aplikasi binary integer programming untuk …mmt.its.ac.id/download/semnas/semnas xx/mi new/03....

12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ISBN : 978-602-97491-9-9 A-3-1 APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN SEBAGAI FUNGSI OUTPUT PRODUKSI DI PT INDOJAYA PRIMA SEMESTA-PASURUAN Husin 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail: [email protected] 2) Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK PT. Indojaya Prima Semesta merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan furnitur. Pada perusahaan tersebut setiap kegiatan kerja tidak memiliki waktu operasi yang sama dan tidak terdapat standar waktu untuk setiap proses operasinya. Akibatnya sering terjadi keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh beban kerja yang tidak seimbang pada setiap stasiun kerja. Hal ini apabila berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan lintasan produksi yang tidak efisien. Penentuan output produksi yang tidak direncanakan dengan baik dan hanya berdasarkan coba-coba turut juga menentukan rendahnya efisiensi lintasan. Suatu programa matematis binary integer programming akan dimanfaatkan untuk menentukan penempatan kegiatan-kegiatan pada masing-masing stasiun kerja dan untuk menentukan output produksi optimal yang mampu meningkatkan efisiensi lintasan. Teknik ini akan diaplikasikan dengan mengambil sebuah contoh produk dari perusahaan yang diteliti. Dengan penempatan kegiatan-kegiatan kerja yang tepat pada masing-masing stasiun kerja dan penentuan output optimal menggunakan metode binary integer programming, bisa diperoleh suatu pengaturan proses produksi yang mampu meningkatkan efisiensi lintasan. Dari hasil penelitian diperoleh efisiensi lintasan terbesar adalah 79,58%, yaitu pada jumlah produksi 130 unit/minggu dengan waktu siklus 1.107,6 detik/unit dan jumlah workstation sebanyak 21 buah. Sedangkan efisiensi lintasan terendah adalah 70,69%, yaitu pada jumlah produksi 110 unit/minggu dengan waktu siklus 1.309,2 detik/unit dan jumlah workstation sebanyak 20 buah. Kata kunci: Keseimbangan Lintasan, Efisiensi Lintasan, Proses Produksi, Waktu Baku, Binary Integer Programming PENDAHULUAN PT. Indojaya Prima Semesta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri furniture yang berorientasi ekspor. Perusahaan menerima pesanan dalam bentuk job order, dimana waktu pengiriman dan jumlah produk sudah ditentukan. Hal ini membuat perusahaan harus menetapkan perkiraan waktu selesai produk. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah masalah keseimbangan lintasan. Proses produksi yang memiliki keseimbangan lintasan yang baik akan menghasilkan produk secara efektif dan efisien. Penyeimbangan lintasan ini akan menyangkut dua masalah pokok, yaitu: penentuan jumlah operator atau workstation yang paling sedikit untuk suatu siklus waktu tertentu dan penentuan siklus waktu terkecil untuk jumlah workstation tertentu. Adanya keseimbangan penugasan terhadap operator atau grup operator pada tempat kerja tertentu, akan meminimalkan waktu yang tidak produktif.

Upload: duongnhu

Post on 29-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-1

APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUKPENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN SEBAGAI FUNGSI OUTPUT

PRODUKSI DI PT INDOJAYA PRIMA SEMESTA-PASURUAN

Husin1) dan Abdullah Shahab2)

1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

e-mail: [email protected]) Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK

PT. Indojaya Prima Semesta merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatanfurnitur. Pada perusahaan tersebut setiap kegiatan kerja tidak memiliki waktu operasi yangsama dan tidak terdapat standar waktu untuk setiap proses operasinya. Akibatnya seringterjadi keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh beban kerja yang tidak seimbang padasetiap stasiun kerja. Hal ini apabila berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan lintasanproduksi yang tidak efisien. Penentuan output produksi yang tidak direncanakan dengan baikdan hanya berdasarkan coba-coba turut juga menentukan rendahnya efisiensi lintasan. Suatuprograma matematis binary integer programming akan dimanfaatkan untuk menentukanpenempatan kegiatan-kegiatan pada masing-masing stasiun kerja dan untuk menentukanoutput produksi optimal yang mampu meningkatkan efisiensi lintasan. Teknik ini akandiaplikasikan dengan mengambil sebuah contoh produk dari perusahaan yang diteliti. Denganpenempatan kegiatan-kegiatan kerja yang tepat pada masing-masing stasiun kerja danpenentuan output optimal menggunakan metode binary integer programming, bisa diperolehsuatu pengaturan proses produksi yang mampu meningkatkan efisiensi lintasan. Dari hasilpenelitian diperoleh efisiensi lintasan terbesar adalah 79,58%, yaitu pada jumlah produksi 130unit/minggu dengan waktu siklus 1.107,6 detik/unit dan jumlah workstation sebanyak 21buah. Sedangkan efisiensi lintasan terendah adalah 70,69%, yaitu pada jumlah produksi 110unit/minggu dengan waktu siklus 1.309,2 detik/unit dan jumlah workstation sebanyak 20buah.

Kata kunci: Keseimbangan Lintasan, Efisiensi Lintasan, Proses Produksi, Waktu Baku,Binary Integer Programming

PENDAHULUAN

PT. Indojaya Prima Semesta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industrifurniture yang berorientasi ekspor. Perusahaan menerima pesanan dalam bentuk job order,dimana waktu pengiriman dan jumlah produk sudah ditentukan. Hal ini membuat perusahaanharus menetapkan perkiraan waktu selesai produk.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah masalahkeseimbangan lintasan. Proses produksi yang memiliki keseimbangan lintasan yang baik akanmenghasilkan produk secara efektif dan efisien. Penyeimbangan lintasan ini akan menyangkutdua masalah pokok, yaitu: penentuan jumlah operator atau workstation yang paling sedikituntuk suatu siklus waktu tertentu dan penentuan siklus waktu terkecil untuk jumlahworkstation tertentu. Adanya keseimbangan penugasan terhadap operator atau grup operatorpada tempat kerja tertentu, akan meminimalkan waktu yang tidak produktif.

Page 2: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-2

Beban kerja yang tidak seimbang pada tiap stasiun kerja dapat menyebabkan lintasanproduksi yang tidak seimbang. Suatu stasiun yang mempunyai waktu operasi yang lama dapatmengganggu kerja stasiun yang lainnya, karena harus menunggu sampai proses pada stasiunkerja yang mempunyai waktu operasi lama itu selesai. Bila hal ini dibiarkan akan terjadipenghamburan sumber daya, sehingga efisiensi lintasan produksi menjadi rendah.

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk menganalisa keseimbanganlintasan produk adalah dengan menggunakan metode binary integer programming. Binaryinteger programming adalah sebuah model penyelesaian matematis yang memungkinkanhasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi bilangan biner (0 dan1), sehingga didapatkan solusi yang optimal. Penggunaan metode binary integerprogramming ini dilakukan karena variabel keputusan pada persoalan ini tidak dapat dinilaidalam bentuk pecahan. Salah satu produk dari perusahaan ini yang akan dijadikan sebagaicontoh dalam permodelan nanti adalah produk jenis retro book shelf cabinet.

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini Untuk menentukan waktu baku prosesuntuk pembuatan produk jenis retro book shelf cabinet, menentukan jumlah workstationoptimal yang diperlukan untuk pembuatan produk jenis retro book shelf cabinet, danmenentukan jumlah produk yang memaksimalkan efisiensi lintasan.

Gambar 1. Retro Book Shelf Cabinet

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu penelitian pendahuluan,pengumpulan data yang dibutuhkan, pengolahan data dan analisa data, pembuatan modelbinary integer programming proses line balancing, serta menghitung efisiensi lintasan danmembandingkan nilai efisiensi lintasan berdasarkan banyaknya produk yang akan diproduksi.

Tahap Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah: Data kegiatan proses produksi untuk furniture jenis retro book shelf cabinet. Data aliran proses produksi . Data waktu proses untuk masing-masing kegiatan proses produksi. Data permintaan dari masing-masing jenis furnitur yang menjadi obyek penelitian. Data waktu jam kerja pada perusahaan.

Page 3: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-3

Tahap Pengolahan Data

1. Uji keseragaman dataUji keseragaman data untuk kegiatan 1 adalah sebagai berikut: Mencari waktu rata-rata= ∑ = . + . + . + ⋯+ . = . Menghitung standar deviasi= ∑ ( − )− = ( . − . ) + ( . − . ) + ⋯+ ( . − . )− = . Menentukan BKA dan BKB= += . + ( × . )= .= −= . − ( × . )= .Dari perhitungan uji keseragaman data, diperoleh data masih berada diantara BKA danBKB, maka data dianggap telah memenuhi syarat keseragaman data.

2. Uji kecukupan dataUji kecukupan data untuk kegiatan 1 adalah sebagai berikut:N′ = Z∝/ ∙ Sd ∙ X = 1.96 × 0.70.05 × 8.3 = 10.8Dimana:Z∝/ = tingkat keyakinan (100-α%), dengan α = 5% (maka Z∝/ bernilai 1,96)d = tingkat ketelitian 5 %

Dari perhitungan di atas, diperoleh N’<N (10.8<20), maka data sudah memenuhikecukupan data.

3. Penentuan waktu bakuMenghitung waktu normal, Wn = waktu observasi rata-rata x performance rating

= 8,3 x 1,14 = 9,4 detik

Waktu baku, Wb = ( ) = ,( , ) = 10,5 detikDengan demikian diketahui waktu baku untuk kegiatan 1 (Potong MDF veneer panel atas p= 800 mm) adalah sebesar 10,5 detik.

Tabel 1. Data Kegiatan dan Waktu Proses Produksi Retro Book Shelf Cabinet

No Kode Kegiatan Kegiatan yangmendahului

Waktubaku (detik)

1 1 Potong MDF panel atas p = 800 mm - 10.5

2 2 Potong MDF panel atas l = 300 mm 1 5.6

3 3 Edging panel atas 2 329.3

4 4 Potong MDF veneer panel bawah p = 800 mm - 10.2

5 5 Potong MDF veneer panel bawah l = 300 mm 4 5.8

Page 4: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-4

No Kode KegiatanKegiatan yang

mendahuluiWaktu

baku (detik)

6 6 Edging panel bawah 5 322.2

7 7 Alur laci panel bawah 6 78.7

8 8 Grooving tepi panel bawah 7 40.8

9 9 Potong MDF veneer panel samping p = 1560 mm - 44.8

10 10 Potong MDF veneer panel samping l = 300 9 10.7

11 11 Edging panel samping 10 219.9

12 12 Grooving tepi panel samping 11 38.5

13 13 Bor Ø10 dalam 12 mm panel samping 12 40.1

14 14 Router tepi bevel 1,5 mm panel samping 13 41.7

15 15 Potong MDF veneer sekat p = 378 mm - 19.8

16 16 Potong MDF veneer sekat l = 300 mm 15 16.7

17 17 Edging sekat 16 65.8

18 18 Router tepi bevel 1,5 mm sekat 17 20.4

19 19 Grooving sekat dengan mesin table saw 18 87.0

20 20 Potong MDF veneer shelf atas p = 770 mm - 19.5

21 21 Potong MDF veneer shelf atas l = 300 mm 20 10.3

22 22 Edging shelf atas 21 99.2

23 23 Router tepi bevel 1,5 mm shelf atas 22 20.7

24 24 Potong MDF veneer shelf atas-bawah p = 770 mm - 10.6

25 25 Potong MDF veneer shelf atas-bawah l = 300 mm 24 5.3

26 26 Edging shelf atas-bawah 25 92.7

27 27 Alur laci shelf atas-bawah 26 86.6

28 28 Grooving tepi shelf atas-bawah 27 42.1

29 29 Router tepi bevel 1,5 mm shelf atas-bawah 28 20.5

30 30 Potong MDF veneer panel belakang p = 770 mm - 32.8

31 31 Potong MDF veneer panel belakang l = 100 30 9.0

32 32 Edging panel belakang 31 70.7

33 33 Router tepi bevel 1,5 mm panel belakang 32 20.4

34 34 Potong MDF veneer panel belakang bawah - 9.7

35 35 Potong MDF veneer panel belakang bawah 34 6.7

36 36 Potong MDF veneer list belakang atas/bawah - 6.0

37 37 Potong MDF veneer list belakang atas/bawah 36 18.7

38 38 Potong MDF veneer list belakang samping - 7.3

39 39 Potong MDF veneer list belakang samping 38 9.9

40 40 Potong MDF veneer shelf bawah p = 766 mm - 9.1

41 41 Potong MDF veneer shelf bawah l = 250 mm 40 6.1

42 42 Edging shelf bawah 41 244.9

43 43 Potong MDF veneer daun pintu p = 390 mm - 12.9

44 44 Potong MDF veneer daun pintu l = 372 mm 43 11.1

45 45 Edging daun pintu 44 197.7

46 46 Router handle daun pintu 45 29.5

Page 5: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-5

No Kode KegiatanKegiatan yang

mendahuluiWaktu

baku (detik)

47 47 Bor Ø35 dalam 10 mm daun pintu 46 58.6

48 48 Meratakan kayu mahoni klam bawah l = 372 mm - 131.8

49 49 Potong kayu mahoni klam bawah p = 390 mm 48 9.4

50 50 Bor Ø10 dalam 35 mm Klam Bawah 49 13.8

51 51 Grooving klam bawah 50 74.5

52 52 Meratakan kayu mahoni support bawah l = 40 mm - 124.4

53 53 Potong kayu mahoni support bawah p = 100 mm 52 9.1

54 54 Bor Ø10 dalam 18 mm support bawah 53 13.3

55 55 Meratakan kayu mahoni kaki tengah - 18.3

56 56 Laminating kayu mahoni kaki tengah 55 1529.4

57 57 Meratakan kayu mahoni kaki tengah l = 40 mm 56 113.8

58 58 Potong kayu mahoni kaki tengah p = 120 57 8.4

59 59 Bubut kaki tengah sesuai ukuran 58 64.4

60 60 Bor Ø4 dalam 25 mm kaki tengah 59 13.6

61 61 Meratakan kayu mahoni kaki - 17.8

62 62 Laminating kayu mahoni kaki 61 1554.2

63 63 Meratakan kayu mahoni kaki l = 52 mm 62 110.8

64 64 Potong kayu mahoni kaki p = 145 mm 63 27.5

65 65 Bubut kaki sesuai ukuran 64 71.0

66 66 Bor Ø10 dlm 22 mm kaki 65 11.1

67 67 Meratakan kayu mahoni rail atas l = 70 mm - 108.4

68 68 Potong kayu mahoni rail atas p = 270 mm 67 13.1

69 69 Bentuk rail atas sesuai bentuk dan ukuran 68 29.6

70 70 Bor Ø10 dalam 15 mm rail atas 69 11.0

71 71 Assembling panel atas, bawah dan samping 3,8,14 439.1

72 72 Assembling shelf, sekat dan panel belakang 19,23,29,33,71 294.1

73 73 Assembling panel belakang bawah dengan bodi 35,37,39,72 200.3

74 74 Assembling pintu dan shelf bawah dengan bodi 42,47,73 445.9

75 75 Assembling klam bawah dengan bodi 51,74 76.6

76 76 Assembling kaki tengah 54,60 77.8

77 77 Assembling kaki 66,70 71.7

78 78 Assembling kaki dan kaki tengah dengan bodi 75,76,77 58.8

79 79 Pengecekan hasil assembling 78 181.0

80 80 Dempul sambungan 79 879.0

81 81 Haluskan permukaan dan rapihkan sambungan 80 3957.5

82 82 Pengecekan hasil revisi 81 196.8

83 83 Warna bodi 82 209.6

84 84 Sanding sealer 1 83 283.7

85 85 Gosok dengan amplas 1 84 855.7

86 86 Sanding sealer 2 85 270.2

87 87 Gosok dengan amplas 2 86 864.3

Page 6: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-6

No Kode KegiatanKegiatan yang

mendahuluiWaktu

baku (detik)

