program jedi
TRANSCRIPT
12/13/2016
PROGRAM JENIUS
MANDIRI (JEDI) Terobosan dalam revolusi mental
untuk meningkatkan kecerdasan,
kekuatan, moralitas, dan kesadaran
mental bangsa Indonesia
Akhmad Junaidi, M.T COGNITIVE SCIENTIST
1
Program JEDI (Jenius Mandiri) Terobosan dalam revolusi mental untuk meningkatkan kecerdasan, kekuatan, moralitas, dan
kesadaran mental bangsa Indonesia
Oleh: Akhmad Junaidi, M.T (Cognitive Scientist)
Latar Belakang Mental merupakan suatu keberadaan yang sangat berpengaruh pada kehidupan
seseorang, baik secara individu maupun secara sosial. Terjadinya berbagai bentuk
peristiwa di alam ini tak lepas dari hasil aktivitas mental dari individu-individu yang ada
di dalamnya. Melalui karya-karya mental, alam semesta mengalami perubahan baik
itu mengalami perbaikan ataupun mengalami kerusakan. Mental pada diri makhluk
hidup merupakan suatu sistem perangkat lunak yang menggerakkan jasmani atau
tubuh selaku perangkat keras dari individu. Apapun yang dilakukan oleh individu
secara fisik dalam arti fisiologis maupun tingkah laku, pasti merupakan hasil dari kerja
mental. Karena itu sudah selayaknya, mental mendapatkan perhatian yang lebih
intensif dan lebih serius daripada fisik.
Kebugaran mental merupakan hal yang vital bagi kehidupan untuk mampu
melangsungkan hidupnya dengan baik. Tanpa kebugaran mental, tubuh pun akan
bergerak menuju kerusakan, baik terjadi akibat pola hidup yang kurang sehat, pola
pikir negatif yang menimbulkan stress, hingga akibat permasalahan-permasalahan
hidup yang tak kunjung usai. Kebugaran mental (mental fitness) adalah tingkat
kesehatan dan kemampuan mental dalam kerjanya menjalankan aktivitas sehari-hari
dan dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan. Jika pada jasmani,
kebugaran melingkupi dua aspek, yakni kesehatan dan performa fisik, demikian pula
pada mental, bahwa kebugaran mental juga mencakup aspek kesehatan mental dan
performa mental. Kesehatan diukur berdasarkan kemampuannya melakukan
performa atas aktivitas sehari-hari atau aktivitas normal, sedangkan performa diukur
berdasarkan kemampuannya dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu
permasalahan yang bukan merupakan rutinitas sehari-hari atau dalam menghadapi
permasalahan dalam hidup.
2
Pembangunan kebugaran mental bangsa membutuhkan langkah yang serius untuk
diterapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Apa yang dapat Anda bayangkan
ketika rata-rata penduduk Indonesia menjadi mempunyai kecerdasan yang jenius,
berkesadaran luhur, dan berdaya juang tinggi? Apa yang akan terjadi ketika generasi
muda Indonesia mampu mempelajari pelajaran sekolah dalam waktu singkat, kuliah
dalam waktu singkat, mampu menghafal Al Qur’an dalam waktu sebulan hingga
beberapa bulan, mampu berpikir kreatif dan inovatif yang membangun bangsa?
Program Jenius Mandiri (JEDI) merupakan langkah terobosan yang dapat menjawab
pembangunan mental bangsa Indonesia secara revolusioner. Program JEDI
mengembangkan 4 pilar kompetensi mental menjadi konsep dan metode
pembangunan mental yang menyeluruh, meliputi seluruh aspek mental manusia.
Program JEDI dapat diterapkan di setiap instansi pemerintah, institusi pendidikan,
perusahaan-perusahaan, dan organisasi-organisasi kemasyarakatan agar membawa
pengaruh yang nyata bagi peningkatan kualitas mental bangsa Indonesia yang
meliputi kecerdasan, kekuatan, moralitas, dan kesadaran mental.
Manfaat
Manfaat dari program JEDI adalah untuk sebagai program terobosan bagi
pengembangan pikiran berbasis 4 pilar kompetensi mental agar peserta memiliki
kebugaran mental tinggi, yaitu jenius, kuat, positif, dan luas.
Bagi pelajar/mahasiswa dapat menjadikan mampu menguasai ilmu yang
dipelajarinya dengan lebih menyeluruh dan dalam waktu singkat.
Bagi pegawai dapat meningkatkan kompetensi diri secara signifikans untuk
menunjang tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.
Bagi pengusaha atau pelaku bisnis dapat meningkatkan kemampuan
berpikirnya dalam mengembangkan dan menghadapi berbagai permasalahan
dalam usahanya.
