print 26-04-12

Download PRINT 26-04-12

If you can't read please download the document

Upload: oonk-rohman

Post on 24-Jul-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII B SMPN 13 SURABAYA PROPOSAL A. Latar BelakangPENDAHULUANManusia sebagai makhluk paling mulia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, yaitu akal. Akal manusia memegang peran sentral dalam kehidupan manusia itu sendiri. Peran akal bagi manusia yaitu sebagai alat untuk berpikir. Dengan berpikir itulah manusia akan mengalami proses perkembangan dalam berbagai segi. Pendayagunaan akal atau perintah untuk berpikir banyak disebutkan dalam Al-Quran. Allah menunjukkan kepada manusia tandatanda kekuasaan-Nya supaya manusia berpikir. Sangat disayangkan apabila manusia tidak menggunakan akalnya untuk berpikir, karena manusia tidak mengoptimalkan potensi terbesar yang diberikan Allah. OLEH M YULI NUR HUDA NIM : D01208175 Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel SURABAYA 20121Dalam kehidupan sehari-hari manusia didik untuk berpikir sejak mulai kecil dalam pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan formal yang dijalani manusia berupa sekolah dengan beberapa jenjang, yaitu TK (Taman Kanak-kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) , dan perguruan tinggi. Pendidikan nonformal berupa TPQ, pendidikan soft skill dan lain-lain. Sedangkan untuk pendidikan informal yaitu pendidikan dalam keluarga. Semuanya bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir manusia (anak/ siswa). Dalam pedidikan formal siswa dilatih untuk mampu berpikir kritis. Kemampuan Berpikir Kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokokdalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini. Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli. Menurut Halpen (dalam Achmad.2007), berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran, merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasimempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII B SMPN 13C.Batasan MasalahBerdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan di atas penulis ingin memberikan batasan masalah dengan fungsi sebagai penyempit obyek yang akan diteliti . Dalam hal ini yang menjadi tolak ukur dalam pembatasan masalah adalah pada kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B di SMP Negeri 13 Surabaya terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam.D.Tujuan penelitianSetiap pekerjaan pasti mempunyai tujuan, begitu pula suatu penelitian. Tujuan penelitian sangat erat hubungannya dengan jenis penelitian yang dilaksanakan. Maka tujuan penilitian dalam rangka menyusun skripsi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 SurabayaB.Rumusan MasalahE.Manfaat PenelitianDari latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, dapat diambil permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMPN 13 Surabaya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam?Setiap hasil penelitian pasti memiliki arti dan manfaat baik kaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan yag dicermati maupun manfaat untuk kepentingan praktis hasil penelitian sekurag-kurangnya memiliki manfaat berikut: 1. AkademisUntuk mengembangkan berbagai cara pembelajaran yang menyenangkan 2. a. Praktis Bagi penulisberarti kesanggupan; kecakapan; kekuatan. c. Berpikir Kritis1) Dapat menerapkan secara langsung teori yang penulis peroleh dibangku kuliah. 2) Untuk melatih diri dalam pembuatan karya ilmiah terutama dibidang pendidikan serta sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang lebih baik. 3) Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. b. Bagi sekolahMode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.d.SiswaSiswa adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar.e.Pendidikan Agama IslamSebagai informasi dan pedoman dalam hal konseptual tentang kemampuan berpikir kritis siswa sekolah tersebut.Menurut Sahertian mengatakan bahwa pendidikan adalah "usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan." Sedangkan Pendidikan Agama Islam berarti "usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam".F. a.Definisi operasional AnalisisAnalisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya b. Kemampuan kemampuan berasal dari kata mampu yang mendapat imbuhan ke-an. mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu. Kemampuan3G. 1.Kajian Teori Arti Kemampuan Berpikir Kritis Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kia. Berpikir merupakan proses yang Dialektis, artinya selama kita berpikir, pikiran kita dalam keadaan Tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan. Dalam berpikir kita memerlukan alat yaitu akal (rasio). Hasil berpikir itu dapat diwujudkan dengan bahasa. Berpikir adalah penerapan keterampilan dimana intelegensi bertindak berdasarkan pengalaman (untuk suatu tujuan), definisi tersebut menitik beratkan tiga unsur: penerapan keterampilan, intelegensi, dan pengalaman. Hubungan-hubungan yang terjadi dalam proses berpikir adalah: a. b. c. d. Hubungan Sebab Musabab Hubungan Tempat Hubungan Waktu Hubungan Perbandinganb.Edward Glaser: Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai:1) Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalahmasalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang. 2) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis. 3) Semacam suatu keterampilan yang menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya c. Robert Ennis: pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. d. Richard Paul: Mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya. Dari beberapa definisi di atas tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian dan juga berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Bagi siswa, berpikir kritis dapat berarti: a. Mencari dimana keberadaan bukti terbaik bagi subyek yang didiskusikan.Sedangkan definisi berpikir kritis sendiri banyak dikemukakan para ahli, sebab kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Adapun definisi berpikir kritis menurut para ahli diantaranya: a. John Dewey: pertimbangan yang aktif, persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya.b. Mengevaluasi kekuatan bukti untuk mendukung argumenargumen yang berbeda. c. Menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan.1. Pengetahuan yang didasarkan pada hafalan telah didiskreditkan, individu tidak akan dapat menyimpan ilmu pengetahuan dalam ingatan mereka untuk penggunaan yang akan dating. 2. Informasi menyebar luas begitu pesat sehingga tiap individu membutuhkan kemampuan yang dapat disalurkan agar mereka dapat mengenali macam-macam permasalahan dalam konteks yang berbeda pada waktu berbeda pula selama hidup mereka. 3. Kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang mampu menunjukkan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia kerja. 4. Masyarakat modern membutuhkan individu-individu untuk menggabungkan informasi yang berasal dari berbagai sumber dan membuat keputusan. Dengan kata lain, pekerja yang memasuki tempat kerja di masa mendatang harus benar-benar memiliki berbagai kemampuan yang akan menjadikan mereka pemikir sistem dan orang yang tak pernah berhenti belajar sepanjang hidup mereka (Shukor, 2001) Keterkaitan berpikir kritis dalam pembelajarn adalah perlunya mempersiapkan siswa agar menjadai pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar. Penting bagi siswa untuk menjadi seorang pemikir mandiri sejalan dengan meningkatnya jenis pekerjaan handal yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Selama ini, kemampuan berpikir masih belum merasuk ke jiwa siswa sehingga belum dapat berfungsi maksimal di masyarakat yang serba praktis saat ini. Rajendran (2002) menemukan kurangnya kemampuan siswa5d. Membangun penalaran yang dapat mengarahkan pendengar pada simpulan yang telah ditetapkan berdasarkan pada bukti-bukti yang mendukungnya. e. Memilih contoh yang terbaik untuk lebih dapat menjelaskan makna dari argumen yang akan disampaikan. f. Dan menyediakan bukti-bukti untuk mengilustrasikan argumen tersebut. Ada beberapa alasan perlunya membentuk budaya berpikir kritis di masyarakat. Salah satunya adalah untuk menghadapi perubahan dunia yang begitu pesat yang selalu muncul pengetahuan baru tiap harinya, sementara pengetahuan yang lama ditata dan dijelaskan ulang. Di zaman perubahan yang pesat ini, prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan adalah mendidik anak-anak tentang bagaimana cara belajar dan berpikir kritis (Shukor, 2001). Beberapa karakteristik dari era pengetahuan (knowledge age) adalah: Kehidupan, masyarakat, dan ekonomi menjadi lebih kompleks Lapangan kerja menipis disbanding era sebelumnya Ilmu pengetahuan dan informasi, tanah, buruh, dan modal sebagai masukan paling utama dalam sistem produksi modern. Wilson (2000) mengemukakan beberapa alasan tentang perlunya keterampilan berpikir kritis, yaitu:dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah ke permasalahan yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Dia telah menegaskan bahwa banyak siswa tidak mampu memberikan bukti tak lebih dari pemahaman yang dangkal tentang konsep dan hubungan yang mendasar bagi mata pelajaran yang telah mereka pelajari, atau ketidakmampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh ke dalam permasalahan dunia nyata. Kebutuhan untuk mengajarkan kemampuan berpikir sebagai bagian yang menyatu dengan kurikulum sekolah merupakan hal yang sangat penting. Sebagian besar negar memperdulikan kenaikan standar pendidikan melalui wajib belajar pada pendidikan formal. Menurut Cotton (2003), pada tatanan masyarakat yang serba praktis ini, pendidikan anak-anak menjadi tujuan utama pendidikan. Hal ini akan membekali anak-anak dengan pembelajaran sepanjang hayat dan kemampuan berpikir kritis yang dibutuhkan untuk menangkap fakta dan memproses informasi di era yang makin berkembang ini. Salah satu fungsi sekolah adalah menyediakan tenaga kerja yang mumpuni dan siap dengan berbagai masalah yang ada di masyarakat, maka penting pembelajarn berpikir dimasukkan ke dalam proses pembelajaran. 2. Proses Berpikir Kritispengalaman yang berturut-turut. 2) Pengertian kepercayaan, yaitu: pengertian yang terbentuk dari kepercayaan. 3) Pengertian logis, yaitu: pengertian yang terbentuk dari satu tingkat ke tingkat yang lain b. Pembentukan pendapatArtinya: pikiran kita menggabungkan (menguraikan) beberapa pengertian, sehingga menjadi tanda khas dari masalah itu. Yang meliputi: 1) 2) c. Pendapat positif, dan Pendapat negatif Pembentukan keputusanArtinya: pikiran kita menggabungkan pendapat-pendapat tersebut. Yang meliputi: 1) 2) 3) d. Keputusan dari pengalaman-pengalaman Keputusan dari tanggapan-tanggapan Keputusan dari pengertian-pengertian Pembentukan kesimpulanAdapun proses yang dilewati dalam berpikir secara umum adalah: a. Proses pembentukan pengertianArtinya: Dari satu masalah, pikiran kita membuang cirri-ciri umum sesuatu sehingga tinggal cirri-ciri khas dari sesuatu tersebut. Yang meliputi: 1) Pengertian pengalaman, yaitu: pengertian yang diperoleh dariArtinya: pikiran kita menarik suatu keputusan dari keputusan-keputusan yang lain. Yang meliputi: 1) Kesimpulan induksi, yaitu kesimpulan yang ditarik dari keputusan-keputusan yang khusus untuk mendapatkan yang umum.2) Kesimpulan deduksi, yaitu kesimpulan yang ditarik dari keputusan-keputusan yang umum untuk mendapatkan yang khusus. 3) Kesimpulan analogis, yaitu kesimpulan yang ditarik dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan situasi yang lain, yang sudah kita kenal kurang teliti, sehingga kesimpulan ini biasanya kurang benar. Sedangkan proses berpikir kritis secara khusus bermula dari ilmu pengetahuan. Semua dimulai dengan pengetahuan, dilanjutkan memahami topik yang dibahas. Selanjutnya adalah meningkatkan pemahaman. Ini adalah tahap dimana seseorang mengerti apa yang sedang dipikirkan. Proses penting selanjutnya adalah aplikasi. Jika seseorang tidak dapat mengaplikasikan pemikiran dan pengetahuan pada kehidupan nyata, menerapkannya untuk hal yang bermanfaat bagi kehidupan, maka sesungguhnya tidak mengetahui pentingnya memikirkan suatu topik. Setelah itu analisis topik yang sedang dipikirkan kemudian sintesis. Ini adalah langkah dalam mengorganisir, menyusun konsep, mengubah (menyusun), dan menciptakan hal baru yang dikembangkan dari yang sudah ada dan yang paling akhir adalah evaluasi. 3. Karakteristik Berpikir kritis5) 6) 7) 8) 4.Menghindari pertimbangan yang sangat emosional Menghindari penyederhanaan berlebihan Mempertimbangkan berbagai interpretasi Mentoleransi ambiguitas. Standar penilaian hasil berpikir kritisPengukuran kemampuan berpikir kritis yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat dilakukan dengan menggunakan universal intellectual standars. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Paul (2000: 1) dan Scriven (2000: 1) yang menyatakan bahwa pengukuran keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan sejauh manakah siswa mampu menerapkan standar intelektual dalam kegiatan berpikirnya. Universal intellectual standars adalah standardisasi yang ahrus diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk mengecek kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi-situasi tertentu. Berpikir kritis harus selalu mengacu dan berdasar kepada standar tersebut (Eider dan Paul, 2001: 1)Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi: 1) 2) 3) 4) Kegiatan merumuskan pertanyaan Membatasi permasalahan Menguji data-data Menganalisis berbagai pendapat dan bias7H.Metode PenelitianMetode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian. Adapun langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis dan pendekatan penelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang dimaksud penelitian kulitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah pendekatan pnelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 2. Jenis datapenelitian ini merupakan penelitian kualitatif. 3. Sumber dataDalam penelitian ini sumber data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Sumber data primerYaitu data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Sumber primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung melalui wawancara, observasi atau dengan cara lainya. b. Data sekunderData adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika melakukan penelitian dan belum diolah atau dengan pengertian lain suatu hal yang dianggap atau diketahui. Data menurut jenisnya dibagi menjadi dua macam; a) Data kualitatifJenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan lainya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 4. Metode dan instrumen pengumpulan dataAdapun metode dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Metode observasiYaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal, bukan dalam bentuk angka-angka, inilah yang menjadi data primer (utama) dalam penelitian ini. b) Data kuantitatifData kuantitatif adalah data yang dapat dihitung dengan angka atau bilangan, baik diperoleh dari hasil pengukuran atau diperolehnya dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Dalam penelitian ini data kuantitatif hanya bersifat data pelengkap, karenaObservasi merupakan metode pengumpulan data yang alamiah dan paling banyak digunakan dalam dunia penelitian dan juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. Yang dimaksud dengan observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, terhadap fenomena-fenomena yang ada. Observasi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu:a. Observasi langsung adalah, pengamatan yang dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observan bersama obyek yang diselidiki. b. Observasi tidak langsung, adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki. Sedangkan data yang diperoleh dari metode observasi ini adalah data tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Surabaya b. Metode interview1. 2. 3. 4. 5.Jumlah siswa Jumlah guru Jumlah karyawan Struktur organisasi Teknik analisis dataDalam penelitian kualitatif dikenal dengan dua strategi analisis data yang sering digunakan bersama-sama atau terpisah, strategi tersebut yitu, analisis deskriptif kualitatif dan analisis verifikatif kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kuaitatif. Di dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan proses penelaahan, pengurutan, dan pengelompokan data dengan tujuan untuk menyusun hipotesis kerja dan mengangkatnya menjadi kesimpulan atau teori sebagai temuan penelitian. Sedangkan analisis deskriptif yaitu dengan menggunakan keterangan apa adanya sesuai dengan informasi data yang diperoleh dari lapangan. Dalam penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif yaitu berusaha memaparkan secara detail hasil penelitian sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan. Analisis deskriptif tergantung dengan jenis informasi data yang dikumpulkan oleh peneliti. Peneliti mencoba menganalisis data yang diperoleh berdasarkan pada informasi yang masuk melalui pengaplikasian dari beberapa metode penelitian yang telah dilakukan.9Metode interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memeperoleh informasi dari terwawancara. Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkap data yang bersifat informatif seperti beberapa pendapat tentang keterangan dari responden atau pihak lain yang dapat memperkuat data-data yang diperoleh peneliti. Sedangkan data yang penulis peroleh dalam interview ini bersumber dari: a. b. c. d. Kepala sekolah Guru Pendidikan Agama Islam Siswa-siswi. Metode dokumentasiDokumentasi merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa penelitian. Adapun guna dokumentasi adalah untuk mencari data tentang:Dalam analisis data penelitian ini penulis memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Surabaya. Adapun langkah-langkah teknik analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini, peneliti berpijak pada pendapatnya Miles, hubermen, dan Yin yang ditulis oleh Imam Suprayogo dalam bukunya yang berjudul metodologi penelitian sosial agama, yaitu: a. Pengumpulan data, yaitu kegiatan analisis data selama pengumpulan data dimulai setelah peneliti memahami fenomenafenomena yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis b. Reduksi data, yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, tranformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terinci, data tersebut dalam bentuk laporan perlu direduksi, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada halhal yang penting dan dicari tema atau polanya. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan. c. Display data, rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis atau menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan ketika dibaca akan mudah dipahami tentang berbagai hal yang terjadi dan kemungkinan peneliti untuk membuat analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. DAFTAR PUSTAKAAgus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004) Alex Fisher, Berpikir Kritis ; sebuah pengantar, (Jakarta : Erlangga, 2008) Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003) Depdikbud, kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka 2002) Edward de Bono, Pelajaran Berpikir, (Jakarta :PT Gelora Aksara Pratama, 1990) H. Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004) Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001) Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999) Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1997) Nana Sudjana Ibrahim, Penelitian dan Penelitian pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989) Sadirman A.M, Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2010) Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Ilmiah, (Jakarta: rineka Cipta, 2001) Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998)Zuhaerini,. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Surabaya : Usaha Nasional. 1983)11