praktik kerja lapangan bib lembang bandung

Upload: wawan-riyanto

Post on 07-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan akhir

TRANSCRIPT

1

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI

BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG BANDUNG

PROFIL KUALITAS SEMEN SEGAR DAN SEMEN BEKU AFTER THAWING SAPI SIMMENTAL (Bos taurus) DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

Disusun oleh:

Nama

: Wawan Riyanto

Nim

: 4411412014

Jurusan

: BiologiFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan di Balai Inseminasi Buatan Lembang Bandung, dengan judul:

PROFIL KUALITAS SEMEN SEGAR DAN SEMEN BEKU AFTER THAWING SAPI SIMMENTAL (Bos taurus) DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

Disusun oleh :

Nama

: Wawan Riyanto

NIM

: 4411412014

Program Studi : Biologi

Telah disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Dosen Pembimbing

Dra. Aditya marianti, M. Si

NIP. 196712171993032001Pembimbing Lapangan

Drh. Dwi Utami

NIP. 197907212008012012

Mengetahui

Ketua Jurusan Biologi

FMIPA UNNES

Andin Irsadi, S. Pd, M. Si

NIP.19740310 200003 1 001

Mengetahui

Pimpinan BIB Lembang BandungDrh. Oloan Parlindungan, M.P NIP.19641126.199203.1.001

ABSTRAKWawan Riyanto

Profil Kualitas Semen Segar dan Semen Beku After Thawing Sapi Simmental (Bos taurus) di Balai Inseminasi Buatan LembangJawa BaratBiologi-Jurusan BiologiUniversitas Negeri Semarang

Tahun 2015

Program pemerintah untuk meningkatkan produksi ternak khususnya Sapi yaitu dengan cara Inseminasi Buatan, proses pembuatan semen beku dilaksanakan di Balai Inseminasi Buatan Lembang. IB dapat memperbaiki mutu genetik bibit ternak dengan mengoptimalkan semen beku yang dihasilkan dari pejantan unggul.

Kajian yang dilaksanakan meliputi pemeriksaan semen segar, pengenceran semen, equilibrasi, pre-freezing motility, printing straw, filling dan sealing, racking, pembekuan semen meliputi dua tahap, yaitu pre-freezing, dan freezing. Dan yang terakhir pengecekan motilitas pasca thawing. Sampel sapi yang diambil memiliki umur tujuh tahun, enam tahun dan empat tahun.

Hasil kajian penampungan selama empat kali menunjukkan bahwa, Pada semen segar sapi usia 7 tahun memiliki rata-rata motilitas sebesar 67,08% dengan motilitas semen before freezing sebesar 30%, dengan motilitas semen beku post thawing motility memiliki rata rata sebesar 17,91%. Pada semen sapi dengan usia 6 tahun memiliki rata-rata motilitas sebesar 69,33% dengan motilitas semen before freezing sebesar 35%, dan dengan motilitas semen beku post thawing motility memiliki rata-rata sebesar 24,5 %. Semen segar sapi usia 4 tahun memiliki rata-rata motilitas sebesar 70,34% dengan motilitas semen before freezing sebesar 57%, dan dengan motilitas semen beku post thawing motility memiliki rata rata sebesar 40,83%. Kualitas semen segar dipengaruhi oleh warna, volume, konsistensi, gerakan spermatozoa, dan kualitas semen beku ditentukan oleh motilitas spermatozoa

Semen yang di produksi adalah semen yang memiliki kualitas yang baik, dengan ketentuan kualitas semen beku dalam satu kali penampungan setiap sapi minimal 40 % motil. Pengecekan bertujuan untuk melihat standar mutu semen yang akan di IB ke betina yang sedang birahiKata kunci: BIB Lembang Bandung, semen segar, semen beku, motilitas spermatozoa, after thawingKata pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan serta dapat menyelesaikan laporannya tepat waktu dan tanpa adanya halangan yang berarti.

Laporan Kerja Praktek Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah saya lakukan pada saat dilapangan yakni di Balai Inseminasi Buatan Lembang yang dilaksanakan pada 27 desember 2014 s/d 24 januari 2015

Kerja praktek lapangan ini merupakan salah syarat wajib yang harus ditempuh dalam Program Studi Biologi Selain untuk menuntas program studi yang penulis tempuh kerja praktek ini banyak memberikan manfaat kepada penulis baik dari segi akademik maupun untuk pengalaman yang tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.

Laporan ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan semua pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang Bandung.2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang Beserta staff dan jajaranya.3. Ketua jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang beserta staff dan jajaranya.4. Drh. Dwi utami selaku Pembimbing Lapangan di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan Lembang Bandung.5. Dra. Aditya marianti, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada saya selama masa PKL.

6. Drh. Seno Prihandoko yang telah membantu perizinan untuk melaksanakan PKL

7. Para staf dan karyawan Balai Inseminasi Buatan Lembang Bandung, dan rekanrekan yang tidak disebutkan satupersatu yang telah banyak membantu, membimbing dan memberikan informasi selama PKL

Penulis akui penulis tidaklah sempurna seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak begitu pula dalam penulisan ini, apabila nantinya terdapat kekeliruan dalam penulisan laporan kerja praktik ini penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya.

Akhir kata semoga laporan kerja praktik lapangan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Semarang, 27 Februari 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

iHALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHANii

iiABSTRAK

iKATA PENGANTAR iv

HALAMAN DAFTAR ISIvi

DAFTAR SKEMAviiiDAFTAR GAMBARix

DAFTAR TABELx

DAFTAR LAMPIRANxi

BAB I PENDAHULUAN1A. LATAR BELAKANG1B. TUJUAN2C. MANFAAT2BAB II GAMBARAN TEMPAT PKL3A.SEJARAH BIB3B.STRUKTUR ORGANISASI3C.VISI DAN MISI4D.TUGAS POKOK DAN FUNGSI5E.LOKASI DAN LETAK GEOGRAFIS6F.JENIS TERNAK BIB LEMBANG6BAB TINJAUAN PUSTAKA HYPERLINK \l "_Toc419308044"

III 8A.SAPI SIMMENTAL8B.PAKAN9C.SEMEN10D.PENAMPUNGAN SEMEN10E.PEMERIKSAAN SEMEN11F.PENGENCERAN11G.EQUILIBRASI11H.PRINTING12I.FILLING DAN SEALLING13J.RACKING13K.FREEZING14BAB IVMETODE PELAKSANAAN HYPERLINK \l "_Toc419308067"

15A.WAKTU15B.MATERI15C.ALAT DAN BAHAN15D.PELAKSANAAN17BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN23A.HASIL23B.ANALISIS DATA32C.PEMBAHASAN33BAB VI PENUTUP42A.KESIMPULAN42B.SARAN42DAFTAR PUSTAKA43LAMPIRAN45

DAFTAR SKEMA

skema 1. Struktur Organisasi BIB Lembang .................................................... 3DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 . Sapi simmental ................................................................................. 9DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis Ternak di Balai Inseminasi Buatan Lembang .............................. 7Tabel 2. Warna straw dari tiap pejantan ............................................................. 13Tabel 3. Penilaian pergerakan spermatozoa ....................................................... 17

Tabel 4. Warna straw dari tiap pejantan ............................................................. 21

Tabel 5. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama C. Dominic dengan usia 7 tahun .................................................................................................................... 23

Tabel 6. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Dominator dengan usia 7 tahun ................................................................................................................... 24

Tabel 7. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama N. Data dengan usia 7 tahun ............................................................................................................................. 25

Tabel 8. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Waterfront dengan usia 6 tahun .................................................................................................................. 26

Tabel 9. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Trade dengan usia 6 tahun ........................................................................................................................... 27Tabel 10. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Evant dengan usia 6 tahun ......................................................................................................................... 28

Tabel 11. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Brewers dengan usia 4 tahun ............................................................................................................................ 29

Tabel 12. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Branberg JR dengan usia 4 tahun ................................................................................................................... 30

Tabel 13. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Time dengan usia 4 tahun ............................................................................................................................. 31Tabel 14. Motilitas Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Post Thawing Motility sapi usia 7 tahun .................................................................................... 32Tabel 15. Motilitas Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Post Thawing Motility sapi usia 6 tahun .................................................................................... 32Tabel 16. Motilitas Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Post Thawing Motility sapi usia 4 tahun ..................................................................................... 33DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses pembuatan semen beku ..................................................... 45BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor Peternakan memiliki peranan penting dalam kehidupan dan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan diikuti dengan peningkatan konsumsi produk-produk peternakan, dengan demikian maka turut menggerakan perekonomian pada sub sektor peternakan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa konsumsi produk peternakan masyarakat Indonesia relatif rendah. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan produksi dan konsumsi produk peternakan khususnya daging adalah program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 19/Permentan/OT.140/2/2010 tentang Pedoman Umum Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (Anonim, 2010).

