referat kekerasan tajam

33
REFERAT KEKERASAN TAJAM Dosen Penguji: dr.Gatot Suharto, Sp.F,SH,MKes Dosen Pembimbing: dr.Ainur Rofiq,MHKes Disusun Oleh: Hendrawan Budi Raharja (05-091) Rhendy Irono (05-072) Selo Pramita Singkali (07-043) Wyckmell Octof (07-052) Stella Junette Wattimury (08-082) Sarita Sharchis (08-086) Ronny Parlindungan Sinaga (08-091) KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK PERIODE 11 JUNI 2012-07 JULI 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Upload: hastomo-prabowo

Post on 25-Jul-2015

360 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT Kekerasan Tajam

REFERAT

KEKERASAN TAJAM

Dosen Penguji:

dr.Gatot Suharto, Sp.F,SH,MKes

Dosen Pembimbing:

dr.Ainur Rofiq,MHKes

Disusun Oleh:

Hendrawan Budi Raharja (05-091)

Rhendy Irono (05-072)

Selo Pramita Singkali (07-043)

Wyckmell Octof (07-052)

Stella Junette Wattimury (08-082)

Sarita Sharchis (08-086)

Ronny Parlindungan Sinaga (08-091)

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK

PERIODE 11 JUNI 2012-07 JULI 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBAR PENGESAHAN

Page 2: REFERAT Kekerasan Tajam

Judul referat : Kekerasan Tajam

Disusun Oleh : Hendrawan Budi Raharja (05-091)

Rhendy Irono (05-072)

Selo Pramita Singkali (07-043)

Wyckmell Octof (07-052)

Stella Junette Wattimury (08-082)

Sarita Sharchis (08-086)

Ronny Parlindungan Sinaga (08-091)Program : Strata Satu (S1)

Jurusan : Kedokteran

Semarang, 21 Juni 2012

Menyetujui,

Pembimbing , Penguji,

dr.Ainur Rofiq,MHKes dr.Gatot Suharto, Sp.F,SH,MKes

Page 3: REFERAT Kekerasan Tajam

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga referat dengan judul “Kekerasan Tajam” ini

dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.

Referat ini disusun dalam rangka memenuhi syarat Kepaniteraan Klinik Bidang

Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum

Pusat Dokter Kariadi Semarang Periode 11 Juni 2012 sampai 7 Juli 2012. Di samping itu,

referat ini ditujukan untuk menambah pengetahuan bagi kita semua tentang kekerasan tajam.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan dan

kerja sama yang telah diberikan selama penyusunan makalah ini, kepada:

1. dr.Gatot Suharto,Sp.F,SH,Mkes selaku dosen pembimbing referat ini

2. dr.Ainur Rofiq,MHKes selaku pembimbing yang telah memberikan saran

dan koreksi dalam penyusunan referat ini

3. Teman-teman dokter muda dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan referat ini

Penulis menyadari masih banyak kekurangan, maka penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, supaya referat ini dapat menjadi lebih

baik, dan berguna bagi semua yang membacanya. Penulis mohon maaf yang sebesar-

besarnya apabila masih banyak kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini.

Semarang, Juni 2012

Penulis

Page 4: REFERAT Kekerasan Tajam

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam menyelesaikan suatu perkara terutama suatu tindak pidana, tidak jarang penyidik

membutuhkan bantuan para ahli dalam bidang pengetahuan masing-masing. Bilamana

bantuan ini berhubungan dengan bidang kedokteran, maka sudah selayaknya bahwa yang

diminta bantuan adalah seorang dokter.

Salah satu peranan dokter di lapangan adalah ikut menegakkan dan membela kebenaran

serta keadilan yang diwujudkan dalam bentuk visum et repertum. Tidak jarang dokter

dihadapkan untuk ikut memeriksa korban yang menderita luka atas permintaan penyidik.

Suatu luka dapat didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh

suatu trauma. Ada bermacam-macam penyebab luka, yaitu yang disebabkan oleh tembakan,

aliran listrik, persentuhan dengan benda tumpul, benda tajam, bahan kimia, dan sebagainya.

