pulpotomi mineral trioxide aggregate

Upload: dan-wong

Post on 18-Jul-2015

309 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PULPOTOMI MENGGUNAKAN MINERAL TRIOXIDE AGGREGATE Penilaian hasil rangkaian kasusDavid E. Witherspoon, BDSc, MS; Joel C. Small, DDS; Gary Z. Harris, DDS

ABSTRAK Latar Belakang. Ancaman terbesar pada perkembangan gigi ialah karies gigi dan luka traumatic. Hasil utama dari semua perawatan restoratif ialah untuk memelihara vitalitas pulpa sehingga perkembangan normal akar atau apeksogenesis dapat terjadi. Jika pulpa terpapar, kemudian prosedur pulpotomi bertujuan memelihara vitalitas pulpa untuk perkembangan normal akar. Secara riwayat, kalsium hidroksida merupakan bahan yang dipilih untuk prosedur pulpotomi. Sekarang, bahan alternatif yang dikenal mineral trioxide aggregate (MTA) telah didemonstrasikan

kemampuannya untuk merangsang pembentukan jaringan keras pada jaringan pulpa. Penulis memaparkan hasil klinis dan radiografi dari serial kasus yang melibatkan penggunaan MTA dalam prosedur pulpotomi. Cara. Dua puluh tiga kasus pada 18 pasien dirawat dengan prosedur pulpotomi MTA pada praktek pribadi endodontic. Semua pasien diserahkan pada praktek pribadi untuk diagnosis dan perawatan gigi dengan gejala. Semua penulis mengadakan perawatan. Pulpa yang terpapar baik yang disebabkan karies atau komplikasi fraktur email dentin. Hasil. Sembilan belas gigi pada 14 pasien bersedia dikontrol. Rata-rata waktu kontrol 19.7 bulan. Dari 19 kasus, 15 gigi sembuh, dan tiga gigi menyembuh. Satu gigi dari 19 kasus mengalami persistensi penyakit. Kesimpulan. MTA dapat digunakan sebagai pengganti kalsium hidroksida dalam prosedur pulpotomi. Penelitian lebih lanjut perlu menjelaskan kesimpulan ini. Maksud Klinis. MTA diperkirakan dapat mengganti kalsium hidroksida sebagai bahan pilihan untuk prosedur pulpotomi, jika penelitian akan datang melanjutkan untuk menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Kata Kunci. Pulpotomi; mineral trioxide aggregate; apeksogenesis. JADA 2006;137:610-8.

Luka traumatik dan karies gigi merupakan tantangan terbesar pada keutuhan perkembangan gigi. Keduanya dapat menyebabkan pulpa mengalami kerusakan yang ireversibel, jaringan pulpa nekrosis, yang mengakibatkan terhentinya perkembangan akar yang normal. Perkembangan akar yang abnormal akan berpengaruh pada prognosis jangka panjang ketahanan gigi.1-4 Tujuan utama perawatan yaitu harus mempertahankan vitalitas pulpa sehingga perkembangan akar yang normal dapat terjadi, dengan memelihara vitalitas pulpa, apeksogenesis dapat terjadi.5-8 Perawatan ini dipilih karena mempercepat penyembuhan dengan regenerasi bukan memperbaiki. Pulpotomi melibatkan pembersihan secara bedah bagian mahkota jaringan pulpa vital yang rusak, sementara itu klinisi meninggalkan jaringan bagian akar untuk membiarkan perkembangan akar.

PULPOTOMI : TINJAUAN PUSTAKA Beberapa bahan telah dianjurkan untuk merangsang perkembangan akar yang normal.9-11 Saat ini, bahan yang dipilih ialah kalsium hidroksida.12-18 Pada dekade akhir, sebuah bahan alternatif yang disebut mineral trioxide aggregate (MTA) tersedia untuk digunakan pada perawatan pulpa. Klinisi harus mengevaluasi beberapan elemen ketika memilih sebuah bahan untuk digunakan pada perawatan pulpa vital. Elemen ini termasuk kemampuan bahan untuk membunuh bakteri, merangsang mineralisasi dan membentuk segel bakteri yang kuat. Kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida adalah garam dasar putih, berkristal, mudah larut yang terpisah menjadi ion kalsium dan ion hidroksil dalam larutan dan kandungan alkali yang tinggi (pH 11). Bahan ini digunakan dalam bentuk setting dan nonsetting pada kedokteran gigi. Codman ialah yang pertama menggunakan kalsium hidroksida karena sifat antimikrobanya20-21 dan kemampuannya merangsang pembentukan jaringan keras.22

Mineralisasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa kalsium hidroksida membentuk jembatan dentin ketika ditempatkan berkontak dengan jaringan pulpa. Kalsium hidroksida harus berkontak dengan jaringan untuk terjadinya mineralisasi.23 Permulaannya, zona nekrotik dibentuk berbatasan dengan bahan, dan tergantung pada pH bahan kalsium hidroksida, jembatan dentin langsung dibentuk berlawanan dengan zona nekrotik atau zona nekrotik diresorbsi and diganti dengan jembatan dentin.24-28 Pembatas ini tidak selalu sempurna.16 Ion kalsium dalam kalsium hidroksida tidak menjadi tergabung dalam bentuk jaringan keras.29,30 Kalsium hidroksida ialah inisiator daripada substrat yang memperbaiki.31 Terdapat beberapa teori bagaimana kalsium hidroksida merangsang pembentukan jaringan keras. Termasuk kandungan alkali yang tinggi (pH 11), yang menghasilkan lingkungan menguntungkan untuk pengaktifan alkalin fosfatase, suatu enzim yang terlibat dalam mineralisasi. Ion kalsium mengurangi permeabelitas bentuk kapiler baru dalam jaringan yang diperbaiki, menurunkan jumlah cairan intersel dan meningkatkan konsentrasi ion kalsium yang diperoleh dari pasokan darah di awal mineralisasi. Ini dapat memiliki dua efek pada mineralisasi, dapat memberikan sumber ion kalsium untuk mineralisasi, dan dapat merangsang aktivitas kalsium pyrophosphatase, yang mengurangi tingkat ion pyrophosphatase penghambat mineralisasi dalam jaringan. Efek antimikroba. Efek antimikroba dari bahan pulpotomi berhubungan dengan kemampuan bahan membunuh bakteri yang ada dan mencegah bakteri masuk lagi dari rongga mulut ke dalam pulpa. Sifat antimikroba dari kalsium hidroksida berasal dari beberapa faktor. pH yang tinggi menghasilkan lingkungan yang tidak baik untuk pertumbuhan bakteri. Ada tiga mekanisme kalsium hidroksida merangsang lisis bakteri: Ion hidroksil menghancurkan phospholipids sehingga membran sel dihancurkan; Kadar alkali yang tinggi merusak ikatan ion sehingga protein bakteri dirubah; Ion hidroksil bereaksi dengan DNA bakteri, menghambat replikasi.33

Perawatan kalsium hidroksi juga telah menunjukkan penurunan efek bakteri dihubungkan dengan lipopolisakarida (LPS).21 Ini dapat mehidrolisis lipid dari bakteri LPS dan dapat mengeliminasi kemampuan LPS menstimulasi produksi nekrosis tumor faktor alpha pada monosit darah perifer.34 Aksi ini menurunkan kemampuan bakteri merusak jaringan. Kemampuan untuk mencegah penetrasi bakteri ke dalam pulpa mempengaruhi pertahanan pulpa secara signifikan.35,36 Awalnya, dua pasta sistem kalsium hidroksi dipercaya memiliki kemampuan menahan penetrasi bakteri; akan tetapi, kemampuannya lebih lanjut masih dipertanyakan.35,37,38 Ikatan adesif dari kalsium hidroksi pada dentin lemah, dan bahan resin adesif tidak terikat pada permukaan bahan.35 Kejadian bocornya bakteri ketika kalsium hidroksi digunakan pada perawatan pulpa telah dilaporkan sebanyak 47.0 persen.39 Ini sangat signifikan daripada kebocoran dihubungkan dengan restorasi ikatan resin. Inflamasi pulpa pada umumnya menunjukkan peningkatan jumlah bakteri. Hasil. Beberapa studi telah dinilai hasil dari kalsium hidroksida pada perawatan pulpa vital. Umumnya, karena lamanya periode kontrol yang meningkat, angka keberhasilan menurun. Pada 5 dan 10 tahun kontrol, pulp capping pada gigi yang terkena karies dihasilkan angka kegagalan masing-masing 44.5 persen dan 79.7 persen.40 Pada gigi yang terkena karies dirawat dengan pulpotomi kalsium hidroksida, gigi yang menyembuh rata-rata sekitar 50 sampai 92 persen.41-43 Suatu studi memeriksa 41 gigi dengan karies pulpa ( dengan atau tanpa terlihat perubahan periradikuler pada pemeriksaan radiograf) dirawat dengan pulpotomi dan kalsium hidroksida dilaporkan penyembuhan rata-rata 87 sampai 79 persen.41 Penyembuhan rata-rata gigi dengan rasa sakit, sekitar 50 persen. Periode kontrol bervariasi dari enam sampai delapan bulan. Pada studi yang sama, peneliti menemukan 26 molar permanen vital tanpa gejala karies pulpa dan melibatkan periradikuler dirawat dengan pulpotomi kalsium hidroksida.43 Pasien dengan jarak umur 10 sampai 24 tahun, dan 24 gigi (92 persen) mencapai status sembuh. Periode observasi setelah perawatan pulpotomi 16 sampai 72 bulan; tetapi, peniliti

