proposal_pkmgt_medical record central database sebagai upaya sinkronisasi pelayanan kesehatan antar...

26
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Medical Record Central Database sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan antar Rumah Sakit di Indonesia BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh: Tintani Bunga Restika (10/305000/FA/08654) Indah Shintawati (10/301501/FA/08575) Resa Ansi Rengganis (10/301607/FA/08587)

Upload: yusuf-arifin

Post on 09-Feb-2016

62 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Medical Record Central Database sebagai Upaya Sinkronisasi

Pelayanan Kesehatan antar Rumah Sakit di Indonesia

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Tintani Bunga Restika (10/305000/FA/08654)

Indah Shintawati (10/301501/FA/08575)

Resa Ansi Rengganis (10/301607/FA/08587)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

ii

Page 3: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Medical Record Central Database sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan antar Rumah Sakit di Indonesia” yang disusun untuk mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis. Penulis berharap bahwa karya ini dapat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. Subagus Wahyuono, M. Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

UGM dan Dr. Hilda Ismail, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Farmasi.

2. Woro harjaningsih, Sp. FRS., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penulisan karya tulis ini.

3. Kedua orang tua dan keluarga kami yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan kepada kami.

4. Teman-teman Fakultas Farmasi UGM yang senantiasa memberi dukungan dan bantuan, baik moral maupun material kepada kami.

Penulis menerima masukan, saran, ataupun kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia secara luas.

Yogyakarta, Maret 2013

Penulis

iii

Page 4: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... IHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iiKATA PENGANTAR.................................................................................... iiiDAFTAR ISI................................................................................................... ivRINGKASAN................................................................................................. vPENDAHULUANLatar Belakang............................................................................................... 1Tujuan.............................................................................................................Latar belakang........................................................................................................................Manfaat ..................................................................................................................................GAGASAN.............................................................................................................................PENUTUPKesimpulan ............................................................................................................................Rekomendasi..........................................................................................................................DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................................

RINGKASAN

Rekam medis merupakan salah satu unsur pendukung dalam pelayanan

kesehatan yang menyimpan data diagnosa, anamnesis, dan hasil laboratorium

pasien. Dengan tidak adanya sistem rekam medis yang terintegrasi antar rumah

sakit, dokter mengalami kesulitan untuk mengkases rekam medis pasien dari

iv

Page 5: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

rumah sakit lain yang pernah memberikan terapi pada pasien tersebut, yang

seharusnya dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dokter dalam

mendiagnosa dan memutuskan terapi untuk pasien.

Rekam medis elektronik adalah penggunaan metode elektronik untuk

pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan rekam medis pasien

di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem manajemen basis data

multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis.

Penggunaan rekam medis elektronik yang diterapkan oleh pihak pelayanan

kesehatan ini nyatanya sudah sangat membantu dalam manjemen data dan

manajemen pengobatan dalam pelayanan kesehatan. Bila system tersebut

disinkronkan jelas akan member manfaat yang lebih baik bagi pelayanan

kesehatan di Indonesia, diantaranya merealisasikan terapi pasien yang rasional

berdasarkan tindakan apa saja yang telah diperoleh sebelumnya, perwujudan

manajemen data yang terpusat untuk mempermudah pengaksesan data dan sebagai

sarana komunikasi non verbal antar tenaga kesehatan.

Diperlukan adanya kerjasama antar lembaga untuk mengurus

pengumpulan medical record antar rumah sakit di Indonesia, baik untuk

pengumpulan datanya dan pembuatan security code guna penjaminan keamanan

medical record tiap pasien. Untuk itu beberapa lembaga yang diperlukan

kerjasamanya dalam mencapai maksud tersebut antara lain Rumah Sakit,

Departemen Kesehatan RI, Kementrian Komunikasi dan Informatika

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rekam medis merupakan salah satu unsur pendukung dalam pelayanan

kesehatan yang menyimpan data diagnosa, anamnesis, dan hasil laboratorium

pasien. Sebagian besar Rumah Sakit di Indonesia masih mengggunakan Rekam

Medis sistem manual yang berbeda-beda tiap rumah sakit. Setiap pasien

v

Page 6: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

memiliki sebuah rekam medis di tiap rumah sakit di mana pasien tersebut

pernah berobat, bahkan pasien bisa memiliki lebih dari satu rekam medis di

rumah sakit yang sama jika terjadi kesalahan teknis seperti hilangnya kartu

pengobatan yang dikeluarkan suatu rumah sakit.