88 88 Setting warna 87 1365.6

89 89 Top coat 88 683.0

90 90 Pengecekan hasil pengecatan 89 189.2

91 91 Packing 90 256.5Sumber: PT. Indojaya Prima Semesta

Gambar 2. Precedence Diagram Retro Book Shelf Cabinet

Page 7: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-7

Analisa line balancing

1. Waktu siklus (cycle time)

Diketahui dari pengambilan data bahwa jumlah jam kerja yang tersedia dalam satu mingguadalah sebesar 40 jam = 2.400 menit, serta jumlah permintaan produk retro book shelfcabinet berkisar antara 110 hingga 160 buah per minggu. maka waktu siklus nya sebagaiberikut:a) Jumlah produksi 160 unit/minggu,

waktu siklus = 2.400 menit / 160 unit = 15 menit/unit = 900 detik/unit.b) Jumlah produksi 150 unit/minggu,

waktu siklus = 2.400 menit / 150 unit = 16 menit/unit = 960 detik/unit.c) Jumlah produksi 140 unit/minggu,

waktu siklus= 2.400 menit/140unit = 17,14 menit/unit = 1.028,4 detik/unit.d) Jumlah produksi 130 unit/minggu,

waktu siklus= 2.400 menit/130unit = 18,46 menit/unit = 1.107,6 detik/unit.e) Jumlah produksi 120 unit/minggu,

waktu siklus = 2.400 menit / 120 unit = 20 menit/unit = 1.200 detik/unit.f) Jumlah produksi 110 unit/minggu,

waktu siklus= 2.400 menit/110unit = 21,82 menit/unit = 1.309,2 detik/unit.

2. Analisa waktu kegiatan terhadap waktu siklus

Kegiatan-kegiatan produksi retro book shelf cabinet di PT. Indojaya Prima Semesta –Pasuruan adalah sebagai berikut: Kegiatan 56 (1.529,4 detik) Laminating kayu mahoni kaki tengah Kegiatan 62 (1.554,2 detik) Laminating kayu mahoni kaki Kegiatan 81 (3.957,5 detik) Haluskan permukaan dan rapihkan sambungan Kegiatan 88 (1.365,6 detik) Setting warna

Tabel 2. Pemecahan kegiatan agar waktu kegiatan tidak melebihi waktu siklus 900 detik/unitdan 960 detik/unit

No KegiatanNomer

kegiatanWaktu baku

gabungan

Nomerkegiatanpecahan

Waktu bakubaru

1Laminating kayu mahoni kakitengah

56 1.529,456 764,792 764,7

2 Laminating kayu mahoni kaki 62 1.554,262 777,193 777,1

3Haluskan permukaan danrapihkan sambungan

81 3.957,5

81 791,594 791,595 791,596 791,597 791,5

4 Setting warna 88 1.365,688 682,898 682,8

Page 8: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-8

Tabel 3. Pemecahan kegiatan agar waktu kegiatan tidak melebihi waktu siklus 1.028,4detik/unit, 1.107,6 detik/unit, 1.200 detik/unit dan 1.309,2 detik/unit.

No KegiatanNomer

kegiatanWaktu baku

gabungan

Nomerkegiatanpecahan

Waktu bakubaru

1Laminating kayu mahoni kakitengah

56 1.529,456 764,792 764,7

2 Laminating kayu mahoni kaki 62 1.554,262 777,193 777,1

3Haluskan permukaan danrapihkan sambungan

81 3.957,5

81 989,494 989,495 989,496 989,4

4 Setting warna 88 1.365,688 682,898 682,8

3. Jumlah workstation minimumDiketahui jumlah waktu total proses produksi retro book shelf cabinet yaitu:Waktu total = Waktu kegiatan 1 + Waktu kegiatan 2 + Waktu kegiatan 3 + ... + Waktu

kegiatan 89 + Waktu kegiatan 90 + Waktu kegiatan 91= 10,5 + 5,6 + 329,3 + ... + 683 + 189,2 + 256,5 = 18.511,6 detik

Berikut perhitungan jumlah workstation minum dari masing-masing waktu siklus:a) Jumlah workstation dengan waktu siklus 900 detik/unit.Minimal Jumlah WS = = , = 20,57 y 21 workstation

b) Jumlah workstation dengan waktu siklus 960 detik/unit.Minimal Jumlah WS = = , = 19,28 y 20 workstation

c) Jumlah workstation dengan waktu siklus 1.028,4 detik/unit.Minimal Jumlah WS = = ,, = 18 y 18 workstation

d) Jumlah workstation dengan waktu siklus 1.107,6 detik/unit.Minimal Jumlah WS = = ,, = 16,71 y 17 workstation

e) Jumlah workstation dengan waktu siklus 1.200 detik/unit.Minimal Jumlah WS = = , = 15,42 y 16 workstation

f) Jumlah workstation dengan waktu siklus 1.309,2 detik/unit.Minimal Jumlah WS = = ,, = 14,39 y 15 workstation

Tahap pembuatan model binary integer programming proses line balancing

1. Fungsi tujuanPersamaan matematisnya adalah sebagai berikut:Min = p X , (1)Dimana:k = kegiatan terakhir.j = indeks workstation (1,2,3,...,m).

Page 9: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-9

Xkj = bilangan biner yang memiliki nilai 1 apabila kegiatan k ditempatkan padaworkstation j, dan bernilai 0 apabila kegiatan k tidak ditempatkan padaworkstation j.

pj = Penalti yang diberikan pada setiap workstation j yang besarnya melebihi jumlahworkstation teoritis dan memiliki nilai yang semakin lama semakin besar.

Contoh bentuk persamaan fungsi tujuan dari proses produksi retro book shelf cabinet untukjumlah produk 160 unit/minggu adalah sebagai berikut:

Min = 5*X9121 + 10*X9122 + 15*X9123 + 20*X9124 + 25*X9125 + 30*X9126;

2. Fungsi pembatas waktu siklusPersamaan matematisnya sebagai berikut:

α X ≤ Ws, j = 1,2,3, … , m (2)Dimana:i = indeks kegiatan (1,2,3,...,n).Xij = bilangan biner yang memiliki nilai 1 apabila kegiatan i ditempatkan pada

workstation j, dan bernilai 0 apabila kegiatan i tidak ditempatkan padaworkstation j.

i = waktu baku pada kegiatan i.= waktu siklus.

Contoh persamaan matematis untuk menempatkan kegiatan-kegiatan dengan pembataswaktu siklus pada proses produksi retro book shelf cabinet di PT. Indojaya Prima Semesta– Pasuruan dengan waktu siklus 900 detik/unit adalah sebagai berikut:10.5*X0101 + 5.6*X0201 + 329.3*X0301 + ... + 683*X8901 + 189.2*X9001 +256.5*X9101 ≤ 900

3. Fungsi pembatas setiap kegiatan harus berada pada salah satu workstationPersamaan matematisnya sebagai berikut:X = 1 , i = 1,2,3, … , n (3)Contoh persamaan pembatas ketergabungan pada workstation untuk jumlah produk 160unit/minggu adalah sebagai berikut:

X0101 + X0102 + X0103 + X0104 + X0105 + X0106 + X0107 + X0108 + X0109 +X0110 + X0111 + X0112 + X0113 + X0114 + X0115 + X0116 + X0117 + X0118 +X0119 + X0120 + X0121 + X0122 + X0123 + X0124 + X0125 + X0126 = 1;:X9101 + X9102 + X9103 + X9104 + X9105 + X9106 + X9107 + X9108 + X9109 +X9110 + X9111 + X9112 + X9113 + X9114 + X9115 + X9116 + X9117 + X9118 +X9119 + X9120 + X9121 + X9122 + X9123 + X9124 + X9125 + X9126 = 1;

4. Fungsi pembatas hubungan antar kegiatanPersamaan matematisnya sebagai berikut:X ≤ X , i = 1,2,3, … , n ; j = 1,2,3, … , m (4)

Page 10: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-10

Dimana:a = indeks kegiatan yang mendahului kegiatan i, yang ditentukan dari diagram

(1,2,3,...,n).t = indeks workstation (1,2,3,...,m)Xat = bilangan biner yang memiliki nilai 1 jika kegiatan a ditempatkan pada workstation t,

dan bernilai 0 apabila kegiatan a tidak ditempatkan pada workstation t.

Contoh persamaan fungsi pembatas keterkaitan antar kegiatan untuk kegiatan 1 dengan 2adalah sebagai berikut:

X0201 ≤ X0101;X0202 ≤ X0101 + X0102;:X0226 ≤ X0101 + X0102+ X0103 + X0104 + X0105 + X0106 + X0107 + X0108 +X0109 + X0110 + X0111 + X0112 + X0113 + X0114 + X0115 + X0116 + X0117 +X0118 + X0119 + X0120 + X0121 + X0122 + X0123 + X0124 + X0125 + X0126;

5. Fungsi pembatas binerFungsi ini membatasi bahwa setiap kegiatan (Xij) hanya dapat bernilai 0 atau 1. Apabilakegiatan (Xij) tersebut memiliki nilai 1, maka kegiatan i ditempatkan pada workstation jdan apabila kegiatan (Xij) tersebut memiliki nilai 0, maka kegiatan i tidak ditempatkanpada workstation j.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses perhitungan dengan menggunakan software komputer diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Jumlah produksi 160 unit/mingguDari hasil analisis penghitungan software komputer, diperoleh jumlah workstation sebanyak20 buah dan ditambah dengan 7 buah workstation duplikat (Tabel 2), sehingga jumlahworkstation menjadi 27 buah.Efisiensi Lintasan = Total waktu produktifwaktu siklus x jumlah work station x100% = 18511,6900 x 27 x 100%= , %b) Jumlah produksi 150 unit/mingguDiperoleh jumlah workstation sebanyak 19 buah dan ditambah dengan 7 buah workstationduplikat (Tabel 2), sehingga jumlah workstation menjadi 26 buah.Efisiensi Lintasan = 18511,6960 x 26 x 100% = , %c) Jumlah produksi 140 unit/mingguDiperoleh jumlah workstation sebanyak 17 buah dan ditambah dengan 6 buah workstationduplikat (Tabel 3), sehingga jumlah workstation menjadi 23 buah.Efisiensi Lintasan = = 18511,61028,4 x 23 x 100% = , %d) Jumlah produksi 130 unit/mingguDiperoleh jumlah workstation sebanyak 15 buah dan ditambah dengan 6 buah workstationduplikat (Tabel 3), sehingga jumlah workstation menjadi 21 buah.Efisiensi Lintasan = 18511,61107,6 x 21 x 100% = , %

Page 11: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-11

e) Jumlah produksi 120 unit/mingguDiperoleh jumlah workstation sebanyak 15 buah dan ditambah dengan 6 buah workstationduplikat (Tabel 3), sehingga jumlah workstation menjadi 21 buah.Efisiensi Lintasan = 18511,61200 x 21 x 100% = , %f) Jumlah produksi 110 unit/mingguDiperoleh jumlah workstation sebanyak 14 buah dan ditambah dengan 6 buah workstationduplikat (Tabel 3), sehingga jumlah workstation menjadi 20 buah.Efisiensi Lintasan = 18511,61309,2 x 20 x 100% = , %Perbandingan efisiensi lintasan terhadap jumlah produksi

Gambar 3. Grafik Perbandingan Efisiensi Lintasan Terhadap Jumlah Produksi

Persentase efisiensi lintasan tertinggi sebesar 79,58% dengan jumlah produksi sebesar 130unit/minggu. Sehingga agar proses produksi lebih efisien, maka disarankan kepadaperusahaan untuk memproduksi dengan jumlah 130 unit/minggu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pengolahan dan analisa data yang dilakukan pada proses produksi retro book shelfcabinet di PT. Indojaya Prima Semesta – Pasuruan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagaiberikut:1. Jumlah kegiatan yang ada dalam proses produksi retro book shelf cabinet ini adalah

sejumlah 91 kegiatan yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu precedencediagram.

2. Jumlah workstation yang terbentuk bervariasi berdasarkan jumlah produk yang akandibuat. Hal ini terjadi karena jumlah produk yang akan diproduksi berpengaruh terhadapwaktu siklus dan jumlah workstation.

3. Dari variasi jumlah produk antara 110 unit/minggu sampai 160 unit/minggu, diketahuipersentase efisiensi lintasan yang paling besar adalah 79,58% dengan jumlah produksisebesar 130 unit/minggu.

110, 70.69120, 73.46

130, 79.58140, 78.26

150, 74.16160, 76.17

60

65

70

75

80

85

100 110 120 130 140 150 160 170

Pers

enta

se E

fisie

nsi L

inta

san

Jumlah Produksi (unit/minggu)

Grafik Perbandingan Efisiensi Lintasan terhadapJumlah Produksi

Page 12: APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XX/MI NEW/03. Prosiding Husin...hasil penyelesaian kasus yang berupa bilangan pecahan diubah menjadi

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9A-3-12

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran sebagai berikut:1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan kepada perusahaan

untuk melakukan efisiensi lintasan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas danmendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.

2. Sebaiknya dilakukan lebih banyak lagi variasi jumlah produksi yang ditelilti. Sehinggadidapatkan jumlah produk yang paling efisien untuk diproduksi.

3. Hendaknya dalam melakukan pengukuran waktu kerja (time study) setiap kegiatandilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang benar, sehingga didapatkan hasil yangakurat.

DAFTAR PUSTAKA

Barnes, Ralph M. (1980), Motion and Time Study Design and Measrement of Work, Penerbit:Quinn-Woodbine, Canada.

Buffa, Elfwood S. dan Rakesh K. Sarin, (1999), Manajemen Operasi dan Produksi Modern,edisi kedelapan, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Heizer, Jay dan Barry Render, (2006), Operations Management Buku 2, edisi ketujuh,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lieberman, J. Gerald and Hillier, S. Frederick, (1990), Introduction to Operation Research,fifth edition, Mc Graw-Hill International Edition.

Purwaningsih, Ratna dan Hazairin, Prima (2006), Lini Perakitan Produk Torch Light (StudiKasus PT. Arisamandiri Pratama), J@TI Undip,Vol.2, No.1, Hal. 29-42.

Santoso, Haryo (2006), Peningkatan Efisiensi Stasiun Kerja dengan Pendekatan Region LineBalancing (studi kasus di PT. Triangle Motorindo), Rotasi,Vol.8, No.1, Hal. 8-14.

Sutalaksana, Iftikar Z, dan Ruhana Anggawisastra, (1979), Teknik Tata Cara Kerja,Laboratorium Tata Cara dan Ergonomi Departemen Industri ITB, Bandung.

Taylor, Bernard W. (1999), Introduction to Management Science, Prentice Hall International,USA.

Wignjosoebroto, Sritomo, (2003), Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja, Penerbit GunaWidya. Jakarta.

Zulian Yamit, (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, edisi kedua, Penerbit Ekonisia,Yogyakarta.