preplanning relaksasi progresif

Upload: ocha-da-vie

Post on 10-Oct-2015

148 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember

LAPORAN PREPLANNING KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF PADA LANSIADI RT 02 RW 11 LINGKUNGAN PLALANGAN KELURAHANBINTORO KECAMATAN PATRANGKABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Stase Keperawatan Komunitas

oleh:

Octavia Candra Dewi, S. Kep.NIM 092311101004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER TAHUN AKADEMIK 2011/2012Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp. (0331) 323450

Laporan P3N Stase Keperawatan Komunitas-PSIK Universitas Jember2014

Jl. Kalimantan No.37 Kampus Bumi Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

BAB I. PENDAHULUAN1.1 Analisis SituasiProses menua merupakan proses yang alami terjadi pada setiap manusia dalam kehidupannya. Manusia yang telah mengalami proses menua dinamakan lanjut usia. Seseorang dikatakan lansia jika memiliki umur lebih dari 45 tahun. Lansia akan mengalami penurunan dalam fungsi tubuhnya. Beberapa fungsi tubuh yang mengalami penurunan yaitu sistem indera, sistem kardiovaskuler, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem syaraf dan sistem muskuloskeletal (Stanley, 2007).Gangguan muskuloskeletal pada usia lanjut merupakan salah satu dari banyak kasus geriatri yang sering dijumpai sehari-hari. Pada kenyataannya, sedikit sekali jenis kelainan muskuloskeletal yang bersifat endemis pada usia lanjut. Usia lanjut lebih sering menderita osteoarthritis, osteoporosis, arthritis rematoid, arthritis gout, dan berbagai patah tulang yang sering terjadi pada lansia, juga sehingga penggantian sendi melalui tindakan bedah, farmakologi, ataupun dengan nonfarmaologis (Stanley, 2007).Pada usia lanjut dijumpai proses kehilangan massa tulang dan kandungan kalsium tubuh, serta perlambatan remodelling dari tulang. Massa tulang akan mencapai puncak pada pertengahan usia duapuluhan (di bawah usia 30 tahun). Penurunan massa tulang lebih dipercepat pada wanita pasca menopause. Dengan menambah aktivitas tubuh, dapat memperlambat proses kehilangan massa tulang, bahkan mengembalikannya secara temporer. Latihan yang teratur hanya dapat memperlambat laju kehilangan massa tulang (Stanley, 2007).Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa P3N Stase Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember di Lingkungan Plalangan Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember didapatkan data bahwa jumlah penyakit nomor dua yang banyak diderita oleh lansia adalah nyeri-nyeri pada sendi, sehingga perlu dilakukan tindakan yang dapat mengurangi keluhan-keluhan nyeri yang dialami oleh para lansia.

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan analisis situasi tersebut, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Pemberian teknik relaksasi otot progresif pada lansia RT 02 RW 11 Lingkungan Plalangan Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan2.1.1 Tujuan UmumKegiatan ini bertujuan untuk Memberi Pengetahuan dan keterampilan pada lansia untuk melakukan Teknik Relaksasi Otot Progresif di RT 02 RW 11 Lingkungan Plalangan Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.2.1.2 Tujuan Khususa. Lansia diharapkan dapat menyebutkan pengertian teknik relaksasi otot progresif;b. Lansia diharapkan dapat menyebutkan manfaat teknik relaksasi otot progresif;c. Lansia diharapkan mampu mempraktikkan langkah-langkah teknik relaksasi otot progresif;

2.2 Manfaat1. Menambah pengetahuan lansia dalam melakukan teknik relaksasi otot progresif;2. Menambah keterampilan lansia dalam melakukan teknik relaksasi otot progresif.

BAB III KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar PemikiranNyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Berman,et al.2009).Teknik relaksasi progresif adalah salah satu terapi non-farmakologi untuk mengatasi nyeri yang dikembangkan oleh Edmun Jacobson (1930). Selain itu, manfaat teknik rilekasasi progresif bagi pasien diantaranya mengurangi ketegangan dan kecemasan (Smeltzer dan Bare, 2002). Relaksasi otot progresif dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri(Smeltzer dan Bare, 2002).Teknik relaksasi progresif merupakan latihan kontraksi dan relaksasi pada setiap kelompok otot secara sistematis dan dapat digunakan untuk menurunkan nyeri. Nyeri yang dialami dapat terus menerus mengalami kekambuhan. Selain itu, manfaat teknik rileksasi progresif bagi pasien diantaranya mengurangi ketegangan dan kecemasan (Smeltzer dan Bare, 2002).

3.2 Kerangka Penyelesaian MasalahLansia merupakan cakupan dalam keperawatan komunitas dan menjadi kelompok rentan terhadap penyakit. Pendidikan kesehatan memiliki tujuan untuk mengubah perilaku individu/masyarakat tentang kesehatan dalam hal ini adalah pelatihan teknik relaksasi otot progresif pada lansia. Tujuan teknik relaksasi otot progresif tersebut meliputi mengurangi keluhan nyeri-nyeri yang dialami oleh lansia dan mendorong pengembangan serta penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian MasalahPendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai keluhan-keluhan nyeri akibat penyakit rematik, yang dapat dilakukan adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang teknik relaksasi otot progresif pada lansia.

4.2 Khalayak SasaranKhalayak sasaran pada kegiatan ini yaitu para lansia di RT 02 RW 11 Lingkungan Plalangan Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

4.3 Metode yang Digunakan1. Jenis model pembelajaran: ceramah dan praktek2. Landasan teori: Diskusi3. Langkah pokoka. Menciptakan suasana pertemuan yang baikb. Mengajukan masalahc. Mengidentifikasi pilihan tindakand. Memberi komentare. Menetapkan tindak lanjut

= Lansia

= Penyuluh

DAFTAR PUSTAKA

Bahar, Magfirah. 2013. Panduan Relaksasi Otot Progresif. http://www.artikel-keperawatan.com/2013/11/panduan-relaksasi-otot-progresif.html [08 Mei 2014].Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., Erb, G. 2009.Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb.Jakarta: EGC.Corwin, E. J. 2001. Patofisiologi. Jakarta: EGC. Fauzi, Abdul. 2013. TAK Teknik Relaksasi Progresif. http://daban9e.blogspot.com/2013/02/proposal-tak-relaksasi-progresif.html [08 Mei 2014].Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth.8thEd. Jakarta: EGC.Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed.2 Cet.1. Jakarta: EGCUtami, Prapti, dkk. 2009. Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik. Agromedia Pustaka: Jakarta.

Lampiran 1: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)Lampiran 2: Materi Lampiran 3: SOPLampiran 4: MediaLampiran 5: berita acaraLampiran 6: daftar hadir

Lampiran 1: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik/Materi: Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Saat Kecelakaan Pada Anak Di Sekolah Dasar Bintoro I Sasaran: Anak Sekolah Dasar Kelas 5 di Kelurahan BintoroHari/Tgl: Rabu, 18 Desember 2013Waktu: 1 x 30 menitTempat: Di kelas-kelas Sekolah Dasar Kelurahan Bintoro A. Latar BelakangPerubahan-perubahan fisiologis akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin bertambahnya usia. Perubahan tubuh akan terjadi sejak awal kehidupan manusia hingga usia lanjut pada semua organ maupun jaringan tubuh. Tidak terkecuali keadaan demikian itu terjadi pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan penyakit nyeri sendi pada lanjut usia (Utami, 2009).Penyakit yang banyak diderita para kelompok lanjut usia sebagai akibat dari proses penuaan salah satunya yang menjadi masalah adalah adanya nyeri sendi karena terbatasnya luas gerak pada persendian lutut. Lansia sering mengeluhkan linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah persendian pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan panggul. Penyakit rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Bagian tubuh yang diserang biasanya pada persendian di jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung (Corwin, 2001).Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smeltzer dan Bare, 2002). Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Ada banyak cara untuk mengurangi keluhan nyeri sendi pada lansia, yaitu salah satunya dengan melakukan teknik relaksasi otot progresif (Utami, 2009).

B. Tujuan1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan pada lansia tentang teknik relaksasi otot progresif di RT 02 RW 11 Lingkungan Plalangan Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)a. Lansia dapat mengetahui tujuan teknik relaksasi otot progresif;b. Lansia dapat mengetahui manfaat teknik relaksasi otot progresif;c. Lansia dapat melakukan teknik relaksasi otot progresif dengan benar.

C. Pokok Bahasan: Pendidikan Kesehatan Tentang teknik relaksasi otot progresif dengan benar

D. Subpokok Bahasan1. Tujuan teknik relaksasi otot progresif;2. Manfaat teknik relaksasi otot progresif;3. Demonstrasi teknik relaksasi otot progresif.

E. Kegiatan penyuluhanProsesTindakanWaktu

Kegiatan TerapisKegiatan Sasaran

Pendahuluana. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhanb. Menjelaskan materi secara umum dan manfaat bagi sasaranc. Menjelaskan TIU dan TIKd. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk bertanyaMemperhatikan dan menjawab salam

Memperhatikan

MemperhatikanBertanya dan menanggapi

5 Menit

Penyajian

a. Menjelaskan tujuan teknik relaksasi otot progresif;b. Menjelaskan manfaat teknik relaksasi otot progresif;c. Mendemonstrasikan teknik relaksasi otot progresif dengan benarMemperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan dan mempraktekkan17 Menit

Penutupa. Menutup pertemuan dengan memberi kesimpulan dari materi yang disampaikanb. Mengajukan pertanyaan kepada sasaranc. Mendiskusikan bersama jawaban dari pertanyaan yang telah diberikand. Menutup pertemuan dengan memberi salamMemperhatikan

Memberi jawaban dan saranMemberi komentar dan menjawab pertanyaan bersamaMemperhatikan dan membalas salam8 Menit

F. Media/Alat yang Digunakan1. Leaflet2. Kursi

G. Model Pembelajaran:1. Jenis model pembelajaran: ceramah dan praktek2. Landasan teori: Diskusi3. Langkah pokoka. Menciptakan suasana pertemuan yang baikb. Mengajukan masalahc. Mengidentifikasi pilihan tindakand. Memberi komentare. Menetapkan tindak lanjut

H. PersiapanPenyuluh mencari materi dan menyiapkan media yang digunakan untuk pemberian pendidikan kesehatan.

I. Evaluasi1. Apa tujuan melakukan teknik relaksasi otot progresif?2. Apa manfaat teknik relaksasi otot progresif?3. Bagaimana cara melakukan teknik relaksasi otot progresif?

Lampiran 2: Materi

TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1. Pengertian Teknik Relaksasi Otot ProgresifTeknik relaksasi progresifadalah teknik untuk mengurangirasa cemas dan stres dengan bergantian antarategangdansantaipadaotot-otot yang mendalam, serta tidak memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti (Bahar, 2013). Relaksasi progresif memberikan cara mengidentifikasi otot dan kumpulan otot tertentu serta membedakan antara perasan tegang dan relaksasi dalam, yang meliputi empat kelompok otot utama, yaitu:a. Tangan, lengan bawah, dan otot biseps;b. Kepala, muka, tenggorokan dan bahu, bibir, lidah, dan leher. Sedapat mungkin perhatian dicurahkan pada kepala, karena pandangan emosional, otot yang paling penting dalam tubuh beradadi sekitas area kepala;c. Dada, lambung, dan punggung bagiian bawah;d. Paha, pantat, betis, dan kaki.

2. Tujuan dan Manfaat Teknik Relaksasi Otot ProgresifRelaksasi Progresif bertujuan untuk mengenali apa yang terjadi pada tubuh, sehingga dapat mengurangi ketegangan dan dapat melanjutkan kegiatan. Digunakan untuk mengurangi berbagai keluhan yang berhubungan dengan stress, seperti kecemasan, nyeri, hipertensi dan insomnia (Bahar, 2013).Manfaat dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi berbagai macam permasalahan dalam mengatasi stres, kecemasan, insomnia, dan juga dapat membangun emosi positif dari emosi negatif. Keempat permasalahan tersebut dapat menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis bila tidak diatasi (Fauzi, 2013). Teknik relaksasi otot (progresive muscle relaxation) dapat memberi kesempatan pada individu untuk mempelajari bagaimana cara menegangkan sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan ketegangan itu. Bila sudah dapat merasakan keduanya, klien mulai membedakan sensasi pada saat otot dalam keadaan tegang dan rileks, serta yang diharapkan adalah individu secara sadar untuk belajar merilekskan otot-ototnya sesuai dengan keinginannya melalui suatu cara yang sistematis. Subjek juga belajar menyadari otot-ototnya dan berusaha untuk sedapat mungkin mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot tersebut (Bahar, 2013).Manfaat jangka panjang dari latihanteratur relaksasi otot progresif meliputi :a. Mengurangi keluhan nyeri;b. Penurunan kecemasan umum;c. Penurunan dalam kecemasan antisipatif terkait dengan fobia;d. Pengurangan frekuensi dan durasi serangan panik;e. Peningkatan kemampuan untuk menghadapi situasi fobia melalui paparan dinilai;f. Peningkatan konsentrasi;g. Peningkatan rasa kontrol atas suasana hati;h. Peningkatan harga diri;i. Peningkatan spontanitas dan kreativitas (Bahar, 2013).

3. Langkah-Langkah Teknik Relaksasi Otot Progresifa. Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot tangan yang dilakukan dengan cara menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. Klien diminta membuat kepalan ini semakin kuat (gambar 1), sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

Gambar 1. Gerakan mengepalkan tanganb. Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit (gambar 2).

c. Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot Biceps. Otot biceps adalah otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan (gambar 3). Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.

Gambar 3. Gerakan otot-otot bisep

d. Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi untuk mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.

Gambar 4. Gerakan untuk melatih otot bahu

e. Gerakan kelima adalah gerakan-gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot-otot dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput (gambar 5).

Gambar 5. Gerakan untuk otot dahi

f. Gerakan enam adalah mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

Gambar 6. Gerakan untuk mata

g. Gerakan tujuh adalah mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang-rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga menyebabkan ketegangan disekitar otot-otot rahang.

Gambar 7. Gerakan untuk rahang

h. Gerakan delapan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan. Klien dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.

Gambar 8. Gerakan untuk melatih otot-otot leher belakang

i. Gerakan Sembilan dengan cara membawa kepala ke muka, kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya sehingga dapat merasakan ketegangan didaerah leher bagian muka. Duduk kembali dengan tenang dan rasakan semua ketegangan tubuh sudah dikeluarkan.

Gambar 9. Gerakan untuk melatih otot leher depan

j. Gerakan sepuluh adalah melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehingga tampak seperti pada gambar 10. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas.

Gambar 10. Gerakan untuk melatih otot punggung

k. Gerakan keempat belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki, sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis. Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua kali.

Gambar 11. Gerakan untuk melatih otot paha

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam teknik relaksasi otot progresif antara lain (Fauzi, 2013):a. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri;b. Dibutuhkan waktu sekitar 7-10 detik untuk menegangkan otot dan 15-20 detik untuk membuat otot-otot relaks;c. Perhatikan posisi tubuh, lebih banyak dengan mata tertutup, hindari dengan posisi berdiri;d. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan;e. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali;f. Memeriksa apakah klien benar-benar relaks;g. Terus-menerus memberikan instruksi;h. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

Lampiran 3: SOP

NoTEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1.Menggenggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan. Klien diminta membuat kepalan ini semakin kuat. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan rileks selama 10 detik. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali dan prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.

2.Menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit.

3.Menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi tegang.

4.Mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.

5.Mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput

6.Menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.

7.Mengatupkan rahang-rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga menyebabkan ketegangan disekitar otot-otot rahang.

8.Menyandarkan kepala di kursi sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.

9.Membenamkan dagu ke dadanya sehingga dapat merasakan ketegangan didaerah leher bagian muka. Duduk kembali dengan tenang dan rasakan semua ketegangan tubuh sudah dikeluarkan.

10.Mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehingga tampak seperti pada gambar 10. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi lemas.

11.Meluruskan kedua belah telapak kaki, sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis. Klien harus menahan posisi tegang selama 10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua kali.

Lampiran 4: Media

Lampiran 5: Berita AcaraKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANP3N STASE KEPERAWATAN KOMUNITAST.A 2013/2014

BERITA ACARA

Pada hari ini, Sabtu tanggal 10 bulan Mei tahun 2014 jam 09.30 WIB s/d 10.00 WIB bertempat di Mushollah RT 02 RW 11 Lingkungan Plalangan Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan kegiatan implementasi oleh Mahasiswa P3N Stase Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh orang. (Daftar hadir terlampir).

Jember, 10 Mei 2014

Mengetahui,

Penanggung JawabPJMKP3N Stase Keperawatan KomunitasPSIK Universitas Jember

Bu Mai

Ns. Latifa Aini. S., M. Kep., Sp. KomNIP 19710926 200912 2 001

Lampiran 6: Daftar Hadir

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANP3N STASE KEPERAWATAN KOMUNITAST.A 2013/2014

DAFTAR HADIR

Kegiatan Implementasi : Hari Sabtu tanggal 10 bulan Mei tahun 2014 jam 09.30 WIB s/d 10.00 WIB Tempat di Mushollah RT 02 RW 11 Lingkungan Plalangan Kelurahan Bintoro Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

NO.NAMAALAMATTANDA TANGAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Jember, 10 Mei 2014

Mengetahui,

Penanggung JawabPJMKP3N Stase Keperawatan KomunitasPSIK Universitas Jember

Bu Mai

Ns. Latifa Aini. S., M. Kep., Sp. KomNIP 19710926 200912 2 001