proposal tpp 20

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Triase berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya. (Pusponegoro, 2010) Di Unit Gawat Darurat (UGD) pengetahuan dan keterampilan petugas sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi petugas dalam penilaian awal, petugas harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. (Oman,2008) Sistem triase mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950an seiring jumlah kunjungan UGD yang melampaui 1

Upload: ragil-sludgemetal-ftd

Post on 15-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 20

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Triase berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya. (Pusponegoro, 2010)Di Unit Gawat Darurat (UGD) pengetahuan dan keterampilan petugas sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi petugas dalam penilaian awal, petugas harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. (Oman,2008)Sistem triase mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950an seiring jumlah kunjungan UGD yang melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan penanganan segera, dimana tujuan dari triase adalah memilih dan menggolongkan semua pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penangannnya dan disaat pertama perawat menilai pasien perawat juga melakukan tindakan diagnostik, sehingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan pasien tidak terlalu lama. (Brooker, 2008).Triase dilakukan berdasarkan pada ABCDE, beratnya cedera, jumlah pasien yang datang, sarana kesehatan yang tersdia serta kemungkinan hidup pasien.( Pusponegoro, 2010)

1.2 Rumusan MasalahAdapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan laporan Tugas Pengenalan Profesi ini adalah mengenai hal-hal berikut: 1. Bagaimana alur triase pasien di IGD?2. Bagaimana cara mengklasifikasi pasien gawat darurat?3. Bagaimana prioritas terapi berdasarkan jenis kegawatdaruratan? 4. Bagaimana dokumentasi setelah dilakukan klasifikasi pada pasien gawat darurat?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui alur triase pasien di IGD2. Untuk mengetahui cara mengklasifikasi pasien gawat darurat3. Untuk mengetahui prioritas terapi berdasarkan jenis kegawatdaruratan4. Untuk mengetahui dokumentasi setelah dilakukan klasifikasi pada pasien gawat darurat

1.4 ManfaatObservasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang sistem alur triase di UGD RSUD Bari

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Definisi TriaseTriage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk, 2008).Triase berasal dari bahasa prancis trier bahasa inggris triage danditurunkan alam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaituproses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang cepat dan berfokus dengan suatu cara yang emungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya. (Pusponegoro, 2010)

2.2Tujuan TriaseDiperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Pemisahan yang dimaksud disebut Triase. (Oman,2008)Tujuan dari triase adalah memilih dan menggolongkan semua pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penangannnya dan disaat pertama perawat menilai pasien perawat juga melakukan tindakan diagnostik, sehingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan pasien tidak terlalu lama.(Brooker, 2008).

2.3Prinsip dan Tipe TriasePrinsip triase berdasarkan Making the Right Decision A Triage Curriculum (1995) :1. Triase seharusnya dilakukan segera dan tepat waktuKemampuan berespon dengan cepat terhadap kemungkinan penyakit yang mengancam kehidupan atau injuri adalah hal yang terpenting di departemen kegawatdaruratan.2. Pengkajian seharusnya adekuat dan akuratIntinya, ketetilian dan keakuratan adalah elemen yang terpenting dalam proses interview.3. Keputusan dibuat berdasarkan pengkajianKeselamatan dan perawatan pasien yang efektif hanya dapat direncanakan bila terdapat informasi yang adekuat serta data yang akurat.4. Melakukan intervensi berdasarkan keakutan dari kondisiTanggung jawab utama seorang perawat triase adalah mengkaji secara akurat seorang pasien dan menetapkan prioritas tindakan untuk pasien tersebut. Hal tersebut termasuk intervensi terapeutik, prosedur diagnostic dan tugas terhadap suatu tempat yang dapat diterima untuk suatu pengobatan.5. Tercapainya kepuasan pasien Perawat triase seharusnya memenuhi semua yang ada di atas saat menetapkan hasil secara serempak dengan pasien Perawat membantu dalam menghindari keterlambatan penanganan yang dapat menyebabkan keterpurukan status kesehatan pada seseorang yang sakit dengan keadaan kritis. Perawat memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga atau temannya.Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sesingkat mungkin), The Right Patient, to The Right Place at The Right Time, with The Right Care Provider.

