psak pbu.doc

71
PENDAHULUAN Tujuan Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk penggabungan usaha (business combination). Pernyataan ini mengatur akuisisi (acquisition) suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya dan juga penyatuan kepemilikan (uniting/pooling of interest) apabila pengakuisisi tidak dapat diidentifikasi. Akuntansi untuk akuisisi mencakup penentuan biaya perolehan (cost of acquisition), alokasi biaya perolehan (cost) pada aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi, dan akuntansi untuk goodwill yang timbul pada saat dan setelah akuisisi. Masalah akuntansi lain sehubungan dengan penggabungan usaha adalah penentuan jumlah kepemilikan minoritas, akuntansi untuk serangkaian akuisisi selama suatu periode tertentu, perubahan yang terjadi atas biaya perolehan, identifikasi terhadap aktiva dan kewajiban, dan pengungkapan yang diperlukan. Ruang Lingkup 01 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi penggabungan usaha (business combinations). 02 Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Penggabungan usaha dapat berupa pembelian saham suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau pembelian aktiva neto suatu perusahaan. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan penerbitan saham atau dengan penyerahan kas, aktiva setara kas atau aktiva lainnya. Transaksi dapat terjadi antar pemegang saham perusahaan yang bergabung atau antara suatu perusahaan dengan pemegang saham perusahaan lain. Penggabungan usaha dapat berupa pembentukan suatu badan usaha baru (new enterprise) untuk mengendalikan perusahaan yang bergabung, pengalihan aktiva neto dari satu atau lebih badan usaha yang bergabung kepada badan usaha lain atau pembubaran satu atau lebih badan usaha yang

Upload: dhani-mardhani

Post on 07-Feb-2016

374 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PSAK PBU.doc

PENDAHULUAN

Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk penggabungan usaha (business combination). Pernyataan ini mengatur akuisisi (acquisition) suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya dan juga penyatuan kepemilikan (uniting/pooling of interest) apabila pengakuisisi tidak dapat diidentifikasi. Akuntansi untuk akuisisi mencakup penentuan biaya perolehan (cost of acquisition), alokasi biaya perolehan (cost) pada aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi, dan akuntansi untuk goodwill yang timbul pada saat dan setelah akuisisi. Masalah akuntansi lain sehubungan dengan penggabungan usaha adalah penentuan jumlah kepemilikan minoritas, akuntansi untuk serangkaian akuisisi selama suatu periode tertentu, perubahan yang terjadi atas biaya perolehan, identifikasi terhadap aktiva dan kewajiban, dan pengungkapan yang diperlukan.

Ruang Lingkup

01 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi penggabungan usaha (business combinations).

02 Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Penggabungan usaha dapat berupa pembelian saham suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau pembelian aktiva neto suatu perusahaan. Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan penerbitan saham atau dengan penyerahan kas, aktiva setara kas atau aktiva lainnya. Transaksi dapat terjadi antar pemegang saham perusahaan yang bergabung atau antara suatu perusahaan dengan pemegang saham perusahaan lain. Penggabungan usaha dapat berupa pembentukan suatu badan usaha baru (new enterprise) untuk mengendalikan perusahaan yang bergabung, pengalihan aktiva neto dari satu atau lebih badan usaha yang bergabung kepada badan usaha lain atau pembubaran satu atau lebih badan usaha yang bergabung. Apabila substansi dari transaksi konsisten dengan definisi penggabungan usaha dalam Pernyataan ini, maka perlakuan akuntansinya harus mengacu pada Pernyataan ini, terlepas dari bentuk hukum yang dipilih dalam melakukan penggabungan usaha.

03 Penggabungan usaha dapat menyebabkan timbulnya hubungan induk dan anak perusahaan. Dalam keadaan demikian, induk perusahaan menerapkan Pernyataan ini dalam laporan keuangan konsolidasinya. Kepemilikannya pada anak perusahaan dicatat sebagai investasi (penyertaan) pada anak perusahaan.

04 Penggabungan usaha (business combination) dapat dilakukan melalui pembelian aktiva neto, termasuk goodwill, dari badan usaha lain dan bukan pembelian saham badan usaha lain tersebut. Penggabungan usaha tersebut tidak menyebabkan timbulnya hubungan induk dan anak perusahaan. Dalam keadaan tersebut, perusahaan pengakuisisi menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan laporan keuangannya sendiri, serta dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi.

Page 2: PSAK PBU.doc

05 Penggabungan usaha (business combination) dapat mengakibatkan terjadinya legal merger. Suatu legal merger biasanya merupakan merger dua badan usaha melalui salah satu cara berikut:

(a) aktiva dan kewajiban dari suatu perusahaan dialihkan ke perusahaan lain dan perusahaan yang melakukan pengalihan tersebut dibubarkan, atau

(b) aktiva dan kewajiban dari dua atau lebih perusahaan dialihkan ke perusahaan baru dan kedua perusahaan yang melakukan pengalihan tersebut dibubarkan.

Seringkali legal merger terjadi dalam rangka restrukturisasi atau reorganisasi dari suatu group. Transaksi demikian di luar cakupan Pernyataan ini karena merupakan transaksi antar perusahaan di bawah pengendalian yang sama (under common control).

06 Pernyataan ini tidak mengatur tentang laporan keuangan tersendiri (separate financial statements) suatu induk perusahaan selain dalam situasi seperti yang dijelaskan pada paragraf 4.

07 Pernyataan ini tidak mengatur:

(a) Transaksi antara perusahaan yang berada di bawah pengendalian yang sama (under common control); dan

(b) Bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi dan aset (diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 12 tentang Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset)

Definisi

08 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Penggabungan Usaha (Business combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain.

Akuisisi (Acquisiton) adalah suatu penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.

Penyatuan Kepemilikan (Uniting of interest/Pooling of Interest) adalah suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).

Page 3: PSAK PBU.doc

Pengendalian (Control) adalah kekuatan (power) untuk menentukan kebijakan keuangan dan operasi suatu badan usaha agar dapat menikmati manfaat dari kegiatan perusahaan tersebut.Induk Perusahaan adalah perusahaan yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan.

Anak Perusahaan adalah perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan lain (yang dikenal sebagai induk perusahaan).

Kepemilikan Minoritas (Minority interest) adalah bagian hasil usaha dan bagian aktiva neto anak perusahaan, yang tidak dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, oleh induk perusahaan.

Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).

Tanggal akuisisi adalah tanggal pada saat kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree) secara efektif beralih ke perusahaan pengakuisisi (acquirer).

Page 4: PSAK PBU.doc

PENJELASAN

Sifat Penggabungan Usaha

09 Dalam akuntansi penggabungan usaha, substansi dari suatu akuisisi berbeda dengan penyatuan kepemilikan dan substansi transaksi tersebut perlu direfleksikan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, metode akuntansi yang berbeda digunakan untuk masing-masing jenis penggabungan usaha tersebut di atas.

Akuisisi (Acquisition)

10 Pada dasarnya, pada semua penggabungan usaha, salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh kendali atas perusahaan lain. Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50%. Meskipun salah satu dari perusahaan yang bergabung tidak memiliki lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, perusahaan pengakuisisi mungkin tetap dapat diidentifikasi apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh:

(a) kekuasaan (power) lebih dari 50% hak suara atas perusahaan yang lain tersebut berdasarkan perjanjian dengan investor lain;

(b) kekuasaan (power) untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan lain tersebut berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

(c) kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan sebagian besar anggota pengurus perusahaan yang lain tersebut;

(d) kekuasaan untuk mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat direksi perusahaan yang lain tersebut.

11 Walaupun kadangkala sulit untuk mengidentifikasi perusahaan pengakuisisi, akan tetapi terdapat salah satu indikasi berikut untuk menentukan pengakuisisi (acquirer). Sebagai contoh:

(a) nilai wajar suatu perusahaan yang bergabung lebih besar secara signifikan daripada perusahaan lainnya. Dalam hal ini, perusahaan yang lebih besar tersebut adalah pengakuisisi.

(b) penggabungan usaha dilaksanakan melalui pertukaran saham berhak suara (voting common shares) dengan uang kas. Dalam hal ini, perusahaan yang membayar tunai tersebut adalah perusahaan pengakuisisi; atau

Page 5: PSAK PBU.doc

(c)           penggabungan usaha mengakibatkan manajemen suatu perusahaan mendominasi penentuan anggota manajemen perusahaan gabungan. Dalam hal ini, perusahaan yang dominan tersebut adalah perusahaan pengakuisisi.

Reverse Acquisition

 

12 Kadangkala suatu perusahaan memperoleh saham perusahaan lain tetapi, sebagai bagian dari suatu transaksi pertukaran, perusahaan tersebut mengeluarkan sahamnya yang berhak suara (voting shares) dalam jumlah tertentu sehingga menyebabkan pengendalian perusahaan atas perusahaan gabungan beralih ke pemegang saham perusahaan yang sahamnya telah diakuisisi. Akuisisi ini disebut Reverse Acquisition. Meskipun secara formal perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut dapat disebut sebagai induk perusahaan, akan tetapi perusahaan yang pemegang sahamnya sekarang mengendalikan perusahaan gabungan adalah perusahaan pengakuisisi yang menikmati hak suara tersebut atau kekuasaan lainnya seperti dijelaskan pada paragraf 10. Perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut dianggap telah diakuisisi oleh perusahaan lain yang bergabung, dan perusahaan lain tersebut dianggap sebagai perusahaan pengakuisisi dan dengan demikian harus menerapkan metode pembelian atas aktiva dan kewajiban perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.

 

Penyatuan Kepemilikan (Uniting of interest)

 

13 Dalam keadaan tertentu, mungkin sulit sekali mengidentifikasi pengakuisisi. Tidak ada pihak dominan yang timbul dari penggabungan tersebut, akan tetapi para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama mengendalikan seluruh (atau secara efektif seluruh) aktiva neto dan operasi. Di samping itu, manajemen perusahaan-perusahaan yang bergabung menjadi bagian dari manajemen perusahaan gabungan. Akibatnya, para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama berbagi risiko dan manfaat atas perusahaan gabungan tersebut. Penggabungan usaha demikian diperlakukan sebagai nenyatuan kepemilikan (uniting of interest).

 

14 Pembagian bersama risiko dan manfaat secara seimbang biasanya tidak mungkin tanpa adanya pertukaran hak suara yang seimbang antar perusahaan-perusahaan yang bergabung. Pertukaran tersebut menjamin bahwa porsi pemilikan perusahaan yang bergabung, dan juga risiko serta manfaat pada perusahaan gabungan dapat dipertahankan dan wewenang kedua belah pihak dalam pengambilan keputusan tetap terlindungi. Meskipun demikian, agar keseimbangan pertukaran menjadi efektif, tidak boleh terjadi penurunan signifikan atas hak suara pada salah satu dari perusahaan yang bergabung, agar tidak ada salah satu pihak yang pengaruhnya berkurang.

Page 6: PSAK PBU.doc

 

15 Untuk mencapai pembagian risiko dan manfaat secara seimbang antar perusahaan yang bergabung maka:

 

(a) mayoritas dari saham berhak suara perusahaan yang bergabung dipertukarkan atau digabungkan;

 

(b) nilai wajar suatu perusahaan tidak berbeda secara signifikan dengan nilai wajar perusahaan lainnya;

 

(c) para pemegang saham setiap perusahaan tetap mempertahankan hak suara dan kepemilikan yang seimbang dalam perusahaan gabungan, relatif sama dengan sebelum perusahaan bergabung.

 

16 Pembagian risiko dan manfaat secara seimbang pada perusahaan gabungan semakin berkurang dan perusahaan pengakuisisi semakin dapat diidentifikasi bila:

 

 

(a) keseimbangan nilai wajar perusahaan yang bergabung menurun dan persentase saham berhak suara yang dipertukarkan berkurang.

 

(b) kesepakatan finansial secara relatif menguntungkan sekelompok pemegang saham dari suatu perusahaan dibandingkan dengan kelompok pemegang saham lainnya. Kesepakatan finansial tersebut dapat terjadi baik sebelum maupun setelah penggabungan usaha; dan

 

(c) bagian ekuitas salah satu pihak pada perusahaan gabungan tergantung pada kinerja yang akan dicapai oleh perusahaan setelah penggabungan terjadi.

 

Akuisisi (Acquisition)

Page 7: PSAK PBU.doc

 

Akuntansi untuk Akuisisi

 

17 Penggabungan usaha melalui akuisisi harus dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode pembelian, sebagaimana diatur pada paragraf 19 - 56.

 

18 Penggunaan metode pembelian untuk akuisisi suatu perusahaan dibukukan seperti halnya pembelian aktiva lainnya. Hal ini dilakukan karena dalam akuisisi terjadi transaksi pengalihan aktiva, timbulnya kewajiban atau penerbitan saham dalam rangka memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan lain. Metode pembelian menggunakan biaya perolehan (cost) sebagai dasar untuk mencatat akuisisi tersebut.

 

Tanggal Akuisisi

19 Sejak tanggal akuisisi, perusahaan pengakuisisi harus:

(a) melaporkan hasil usaha perusahaan yang diakuisisi dalam laporan laba ruginya; dan

(b) melaporkan aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dalam neracanya serta goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut.

20 Tanggal akusisi adalah tanggal pada saat kendali atas aktiva dan operasi suatu perusahaan yang diakuisisi secara efektif dialihkan kepada perusahaan pengakuisisi dan tanggal pada saat penerapan metode pembelian dimulai. Hasil usaha dari perusahaan yang diakuisisi dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan pengakuisisi dimulai sejak tanggal akuisisi. Pada hakekatnya, tanggal akuisisi adalah tanggal sejak perusahaan pengakuisisi mempunyai wewenang untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasi suatu perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatannya. Pengendalian dianggap belum dialihkan kepada perusahaan pengakuisisi sebelum semua kondisi yang diperlukan untuk melindungi kepentingan pihak yang terkait dilaksanakan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa suatu transaksi harus diselesaikan secara hukum sebelum kendali secara efektif beralih kepada perusahaan pengakuisisi. Dalam menentukan apakah kendali secara efektif telah dialihkan, substansi akuisisi perlu dipertimbangkan .

Biaya Perolehan (Cost of Acquisition)

21 Suatu akuisisi harus dibukukan sebesar biaya perolehan, yaitu jumlah kas atau aktiva setara kas yang dibayar atau nilai wajar (pada tanggal pertukaran) aktiva lain yang diberikan oleh perusahaan pengakuisisi, sebagai imbalan atas

Page 8: PSAK PBU.doc

perolehan kendali atas aktiva neto perusahaan lain, ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi tersebut.

22 Jika dalam suatu akuisisi terdapat lebih dari satu transaksi pertukaran, maka biaya perolehannya adalah penjumlahan dari seluruh transaksi. Apabila akuisisi dilakukan secara bertahap, maka pembedaan antara tanggal akuisisi dan tanggal transaksi pertukaran sangat penting. Karena akuntansi akuisisi dimulai sejak tanggal akuisisi, maka digunakan informasi biaya perolehan dan nilai wajar yang ditentukan pada setiap tanggal transaksi pertukaran.

23 Aktiva moneter yang diberikan dan kewajiban yang timbul dinilai berdasarkan nilai wajarnya pada tanggal pertukarkan. Jika penyelesaian (settlement) harga pembelian ditangguhkan, maka biaya perolehannya bukan nilai nominal kewajiban akan tetapi nilai sekarang (present value) dari harga pembelian tersebut, dengan memperhitungkan premi atau diskonto yang mungkin timbul pada saat penyelesaian.

24 Dalam menentukan biaya perolehan, surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan pengakuisisi dinilai berdasarkan nilai wajar yaitu harga pasar pada tanggal transaksi pertukaran. Bila harga pasar pada suatu tanggal tertentu tidak dapat digunakan sebagai indikator yang tepat, pergerakan harga pada suatu periode tertentu sebelum dan sesudah diumumkannya syarat-syarat akuisisi perlu dipertimbangkan . Bila pasar tidak dapat dipercaya (unreliable) atau bila tidak terdapat penawaran harga, maka nilai wajar surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan pengakuisisi diestimasi secara proporsional dengan nilai wajar perusahaan pengakuisisi atau secara proporsional dengan nilai wajar perusahaan yang diakuisisi, tergantung mana yang lebih dapat ditentukan. Harga pembelian yang dibayar tunai kepada para pemegang saham perusahaan yang diakuisisi sebagai alternatif pembayaran dengan surat berharga, juga dapat menjadi bukti tentang total nilai wajar yang dibayarkan. Semua aspek akuisisi, termasuk faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi negosiasi, perlu dipertimbangkan, dan penilaian independen dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menentukan nilai wajar surat berharga yang dikeluarkan.

25 Di samping harga pembelian, perusahaan pengakuisisi dapat mengeluarkan biaya langsung (direct cost) sehubungan dengan akuisisi tersebut. Biaya ini dapat terdiri dari biaya registrasi dan emisi saham, dan honorarium tenaga profesional seperti akuntan, penasehat hukum, penilai dan konsultan lainnya sehubungan dengan akuisisi. Biaya administrasi umum, termasuk biaya divisi akuisisi, dan biaya lain yang tidak dapat secara langsung diatribusikan pada akuisisi tertentu, tidak diakui sebagai biaya perolehan tetapi dibebankan pada saat terjadi pada periode berjalan .

Page 9: PSAK PBU.doc

Pengakuan Aktiva dan Kewajiban yang Dapat Diidentifikasi

26 Aktiva dan kewajiban yang diperoleh harus dibukukan secara terpisah pada tanggal akuisisi jika:

 

(a) besar kemungkinan (probable) bahwa segala manfaat terkait pada masa yang akan datang akan mengalir ke atau dari perusahaan pengakuisisi; dan

 

(b) tersedia suatu ukuran yang andal sehubungan dengan biaya perolehan atau nilai wajarnya.

 

27 Aktiva dan kewajiban yang diakuisisi yang memenuhi kriteria pengakuan tersebut pada paragraf 26 dinyatakan dalam Pernyataan ini sebagai aktiva dan kewajiban teridentifikasi (identifiable assetsand liabilities). Apabila aktiva dan kewajiban yang diperoleh tidak memenuhi kriteria pengakuan di atas, maka hal tersebut dapat mempengaruhi penentuan nilai goodwill, sebab goodwill merupakan selisih antara biaya perolehan dengan jumlah aktiva dan kewajiban teridentifikasi tersebut.

 

28 Aktiva dan kewajiban teridentifikasi yang diperoleh oleh perusahaan pengakuisisi dapat meliputi aktiva dan kewajiban yang tidak pernah dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan yang diakuisisi. Hal ini mungkin disebabkan karena aktiva dan kewajiban tersebut memang belum memenuhi syarat untuk dibukukan sebelum tanggal akuisisi.

 

29 Aktiva dan kewajiban yang harus dibukukan pada tanggal akuisisi dapat juga meliputi aktiva dan kewajiban yang timbul karena akuisisi tersebut. Sebagai contoh, dalam melakukan akuisisi perusahaan pengakuisisi meminjam uang untuk memberikan kompensasi kepada para karyawan perusahaan yang diakuisisi atas jasa yang diberikan sebelum akuisisi. Akan tetapi, penerapan kriteria pengakuan (recognition criteria) tidak memperkenankan diciptakannya suatu penyisihan untuk menutup kerugian operasi masa mendatang.

 

Alokasi Biaya Perolehan (Allocation of Cost of Allocation)

 

Page 10: PSAK PBU.doc

30 Aktiva dan kewajiban yang diakui sesuai dengan paragraf 26 harus diukur dengan menjumlahkan:

(a) nilai wajar aktiva dan kewajiban teridentifikasi yang diperoleh pada tanggal transaksi pertukaran sepanjang kepemilikan (interest) perusahaan pengakuisisi diperoleh melalui transaksi pertukaran; dan

(b) hak minoritas atas Nilai tercatat aktiva dan kewajiban anak perusahaan sebelum tanggal akuisisi.

Page 11: PSAK PBU.doc

Goodwill yang timbul harus diakui sesuai dengan Pernyataan ini.

31 Biaya perolehan dialokasikan pada aktiva dan kewajiban sesuai dengan paragraf 26 berdasarkan nilai wajar aktiva dan kewajiban pada tanggal pertukaran. Namun, biaya perolehan tersebut hanya berkaitan dengan persentase aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diperoleh oleh perusahaan pengakuisisi. Oleh karena itu, jika perusahaan pengakuisisi tidak membeli seluruh saham perusahaan yang diakuisisi, maka kepemilikan minoritas yang ada ditetapkan berdasarkan proporsi minoritas atas nilai tercatat aktiva dan kewajiban anak perusahaan sebelum tanggal akuisisi. Hal ini karena hak minoritas tidak menjadi bagian dari transaksi pertukaran dalam akuisisi tersebut.

Pembelian Saham Secara Bertahap (Successive Share Purchases)

32 Suatu akuisisi mungkin terdiri serangkaian transaksi pertukaran, misalnya dengan pembelian secara bertahap (successive purchase) di bursa efek. Bila hal ini terjadi, setiap transaksi signifikan harus diperlakukan tersendiri untuk menentukan nilai wajar aktiva dan kewa,iiban teridentifikasi yang diakuisisi dan dalam menentukan jumlah goodwill pada transaksi tersebut. Hal ini mengakibatkan adanya perbandingan bertahap biaya perolehan masing-masing investasi dengan persentase pemilikan pengakuisisi terhadap nilai wajar aktiva dan kewajiban teridentifikasi yang diperoleh pada setiap tahap pembelian.

33 Jika akuisisi dilakukan secara bertahap (successive purchases), nilai wajar aktiva dan kewajiban teridentifikasi dapat berbeda-beda pada setiap tanggal transaksi pertukaran. Jika seluruh aktiva dan kewajiban teridentifikasi yang berhubungan dengan akuisisi dinyatakan kembali (restated) berdasarkan nilai wajarnya pada saat pembelian masing-masing tahap, maka penyesuaian terhadap kepemilikan yang telah diperoleh sebelumnya merupakan suatu revaluasi dan oleh karena itu harus diperlakukan sebagai revaluasi.

34 Sebelum memenuhi persyaratan sebagai suatu akuisisi, suatu transaksi mungkin memenuhi persyaratan sebagai investasi pada perusahaan asosiasi dan dibukukan dengan menggunakan metode ekuiti sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi. Dalam hal demikian, penentuan nilai wajar aktiva dan kewajiban teridentifikasi yang diperoleh dan pengakuan goodwill dianggap terjadi pada tanggal metode ekuiti diterapkan. Jika investasi sebelumnya tidak memenuhi persyaratan sebagai investasi pada perusahaan asosiasi, maka nilai wajar aktiva dan kewajiban teridentifikasi ditentukan pada setiap tahap transaksi pembelian sedangkan goodwill ditentukan pada tanggal akuisisi.

Penentuan Nilai Wajar Aktiva dan Kewajiban yang Diakuisisi

35 Nilai wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi ditentukan berdasarkan tujuan penggunaannya oleh perusahaan pengakuisisi. Tujuan penggunaan aktiva biasanya tidak berbeda dengan tujuan semula penggunaannya kecuali aktiva tersebut akan digunakan untuk tujuan lain. Jika suatu aktiva dimaksudkan digunakan untuk tujuan lain dan penilaiannya dilakukan berdasarkan tujuan baru tersebut, maka penilaian aktiva lain yang terkait harus dilakukan dengan dasar yang konsisten. Jika

Page 12: PSAK PBU.doc

suatu aktiva atau segmen usaha dari perusahaan yang diakuisisi dihentikan maka hal ini harus dipertimbangkan dalam penentuan nilai waJarnya.

36 Pedoman umum dalam menentukan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang diakuisisi adalah sebagai berikut:

(a) surat berharga yang diperjualbelikan (marketable securities) dinilai berdasarkan harga pasar yang berlaku;

(b) surat berharga yang tidak diperjualbelikan (non marketable securities) dinilai berdasarkan nilai estimasi dengan mempertimbangkan ukuran seperti price earnings ratiot pembagian dividen dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan dengan memperbandingkan perusahaan yang mempunyai karakteristik yang sama;

(c) piutang dinilai berdasarkan nilai sekarang dari jumlah yang akan diterima dengan menggunakan tingkat bunga yang sesuai, dikurangi penyisihan piutang sangsi dan biaya penagihan, sesuai keadaan. Tapi piutang jangka pendek tidak perlu dihitung nilai sekarangnya jika selisih antara nilai nominal dan nilai sekarang tidak material;

(d) persediaan:

(i) barang jadi dan barang dagangan dinilai berdasarkan harga jual dikurangi: (a) penjumlahan biaya penjualan (cost of disposal) dan (b) taksiran keuntungan yang wajar atas penjualan yang ditentukan berdasarkan tingkat keuntungan barang sejenis;

(ii) barang dalam proses dinilai berdasarkan harga jual barang jadi dikurangi: (a) penjumlahan biaya untuk penyelesaian, (b) biaya penjualan dan (c) taksiran keuntungan yang wajar atas penjualan yang ditentukan berdasarkan tingkat keuntungan barang sejenis;

(iii) bahan baku dinilai berdasarkan biaya pengganti saat itu (current replacement cost);

(e) tanah dan bangunan:

(i) apabila akan digunakan sesuai dengan tujuan penggunaan sebelumnya, dinilai berdasarkan nilai pasar untuk tujuan penggunaan tersebut;

(ii) apabila akan digunakan untuk tujuan yang berbeda dengan tujuan penggunaan sebelumnya, dinilai berdasarkan nilai pasar sesuai dengan tujuan penggunaan yang diharapkan;

(iii) apabila akan dijual atau sementara ditahan dan selanjutnya akan dijual kembali, dinilai berdasarkan nilai realisasi neto (net realisable value);

(f) pabrik dan peralatan (plant and equipment)

(i) jika akan digunakanf dinilai berdasarkan nilai pasar yang ditentukan oleh perusahaan penilai. Jika sulit untuk menentukan harga pasar, karena pabrik atau peralatan tersebut

Page 13: PSAK PBU.doc

sangat khusus sifatnya, dinilai berdasarkan biaya pengganti saat ini setelah memperhitungkan jumlah penyusutan (depreciated replacement cost);

(ii) jika akan digunakan untuk sementara waktu (temporer), dinilai berdasarkan harga terendah antara biaya pengganti saat itu (current replacement cost) untuk kapasitas yang sebanding dan nilai realisasi neto (net realizable value); dan

(iii) apabila akan dijual atau sementara ditahan untuk selanjutnya akan dijual kembali, dinilai berdasarkan nilai realisasi netonya;

(g) aktiva tak berwujud, seperti hak paten dan lisensi, dinilai berdasarkan nilai taksiran;

(h) aktiva neto atau kewajiban program pensiun manfaat pasti, ditentukan berdasarkan nilai sekarang aktuaria (actuarial present value) dari manfaat pensiun yang dijanjikan dikurangi nilai wajar aktiva yang tersedia untuk program pensiun;

(i) tagihan dan kewajiban pajak, ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku berkenaan dengan terjadinya penggabungan usaha;

(j) hutang usaha, wesel bayar, hutang jangka panjang, kewajiban, akrual dan hutang lainnya dinilai berdasarkan nilai sekarang (present value) jumlah yang akan dibayar yang didiskontokan dengan menggunakan tingkat wajar saat itu. Akan tetapi hutang jangka pendek tidak perlu didiskontokan apabila selisih antara nilai nominal dan nilai sekarang tidak material; dan

(k) kewajiban sehubungan dengan penutupan pabrik dan pemutusan kontrak akibat akuisisi, dinilai berdasarkan nilai sekarang jumlah yang akan dibayar dan didiskontokan berdasarkan tingkat bunga wajar saat itu.

Beberapa pedoman tersebut di atas mengasumsikan bahwa nilai wajar akan ditentukan dengan menggunakan pendiskontoan (discounting). Bila pedoman tersebut tidak menyatakan digunakannya pendiskontoan, maka pendiskontoan tidak wajib digunakan dalam menentukan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi .

Goodwill yang Timbul dari Suatu Akuisisi

37 Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva.

38 Goodwill yang timbul akibat akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk mengantisipasi manfaat keekonomian yang akan diperoleh di masa mendatang. Manfaat keekonomian tersebut mungkin dihasilkan dari suatu sinergi antar aktiva yang diakuisisi, atau dari aktiva yang tidak memenuhi persyaratan untuk diakui dalam laporan keuangan, namun perusahaan pengakuisisi bersedia membayarnya dalam akuisisi tersebut.

Page 14: PSAK PBU.doc

39 Goodwill harus diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya. Dalam mengamortisasi goodwill, harus digunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill tidak boleh lebih dari lima tahun, kecuali periode yang lebih panjang tetapi tidak lebih dari 20 tahun dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat (justifiable).

40 Dengan berlalunya waktu, manfaat goodwill berkurang, yang mencerminkan menurunnya kemampuan untuk memberikan kontribusi pada laba perusahaan di masa mendatang (futureincome). Oleh karena itu, sewajarnyagoodwi//diamortisasi dan dibukukan sebagai beban secara sistematis selama masa manfaatnya.

41 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi masa manfaat goodwill meliputi:(a) ramalan umur bisnis atau industri yang bersangkutan;(b) pengaruh keusangan produk, perubahan dalam permintaan dan faktor ekonomi lainnya;

(c) ekspektasi sisa masa kerja para manajer, atau kelompok karyawan yang menjalankan tugas penting;(d) antisipasi tindakan para pesaing atau calon pesaing; dan

(e) ketentuan hukum, peraturan yang berlaku atau ketentuan kontraktual yang mempengaruhi masa manfaat goodwill.

42 Karena goodwill merupakan manfaat keekonomian masa yang akan datang sebagai hasil sinergi atau sebagai hasil suatu aktiva tidak mungkin diakui, maka seringkali sulit untuk mengestimasi masa manfaatnya. Karenanya, untuk tujuan akuntansi, Pernyataan ini menentukan secara arbitrer batas maksimum periode amortisasi. Anggapan yang digunakan dalam Pernyataan ini adalah bahwa goodwill biasanya tidak mempunyai masa manfaat melebihi lima tahun. Namun, dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa goodwill secara jelas berkaitan dengan suatu aktiva tertentu sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan pengakuisisi selama masa manfaat aktiva yang bersangkutan. Sebagai contoh, keadaan tersebut dapat timbul jika aktiva utama yang diperoleh dalam akuisisi adalah lisensi penyiaran (broadcasting licence) yang lebih dari lima tahun. Setelah membukukan nilai wajar lisensi penyiaran sebagai suatu aktiva, maka goodwill yang timbul dalam akuisisi diamortisasikan selama masa berlaku lisensi penyiaran tersebut. Namun, karena kurun waktu perencanaan atas kegiatan operasional perusahaan secara keseluruhan tidak akan lebih dari dua puluh tahun, maka sulit dipercaya untuk membuat proyeksi masa manfaat goodwill melebihi dua puluh tahun.

43 Pada saat permulaan dibukukannya suatu akuisisi, mungkin goodwill yang diakui tidak merefleksikan manfaat keekonomian mendatang yang akan mengalir ke perusahaan pengakuisisi. Hal tersebut dapat terjadi karena sejak dilakukannya negosiasi harga pembelian telah terjadi penurunan terhadap ekspektasi arus kas mendatang (future cash flowsJ dari aktiva yang diakuisisi. Contoh lainnya adalah dalam hal ditemukannya kesalahan (error) pada akun perusahaan yang diakuisisi akibat suatu kecurangan (fraud) yang telah terjadi pada saat akuisisi sehingga goodwill tid ak merefleksikan manfaat masa mendatang.

Page 15: PSAK PBU.doc

44 Saldo goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal neraca, dan apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut tidak dapat sepenuhnya atau sebagian dipulihkan (recovered) dari ekspektasi manfaat keekonomian di masa mendatang, maka bagian jumlah yang tidak dipulihkan tersebut langsung dibukukan sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Setiap penurunan nilai (write-down) goodwill tidak boleh dinaikan (write-up) kembali pada periode selanJutnya.

45 Penurunan (impairment) nilai goodwilidapat disebabkan berbagai faktor seperti trendekonomi yang tidak menguntungkan, perubahan situasi persaingan dan hukum, dan peraturan perundangan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penurunan jumlah arus kas yang dihasilkan. Dalam keadaan tersebut, saldo goodwill segera diturunkan (write-down) dan diakui sebagai beban.

Goodwill Negatif yang Timbul dari Akuisisi

46 Jika biaya perolehan (cost of the acquisition) lebih rendah dari bagian (interest) pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aktiva non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Apabila setelah nilai wajar aktiva non moneter sudah diturunkan seluruhnya, ternyata masih terdapat sisa selisih yang belum dieliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan (deferred income) dan diakui sebagai pendapatan secara sistematis selama suatu periode yang tidak kurang dari 20 tahun.

47 Jika bagian kepemilikan perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar agregat aktiva neto yang diakuisisi melebihi biaya perolehan, secara efektif aktiva neto telah diperoleh dengan harga yang lebih rendah (at discount). Karenanya, nilai wajar aktiva non moneter yang diperoleh harus dikurangi dengan pengurangan (diskon) tersebut agar akuisisi tersebut tidak dibukukan melebihi biaya perolehannya. Total diskon, yang disebar ke aktiva non moneter tersebut, akan direalisasikan sebagai penghasilan pada saat aktiva tersebut dijual atau pada saat manfaat keekonomian mendatang yang terkandung pada aktiva tersebut dikonsumsi. Untuk aktiva lancar, seperti persediaan, proses realisasi selesai saat persediaan dijual. Dalam hal aktiva jangka panjang, seperti pabrik dan peralatan, diskon tersebut direalisasi melalui beban depresiasi yang lebih rendah selama masa manfaat aktiva tersebut.

Penyesuaian Atas Harga Beli (Purchasing Consideration) tergantung Pada Peristiwa Mendatang

48 Apabila perjanjian akuisisi memungkinkan dilakukannya penyesuaian atas harga beli yang tergantung pada terjadi tidaknya satu atau lebih peristiwa tertentu di masa yang akan datang, maka jumlah penyesuaian tersebut harus diperhitungkan dalam menentukan biaya perolehan pada tanggal akuisisi, jika penyesuaian tersebut besar kemungkinannya (probable) akan terjadi dan jumlahnya dapat diperkirakan secara layak pada tanggal akuisisi.

49 Perjanjian akuisisi dapat memperbolehkan dilakukannya penyesuaian harga beli jika peristiwa tertentu terjadi di masa yang akan datang. Penyesuaian

Page 16: PSAK PBU.doc

tersebut dapat tergantung pada tercapainya suatu tingkat penghasilan tertentu di masa yang akan datang atau tergantung pada stabilitas harga pasar surat berharga yang diterbitkan yang dibayar sebagai bagian harga beli.

50 Pada saat permulaan membukukan suatu akuisisi, biasanya memungkinkan untuk mengestimasi jumlah setiap penyesuaian harga beli, walaupuan terdapat beberapa ketidakpastian, tanpa mengurangi keandalan informasi. Jika peristiwa masa yang akan datang tidak terjadi, atau estimasi perlu direvisi, maka biaya perolehan harus disesuaikan yang tentunya dapat mempengaruhi jumlah goodwill atau goodwill negatif.

Perubahan Kemudian Biaya Perolehan (Acquisition Cost)

51 Biaya perolehan harus disesuaikan apabila kontinjensi yang mempengaruhi harga beli terselesaikan setelah tanggal akusisi, sehingga pembayaran atas jumlah tersebut besar kemungkinan (probable) terjadi dan jumlahnya dapat diestimasi secara layak.

52 Klausul akuisisi dapat mengatur suatu penyesuaian harga beli jika kegiatan perusahaan yang diakuisisi ternyata setelah akuisisi lebih besar atau lebih kecil dari tingkat yang disetujui. Jika penyesuaian tersebut kemudian ternyata menjadi sangat mungkin (probable) dan estimasi layak jumlahnya dapat dilakukan, maka pengakuisisi memperlakukan jumlahnya sebagai penyesuaian terhadap biaya perolehan yang tentunya dapat mempengaruhi jumlah goodwill atau goodwill negatif.

53 Dalam keadaan tertentu, pengakuisisi mungkin diharuskan melakukan pembayaran tambahan kepada penjual sebagai kompensasi atas turunnya harga beli. Hal ini dapat terjadi bila pengakuisisi telah menjamin harga pasar saham atau obligasi yang diterbitkan sebagai pembayaran harga beli dan harus menerbitkan lagi saham atau obligasi dengan tujuan untuk menutupi kekurangan harga beli akibat penurunan harga pasar saham dan obligasi tersebut. Dalam hal ini, tidak terjadi kenaikan biaya perolehan, sehingga tidak perlu dilakukan penyesuaian terhadap goodwill atau goodwill negatif. Akan tetapi, tambahan saham atau obligasi yang diterbitkan akan menurunkan agio saham atau menaikkan disagio saham atau obligasi yang diterbitkan pada saat akuisisi.

Identifikasi Kemudian atau Perubahan Nilai atas Aktiva dan Kewajiban

54 Aktiva dan kewajiban yang diakuisisi tetapi tidak memenuhi kriteria pada paragraf 26 untuk diakui secara terpisah pada saat akuisisi dibukukan harus diakui kemudian apabila kriteria tersebut telah dipenuhi. Nilai tercatat (carrying amount) aktiva dan kewajiban yang diperoleh harus disesuaikan, jika setelah akuisisi, terdapat bukti tambahan yang dapat digunakan untuk mengestimasi nilai aktiva dan kewajiban yang telah dibukukan pada saat akuisisi terjadi. Dengan demikian, goodwill atau goodwill negatif juga harus disesuaikan sepanjang jumlah penyesuaian tersebut besar kemungkinannya (probable) dapat dipulihkan dari manfaat keekonomian masa depan yang diharapkan dan penyesuaian tersebut dilakukan pada akhir tahun buku pertama setelah tahun akuisisi; penyesuaian yang timbul setelah periode tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban.

Page 17: PSAK PBU.doc

55 Aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi mungkin belum diakui pada saat akuisisi karena tidak memenuhi kriteria aktiva dan kewajiban atau karena perusahaan pengakuisisi memang belum menyadari tentang eksistensinya. Demikian pula nilai wajar yang ditentukan pada tanggal akuisisi untuk aktiva dan kewajiban yang diperoleh mungkin perlu disesuaikan karena tersedianya bukti tambahan untuk membantu penaksiran nilai aktiva atau kewajiban pada tanggal akuisisi. Bila aktiva atau kewajiban diakui atau saldonya disesuaikan setelah akhir tahun buku pertama (di luar periode interim) setelah akuisisi, penyesuaian tersebut harus diakui sebagai beban atau pendapatan dan tidak diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap goodwill atau goodwill negatif. Pembatasan waktu ini, walaupun bersifat arbitrer, dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penilaian kembali goodwill atau goodwill negatif dalam jangka waktu yang tidak terbatas.

Page 18: PSAK PBU.doc

56 Jika setelah akuisisi tetapi sebelum akhir tahun buku pertama (tidak termasuk periode interim) setelah akuisisi, perusahaan pengakuisisi baru menyadari adanya kewajiban yang sebenarnya te!ah ada pada tanggal akuisisi, goodwill tidak dapat dinaikkan begitu saJa tanpa menilai apakah dapat diharapkan adanya tambahan manfaat keekonomian masa mendatang. Bila tambahan manfaat keekonomian masa mendatang tidak dapat diharapkan, maka jumlah penyesuaian tersebut diperlakukan sebagai beban.

Penyatuan Kepemilikan

57 Suatu penyatuan kepemilikan (uniting of interests) harus dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method), yang akan dijelaskan pada paragraf 58, 59 dan 62.

58 Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan untuk periode perbandingan yang diungkapkan, harus dimasukkan dalam laporan keuangan gabungan seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. Laporan keuangan suatu perusahaan tidak boleh memasukkan adanya penyatuan kepemilikan walaupun perusahaan tersebut adalah salah satu pihak yang bergabung, apabila penyatuan kepemilikan terjadi pada suatu tanggal setelah tanggal neraca terakhir yang disajikan.

59 Selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah modal saham yang diperoleh, harus disesuaikan terhadap ekuitas atau modal sendiri.

60 Makna penyatuan kepemilikan adalah tidak terjadi akuisisi dan telah terjadi kesinambungan dalam pembagian bersama risiko dan manfaat, yang telah ada sebelum penggabungan usaha. Penggunaan metode penyatuan kepemilikan mengakui hal tersebut dengan menggabungkan perusahaan seolah-olah masing-masing usaha tetap berjalan seperti semula, meskipun telah dimiliki dan dikelola bersama. Oleh karena itu, perubahan yang dilakukan sangat minimal dalam menjumlahkan laporan keuangan perusahaan yang bergabung.

61 Karena penyatuan kepemilikan menghasilkan satu unit tunggal entitas gabungan, maka kebijakan akuntansi yang seragam diterapkan dalam unit usaha gabungan tersebut. Karenanya, unit usaha gabungan mengakui aktiva, kewajiban dan modal dari masing-masing perusahaan yang bergabung berdasarkan nilai tercatatnya. Penyesuaian atas nilai tercatat hanya dilakukan untuk menyesuaikan kebijakan akuntansi perusahaan yang bergabung dengan kebijakan akuntansi yang dianut oleh unit usaha gabungan dan menerapkannya pada semua periode yang disajikan. Dalam penyatuan kepemilikan tidak terdapat pengakuan goodwill atau goodwill negatif. Demikian juga, pengaruh yang timbul sebagai akibat transaksi antar perusahaan yang bergabung yang timbul baik sebelum atau setelah penyatuan kepemilikan, dieliminasi dalam menyusun laporan keuangan unit usaha gabungan.

62 Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya.

Page 19: PSAK PBU.doc
Page 20: PSAK PBU.doc

63 Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan mencakupi biaya pendaftaran dan penerbitan saham, biaya yang timbul dalam usaha memberikan informasi kepada pemegang saham, biaya konsultan, gaji dan biaya lain untuk karyawan yang terlibat dalam penggabungan usaha. Pengeluaran ini juga termasuk biaya atau kerugian yang timbul akibat penggabungan kegiatan perusahaan-perusahaan yang tadinya merupakan usaha yang terpisah satu sama lain.

Pengungkapan

64 Untuk semua penggabungan usaha, pengungkapan berikut harus dibuat dalam laporan keuangan pada periode terjadinya penggabungan usaha:

(a) nama dan penjelasan tentang perusahaan yang bergabung;

(b) metode akuntansi yang digunakan untuk penggabungan usaha tersebut;

(c) tanggal efektif penggabungan usaha untuk tujuan akuntansi;

(d) operasi atau kegiatan usaha yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan akibat penggabungan usaha tersebut.

65 Untuk penggabungan usaha yang merupakan akuisisi, pengungkapan tambahan berikut dalam laporan keuangan harus dibuat pada periode terjadinya akuisisi:

(a) persentase saham berhak suara yang diperoleh;

(b) biaya perolehan (acquisition cost) dan penjelasan tentang harga beli yang telah dibayar atau terhutang secara kontinjen (contingently payable); dan

(c) sifat dan jumlah penyisihan untuk beban restrukturisasi dan beban penutupan pabrik yang timbul akibat akuisisi dan diakui pada tanggal akuisisi.

66 Laporan keuangan harus mengungkapkan:

(a) per!akuan akuntansi goodwill termasuk periode amortisaslnya;

(b) apabila masa manfaat goodwill lebih dari lima tahunt penjelasan tentang alasan dan pertimbangan yang digunakan;

(c) apabila goodwill tidak diamortisasikan dengan metode garis lurust metode yang digunakan serta alasan kenapa metode tersebut dianggap lebih tepat daripada metode garis lurus;

(d) rekonsiliasi goodwill pada saat awal dan akihr periode yang menunjukkan:

(i) jumlah bruto goodwill dan akumulasi amortisasinya pada awal periode;

Page 21: PSAK PBU.doc

(ii) tambahan goodwill yang dibukukan selama periode berjalan;

(iii) jumlah selama periode berjalan;(iv) pernyesuaian yang dilakukan akibat adanya identifikasi susulan atau perubahan nilai

aktiva dan kewajiban setelah tanggal akuisisi;(v) penghapusbukuan goodwill yang dilakukan selama periode berjalan;

dan(vi) jumlah bruto goodwill dan akumulasi amortisasinya pada akhir

periode.

67 Dalam suatu akuisisi, jika nilai wajar aktiva dan kewajiban atau harga beli (purchase consideration) hanya akan dapat ditentukan pada akhir periode akuisisi dilaksanakan, hal tersebut harus diungkapkan beserta alasannya. Jika setelah tanggal akuisisi terdapat penyesuaian atas taksiran nilai wajar tersebut, penyesuaian tersebut harus diungkapkan dan dijelaskan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.

68 Untuk suatu penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan (uniting of interest) pengungkapan tambahan berikut harus dibuat dalam laporan keuangan pada periode terjadinya:

(a) penjelasan dan jumlah saham yang diterbitkan, serta persentase saham berhak suara setiap perusahaan yang dipertukarkan untuk melaksanakan penyatuan kepemilikan tersebut;

(b) jumlah aktiva dan kewajiban yang diserahkan oleh setiap perusahaan; dan

(c) pendapatan penjualan, pendapatan operasional lainnya, pos luar biasa dan laba bersih (rugi) dari masing-masing perusahaan untuk periode sebelum penggabungan, yang termasuk dalam laba bersih (rugi) yang disajikan dalam laporan keuangan gabungan.

69 Pengungkapan umum lainnya yang perlu dibuat dalam laporan konsolidasi diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi.

70 Untuk penggabungan usaha yang terjadi setelah tanggal neracat harus dibuat pengungkapan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 64 - 68. Jika pengungkapan tersebut tidak mungkin dibuat maka fakta tersebut harus diungkapkan.

71 Penggabungan usaha yang terjadi setelah tanggal neraca dan sebelum laporan keuangan salah satu perusahaan yang bergabung diterbitkan secara resmi, harus diungkapkan jika informasi tersebut demikian pentingnya sehingga tanpa adanya pengungkapan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan pengguna laporan keuangan untuk melakukan evaluasi dan mengmabil keputusan yang layak (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 tentang Kontinjensi dan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca) .

72 Dalam keadaan tertentu, pengaruh penggabungan usaha mungkin memperbolehkan laporan keuangan perusahaan gabungan disusun berdasarkan asumsi kesinambungan usaha (going concern). Namun hal tersebut mungkin saja tidak berlaku pada salah satu atau kedua perusahaan yang bergabung. Hal ini bisa terjadi,

Page 22: PSAK PBU.doc

misalnya karena perusahaan yang mempunyai kesulitan dana (cash flow) bergabung dengan perusahaan yang mempunyai akses terhadap dana yang dapat digunakan oleh perusahaan lainnya yang kekurangan dana. Dalam hal demikian informasi ini reievan diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan yang mempunyai kesulitan dana tersebut.

PERNYATAAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 terdiri dari paragraf 73 - 97. Pernyataan ini harus dibaca dalam konteks paragraf 1 - 72.

73 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi penggabungan usaha (business combinations).

Akuisisi

74 Penggabungan usaha melalui akuisisi harus dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode pembelian, sebagaimana diatur pada paragraf 75 -85.

75 Sejak tanggal akuisisi, perusahaan pengakuisisi harus:

(a) melaporkan hasil usaha perusahaan yang diakuisisi dalam laporan laba ruginya; dan

(b) melaporkan aktiva dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dalam neracanya serta goodwill yang timbul dari akuisisi tersebut.

76 Suatu akuisisi harus dibukukan sebesar biaya perolehan, yaitu jumlah kas atau aktiva setara kas yang dibayar atau nilai wajar (pada tanggal pertukaran) aktiva lain yang diberikan oleh perusahaan pengakuisisi, sebagai imbalan atas perolehan kendali atas aktiva neto perusahaan lain, ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi tersebut.

77 Aktiva dan kewajiban yang diperoleh harus dibukukan secara terpisah pada tanggal akuisisi jika:

(a) besar kemungkinan (probable) bahwa segala manfaat terkait pada masa yang akan datang akan mengalir ke atau dari perusahaan pengakuisisi; dan

(b) tersedia suatu ukuran yang andal sehubungan dengan biaya perolehan atau nilai wajarnya.

78 Aktiva dan kewajiban yang diakui sesuai dengan paragraf 26 harus diukur dengan menjumlahkan:

(a) nilai wajar aktiva dan kewajiban teridentifikasi yang diperoleh pada tanggal transaksi pertukaran sepanjang kepemilikan (interest) perusahaan pengakuisisi diperoleh melalui transaksi pertukaran; dan

Page 23: PSAK PBU.doc

(b) hak minoritas atas nilai tercatat aktiva dan kewajiban anak perusahaan sebelum tanggal akuisisi.

Goodwill yang timbul harus diakui sesuai dengan Pernyataan ini.

79 Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian (interest) perusahaan pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi pada tanggal transaksi pertukaran diakui sebagai goodwill dan disajikan sebagai aktiva.

80 Goodwill harus diamortisasi sebagai beban selama masa manfaatnya. Dalam mengamortisasi goodwill, harus digunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill tidak boleh lebih dari lima tahun, kecuali periode yang lebih panjang tetapi tidak lebih dari 20 tahun dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat (justifiable).

81 Saldo goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal neraca, dan apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut tidak dapat sepenuhnya atau sebagian dipulihkan (recovered) dari ekspektasi manfaat keekonomian di masa mendatang, maka bagian jumlah yang tidak dipuiihkan tersebut langsung dibukukan sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Setiap penurunan nilai (write-down) goodwill tidak boleh dinaikan (write-up) kembali pada perinde selanjutnya .

82 Jika biaya perolehan (cost of the acquisition) lebih rendah dari bagian (interest) pengakuisisi atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aktiva non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh seiisih tersebut dieliminasi. Apabila setelah nilai wajar aktiva non moneter sudah diturunkan seluruhnya, ternyata masih terdapat sisa selisih yang belum dieliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai goodwill negatif dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan (deferred income) dan diakui sebagai pendapatan secara sistematis selama suatu periode yang tidak kurang dari 20 tahun.

83 Apabila perjanjian akuisisi memungkinkan dilakukannya penyesuaian atas harga beli yang tergantung pada terjadi tidaknya satu atau lebih peristiwa tertentu di masa yang akan datang, maka jumlah penyesuaian tersebut harus diperhitungkan dalam menentukan biaya perolehan pada tanggal akuisisi, jika penyesuaian tersebut besar kemungkinannya (probable) akan terjadi dan jumlahnya dapat diperkirakan secara. Iayak pada tanggal akuisisi.

84 Biaya perolehan harus disesuaikan apabila kontinjensi yang mempengaruhi harga beli terselesaikan setelah tanggal akusisi, sehingga pembayaran atas jumlah tersebut besar kemungkinan (probable) terjadi dan jumlahnya dapat diestimasi secara layak.

85 Aktiva dan kewajiban yang diakuisisi tetapi tidak memenuhi kriteria pada paragraf 26 untuk diakui secara terpisah pada saat akuisisi dibukukan harus diakui kemudian apabila kriteria tersebut telah dipenuhi. Nilai tercatat (carrying amount) aktiva dan kewajiban yang diperoleh harus disesuaikan, jika setelah akuisisi, terdapat bukti tambahan yang dapat digunakan untuk mengestimasi nilai aktiva dan

Page 24: PSAK PBU.doc

kewajiban yang telah dibukukan pada saat akuisisi terjadi. Dengan demikian, goodwill atau goodwill negatif juga harus disesuaikan sepanjang jumlah penyesuaian tersebut besar kemungkinannya (probable) dapat dipulihkan dari manfaat keekonomian masa depan yang diharapkan dan penyesuaian tersebut dilakukan pada akhir tahun buku pertama setelah tahun akuisisi; penyesuaian yang timbul setelah periode tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban.

Page 25: PSAK PBU.doc

Penyatuan Kepemilikan

86 Suatu penyatuan kepemilikan (uniting of interests) harus dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method), yang akan dijelaskan pada paragraf 87, 88 dan 89.

87 Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan untuk periode perbandingan yang diungkapkan, harus dimasukkan dalam laporan keuangan gabungan seolah-olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut. Laporan keuangan suatu perusahaan tidak boleh memasukkan adanya penyatuan kepemilikan walaupun perusahaan tersebut adalah salah satu pihak yang bergabung, apabila penyatuan kepemilikan terjadi pada suatu tanggal setelah tanggal neraca terakhir yang disajikan.

88 Selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah modal saham yang diperoleh, harus disesuaikan terhadap ekuitas atau modal sendiri.

89 Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya .

Pengungkapan

90 Untuk semua penggabungan usaha, pengungkapan berikut harus dibuat dalam laporan keuangan pada periode terjadinya penggabungan usaha:(a) nama dan penjelasan tentang perusahaan yang bergabung;(b) metode akuntansi yang digunakan untuk penggabungan usaha tersebut;(c) tanggal efektif penggabungan usaha untuk tujuan akuntansi;

(d) operasi atau kegiatan usaha yang telah diputuskan untuk dijual atau dihentikan akibat penggabungan usaha tersebut.

91 Untuk penggabungan usaha yang merupakan akuisisi, pengungkapan tambahan berikut dalam laporan keuangan harus dibuat pada periode terjadinya akuisisi:(a) persentase saham berhak suara yang diperoleh;(b) biaya perolehan (acquisition cost) dan penjelasan tentang harga beli yang telah dibayar atau terhutang secara kontinjen (contingently payable); dan(c) sifat dan jumlah penyisihan untuk beban restrukturisasi dan beban penutupan pabrik yang timbul akibat akuisisi dan diakui pada tanggal akuisisi.

92 Laporan keuangan harus mengungkapkan:(a) perlakuan akuntansi goodwill termasuk periode amortisasinya;

(b) apabila masa manfaat goodwill lebih dari lima tahun, penjelasan tentang alasan dan pertimbangan yang digunakan;

(c) apabila goodwill tid ak diamortisasikan dengan metode garis lurus, metode yang digunakan serta alasan kenapa metode tersebut dianggap lebih tepat daripada metode garis lurus;

Page 26: PSAK PBU.doc

(d) rekonsiliasi goodwill pada saat awal dan akihr periode yang menunjukkan:(i) jumlah bruto goodwill dan akumulasi amortisasinya pada awal periode;(ii) tambahan goodwill yang dibukukan selama periode berjalan;(iii) jumlah amortisasi selama periode berjalan;

(iv) pernyesuaian yang dilakukan akibat adanya identifikasi susulan atau perubahan nilai aktiva dan kewajiban setelah tanggal akuisisi;

(v) penghapusbukuan goodwill yang dilakukan selama periode berjalan; dan

(vi) jumlah bruto goodwill dan akumulasi amortisasinya pada akhir periode.

93 Dalam suatu akuisisi, jika nilai wajar aktiva dan kewajiban atau harga beli (purchase consideration) hanya akan dapat ditentukan pada akhir periode akuisisi dilaksanakan, hal tersebut harus diungkapkan beserta alasannya. Jika setelah tanggal akuisisi terdapat penyesuaian atas taksiran nilai wajar tersebut, penyesuaian tersebut harus diungkapkan dan dijelaskan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.

94 Untuk suatu penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan (uniting of interest), pengungkapan tambahan berikut harus dibuat dalam laporan keuangan pada periode terjadinya:

(a) penjelasan dan jumlah saham yang diterbitkan, serta persentase saham berhak suara setiap perusahaan yang dipertukarkan untuk melaksanakan penyatuan kepemilikan tersebut;(b) jumlah aktiva dan kewajiban yang diserahkan oleh setiap perusahaan; dan

(c) pendapatan penjualan, pendapatan operasional lainnya, pos luar biasa dan laba bersih (rugi) dari masing-masing perusahaan untuk periode sebelum penggabungan, yang termasuk dalam laba bersih (rugi) yang disajikan dalam laporan keuangan gabungan.

95 Untuk penggabungan usaha yang terjadi setelah tanggal neraca, harus dibuat pengungkapan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 90 - 94. Jika pengungkapan tersebut tidak mungkin dibuat maka fakta tersebut harus diungkapkan.

Masa Transisi

96 Penerapan standar ini secara retrospektif dianjurkan tetapi tidak diwajibkan. Jika standar ini diterapkan secara retrospektif, saldo goodwill sebelum akuisisi dilaksanakan (jika ada) harus ditentukan dengan layak dan diperlakukan sesuai dengan Pernyataan ini. Periode amortisasi goodwill harus lebih pendek dari sisa masa manfaatnya seperti digambarkan pada kebijakan amortisasi dan periode amortisasi yang digambarkan pada Pernyataan ini.

Page 27: PSAK PBU.doc

Penggabungan Badan Usaha & AkuisisiPosted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 15 Oktober 2009

In: Akuntansi Keuangan Lanjutan 6 Komentar

Penggabungan Usaha

Pengertian Penggabungan UsahaDunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan.

Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.

Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999 :”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”

Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah sebagai berikut :”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.”

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

Jenis dan bentuk penggabungan usahaa. Jenis-jenis penggabungan usahaBerdasarkan PSAK No. 22 paragraf 08 tahun 1999, terdapat dua jenis penggabungan usaha yaitu :1) Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.2) Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) adalah suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan,

Page 28: PSAK PBU.doc

sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer)

b. Bentuk-bentuk penggabungan usahaAdapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :

1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha sebagai berikut :- Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.- Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.- Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).

2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :- Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.- Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru- Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

AkuisisiPengertian AkuisisiSebelum membahas lebih lanjut tentang tujuan dan motivasi perusahaan melakukan akuisisi, terlebih dahulu akan dibahas pengertian dari akuisisi. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang definisi akuisisi yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999 :”Akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

Page 29: PSAK PBU.doc

Sedangkan Michael A. Hitt, dkk (2002 : 259) menyatakan bahwa :”Akuisisi yaitu memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham dari perusahaan sasaran.”

Definisi lainnya menurut P.S Sudarsanan (1999) dalam Christina (2003 : 9);”Akuisisi dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain, dan para pemegang dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi berhenti menjadi pemilik perusahaan.”

Marcell Go dalam Christina (2003 : 9), dalam bukunya yang berjudul manajemen grup bisnis menyatakan bahwa :“Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham hak suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%)”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat disimpulkan sebagai pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.

Klasifikasi Akuisisia) Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu :

1) Merger atau konsolidasiIstilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

2) Akuisisi sahamCara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham atau merger :- Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan pemungutan suara- Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewat tender offer.- Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.- Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender offer, sehingga perusahaan target tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.

3) Akuisisi AssetsSuatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan

Page 30: PSAK PBU.doc

memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham. Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.

b) Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :- Akuisisi HorisontalAkuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan- Akuisisi vertikalAkuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses produksi yang berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau.- Akuisisi konglomeratPerusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad Husnan, 1998 : 648-651)

Motivasi AkuisisiAlasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor yang paling mendasari perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat keuntungan).

Beberapa perusahaan melakukan akuisisi karena adanya beberapa motivasi. Menurut Suad Husnan (1998 : 658-660) motivasi akuisisi adalah sebagai berikut :a) SinergiSinergi merupakan nilai gabungan dari kedua perusahaan yang bergabung, lebih besar dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang digabungkan. Jadi, kondisi saling menguntungkan Pdari peristiwa akuisisi, akan terjadi jika telah diperoleh sinergi. Sinergi yang dihasilkan akuisisi ada dua jenis yaitu operasional sinergi dan sinergi keuangan. Operasional sinergi adalah sinergi yang dinikmati perusahaan karena kombinasi dari beberapa operasi, sehingga dapat menekan biaya atau menaikkan penghasilan. Sedangkan sinergi keuangan, berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal dari sumber pendanaan (financing)b) Peningkatan pendapatanDengan adanya akuisisi, pendapatan dapat meningkat karena kegiatan pemasaran yang lebih baik, strategi benefits, dan peningkatan daya saing. Pemasaran yang lebih baik dapat terjadi karena pemilihan bentuk dan media promosi yang lebih tepat, memperbaiki sistem distribusi, dan menyeimbangkan komposisi produk. Strategi benefits memungkinkan perusahaan mengembangkan produk, atau menembus target pasar yang semula sulit untuk dilakukan. Sedangkan peningkatan daya saing dapat terjadi apabila penggabungan usaha tersebut meningkatkan pengusaan pasar oleh perusahaan sehingga menimbulkan kekuatan monopoli.c) Penurunan biayaPenurunan biaya mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan unit yang dihasilkan, sehingga menekan biaya rata-rata (economies of scale) menghilangkan manajemen yang kurang efisien dan penggunaan sumberdaya yang komplementer,

Page 31: PSAK PBU.doc

juga merupakan sumber-sumber untuk mengurangi biaya.d) Penghematan pajakPerusahaan melakukan akuisisi sebagai potensi memperoleh penghematan pajak. Salah satu sumber penghematan pajak adalah untuk meningkatkan debt capacity. Apabila penggabungan perusahaan menyebabkan kombinasi perusahaan tersebut mampu meminjam lebih besar tanpa harus meningkatkan biaya kebangkrutan, maka tambahan pinjaman tersebut akan mampu memberikan manfaat dalam bentuk tax savings.e) DiversifikasiManajemen melakukan akuisisi untuk tujuan diversifikasi usaha, yaitu keinginan untuk memasuki industri yang lebih luas dan menguntungkan dimana industri target berada, dan dengan menggabungkan dua badan usaha yang berbeda ini, maka akan memiliki jenis usaha yang lebih besar tanpa harus memulai usaha dari awal, karena semuanya sudah dirintis oleh perusahaan yang diakuisisi, sehingga perusahaan pengakuisisi hanya melanjutkan apa yang telah ada.

Manfaat AkuisisiMenurut Shapiro (1991 : 933) dalam Christina (2003 : 12), keuntungan atau manfaat akuisisi adalah sebagai berikut :1) Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada melakukan pertumbuhan secara internal.2) Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persaingan.3) Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat ditembus4) Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset badan usaha.

Proses AkuisisiProses akuisisi merupakan suatu faktor penting, terutama karena pembelian suatu unit bisnis tertentu pada umumnya berkaitan dengan jumlah uang yang relatif besar dan membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bagi perusahaan pengambil alih, sebelum memutuskan untuk akuisisi terhadap suatu perusahaan terlebih dahulu akan berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang akan dicapai.

Proses akuisisi menurut P.S Sudarsaman (1999 : 50) dalam Christina (2003 : 15) terdiri dari tiga tahap, yaitu :1) Tahap persiapan, meliputi :- Mengembangkan strategi akuisisi, alasan penciptaan nilai dan kriteria akuisisi- Meneliti, menyaring dan mengidentifikasi perusahaan target.- Evaluasi strategi terhadap sasaran dan menilai kelayakan akuisisi2) Tahap negosiasi, meliputi :- Pengembangan strategi pengarahan- Mengevaluasi keuangan dan perhitungan harga perusahaan target- Negosiasi dan transaksi pembiayaan3) Tahap integrasi (penggabungan), meliputi :- Mengevaluasi kesehatan organisasi dan budaya perusahaan- Mengembangkan pendekatan integrasi- Menyesuaikan strategi, organisasi dan budaya antara perusahaan pengakuisisi dan

Page 32: PSAK PBU.doc

perusahaan yang diakusisi.- Hasil-hasil

Sedangkan menurut Alfred Rappaport (1979) dalam Christina (2003: 16) proses analisis akuisisi melalui tiga tahap yaitu :1) PlanningProses perencanaan akuisisi dimulai dengan suatu analisis terhadap corporate objectives and product market strategics. Analisis ini ditujukan untuk memahami kekuatan dan kelemahan yang meliputi berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, teknologi dan sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga meliputi parameter-paratemeter industri seperti proyeksi tingkat pertumbuhan pasar, peraturan pemerintah dan faktor sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai kriteria seperti kualitas manajemen, profitabilitas, struktur modal dan kriteria lainnya.2) Search and ScreenProses pencarian dan pelacakan merupakan suatu pendekatan sistematik untuk menggabungkan berbagai prospek akuisisi yang menarik dan dianggap menguntungkan. Proses pencarian lebih menfokuskan pada “bagaimana” dan “dimana” mencari calon perusahaan yang akan diambil alih, yang dianggap menunjukkan calon terbaik sesuai dengan sasaran dan kriteria yang dikembangkan dalam tahap proses perencanaan.3) Financial evaluationProses evaluasi keuangan lebih memfokuskan pada jawaban manajemen atas beberapa pertanyaan mengenai harga tertinggi yang harus dibayar oleh perusahaan pengambil alih serta apa yang menjadi resiko utama.