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai Swasembada daging sapi 2015 yaitu dengan meningkatkan jumlah populasi ternak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging di dalam negeri dengan cara penyediaan bibit ternak dan pengembangan mutu bibit ternak melalui teknologi inseminasi buatan. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) dapat memperbaiki mutu genetik bibit ternak dengan mengoptimalkan semen beku yang dihasilkan dari pejantan unggul. Melalui kegiatan IB penyebaran pejantan unggul dapat dilakukan ke daerah yang tidak memungkinkan untuk kawin alam serta dapat meningkatkan populasi ternak.

Inseminasi Buatan merupakan teknik perkawinan dengan memasukkan semen segar atau semen beku ke dalam saluran kelamin sapi betina dengan menggunakan suatu alat yang dibuat oleh manusia. Hal ini bertujuan untuk perbaikan mutu genetika ternak, menghindari penyebaran penyakit kelamin, meningkatkan jumlah keturunan dari pejantan unggul dengan inseminasi ke banyak betina dan meningkatkan kesejahteraan peternak (Hafez, 2000).

Inseminasi buatan merupakan salah satu program yang digalakkan oleh pemerintah guna memperbaiki mutu genetika dan produktivitas ternak sapi yang ada di Indonesia. Melalui teknologi IB potensi sapi pejantan unggul dapat dioptimalkan. Kualitas semen mempunyai peranan penting dalam IB, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dengan teliti dan hati-hati (Anonim, 2010).

Semen beku merupakan salah satu Bioteknologi dalam bidang Reproduksi yang berperan dalam keberhasilan pengembangan proses Inseminasi buatan. Dalam usaha meningkatan produksi ternak, Inseminasi Buatan menggunakan semen beku dapat menghasilkan bibit bibit unggul, dan dapat di distribusikan dengan mudah.

Jenis sapi yang memiliki kualitas tinggi adalah jenis sapi Simmental karena, sapi tersebut merupakan produk unggul yang diambil semennya guna menghasilkan bibit sapi yang unggul. Disamping itu juga memiliki harga yang tinggi dibandingkan dengan jenis sapi sapi yang lain.B. Tujuan PKL1. Untuk mengetahui tata laksana proses pembuatan semen beku dari sapi simental.

2. Untuk mengetahui profil kualitas semen segar dari sapi simental.

3. Untuk mengetahui profil kualitas semen beku after thawing dari sapi simmental.

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan selama melakukan kegiatan pelaksanaan PKL di BIB Lembang yaitu mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan dan evaluasi semen beku di BIB Lembang Bandung.

BAB II

GAMBARAN UMUM BIB LEMBANG BANDUNG

A. Sejarah BIB Lembang

Balai Inseminasi Buatan Lembang Bandung dibangun pada tahun 1975, dan diresmikan pada pada tanggal 3 april 1976. BIB Lembang adalah Balai Pertama yang dibangun di Indonesia, sebagai Perusahaan Pemerintah yang bergerak dalam memproduksi semen beku. Balai ini terletak di Jl. Kiwi Kayu Ambon No. 78, Lembang Bandung Indonesia 40391. Dibawah Direktorat Jendral Peternakan

B. Struktur Organisasi

Berdasarkan SK menteri pertanian RI no. 50/Kpts.OT.140/5/2013 tanggal 24 mei 2013. Struktur Organisasi BIB Lembang tahun 2015 adalah sebagai berikut:

skema 1. Struktur Organisasi BIB Lembang.Pejabat struktural Balai Inseminasi Buatan Lembang adalah sebagai berikut:

1. kepala balai dipimpin oleh Drh. Oloan Parlindungan, M.P

2. Plh. Kepala Sub Bagian tata Usaha dipimpin oleh Krismono, SST3. Kasi Pelayanan Teknis Produksi Semen dipimpin oleh Ir. Supraptono

4. Kasi Pelayanan Teknis Pemeliharan Ternak dipimpin oleh Drh. I Gusti Putu Ngurah Raka

5. Kasi Jasa Produksi dipimpin oleh Lina Widyawati, S.Pt, M.S

pejabat fungsional dari Balai Inseminasi Buatan lembang yaitu:

1. Koordinator Medik Veteriner (MV) dipimpin oleh Drh. Aisyatus Salamah

2. Koordinator Paramedik Veteriner (PMV) dipimpin oleh Agus Praptono, SSt

3. Koordinator Pengawas Bibit Ternak (WASBITNAK) dipimpin oleh Asep Kurnia, SPt

4. Koordinator Mutu Pakan (WASTUKAN) dipimpin oleh Ali Kurniawan, S.PtC. Visi dan Misi1. visi

Menjadi produsen semen beku yang profesional berbasis sumber daya lokal yang berdaya saing global pada tahun 2019, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakan perternakan

2. misi

Melaksanakan produksi semen beku dari berbagai jenis ternak unggul secara profesional

Melaksanakan pemeliharaan pejantan unggul dan pelestarian sumber daya genetik lokal

Melaksanakan distribusi dan penyediaan semen beku dalam rangka pelayanan prima kepada masyarakat peternak yang berdaya saing global

Meningkatkan kempuan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan/magang/bimbingan teknis Inseminasi Buatan di lapangan

Melakukan peningkatan optimalisasi kelahiran melalui sinkronisasi berahi untuk memperluas daerah introduksi IB

Meningkatkan jaringan kerjasama untuk memanfaatkan peluang pasar regional, global melalui kegiatan ekspor.D. Tugas Pokok dan Fungsi

BIB Lembang memiliki tugas pokok, yaitu Melaksanakan produksi dan pemasaran benih unggul ternak serta pengembangan Inseminasi Buatan.

Selain tugas pokok, BIB lembang Bandung juga memiliki fungsi, antara lain:

1. Penyusunan program kerja dan anggaran, pelaksanaan kerjasama, serta penyiapan evaluasi.

2. Pelaksanaan pemeliharaan pejantan ternak unggul

3. Pelaksanaan produksi dan penyimpanan semen beku ternak unggul.

4. Pelaksanaan pengujian dan pengawasan mutu semen beku ternak unggul.

5. Pelaksanaan pengujian keturunan dan fertilitas calon pejantan ternak unggul.

6. Pelaksanaan pengujian keturunan dan peningkatan mutu genetik pejantan ternak unggul.

7. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda inseminasi buatan.

8. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan hewan, serta pelaksanaan diagnosa penyakit hewan.

9. Penyediaan pakan ternak dan pengelolaan hijauan pakan ternak.

10. Pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak.

11. Pemberian bimbingan teknis produksi semen beku ternak unggul.

12. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak.

13. Pemberian pelayanan pengujian mutu semen.

14. Pemberian pelayanan teknis produksi dan penyimpanan semen beku ternak unggul.

15. Pelaksanaan distribusi dan pemasaran semen beku ternak unggul.

16. Pemberian informasi dan dokumentasi ternak pejantan unggul.

17. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BIB.