mengontrol hanya 12 gigi selama 24 bulan. Rata-rata periode kontrol tidak dilaporkan dalam studi. Pada studi lain, 37 gigi posterior dengan lesi karies yang dalam yang terkena selama pengeluaran karies dirawat dengan pulpotomi kalsium hidroksida.43 Pasien dengan jarak umur 6 sampai 15 tahun. Enam gigi memiliki ruang ligament periodontal yang lebar pada periradikuler dan riwayat sakit sementara. Tidak ada pada gigi lain memiliki tanda dan gejala inflamasi atau infeksi pulpa atau periradikuler. Angka penyembuhan 89 persen, dan periode kontrol berjarak 24 sampai 140 bulan, dengan rata-rata 56 bulan. Angka penyembuhan pada gigi dengan trauma dirawat dengan kalsium hidroksida sekitar 72 sampai 96 persen.44-48 Fuks dan kawan-kawan49 melaporkan keberhasilan jangka panjang dari pulpotomi sebagian pada kompilkasi fraktur mahkota insisif permanen yang dikontrol selama 7.5 sampai 11 tahun sebesar 87.5 persen. MTA. MTA tersusun dari tricalcium silicate, tricalcium aluminate, tricalcium oxide dan silicate oxide. Hidrasi dari bubuk menghasilkan gel koloid yang tersusun dari kristal tricalcium oxide dalam struktur tak berbentuk: 33 persen kalsium, 49 persen fosfat, 6 persen silikat, 3 persen klorida dan 2 persen karbon. Gel ini mengeras menjadi struktur yang keras kurang dari tiga jam.50 Gel ini mempunyai kekuatan tekanan yang sama seperti zinc oxide eugenol dengan penguatan polimer (Caulk IRM Intermediate Restorative Material, Dentsply, York, Pa.) dan segala macam kegunaan dan semen (SuperEBA, Harry J. Bosworth, Skokie, Ill.) tapi kurang dari amalgam. Gel ini tersedia komersil sebagai ProRoot MTA (Dentsply Tulsa Dental, Tulsa, Okla.) dan telah dianjurkan untuk digunakan untuk terapi pulpa vital.51-55 Mineralisasi. MTA menunjukkan kemampuan51,53,56-59

untuk

merangsang

pembentukan jaringan keras pada jaringan pulpa,

dan meningkatkan laju

pertumbuhan sel in vitro.60 Dibandingkan dengan kalsium hidroksida, MTA menunjukkan kemampuan yang lebih baik untuk mempertahankan keutuhan jaringan pulpa.51,61 Evaluasi histologik jaringan pulpa pada hewan dan manusia menunjukkan MTA menghasilkan jembatan dentin yang lebih tebal, sedikit inflamasi, sedikit

hiperemi dan sedikit nekrosis pulpa dibandingkan dengan kalsium hidroksida.51,58 MTA juga menampakkan perangsangan pembentukan jembatan dentin lebih cepat daripada kalsium hidroksida. Proses aktivitas MTA merangsang pembentukan jembatan dentin , bagaimanapun tidak diketahui. Holland dan kolega berteori trikalsium oksida pada MTA bereaksi dengan cairan jaringan membentuk kalsium hidroksida, menghasilkan pembentukan jaringan keras dengan cara yang sama seperti pada kalsium hidroksida. Efek Antibakteri. Berdasarkan Torabinejad dan kolega,63 MTA mempunyai efek antibakteri pada beberapa bakteri fakultatif tapi tidak berefek pada bakteri anaerob. Keterbatasan efek antibakteri ini lebih sedikit daripada yang ditunjukkan oleh pasta kalsium hidroksida. Kemampuan MTA menahan penetrasi