Dengan tidak adanya sistem rekam medis yang terintegrasi antar rumah

sakit, dokter mengalami kesulitan untuk mengkases rekam medis pasien dari

rumah sakit lain yang pernah memberikan terapi pada pasien tersebut, yang

seharusnya dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dokter dalam

mendiagnosa dan memutuskan terapi untuk pasien. Sumber informasi yang

diperoleh dokter tentang riwayat penyakit pasien hanya berasal dari pasien itu

sendiri, yang terkadang tidak mengetahui secara detail tentang riwayat penyakit

yang pernah dideritanya. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya

medication error yang dapat berdampak fatal.

Medication error adalah kejadian yang dapat menyebabkan atau

mendorong terjadinya pengobatan yang tidak sesuai atau yang merugikan

pasien ketika pengobatan selama dalam penanganan tenaga kesehatan

profesional, pasien atau konsumen, seperti kejadian yang dapat berhubungan

dengan praktek tenaga profesional, produk pelayanan kesehatan, dan mencakup

sistem seperti, prescribing, order communication, product labeling, dispensing,

distribution, administration, education, monitoring, dan penggunaan obat oleh

pasien yang sebenarnya dapat dicegah. (Barus, 2009). Angka

kejadian Medication Error di Indonesia belum terdata secara akurat dan

sistematis tetapi Medication Error cukup sering dijumpai di institusi pelayanan

kesehatan. Di rumah sakit angka Medication Error dilaporkan sekitar 3-6,9%

pada pasien yang menjalani rawat inap. Angka kejadian error akibat kesalahan

dalam permintaan obat resep juga bervariasi, yaitu antara 0,03-16,9%. Salah

satu peneliti menemukan bahwa 11% Medication Error di rumah sakit

berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien dalam bentuk

dosis atau obat yang keliru. Namun demikian meskipun relatif sering

terjadi Medication Error umumnya jarang yang berakhir dengan cedera di

pihak pasien. (Dwiprahasto, 2006)

vi

Page 7: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

Tingkat terjadinya medication error dapat diatasi dengan adanya

kebijakan pemerintah terkait sistem pelayanan kesehatan yang memungkinkan

adanya sinkronisasi rekam medis pasien yang dapat diakses oleh tenaga

kesehatan terkait, sehingga diagnosis dan terapi yang dilakukan terhadap

pasien dapat lebih sesuai. Hal tersebut juga dapat mendukung program

pemerintah yang tengah disiapkan pelaksanaannya yaitu Sistem Jaminan Sosial

Nasional, di mana seharusnya pemerintah dapat memberikan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat di mana pun dia berada, tanpa harus dibebani

sistem birokrasi yang mempersulit akses pelayanan kesehatan.

B. TUJUAN

1. Menawarkan alternatif sistem penunjang pelayanan kesehatan yang baru

untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia

2. Terwujudnya informasi pelayanan kesehatan yang saling terkait antar

rumah sakit di seluruh Indonesia

3. Menawarkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih melindungi pasien

dari medication error

C. MANFAAT

1. Bagi masyarakat

Dengan gagasan ini, masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan

yang lebih baik sehingga dapat terhindar dari medication error

2. Bagi pemerintah

Pemerintah dapat menyediakan informasi riwayat kesehatan masyarakat

secara terpusat dalam menunjang pelayanan kesehatan.

3. Bagi kalangan akademisi

Dari tulisan ini, kalangan akademisi dapat melakukan penelitian lanjutan

untuk mengenmbangkan konsep Medical Record Centra Database demi

terwujudnya pelayanan kesehatan yang sinkron antar rumah sakit.

4. Bagi penulis

vii

Page 8: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

Tulisan ini merupakan pembelajaran untuk dapat menghasilkan karya tulis

lainnya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat

GAGASAN

A. Rekam Medis di Indonesia

Menurut Permenkes No. 749a/Menkes Per/XII/1989 Rekam Medis

adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien

pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

Tujuan penyelenggaraan rekam medis rumah sakit adalah untuk

menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan

kesehatan di rumah sakit. Dari tujuan diatas terdapat tujuh aspek kegunaan

rekam medis yaitu : aspek administrasi, aspek medis,aspek hukum, aspek

penelitian, aspek pendidikan dan aspek dokumentasi. Tujuan dan kegunaannya

masih terbatas pada aspek pelayanan dan hal-hal yang terkait dengan pelayanan

itu sendiri.Belum terlihat tentang adanya fungsi manajemen, dimana aspek

manajemen ini yang menjadikan fungsi rekam medis kontribusinya lebih

bermakna.

Kepmenkes Nomor 337 tahun 2007 tentang standar profesi perekam

medis dan informasi kesehatan, menyebutkan tentang kompetensi rekam medis

yang digolongkan menjadi 2 kompetensi, yaitu komponen pokok dan

pendukung. Kompetensi pokok merupakan kompetensi mutlak yang harus

dimiliki oleh perekam medis dan informasi kesehatan. Sedangkan kompetensi

pendukung merupakan kemampuan yang harus dimiliki sebagai pengembangan

pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk mendukung tugas. Kompetensi

pokok meliputi 5 hal, yaitu:

1. Klasifikasi dan kodifikasi penyakit/ tindakan

2. Aspek hukum rekam medis dan etika profesi

3. Menajemen rekam medis dan informasi kesehatan

viii

Page 9: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

4. Menjaga dan meningkatkan mutu rekam medis dan informasi

kesehatan

5. Statistik kesehatan

Untuk kompetensi pendukung meliputi 2 hal, yaitu:

1. Kemitraan profesi

2. Manajemen unit kerja rekam medis

Rekam Medis merupakan salah satu pilar yang sangat penting yang

tidak bisa dianggap sepele dalam suatu Rumah Sakit, dengan perkembangan

ilmu kedokteran, hukum kesehatan dan perkembangan teknologi ditambah lagi

dengan pasien / masyarakat yang lebih pintar dan kritis mengenai hak-haknya,

sehingga penyelenggaraan rekam medis harus dikelola dengan personil –

personil yang profesional.

Beberapa layanan kepada pasien dan masyarakat yang telah diberikan

adalah kelengkapan dalam sertifikat medis penyebab kematian, keterangan

lahir, pengisian formulir asuransi, dan data mutu. Untuk menghasilkan rekam

medis yang baik, benar dan akurat dan lengkap serta dapat

dipertanggungjawabkan  sangat dipengaruhi oleh kerjasama yang baik : dokter

– dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, ahli radiologi,

apoteker dan tenaga kesehatan lainnya.

B. Upaya Pengelolaan Rekam Medis di Indonesia

Rekam medis merupakan dokumen penting yang diperlukan untuk

menentukan terapi apa yang akan diberikan pada pasien penderita penyakit

tertentu. Namun pada kenyataannya di Indonesia belum ada sinkronisasi rekam

medis antar rumah sakit. Adanya sinkronisasi rekam medis antar rumah sakit

sangat diperlukan untuk kelanjutan terapi yang akan diperoleh pasien.

Berdasarkan rekam medis yang mereka punya, tenaga kesehatan yang akan

memberikan terapi dapat memperoleh informasi tentang tindakan medis apa

yang telah diperoleh pasien sehingga mereka bisa menentukan kelanjutan

terapi yang akan dipilih.

Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode

elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan

ix

Page 10: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem

manajemen basis data multimedia yang menghimpun berbagai sumber data

medis. Dalam UU Praktik Kedokteran penjelasan pasal 46 ayat (1), yang

dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

yang telah diberikan kepada pasien. Pengertian yang sama juga digunakan pada

Permenkes 269/2008. Jenis data rekam medis dapat berupa teks (baik yang

terstruktur maupun naratif), gambar digital (jika sudah menerapkan radiologi

digital), suara (misalnya suara jantung), video maupun yang berupa biosignal

seperti rekaman EKG.

Saat ini, di klinik yang khusus melayani para pegawai dan mahasiswa

di UGM (GMC= Gadjah Mada Medical Centre) dokternya tidak lagi

menggunakan status rekam medis kertas. Mouse dan keyboard sudah

menggantikan pena untuk mencatat gejala, hasil observasi, diagnosis sampai

dengan pengobatan. Namun, hingga kini hanya klinik tersebut satu-satunya

fasilitas kesehatan yang menggunakan rekam medis elektronik di Jogja. Meski

hanya untuk melayani pasien rawat jalan, itu sudah lumayan.

Bila dilihat saat ini hanya beberapa rumah sakit saja yang menggunakan

system rekam medis elektronik. Di Yogyakarta yang sudah jelas menerapkan

system ini adalah klinik GMC dan rumah sakit Bethesda. Diharapkan ada

rumah sakit lain yang menyusul menggunakan system rekam medis elektronik

ini. Diawali dari rumah sakit, diharapkan nantinya perwujudan sinkronisasi

rekam medis antar rumah sakit di Indonesia akan lebih mudah dilaksanakan.

C. Kelebihan Sinkronisasi Rekam Medis

Rekam medik kertas (manual) yang memiliki berbagai kelemahan,

salah satunya terkait kekurang efisiensinya dalam praktik sehari-hari dinilai

sudah kurang mampu untuk menjawab tuntutan fungsi rekam medik tersebut

diatas. Sewaktu masih memakai  sistem  arsip  kertas (manual), masalahnya 

adalah  lama  pencarian  dan  sulitnya mengumpulkan  data pasien  yang 

terpecah-pecah.  Telepon  dan  percakapan  menjadi  tulang  punggung  diskusi 

dan  pertukaran  informasi untuk mendapatkan  kesimpulan  pelayanan  pasien

x

Page 11: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

antar tenaga medik termasuk bagi apoteker.  Di lain pihak, rekam medik kertas

(manual) juga dinilai sebagai salah satu upaya pelayanan kesehatan yang

kurang ramah lingkungan.

Rekam medis elektronik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:

a. Dapat meminimalkan  human eror , karena rekam medik elektronik dapat

menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik.

b. Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang

keputusan layanan kesehatan.

c. Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal biologis

secara otomatis.

d. Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan

memperoleh saran utuk penanganan pasien

e. Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh (dalam

bentuk siap olah ) dari basis data rekam medik. Sedangkan data non rutin

dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam

rekam medik.

(Thede, 2008; Moody, 2004)

Penggunaan rekam medis elektronik yang diterapkan oleh pihak

pelayanan kesehatan ini nyatanya sudah sangat membantu dalam manjemen

data dan manajemen pengobatan dalam pelayanan kesehatan. Bila system

tersebut disinkronkan jelas akan member manfaat yang lebih baik bagi

pelayanan kesehatan di Indonesia, diantaranya merealisasikan terapi pasien

yang rasional berdasarkan tindakan apa saja yang telah diperoleh sebelumnya,

perwujudan manajemen data yang terpusat untuk mempermudah pengaksesan

data dan sebagai sarana komunikasi non verbal antar tenaga kesehatan.

Kegunaan lainnya juga untuk mewujudkan terapi pasien yang rasional. Terapi

pasien yang rasional bisa meminimalisasi adanya keslahan dalam pengobatan

sehingga kematian akibat kesalahan pengobatan bisa diminimalisir.

D. Pihak-pihak yang Dipertimbangan dapat Membantu

Mengimplementasikan Gagasan dan Uraian Peran atau Kontribusi

Masing-masingnya

xi

Page 12: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

Diperlukan adanya kerjasama antarlembaga untuk mengurus

pengumpulan medical record antar rumah sakit di Indonesia, baik untuk

pengumpulan datanya dan pembuatan security code guna penjaminan

keamanan medical record tiap pasien. Untuk itu beberapa lembaga yang

diperlukan kerjasamanya dalam mencapai maksud tersebut antara lain:

1. Rumah Sakit, terutama bagian yang mengelola medical record tiap

pasien. Dalam sebuah rumah sakit, medical record yang telah berisi

informasi kesehatan pasien nantinya akan kembali ke Ruang Pendaftaran,

yang kemudian dsimpan dan dikelola oleh petugas rekam medis sehingga

natinya mudah dicari ketika pasien kembali berobat.

2. Departemen Kesehatan RI yang membidangi pengelolaan informasi

antar rumah sakit. Dalam Departemen Kesehatan RI terdapat Ditjen Bina

Upaya Kesehatan yang bertugas dalam membina rumah sakit di

Indonesia, sehingga nantinya terdapat koordinasi yang jelas dalam

pengumpulan data setiap rumah sakit.