E. Lokasi dan Letak Geografis

Balai Inseminasi Buatan Lembang terletak sekitar 18 km sebelah utara kota Bandung, tepatnya di jalan Kiwi Kayu Ambon Nomor 78, Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. BIB Lembang berada pada ketinggian 1100 m diatas permukaan laut dengan topografi berbukit dengan suhu 170 C 250 C dan kembaban relatif sekitar 82% dengan curah hujan berkisar 2200 2500 mm/tahun. Lahan BIB Lembang seluas 16,8 ha, dengan pembagian 5,7 untuk luas bangunan + kandang + jalan dan 11,1 ha untuk luas lahan kebun rumput

F. Jenis Ternak BIB Lembang

BIB Lembang sebagai Lembaga Pemerintah mengembangkan dan memproduksi semen beku dari beberapa jenis ternak, mulai dari sapi, kambing, dan domba. Jenis ternak yang dikembangkan di BIB Lembang antara lain:Tabel 1. Jenis Ternak di Balai Inseminasi Buatan Lembang

NoBangsaJumlah

----ekor----TipeKeterangan

1Bangsa Sapi

Limousin58Potong

Simmental57Potong

FH20Perah

Brahman13Potong

Ongole11Potong

Angus5Potong

Brangus-Potong

Madura5Potong

Aceh5Potong

Kerbau3Potong

Jumlah177

2Bangsa Kambing

Kambing P. Etawa9Perah

Kambing Saneen1Perah

Kambing Boer5Potong

Kambing Alpina1Perah

Jumlah17

3Bangsa DombaPotong dan aduan

Domba Garut3

Domba wonosobo1

Jumlah4

Jumlah Total198

Sumber : Balai Inseminasi Buatan Lembang, 2015.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi Simmental

Sapi Simmental adalah Bangsa Bos. Sapi ini merupakan hasil persilangan antara sapi Jerman yang besar dengan sapi lokal swiss yang memiliki tubuh relatif kecil. Sapi Simmental namanya berasal dari nama daerah, di mana ternak sapi simmental pertama kali dibiakkan, yaitu Lembah Simme yang terletak, di Oberland Berner di Swiss. Sementara itu di Jerman dan Austria sapi simmental dikenal dengan nama Fleckvieh, dan di Perancis sebagai Pie Rouge dibagian muka dan lutut kebawah Serta Ujung ekor berwarna putih, sapi jantan dewasanya Mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang Betina dewasanya 800 kg.

Tentu saja, mengingat iklim negara kita yang panas, sapi Simental murni tidak cocok diternakkan di sini. Karena itu, perkawinan silang sapi Simental jantan dengan sapi betina jenis lain yang tahan panas merupakan solusi paling tepat. Di Amerika Serikat telah dihasilkan sapi pedaging unggul tahan panas hasil persilangan sapi Simental jantan dan sapi Brahma betina. Keturunan hasil perkawinan silang kedua jenis sapi ini dinamakan Simbrah, yaitu perpaduan nama Simmental dan Brahma.

Klasifikasi

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Genus : Bos

Spesies: Bos taurusGambar 1 . Sapi simmental

Sumber: (http://www.fmp.sinarindo.co.id/index.php/7-jenis-sapi/10-sapi-simmental )Karakteristik Sapi Simmental

-Warna kulit bervariasi dari kuning keemasan, putih, dimana warna merata seluruh tubuh. Jika sapi simmental di Amerika berwarna berbeda yang didominasi hitam atau merah

-Kepala berwarna putih pada bagian atasnya.

-Mayoritas memiliki pigmen di sekitar mata, gunanya untuk membantu mengurangi masalah mata apabila terkena sinar matahari

B. Pakan

Sapi merupakan hewan ruminansia, dengan sistem pencernaan dari rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Menurut Amien (2009), sapi memerlukan komposisi zat zat berupa karbohidat, serat kasar, lemak, serta unsurunsur mikro seperti vitamin dan mineral. Hal ini dibutuhkan sapi untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.

1. Pakan Hijauan

pakan hijauan adalah pakan yang berasal dari tanaman atau tumbuhan berupa rumput gajah taiwan, rumput star grass, rumput ryegrass, rumput odot, rumput rhodes, lamtoro gung, lamtoro mini, turi, stylosantes, centro, siratro, clitoria, gamal, desmodium, indigofera, dan alfafa.

2. Pakan Penguat

pakan penguat merupakan pakan yang berkonsentrasi tinggi, dengan serat kasar yang relative rendah dan mudah dicerna. Pakan ini bisa berupa dedak, bungkil kelapa, tetes tebu, umbiumbian, dan beberapa jenis konsentrat yang diproduksi beberapa pabrik.

3. Pakan Tambahan

pakan tambahan sapi berupa vitamin, mineral, dan urea. Pakan ini dibutuhkan untuk memenuhi kecukupan gizi. Pakan tambahan juga diberikan berupa taoge (Phaseolus vulgaris) untuk memperbanyak produksi sperma sapi.

C. Semen

Semen merupakan sekresi kelamin jantan yang secara normal diejakulasikan ke dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi, tetapi dapat ditampung dengan menggunakan AV (Artificial Vagina). Spermatozoa yang normal memiliki kepala, leher, badan dan ekor. Bagian depan dinding kepala (yang mengandung asam dioxyribonucleid, di dalam kromosom), tampak sekitar 2/3 bagian tertutup acrosom. Tempat sambungan dasar acrosom dan kepala disebut cincin nucleus. Diantara kepala dan badan terdapat sambungan pendek, yaitu leher yang berisi centriole proximal, yang kadang-kadang dinyatakan sebagai pusat kenetik aktivitas spermatozoa. Bagian badan dimulai dari leher dan berlanjut ke cincin centriole. Bagian badan dan ekor mampu bergerak bebas, meskipun tanpa kepala. Ekor berupa cambuk, membantu mendorong spermatozoa untuk bergerak maju (Salisbury & van denmark, 1985). D. Penampungan Semen

Penampungan semen dilakukan dengan bantuan vagina buatan. Metode ini dipakai secara umum karena akan menampung semen hasil ejakulasi secara maksimal. Disamping itu juga menghasilkan semen yang bersih sekali ejakulasi, tanpa bercampur dengan zatzat lainya (Toelihere, 1982).

Proses penampungan dilakukan jika penis dalam keadaan benarbenar tegang, dan menaiki pejantan pemancing sebanyak 3-4 kali. Lalu penisnya dimasukkan kedalam AV yang telah siap diisi dengan air panas bersuhu 42 sampai 500 Celcius, dan diolesi dengan vaselin menggunakan glass stick sebanyak 2/3 bagian. Tujuan mengisi air panas tersebut bertujuan untuk mengkondisikan suhu vagina sapi yang sedang birahi. pengisi udara didalam vagina buatan melalui lubang tiup dengan cara ditiup hingga menyerupai kekenyalan dan kerapatan seperti vagina ternak betina yang asli.E. Pemeriksaan Semen

pemeriksaan semen bertujuan untuk mengetahui kualitas semen yang layak diproduksi atau tidak. Pemeriksaan semen dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemeriksaan makroskopis, dan pemeriksaan mikroskopis. Arifin & Riyanto (2001), menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas semen yang dievaluasi secara makroskopis meliputi warna, volume, pH, dan kekentalan.

Volume semen dapat berbeda beda sesuai dengan jenis sapi, dan bangsa. Namun untuk ratarata sapi berkisar 57 ml bahwa pH semen berkisar 6,37,8.

Pemeriksaan semen secara mikroskopis meliputi gerak massa, motilitas, dan konsentrasi. Nilna (2010) menyatakan bahwa semen segar yang diproses harus memiliki nilai gerakan massa minimal 2+ keatas (sekala 03). Semen segar yang baik harus memiliki persentase spermatozoa motil 70%.

F. Pengenceran Semen

pengenceran semen adalah upaya memperbanyak volume semen, mengurangi kepadatan spermatozoa, serta menjaga kelangsungan hidup spermatozoa sampai waktu tertentu dalam kondisi penyimpanan dibawah atau diatas titik beku (Pratiwi, et al, 2007) Bahan pengencer untuk semen sapi yang akan dibekukan menggunakan susu skim ditambah dengan kuning telur, antibiotik (penicilin dan streptomisin), aquabides serta glicerol dan glukosa dalam konsentrasi yang berbeda. Penambahan krioprotektan (glicerol dan glukosa) dilaksanakan dalam satu tahap (one step method) pada suhu kamar. Kadar pengencer tergantung pada volume ejakulat, konsentrasi serta persentase sperma hidup dan motil progresif.

Penambahan antibiotik ke dalam pengencer penting untuk dilakukan, karena berguna untuk menahan atau membunuh pertumbuhan mikro organisme yang dapat merusak sperma serta dapat memperbaiki fertilitas. Penambahan antibiotika tersebut berguna untuk meningkatkan motilitas dan daya hidup sperma (salisbury & van dermark, 1985).G. Equilibrasi

Equilibrasi adalah waktu yang dibutuhkan spermatozoa untuk menyesuaikan diri dengan glicerol pada suhu 50 c. Glicerol membantu spermatozoa bertahan terhadap penurunan suhu, sehigga akan mengurangi kerusakan sperma akibat cold shock. Pengencer yang mengandung glicerol akan berdifusi melalui selaput plasma sperma, dimana glicerol akan membantu mengurangi kerusakan pada selaput plasma sperma akibat perbedaan tekanan osmotik yang mengakibatkan perubahan intraseluler sperma pada semen yang mengakibatkan keabnormalan bentuk sperma (Savitri, et al, 2014). Pada tahap equilibrasi dilakukan pengecekan sperma untuk melihat kualitas dan mortilitas spermatozoa.H. Printing Straw

Semen yang telah lolos uji test before freezing, selanjutnya dilakukan Printing Straw. Printing straw adalah proses pencetakan kode identitas di straw dengan menggunakan mesin printing straw. Straw memiliki penamaan khusus, yang berfungsi untuk memudahkan proses identifikasi straw sebelum dipasarkan yaitu label produsen, kode bath, nama pejantan, kode pejantan dan nama bangsa.

