referat friska

Upload: friskadoreendaputri

Post on 18-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KARYAWAN PABRIK PT PUSRI TERHADAP KESEHATAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

Fraktur Elbow Pada AnakReferatFriska Doreenda Putri, S.Ked

Pembimbing : dr. Rizal Daulay, Sp.OT

BAB I PENDAHULUAN Dari semua sendi dalam tubuh manusia, sendi siku adalah salah satu yang paling sering digunakan untuk melakukan sehari-hari kegiatan.Pada prinsipnya gerakan pada sendi siku terjadi pada dua arah yaitu : flexi dan extensi dimana gerakan ini merupakan gerakan antara tulang humerus terhadap tulang lengan bawah (radius dan ulna), pronasi dan supinasi gerakan ini merupakan gerakan rotasi yang mana tulang radius akan berputar terhadap tulang ulnae.

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur Elbow atau Siku adalah fraktur atau patahnya tulang pada daerah siku yang sering terjadi karena terjatuh atau cidera lainnya karena siku kerap menjadi tumpuan ketika terjatuh.

Bab iitinjauan pustakan).

.

Anatomi ElbowTulang Pembentuk Sendi Siku Elbow atau siku dibentuk oleh tiga tulang yaitu distal humeri, proximal ulna dan proximal radius Ligamentum Sendi SikuUntuk menghubungkan tulang humerus dengan tulang ulna dan radius, maka diperkuat oleh ligamentum-ligamentum yang terletak pada sendi siku. Ligamen-ligamen itu terdiri dari :1) Ligamen collateral2)Ligamen collateral radial3)Ligamen anular radii yaitu

Lanjutan

Lanjutan DefinisiFraktur Elbow atau Siku adalah fraktur atau patahnya tulang pada daerah siku yang sering terjadi karena terjatuh atau cidera lainnya karena siku kerap menjadi tumpuan ketika terjatuh. Adapun Fraktur yang bisa terjadi disekitar sendi siku, yaitu :Humerus Fraktur Suprakondiler humeriFraktur epikondilus medialis ( fraktur epifisis medialis )Fraktur kondilus lateralis humeri ( fraktur lempeng epifisis )

Lanjutan Radius Fraktur kaput radius ( fraktur epifisis ) dan fraktur leher radius

Pulled elbow

Ulna Fraktur 1/3 proksimal ulna ( Fraktur Monteggia )

Fraktur olekranon dan fraktur epifisis ulna

Fraktur prosesus koronoid

Lanjutan Dari fraktur-fraktur tersebut, fraktur suprakondiler humeri (transkondilar) merupakan fraktur yang sangat sering ditemukan pada anak-anak. Fraktur Suprakondiler humerus: fraktur sepertiga distal humerus tepat proksimal troklea dan capitulum humeri. Ada 2 tipe fraktur suprakondiler humeri berdasarkan pergeseran fragmen distal, yaitu :Tipe Posterior ( tipe ekstensi )Tipe ekstensi merupakan 99% dari seluruh jenis fraktur suprakondiler humeri. Pada tipe ini fragmen distal bergeser ke arah posterior.

2. Tipe anterior ( tipe fleksi )Tipe anterior ( tipe fleksi) hanya merupakan 1-2% dari seluruh fraktur suprakondiler humeri. Disini fragmen distal bergeser ke arah anterior.

Lanjutan Adapun Klasifikasinya :Tipe ITerdapat fraktur tanpa adanya pergeseran dan hanya berupa retak yang berupa garisTipe IITidak ada pergeseran fragmen, hanya terjadi perubahan sudut antara humerus dan kondilus lateralis ( normal 400 )Tipe IIITerdapat pergeseran fragmen tetapi korteks posterior masih utuh serta masih ada kontak antara kedua fragmenTipe IVPergeseran kedua fragmen dan tidak ada kontak sama sekali.Tipe Ekstensi Pergeseran fragmen distal dapat bergerak ke arah :PosteriorLateral atau medialRotasi

Lanjutan EpidemiologiFraktur ini sering terjadi pada anak anak, yaitu sekitar 65 % dari seluruh kasus patah tulang lengan atas. Mayoritas fraktursuprakondiler pada anak anak terjadi pada usia3 10 tahun,dengan puncak kejadiannya pada usia 5 dan 7tahun. Dan biasanya paling sering ditemukan pada anak laki laki dari pada anak perempuan dengan perbandingan 2 : 1.

Etiologi1.Adanya riwayat trauma atau cedera2.Kecelakaan kendaraan bermotor3.Jatuh dari ketinggian4.Lukatembak

Lanjutan PatofisiologiDaerah suprakondiler humeri merupakan daerah yang relatif lemah padaekstremitas atas. Di daerah initerdapat titik lemah, dimana tulang humerusmenjadi pipih disebabkan adanya fossa olecranon di bagian posterior danfossa coronoid di bagian anterior.Akibatnya baik pada cedera hiperekstensi maupun fleksi lengan bawah,tenaga trauma ini akan diteruskan lewat sendi siku.Fraktur terjadi akibat bertumpu pada tangan terbuka dengan sikuagak fleksi dan lengan bawah dalamkeadaan pronasi.

Lanjutan Gejala KlinisNyeri (pain)Denyut nadi arteri Radialis yang berkurang (pulsellessness)Pucat (pallor)Rasa kesemutan (paresthesia, baal)Kelumpuhan (paralisis)

Diagnosa 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisik1.TipeekstensiSendi siku dalam posisi ekstensi daerah siku tampak bengkakTonjolan fragmen di bawah subkutis.2.TipefleksiPosisi siku fleksi (semifleksi), dengan siku yang bengkak dengan sudutjinjing yang berubah.

