resume bab 13 (market aanalysis sd negotiations and the lease)

2
PROPERTI KANTOR Analisis Pasar Analisis Regional Analisis regional dari suatu bangunan kantor mempertimbangkan pertumbuhan sektor ekonomi regional, yang mana hal ini dapat mempengaruhi perusahaan nasional untuk membuka kantor cabang atau relokasi disana.tarif dari ruang perkantoran mencerminkan ketersediaan atau kelangkaan, sebagaimana yang digambarkan dalam silus alami konstruksi bangunan kantor. Manajer tidak harus melihat jumlah bisnis baru di area tersebut, jumlah permintaan ruang untuk tipe bisnis baru, dan jumlah serta tipe penyewa yang ingin berpindah dari lokasi saat ini menuju fasilitas yang lebih baru. Analisis Ketetanggaan Bagi property kantor, analisis ketetanggaan melingkupi transportasi, parikir, dan kedekatan lokasi dengan bisnis maupun servis. Keunggulan dari suatu lokasi harus ditonjolkan, seperti peningkatan, renovasi, dan kosntruksi baru di area tersebut. Tingkat Penyerapan Dalam menganalisis permintaan ruang kantor, manajer property harus menentukan tingkat penyerapan, atau sejarah sewa kantor tersebut. Sebagai contoh, jika terdapat 3 juta square feet ruang kantor yang kosong di suatu kota, dan penyerapan di tahun-tahun akhir adalah 750.000 square feet per tahun, kota tersebut dapat dikatakan memiliki penawaran empat tahun dari ruang kantor yang dapat disewakan. Klasifikasi Bangunan Kantor BOMA Ruang kantor sering dirujuk sebagai kelas A, B, C, atau D berdasar pada panduan tidak resmi yang dikeluarkan oleh Building Owners and Managers Association International (BOMA). Kelas A – Relatif baru, lokasi unggul, tingkat hunian tinggi, tingkat sewa tinggi tetapi kompetitif.

Upload: indra-maulana

Post on 20-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

resume bab 13

TRANSCRIPT

PROPERTI KANTORAnalisis PasarAnalisis RegionalAnalisis regional dari suatu bangunan kantor mempertimbangkan pertumbuhan sektor ekonomi regional, yang mana hal ini dapat mempengaruhi perusahaan nasional untuk membuka kantor cabang atau relokasi disana.tarif dari ruang perkantoran mencerminkan ketersediaan atau kelangkaan, sebagaimana yang digambarkan dalam silus alami konstruksi bangunan kantor. Manajer tidak harus melihat jumlah bisnis baru di area tersebut, jumlah permintaan ruang untuk tipe bisnis baru, dan jumlah serta tipe penyewa yang ingin berpindah dari lokasi saat ini menuju fasilitas yang lebih baru.Analisis KetetanggaanBagi property kantor, analisis ketetanggaan melingkupi transportasi, parikir, dan kedekatan lokasi dengan bisnis maupun servis. Keunggulan dari suatu lokasi harus ditonjolkan, seperti peningkatan, renovasi, dan kosntruksi baru di area tersebut.Tingkat PenyerapanDalam menganalisis permintaan ruang kantor, manajer property harus menentukan tingkat penyerapan, atau sejarah sewa kantor tersebut. Sebagai contoh, jika terdapat 3 juta square feet ruang kantor yang kosong di suatu kota, dan penyerapan di tahun-tahun akhir adalah 750.000 square feet per tahun, kota tersebut dapat dikatakan memiliki penawaran empat tahun dari ruang kantor yang dapat disewakan.Klasifikasi Bangunan Kantor BOMARuang kantor sering dirujuk sebagai kelas A, B, C, atau D berdasar pada panduan tidak resmi yang dikeluarkan oleh Building Owners and Managers Association International (BOMA). Kelas A Relatif baru, lokasi unggul, tingkat hunian tinggi, tingkat sewa tinggi tetapi kompetitif. Kelas B Lebih tua, secara keseluruhan direnovasi menjadi standar modern, lokasi unggul, tingkat hunian tinggi, kompetitif. Bangunan baru yang tidak berada di lokasi unggul dapat dikategorikan menjadi kelas B. Kelas C lebih tua, tidak direnovasi, memiliki kondisi yang baik. Tingkat hunian baik, dapat lebih rendah dari rata-rata kota, tingakt sewa menengah ke bawah. Kelas D sebuah bangunan yang telah mencapai akhir dari masa operasionalnya, dalam kondisi yang buruk, dengan tingkat sewa rendah dan tingkat hunian yang rendah pula.Pemilihan LokasiSebuah survey yang dipublikasi oleh Institue of Real Estate Managements (IREMs) mengidentifikasi empat factor kunci yang mempengaruhi pemilihan fasilitas kantor. Rata-rata, biaya menjadi fokus utama bagi kebanyakan responden, diikuti oleh akses jalur cepat dan transportasi umum, longkungan property tersebut, dan pasar tenaga kerja. Meskipun biaya menjadi factor yang paling utama pada penjelasan di atas, namun perusahaan yang lebih besar lebih menekankan pada pasar tenaga kerja dan akses jalur cepat dan transportasi umum.