Straw yang dicetak disesuaikan dengan warna straw dari setiap pejantan sebagaimana tercantum pada tabel berikut :Tabel 2. Warna straw dari tiap pejantanNo.Bangsa PejantanWarna Straw

1HolsteinAbu Abu

2LimousinMerah Muda

3BrahmanBiru Tua

4Simmental Putih Transparan

5OngoleBiru Muda

6Angus Salem

7Brangus Hijau Tua

8MaduraHijau Muda

9DombaKuning

10KambingKuning

Sumber: Balai Inseminasi Buatan Lembang, 2013.

I. Filling dan Sealling

Filling dan sealling adalah proses pengisian semen yang telah diencerkan kedalam straw dengan menggunakan alat yang bekerja otomatis. Susilawati (2009), menyatakan bahwa hampir semua kegiatan Filling dan sealling dikerjakan mesin, sehingga dapat berlangsung dengan cepat dengan kapasitas yang besar. Mesin secara otomatis memasukkan semen cair sebanyak 0,25 ml kedalam straw dan menutup ujungnya dengan sumbat lab (nilna, 2010).J. Racking

Racking merupakan kegiatan menghitung jumlah dan seleksi straw setelah poses filling and sealing menggunakan rak straw yang tersusun secara horizontal. Setiap rak mampu menyimpan straw sebanyak 175 straw yang ditandai garis hitam untuk tiap 10 straw agar memudahkan proses perhitungan straw. Racking harus berada dalam cooltop suhu 40C agar semen selalu berada pada kondisi yang sama saat proses filling and sealling.K. Pembekuan Semen

proses pembekuan meliputi prefreezing dan freezing. Backhtiar, (2011) menyatakan bahwa prosees prefreezing dilakukan selama 7 menit pada suhu-1450 c. Proses ini dilakukan pada mesin digit cool. Kemudian baru dilakukan proses freezing dimasukkan kedalam nitrogen cair (suhu -1960 c)

Pembekuan semen adalah penghentian sementara kegiatan hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel, reaksi metaboliknya tidak berlangsung, namun setelah dicairkan spermatozoa akan hidup dan metabolismenya akan berlangsung kembali (Nurhadi, 2000). Semen beku disimpan didalam storage container yang berisi nitrogen cair.

BAB IV

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat PKL

Kuliah Kerja Lapangan dilaksanakan selama 20 hari kerja, yaitu mulai dari tanggal 27 desember 24 februari 2015. Bertempat di Balai Inseminasi Buatan Lembang Bandung, Jl. Kiwi Kayu Ambon No 78 Lembang, Bandung Barat

Kerja Lapangan meliputi kegiatan umum, yaitu pemeliharaan ternak, kesehatan ternak, Penampungan Semen, Jasa dan Produksi, dan Pengujian kualitas mutu semen segar dan semen beku post thawing motility.

B. Materi

Materi yang digunakan adalah semen dari sapi simmental, untuk diobservasi semennya. Semen ditampung didalam AV serta dievaluasi profil kulitasnya di Laboratorium.

C. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam proses penampungan, pemeriksaan semen, pengenceran semen, equilibrasi, printing straw, filling and sealling. pre freezing, freezing, dan thawing antara lain :

1. Vagina buatan (AV), digunakan sebagai penampung semen dari pejantan.

2. Water heater digunakan untuk mengisi air hangat pada vagina buatan.

3. Mikroskop digunakan untuk melihat gerakan massa, gerakan individu, dan motilitas spermatozoa

4. pH meter digunakan untuk menghitung kadar pH semen

5. spektrofotometer digunakan untuk menghitung konsentrasi spermatozoa

6. Obyek glass digunakan untuk meletakkan semen yang akan diperiksa

7. Cover glass digunakan untuk menutup sampel dari Obyek glass

8. Elektro termal digunakan untuk memanaskan buffer sampai suhu 920 celcius

9. Stik glass digunakan untuk mengaduk buffer

10. Bowling glass digunakan untuk tempat pembuatan buffer

11. Beaker glass digunakan untuk tempat pembuatan pengencer

12. Thermometer digunakan untuk pengukuran suhu

13. Inkubator digunakan untuk menyimpan pengencer

14. Mesin printing digunakan sebagai proses printing straw

15. Mesin filling dan sealing digunakan sebagai pengisian dan penutupan semen yang akan diproses

16. Cool top sebagai tempat semen pada saat proses filling dan sealing

17. Rak penghitung digunakan untuk menghitung semen yang telah diproses

18. Jarum pengisi straw (short needle) sebagai jarum pengisian straw waktu proses filling dan sealing

19. Digit cool digunakan dalam proses prefreezing

20. Canister sebagai tempat goblet

21. Container digunakan untuk menyimpan semen beku

22. Forceps digunakan untuk mengambil dan memindahkan goblet

Pada persiapan penampungan semen membutuhkan bahanbahan sebagai berikut :

1. Vaselin (bahan pelicin) digunakan untuk mengolesi bagian dalam AV

2. Label atau nomer bull digunakan untuk mencatat kode pejantan yang semennya ditampung

3. Sarung tangan digunakan untuk kolektor waktu proses penampungan semen

4. Tali pita digunakan untuk mengikat plastik pembukus vagina buatan

Pada proses pembuatan semen beku membutuhkan alat - alat sebagai berikut :

1. NaCl 0.9 % digunakan dalam proses penghitungan konsentrasi sperma dan untuk melilhat gerak individu semen segar.

2. Susu skim digunakan dalam pembuatan buffer

3. Penicillin dan streptomycin digunakan untuk antibiotik dalam buffer

4. Buffer antibiotik dan kuning telur digunakan dalam membuat pengencer part A

5. Buffer antibiotik, glicerol, kuning telur dan glukosa digunakan untuk pengencer part B

Alat alat tambahanyang diperlukan dalam praktik yaitu :

1. Tissue digunakan dalam membersihkan alat alat praktikan

2. Nitrogen cair digunakan dalam penyimpanan straw

3. Alkohol 70% digunakan sterilisasi alat

D. Metode

1. Penampungan Semen

penampungan semen dilakukan menggunakan AV yang diberi air bersuhu 40 - 450 celcius, dan didalam AV juga diberi vaselin. Sebelum berlangsungnya penampungan semen dilakukan pencucian preputium dengan air mengalir, kemudian sapi akan didekatkan dengan pemancing, sampai sapi menaiki teaser 3 kali kemudian saat menaiki teaser yang ke 4 baru penis dimasukkan kedalam AV sampai ejakulasi, dan semen diberi label sesuai pejantan yang ditampung spermanya, kemudian dibawa ke lab untuk di proses selanjutya.

2. Pemeriksaan Semen Segar

semen hasil penampungan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa sebelum pemrosesan semen beku, meliputi (volume, warna semen, pH). Dan juga pemeriksaan secara mikroskopis (konsentrasi dan pergerakan massa).

Tabel 3. Penilaian pergerakan spermatozoa

NilaiArti

0Tidak ada pergerakan sperma

+Gerakan sperma lemah

+ +Gerakan sperma sedang bergelombang gelombang

+ + +Gerakan sperma kuat bergelombang gelombang tebal, dengan warna gelap

3. Pemeriksaan Makroskopis

a. volume

volume semen dilihat melalui garis garis pada tabung reaksi. Volume ejakulasi akan terlihat pada tabung reaksi.

b. Warna

warna semen ditentukan melalui kasat mata, mulai dari bening, susu dan krem. Semakin keruh jumlah semen per ml semen semakin banyak konsentrasi spermatozoanya.

c. Konsistensi

konsistensi dari seman diperiksa dengan cara memiringkan tabung reaksi yang berisi semen. Kekentalan semen dapat dinilai dengan melihat bekas cairan semen yang menempel didinding tabung reaksi setelah dimiringkan. Semen yang baik memliki kekentalan hampir sama dengan susu.

4. Pemeriksaan Mikroskopis

pemeriksaan mikroskopis bertujuan untuk melihat gerak massa semen. Standar massa yang diproses adalah 2+ ke atas.