Bagi orang tua anak, dapat menjadikan mampu memahami berbagai perilaku
anak dan berbagai cara untuk mengasuh dan mendidik anak dengan lebih baik.
Bagi siapapun yang ingin meningkatkan kemampuan berpikirnya, dapat
mengalami peningkatan dalam analisa, ingatan, pengambilan keputusan, dan
3
kemampuan kognitif lainnya untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang ingin
dicapainya.
Sasaran
Sasaran dari pengembangan program JEDI adalah seluruh masyarakat Indonesia
yang meliputi:
Pelajar/mahasiswa
PNS, TNI, Polri
Karyawan BUMN/Swasta
Pelaku UMKM
Orang tua (parents)
Siapapun yang berminat mengembangkan kemampuan pikirannya
Visi dan Misi
Visi dan misi yang akan dicapai pada program JEDI adalah:
Visi
Terciptanya mental bangsa Indonesia yang cerdas, kuat, positif, dan luas
dalam satu ikatan kebersatuan bangsa dan negara Indonesia sesuai dengan
Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Misi
1. Membangun mental bangsa Indonesia yang cerdas, kuat, positif, dan
luas dalam satu ikatan kebersatuan bangsa dan negara Indonesia
sebagai wujud nyata revolusi mental dan bela negara rakyat Indonesia.
2. Mewujudkan negara Indonesia yang maju, kuat, sejahtera, dan utuh
melalui pembangunan mental bangsa.
4
Fakta-Fakta tentang Kompetensi Generasi Muda
Indonesia
Kompetensi generasi muda Indonesia saat ini dapat disebut masih sangat
memprihatinkan. Pada tingkat pelajar saja, 42% pelajar Indonesia tidak mempunyai
keahlian dalam bidang membaca, matematika, dan sains. Dalam data yang dirilis oleh
PISA (Programme for Internasional Student Assessment), yaitu program penilaian
pelajar sedunia yang diadakan setiap tiga tahunan untuk menguji kompetensi anak-
anak sekolah usia 15 tahun yang diselenggarakan oleh OECD, kompetensi pelajar
Indonesia mendapat peringkat terbawah di antara negara-negara ASEAN
sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Tingkat kemampuan membaca, matematika, dan sains pelajar negara-negara ASEAN
Dalam penguasaan permasalahan di bawah level 2 saja, 77% pelajar Indonesia
mengalami kesulitan. Ini berarti, untuk menggunakan pengetahuan sains dasar dan
mengambil kesimpulan yang benar dari permasalahan yang sederhana pun
mengalami kesulitan. Dalam matematika pun demikian, rata-rata pelajar Indonesia
masih belum mampu mengekstrak informasi yang relevan dari sebuah sumber tunggal
dan membuat pemaknaan literal dari yang didapat. Bahkan lebih dari separuh pelajar
usia 15 tahun Indonesia tidak mampu membaca dan memahami tulisan berbahasa
Indonesia dalam berbagai bidang pengetahuan. Dalam tes pertama ini berarti rata-
5
rata pelajar Indonesia usia 15 tahun bahkan tidak mampu mengenali ide pokok dari
suatu teks, memahami hubungannya, atau menafsirkan makna dari bagian tertentu
dari teks ketika informasinya tidak menonjol.
Dalam kompetensinya diukur dari tiap-tiap tingkatan kompetensi, Indonesia juga
menempati posisi terendah dibanding negara-negara ASEAN lainnya sebagaimana
dapat dilihat dari Gambar 2.
Gambar 2 Tingkat kompetensi pelajar di negara-negara ASEAN
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah pelajar Indonesia yang
disurvei hanya mampu menguasai kompetensi tingkat 1 atau yang di bawahnya.
Sementara pelajar yang mampu menguasai tingkat 4, 5 dan 6 hanya 2%. Padahal jika
dilihat dari pengajaran yang dilakukan oleh para guru di sekolah, pelajar Indonesia
tidak kalah dalam mendapatkan perlakuan yang komprehensif dari metode
belajarnya. Hal ini dapat diamati dari Gambar 3 dimana dalam banyak aspek
pendidikan, Indonesia telah menerapkannya dengan baik.
6
Gambar 3 Grafik perlakuan terhadap pelajar dalam proses belajar mengajar
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam sebagian pelajaran sains, pelajar Indonesia
meski agak kurang dalam menghabiskan waktu di laboratorium untuk belajar, namun
mereka cukup banyak difasilitasi untuk merancang suatu eksperimen, menarik
kesimpulan dari eksperimen yang dikerjakan, berargumentasi tentang pertanyaan-
pertanyaan sains, mendapat kesempatan untuk menyampaikan ide-ide mereka, dan
mendengarkan guru ketika menjelaskan relevansi dari sains terhadap kehidupan
sehari-hari. Dengan melihat fenomena secara keseluruhan yang didapat, hal ini dapat
dikaitkan dengan rata-rata kecerdasan pelajar Indonesia yang sesungguhnya dapat
ditingkatkan sehingga mampu lebih efektif dalam berpikir memahami dan menguasai
berbagai hal. Juga fenomena ini dapat dikaji secara lebih komprehensif dalam ukuran
kualitas mental bangsa Indonesia.
4 Pilar Kompetensi Mental dalam Program Jedi
Konsep pengembangan 4 pilar kompetensi mental disiapkan untuk mengembangkan
generasi yang siap secara mental intellectual (kecerdasan mental), mental adversity
(adversitas mental), mental attitude (sikap mental), dan mental awareness (kesadaran
mental) atau yang kesemuanya ini kita sebut dengan mental IAAA seperti yang
7
diilustrasikan pada gambar 4. Pembangunan mental intelektual yang cerdas, mental
adversitas yang kuat, sikap mental yang positif, dan kesadaran mental yang luas
merupakan fondasi dasar bagi setiap individu untuk mampu bertahan hidup dan
berkembang secara benar serta mampu dalam menghadapi segala bentuk situasi,
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dalam kehidupan. Inilah yang menjadi
dasar dan landasan dari Program Jenius Mandiri.
Gambar 4 Model Kompetensi IAAA terhadap kompetensi lainnya
Pikiran mempunyai struktur dan cara kerja yang dapat dibangun dengan cara
memprogramnya secara jelas sehingga apa yang dipelajari tidak hanya menjadi
pengetahuan dan motivasi semata, tetapi perkembangannya mampu dialami dan
dirasakan oleh setiap pelajar dalam mengembangkan mentalnya. Melalui ilmu
Cognitive Science yang diterapkan menjadi metode pengembangan 4 pilar
kompetensi mental, setiap pelajar dapat diaktifkan daya berpikirnya sehingga ia
mampu meningkatkan kecerdasannya secara signifikans bahkan hingga menjadi
jenius. Kemampuan seseorang dalam mengenali pola-pola dalam kehidupan
bukanlah suatu takdir atas kemampuan seseorang. Begitu pula dengan kemampuan
dalam mengingat, memahami bahasa, mengambil keputusan, dan sebagainya.
Faktor kemampuan personal juga tidak hanya dipengaruhi oleh kecerdasan mental
saja, tetapi ia juga membutuhkan adversitas mental. Seseorang dengan mental yang
tangguh, tahan, dan fleksibel akan lebih mampu dalam menghadapi berbagai
permasalahan dalam kehidupannya dan lebih mampu untuk menggunakan potensi
8
dirinya secara lebih besar. Selain itu juga diperlukan suatu sikap/moralitas mental
yang akan menentukan seberapa jauh sikap yang mampu dijalankan oleh setiap
individu di dalam kehidupannya. Untuk itu, sikap/moralitas bukanlah sesuatu yang
merupakan doktrinasi pendidikan, tetapi dalam hal ini, ilmu Cognitive Science telah
membuktikan bahwa moralitas mental merupakan bagian dari kemampuan mental
dimana setiap orang butuh untuk mengembangkannya sebagaimana kecerdasan dan
adversitas mental agar ia mampu meraih kesuksesan hidup.
Faktor lainnya lagi dari kemampuan mental yang mempengaruhi performa
kesuksesan hidup seseorang secara menyeluruh adalah kesadaran mental.
Kesadaran mental merupakan suatu keadaan aktivitas mental yang menunjukkan
keadaan dari fokus mental pada situasi tertentu. Pengertian-pengertian seperti
adanya kecerdasan spiritual, kemampuan konsentrasi, tingkat kesiagaan,
kebahagiaan, dan sejenisnya termasuk yang tercakup dalam makna kesadaran
mental ini.
Dengan mengkombinasikan antara mental IAAA (atau kita sebut saja dengan
kebugaran mental) dan kebugaran jasmani, kompetensi seorang Individu menjadi
sempurna perkembangannya dalam melakukan berbagai performa dalam
kehidupannya. Ini berlaku tidak hanya pada pelajar, tetapi pada semua manusia
termasuk guru, orang tua, dan pihak-pihak lainnya.
Komponen dari 4 pilar kompetensi mental (mental IAAA) tersebut meliputi unsur-unsur
mental yang saling menunjang satu sama lain. Unsur-unsur inilah yang perlu untuk
dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan berbasis 4 pilar kompetensi mental.
Unsur-unsur pembentuk 4 pilar kompetensi mental tersebut digambarkan pada tabel
1 di bawah ini.
Kecerdasan Mental Adversitas Mental Sikap Mental Kesadaran Mental
Kemampuan bahasa Keberanian Kedisiplinan Daya konsentrasi
Pemahaman situasi Komitmen Keadilan Kesiagaan
Kreativitas Ketekunan Kesederhanaan Kebahagiaan
Logika Pengendalian diri Sopan santun Kebersyukuran
Daya imajinasi Daya adaptasi Kesetiaan Self talk positif
Daya ingat Ketabahan Dapat dipercaya
Kepercayaan diri Kepedulian
People skill Empati Tabel 1 Komponen penyusun 4 pilar kompetensi mental
9
Proses Pengembangan Performa Siap Globalisasi
Kompetensi
Tindakan
Performa dalam
Kompetisi dan
KerjasamaKompetensi Mental
Intelektual
Mental
Daya Juang
Mental
Moralitas
Mental
Kesadaran
Mental
Kemampuan
Komunikasi
Kemampuan
Keterampilan
(Skill)
Kemampuan
Bertingkah
laku sosial
Self-
Performance
Gambar 5 Diagram alur pengembangan kompetensi diri
Tujuan dari Program Jedi berbasis 4 pilar kompetensi mental ini mengikuti alur
pengembangan kompetensi mental yang siap untuk digunakan dalam menghadapi
persaingan global karena didasarkan pada pengembangan mental yang berlaku
universal. Dengan menggunakan alur pengembangan mental IAAA, setiap pemuda
akan lebih mampu mengembangkan berbagai kompetensi lainnya baik dalam
kemampuan komunikasi, berbagai keterampilan, maupun kemampuan dalam
bertingkah laku sosial secara tepat dan handal sehingga dalam menghadapi tuntutan
hidupnya, mereka akan mampu menunjukkan performa yang unggul serta harmonis.
Gambaran proses pengembangan pendidikan mental dalam Program Jedi untuk
kesiapan dalam menghadapi persaingan global ini ditunjukkan pada gambar 5.
10
Pelaksanaan Program Jedi
Program Jedi dilaksanakan dengan cara memberikan pelatihan di sekolah-sekolah,
kampus-kampus, di instansi-instansi, atau secara public training dalam durasi waktu
tertentu. Terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan Program Jedi yang diwujudkan
dalam tingkatan pelatihan, yaitu:
1. Program Jedi Dasar (16 jam); menyajikan tentang aktivasi kekuatan berpikir
bagi peserta yang meliputi kecerdasan dan sebagian adversitas mental.
2. Program Jedi Lanjut (32 jam); menyajikan tentang pemahaman tentang
kompetensi mental secara sadar dan bawah sadar, serta melatih 4 pilar
kompetensi mental.
3. Program Jedi Master (64 jam); menyajikan pehamaman dan kemampuan yang
menyeluruh dalam pengembangan 4 pilar kompetensi mental dan pelaksanaan
Program Jedi di berbagai tempat.
Gambar 6 Corporate Training bagi Karyawan PT. Pelindo
11
Gambar 7 Inhouse training para guru Yayasan Kartika Jaya
Gambar 8 Inhouse training siswa-siswi SMA 13 Jakarta kelas internasional
12
Gambar 9 Foto bersama di akhir pelatihan tim dokter kepresidenan RI
Investasi
Investasi untuk mengikuti atau mengadakan pelaksanaan Program Jedi disesuaikan
dengan jenis pelatihan dan tingkatannya.
13
Profil Fasilitator
Nama : Akhmad Junaidi, M.T
Email : [email protected]
Telepon/WA : 0813 2069 3704
Keahlian :
Cognitive Science
Consulting, training, coaching
Studi Pembangunan
Analisis Kekuatan Wilayah
Pengembangan mental SDM
Pembangunan dan branding wilayah
Klien :
Dewan Ketahanan Nasional
DPRD Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat
Pemkab Badung, Bali
Pemkab Banyuwangi, Jawa
Timur
Pemkab Batu, Jawa Timur
Pemkab Kampar, Riau
PT. Jasa Rahardja Persero
Tim dokter kepresidenan RI
Patriot Leadership Development
Center (PLDC) TNI AD
Yayasan Kartika Jaya
Yayasan Santa Ursula
SMA Negeri 13 Jakarta
Sekolah Bisnis dan Manajemen
ITB
DPD Partai Demokrat Jabar
RS TNI Dustira Cimahi
Truba Jaya Engineering
IPC Pelindo
Dll