatif maka kode

yang diberikan adalah angka. Bila angka itu berlaku sebagai skala pengukuran

maka disebut dengan skor.

3. Tabulasi

Tabulasi yaitu usaha penyajian data, terutama pengolahan data yang akan menjurus

ke analisis kuantitatif, biasanya menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi

maupun tabel silang.

Jenis – Jenis Data

Ada beberapa macam jenis data, yaitu:

1. Data Kualitatif

2. Data Kuantitatif

3. Data Primer

4. Data Sekunder

5. Data Nominal

6. Data Ordinal

7. Data Seketika

8. Data Urutan waktu

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 69

Page 70: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

9. Data Interval 10. Data Rasio

Analisis Data

Ada beberapa analisis data, yaitu:

1. Analisis Deskriptif (non statistik)

Analisis non statistik dilakukan terhadap data kualitatif. Dalam hal ini penelitian

kualitatif mengajak seseorang untuk mempelajari sesuatu masalah yang ingin

diteliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya.

Ada 2 macam analisis deskriptif, yaitu:

- Analisis deskriptif kuantitaif (persentase)

Contohnya: Penilaian terhadap Modul A

- Analisis deskriptif kualitatif (Kategori, kriteria atau tolak ukur)

2. Analisis Statistik

Analisis statistik ini berasal dari data kuantitatif. Pada umumnya, statistik dibagi 2

macam, yaitu:

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini lazim dikenal pula dengan istilah Statistik Deduktif,

statistik sederhana dan Descriptive Statistics. Yaitu statistik yang tingkat

pekerjaannnya mencakup cara-cara menghimpun, menyusun atau mengatur,

mengolah, menyajikan, dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan

gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa atau

keadaan. Dengan kata lain, statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai

tugas mengorganisasi dan menganalis data angka, agar dapat memberikan

gambaran secara teratur, ringkas, dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau

keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu.

b. Statistik Inferensial

Statistik inferensial, yang lazim dikenal pula dengan istilah Statistik induktif,

statistik lanjut, statistik mendalam atau Inferensial Statistics, yaitu statistik yang

menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka

mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang

telah disusun dan diolah. Kecuali itu, statistik inferensial juga menyediakan aturan

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 70

Page 71: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

tertentu dalam rangka penarikan kesimpulan (conclusion), penyusunan atau

pembuatan ramalan (prediction), penaksiran dan sebagainya.

Dengan demikian, Statistik Inferensial sifatnya lebih mendalam dan

merupakan tindak lanjut dari statistik deskriptif. Dan pada dasarnya merupakan

fundamen dari ilmu statistik deskriptif secara keseluruhan.

Jenis-jenis Uji Statistik

1. Uji Korelasi

Yaitu menetapkan hubungan antara pasangan skor dari sebaran skor yang berbeda

dan ingin mengetahui ada tidaknya hubungan dua pasangan tersebut.

2. Uji Regresi

Penelitian mencoba melibatkan dua variabel atau lebih biasa ditujukan untuk

memperkirakan variabel yang satu atas variabel lainnya sepanjang variable tersebut

ada pertautannya dengan akal sehat

3. Uji Hipotesis

Penerimaan atau penolakan hipotesis nol melalui statistik pengujian t, yaitu satu

variabel acak yang nilainya bergantung pada data sampel.

Penyusunan laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian

Dalam menulis laporan hasil penelitian ada beberapa bagian yang harus dituliskan, yaitu:

Bab I. Pendahuluan

- Latar Belakang Masalah

- Identifikasi masalah

- Pembatasan masalah

- Rumusan masalah

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab III. Metodologi Penelitian

- Variabel Penelitian

- Definisi Operasional Variabel

- Populasi dan sampel

- Waktu dan tempat

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 71

Page 72: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

- Metode penelitian

Bab IV. Hasil Penelitian

- Deskripsi data

- Analisa Data

- Pembahasan

Bab V. Kesimpulan/Saran

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)

yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK

berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar di kelas, bukan pada input kelas

(silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau

mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Suharsimi (2002) menjelaskan PTK dari definisi ketiga kata tersebut sebagai

berikut :

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan atau metedologi

tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan tertentu,

yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran

yang sama dari seorang guru.

Makna ” Kelas” dalam PTK

Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain

sebagai berikut :

1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik

mengikuti proses pembelajran dikelas/lapangan/laboraturium/bengkel, ketika sedang

asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau sedang megikuti kerja bakti di

luar sekolah.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 72

Page 73: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang

membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan

ke rumah siswa.