Tindakan kriminal yang disertai dengan senjata tajam sering terjadi, hal ini sering

berkaitan dengan mudahnya memperoleh senjata tajam dimana-mana, karena senjata tajam

ini banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.Cara kematian luka akibat benda tajam

dapat terjadi karena pembunuhan, bunuh diri dan kecelakaan sebagai contoh adalah:

1. Kasus mayat terpotong yang sering terjadi akhir-akhir ini.

2. Perampokan di rumah tangga, nasabah bank yang disertai pembunuhan

dengan senjata tajam

3. Bunuh diri dengan menggorok lehernya dengan senjata tajam

4. Bayi baru lahir dibunuh dengan diiris-iris, dipotong-potong oleh ibunya

sendiri

I.2 Rumusan Masalah

I.2.1 Apakah yang dimaksud dengan kekerasan tajam?

I.2.2 Apakah kekerasan tajam dapat membedakan antara luka akibat luka tusuk dan luka

akibat diiris-iris?

I.2.3 Apakah dari identifikasi luka akibat tusuk, bisa mengetahui senjata yang digunakan

untuk menusuk korban?

Page 5: REFERAT Kekerasan Tajam

I.2.4 Apakah dari identifikasi luka akibat diiris-iris, bisa mengetahui senjata yang

digunakan untuk mengiris-ngiris korban?

I.2.5 Bagaimana kita membedakan luka tajam karena luka akibat bacokan dengan

luka tusuk?

I.2.6 Apakah dari identifikasi luka kita bisa mengetahui senjata dari luka bacok

tersebut?

I.3 Tujuan

I.3.1 Tujuan Umum:

1. Untuk memahami dan mengerti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

kekerasan tajam dimana tindakan kriminal tersebut sangat sering terjadi di

masyarakat

I.3.2 Tujuan Khusu:

1. Menngetahui dan memahami pengertian dari kekerasan tajam, dapat

membedakan luka tajam akibat bacok, diiris-iris dan ditusuk serta jenis alat

yang digunakan

2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa kedokteran

maupun masyarakat lainnya

3. Sebagai bahan pembuatan referat periode berikut dengan tema judul yang

sama

4. Sebagai persyaratan mengikuti ujian stase forensik dan medikolegal di

Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang

I.4 Manfaat

Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan

kepada mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menjalani stase forensik dan

medikolegal mengenai kekerasan tajam yang meliputi: pengertian dan identifikasi

kekerasan tajam, bagaimana identifikasi kekerasan tajam, bagaimana membedakan

kekerasan tajam akibat luka tusuk, luka bacok atau luka diiris-iris

Page 6: REFERAT Kekerasan Tajam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan

perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang

terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri. Luka

merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi

pada korban hidup maupun korban mati.

Secara medis luka dipandang sebagai suatu kerusakan jaringan akibat dari

trauma, sedangkan secara hokum luka merupakan bukti suatu keadaan yang dapata

disebabkan oleh suatu tindak pidanan baik yang bersifat intensional (sengaja),

recklessness (ceroboh) atau negligence (kurang hati – hati). Untuk menentukan berat

ringannya hukuman terhadap pelaku tindak pidana perlu ditentukan terlebih dahulu berat

ringannya derajat luka, oleh sebab itu diperlukan keterangan dokter untuk membuat luka

tersebut “berbicara” secara hokum dalam bentuk alat bukti yang sah yang dikenal

dengan nama visum et repertum. Agar menjadi alat bukti yang sah dimata hokum maka

harus memenuhi syarat formal dan material. Syarat material adalah bahwa isi yang

tertulis dalam visum et repertum harus sesuai dengan keadaan yang sebenernya serta

tidak boleh bertentangan dengan teori kedokteran yang sudah teruji kebenarannya. Syarat

formal adalah prosedur untuk mendapatkan barang bukti tersebut tidak boleh melanggar

kaidah hokum yang berlaku.

Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam. Luka merupakan

kerusakan atau hilangnya hubungan antara jaringan (discontinuous tissue) seperti

jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan oto, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan

tulang.

