rancang bangun dashboard system sebagai tolok...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN DASHBOARD SYSTEM SEBAGAI TOLOK UKUR
PENILAIAN KINERJA BAITUL MAAL WAA TAMWIL (BMT) DENGAN
METODE BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS: BMT BUMIPUTERA)
(SKRIPSI)
Skripsi ini diajukan sebagai syarat melaksanakan kewajiban studi Strata Satu
Program Studi Sistem Informasi
Disusun oleh :
Sidik Maulana
108093000072
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2015 M
ii
RANCANG BANGUN DASHBOARD SYSTEM SEBAGAI TOLOK UKUR
PENILAIAN KINERJA BAITUL MAAL WAA TAMWIL (BMT) DENGAN
METODE BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS: BMT BUMIPUTERA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
SIDIK MAULANA
108093000072
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1436 H
iii
RANCANG BANGUN DASHBOARD SYSTEM SEBAGAI TOLOK UKUR
PENILAIAN KINERJA BAITUL MAAL WAA TAMWIL (BMT) DENGAN
METODE BALANCED SCORECARD
(STUDI KASUS: BMT BUMIPUTERA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Pada
Fakultas Sains dan Tekhnologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Sidik Maulana
NIM: 108093000072
Menyetujui,
iv
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Rancang Bangun Dashboard System Sebagai Tolok Ukur
Penilaian Kinerja Baitul Maal Waa Tamwil (BMT) Dengan Metode Balanced
Scorecard (Studi Kasus: BMT Bumiputera)” telah diujikan dan dinyatakan lulus
dalam sidang munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Juli 2015. Skripsi ini telah diterima
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) program Studi
Sistem Informasi.
Menyetujui,
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, 06 Juli 2015
Sidik Maulana
108093000072
vi
ABSTRAK
SIDIK MAULANA (108093000072), Rancang Bangun Dashboard System Sebagai
Tolok Ukur Penilaian Kinerja Baitul Maal Waa Tamwil (BMT) Dengan Metode
Balanced Scorecard (Studi Kasus: BMT Bumiputera). Dibawah bimbingan
QURROTUL AINI, dan RINDA HESTI KUSUMANINGTYAS.
Berdasarkan Akta Pendirian Koperasi Syariah nomor 26 tanggal 12 Januari
2010 yang diterbitkan oleh Notaris P. Suandi Halim, SH. Didirikanlah Baitul Maal
Waa Tamwil (BMT) Bumiputera sebagai lembaga keuangan syariah pendukung
dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha kecil
bawah yang bergerak di bidang penghimpunan dana, investasi dan program kemitraan
dana masyarakat. Selama ini pengukuran kinerja BMT Bumiputera yang dilakukan
masih menggunakan sistem penilaian kinerja dalam manajemen tradisional yang
ditekankan pada aspek keuangan.Dashboard System mempunyai ide dasar dan
manfaat yang bisa diperoleh dengan analogi kegunaan dashboard bagi pengemudi,
yaitu dashboard dengan layar yang didesain dengan baik untuk menampilkan
informasi mengenai kondisi perusahaan. Sementara Balanced Scorecard
menerjemahkan visi dan strategi bisnis yang tersusun dalam empat perspektif yaitu:
finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard menawarkan solusi
pengukuran kinerja yang lebih menyeluruh dan komprehensif dalam suatu organisasi.
Oleh karena itu BMT Bumiputera memerlukan sebuah sistem yang didesain sesuai
dengan tuntutan lingkungan usahanya, agar perusahaan mampu bersaing dan
berkembang dengan baik. Sehingga pada akhirnya, menghasilkan sebuah dashboard
system yang memungkinkan para eksekutif dapat dengan cepat mengidentifikasi
masalah dan menentukan langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja BMT
Bumiputera secara keseluruhan. Penelitian Dashboard system ini dianalisis dan
dirancang dengan metode prototype sebagai metode pengembangan sistem dengan
bantuan Unified Modelling Language (UML) sebagai tools dengan menggunakan
empat diagram, yaitu use case diagram, activity diagram, sequence diagram dan
class diagram. Pengkodean sistem menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman
dan Mysql sebagai database.
Kata Kunci: Dashboard System, Prototype, Unified Modeling Language (UML),
PHP, MySQL, BMT Bumiputera.
V bab + xxi halaman + 195 halaman + 33 tabel + 47 gambar + Lampiran
Pustaka Acuan (33, 2000-2013)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kenikmatan kesehatan dan kelancaran sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan dan suri
tauladan kita, Nabi Besar Muhammad SAW. Peneliti berharap skripsi ini dapat
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana (S-1) dalam bidang Sistem
Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Dashboard System Sebagai Tolok
Ukur Penilaian Kinerja Baitul Maal Waa Tamwil (BMT) Dengan Metode
Balanced Scorecard (Studi Kasus: BMT Bumiputera)” akhirnya dapat diselesaikan
dengan baik. Selama penyusunan skripsi ini tentu banyak kesulitan-kesulitan yang
dialami oleh peneliti, baik dalam segi data ataupun penelitian. Namun dengan
keyakinan hati dan bantuan serta dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini
terselesaikan dengan sangat baik.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah mendukung. Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan,
izinkanlah peneliti menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.SI, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Nia Kumaladewi, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi.
viii
3. Ibu Meinarini Catur Utami, MMSI, selaku Sekretaris Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.
4. Ibu Qurrotul Aini, MT, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyelesaian
skripsi.
5. Ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas, MMSI, selaku Dosen Pembimbing II
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam
penyelesaian skripsi.
6. Bapak F.Ghulam Naja, SH, selaku Ketua BMT Bumiputera beserta
jajarannya yang telah menerima peneliti untuk melakukan riset di BMT
Bumiputera serta membimbing penulis dalam pelaksanaan riset.
7. Kedua orang tua dan adik tercinta, yang telah memberikan kasih sayang,
cinta, semangat serta dukungan yang luar biasa dan doa terdahsyat yang tak
pernah lepas ditujukan untuk peneliti.
8. Teman-teman Sistem Informasi C 2008 yang selalu setia memberikan
dukungan dan saran kepada peneliti serta memberikan candaan sehingga
memberikan keceriaan dalam menyusun skripsi ini.
9. Teman-teman SIBIS 2008 dan SI 2008 terima kasih atas kebersamaan dan
kerja samanya.
10. Upang Sri Wahyuni yang selalu sabar memberikan dukungan dan cintanya
untuk lulus tahun ini.
ix
11. Sahabat-sahabat tercinta Uci Novarona, Angga Dwi Putra, Rifqi
Zulkarnain, Risa Oktaviani, Milasari, Muhammad Amin Lubis,
Muhammad Fathan dan teman-teman yang tidak bisa peneliti sebutkan
satu-persatu yang telah memberikan semangat dan dukungan.
12. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa terhadap proses penyelesaian
skripsi ini.
Penulis sadar bahwa penyususan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dapat disampaikan melalui e-mail ke
[email protected]. Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang
membacanya. Amin
Jakarta, Juli 2015
SIDIK MAULANA
NIM 108093000072
x
LEMBAR PERSEMBAHAN
Pada kesempatan ini, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini kepada
seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Ali Rahmat dan Ibu Wiwik Supriyati, orang tua yang sangat penulis
hormati dan sayangi dan merupakan harta yang paling berharga bagi penulis.
Terima kasih atas doa, dukungan dan semuanya.
2. Teman-teman SI-C 2008 yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
berbagi suka dan duka serta dukungan selama penulis kuliah hingga selesai
skripsi ini.
3. Sabahat SIBIS 2008 dan SI 2008 terima kasih atas bantuannya.
4. Upang Sri Wahyuni terima kasih atas cinta, semangat, kesabaran, doa, dan
dukungannya.
5. Dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga
Allah membalas segala keikhlasan dan kebaikan dengan berlipat ganda.
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ..................................................................................................... i
LEMBAR JUDUL ......................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xix
DAFTAR SIMBOL ....................................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.4 Batasan Masalah................................................................................ 4
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1.7 Metode Penelitian.............................................................................. 6
1.7.1 Metode Pengumpulan Data ............................................... 6
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem .......................................... 7
1.8 Sistematika Penulisan ....................................................................... 8
xii
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun ............................................................. 10
2.2 Pengertian Dashboard System .......................................................... 10
2.2.1 Jenis-jenis Dashboard System ............................................ 11
2.3 Pengertian Pengukuran Kinerja......................................................... 15
2.4 Pengertian Balanced Scorecard ........................................................ 20
2.4.1 Tujuan Balanced Scorecard ............................................... 22
2.4.2 Manfaat Balanced Scorecard ............................................. 22
2.4.3 Keunggulan Balanced Scorecard ....................................... 23
2.4.4 Perspektif Balanced Scorecard .......................................... 24
2.5 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard ............................ 38
2.6 Analisis Critical Success Factor (CSF) ............................................ 39
2.6.1 Pengertian CSF .................................................................. 39
2.7 Key Performance Indicators (KPI) ................................................... 41
2.8 Baitul Maal waa Tamwil (BMT) ...................................................... 41
2.8.1 Pengertian BMT ................................................................. 41
2.8.2 Prosedur Pendirian BMT ................................................... 44
2.9 Konsep Dasar Analisis dan Desain Sistem Informasi ....................... 46
2.9.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem .............................. 46
2.9.2 Pendekatan–pendekatan Analisis Sistem ........................... 46
2.10 Analisis dan Desain Object Oriented .............................................. 47
2.10.1 Pengertian Analisis dan Desain Object Oriented ............. 47
2.10.2 Objek dan Kelas ............................................................... 48
xiii
2.11 Metode Pengembangan Sistem ....................................................... 49
2.11.1 Pembuatan Prototype (Prototyping) ................................ 49
2.11.2 Jenis-Jenis Prototype ........................................................ 49
2.11.3 Daya Tarik Prototyping.................................................... 52
2.11.4 Potensi Kegagalan Prototypin .......................................... 53
2.11.5 Pengujian .......................................................................... 54
2.12 Tools Pengembangan Sistem........................................................... 56
2.13 Database dan Database Management System (DBMS) ................. 61
2.13.1 Pengertian Database ........................................................ 61
2.13.2 Pengertian Database Management System (DBMS) ....... 63
2.14 Internet ............................................................................................ 63
2.15 PHP ................................................................................................. 65
2.16 MySQL ............................................................................................ 65
2.17 XAMPP dan PHPMyAdmin ............................................................ 68
2.18 Kajian Penelitian Sejenis ................................................................ 69
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 72
3.1.1 Observasi ............................................................................ 72
3.1.2 Wawancara ......................................................................... 72
3.1.3 Studi Literatur .................................................................... 73
3.1.4 Studi Pustaka ...................................................................... 73
3.2 Metode Pengembangan Sistem ......................................................... 74
xiv
3.2.1 Identifikasi Kebutuhan ....................................................... 74
3.2.2 Pembuatan Prototype ......................................................... 75
3.2.3 Uji Penerimaan ................................................................... 75
3.3 Kerangka Berfikir Penelitian............................................................. 76
BAB IV RANCANG BANGUN
4.1 Identifikasi Kebutuhan ...................................................................... 77
4.1.1 Profil BMT BUmiputera .................................................... 77
4.1.1.1 Visi dan Misi ....................................................... 80
4.1.1.2 Logo Perusahaan ................................................. 80
4.1.1.3 Struktur Organisasi ............................................. 80
4.1.1.4 Tugas Pokok Struktur Organisasi ....................... 80
4.1.1.5 Produk – produk BMT Bumiputera .................... 82
4.1.2 Identifikasi Sistem Berjalan ............................................... 85
4.1.3 Analisis Critical Success Factor (CSF) ............................. 86
4.1.4 Sistem Usulan .................................................................... 88
4.1.5 Identifikasi Analisis Perbandingan Sistem......................... 89
4.1.5.1 Perspektif Keuangan ........................................... 90
4.1.5.2 Perspektif Pelanggan ........................................... 94
4.1.5.3 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ......... 95
4.1.5.4 Perspektif Proses Bisnis Internal ......................... 97
4.1.6 Pengembangan Key Performance Indicator (KPI) ............ 98
4.1.7 Identifikasi Analisis Perbandingan Sistem......................... 99
4.1.8 Tujuan Pembuatan Sistem .................................................. 100
xv
4.2 Pengembangan Prototype ................................................................. 101
4.2.1 Prototype 1 ......................................................................... 101
4.2.2 Prototype 2 ......................................................................... 105
4.2.3 Penerimaan Prototype ........................................................ 109
4.3 Perancangan Sistem .......................................................................... 110
4.3.1 Desain Sistem ..................................................................... 110
4.3.1.1 Identifikasi User .................................................. 110
4.3.1.2 Identifikasi Use Case .......................................... 110
4.3.1.3 Use Case Diagram .............................................. 111
4.3.1.4 Narasi Use Case .................................................. 112
4.3.1.5 Activity Diagram.................................................. 118
4.3.1.6 Sequence Diagram ............................................... 126
4.3.1.7 Class Diagram ..................................................... 133
4.3.2 Desain Database ................................................................ 135
4.3.3 Graphic User Interface (GUI) ........................................... 140
4.4 Uji Penerimaan .................................................................................. 143
4.4.1 Implementasi ...................................................................... 143
4.4.2 Black Box Testing ............................................................... 143
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 144
5.2 Saran .................................................................................................. 145
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Core Measurement Group ....................................................................... 30
Gambar 2.2 Customer Value Proposition .................................................................. 31
Gambar 2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal–Model Rantai Nilai Generik .............. 34
Gambar 2.4 Kerangka Kerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan .................. 37
Gambar 2.5 Pengembangan Prototype Evolutionary .................................................. 51
Gambar 2.6 Pengembangan Prototype Requirement .................................................. 52
Gambar 2.7 Contoh Model Use Case Diagram .......................................................... 58
Gambar 2.8 Contoh Model Class Diagram ................................................................ 59
Gambar 2.9 Contoh Model Activity Diagram ............................................................. 59
Gambar 2.10 Contoh Model Sequence Diagram ........................................................ 60
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian .................................................................. 76
Gambar 4.1 Logo BMT Bumiputera ........................................................................... 80
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BMT Bumiputera .................................................... 80
Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Berjalan BMT Bumiputera ..................................... 86
Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan Dashboard System Penilaian Kinerja BMT
Bumiputera ............................................................................................. 88
Gambar 4.5 Tampilan Menu Login ........................................................................... 101
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Utama .................................................................... 102
Gambar 4.7 Tampilan Menu Perspektif Keuangan ................................................... 102
Gambar 4.8 Tampilan Menu Perspektif Nasabah ..................................................... 103
xvii
Gambar 4.9 Menu Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran ................................ 104
Gambar 4.10 Tampilan Menu Perspektif Proses Bisnis Internal .............................. 104
Gambar 4.11 Tampilan Menu Login ......................................................................... 105
Gambar 4.12 Tampilan Menu Halaman Utama ........................................................ 106
Gambar 4.13 Tampilan Menu Perspektif Keuangan ................................................. 106
Gambar 4.14 Tampilan Menu Perspektif Nasabah ................................................... 107
Gambar 4.15 Tampilan Menu Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan .............. 107
Gambar 4.16 Tampilan Menu Perspektif Proses Bisnis Internal .............................. 108
Gambar 4.17 Tampilan Menu Kelola Pengguna ....................................................... 108
Gambar 4.18 Tampilan Menu Ubah Password......................................................... 109
Gambar 4.19 Use Case Diagram Dashboard System ............................................... 112
Gambar 4.20 Activity Diagram Login ....................................................................... 118
Gambar 4.21 Activity Diagram Manage User .......................................................... 119
Gambar 4.22 Activity Diagram Ubah Password ....................................................... 120
Gambar 4.23 Activity Diagram Keuangan ................................................................ 121
Gambar 4.24 Activity Diagram Karyawan ................................................................ 122
Gambar 4.25 Activity Diagram Nasabah .................................................................. 123
Gambar 4.26 Activity Diagram Pokusma ................................................................. 124
Gambar 4.27 Activity Diagram Manage Laporan Penilaian ..................................... 125
Gambar 4.28 Activity Diagram Logout ..................................................................... 125
Gambar 4.29 Sequence Diagram Login .................................................................... 126
Gambar 4.30 Sequence Diagram Manage User ....................................................... 127
xviii
Gambar 4.31 Sequence Diagram Data Karyawan .................................................... 128
Gambar 4.32 Sequence Diagram Data Keuangan..................................................... 129
Gambar 4.33 Sequence Diagram Data Nasabah ....................................................... 130
Gambar 4.34 Sequence Diagram Data Pokusma ...................................................... 131
Gambar 4.35 Sequence Diagram Manage Data Laporan Penilaian ......................... 131
Gambar 4.36 Sequence Diagram Ubah Password .................................................... 132
Gambar 4.37 Sequence Diagram Logout .................................................................. 133
Gambar 4.38 Class Diagram Dashboard System Penilaian Kinerja BMT Bumiputera134
Gambar 4.39 Relational Database Management Dashboard System Penilaian Kinerja
BMT Bumiputera ....................................................................................... 136
Gambar 4.40 Tampilan Halaman Login .................................................................... 140
Gambar 4.41 Tampilan Halaman Ketua BMT Bumiputera ...................................... 140
Gambar 4.42 Tampilan Halaman Perspektif Keuangan ............................................ 141
Gambar 4.43 Tampilan Halaman Training Karyawan .............................................. 141
Gambar 4.44 Tampilan Halaman Nasabah Komplain .............................................. 141
Gambar 4.45 Tampilan Halaman Pokusma .............................................................. 142
Gambar 4.46 Tampilan Halaman Kelola Pengguna .................................................. 142
Gambar 4.47 Tampilan Halaman Ubah Password .................................................... 142
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Satuan Pengukuran Unit Bisnis dan Kategori Dashboard ....... 14
Tabel 2.2 Kajian Penelitian Sejenis ...................................................................... 69
Tabel 4.1 Critical Success Factor BMT Bumiputera ........................................... 87
Tabel 4.2 Return on Asset (ROA) BMT Bumiputera Periode 2011-2013 ............ 90
Tabel 4.3 Return on Equity (ROE) BMT Bumiputera Periode 2011-2013 .......... 92
Tabel 4.4 Profit Margin on Sales BMT Bumiputera Periode 2011-2013 ............. 93
Tabel 4.5 Data Nasabah BMT Bumiputera Periode 2011-2013 ........................... 94
Tabel 4.6 Tingkat Klaim Nasabah Periode 2011-2013 ......................................... 94
Tabel 4.7 Jumlah Karyawan BMT Bumiputera Periode 2011-2013..................... 96
Tabel 4.8 Jumlah Pelatihan BMT Bumiputera Periode 2011-2013 ...................... 96
Tabel 4.9 Key Perfomance Indicator (KPI) BMT Bumiputera............................. 98
Tabel 4.10 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan ...................................... 99
Tabel 4.11 Kelebihan Sistem Usulan .................................................................... 99
Tabel 4.12 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan ............................................. 100
Tabel 4.13 Penerimaan Prototype ....................................................................... 109
Tabel 4.14 Identifikasi User ................................................................................ 110
Tabel 4.15 Identifikasi Use Case ........................................................................ 110
Tabel 4.16 Narasi Use Case Login ...................................................................... 112
Tabel 4.17 Narasi Use Case Manage User ......................................................... 113
Tabel 4.18 Narasi Use Ubah Password............................................................... 114
xx
Tabel 4.19 Narasi Use Case Data Karyawan ...................................................... 114
Tabel 4.20 Narasi Use Case Data Keuangan ...................................................... 115
Tabel 4.21 Narasi Use Case Data Nasabah ........................................................ 115
Tabel 4.22 Narasi Use Case Data Pokusma ........................................................ 116
Tabel 4.23 Narasi Use Case Laporan Kinerja BMT ........................................... 117
Tabel 4.24 Narasi Use Case Logout .................................................................... 117
Tabel 4.25 Daftar Tabel Objek Potensial ............................................................ 135
Tabel 4.26 User ................................................................................................... 137
Tabel 4.27 Level.................................................................................................. 137
Tabel 4.28 Jabatan ............................................................................................... 137
Tabel 4.29 Karyawan .......................................................................................... 138
Tabel 4.30 Nasabah ............................................................................................. 138
Tabel 4.31 Keuangan .......................................................................................... 139
Tabel 4.32 Training Karyawan .......................................................................... 139
Tabel 4.33 Komplain ........................................................................................... 139
xxi
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE CASE DIAGRAMS
(Whitten, Bentley, dan Dittman, 2004)
SIMBOL USE CASE DIAGRAMS
Simbol Keterangan
Aktor
Use Case
Asosiasi
Extends
Uses (include)
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
Simbol Keterangan
Aktivitas
Alur Aktivitas
Awal Aktivitas
Akhir Aktivitas
Aktivitas Parallel
Keputusan
Actor1
«extends»
-End1
*
-End2
*
«uses»
xxii
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
SIMBOL CLASS DIAGRAM
Simbol Keterangan
Kelas
1. Nama kelas
2. Atribut kelas
3. Operasi kelas
Asosiasi
Generalisasi
Simbol Keterangan
Objek
Garis Waktu
Operasi
Pesan
Class 1
2
3
-End1
*
-End2
*
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Akta Pendirian Koperasi Syariah nomor 26 tanggal 12 Januari
2010 yang diterbitkan oleh Notaris P. Suandi Halim, SH. Didirikanlah Baitul Maal
Waa Tamwil (BMT) Bumiputera sebagai lembaga keuangan syariah pendukung
dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha mikro dan pengusaha kecil
bawah yang bergerak di bidang penghimpunan dana, investasi dan program kemitraan
dana masyarakat. BMT Bumiputera berkomitmen untuk melakukan bisnisnya secara
profesional dengan sasaran keuntungan dan pemerataan bagi masyarakat kecil.
BMT Bumiputera sebagai salah satu bentuk usaha penyedia layanan jasa yang
bergerak di bidang keuangan sebaiknya selalu mengutamakan kepuasan pelanggan
dan berusaha menciptakan loyalitas pelanggan dengan memberikan kualitas layanan
untuk memuaskan pelanggan. Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat
dengan kepuasan pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat serta memahami dengan
seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dalam melakukan evaluasi,
BMT Bumiputera masih menggunakan sistem penilaian kinerja yang ditekankan pada
aspek keuangan, karena ukuran keuangan ini mudah dilakukan sehingga kinerja
personal yang dinilai hanya berkaitan dengan aspek keuangan. Sistem penilaian
kinerja pada aspek keuangan memang umum dilakukan, karena orientasinya pada
keuntungan jangka pendek dan hal ini akan mendorong manajer lebih banyak
memperbaiki kinerja perusahaan jangka pendek. Balanced Scorecard menerjemahkan
2
visi dan strategi bisnis serta kendala berbagai tujuan dan ukuran, yang tersusun dalam
empat perspektif yaitu: finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran
dan pertumbuhan. Empat perspektif dalam Balanced Scorecard akan memberi
keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, antara hasil yang
diinginkan dengan faktor pendorong tercapainya hasil tersebut. Oleh karena itu BMT
Bumiputera memerlukan sebuah sistem yang didesain sesuai dengan tuntutan
lingkungan usahanya, agar perusahaan mampu bersaing dan berkembang dengan
baik.
Beberapa penelitian mengenai Dashboard System yang menggunakan metode
Balanced Scorecard telah dilakukan. Pada awalnya Balanced Scorecard diciptakan
untuk mengatasi problem kelemahan sistem penilaian kinerja eksekutif yang berfokus
pada aspek keuangan. Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan
dalam implementasinya, tidak hanya sebagai alat penilaian kinerja eksekutif, namun
meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategis (Budiarti, 2005).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Istiqlal (2009), tolok ukur
kinerja suatu perusahaan dari sisi non-keuangan sangatlah penting untuk dapat
melakukan pembenahan dan penyempurnaan strategi bisnis dengan mengacu pada
kinerja yang telah dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan.
Penelitian sejenis dilakukan oleh Dewi (2003), menggunakan Balanced
Scorecard untuk menilai efektivitas kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa efektivitas kinerja sesudah penerapan Balanced Scorecard lebih
tinggi dari pada sebelum penerapan. Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh
3
peneliti sebelumnya serta keunggulan-keunggulan Balanced Scorecard, maka dapat
disimpulkan bahwa pendekatan Balanced Scorecard penting diadopsi untuk
meningkatkan efektivitas kinerja perusahaan.
Melihat dari latar belakang permasalahan tersebut, bahwa Dashboard System
merupakan salah satu faktor yang dapat membantu dalam pengembangan perusahaan,
maka disusunlah sebuah skripsi dengan judul ”Rancang Bangun Dashboard System
sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Baitul Maal Waa Tamwil (BMT) dengan
Metode Balanced Scorecard”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, ditemukan
beberapa permasalahan yang terjadi di BMT Bumiputera, diantaranya adalah:
1. Selama ini penilaian kinerja BMT Bumiputera masih berfokus pada aspek
keuangan.
2. Evaluasi kinerja yang dilakukan BMT Bumiputera masih bersifat adaptive
(sesuai dengan kebutuhan) dan dimusyawarahkan dalam sebuah rapat.
3. Redudansi data masih sering terjadi karena banyaknya laporan yang berbentuk
print-out sehingga menyulitkan pihak manajer dalam mengevaluasi kinerja
perusahaan.
4
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan sebuah permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam penulisan
skripsi ini, yaitu: bagaimana merancang dan membangun Dashboard System pada
BMT Bumiputera dengan menerapkan metode Balanced Scorecard yang tersusun
dalam empat perspektif yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan?
1.4 Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan Dashboard System, maka peneliti memberi
batasan masalah agar penelitian ini sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Adapun
batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dashboard System ini beroperasi pada level organisasi manajer di BMT
Bumiputera.
b. Perancangan Dashboard System ini menggunakan prototype sebagai metode
pengembangannya, serta menggunakan bahasa pemrograman PHP, dan
MySQL sebagai database.
c. Dalam perancangan sistem ini menggunakan Unified Modelling Language
(UML) sebagai tools yang digunakan, diantaranya: use case diagram, activity
diagram, class diagram dan sequence diagram, & Rational Rose sebagai
aplikasi pendukung.
d. Pada penelitian rancang bangun sistem ini tidak membahas masalah protocol,
jaringan, keamanan, dan data warehousing.
5
e. Tahap pengujian sistem ini menggunakan pendekatan metode blackbox
testing.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian terdiri atas tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah menghasilkan sebuah Dashboard System
sebagai pengukuran kinerja pada BMT Bumiputera dengan penerapan metode
Balanced Scorecard. Sedangkan tujuan khususnya dari penelitian ini menghasilkan:
a. Menghasilkan analisis dan rancangan Dashboard System pada BMT
Bumiputera berdasarkan metode Balanced Scorecard yang terdiri dari empat
perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,
pembelajaran dan pertumbuhan.
b. Sebagai alat pertimbangan bagi Ketua BMT Bumipuitera sehingga dapat
memberikan gambaran kinerja BMT Bumiputera baik secara keuangan
maupun non keuangan, untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
mengembangkan BMT Bumiputera.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini adalah:
a. Agar dapat digunakan sebagai referensi berikutnya dengan penelitian sejenis
yaitu di bidang lembaga pelayanan jasa syariah terkait Dashboard System
menggunakan metode Balanced Scorecard.
6
b. Memberikan rancangan umum pengembangan Dashboard System pada
perusahaan atau lembaga keuangan syariah.
c. Memberikan pemahaman tentang Dashboard System dalam kaitannya dengan
pengembangan manajemen pelaksanaan untuk mencapai target perusahaan.
d. Membantu perusahaan dalam melakukan penilaian kinerja yang mampu
mencerminkan seluruh aspek baik operasional keuangan maupun non-
keuangan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Observasi
Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis
yang berjalan pada BMT Bumiputera, dan hasil observasi yang dicapai adalah
melihat proses bisnis yang berjalan dan mencari data yang diperlukan untuk
penelitian.
2) Wawancara
Wawancara ini dilakukan pada saat berlangsungnya riset lapangan dengan
Bapak Yusman, selaku Sekretaris Umum BMT Bumiputera, meliputi sejarah
BMT Bumiputera dan permasalahan yang berhubungan dengan sistem
penilaian kinerja pada BMT Bumiputera.
7
3) Studi Literatur
Peneliti membaca dan mempelajari buku serta jurnal yang berhubungan
dengan analisis dan perancangan sistem, dashboard system, serta penelitian
sejenis yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penyusunan penelitian
ini.
4) Studi Pustaka
Peneliti membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan
masalah yang berkaitan dengan dashboard system dan penerapannya dalam
sistem penilaian kinerja pada sebuah perusahaan.
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem
Di samping metode pengumpulan data, peneliti juga menggunakan Object
Oriented Analysis and Design (OOAD) sebagai metode pengembangan sistem yang
digunakan dalam penelitian ini dengan model prototype. Prototype adalah suatu versi
sistem potensial yang disediakan bagi pengembang dan calon user yang dapat
memberikan gambaran bagaimana kira-kira sistem tersebut akan berfungsi bila telah
disusun dalam bentuk yang lengkap.
Dengan menerapkan proses pengembangan sistem yaitu, mengidentifikasi
kebutuhan user, mengembangkan prototype, dan menggunakan prototype. Serta
menggunakan Unified Modelling Language (UML) sebagai tools
perancangan dan bahasa pemrograman PHP & MySQL.
8
1.8 Sistematika Penulisan
Agar lebih terarah dalam penulisan skripsi ini dan tercapai hal yang
diharapkan, maka disusun sistematika penulisan sebagai kerangka acuan dalam
penulisan yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori Pengertian Konsep Dasar
Sistem Informasi, Konsep Dasar Analisis dan Desain Sistem
Informasi, Dashboard System, Dashboard System, Analisis dan
Desain Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and
Design) Menggunakan UML (Unified Modeling Language),
Database dan Database Management System, Internet, PHP,
MySQL serta XAMPP dan PhpMyAdmin.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang metode yang digunakan
dalam merancang dan membangun Dashboard System pada
BMT Bumiputera, yaitu metode pengumpulan data, metode
pengembangan model dan metode pengembangan sistem.
9
BAB IV RANCANG BANGUN
Pada bab ini berisi perancangan dan pembangunan dashboard
system untuk mengukur kinerja BMT Bumiputera
menggunakan metode Balanced Scorecard.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan dari uraian bab-bab dan saran
untuk penelitian lebih lanjut.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun
Pressman (2005) mendefinisikan perancangan sebagai serangkaian prosedur
untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman
untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan sistem adalah kegiatan
menciptakan sistem baru, mengganti ataupun memperbaiki sistem yang telah ada,
baik secara keseluruhan maupun sebagian.
John Burch dan Garry Grudnitski mendefinisikan perancangan sistem sebagai
penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa
elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (Jogiyanto,
2001).
2.2 Pengertian Dashboard System
Rasmussen dkk (2010) menganalogikan kegunaan dashboard seperti
pengemudi dan pilot yang mengandalkan dashboard untuk melakukan pekerjaan
mereka. Ide dasar dan manfaat kegunaan dashboard menarik perhatian para manajer
dalam menjalankan organisasi. Dashboard didesain untuk menampilkan informasi
yang diperlukan untuk memonitor aspek bisnis yang menjadi tanggung jawab
11
mereka, hal ini memungkinkan para manajer dapat dengan cepat mengidentifikasi
masalah dan menentukan langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
2.2.1 Jenis-Jenis Dashboard System
Dalam bukunya, Rasmussen, dkk (2010) mengelompokkan Dashboard system
menjadi tiga jenis utama, yaitu:
a. Dashboard Strategis
Dengan menggunakan dashboard strategis, organisasi dapat memonitor
kemajuan dalam mencapai sasaran strategis. Dashboard pada level eksekutif
menggambarkan tujuan strategis perusahaan dan menghubungkannya dengan
indikator kinerja utama (Key Perfomance Indicator/KPI). Dashboard strategis
organisasi sering diterjemahkan ke dalam level departemen dengan tetap menjaga
keselarasan dengan sasaran organisasi. Menerjemahkan (cascading) dari level
umum (keseluruhan organisasi) menjadi level departemen membantu
menghindarkan dashboard departemen terisolasi, terpisah dari dashboard
departemen-departemen lain dalam organisasi. Dashboard strategis sangat
mengutamakan rangkuman, grafik-grafik terkini dan global, tren eksternal dan
ukuran pertumbuhan.
Dashboard strategis seringkali dikaitkan atau didasarkan pada metodologi
Balance Scorecard yang menyediakan sarana untuk mengukur pencapaian tujuan
organisasi (pada awalnya metode ini dikembangkan oleh David Norton dan
Robert Kaplan).
12
Pengguna dashboard strategis adalah para manager organisasi yang terlibat
dalam eksekusi strategi dan monitoring kemajuannya.
b. Dashboard Taktis
Organisasi menggunakan dashboard taktis untuk memonitor perkembangan
dan trend yang terkait dengan masing-masing inisiatif strategisnya. Terkadang
dashboard ini juga digunakan untuk memonitor perkembangan proyek-proyek
penting. Baik perkembangan inisiatif strategis maupun proyek selalu diukur
tujuan yang telah ditetapkan (misalnya anggaran atau target). Karena dashboard
taktis dapat fokus, idealnya dashboard tersebut diterapkan dengan teknologi yang
memungkinkan pemecahan ke dalam detail serta pemilahan dan penggabungan
data―misalnya untuk menganalisis mengapa beberapa target tidak dapat dipenuhi
dan di mana masalahnya muncul.
Karena dashboard dapat menjadi data dan kini teknologi dashboard menjadi
semakin mudah, cepat dan murah untuk dikembangkan, diharapkan perusahaan
dan organisasi pemerintah dapat meningkatkan penggunaan dashboard taktis
untuk membantu stakeholder internal dan eksternal memonitor perkembangan
inisiatif-inisiatif yang penting.
Pengguna dashboard taktis adalah manajer yang terlibat dengan aktivitas
individual untuk mendukung pencapaian sasaran strategis organisasi.
c. Dashboard Operasional
Kategori ini mencakup dashboard yang digunakan untuk memonitor proses
bisnis, aktivitas bisnis dan kejadian-kejadian yang kompleks. Biasanya tampilan
13
dashboard menggambarkan informasi harian atau mingguan terkini atau grafik
real-time dan laporan yang mengilustrasikan status proses bisnis atau proses
manufaktur. Karena manajer menggunakan dashboard ini dengan frekuensi
tinggi, mereka dapat menemukan masalah dengan cepat dan mengambil tindakan
untuk memperbaiki masalah dengan cepat pula. Manajer pun dapat mengambil
kesempatan yang tersedia dengan cepat pula dengan memanfaatkan dashboard
operasional. Karena dashboard operasional ini sangat praktis, para manajer
kebanyakan menggunakan dashboard ini pada level departemen (tempat
operasional pekerjaan), bukan pada level eksekutif senior. Pada level eksekutif
senior akan lebih tepat untuk menggunakan dashboard taktis atau dashboard
strategis.
Sama dengan halnya dashboard taktis, dengan lingkup yang kecil (seperti:
penjualan, help-desk service) dashboard operasional dapat mendeskripsikan lebih
detail informasi dengan fungsi analisis yang kuat untuk membuat analisis sebab
akibat dari data yang tersedia. Eksekutif puncak biasanya menggunakan
dashboard taktis atau strategis untuk memonitor ukuran agregat pada satu titik
waktu tertentu atau agregat dari masing-masing dashboard operasional.
Pengguna dashboard operasional memiliki lingkup tanggung jawab yang
lebih sempit (penjualan, pelayanan, pelanggan, lainnya) yang memerlukan
informasi lebih detail dengan fungsi analisis yang kuat untuk melakukan analisis
akar penyebab dari data-data yang ditampilkan.
14
Tabel 2.1 Contoh Satuan Pengukuran Unit Bisnis dan Kategori Dashboard
Kategori Dashboard
Unit Bisnis Strategi Taktis Operasional
Manufaktur Menurunkan
tingkat
pengembalian
produk 3%
menjadi 1%
1. Mengimplementasikan
sistem pengendalian
kualitas yang baru
pada akhir tahun
2. Mengimplementasikan
pertemuan evaluasi
kualitas satu kali
sebulan dengan
supplier utama
1. Jumlah
pengembalian
produk menurut
jenis setiap
bulan
2. Jumlah
pengembalian,
realisasi
dibandingkan
dengan target
Penjualan 10% peningkatan
dibandingkan
tahun lalu
1. 20% peningkatan
penjualan produk X
dibandingkan tahun
lalu
2. Meluncurkan produk Y
awal bulan September
1. Penjualan oleh
Departemen
Penjualan bulan
ini
dibandingkan
dengan bulan
lalu
2. Penjualan oleh
penjual
3. 10 konsumen
teratas
Servis Menurunkan
keluhan
pelanggan
menjadi 2% lebih
rendah
dibandingkan
Y% (pembanding
industri)
Menginstall aplikasi help
desk dan melatih karyawan
pada awal bulan Oktober
1. Jumlah telepon
layanan
pelanggan
tahun berjalan
dibandingkan
dengan tahun
lalu
2. Jumlah
keluhan
pelanggan per
minggu dan
per bulan
Sumber Daya
Manusia
Meningkatan
tingkat retensi
karyawan
menjadi 90%
pada awal bulan
September tahun
1. Mengimplementasikan
rencana pembagian
keuntungan pada awal
bulan Juli
2. Merekrut Staf Perekrut
pada awal bulan
1. Tren tingkat
retensi
karyawan
2. Nilai rata-rata
kepuasan
karyawan
15
ini Oktober; yang dapat
menemukan karyawan
sesuai kebutuhan
Keuangan Menurunkan
rata-rata
penagihan
piutang lancar
dari 55 hari tahun
lalu menjadi 45
hari
Merekrut dua orang
tambahan untuk penagihan
1. Rata-rata
penagihan
piutang lancer
tiap bulan pada
tahun ini
2. 5 orang
pelanggan
teratas dengan
penagihan
piutang terbaik
2.3 Pengertian Pengukuran Kinerja
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan, katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka, Allah dan Rasul-Nya, serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”..
(QS: At-Taubah:105)
Dalam pandangan Islam segala sesuatu harus dilakukan secara terencana, dan
teratur. Tidak terkecuali dengan proses kegiatan dalam sebuah organisasi maupun
16
perusahaan merupakan hal yang harus diperhatikan. Manajemen dalam hal ini berarti
mengatur atau mengelola sesuatu hal agar menjadi baik.
Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pengukuran
kinerja untuk mengetahui hasil pekerjaan dan perkembangannya serta kekurangan
yang harus diperbaiki untuk masa yang akan datang.
Kinerja perusahaan adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seorang atau
kelompok dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi
pekerjaan atau kegiatan yang dimaksud di sini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan
atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan
tanggungjawabnya dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sedangkan faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang atau kelompok
terdiri atas beberapa faktor internal dan eksternal (Tika, 2008).
Faktor internal yang mempengaruhi kinerja karyawan/kelompok terdiri atas
kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran, kondisi
keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja, dan sebagainya.
Sedangkan pengaruh eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan,
keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi,
perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar. Pelaksanaan hasil pekerjaan tersebut
diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu tertentu. Dengan
demikian kinerja perusahaan adalah fungsi hasil-hasil pekerjaan/kegiatan yang ada
17
dalam perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern organisasi dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu.
Sedangkan Mangkunegara (2005) mengemukakan bahwa kinerja perusahaan
perlu diukur secara periodik 6 bulan atau minimal setiap tahun agar dapat dievaluasi
perkembangannya dari tahun ke tahun berikutnya.
Ada beberapa fungsi pekerjaan/kegiatan yang terkait dengan kinerja
perusahaan, yaitu:
1. Strategi perusahaan
Strategi perusahaan terkait dengan misi perusahaan, strategi bisnis yang
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan lingkungan bisnis. Strategi bisnis
mencakup perencanaan, implementasi, dan pengawasan. Komponen-komponen yang
dipakai untuk analisis strategi perusahaan terdiri atas dimensi kekuatan bisnis dan
dimensi daya tarik perusahaan/individu. Dimensi kekuatan bisnis terdiri atas harga
produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan perbulan dan jumlah
pengunjung di outlet (tempat penjualan). Dimensi daya tarik terdiri atas pangsa pasar
konsumen dalam potensi belanja konsumen. Dari hasil analisis terhadap komponen-
komponen tersebut dapat ditentukan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan
perusahaan seperti pengoptimalan alat-alat produksi, besarnya biaya promosi, dan
sebagainya.
2. Pemasaran
Peran utama dalam manajemen pemasaran antara lain adalah membuat
keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Evaluasi aspek pemasaran diarahkan
18
untuk mendapatkan informasi menangani faktor tertentu dibandingkan dengan target
atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya:
a. Segmentasi pasar, target, dan posisi produk di pasar.
b. Strategi bersaing yang diterapkan.
c. Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran.
d. Nilai penjualan.
e. Market share yang dikuasai perusahaan.
Adapun aspek pasar, dilakukan evaluasi mengenai consumer behavior guna
mengetahui:
a. Pengetahuan, kebutuhan, dan keinginan pasar potensial terhadap produk.
b. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk.
3. Operasional
Hal-hal yang menyangkut operasional perusahaan antara lain sebagai
berikut:
a. Kualitas produk, yakni seberapa jauh produk yang dihasilkan perusahaan bisa
bersaing dari segi kualitas.
b. Teknologi yang digunakan, yaitu apakah teknologi yang digunakan
perusahaan mengikuti perkembangan dunia pada saat ini atau sudah
ketinggalan zaman. Kondisi ini perlu diperhitungkan sesuai dengan keinginan
pelanggan dan persaingan dengan pihak lain.
c. Kapasitas produksi, yakni seberapa besar kapasitas produksi dari sumber daya
yang ada seperti mesin dan tenaga kerja yang ada. Kapasitas produksi juga
19
perlu mempertimbangkan pemasaran produk. Adakah produk mempunyai
segmen pasar yang tinggi atau rendah.
d. Persediaaan bahan baku dan barang jadi. Adakah bahan baku tersedia
ditempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan ataukah langkah dipasaran atau
merupakan bahan impor. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
4. Sumber daya manusia
Beberapa hal penting dari sumber daya manusia yang perlu dievaluasi antara
lain mengenai produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan
pengembangan, serta kepemimpinan. Program pelatihan ditujukan untuk
memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja
tertentu untuk kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk
menyiapkan pegawainya memangku jabatan tertentu di masa yang akan datang.
Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutupi gap
antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan selain meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja.
5. Perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan,
terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau
memaksimalisasi nilai pasar atas harga saham perusahaan yang bersangkutan. Tujuan
ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi oleh
keputusan-keputusan dibidang keuangan. Untuk lebih memahaminya, pertama-tama
20
kita akan menelaah apa yang sebenarnya yang disebut sebagai memaksimalisasi laba
serta berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya. Selanjutnya kita akan
mengalihkan perhatian kita kepada tujuan maksimalisasi kekayaan para pemegang
saham. Kita akan lihat apa beda tujuan ini dengan tujuan memaksimalisasi
keuntungan dan mengapa hal itu selalu menjadi tujuan dari suatu perusahaan.
Tujuan mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui
apakah realisasi investasi telah sesuai dengan yang diharapkan. Analisisnya dapat
ditinjau dari laba dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan,
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar utang dan
menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.
2.4 Pengertian Balanced Scorecard
Konsep Balanced Scorecard terdiri atas dua kata yaitu Balanced yang berarti
berimbang dan Scorecard yang berarti kartu skor. Kartu skor adalah kartu yang
dipergunakan mencatat skor hasil kinerja seseorang dan untuk merencanakan skor
yang hendak diwujudkan oleh karyawan di masa depan. Kata berimbang
dimaksudkan untuk menunjukkan kinerja karyawan diukur secara berimbang dari dua
aspek keuangan dan non-keuangan, atau keseimbangan antara empat perspektif yaitu
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2009).
Balanced Scorecard merupakan alat dalam memfokuskan organisasi,
meningkatkan komunikasi, menetapkan tujuan organisasi dan menyediakan umpan
21
balik bagi manajemen. Setiap ukuran perusahaan menekankan aspek strategi
perusahaan (Halim dkk, 2000). Balanced Scorecard adalah system manajemen
strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
strategi (Hansen dan Mowen, 2006).
Kaplan dan Norton (2000) mengungkapkan Balanced Scorecard menekankan
bahwa semua ukuran finansial dan non-finansial harus menjadi bagian sistem
informasi untuk para pekerja di semua tingkat perusahaan. Balanced Scorecard
menerjemahkan misi dan strategi unit bisnis ke dalam berbagai tujuan dan ukuran
yang menyatakan keseimbangan antara ukuran eksternal dan ukuran internal, ukuran
finansial dan non-finansial. Perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced
Scorecard sebagai sebuah sistem manajemen strategis untuk mengelola strategi
jangka panjang. Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan pada empat
perspektif yang seimbang (Balanced) yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan dalam Balanced Scorecard
ini dinyatakan dalam semua ukuran hasil yang telah dicapai perusahaan di masa lalu
dan factor pendorong kinerja untuk masa depan perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian Balanced Scorecard di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Balanced Scorecard adalah sistem penilaian kinerja yang terdiri
atas empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,
pembelajaran dan pertumbuhan dengan suatu pendekatan yang menyeimbangkan
antara perspektif keuangan dan non-keuangan sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuannya baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.
22
2.4.1 Tujuan Balanced Scorecard
Menurut Garrison RH, Noreen EW dan Brewer PC yang dikutip oleh Tunggal
(2002) menyatakan, tujuan dari Balanced Scorecard adalah untuk mengusulkan
penciptaan suatu daftar tolak ukur keuangan dan non keuangan yaitu perusahaan
dapat mengendalikan operasinya, dan mengaitkan atau menyeimbangkannya
bersamaan dengan berbagai tolak ukur untuk mengawasi kinerja jangka pendek dan
jangka panjang.
2.4.2 Manfaat Balanced Scorecard
Menurut Tunggal (2002) menyatakan bahwa, Balanced Scorecard memiliki
beberapa kegunaan, yaitu:
a. Mengklarifikasi dan menghasilkan konsesus tentang strategi.
b. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan.
c. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi
perusahaan.
d. Mengkaitkan berbagai tujuan strategik dengan jangka panjang dan anggaran
tahunan.
e. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategik.
f. Melaksanakan peninjauan ulang strategik secara periodik dan sistematik.
Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan mempelajari dan memperbaiki
strategi.
23
2.4.3 Keunggulan Balanced Scorecard
Pengertian keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem
perencanaan starategik menurut Mulyadi (2001) adalah mampu menghasilkan
rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Komprehensif
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan
strategik, dari yang sebelumnya yang hanya terbatas pada perspektif
keuangan, kemudian meluas ketiga perspektif yang lainnya, yaitu pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan
2. Koheren
Di dalam Balanced Scorecard dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat
(causal relationship) . Setiap perspektif (keuangan, pelanggan, proses bisnis,
dan pembelajaran-pertumbuhan) mempunyai suatu sasaran strategik (strategic
objective) yang mungkin jumlahnya lebih dari satu. Definisi dari sasaran
strategik adalah keadaan atau kondisi yang akan diwujudkan di masa yang
akan datang yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan.
3. Seimbang
Balanced Scorecard memberikan keseimbangan antara tolak ukur eksternal
(misalnya, laba operasional) dengan tolak ukur internal (misalnya,
pengembalian produk rusak) yang berakibat jangka pendek dan jangka
panjang. Keseimbangan dalam Balanced Scorecard juga tercermin dengan
selarasnya scorecard karyawan dengan scorecard perusahaan sehingga setiap
24
karyawan yang ada di dalam perusahaan bertanggungjawab untuk memajukan
perusahaan.
4. Terukur
Setiap perspektif dapat diukur. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti pada
perspektif customer, proses bisnis internal serta pembelajaran dan
pertumbuhan dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat dikelola
sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian, keterukuran sasaran-sasaran
strategi dari ketiga perspektif tersebut menjanjikan perwujudan berbagai
strategik non-finansial sehingga, kinerja keuangan perusahaan berlipat ganda
dan berjangka panjang.
Konsep Balanced Scorecard adalah satu konsep pengukuran kinerja yang
sebenarnya memberikan kerangka komprehensif untuk menjabarkan visi ke dalam
sasaran-sasaran strategik. Sasaran strategik yang komprehensif dapat dirumuskan
karena Balanced Scorecard menggunakan empat perspektif yang satu sama lainnya
saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
2.4.4 Perspektif Balanced Scorecard
Balanced Scorecard memberi manajemen organisasi suatu pengetahuan,
keterampilan dan sistem yang memungkinkan karyawan dan manajemen belajar dan
berkembang terus menerus (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan), dalam
berinovasi untuk membangun kapabilitas strategis yang tepat dan efisien (perspektif
proses bisnis internal), agar mampu menyerahkan nilai spesifik ke pasar (perspektif
25
pelanggan) dan selanjutnya akan mengarah pada nilai saham yang terus menerus
meningkat (perspektif finansial). Empat perspektif dalam Balanced Scorecard akan
dibahas lebih lanjut di bawah ini.
1. Perspektif Keuangan
Balanced Scorecard memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih
dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk
mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab
yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi
(Mulyadi dan Setyawan, 2000).
Balanced Scorecard adalah suatu metode pengukuran kinerja yang di
dalamnya ada keseimbangan antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan
kinerja perusahaan terhadap keberhasilan. BSC dapat menjelaskan lebih lanjut
tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan
tersebut sebagai berikut:
1) Peningkatan customer yang puas sehingga meningkatkan laba (melalui
peningkatan revenue).
2) Peningkatan produktivitas dan komitmen karyawan sehingga meningkatkan
laba (melalui peningkatan cost effectiveness).
3) Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns
dengan mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam
proyek yang menghasilkan return yang tinggi.
26
Di dalam Balanced Scorecard, pengukuran finansial mempunyai dua peranan
penting, di mana yang pertama adalah semua perspektif tergantung pada pengukuran
finansial yang menunjukkan implementasi dari strategi yang sudah direncanakan dan
yang kedua adalah akan memberi dorongan kepada 3 perspektif yang lainnya tentang
target yang harus dicapai dalam mencapai tujuan organisasi.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000) mengidentifikasikan tahapan
dalam siklus hidup bisnis, yaitu sebagai berikut:
1) Tahap Pertumbuhan (Growth)
Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki
produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan
terbaik. Di sini, manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan
suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu
produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,
mengembangkan sistem, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan
mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan
dengan pelanggan.
Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas
yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan
demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dengan tahap ini adalah, misalnya
tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang
telah ditargetkan.
27
2) Tahap Bertahan (Sustain)
Tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi
dengan mengisyaratkan tingkan pengembalian terbaik. Dalam tahap ini,
peusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan
mengembangkannya jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya
diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan
meningkatkan perbaikan operasional secara konsistem. Tujuan finansial pada
tahap ini terkait dengan profitabilitas yang dinyatakan dengan dengan
memakai ukuran yang terkait dengan laba akuntansi seperti laba operasi dan
marjin kotor. Pada tahap ini tujuan finansial yang hendak dicapai adalah untuk
memperoleh keuntungan.
3) Tahap Panen (Harvest)
Tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil
investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik
ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap
ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, adalah memaksimumkan arus kas
masuk dan pengurangan modal kerja.
Dengan demikian tampak jelas bahwa tujuan finansial di setiap tahap sangat
berbeda. Perusahaan bersama dengan unit bisnis harus dapat membangun strategi
28
finansial yang dirasakan paling tepat untuk tiap perspektif Balanced Scorecard yang
lain, haruslah terkait dengan pencapaian berbagai tujuan didalam perspektif finansial.
Menurut Tunggal (2003) bahwa tolok ukur kinerja yang dapat dikemukakan
dalam perspektif keuangan balanced scorecard perusahaan adalah:
a. Financial Perspective, yaitu merupakan pengukuran kinerja yang ditinjau dari
sudut pandang keuangan berdasarkan atas konsekuensi ekonomi yang dilakukan
terdiri atas:
1) Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan untuk mengukur
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Rasio ini juga memberikan
gambaran tentang tingkat kemampuan manajemen perusahaan mengelola dana
perusahaan. Rasio profitabilitas ini memperbandingkan jumlah keuntungan
yang diperoleh perusahaan selama masa tertentu dengan dana yang ditanam
dalam perusahaan.
ROA =Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aset (2.1)
2) Return On Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan pemilik perusahaan
untuk mengetahui tingkat profitabilitas modal yang mereka tanamkan dalam
perusahaan.
ROE =Laba Bersih Setelah Pajak
Modal (2.2)
29
3) Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pengembalian investasi dalam jangka waktu tertentu.
ROI =Laba Bersih Setelah Pajak
Total Investasi (2.3)
4) Profit Margin On Sales (Pmos)
Profit Margin On Sales (Pmos) merupakan salah satu rasio rentabilitas yang
menggambarkan laba (rugi) bersih per penjualan yang dihasilkan. Rasio ini
digunakan untuk menilai profitabilitas, sekaligus kemampuan manajemen
perusahaan menekan biaya operasoonal. Rasio ini dihitung dengan
memperbandingkan jumlah hasil penjualan yang diperoleh selama masa
tertentu dengan laba sesudah pajak.
Pmos =Laba Bersih Setelah Pajak
Pendapatan (2.4)
5) Sales Growth
Sales Growth merupakan rasio yang mengukur pertumbuhan penjualan
perusahaan dengan mengukur perbedaan nilai penjualan pada suatu periode.
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ =Penjualan Periode Ini−Penjualan Periode Sekarang
Penjualan Periode Sebelumnya (2.5)
2. Perspektif Pelanggan
Dalam pengukuran dalam perspektif pelanggan Kaplan dan Norton (2000)
membagi dua kelompok dalam pengukuran pelanggan, yaitu:
30
1) Kelompok yang pertama adalah kelompok pelanggan utama (Care
Measurement Group), terdapat lima tolak ukur yang tergabung dalam
kelompok dibawah ini :
a. Pangsa Pasar (Market Share), yang mengukur seberapa besar proporsi
segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan.
b. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition), tingkat dimana perusahaan
mampu menarik konsumen baru.
c. Retensi Pelanggan (Customer Retention), tingkat dimana perusahaan dapat
mempertahankan hubungan dengan konsumen lamanya.
d. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction), tingkat kepuasan konsumen
terhadap kriteria kinerja tertentu, seperti tingkat pelayanan.
e. Profitibilitas Pelanggan (Customer Profitability), suatu tingkat laba bersih
yang diperoleh perusahaan dari suatu target atau segmen pasar yang
dilayani.
Pangsa Pasar
Kepuasan
Pelanggan
Akuisisi
Pelanggan
Profitabilitas
Pelanggan
Retensi
Pelanggan
Gambar 2.1 Core Measurement Group
(Sumber: Kaplan dan Norton, 2000)
31
2) Kelompok yang kedua disebut Customer Value Proposition atau proporsi nilai
pelanggan yang menggambarkan pemicu kerja (performance’s driver) yang
menyangkut pertanyaan apa yang harus disajikan perusahaan untuk mencapai
tingkat kepuasan loyalitas, retensi dan akuisisi konsumen yang tinggi. Atribut
yang disajikan perusahaan dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:
a. Atribut Produk atau Jasa (Product or Services Attributes), meliputi fungsi
dari produk atau jasa, harga dan kualitasnya. Dalam hal ini prioritas
konsumen bisa berbeda-beda, ada konsumen yang mengutamakan fungsi
dari produk, penyampaian yang tepat waktu dan harga murah.
b. Hubungan Pelanggan (Customer Relationship), meliputi pengiriman
produk dan jasa kepada pelanggan, termasuk dimensi waktu dan respon
pelanggan dan apa yang dirasakan pelanggan saat membeli produk dari
perusahaan.
c. Citra dan Reputasi (Image and Reputation), menggambarkan faktor-faktor
intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan
perusahaan.
NilaiAtribut Produk/
JasaCitra Hubungan
WaktuHargaMutuFungsionalitas
= + +
Gambar 2.2 Customer Value Proposition
(Sumber: Kaplan dan Norton, 2000)
32
Sementara itu Customer Perspective menurut Tunggal (2003), perspektif ini
mengidentifikasikan pelanggan dan segmen pasar dimana unit bisnis tersebut akan
bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis dalam segmen pasar yang meliputi:
1) Customer Retention
Customer Retention merupakan bentuk loyalitas yang berhubungan dengan
perilaku (behavior loyalty) yang diukur berdasarkan perilaku beli pelanggan
yang ditunjukkan dengan tingginya frekuensi pelanggan membeli suatu
produk.
𝐶𝑢𝑠𝑡𝑜𝑚𝑒𝑟 𝑅𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 =Jumlah Pelanggan yang Tetap
Total Pelanggan x 100% (2.6)
2) Number of Complaint
Number of Complaint merupakan semua keluhan dari pelanggan tentang
produk yang dihasilkan perusahaan. Keluhan pelanggan ini akan berpengaruh
pada citra perusahaan dimata pelanggan.
𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝐶𝑜𝑚𝑝𝑙𝑎𝑖𝑛 =Jumlah Klaim
Total Customer x 100% (2.7)
3) Customer Acquistion
Customer Acquistion dapat diukur dengan membandingkan jumlah pelanggan
baru dengan seluruh pelanggan yang ada saat ini.
𝐶𝑢𝑠𝑡𝑜𝑚𝑒𝑟 𝐴𝑐𝑞𝑢𝑖𝑠𝑡𝑖𝑜𝑛 =Jumlah Pelanggan Baru
Total Pelanggan x 100% (2.8)
33
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, agar dapat menentukan tolak ukur bagi kinerja ini,
manajemen perusahaan pertama-tama perlu mengidentifikasi proses bisnis internal
yang terdapat di dalam perusahaan.
Menurut Kaplan & Norton (2000), pendekatan Balanced Scorecard membagi
pengukuran dalam perspektif proses bisnis internal menjadi tiga bagian:
1) Inovasi (Inovation)
Proses inovasi dibagi menjadi dua bagian yaitu mengidentifikasi kebutuhan
pasar dan menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pasar
tersebut.
2) Operasi (Operations)
Tahapan ini merupakan tahapan aksi dimana perusahaan secara nyata
berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan mereka.
3) Pelayanan Purna Jual (Postsale Service)
Tahapan ini perusahaan berupaya untuk memberikan manfaat tambahan
kepada para pelanggan yang telah memberi produk-produknya dalam berbagai
layanan purna transaksi jual-beli, seperti garansi, aktivitas perbaikan dan
pemrosesan pembayaran.
34
Kebutuhan Pelanggan
Diidentifikasi
Kenali
Pasar/Produk
Ciptakan
Produk/Jasa
Bangun
Produk/Jasa
Luncurkan
Produk/Jasa
Kebutuhan
Pelanggan
Terpuaskan
Layani
Pelanggan
Proses Inovasi Proses Operasi Proses Pelayanan Purna Jual
Gambar 2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal – Model Rantai Nilai Generik
(Sumber: Kaplan dan Norton, 2000)
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kaplan dan Norton (2000) mengungkapkan betapa pentingnya suatu
organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan
karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya
tingkat pengetahuan karyawan akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk
berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif lainnya dan tujuan
perusahaan. Dalam perspektif ini, terdapat tiga dimensi penting yang harus
diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu:
1) Kemampuan karyawan.
Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan, pengukuran
dilakukan atas tiga hal pokok yaitu pengukuran terhadap kepuasan karyawan,
pengukuran terhadap perputaran karyawan dalam perusahaan, dan pengukuran
terhadap produktivitas karyawan. Pengukuran terhadap tingkat kepuasan
karyawan meliputi antara lain tingkat keterlibatan karyawan dalam proses
35
pengambilan keputusan, pengakuan akan hasil kerja yang baik, kemudahan
memperoleh informasi sehingga dapat melakukan pekerjaannya sebaik
mungkin, keaktifan dan kreativitas karyawan dalam melakukan pekerjaannya,
tingkat dukungan yang diberikan kepada karyawan, tingkat kepuasan
karyawan secara keseluruhan terhadap perusahaan. Produktivitas karyawan
dalam bekerja dapat diukur melalui berbagai cara, antara lain melalui gaji
yang diperoleh setiap karyawan, atau bisa juga diukur dengan menggunakan
rasio perbandingan antara kompensasi yang diperoleh oleh karyawan
dibandingkan dengan jumlah karyawan yang ada dalam perusahaan.
2) Kemampuan Sistem Informasi.
Peningkatan kualitas karyawan dan produktivitas karyawan juga dipengaruhi
oleh akses terhadap sistem informasi yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin
mudah informasi diperoleh maka karyawan akan memiliki kinerja yang
semakin baik. Pengukuran terhadap akses sistem informasi yang dimiliki
perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur persentase ketersediaan
informasi yang diperlukan oleh karyawan mengenai pelanggannya, persentase
ketersediaan informasi mengenai biaya produksi dan lain-lain.
3) Motivasi, Pemberian Wewenang, dan Pembatasan Wewenang Karyawan.
Meskipun karyawan sudah dibekali dengan akses informasi yang begitu bagus
tetapi apabila karyawan tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan
kinerjanya maka semua itu akan sia-sia. Sehingga perlu dilakukan berbagai
36
usaha untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Pengukuran
terhadap motivasi karyawan dapat dilakukan melalui beberapa dimensi, yaitu:
a. Pengukuran terhadap saran yang diberikan kepada perusahaan dan
diimplementasikan. Dilakukan melalui pengukuran berapa jumlah saran
yang disampaikan oleh masing-masing karyawan kepada perusahaan
terutama pengukuran terhadap saran-saran yang mendukung peningkatan
kualitas perusahaan dan peningkatan income perusahaan dan berhasil
diterapkan pada periode tertentu.
b. Pengukuran atas perbaikan dan peningkatan kinerja karyawan.
Pengukuran dapat dilakukan dengan mendeteksi seberapa besar biaya
yang terbuang akibat dari adanya keterlambatan pengiriman, jumlah
produk yang rusak, bahan sisa dan kehadiran karyawan (absenteeism).
c. Pengukuran terhadap keterbatasan individu dalam organisasi. Terdiri atas
dua hal yaitu pengukuran terhadap keseluruhan prosedur yang berlaku
dalam perusahaan dalam rangka peningkatan kinerja dan pengukuran
terhadap kinerja tim. Pengukuran terhadap keseluruhan prosedur dalam
rangka peningkatan kinerja dilakukan melalui pengukuran persentase
manajer dan karyawan yang menyadari pentingnya Balanced Scorecard.
Hal ini tentu saja dilakukan terhadap perusahaan yang telah
mensosialisasikan adanya Balanced Scorecard. Selain itu juga dilakukan
pengukuran terhadap persentase unit bisnis yang telah berhasil dalam
menyelaraskan kinerjanya dengan strategi perusahaan.
37
Hasil
Produktivitas KerjaRetensi Pekerja
Kepuasan Kerja
Kompensasi Staff Infrastruktur Iklim Untuk
Gambar 2.4 Kerangka Kerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
(Sumber: Kaplan dan Norton, 2000)
Sementara Learning and Growth Perspective menurut Tunggal (2003),
mengidentifikasikan struktur yang harus dibangun dalam menciptakan pertumbuhan
dan peningkatan kinerja jangka panjang meliputi:
1) Percentage of Employee Turnover dengan formulasi:
𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =Jumlah Karyawan yang Keluar
Jumlah Karyawan yang Tinggal (2.9)
2) Absenteeism dengan formulasi:
𝐴𝑏𝑠𝑒𝑛𝑡𝑒𝑒𝑖𝑠𝑚 =Jumlah Rata–rata Karyawan Absen
Jumlah Karyawan (2.10)
3) Employee Training dengan formulasi:
𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑒 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 =Jumlah Karyawan Training
Jumlah Karyawan (2.11)
4) Tardines dengan formulasi:
38
𝑇𝑎𝑟𝑑𝑖𝑛𝑒𝑠 =Jumlah Karyawan yang Terlambat
Jumlah Karyawan (2.12)
2.5 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
Menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja adalah penentu secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan
sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem pengukuran
yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap
perilaku manusia baik didalam maupun diluar organisasi. Untuk berhasil dan tumbuh
dalam persaingan abad informasi, perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran
dan manajemen yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas yang dimiliki
perusahaan.
Pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan oleh pihak manajemen
mempunyai tujuan-tujuan tertentu, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh
Mulyadi (2001):
1. Menentukan kontribusi suatu bagian dari perusahaan terhadap organisasi
secara keseluruhan.
2. Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing- masing
manajer.
3. Memotivasi para manajer agar secara konsistem melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tujuan pokok perusahaan.
39
Dan untuk keberhasilan perusahaan abad informasi akan ditentukan oleh
bagaimana investasi dan pengelolaan aktiva intelektual dilaksanakan. Spesialisasi
fungsional hanya diintegrasikan ke dalam proses bisnis berorientasi pelanggan.
Dalam melakukan investasi untuk berbagai kapabilitas baru ini, keberhasilan (atau
kegagalan) perusahaan tidak dapat dimotivasi atau diukur dalam jangka pendek oleh
model akuntansi keuangan tradisional. Sedangkan Balanced Scorecard, sebagai suatu
kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari
strategi perusahaan. selain ukuran kinerja finansial masa lalu sebagai suatu ringkasan
kinerja manejerial dan bisnis, Balanced Scorecard juga memperkenalkan pendorong
kinerja finansial masa depan. Pendorong kinerja yang meliputi, perspektif pelanggan,
proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, diturunkan dari proses
penerjemah strategi perusahaan yang dilaksanakan secara eksplisit dan ketat ke dalam
berbagai tujuan dan ukuran nyata.
2.6 Analisis Critical Success Factor (CSF)
2.6.1 Pengertian CSF
Menurut Ward (2002), analisis Critical Success Factor (CSF) merupakan area
terbatas dalam suatu bisnis yang apabila terpenuhi maka akan menjamin kesuksesan
kinerja kompetitif bagi perusahaan. Ward (2002) mendefinisikan CSF sebagai area
tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka
akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area
40
kunci dimana sesuatu harus berjalan dengan baik dan benar, sehingga keberhasilan
bisnis dapat dicapai dan terus berkembang.
Manfaat dari analisis CSF menurut Ward dan Peppard (2002) adalah sebagai berikut:
1. Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan
manejemen senior dalam mengembangkan srategi sistem informasi. Karena
CSF secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan memberikan komitmen
bagi manajemen puncak dalam menggunakan sistem informasi, yang
diselelaraskan dengan pencapaian tujuan perusahaan melalui area bisnis yang
kritis.
2. Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasikan
dengan tujuannya, dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat
direalisasikan agar sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.
3. Dalam wawancara dengan manajemen senior, analisa CSF dapat menjadi
perantara yang baik dalam mengetahui informasi apa yang diperlukan setiap
individu.
4. Dengan menyediakan suatu hubungan dengan kebutuhan informasi, analisis
CSF memegang peranan penting dalam memprioritaskan investasi modal
yang potensial.
5. Analisa CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada saat
strategi bisnis tidak berjalan dengan tujuan perusahaan, dengan memfokuskan
pada masalah-masalah tertentu yang paling kritis.
41
Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan analisis value
chain dalam mengidentifikasikan proses yang paling kritis, serta memberikan fokus
pada pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang paling tepat untuk
dilaksanakan.
2.7 Key Performance Indicators (KPI)
KPI (Key Performance Indicator) merupakan hal-hal yang mungkin dipilih
untuk menilai, memberitahu bagaimana kinerja seseorang dalam mencapai sebuah
tujuan ataupun mengatur CSF (Ward dan Peppard, 2002).
Sementara Rangkuti (2012) menjelaskan bahwa lingkup KPI umumnya
meliputi sumber daya manusia, sistem penggajian, kinerja mesin dan peralatan
yangdigunakan, distribusi serta kualitas produk, kapasitas produksi, tingkat
penjualan, program pemasaran, kebijakan harga, serta sistem kerja yang
mempertimbangkan keselamatan kerja dan lingkungan.
2.8 Baitul Maal waa Tamwil (BMT)
2.8.1 Pengertian BMT
BMT adalah kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal
wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah. BMT sesuai namanya terdiri atas dua fungsi utama (Soemitra,
2010), yaitu:
42
a) Baitul Tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan
pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi.
b) Baitul Mal (rumah harta), menerima dana titipan zakat, infak, dan sedekah
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi
utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infak,
sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak di
bidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Pada fungsi
kedua ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT
juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi.
Soemitra (2010) menjelaskan secara umum tentang profil BMT dapat
dirangkum dalam butirbutir berikut:
1. Tujuan BMT, yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
2. Sifat BMT, yaitu memiliki usaha bisnis yang bersifat mandiri,
ditumbuhkembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional serta
berorientasi untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat lingkungannya.
3. Visi BMT, yaitu menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat
yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu
43
berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota
pada khususnya dan umat manusia pada umumnya.
4. Misi BMT, yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan masyarakat
dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan
pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan
kelembagaannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan
gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil dan
berkemakmuran berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandaskan
syariah dan ridha Allah SWT.
5. Fungsi BMT, yaitu:
a. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong, dan
mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok
usaha anggota muamalat (Pokusma), dan kerjanya.
b. Mempertinggi kualitas SDM anggota dan Pokusma menjadi lebih
profesional dan Islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapi
tantangan global.
c. Menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota.
6. Prinsip-prinsip utama BMT, yaitu:
a. Keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dengan mengimplementasikan
prinsip-prinsip syariah dan muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata.
44
b. Keterpaduan (kaffah) di mana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan
dan menggerakkan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil,
dan berakhlak mulia.
c. Kekeluargaan (kooperatif).
d. Kebersamaan.
e. Kemandirian.
f. Profesionalisme.
g. Istiqamah: konsistem, kontinuitas/ berkelanjutan tanpa henti dan tanpa
pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ke tahap berikutnya,
dan hanya kepada Allah berharap.
2.8.1 Prosedur Pendirian BMT
Untuk mendirikan BMT, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui
(Ambardi, 2010), yaitu sebagai berikut:
1. Perlu ada pemrakarsa, motivator yang telah mengetahui BMT. Pemrakarsa
mencoba meluaskan jaringan para sahabat dengan menjelaskan tentang BMT
dan peranannya dalam mengangkat harkat dan martabat rakyat.
2. Diantara pemrakarsa membentuk Panitia Penyiapan Pendirian BMT (P3B) di
lokasi jamaah masjid, pesantren, desa miskin, kelurahan, kecamatan atau
lainnya.
3. P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp. 10.000.000,-
sampai dengan Rp. 30.000.000,- agar BMT memulai operasi dengan syarat
45
modal itu. Modal awal ini dapat berasal dari perorangan, lembaga, yayasan,
BAZIS, Pemda dan sumber lainnya.
4. P3B bisa juga mencari modal-modal pendiri (Simpanan Pokok Khusus/SPK
semacam saham) dari sekitar 20-44 orang di kawasan tersebut untuk
mendapatkan dana urunan. Untuk kawasan perkotaan mencapai jumlah Rp 20
sampai 35 juta. Sedangkan untuk kawasan pedesaan SPK antara 10-29 juta.
Masing-masing pendiri perlu membuat komitmen tentang peranan masing-
masing.
5. Jika calon pemodal-pemodal mandiri telah ada, maka dipilih pengurus yang
ramping (3 orang maksimal 5 orang) yang akan mewakili pendiri dalam
mengarahkan kebijakan BMT. Pengurus mewakili para pemilik modal BMT.
6. P3B atau pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola BMT.
7. Mempersiapkan legalitas hukum untuk usaha sebagai:
a. KSM/LKM dengan mengirim surat ke PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis
Usaha Kecil dan Menengah).
b. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Syariah atau Koperasi Serba Usaha (KSU)
unit syariah dengan menghubungi kepala kantor/dinas/badan koperasi dan
pembinaan pengusaha kecil di ibu kota kabupaten/kota.
8. Melatih calon pengelola sebaiknya juga diikuti oleh satu orang pengurus
dengan menghubungi kantor PINBUK terdekat.
9. Melaksanakan persiapan-persiapan sarana kantor dan berkas administrasi
yang diperlukan.
46
10. Melaksanakan bisnis operasi BMT.
2.9 Konsep Dasar Analisis dan Desain Sistem Informasi
2.9.1 Pengertian Analisis dan Desain Sistem
Analisis Sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan tujuan
mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan
berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Sedangkan Sistem Desain adalah sebuah
teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan Analisis Sistem) yang
merangkai kembali bagian-bagian relatif pada sistem yang diperbaiki. Hal ini
melibatkan penambahan, penghapusan dan perubahan bagian-bagian relatif pada
sistem aslinya (Whitten dkk, 2004).
2.9.2 Pendekatan–pendekatan Analisis Sistem
Analisis Sistem merupakan pemecahan dari suatu masalah, banyak
pendekatan dalam menghadapi masalah, oleh karena itu Analisis Sistem mempunyai
beberapa pendekatan masalah. Berikut adalah pendekatan masalah dari Analisis
Sistem: (Whitten dkk, 2004)
1. Analisis Terstruktur (Structured Analysis)
Analisis Terstruktur merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat
pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan
persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru, atau keduanya.
47
2. Teknik Informasi (Information Engineering)
Merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif
pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisis, dan
mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang
mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem.
3. Discovery Prototyping
Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat
para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt (bijaksana dan efektif
tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan-persyaratan
tersebut.
4. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)
Analisis Berorientasi Objek adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data
dan proses kedalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOA(Object
Oriented Analysis) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek
sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi
objek-objek.
2.10 Analisis dan Desain Object Oriented
2.10.1 Pengertian Analisis dan Desain Object Oriented
Analisis Object Oriented adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mempelajari objek-objek yang sudah ada untuk melihat apakah objek-objek itu bisa
48
digunakan kembali atau diadaptasi untuk penggunaan baru, dan mendefinisikan
objek-objek baru atau dimodifikasi yang akan digabungkan dengan objek-objek yang
ada menjadi aplikasi bisnis yang berguna (Munawar, 2005).
Pondasi dasar dari analisis dan desain Object Oriented adalah objek. Selama
analisis, kita akan menggunakan objek untuk mengorganisir pengertian kita dengan
konteks sistem. Analisis dan desain objek berarti dua hal yang sangat jelas berbeda.
Analisis objek menjelaskan fenomena diluar sistem seperti orang dan benda yang
secara tipikal. Walaupun kita tidak selalu bisa memerintahkan mereka, kita harus
menulis kejadian atau pengalaman yang mereka lakukan. Desain objek menjelaskan
fenomena yang ada di dalam sistem yang bisa kita kontrol. Kita menjelaskan tingkah
laku mereka sebagai operasi-operasi yang akan dijalankan (Mathiassen dkk. 2000).
