presus de quervain syndrom

33
PRESENTASI KASUS De Quervain’s syndrome Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Saraf di RSUD Salatiga Disusun Oleh Nama : Veri Ambar Sari No. Mahasiswa : 20080310216 Diajukan Kepada: dr. Ardiansyah, Sp. S FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

Upload: veri-ambar-sari

Post on 20-Jan-2016

186 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dqs

TRANSCRIPT

Page 1: Presus de Quervain Syndrom

PRESENTASI KASUS

De Quervain’s syndrome

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Saraf di RSUD Salatiga

Disusun Oleh

Nama : Veri Ambar Sari

No. Mahasiswa : 20080310216

Diajukan Kepada:

dr. Ardiansyah, Sp. S

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014

Page 2: Presus de Quervain Syndrom

DAFTAR ISIHALAMAN PENGESAHAN................................................................................3

BAB I......................................................................................................................4

LAPORAN KASUS................................................................................................4

A. IDENTITAS PASIEN..................................................................................4

B. PROBLEM...................................................................................................4

BAB II.....................................................................................................................8

TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8

C. Epidemiologi..............................................................................................10

D. Etiologi.......................................................................................................10

E. Anatomi dan Fisiologi................................................................................11

F. Patofisiologi...............................................................................................13

G. Diagnosis....................................................................................................14

H. Diagnosis Banding.....................................................................................17

I. Pengobatan.................................................................................................18

J. Prognosis....................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

Page 3: Presus de Quervain Syndrom

HALAMAN PENGESAHANPRESENTASI KASUS

De Quervain’s syndrome

Telah disetujui dan dipresentasikan

Pada Februari 2014

Menyetujui,

Dokter Pembimbing

dr. Ardiansyah, Sp. S

Page 4: Presus de Quervain Syndrom

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. T

Usia : 45 tahun

Pekerjaan : Swasta (bagian mesin)

Alamat : Jl. Sumbing 1/5 Kalicacing, Sidomukti, Salatiga

Masuk RS : 22 Januari 2014

B. PROBLEM

Keluhan Utama : Jempol tangan kiri sakit untuk digerakkan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak ± 1 bulan SMRS pasien mengeluhkan nyeri memberat pada jempol

tangan sebelah kiri. Nyeri dirasakan terus menerus dan makin lama nyerinya

semakin memberat. Nyeri muncul saat pasien sedang tidur, hal tersebut membuat

pasien terbangun dari tidur dan menjadi sulit untuk tidur kembali. pasien tetap

dapat melakukan aktivitas harian seperti biasa, nyeri saat menggenggam ataupun

menggunakan tangan kirinya, pasien harus menahan rasa nyeri yang dirasakan.

Selama sakit pasien tidak mengkonsumsi obat untuk mengurangi nyerinya.

Pasien tidak demam sebelumnya, tidak pernah ada riwayat jatuh

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan yang sama, Riwayat hipertensi, Riwayat DM , Riwayat

penyakit jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluhan yang sama, Riwayat hipertensi, Riwayat DM , Riwayat

penyakit jantung disangkal

PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Compos Mentis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

GCS : EVM (4/5/6)

TD : 130/80 mmHg

Page 5: Presus de Quervain Syndrom

HR : 80 x/mnit

RR : 24x/ mnit

Extremitas : Akral hangat, CRT ≤ 2 detik

Neurologi

- Balbinski : -/-

- Chaddock : -/-

- Hoffmen- Tromner: -/-

- Openhiem : -/-

- Gordon : -/-

- Bing : -/-

- Rossolimo : -/-

Kekuatan Otot

Dextra Sinistra

5/5-

5/5

Refleks Fisiologis

Refleks Dextra/Sinistra

Biseps + N / +N

Triseps + N / +N

Brachioradialis + N / +N

Patella + N / +N

Achiles + N / +N

Page 6: Presus de Quervain Syndrom

PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Pemeriksaan Nervus Kranial

No. Nama Nervus Komponen yg diperiksa Kanan Kiri1 I. Olfaktorius Secara subyektif: membau sesuatu secara

bergantian hidung ditutupTidak dilakukan

Tidak dilakukan

2. II. Optikus - Tajam Penglihatan- Tes Warna- Lapang Penglihatan

DbnDbnDbn

DbnDbnDbn

3. III.Occulomotorius - Bentuk & Ukuran pupil- Refleks terhadap sinar- Gerak mata: atas, bawah, medial

DbnDbnDbn

DbnDbnDbn

4. IV. Trokhlearis - Gerak mata ke medial bawah Dbn Dbn

5. V. Trigeminus - Membuka mulut- Refleks kornea

- Refleks bersin

- Menguyah

DbnTidak dilakukanTidak dilakukanDbn

DbnTidak dilakukanTidak dilakukanDbn

6. VI. Abducens - Gerak mata ke lateral Dbn Dbn

7. VII. Facialis - Mengerutkan dahi- Menutup mata- Memperlihatkan gigi- Pengecap 2/3 anterior

DbnDbnDbnTidak dilakukan

DbnDbnDbnTidak dilakukan

8. VIII.Akustikus - Tes Rhinne, Weber Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

9. IX. Glossofaringeus - Perasaan lidah bagian belakang- Refleks muntah

Tidak dilakukanTidak dilakukan

Tidak dilakukanTidak dilakukan

10. X. Vagus - Bicara- Menelan- Nadi

DbnDbnDbn

11. XI. Accesorius - Menoleh kiri- kanan- Sikap bahu

DbnDbn

12. XII. Hipoglosus - Menjulurkan lidah- Artikulasio

DbnDbn

Status Lokalis

• Inspeksi: terdapat benjolan pada Wrist sinistra sejajar digiti I dan os. Radius

diameter 2 cm. Tidak eritem

Page 7: Presus de Quervain Syndrom

• Palpasi: padat kenyal, fixed, nyeri tekan (+), nyeri saat pergerakan pasif dan

aktif, fluktuasi (-).

• Filkenstain tes (+), Phalen tes (-), Tinel tes (-)

DIAGNOSIS

De Quervain’s syndrome

TERAPI

- Methylprednisolone 4 mg ( 2 dd tab 1)

- Renadinac 50 mg ( 2 dd tab 1)

- Ranitidine tab (2 dd tab 1)

Page 8: Presus de Quervain Syndrom

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

De Quervain’s syndrome dikenal dengan beberapa macam cara penulisan.

Pada beberapa referensi seperti pada kamus Dorland tertulis de Quervain’s

disease, pada kamus Stedman tertulis de Quervain disease, pada kamus M-W

medical dictionary tertulis deQuervain’s disease dan pada kamus Wikipedia

tertulis de Quervain’s syndrome. Sebagian besar referensi menuliskan penyakit

ini dengan de Quervain’s disease. Penyakit ini disebut juga dengan de

Quervain’s tenosynovitis atau de Quervain’s syndrome. Ada pula yang menyebut

penyakit ini dengan nama washerwoman’s sprain karena lebih banyak

menyerang wanita daripada pria. 1,2,3

De Quervain’s syndrome dinamakan sesuai dengan nama orang yang

pertama kali mendeskripsikan penyakit ini yaitu Fritz de Quervain (1868-1940),

seorang ahli bedah Swiss yang lahir pada tanggal 4 Mei 1868 dan meninggal

pada tahun 1940 akibat penyakit pankreatitis akut yang dideritanya. Penyakit ini

dideskripsikan untuk yang pertama kalinya oleh Fritz de Quervain pada tahun

1895. Awalnya, Fritz de Quervain mendeskripsikan penyakit ini dengan apa yang

kita kenal sebagai tenovaginitis yaitu proliferasi jaringan fibrosa retinakulum

otot-otot ekstensor dan tendon sheath dari otot ekstensor polisis brevis dan otot

abduktor polisis longus. Beberapa tahun kemudian, terjadi stenosis tenosynovitis

dari kedua tendon tersebut (kompartemen dorsal pertama) hingga kemudian

penyakit ini dikenal dengan nama de Quervain’s tenosynovitis. Fritz de Quervain

juga banyak menulis buku-buku yang memperkenalkan prosedur teknik

tiroidektomi sehingga dikenal pula penyakit pada tiroid dengan nama yang sama

yaitu de Quervain’s Thyroiditis. 2,3

De Quervain’s syndrome merupakan penyakit dengan nyeri pada daerah

prosesus stiloideus akibat inflamasi kronik pembungkus tendon otot abduktor

polisis longus dan ekstensor polisis brevis setinggi radius distal dan jepitan pada

kedua tendon tersebut. 4,5

Page 9: Presus de Quervain Syndrom

De Quervain’s syndrome atau tenosinovitis stenosans ini merupakan

tendovaginitis kronik yang disertai penyempitan sarung tendon. Sering juga

ditemukan penebalan tendon. 5

Lokasi de Quervain’s syndrome ini adalah pada kompartemen dorsal

pertama pada pergelangan tangan. Kompartemen dorsal pertama pada

pergelangan tangan termasuk di dalamnya adalah tendon otot abduktor polisis

longus (APL) dan tendon otot ekstensor polisis brevis (EPB). Pasien dengan

kondisi yang seperti ini biasanya datang dengan nyeri pada aspek dorsolateral

dari pergelangan tangannya dengan nyeri yang berasal dari arah ibu jari dan / atau

lengan bawah bagian lateral. Kondisi seperti ini mempunyai respon yang baik

terhadap penanganan non bedah. 3

Gambar 1. Kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan pada daerah tepi

lateral dari snuffbox.3

Gambar 2. Tampak kompartemen dorsal pertama pada daerah stiloid radius

menonjol.7

Page 10: Presus de Quervain Syndrom

C. Epidemiologi

Angka kejadian di USA untuk penyakit ini relatif, terutama di antara

orang-orang yang menunjukkan aktivitas yang menggunakan tangan berulang-

ulang, seperti pekerja pemasangan bagian-bagian mesin tertentu dan sekretaris. 3

Mortalitas tidak berhubungan dengan kondisi penyakit ini. Beberapa

morbiditas yang dilaporkan mungkin terjadi pada pasien dengan riwayat nyeri

progresif di mana berhubungan dengan aktivitas yang memerlukan penggunaan

tangan yang terkena. De Quervain’s syndrome lebih banyak diderita oleh orang

dewasa dibanding pada anak-anak. 3

Hingga saat ini belum ditemukan adanya korelasi yang nyata antara

insiden de Quervain’s syndrome dengan sejumlah ras tertentu. Meskipun

penyakit seperti ini sering dijumpai pada pria dan wanita, tetapi de Quervain’s

syndrome menunjukkan jumlah yang signifikan di mana lebih banyak terjadi

pada wanita dibandingkan pada pria. Beberapa sumber bahkan memperlihatkan

rasio yang sangat tinggi pada wanita dibandingkan pada pria, yaitu 8 : 1.

Menariknya, banyak wanita yang menderita de Quervain’s syndrome selama

kehamilannya atau selama periode postpartum. 3

D. Etiologi

Trauma minor yang berulang-ulang umumnya memberikan kontribusi

terhadap perkembangan penyakit de Quervain’s syndrome. Aktivitas-aktivitas

yang mungkin menyebabkan trauma ulangan pada pergelangan tangan termasuk

faktor pekerjaan, tugas-tugas sekretaris, olahraga golf, atau permainan olahraga

yang menggunakan raket. 3

Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi inflamasi tendon yang

terjadi berhubungan dengan gesekan yang berlebihan / berkepanjangan antara

tendon dan pembungkusnya, terjadi misalnya pada wanita yang pekerjaannya

memeras kain. 4,7

Page 11: Presus de Quervain Syndrom

Gambar 3. Tugas-tugas dari seorang sekretaris yang dapat menyebabkantrauma ulangan pada pergelangan tangan17

E. Anatomi dan Fisiologi

Tendon adalah penghubung antara tulang dan otot. Tendon ada yang

dibungkus dengan pembungkus tendon (tendon sheath), ada pula yang tidak dan

langsung melekat pada tulang. 8,9

Pergelangan tangan bagian dorsal yang terdiri dari otot-otot ekstensor

dibungkus oleh sebuah retinakulum ekstensor yang berjalan melalui tulang-tulang

karpal. Retinakulum ini terdiri dari jaringan fibrosa. Bagian medial dari

retinakulum ini melekat pada os pisiform dan os hamate sementara bagian

lateralnya melekat pada bagian distal dari os radius. Ada enam kompartemen

jaringan fibrosa yang melalui otot-otot ekstensor ini. Kompartemen ini

dipisahkan satu sama lain oleh jaringan fibrosa. Setiap kompartemen dibungkus

oleh tendon sheath yang berisi cairan sinovial dan semuanya dibungkus oleh

retinakulum tadi. 8,9,10

Page 12: Presus de Quervain Syndrom

Gambar 4. Tendon dari otot abduktor polisis longus dan otot ekstensor polisis brevis 18

Gambar 5. Retinakulum otot-otot ekstensor, tendon sheath, dan potongan transversal tendon sheath1

Struktur kompartemen dari radial ke ulnar adalah kompartemen pertama

yang terdiri dari tendon otot ekstensor polisis brevis dan tendon otot abduktor

polisis longus, kompartemen kedua yang terdiri dari tendon otot ekstensor karpi

radialis brevis dan tendon otot ekstensor karpi radialis longus, kompartemen

ketiga yaitu tendon otot ekstensor polisis longus, kompartemen keempat yaitu

tendon otot ekstensor digitorum dan otot ekstensor indicis, kompartemen kelima

Page 13: Presus de Quervain Syndrom

adalah tendon otot ekstensor digiti minimi, dan kompartemen keenam adalah

tendon otot ekstensor karpi ulnaris. 8,9,10,18

De Quervain’s syndrome adalah stenosis pada tendon sheath

kompartemen dorsal pertama pergelangan tangan. Kompartemen ini terdiri dari

tendon otot abduktor polisis longus dan otot ekstensor polisis brevis. 1,3,10,11,12,13,14

Gambar 6. Kompartemen dorsal pertama 17

Tendon pada otot ekstensor polisis brevis berfungsi pada pergerakan

ekstensi polluks, sedangkan tendon pada otot abduktor polisis longus berfungsi

sebagai pergerakan abduksi pada polluks. 8,9,10

Di antara kedua tendon ini berjalan cabang dari nervus radialis sebagai

sensoriknya sehingga jika terjadi stenosis pada kompartemen ini akan

merangsang terjadinya nyeri oleh iritasi pada nervus radialis. 8,9

F. Patofisiologi

Kompartemen dorsal pertama pada pergelangan tangan termasuk

pembungkus tendon yang menutupi tendon otot abduktor polisis longus dan

tendon otot ekstensor polisis brevis pada tepi lateral. Inflamasi pada daerah ini

umumnya terlihat pada pasien yang menggunakan tangan dan ibu jarinya untuk

Page 14: Presus de Quervain Syndrom

kegiatan-kegiatan yang repetitif. Karena itu, de Quervain’s syndrome dapat

terjadi sebagai hasil dari mikrotrauma kumulatif (repetitif). 3,7

Pada trauma minor yang bersifat repetitif atau penggunaan berlebih pada

jari-jari tangan (overuse) menyebabkan malfungsi dari tendon sheath. Tendon

sheath yang memproduksi cairan sinovial mulai menurun produksi dan kualitas

cairannya. Akibatnya, pada penggunaan jari-jari selanjutnya terjadi pergesekan

otot dengan tendon sheath karena cairan sinovial yang berkurang tadi berfungsi

sebagai lubrikasi. Sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat fibrosa yang tampak

sebagai inflamasi dari tendon sheath. Proliferasi ini menyebabkan pergerakan

tendon menjadi terbatas karena jaringan ikat ini memenuhi hampir seluruh tendon

sheath. Terjadilah stenosis atau penyempitan pada tendon sheath tersebut dan hal

ini akan mempengaruhi pergerakan dari kedua otot tadi.

Pada kasus-kasus lanjut akan terjadi perlengketan tendon dengan tendon

sheath. Pergesekan otot-otot ini merangsang nervus yang ada pada kedua otot

tadi sehingga terjadi perangsangan nyeri pada ibu jari bila digerakkan yang sering

merupakan keluhan utama pada penderita penyakit ini. 1,3,11,15

Pembungkus fibrosa dari tendon abduktor polisis longus dan ekstensor

polisis brevis menebal dan melewati puncak dari prosesus stiloideus radius. 4,6,7

G. Diagnosis

Kelainan ini sering ditemukan pada wanita umur pertengahan. Gejala

yang timbul berupa nyeri bila menggunakan tangan dan menggerakkan kedua

otot tersebut yaitu bila menggerakkan ibu jari, khususnya tendon otot abduktor

polisis longus dan otot ekstensor polisis brevis.

Perlu ditanyakan juga kepada pasien riwayat terjadinya nyeri. Sebagian

pasien akan mengungkapkan riwayat terjadinya nyeri dengan trauma akut pada

ibu jari mereka dan sebagian lainnya tidak menyadari keluhan ini sampai terjadi

nyeri yang lambat laun makin menghebat. Untuk itu perlu ditanyakan kepada

pasien apa pekerjaan mereka karena hal tersebut akan memberikan kontribusi

sebagai onset dari gejala tersebut khususnya pada pekerjaan yang menggunakan

Page 15: Presus de Quervain Syndrom

jari-jari tangan. Riwayat penyakit lain seperti pada rheumatoid arthritis dapat

menyebabkan pula deformitas dan kesulitan menggerakkan ibu jari. Pada kasus-

kasus dini, nyeri ini belum disertai edema yang tampak secara nyata (inspeksi),

tapi pada kasus-kasus lanjut tampak edema terutama pada sisi radial dari polluks. 3,10,11,12,13,14,15

Pada pemeriksaan fisik, terdapat nyeri tekan pada daerah prosesus

stiloideus radius, kadang-kadang dapat dilihat atau dapat teraba nodul akibat

penebalan pembungkus fibrosa pada sedikit proksimal prosesus stiloideus radius,

serta rasa nyeri pada adduksi pasif dari pergelangan tangan dan ibu jari. Bila

tangan dan seluruh jari-jari dilakukan deviasi ulnar, penderita merasa nyeri oleh

karena jepitan kedua tendo di atas dan disebut uji Finkelstein positif. 4,5,6,7,16

Gambar 7. Tampak inflamasi pada tendon sheath dari kompartemen dorsal pertama17

Tanda-tanda klasik yang ditemukan pada de Quervain’s syndrome adalah

tes Finkelstein positif. Cara melakukannya adalah dengan menyuruh pasien untuk

mengepalkan tanganya di mana ibu jari diletakkan di bagian dalam dari jari-jari

lainnya. Pemeriksa kemudian melakukan deviasi ulnar pasif pada pergelangan

tangan pasien yang dicurigai di mana dapat menimbulkan keluhan utama berupa

nyeri pergelangan tangan daerah dorsolateral. 3,16

Gambar 8. Daerah yang nyeri pada de Quervain’s syndrome17

Page 16: Presus de Quervain Syndrom

Lakukan tes Finskelstein secara bilateral untuk membandingkan dengan

bagian yang tidak terkena. Hati-hati memeriksa ”the first carpometacarpal (CMC)

joint” sebab bagian ini dapat menyebabkan tes Finskelstein positif palsu. 6 Selain

dengan tes Finkelstein harus diperhatikan pula sensorik dari ibu jari, refleks otot-

otot, dan epikondilitis lateral pada tennis elbow untuk melihat sensasi nyeri

apakah primer atau merupakan referred pain. 3,12,13,15

Gambar 9. Tes Finkelstein, si pemeriksa melakukan deviasi ulnar pasif pada

pergelangan tangan pasien3

Gambar 10. Tes Finkelstein 17

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk menunjang

diagnosis penyakit ini. Kadang dilakukan pemeriksaan serum untuk melihat

adanya faktor rheumatoid untuk mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi hal ini

juga tidak spesifik karena beberapa penyakit lain juga menghasilkan faktor

rheumatoid di dalam darahnya. 3,10,14

Pemeriksaan radiologik secara umum juga tidak ada yang secara spesifik

menunjang untuk mendiagnosis penyakit ini. Akan tetapi, penemuan terbaru

dalam delapan orang pasien yang dilakukan ultrasonografi dengan transduser 13

MHz resolusi tinggi diambil potongan aksial dan koronal didapatkan adanya

Page 17: Presus de Quervain Syndrom

penebalan dan edema pada tendon sheath. Pada pemeriksaan dengan MRI terlihat

adanya penebalan pada tendon sheath tendon otot ekstensor polisis brevis dan

otot abduktor polisis longus. Pemeriksaan radiologis lainnya hanya dipakai untuk

kasus-kasus trauma akut atau diduga nyeri oleh karena fraktur atau osteonekrosis. 3,10

H. Diagnosis Banding

Yang merupakan diagnosis banding de Quervain’s syndrome adalah

sebagai berikut : 3,10,11,13,14

1.   Carpal Tunnel Syndrome, di mana pada penyakit ini dirasakan nyeri pada ibu

jari tangan. Nyeri ini tidak hanya dirasakan pada ibu jari tangan, akan tetapi

dapat ke seluruh pergelangan tangan bahkan dapat sampai ke lengan. Carpal

Tunnel Syndrome adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh kompresi

pada nervus medianus akibat inflamasi pada pergelangan tangan. Penyebab

inflamasi dapat karena suatu infeksi, trauma, atau penggunaan berlebihan

pada pergelangan tangan (overuse). Gejala lain pada penyakit ini adalah

adanya rasa panas dan kelemahan pada otot-otot pergelangan tangan.

2.  Osteoarthritis pada persendian di pergelangan tangan.

3.  Kienbock disease yaitu osteonekrosis pada os lunate.

4. Degenerative arthritis pada sendi radioscaphoid, cervical radiculopathy

terutama pada segmen C5 atau C6.

5. Cheiralgia paresthetica atau neuropati pada sensorik dari nervus radial.

6. Fraktur scaphoid yang tampak sebagai nyeri pada daerah snuff box pada

kompartemen dorsal pertama.

7.  Intersection syndrome di mana tenosynovitis terjadi pada tendon dari

kompartemen dorsal pertama (tendon otot ekstensor polisis brevis dan otot

abduktor polisis longus) sampai ke tendon dari kompartemen dorsal kedua

(otot ekstensor karpi radialis longus dan otot ekstensor karpi radialis brevis)

dengan gejala nyeri dan inflamasi pada bagian distal pada daerah dorsolateral

Page 18: Presus de Quervain Syndrom

dari lengan bawah. Nyeri pada penyakit ini lebih kurang di daerah lateral

dibandingkan pada de Quervain’s syndrome.

8. Sindroma Wartenberg

Sindroma ini disebabkan oleh kompresi pada cabang superfisial nervus

radialis yang mempersarafi bagian dorsal ibu jari dan sebagian jari telunjuk. Hal

ini dapat disebabkan oleh tekanan kronis pada saraf, aktivitas yang melakukan

gerakan repetitif, maupun trauma. Pasien dengan sindroma Wartenberg

mengeluhkan rasa nyeri pada bagian distal radial lengan bawah diikuti dengan

paresthesi pada bagian dorsal radial tangan.Diagnosis dapat ditegakkan dengan

pemeriksaan Tinel’s Sign. Yaitu dengan mengetuk ringan di atas nervus radialis,

dan pasien akan merasakan sensasi yang serupa dengan sengatan listrik ringan

I. Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan adalah dengan terapi konservatif dan

intervensi bedah. Pada terapi konservatif kasus-kasus dini, sebaiknya penderita

menghindari pekerjaan yang menggunakan jari-jari mereka. Hal ini dapat

membantu penderita dengan mengistirahatkan (immobilisasi) kompartemen

dorsal pertama pada ibu jari (polluks) agar edema lebih lanjut dapat dicegah.

Idealnya, immobilisasi ini dilakukan sekitar 4-6 minggu. Kompres dingin pada

daerah edema dapat membantu menurunkan edema (cryotherapy). Jika gejala

terus berlanjut dapat diberikan obat-obat anti inflamasi baik oral maupun injeksi.

Beberapa obat oral dan injeksi yang diberikan sebagai berikut : 3,10,11

1.     Nonsteroid anti-inflammatory drug misalnya ibuprofen yang merupakan drug of

choice untuk pasien dengan nyeri sedang. Bekerja sebagai penghambat reaksi

inflamasi dan nyeri dengan jalan menghambat sintesa prostaglandin. Dosis

dewasa 200-800 mg, sedang dosis untuk anak-anak usia 6-12 tahun 4-10

mg/kgBB/hari. Untuk anak > 12 tahun sama dengan dewasa. Adapun kontra

indikasi pemberian obat ini adalah adanya riwayat hipersensitif, ulkus peptikum,

perdarahan gastrointestinal atau perforasi, insufisiensi ginjal, atau resiko tinggi

terjadinya perdarahan. Interaksi obat dengan aspirin dapat meningkatkan efek

Page 19: Presus de Quervain Syndrom

samping dari obat ini, kombinasi dengan probenesid dapat meningkatkan

konsentrasi obat di dalam darah. Pada pasien-pasien dengan hipertensi, dapat

diberikan kombinasi antara obat ini dengan obat anti hipertensi seperti captopril,

beta blocker, furosemid, dan thiazid. Obat ini tidak aman diberikan untuk wanita

hamil terutama kehamilan pada trimester ketiga (berpotensi untuk menyebabkan

menutupnya duktus arteriosus).

2.     Kortikosteroid dapat digunakan sebagai anti inflamasi karena dapat mensupresi

migrasi dari sel-sel polimorfonuklear dan mencegah peningkatan permeabilitas

kapiler. Pada orang dewasa dapat diberikan dosis 20-40 mg metilprednisolon

atau dapat juga diberikan hidrokortison yang dicampur dengan sedikit obat

anestesi lokal misalnya lidokain. Campuran obat ini disuntikkan pada tendon

sheath dari kompartemen dorsal pertama yang terkena. Harus diperhatikan agar

jangan sampai menyuntikkan campuran obat ini langsung pada tendonnya karena

dapat menyebabkan kelemahan pada tendon dan potensial untuk terjadinya

ruptur. Penyuntikan campuran obat ini juga hendaknya dicegah jangan sampai

terlalu superfisial dari jaringan subkutan karena dapat menyebabkan

depigmentasi pada kulit. Untuk pasien-pasien yang menderita diabetes melitus

sebaiknya dilakukan pengontrolan glukosa darah karena pemberian kortikosteroid

lokal dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah sementara.

Pada tahap awal diberikan analgetik atau injeksi lokal kortikosteroid serta

mengistirahatkan pergelangan tangan, tetapi kadang-kadang penyembuhan hanya

bersifat sementara. Operasi dilakukan pada penderita yang resisten atau untuk

meredakan nyeri secara permanen dengan membuka bagian sarung tendon yang

sempit. 4,5

Intervensi bedah diperlukan jika terapi konservatif tidak efektif lagi

terutama pada kasus-kasus lanjut di mana telah terjadi perlengketan pada tendon

sheath. Prosedur operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : 3,10,14,18

Digunakan anestesi lokal dan turniket. Setelah kulit disterilkan, gunakan

turniket dan infiltrasi kulit pada daerah kompartemen dorsal pertama dengan

Page 20: Presus de Quervain Syndrom

menggunakan anestesi lokal secukupnya. Lalu dibuat insisi pada kulit yang mulai

dari dorsal ke volar dalam arah transversal-oblik, sejajar dengan lipatan-lipatan

kulit melewati daerah yang lunak dari kompartemen dorsal pertama. Insisi

longitudinal dianjurkan untuk membuat area yang lebih panjang di mana skar

kulit mungkin saja melekat pada nervus kutaneus dan tendon. Tindakan diseksi

tajam hanya sampai pada lapisan dermis dan tidak sampai ke lapisan lemak

subkutaneus, menjauhi cabang-cabang nervus radialis superfisialis. Setelah

menarik tepi kulit, gunakan diseksi tumpul pada lemak subkutaneus. Kemudian

cari dan lindungi cabang-cabang sensoris dari nervus radialis superfisialis,

biasanya terletak di bagian dalam dari vena-vena superfisialis. Kenali tendon

proksimal sampai penyempitan ligamen dorsal dan tendon sheath, kemudian

buka kompartemen dorsal pertama pada sisi dorsoulnar. Dengan ibu jari yang

abduksi dan pergelangan tangan yang fleksi, angkat tendon otot abduktor polisis

longus dan otot ekstensor polisis brevis dari tempatnya. Jika tendon otot-otot

tersebut sulit untuk dibebaskan, carilah additional “aberrant” tendons dan

kompartemen-kompartemen yang terpisah. Kemudian tutup insisi kulit dan

menggunakan balutan dengan tekanan yang rendah.

Gambar 11. Teknik operasi pada de Quervain’s Syndrome18

Page 21: Presus de Quervain Syndrom

J. Prognosis

Prognosis penyakit ini umumnya baik. Pada kasus-kasus dini, biasanya

berespon dengan baik pada terapi konservatif. Sedangkan pada kasus-kasus lanjut

dan tidak memberikan respon yang baik dengan terapi konservatif, dilakukan

tindakan bedah untuk dekompresi pada kompartemen dorsal pertama dari

pergelangan tangan. Umumnya berlangsung dengan baik, morbiditas dapat terjadi

jika terjadi komplikasi pasca operasi misalnya adhesi tendo atau subluksasi volar

tendon. 3,10,11,12,13,14,15

Pasien dengan de Quervain’s syndrome perlu untuk menghindari

aktivitas-aktivitas repetitif tertentu dari pergelangan tangan atau dari ibu jari

hingga pengobatan yang adekuat tercapai. 3

Page 22: Presus de Quervain Syndrom

DAFTAR PUSTAKA

1.      Polsdorfer, R, de Quervain’s Tenosynovitis, available at

http://healthlibrary.epnet.com, last reviewed November 2011.

2.      NN, Biography of Fritz de Quervain, available at

http://www.whonamedit.com/doctor.cfm, 1994-2001.

3.      Foye, PM, de Quervain’s Tenosynovitis, available at

http://www.emedicine.com/pmr/topic36.htm, last updated October 13, 2005.

4.      Rasjad, C, Penyakit de Quervain (Tenovaginitis Stenosans) dalam

Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Penerbit Bintang Lamumpatue, Ujung

Pandang, 1998. halaman : 228-9.

5.      Sjamsuhidajat, R. , Tenosinovitis Stenosans dalam Buku-Ajar Ilmu Bedah,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998. halaman : 1246.

6.      Duckworth, T. , De Quervain’s Teno-Vaginitis in Lectura Notes On

Orthopaedics And Fractures, Second Edition, P G Publishing Pte Ltd,

Singapore, 1985. page : 249.

7.      Bunnel, S. , Stenosing Tenosynovitis at Radiostyloid Process (de

Quervain’s Disease) in Surgery of The Hand, Third Edition, Pitman Medical

Publishing Co., LTD, London, 1992. page 774-5.

8.      Chase, RA, Anatomy in Atlas of Hand Surgery, Stanford University School

of Medicine, W.B. Saunders Company, California, 1973. page : 3-20.

9.      Weinsten, SL et all, The Wrist and Hand in Turek’s Orthopaedics, Fifth

Edition, JB Lippincott Company, Philadelphia, 1992. page : 428-30.

10.  Gulf, MD, de Quervain’s Disease, available at

http://www.gulfmd.com/deQuervain’sdisease.grd.drt..

11.  Natarajan, M, Wrist and Hand in Text Book of Orthopaedics, MN

Orthopaedic Hospital, Tamil Nadu, India, 1985. page : 163-6.

12.  Sahin, B, Hand, Anatomy, available at

http://www.emedicine.com/org.anatomyofthehand.trs. , last updated July 28,

2003.

Page 23: Presus de Quervain Syndrom

13.  McRae, Ronald, The Wrist in Clinical Orthopaedic Examination, Third

Edition, Churchill Livingstone, Edinburgh London Melbourne and New York,

1990. page : 71-86.

14.  Chien, JA, et all, Focal Radial Styloid Abnormality as Manifestation of De

Quervain Tenosynovitis, available at http://www.americanjournal.com/org.

15.  Lech, O, et all, Stenosing Tenosinovitis of The First Compartment De

Quervain’s Disease, available at

http://www.healthinformation.com/orthoped/topic482.htm.

16.  Schwartz, SI, et all, Tendon Entrapment Syndrome of First Extensor

Compartment (deQuervain’s Disorder) in Principles of Surgery, Fifth

Edition, McGraw-Hill Information Services Company, USA, 1989. page : 2066-

7.

17.  Pictures of de Quervain’s syndrome available at http://www.google.com.

18.  Wright, PE, Carpal Tunnel, Ulnar Tunnel, and Stenosing Tenosynovitis in

Campbell-Operative Orthopaedics, 10th Edition, 2004. Part XVIII, chapter 73.