reorientasi dan restrukturisasi manajemen pendidikan dalam...

10

Click here to load reader

Upload: phunganh

Post on 03-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

59

REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM

PENCATURAN KOMPETISI GLOBAL

Al Mawardi1

ABSTRAK

Konstribusi pendidikan dalam upaya pengembangan SDM yang paripurna tidak dapat dilepaskan

dari kedudukan dan posisi pendidikan pada umumnya. Pendidikan diakui mampu

mempersiapkan sumber daya insani yang handal dan tangguh dalam menghadapi tantangan era

global. Menghadapi perkembangan zaman maka institusi pendidikan dituntut mampu

menyiapkan para lulusan yang profesional serta memiliki kualitas iman. Berkenaan dengan ini,

maka reorientasi pemikiran pendidikan, restrukturisasi sistem dan kelembagaan pendidikan

merupakan suatu keniscayaan. Upaya reorientasi pemikiran pendidikan bukanlah sesuatu yang

mudah, mengingat kompleksitas kondisi real yang dihadapi dunia pendidikan masih belum

memiliki dukungan. Artinya bahwa berbagai aspek kehidupan, seperti aspek ekonomi, sosial

budaya dan politik pada umumnya belum berpihak kepada penguatan pendidikan. Dalam

konteks ini pendidikan perlu memberikan perhatian yang serius pada berbagai aspek, mulai dari

reorientasi konsep, restrukturisasi sistem dan kelembagaan, sampai pada rekonseptualisasi

epistimologi ilmu pengetahuan yang berdampak pada perubahan dan pengembangan kurikulum,

penguatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, kepemimpinan dan manajeman

pendidikan serta aspek-aspek lain yang bersifat teknis dan operasional.

Kata Kunci: Reorientasi, Globalisasi, dan Sistem Pendidikan Islam

REORIENTATION AND EDUCATION MANAGEMENT RESTRUCTURING IN

PENCATURAN GLOBAL COMPETITION

ABSTRACT

Contribution of education in developing human resource can't escape from the position of

education its self. Education is admired to get the quality of human resource in facing global

era. Therefore, education institution is charged can make ready graduated professional in one

side and has faith quality in another side. Based on these problems reorientation and

restructuring of education institute is a certainty. Thinking reorientation effort education is not

easy, but also remembering the complexity of real which faced by education in modern era. Its

mean that some aspects of life, as aspect of economy, cultural, social and politics in a general

way still not give support to education. In this context, education needs to give serious attention

on aspect sort, beginning of concept reorientation, system and institute restructuring, impacted

scholarship on change and curriculum development, quality support educator and education,

leadership and management must be developed.

Key word: Reorientation, Globalization, and Islamic Education System

1Al Mawardi. MS, S. Ag, M. Ag adalah Dosen Agama Politeknik Negeri Lhokseumawe

Page 2: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

60

A. PENDAHULUAN

Secara koseptual, pendidikan Islam

memiliki kemampuan mempersiapkan

sumber daya insani yang handal dalam

setiap perkembangan zaman. Perkembangan

ilmu pengetahuan teknologi terus

berlangsung bahkan pada abad ke 21 ini

telah terjadi loncatan penting. Proses

globalisasi bukan hanya pada dimensi

pendidikan, ekonomi, politik dan sosio

budaya, tetapi juga memunculkan

perkembangan dalam bidang industri.

Perkembangan industri menuntut penemuan

dan inovasi-inovasi baru bagi produk

industri. Kehadiran laboratorium-

laboratorium bagi penelitian dan hasil-hasil

temuan teknologi untuk dipasarkan, tuntutan

kehadiran para ilmuan yang mempunyai

kemampuan berpikir analitik dan saintifik

serta kemampuan riset betul-betul sangat

memerlukan jawaban konkret dari dunia

pendidikan.

Teknologi informasi dan komunikasi

juga dapat berpengaruh secara luas dalam

bidang pendidikan, termasuk pendidikan

Islam. Hal ini memberi implikasi bahwa

pendidikan Islam harus mampu

mempersiapkan generasi umat menjadi

komunitas yang unggul dalam menghadapi

tantangan global.

Mencermai perkembangan

peradaban manusia tersebut maka jika tidak

ingin menjadi korban gelombang besar

dunia, peran yang harus dilakukan sektor

pendidikan adalah menyiapkan para lulusan

yang memiliki kemampuan sains dan

teknologi yang handal serta dikawal oleh

keimanan dan ketaqwaan.Tantangan dunia

modern, bagaimanapun menuntut respon

yang tepat dari sistem pendidikan secara

keseluruhan. Jika suatu masyarakat, bangsa

dan ummat tidak ingin hanya sekadar

survive di tengah persaingan global yang

semakin tajam dan ketat, tetapi juga

berharap mampu tampil di garda terdepan,

maka reorientasi pemikiran mengenai

pendidikan dan restrukturisasi sistem dan

kelembagaan jelas merupakan suatu

keniscayaan.

PEMBAHASAN

1. Reorientasi dan Restrukturisasi Sistem

Pendidikan

Masyarakat muslim menyadari

bahwa Islam adalah agama universal yang

bersifat komprehensif. Universalitas Islam

tersebut harus dimaknai sebagai sebuah

peradaban cosmopolitas. Firman Allah pada

surat al ‘alaq yang berbunyi iqra’, menurut

para ahli tafsir bukan hanya berarti

membaca ayat-ayat qur’aniyah yang

melahirkan ilmu-ilmu agama, tetapi juga

ayat-ayat qauniyyah yang melahirkan ilmu-

ilmu kealaman (natural sains). Dengan

pemaknaan ini, maka menjadi relevan untuk

menyatakan bahwa Islam adalah rahmat

bagi sekalian alam. Lembaga pendidikan

Islam seyogyanya mewadahi upaya

penyampaian pesan-pesan Islam universal,

tidak hanya membawakan pesan Islam,

tetapi bahkan juga peasan-pesan

kemanusiaan secara universal.

Page 3: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

61

Konsep Islam universal dalam dunia

pendidikan dapat diartikulasikan dengan

mewujudkan integrasi dan síntesis ilmu-

ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu umum

dalam sebuah bangunan peradaban Islam.

Upaya ke arah terwujudnya integrasi ilmu

tersebut menuntut agenda restrukturisasi

sistem dan kelembagaan pendidikan, di

mana diperlukan lembaga yang tidak hanya

consern pada salah satu bidang kajian ilmu

agama atau umum saja, melainkan juga

mengintegrasikan kedua-duanya.

Dewasa ini, restrukturisasi lembaga

pendidikan Islam, khususnya pada jenjang

perguruan tinggi sebagiannya sudah

dilakukan. Gagasan perobahan IAIN

menjadi UIN, seperti IAIN Sharif

Hidayatullah sudah menjadi UIN Sharif

Hidayatullah, dan IAIN Malang menjadi

UIN Malang adalah bukti restrukturisasi

kelembagaan pendidikan Islam. Kalau pada

lembaga IAIN hanya memfokuskan pada

kajian keagamaan, maka pada UIN sudah

mengintegrasikan antara kajian ilmu agama

dan umum.

Konsekwensi logis dari penyatuan-

penyatuan tersebut maka fakultas-fakultas

dan program-program studi agama pada satu

sisi dan fakultas atau program-program studi

umum di sisi lain menjadi menyatu dalam

kesatuan paradigma ilmu Islami. Melalui

langkah starategis tersebut diharapkan akan

mampu menghadirkan suatu performa

perguruan tinggi Islam yang selain akan

menjadi motor dalam mewujudkan visi dan

misi ke depan juga akan mampu bersaing di

tengah-tengah gelombang besar arus

perubahan dunia yang serba global.

2. Integrasi Ilmu Pengetahuan Umum

Dengan Agama

Sejauh ini masyarakat Muslim lebih

fokus pada pengembangan ilmu-ilmu agama

dan relatif mengabaikan ilmu-ilmu umum.

Konsekuensinya, masyarakat Muslim

menjadi tertinggal dalam bidang sains dan

teknologi, dan akan berpengaruh besar pada

ruang gerak dan akses yang semakin sempit,

terpinggirkan dan bahkan tidak mampu

berkompetesi dalam persaingan global.

Sementara itu, ketika masyarakat Muslim

bangkit dan bertekad kembali kepada

kejayaan seperti yang pernah dialami pada

masa lalu melalui pengembangan ilmu

pengetahuan, mereka justru menemukan

fakta bahwa filsafat ilmu telah didominasi

oleh pemikiran Barat yang sekularistik.

Filsafat ilmu dalam perspektif barat-

skuler akan melahirkan epistimologi ilmu

yang terlepas dari nilai-nilai moral dan

spiritual. (Al Faruqi, 2005:4) Pada sisi lain,

keterpecahan atau pemisahan antara ilmu-

ilmu tersebut bila tidak dikaitkan dengan

prinsip kesatuan ilmu pengetahuan akan

melemahkan keberadaannya dalam

menyinari akal dan jiwa manusia (tazkiatun

aql wa nafs). Untuk mengantisipasinya perlu

upaya melepaskan dikhotomi agama dan

ilmu umum, integrasi ilmu umum denga

ilmu agama, serta mengislamkan ilmu-ilmu

umum tersebut.

Page 4: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

62

Islamisasi sains dalam persfektif al-

Faruqi adalah bagaimana upaya untuk

memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam

capaian yang telah dicapai peradaban

manusia moderen. Atau dengan kata lain

“pembebasan ilmu dari penafsiran-

penafsiran yang didasarkan pada ideologi

sekuler, dan dari makna-makna sekuler”,

(Al-Attas, tt: 90). Menurut Al Faruqi,

(1981:4) proses pengislaman ilmu

pengetahuan umum moderen dapat

dilakukan dengan beberapa langkah, di

antaranya:

Pertama, dengan penguasaan

terhadap disiplin-disiplin moderen. Kedua,

dengan survey disipliner. Ketiga, dengan

penguasaan terhadap khazanah keislaman.

Keempat, dengan penguasaan khazanah

Islam untuk tahap analisa. Kelima, dengan

penentuan relevansi spesifik untuk setiap

disiplin ilmu. Keenam, dengan mengadakan

penilaian kritis terhadap disiplin moderen.

Ketujuh, penilaian kritis terhadap khazanah

Islam. Kedelapan, survey mengenai

problem-problem terbesar ummat Islam.

Kesembilan, survey mengenai persoalan-

persoalan ummat manusia. Kesepuluh,

analisa kreatif dan sintesa.

Kesebelas, merumuskan kembali

disiplin-disiplin di dalam kerangka Islam.

Keduabelas, penyebarluasan ilmu

pengetahuan yang sudah diislamisasikan.

3. Pengembangan kurikulum

Kurikulum pendidikan Islam adalah

kurikulum yang berorientasi pada upaya

penanaman dan pembinaan nilai-nilai

transformatif islami sehingga para peserta

didik berhasil menjelmakan kepribadiannya

sebagai orang-orang muslim yang kokoh

akidahnya, mantap ibadahnya, mulia

akhlaknya, luas wawasan keilmuannya, serta

mantaf keterampilannya (life skill), serta

kuat daya juang atau etos kerjanya.

Dalam bahasa lain, kurikulum

pendidikan seperti di atas akan mampu

melahirkan pribadi yang mandiri,

profesional (shidiq), terpercaya (amanah),

mampu berkomunikasi dengan tem-work

(tabligh) serta mampu melahirkan pekerja

yang produktif. Kurikulum pendidikan

modern dan Islami seperti yang

diilustrasikan di atas, senantiasa perlu

diformulasikan, dan diimplementasikan

dalam dunia pendidikan. Selain itu, dalam

perencanaan dan pengembangan kurikulum,

juga tidak bisa diabaikan faktor-faktor

pendukung serta dasar yang

melatarbelakangi kelahiran kurikulum.

Menurut Ronall, C. Doll (1978:60), di antara

faktor-faktor penting dalam pengembangan

kurikulum adalah; faktor sejarah, filsafat,

psikologis, serta faktor sosial budaya.

Perkembangan sejarah, sebagaimana

juga faktor sosial dan budaya mengalami

perkembangan yang sangat dinamis. Oleh

karena itu, dalam konteks lembaga

pendidikan, perubahan-perubahan dalam

konteks sosio budaya menuntut pengelola

institusi pendidikan untuk melakukan

evaluasi secara terus-menerus terhadap

kurikulum, melakukan pengembangan dan

Page 5: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

63

perubahan secara priodik untuk kepentingan

pengembangan dan peningkatan kualitas dan

mutu pendidikan. Hal tersebut diperlukan,

terutama dalam menjamin mutu secara

komprehensif, dan dalam menciptakan

proses perbaikan yang berkeseimbangan dan

berkelanjutan.

4. Menumbuhkan Kecerdasan Emosional

dan Spiritual

Pendidikan seharusnya tidak hanya

sebatas proses transfer of knowledge, tetapi

juga transformasi nilai-nilai, baik nilai

budaya yang menjadi identitas suatu bangsa,

nilai religi yang menjadi pedoman atau

keyakinan dalam beragama, maupun nilai-

nilai lainnya seperti nilai sosial, seni, politik

dan ekonomi. Berbeda dengan gagasan di

atas, dewasa ini banyak institusi pendidikan

yang tidak memainkan peran dan fungsinya

sebagai mana mestinya. Pendidikan telah

tereduksi menjadi pengajaran yang

berorientasi pada transfer ilmu belaka.

Artinya, pendidikan hanya berupaya pada

pembentukan para spesialis atau ”tukang-

tukang” yang terkurung dalam ruang

spesialisasinya yang sempit, teknis dan

terbatas, bukan pada pembentukan karakter,

tabiat dan sikap kepribadian. Sementara

yang berlangsung di kelas juga tidak lebih

dari kegiatan guru mengajar murid dengan

target kurikulum dan standar NEM.

Selain itu, lemahnya daya saing

pendidikan juga disebabkan karena adanya

sejumlah output pendidikan yang masih

menunjukkan sikap kurang terpuji. Banyak

pelajar yang kurang memilih rasa hormat

pada orang tua dan guru, kurang memiliki

tanggung jawab, terlibat aksi tawuran dan

kegiatan yang merusak diri sendiri seperti

demostrasi yang anarkis, mengkonsumsi

narkoba, penyimpangan seksual, dan

sebagainya. Kondisi ini semakin

mengindikasikan akan adanya krisis dalam

sistem pendidikan. Hal ini pada gilirannya

dapat menurunkan kepercayaan masyarakat

terhadap eksistensi dan wibawa dunia

pendidikan. Jika kondisi demikian tidak

segera dicarikan solusinya, maka sulit

mencari alternatif lain yang efektif untuk

membina etika dan bangunan moralitas

masyarakat yang menjadi alas dan fundamen

bagi suatu peradaban bangsa.

Jika sistem pendidikan Barat saat

ini sering disebut-sebut mengalami krisis

yang akut, itu tidak lain karena proses

pendidikannya hanya berorientasi pada

pengajaran (schooling system). Pendidikan

dalam konteks schooling system tidak lebih

dari sekedar transfer ilmu pengetahuan dan

keahlian dalam kerangka tekno struktur

yang ada. Implikasinya, pendidikan hanya

menjadi komoditi belaka terhadap

kehidupan sosial kemasyarakatan. Dengan

demikian, pendidikan semestinya menjadi

upaya yang dimaksudkan untuk

mempersiapkan anak didik yang tidak hanya

menguasai aspek akademik, dan kecerdasan

intelektual (IQ), tetapi juga berbekal

kecerdasan emosional dan spiritual.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa kecerdasan intelektual hanya 20%

Page 6: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

64

mampu menciptakan keberhasilan

seseorang, sedangkan 80% sisanya

ditentukan oleh kecerdasan emosional dan

spiritual. Realitas di lapangan menunjukkan

bahwa banyak orang yang memiliki

kecerdasan intelektual tinggi, tetapi terpuruk

di tengah persaingan atau gagal meraih

sukses. Sebaliknya, banyak yang memiliki

IQ biasa-biasa saja justru sukses menjadi

bintang-bintang kinerja, pengusaha dan

pemimpin sukses.

Kecerdasan emosional dapat

diartikan sebagai suatu kepiawaian,

kemampuan menghargai, dan ketepatan

seseorang dalam mengelola diri sendiri

dalam berhubungan dengan orang lain

dengan menggunakan seluruh potensi

psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif

dan empati, adaptasi, komunikasi,

kerjasama, penuh perhatian dan kepedulian

terhadap sesama makhluk ciptaan Allah.

(Goleman, 2003:78)

Dalam Islam, kecerdasan emosional

dikontribusikan oleh dan tak terpisahkan

dari kecerdasan seseorang dalam

memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran agama. Hal ini, karena Islam tidak

hanya sebatas agama ritual, tetapi juga

sebagai ”the way of life” yang memandu

dan menuntun manusia ke arah kebaikan,

kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat. Mengingat urgensi

kecerdasan emosional dan intelektual dalam

kehidupan, maka lembaga pendidikan

mestilah memberikan perhatian yang

sungguh-sungguh terhadap kedua aspek

tersebut. Hal ini agar pendidikan tidak

kehilangan hakikat dan esensinya sebagai

instrumentasi bangunan peradaban manusia.

(Zakiah Darazat, 1979:98)

5. Mengefektifkan Manajemen

Dalam menghasilkan output yang

berkualitas, memiliki life skill dan life

kompetensi yang relevan dengan kebutuhan

masyarakat dan dunia kerja (work market),

upaya peningkatan mutu proses pendidikan

menjadi sebuah keniscayaan. Artinya,

bahwa dalam menghasilkan mutu output

yang terbaik, tidak hanya cukup dengan

mengadakan proses seleksi atau penerimaan

input yang berkualitas, tetapi juga

meniscayakan kualitas proses, yaitu

pembelajaran dan manajemen yang efektif.

Dewasa ini, kelemahan lembaga

pendidikan nasional tidak bisa dilepaskan

dari faktor manajemen (pengelolaan), baik

secara makro, maupun mikro. Secara makro

dibandingkan dengan negara-negara lain

seperti Thailand, dan Filipina, suntikan

subsidi pemerintah untuk pelaksanaan

pendidikan di Indonesia relatif kecil. Tidak

tersedianya dana yang memadai dari

pemerintah untuk pengelolaan pendidikan

tentunya berdampak pada menurunnya

kualitas pendidikan.

Namunpun demikian, keberhasilan

atau peningkatan mutu dan kualitas

pendidikan bukanlah hanya harus dengan

suplay subsidi anggaran pendidikan, tetapi

juga dengan perbaikan kualitas manajemen

pendidikan. Peningkatan sistem manajemen

Page 7: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

65

proses pendidikan yang sesuai dengan

standar Total Quality Management (TQM)

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan.

Secara mikro, para pengelola

pendidikan sering kurang menyadari bahwa

lembaga pendidikan adalah berbeda dengan

lembaga-lembaga non-pendidikan.

Manajemen lembaga pedidikan secara

teoritis diupayakan untuk memfasilitasi

terselenggaranya proses pembelajaran yang

efektif dan inovatif. Namun dalam

prakteknya, para pengelola hanya take it for

granted, yaitu; bahwa manajemen institusi

pendidikan sama sekali tidak dianggap

berbeda dengan institusi non-pendidikan.

Para pengelola tersebut, agaknya kurang

dibekali dengan manajemen modern-

profesional yang mencerminkan manajemen

berbasis sekolah/kampus, dan pola

kepemimpinan modern yang mampu

memberikan fasilitas dan servis efektif-

efesien demi terwujudnya proses dan sistem

pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan

menyenangkan di kampus dan sekolah.

Dalam rangka mewujudkan lembaga

pendidikan yang memiliki daya saing,

dituntut penyelesaian dengan cara

membekali para pengelola lembaga

pendidikan dengan pola kepemimpinan

modern yang berbasis pendidikan.

Berkenaan dengan manajemen perbaikan

mutu pendidikan, Sallis (2006:7-9)

menawarkan beberapa hal pokok yang perlu

diperhatikan. Pertama, perlunya perbaikan

secara terus menerus (continous

improvement). Konsep ini mengandung

pengertian bahwa pihak pengelola

senantiasa melakukan berbagai perbaikan

dan peningkatan secara terus menerus untuk

menjamin semua komponen penyelenggara

pendidikan telah mencapai standar mutu

yang telah ditetapkan. Kedua, menentukan

standar mutu (quality assurance). Gagasan

ini digunankan untuk menetapkan standar-

standar mutu dari semua komponen yang

bekerja dalam proses produksi dan

transformasi lulusan institusi pendidikan.

Standar mutu pendidikan yang

dimaksudkan, misalnya; dapat berupa

pemilikan atau akuisisi kemampuan dasar

pada masing-masing bidang pembelajaran

dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang

ditempuh.

Ketiga, perubahan kultur (change of

culture). Konsep ini bertujuan untuk

membentuk budaya organisasi yang

menghargai dan menjadikan mutu sebagai

orientasi semua komponen organisasional.

Keempat, perubahan organisasi (upside-

down organization). Jika visi dan misi serta

tujuan institusi sudah berubah atau telah

mengalami perkembangan, maka sangat

dibutuhkan terjadinya perubahan organisasi.

Reformasi organisasi ini bukan berarti

perubahan wadah organisasi, melainkan

hanya perubahan pada struktur atau sistem

organisasi yang melambangkan hubungan

kerja dan kepengawasan organisiasi.

Kelima, mempertahankan hubungan

dengan pelanggan (konsumen) atau

pengguna jasa pendidikan (keeping close to

the costumer). Hal ini dilakukan agar

Page 8: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

66

institusi pendidikan senantiasa dapat

melakukan perubahan-perubahan atau

improvisasi yang diperlukan. Dalam hal ini,

para pelanggan bahkan diperkenankan

melakukan kunjungan, pengamatan,

penilaian dan pemberian masukan yang

konstruktif kepada institusi pendidikan.

6. Membangun SDM dan Manusia

Berkualitas Unggul

Setiap program pendidikan perlu

diorientasikan kepada pemantapan proses

pengembangan SDM sebagai modal dasar

pembangunan yang dilaksanakan oleh

pemerintah bersama masyarakat. Dengan

proses ini diharapkan dapat menciptakan

masyarakat terpelajar (learning society),

yang pada gilirannya diharapkan dapat

menciptakan perubahan dalam berbagai

aspek kehidupan, baik ekonomi, social

budaya, politik, hukum, keamanan, dan

sebagainya.

Selain itu, untuk mampu bersaing

dalam kancah global, proses pendidikan

Islam tidak hanya sekedar mempersiapkan

anak didik mampu untuk hidup dalam masa

kini, melainkan juga harus disiapkan untuk

mampu menghadapi kehidupan masa akan

datang yang sulit diprediksi. Kesulitan

memprediksi kehidupan masyarakat akan

datang disebabkan oleh kenyataan bahwa di

era globalisasi ini perkembangan

masyarakat menjadi titik linier lagi.

Perkembangan masyarakat penuh dengan

lompatan-lompatan dalam berbagai aspek

kehidupan seiring dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

7. Penyiapan Pendidik dan Sarana

Kependidikan yang Profesional

Pembenahan tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan adalah dalam rangka

penguatan profesionalitas tenaga pendidik

dan kependidikan itu sendiri, sehingga

proses transformasi nilai dan muatan

pendidikan dapat berlangsung secara efektif

pada peseta didik. Dengan acuan ini, guru,

dosen dan sejenisnya benar-benar

merupakan profesi yang ditekuni. Guru dan

atau dosen tidak lagi dianggap sebagai

pekerjaan sampingan. Begitu pula

penempatan guru yang ”salah kamar”

(mengajar bukan pada keahliannya) yang

selama ini banyak terjadi seharusnya tidak

lagi terulang. Dalam konteks konstitusi,

pemerintah memang telah memformulasikan

undang-undang Guru dan Dosen yang

bertujuan untuk meningkatkan standar

kesejahteraan guru dan dosen sehingga

mampu menjalankan profesinya secara

proporsional dan profesional. Persoalan

yang muncul adalah bagaimana undang-

undang tersebut dapat diimplementasikan

dengan seksama dan serius.

Dengan sekim yang sudah dirancang,

semua berharap agar pemerintah sudah on

the right track dalam membenahi tenaga

pendidik dan kependidikan, khususnya guru

dan dosen dengan konsisten melaksanakan

undang-undang guru dan dosen tersebut

secara terencana dan simultan. Mengingat

Page 9: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

67

kuantitas guru dan dosen yang begitu besar,

maka perlu penyediaan dana yang juga besar

baik untuk keperluan peningkatan

kualifikasi dan sertifikasi profesi maupun

untuk perbaikan penggajian dan insentif

para tenaga pendidikan.

Begitu juga dengan keberadaan

sarana dan prasarana pendidikan sebagai

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

sistem pendidikan merupakan hal yang vital

untuk diperhatikan dalam proses

peningkatan mutu pendidikan. Artinya,

seprofesional apapun guru atau tenaga

kependidikannya, akan tidak efektif dalam

pembelajaran apabila keberadaan sarana dan

prasarananya kurang memadai. Oleh karena

itu, pembenahan dan pengembangan sarana

dan prasarana pendidikan baik dalam aspek

kualitas maupun aspek kuantitasnya adalah

keniscayaan dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan terutama dalam menghadapi

tuntutan pasar di era global. Pengembangan

dan peningkatan eksistensi sarana dan

prasarana pendidikan selain akan

memantapkan atmosfir daya tarik belajar,

juga akan memberikan kontribusi besar bagi

kelancaran proses belajar mengajar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Restrukturisasi dan reorientasi

sistem pendidikan baik bidang

manajemen, kurikulum,

metodologi dan kelembagaan

pendidikan merupakan gagasan

inovatif berkenaan dengan upaya

peningkatan mutu sistem

pendidikan Islam

2. Sistem pendidikan Islam yang

ideal dalam kehidupan modern

adalah pendidikan yang

mengedepankan integrasi antara

skill, sikap, ilmu pengetahuan

dan agama

Saran

1. Diharapkan kepada semua

akademisi, dosen dan guru agar

senantiasa menyelenggarakan

pendidikan berbasis emosional,

intelektual dan spiritual;

2. Tulisan ini masih memiliki

kekurangan, dan kelemahannya,

penulis menyarankan koreksi

yang konstruktif dari berbagai

pembaca

D. DAFTAR PUSTAKA

Daniel Goleman, 2000, Kecerdasan

Emosional untuk Mencapai Puncak

Prestasi, Jakarta: Gramedia Utama.

Edward Sallis, 2006, Total Quality

Manajemen in Education,

Yogyakarta: IRCiSoD

Ismail Raji` al-Faruqi, 1981, Islamization of

Knowledge: General Principles

and Work Plan, ed. II, Virginia;

IIIT

Malik, B. Badri, 1979, The Dilemma of

Muslim Psychologist, London:

MWH London Publisher

Nasution, S. 1985, Asas-asas Kurikulum

Jakarta: Bumi Aksara.

Page 10: REORIENTASI DAN RESTRUKTURISASI MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM ...jurnal.pnl.ac.id/wp-content/plugins/Flutter/files_flutter/... · memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam ... dan empati,

Reorientasi dan Restrukturisasi Manajemen Pendidikan ........( Al Mawardi )

68

Nazir Karim, 2005, Membangun Ilmu

dengan Paradigma Islam:

Mengukuhkan Eksistensi Metafisika

Ilmu dan Islam, Pekan Baru:

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Suska Riau

Ronald, C. Doll, 1978, Curiculum

Improvement: Decision Making

and Process, Boston: Allyn and

Bacon

Sallis, 2006, Konsep Pendidikan Dalam

Islam: Suatu Kerangka Pikir

Pembiunaan Filsafat Pendidikan

Islam, Bandung : Mizan

Zakiyah Daradjat, 1984, Pendidikan Islam

dalam Keluarga dan Sekolah,

Jakarta: Ruhama