preplanning denver.doc

31
PRE PLANNING BERMAIN & TEST DENVER II DI PLAY GROUP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK Disusun untuk memenuhi tugas Mata Ajar Keperawatan Anak Oleh: Astuti Maulidah G2B006006 Eny Rahayu G2B006018 Heru Noor Ramadhan G2B006023 Iim Mardiyah G2B006024 Ika Subekti W G2B006025 Lestiyani G2B006030 Iskoriah G2B006026 Lia Puspitasari G2B006031 Isti Wulandari G2B006027 Margiyati

Upload: ardian-prima

Post on 02-Feb-2016

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: preplanning denver.doc

PRE PLANNING

BERMAIN & TEST DENVER II

DI PLAY GROUP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Ajar Keperawatan Anak

Oleh:

Astuti Maulidah G2B006006 Eny Rahayu G2B006018

Heru Noor Ramadhan G2B006023 Iim Mardiyah G2B006024

Ika Subekti W G2B006025 Lestiyani G2B006030

Iskoriah G2B006026 Lia Puspitasari G2B006031

Isti Wulandari G2B006027 Margiyati G2B006032

Nila Kusumawardani G2B006040 Nia M. Y G2B006039

Titi Qomariah FJ G2B006061 Prima Daniyati G2B006048

Tri Nurul Hidayati G2B006062 Tutik Wijayanti G2B006063

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2008

Page 2: preplanning denver.doc

I. LATAR BELAKANG

1. BERMAIN

Bermain merupakan suatu aktifitas untuk memperoleh suatu

kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir, yang dilakukan secara spontan dan

tanpa paksaan dari orang lain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan

perkembangan mental sehingga anak dapat mengekspresikan perasaannya.

Selain nutrisi yang tepat menunjang perkembangan otak sejak janin

hingga usia anak-anak, otak juga membutuhkan “makanan” dari luar tubuh.

Para ahli menunjukkan bahwa bermain adalah “makanan” otak dari luar tubuh

yang efektif menunjang tumbuh kembang anak secara optimal.

Masa anak prasekolah adalah masa anak pertengahan atau masa yang

terjadi pada anak usia 4-6 tahun. Pada masa itu adalah waktu yang penuh berisi

dengan kegiatan fisik luar biasa. Pada perkembangan emosi dan sosial anak

sekolah belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada anak, mulai

belajar untuk berteman yang pada dasarnya adalah memasuki masa sosialisasi

anak.

Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada usia prasekolah

adalah associate play, dramatic play, skill play yaitu anak melakukan

permainan bersama-sama dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan

bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang

diidentifikasikannya, seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan

yang menggunakan motorik (skill play) banyak dipilih anak usia prasekolah

untuk itu, jenis permainan yang tepat diberikan pada anak. Misalnya sepeda,

mobil-mobilan, alat olahraga, berenang, dan permainan balok-balok besar.

Page 3: preplanning denver.doc

2. TES DENVER II

Anak merupakan aset bangsa yang sangat berharga yang harus dijaga

kualitasnya. Tahap perkembangan anak merupakan tahap perkembangan yang

tidak bisa diabaikan dan sangat berpengaruh terhadap tahap perkembangan

selanjutnya. Pada tahap perkembangan ini, sensorik-motorik anak, kognitif,

personalsosial, dan bahasa mulai berkembang sebagai basic untuk tahap

berikutnya. Karena itu, perkembangan pada anak harus benar-benar dipantau

dan diberikan perhatian khusus, oleh pihak-pihak terkait yaitu orang tua dan

pendidik yang terlibat langsung dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya

proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem

organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997)

Monitoring perkembangan sejak kelahiran anak sangat penting untuk

mencapai proses pertumbuhan dan perkembanganyang optimal. Evaluasi setiap

tahap perkembangan dimaksudkan untuk mendeteksi dini adanya

penyimpangan atau keterlambatan perkembangan.Salah satu cara untuk

mengetahui apakah kemampuan anak sesuai dengaan tugas perkembangaan

usianya, adalah dengan test Denver II. Test Denver II memiliki 4 (empat) sektor

perkembangaan yang dinilai yaitu perilaku sosial, bahasa, motorik halus,

motorik kasar.

II. TUJUAN

1. Tujuan Umum

a. Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan dapat membantu tumbuh

Page 4: preplanning denver.doc

kembang anak tetap optimal.

b. Setelah dilakukan tes Denver II anak diharapkan mahasiswa mengetahui

status perkembangan anak apakah sesuai dengan tugas perkembangan

usianya atau terjadi keterlambatan.

2. Tujuan Khusus

a. Setelah mengikuti program bermain selama 30 menit, anak dapat :

1) Menyalurkan energi anak.

2) Mengembangkan aktivitas dan mengekspresikan perasaannya.

3) Melanjutkan tumbuh kembang anak.

4) Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.

5) Membina rasa percaya anak kepada mahasiswa sebelum dilakukan tes

Denver II

b. Setelah melakukan tes Denver II :

1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor

perilaku sosial.

2) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor

bahasa.

3) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor

motorik halus.

4) Mahasiswa mampu mengidentifikasi perkembangan anak pada sektor

motorik kasar

III. MANFAAT KEGIATAN

1. Manfaat bermain bagi anak adalah :

a. Mengetahui tingkat pertumbuhan fisik dan melatih ketrampilan motorik

kasar, ketrampilan motorik halus, koordinasi dan keseimbangan.

b. Mengetahui tingkat perkembangan dan melatih kemampuan kognitif

anak.

c. Mengetahui tingkat perkembangan dan melatih ketrampilan bahasa dari

Page 5: preplanning denver.doc

segi berfikir simbolis dan kosa kata.

d. Mengetahui tinggkat perkembangan dan melatih kemampuan psikologis

dari segi pemahaman diri dan kepercayaan diri.

e. Mengetahui tingkat perkembangan dan melatih ketrampilan sosial anak.

2. Manfaat tes Denver II bagi anak adalah:

1. Mengetahui tingkat perkembangan anak.

2. Mengetahui sejak awal apabila terjadi keterlambatan perkembangan pada

anak.

3. Hasil tes sebagai dasar untuk mengambil tindakan lebih lanjut sesuai

dengan kondisi perkembangan anak

IV. SASARAN

Siswa Play Group Islam Hidayatullah Banyumanik dengan rentang

usia 3 – 4 tahun.

V. TARGET

Adapun target yang diharapkan yaitu mahasiswa mampu memfasilitasi

anak untuk bermain dan melakukan tes Denver II.

VI. MATERI

Terlampir 1 : Bermain

Terlampir 2 : Tes Denver II

VII.PELAKSANAAN

1. Bermain

Hari/Tanggal: Jumat, 15 November 2008

Waktu : 08.00-09.00 WIB

Tempat : Lapangan Play Group Islam Hidayatullah Banyumanik

Page 6: preplanning denver.doc

Teknik pelaksanaan :

1. Salam dan perkenalan.

2. Memberitahukan kepada anak tentang acara permainan.

3. Mempersiapkan alat dan tempat.

4. Membagi 18 anak menjadi 3 kelompok.

5. Menempatkan anak pada lokasi permainan yang telah disediakan

6. Menjelaskan tujuan dan proses permainan

7. Mengawasi jalannya permainan

8. Memberikan dukungan atau support pada masing-masing anak

9. Mengevaluasi kegiatan bermain

Page 7: preplanning denver.doc

Alur dan Setting

1. Ikuti Tali.

X

1. Batu

Loncatan.

X

4. Puzzle Binatang.

X

X X

X

2. Sentuh Tebak.

X

X X

X

Keterangan :

1. X : anak

2. : mahasiswa

3. : lapangan

1

2

3

45

6

7

8

9

100

Page 8: preplanning denver.doc

2. Tes Denver II

Deskripsi Kegiatan Test Denver II

Kegiatan test Denver II ini, akan dilakukan oleh 16 (enam belas) orang

mahasiswa terhadap anak-anak di Play Group..... karena jumlah satu

kelompok di Play Group.... adalah 18 (delapan belas) anak, maka nanti ada

dua orang mahasiswa yang akan melakukan tes terhadap dua anak sekaligus.

Tes yang dilakukan adalah dalam bentuk berbagai macam kompetensi yang

seharusnya dimiliki dan bisa dilakukan oleh anak sesuai dengan tugas

perkembangannya.

VIII. EVALUASI

1. Bermain

a. Kriteria evaluasi umum

1) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai selesai.

2) Anak merasa senang.

3) Anak tidak takut lagi terhadap mahasiswa

b. Kriteria evaluasi persiapan

1) Sebelum pelaksanaan kegiatan pre planning telah disiapkan sehari

sebelumnya.

2) Tempat, alat permainan disiapkan.

3) Anak sudah disiapkan

c. Kriteria evaluasi proses

1) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik.

2) Anak dapat mengambangkan kemampuan imajinatif, fantasi, kognitif.

3) Rencana pelaksanaan kegiatan sesuai waktu yaitu 60 menit.

4) Anak antusias mengikuti permainan.

5) Pelaksanaan kegiatan bermain dapat berjalan dengan lancar

d. Kriteria evaluasi hasil

1) Anak dapat menyelesaikan bermain dalam permainan yang telah

Page 9: preplanning denver.doc

didesain.

2) Anak merasa senang dan dapat mengungkapkan manfaat yang

dirasakan dengan aktivitas bermain.

2. Tes Denver II

a. Kriteria evaluasi persiapan

1) Pre planning sudah dibuat.

2) Media dan materi sudah persiapkan.

3) Ada kesempatan antara mahasiswa dan anak

b. Kriteria evaluasi proses

1. Berjalan lancear.

2. Anak mengikuti permainan dan tes dengan baik.

3. Penguji mampu memfasilitasi jalannya permainan dan tes

c. Kriteria evaluasi hasil

1) Penguji mampu mengkategorikan hasil tes Denver II yang telah

dilakukan dalam kategori normal, abnormal, dan ragu-ragu.

Page 10: preplanning denver.doc

Lampiran 1

MATERI

BERMAIN

I. PERKEMBANGAN USIA BERMAIN

Usia 3-6 tahun merupakan tahun bermain untuk anak. Dengan

bermain dan berinteraksi dengan orang lain, khususnya orang tua anak

akan tumbuh dengan pesat di berbagai segi perkembangan dirinya antara

lain :

1. Pertumbuhan fisik.

a. Ketrampilan motorik kasar.

Tubuh anak menjadi semakin fleksibel. Lengan dan kakinya semakin

panjang dan kuat, sehingga ia dapat melakukan lebih banyak kegiatan

motorik kasar, seperti berlari, memanjat, melompat, berguling, naik

sepeda roda tiga bahkan bermain ski.

b. Ketrampilan motorik halus.

Jemari anak semakin ramping dan panjang. Ia semakin terbiasa dengan

kegiatan yang membutuhkan deksteritas manual, seperti menggambar,

mewarnai, memakai baju sendiri, mengikat tali sepatu dan gosok gigi.

c. Koordinasi dan keseimbangan.

Bertambahnya koordinasi gerakan tubuh dan kemampuan untuk

menjaga keseimbangan akan memberikan kesempatan baru bagi anak di

berbagai bidang olah raga dan kegiatan sederhana serta permaianan

yang lebih rumit.

2. Perkembangan kognitif.

a. Ketrampilan berfikir.

Ketika ukuran, kapasitas dan fungsi otak anak tumbuh, kemampuannya

untuk berfikir dan menyelesaikan persoalan juga meningkat pesat. Ia

akan mampu berfikir lebih logis, mencari cara menyelesaikan tugas-

Page 11: preplanning denver.doc

tugasnya, dan mengingat banyak hal dengan lebih detail untuk waktu

yang lebih lama.

3. Ketrampilan bahasa.

a. Berpikir simbolis.

Ketrampilan bahasa anak tengah berkembang dengan pesat pada periode

ini. Ketika kemampuan kognitifnya tumbuh, ia mulai berfikir secara

simbolis mengenai penggunaan bahasa. Ia akan menggunakan kata-kata

untuk mengganti gambar dan gerak tubuh. Ia menggunakan kata untuk

menyampaikan keinginannya, membagi rasa dan berinteraksi sosial.

b. Kosa kata.

Di umur 6 tahun anak telah memiliki perbendaharaan kata lebih dari

10.000 kata, memahami aturan dasar kata bahasa, dan mulai mengalami

penambahan kosa kata sebanyak 6-10 kata baru setiap hari.

4. Pertumbuhan psikologis.

a. Pemahaman diri

Ketika anak tumbuh secara fisik dan kognitif, ia akan mulai menyadari

keberadaan dirinya. Ia akan mengenali bagian tubuhnya, memamerkan

mainannya, menggambar gambar dirinya dan menikmati menyebut

nama dan umurnya sendiri.

b. Kepercayaan diri

Bersamaan dengan pemahaman diri, juga muncul rasa percaya diri.

Ketika anak mulai mengenal diri lebih dalam, ia menemukan

kepercayaan diri pada kemampuanya untuk mencoba hal-hal baru,

menghadapi tantangan dan menyelesaikan tugas.

5. Ekspresi emosional.

a. Bagi rasa

Secara psikologis anak telah melewati masa bereaksi dengan menangis

Page 12: preplanning denver.doc

dan dapat menyampaikan perasaan, keinginan, dan kemauannya dengan

lebih tepat. Ketika emosinya mulai terlatih dan terkontrol, ia lebih

mampu menguasai perasaanya lewat kemampuan verbal, ekspresi seni

dan sandiwara dramatis.

6. Ketrampilan sosial.

a. Interaksi sosial

Ketrampilan sosial anak ketika ia mulai berhubungan dengan lebih

banyak orang di rumah dan lingkungan sekitar.

II. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI

Karakteristik permainan pada masa prasekolah adalah assosiative play dan

skill play. Prinsip bermain pada anak prasekolah adalah :

4) Aman (tidak terdapat bagian-bagian yang tajam, tidak ada bagian yang

mudah pecah)

5) Ukuran dan berat permainan sesuai dengan usia anak

6) Desainnya jelas, jelas tujuan dan maksudnya

7) Mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan

anak

8) Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit

atau terlalu mudah (bisa menjadikan cepat bosan)

9) Walaupun permainan sederhana tetapi menarik perhatian anak

10) Tidak mudah rusak, pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang

mudah didapat, serta harganya relatif murah.

Page 13: preplanning denver.doc

III. METODOLOGI BERMAIN

1. Judul Permainan

a. Ikuti Tali.

b. Batu Loncatan.

c. Sentuh Tebak.

d. Puzzle Binatang.

2. Deskripsi Permainan

a. Ikuti Tali

Minta anak mengikuti tali ke tempat yang dituju.

a.a. Ketrampilan yang dipelajari :

1) Keseimbangan atau koordinasi.

2) Pengenalan tubuh.

3) Ketrampilan kognitif atau berfikir.

4) Pengembangan motorik kasar.

5) Kesadaran spatial.

a.b. Bahan yang diperlukan :

1) Tali panjang.

2) Penghalang.

a.c. Kegiatan :

1) Letakkan tali panjang di lantai atau tanah.

2) Simpulkan dan kelilingkan tali ini agar ini melalui berbagai

penghalang.

3) Minta anak meniti tali dan mengikutinya dari awal hingga akhir jalur.

b. Batu Loncatan.

Mengikuti alur batu loncatan yang berupa piring-piring kertas sambil

mengumpulkan bola.

b.a. Ketrampilan yang dipelajari :

Page 14: preplanning denver.doc

1) Pengenalan tubuh.

2) Ketrampilan kognitif atau berfikir.

3) Pengembangan motorik kasar.

4) Ketrampilan matematis atau berhitung.

5) Penyelesaian masalah.

6) Kesadaran spatial.

7) Ketrampilan sosial.

8) Konsep warna.

b.b. Bahan yang diperlukan :

1) Piring kertas.

2) Bola.

3) Tas kecil.

4) Pena.

b.c. Kegiatan :

1) Letakkan piring kertas yang telah diberi nomer disepanjang jalur

yang ditentukan.

2) Pisahkan sepanjang langkah kaki anak.

3) Minta anak mengikuti piring kertas sesuai angka sambil memungut

bola disetiap piring kertas.

4) Diakhir jalur minta anak menjelaskan berapa jumlah bola yang

didapat dan apa warnanya.

c. Sentuh Tebak

Membimbing anak menggunakan indra peraba untuk mempelajari

lingkungan dan mendorong pikiran mereka tentang benda yang

disentuhnya.

c.a. Ketrampilan yang dipelajari :1) Ketrampilan klasifikasi.

2) Pengembangan motorik halus.

Page 15: preplanning denver.doc

3) Deksteritas manual.

4) Mereka-reka dalam pikiran.

5) Penyelesain masalah.

c.b. Bahan yang digunakan :

1) Benda sebesar telapak tangan yang dapat dikenali lewat sentuhan

anak seperti cangkir, bola, botol dan lain-lain.

2) Tas kertas.

3) Kain penutup benda.

c.c. Kegiatan :

1) Kumpulkan benda yang telah dibungkus kain penutup kemudian

masukkan dalam tas kertas.

2) Duduk di lantai dalam posisi anak memutar.

3) Beri kesempatan anak untuk mengambil benda dari dalam tas secara

acak kemudian suruh anak berbalik arah.

4) Minta anak merasakan benda yang dipegangnya dan berbelik

menghadap kita apabila sudah berhasil menebaknya.

d. Puzzle Binatang

Melatih anak untuk menggabungkan potongan gambar kemudian menebak

dan mendiskripsikan jenis binatang tersebut.

d.a. Ketrampilan yang dipelajari :

1) Gambar tubuh.

2) Ketrampilan klasifikasi.

3) Ketrampilan kognitif atau berfikir.

4) Pengembangan motorik halus.

5) Bahasa dan kosa kata.

6) Bersandiwara.

d.b. Bahan yang diperlukan :

1) Gambar binatang.

2) Gunting.

Page 16: preplanning denver.doc

3) Double type

4) Lembar kertas.

d.c. Kegiatan :

1) Minta anak mengambil bungkusan yang berisi potongan gambar di

dalam tas secara acak.

2) Berikan anak selembar kertas dan minta anak menempelkan setiap

potongan sampai terbentuk gambar lengkap pada kertas.

3) Minta anak mendiskripsikan dan bersandiwara sesuai gambar yang

dia susun.

3. Hal-hal yang Perlu Diwaspadai

1. Anak menolak untuk melakukan permainan

2. Permainan tidak disukai anak

3. Anak terlalu lelah

4. Anak menjadi bosan

5. Anak takut melakukan permainan

6. Bahan atau alat permainan dapat membahayakan anak

7. Tempat bermain tidak nyaman

4. Antisipasi untuk Meminimalkan Hambatan

1. Menyediakan alat permainan yang aman

2. Mengawasi saat melakukan permainan

3. Pelaksanaan tidak terlalu lama

4. Permainan dilaksanakan oleh penguji dibantu pembimbing Play Group

Islam Hidayatullah

5. Lakukan komunikasi dengan baik

Page 17: preplanning denver.doc

Lampiran 2

MATERI

TES DENVER II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver

Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening

Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan

perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan

15-20 menit.

1. Aspek Perkembangan yang Dinilai

Terdiri dari 125 tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali

skrining hanya berkisar 25-30 tugas. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

a. Personal Sosial (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

c. Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan

berbicara spontan

d. Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

2. Alat yang Digunakan

Page 18: preplanning denver.doc

a. Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan,

peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/

kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung

usia kronologis anak saat diperiksa).

b. Lembar formulir DDST II

c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan

cara penilaiannya.

3. Prosedur DDST Terdiri dari 2 Tahap, yaitu:

a. Tahap pertama

Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:

1) 3-6 bulan

2) 9-12 bulan

3) 18-24 bulan

4) 3 tahun

5) 4 tahun

6) 5 tahun

b. Tahap kedua

Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada

tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

4. Penilaian

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat

kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

5. Cara Pemeriksan DDST II

Page 19: preplanning denver.doc

a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan

diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu

tahun.

b. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika

sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

c. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas

perkembangan pada formulir DDST.

d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang

F.

e. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal,

Meragukan dan tidak dapat dites.

1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.

b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus

1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama

tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis

vertikal usia .

2) Meragukan

a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor

yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan

garis vertikal usia.

3) Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal

atau meragukan.

Page 20: preplanning denver.doc

4) Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak

usia 2 tahun:

Contoh perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus

2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008.

Hitung usia kronologis An. Lula!

1. Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006

Tanggal periksa : 1-4-2008

Prematur : 32 minggu

2. Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula?

3. Jawab:

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu

2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu

1 – 7 -26

Ø Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari

atau

1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari,

Page 21: preplanning denver.doc

sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

Ø 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari

Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

Interpretasi dari nilai Denver II

Ø Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati

pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)

Ø OK

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia

antara persentil ke-25 dan ke-75

Ø Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di

atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

Ø Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;

penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena

alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan

tugas tertentu

Interpretasi tes

Ø Normal

Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan

Ø Suspect

Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan

Page 22: preplanning denver.doc

Ø Untestable

Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau

pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75%

sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer

Semarang, 5 November 2008

Mengetahui

Koordinator M.A Ketua

Kelompok

Ns. Ana Subariyati, S. Kep Heru Noor

Ramadhan

NIM.

G2B006023