referat measles

20
BAB I PENDAHULUAN Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. 1 Campak juga disebut rubeola, morbili atau measles. Campak biasanya menyerang anak-anak berusia 5-10 tahun sebelum pengguna vaksin campak. Setelah masa imunisasi (mulai tahun 1977), penyakit ini sering menyerang anak usia remaja dan orang dewasa muda yang tidak mendapat vaksinasi sewaktu kecil atau yang diimunisasi pada saat usianya lebih dari 15 bulan 2 . Campak biasanya menyerang anak-anak dengan derajat ringan sampai sedang. Campak dapat meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis akibat peradangan otak (ensefalitis) 1 . Musim yang baik untuk terjadinya wabah penyakit campak adalah musim dingin dan permulaan musim semi, mungkin karena masa hidup virus lebih panjang pada kelembaban yang relatif lebih rendah. Di Indonesia, menurut penelitian retrospektif dilaporkan bahwa campak di Indonesia ditemukan sepanjang tahun. Penularan yang paling efisien melalui paparan langsung dengan penderita yang terinfeksi dan karena virus campak dapat hidup dalam droplet saluran nafas selama beberapa jam maka penularan tidak memerlukan kontak langsung dengan penderita campak. Penderita paling infeksius antara 4-5 hari sebelum munculnya ruam sampai 4 hari setelah munculnya ruam 2 . 1

Upload: vrenda-alia

Post on 11-Aug-2015

170 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

morbili

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT Measles

BAB I

PENDAHULUAN

Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh

virus.1 Campak juga disebut rubeola, morbili atau measles. Campak biasanya menyerang

anak-anak berusia 5-10 tahun sebelum pengguna vaksin campak. Setelah masa imunisasi

(mulai tahun 1977), penyakit ini sering menyerang anak usia remaja dan orang dewasa

muda yang tidak mendapat vaksinasi sewaktu kecil atau yang diimunisasi pada saat

usianya lebih dari 15 bulan2. Campak biasanya menyerang anak-anak dengan derajat

ringan sampai sedang. Campak dapat meninggalkan gejala sisa kerusakan neurologis

akibat peradangan otak (ensefalitis)1. Musim yang baik untuk terjadinya wabah penyakit

campak adalah musim dingin dan permulaan musim semi, mungkin karena masa hidup

virus lebih panjang pada kelembaban yang relatif lebih rendah. Di Indonesia, menurut

penelitian retrospektif dilaporkan bahwa campak di Indonesia ditemukan sepanjang tahun.

Penularan yang paling efisien melalui paparan langsung dengan penderita yang terinfeksi

dan karena virus campak dapat hidup dalam droplet saluran nafas selama beberapa jam

maka penularan tidak memerlukan kontak langsung dengan penderita campak. Penderita

paling infeksius antara 4-5 hari sebelum munculnya ruam sampai 4 hari setelah munculnya

ruam 2.

1

Page 2: REFERAT Measles

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Definisi

Campak adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi virus

yang umumnya menyerang anak. Campak memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3

stadium yang masing-masing mempunyai ciri khusus: (1) Stadium masa tunas berlangsung

kira-kira 10-12 hari, (2) stadium prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang meningkat

dan ditemukan enantem pada mukosa pipi (bercak Koplik), faring dan peradangan mukosa

konjungtiva, dan (3) stadium akhir dengan keluarnya ruam mulai dari belakang telinga

menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki. Ruam timbul didahului dengan suhu badan

yang meningkat, selanjutnya ruam menjadi menghitam dan mengelupas.3

II. 2 Epidemiologi

Campak merupakan penyakit endemis, terutama dinegara sedang berkembang. Di

Indonesia penyakit campak sudah dikenal sejak lama. Di masa lampau campak dianggap

sebagai suatu hal yang harus dialami setiap anak, sehingga anak yang terkena campak tidak

perlu diobati, mereka beranggapan bahwa penyakit campak dapat sembuh sendiri bila ruam

sudah keluar. Ada anggapan bahwa semakin banyak ruam yang keluar semakin baik. Dari

penelitian retrospektif dilaporkan bahwa campak di Indonesia ditemukan sepanjang tahun.