Langkah langkah pemeriksaan mikroskopis yaitu dengan :

memasang kabel fitting stop kontak

menyediakan air hangat didalam beker glass, stick glass, obyek glass, cover glass, dan tissue

meletakkan obyek glass diatas slide warmer dan meneteskan semen yang akan diperiksa

gerakan massa dilihat dari perbesaran 4X10 dan gerakan individu menggunakan perbesaran 10X10 (penilaian gerakan massa terdapat pada tabel 1 ).

Semen segar yeng layak diproses dengan gerakan massa sperma minimal (++) dengan persentase pergerakan minimal 70 %

5. Pemeriksaan konsentrasi menggunakan spektrofotometer.

a. Proses kalibrasi spektrofotometer

Menyalakan spektrofotometer Memasukkan tangal pengujian, kemudian menekan ok.

Kemudian keluar tulisan method 8 kemudian menekan ok, keluar tulisan zero measurement, kemudian memasukkan cuvet berisi NaCl 0,9 %. pada spektrofotometer dengan posisi cuvet bergaris menghadap ke penguji. Kemudian menekan 0 untuk kalibrasi, spektrofotometer siap digunakan.

b. Proses pengujian konsentrasi

Mengambil sampel semen dengan mikropipet sebesar 40 l ditambah NaCl 0,9 % 4 ml

Memasukkan cuvet yang berisi sampel kemudian memasukkan kode sapi, volume sperma, motilitas, kemudian menekan M (sperm measurement)

Melihat konsentrasi dengan lamda 546 nm. Kemudian akan terlihat konsentrasinya, dan menekan ok akan keluar data pada kertas.

6. Proses Pengenceran

pengenceran dilakukan pada semen yang memenuhi standar yang telah dievaluasi dengan mencampur dengan pengencer part A dan part B. Pembuatan pengencer sebagai berikuta. Pembuatan Buffer Antibiotika (1.000 cc)

-susu skim : 100 gram

-aquabidest : 960 cc

-antibiotika (peniciliin 3 juta IU dan streptomycin 3 gr ditambah aquabidest 30 ml). Perbandingan antibiotika : Buffer = 1 : 100

Aquabidest dicampur kedalam susu skim lalu dipanaskan sampai suhu 9295 derajat celcius,setelah itu didinginkan kira kira 12 menit. Setelah dingin ditambahkan antibiotika.

b. Pembuatan Pengencer Part A (1.000 cc)

buffer antibiotika : 950 cc

kuning telur

: 50 cc

dari buffer antibiotika diambil 950 cc kemudian ditambahkan kuning telur 50 cc, dicampur sampai homogen

c. Pembuatan Pengancer Part B (1.000 cc)

buffer antibiotika : 770 cc

glicerol

: 160 cc

kuning telur

: 50 cc

glukosa

: 20 gr

semua bahan dicampurkan, dihomogenkan.

Pengencer part A dan part B dicampur dengan perbandingan 1:1, kemudian dihangatkan menggunakan inkubator sekitar 370 celcius. Pengencer skim-kuning telur siap digunakan.

Untuk jumlah pengencer yang dibutuhkan dilakukan perhitungan sebagai berikut :

a. Volume Mini Straw = 0.25 cc / dosis

b. Konsentrasi Mini Straw = 25 juta Sperma / dosis

c. Jumlah Straw

d. Volume Akhir = jumlah straw X 0,25 cc

e. Jumlah Pengencer = volume akhir volume semen yang diencerkan

Proses pengenceran semen dilakukan pada semen yang memenuhi standar saja. Yaitu semen yang memiliki motilitas 70 %, dan gerakan massa 2+. Semen yang dicampur dengan pengencer skim Kemudian semen yang telah diencerkan disimpan didalam cool top yang bersuhu 4 50 celcius. selama 3 jam untuk proses equilibrasi.7. Proses Printing Straw

proses printing straw dilakukan menggunakan alat printing, untuk sapi limousin menggunakan straw berwarna merah muda, dan untuk sapi simmental menggunakan warna straw putih bening. Pada masing masing straw berisi identitas dari produsen, kode bath, nama pejantan, kode pejantan dan nama bangsa.

Straw yang dicetak disesuaikan dengan warna straw dari setiap pejantan sebagaimana tercantum pada tabel berikut :Tabel 4. Warna straw dari tiap pejantan

No.Bangsa PejantanWarna Straw

1HolsteinAbu Abu

2LimousinMerah Muda

3BrahmanBiru Tua

4Simmental Putih Transparan

5OngoleBiru Muda

6Angus Salem

7Brangus Hijau Tua

8MaduraHijau Muda

9DombaKuning

10KambingKuning

Sumber: Balai Inseminasi Buatan Lembang, 2013.8. Proses Filling and Sealling

proses pengisian mini straw dengan 0,25 cc semen yang telah diencerkan kemudian menyumbat straw dengan mesin yang bekerja secara otomatis. Proses filling dan sealing dilakukan didalam cool top yang bersuhu c, hal ini bertujuan untuk mempertahankan motilitas semen.

9. Racking

straw dihitung menggunakan rak hitung didalam cool top bersuhu c Kemudian memisahkan 2 sampel straw untuk masing masing sampel yang digunakan untuk pengujian Post Thawing Motility.10. Proses Freezing

proses Freezing dengan memasukkan straw kedalam container yang berisi N2 cair yang mempunyai suhu c. Agar semen tidak mati, dilakukan 2 tahap, yaitu pra freezing dan freezing. Pre freezing dengan penurunan suhu semen dari c menjai -1450 celcius dengan cara straw yang berada didalam rak dipindahkan kedalam mesin digit cool selama 7 menit. untuk selanjutnya dilaksanakan freezing yaitu memasukkan straw dari dalam digit cool kedalam nitrogen cair menggunakan goblet.

11. Pemeriksaan Kualitas Semen Beku

pemeriksaan untuk menilai persentase hidup dan gerakan spermatozoa dengan menggunakan mikroskop. Proses pemeriksaan semen beku dengan dilakukan test after thawing, yaitu 0 jam dan 4 jam. Straw beku dimasukkan kedalam air hangat dengan suhu 37 derajat celcius selama 30 detik. Kemudian straw dipotong, dan semen dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk dilihat motilitasnya menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10X20, untuk pengujian 4 jam tabung yang berisi semen diletakkan di inkubator 37 derajat selama 4 jam kemudian di lihat motilitasnya menggunakan mikroskop, selanjutnya semen diteteskan diatas obyek glass, kemudian di dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 X 20 dan dihitung persentase spermatozoa yang hidup, dengan penilaian 0 -100%, dan gerakan sperma perhitungan, 0 4.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilTabel 5. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama C. Dominic dengan usia 7 tahunPenampungan keKode Sapi / namaWarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

160863 / C. DominicSusu52+75,00%4,751860Sedang6,5335388Processed--

2Cream82+80,00%7,751920Sedang6,35595149Processed6045 % /3

3Cream7,52+70,00%7,251560Sedang6,8452133Processed6040 % /3

4Cream6,252+70,00%61260Sedang6,4230276Processed6045 % /3

Rata-rata73,75%45 %32,5 %

Sumber. BIB Lembang 2015

Tabel 6. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Dominator dengan usia 7 tahunPenampungan ke-Kode Sapi/ nama WarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

160869/ B. DominatorSusu82+70,00%7,751020Sedang6,8231679Processed6045 % /3

2Susu8,751+40,00%01260Sedang6,7800Not Processed--

3Susu8,52+70,00%8,251020Sedang6,633784Processed--

4Susu81+60,00%0540Encer6,9100Not Processed--

Rata-rata60 %15 %11,25%

Sumber: BIB Lembang 2015

Tabel 7. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama N. Data dengan usia 7 tahunPenampungan ke-Kode Sapi/ nama WarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

60876 / N. DataSusu8,52+70,00%8,251140Sedang6,637694Processed60-

Cream7,52+70,00%7,251620Sedang6,48470118 Processed6040/3

Susu101+60,00%01380Sedang6,600Not Processed--

susu92+70,00%8,751740sedang6,6609152processed--

Rata-rata67,5 %30 %10 %

Sumber : BIB Lembang 2015

Tabel 8. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Waterfront dengan usia 6 tahunPenampungan ke-Kode Sapi/ Nama WarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

160990 / WaterfrontSusu72+70,00%6,751500Sedang6,46405101Processed6040 % /3

2Cream71+60,00%01500Sedang6,5200NotProcessed--

3Susu52+70,00%4,751140Sedang6,5921754Processed6050 % /3

4Susu52+70,00%4,751140Sedang6,621754Processed6045 % /3

Rata-rata67,5 %45 %33,75 %

Sumber : BIB Lembang 2015

Tabel 9. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Trade dengan usia 6 tahunPenampungan ke-Kode Sapi / NamaWarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

160991 / TradeSusu7,52+70,00%7,251620Sedang6,65470118Processed6040 % /2

2Susu4,252+70,00%41020Sedang6,6216341Processed6040 % /3

3Susu61+60,00%01020Sedang6,6700NotProcessed--

4Susu5,52+70,00%5,251500Sedang6,631579Processed6540 % /2

Rata-rata67,5 %46,25%30 %

Sumber : BIB Lembang 2015

Tabel 10. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Evant dengan usia 6 tahunPenampungan ke-Kode Sapi / NamaWarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

160992 / EvanCream7,52+70,00%7,251440Sedang6,42418104Processed6040 % /2

2Susu5,252+70,00%51500Sedang6,5330075Processed--

3Susu42+75,00%3,751560Sedang6,623458Processed--

4Susu6,752+75,00%6,51500Sedang6,4739098Processed--

Rata-rata72,5%15%10%

Sumber: BIB Lembang 2015

Tabel 11. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Brewers dengan usia 4 tahunPenampungan ke-Kode Sapi / NamaWarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

1611113 / BrewersCream6,252+75,00%61920Sedang6,52461115Processed6540 % /3

2Cream3,252+70,00%31800Sedang6,5621654Processed6040% /3

3Cream3,251+60,00%01140Sedang6,500NotProcessed--

4Susu5,252+70,00%51260Sedang6,7125263Processed6545% /3

Rata-rata68,78 %47,5 %31,25%

Sumber : BIB Lembang 2015

Tabel 12. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Branberg JR dengan usia 4 tahunPenampungan ke-Kode Sapi / NamaWarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motilit / gerakan individu

1611114 / Branber JRSusu72+70,00%6,75840Encer6,7122757Processed6555 % /3

2Susu82+70,00%7,751020Sedang6,431679Processed6045 % /3

3Susu10,52+70,00%10,251020Sedang6,71418104Processed6040 % /2

4Susu62+70,00%5,751140Sedang6,6926266Processed6540 % /3

Rata-rata70%62,25 %45 %

Sumber: BIB Lembang 2015

Tabel 13. Hasil Evaluasi Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Semen Post Thawing Motility dari sapi simmental dengan nama Time dengan usia 4 tahunPenampungan ke-Kode Sapi / NamaWarnaVolume (ml)Gerakan MassaMotilitasVol yang diencerkan (ml)KonsentrasiKonsistensipHJumlah strawVol akhir (ml)StatusBefore Freezing motility (%)Post Thawing motility / gerakan individu

1611115 / Time JRSusu4,52+70,00%4,251020Sedang6,617343Processed6045 % /3

2Cream52+70,00%4,751500Sedang6,4228571Processed6050 % /3

3Susu42+70,00%3,751440Sedang6,821654Processed6050 % /3

4Susu4,252+75,00%41260Sedang6,720250Processed6040 % /3

Rata-rata72,25 %60 %46,25 %

Sumber: BIB Lembang 2015

B. Analisis Data

Perhitungan rata-rata motilitas semen segar, semen before freezing, dan semen beku Post thawing Motility dari sampel sapi simmental di BIB Lembang dengan usia 7 tahun, 6 tahun, dan 4 tahun, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 14. Motilitas Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Post Thawing Motility sapi usia 7 tahun

kode sapiSemen SegarSemen Before FreezingSemen PTM

60863 / C. Dominic73,75%45%32,50%

60869/ B. Dominator60%15%11,25%

60876 / N. Data67,50%30%10%

Rata-rata67,08%30%17,91%

Tabel 15. Motilitas Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Post Thawing Motility sapi usia 6 tahun

kode sapisemen segarsemen before freezingsemen PTM

60990/ Waterfront67,50%45%33,75%

60991 / Trade68%46,25%30%

60992 / Evan72,50%15%10%

rata-rata69,33%35%24,58%

Tabel 16. Motilitas Semen Segar, Semen Before Freezing, dan Post Thawing Motility sapi usia 4 tahun

kode Sapi/ Nama SapiSemen SegarSemen Before FreezingSemen PTM

611113 / Brewers68,78%47,50%31,25%

611114 / Branber JR70%62,25%45%

611115 / Time JR72,25%60%46,25%

rata-rata70,34%57%40,83%

C. Pembahasan

Pada semen segar sapi usia 7 tahun memiliki rata-rata motilitas sebesar 67,08% dengan motilitas semen before freezing sebesar 30%, dan dengan motilitas semen beku post thawing motility memiliki rata rata sebesar 17,91%

Pada sampel semen sapi dengan usia 6 tahun memiliki rata-rata motilitas sebesar 69,33% dengan motilitas semen before freezing sebesar 35%, dan dengan motilitas semen beku post thawing motility memiliki rata rata sebesar 24,5 %

Pada semen segar sapi usia 4 tahun memiliki rata-rata motilitas sebesar 70,34% dengan motilitas semen before freezing sebesar 57%, dan dengan motilitas semen beku post thawing motility memiliki rata rata sebesar 40,83%

Terlihat motilitas tertinggi terdapat pada semen usia sapi 4 tahun, dan rata rata terendah pada semen sapi usia 7 tahun, tinggi rendahnya motilitas semen juga dipengaruhi oleh diproses tidaknya semen segar, karena semen segar yang tidak memenuhi standar tidak di proses lebih lanjut.

1. Semen Segar Sapi Simmental

semen segar sapi simmental yang diproses menjadi semen beku di BIB Lembang diuji mulai dari warna, volume ejakulasi, gerakan massa, motilitas, konsentrasi, volume yang diencerkan, konsistensi pH, jumlah staw yang di buat, dan volume akhir semen yang di tampah dengan pengencer susu skim.

a. Warna Semen Segar

warna semen menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi spermatozoa yang bercampur dengan cairan dari kelenjar kelamin, warna semen terdiri dari warna susu, cream, dan bening, untuk warna bening tidak di proses karenan memiliki konsentrasi yang rendah.

Kira 10% sapi menghasilkan semen yang abnormal dengan warna kekuning-kuningan, yang disebabkan oleh riboflavin yang dibawa oleh satu gen autosom resesif dan tidak mempunyai pengaruh terhadap fertilitas. Adanya kuman-kuman Pseudomonas aeruginosa di dalam semen sapi dapat menyebabkan warna hijau kekuning-kuningan apabila semen dibiarkan di suhu kamar. Gumpalan-gumpalan, bekuan, dan kepingan-kepingan di dalam semen menunjukkan adanya nanah yang umumnya berasal dari kelenjar-kelenjar pelengkap atau dari ampula. Semen yang berwarna gelap sampai merah muda menandakan adanya darah segar dalam jumlah berbeda dan berasal dari saluran kelamin urethra atau penis. Warna kecokelatan menunjukkan adanya darah yang telah mengalami dekomposisi. Warna cokelat muda atau warna kehijau-hijauan menunjukkan kemungkinan kontaminasi dengan feses.b. Volume Ejakulasi Semen Segar

volume ejakulasi menunjukkan banyak sedikitnya semen yang dikeluarkan dalam satu kali ejakulasi. Normalnya Pada sapi simmental volume ejakulasi sebanyak 5-7 ml. Tinggi rendahnya volume ejakulasi juga di pengaruhi dari keadaan fisiologis dari sapi tersebut.

c. Gerakan Massa Semen Segar

gerakan massa diberi skor 1+ sampai 3+, rata rata semen segar memiliki skor 2+, dengan gerakan sperma sedang bergelombang gelombang. Gerakan massa 2+ diproses menjadi semen beku.

d. Motilitas Semen Segar

Motilitas sperma menunjukkan berapa banyak sperma yang hidup progresif. Sperma yang progresif menunjukkan pergerakan maju lurus kedepan, dan dengan pergerakan yang cepat. Sperma normal memiliki bentuk kepala oval beraturan dengan ekor lurus panjang di tengahnya. Sperma yang bentuknya tidak normal (disebut teratozoospermia) seperti kepala bulat, kepala pipih, kepala terlalu besar, kepala ganda, tidak berekor, dll, adalah sperma abnormal dan tidak dapat membuahi telur.

Beberapa kelainan yang berkaitan dengan motilitas sperma antara lain asthenozoospermia dan necrozoospermia. Asthenozoospermia adalah penurunan motilitas sperma. Jika ditemukan, maka dapat diakibatkan oleh adanya kondisi laboratorium yang tidak mendukung, adanya abnormalitas spermatogenesis, masalah dalam maturasi sperma dalam epididimis, abnormalitas transport, dan adanya varicocele., sedangkan necrozoospermia adalah tidak adanya gerakan sperma sama sekali. Namun, pada dasarnya sperma yang mengalami necrozoospermia termasuk sperma yang normal dalam hal materi genetiknyae. Konsistensi Semen Segar

pada konsistensi semen ada yang encer, ada yang pekat. Konsistensi sperma menunjukkan sedikit banyaknya sel spermatozoa di dalam semen, semakin tinggi sel spermatozoa yang terkandung didalam semen, semakin pekat konsistensi semen. Konsistensi atau derajat kekentalan dapat diperiksa dengan menggoyangkan tabung berisi semen secara perlahan-lahan. Semen sapi dan domba mempunyai konsistensi yang kental berwarna krem, sedangkan kuda dan babi cukup encer berwarna terang sampai kelabu. Pada sapi, semen dengan konsistensi kental dan berwarna krem mempunyai konsentrasi 1.000 juta sampai 2.000 juta atau lebih sel spermatozoa per ml, konsistensi encer berwarna susu memiliki konsentrasi 500 juta sampai 600 juta sel spermatozoa per ml, semen yang bening atau hanya sedikit kekeruhan memiliki konsentrasi sekitar 100 juta sel spermatozoa per ml dan yang jernih seperti air kurang dari 50 juta per ml.f. pH Semen Segar

Keasaman atau pH semen perlu diukur untuk memastikan bahwa cairan semen hasil penampungan memiliki karakteristik yang normal. Penggunaan pH-meter dapat dilakukan dan memberikan hasil pengukuran yang lebih teliti. Rata-rata pH semen memiliki pH berkisar dari 6-8.

g. Konsentrasi Semen Segar

Konsentrasi sperma atau kandungan sperma dalam setiap mililiter semen merupakan salah satu parameter kualitas semen yang sangat berguna untuk menentukan jumlah betina yang dapat diinseminasi menggunakan semen tersebut. Penentuan konsentrasi sperma dapat dilakukan melalui spektofotometer.

2. Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Semen Segar

a. Pengaruh Suhu

Semen rentan terhadap perbedaan suhu yang terjadi di lingkungan luar. Jika suhu lingkungan memiliki suhu diatas suhu testis, maka semen segar akan kehilangan motiltasnya. Untuk suhu 370 celcius, spermatozoa akan dapat bertahan beberapa jam saja, sehingga perlu penanganan yang cepat, dan proses pendinginan juga dilakukan bertahap agar tidak terjadi kematian pada spermatozoa (Tholihere, 1985).b. pengaruh cahaya

Cahaya matahari akan mempengaruhi motilitas semen, jika semen terkena cahaya matahari langsung, akan terjadi proses reaksi photokhemis didalam sperma, yang menghasilkan hydrogen peroxida dalam jumlah yang besar, sehingga akan meracuni spermatozoa itu sendiri.

c. pengaruh pH

Rata - rata pH semen segar yang diejakulasikan berkisar 6-7, untuk semen segar. Jika semen memiliki ph yang rendah akan memiliki motilitas yang kecil, hal ini terjadi karena terjadi penumpukan asam laktat yang sifatnya racun bagi spermatozoa.

d. Pengaruh Pengenceran

Semen yang memiliki kualitas baik dan memenuhi standar akan diproses lebih lanjut. Pengencer sangat mempengaruhi motilitas spermatozoa, karena derajat pengenceran yang berlebihan akan mengakibatkan bebezapa zat yang berada pada plasma spermatozoa mengalahi penurunan / bahkan akan hilang, kerena tingginya volume pengencer (Tholihere,1985).3. Pengenceran semen

Semen segar yang sudah memenuhi standar diproses lebih lanjut dengan menambahkan pengencer semen, (untuk jumlah pengencer sudah ditentukan volumenya sesuai rumus di langkah kerja). Setiap pengencer mampu melindungi sperma pada saat pendinginan, dan selama gliserolisasi serta mampu mempertahankan daya hidup sperma. Bahan pengencer berguna untuk menambah volume. Setiap dosis mengandung 25 juta spermatozoa.

Setiap bahan bahan pembuatan pengencer memiliki fungsi masingmasing, larutan buffer berfungsi untuk mengatur pH, sementara untuk antibiotik berguna untuk menghambat/menurunkan pertumbuhan bakteri, penambahan glukosa berguna sebagai nutrisi bagi spermatozoa agar spermatozoa dapat melakukan metabolisme lebih lama, untuk gliserol dan kuning telur melindungi membran spermatozoa dari kerusakan efek kejut dingin, dengan melindungi membran spermatozoa, upaya untuk mempertahankan preservasi daya hidup dan fertilitas spermatozoa terhadap sel ovum.

Gliserol dapat masuk kedalam sel spermatozoa untuk mengikat sebagian air bebas, sehingga kristal - kristal es yang terbentuk pada medium pengencer pada proses pembekuan dapat dicegah (Nuryadi, 2000). Gliserol juga menjaga keseimbangan elektrolit intra dan ekstra selluler, sehingga proses biokimia didalam sel spermatozoa tetap berlangsung, meskipun terjadinya sangat minim sekali, dan mengurangi kematian yang berlebihan. Salah satu pengaruh yang merugikan adalah cekaman dingin, dimana efeknya adalah kematian spermatozoa.

Pemilihan bahan pengencer yang mengandung karbohidrat dan protein tinggi akan melindungi sel spermatozoa dari kematian, penggunaan kuning telur merupakan sumber protein dan karbohidrat menjadi penting, karena substrat ekstra selluler yang dapat digunakan dalam metabolisme. Seperti diketahui bahwa spermatozoa sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan.

glutathione adalah antioksidan penting yang dapat memproteksi mitokondria dari kerusakan karena adanya radikal bebas. Glutathione dapat mengontrol homeostatic baik di dalam maupun di luar sel. Glutathione adalah antioksidan sulfhydril (-SH), antitoksin dan kofaktor enzim. Berdasarkan sifat antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas, maka penambahan glutathione sebagai antioksidan primer diharapkan dapat mengurangi kerusakan membran plasma. (Franson,1992)4. Equilibrasi

Proses equilibrasi digunakan untuk penurunan suhu semen secara bertahap dari suhu 370c menjadi suhu 50 celcius. Proses equilibrasi dilakukan selama 3 jam, hal ini berguna aga sperma tidak mengalami cold sock, sehingga perma motilitasnya terjaga, dan melindungi dari terbentuknya kristal es. Pada proses equilibrasi terjadi penurunan metabolisme spermatozoa.

5. Pengujian motilitas before freezing

Pengujian motilitas menunjukkan kualitas semen yang akan dilakukan proses selanjutnya. spermatozoa akan mengalami penurunan motilitas yaitu minimal 60 %, dengan gerakan sperma 2+, untuk motilitas dibawah 60% dan gerakan sperma kurang dari 2+, tidak dilakukan proses selanjutnya.

6. Test Before Freezing Semen Simmental

Pada test before freezing sapi simmental yang diproses yaitu dengan motilitas 60%, penurunan motilitas dari 70 % ke 60 % dikarenakan ada 10% spermatozoa yang tidak bisa beradaptasi dengan suhu 50 celcius, dari suhu 370 celcius. Spermatozoa yang tahan merupakan spermatozoa yang sehat dan memiliki kemampuan adaptasi terhadap suhu yang optimal, disamping itu kematian akan terjadi pada spermatozoa yang tidak sehat.

7. Filling dan Sealling

proses pengisian straw dilakukan pada suhu 50 celcius, hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerusakan pada semen, straw yang di isi sudah diberi identitas dari produsen,kode batch (kode produsen), kode sapi, nama sapi, dan juga jenis sapi, straw simmental menggunakan warna putih bening. Proses pengisian menggunakan alat sehingga setiap straw dapat terisi sekitar 0,25 cc dan sekitar 25 juta sel spermatozoa. Setelah proses ini dilakukan perhitungan straw menggunakan rah hitung, yang berguna dalam log kegiatan 8. Racking

proses perhitungan menggunakan bantuan rak merupakan proses penyortiran strawstraw yang tidak terisi/rusak. Pada racking juga dilakukan pada suhu 50 celcius, yang berguan agar semen didalam straw tidak rusak

9. Freezing

penurunan suhu pada proses pre freezing dilakukan pada suhu -1450 celcius di dalam alat digit cool menggunakan uap N2, bertujuan untuk menghentikan sementara metabolisme spermatozoa tanpa mematikanya. Bahan - bahan yang terdapat pada pengencer berguna dalam melindungi sel sperma, diantaranya yaitu glicerol. sebagai pelindung inti sel menghindarkan terbentuknya es intrasellular, karena gliserol mengurangi jumlah air ekstra sellular yang tidak membeku.

Disamping itu ada penambahan-Penambahan Glutathione (C10H17N3O6S) dan derivatnya yang merupakan tripeptida (-Glu-Cys-Gly) dapat mempengaruhi banyak aspek metabolisme, diantaranya membantu detoksifikasi dan transport dari -glutamil-amino acid.

glutathione adalah antioksidan primer yang bekerja dengan cara mencegah pembentukan radikal bebas baru. Antioksidan ini mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang kurang mempunyai dampak negatif. Menurut (Bakhtiar, 2011), radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil karena mempunyai satu elektron atau lebih yang tidak berpasangan, sehingga untuk memperoleh pasangan elektron, senyawa ini bereaksi dengan atom atau molekul lain seperti asam lemak tidak jenuh, protein, asam nukleat atau lipopolisakarida, yang berakibat akan menimbulkan senyawa yang tidak normal. Pengaruh negatif dari peroksida lemak terhadap sel somatik antara lain menghambat metabolisme oksidatif dan glikolisis, lisis pada eritrosit, oksidasi pada sulfyhydril dan menghambat kerja enzim-SH, modifikasi protein dan asam amino, kerusakan membran, inaktivasi enzim pengikat membran dan denaturasi DNA. Penambahan glutathione di dalam medium pengencer spermatozoa diharapkan dapat mengurangi atau mencegah timbulnya radikal bebas yang akan merusak membran plasma (Bakhtiar, 2011).

Pada proses freezing dilakukan pencelupan ke dalam nitrogen cair berguna memperlama proses penyimpanan semen beku, semen beku dapat pertahan bertahun tahun, selama masih terendam didalam nitrogen cair.

10. Post Thawing Motility

Proses Thawing merupakan proses pengenceran kembali semen beku dengan air yang bersuhu 370 celcius selama 30 detik, dengan memasukkan semen kedalam tabung reaksi dengan menggunting kedua sumbat straw, dan diuji dengan perbesaran 10X20. Motilitas semen sapi simmental berkisar 40% dengan gerakan spermatozoa minimal 2+ sampai 50%. kedua jenis sapi tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Pengujian sangat penting karena erat kaitanya dengan kemampuan spermatozoa melewati serviks dan dapat menembus ooforus dan zona pelucida ovum, sehingga fertilisasi dapat terjadi.

Sperma pada mamlia tidak bisa membuahi ovum sebelum mengalami suatu proses kapasitasi berlangsung. Proses kapasitasi berlangsung didalam uterus dan tuba fallopi, dan terjadi karena induksi oleh sekresi sekresi yang dihasilkan disaluran hewan betina. Proses fertilisasi baru berlangsung setelah 26 jam. Dan rentang itu merupakan rentang yang dilakukan dalam proses kapasitasi (Rochmiati, 2014)

Daya tahan hidup spermatozoa merupakan parameter kualitas semen beku, kerena semen beku ditentukan oleh kandungan spermatozoa yang hidup. Kemampuan hidup semen beku dapat tahan lama karena spermatozoa dapat mengarbsorbsi nutrisi yang berada pada pengencer sebagai bahan metabolime (Bakhtiar, 2011).BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan1. proses tata laksana pembuatan semen beku di BIB Lembang di mulai dariproses penampungan semen, pemeriksaan semen segar, pengenceran semen, proses equilibrasi, printing straw, filling dan sealing, pre-freezing, dan freezing2. kualitas semen segar yang diuji meliputi warna, volume, gerakan massa, motilitas, vkonsentrasi, pH, konsistensi.

3. kualitas semen beku tiap sapi minimal 40 % motil. Pengecekan bertujuan untuk melihat standar mutu semen yang akan di IB ke betina yang sedang birahi

B. Saran

1. Pada waktu proses keja, mahasiswa harus mematuhi SOP (Standard Operational Procedure).2. Mahasiswa harus mampu mengikuti kegiatan kerja, sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang memadai

DAFTAR PUSTAKAAmien, I., M. Nasich, & Marjuki. 2009. Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Sapi Limousin Cross dengan Pakan Tambahan Probiotik.

Anonim. 2010. Viabilitas semen sapi yang dibekukan menggunakan krioprotektan gliserol.http://www.academia.edu/2010873/viabilitas_semen_sapi_ simental_yang_dibekukan_menggunakan_krioprotektan_gliserol. diakses pada tanggal 9 September 2013.Arifin, M, & E. Rianto. 2001. Profile produktivitas sapiPeranakanOngolepadapeternakanrakyat: Studi kasus di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tropical Animal. Special Edition (April) 2001:118123.Bakhtiar, 2011. Pengaruh bahan pengancer terhadap persentase motilitas spermatozoa semen cair sapi dan domba. Bogor: Institut Pertanian Bogor Franson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi ke 4 Gajah Mada University press. SurabayaHafez, E.S.E. 2000. Semen Evaluation, in: B. Hsfez., and E.S.E. hafez (Eds). Reproduktion inFarm Animals. Ed Lippincot williams and Wilkins philadelphiahttp://www.fmp.sinarindo.co.id/index.php/7-jenis-sapi/10-sapi-simmental di akses pada jam 6 tanggal 9 februasi 2015

Nilna. 2010. Standar Operasional Pekerjaan Prosesing Semen. Pengawas mutu Bibit Ternak Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.Nuryadi. 2000. Dasar-Dasar Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Pratiwi, W, C., Affandhy, L, & D.Ratnawati. 2006. PengaruhLamaThawingterhadapKualitasSemenBekuSapi LimousindanBrahman. AnimalProduction, 11(1): 4852Rochmiati, Emi. 2014. Warta BIB Lembang. Laporan kinerja. Lembang, BandungSalisbury, G. W. and N. L. Van Denmark. 1985. Fisiologi dan Inseminasi Buatan pada Sapi (Physiologi and Artificial Insemination of Cattle). Diterjemahkan oleh Djanuar, R. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Savitria, F, K., Suharyatib, S, & Siswanto. 2014. Kualitas Semen Beku Sapi Bali Dengan Penambahan Berbagai Dosis Vitamin C Pada Bahan Pengencer Skim Kuning Telur.

Susilawati, T., Suyadi, Nuryadi, N. Isnaini, , dan S. Wahyuningsih. 2009. Kualitas semen sapi Fries Holland dan sapi Bali pada berbagai umur dan berat badan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada ternak. Angkasa, Bandung.Lampiran Lampiran 1. Proses pembuatan semen beku

GAMBARGAMBAR

Keterangan: Proses pengadukan buffer antibiotika yang dipanaskan sampai suhu 950 celciusKeterangan: Stok Larutan buffer antibiotika yang akan disimpan didalam lemari pendingin

Keterangan: Pembuatan larutan pengencer part BKeterangan: Larutan pengencer semen yang disimpan didalam inkubator dengan suhu 370 celcius

Keterangan: Semen segar yang akan di uji kualitasnyaKeterangan: Proses penambahan garam fisiologis untuk semen kambing atau domba untuk pengujian konsentrasi semen segar

Keterangan: Perhitungan konsentrasi semen segarKeterangan: Perhitungan pH semen segar

Keterangan: Motilitas semen segarKeterangan: Proses equilibrasi semen

Keterangan: Proses equilibrasi semen pasca pengenceranKeterangan: Motalitas semen before freezing

Keterangan: Proses printing straw yang berguna dalam memberi identitas semen yang akan diproduksiKeterangan: Proses filling dan sealing

Keterangan: Proses filling dan sealingKeterangan: Proses pre freezing didalam digit coool dengan suhu -1450 c

Keterangan: Proses pre freezing didalam digit coool dengan suhu -1450 cKeterangan: Proses pengenceran kembali semen beku

Keterangan: Semen post thawing motility

Sumber : Dokumentasi penulis Halaman