3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan

yang ditugaskan kepada siswa.

4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar,

dengan tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa atau

keduanya.

5. Hasil pembelajaran, merupqkqn produk yang ditingkatkan, pasti terkait dengan

tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru ,

dan siswa itu sendiri.

6. Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi

siswa di rumahnya.

7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa

dalam bentuk tindakan Unsur pengelolaan yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan

sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang

digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa

ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa,

penempatan papan tulis, penetaan peralatan milik siswa dan sebagainya.

Masalah yang dikaji melalui PTK

Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang

sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, diantaranya sebagai berikut :

Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahan

pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi dan lain-lain.

pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan,

pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran.

Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik

memotivasi, dan teknik pengembang potensi diri.

Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur

pembelajaran dan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya

penggantian metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan

strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu).

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 73

Page 74: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Penamaan dan pengembangan sikap serta nilai-nilai , misalnya pengembangan pola

berfikir ilmiah dalam diri siswa.

Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media, perpustakaan dan

sumber belajar di dalam/luar kelas.

sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah evaluasi

awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen asesmen berbasis kompetensi,

atau penggunaan alat , metode evaluasi tertentu.

Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian materi pokok;

interaksi guru-siswa; siswa-materi ajar; dan siswa-lingkungan belajar.

Tujuan PTK

Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjaidi di dalam

kelas dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan

dengan tindakan yang dilakukan.

Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut :

Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di

sekolah.

Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan

pendidikan di dalam dan di luar kelas.

Meningkatakan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan

Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta

sikap proaktif di daalm melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajran secara

berkelanjutan (sustainable)

Keluaran Penelitian Tindakan kelas

Karena yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau

perbaikan mutu proses dan hasil pembelajaran , antara lain meliputi hal-hal berikut :

Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar dan

sumber belajar lainnya.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang

digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 74

Page 75: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah.

Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan

kompetensi siswa di sekolah.

Ciri Khusus Penelitan Tindakan

Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu

dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan

permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakakan dalam

rangkaian siklus kegiatan.

Keunikan lain dari PTK diantaranya sebagai berikut :

1. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan

masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya.

2. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari hasil

penelitian terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan aktual

yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada

masalah praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks.

3. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-

hal yang terjadi di dalam kelas.

4. Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan

lainnya) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,

pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Kerja

sama (kolaborasi) antar guru dan peneliti sangat penting dalam bersama menggali

mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis

masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan,

observasi, merekam data, evaluasi dan reflaksi), menganalisis data, menyeminarkan

hasil, dan menyususn laporan akhir.

5. PTK dilakukan hanya apabila ada :

Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan

Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru

Alasan pokok : ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan

Bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecah masalah.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 75

Page 76: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Menyusun Usulan PTK

Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya

disebut usulan penelitian. Permohonan dana atau izin pelaksanaan penelitian selalu

mempersyaratakan adanya ususlan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah pertamam

dari kerja penelitian.

Pada umumnya usulan PTK terdiri atas :

1. Judul PTK

2. Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakanng masalah, perumusan

masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian

(terutama potensi untuk memperbaiaki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan

atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan).

3. Bab kajian/Tindakan Pustaka yang mengurai kajian teori dan pustaka yang

menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan.

4. Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang rwencana dan prosedur

penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur

pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi hasil

penelitian).

5. Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama : jadwal penelitian, sarana

pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan

penelitian dan kelayakan pembiayaan).

Isi usulan penelitian

Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian

tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Judul Penelitian

Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya

ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk

tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya di bawah judul

dituliskan pula subjudul. Subjudul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci

tentang populasi, misalnya dimana penelitian dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lain-

lain. Berikut ini beberapa contoh judul PTK,

Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran Fisika melalui

penerapan model pembelajaran generatif.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 76

Page 77: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Fisika.

Pembelajaran berbasis konstruktivisme dan kontekstual pada mata pelajaran Fisika

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep.

Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Fisika

melalui penerapan Cooperative Learning.

b. Pendahuluan

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk

itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar belakang

penelitian hendaknya dipaparkan bahwa:

Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi

di sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari pengamatan dan kajian

(diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah,

maka jelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.

Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk

di pecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya,

dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.

Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar

penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan

(argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

c. Perumusan dan Pemecahan Masalah

Bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang perumusan masalah, cara

pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.

o Perumusan masalah: Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan

penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi,

asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya

menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan

dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator

keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara mengevaluasinya.

o Pemecahan Masalah : Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk

memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab

masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 77

Page 78: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pda akar penyebab permasalahan

dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah.

o Tujuan Penelitian : Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin

dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Tujuan umum

dan khusus diuraikan dengan jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian

keberhasilannya.

o Kontribusi Hasil Penelitian : Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas

pendidikan dan/atau pembelajaran sehingga tampak manfatnya bagi siswa, guru,

maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan

dihasilkan dari penelitian ini.

Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-hal di atas, disarankan

untuk terlebih dahulu menetapkan pokok-pokok pikirannya.

d. Kajian pustaka

Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan

yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan,

dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi

permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyususn kerangka

berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat

dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan

yang diharapkan.

e. Rencana dan Prosedur Penelitian.

Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara

jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, obsevasi,

dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus

kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam

setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu

siklus, meskipun harus diingat jugas jadwal kegiatan belajar di sekolah.

Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu

menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel seperti contoh berikut

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 78

Page 79: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Tabel pokok-pokok rencana kegiatan

Siklus 1 Perencanaan:identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah

Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM

Menentukan pokok bahasan Mengembangkan skenario

pembelajaran Menyusun LKM Menyiapkan sumber belajar Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi

pembelajaranTindakan Menerapkan tindakan mengacu

pada skenario dan LKMPengamatan Melakukan observasi dengan

memakai format observasi Menilai hasil tindakan dengan

menggunakan format LKMRefleksi Melakukan evaluasi tindakan yang

telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu,jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

Melaukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario LKM, dan lain-lain.

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya

Evaluasi tindakan 1Siklus II Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan

alternatif pemecahan masalah Pengembangan program tindakan II

Tindakan Pelaksanaan program tindakan IIpengamatan Pengumpulan data tindakan IIrefleksi Evaluasi tindakan II

Siklus-siklus berikutnyaKesimpulan, saran, rekomendasi

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK ada tiga ,yaitu:

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 79

Page 80: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan

siswa dalam berbagai tindakan.

Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan

pertimbangan rasional (menggambarkan konsep teori) yang mantap dan valid guna

melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.

Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan

segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).

Prinsip PTK:

”Tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan

matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan

dihadapi oleh guru dan seterusnya”.

Siklus Kegiatan PTK

PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat

tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang digambarkan

sebagai berikut:

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 80

Page 81: Resume Penelitian Pendidikan

Dilanjutkan ke siklus

berikutnya

Apabila masalah belum terselesaikan

Gina Adriani (06101410021)

Siklus PTK

Permasalahan

Siklus I

Siklus II

Rincian kegiatan PTK

a. Perencanaan

Pada tahapan ini terdiri dari kegfiatan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti

masalah apa yang akan diteliti.

2. Menetapkan alasan mengapa penelitian mengapa penelitian tersebut dilakukan,

yang akan melatarbelakangi PTK.

3. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat

pernyataan.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 81

Perencanaan

tindakan I

Refleksi I

Perencanaan

tindakan II

Pengamatan

/pengumpulan data

Pelaksanaan

tindakan II

Refleksi II

Pelaksanaann

tindakan I

Permasalahan baru

hasil refleksi

Pengamatan

/pengumpulan data II

Page 82: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

4. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa hipotesis

tindakan.

5. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-

indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai

untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.

6. Membuat secara rinci rancangan tindakan.

b. Tindakan

Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan

tindakan tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario tindakan

yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian

tindakan itu menjelaskan tentang :

1. Langkah demi langkah kegiatan yang akan di lakukan,

2. Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru

3. Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa.

4. Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara

menggunakannya

5. Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan disertai

dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.

c. Pengamatan atau observasi

Pada tahap ini, peneliti (atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan dan

mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan

berlangsung. Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b. rubrik, c. lembar

observasi, dan catatan yang dipakai untuk memeperoleh data secara objektif yang tidak

dapat terekam melalui lembar observasi, seperrti aktifitas sisiswa di dalam kelas

selama peemberian tindakan berlangsung.

Data yang telah dihibungkan hendaknya di cek untuk mengetahui keabsahannya.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 82

Page 83: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Data yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah

penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal berbagai teknik.analisis

statistika dapat digunakan.:

Tabel Indikator Keberhasilan PTK

No Indikator keberhasilan PTK

Rincian atau sub indikator keberhasilan :Siswa mampu….

1 Semakin efektifnya waktu belajar oleh mahasiswa

- menggunakan waktu konsultasi dengan dosen secara teratur.