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka kelalaian

atau karena yang disengaja. Luka yang terjadi ini disebut “Kejahatan Terhadap Tubuh

atau Misdrijven Tegen Het Lijf”. Kejahatan terhadap jiwa ini diperinci menjadi dua yaitu

kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan sengaja) dan kejahatan culpose (yang

dilakukan karena kelalaian atau kejahatan). Jenis kejahatan yang dilakukan dengan

sengaja diatur dalam BAB XX, pasal-pasal 351-358. Jenis kejahatan yang disebabkan

karena kelalaian diatur dalam pasal 359,360 dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut

Page 7: REFERAT Kekerasan Tajam

dijumpai kata-kata, “mati, menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan

pekerjaan sementara”, yang tidak disebabkan secara langsung oleh terdakwa, akan tetapi

‘karena salahnya’ diartikan sebagai kurang hati-hati, lalai, lupa dan amat kurang

perhatian.

Sebagai seorang dokter, hendaknya dapat membantu pihak penegak hukum dalam

melakukan pemeriksaan terhadap pasien atau korban korban perlukaan. Dokter

sebaiknya dapat menyelesaikan permasalahan mengenai jenis luka apa yang ditemui,

jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka dan bagaimana kualifikasi dari

luka itu. Sebagai seorang dokter, ia tidak mengenal istilah penganiayaan. Jadi istilah

penganiayaan tidak boleh dimunculkan dalam Visum et Repertum. Akan tetapi

sebaiknya dokter tidak boleh mengabaikan luka sekecil apapun. Sebagai misalnya luka

lecet yang satu-dua hari akan sembuh sendiri secara sempurna dan tidak mempunyai arti

medis, tetapi sebaliknya dari kaca mata hukum.

Pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP dijelaskan

bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman

atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah Visum et

Repertum, dimana didalamnya terdapat penjabaran tentang keadaan korban, baik korban

luka, keracunan, ataupun mati. Seorang dokter perlu menguasai pengetahuan tentang

mendeskripsikan luka. Visum et Repertum harus dibuat sedemikian rupa, yaitu

memenuhi persyaratan formal dan material , sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti

yang sah di sidang pengadilan.

Dokter sebagai warga Negara bahkan kebanyakan adalah pegawai negeri maka

berdasarkan pasal 108 KUHAP mempunyai kewajiban melaporkan kepada yang

berwenang bila mengetahui adanya tindak pidana. Dokter yang merupakan bagian dari

sumber daya rumah sakit yang harus dilindungi oleh rumah sakit.

Pemeriksaan pada korban hidup dalam hal korban tindak pidana penganiayaan

atau kelalaian orang lain makan bantuan dokter diperlukan untuk membuktikan ada luka

atau tidak, benda penyebab luka, bagaimana cara benda tersebut dapat menimbulkan luka

serta bagaimana dampak atau pengaruh luka tersebut. Pengaruh luka pada tubuh dapat

menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi, dinyatakan sebagai penyakit. Dampak

atau pengaruh luka pada tubuh menjadi dasar penentuan berat ringannya luka. Secara

hukum hal ini didasarkan atas pengaruhnya terhadap kesehatan jasmani, kesehatan

rohani, kelangsungan hidup janin di dalam kandungan, estetika jasmani, pekerjaan

Page 8: REFERAT Kekerasan Tajam

jabatan atau pekerjaan mata pencarian serta fungsi alat indera. Penentuan berat ringannya

luka tersebut dicantumkan dalam bagian kesimpulan visum et repertum.

Menurut KUHP berat ringannya luka atau kualifikasi luka tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Luka ringan :

Adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam

menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencariannya. Hukuman terhadap

luka ringan ini tercantum pada pasal 352 ayat 1 KUHP : kecuali yang tersebut

pada pasal 353 dan 356 maka penganiayaan yang tidak menimbulkan

penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara

paling lama tiga bulan atau pidanan denda paling banyak empat ribu lima

ratus rupiah.

2. Luka sedang :

Adalah luka yang menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan

pekerjaan jabatan atau mata pencariannya untuk sementara waktu. Hukuman

dapat dijatuhkan berdasarkan pasal 351 ayat 1 KUHP : penganiayaan

diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau

pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

3. Luka berat :

Adalah sebagaimana tercantum di dalam pasal 90 KUHP, yaitu :

a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak member harapan akan

sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut.

b. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau

pekerjaan pencarian

c. Kehilangan salah satu panca indera

d. Mendapat cacat berat

e. Menderita sakit lumpuh

f. Terganggunya daya piker selama empat minggu lebih

g. Gugur atatu matinya kandungan seorang perempuan

Hukuman dapat dijatuhkan berdasarkan dalam KUHP pasal 351 ayat 2 dan

ayat 3, pasal 353, pasal 354, pasal 355.

Page 9: REFERAT Kekerasan Tajam

A. Anatomi Lapisan Tubuh :

Sebelum membahas lebih dalam mengenai traumatologi dan jenis luka, sebaiknya kita

bahas lapisan tubuh dari kulit sampai ke tulang. Secara umum tubuh mempunyai lapisan –

lapisan tubuh yang mempunyai fungsi untuk melindungi organ – organ yang ada di

dalamnya. Tiap – tiap lokasi mempunya kedalaman lapisan yang berbeda – beda tergantung

dari organ yang dilindungi organ vital atau tidak. Secara umum tubuh terdiri dari beberapa

lapisan yaitu ;

1. Lapisan kulit : kulit merupakan lapisan terluar yang dimiliki tubuh. Dari kepala

sampai telapak kaki bagian tubuh terluar dilindungi oleh kulit. Kulit berfungsi untuk

mengatur suhu tubuh, membantu ekskresi dari hasil metabolism dan respirasi. Selain

itu kulit juga berfungsi untuk melembabkan tubuh melalui kelenjar yang ada di bagian

kulit itu sendiri.

2. Lapisan lemak : dibawah dari lapisan kulit terdapat lapisan lemak yang berfungsi

untuk penyimpanan energy yang bisa digunakan untuk menghasilkan ATP saat tubuh

kita mengalami hipoglicemia ( kadar gula darah di bawah normal). Ketebalan lapisan

lemak ini tergantung dari berat badan tubuh dari seseorang. Jika seseorang tersebut

mengalami kegemukan maka ketebalan lapisan lemak orang tersebut lebih tebal dari

orang yang tidak mengalami kegemukan. Selain itu lapisan lemak juga bisa tipis pada

orang – orang dengan keadaan gizi buruk.

Page 10: REFERAT Kekerasan Tajam

3. Lapisan jaringan ikat : lapisan ini berada pada bawah lapisan lemak yang berfungsi

sebagai pengikat, penyokong, dan penambat berbagai macam jaringan tubuh lain,

organ, dan bagian – bagian tubuh yang lain.

4. Lapisan otot : lapisan ini berada dibawah jaringan ikat, yang berfungsi untuk

melindungi organ yang ada didalamnya, untuk kontraksi/ untuk gerak tubuh yang

terdiri dari origo dan insersionya yang melekat pada tulang.

5. Organ : yaitu suatu bagian tubuh yang berada dalam rongga pada tubuh, yang

mempunyai fungsi berbeda – beda tergantung dari organ tersebut.

6. Tulang : yaitu lapisan terdalam dari tubuh yang berfungsi sebagai penyokong tubuh

untuk bisa berdiri dan bergerak pada tulang – tulang yang mempunyai persendian.

B. Definisi traumatologi

Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas jaringan

tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Traumatologi adalah cabang ilmu

kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau perlukaan, cedera serta hubungannya

Page 11: REFERAT Kekerasan Tajam

dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang kelainannya terjadi pada tubuh karena

adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang menimbulkan jejas.

C. Penyebab trauma

Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek pada fisik maupun

psikisnya. Efek fisik berupa luka- luka yang kalau di periksa dengan teliti akan dapat di

ketahui jenis penyebabnya, yaitu:

1. Benda-benda mekanik

2. Benda-benda fisik

3. Kombinasi benda mekanik dan fisik

4. Zat-zat kimia korosif

Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam.

1. Benda-benda mekanik

a. Trauma benda tajam

Trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan

tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam adalh

sebagai berikut :

1) Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing

2) Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan ,

tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari sedikit

lengkung.

3) Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.

4) Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.

Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat

(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka bacok (vulnus caesum).

1) Luka sayat (Cuts or incised wound)

Luka sayat ialah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka

oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ ringan kemudian

digeserkan sepanjang kulit sehingga syok traumatic tidak terjadi kecuali

ditimbulkan oleh factor – factor yang lain seperti perdarahan. Komplikasi

fatal dari luka iris yang paling sering terjadi adalah perdarahan sepsis.

Luka iris pada kasus bunuh diri paling sering terjadi di kerongkongan dan

pergelangan tangan dan lengan bawah sisi fleksor. Seseorang biasanya

memegang senjata dengan tangan kanannya dan memulai irisan dari sisi kiri

Page 12: REFERAT Kekerasan Tajam

ke sisi kanan, atau mungkin dia mengiris dari sisi kanan leher ke depan dan ke

bawah. Seseorang yang kidal akan mengiris dirinya dengan cara yang sama ,

pada umumnya memulai irisan dari sisi kanan leher.

Ciri luka sayat :

a) Pinggir luka rata

b) Sudut luka tajam

c) Rambut ikut terpotong

d) Jembatan jaringan ( - )

e) Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

2) Luka tusuk (stab wound)

Luka tusuk ialah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam

atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada

permukaan tubuh.

Efek yang terjadi pada luka tusuk tergantung dari lokasinya pada tubuh. Luka

dapat terjadi pada dada, abdomen tulang belakang, leher, kepala dan

ekstremitas.

Contoh:

-Belati, bayonet, keris

-Clurit

-Kikir

-Tanduk kerbau

Page 13: REFERAT Kekerasan Tajam

Ciri luka tusuk (misalnya senjata pisau / bayonet) :

Tepi luka rata

Dalam luka lebih besar dari panjang luka

Sudut luka tajam

Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam

Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

3) Luka bacok (chop wound)

Luka bacok ialah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam

atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang

cukup besar. Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal.

Ciri luka bacok :

Luka biasanya besar

Pinggir luka rata

Sudut luka tajam

Page 14: REFERAT Kekerasan Tajam

Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat memutuskan

bagian tubuh yang terkena bacokan

Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi

b. Trauma benda tumpul

Trauma tumpul ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada

permukaan tubuh oleh benda-benda tumpul. hal ini disebabkan oleh benda-benda

yang mempunyai permukaan tumpul, seperti batu, kayu, martil, terkena bola,

ditinju, jatuh dari tempat ketinggian, kecelakaan lalu-lintas dan lain-lain

sebagainya. Trauma tumpul dapat menyebabkan tiga macam luka yaitu:

1) Luka memar (contusio)

Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan

jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut

disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap

kejaringan di sekitarnya.

Mula – mula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan. Sesudah

4 sampai 5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari

seminggu menjadi kekuningan.

Pada orang yang menderita penyakit defisiiensi atau menderita kelainan

darah, kerusakan yang terjadi akibat trauma tumpul tersebut akan lebih besar

di bandingkan pada orang normal. Oleh sebab itu, besar kecilnya memar

tidak dapat di jadikan ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda

penyebabnya atau kekerasan tidaknya pukulan. Pada wanita atau orang –

orang yang gemuk juga akan mudah terjadi memar.Dilihat sepintas lalu luka

memar terlihat seperti lebam maya, tetapi jika di periksa dengan seksama

akan dapat dilihat perbedaan – perbedaanya, yaitu:

Memar Lebam mayat

Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian

terendah

Pembengka:kan Positif negatif

Bila di tekan Warna tetap Memucat / hilang

Mikroskopik Reaksi

jaringan( + )

Reaksi jaringan ( - )

2) Luka lecet (abrasio)

Page 15: REFERAT Kekerasan Tajam

Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya

lapisan luar dari kulit, yang ciri – cirinya adalah :

o Bentuk luka tak teratur

o Batas luka tidak teratur

o Tepi luka tidak rata

o Kadang – kadang di temukan sedikit perdarahan

o Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telah mongering )

o Warna coklat kemerahan

o Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih

di tutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi)

Bentuk luka lecet kadang–kadang dapat memberi petunjuk tentang benda

penyebabnya; seperti misalnnya kuku, ban mobil, tali atau ikat pinggang.

Luka lecet juga dapat terjadi sesudah orang meninggal dunia, dengan tanda –

tanda sebagai berikut :

o Warna kuning mengkilat

o Lokasi biasnya didaerah penonjolan tulang

o Pemeriksaan mikroskopik tidak di temukan adanya sisa- sia epitel dan

tidak di temukan reaksi jaringan.

3) Luka robek (vulnus laceratum)

Luka terbuka / robek adalah luka yang disebabkan karena persentuhan

dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan

kulit dan jaringan di bawahnya, yang ciri–cirinya sebagai berikut :

o Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata

o Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringan hancur )

o Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan

o Di sekitar garis batas luka di temukan memar

o Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang

( misalnya daerah kepala, muaka atau ekstremitas ).

Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk

dari luka tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya.

Jika benda tumpul yang mempunyai permukaan bulat atau persegi

dipukulkan pada kepala maka luka robek yang terjadi tidak berbentuk bulat

atau persegi.

Page 16: REFERAT Kekerasan Tajam

c. Trauma benda yang mudah pecah (kaca)

Kekerasan oleh benda yang mudah pecah ( missal kaca ), dapat

mengakibatkan luka –luka campuran; yang terdiri atas luka iris, luka tusuk dan

luka lecet. Pada daerah luka atau sekitarnya biasanya tertinggal fragmen-fragmen

dari benda yang mudah pecah itu. Jika yang menjadi penyebabnya adalah kaca

mobil maka luka-luka campuran yang terjadi hanya terdiri atas luka lecet dan luka

iris saja, sebab kaca mobil sengaja dirancang sedemikian rupa sehingga kalau

peah akan terurai menjadi bagian-bagian kecil.

2. Benda-benda fisik

Kekerasan fisik adalah kekerasan yang disebabkan oleh benda-benda fisik, antara

lain:

a. Benda bersuhu tinggi

Kekerasan oleh benda bersuhu tinggi akan dapat menimbulkan luka bakar yang

cirinya amat tergantung dari jenis bendanya, ketinggian suhunya serta lamanya

kontak dengan kulit. Api, benda padat panas atau membara dapat mengakibatkan

luka bakar derajat I, II, III, atau IV. Zat cair panas dapat mengakibatkan luka

bakar tingkat I, II, atau III. Gas panas dapat mengakibatkan luka bakar tingkat I,

II, III, atau IV.

b. Benda bersuhu rendah

Kekerasan oleh hawa bersuhu dingin biasanya dialami oleh bagian tubuh yang

terbuka; seperti misalnya tangabn, kaki, telinga atau hidung. Mula-mula pada

daerah tersebut akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah superfisial sehingga

terlihat pucat. Selanjutnya akan terjadi paralise dari vasomotor kontrol yang

mengakibatkan daerah tersebut menjadi kemerahan. Pada keadaan yang berat

dapat terjadi gangren.

c. Sengatan listrik

Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka bakar sebagai

akibat berubahnya energi listrik menjadi panas. Besarnya pengaruh listrik pada

jaringan tubuh tersebut tergantung dari besarnya tegangan (voltase), kuatnya arus

(amper), besarnya tahanan (keadaan kulit kering atau basah), lamanya kontak

serta luasnya daerah terkena kontak.

Bentuk luka pada daerah kontak (tempat masuknya arus) berupa kerusakan

lapisan kulit dengan tepi agak menonjol dan di sekitarnya terdapat daerah pucat,

Page 17: REFERAT Kekerasan Tajam

dikelilingi daerah hyperemis. Sering ditemukan adanya metalisasi. Pada tempat

keluarnya arus dari tubuh juga sering ditemukan luka. Nahkan kadang-kadang

bagian dari baju atau sepatu yang dilalui oleh arus listrik ketika meninggalkan

tubuh juga ikut terbakar.

Tegangan arus kurang dari 65 volt biasanya tidak membahayakan, tetapi tegangan

antara 65-1000 volt dapat mematikan. Sedangkan kuat arus (amper) yang dapat

mematikan adalah 100 mA. Kematian tersebut terjadi akibat fibrilasi ventrikel,

kelumpuhan otot pernafasan atau pusat pernafasan.

Sedangkan faktor yang sering mempengaruhi kefatalan adalah kesadaran

seseorang akan adanya arus listrik pada benda yang dipegangnya. Bagi orang-

orang tidak menyadari adanya arus listrik pada benda yang dipegangya biasanya

pengaruhnya lebih berat dibanding orang-orang yang pekerjaannya setiap hari

berhubungan dengan listrik.

d. Petir

Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di awan yang tegangannya dapat

mencapai 10 mega volt dengan kuat arus sekitar 100.000 A ke tanah. Luka-luka

karena sambaran petir pada hakekatnya merupakan luka-luka gabungan akibat

listrik, panas dan ledakan udara. Luka akibat panas berupa luka bakar dan luka

akibat ledakan udara berupa luka-luka yang mirip dengan luka akibat persentuhan

dengan benda tumpul.

Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik yang melumpuhkan susunan saraf

pusat, menyebabkan fibrilasi ventrikel. Kematian juga dapat terjadi karena efek

ledakan ataun efek dari gas panas yang ditimbulkannya.

Pada korban mati sering ditemukan adanya arborescent mark (percabangan

pembuluh darah terlihat seperti percabangan pohon), metalisasi benda-benda dari

logam yang dipakai. Pakaian korban terbakar atau robek-robek.

e. Tekanan (barotrauma)

Trauma akibat perubahan tekanan pada medium yang ada di sekitar tubuh

manusia dapat menimbulkan kelainan atau gangguan yang sering disebut

disbarisme yang terdiri atas 2 macam yaitu:

1) Hiperbarik

Sindrom ini disebabkan oleh karena tekanan tinggi, antara lain:

Turun dari ketinggian secara mendadak: saat pesawat mendarat atau turun

gunung

Page 18: REFERAT Kekerasan Tajam

Berada didalam kedalaman air: pada penyelam bebas, scuba diving

(menyelam dengan tangki oksigen), snorkeling (menyelam dengan tube di

mulut) penyelam dengan pakaian khusus.

Gejala yang dapat ditimbulkan oleh perubahan tekanan tersebut dapat berupa:

Barotrauma pulmoner: pneumotoraks, emboli udara atau emfisema

interstisial.

Barotalgia: rasa nyeri, membrana timpani pecah, perdarahan, vertigo atau

dizzines.

Barodontalgia: pengumpulan gas yang menyebabkan rasa nyeri atau bahkan

meletus.

Narkosis Nitrogen: amnesia atau disorientasi

2) Hipobarik

Sindroma ini disebabkan oleh perubahan tekanan rendah, antara lain:

Naik ke tempat tinggi secara mendadak: saat pesawat mengudara atau saat

pesawat meluncur keluar angkasa.

Berada di dalam ruang bertekanan rendah: misalnya di dalam

decompression chamber.

Gejala yang ditimbulkannya disebabkan oleh pembentukan dan pengumpulan

gelembung-gelembung udara di dalam jaringan lunak, rongga-rongga atau

organ-organ berongga.

Gejala tersebut antara lain:

Sendi-sendi terasa kaku disertai nyeri hebat

Rongga dada dirasakan tercekik, sesak napas dan batuk yang hebat

Gejala pada susunan syaraf tergantung letak emboli dan letak emfisema

subkutan

Rongga perut terasa kembung

Gigi-geligi terasa rasa nyeri (barodontalgia)

3. Kombinasi benda mekanik dan fisik

Luka akibat tembakan senjata api pada hakekatnya merupakan luka yang

dihasilkan oleh trauma benda mekanik (benda tumbul) dan benda fisik (panas), yaitu

anak peluru yang jalannya giroskopik (berputar/mengebor). Mengingat lapisan kulit

mempunyai elastisitas yang kurang baik dibandingkan lapisan di bawahnya maka

jaringan yang hancur akibat terjangan anak peluru lebih luas. Akibatnya, bentuk luka

Page 19: REFERAT Kekerasan Tajam

tembak masuk terdiri atas lubang, dikelilingi oleh cincin lecet yang diameternya lebih

besar. Diameter cincin lecet tersebut lebih mendekati kaliber pelurunya.

Sedangkan luka akibat senjata yang tidak menggunakan mesiu sebagai tenaga

pendorong anak pelurunya (senjata angin), pada hakekatnya merupakan luka yang

disebabkan oleh persentuhan dengan benda tumpul saja. Ciri-ciri luka tembak amat

tergantung dari jenis senjata yang ditembakkan, jarak tembakan, arah tembakan serta

posisinya (sebagai tempat masuk atau keluarnya anak peluru).

4. Zat-zat kimia korosif

Zat-zat kimia korosif dapat menimbulkan luka-luka apabila mengenai tubuh

manusia. Ciri-ciri lukanya amat tergantung dari golongan zat kimia tersebut, yaitu:

a. golongan asam

Termasuk zat kimia korosif golongan asam antara lain:

Asam mineral, yaitu: H2SO4, HCL, NO3

Asam organik, yaitu: asam oksalat, asam formiat dan asam asetat

Garam mineral, yaitu: AgNO3, dan Zinc Chlorida

Halogen, yaitu: F, Cl, Ba dan J

Cara kerja zat kimia korosif dari golongan ini sehingga mengakibatkan luka ialah:

Mengekstraksi air dari jaringan

Mengkoagulasi protein menjadsi albuminat

Mengubah hemoglobin menjadi acid hematin

Ciri-ciri dari luka yang terjadi akibat zat-zat asam korosif tersebut di atas ialah:

Terlihat kering

Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang disebabkan oleh nitric acid erwarna

kuning kehijauan

Perabaan keras dan kasar

b. golongan basa

Zat-zat kimia korosif yang termasuk golongan basa antara lain:

KOH

NaOH

NH4OH

Cara kerja dari zat-zat tersebut sehingga menimbulkan luka ialah:

Mengadakan ikatan dengan protoplasma sehingga membentuk alkaline

albumin dan sabun

Page 20: REFERAT Kekerasan Tajam

Mengubah hemoglobin menjadi alkaline hematin

Ciri-ciri luka yang terjadi sebagai akibat persentuhan dengan zat-zat ini adalah:

Terlihat basah dan edematus

Berwarna merah kecoklatan

Perabaan lunak dan licin

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.

2. Mekanisme terjadinya luka bergantung pada efek dari kekuatan mekanis benda

yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan, penarikan,

perputaran pada tubuh. Selain itu, terjadinya luka juga dipengaruhi dari jenis

benda apakah benda tajam atau tumpul dan target jaringannya.

Page 21: REFERAT Kekerasan Tajam

3. Secara mekanis, jenis penyebab luka dapat dibedakan atas luka tajam dan luka

tumpul. Luka tajam dapat menyebabkan luka iris, luka tusuk dan luka bacok.

Sedangkan luka tumpul dapat menyebabkan luka memar, luka lecet dn luka robek.

4. Proses penyembuhan luka dapat dibedakan atas penyembuhan luka terbuka dan

tertutup. Penyembuhan luka terbuka terdiri dari tiga fase yaitu fase inflamasi,

proliferasi, dan maturasi. Sedangkan penyembuhan luka tertutup dibedakan untuk

luka memar dan lecet. Pada luka memar terjadi vasokonstriksi pembuluh darah

sebagai respon rusaknya pembuluh darah kemudian terjadi respon dari trombosit

guna membentuk sumbat trombosit selanjutnya proses koagulasi dan terakhir

terjadi fibrinolisis sehingga darah dapat mengalir kembali secara normal. Pada

luka lecet terjadi proses penyembuhan melalui fase formasi keropeng, regenerasi

epitel, granulasi subepitel dan hiperplasia epitel, dan regresi epitel dan granulasi

jaringan.

B. SARAN

1. Bagi mahasiswa

Diharapkan selalu menambah pengetahuan tentang luka, klasifikasi luka.

Mekanisme luka, sampai dengan proses penyembuhan luka baik luka akibat benda

tajam maupun luka tumpul, sehingga mahasiswa mampu mendeskripsikan luka

yang berguna dalam proses pembuatan Visum et Repertum saat menjadi dokter di

masa depan.

2. Bagi dokter

Diharapkan dokter menambah pengetahuan dan ketrampilannya dalam

penatalaksanaan luka akibat benda tajam dan tumpul, sehingga mampu memberi

penatalaksanaan yang tepat bagi setiap luka, selain itu dokter mampu membuat

deskripsi luka dalam Visum et Repertum yang berguna dalam sebuah proses

hukum.

Page 22: REFERAT Kekerasan Tajam

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu kedokteran forensik edisi pertama. Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997;37-54.

2. Sofwan D. Ilmu kedokteran forensik pedoman bagi dokter dan penegak hukum. Semarang:Balai Penerbit Universitas Diponegoro; 2004;67-91.

Page 23: REFERAT Kekerasan Tajam

3. Nugraha A. Penyembuhan luka. 2009. Available from : http://cupu.web.id/pengertian-luka-wound-dan-wound-healing-proses-penyembuhan-luka/ [cited : 19 September 2010]