radiologi sinus paranasal

23
Gambaran Sinus Paranasal

Upload: fa-anthony

Post on 19-Dec-2015

182 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Tranlated Radiologi hidung

TRANSCRIPT

Page 1: Radiologi Sinus Paranasal

Gambaran Sinus Paranasal

Page 2: Radiologi Sinus Paranasal

PARANASAL SINUSES

Rongga besar berisi udara yang memiliki sinus sisnus yang berhubungan dengan mukosa membran rongga hidung , sinus sinus ini di bagi menjadi 4 jenis yaitu

1.Maxilla (2) Tulang (Facial) Maxila

2. Frontal (biasanya 2) Tulang (Cranial) Frontal

3. Ethmoid (banyak) Tulang Tulang (Cranial) Etmoid

4. Tulang (Cranial )Sfenoid

Hanya sinus maxila yang merupakan bagian dari tulang wajah,sinus frontal , etmoid dan sfenoid memiliki tulang cranial tersendiriSinus paranasal mulai berkembang sejak bayi, tetapi hanya sinus maxilla yang ada sejak lahir,frontal dan sfenoid mulai terbentuk pada usia 6-7 tahun, dan sinus etmoid merupakan sinus terakhir yang berkembang.yang nantinya semua sinus sempurna diusia dewasa muda

Page 3: Radiologi Sinus Paranasal
Page 4: Radiologi Sinus Paranasal

Maxillary SinusesMemiliki struktur terbesar dan berpasangan dan terletak di tulang maksila.dengan bertambahnya usia sinus maxial akan antrum .pemendekan antrum of HighmoreSetiap sinus maksila berbentuk seperti piramid pada tampilan depan , dan kubus pada tampilan lateral, dengan ukuran vertikal 3-4 cm dan 2,5-3 cm

Page 5: Radiologi Sinus Paranasal

Frontal SinusesSinus frontal terletak di inner dan outer dari basis cranii , posterior glabella yang jarang terbentuk sebelum usia 6 tahun ,sinus ini tidak simetris. Biasanya sinus frontal dipisahkan oleh septum yang membagi kedua sinus atau salah satunya hilang dan membentuk satu rongga sinus

Page 6: Radiologi Sinus Paranasal

Ethmoid SinusesSinus etmoid terletak di labirin tulang etmoidyang membentujk kelompok anterior m edia dan posterior yang saling berkomunikasi.Ketikas dilihat dari satu sisi, anterior etmoid seperti orbit dikarenkan terletak pada tulang etmoid yang membantuk membentuk dinding media pemisah orbit

Page 7: Radiologi Sinus Paranasal

Sphenoid SinusesSinus sfenoid berada di tulang sfenoid dibawah sella tursika berbentuk seperti kibus yang dipisahkan oleh septum halus membentuk 2 rongga.Septum bisa tidak sempurna sehingga menjadi 1 rongga.

Page 8: Radiologi Sinus Paranasal

PARANASAL SINUSES

Faktor Faktor Pelaksanaan

media kV dari 70 sampai 80 umumnya digunakan untuk memberikan kontras yang cukup pada sinus paranasal berisi udara. Desnisitas optimal yang dikendalikan oleh mAs sangat penting untuk memvisualisasikan patologi dalam rongga sinus. Tempat focal harus digunakan untuk detail yang maksimal.

Seperti pencitraan tulang tengkorak dan wajah, perisai gonad tidak berguna dalam mengurangi paparan gonad, namun perlindungan daerah panggul dapat digunakan untuk jaminan pasien. Close collimation dan Eliminasi tidak di perlu dilakukan berulang untuk mengurangi dosis radiasi dalam sinus dan tulang temporal.

Page 9: Radiologi Sinus Paranasal

Posisi laterla

Gambaran patologiInlfamasi , polip atu kista

Bergerak dan jaringan stationer• Jarak 65 - 75 kV• Small focal spot

Technical Factors

Page 10: Radiologi Sinus Paranasal

Part Position

•Tempatkan bagian lateral kepala melawan meja/upright Bucky surface, dengan sisi yang di periksa dekat dengan IR

•Menyesuaikan kepala ke posisi lateral sebenarnya , menggerakan badan secara oblik untuk kenyamanan pasien

•Mensejajarkan IPL perpendicular degan IR (memastikan tidak adanya kemiringan).

• menyesuaikan dagu dengan mensejajarkan IOML perpendicular dengan tepi depan IR.

Central Ray

• Sejajarkan secara horizontal CR perpendicular dengan the IR.

• pusatkan CR ketitik tengan antara outer canthus dan EAM.