- Menyelesaikan tugas tepat waktu- Menggunakan waktu secar efektif dan

efisien untuk mengerjakan tugas- Menunjukkan kemajuan dari waktu ke

waktu2 Semakin efektifnya

kegiatan belajar mahasiswa dengan pihak lain

- belajar/diskusi dengan teman tentang tugas yang diberikan.

- Belajar/diskusi dengan orang lain yang memilki kecakapaan sesuai dengan tugas yang telah diberikan

- Belajar melalui media pembelajaran lain (internet,perpustakan dan lain-lain) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

3 Semakin efektifnya kegiatan PBM yang dilakukan oleh mahasiswa.

- belajar dalam kelompok- mengembangkan data dan bahan secara

mandiri- mengembangkan sifat kolaboratif satu

dengan yang lain- mengkonstruksi, konstibusi, dan

melakuakn sintesis informasi.

- Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri

- Bekerja secara mandiri4 Meningkatnya

kemampuan melakukan penilaian terhadap diri sendiri

Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu penyelesaian tugas yang telah ditetapkanMelakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang telah dikerjakan

d. Refleksi

Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan atas

tindakan yang dilakukan

Bagaimana Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas?

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 83

Page 84: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Proses penysusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin

mencatat apa saja yang telah dilakukan. Pada umumnya kerangka penulisan KTI yang

berupa hasil penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel Kerangka Penulisan KTI Yang Berupa Hasil Penelitian

Ciri khusus Kerangka penulisanKTI merupakan hasil laporan hasil penelitian

Kegiatan penelitian yang umum dilakukan oleh gurur adalah bidang pembelajaran di kelasatau disekolahnya

Jenis kegiatan yang dilakukan umumnya adalah 1.penelitian tindakan kelas2. penelitian dibidang eksperimen dalam pembelajran

KTI laporan hasil penelitian umumnya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :Bagian pendahuluan, terdiri dari :Halaman, judul, lembarr persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dab daftar lampiaran serta abstrak atau ringkasan.Bagian isi :1. Bab I pendahuluan atau

permasalahn, yang berisi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan kegunaan, dan lain-lain.

2. Bab 2 kajian Teori atau pekmbahasan pustakaan

3. Bab 3 Metodee penelitian4. Bab 4 hasil penelitian dan diskusi

hasil penenlitian5. Bab 5 kesimpilan dan saran.

Bagaimana Rincian Dari Setiap Bagian Laporan

Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :

a) Abstrak

b) Pendahuluan

c) Kajian pustaka

d) Pelaksanaan penelitian

e) Hasil penelitian dan pembahasan

f) Kesimpilan dan saran

g) Daftar pustaka

h) Lampiaran-lampiran

Menilai Laporan PTK

Bagaiamana kriteria KTI yang benar dan baik ?

Sebelum dikirim untuk di evaluasi KTI hendaknya :

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 84

Page 85: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Dinilai kembali oleh si penulis. Apakah semua komponen yang seharusnya ada

KTI telah tersaji dengan bail dan benar.

Telah didiskusikan terlebih dahulu

Menggunakan pedoman KTI yang berlaku

Secara umum KTI yang baik adalah yang APIK

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat

analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi

di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years).

Penelitian Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) adalah

penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode

penelitian dan pengembangan.

Metode penelitian dan pengembangan telah banyak digunakan pada bidang-bidang

Ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik,

kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran,

bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduk dan

dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian metode pemelitian

dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi,

sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain.

Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang

administrasi, pendidikan dan sosial lainnya masih rendah. Padahal banyak produk tertentu

dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui research and

development.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 85

Page 86: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala

sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh, di pantai

selatan Pulau Jawa, terdapat potensi angin dan sinar matahari, kedua potensi tersebut dapat

dikembangkan menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk menggerakkan

sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik atau untuk turbin air.

Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan

data empirik. Misalnya potensi energi angin di pantai harus dapat dikemukakan data

berapa kekuatan dan kecepatan angin, berapa lama dalam satu hari, dari mana arah angin

dan lain-lain. Data angin tersebut kemudian dapat digunakan untuk merancang kincir angin

atau produk lainnya yang dapat menghasilkan energi mekanik atau listrik.

Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan

laporan penelitian orang lain atau dokumentasi laporan penelitian orang lain atau

dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, maka

selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan

untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Di

sini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk

penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain Produk

Dalam bidang pendidikan, prooduk-produk yang dihasilkan melalui penelitian

R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang

jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan

misalnya kkurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode

mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem

evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajaran tertentu,

model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem penggajian,

dan lain-lain. Hasil akhir penelitian dan pengembangannya adalah berupa desain produk

baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar

atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 86

Page 87: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Pada contoh tentang produk pendidikan di atas, hasil akhir dari kegiatan ini adalah

berupa desain metode yaitu rancangan metode pembelajaran baru. Desain metode ini masih

bersifat hipotetik. Dikatakan hipotetik karena efektivitasnya belum terbukti dan akan dapat

diketahui setelah pengujian-pengujian. Setiap desain produk perlu ditunjukkan dalam

gambar kerja, bagan, atau uraian ringkas sehingga akan memudahkan pihak lain untuk

memahaminya. Efektivitas metode mengajar baru bisa diukur dan mudah

diimplementasikan, suasana belajar menjadi kondusif dan hasil pembelajarn meningkat.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk

dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau

tidak. Dikatakan secara rasional karena validasi di sini masih bersifat penilaian

berdasarkan pemikiran rasional belum berdasarkan fakta lapangan.

Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau

tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.

Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui

kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi.

Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain

tersebut berikut keunggulannya.

5. Perbaikan Desain

Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya

maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk

dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah

peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6. Uji Coba Produk

Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat

langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan

simulasi penggunaan metode mengajar tersebut. Setelah disimulasikan maka dapat

diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian tersebut dilakukan dengan tujuan

untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar baru tersebut lebih efektif dan

efisien dibandingkan dengan metode mengajar yang lama atau yang lain.

7. Revisi Produk

Setelah produk diuji coba pada kelompok yang terbatas maka kelemahan yang

terdapat dalam produk tersebut menjadi lebih terlihat jelas dan perlu dilakukan langkah

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 87

Page 88: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

selanjutnya yaitu revisi produk. Setelah direvisi, maka perlu diujicobakan lagi kelas yang

lebih luas. Setelah metode mengajar baru diterapkan selama setengah tahun atau satu tahun

maka perlu dicek kembali, mungkin ada kelemahannya, kalau ada perlu segera diperbaiki

lagi. Setelah diperbaiki maka dapat diproduksi massal atau digunakan lembaga pendidikan

yang lebih luas.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi yang tidak

terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut

diterapkan dalam lingkup tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang

muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan

yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. Dalam uji pemakaian sebaiknya

pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah

metode mengajar.

10. Pembuatan Produk Massal

Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif

dalam beberapa kali pengujian maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan pada

setiap lembaga pendidikan.

Laporan Penelitian R&D

Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru dan

selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut. Dengan demikian laporan penelitian yang

dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan

penjelasannya. Lampiran berupa produk yang dihasilkan tersebut dibuat dalam buku

tersendiri dan diberikan penjelasan tentang kehebatan produk tersebut berdasarkan hasil uji

coba, serta cara menggunakan produk tersebut. Sistematika laporan adalah sebagai berikut.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 88

Page 89: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

SISTEMATIKA LAPORAN PENELITIAN R&D

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis (Produk yang akan dihasilkan)

BAB III PRODUK PENELITIAN

A. Langkah-langkah Penelitian

B. Metode Penelitian Tahap I

1. Populasi Sampel Sumber Data

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 89

Page 90: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

3. Instrumen Penelitian

4. Analisis Data

5. Perencanaan Desain Produk

6. Validasi Desain

C. Metode Penelitian Tahap II

1. Model Rancangan Eksperimen untuk Menguji Produk yang Telah

Dirancang

2. Populasi dan Sampel

3. Teknik Pengumpulan Data

4. Instrumen Penelitian

5. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Desain Awal produk (gambar dan penjelasan)

B. Hasil Pengujian Pertama

C. Revisi Produk (Gambar setelah dievisi dan penjelasannya)

D. Hasil pengujian Tahap Kedua

E. Revisi Produk (Gambar setelah direvisi dan penjelasannya)

F. Pengujian Tahap Ketiga (bila perlu)

G. Penyempurnaan Produk (Gambar terakhir dan penjelasannya)

H. Pembahasan Produk

BAB V KESIMPULAN DAN SARA PENGGUNAANNYA

A. Kesimpulan

B. Saran Penggunaan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN INSTRUMEN

LAMPIRAN DATA

LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU PENJELASANNYA

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 90

Page 91: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1985. Penelitian Kependidikan : Prosedur & Strategi. Bandung:

Angkasa.

Amirin, Tatang M., 1990. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”. Edisi

Revisi V. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, Suhadjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Ary, Donald. Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: usaha Nasional.

Azwar, Saifuddin. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 91

Page 92: Resume Penelitian Pendidikan

Gina Adriani (06101410021)

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Penelitian Pendidikan Kimia | Resume Buku 92