3. Kementrian Komunikasi dan Informatika yang membidangi

penggunaan aplikasi informasi pembuatan central database serta

keamanannya. Bidang ini terkait dengan tugas dari bagian Pusat Data dan

Sarana Informatika Kominfo.

E. Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk

Mengimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang

Diharapkan dapat Tercapai

1. Kebijakan Pemerintah Terkait Sentralisasi Medical Record di Indonesia

Menurut Departemen Kesehatan RI, tujuan rekam medis adalah untuk

menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam

medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil.

Permasalahan akan muncul ketika pasien berganti rumah sakit. Saat ini,

medical record hanya menjadi milik dari rumah sakit dimana pasien

berobat sehingga ketika pasein berganti rumah sakit untuk berobat, pasien

xii

Page 13: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

tersebut tidak memiliki data riwayat kesehatan. Pencatatan rekam medis

yang manual di atas kertas sangat sulit untuk di transfer antar rumah sakit

apalagi pada kondisi geografis Indonesia dengan bentuk negeri seribu pulau.

Masalah transportasi menjadi permasalahan yang bisa menghambat

pertukaran informasi riwayat kesehatan pasien.

Oleh karena itu diperlukan, digitalisasi sebuah medical record untuk

mempermudah transfer data ke rumah sakit lain. Hal tersebut juga harus

didukung dengan adanya sebuah central database dari medical record di

tiap rumah sakit sehingga terdapat sinkronisasi data medical record antar

rumah sakit. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan membuat suatu

kebijakan guna mengkoordinasi pengumpulan setiap medical record dalam

sebuah central database sehingga mempermudah akses setiap rumah sakit

untuk mendapat data tentang riwayat kesehatan pasien. Secara garis besar,

arah kebijakan yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Kebijakan tentang Koordinasi Pengumpulan Medical Record

Departemen Kesehatan RI, khusunya Ditjen Bina Upaya Kesehatan,

bertugas untuk mengkoordinasikan pengumpulan medical record dari

setiap rumah sakit di Indonesia sehingga terdapat aturan yang jelas

tentang pembuatan central database dari medical record.

b. Peraturan tentang Kewajiban setiap Rumah Sakit untuk Mendigitalisasi

Mendical Record-nya

Penerapan peraturan ini akan mempermudah pengelolan medical record.

Medical record yang ada dalam bentuk digital akan lebih mudah

ditarnsfer, baik itu kepada pusat pengumpul maupun ketika data medical

record di akses oleh rumah sakit lain.

2. Pembangunan Gedung yang Mengelola Medical Record dari Setiap

Rumah Sakit

Sentralisasi sekian banyak data dari setiap rumah sakit di Indonesia pastilah

membutuhkan suat tempat khusus, karena pastilah membutuhkan sekian

banyak pekerja dalam proses pengelolaan data tersebut. Sehingga

xiii

Page 14: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

diperlukan sebuah gedung tersendiri tempat para pekerja mengelola data

rekam medis.

3. Sosialisasi Prosedur Teknis Pelaksanaan Medical Record Central

Database ke Setiap Rumah Sakit di Indonesia

Sosialisasi tentang pelaksanaan sentralisasi medical record diberikan kepada

setiap rumah sakit di Indonesia secara langsung oleh Dinas Kesehatan setiap

provinsi ataupun kabupaten agar mempermudah pemerataan penyebaran

informasi.

4. Pembuatan Sebuah Situs yang Berisi Medical Record Database dengan

Jaringjan Antar Rumah Sakit untuk Mempermudah Akses Medical

Record di Setiap Rumah Sakit

Untuk mempermudah akses setiap tenaga kesehatan, maka pembuatan

sebuah situs untuk mengakses medical record dari pasien sangat diperlukan

agar setiap Rumah Sakit mampu mengakses dengan mudah. Namun

jaringan yang digunakan bukan jaringan yang luas layaknya internet,

jaringan yang digunakan hanya akan menghubungkan antar rumah sakit

untuk menjamin keamanan data. Selain jaringan yang terbatas, password

juga diterapkan untuk setiap data, agar privasi data antarpasien terjamin.

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Indonesia belum memiliki sistem medical record yang terpusat, yang

memungkinkan tenaga kesehatan mengakses riwayat kesehatan pasien

untuk kepentingan pengobatan.

xiv

Page 15: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

2. Tidak adanya sinkronisasi medical record antar rumah sakit menjadi

salah satu penghambat pelayanan kesehatan ketika pasien berganti

rumah sakit.