Studi kasus campak yang dirawat inap di rumah sakit selama kurun waktu lima tahun

(1984-1988), memperihatkan peningkatan kasus pada bulan Maret dan mencapai puncak

pada bulan Mei, Agustus, September dan Oktober.3

Kejadian luar biasa campak lebih sering terjadi di daerah pedesaan terutama yang

sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan, khususnya dalam program imunisasi. Di daerah

transmigrasi sering terjadi wabah dengan angka kematian tinggi. Di daerah perkotaan

khusus, kasus campak tidak terlihat, kecuali dari laporan rumah sakit. Hal ini tidak berarti

bahwa daerah urban terlepas dari campak. Daerah urban yang padat dan kumuh merupakan

daerah rawan terhadap penyakit yang sangat menular seperti campak. Daerah semacam ini

dapat merupakan kejadian luar biasa penyakit campak.3

2

Page 3: REFERAT Measles

II. 3 Etiologi

Virus campak berada di sekret nasofaring dan di dalam darah, minimal selama

masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah timbulnya ruam.3 Penyakit ini

disebabkan oleh virus campak dari famili Paramyxovirus genus Morbilivirus. Virus ini

merupakan virus RNA serat negatif yang berenvelop.4 RNA virus ini mempunyai 2 fungsi

yaitu: (1) Sebagai template/cetakan untuk mensintesis mRNA (2) Sebagai template/

cetakan untuk mensintesis serat anti genom (+).5

Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi. Apabila

berada di luar tubuh manusia, keberadaannya tidak kekal. Pada temperatur kamar ia akan

kehilangan 60% sifat infektivitasnya setelah 3-5 hari, pada suhu 37˚C waktu paruh usianya

2 jam, sedangkan pada suhu 56˚C hanya satu jam. Sebaliknya virus ini mampu bertahan

dalam keadaan dingin. Pada suhu -70˚C dengan media protein ia dapat hidup selama 5,5

tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4-6˚C, dapat hidup selama 5 bulan.

Tetapi bila tanpa media protein, virus ini hanya mampu bertahan selama 2 minggu, dan

dapat dengan mudah dihancurkan oleh sinar ultraviolet.3

II. 4 Penularan

Virulensi campak sangat tinggi terutama pada anak yang rentan dengan kontak

keluarga yang menderita campak. Campak dapat ditularkan melalui droplet di udara oleh

penderita sejak 1 hari sebelum timbulnya gejala klinis sampai 4 hari sesudah munculnya

ruam. Masa inkubasinya antara 10-12 hari. Ibu yang pernah menderita campak akan

menurunkan kekebalannya kepada janin yang dikandungnya melalui plasenta, dan

kekebalan ini bisa bertahan sampai bayinya berusia 4-6 bulan. Pada usia 9 bulan bayi

diharapkan membentuk antibodinya sendiri secara aktif setelah menerima vaksinasi

campak. Dalam waktu 12 hari setelah infeksi campak sampai puncak titer sekitar 21 hari,

IgM akan terbentuk dan akan cepat menghilang untuk kemudian digantikan oleh IgG.2

II. 5 Patogenesis

Penyakit campak adalah penyakit pada manusia terutama menyerang aak-anak

melalui saluran nafas. Penyakit ini mempunyai masa inkubasi 10-14 hari.4 Virus menyebar

melalui udara dan masuk ke saluran nafas dan mungkin hanya butuh jumlah virus yang

sedikit untuk dapat menginfeksi orang yang rentan terhadap penyakit. Virus bereplikasi

pada saluran nafas kemudian virus menginfeksi sel sistem imun yang ada di sekitar saluran

nafas yang mempunyai SLAM+ seperti sel monosit, sel dendritik dan limfosit. Setelah itu

3

Page 4: REFERAT Measles

virus menyebar ke jaringan limfe. Karena jumlah virus bertambah banyak maka timbullah

viremia primer, kemudian virus dapat menyebar ke berbagai jaringan dan organ limfoid

termasuk kulit, saluran cerna, hati dan ginjal. Virus melakukan replikasi pada sel

endothelial, epitelial dan monosit/makrofag, infeksi virus campak pada makrofag dapat

meningkatkan ekspresi LFA-1 yang merupakan molekul penempel yang dapat mendorong

masuknya sel ke dalam jaringan sehingga turut berpartisipasi dalam menyebarkan virus.