Perlakuan Akuntansi AkuisisiDilihat dari segi akuntansinya, apabila dua atau lebih badan usaha diselenggarakan bersama atau digabungkan dengan tujuan untuk melanjutkan usaha-usahanya yang terdahulu. Sebagai akibat adanya kombinasi tersebut, maka prosedur pencatatan akuntansinya terdiri dari dua macam metode yaitu metode pembelian (by purchase) dan metode penyatuan kepentingan (by pooling of interest)

Menurut Hadori Yunus (1981 : 251, 258) :a) Metode pembelian (by purchase), yaitu apabila di dalam suatu kombinasi usaha dari dua atau lebih badan usaha, dimana bagian yang terpenting dari pemilikan perusahaan atau perusahaan-perusahaan yang diperoleh itu dieliminasikan. Atau apabila penggabungan badan usaha tersebut berakibat para pemilik perusahaan yang bergabung tidak lagi ikut berpartisipasi secara substansil di dalam perusahaan tunggal yang dibentuk. Dengan lain perkataan, sebagai akibat kombinasi usaha itu terjadi (timbul) suatu pemilikan baru.b) Metode penyatuan kepentingan (by pooling of interest), yaitu pada suatu kombinasi usaha dari dua atau lebih badan usaha, dimana pemegang-pemegang dari bagian penting atas pemilikan masing-masing badan usaha itu menjadi pemilik dari badan usaha yang kemudian memiliki harta kekayaan dan usaha-usaha dari perusahaan yang bergabung, baik secara langsung atau melalui satu atau lebih anak perusahaan.

Sedangkan menurut Suad Husnan (1998 : 655,656)a) Metode pembelian (by purchase)Metode ini mencatat kekayaan perusahaan yang diakuisisi pada harga pasar yang wajar (fair market value) pada buku perusahaan yang melakukan akuisisi. Dengan

Page 33: PSAK PBU.doc

demikian, maka perusahaan yang melakukan akuisisi dapat menentukan harga perolehan yang baru (new cost basis) untuk aktiva-aktiva yang diakuisisi. Pada metode ini, istilah akuntansi “goodwill” diciptakan. Goodwill merupakan selisih antara harga yang dibayar dengan nilai pasar yang wajar dari aktiva yang diakuisisi.b) Metode penyatuan kepentingan (by pooling of interest)Dengan metode ini, aktiva-aktiva perusahaan baru dinilai sama dengan nilai buku dari perusahaan yang mengakuisisi dan diakuisisi. Perusahaan yang baru, dimiliki bersama oleh para pemegang saham perusahaan-perusahaan lama. Aktiva total dan ekuitas total tidak mengalami perubahaan. Tidak ada goodwill yang timbul. Metode ini digunakan apabila perusahaan pengakuisisi menerbitkan saham dengan hak suara (voting stock) sebagai pertukaran minimal sebanyak 90% dari saham denga hak suara yang diakuisisi.

Makalah Penggabungan UsahaDunia usaha sekarang ini, semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu atau kualitas suatu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan semakin ketat, sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan juga saling mengalahkan. Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat tersebut yang dapat saling merugikan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, perlu diadakan suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan mmenggabungkan dua perusahaan atau lebih baik yang sejenis maupun tidak sejenis menjadi satu.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 Paragraf 08 Tahun 1999 menyatakan “Penggabungan Usaha adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan”. Sedangkan menurut Hadori Yunus (1982 : 224), “Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi”.

Dari kedua definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan usaha pengembangan atau perluasan usaha dengan cara menggabungkan dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan ekonomi. Dalam makalah atau paper ini, saya akan membahas lebih lanjut mengenai salah satu jenis penggabungan usaha yaitu akuisisi.

Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang definisi akuisisi yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

Menurut PSAK No. 2 Paragraf 08 Tahun 1999 menyatakan:

Page 34: PSAK PBU.doc

“Akuisis adalah suatu penggabungan usaha di mana salah satu perusahaan yaitu pengakuisis memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi, dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

Sedangkan Michael A. Hitt, dkk (2002 : 259) menyatakan bahwa:

“Akuisisi yaitu memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar saham dari perusahaan sasaran”.

Definisi lainnya menurut P.S Sudarsanan (1999) dalam Christina (2003 : 9) menyatakan bahwa:

“Akuisisi dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain, dan para pemegang dari perusahaan lain menjadi sasaran akuisisi berhenti menjadi milik perusahaan”.

Marcell Go dalam Christina (2003 : 9), dalam bukunya yang berjudul manajemen grup bisnis menyatakan bahwa:

“Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham hak suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%)”.

Jadi, akuisisi dapat disimpulkan sebagai pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.

Klasifikasi Akuisisi

Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu:

1)      Merger atau konsolidasi

Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan konsolidasi menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

2)      Akusisi saham

Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham atau obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham atau merger :

-          Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan RUPS dan pemungutan suara.

Page 35: PSAK PBU.doc

-          Dalam akuisis saham, perusahaan yang akan mengakuisis dapat berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewat tender offer.

-          Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.

-          Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap tidak mau menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender offer, sehingga perusahaan target tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.

3)      Akuisisi Aset

Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham. Akuisisi aset dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang dibeli.

Alasan yang sering di kemukakan perusahaan ketika bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor paling mendasari peusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi untuk mendapat keuntungan.

Manfaat akuisisi:

1)      Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.

2)      Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih percaya dengan perusahaan yang telah berdiri dan mapan.

3)      Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.

4)      Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.

5)      Memperoleh sisitem operasional dan administratif yang mapan

6)      Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru.

7)      Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.

8)      Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.

Kelemahan akuisisi:

1)      Proses integrasi yang tidak mudah.

2)      Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat.

3)      Biaya konsultan yang mahal.

Page 36: PSAK PBU.doc

4)      Meningkatnya kompleksitas birokrasi.

5)      Biaya koordinasi yang mahal.

Proses Akuisisi

Proses akuisisi menurut P.S Sudarsaman (1999 : 50) dalam Christina (2003 : 15) terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan, meliputi:

-          Mengembangkan strategi akuisisi, alasan penciptaan nilai dan kriteria akuisisi.

-          Meneliti, menyaring dan mengidentifikasi perusahaan target.

-          Evaluasi strategi terhadap sasaran dan menilai kelayakan akuisisi

1. Tahap negosisasi, meliputi:

-          Pengembangan strategi pengarahan.

-          Mengevaluasi keuangan dan perhitungan harga perusahaan yang menjadi target.

-          Negosiasi dan transaksi pembiayaan.

1. Tahap integrasi, meliputi:

-          Mengevaluasi kesehatan organisasi dan budaya perusahaan.

-          Mengembangkan pendekatan integrasi.

-          Menyesuaikan strategi, organisasi dan budaya antara perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi.

-          Hasil-hasil.

Metode Pencatatan dalam Akuisisi

Penggabungan badan-badan usaha tersebut dapat dipengaruhi oleh metode akuntansi yang diterapkan untuk mencatat akuisisi dan merger. Berdasarkan pendapat Beams (2002:6), ada dua macam metode akuntansi yang dikembangkan di Amerika Serikat dan kemudian dipakai di Indonesia yaitu:

1. Polling of interest method (metode penyatuan kepemilikan).2. Purchase method (metode pembelian).

Metode Penyatuan Kepemilikan (polling of interest method)

Page 37: PSAK PBU.doc

Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap, tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.

Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.

Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).

Prosedur Akuntansi Akuisisi Metode Polling Of Interest

-          Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan.

-          Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung.

-          Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung.

-          Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan yang bergabung.

Metode Pembelian (Purchase Method)

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.

Page 38: PSAK PBU.doc

Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.

Prosedur Akuntansi Akuisisi Metode Purchase

-          Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya.

-          Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).

-          Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.

Daftar Pustaka

http://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/15/penggabungan-badan-usaha-akuisisi/

http://diaryintan.wordpress.com/2011/03/26/metode-penggabungan-usaha-2/

A.    PENGGABUNGAN USAHA Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999 :”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”

Page 39: PSAK PBU.doc

Sifat Penggabungan Usaha•    Horizontal integrationAdalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama, misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product juga.•    Vertical integrationAdalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc, distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar•    ConglomerationAdalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.

Alasan-Alasan Penggabungan Usaha  Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah:•    Manfaat Biaya (Cost Adventage). Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.•    Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi. •    Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays). Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya. •    Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers). Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.•    Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets). Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.

Bentuk Penggabungan Usaha

Page 40: PSAK PBU.doc

Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :1)    Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha sebagai berikut :•    Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.•    Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.•    Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :•    Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.•    Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru•    Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain tntuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha  1.    Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method)Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22 untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.

Page 41: PSAK PBU.doc

Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interesta)    Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabunganb)     Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabungc)    Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabungd)    Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan yang bergabung.2.    Metode Pembelian ((by purchase method))Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya.Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase•    Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya•    Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).•    Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.

Alasan perusahaan melakukan diversifikasi produk: Alasan perusahaan melakukan diversifikasi produk:Tidak hanya perusahaan yang sudah dewasa, perusahaan yang ingin mencapai tahap dewasapun melakukan diversifikasi produk, diversifikasi produk sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan, karena diversifikasi sangat membantu,dengan tidak bergantung kepada satu produk/barang saja, apabila salah satu produk/barang

Page 42: PSAK PBU.doc

menurun dalam pasaran/tidak laku, perusahaan tersebut akan menjual produk lainnya yang sedang in sekarangn ini. Dan seharusnya perusahaan melakukan diversifikasi dengan berbagai macam barang dan tidak mempunya jenis/kegunaan yang hampir sama, kareana apabila perusahaan melakukan diversifikasi dengan dua produk/barang dan mempunyai fungsi yang hampir sama ketika perusahaan mengalami penurunan perusahaan tersebut bisa menglami kebangkrutan, Tujuan Investasi Jangka Panjang Suatu perusahaan melakukan investasi jangka panjang tentunya didasarkan pada tujuan tertentu yang kemungkinan berbeda dengan perusahaan lain. Dalam uraian di depan telah disebutkan bahwa salah satu tujuan investasi adalah untuk mencari keuntungan. Secara umum tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan tertentu kemungkinan ada tujuan utama yang lain selain untuk mencari untung. Dari tulisan para ahli, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut: a)    Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.  b)    Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial. c)    Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut. d)    Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan. e)     Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis. f)    Untuk menjaga hubungan antar perusahaan. 

B. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIPengertian Laporan Keuangan KonsolidasiLaporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan antara Pemilikan perusahaan pusat atas perusahaan cabangnya, dalam satu satuan ekonomi. Laporan Keuangan Konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk pusat perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih cabang perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan – akan entitas – entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan atau diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya..Dari difinisi umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Otherwise, laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan. Artinya; jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Laporan keuangan konsolidasi harus disusun jika salah satu perusahaan yang bergabung memiliki control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya perusahaan investor (acquirer). Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50% (IAI 1994). Laporan

Page 43: PSAK PBU.doc

tersebut tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi

Tujuan laporan keuangan konsolidasiAdapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Konsolidasi diharuskan jika satu perusahaan memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.

Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi•    Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana lainnya. •    Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi Perlu disadari; Disamping memberi manfaat, laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain:•    Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja perusahaan lain yang bagus.  •    Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu pula dengan aktiva. •    Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk perusahaan•    Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang•    Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar.

Gambaran Umum Proses KonsolidasiSebagai informasi awal, secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:•    Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau ditambahkan bersama sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut terkait dengan transaksi dan kepemilkan antar perusahaan.•    Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4A. Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasi Suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% saham berhak suara pada perusahaan lain, harus menyajikan laporan keuangan konsolidasi. Suatu perusahaan yang memiliki 50% atau kurang saham berhak suara pada perusahaan lain, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi apabila dapat dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada. Laporan keuangan konsolidasi harus mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan baik yang

Page 44: PSAK PBU.doc

berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila: a)    Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak perusahaan khusus  diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali atau dialihkan dalam jangka pendek. b)    Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga tidak mampu  mengalihkan dananya kepada induk perusahaan. Penyertaan induk perusahaan pada anak perusahaan yang memenuhi salah satu kriteria di atas harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi. B. Prosedur Konsolidasi Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan harus  dieliminasi.  Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari transaksi antara induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi. Untuk tujuan konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus sama dengan tanggal pelaporan keuangan perusahaan induk. Apabila tanggal pelaporan tersebut berbeda maka laporan keuangan anak perusahaan dengan tanggal pelaporan yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang:

a.    Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan. b.    Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan tersebut diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi. Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda (yang lebih dari tiga bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan harus dilakukan untuk pengaruh dari setiap peristiwa atau transaksi antar perusahaan yang signifikan, yang terjadi antara tanggal pelaporan yang berbeda tersebut. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila tidak mungkin digunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi, maka harus diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda tersebut dan proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi. Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca konsolidasi antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi konsolidasi. I    nvestasi pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi, terhitung sejak investasi tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai anak perusahaan dan juga bukan perusahaan asosiasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi pada Perusahaan Asosiasi.

C.    INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASIPengertianperusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai pengaruh yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan pengendalian terhadap kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan maupun joint venture dari investornya.Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang

Page 45: PSAK PBU.doc

dikendalikan oleh perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan).Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak suara, maka dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya, apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.”Jadi, jika penyertaan saham perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20 %, maka penyertaan saham perusahaan dibukukan dengan metode biaya

Pengaruh SignifikanIstilah   "perusahaan   asosiasi"   digunakan   untuk  menggambarkan   suatu   perusahaan  dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Jika   investor   memiliki,   baik   langsung   maupun   tidak   langsung   melalui   anak  perusahaan,  20% atau  lebih dari  hak  suara pada perusahaan  investee, maka  investor  dipandang  mempunyai  pengaruh signifikan.  Sebaliknya,  jika investor memiliki,  baik langsung maupun tidak  langsung melalui  anak perusahaan,  kurang dari  20% hak suara,  dianggap  investor  tidak memiliki pengaruh   signifikan.   Kepemilikan   substansial   atau   mayoritas   oleh   investor   lain   tidak   perlu menghalangi   investor memiliki  pengaruh signifikan.  Apabila  investor mempunyai  pengaruh yang signifikan maka investasi  pada investee dicatat  dengan menggunakan metode ekuitas.  Sebaliknya apabila   investor   tidak   mempunyai   pengaruh   yang signifikan   maka   investasi   dicatat   dengan menggunakan metode biaya

Metode Akuntansi•    Metode EkuitasMenurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan nilai   tercatat   ditambahkan   atau   dikurangi   untuk  mengakui   bagian   investor   atas   laba   atau   rugi investee   setelah   tanggal   perolehan.  Distribusi   laba   (kecuali   dividen   saham)   yang   diterima   dari  investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada investee yang timbul  dari  perubahan dalam ekuitas  investee yang belum diperhitungkan ke dalam  laporan  laba rugi.  Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aktiva tetap,  perbedaan dalam penjabaran valuta   asing,  dan dari  penyesuaian  selisih yang  timbul  dari penggabungan usaha.•    Metode BiayaMenurut  metode   biaya,   investor  mencatat   investasinya   pada   perusahaan   investee sebesar   biaya   perolehan.   Investor  menyakui   penghasilan   hanya   sebatas   distribusi   laba   (kecuali dividen  saham)  yang diterima yang berasal  dari   laba bersih yang diakumulasikan oleh  investee setelah   tanggal   perolehan.   Penerimaan   dividen   yang  melebihi   laba   tersebut   dipandang  sebagai pemulihan  investasi  dan dicatat   sebagai  pengurangan  terhadap biaya  investasi  sesuai  Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.

Page 46: PSAK PBU.doc

Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan KonsolidasiPengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima  tidak dapat  digunakan sebagai   ukuran   yang  memadai   untuk  merefleksikan   penghasilan   yang   diperoleh   investor   dari investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi yang diterima tersebut hampir tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang signifikan terhadap perusahaan asosiasi,   investor memiliki   tolok ukur atas kinerja perusahaan asosiasi,  yaitu  imbalan investasi   (return on  investment).   Investor  melaksanakan  tanggungjawab  ini  dengan memperluas lingkup  laporan keuangan konsolidasi  sehingga mencakup bagiannya atas hasil  usaha perusahaan asosiasi dan dengan demikian menyediakan analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio   yang   lebih   relevan   dapat   dihitung.  Dengan   demikian,   penerapan   metode   ekuitas memungkinkan   pelaporan   aktiva   bersih   dan   penghasilan   bersih   oleh   investor   dengan  lebih informatif.Investasi   di   perusahaan   asosiasi   dipertanggungjawabkan   dengan   menggunakan metode  biaya   jika  perusahaan  asosiasi  beroperasi  dengan pembatasan yang ketat  dalam  jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada investor.   Investasi   di   perusahaan   asosiasi   juga   dipertanggung jawabkan   dengan menggunakan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek. Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak tanggal dimana:a)    investor  tidak  lagi  memiliki  pengaruh signifikan dala perusahaan asosiasi   tetapi  menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; ataub)    penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan

Penerapan Metode EkuitasTerdapat  beberapa  prosedur  dalam penerapan metode   ekuitas  yang  tidak berbeda dengan   prosedur   konsolidasi   sebagaimana   dijelaskan   dalam   Pernyataan   Standar   Akuntansi Keuangan  No.   4   tentang  Laporan  Keuangan  Konsolidasi.  Selanjutnya,   konsep   yang  mendasari prosedur konsolidasi yang digunakan dalam perolehan anak perusahaan digunakan dalam perolehan investasi dalam perusahaan asosiasi.Investasi dalam perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas sejak  tanggal  pada   saat   investasi   tersebut  memenuhi  definisi  perusahaan  asosiasi.  Selisih  (baik positif maupun negatif) antara biaya perolehan (acquisition cost) dengan bagian investor atas nilai wajar   aktiva  neto yang dapat  diidentifikasi   (net   identificable  asset)  pada   tanggal   akuisisi  harus dipertanggungjawabkan  sesuai  dengan Pernyataan Standar  Akuntansi  Keuangan No.  22  tentang Akuntansi Penggabungan Usaha.Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian investor atas laba rugi setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut:a)    Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.b)    Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the fair value of net identifiable assets) .Laporan keuangan perusahaan asosiasl  yang paling akhir  digunakan oleh  investor dalam  penerapan  metode   ekuitas;   laporan   tersebut   biasanya   disajikan   pada   tanggal   yang   sama dengan  laporan keuangan  investor.   Jika  tanggal  pelaporan  tersebut  berbeda,  perusahaan asosiasi sering menyajikan, untuk digunakan oleh investor, laporan pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan  investor.   Jika  penyamaan  tanggal   tidak mungkin dilakukan,  dapat  digunakan  laporan keuangan  

Page 47: PSAK PBU.doc

yang   disusun   pada   tanggal   pelaporan   yang   berbeda,   akan   tetapi   prinsip   konsistensi mempersyaratkan   bahwa   jangka  waktu   penggunaan   tanggal   tersebut   konsisten   dari   periode   ke periode.Jika   digunakan   laporan   keuangan   dengan   tanggal   pelaporan   yang   berbeda, penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi antara  investor dan perusahaan asosiasi  antara  tanggal   laporan keuangan perusahaan asosiasi  dan tanggal laporan keuangan investor.Laporan   keuangan   investor   lazimnya   disusun   dengan   menggunakan   kebijakan akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang serupa. Apabila perusahaan asosiasi  menggunakan   kebijakan   akuntansi   yang   lain   daripada   yang   digunakan   investor   untuk transaksi dan peristiwa yang sama, maka penyesuaian tertentu dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan asosiasi  apabila  laporan  tersebut  digunakan oleh  investor  dalam penerapan metode ekuitas. Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat dilakukan, fakta adanya perbedaan tersebut harus diungkapkan.Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh pihak luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen saham prioritas dengan mengabaikan apakah dividen tersebut telah atau belum dideklarasikan.Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama   atau melebihi   nilai   tercatat   dari   investasi,   maka   investasi   dilaporkan   nihil.   Kerugian selanjutnya   diakru   oleh   investor   apabila   telah   timbul   kewajiban   atau   investor   melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya.  Jika perusahaan asosiasi selanjutnya laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. Jika terjadi penurunan permanen atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk mengakui penurunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan asosiasi secara   individual  penting bagi   investor,  maka  nilai   tercatat  ditentukan untuk  setiap perusahaan asosiasi secara individual.

D.    SPECIAL PUPURPOSE ENTITY (SPE)Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary), misalnya untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPV ini merupakan salah satu bentuk off-balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan oleh suatu pihak (transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain (SPV) untuk melaksanakan aktivitas bisnis maupun transaksi bisnis tertentu.

Tujuan SPE : •    Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang perusahaan induk (sponsor) off-balance-sheet •    Mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau hipotek ke dalam bentuk liquid•    Mengurangi besarnya pajak

Karakteristik SPE :•    Memiliki modal yang terbatas•    Biasanya tidak memiliki manajemen yang independen•    Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu trustee yang menerima dan

Page 48: PSAK PBU.doc

mendistribusikan kas sesuai dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak sebagai perantara SPV dengan pihak yang membentuk SPV.•    Jika SPV memegang aset, maka salah satu pihak akan memberikan jasa tertentu sesuai perjanjian.

Alasan pembentukan SPE : •    Sekuritisasi •    Risk sharing •    Keuntungan kompetitif •    Financial enginering •    Regulatory reasons

Standar akuntansi :•    Accounting Research Bulletin (ARB) 51, Consolidated Financial Statement •    SFAS 125 Accounting for Transfer and Servicing of Financial Assets and Extinguishment of Liabilities •    FASB Interpretation 46 (R) SIC-12 PSAK No 4 Tahun 2002