preskas hiv
DESCRIPTION
hivTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
HIV/AIDSINFEKSI OPORTUNISTIK
Oleh:Rizky Amalia Sharfina
1102011239
Pembimbing:dr. Nugroho Budi Susilo, Sp.PD
Identitas PasienNama : Tn. SUmur : 39 tahunJenis kelamin : Laki-lakiAlamatAgama Pendidikan Pekerjaan
: Kebayoran Lama: Islam: S1: Wiraswasta
Tgl. Masuk : 1 September 2015Tgl. Diperiksa : 16 September 2015
Anamnesis
Ps. Rebo
Poli Penyakit Dalam → Dianjurkan rawat inap dan cek antiHIV
Flamboyan → BTA Sputum (+) → perawatan paru → OAT → SGOT
SGPT (↑) → OAT tunda
1 hari SMRS
Pasien berobat ke RS Tugu Ibu dengan keluhan sesak, nyeri pada perut dan
demam tinggi
menolak rawat inap → paracetamol, ciprofloxacin dan antasida
1 bulan SMRS
Demam naik turun, diare, nyeri kepala, sariawan, batuk kering
Konsumsi paracetamol demam turun lalu kembali naik
Riwayat Penyakit Keluarga:Pada keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Pada keluarga pasien Riwayat Asma, alergi, TB, DM disangkal.
Riwayat penyakit Dahulu:Riwayat Hepatitis saat Kelas 1 SMA. Riwayat Asma, alergi, TB, DM disangkal. Dermatitis → Dextamine, elocon dan fucicort selama 3-4 minggu.
Riwayat Kebiasaan:• Konsumsi Alkohol (-) transfusi (-) tattoo (-) • seks bebas (+) dengan pria dan wanita• Narkotika (+) namun pasien menyangkal menggunakan obat melalui jarum
suntik.
PEMERIKSAAN FISIK(STATUS GENERALIS)
Kesadaran : Kompos mentisTekanan darah : 110/80Keadaan Umum : BaikNadi : 70 x /menitPernapasan : 18 x /menitSuhu : 36,5 oC
Kepala : NormocephaliMata : konjungtiva anemis (+/+)Telinga : Normotia, sekret (-/-)Mulut : Faring hiperemis (-), tonsil tidak ada
LeherKelenjar tiroid :tidak teraba membesarKGB : tidak teraba membesar
Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung normal
• Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
• Inspeksi : Simetris, statis dan dinamis kanan=kiri
• Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
• Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
• Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/-
AbdomenInspeksi : cembung, terdapat bercak- hiperpigmentasiPalpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri
tekan (+) pada ulu hatiPerkusi : Timpani, shifting dullness (-)Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Ekstremitas : Akral hangat, Terdapat bercak-bercak hiperpigmentasi pada tangan dan kaki.
PEMERIKSAAN FISIK(STATUS GENERALIS)
Pemeriksaan LabHematologi 2/9/15 7/9/15
Hemaglobin 11.6 11,4 13,2-17,3 g/dlLeukosit 11.51 10.00 3.80-10.60 ribu/mm3
Basophil 0 1 0-1 %Eosinophil 1 0 1-3%Netrofil Batang 0 0 3-5%
Netrofil Segmen 70 62 50-70%
Limfosit 18 18 25-40%Monosit 8 8 2-8%Hematocrit 34 31 40-52%Eritrosit 4 3.8 4.4-5.9 juta/µLTrombosit 218.000 165.000 150.000-440.000 sel/mm3
LUC 3 11 <4%
Sediaan BTA 3x (sputum)
12/09/2015 +2 +2
14/09/2015 +1 - +1
Serologi Hasil Rujukan Anti HIV (Elisa) Reaktif Non Reaktif
CD 4 27 404-1612 sel/uL
Kimia Klinik 14/9/15 17/9/15
Bilirubin total 0,81 0,68 0.1-1 mg/dl
Bilirubin direk 0,61 0,33 0,0-0,2 mg/dl
Bilirubin indirek 0,2 0,35
SGOT 204 105 0-50 U/L
SGPT 224 158 0,6-1,1 U/L
Ureum Darah 38 20-40 mg/dl
Kreatinin Darah 1,38 0,17-1,50 mg/dl
eGFR 61
2/9/2015 16/9/20159/9/2015
Jantung terkesan membesar
Aorta normal, trachea di tengah
Corakan bronkovaskular meningkat
Tampak infiltrate di kedua lapang paru
Sinus costofrenicus lancip
Jaringan lunak sekitar dan tulang baik
Jantung terkesan membesarAorta normal, trachea di tengahCorakan bronkovaskular normal, tidak melebih 2/3 lapang paruTidak tampak infiltrate pada kedua lapang paruSinus costrofrenikus lancipJaringan lunak sekitar tulang baik
Jantung kanan membesar
Aorta normal, trachea ditengah
Corakan bronkovaskular meningkat
Tampak infiltrate dikedua lapang paru
Sinus costofrenicus lancip
Jaringan lunak sekitar dan tulang baik
Resume • Seorang laki-laki usia 39 datang dengan keluhan demam naik
turun selama 1 bulan SMRS disertai dengan nyeri pada perut kanan atas.
• Keluhan demam disertai dengan diare, sariawan dan batuk kering, pusing yang hilang timbul.
• Pasien memiliki riwayat hepatitis pada saat 1 SMA dan riwayat dermatitis dengan pengobatan menggunakan kortikosteroid oral
• Pada riwayat kebiasaan pasien memiliki riwayat penggunaan obat-obatan terlarang, sex bebas dengan perempuan maupun sesama jenis.
Pada pemeriksan fisik didapatkan konjungtiva anemis, nyeri tekan ulu hati disertai bercak hiperpigmentasi pada tangan dan kaki.
Hematologi: Hb (↓) leukosit (↑)Kimia klinik: peningkatan SGOT, SGPT dan bilirubin direkBTA Sputum (+)Serologi: Anti HIV (+) dengan CD4 27Rontgen thoraks: infiltrat pada kedua lapang paru
Diagnosis
• Diagnosis Kerja :- HIV/AIDS- TB- Oral Thrush
• Diagnosis Banding :- Hepatitis- Pneumonia
• OAT tunda• ARV tunggu OAT dapat
ditoleransi
• Domperidon 3x1• Braxida 3x1 • Micostatin drop 3x20 tetes• Azitromisin 3x250• Cotrimoxasol 2x2• Paracetamol drip• Fluconazol 1x1• Cefoperazone 3x1• Biocurliv 2x1• Ondansentron 3x1• Ranitidin 2 x 1 am pul• Cefoperazone 2 x 1 • Salbutamol 3x1• Banadoz 3x100• Lansoprazole 1x1 • Kalnex 3x500mg tab• Meptin Syr 3x1
Tatalaksana
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad malam• Quo ad functionam : dubia ad malam• Quo ad sanationam : dubia ad malam
Tinjauan Pustaka
Definisi
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang system imun sehingga system imun tidak dapat
melawan infeksi lain atau kanker, dikarenakan virus HIV melawan sel imun
Epidemiologi
• Penularan HIV/AIDS terjadi melalui cairan tubuh yang mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik homoseksual maupun heteroseksual, jarum suntik pada pengguna narkoba, transfuse komponen darah dan dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya
• Sampai dengan akhir maret 2005 tercatat 6789 kasus HIV/AIDS yang dilaporkan.
• Peningkatan infeksi HIV yang semakin nyata pada pengguna narkotika.
Etiologi •HIV adalah virus RNA berbentuk sferis yang termasuk dari retrovirus family Lentiviridae.•bergantung pada enzim khusus yaitu reverse transcriptase (RNA-dependent DNA polymerase) untuk bereplikasi dalam sel hospes.•Struktur dari HIV terdiri atas lapisan luar atau envelop yang terdiri dari glikoprotein.•Dibagian dalamnya terdapat lapisan kedua yang terdiri dari protein p17. •Terdapat inti yang didalamnya terdapat komponen penting berupa dua buah rantai RNA dan enzim reverse transcriptase.
Staging
Staging
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
• Seseorng akan didiagnosis AIDS karena jumlah sel CD4 mulai menurun dibawah 200 sel/mm3 dalam darah. Jumlah CD4 normal adalah antara 500 dan 1.600 sel/mm3.
Diagnosis
• Rapid TesMerupakan tes serologik yang cepat untuk mendeteksi IgG antibodi terhadap HIV-1. • Western BlotDigunakan untuk konfirmasi hasil reaktif ELISA atau hasil serologi rapid tes sebagai hasil yang benar-benar positif. • Penurunan Sistem ImunProgresi infeksi HIV ditandai dengan penurunan CD4+ T limfosit, sebagian besar sel target HIV pada manusia..
Hasil Interpretasi Tindak lanjut
A1 (-) atau
A1 (-), A2 (-), dan A3 (-)
Non Reaktif Bila yakin tidak ada faktor risiko
dan atau perilaku berisiko
dilakukan lebih dari 3 bulan
sebelumnya maka pasien diberi
konseling cara menjaga agar tetap
negative.
Bila belum yakin ada tidaknyafaktir
risiko dan atau perilaku berisiko
dilakukan dalam 3 bulan terakhir
maka dianjurkan untuk tes ulang
dalam 1 bulan.
A1 (+), A2 (+), dan A3 (-) atau
A1 (+), A2 (-), dan A3 (-)
Intermediate Ulang tes dalam 1 bulan
Konseling cara menjaga agar tetap
negative.
A1 (+), A2 (+), dan A3 (+) Reaktif Lakukan konseling hasil tes positif
dan rujuk untuk mendapatkan
pengobatan.
Diagnosis
Tes Identifikasi Virus• DNA Polymerase Chain Reaction (PCR DNA)Pemeriksaan PCR DNA digunakan hanya untuk mendeteksi infeksi pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV-1.• Tes HIV RNA PlasmaMerupakan tes viral load HIV yang harus digunakan bersamaan dengan tes antibodi HIV-1, tes ini berguna untuk mendiagnosis infeksi HIV akut atau primer
Tatalaksana
Indikasi memulai terapi ARV• Akibat infeksi HIV sistem imun tubuh rusak• HIV menyerang sel CD4 yg merupakan bagian
penting dari sistem imun sel CD4 << sistem terlalu lemah utk melawan infeksi
• Normal : sel CD4 500-1500, pd HIV menurun makin rendah, makin rusak sistem imun
• Sel CD4<200 infeksi oportunistik AIDS
IO pada ODHA
• Pneumonia bakterial• Sarkoma kaposi • Pneumonia Pneumocystis jirovercii• Mycobacterium Avium Complex• Infeksi parasit
Saat memulai terapi pada ODHA
Prinsip dalam pemberian ARV adalah • Paduan obat ARV harus menggunakan 3 jenis
obat yang terserap dan berada dalam dosis terapeutik. Prinsip tersebut untuk menjamin efektivitas penggunaan obat.
• Membantu pasien agar patuh minum obat antara lain dengan mendekatkan akses pelayanan ARV.
• Menjaga kesinambungan ketersediaan obat ARV
• NRTI 3 tahap fosforilasi– Zidovudin, lamivudin, Didanosin, Lamivudin, Stavudin,
zalsitabin, abacavir, emtrisitabin • NNRTI fosforilasi (-)
– Nevirapin, efavirenz, delavirdin
• NtRTI 2 tahap fosforilasi– Tenofovir
• Protease inhibitor– Saquinavir, Indinavir, Lopinavir , Nelfinavir , Ritonavir
Nucleocide Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
• Reverse transciptase (RT) mengubah RNA virus menjadi DNA proviral sebelum bergabung dgn kromosom hospes
• NRTI menghambat secara kompetitif RT dan dapat bergabung dengan rantai DNA virus yg sedang berkembang terminasi
• Semua obat NRTI harus mengalami 3 tahap fosforilasi oleh enzim sitoplasma hospes membentuk trifosfat
• NRTI: Zidovudin, lamivudin, Didanosin, Lamivudin, Stavudin, zalsitabin, abacavir, emtrisitabin
• Komplikasi akibat NRTI : asidosis laktat, hepatomegali berat + steatosis
Non Nucleocide Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
• Hambat aktivitas enzim RT dgn cara berikatan di tempat yg dekat dgn tempat aktif enzim
• Tidak mengalami fosforilasi utk menjadi bentuk aktif
• NNRTI : nevirapin, efavirenz, delavirdin
Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NtRTI)
• NtRTI hanya mengalami 2 tahap fosforilasi obat bekerja lebih cepat dan konversinya menjadi bentuk aktif lebih sempurna
• Contoh Obat: Tenofovir• Indikasi : HIV-1 & HIV-2, hepatitis B• Terapi HIV dalam kombinasi dgn efevirenz,
tidak boleh dikombinasikan dengan lamivudin & abacavir
• ES: mual, muntah, flatulens, diare
Protease Inhibitor (PI)
• HIV protease penting untuk infektivitas virus & penglepasan poliprotein virus
• PI menghambat penglepasan polipeptida prekursor virus hambat maturasi virus sel akan hasilkan virus yg immatur dan tidak virulen
• PI menyebabkan gangguan gastrointestinal: mual, muntah, diare; intoleransi glukosa, diabetes, hiperkolesterolemia & hipertrigliserida
• Obatnya; Saquinavir, Indinavir, Lopinavir , Nelfinavir , Ritonavir
Paduan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk lini pertama adalah:
2NRTI +1NNRTI
Tatalaksana
Tatalaksana
atalaksana
Tatalaksana
Prognosis
Dengan pemberian terapi, pasien dapat hidup lebih lama walaupun telah didiagnosis AIDS.
Daftar Pustaka • Sudoyo A, Setiyohadi B, et al. 2009. Ilmu Penyakit Dalam, ed
IV. Jakarta : EGC• MacCarthy S, Bangsebrg DR, et al. 2014. Late Presentation to
HIV/AIDS testing, Treatment, Or Continued Care Clarifying The Use Of CD4 Evaluation in The Consensus Definition, British HIV Association, 15 : 130-134
• Papadakis MA, Mcphee SJ. 2013. Medical Diagnosis & Treatment, ed LII. New York : Mc Graw Hill Medical
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Inveksi HIV dan Terapi Antiretroviral Pada Orang Dewasa
TERIMA KASIH