Kemudian terjadi pembentukan sel raksasa retikuloendothelial (Warthin-Finkeldey) yang

ukurannya mencapai lebih dari 100 nm dan di dekat pusat selnya mengandung lebih dari

100 agregat nukleus. Sel raksasa retikuloendothelial (Warthin-Finkeldey) inilah yang

nantinya menjadi sumber utama penyebaran virus ke jaringan lain. Sel ini banyak

ditemukan pada saat munculnya ruam pada kulit dan dengan mudah ditemukan pada

sekresi hidung dan konjungtiva pada saat masa prodromal dan hari pertama timbulnya

ruam. Sel epitel yang diinfeksi virus campak pada periode ini juga ditemukan pada saluran

genitalia dan urine.2

Gambar 1. Patogenesis

Sel endothelial pada pembuluh darah kecil yang diinfeksi oleh virus campak akan

memperlihatkan bukti adanya infeksi campak pada saat gejala prodromal dan muculnya

ruam pada kulit. Hal ini disertai dengan pelebaran pembuluh darah, peningkatan

permeabilitas pembuluh darah, infiltrasi sel mononuklear dan terjadinya infeksi di jaringan

4

Page 5: REFERAT Measles

sekitar. Sel endotel yang diinfeksi ini tampaknya memegang peranan utama dalam

patogenesis dalam perubahan pada kulit, konjungtiva dan membran mukosa.

Tabel 1. Patogenesis infeksi campak tanpa penyulit

Hari Manifestasi

0 Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring

atau kemungkinan konjungtiva

Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus

1-2 Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional

2-3 Viremia primer

3-5 Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi

pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh

5-7 Viremia sekunder

7-11 Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran

nafas

11-14 Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain

15-17 Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang

Sumber :Feigin et al.2004.Textbook of Pediatric Infectious Diseases 5th edition

II. 6 Manifestasi Klinis

Sekitar 10 hari setelah infeksi akan muncul demam yang biasanya tinggi, diikuti

dengan koriza/pilek, batuk dan peradangan pada mata 5. Gejala penyakit campak

dikategorikan dalam tiga stadium: 1,4

1. Stadium masa inkubasi, berlangsung 10-14 hari.

2. Stadium masa prodromal.

Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala utama yang muncul adalah demam yang

terus meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,4 – 40,6oC pada hari ke 4

atau 5 yaitu pada saat ruam muncul. Selain itu biasanya terdapat lemas, anoreksia,

batuk yang makin berat, koriza/pilek, peradangan mata dan muncul bercak putih

pada mukosa pipi yang merupakan tanda diagnostik dini penyakit campak yang

disebut Koplik’s spots. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum

dikelilingi eritema. Koplik’s spot pertama muncul pada mukosa pipi yang

5

Page 6: REFERAT Measles

berhadapan dengan molar, selanjutnya menyebar dengan arah sentrifugal dan

menutupi seluruh permukaan mukosa pipi dan labialis.

Gambar 2. Koplik’s Spot

3. Erupsi (Rash)

Terjadinya eritema berbentuk makulopapular disertai meningkatnya suhu badan.

Ruam ini muncul pertama kali pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang

telinga kemudian menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan

bagian atas dada pada sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam

menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam tersebut

dapat bertahan selama 5-6 hari. Suhu meningkat dengan mendadak ketika ruam

muncul dan sering mencapai 40°C.

Gambar 3. Stadium Erupsi

Dapat timbul batuk dan diare yang berat, sehingga anak bisa mengalami

sesak nafas atau dehidrasi. Tidak jarang pula disertai muntah, anoreksia dan

6

Page 7: REFERAT Measles

perdarahan ringan pada kulit. Dua hari kemudian biasanya suhu akan menurun dan

gejala penyakit mereda. Ruam kulit akan mengalami hiperpigmentasi (berubah

warna menjadi lebih gelap) dan mungkin mengelupas. Keterlibatan jaringan limfe

secara menyeluruh dapat mengakibatkan terjadinya limfadenopati, splenomegali

ringan dan apendisitis. 6

Gambar 4. Manifestasi Klinis

II. 7 Diagnosis

Penyakit campak dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis yang klasik menurut

CDC (Centre for Disease Control and Prevention) dengan kriteria sebagai berikut: 2

1. Terdapat ruam papulomakuler menyeluruh yang terjadi dalam waktu 3 hari atau

lebih.

2. Demam 38,3oC (101oF).

3. Terdapat salah satu dari gejala berikut, batuk, koriza/pilek atau konjungtivitis

7

Page 8: REFERAT Measles

Tetapi gejala klinis pada penyakit campak sering mengalami modifikasi misalnya

penyakit campak dapat timbul tanpa disertai demam dan tanpa timbul ruam-ruam pada

kulit. Hal seperti ini sering terjadi pada anak atau bayi yang sangat muda, penderita dengan

immunocompromised, anak dengan malnutrisi atau bisa pada anak yang sebelumnya telah

mendapat imunisasi campak.4 Karena banyak penderita menunjukkan gejala yang tidak

jelas, maka untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.2

1. Pemeriksaan darah rutin

Biasanya ditemukan lekositosis dan peningkatan LED namun jarang ditemukan.

2. Deteksi virus

a. Virus campak dapat ditemukan pada sel mononuklear darah tepi, sekresi saluran

nafas, usapan konjungtiva dan dalam urine. Tetapi virus campak sangat sulit

ditemukan, sehingga pemeriksaan untuk menemukan virus jarang digunakan untuk

menegakkan diagnosis penyakit campak.

b. Sel epitel yang berasal dari nasofaring, mukosa bukalis, konjungtiva atau urine

dapat digunakan untuk pemeriksaan sitologi secara langsung untuk melihat sel

raksasa dan mendeteksi antigen dengan menggunakan antibodi terhadap proten N

virus. Protein ini paling banyak ditemukan pada sel yang terinfeksi.

c. Pemeriksaan jaringan langsung pada penderita dengan imunocompromised

karena respon antibodinya tidak terbentuk.

d. RNA virus dapat dideteksi dengan reverse transcription dan diamplifikasi

memakai PCR, teknik ini belum digunakan secara luas untuk menegakkan

diagnosis.

3. Mendeteksi antibody

Diagnosis penyakit campak paling sering ditegakkan dengan pemeriksaan serologi.

Menggunakan sampel saliva atau serum. Antibodi IgM muncul bersamaan dengan

munculnya ruam pada kulit dan sebagian besar dideteksi 3 hari sesudah munculnya

ruam. Antibodi IgM meningkat cepat dan kemudian menurun hingga tidak dapat

dideteksi setelah 4-12 minggu. IgG sebaiknya diperiksa pada sampel yang sama

untuk mengetahui apakah sudah pernah terinfeksi atau sudah pernah mendapat

imunisasi.

8

Page 9: REFERAT Measles

Saat pengambilan serum yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium

adalah:

a. Usapan tenggorokan dan saliva diambil dalam 6 minggu sesudah munculnya

gejala untuk pemeriksaan antibodi IgM spesifik campak dan mendeteksi RNA

virus.

b. Sampel darah diambil dalam 6 minggu sesudah munulnya gejala untuk

mendeteksi antibodi IgM spesifik virus dan RNA virus.

c. Sampel darah umumnya diambil pada fase akut (1-7 hari setelah munculnya

ruam pada kulit) dan pada fasse konvalesen untuk mendeteksi antibodi IgG

spesifik campak. Positif jika terjadi kenaikan titer antar fase akut dan

konvalesen 4 kali lipat.

II. 8 Penyulit

Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur lebih

kecil. Kebanyakan penyulit campak terjadi bila ada infeksi sekunder oleh bakteri.

Beberapa penyulit campak adalah :

1. Bronkopneumonia

Merupakan salah satu penyulit tersering pada infeksi campak. Dapat

disebabkan oleh invasi langsung virus campak maupun infeksi sekunder oleh

bakteri (Pneumococcus, Streptococcus, Staphylococcus, dan Haemophyllus

influenza). Ditandai dengan adanya ronki basah halus, batuk, dan meningkatnya

frekuensi nafas. Pada saat suhu menurun, gejala pneumonia karena virus campak

akan menghilang kecuali batuk yang masih akan bertahan selama beberapa lama.

Bila gejala tidak berkurang, perlu dicurigai adanya infeksi sekunder oleh bakteri

yang menginvasi mukosa saluran nafas yang telah dirusak oleh virus campak.

Penanganan dengan antibiotik diperlukan agar tidak muncul akibat yang fatal.

2. Encephalitis

Komplikasi neurologis tidak jarang terjadi pada infeksi campak. Gejala

encephalitis biasanya timbul pada stadium erupsi dan dalam 8 hari setelah onset

penyakit. Biasanya gejala komplikasi neurologis dari infeksi campak akan timbul

pada stadium prodromal. Tanda dari encephalitis yang dapat muncul adalah :

kejang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan frekuensi nafas, twitching dan

disorientasi. Dugaan penyebab timbulnya komplikasi ini antara lain adalah adanya

proses autoimun maupun akibat virus campak tersebut.

9

Page 10: REFERAT Measles

3. Subacute Slcerosing Panencephalitis (SSPE)

Merupakan suatu proses degenerasi susunan syaraf pusat dengan

karakteristik gejala terjadinya deteriorisasi tingkah laku dan intelektual yang diikuti

kejang. Merupakan penyulit campak onset lambat yang rata-rata baru muncul 7

tahun setelah infeksi campak pertama kali. Insidensi pada anak laki-laki 3x lebih

sering dibandingkan dengan anak perempuan. Terjadi pada 1/25.000 kasus dan

menyebabkan kerusakan otak progresif dan fatal. Anak yang belum mendapat

vaksinansi memiliki risiko 10x lebih tinggi untuk terkena SSPE dibandingkan

dengan anak yang telah mendapat vaksinasi

4. Konjungtivitis

Konjungtivitis terjadi pada hampir semua kasus campak. Dapat terjadi

infeksi sekunder oleh bakteri yang dapat menimbulkan hipopion, pan oftalmitis dan

pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.

5. Otitis Media

Gendang telinga biasanya hiperemi pada fase prodromal dan stadium erupsi.

6. Diare

Diare dapat terjadi akibat invasi virus campak ke mukosa saluran cerna

sehingga mengganggu fungsi normalnya maupun sebagai akibat menurunnya daya

tahan penderita campak (Soegeng Soegijanto, 2002)

7. Laringotrakheitis

Penyulit ini sering muncul dan kadang dapat sangat berat sehingga

dibutuhkan tindakan trakeotomi.

8. Jantung

Miokarditis dan perikarditis dapat menjadi penyulit campak. Walaupun

jantung seringkali terpengaruh efek dari infeksi campak, jarang terlihat gejala

kliniknya.

9. Black measles

Merupakan bentuk berat dan sering berakibat fatal dari infeksi campak yang

ditandai dengan ruam kulit konfluen yang bersifat hemoragik. Penderita

menunjukkan gejala encephalitis atau encephalopati dan pneumonia. Terjadi

perdarahan ekstensif dari mulut, hidung dan usus. Dapat pula terjadi koagulasi

intravaskuler diseminata

10

Page 11: REFERAT Measles

II. 9 Penatalaksanaan

Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan, anak harus diberikan cukup

cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian

antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan anti konvulsan bila diperluan. Sedangkan pada

campak dengan penyulit, pasien perlu dirawat inap. Di rumah sakit pasien campak dirawat

di bangsal isolasi sistem pernafasan, diperlukan perbaikan keadaan umum dengan

memperbaiki kebutuhan cairan dan diet yang memadai. Vitamin A 100.000 IU per oral

diberikan satu kali, apabila terdapat malnutrisi dilanjutkan 1500 IU perhari.1,3 Parasetamol

untuk menurunkan demam dosis 10-15mg/kg BB.

II. 10 Pencegahan

a. Imunisasi aktif

Diberikan vaksin campak pada umur 9 bulan dan 6 tahun dengan dosis 1000

TCID50 atau sebanyak 0,5 ml secara subkutan.

b. Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)

Indikasi :

Anak usia > 12 bulan dengan immunocompromised belum mendapat imunisasi,

kontak dengan pasien campak, dan vaksin MMR merupakan kontraindikasi.

Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak

mempunyai resiko yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi penyakit ini,

maka harus diberikan imunoglobulin sesegera mungkin dalam waktu 7 hari

paparan. Setelah itu vaksin MMR diberikan sesegera mungkin sampai usia 12

bulan, dengan interval 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin.7

Pemberian imunisasi campak pada usia kurang dari 12 bulan memerlukan

imunisasi ulang pada usia 15 bulan karena vaksin dinetralisasi oleh antibodi maternal

sedang pemberian imunisasi campak pada usia lebih dari 12 bulan atau 15 bulan tidak

perlu imunisasi ulang, karena dapat memperlihatkan serokonversi yang maksimum

dan daya proteksi vaksin mencapai 95-100 persen jika diberikan pada usia lebih dari 12

bulan.8

11

Page 12: REFERAT Measles

II. 11 Prognosis

Pada penyakit campak yang tidak disertai dengan komplikasi maka prognosisnya

baik. Sedangkan pada campak yang disertai komplikasi (misal ensefalitis dan pneumonia)

maka prognosisnya buruk karena dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup meskipun

jarang ditemukan. Penyakit campak juga merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas

yang penting pada anak-anak yang mengalami malnutrisi sehingga harus diwaspadai.

12

Page 13: REFERAT Measles

BAB III

KESIMPULAN

Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular. Menurut etiologinya camak

disebabkan oleh virus RNA dari famili paramixoviridae, genus Morbilivirus, yang

ditularkan secara droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium yang masing-masing

stadium mempunyai ciri khusus, yaitu stadium tunas, stadium prodromal, dan stadium

erupsi. Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan, anak harus diberikan cukup

cairan dan kalori, sedangkan pengobatan bersifat simtomatik, dengan pemberian

antipiretik, antitusif, ekspektoran, dan anti konvulsan bila diperluan. Sedangkan pada

campak dengan penyulit, pasien perlu dirawat inap. Campak dapat dicegah dengan

melakukan imunisasi aktif ataupun pasif. Pada penyakit campak yang tidak disertai

dengan komplikasi maka prognosisnya baik. Sedangkan pada campak yang disertai

komplikasi (misal ensefalitis dan pneumonia) maka prognosisnya buruk karena dapat

menimbulkan kecacatan seumur hidup meskipun jarang ditemukan. Penyakit campak juga

merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting pada anak-anak yang

mengalami malnutrisi sehingga harus diwaspadai.

 

13

Page 14: REFERAT Measles

DAFTAR PUSTAKA

1. Widoyono. 2005. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pembeantasannya. Jakarta: Erlangga.

2. Setiawan, I Made. 2008. Penyakit Campak. Jakarta: Sagung Seto.

3. Soedarmo, SSP. 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Jakarta : Ikatan Dokter

Anak Indonesia. Edisi Kedua. Hal 109-18.

4. Soedarto. 2007. Sinopsis Kedokteran Tropis. Surabaya: Airlangga University Press.

5. Barlow, EW dkk. 2006. The Risk of Seizures After Receipt of Whole-Cell Pertussis or

Measles, Mumps and Rubella Vaccine. N Engl J Med, Vol. 345, No. 9.

6. Rosenman, M dkk. 2009. Global Measles Mortality 2000–2008. PubMed, Vol. 58 /

No. 47. 1321-1326.

7. Meldgaard, Kreesten. 2006. A Population-Based Study Of Measles, Mumps, And

Rubella Vaccination And Autism. N Engl J M ed, Vol. 347, N o. 19

8. Padri, Salma. 2006. Efikasi Vaksin Campak pada Balita (15-59 bulan).Jakarta. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan

Sosial RI.

14