3. Upaya sinkronisasi medical record akan mempermudah akses riwayat

kesehatan pasien sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di

seluruh rumah sakit di Indonesia.

B. Rekomendasi

1. Perlu adanya kerjasama antar lembaga pemerintah terkait yaitu Rumah Sakit, Kementerian Kesehatan dan kementerian Komunikasi dan Informasika untuk mewujudkan sinkronisasi medical record di Indonesia.

2. Diperlukan peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk sinkronisasi medical record di Indonesia.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan sistem Medical Record Central Database.

4. Sosialisasi Prosedur Teknis Pelaksanaan Medical Record Central

Database ke Setiap Rumah Sakit di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Rekam Medik Elektronik . diambil dari

http://sabanailalangliar.blogspot.com, pada tanggal 4 Maret 2013 pukul

11.30 WIB

Anonim. 2013. Studi Observasi Deskriptif Potensi Terjadinya Medication Error

Resep Pediatri Di Rumah Sakit Dan Dua Apotek Di Kabanjahe Periode

Oktober-Desember 2008. Diambil dari http://library.usu.ac.id/index.php?

option=com_journal_review&id=14316&task=view . Pada tanggal 5 Maret

2013 pukul 08.31 WIB

Dwiprahasto I. 2006. Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko

Medication Error di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer, Jurnal Berkala

Ilmu Kedokteran 2006, XXXVIII(1), diambil dari

http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603. Pada tanggal 5 Maret

2013 pukul 08.31 WIB

xv

Page 16: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

Tim Penyusun. 1994. Pedoman Sistem Pencatatan Rumah Sakit (Rekam

Medis/Medical Record.Jakarta: Departmen Kesehatan RI

PENUTUP

1. Kesimpulan2. Rekomendasi

LAMPIRAN

1. Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok

a. Ketua Pelaksana KegiatanNama Lengkap : Tintani Bunga RestikaNIM : 10/305000/FA/08654Tempat, Tanggal Lahir : Kendal, 22 November 1992Alamat di Yogyakarta : Pogung Rejo RT 16A RW 51 blok D no 1,

Sinduadi, Mlati, Sleman, DI YogyakartaEmail : [email protected] : S1 Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi UGM

Yogyakarta, 7 Maret 2013 Ketua Pelaksana

(Tintani Bunga Restika) 10/305000/FA/08654

b. Anggota Pelaksana 1Nama Lengkap : Indah ShintawatiNIM : 10/301501/FA/08575Tempat, Tanggal Lahir : Banyumas, 19 September 1992Alamat di Yogyakarta : Pogung Kidul XVI/VI/I Sinduadi, Mlati,

Sleman, DI YogyakartaEmail : [email protected] : S1 Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi UGM

Yogyakarta, 7 Maret 2013 Anggota Kelompok

(Indah Shintawati) 10/301501/FA/08575

c. Anggota Pelaksana 2

xvi

Page 17: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

Nama Lengkap : Resa Ansi RengganisNIM : 10/301607/FA/08587Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, Februari 1993Alamat di Yogyakarta : Jl. Timor Timur 108, Plemburan, YogyakartaEmail : [email protected] : S1 Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi UGM

Yogyakarta, 7 Maret 2013 Anggota Kelompok

(Resa Ansi Rengganis) 10/305000/FA/08587

xvii

Page 18: Proposal_pkmgt_medical Record Central Database Sebagai Upaya Sinkronisasi Pelayanan Kesehatan Antar Rumah Sakit Di Indonesia

2. Biodata Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar : Woro Harjaningsih, b. NIP : 197008161998032001c. Tempat/tanggal lahir : d. No. Telp. : e. Alamat Rumah :

.f. Alamat Kantor : Fakultas Farmasi UGM, Sekip Utara,

Yogyakartag. Email : h. Latar Belakang Pendidikan:

SD Jetis lulus tahun 1994SLTPN II Sewon lulus tahun 1997SMTI Yogyakarta lulus tahun 2000S1 Fakultas Farmasi UGM lulus tahun 2007Program apoteker Fakultas Farmasi UGM lulus tahun 2008S2 Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi UGM lulus tahun 2011

Yogyakarta, 7 Maret 2013

Dosen Pendamping

(Woro Harjaningsih, ) NIP. 990000110

18