mikroorganisme menunjukkan menjadi tinggi. Pada studi kebocoran, MTA sering menunjukkan lebih baik daripada amalgam, IRM ataun SuperEBA.64-68 Dibandingkan peletakan basis resin komposit yang ideal, gambaran kebocoran MTA ialah sama.69,70 Selanjutnya, adanya darah mempunyai sedikit pengaruh pada derajat kebocoran.67,71 Hasil. Saat ini, penilaian klinis dari MTA terbatas pada laporan kasus. Salah satunya, peneliti melakukan pulpotomi sebagian pada dua kasus dens evaginatus.72 Setelah enam bulan, peniliti mengeluarkan gigi tersebut sebagai bagian rencana perawatan ortodontik. Pemeriksaan histologi pada gigi ini menunjukkan

pembentukan jembatan dentin berkelanjutan yang nyata pada kedua gigi, dan pulpa bebas dari inflamasi. Pada artikel ini, kami menggambarkan hasil klinis dan radiografi pada serial kasus menggunakan MTA pada prosedur pulpotomi.

BAHAN DAN CARA Kami merawat 23 gigi (kasus 1-23) pada 18 pasien antara 1999 dan 2003 dalam praktek pribadi endodontic (Tabel 1 dan 2, halaman 614). Pasien tidak memiliki kontraindikasi perawatan gigi. Kami mengambil semua gambaran radiograf

menggunakan sistem radiografi digital sesuai rekomendasi pabrik, dan kami mengadakan tes vital pulpa untuk menetapkan diagnosis pulpa. TABEL 1

Perawatan mengikuti prosedur standar pulpotomi untuk mengeluarkan pulpa pada bagian ujung menggunakan bur diamond high-speed dengan banyak irigasi. Pada beberapa kasus, kami mencapai hemostatis dengan mengirigasi jaringan pulpa dengan 2 mililiter dari sodium hipolklorit 6 persen73 selama 1 menit. Kami menghindari penekanan pada ujung pulpa, karena hal tersebut dapat menghancurkan

jaringan yang lunak, kapas dari penggunaan cotton pellet dapat tertinggal dalam jaringan dan serpihan dentin dapat masuk ke dalam jaringan pulpa, semua itu dapat memberikan efek negatif pada penyembuhan. Kami meletakkan sekitar ketebalan 2 milimeter lapisan MTA (dicampur sesuai rekomendasi pabrik) diatas jaringan pulpa yang terbuka. Kami mengambil gambaran radiograf akhir setelah kami keluarkan rubber dam. Akhirnya, kami mengembalikan pasien kembali pada dokter gigi restorasi mereka. Jarak kontrol sekitar tiga bulan, dan kami mengontrol semua kasus selama mungkin. Perjanjian kontrol termasuk penilaian riwayat subjektif, tes suhu, penilaian perkusi dan evaluasi radiografi. Kami mengkategorikan kasus sebagai sembuh, menyembuh, atau penyakit persisten (Kotak). KOTAK

Kategori kasusSembuh Tidak ada keluhan sakit, tidak nyaman atau perubahan rasa Hasil tes suhu gigi yang dirawat sama dengan gigi kontrol kontralateral Gambaran radiografi gigi sesuai dengan umur perkembangan

Menyembuh Tidak ada keluhan sakit, tidak nyaman atau perubahan rasa Tidak ada respon dari gigi yang dirawat pada tes suhu dan elektrik Gambaran radiografi gigi sesuai dengan umur perkembangan

Penyakit persisten Keluhan sakit, tidak nyaman atau perubahan rasa Tidak ada respon dari gigi yang dirawat pada tes suhu dan elektrik Gambaran radiografi gigi tidak sesuai dengan umur perkembangan

Analisis statistic. Kami menggunakan metode KaplanMeier untuk menilai kemungkinan pertahanan pulpa (yaitu, apakah gigi tersebut membutuhkan perawatan lebih lanjut) dan gigi menyembuh.

HASIL Sembilan belas kasus pada 14 pasien bersedia kontrol (Tabel 1). Rata-rata waktu kontrol 19,7 bbulan (Tabel 2). Rata-rata umur pasien dari 7 sampai 16 tahun, dengan rata-rata umur 9,9 tahun. Tiga belas dari 19 kasus (68,4 persen) bersedia kontrol memiliki diagnosis pulpitis irreversibel karena karies. Dari 13 kasus ini , 70 persen sembuh, 23 persen dalam kategori penyembuhan, dan 7 persen memiliki penyakit persisten. Molar merupakan gigi yang sering dirawat. Dari 19 kasus, 15 gigi yang terlibat sembuh (Gambar 1 dan 2), dan tiga gigi terlibat menyembuh (Gambar 3 dan 4). Satu dari 19 gigi yang terlibat mengalami persisten penyakit. TABEL 2

Kemungkinan ketahanan gigi selama 12 bulan ialah 1.0 pada 95 persen jarak pasti, kemungkianan

penurunan menjadi 0.95 persen pada titik akhir evaluasi (Gambar 5,

halaman 616). Kemungkinan gigi sembuh sepenuhnya pada 20 bulan ialah 0.55 pada 95 persen jarak pasti (Gambar 6, halaman 616).

PEMBAHASAN Objek utama dari terapi pulpa vital pada gigi dengan pembentukan akar yang belum sempurna ialah untuk melanjutkan perkembangaan normal akar yang kompleks. Terdapat

beberapa keuntungan jangka panjang

pada terapi ini melebihi perawatan apeksogenesis. Struktur gigi dibentuk dari jumlah yang lebih baik dan komposisinya menunjukkan memiliki keutuhuan struktur yang lebi baik. Hasilnya perkembagan gigi sepenuhnya lebih resisten terhadap fraktur akar vertical. Bahan yang ideal untuk perawatan pulpa harus tahan terhadap kebocoran bakteri dan merangsang jaringan pulpa yang tersisa kembali ke kondisi normal untuk melanjutkan pembentukan dentin.

Kalsium hidrolksida merupakan bahan yang dipilih untuk perawatan tersebut. Dentin dibentuk sebagai respon rangsangan kalsium hidroksida pada jaringan pulpa yang berjarak dari bahan tipe dentin berongga menjadi struktur dentin yang mendekati dengan normal dentin. Tipe dari struktur dentin dibentuk berdasarkan jumlah variable dan tidak dapat diperkirakan. Variable ini termasuk tipe bahan kalsium hidroksida yag digunakan (bubuk dicampur air atau preparat yang tersedia secara komersil), derajat kontak antara bahan dan pulpa, dan kemampuan untuk mengontrol perdarahan pulpa. Kalsium hidroksida juga telah menunjukkan memiliki sedikit daya tahan terhadap kebocoran bakteri melebihi jangka menengah dalam suatu studi. Dalam studi kebocoran in vitro, MTA memiliki daya tahan kebocoran, diperkirakan dan diulangi.

Dalam studi penilaian hewan jangka pendek, MTA secara tetap merangsang pembentukan dentin dalam jumlah yang lebih besar dengan keutuhan struktur yang lebih baik dan jemban dentin yang lebih lengkap dibandingkan yang terjadi pada kalsium hidroksida.61 Secara histology, dalam studi hewan yang lain, MTA sangat lebih baik dalam merangsang pembentukan dentn reparative dan memelihara keutuhan pulpa.57,59 Dalam studi manusia jangka pendek menggunakan molar tiga dewasa, MTA secara tetap menunjukkan sedikit inflamasi, hiperemi dan nekrosis, sama baiknya dengan jembatan dentin yang lebih tebal dengan pembentukan lapisan odontoblas yang lebih sering, dari pada yang terlihat pada kalsium hidroksida.58

Dalam penilaian hasil kalsium hidroksida pada perawatan pulpa vital, rata-rata angka keberhasilan dari 50 sampai 96 persen.41,44,49,82,83 Studi ini secara khusus difokuskan pada gigi tanpa gejala dengan lesi karies yang dalam mencapai pulpa atau pada gigi yang tidak karies dengan fraktur email yang kompleks, fraktur dentin atau keduanya. Ini, pulpa tidak didahului proses penyakit. 93.5 persen angka keberhasilan dicapai menggunakan kalsium hidroksida teknik pulpotomi sebagian pada gigi posterior muda dengan lesi karies dalam dan mencapai pulpa.43 Semua gigi tidak memiliki riwayat tanda atau gejala dan keluhan dalam batas normal pada tes pulpa saat perawatan. Pada penelitian lain, pulpotomi kalsium hidroksida pernah berhasil merawat 24 dari 26 (92 persen) molar permanen vital dengan karies mencapai pulpa dan keterlibatan periradikuler pada pasien berumur 10 sampai 24 tahun.42 Pada studi tersebut, semua gigi awalnya tanpa gejala dan keluhan dalam batas normal pada tes pulpa. Enam sampai sembilan bulan setelah perawatan, peneliti mengeluarkan tumpatan mahkota dan menilai sensitifitas pulpa radikuler. Pada studi yang sama, diagnosis pulpa pra-operatif dapat normal atau pulpitis reversible.42,43 Perbedaan yang nyata pada penelitian kami ialah kondisi nyeri dari sebagian besar gigi sebelum perawatan. Mendekati 70 persen dari kasus yang kami laporkan dalam serial ini terlibat gigi dengan karies dan diagnosis pra-operatif pulpitis ireversibel. Untuk kelompok ini, kami mencapai angka keberhasilan 100 persen dalam waktu hasil awal perkembangan normal akar dalam merawat gigi yang sama. Angka keberhasilan dalam waktu memelihara vitalitas gigi sebagai penilaian dari respon rangsangan suhu atau elektrik pada restorasi mahkota asli yang utuh dalam kelompok ini ialah 75 persen. Hanya satu gigi (5 persen) membutuhkan tambahan perawatan endodontic sampai sekarang. Gigi ini tidak menerima restorasi mahkota yang tepat dan karies rekuren sebagai buktinya.

KESIMPULAN MTA dapat berguna sebagai pengganti kalsium hidroksida dalam prosedur pulpotomi. Penelitian lebih lanjut perlu menjelaskan kesimpulan ini.

KEPANITERAAN KLINIK OPERATIVE DENTISTRY BALAI PENGOBATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI_____________________________________ 27 Juni 2011 CSS

PULPOTOMI MENGGUNAKAN MINERAL TRIOXIDE AGGREGATE Penilaian hasil rangkaian kasus

Nama NRI

: Danny I. Wonggo : 0601136040

Pembimbing : drg. Dinar Wicaksono, Sp.KG

MANADO 2011

TANYA JAWAB SELAMA DISKUSI

1. Filianus Wandi Pertanyaan : Mengapa MTA pembentukan jaringan keras / mineralisasinya lebih baik disbanding kalsium hidroksida ? Jawaban : Karena kandungan kalsium MTA tiga kali lebih banyak dibandingkan kalsium hidroksida

2. Rully Z. Andaria Pertanyaan : Apakah MTA dapat digunakan untuk pulpektomi Jawaban : Tidak bisa, karena MTA beraksi dengan jaringan pulpa, sedangkan pada pulpektomi seluruh jaringan pulpa diangkat .

3. Ralph Tomina Pertanyaan : Apakah Formokresol dapat digunakan dalam kasus seperti ini ? Jawaban : Dalam kasus ini gigi yang dirawat dengan pulpotomi adalah gigi permanen sedangkan fromokresol adalah bahan pulpotomi yang digunakan untuk gigi susu.

BP-RSGMP PSKG FK UNSRATJURNAL FORMULIR PERSETUJUAN PEMBIMBING Manado, 27 Juni 2011 Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa saya: Nama NIM Dosen Pembimbing Telah mengajukan jurnal : Judul Sumber Penulis Tahun : Pulpotomi Menggunakan Mineral Trioxide Agreggate : JADA 2006;137:610-8 : David E. Witherspoon, BDSc, MS; Joel C. Small, DDS; Gary Z. Harris, DDS : 2006 : Danny I. Wonggo : 0601136040 : drg. Dinar Wicaksono, Sp.KG

Jurnal tersebut telah mendapat persetujuan oleh dosen pembimbing dan siap untuk dipresentasikan.

Mengetahui, Dosen Pembimbing,

Mahasiswa,

drg. Dinar Wicaksono, Sp.KG 1975 1024 2008 12 1003

Danny I. Wonggo 0601136040