• Pusatkan IR ke CR.

• Minimum SID : 40 inches (100 cm).

Page 11: Radiologi Sinus Paranasal

RespirationSuspend respiration during exposure.

Notes: Untuk memvisualisasi air-fluid levels,Dibutuhkan posisi yang tegak horizontal. Cairan rongga sinus tebal dan seperti gelain , menyebabkan melekan pada dinding rongga ,untuk memvisualisasi cairan tsb berikan rentan waktu pendenk (setidaknya 5 menit ) agar cairan sesuai dengan perubahan posisi pasien (i.e., from recumbent to erect).

.Jika pasien tidak dapat melakukan upright position foto dapat dilakukan dengan laser horizontal.

Page 12: Radiologi Sinus Paranasal

Structures Shown: • All four paranasal sinus groups are shown.

Page 13: Radiologi Sinus Paranasal

PA PROJECTION: Metode Cald Well’s

Pathology DemonstratedInflammatory conditions and sinus polyps/cysts are shown.

Page 14: Radiologi Sinus Paranasal

Part Position

•Tempatkan hidung dan dahi pasien melawan upright bucky dengan leher regangkan untuk elevasi OML 15° secara horizontal. bantuan radiolusen antara dahi dan upright Bucky / table dapat di gunakanuntuk mempertahankan posisi ini . CR tetap horizontal. (cara alternatif jika Bucky dapat miring 15°.)

• sejajarkan MSP perpendicular ke midline dari grid atau upright Bucky surface.

• Pusatkan IR ke CR untuk nasion, menyakinkan tidak adanya rotasi.

Central Ray

• sejajarkan CR horizontal, parallel dengan floor.

• Pusatkan CR ke exit pada nasion.

• Minimum SID is 40 inches (100 cm).

Page 15: Radiologi Sinus Paranasal

Structures Shown: • Frontal sinuses projected above the frontonasal suture. • Anterior ethmoid air cells visualized lateral to each nasal bone, directly below the frontal sinuses.

Page 16: Radiologi Sinus Paranasal

PARIETOACANTHIAL PROJECTION: SINUSES Waters Method

Pathology DemonstratedInflammatory conditions and sinus polyps are shown.

Page 17: Radiologi Sinus Paranasal

Part Position

• leher ekstensi, tempatkan dagu dan hidung berhadpan dengan table/upright Bucky surface.• Sejajarkan kepala hingga MML menjadi perpendicular ke IR; OML akan membentuk sudut 37° dengan latarIR .

• posisi MSP perpendicular ke midline grid atau meja/upright Bucky surface.

• memastikan tidak ada rotasi dan kemiringan terjadi.

• pusatkan IR ke CR dan ke acanthion.

Central Ray

• sejajarkan horizontal CR perpendicular ke IR pusatan exit pada acanthion.

• Minimum SID 40 inches (100 cm).

Page 18: Radiologi Sinus Paranasal

Struktur yang terlihan : • sinus maksila dengan aspect inferior visualisais dari superimposing alveolar processes dan petrous ridges, inferior orbital rim, dan posisi oblique dari sinus frontal

Page 19: Radiologi Sinus Paranasal

SUBMENTOVERTEX (SMV) PROJECTION: SINUSES

Pathology DemonstratedInflamasi (sinusitis, secondary osteomyelitis) dan sinus polyps terlihat.

Page 20: Radiologi Sinus Paranasal

Part Position

• angkat dagu, leher hiperekstensi jika mungkin hingga IOML parallel ke table/upright Bucky surface.

•Kepala bagian vertex di tempelkan ke meja

• Sejajrkan MSP perpendicular ke midline grid or meja /upright Bucky surface; pastikan idak ada kemiringan

Central Ray

• CR diarahkan perpendicular ke IOML

• CR di pusatkan ke tengah anatra sudut mandible, pada level 1½ hingga 2 inches (4 to 5 cm) inferior ke mandibular symphysis

• CR pusatkan ke IR

• Minimum SID 40 inches (100 cm)

Page 21: Radiologi Sinus Paranasal

Structures Shown: • Sphenoid sinuses, ethmoid sinuses, nasal fossae, and maxillary sinuses.

Page 22: Radiologi Sinus Paranasal

PARIETOACANTHIAL TRANSORAL PROJECTION: SINUSESOpen Mouth Waters Method

Page 23: Radiologi Sinus Paranasal

Structures Shown: • Maxillary sinuses visualisasi inferior dari superimposing alveolar processes and petrous ridges, the inferior orbital rim, tampak oblik frontal sinuses, and the sphenoid sinuses tampak dengan mulut terbuka.