Lanjutan 3.Gangguan sirkulasi perifer dan lesi pada saraftepi warna kulit,palpasi pulsasi, temperatur, waktu dari capilarry refill memerlukan tindakan reduksi fraktur segera.4. N. Medianus (28-60%) tidak bs oposisi ibu jari dengan jari lain5. Cabang n.medianus n. Interosseus anterior ketidakmampuan jari Idan II untuk melakukan fleksi (pointing sign).6. N. Radialis (26-61%) tidak mampu melakukan ekstensi ibu jari dan ekstensijari lainnya padasendi metakarpofalangeal.7. N. Ulnaris (11-15%) Tidak bisa abduksi dan aduksi jari jari.3. Pemeriksaan PenunjangRadiologi proyeksi AP/LAT, jelas dapat dilihat tipe ekstensi atau fleksi.

Lanjutan PenatalaksanaanTipe I Cukup dengan pemasangan mitela dan sembuh dalam 10 hari sampai 2 minggu.Tipe IIPerlu dilakukan reposisi tertutup untuk mengembalikan posisi humerus distal karena akan terdapat gangguan dalam pergerakan ekstensi dan fleksi sendi siku dikemudian hari.Tipe III dan IVReposisi tertutup sebaiknya dengan menggunakan image intensifier dan dapat difiksasi dengan K-wire perkutaneus atau tanpa fiksasi dan dipasang gips. Apabila tidak berhasil, maka dianjurkan tindakan operasi terbuka dengan pemasangan K-wire. Pemasangan gips untuk imobilisasi selama 3- 4 minggu dan kemudian dipertahankan dengan mempergunakan mitela.

Lanjutan Tipe fleksi Pada tipe fleksi dimana fragmen distal berada disebelah depan dilakukan reposisi dan setelah itu dimobilisasi dalam keadaan ekstensi maksimal.OperasiBila reposisi gagal, atau bilaterdapat gejala Volkmann Ischemia ataulesi saraf tepi, dapatdilakukan tindakan reposisi terbuka secara operatif.

Lanjutan Komplikasi 1.Pembentukanlepuhkulit2.Maserasi kulit di daerah antekubiti3. Iskemik Volkman4.GunstockdeformityPrognosis Dubia ad BonamDubia ad Malam

bab iiiKESIMPULANLanjutan

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur Elbow atau Siku adalah fraktur atau patahnya tulang pada daerah siku yang sering terjadi karena terjatuh atau cidera lainnya karena siku kerap menjadi tumpuan ketika terjatuh.Fraktur Suprakondiler humerus adalah fraktur sepertiga distal humerus tepat proksimal troklea dan capitulum humeri. Garis fraktur berjalan melalui apeks coronoid dan fossa olecranon, biasanya fraktur transversal.

Lanjutan

Fraktur Suprakondiler humeri merupakan fraktur yang sering terjadi pada anak-anak. Pada orang dewasa, garis fraktur terletak sedikit lebih proksimal daripada fraktur suprakondiler pada anak dengan garis fraktur kominutif, spiral disertai angulasi. Penyebeb Fraktur ini karena adanya riwayat trauma atau cedera, kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketiggian dan juga bisa karena lukatembak. Gejala yang ditimbulkan berupa Nyeri (pain), denyut nadi arteri Radialis yang berkurang (pulsellessness), pucat (pallor), rasa kesemutan (paresthesia, baal), kelumpuhan (paralisis). Penatalaksanaan Fraktur suprakondiler humerus ini dapat dilakukan dengan konservatif atau operatif.

DaFTAR PUSTAKA

Raharjo, Budi. 2012. Kajian Teori Anatomi, Fisiologi dan Biomekanik Sendi Siku. Jakarta, Indonesia.Behrman, et al. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 Vo. 3. Dalam : Samik Wahab et al. EGC, Jakarta, Indonesia. Hal. 2370.Rasjad, Chairuddin. 2007. Fraktur dan Dislokasi Sekitar Sendi Siku, Dalam : Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. PT Yarsif Watampoe, Jakarta, Indonesia.Apley,Graham.Solomon,Louis.FrakturPadaAnak.Dalam:BukuAjar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Edisi ke-7. Widya Medika, Jakarta, Indonesia.Nochimson,Geofrey(2009).FrakturSuprakondilerhumerus.(emedicine). Diakses pada tanggal 13 Maret 2013 dari:http://emedicine.medscape.comRasjad,Chairuddin.2007.KelainanEpifisisdanLempengEpifisis,Dalam : Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.. Edisike-3. Yarsif Watampone. JakartaNegara Cahya, Ridla. 2012. Karakteristik Fraktur Elbow Pada Pediatrik di RS Hasan Sadikin Periode Januari 2009 Desember 2011. Thesis, Jurusan Kedokteran Unpad ( tidak dipublikasikan).Mansjoer,arief.2000. Kapita Selekta Kedokteran,Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius.Price,Sylvia .1995. Patofisiologis ,Konsep Klinis dan Proses Proses Penyakit, Edisi 6.Jakarta : EGCSchwartz, William.2004. Pedoman Klinis Pediatri. EGC, Jakarta, Indonesia.Capernito,L.J.1999. Buku Saku Diagnoasa Keperawatan. Jakarta : EGCDoenges,Marilyn.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi Ketiga. Jakarta : EGC

TERIMA KASIH