2.10.2 Objek dan Kelas
Definisi objek adalah sebuah entitas dengan identitas, keadaan, dan tingkah
laku. Kelas berguna untuk mengerti tentang objek, dan kelas sangat penting untuk
menjelaskan objek. Dari pada menjelaskan masing-masing objek, kita lebih baik
mengembangkan deskripsi objek yang berbagi dengan semua objek-objek yang ada
dalam kelas yang sama. Pengertian yang lain tentang kelas adalah penjelasan
sekumpulan objek yang berbagi stuktur, bentuk behavior (metode) dan atribut.
(Mathiassen dkk. 2000).
49
2.11 Metode Pengembangan Sistem
Proses pengembangan sistem (system development process) adalah rangkaian
aktivitas, metode, cara dan pearalatan yang digunakan untuk mengembangkan dan
untuk perawatan sistem informasi dan perangkat lunak. (Whitten dkk, 2004).
2.11.1 Pembuatan Prototype (Prototyping)
Prototype adalah suatu versi sistem potensial yang disediakan bagi
pengembang dan calon user yang dapat memberikan gambaran bagaimana kira-kira
sistem tersebut akan berfungsi bila telah disusun dalam bentuk yang lengkap
(McLeod dan Schell, 2007). Proses dalam memproduksi suatu prototype disebut
protoyping. Tujuannya adalah menghasilkan prototype secepat mungkin, bahkan
dalam satu malam, dan memperoleh umpan balik dari user yang akan memungkinkan
prototype untuk ditingkatkan secepat mungkin. Proses ini bisa diulang beberapa kali
sehingga menghasilkan prototype yang dianggap sempurna.
2.11.2 Jenis-Jenis Prototype
Ada dua jenis prototype, yaitu prototype evolutionary dan prototype
requirement (McLeod dan Schell, 2007). Prototype evolutionary adalah prototype
yang secara terus menerus diperbaiki sampai semua kriteria sistem baru yang
dibutuhkan user terpenuhi. Baru prototype tersebut memasuki proses produksi dan
menjadi suatu sistem nyata. Prototype requirement dikembangkan sebagai cara untuk
menentukan kebutuhan fungsional dari sistem baru pada saat para user tidak mampu
mengungkapkan dengan tepat apa yang mereka butuhkan. Dengan melihat prototype
requirement sebagai fasilitas-fasilitas baru yang ditambahkan pada sistem yang telah
50
ada, para user bisa menentukan processing yang diperlukan untuk sistem baru. Saat
kebutuhan telah ditentukan, prototype requirement dapat mulai dikerjakan dan proyek
siap untuk mengembangkan suatu sistem baru. Jadi, berbeda dengan prototype
evolutionary yang kemudian menjadi sistem yang nyata, prototype requirement tidak
menjadi suatu sistem yang nyata.
Ada empat langkah yang diuraikan dalam pengembangan prototype
evolutionary yang diuraikan berikut ini (McLeod dan Schell, 2007):
1. Identifikasi kebutuhan user. Pengembang mewawancarai user untuk memperoleh
suatu gagasan mengenai apa yang dibutuhkan dari sistem.
2. Mengembangkan prototype. Pengembang menggunakan satu atau lebih tools
prototyping untuk mengembangkan satu prototype.
3. Menentukan apakah prototype bisa diterima atau tidak. Pengembang
mendemonstrasikan prototype kepada user untuk menentukan apakah prototype
sudah memuaskan atau belum. Bila sudah memuaskan, maka dilanjutkan ke
langkah 4. Jika belum, prototype diperbaiki dengan mengulangi yang lebih baik
mengenai kebutuhan-kebutuhan user.
4. Menggunakan prototype-nya. Prototype menjadi suatu sistem produksi baru.
51
Identifikasi
Kebutuhan Pemakai
Mengembangkan
Prototype
Menggunakan
Prototype
Prototype dapat
diterima?
ya
tidak
Gambar 2.5 Pengembangan Prototype Evolutionary
(Sumber: McLeod dan Schell, 2007)
Dalam pengembangan prototype requirement, tiga langkah pertama sama
seperti langkah yang diambil dalam mengembangkan prototype evolutionary.
Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
4) Memprogram sistem baru. Pengembang menggunakan prototype sebagai dasar
untuk memprogram sistem baru.
5) Menguji sistem baru. Pengembang menguji sistem baru.
6) Mempertimbangkan apakah sistem baru tersebut bisa diterima atau tidak. User
memberikan masukan kepada pengembang mengenai kelayakan system tersebut.
Jika sistem baru dapat diterima, selanjutnya diambil langkah 7. Jika belum dapat
diterima, langkah 4 dan 5 diulangi.
52
7) Menggunakan sistem baru dalam proses produksi. Pendekatan ini digunakan bila
prototype dibuat hanya untuk memberikan tampilan berupa sistem produksi
bukan untuk membuat prototype di mana seluruh unsurunsur inti terdapat di
dalamnya.
Identifikasi
Kebutuhan Pemakai
Mengembangkan
Prototype
Mengkodekan
Sistem Operasional
Prototype dapat
diterima?
ya
tidak
Menguji Sistem
Operasional
Menggunakan
Sistem Operasional
Sistem dapat
diterima?
ya
tidak
Gambar 2.6 Pengembangan Prototype Requirement
(Sumber: McLeod dan Schell, 2007)
2.11.3 Daya Tarik Prototyping
Baik para user dan pengembang tertarik pada prototyping dengan alasan
berikut (McLeod dan Schell, 2007):
1. Komunikasi antara user dan pengembang meningkat.
53
2. Pengembang dapat mempelajari dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan user
secara tepat.
3. User berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4. Implementasi akan lebih mudah sebab user mengetahui apa yang akan didapat
dari sistem yang baru.
Keuntungan ini memungkinkan prototyping menekan biaya-biaya
pengembangan dan meningkatkan kepuasan user terhadap sistem yang disediakan.
2.11.4 Potensi Kegagalan Prototyping
Prototyping merupakan potensi untuk gagal, hal-hal yang dapat menyebabkan
kegagalan pada prototyping adalah (McLeod dan Schell, 2007):
1. Terburu-buru dalam membuat prototype dapat menyebabkan pengembang
mengambil jalan pintas (shortcut) dalam mendefinisikan masalah, membuat
evaluasi alternatif, dan dokumentasi. Shortcut ini juga menghasilkan upaya
yang tidak teratur dan lengkap.
2. User mungkin sangat terkesan terhadap prototype, sehingga mempunyai
harapan yang tidak realistis terhadap sistem produksi.
3. Prototype evolutionary mungkin tidak seefisien seperti sistem yang diprogram
dengan suatu bahasa pemrograman.
4. Interaksi antara komputer dan manusia yang difasilitasi oleh prototyping tools
(perangkat-perangkat prototyping) tertentu tidak bisa mencerminkan teknik
mendesain yang baik.
54
2.11.5 Pengujian
Menurut Pressman (2005), setiap produk rekayasa dapat diuji dengan
menggunakan dua cara:
1. Mengetahui fungsi tertentu bahwa produk didesain untuk melakukannya.
Tes yang dapat dilakukan menunjukkan setiap fungsi sepenuhnya beroperasional
sementara pada saat yang sama mencari kesalahan dalam setiap fungsi.
2. Mengetahui pekerjaan internal produk.
Tes dapat dilakukan untuk memastikan bahwa “semua gigi (perkakas) bertautan”;
bahwa operasi internal ditampilkan menurut spesifikasi, dan semua komponen
internal dilaksanakan secara memadai. Tes pendekatan pertama disebut white box
testing dan yang kedua disebut black box testing.
a. White Box Testing
White box testing yang disebut juga glass box testing adalah sebuah filosofi
rancangan uji kasus yang menggunakan struktur kontrol yang menjelaskan bagian
dari komponen/level rancangan untuk memperoleh uji kasus (Pressman, 2005).
Dengan menggunakan metode white box testing, para software engineer dapat
memperoleh uji kasus yang:
1. Menjamin bahwa semua jalur independen dalam sebuah modul telah
dilaksanakan setidaknya sekali.
2. Melaksanakan semua keputusan logis pada sisi yang benar dan salah.
3. Mengeksekusi semua putaran pada batasannya dan dalam batasan
operasionalnya.
55
4. Menjalankan struktur data internal untuk memastikan validitasnya.
Pengujian white box testing berfokus pada struktur control program. Test case
dilakukan untuk memastikan bahwa semua statemen pada program telah
dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis
telah diuji. Pengujian basic path, teknik pengujian white-box, menggunakan
grafik (matriks grafiks) untuk melakukan serangkaian pengujian yang
independent secara linear yang akan memastikan cakupan. Contoh teknik white
box testing: Basis Path Testing; Control Structure Testing (Condition Testing,
Data Flow Testing, Loop Testing)
b. Black Box Testing
Black box testing merupakan pengujian yang memungkinkan software engineer
mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua
persyaratan fungsional untuk suatu program (Pressman, 2005). Pengujian black-
box juga merupakan pendekatan komplementer yang memungkinkan besar
mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box. Pengujian
black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2. Kesalahan interface.
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan kinerja.
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
56
Contoh teknik black box testing yakni: Black box testing, Equivalence
Partitioning, Boundary Value Analysis dan Comparison Testing.
2.12 Tools Pengembangan Sistem
Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat
handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan
karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi
pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang
baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk
berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain
(Munawar, 2005).
UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh
Booch, Object Modeling Technique (OMT) dan Object Oriented Software
Engineering (OOSE). Metode Booch dari Grady Booch sangat terkenal dengan nama
metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan desain ke
dalam 4 (empat) tahapan iterative, yaitu: identifikasi kelas-kelas dan obyek-obyek,
identifikasi semantik dari hubungan obyek dan kelas tersebut, perincian interface dan
implementasi. Keunggulan metode Booch adalah pada detail dan karyanya dengan
notasi dan elemen. Pemodelan OMT yang dikembangkan oleh Rumbaugh didasarkan
pada analisis terstruktur dan pemodelan entity-relationship. Unified Modeling
Language (UML) memiliki beberapa diagram di antaranya (Munawar, 2005):
1. Use Case Diagram
57
Use case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif
pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user
(pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana
sebuah sistem di pakai (Munawar, 2005).
Dalam sebuah pembicaraan tentang use case, pengguna biasanya di sebut
dengan actor. Actor adalah sebuah peran yang bisa dimainkan oleh pengguna dalam
interaksinya dengan sistem. Use case adalah alat bantu terbaik guna menstimulasi
pengguna potensial untuk mengatakan tentang suatu sistem dari sudut pandangnya.
Diagram use case mempunyai 3 notasi yang menunjukkan aspek dari sistem
(Munawar, 2005):
a. Actor (pengguna) yaitu abstraksi dari orang dan sistem lain yang mengaktifkan
fungsi dari target sistem. Actor mewakili peran orang, sistem yang lain atau alat
ketika berkomunikasi dengan use case.
b. Use Case adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan actor. Use case di buat
berdasarkan keperluan actor. Use Case harus merupakan “apa” yang dikerjakan
software aplikasi, bukan “bagaimana” software aplikasi mengerjakannya. Setiap
use case harus diberi nama yang menyatakan apa hal yang dicapai dari hasil
interaksinya dengan actor.
c. Relationship (hubungan) yaitu hubungan antara actor/pelaku dengan use case di
mana terjadi interaksi di antara mereka.
58
Actor 1
Use Case 1
Use Case 2
Use Case 3
Actor 2
Actor 3
System
Gambar 2.7 Contoh Model Use Case Diagram
(Sumber: Munawar, 2005)
2. Class Diagram
Class dalam notasi UML digambarkan dengan kotak. Nama class
menggunakan huruf besar di awal kalimatnya dan diletakkan di atas kotak. Bila class
mempunyai nama yang terdiri atas 2 (dua) suku kata atau lebih, maka semua suku
kata digabungkan tanpa spasi dengan huruf awal tiap suku kata menggunakan huruf
besar. Atribute adalah property dari sebuah class. Attribute ini melukiskan batas nilai
yang mungkin ada pada obyek dari class. Sebuah class mungkin mempunyai nol atau
lebih attribute (Munawar, 2005).
Operation adalah sesuatu yang bisa dilakukan oleh sebuah class atau yang
anda (atau class yang lain) dapat lakukan untuk sebuah class. Responsibility adalah
keterangan tentang apa yang akan dilakukan class yaitu apa yang akan di capai oleh
attribute dan operation (Munawar, 2005).
59
+Operation 1()
+Operation 2()
+Operation n()
-Attribute 1
-Attribute 2
-Attribute 3
-Attribute n
Class1
+Operation 1()
+Operation n()
-Attribute 1
-Attribute 2
-Attribute n
Class2
+Operation 1()
+Operation n()
-Attribute 1
-Attribute 2
-Attribute n
Class3
*
1 1
*
Gambar 2.8 Contoh Model Class Diagram
(Sumber: Munawar, 2005)
3. Activity Diagram
Activity Diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural,
proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak kasus. Activity diagram mempunyai
peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah
activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa
(Munawar, 2005).
ActionState1
ActionState2
If True
Control Flow
Start
Finish
Gambar 2.9 Contoh Model Activity Diagram
(Sumber: Munawar, 2005)
60
4. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah
scenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan)
yang diletakkan di antara obyek-obyek ini di dalam use case. Komponen utama
sequence diagram terdiri atas obyek yang dituliskan dengan kotak segiempat
bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang
ditunjukkan dengan progress vertical (Munawar, 2005).
Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika sebuah
use case dengan cara menggambarkan interaksi pesan diantara objek-objek dalam
rangkaian waktu (Whitten dkk, 2004).
Actor
Object 1
Message 1
Reply Message 1
Message Call 1
Gambar 2.10 Contoh Model Sequence Diagram
(Sumber: Munawar, 2005)
61
2.13 Database dan Database Management System (DBMS)
2.13.1 Pengertian Database
Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data yang
saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Basis
data dimaksudkan untuk mengatasi masalah pada sistem yang memakai pendekatan
berbasis berkas (Kadir, 2003).
Tujuan awal dan utama dalam pengolahan data pada sebuah basis data
adalah agar dapat mencari data dengan mudah dan cepat. Di samping itu,
pemanfaatan data untuk pengolahan data juga memiliki tujuan-tujuan tertentu.
Pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut:
a. Kecepatan dan kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau
melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data
tersebut dengan cepat dan mudah.
b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space)
Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk
mengurangi jumlah redudansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan
penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam
bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
c. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan
penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya
62
dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan keakuratan
pemasukan atau penyimpanan data.
d. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu
akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah
jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan
dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke
media penyimpanan.
e. Kelengkapan (Completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap kebutuhan
pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis
data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi kebutuhan
kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya menambah
record-record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur dalam basis data.
f. Keamanan (Security)
Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh
menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh
dilakukan.
g. Kebersamaan pemakai
Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau
oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi)
yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini,
63
tetapi dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti
inkonsistemsi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada
saat bersamaan).
2.13.2 Pengertian Database Management System (DBMS)
Untuk mengelola database diperlukan suatu perangkat lunak yang disebut
DBMS (Database Management System). DBMS merupakan suatu sistem perangkat
lunak yang memungkinkan user (pengguna) untuk membuat, memelihara,
mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan efisien DBMS dapat
digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki
kebutuhan akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003).
Pada analisis sistem menemukan bahwa persyaratan logika perlu ditentukan
dalam bentuk matrik CRUD (Create, Read, Update, Delete). Matriks CRUD adalah
tabel dengan kolom yang mengidentifikasi entitas dan atribut yang mengindikasi
logika dan selnya mengindikasikan tingkat akses dengan dokumennya (Whitten dkk,
2004).
2.14 Internet
Internet merupakan contoh jaringan terbesar yang menghubungkan jutaan
komputer yang terbesar di seluruh dunia dan tidak terkait pada suatu organisasi,
dalam hal ini, jaringan tersusun atas berbagai jenis komputer dan sistem operasi,
supaya bisa berhubungan dengan internet seorang pemakai dapat mengakses
komputer yang telah terkoneksi ke internet yang telah berlangganan pada sebuah ISP
64
(Internet Service Provider), ISP adalah organisasi komersial yang bergerak dalam
bidang penyediaan jasa ke internet (Kadir, 2003).
Ada beberapa istilah yang sering digunakan apabila Anda bekerja dalam Internet,
diantaranya yaitu:
a. WWW (World Wide Web), merupakan kumpulan web server dari seluruh dunia
yang berfungsi menyediakan data dan informasi untuk digunakan bersama.
Berbagai informasi dapat ditemukan pada WWW, seperti informasi politik,
ekonomi, sosial, budaya, sastra, sejarah, teknologi, pendidikan dan sebagainya.
Kita dapat mengumpamakan WWW ini merupakan perpustakaan besar yang
menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan.
b. Web Site (Situs Web), merupakan tempat penyimpanan data dan informasi
dengan berdasarkan topik tertentu. Diumpamakan situs Web ini adalah sebuah
buku yang berisi topik tertentu.
c. Web Pages (Halaman Web), merupakan sebuah halaman khusus dari situs Web
tertentu. Diumpamakan halaman Web ini adalah sebuah halaman khusus buku
dari situs Web tertentu.
d. Homepage, merupakan sampul halaman yang berisi daftar isi atau menu dari
sebuah situs Web.
e. Browser, merupakan program aplikasi yang digunakan untuk memudahkan Anda
melakukan navigasi berbagai data dan informasi pada WWW.
65
2.15 PHP
PHP singkatan dari Hypertext Preprocessor yang digunakan sebagai bahasa
script server-side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML.
Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintenance
situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien. PHP merupakan software Open-
Source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di-download secara
bebas dari situs resminya. PHP memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh
script sejenis (Peranginangin, 2006).
PHP difokuskan pada pembuatan script server-side, yang bisa melakukan apa
saja yang dapat dilakukan oleh CGI (Common Gateway Interface), seperti
mengumpulkan data dari form, menghasilkan isi halaman web dinamis, dan
kemampuan mengirim serta menerima cookies, bahkan lebih daripada kemampuan
CGI (Common Gateway Interface). PHP dapat digunakan pada semua sistem operasi
antara lain Linux, Unix (termasuk variannya HP-UX, Solaris, dan OpenBSD),
Microsoft Windows, Mac OS X, RISC OS. PHP juga memiliki kemampuan untuk
mengolah keluaran gambar, file PDF, dan movies Flash. PHP juga dapat
menghasilkan teks seperti XHTML dan file XML lainnya (Peranginangin, 2006).
2.16 MySQL
MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang
didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana
setiap orang bebas menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk
66
turunan yang bersifat komersil. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu
konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).
SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan
seleksi dan pemasukan data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Sebagai
database server yang memiliki database modern, MySQL memiliki banyak
keistimewaan, yaitu (Prasetyo, 2002):
a. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai macam sistem operasi seperti
Windows, Linux, Mac OS X server dan lain-lain.
b. Open Source
MySQL dapat menggunakannya secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya
sepeserpun.
c. Multiuser
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa
mengalami masalah atau konflik.
d. Performance Tuning
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query
sedarhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan
waktu.
67
e. Coloumn Types
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti signed/unsigned
integer, float, double, char,varchar, text, blob, date time, timestamp, year, set
serta enum.
f. Command and Functions
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah
SELECT dan WHERE dalam query.
g. Security
MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnet mask, nama
host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password
terenkripsi.
h. Scalability and Limits
MySQL mampu menangani database dalam skala besar dengan jumlah records
lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 miliar baris. Batas indeks yang dapat
ditampung dalam 32 (tiga puluh dua) indeks pada tiap table.
i. Connectivity
MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protocol TCP/IP,
Unix Soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
j. Localisation
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada client dengan
menggunakan lebih dari 20 (dua puluh) bahasa.
68
k. Interface
MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa
pemrograman yang digunakan untuk administrasi database.
l. Clients and tools
MySQL dilengkapi dengan berbagai tools yang dapat digunakan untuk
administrasi database, dan pada setiap tools yang ada disertakan petunjuk online.
m. Struktur Tabel
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER
TABLE dibandingkan dengan database lainnya.
2.17 XAMPP dan PHPMyAdmin
XAMPP merupakan perangkat lunak yang dapat didownload secara gratis
dan di dalam perangkat lunak ini, berisi kumpulan-kumpulan beberapa perangkat
lunak yang dibutuhkan antara lain PHP, Apache, MySQL dan PHPMyAdmin
(Suprianto, 2008).
Dengan XAMPP kita bisa mengaplikasikan Content Management System
seperti Joomla di server perusahaan dalam jaringan intranet guna penyampaian
kebijakan perusahaan, pengumuman, membuat database karyawan, aplikasi cuti
online berbasis PHP dan MySql secara online. Dengan XAMPP kita juga bisa
memulai membangun Sistem Informasi Sekolah, daftar mata pelajaran, profile
sekolah, kegiatan sekolah, pengumuman sekolah dan lain-lain. Dengan kata lain
XAMPP merupakan salah satu peralatan pondasi dasar dalam membangun aplikasi
69
berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySql (Satria,
2009).
PhpMyAdmin adalah merupakan salah satu pengolah data MySQL yang
berbasis web yang berada dalam menu XAMPP. PHPMyAdmin memberikan
kemudahan dalam pengoperasiannya dan hampir semua web hosting menyediakan
PHPMyAdmin untuk para penyewa virtual house (Suprianto, 2008).
2.18 Kajian Penelitian Sejenis
Kajian penelitian sejenis ini adalah kajian dari pendapat orang lain untuk
menjadi perbandingan ataupun acuan bagi penulisan ilmiah penulis, diambil dari
karya tulis orang lain dan mencatumkan nama, juga isi dari pendapatnya tersebut.
Kajian pustaka ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan gambaran topik yang
akan diteliti dengan penelitian sejenis yang mungkin pernah dilakukan oleh peneliti
lain sebelumnya agar tidak terjadi pengulangan penelitian secara mutlak, juga sebagai
upaya merekontruksi dan mengetahui keaslian penelitian.
Tabel 2.2 Kajian Penelitian Sejenis
No. Sumber Judul
Penelitian
Peneliti Kelebihan Kekurangan
1 Vol.III/No.2/2009/PP:
167-180.
Jurnal Ekonomi Islam.
“Penilaian
Kinerja
Perbankan
Syariah Dengan
Metode
Balanced
Scorecard”
Cahyo Halim
Istiqlal
Pendekatan
yang
diusulkan
belum
mencapai
tujuan utama.
Balanced
Scorecard
sebagai alat
ukur kinerja
dan
manajemen
strategik
perusahaan
70
dimasa depan
Hasil Penelitian: Penilitian ini membuktikan bahwa adanya peningkatan kinerja yang
cukup signifikan setelah menerapkan Balanced Scorecard, dimana kinerja manajemen
dalam menentukan strategi perusahaan lebih terstruktur.
2 ISSN: 1577-8517/
Vol.12/2012/PP: 39-58.
The International Journal
of Digital Accounting
Research.
“The Use of
Dashboards in
Performance
Management:
Evidence from
Sales
Managers”
Oana Velcu-
Laitinen,
Ogan M.
Yigitbasioglu
Analisa yang
dilakukan
masih kurang
terstruktur
Balanced
Scorecard
menjadi
sarana
pendukung
keputusan
strategis bagi
manajer
perusahaan
Hasil Penelitian: Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya inkonsistemsi dalam
penerapan Balanced Scorecard.
3 Vol.1/No.3/
2002/PP:245-264.
Jurnal Universitas
Paramadina.
“Penerapan
Balanced
Scorecard
Sebagai Tolok
Ukur
Penilaian
Kinerja Pada
Badan Usaha
berbentuk
Koperasi”
Ali
Mutasowifin
Beberapa
indikator
yang
digunakan
kurang
memenuhi
kriteria
dalam
perspektif
Balanced
Scorecard
Analisa
kinerja
dilakukan
secara
komprehensif.
Hasil Penelitian: Balanced Scorecard sangat membantu perumusan strategi perusahaan.
4 ISSN: 1978−8339/
Vol.2/No.1/ 2009/PP:7-
14. Jurnal Manajemen
Bisnis.
”Balanced
Scorecard:
Pengukuran
Kinerja
Perusahaan dan
Sistem
Manajemen
Strategis”
Friska
Sipayung
Penerapan
Balanced
Scorecard
belum
sepenuhnya
diterima oleh
sebagian
pihak
Identifikasi
masalah
dilakukan
secara
menyeluruh
71
manajemen
Hasil Penelitian: Balanced Scorecard menjadi sarana pendukung keputusan strategis bagi
manajemen perusahaan
5 ISBN:978.979.704.883.9/
2010/PP: 416-424.
Prosiding Seminar
Nasional UNIMUS.
”Analisis
penggunaan
Balanced
Scorecard
sebagai
alternatif untuk
mengukur
kinerja
pada
Universitas
Muhammadiyah
Semarang”
Fatmasari
Sukesti
Masih ada
beberapa
kekurangan
dalam
menerapkan
Balanced
Scorecard
sehingga
tujuan yg
dicapai
belum
maksimal
Membahas
fungsi
dari Balanced
Scorecard
yang
memberikan
kontrol
secara real
time
Hasil Penelitian: Peningkatan kualitas kinerja pada UNIMUS
6 ISSN: 1978-8282/
Vol.3/No.1/2009/PP: 68-
83. CCIT Journals.
“Balanced
Scorecard
Sebagai Salah
Satu Metode
Pengukuran
Kinerja Pada
Perusahaan
Perbankan”
Kristiana dan
Sri Rahayu
Implementasi
hasil
penelitian
kurang
efektif
Detail
pembahasan
mengenai
Balanced
Scorecard
Hasil Penelitian: Balanced Scorecard digunakan untuk mencapai visi, dan strategi
perusahaan.
72
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, diperlukan data-data serta informasi dan referensi
sebagai bahan yang dapat mendukung materi uraian dan pembahasan. metode
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.1.1 Observasi
Pengumpulan data secara observasi dilakukan dengan melihat langsung proses
dan kegiatan yang berjalan pada BMT Bumiputera. Hasil yang dicapai adalah melihat
proses bisnis yang terjadi, dan melihat segala kegiatan dan mencari data yang
diperlukan untuk penelitian. Kegiatan observasi dilaksanakan pada bulan April 2013 -
September 2013 yang bertempat di BMT Bumiputera Jakarta Timur. Kegiatan
observasi dibawah pengawasan Pimpinan serta dibantu dan dibimbing langsung
beberapa oleh Bapak Yusman Septiono selaku Sekretaris BMT Bumiputera. Mereka
menunjukkan data-data dan alur berjalan kebutuhan informasi di BMT Bumiputera
yang dapat membantu dalam pembuatan skripsi ini.
3.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan adanya tanya-jawab dengan Bapak Yusman
selaku Sekretaris BMT Bumiputera. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh
data-data yang terkait mengenai prosedur pemberian kebutuhan informasi yang
diberikan kepada Manajer.
73
Dari wawancara itulah, maka dapat diketahui alur sistem evaluasi penilaian
kinerja yang berjalan saat ini pada BMT Bumiputera. Evaluasi kinerja dilakukan
setiap bulan untuk merumuskan target dan penetapan strategi jangka pendek
perusahaan, sementara Rapat Anggota Tahunan (RAT) diadakan untuk mengevaluasi
kinerja serta menentukan target dan penerapan strategi jangka panjang. Manajer
menerima laporan dari divisi-divisinya berupa print-out, laporan tersebut kemudian
diverifikasi dan diolah kembali dan hasilnya kemudian dipresentasikan pada Rapat
Anggota Tahunan BMT Bumiputera.
3.1.3 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan membaca dan mempelajari teori-teori yang
berhubungan dengan analisis dan perancangan sistem, Dashboard System, Balanced
scorecard dan pemrograman yang mendukung topik yang akan dibahas pada
penelitian ini. Sumber literatur yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini
adalah studi literatur dari hasil penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah serta
jurnal-jurnal yang khususnya berkaitan dengan Dashboard System dan Balanced
Scorecard sebagai penunjang pengembangan Dashboard System itu sendiri.
3.1.4 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku yang
berhubungan dengan Balanced Scorecard, analisis dan perancangan sistem, penilaian
kinerja, pemrograman PHP, pengelolaan database menggunakan MySQL, dan
pengembangan sistem informasi menggunakan model prototype untuk mendukung
topik yang akan dibahas pada penelitian ini.
74
3.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dengan model prototype. Dengan
menerapkan proses pengembangan sistem yaitu, mengidentifikasi kebutuhan user,
mengembangkan prototype, dan menggunakan prototype.
3.2.1 Identifikasi kebutuhan
Dalam tahap ini peneliti melakukan wawancara terhadap user untuk
mendapatkan kebutuhan mengumpulkan kebutuhan yang berhubungan dengan
pembangunan Dashboard System Penilaian Kinerja di BMT Bumiputera, juga
melakukan melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem tersebut. Dan
juga mengidentifikasi proses bisnis (sistem berjalan), kebutuhan sistem yang
diinginkan, dan tujuan dari pembuatan sistem. Maka dari wawancara tersebut
dapat dikumpulkan bahwa kebutuhan dari sistem yang dikumpulkan adalah:
1. Profil singkat dari BMT Bumiputera
2. Analisis sistem yang berjalan menjelaskan sistem yang ada pada BMT
Bumiputera dalam melakukan proses kegiatan pelaporan informasi yang telah
berjalan selama ini.
3. Analisis pemecahan masalah yaitu menguraikan tentang beberapa usulan yang
dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada sistem yang
berjalan.
4. Tujuan pembuatan sistem yaitu menentukan untuk apa dan untuk siapa sistem ini
dibangun.
75
3.2.2 Pembuatan Prototype
Pada tahap ini, peneliti mulai membuat sebuah prototype dari Dashboard
System sesuai dengan yang dibutuhkan oleh BMT Bumiputera. Apabila prototype
dapat diterima oleh user, maka dilanjutkan ke proses desain sistem, jika user masih
belum bisa menerima prototype yang diberikan maka proses pembuatan prototype
akan dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan user.
Selanjutnya peneliti menggunakan tools pengembangan sistem Unified
Modelling Language (UML) untuk merancang sistem. Tahapannya adalah sebagai
berikut:
1. Membuat Use Case Diagram
2. Membuat Activity Diagram
3. Membuat Sequence Diagram
4. Membuat Class Diagram
5. Membuat GUI (Graphic User Interface)
3.2.3 Uji Penerimaan
Peneliti melakukan uji penerimaan terhadap rancangan sistem untuk
menentukan apakah prototype sesuai dengan kebutuhan user atau tidak menggunakan
metode blackbox testing. Dengan selesainya tahap ini, maka berakhirlah proses
analisis dan perancangan dashboard system pada BMT Bumiputera.
76
3.3 Kerangka Berpikir Penelitian
Kerangka berpikir ini dibuat sebagai acuan dalam penyusunan dan
pengembangan sistem yang dilakukan. Adapun kerangka berpikir yang dilakukan
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Start
Metode Pengumpulan Data
Observasi
Wawancara
Studi Literatur
Metode Pengembangan
Sistem menggunakan
model Prototype
Identifikasi kebutuhan
Profil BMT Bumiputera
IdentifikasiSistem Berjalan
Analisis Sistem Usulan
TujuanPembuatan Sistem
Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
PerspektifBisnis Internal
PerspektifLearning and Growth
Pembuatan Prototype
Prototype diterima?
No
Perancangan Sistem
Usecase Diagram
Activity Diagram
Sequence Diagram
Objek Potensial
Graphic User Interface (GUI)
Yes
Uji Penerimaan
Implementasi Sistem
End
Studi Pustaka
Desain Sistem
Desain Database
Analisis CSF
RDBMS
Spesifikasi Database
Testing:Blackbox Testing
Database: MySQL
Coding: PHP
Class Diagram
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
77
BAB IV
RANCANG BANGUN DASHBOARD SYSTEM
4.1 Identifikasi Kebutuhan
Saat ini BMT Bumiputera belum menggunakan konsep Balanced Scorecard
(BSC) untuk mengukur kinerja perusahaan yang terdiri dari empat perspektif yaitu
perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis internal, perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran. Semua data terkumpul dalam bentuk arsip print-out
belum tersimpan di dalam database dan belum terintegrasi satu sama lain. Hal ini
membuat pihak eksekutif kesulitan untuk melakukan tugasnya karena sistem yang
berjalan saat ini sering mengakibatkan dampak negatif seperti kehilangan data atau
arsip. Ini menyebabkan kalangan praktisi mencari dan merancang metode mereka
sendiri sehingga variasi yang terjadi di lapangan cukup tinggi.
4.1.1 Profil BMT Bumiputera
Berdasarkan Akta Pendirian BMT Bumiputera nomor 12 tanggal 12 Januari
2010 yang telah diterbitkan oleh Notaris P. Suandi Halim, SH serta berbadan hukum
Koperasi Syariah, BMT Bumiputera berkomitmen untuk melakukan bisnisnya secara
profesional dengan sasaran keuntungan dan pemerataan bagi masyarakat kecil.
Karena BMT Bumiputera dengan bermodalkan semangat menegakkan nilai-nilai
Islam melalui pemberdayaan masyarakat kecil dengan ekonomi syariah, karena
praktiknya dengan pelayanan yang baik dan ramah, Sumber Daya Manusia (SDM)
yang kompeten dalam ekonomi syariah, akad produk sesuai syariah, adanya teknologi
78
dan system yang memadai, pelaporan keuangan yang amanah, kultur manajemen
yang profesional.
BMT Bumiputera didirikan sebagai bentuk wujud kepedulian terhadap
perekonomian di lingkungan Bumiputera Group dan sekitarnya. Dalam misinya BMT
Bumiputera ingin meningkatkan kesejahteraan anggota baik di internal maupun
eksternal Bumiputera Group yang sangat sulit dalam meningkatkan taraf hidup dan
kebutuhannya. Atas dasar lembaga berbasis syariah, BMT Bumiputera berkomitment
menjadikan lembaga ini sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang senantiasa
dekat di benak masyarakat yang siap dalam membantu mereka yang sangat
membutuhkan bantuan sebagaimana misinya.
BMT Bumiputera lahir sebagai salah satu solusi alternatif di kalangan
masyarakat muslim karena adanya pertentangan mengenai bunga atau riba. Kehadiran
BMT Bumiputera diharapkan mampu membantu masyarakat muslim terbebas dari
praktik bunga atau riba yang dilakukan oleh bank-bank konvensional. Dalam
operasinya BMT Bumiputera tidak menggunakan sistim bunga atau riba dalam
pembagian keuntungannya tetapi menggunakan sistim bagi hasil yang berdasarkan
keadilan.
BMT Bumiputera adalah suatu lembaga keuangan mikro syariah yang sistim
operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Ide untuk mendirikan
BMT Bumiputera ini muncul setelah dalam perkembangannya Baitul Maal
Bumiputera Group sebagai lembaga Zakat, Infaq-Shodaqah mempunyai program
unggulan berupa Program Pemberdayaan Ekonomi Ummat yang dipandang sukses
79
dalam menyalurkan dana ZIS berbentuk Pinjaman Qordhul Hasan. Kepahaman akan
sistim syariah dan tuntutan keadaan pada waktu itu membuat Jajaran Pengurus Baitul
Maal Bumiputera Group mulai berfikir untuk merealisasikan semua ide yang baru
sampai pada tahap pemikiran saja. Dengan dukungan Pengurus dan sebagian Pegawai
di lingkungan AJB Bumiputera 1912 yang punya ketertarikan yang sama, akhirnya
saat ini telah beroperasi BMT Bumiputera yang beralamat di Komplek Bumiputera
Rawamangun Jl. Banyu Bumi Gas No. 13 RT. 015 RW. 018 Kelurahan Cipinang,
Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur. (Sumber: Data Primer)
4.1.1.1 Visi dan Misi
VISI: MENJADI LEMBAGA TERPERCAYA DALAM MEMBERDAYAKAN
DAN MEMANDIRIKAN MASYARAKAT MIKRO.
MISI:
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja
yang sehat.
4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
80
4.1.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Logo BMT Bumiputera
(Sumber: Data Primer BMT Bumiputera)
4.1.1.3 Struktur Organisasi
Teller
Unit AkuntansiUnit Keuangan
Sekretaris Bendahara
Staff Akuntansi
Bag. Sumber Daya Manusia
Bag. Keanggotaan Unit Operasional
Customer Service Staff Operasional
KETUA
Dewan Pengawas Syariah
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BMT Bumiputera
(Sumber: Data Primer BMT Bumiputera)
4.1.1.4 Tugas Pokok Struktur Organisasi
1. Ketua (manager), memiliki tugas untuk mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi seluruh penyelenggaraan bisnis BMT Bumiputera.
81
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS), memiliki tugas mengawasi jalannya Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) sehari-hari agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan
syariah.
3. Bendahara, bertugas membantu tugas ketua dalam mengelola operasional
keuangan, dan pelaporan.
4. Unit Keuangan, melaksanakan pengelolaan dan mengoptimalkan sistem
komputerisasi untuk kegiatan transaksi keuangan perusahaan, kegiatan
administrasi keuangan.
5. Teller/Kasir, berperan melayani pembayaran dan penyetoran uang anggota atau
nasabah sesuai dengan wewenang yang diberikan dan membuat laporannya.
6. Unit Akuntansi, mendukung penyelenggarakan pembukuan oleh unit-unit kerja
atas transaksi atau aktivitas yang terjadi, dan melakukan supervisi, koordinasi,
dan arahan menyangkut pembuatan laporan keuangan neraca, sisa hasil usaha
dan laporan-laporan lainnya yang diperlukan Manajemen.
7. Staf Akuntansi melakukan proses akuntansi, membuat laporan keuangan
berdasarkan data transaksi.
8. Sekretaris, bertugas membantu tugas ketua dalam mengendalikan dan
mengevaluasi pengelolaan organisasi serta penyelenggaraan bisnis BMT
Bumiputera.
9. Sumber Daya Manusia (SDM), melaksanakan kegiatan pengadaan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana operasional organisasi serta mengelola data
pengguna sistem (user).
82
10. Keanggotaan, merancang strategi penerimaan keanggotaan, memelihara
portofolio nasabah, menjabarkan strategi pengelolaan dan pembinaan nasabah
dalam upaya meningkatkan kualitas nasabah.
11. Unit Operasional, berperan memberikan pelayanan kepada nasabah atau anggota
serta pembinaan nasabah.
12. Customer Service (CS), membantu berperan melakukan pelayanan Nasabah,
verifikasi kelengkapan berkas dan administrasi, serta turut melakukan pembinaan
administrasi keuangan kepada nasabah.
13. Staf Operasional, melakukan pembinaan nasabah dan tugas-tugas umum di
lapangan.
4.1.1.5 Produk-produk BMT Bumiputera
1. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Murobahah
Pembiayaan Murabahah, adalah produk pembiayaan berupa talangan dana
untuk pengadaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya (harga perolehan)
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga lebih sebagai laba secara
angsuran dalam jangka waktu tertentu sesuai ketentuan yang berlaku dan sesuai
kesepakatan.
b. Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan Ijarah, adalah produk pembiayaan berupa talangan dana untuk
pembiayaan jasa atau multijasa dimana Nasabah sepakat untuk membayar kembali
83
dengan harga lebih sebagai laba secara angsuran dalam jangka waktu tertentu sesuai
ketentuan yang berlaku dan sesuai kesepakatan.
c. Pembiayaan Sewa Ijarah
Pembiayaan Sewa Ijarah, adalah produk pembiayaan berupa talangan dana
untuk pembiayaan jasa atau multijasa dimana Nasabah sepakat untuk membayar sewa
setiap bulan dalam jangka waktu tertentu sesuai ketentuan yang berlaku dan sesuai
kesepakatan dan pada akhir kontrak wajib melunasi pokok pembiayaan.
d. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah, adalah produk pembiayaan berupa talangan dana
dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh BMT Bumiputera untuk dikelola
dalam usaha produktif dan sepakat untuk memberikan bagi hasil atas hasil usaha
tersebut sesuai nisbah yang disepakati bersama dalam jangka waktu tertentu sesuai
ketentuan yang berlaku dan sesuai kesepakatan.
e. Pembiayaan Al Qordh
Pembiayaan Al Qordh, adalah produk pembiayaan berupa pinjaman dana
dalam bentuk modal/dana yang diberikan oleh BMT Bumiputera untuk dikelola
dalam usaha produktif dan BMT Bumiputera tidak mengenakan margin atau imbalan
apapun namun wajib dikembalikan secara angsuran dalam jangka waktu tertentu
sesuai ketentuan yang berlaku dan sesuai kesepakatan.
2. Produk Tabungan
a. Simpanan Qurban
84
Simpanan Qurban, adalah produk penghimpunan dana/tabungan yang
dijadikan sebagai investasi atau simpanan dalam rangka merencanakan ibadah qurban
pada hari raya Idul Adha.
b. Simpanan Aqiqah
Simpanan Aqiqah, adalah produk penghimpunan dana/tabungan yang
dijadikan sebagai investasi atau simpanan dalam rangka merencanakan ibadah aqiqah
anak.
c. Simpanan Haji
Simpanan Haji, adalah produk penghimpunan dana yang dijadikan sebagai
investasi atau simpanan dalam rangka merencanakan ibadah haji.
d. Simpanan Umroh
Simpanan Umroh, adalah produk penghimpunan dana yang dijadikan sebagai
investasi atau simpanan dalam rangka merencanakan ibadah umroh.
e. Simpanan Pendidikan
Simpanan Pendidikan, adalah produk penghimpunan dana yang dijadikan
sebagai investasi atau simpanan dalam rangka merencanakan pendidikan baik untuk
diri nasabah maupun anak.
85
f. Simpanan Perumahan
Simpanan Perumahan, adalah produk penghimpunan dana yang dijadikan
sebagai investasi atau simpanan dalam rangka merencanakan pembelian rumah atau
sejenisnya.
3. Kelompok Usaha Muammalah (POKUSMA)
Program ini dirancang oleh BMT Bumiputera yang dilakukan di desa-desa dalam
rangka pemberdayaan masyarakat desa guna mencapai kemandirian. Program yang lebih
menitikberatkan pada potensi daerah dan masyarakat dimaksudkan untuk menciptakan
kemandirian desa dalam arti secara luas, sehingga Program ini dapat memberikan
kesejahteraan masyarakatnya sendiri dan memberikan kontribusi hasil masyarakat desa untuk
daerah-daerah lain yang berdaya guna.
4.1.2 Identifikasi Sistem Berjalan
Sistem penilaian kinerja yang saat ini digunakan BMT Bumiputera dijelaskan
pada Gambar 4.3, adapun uraian singkat sistem yang sedang berjalan adalah sebagai
berikut:
1. Ketua BMT Bumiputera memimpin Rapat Anggota Tahunan untuk melihat dan
melakukan evaluasi kinerja.
2. Bendahara melakukan pengecekan data keuangan hasil Rapat Anggota Tahunan.
3. Bendahara membuat laporan keuangan hasil Rapat Anggota Tahunan.
4. Bendahara menyerahkan berkas laporan hasil Rapat Anggota Tahunan kepada
Ketua BMT Bumiputera.
86
5. Sekretaris melakukan pencatatan evaluasi kinerja hasil Rapat Anggota Tahunan.
6. Sekretaris membuat laporan evaluasi kinerja hasil Rapat Anggota Tahunan.
7. Sekretaris menyerahkan berkas evaluasi kinerja kepada Ketua BMT Bumiputera.
8. Ketua BMT Bumiputera membuat keputusan berdasarkan laporan hasil Rapat
Anggota Tahunan.
9. Sekretaris membuat laporan keputusan hasil Rapat Anggota Tahunan.
Ketua BMT BumiputeraKetua BMT Bumiputera
Rapat Anggota Tahunan (RAT)Rapat Anggota Tahunan (RAT)
1. Ketua BMT Bumiputera memimpin RAT
SekretarisSekretaris
5. Sekretaris melakukanpencatatan evaluasi kinerja hasil RAT
Berkas Evaluasi KinerjaBerkas Evaluasi Kinerja
6. Sekretaris membuatlaporan kinerja
BendaharaBendahara
2. Bendahara melakukan pengecekandata keuangan hasil RAT
Berkas Laporan KeuanganBerkas Laporan Keuangan
3. Bendahara membuatlaporan keuangan
4. Bendahara menyerahkan berkas laporan keuangankepada Ketua BMT Bumiputera
7. Sekretaris menyerahkan berkas evaluasi kinerjakepada Ketua BMT Bumiputera
8. Ketua BMT Bumiputera membuat keputusan berdasarkan laporan hasil RAT
Laporan Hasil Keputusan Rapat Anggota TahunanLaporan Hasil Keputusan Rapat Anggota Tahunan
9. Sekretaris membuat laporankeputusan hasil RAT
Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Berjalan Penilaian Kinerja BMT Bumiputera
4.1.3 Analisis CSF (Critical Success Factor)
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara beserta dokumen-
dokumen mengenai proses bisnis, maka didapatkan tujuan utama BMT Bumiputera
dan identifikasi CSF untuk setiap tujuan utama. Langkah yang dilakukan untuk
identifikasi CSF seperti pada Tabel 4.1 berikut ini:
87
Tabel 4.1 Critical Success Factor BMT Bumiputera
Tujuan Asumsi atau kondisi
yang mendasari CSF
Meningkatkan jumlah
nasabah dan produk
baru
Meningkatkan
jumlah nasabah
dengan promosi
Meningkatkan
loyalitas nasabah
tetap
Mengidentifikasi
pengembangan
produk yang sesuai
dengan permintaan
pasar
Mempertahankan
atau meningkatkan
jumlah nasabah.
Mengoptimalkan
sistem dan prosedur
pada setiap unit kerja
Meningkatnya
kualitas proses
pendidikan dan
penggunaan SDM
Terselenggaranya
pendidikan dan
pelatihan bagi
SDM yang ada
Meningkatkan
kualitas SDM secara
optimal
Memastikan seluruh
SDM telah
memahami dan
mampu menjalankan
sistem dan prosedur
dengan baik
Mewujudkan
terselenggaranya sistem
pengawasan perusahaan
dengan
mengoptimalkan
penggunaan SI/TI
Terselenggaranya
kegiatan pengawasan
balanced scorecard
sesuai dengan prosedur
Memaksimalkan
kegiatan pengawasan
balanced scorecard
dengan pemanfaatan
SI/TI.
Tabel 4.1 menunjukkan tujuan utama dari BMT Bumiputera. Dari tujuan
tersebut kemudian dapat diketahui asumsi atau kondisi apa saja yang menjadi dasar
dari tujuan tersebut, sehingga didapatkanlah “faktor” (factors) apa saja yang
“penting” (critical) untuk mencapai “kesuksesan” (success) dari suatu lembaga.
88
4.1.4 Analisis Sistem Usulan
Agar mempermudah kinerja anggota rapat dalam melakukan penilaian serta
memudahkan sekretaris dalam mengelola laporan hasil evaluasi kinerja BMT
Bumiputera, dibutuhkan sistem informasi yang terintegrasi dalam mengolah data
penilaian serta media penyimpanan data yang terdistribusi terkait dengan data
penilaian untuk mengurangi adanya kesalahan di lain waktu. Adapun permasalahan
dalam mengelola hasil penilaian agar tetap seimbang pada BMT Bumiputera, maka
dibuat dashboard system penilaian kinerja pada BMT Bumiputera. Berikut rich
picture yang perlu dirancang untuk pendukung sistem usulan:
Ketua BMT BumiputeraKetua BMT Bumiputera Dashboard System Penilaian KinerjaBMT Bumiputera
Dashboard System Penilaian KinerjaBMT Bumiputera
9. Ketua BMT Bumiputera melihat laporan penilaian kinerja
Sumber Daya Manusia (SDM)Sumber Daya Manusia (SDM) AkuntanAkuntan
5. Akuntan mengelola data keuangan.6. Akuntan memasukkan target dan indikator.
Costumer Service (CS)Costumer Service (CS)
7. Costumer Service mengelola data nasabah8. Costumer Service memasukkan target dan indikator.
1. SDM melakukan manajemen penggunauntuk memberikan hak akses masuk kedalam sistem.2. SDM mengelaola data Karyawan.3. SDM mengelola data Pokusma4. SDM memasukkan target dan indikator
Gambar 4.4 Rich Picture Sistem Usulan Dashboard System Penilaian Kinerja pada
BMT Bumiputera
Adapun uraian singkat mengenai sistem usulan Dashboard System Penilaian
Kinerja pada BMT Bumiputera adalah sebagai berikut:
1. SDM melakukan manajemen pengguna untuk memberikan hak akses masuk ke
dalam Dashboard System Penilaian Kinerja BMT Bumiputera.
2. SDM mengelola data karyawan didalam Dashboard System Penilaian Kinerja BMT
Bumiputera.
89
3. SDM mengelola data pokusma didalam Dashboard System Penilaian Kinerja BMT
Bumiputera.
4. SDM memasukkan target dan indikator didalam Dashboard System Penilaian Kinerja
BMT Bumiputera
5. Akuntan mengelola data keuangan didalam Dashboard System Penilaian Kinerja
BMT Bumiputera.
6. Akuntan memasukkan target dan indikator ke dalam Dashboard System Penilaian
Kinerja BMT Bumiputera.
7. Costumer Service mengelola data nasabah didalam Dashboard System Penilaian
Kinerja BMT Bumiputera.
8. Costumer Service memasukkan target dan indicator ke dalam Dashboard System
Penilaian Kinerja BMT Bumiputera.
9. Ketua BMT Bumiputera melihat laporan penilaian kinerja pada Dashboard System
Penilaian Kinerja BMT Bumiputera.
4.1.5 Pengembangan Kerangka Balanced Scorecard
Kerangka konsep disusun berdasarkan konsep Balanced Scorecard yang
digunakan untuk mengukur kinerja perfoma BMT Bumiputera melalui 4 perspektif,
yaitu: kinerja keuangan, kinerja pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja nasabah, dan
kinerja proses bisnis internal.
90
4.1.5.1 Perspektif Keuangan
Sasaran dari perspektif keuangan ini adalah untuk memenuhi harapan dari
shareholder. Salah satunya adalah dengan cara memperbaiki kinerja operasi
perusahaan tersebut. Sehingga profit yang dihasilkan dapat meningkat. Adapun
ukuran-ukuran yang digunakan pada BMT Bumiputera sebagai berikut:
a) Return on Assets (ROA)
Besarnya ROA dapat ditentukan berdasarkan dari persamaan 2.1, yaitu:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (2011) =(61.992.545.901)
1.126.505.022.480X 100 %
= (5,5%)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (2012) =3.778.336.985
1.111.940.982.587X 100 %
= 0,34%
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (2013) =30.827.859.439
1.003.539.812.035X 100 %
= 3,07%
Berdasarkan hasil perhitungan ROA untuk 3 tahun terakhir yaitu dari tahun
2011 hingga 2013 menunjukkan bahwa bagian harta yang digunakan mengalami
kerugian sebesar 5,5% untuk tahun 2011 dan menghasilkan laba bersih setelah bunga
dan pajak sebesar 0,34% untuk tahun 2012 dan 3,07% untuk tahun 2013.
Tabel 4.2 Return on Asset (ROA) BMT Bumiputera Periode 2011-2013
Tahun Net Income
(Rp)
Total Asset
(Rp)
ROA
(%)
91
2011 (61.992.545.901) 1.126.505.022.480 (5,5)
2012 3.778.336.985 1.111.940.982.587 0,34
2013 30.827.859.439 1.003.539.812.035 3,07
Berdasarkan analisis Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 return
on asset-nya meningkat sebesar 5,84% dan pada tahun 2013 meningkat sebesar
2,73%. Ini menunjukkan bahwa penggunaan aktiva pada tahun 2011 mengalami
kerugian yang disebabkan karena beban-beban lain pada perusahaan terlalu besar
dibanding laba usaha yang diperoleh, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami
kerugian. Adapun beban lain-lain yang dimaksud seperti beban bunga pada bank
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Namun pada tahun 2012-2013 pengeluaran aktiva
yang dikeluarkan oleh perusahaan menghasilkan laba yang meningkat sebesar 2,73%.
Hal ini disebabkan karena beban lain untuk tahun 2012 dan 2013 menurun sehingga
menghasilkan laba bersih setelah pajak.
b) Return on Equity (ROE)
Adapun perhitungan ROE dapat ditentukan berdasarkan dari persamaan 2.2,
yaitu:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (2011) =(61.992.545.901)
(396.944.643.975)X 100 %
= 15,61%
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (2012) =3.778.336.985
(393.166.306.991)X 100 %
92
= (0,96%)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (2013) =30.827.859.439
(362.338.447.552)X 100 %
= (8,50%)
Berdasarkan hasil perhitungan ROE untuk tahun 2011 tingkat pengembalian
atas modal yang ditanamkan sebesar 15,61%. Namun pada tahun 2012-2013
mengalami penurunan sebesar (0,96%) tahun 2012, dan (8,50%) tahun 2013.
Tabel 4.3 Return on Equity (ROE) BMT Bumiputera Periode 2011-2013
Tahun Net Income
(Rp)
Equity Capital
(Rp)
ROE
(%)
2011 (61.992.545.901) (396.944.643.975) 15,61
2012 3.778.336.985 (393.166.306.991) (0,96)
2013 30.827.859.439 (362.338.447.552) (8,50)
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa return on equity untuk tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 16,57% sedangkan untuk tahun 2013 menurun
sebesar 7,54%. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ROE karena pada
tahun 2011 perusahaan mengalami kerugian yang menyebabkan penurunan laba
bersih pada tahun 2011-2013. Salah satu penyebabnya karena setiap tahunnya jumlah
ekuitasnya mengalami defisit yang disebabkan karena saldo rugi tahun lalu yang
terlalu besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan.
c) Profit Margin on Sales (Pmos)
Profit Margin on Sales dapat dihitung berdasarkan dari persamaan 2.3, yaitu:
93
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (2011) =(61.992.545.901)
682.726.473.076X 100 %
= (9,08%)
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (2012) =3.778.336.985
633.698.553.542X 100 %
= 0,59%
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (2013) =30.827.859.439
785.631.259.782X 100 %
= 3,92%
Berdasarkan hasil perhitungan mengenai Profit Margin on Sales untuk tahun
2011-2013 yang menunjukkan bahwa dalam tahun 2011 sebesar (9,08%) tahun 2012
sebesar 0,59% dan tahun 2013 sebesar 3,92%.
Tabel 4.4 Profit Margin on Sales BMT Bumiputera Periode 2011-2013
Tahun Net Income
(Rp)
Total Sales
(Rp)
Pmos
(%)
2010 (61.992.545.901) 682.726.473.076 (9,08%)
2011 3.778.336.985 633.698.553.542 0,59%
2012 30.827.859.439 785.631.259.782 3,92%
Berdasarkan Tabel 4.4 dari hasil perhitungan profit margin on sales pada
tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 9,67% dan pada tahun 2013 meningkat
sebesar 3,33% yang menunjukkan bahwa profit margin setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang cukup baik. Namun pada tahun 2011 mengalami kerugian yang
disebabkan karena adanya peningkatan pada beban lain-lain. Namun pada tahun
94
2011-2013 mengalami kenaikan yang disebabkan karena penurunan pada beban lain-
lain seperti bunga bank.
4.1.5.2 Perspektif Pelanggan
Sebelum dilakukan analisis kinerja dengan perspektif pelanggan, terlebih
dahulu akan disajikan data nasabah yang diperoleh dari BMT Bumiputera sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Data Nasabah BMT Bumiputera Periode 2011-2013
Tahun Nasabah Tetap Nasabah Baru Total
Nasabah
Jumlah Nasabah
yang Komplain
2011 1.394 412 1.806 81
2012 1.496 424 1.920 74
2013 1.672 440 2.112 49
Rata-Rata 1.520 425 1.946 68
Adapun untuk analisis perspektif pelanggan pada BMT Bumiputera adalah
komplain dari nasabah BMT Bumiputera yang pada umumnya terjadi karena
ketidaksesuaian atau ketidaknyamanan pelayanan. Berikut ini disajikan perhitungan
Number of Complaint untuk tahun 2011-2013 yang dapat dilihat pada Tabel 4.5
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Tingkat Klaim Nasabah Periode 2011-2013
Keterangan 2011 2012 2013
Total Customer 1.806 1.920 2.112
95
Total Complaint 81 74 49
Total Complaint (%) 4,49 3,95 2,32
Tingkat Klaim Nasabah dapat dihitung berdasarkan dari persamaan 2.7, yaitu:
Persentase Tingkat Klaim Nasabah tahun 2011 =81
1.806 x 100%
= 4,49%
Persentase Tingkat Klaim Nasabah tahun 2012 =74
1.920 x 100%
= 3,95%
Persentase Tingkat Klaim Nasabah tahun 2013 =49
2.112 x 100%
= 2,32%
Dari Tabel 4.6 menunjukkan bahwa klaim yang diterima perusahaan tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 0,54% dan tahun 2013 menurun sebesar 1,63. Ini
menunjukkan klaim-klaim yang diterima BMT Bumiputera setiap tahunnya dapat
diperkecil. Hal ini menunjukkan bahwa BMT Bumiputera mampu mengatasi
keluhan-keluhan dari nasabahnya dan selain itu juga perusahaan dapat mengendalikan
kendala-kendala yang datang dari nasabah.
4.1.5.3 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam perspektif ini lebih terpusat pada karyawan khususnya, karyawan
perusahaan sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan karena
96
tanpa karyawan maka dapat dikatakan keseluruhan produksi tidak akan berjalan.
Terlebih ditengah globalisasi sekarang ini, perusahaan harus mampu membina dan
mengembangkan SDM-nya. Adapun data karyawan yang diperoleh dari BMT
Bumiputera sebagai berikut:
Tabel 4.7 Jumlah Karyawan BMT Bumiputera Periode 2011-2013
Tahun Jumlah
Karyawan
Jumlah
Karyawan yang
Keluar
Jumlah Karyawan
yang Mengikuti
Pelatihan
Jumlah
Karyawan yang
Absen
2011 518 39 194 21
2012 698 56 279 15
2013 778 63 364 9
Sumber: BMT Bumiputera
Data pelatihan karyawan BMT Bumiputera dapat dilihat pada Tabel 4.7 ini:
Table 4.8 Jumlah Pelatihan Tenaga Kerja BMT Bumiputera
Periode 2011-2013
Keterangan 2011 2012 2013
Jumlah Karyawan 518 698 778
Jumlah Karyawan mengikuti
Pelatihan
194 279 364
Latihan Tenaga Kerja (%) 37,45 39,97 46,78
Data pelatihan tenaga kerja dapat dihitung berdasarkan dari persamaan 2.12, yaitu:
Persentase 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 tahun 2011 =194
518 x 100%
= 37,45%
97
Persentase 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 tahun 2012 =279
698 x 100%
= 39,97%
Persentase 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 tahun 2013 =394
778 x 100%
= 46,78%
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui tingkat partisipasi training karyawan pada
tahun 2011 sebesar 37,45%, tahun 2012 sebesar 39,97%, dan tahun 2013 sebesar
46,78%. Ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya BMT Bumiputera lebih mampu
memberi pelatihan pada karyawan sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya
sekaligus menaruh harapan besar pada tempat mereka bekerja.
4.1.5.4 Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif ini, inovasi produk merupakan sebuah perkembangan
yang dilakukan perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan dengan para
pesaing. Dalam hal ini BMT Bumiputera melakukan inovasi dalam hal
pengembangan produk Kelompok Usaha Muammalah (Pokusma) yang merupakan
sasaran utama kinerja operasional BMT Bumiputera yang dibentuk sebagai pelayanan
bagi masyarakat. Hal ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk
memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Oleh karena itu perkembangan POKUSMA menjadi
konsentrasi BMT Bumiputera dalam mengembangkan usaha kecil menengah sebagai
inovasi serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi kecil menengah.
98
4.1.6 Pengembangan Key Perfomance Indicator (KPI)
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, maka dapat
dirumuskan target yang ingin dicapai BMT Bumiputera seperti pada tabel:
Tabel 4.9 Key Perfomance Indicator (KPI) BMT Bumiputera
No. Area Kinerja Utama KPI Bobot
%
Target
%
1. Perspektif Keuangan
Return on Asset 10 25
Return on Equity 10 30
Profit Margin 5 25
2. Perspektif Nasabah Nasabah Komplain 10 25
3. Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran Karyawan Training 15 40
4. Perspektif Bisnis Internal Pokusma 25 25
Tabel 4.9 menjelaskan analisis yang dilakukan di BMT Bumiputera
menggunakan metode Balanced Scorecard. Pada perspektif keuangan BMT
Bumiputera memiliki 3 KPI yaitu ROA dengan target 25% dengan bobot penilaian
sebesar 10%, ROE dengan target 30% dengan bobot penilaian 10%, dan Profit
Margin dengan target 25% dengan bobot penilaian 5%. Pada perspektif nasabah,
target KPI dari nasabah komplain adalah 25% dengan bobot penilaian 10%. Pada
persepektif pertumbuhan dan pembelajaran target KPI dari karyawan training 40% dengan
bobot penilaian 15%. Pada persepektif internal bisnis, target KPI dari Pokusma sebesar
25% dengan bobot penilaian 25%.
99
4.1.7 Identifikasi Analisis Perbandingan Sistem
Berikut ini akan dijelaskan bagaimana perbedaan antara sistem yang sedang
berjalan dengan sistem yang diusulkan baik kekurangan maupun kelebihan dari
masing-masing sistem tersebut.
a. Kekurangan Sistem Berjalan
Untuk kekurangan sistem yang berjalan pada sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan
No Kekurangan
1 Penilaian kinerja yang dilakukan di
BMT Bumiputera berlangsung lama,
karena proses penilaian kinerja masih
dilakukan secara manual.
2 Redudansi data sering terjadi dalam
melakukan penilaian kinerja di BMT
Bumiputera karena untuk proses
pembuatan laporan belum terstruktur.
b. Kelebihan Sistem Usulan
Tujuan dibuatnya sistem usulan adalah untuk memperbaiki sistem lama
walaupun dalam sistem usulan ini masih terdapat sedikit kekurangan. Untuk
kelebihan dan kekurangan sistem usulan ini, dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Kelebihan Sistem Usulan
No Kelebihan
100
1 Pengolahan data lebih cepat dan
lebih akurat, karena sudah
terkomputerisasi.
c. Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan
Setelah menganalisis perbedaan dari masing-masing sistem, dapat
disimpulkan perbedaan secara keseluruhan dari kedua sistem ini, yaitu:
Tabel 4.12 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan
No. Sistem Berjalan Sistem Usulan
1 Informasi yang dihasilkan
sangat lambat
Menghasilkan informasi yang cepat dan
akurat
2 Karena dilakukan secara
manual maka kinerja sekretaris
dan bendahara kurang cepat
sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama.
Dengan menggunakan sistem ini
kinerja sekretaris dan bendahara
digantikan oleh aktor lain sesuai
dengan bidangnya.
3 Pengerjaan secara manual
memungkinkan kekeliruan
yang terjadi lebih besar
sehingga memerlukan biaya
tambahan untuk perbaikannya
Dengan menggunakan sistem ini
kekeliruan dapat dikurangi sehingga
tambahan biaya untuk memperbaiki
dapat ditiadakan
4.1.8 Tujuan Pembuatan Sistem
Tujuan dari pembuatan Dashboard System ini adalah untuk membantu dan
memudahkan ketua BMT Bumiputera dalam memantau perkembangan perusahaan
dengan tampilan yang mudah dipahami dan dianalisis serta meminimalisir kesalahan
data sehingga informasi yang didapatkan oleh ketua BMT Bumiputera lebih akurat.
101
4.2 Pengembangan Prototype
4.2.1 Prototype 1
Tempat : BMT Bumiputera
User : Bpk. Yusman Septiono
1. Menu Login
Menu login berisi username dan password yang harus diisi oleh pengguna
untuk memasuki dan mengakses sistem selanjutnya.
Username
Password
Masuk Batal
BMT Bumiputera
Gambar 4.5 Menu Login
Catatan user : Desain tampilan kurang dinamis dan belum ada logo BMT
Bumiputera.
Analisis : Akan diubah menu tampilan tersebut dan ditambahkan logo
BMT Bumiputera.
2. Menu Awal
Menu awal ini berisi 4 button perspektif yang akan diakses direktur untuk
melihat laporan kinerja BMT Bumiputera.
102
HEADER BMT Bumiputera
Perspektif Keuangan
Perspektif Nasabah
Perspektif Bisnis Internal
Keluar
FOOTER
Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Utama
Catatan user : Menu utama yang diakses langsung menampilkan grafik yang
mewakili semua fungsi keempat perspektif di atas.
Analisis : Gambar 4.6 skan ditambahkan grafik dashboard pada menu
halaman utama.
3. Menu Perspektif Keuangan
Menu pilihan pada menu perspektif keuangan yang akan menampilkan grafik
laporan kondisi keuangan pada BMT Bumiputera.
HEADER BMT Bumiputera
Perspektif Keuangan Keluar
FOOTER
100 90 80
Modal
100 90 80
Total Aset
100 90 80
Pendapatan
Gambar 4.7 Menu Perspektif Keuangan
Catatan user : Perlu adanya menu drill down untuk melihat data lebih detil.
103
Analisis : Akan ditambahkan menu drill down untuk melihat data lebih
detail.
4. Menu Perspektif Nasabah
Menu pilihan pada menu perspektif nasabah yang akan menampilkan grafik
laporan kondisi nasabah pada balanced scorecard.
HEADER BMT Bumiputera
Perspektif Nasabah Keluar
FOOTER
100 90 80
Nasabah
100 90 80
Nasabah Komplain
Gambar 4.8 Menu Perspektif Nasabah
Catatan user : Perlu adanya menu drill down untuk melihat data lebih detil.
Analisis : Akan ditambahkan menu drill down untuk melihat data lebih
detail.
5. Menu Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Menu pilihan pada button perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang
akan menampilkan grafik laporan monitoring kondisi nasabah pada balanced
scorecard.
104
HEADER BMT Bumiputera
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Keluar
FOOTER
100 90 80
Karyawan
100 90 80
Karyawan Training
Gambar 4.9 Menu Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Catatan user : Perlu adanya menu drill down untuk melihat data lebih detil.
Analisis : Akan ditambahkan menu drill down untuk melihat data lebih
detail.
6. Menu Perspektif Proses Bisnis Internal
Menu pilihan pada button perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang
akan menampilkan grafik laporan monitoring kondisi POKUSMA pada
balanced scorecard.
HEADER BMT Bumiputera
Perspektif Proses Bisnis Internal Keluar
FOOTER
100 90 80
Data Pokusma
Gambar 4.10 Menu Perspektif Proses Bisnis Internal
Catatan user : Perlu adanya menu drill down untuk melihat data lebih detil.
105
Analisis : Akan ditambahkan menu drill down untuk melihat data lebih
detail.
4.2.2 Protoype 2
Tempat : BMT Bumiputera
User : Bpk. Yusman Septiono
1. Menu Login
Menu login berisi username dan password yang harus diisi oleh user
untuk memasuki sistem. Serta dilengkapi dengan logo BMT Bumiputera.
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
Username
Password
Silakan masukkan akun anda
Login
Gambar 4.11 Menu Login
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
2. Menu Utama
Menu utama berisi chart 4 perspektif berdasarkan total. Serta dilengkapi logo
BMT Bumiputera dan tombol log out untuk keluar dari sistem.
106
DASHBOARD SYSTEM >> Selamat Datang di Dashboard System BMT Bumiputera
Profit MarginReturn On EquityReturn On Assets Karyawan Training Costumer Complain Pokusma
10%10% 10%
10%
10%
10%
10%
10%10%
10%
Return On Assets Tahun 2015
Gambar 4.12 Tampilan Halaman Utama
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
3. Menu Perspektif Keuangan
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
KEUANGAN>> Data Keuangan
No. ID Bulan/ Tahun Jenis Data Keuangan Hasil Total Karyawan Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Keuangan
Gambar 4.13 Tampilan Menu Perspektif Keuangan
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
107
4. Menu Perspektif Nasabah
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
NASABAH>> Data Nasabah Komplain
No. ID Nama NasabahTanggal/ Bulan/ Tahun Jenis Komplain Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Komplain
Gambar 4.14 Tampilan Menu Perspektif Nasabah
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
5. Menu Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
TRAINING>> Data Training Karyawan
No. ID Tanggal MulaiJenis Training Tanggal Selesai Karyawan Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Training
Gambar 4.15 Tampilan Menu Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
108
6. Menu Perspektif Proses Bisnis Internal
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
POKUSMA>> Data Pokusma
No. ID Nama PokusmaJenis Pokusma Tanggal Berdiri Pendapatan Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Pokusma
Gambar 4.16 Tampilan Menu Perspektif Proses Bisnis Internal
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
7. Menu Kelola Pengguna
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
KELOLA PENGGUNA>> Pengaturan Master Data Pengguna
Username Password Nama Email Level Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Pengguna
Gambar 4.17 Tampilan Menu Kelola Pengguna
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
109
8. Menu Ubah Password
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
Ubah Password
Username
Password
New Password
Username :
Batal
Password :
New Password :
Simpan
Gambar 4.18 Tampilan Menu Ubah Password
Catatan user : tampilan sudah sesuai dengan kebutuhan.
4.2.3 Penerimaan Prototype
Tabel 4.13 Penerimaan Prototype
Menu Fungsi Diterima/ Ditolak
Menu Login Berisi username dan password yang
harus diisi oleh user untuk mengakses
sistem. Serta dilengkapi dengan lambang
BMT Bumiputera.
Diterima.
Menu Utama Berisi grafik dashboard yang terdiri dari
Perspektif Keuangan, Perspektif
Nasabah, Perspektif Pertumbuhan dan
Pembelajaran, dan Perspektif Proses
Bisnis Internal.
Diterima.
Menu Drill Down Berisi laporan dari detail 4 perspektif Diterima.
110
balanced scorecard
Menu Kelola Pengguna Berisi list data nama pengguna Diterima.
Menu Ubah Password Berisi dialog untuk mengubah password
pengguna.
Diterima.
4.3 Perancangan Sistem
4.3.1 Desain Sistem
4.3.1.1 Identifikasi User
Tabel 4.14 Identifikasi User
No. Aktor Hak Akses
1 Ketua Aktor dapat mengakses sistem penilaian
kinerja dengan tampilan menu dashboard,
serta melihat dan mencetak laporan penilaian
kinerja secara langsung dengan menu
tampilan dashboard.
2 Akuntan Aktor dapat mengakses sistem penilaian
kinerja untuk memasukkan data keuangan
pada sistem penilaian kinerja.
3 Sumber Daya Manusia
(SDM)
Aktor dapat mengakses sistem penilaian
kinerja untuk memasukkan data karyawan
pada sistem penilaian kinerja.
Costumer Service
(CS)
Aktor dapat mengakses sistem penilaian
kinerja untuk memasukkan data nasabah
pada sistem penilaian kinerja.
4.3.1.2 Identifikasi Use Case
Tabel 4.15 Identifikasi Use Case
No. Use Case Name Description Actor
1 Login Use case menggambarkan kegiatan
memasukkan username dan password
untuk mengakses sistem.
Ketua,
SDM,
Akuntan,
dan CS.
2 Manage User Use case menggambarkan kegiatan
tambah, edit, dan hapus pengguna
sistem untuk mengakses sistem.
SDM
3 Manage Data Use case menggambarkan kegiatan SDM
111
Karyawan tambah, edit, dan hapus data
karyawan kedalam sistem
4 Manage Data
Keuangan
Use case menggambarkan kegiatan
tambah, edit, dan hapus data
keuangan kedalam sistem
Akuntan
5 Manage Data
Nasabah
Use case menggambarkan kegiatan
tambah, edit, dan hapus data nasabah
kedalam sistem
CS
6 Manage Data
Pokusma
Use case menggambarkan kegiatan
tambah, edit, dan hapus data
pokusma kedalam sistem
SDM
7 Ubah Password Use case menggambarkan kegiatan
ubah password.
Ketua,
SDM,
Akuntan,
dan CS
8 Logout Use case menggambarkan proses
keluar dari sistem.
Ketua,
SDM,
Akuntan,
dan CS
Jika pengguna ingin mengakses sistem penilaian kinerja ini, pengguna harus
melakukan login kedalam sistem terlebih dahulu dengan memasukkan username dan
password agar privasi dari masing-masing pengguna terjaga keamanannya.
4.3.1.3 Use Case Diagram
Use case diagram pada Gambar 4.19 menjelaskan aktifitas-aktifitas dan
hubungan yang terjadi antara para aktor dengan sistem dashboard penilaian kinerja
BMT Bumiputera.
112
Gambar 4.19 Use Case Diagram Dashboard System
4.3.1.4 Narasi Use Case
1. Narasi Use Case Login
Tabel 4.16 Narasi Use Case Login
Logout
Cetak Laporan Penilaian Kinerja
BMT
Manage Data Keuangan
Manage User
Manage Data Karyawan
Manage Data Pokusma
<<include>>
Manage Data NasabahAkuntan
Sumber Daya
Manusia (SDM)
Costumer Service
(CS)
Login
<<include>>
Manage Laporan Penilaian Kinerja
BMT
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>><<include>>
KetuaUbah Password
<<include>>
Use Case Name Login
Actor Ketua, Akuntan, SDM, dan CS.
Description Use case menggambarkan kegiatan memasukkan
username dan password untuk mengakses sistem.
Pre condition Actor harus memasukkan username dan password untuk
mengakses sistem.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Membuka sistem
penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
2. Menampilkan halaman
utama dan form login.
3. Actor memasukkan
username dan password
4. Cek username dan
password pengguna.
113
2. Narasi Use Case Manage User
Tabel 4.17 Narasi Use Case Manage User
5. Menghubungkan ke
database untuk
identifikasi pengguna.
6. Menampilkan halaman
sesuai pengguna sistem.
Alternate courses 4. Jika username dan password benar maka actor akan
berhasil masuk kedalam sistem. Jika username dan
password salah maka actor harus memasukkan
username dan password kembali.
Conclusion Berhasil masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
Post condition Halaman awal aplikasi penilaian kinerja BMT
Bumiputera akan ditampilkan sesuai dengan pengguna
sistem.
Use Case Name Manage User
Actor SDM
Description Use case menggambarkan kegiatan tambah, edit, dan
hapus pengguna sistem untuk mengakses sistem.
Pre condition Actor harus masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Actor memilih menu
manage user didalam
sistem.
2. Menampilkan halaman
list pengguna sistem.
3. Actor dapat melakukan
beberapa tindakan
seperti tambah, edit,
dan hapus pengguna
sistem.
4. Perubahan yang telah
dilakukan akan
tersimpan kedalam
database.
Alternate courses 3. Klik “edit” jika data yang dimasukkan tidak sesuai atau
terjadi kesalahan pada saat memasukkan data
pengguna kedalam sistem.
Conclusion Aktor berhasil melakukan pengelolaan data pengguna
114
3. Ubah Password
Tabel 4.18 Narasi Use Ubah Password
4. Narasi Use Case Manage Data Karyawan
Tabel 4.19 Narasi Use Case Manage Data Karyawan
sistem.
Post condition Menampilkan list pengguna terbaru.
Use Case Name Ubah Password
Actor Ketua, Akuntan, SDM, dan CS.
Description Use case menggambarkan kegiatan ubah password.
Pre condition Actor harus masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Actor memilih menu
ubah password
didalam sistem.
2. Menampilkan halaman
ubah password.
3. Actor memasukkan
password lama,
kemudian memasukkan
password baru dan
mengulangi passoword
baru untuk konfirmasi.
4. Perubahan yang telah
dilakukan akan
tersimpan kedalam
database.
Alternate courses 3. Klik “batal” jika data yang dimasukkan tidak sesuai
atau terjadi kesalahan pada saat memasukkan data
pengguna kedalam sistem.
Conclusion Aktor berhasil melakukan pengubahan password.
Post condition -
Use Case Name Manage Data Karyawan
Actor SDM
Description Use case menggambarkan kegiatan tambah, edit, dan
hapus data karyawan dan/atau data karyawan training
kedalam sistem
Pre condition Actor harus masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
115
5. Narasi Use Case Manage Data Keuangan
Tabel 4.20 Narasi Use Case Manage Data Keuangan
Use case Name Manage Data Keuangan
Actor Akuntan
Description Use case ini menggambarkan kegiatan manajemen data
perspektif keuangan.
Pre condition Actor harus masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera,
Trigger Data keuangan BMT Bumiputera
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Actor memilih menu
keuangan pada sistem
2. Menampilkan menu
halaman keuangan.
3. Actor mengelola data
keuangan BMT
Bumiputera.
4. Perubahan yang telah
dilakukan akan tersimpan
kedalam database
Alternate courses 3. Klik “edit” jika terjadi kesalahan dalam memasukkan
data atau “cancel” untuk membatalkan perubahan pada
data keuangan.
Conclusion Actor berhasil melakukan pengelolaan data keuangan.
Post condition Data keuangan berhasil terimpan kedalam database.
6. Narasi Use Case Manage Data Nasabah
Tabel 4.21 Narasi Use Case Manage Data Nasabah
Use case Name Data Nasabah
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Actor memilih menu
karyawan pada sistem.
2. Menampilkan menu
halaman karyawan.
3. Actor mengelola data
karyawan BMT
Bumiputera.
4. Perubahan yang telah
dilakukan akan
tersimpan kedalam
database.
Alternate courses 3. Klik “edit” jika terjadi kesalahan dalam memasukkan
data atau “cancel” untuk membatalkan perubahan
pada data karyawan.
Conclusion Actor berhasil melakukan pengelolaan data karyawan.
Post condition Data karyawan berhasil terimpan kedalam database.
116
Actor Costumer Service (CS)
Description Use case ini menggambarkan kegiatan manajemen data
perspektif keuangan.
Pre condition Actor harus masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
Trigger Data nasabah BMT Bumiputera
Typical course of
events
Actor Action System response
1. Actor memilih menu
keuangan pada sistem
2. Menampilkan menu
halaman keuangan.
3. Actor mengelola data
nasabah BMT
Bumiputera.
4. Perubahan yang telah
dilakukan akan tersimpan
kedalam database
Alternate courses 3. Klik “edit” jika terjadi kesalahan dalam memasukkan
data atau “cancel” untuk membatalkan perubahan pada
data nasabah.
Conclusion Actor berhasil melakukan pengelolaan data nasabah.
Post condition Data nasabah berhasil terimpan kedalam database.
7. Narasi Use Case Manage Data Pokusma
Tabel 4.22 Narasi Use Case Manage Data Pokusma
Use case Name Manage Data Pokusma
Actor Sumber Daya Manusia (SDM)
Description Use case ini menggambarkan kegiatan manajemen data
pokusma.
Pre condition Actor harus masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
Trigger Data Pokusma
Typical course of
events
Actor Action System response
1. Actor memilih menu
pokusma pada sistem
2. Menampilkan menu
halaman pokusma.
3. Actor mengelola data
pokusma BMT
Bumiputera.
4. Perubahan yang telah
dilakukan akan tersimpan
kedalam database
Alternate courses 3. Klik “edit” jika terjadi kesalahan dalam memasukkan
data atau “cancel” untuk membatalkan perubahan pada
data pokusma.
Conclusion Actor berhasil melakukan pengelolaan data nasabah.
Post condition Data pokusma berhasil terimpan kedalam database.
117
8. Narasi Use Case Manage Laporan Penilaian Kinerja BMT
Tabel 4.23 Narasi Use Case Manage Laporan Kinerja BMT
Use case Name Manage Laporan Penilaian Kinerja BMT
Actor Ketua
Description Use Case yang menggambarkan kegiatan melihat laporan
hasil dari penilaian kinerja BMT Bumiputera.
Pre condition Actor harus masuk kedalam sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
Typical course of
events
Actor Action System response
1. Actor memilih menu
laporan pada sistem
2. Menampilkan list menu
halaman laporan yang
dapat dilihat oleh actor.
3. Actor memilih laporan
yang akan dilihat.
4. Menampilkan laporan yang
telah dipilih.
5. Cetak Laporan. 6. Mencetak laporan sesuai
pilihan.
Alternate courses 5. Jika actor hanya ingin melihat laporan tanpa mencetak,
maka actor akan melanjutkan dengan memilih lihat
laporan yang lain.
Conclusion Actor berhasil melihat laporan hasil penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
Post condition -
9. Narasi Use Case Logout
Tabel 4.24 Narasi Use Case Logout.
Use Case Name Logout
Actor Ketua, Akuntan, SDM, dan CS.
Description Use case menggambarkan kegiatan keluar dari sistem.
Pre condition Actor sudah selesai mengakses sistem.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Membuka sistem
penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
2. Menampilkan halaman
utama sesuai dengan
pengguna.
3. Actor memilih menu
logout.
Alternate courses -
Conclusion Berhasil keluar dari sistem penilaian kinerja BMT
Bumiputera.
118
4.3.1.5 Activity Diagram
Aktifitas-aktifitas yang terjadi dalam activity diagram pada dashboard system
penilaian kinerja BMT Bumiputera adalah sebagai berikut:
1. Activity Diagram Login
Aktifitas yang terjadi pada Gambar 4.20 adalah aktifitas aktor yang sedang
melakukan login untuk dapat mengakses sistem. Pertama-tama aktor membuka sistem
dashboard, lalu sistem menampilkan form login. Aktor lalu mengisi username dan
password. Sistem akan melakukan pengecekan data, bila data tidak valid maka aktor
akan diharuskan menginput username dan password kembali. Jika data valid, maka
sistem akan menampilkan halaman utama dari aktor yang melakukan login.
Gambar 4.20 Activity Diagram Login
Post condition -
119
2. Activity Diagram Manage User
Aktifitas yang terjadi pada Gambar 4.21 adalah aktifitas yang dilakukan aktor untuk
dapat mengelola data pengguna sistem. Pertama yang harus dilakukan adalah aktor
harus berhasil melakukan login dan masuk ke halaman utama sistem. Setelah masuk
halaman utama, aktor memilih menu manage user kemudian sistem akan
menampilkan daftar pengguna sistem yang terdiri atas nama, jabatan dan email
pegawai. Untuk menambah pengguna baru maka aktor memilih menu tambah
pengguna, selanjutnya aktor memasukkan data yang diperlukan sesuai form tambah
pengguna kemudian pilih simpan.
Gambar 4.21 Activity Diagram Manage User
mulai
pilih menu
manage user
pilih menu yg
akan diproses
tambah edit hapus
selesai
yatidak
simpan?
mulai
selesai
menampilkan halaman
manage user
menampilkan data
yg telah diproses
tidak
ya
selesai?
Dashboard SystemSDM
120
3. Activity Diagram Ubah Password
Aktifitas yang terjadi pada Gambar 4.22 adalah aktifitas yang dilakukan aktor untuk
melakukan perubahan password pengguna sistem. Pertama-tama aktor harus berhasil
melakukan login dan masuk ke dalam halaman utama sistem kemudian pilih menu
ubah password. Sistem akan menampilkan halaman ubah password, untuk
pengubahan password aktor hanya perlu memasukkan password lama, password baru
dan ulangi password baru kemudian pilih simpan. Apabila semua sudah terisi dengan
benar dan sesuai, maka sistem akan menyimpan perubahan password baru.
Gambar 4.22 Activity Diagram Ubah Password
4. Activity Diagram Manage Data Keuangan
Aktifitas diagram pada Gambar 4.23 adalah aktifitas aktor pada menu data perspektif
keuangan. Dalam menu ini aktor dapat memilih data dari menu keuangan. Menu
mulai
pilih menu
ubah password
masukkan password lama, password
baru, dan ulangi password baru
selesai
menampilkan halaman
ubah password
cek password
valid?tidak
data tersimpan
ya
Dashboard SystemKetua, Akuntan, SDM, dan CS
121
keuangan terbagi menjadi tiga bagian yaitu: modal, pendapatan, dan total aset.
Apabila aktor memilih salah satu data dari menu tersebut maka sistem akan
menampilkan data yang dipilih.
Gambar 4.23 Activity Diagram Manage Data Keuangan
5. Activity Diagram Manage Data Karyawan
Aktifitas diagram pada Gambar 4.24 adalah aktifitas aktor pada menu data perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam menu ini aktor dapat memilih data dari menu
karyawan. Menu karyawan terbagi menjadi dua bagian yaitu: data karyawan dan
mulai
pilih menu
keuangan
isi form
tambah edit hapus
proses
selesai
pilih menu yg
akan diproses
modal pendapatan total aset indikator target
tidak
simpan
menampilkan
halaman keuangan
menampilkan data
yg telah diproses
ya
menampilkan form
menu yg dipilih
Dashboard SystemAkuntan
122
training. Apabila aktor memilih salah satu data dari menu tersebut maka sistem akan
menampilkan data yang dipilih.
Gambar 4.24 Activity Diagram Manage Data Karyawan
6. Activity Diagram Manage Data Nasabah
Aktifitas diagram pada Gambar 4.25 adalah aktifitas aktor pada menu data perspektif
pelanggan. Dalam menu ini aktor dapat memilih data dari menu nasabah. Menu
nasabah terbagi menjadi tiga bagian yaitu: nasabah baru, nasabah tetap dan nasabah
mulai
pilih menu
karyawan
isi form
tambah edit hapus
proses
selesai
pilih menu yg
akan diproses
karyawan training indikator
target
menampilkan
halaman karyawan
menampilkan data
yg telah diproses
menampilkan form
menu yg dipilih
ya
tidak
Dashboard SystemSDM
123
komplain. Apabila aktor memilih salah satu data dari menu tersebut maka sistem akan
menampilkan data yang dipilih.
Gambar 4.25 Activity Diagram Manage Data Nasabah
7. Activity Diagram Manage Data Pokusma
Aktifitas diagram pada Gambar 4.26 adalah aktifitas aktor pada menu data perspektif
proses bisnis internal. Dalam menu ini aktor dapat memilih data dari menu pokusma.
Apabila aktor memilih menu tersebut maka sistem akan menampilkan data yang
dipilih.
mulai
pilih menu
nasabah
isi form
tambah edit hapus
proses
selesai
pilih menu yg
akan diproses
nasabah komplain
simpan?
tidak
indikator
target
menampilkan
halaman nasbah
menampilkan form
menu yg dipilih
menampilkan data
yg telah diproses
ya
Dashboard SystemCS
124
Gambar 4.26 Activity Diagram Manage Data Pokusma
8. Activity Diagram Manage Laporan Penilaian Kinerja BMT
Aktifitas diagram pada Gambar 4.27 adalah aktifitas aktor pada dashboard sistem
penilaian kinerja BMT Bumiputera, Aktor dapat melihat laporan penilaian kinerja
dalam tampilan dashboard gauges dan tampilan drill down.
mulai
pilih menu data
pokusma
pilih menu yg
akan diproses
edit hapustambah
proses
pokusma indikator
target
isi form
tidak
simpan
selesai
menampilkan
halaman pokusma
menampilkan data
yg telah diproses
ya
menampilkan form
menu yg dipilih
Dashboard SystemSDM
125
Gambar 4.27 Activity Diagram Manage Laporan Penilaian Kinerja BMT
9. Activity Diagram Logout
Aktifitas yang terjadi pada Gambar 4.28 adalah aktifitas yang dilakukan aktor untuk
kegiatan keluar dari sistem. Pertama-tama aktor harus berhasil melakukan login dan
masuk ke dalam halaman utama sistem. Jika aktor yang sudah berada dalam sistem
kemudian ingin keluar dari sistem maka pilih menu logout. logout berhasil apabila
sistem menampilkan halaman awal kembali, yaitu halaman untuk masuk ke dalam
sistem atau halaman login sistem.
Gambar 4.28 Activity Diagram Logout
mulai
menampilkan
halaman utama
pilih laporan yang
akan dilihat
selesai
mencetak
laporan
menampilkan menu
dashboard
menampilkan laporan yang dipilih
dalam bentuk drill down
cetaktidak
ya
Dashboard SystemKetua
mulai
membuka sistem penilaian
kinerja BMT Bumiputera
pilih menu
logout
selesai
menampilkan
halaman utama
Dashboard SystemKetua, Akuntan, SDM, dan CS
126
4.3.1.6 Sequence Diagram
1. Sequence Diagram Login
Sequence Diagram yang terlihat pada Gambar 4.29 menjelaskan urutan kerja
user untuk dapat masuk ke dalam sistem. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
memasukkan username dan password. Sistem akan melakuan validasi username dan
password tersebut. Jika kombinasinya benar, maka sistem akan menampilkan
halaman utama. Namun jika tidak valid, sistem akan menampilkan pesan kesalahan
dan proses login gagal.
Gambar 4.29 Sequence Diagram Login
2. Sequence Diagram Manage User
Sequence diagram dari manage user pada gambar 4.30 ini adalah proses yang
dilakukan oleh SDM untuk proses tambah, ubah dan simpan data user. Dalam menu
ini SDM dapat menginput user baru dalam sistem
: Ketua, Akuntan,
SDM, dan CS
: Halaman Utama : Data Pengguna : Login Proses
1. masukkan username dan password
2. cek username dan password
3. validasi
5. username dan password tidak valid
6. kembali ke menu login pada halaman utama
7. username dan password valid8. menampilkan halaman utama
127
Gambar 4.30 Sequence Diagram Manage User
3. Sequence Diagram Manage Data Karyawan
Sequence diagram Gambar 4.31 dari karyawan ini adalah proses yang dilakukan oleh
SDM untuk proses tambah, ubah dan hapus data yang dibutuhkan untuk kategori
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dalam menu ini admin dapat menginput
data karyawan baru dan data hasil karyawan training dan ke dalam sistem.
: SDM : Proses
Manage User
: Data
Pengguna
1. pilih menu manage user
2. cek data pengguna
3. menampilkan data pengguna
4. tambah data pengguna
5. menampilkan form data pengguna
6. isi data pengguna
8. simpan data pengguna
9. simpan
7. edit/ hapus data pengguna
10. menampilkan list data pengguna
128
Gambar 4.31 Sequence Diagram Manage Data Karyawan
4. Sequence Diagram Manage Data Keuangan
Sequence diagram keuangan pada Gambar 4.32 merupakan proses yang dilakukan
oleh Akuntan untuk melakukan tambah, ubah dan hapus data yang dibutuhkan untuk
data keuangan. Dalam menu ini akuntan dapat memasukkan data hasil modal, asset,
dan pendapatan yang baru ke dalam sistem.
: SDM : Karyawan : Data
Karyawan
1. pilih menu karyawan
2. cek data karyawan
3. menampilkan data karyawan
4. tambah data karyawan
5. menampilkan form data karyawan
6. isi data karyawan
7. edit/ hapus data karyawan
8. simpan data karyawan
9. simpan
10. menampilkan list data karyawan
129
Gambar 4.32 Sequence Diagram Manage Data Keuangan
5. Sequence Diagram Manage Data Nasabah
Sequence diagram nasabah pada Gambar 4.33 adalah proses yang dilakukan oleh
Costumer Service (CS) untuk proses tambah, ubah dan hapus data yang dibutuhkan
untuk data nasabah. Dalam menu ini CS dapat memasukkan data nasabah baru dan
data nasabah complain ke dalam sistem.
: Akuntan : Keuangan : Data
Keuangan
1. pilih menu keuangan
2. cek data keuangan
3. menampilkan data keuangan
4. tambah data keuangan
5. menampilkan form data keuangan
6. isi data keuangan
7. edit/ hapus data keuangan
8. simpan data keuangan
9. simpan
10. menampilkan list data keuangan
130
Gambar 4.33 Sequence Diagram Manage Data Nasabah
6. Sequence Diagram Manage Data Pokusma
Sequence diagram nasabah pada Gambar 4.34 adalah proses yang dilakukan oleh
Sumber Daya manusia (SDM) untuk proses tambah, ubah dan hapus data yang
dibutuhkan untuk data pokusma.
: CS : Nasabah : Data Nasabah
1. pilih menu nasabah
2. cek data nasabah
3. menampilkan data nasabah
4. tambah data nasabah
5. menampilkan form data nasabah
6. isi data nasabah
7. edit/ hapus data nasabah8. simpan data nasabah
9. simpan
10. menampilkan list data nasabah
131
Gambar 4.34 Sequence Diagram Manage Data Pokusma
7. Sequence Diagram Manage Laporan Penilaian Kinerja BMT
Sequence diagram dari laporan ini adalah proses yang dilakukan oleh ketua BMT
Bumiputera untuk melihat laporan penilaian kinerja dengan tampilan menu
dashboard dan drill down untuk melihat detail laporan. Ketua juga dapat memilih
laporan yang akan dicetak sesuai kebutuhan.
Gambar 4.35 Sequence Diagram Manage Data Laporan Penilaian Kinerja BMT
: SDM : Pokusma : Data Pokusma
1. pilih menu pokusma2. cek data pokusma
3. menampilkan data pokusma
4. tambah data pokusma
5. menampilkan form data pokusma
6. isi data pokusma
7. edit/ hapus data pokuma
8. simpan data pokusma
9. simpan
10. menampilkan list data pokusma
: Laporan : Data Laporan : Ketua
1. pilih menu laporan
2. cek laporan
3. menampilkan menu dashboard
4. pilih laporan yg akan dilihat
5. cek laporan yg dipilih
6. menampilkan laporan drill down
132
8. Sequence Diagram Ubah Password
Sequence diagram pada Gambar 4.36 ini digunakan oleh aktor dan untuk mengubah
password data pengguna. Dalam aktifitas ini pengguna memilih menu ubah password
kemudian sistem akan menampilkan form ubah password yang berisi password lama,
password baru dan konfirmasi password baru.
Gambar 4.36 Sequence Diagram Ubah Password
9. Sequence Diagram Logout
Sequence diagram yang digambarkan pada Gambar 4.37 adalah proses yang
dilakukan pengguna pada saat logout. Dalam aktifitas ini pengguna memilih menu
logout untuk dapat keluar dari sistem, kemudian sistem akan menampilkan halaman
login kembali.
: Ketua, Akuntan,
SDM, dan CS
: Data
Pengguna
: Ubah
Password
1. pilih menu ubah password
2. menampilkan form ubah password
3. masukkan password lama4. cek data pengguna
5. benar
6. masukkan password baru
7. update data
8. simpan
133
Gambar 4.37 Sequence Diagram Logout
4.3.1.7 Class Diagram
Class diagram menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan
kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut.
: Ketua, Akuntan,
SDM, dan CS
: Halaman
Utama
1. pilih menu logout
2. menampilkan halaman utama
134
Gambar 4.38 Class Diagram Dashboard System Penilaian Kinerja BMT Bumiputera
Dari hasil Class Diagram yang telah dibuat, maka diambillah objek yang akan
digunakan untuk kebutuhan sistem dalam bentuk tabel-tabel. Tabel-tabel tersebut di
hubungkan melalui foreign key untuk membentuk relasi atau biasa disebut Relational
Database Management (RDBM).
135
4.3.2 Desain Database
Sebelum membuat database, perlu dilakukan identifikasi objek potensial terlebih
dahulu. Berikut ini adalah identifikasi objek potensial yang akan diolah menjadi
sebuah database.
Tabel 4.25 Daftar Tabel Objek Potensial
Data Keuangan
Field Data Keuangan
Jabatan
Jenis Data
Jenis Data Keuangan
Jenis Komplain
Jenis Produk
Jenis Training
Jenis Pokusma
Karyawan
Kategori Data Keuangan
Keuangan
Komplain
Level
Nasabah
Pokusma
Target Data
Total Keuangan
Training Karyawan
User
Dari tabel diatas dapat kita gambarkan identifikasi objek diatas menjadi sebuah skema
database atau Relational Database Management System (RDBMS) berikut ini:
136
User
PK iduser
username password nama email created updateFK1 idlevelFK2 idkaryawan
Jabatan
PK idjabatan
namajabatan
Level
PK idlevel
namalevel
Karyawan
PK idkaryawan
kodekaryawan namakaryawan alamatkaryawan jkkaryawan tglmasukkaryawanFK1 idjabatan
Nasabah
PK idnasabah
tgldaftarnasabah kodenasabah noreknasabah namanasabah jknasabah alamatnasabahFK1 idjenisproduk
Jenisproduk
PK idjenisproduk
namajenisproduk
Jeniskomplain
PK idjeniskomplain
namajeniskomplain
Trainingkaryawan
PK idtrainingkaryawan
tglmulaitraining tglakhirtrainingFK1 idkaryawanFK2 idjenistraining
Jenistraining
PK idjenistraining
namajenistraining
Targetdata
PK idtargetdata
targetdataFK1 idjenisdata
Jenisdata
PK idjenisdata
kodejenisdata namajenisdata statusFK1 idpokusmaFK2 idtrainingkaryawanFK3 iddatakeuanganFK4 idkomplain
Komplain
PK idkomplain
tglkomplainFK1 idnasabahFK2 idjeniskomplain
Keuangan
PK idkeuangan
tahun bulan total keterangan tglinputFK1 idjenisdatakeuanganFK2 idkaryawan
Fielddatakeuangan
PK idfielddatakeuangan
fielddatakeuanganFK1 idkategoridatakeuangan
Jenisdatakeuangan
PK idjenisdatakeuangan
jenisdatakeuangan
Kategoridatakeuangan
PK idkategoridatakeuangan
kategoridatakeuanganFK1 idjenisdatakeuangan
Datakeuangan
PK iddatakeuangan
jumlahFK1 idkeuanganFK2 idfielddatakeuangan
Totalkeuangan
PK idtotalkeuangan
totalkeuanganFK1 idkeuanganFK2 idjenisdatakeuangan
Pokusma
PK idpokusma
namapokusma tglberdiripokusma pendapatanpokusmaFK1 idjenispokusma
Jenispokusma
PK idjenispokusma
jenispokusma
Gambar 4.39 Relational Database Management Dashboard System Penilaian
Kinerja BMT Bumiputera
Setelah dibuat class diagram dan tahap pembuatan RDBMS maka akan dibuat
perancangan database. Berikut adalah sajian perancangan beberapa tabel database
dari skema yang telah digambarkan sebelumnya.
a. Tabel user
Nama Tabel : User
Primary Key : iduser
137
Type File : Master
Tabel 4.26 User
Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
Iduser
Username
Password
Namalengkap
Created
Update
Int
Varchar
Text
Varchar
Varchar
Date
Date
11
45
45
45
Primarykey user
Username
Password
Nama pengguna
Email pengguna
Tanggal pembuatan username
Tanggal perubahan
b. Tabel Level
Nama Tabel : Level
Primary Key : idlevel
Type File : Transaksi
Tabel 4.27 Level
Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
Idlevel
Namalevel
Int
Varchar
11
45
Primarykey table level
Nama level pengguna
c. Tabel Jabatan
Nama Tabel : Jabatan
Primary Key : idjabatan
Type File : Transaksi
Tabel 4.28 Jabatan
Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
138
Idjabatan
Namajabatan
Int
Varchar
11
45
Primarykey table jabatan
Nama jabatan pengguna
d. Nama Tabel : Karyawan
Primary Key : idkaryawan
Type File : Transaksi
Tabel 4.29 Karyawan Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
Idkaryawan
Kodekaryawan
Namakaryawan
Alamatkaryawan
Jkkaryawan
Tglmasukkaryawan
Int
Varchar
Varchar
Varchar
Enum
Date
11
45
45
225
L/P
Primarykey karyawan
Kode karyawan
Nama lengkap karyawan
Alamat karyawan
Jenis kelamin karyawan
Tanggal masuk karyawan
e. Nama Tabel : nasabah
Primary Key : idnasabah
Type File : Transaksi
Tabel 4.30 Nasabah Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
Idnasabah
Tgldaftarnasabah
Kodenasabah
Noreknasabah
Namanasabah
Jknasabah
Alamatnasabah
Int
Date
Varchar
Varchar
Varchar
Enum
Varchar
11
45
45
45
L/P
225
Primarykey nasabah
Tanggal daftar nasabah
Kode nasabah
No. rekening nasabah
Nama lengkap nasabah
Jenis kelamin nasabah
Alamat nasabah
f. Nama Tabel : keuangan
139
Primary Key : idkeuangan
Type File : Transaksi
Tabel 4.31 Keuangan Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
Idkeuangan
Tahun
Bulan
Total
Keterangan
Tglinput
Int
Int
Int
Bigint
Text
Date
11
5
2
11
Primarykey keuangan
Tahun
Bulan
Total
Keterangan
Tanggal input data keuangan
g. Nama Tabel : trainingkaryawan
Primary Key : idtrainingkaryawan
Type File : Transaksi
Tabel 4.32 Training Karyawan
Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
Idtrainingkaryawan
Tglmulaitraining
Tglakhirtraining
Int
Date
Date
11
Primarykey training karyawan
Tanggal mulai training
Tanggal akhir training
h. Nama Tabel : komplain
Primary Key : idkomplain
Type File : Transaksi
Tabel 4.33 Komplain
Nama Field Tipe Data Panjang/Value Keterangan
Idkomplain
Tglkomplain
Int
Date
11 Primarykey komplain nasabah
Tanggal komplain nasabah
140
4.3.3 Graphic User Interface (GUI)
Tampilan (interface) dibuat untuk menggambarkan rancangan tampilan sistem yang
akan dibuat. Perancangan layout terdiri dari beberapa tampilan halaman yang ada
dalam Dashboard System Penilaian Kinerja BMT Bumiputera.
1. Tampilan Login
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
Username
Password
Silakan masukkan akun anda
Login
Gambar 4.40 Tampilan Halaman Login
2. Tampilan Halaman Ketua BMT Bumiputera
Gambar 4.41 Tampilan Halaman Ketua BMT Bumiputera
141
3. Tampilan Halaman Perspektif Keuangan
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
KEUANGAN>> Data Keuangan
No. ID Bulan/ Tahun Jenis Data Keuangan Hasil Total Karyawan Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Keuangan
Gambar 4.42 Tampilan Halaman Perspektif Keuangan
4. Tampilan Halaman Training Karyawan
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
TRAINING>> Data Training Karyawan
No. ID Tanggal MulaiJenis Training Tanggal Selesai Karyawan Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Training
Gambar 4.43 Tampilan Halaman Training Karyawan
5. Tampilan Halaman Nasabah Komplain
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
NASABAH>> Data Nasabah Komplain
No. ID Nama NasabahTanggal/ Bulan/ Tahun Jenis Komplain Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Komplain
Gambar 4.44 Tampilan Halaman Nasabah Komplain
142
6. Tampilan Halaman Pokusma
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
POKUSMA>> Data Pokusma
No. ID Nama PokusmaJenis Pokusma Tanggal Berdiri Pendapatan Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Pokusma
Gambar 4.45 Tampilan Halaman Pokusma
7. Tampilan Halaman Kelola Pengguna
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
KELOLA PENGGUNA>> Pengaturan Master Data Pengguna
Username Password Nama Email Level Aksi
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Text
Search
+ Tambah Pengguna
Gambar 4.46 Tampilan Halaman Kelola Pengguna
8. Tampilan Halaman Ubah Password
DASHBOARD SYSTEM BMT Bumiputera
Ubah Password
Username
Password
New Password
Username :
Batal
Password :
New Password :
Simpan
Gambar 4.47 Tampilan Halaman Ubah Password
143
4.4 Uji Penerimaan
Tahap ini terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap implementasi sistem ke dalam bahasa
pemrograman (coding) dan tahap pengujian sistem dengan tujuan apakah sistem yang
dibangun sudah berjalan dengan baik pada saat pengoperasiannya atau masih terdapat
kesalahan (error). Berikut adalah tahapan yang dilakukan dalam tahap uji
penerimaan:
4.4.1 Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pengkodean (coding) terhadap rancangan sistem yang telah
didefinisikan sebelumnya. Pengkodean dilakukan dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP, dan MySQL sebagai database serta berbasis web dan sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Pada bagian ini, akan dilampirkan
coding dari sistem usulan dalam penelitian skripsi tentang dashboard system pada
BMT Bumiputera.
4.4.2 Black Box Testing
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap program yang telah dibuat.
Pengujian dilakukan mulai dari uji terhadap modul-modul yang ada pada program
dan kemudian dilakukan black box testing. Cara pengujian ini dilakukan hanya
dengan melakukan uji terhadap unit-unit pada program yang telah dibuat, kemudian
dicocokkan dengan rancangan proses bisnis yang diinginkan. Pengujian black box ini
merupakan alpha testing dari dashboard system BMT Bumiputera.
144
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penelitian ini menghasilkan sebuah Dashboard System Penilaian Kinerja
BMT berbasis Balanced Scorecard yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
untuk memudahkan dalam mengevaluasi kinerja BMT Bumiputera. Dalam
merancang dashboard system ini menggunakan prototype sebagai metode
pengembangan sistem dan beberapa diagram UML antara lain use case
diagram, activity diagram, class diagram, dan sequence diagram.
2. Dengan menggunakan Dashboard System Penilaian Kinerja ini, diharapkan
dapat memberikan informasi secara visual sehingga informasi tersebut dapat
ditangkap secara cepat dan tepat. Seperti filosofi pada sebuah kendaraan, di
mana supir (eksekutif perusahaan) harus fokus terhadap arah perjalanan
(tujuan perusahaan), namun juga tetap harus memahami kondisi kendaraannya
(perusahaan) untuk mencapai tujuan tersebut dengan mengetahuinya melalui
dashboard system.
145
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka terdapat saran
guna pengembangan sistem selanjutnya, yaitu:
1. Untuk peneliti berikutnya, dapat menggunakan model analisis berbasis
pengawasan kinerja dengan mengimplementasikan intelligence dashboard
dan data warehouse.
2. Untuk penelitian selanjutnya, agar menggunakan fitur jquery mobile yang
memudahkan direktur dalam melakukan monitoring dimana pun mereka
berada.
146
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad A. 2013. Improving Government Performance. Proceedings of 2nd
International Conference on Business Management. PP:1-19. ISBN: 978-969-
9368-06-6.
Budiarti I. 2005. Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja dan Alat Pengendali
Sistem Manajemen Strategis. Majalah Ilmiah. Unikom. Vol.6. h: 51-59.
Dewi. 2003. Analisis Efektivitas Kinerja Sebelum dan Sesudah Penerapan Balanced
Scorecard studi kasus pada PT. PINDAD (Persero). Skripsi, Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
Halim A, Tjahjono AH, Fakhri M. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
Hansen DR, Mowen MM. (Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Penerjemah).
2004. Management Accounting. Edisi ke-7. Jakarta: Salemba Empat.
Istiqlal CH. 2009. Penilaian Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode Balanced
Scorecard. Jurnal Ekonomi Islam. Vol.III. No.2. PP: 167-180.
Janner S. 2010. Rekayasa WEB. Yogyakarta: ANDI
Jogiyanto HM. 2001. Analisis dan Desain. Yogyakarta: Andi.
Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. ANDI Yogyakarta: Yogyakarta.
Kaplan RS, Norton DP. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi
Aksi, Terjemahan oleh Peter R. Yosi Pasla dari Balanced Scorecard:
Transalting Strategi Into Action (1996). Erlangga: Jakarta.
Kristiana, Rahayu S. 2009. Balanced Scorecard Sebagai Salah Satu Metode
Pengukuran Kinerja Pada Perusahaan Perbankan. CCIT Journals. Vol.3. No.1.
PP: 68-83. ISSN: 1978-8282.
147
Kusmayadi D. 2009. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard: kajian teoritis
dan empiris. Jurnal Akuntansi FE Unsil. Vol. 4. No. 1. ISSN: 1907–9958.
Mangkunegara AP. 2005, Perilaku dan Budaya Organisasi, cetakan pertama, Penerbit
: Remaja Rosda Karya, Malang
McLeod R, Schell G. 2007. Heri Yuliyanto, penerjemah. Jakarta: PT Indeks.
Terjemahan dari: Management Information System.
Mulyadi, 2009. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced
Scorecard. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mulyadi, Setyawan J. 2000. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.
Yogyakarta: Aditya Media.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk
Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi Pertama, Salemba
Empat: Jakarta.
Munawar. 2005. Pemodelan Visual Dengan UML. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Mutasowifin A. 2009. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian
Kinerja Pada Badan Usaha berbentuk Koperasi. Jurnal Universitas
Paramadina. Vol.1. No.3. PP: 245-264.
Saputro WT. 2005. MySQL Untuk Pemula. Pena Media. Yogyakarta.
Satria W. 2009 Web Server dengan XAMPP v.1.7.0. Tersedia:
http://wempi.nokspi.com.
Sipayung F. 2009. Balanced Scorecard: Pengukuran Kinerja Perusahaan dan Sistem
Manajemen Strategis. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.2. No.1. Januari 2009.
PP: 7-14.
Soemitra A. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Kencana.
148
Sukesti F. 2010. Analisis penggunaan Balanced Scorecard sebagai alternatif untuk
mengukur kinerja pada Universitas Muhammadiyah Semarang. Prosiding
Seminar Nasional UNIMUS. PP: 416-424. ISBN: 978.979.704.883.9.
Suprianto D. 2008. Buku Pintar Pemrograman PHP. Bandung: Oase Media.
Panicker S, Seshadri V. 2013. Devising a Balanced Scorecard to determine Standard
Chartered. International Journal of Business Research and Development.
Bank's Performance: A Case Study. Vol.2. No.2. PP: 35-42. ISSN: 1929-
0977.
Pressman RS. 2005. Software Enginering : A Practitioner's Approach 6th.
McGrawHill: New York.
Rasmussen N, Chen CY, Bansal M. 2010. Business Dashboard: Mengendalikan
Bisnis Melalui Layar Monitor. PPM: Jakarta Pusat.
Tunggal AW. 2002. Memahami Konsep Balanced Scorecard. Harvarindo: Jakarta
Tika MP. 2008, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan
kedua, Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta.
Velcu-Laitinen O, Yigitbasioglu OM. 2012. The Use of Dashboards in Performance
Management: Evidence from Sales Managers. The International Journal of
Digital Accounting Research. Vol.12. PP: 39-58. ISSN: 1577-8517.
Ward J, Peppard J. 2002. Strategic Planning for Information System 3rd
Edition
Cranfield School of Management. Cranfield, Bedfordshire, UK.
Werner ML, Xu F. Executing Strategy with the Balanced Scorecard. International
Journal of Financial Research. Vol.3. No.1. PP: 88-94. ISSN: 1923-4023.
149
LAMPIRAN
WAWANCARA
150
HASIL WAWANCARA
Tanggal : 25 April 2013
Responden : Bapak F. Ghulam Naja, SH
Jabatan : Ketua BMT Bumiputera
Tampat : BMT Bumiputera
P : Apa tugas dan tanggung jawab bapak sebagai seorang ketua di BMT
Bumiputera?
J : Tugas saya sebagai ketua mencakup beberapa hal, namun tugas utama
yang paling penting adalah merencanakan perumusan strategi jangka
panjang perusahaan dan juga mengambil tindakan atau keputusan yang
akan membawa BMT pada keberhasilan.
P : Bagaimana cara bapak mendapatkan informasi-informasi BMT yang
dibutuhkan dalam periode tertentu?
J : Untuk mengetahui informasi mengenai perkembangan BMT, semua
laporan dibuat kemudian dicetak atau dikirimkan oleh masing-masing
kepala divisi ke email saya dalam format Microsoft Excel.
P : Apakah ada kendala selama bapak mengakses kebutuhan informasi yang
bapak perlukan?
J : Tentu saja kendala pasti ada, saya harus mengumpulkan laporan tersebut
satu per satu yang menurut saya itu kurang praktis, lalu saya menganalisis
data-data tersebut yang umumnya hanya sebuah angka-angka sehingga
saya membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menganalisis angka
tersebut hingga menjadi sebuah keputusan.
P : Apa yang bapak harapkan ke depannya mengenai kebutuhan informasi
BMT yang bapak pimpin?
J : Saya mengharapkan adanya sebuah sistem informasi yang dapat
151
membantu saya dalam mengumpulkan kebutuhan informasi mengenai
perkembangan BMT.
P : Apakah di BMT Bumiputera sudah memiliki sistem dashboard untuk me-
monitoring perusahaan?
J : Belum, semua proses dilakukan secara manual.
P : Jika di perusahaan yang bapak pimpin terdapat sebuah sistem informasi
yang akan menampung seluruh kebutuhan informasi yang dibutuhkan, apa
input dan output yang diharapkan dari sistem ini?
J: Saya mengharapkan data-data yang saya butuhkan semua bisa didalam
sistem ini, sehingga nantinya ketika saya mengakses sistem ini, semua
informasi perusahaan bisa langsung saya dapatkan secara real time.
152
LAMPIRAN
TAMPILAN APLIKASI
153
LAMPIRAN TAMPILAN APLIKASI
1. Tampilan Halaman Login
2. Tampilan Halaman Utama Ketua
154
3. Tampilan Halaman Profit Margin
4. Tampilan Halaman Perspektif Keuangan
155
5. Tampilan Halaman Tambah Data Keuangan
6. Tampilan Halaman Kelola Pengguna
156
7. Tampilan Halaman Training Karyawan
8. Tampilan Halaman Nasabah
157
9. Tampilan Halaman Tambah Nasabah
10. Tampilan Halaman Nasabah Komplain
158
11. Tampilan Halaman Pokusma
159
LAMPIRAN CODING
160
LAMPIRAN CODING
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="utf-8">
<title>BMT - Baitul Maal Wa
Attamwil</title>
<meta name="viewport"
content="width=device-width, initial-
scale=1.0">
<meta name="description"
content="">
<meta name="author" content="">
<!-- Bootstrap core CSS -->
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/bootstrap.min.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/fonts.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/font-awesome/css/font-
awesome.min.css">
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS
STYLES -->
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<link rel="stylesheet" type="text/css"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/plugins/gritter/jquery.grit
ter.css" />
<!-- Tc core CSS -->
<link id="qstyle" rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/themes/style.css">
</head>
<body class="login">
<div id="wrapper">
<!-- BEGIN MAIN PAGE
CONTENT -->
<div class="login-container" >
<h3>
<center>
<a href="index.html"><img
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/images/bmt.png" alt="logo"
161
class="img-responsive"></a><br>
<!-- <span style="color:white">BMT
<br> <small
style="color:white">Baitul Maal Wa
attamwil</small></span> -->
</center>
</h3>
<!-- BEGIN LOGIN BOX -->
<div id="login-box" class="login-box
visible">
<p class="bigger-110">
<i class="fa fa-key"></i>
<blink>Silahkan masukan akun
anda</blink><br>
</p>
<div class="hr hr-8 hr-double
dotted"></div>
<form method="post"
action="http://localhost/bumiputera/ad
min/login/prosesLogin"
enctype="multipart/form-data">
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-key text-
gray"></span>
<input type="text" class="form-
control" placeholder="Username"
name="username" required>
</div>
</div>
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-lock text-
gray"></span>
<input type="password" class="form-
control" placeholder="your password"
name="password" required>
</div>
</div>
<div class="tcb">
<label>
<input type="checkbox" class="tc">
<span class="labels"> Remember
me</span>
</label>
<button type="submit" class="pull-
right btn btn-primary">Login<i
class="fa fa-key icon-on-
right"></i></button>
<div class="clearfix"></div>
</div>
162
<div class="space-4"></div>
</form>
</div>
<!-- END LOGIN BOX -->
</div>
<!-- Modal For Terms and Conditions
-->
<!-- END MAIN PAGE CONTENT -
->
</div>
<!-- core JavaScript -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/jquery.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/bootstrap.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/slimscroll/jquery.sl
imscroll.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/pace/pace.min.js">
</script>
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS JS -->
<!-- Themes Core Scripts -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/main.js"></script>
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/speech-
commands.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/gritter/jquery.gritte
r.min.js"></script>
<!-- initial page level scripts for
examples -->
<script type="text/javascript">
function show_box(id) {
jQuery('.login-
box.visible').removeClass('visible');
jQuery('#'+id).addClass('visible');
}
</script>
</body>
</html>
163
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="utf-8">
<title>BMT - Baitul Maal Wa
Attamwil</title>
<meta name="viewport"
content="width=device-width, initial-
scale=1.0">
<meta name="description"
content="">
<meta name="author" content="">
<!-- Bootstrap core CSS -->
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/bootstrap.min.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/fonts.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/font-awesome/css/font-
awesome.min.css">
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS
STYLES -->
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<link rel="stylesheet" type="text/css"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/plugins/gritter/jquery.grit
ter.css" />
<!-- Tc core CSS -->
<link id="qstyle" rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/themes/style.css">
</head>
<body class="login">
<div id="wrapper">
<!-- BEGIN MAIN PAGE
CONTENT -->
<div class="login-container" >
<h3>
<center>
<a href="index.html"><img
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/images/bmt.png" alt="logo"
class="img-responsive"></a><br>
<!-- <span style="color:white">BMT
<br> <small
style="color:white">Baitul Maal Wa
attamwil</small></span> -->
</center>
164
</h3>
<!-- BEGIN LOGIN BOX -->
<div id="login-box" class="login-box
visible">
<p class="bigger-110">
<i class="fa fa-key"></i>
<blink>Silahkan masukan akun
anda</blink><br>
</p>
<div class="hr hr-8 hr-double
dotted"></div>
<form method="post"
action="http://localhost/bumiputera/ad
min/login/prosesLogin"
enctype="multipart/form-data">
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-key text-
gray"></span>
<input type="text" class="form-
control" placeholder="Username"
name="username" required>
</div>
</div>
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-lock text-
gray"></span>
<input type="password" class="form-
control" placeholder="your password"
name="password" required>
</div>
</div>
<div class="tcb">
<label>
<input type="checkbox" class="tc">
<span class="labels"> Remember
me</span>
</label>
<button type="submit" class="pull-
right btn btn-primary">Login<i
class="fa fa-key icon-on-
right"></i></button>
<div class="clearfix"></div>
</div>
<div class="space-4"></div>
</form>
</div>
<!-- END LOGIN BOX -->
</div>
<!-- Modal For Terms and Conditions
165
-->
<!-- END MAIN PAGE CONTENT -
->
</div>
<!-- core JavaScript -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/jquery.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/bootstrap.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/slimscroll/jquery.sl
imscroll.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/pace/pace.min.js">
</script>
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS JS -->
<!-- Themes Core Scripts -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/main.js"></script>
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/speech-
commands.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/gritter/jquery.gritte
r.min.js"></script>
<!-- initial page level scripts for
examples -->
<script type="text/javascript">
function show_box(id) {
jQuery('.login-
box.visible').removeClass('visible');
jQuery('#'+id).addClass('visible');
}
</script>
</body>
</html>
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="utf-8">
<title>BMT - Baitul Maal Wa
Attamwil</title>
166
<meta name="viewport"
content="width=device-width, initial-
scale=1.0">
<meta name="description"
content="">
<meta name="author" content="">
<!-- Bootstrap core CSS -->
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/bootstrap.min.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/fonts.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/font-awesome/css/font-
awesome.min.css">
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS
STYLES -->
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<link rel="stylesheet" type="text/css"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/plugins/gritter/jquery.grit
ter.css" />
<!-- Tc core CSS -->
<link id="qstyle" rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/themes/style.css">
</head>
<body class="login">
<div id="wrapper">
<!-- BEGIN MAIN PAGE
CONTENT -->
<div class="login-container" >
<h3>
<center>
<a href="index.html"><img
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/images/bmt.png" alt="logo"
class="img-responsive"></a><br>
<!-- <span style="color:white">BMT
<br> <small
style="color:white">Baitul Maal Wa
attamwil</small></span> -->
</center>
</h3>
<!-- BEGIN LOGIN BOX -->
<div id="login-box" class="login-box
visible">
<p class="bigger-110">
167
<i class="fa fa-key"></i>
<blink>Silahkan masukan akun
anda</blink><br>
</p>
<div class="hr hr-8 hr-double
dotted"></div>
<form method="post"
action="http://localhost/bumiputera/ad
min/login/prosesLogin"
enctype="multipart/form-data">
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-key text-
gray"></span>
<input type="text" class="form-
control" placeholder="Username"
name="username" required>
</div>
</div>
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-lock text-
gray"></span>
<input type="password" class="form-
control" placeholder="your password"
name="password" required>
</div>
</div>
<div class="tcb">
<label>
<input type="checkbox" class="tc">
<span class="labels"> Remember
me</span>
</label>
<button type="submit" class="pull-
right btn btn-primary">Login<i
class="fa fa-key icon-on-
right"></i></button>
<div class="clearfix"></div>
</div>
<div class="space-4"></div>
</form>
</div>
<!-- END LOGIN BOX -->
</div>
<!-- Modal For Terms and Conditions
-->
<!-- END MAIN PAGE CONTENT -
->
</div>
168
<!-- core JavaScript -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/jquery.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/bootstrap.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/slimscroll/jquery.sl
imscroll.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/pace/pace.min.js">
</script>
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS JS -->
<!-- Themes Core Scripts -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/main.js"></script>
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/speech-
commands.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/gritter/jquery.gritte
r.min.js"></script>
<!-- initial page level scripts for
examples -->
<script type="text/javascript">
function show_box(id) {
jQuery('.login-
box.visible').removeClass('visible');
jQuery('#'+id).addClass('visible');
}
</script>
</body>
</html>
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="utf-8">
<title>BMT - Baitul Maal Wa
Attamwil</title>
<meta name="viewport"
content="width=device-width, initial-
scale=1.0">
<meta name="description"
169
content="">
<meta name="author" content="">
<!-- Bootstrap core CSS -->
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/bootstrap.min.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/fonts.css">
<link rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/font-awesome/css/font-
awesome.min.css">
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS
STYLES -->
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<link rel="stylesheet" type="text/css"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/plugins/gritter/jquery.grit
ter.css" />
<!-- Tc core CSS -->
<link id="qstyle" rel="stylesheet"
href="http://localhost/bumiputera/asse
ts/admin/css/themes/style.css">
</head>
<body class="login">
<div id="wrapper">
<!-- BEGIN MAIN PAGE
CONTENT -->
<div class="login-container" >
<h3>
<center>
<a href="index.html"><img
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/images/bmt.png" alt="logo"
class="img-responsive"></a><br>
<!-- <span style="color:white">BMT
<br> <small
style="color:white">Baitul Maal Wa
attamwil</small></span> -->
</center>
</h3>
<!-- BEGIN LOGIN BOX -->
<div id="login-box" class="login-box
visible">
<p class="bigger-110">
<i class="fa fa-key"></i>
<blink>Silahkan masukan akun
anda</blink><br>
</p>
<div class="hr hr-8 hr-double
170
dotted"></div>
<form method="post"
action="http://localhost/bumiputera/ad
min/login/prosesLogin"
enctype="multipart/form-data">
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-key text-
gray"></span>
<input type="text" class="form-
control" placeholder="Username"
name="username" required>
</div>
</div>
<div class="form-group">
<div class="input-icon right">
<span class="fa fa-lock text-
gray"></span>
<input type="password" class="form-
control" placeholder="your password"
name="password" required>
</div>
</div>
<div class="tcb">
<label>
<input type="checkbox" class="tc">
<span class="labels"> Remember
me</span>
</label>
<button type="submit" class="pull-
right btn btn-primary">Login<i
class="fa fa-key icon-on-
right"></i></button>
<div class="clearfix"></div>
</div>
<div class="space-4"></div>
</form>
</div>
<!-- END LOGIN BOX -->
</div>
<!-- Modal For Terms and Conditions
-->
<!-- END MAIN PAGE CONTENT -
->
</div>
<!-- core JavaScript -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/jquery.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
171
s/admin/js/bootstrap.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/slimscroll/jquery.sl
imscroll.min.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/pace/pace.min.js">
</script>
<!-- PAGE LEVEL PLUGINS JS -->
<!-- Themes Core Scripts -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/main.js"></script>
<!-- REQUIRE FOR SPEECH
COMMANDS -->
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/speech-
commands.js"></script>
<script
src="http://localhost/bumiputera/asset
s/admin/js/plugins/gritter/jquery.gritte
r.min.js"></script>
<!-- initial page level scripts for
examples -->
<script type="text/javascript">
function show_box(id) {
jQuery('.login-
box.visible').removeClass('visible');
jQuery('#'+id).addClass('visible');
}
</script>
</body>
</html>
172
LAMPIRAN SURAT