Pengambilan keputusan dalam proses triase dilakukan berdasarkan : Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit Dapat mati dalam hitungan jam Trauma ringan Sudah meninggal

Beberapa tipe sistem triase (Iyer, 2004) :a. Traffic DirectorDalam sistem ini, perawat hanya mengidentifikasi keluhan utama dan memilih antara status mendesak atau tidak mendesak.Tidak ada tes diagnostik permulaan yang diintruksikan dan tidak ada evaluasi yang dilakukan sampai tiba waktu pemeriksaan.

b. Spot CheckPada sistem ini, perawat mendapatkan keluhan utama bersama dengan data subjektif dan objektif yang terbatas, dan pasien dikategorikan ke dalam salah satu dari 3 prioritas pengobatan yaitu gawat darurat, mendesak, atau ditunda. Dapat dilakukan beberapa tes diagnostik pendahuluan, dan pasien ditempatkan di area perawatan tertentu atau di ruang tunggu.Tidak ada evaluasi ulang yang direncanakan sampai dilakukan pengobatan.

c. ComprehensiveSistem ini merupakan sistem yang paling maju dengan melibatkan dokter dan perawat dalam menjalankan peran triase. Data dasar yang diperoleh meliputi pendidikan dan kebutuhan pelayanan kesehatan primer, keluhan utama, serta informasi subjektif dan objektif. Tes diagnostik pendahuluan dilakukan dan pasien ditempatkan di ruang perawatan akut atau ruang tunggu, pasien harus dikaji ulang setiap 15 sampai 60 menit

2.4Klasifikasi dan Penentuan Prioritas Dasar-dasar Triase (musliha, 2010) :a) Derajat cederab) Jumlah yang cederac) Sarana dan Kemampuand) Kemungkinan untuk bertahan hidupPada kasus kegawatdaruratan, kita harus dapat mengatur alur pasien yang baik, terutama pada jumlah ruang yang terbatas, memperioritaskan pasien terutama untuk menekan jumlah morbiditas dan mortalitas, yang terakhir adalah pelabelan/pengkategorian. Merah Kuning Hijau

UrgentNon-UrgentEmergency

a) Emergency ( Merah/ P1 )Penderita yang harus mendapatkan penanganan dengan segera dan mengancam nyawa misalnya kasus trauma berat, akut miokard infark, sumbatan jalan nafas, tension pneumotorak, luka bakar disertai trauma inhalasib) Urgen ( Kuning / P2 )Penderita tidak gawat tapi darurat atau tidak darurat tetapi gawat, misalnya pada kasus cedera vertebra, fraktur terbuka, trauma capitis tertutup, appendicitis akut.c) Non Urgent ( Hijau / P3 )Penderita tidak mengancam nyawa dan tidak perlu mendapatkan penanganan dengan segera misalnya luka lecet, luka memar, demam.

Triage dilakukan oleh orang yang paling berpengalaman dan harus dapat menentukan organ mana yang terganggu dan dapat menyebabkan kematian dan menentukan penanggulangannya. Triage Officer dapat seorang dokter ahli, dokter umum ataupun perawat sesuai dengan kelas atau kebijaksanaan rumah sakit.Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triage didasarkan pada keluhan utama, riwayat medis, dan data objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta hasil pengkajian fisik yang terfokus. Menurut Comprehensive Speciality Standard, ENA tahun 1999, penentuan triase didasarkan pada kebutuhan fisik, tumbuh kembang dan psikososial selain pada factor-faktor yang mempengaruhi akses pelayanan kesehatan serta alur pasien lewat sistem pelayanan kedaruratan.Hal-hal yang harus dipertimbangkan mencakup setiap gejala ringan yang cenderung berulang atau meningkat keparahannya . Prioritas adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan pemindahan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul. Beberapa hal yang mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah kondisi klien yang meliputi (Wijaya, 2010) : a. Gawat, adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat b. Darurat, adalah suatu keadaan yang tidak mengancam nyawa tapi memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti kegawatan c. Gawat darurat, adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC (Airway / jalan nafas, Breathing / pernafasan, Circulation / sirkulasi), jika tidak ditolong segera maka dapat meninggal / cacat

Tabel 1 : Klasifikasi Triase

Tabel 2 : Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)

Tabel 3 : Klasifikasi berdasarkan Tingkat Keakutan

Beberapa petunjuk tertentu harus diketahui oleh perawat triage yang mengindikasikan kebutuhan untuk klasifikasi prioritas tinggi. Petunjuk tersebut meliputi : Nyeri hebat Perdarahan aktif Stupor / mengantuk Disorientasi Gangguan emosi

Dispnea saat istirahat Diaforesis yang ekstrem Sianosis Tanda vital di luar batas normal

2.5Proses TriaseAlur dalam proses triase (Rowles, 2007) :1) Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD. 2) Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat. 3) Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD). 4) Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna: a) Segera-Immediate (merah). Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya:Tension pneumothorax, distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal, dsb.

b) Tunda-Delayed (kuning) Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar