radiologi must be read

28
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiografi dan Radiografi Kedokteran Gigi Radiografi pertama dilakukan pada tahun 1895 dengan penemuan X-ray oleh Profesor Wilhelm Conrad Roentgen. Ahli fisika Jerman ini adalah merupakan Penerima Penghargaan Nobel pertama untuk Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuan sinar-x, yang menandakan zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran diagnostik. 2,6 Gambar 1. Wilhelm Conrad Roentgen Gambar 2. Gambar X-ray yang (1845-1923) pertama Dalam bidang kedokteran, radiografi terdiri dari penggunaan radiasi elektromagnetik untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan tubuh untuk tujuan diagnostik dan pengobatan. Para profesional medis menggunakan perlengkapan khusus untuk menghasilkan gambaran radiografi secara komputerisasi terhadap anatomi pasien. Hasil gambaran radiografi ini dapat mendeteksi masalah dalam tubuh pasien seperti patah tulang, tumor, atau penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, Universitas Sumatera Utara

Upload: saya-beliebers

Post on 14-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dental radiology

TRANSCRIPT

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi dan Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi pertama dilakukan pada tahun 1895 dengan penemuan X-ray oleh

Profesor Wilhelm Conrad Roentgen. Ahli fisika Jerman ini adalah merupakan

Penerima Penghargaan Nobel pertama untuk Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuan

sinar-x, yang menandakan zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran

diagnostik.2,6

Gambar 1. Wilhelm Conrad Roentgen Gambar 2. Gambar X-ray yang

(1845-1923) pertama

Dalam bidang kedokteran, radiografi terdiri dari penggunaan radiasi

elektromagnetik untuk menghasilkan gambar organ dan jaringan tubuh untuk tujuan

diagnostik dan pengobatan. Para profesional medis menggunakan perlengkapan

khusus untuk menghasilkan gambaran radiografi secara komputerisasi terhadap

anatomi pasien. Hasil gambaran radiografi ini dapat mendeteksi masalah dalam tubuh

pasien seperti patah tulang, tumor, atau penyumbatan pembuluh darah. Selain itu,

Universitas Sumatera Utara

penggunaan terapi radiasi dalam bidang medis dapat mengobati beberapa masalah

kesehatan antara lain penyakit jantung dan kanker.6

Radiografi memiliki peran penting dalam bidang kedokteran gigi karena

radiografi dibutuhkan sebagai pemeriksaan penunjang untuk melihat keadaan yang

tidak terlihat saat dilakukan pemeriksaan klinis yang tujuannya untuk menegakkan

diagnosis, membuat perencanaan perawatan dan prognosis pada pasien. Radiografi

juga penting dalam pemeriksaan rutin karies gigi, evaluasi terhadap penyakit

periodontal, identifikasi patologi yang berhubung dengan tulang (seperti kista dan

tumor), evaluasi traumatis yang melibatkan rahang dan tulang wajah serta dalam

evaluasi pertumbuhan dan perkembangan.7

Suatu gambaran radiografi dihasilkan dengan melewatkan sinar-x melalui

jaringan untuk diperiksa dan ini akan menghasilkan emulsi fotografi pada film. Jumlah

sinar-x yang mencapai film akan menentukan keseluruhan paparan atau menghitamkan

emulsi. Struktur mineral dan jaringan keras akan mengabsorpsi sejumlah besar radiasi,

sedangkan jaringan lunak akan memungkinkan perjalanan sinar-x melewatinya.

Gambar radiografi yang dihasilkan oleh suatu proses radiografi adalah gambar dua

dimensi dari struktur tiga dimensi.7

Jumlah radiasi yang diabsorpsi oleh struktur akan menentukan radiodensitas

dari bayangan.

Daerah putih atau radiopak merupakan struktur padat

Daerah hitam atau radiolusen merupakan struktur yang diizinkan berlalunya sinar

x untuk menampilkan gambar.

Bayangan kelabu merupakan struktur yang bervariasi menyerap sinar-x.7

Meskipun kualitas gambar radiografi berada di bawah pengaruh berbagai

parameter yang bertindak secara tunggal maupun dalam kombinasi, berbagai faktor

yang memiliki pengaruh dalam pembentukan gambar dapat diringkas sebagai berikut:

Jumlah foton sinar-x melewati struktur

Energi atau intensitas foton sinar-x

Waktu paparan atau periode di mana sinar-x dihasilkan

Ukuran dan bentuk dari objek

Universitas Sumatera Utara

Ketebalan atau kepadatan objek

Posisi objek dan film

Sensitivitas dari film x-ray7

Gambar 3. Radiografi dental pertama pada 12 Januari 1896

oleh Dr. Otto Walkoff, dokter gigi asal Jerman;

waktu paparan; 25 menit.

2.2 Prosedur Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

Tahapan yang harus dilalui sebelum melakukan radiografi di bidang

kedokteran gigi adalah dengan membuat permintaan tertulis untuk dilakukan

radiografi oleh dokter gigi, adanya izin dari bagian radiologi kedokteran gigi untuk

melakukan radiografi dan persiapan proteksi radiasi.8-10

2.2.1 Permintan Tertulis untuk Melakukan Radiografi

Universitas Sumatera Utara

Sebelum melakukan satu radiografi, mahasiswa harus meminta izin dari dokter

gigi untuk mendapat surat permintaan/order/rujukan agar radiografi tersebut dapat

dilakukan. Surat permintaan radiografi di kedokteran gigi hanya dapat dikeluarkan

oleh dokter gigi bertugas pada suatu waktu tersebut. Surat ini menjelaskan jenis

radiografi yang akan dilakukan, elemen gigi dan rahang yang akan dilakukan

radiografi, diagnosis sementara dari dokter gigi dan hasil pemeriksaan klinis.8-10

2.2.2 Proteksi Radiasi

Tampak jelas bahwa langkah-langkah perlindungan yang tepat harus

diterapkan untuk melindungi individu dari efek bahaya radiasi. Meskipun tidak ada

jumlah radiasi yang aman, karena hampir semua individu yang terpapar radiasi dari

pemeriksaan radiografi diagnostik atau paparan tidak disengaja. Satu dosis maksimum

yang diizinkan, Maximum Permissible Dose (MPD) atau Nilai Batas Dosis (NBD)

telah dirumuskan. Radiasi dikaitkan dengan cedera jaringan meskipun pada tingkat

yang sangat rendah. NBD menetapkan batas untuk paparan radiasi.7,11

NBD didefinisikan sebagai dosis maksimum radiasi yang dimana dalam

pengetahuan ini tidak akan diharapkan untuk menghasilkan efek radiasi yang

signifikan di dalam kehidupan seseorang individu (satuan Sievert). NBD berbeda bagi

mereka yang bukan pekerja radiasi dan pekerja radiasi. Effective dose menunjukkan

berapa besar dosis paparan radiasi dari sumber radioaktif yang diserap oleh tubuh per

satuan massa (berat), yang mengakibatkan kerusakan secara biologis pada sel/jaringan.

Untuk pekerja radiasi, NBD dihitung dengan menggunakan rumus:7,11

NBD : Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja

radiasi selama masa kerjanya

N : Usia pekerja radiasi yang bersangkuatan dinyatakan dalam tahun

NBD = (Usia - 18) x 5 rem

Universitas Sumatera Utara

18 : Usia minimum seseorang yang diizinkan bekerja dalam medan

radiasi dinyatakan dalam tahun

1 Sv = 100 rem

Dari rumus, jelas bahwa orang di bawah usia 18 tahun tidak boleh bekerja di

bidang radiologi atau pekerjaan lain yang menggunakan radiasi. Jika wanita hamil

yang di tempat kerjanya terkena radiasi, diterapkan batas radiasi yang lebih ketat.

Dosis radiasi paling tinggi yang diizinkan selama kehamilan adalah 2 mSv. 7,11

Batas dosis menurut Ionising Radiations Regulations (IRR) tahun 1999 adalah

batasan dosis radiasi yang dibedakan atas pekerja radiasi, bukan pekerja radiasi dan

masyarakat umum (Tabel 2.).13

Tabel 1. Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi13

Jenis Foto Dosis Efektif (mSv)

Skull/Kepala/Posteroanterior 0,03

Lateral 0,01

Bitewing/Periapikal 0,001 – 0,008

Oklusal 0,008

Panoramik 0,004 – 0,03

Lateral Sefalometri 0,002 – 0,003

CT mandibula 0,36 – 1,2

CT maksila 0,1 – 3,3

Tabel 2. Batasan dosis yang berdasarkan Ionising Radiations Regulations (IRR) 1999

Batas Dosis Lama Batas Dosis Baru

(IRR 1999)

Pekerja Radiasi 50 mSv 20 mSv

Bukan Pekerja Radiasi 15mSv 6 mSv

Masyarakat Umum 5 mSv 1 mSv

2.2.3 Perlindungan Pasien.

Beberapa hal yang harus diingat selama pemeriksaan radiografi diagnostik

rutin, seperti:

Universitas Sumatera Utara

Menggunaan alat radiografi yang baik, yang diproduksi oleh manufaktur

perusahaan.

Radiografi diambil hanya jika perlu dan sangat penting untuk mencapai suatu

diagnosis.

Pemaparan radiasi harus seminimal mungkin sesuai dengan prinsip ALARA atau

As Low As Reasonably Achievable.

Menggunakan film yang mempunyai kualitas yang baik dan sensitivitas tinggi.

Teknik yang tepat harus digunakan untuk menghindari pengulangan paparan

radiasi.

Teknik pemrosesan yang benar juga membantu dalam mencegah pengulangan

yang tidak perlu.

Menggunakan cone silindris panjang dan terbuka.

Alat radiografi harus diperiksa secara berkala untuk kebocoran.

Pasien harus mengenakan apron.

Pasien harus menggunakan thyroid collar

Sebaiknya menggunakan film holder

Penggunaan layar-film (intensifying screen dengan film) dikombinasi selama

pemeriksaan radiografi ekstraoral sangat mengurangi paparan radiasi. 6-7

2.2.4 Perlindungan Operator

Operator tidak boleh memegang film dalam mulut pasien selama paparan

Operator tidak boleh menstablisasi alat radiografi selama paparan

Operator sebaiknya berdiri di belakang tabir berlapis Pb memiliki 0,5 mm setara

kandungan timah selama paparan.

Jika penghalang kandungan Pb tidak tersedia, operator harus berdiri 6 meter dari

sinar x-ray utama di daerah yang disebut zona keamanan maksimum yang berkisar

antara 90 ° sampai 135 °

Paparan radiasi terhadap operator harus dipantau secara berkala dengan

menggunakan alat monitoring personil atau film badge.

Universitas Sumatera Utara

Lakukan rotasi tugas operator sehingga paparan accidental secara terus menerus

dapat dihindari. 6-7

Gambar 4. Skema diagramatik Zone of Maximum Safety

2.2.5 Perlindungan pihak lain

Perlindungan untuk pihak lain mengacu pada perlindungan bagi mereka yang

tidak terlibat langsung dalam prosedur radiografi. Kelompok ini meliputi bahkan

mereka yang menggunakan ruangan kantor atau kamar yang berdekatan serta mereka

yang menemani pasien.

Hanya mereka yang kehadirannya diperlukan untuk prosedur radiografi harus tetap

berada di dalam ruangan.

Sebuah tabung sinar-x tidak boleh diarahkan ke arah pintu atau ambang pintu

untuk menghindari paparan accidental.

Tanda-tanda perhatian atau peringatan harus ditampilkan.

Dinding ruangan harus diperkuat dengan plaster barium atau ketebalan dinding

harus ditambah dengan menggunakan lapisan tambahan batu bata.

Sinar merah harus menyala ketika alat radiografi sedang dioperasikan, ianya

bertindak sebagai sinyal peringatan agar tidak ada yang berjalan ke ruangan x-ray.

Paparan radiasi ke ruang harus dipantau.

Universitas Sumatera Utara

Paparan radiasi ke lokasi kantor yang berdekatan harus dipantau. 6-7

2.3 Jenis-jenis Foto Roentgen Gigi

Secara garis besar foto roentgen gigi, berdasarkan teknik pemotretan dan

penempatan film, dibagi menjadi dua: foto Roentgen Intra oral dan foto Roentgen

Ekstra oral.

2.3.1 Teknik Roentgen Intra oral

Teknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara

radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan

gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigi diperlukan kurang lebih 14

sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intra oral yaitu: pemeriksaan proyeksi

periapikal, interproksimal, dan oklusal.6,12

a) Radiografi Periapikal

Jenis radiografi ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi

dan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untuk

memperoleh foto periapikal, yaitu teknik paralel dan bisektris. 6,12

Gambar 5. Penggunaan teknik pemotretan bisektris pada

gigi anterior mandibula

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6. Penggunaan teknik pemotretan paralel pada

daerah gigi bikuspid maksila

b) Radiografi Bite Wing

Jenis radiografi ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang

bawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat

permukaan gigi yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknik pemotretannya

yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam mulut. 6,12

Gambar 7. Teknik Bite Wing pada gigi posterior

Universitas Sumatera Utara

c) Radiografi Oklusal

Jenis radiografi ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas

maupun rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal.

Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau

menggigit bagian dari film tersebut. 6,12

(a) (b)

Gambar 8. (a) Teknik radiografi oklusal pada gigi anterior

maksila rahang atas;

(b) Hasil radiografi oklusal

2.3.2 Teknik Roentgen Ekstra Oral

Foto roentgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang

dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto roentgen ekstra

oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah foto roentgen panoramik,

sedangkan contoh foto roentgen ekstra oral lainnya adalah foto lateral, foto

Posteroanterior, proyeksi Standard Occipitomental, foto sefalometri, proyeksi Waters,

proyeksi Bregma Menton, proyeksi Reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.

a) Foto Panoramik

Foto panoramik merupakan foto roentgen ekstra oral yang menghasilkan

gambaran yang memperlihatkan struktur fasial termasuk mandibula dan maksila

beserta struktur pendukungnya. Foto roentgen ini digunakan untuk mengevaluasi gigi

Universitas Sumatera Utara

impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit

dan mengevaluasi trauma.6,12

(a) (b)

Gambar 9. (a) Posisi proyeksi foto panoramik;

(b) Hasil gambaran panoramik yang normal

b) Foto Posteroanterior

Foto roentgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau

kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto roentgen ini juga dapat

memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis,

fossanasalis, dan orbita. 6,12

(a) (b)

Gambar 11. (a) Posisi proyeksi foto Posteroanterior;

(b) Hasil foto Posteroanterior

Universitas Sumatera Utara

c) Proyeksi Standard Occipitomental (0° OM)

Proyeksi ini menunjukkan kerangka wajah dan kavitas anatomis tulang maksila,

serta menghindari superimposisi tulang padat basis kranii. Ini sangat berguna untuk

mendeteksi fraktur tulang (Le Fort I, II, III, kompleks zygomatikus, kompleks

nasoethmoidal, tulang orbital) dan fraktur tulang koronoideus. 6,12

(a) (b)

Gambar 12. (a) Posisi proyeksi radiografi Standard Occipitomental (0° OM);

(b) Hasil foto Standard Occipitomental (0° OM)

d) Proyeksi Modified Occipitomental (30° OM)

Proyeksi ini menunjukkan kerangka wajah, dari sudut yang berbeda dan ini

memungkinkan pemindahan tulang tertentu dapat dideteksi. Ini sangat berguna untuk

mendeteksi fraktur tulang (Le Fort I, II, III) dan fraktur prosessus koronoideus. 6,12

(a) (b)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 13. (a) Posisi proyeksi radiografi Standard Occipitomental (30° OM);

(b) Hasil foto Standard Occipitomental (30° OM)

e) Foto Sefalometri

Foto roentgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma

penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan

untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras. 6,12

(a) (b)

Gambar 14. (a) Posisi proyeksi sefalometri;

(b) Hasil foto sefalometri

f) Proyeksi Water’s

Foto roentgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis,

sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatikus frontalis, dan rongga nasal. 6,12

(a) (b)

Gambar 15. (a) Posisi proyeksi Water’s;

(b) Hasil foto proyeksi Water’s

Universitas Sumatera Utara

g) Proyeksi Bregma Menton

Proyeksi ini digunakan terutama untuk menunjukkan dinding dari sinus maksilaris

(terutama di daerah posterior), orbit, lengkungan zygomatikus dan septum

hidung/nasal. Selain itu, proyeksi ini juga digunakan untuk menunjukkan deviasi

medial atau lateral dari setiap bagian dari mandibula. 6,12

(a) (b)

Gambar 16. (a) Posisi proyeksi Bregma Menton;

(b) Hasil foto Bregma Menton

h) Proyeksi Reverse-Towne

Foto roentgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami

perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero-lateral

pada maksila. 6,12

(a) (b)

Gambar 17. (a) Posisi proyeksi Reverse-Towne;

(b) Hasil foto proyeksi Reverse-Towne

Universitas Sumatera Utara

i) Foto Lateral

Foto roentgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka,

diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.6,12

(a) (b)

Gambar 10. (a) Posisi proyeksi foto Lateral;

(b) Hasil foto Lateral

j) Proyeksi Submentovertex

Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus

sphenoidalis, lengkung mandibular, dinding lateral sinus maksila, dan arcus

zigomatikus.6,12

(a) (b)

Gambar 18. (a) Posisi proyeksi Submentovertex;

(b) Hasil foto proyeksi Submentovertex

Universitas Sumatera Utara

2.4 Penyebab Terjadinya Kesalahan Radiografi

Sebuah radiograf yang baik adalah yang menyediakan banyak informasi,

memiliki densitas serta kontras yang tepat, memiliki outline yang tajam, dan memiliki

bentuk struktur dan ukuran yang sama dengan objek yang diradiografi.8,10,12

Masalah yang sering ditemukan dalam radiografi adalah karena kesalahan

teknik radiografi atau kesalahan dalam processing. Kesalahan yang sering timbul

adalah seperti gambar yang terang, gelap, gambar pecah-pecah, spot hitam dan putih,

gambar kuning-kecoklatan dan berkabut, pinggiran hitam dan putih, atau ada tergores

emulsi atau sidik jari.11,13-15

1. Under-developed film

Gambar yang terlihat terang, mungkin disebabkan oleh:

Waktu developer yang tidak tepat, terlalu cepat.

Larutan developer yang terkontaminasi.

Kesalahan dalam penyinaran, miliampere dan voltase yang rendah.

Penggunaan larutan developer yang terlalu dingin.

Solusinya :

Perhatikan temperatur larutan developer dan juga lama waktu film

harus berada dalam larutan developer.

Gunakan larutan developer yang tidak terkontaminasi atau lama.

Jika perlu, tambah waktu film berada dalam larutan developer. 11,13-15

Gambar 19. Under-developed film

Universitas Sumatera Utara

2. Over-developed film

Gambar yang terlalu gelap, mungkin disebabkan oleh:

Konsentrasi larutan developer yang terlalu pekat .

Terlalu lama waktu developer.

Kesalahan dalam penyinaran, miliamper dan voltase tinggi

Penggunaan larutan developer yang terlalu hangat.

Solusinya:

Perhatikan temperatur larutan developer dan juga lama waktu film

harus berada dalam larutan developer.

Kurangi waktu film berada dalam larutan developer sebaik perlu.11,13-15

Gambar 20. Over-developed film

3. Gambar pecah-pecah (Reticulated/Cracked)

Gambar ini memiliki penampilan berupa jaringan atau mengerut, disebabkan

oleh perubahan suhu yang mendadak secara tiba-tiba selama processing.

Solusinya adalah dengan mengelakkan perbedaan temperatur yang drastis. 11,13-

15

Universitas Sumatera Utara

Gambar 21. Reticulated Film

4. Stain berwarna kuning kecoklatan

Film kelihatan kuning kecoklatan, disebabkan oleh:

Waktu fixer yang tidak tepat

Larutan developer atau fixer yang tidak efektif

Rinsing yang tidak efektif

Solusinya:

Menggantikan larutan developer dan larutan fixer yang lama dengan

yang baru

Pastikan waktu fiksasi dan rinsing yang adekuat

Cuci film yang telah diproses dengan air dingin yang mengalir selama

minimum 20 menit. 11,13-15

Gambar 22. Gambar panoramik dengan stain berwarna kuning

kecoklatan

Universitas Sumatera Utara

5. Spot larutan developer

Kelihatan spot hitam pada film, karena terjadi kontak antara larutan developer

dan film sebelum film diproses.

Solusinya:

Gunakan area kerja yang bersih di ruang gelap

Untuk permukaan meja kerja yang bersih, lapisi dengan paper towel

sebelum membuka film. 11,13-15

Gambar 23. Film dengan spot larutan developer

6. Spot larutan fixer

Kelihatan spot putih pada film, karena terjadi kontak antara larutan fixer dan

film sebelum diproses.

Solusinya:

Gunakan area kerja yang bersih di ruang gelap

Untuk permukaan meja kerja yang bersih, lapisi dengan paper towel

sebelum membuka film. 11,13-15

Universitas Sumatera Utara

Gambar 24. Film dengan spot larutan fixer

7. Developer cut-off

Gambar yang kelihatan putih di bagian pinggir film, karena sewaktu

processing sebagian film tidak masuk ke dalam larutan developer.

Solusinya:

Periksa tahap larutan developer sebelum melakukan prosessing film.

Pastikan semua film dalam rak film terendam penuh dalam larutan

developer. 11,13-15

Gambar 25. Film developer cut-off

Universitas Sumatera Utara

8. Fixer cut-off

Gambar yang kelihatan hitam di bagian pinggir film, karena sewaktu

processing sebagian film tidak masuk ke dalam larutan fixer.

Solusinya:

Periksa tahap larutan fixer sebelum melakukan processing film.

Pastikan semua film dalam rak film terendam penuh dalam larutan

fixer. 11,13-15

Gambar 26. Film fixer cut-off

9. Film Overlap

Gambar kelihatan hitam atau putih pada daerah overlap, karena:

Kontak antara dua film sebelum selama processing.

Film yang overlap di larutan developer akan kelihatan putih pada

daerah overlap.

Film yang overlap di larutan fixer akan kelihatan hitam pada daerah

overlap.

Solusinya adalah dengan memastikan tidak ada kontak antara satu film dengan

yang lain selama processing. 11,13-15

Universitas Sumatera Utara

Gambar 27. Film overlap

10. Fingernail artifact

Kelihatan bentuk crescent hitam pada film, karena rusaknya emulsi film oleh

kuku jari operator selama pengerjaannya.

Solusinya adalah memastikan pengerjaan film secara hati-hati dari sisi film

saja. 11,13-15

Gambar 28. Film fingernail artifact

11. Fingerprint artifact

Kelihatan gambar bekas jari pada film, karena film bersentuhan dengan jari

yang terkontaminasi fluoride atau larutan developer dan larutan fixer.

Solusinya:

Cuci dan keringkan tangan sebelum melakukan processing film.

Universitas Sumatera Utara

Pegang film dari bagian sisi 11,13-15

Gambar 29. Film fingerprint artifact

12. Film garis bercabang (Static Electricity)

Kelihatan garis bercabang hitam pada film, karena:

Mengeluarkan film dari bungkusnya secara kasar.

Mengeluarkan film dari bungkusnya sebelum menyentuh barang lain,

sekiranya berada di ruangan dimana lantainya berkarpet.

Solusinya :

Membuka film secara lembut dan berhati-hati.

Sekiranya berada di ruangan dimana lantainya berkarpet, sentuh dulu

objek yang bersifat konduktif sebelum mengeluarkan film dari

bungkusnya. 11,13-15

Gambar 30. Film dengan Static Electricity

Universitas Sumatera Utara

13. Film tergores (Scratched Film)

Kelihatan garis putih pada film, karena lepasnya soft emulsi film dari film oleh

benda yang tajam seperti klip film atau film hanger.

Solusinya:

Berhati-hati semasa menempatkan rak film ke dalam larutan

processing.

Elakkan kontak dengan klip film atau film hanger yang lain. 11,13-15

Gambar 31. Film tergores

14. Fogged film

Gambar pada film kelihatan berkabut, karena:

Film yang telah luput

Larutan processing yang terkontaminasi

Temperatur larutan developer yang tinggi

Paparan film terhadap cahaya selama penyimpanan

Solusinya:

Periksa tanggal luput film pada bungkusannya

Menyimpan film di tempat yang kering.

Periksa kebocoran cahaya di kamar gelap

Selalu periksa temperatur larutan developer sebelum processing

film. 11,13

Universitas Sumatera Utara

Gambar 32. Film berkabut

15. Over-exposed film

Film kelihatan gelap, disebabkan oleh:

Waktu eksposur terlalu lama

miliamper dan voltase tinggi; atau

kombinasi faktor-faktor penyebab di atas

Solusinya adalah:

Mengelakkan waktu eksposur terlalu lama,

Perhatikan miliamper dan voltase sebelum processing. 11,13

Gambar 33. Over-exposed film

16. Under-exposed film

Film kelihatan terang, disebabkan oleh:

Waktu eksposur yang inadekuat

Universitas Sumatera Utara

miliamper dan voltase inadekuat; atau

kombinasi faktor-faktor penyebab di atas

Solusinya adalah:

Perhatikan waktu eksposur, miliamper dan voltase sebelum melakukan

radiografi

Naikkan waktu eksposur, miliamper dan voltase jika perlu. 11,13

Gambar 34. Under-exposed film

Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara