prahara berdarah di prapatan jengkol

30

Upload: adit-bujubunengalabuset

Post on 10-Mar-2016

241 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sebuah Cerpenisasi Musik

TRANSCRIPT

Page 1: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol
Page 2: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol
Page 3: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra

Jenderal TrojPRAHARA

DIPRAPATAN JENGKOLSebuah Cerpenisasi Musik

oleh:Aditya Saputra

Page 4: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

4

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal TrojPRAHARA

DIPRAPATAN JENGKOL

Sebuah Cerpenisasi Musikoleh:

Aditya Saputra

Desain Sampul dan Tata Letak Isi:Adit Bujubunengalabuset

Musik Soundscape yang dicerpenkan:Adit Bujbunen Al Buse & Troj

Produksi:© Sinapang Masin Production 2012

Dirilis oleh:Stone Age Records 2012www.stoneagerecords.co.cc

Page 5: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al BuseKontra

Jenderal Troj

Dalam Episoda

Sebuah cerpenisasi musik gubahan dari Aditya Saputra

Page 6: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Menampilkan;

Bintang Utama:

Adit BujubunengalabusetSebagai

Kapten Adit Bujbunen Al Buse

ManTroj (Artis Ternama Dari Singapura)Sebagai

Jenderal Troj

Bintang Pendukung:

WijayaSebagai

Pak Satpam Wi

AsnawiSebagai

Awi Pegawai Kelurahan Dukuh

MusenahSebagai

Mpok Musen Pemilik Warung Beras RT 04

Page 7: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

PartoSebagai

Mas Par Juragan Ayam Sabungan

IzepIzepSebagai

Monster IzepIzep

Dan Para Bintang Pendukung pilihan lainnya.

Page 8: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol
Page 9: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

9

Tersebutlah dahulu kala sebuah peradaban dari planet kecil bernama Banttargebaahnc. Planet

ini dihuni oleh gen jenius hasil eksperimen genetika penggabungan semua ras cerdik di bumi. Eksperimen rahasia yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan Nazi pada masa perang dunia kedua. Ternyata mereka selama ini diam-diam mengirimkan dan menyimpan bibit-bibit eksperimen ini ke planet tersebut sebagai ‘cadangan’ peradaban di masa mendatang untuk kemudian akan kembali lagi ke bumi hingga diharapkan dapat mengembalikan kejayaan masa kekuasaan Adolf Hitler.

Seiring berjalannya waktu peradaban tersebut pun berkembang dengan pesatnya. Semua yang dikonsepkan oleh ilmuwan-ilmuwan tersebut pun terwujud. Peradaban ini demikian cerdasnya hingga mereka

Page 10: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

10

dapat membangun semua sistem dan infrastruktur dalam waktu yang sangat singkat. Dan sebagaimana halnya bumi, di planet ini pun peradaban tersebut terbagi-bagi menjadi berbagai koloni dan pembagian daerah dengan sistem pemerintahannya masing-masing.

Namun hal yang tak terduga pun terjadi. Peradaban yang terdiri dari berbagai macam koloni berisi gen cerdas ini ternyata saling bermusuhan dang berujung pada peperangan besar. Peperangan yang mengakibatkan kerusakan demi kerusakan pada tempat yang mereka huni, planet Banttaargebaahnc..

Hingga pada akhirnya sejumlah koloni yang telah hidup dengan pesatnya tersebut hancur satu persatu. Menyisakan dua koloni yang masih bertahan. Koloni pertama bernama koloni Oisen yang dipimpin oleh seorang kapten bernama Adit Bujbuenen Al buse. Koloni kedua bernama koloni Nesoi yang dipimpin oleh seorang Jenderal bernama Troj. Mereka berseteru, bertempur dan bersegera meninggalkan planet Banttargebaahnc untuk menuju sebuah tempat yang mereka perebutkan...

Planet Bumi.

Page 11: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

11

Pagi ini tampak lain dari biasanya. Pak Wi satpam penjaga komplek perumahan Dukuh berteriak-teriak histeris, sambil tergopoh-gopoh dia berlari menuju kantor

kelurahan Dukuh yang berjarak hanya sekitar sepuluh rumah dari komplek. Kostum satpamnya yang dicuci hingga putih bersih tiap harinya di hari ini yang terlihat hanya didominasi warna merah pekat dimana-mana. Sebagian tampak sudah sobek-sobek. Sekujur tubuhnya dipenuhi darah. Darah yang berceceran sepanjang dia berlari.

“Setan! Jadi-jadian! Jadi-jadian!”

Dia berteriak dengan paniknya di gerbang pintu kantor kelurahan yang sudah terbuka sejak jam delapan pagi tadi. Di sana terlihat penuh sesak warga yang sedang mengurus e-KTP. Tentu saja pemandangan mengerikan ini sontak menghebohkan semua orang yang ada di dalam halaman kantor kelurahan. Jeritan histeris dari ibu-ibu pun turut mewarnai kehebohan tersebut.

“Ada apa Pak Wi? Bapak Kenapa?”

Awi sang pegawai kelurahan langsung menghampiri Pak Wi yang akhirnya jatuh terduduk. Disusul oleh bapak-bapak lainnya di sana. Termasuk bapak-bapak pamong praja yang tampaknya sedang ada rapat di dalam. Mereka turut berhamburan keluar. Ibu-ibu tampak menahan nafasnya. Semua mendadak terdiam. Kecuali

Page 12: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

12

tangisan anak-anak kecil yang tampaknya cukup kaget dengan kehadiran Pak Wi.

“Jjjiin.. Mmmakhluk.. Ismmmet.. Ismmmet...”

“Jin apa Pak Wi? Makhluk Ismet? Ismet siapa? Ismet kenapa?”

Awi bertanya dengan cemas sambil tangannya menepuk pelan bahu Pak Wi. Dia memberikan minum dari seorang mbak-mbak penjual bakwan yang berinisiatif mengambil segelas air putih dari ceret di tempatnya berjualan.

“Oke diminum dulu Pak Wi. Tenang, jangan panik.”

Namun Pak Wi terus berbicara. Sambil memegang kencang tangan Awi yang masih menggenggam gelas air putih yang hendak diberikannya pada Pak Wi.

“Ismet!... Ismet tukang ojek. Saya tadi naek ojek.. yang ngo ngojek.. si Ismet. .. Pas lewat Prapatan Jengkol... Pas lewat Prapatan Jengkol .... dia.. dia.. “

“Oh Ismet kumis anak erte tiga? Kenapa dia Pak Wi? Ada apa di Prapatan Jengkol?”

Sejenak Pak Wi menghentikan omongannya. Kerongkongannya

Page 13: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

13

seperti tercekat. Walaupun begitu dia tampak masih berusaha mengeluarkan kata-kata.

“Mmmm.. Mmma...Mmm...”

Semua orang tegang bercampur bingung.

“Ismet mati. Dicaplok sama setan kayak belut.. raksasa... giginya tajem-tajem.. Keluar dari tengah jalan Prapatan Jengkol... Pas dia ngunyah Ismet saya lari kemari.. ”

Tiba-tiba keheningan melanda semua orang di sana. Semuanya saling memandang satu sama lain.

“Stress ... “

Celetuk berbisik dari kerumunan warga. Yang akhirnya disusul oleh bisik-bisik warga lainnya.

Namun sebelum Awi berkomentar, Pak Wi pun mendadak terjatuh pingsan. Langsung dengan cekatan para bapak-bapak yang ada di sana menggotongnya. Salah seorang di antaranya langsung masuk dan menyetater sebuah mobil dinas yang terparkir di halaman depan. Kehebohan pun tak ayal terjadi lagi. Pak Wi digotong masuk ke dalam mobil dinas untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Page 14: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

14

Namun belum juga mobil dinas yang berisi Pak Wi, Awi dan beberapa bapak-bapak di dalamnya keluar dari pintu gerbang kelurahan kehebohan terjadi lagi. Kali ini berasal dari luar. Dari kejauhan terdengar sayup-sayup jeritan demi jeritan. Sayup sayup yang berasal dari arah di mana Pak Wi berlari.

Prapatan Jengkol!

***

Page 15: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

15

"Sepertinya Izepizep yang kutanam waktu lalu sudah mulai melakukan aksinya. Tepat seperti yang kurencanakan pada hari ini mereka keluar dari

bumi untuk melakukan tugasnya, menyapu bersih ras manusia bumi ini yang terbelakang.”

Kapten Adit Bujbunen Al buse mengamati monitornya. Di dalamnya terdapat pemandangan yang bergambar adegan seekor monster yang keluar dari dalam tanah. Menjebol aspal dari jalanan di atasnya dan mencaplok seorang pengendara motor yang kebetulan melintas. Tampak pembonceng di belakangnya langsung panik melarikan diri sekencang-kencangnya saat sang monster melahap habis pengendara motor tadi.

“Titik di daerah ini adalah aksi yang pertama di pagi ini. Titik tersebut adalah daerah strategis untuk menempatkan seluruh benteng pertahanan kita untuk menghadapi serangan pasukan dari Jenderal Troj.

Setelah areal itu bersih dari manusia-manusia di atasnya besok titik-titik lain menyusul. Hingga lengkap sudah semua infrastruktur persenjataan kita.” serunya pada beberapa orang di sekelilingnya yang berseragam seperti militer.

Di layar monitor tampak pemandangan di jalan tersebut semakin kacau. Setelah monster tadi keluar ternyata disusul oleh monster-

Page 16: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

16

monster sejenis lainnya yang satu persatu keluar dari dalam tanah. Mencaploki para pengendara kendaraan yang melintas di atasnya. Sebuah angkot berisi penuh penumpang tak luput dari serangan monster-monster tadi.

Di sana terlihat jeritan demi jeritan membahana di pagi yang masih gerimis. Basahnya genangan air di jalanan bercampur dengan warna merah pekat darah di mana-mana. Suara kunyahan daging, desis mengerikan yang keluar dari monster-monster itu menambah suasana makin mengenaskan.

Sementara Kapten Adit Bujbunen Al Buse memandang dengan tatapan dingin ke layar monitor.

Dipikirannya hanya satu..

Menghancurkan koloni Nesoi yang dipimpin oleh Jenderal Troj

***

Page 17: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

17

Seluruh warga yang berada di kantor kelurahan langsung berhamburan keluar. Semua bapak-bapak beserta pemuda-pemuda termasuk diantaranya para pemuda karang taruna

bergegas menuju Prapatan Jengkol tempat dimana kehebohan itu berasal. Sementara ibu-ibu yang ada tetap tinggal di area kelurahan sambil menjaga anak-anak yang ketakutan.

“Apakah perseteruan antar-ormas lagi ya Pak Awi?!”

Sambil masih menggendong seekor ayam sabungan jagoannya, Mas Par berseru dari pagar rumahnya ke arah Awi yang sedang berlarian bersama warga lainnya.

“Kurang tahu Mas Par! Saya takutnya malah ada semacam perkumpulan aliran yang dianggap sesat dan sedang dihakimi massa!”

Dan setelah itu semua yang berlarian pun saling berlempar asumsi satu sama lain. Beberapa orang di antaranya malah ada yang mengambil potongan bambu dan apapun yang bisa dijadikan senjata pengusir jika memang yang mereka hadapi adalah sebuah kericuhan massal.

***

Page 18: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

18

“Astagaaaaaaa!!!”

Awi berteriak keras.

Disusul yang lainnya.

Mereka benar-benar terkesiap dengan pemandangan mengerikan di depan mereka.

Ya, apa yang diucapkan Pak Wi benar.

Di depan mereka adalah sebuah pemandangan dimana sejumlah makhluk berbentuk seperti belut raksasa bergigi tajam sedang berpesta melahap orang-orang yang berada di situ.

Mayat-mayat yang tak utuh bergelimpangan di atas genangan air yang sudah menghitam bersemu merah. Di sekeliling bergelimpangan gerobak roti, gerobak mi kangkung, motor, mobil dan semua kendaraan lain yang tadinya hendak melintas di perempatan jalan ini. Jalan Prapatan Jengkol.

Makhluk-makhluk itu tiba-tiba terdiam. Mereka sepertinya tersadar dengan kehadiran orang-orang yang baru saja datang ke tempat itu.

Merekapun langsung dengan cepat menghampiri orang-orang ini!

Page 19: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

19

Warga pun lari berhamburan. Tunggang langgang dengan kepanikan yang luar biasa. Mereka berusaha menjauh dari lokasi. Berteriak dan menjerit sekuat-kuatnya.

Namun hal yang tak terduga terjadi. Ternyata makhluk-makhluk itu semakin banyak bermunculan dari bawah tanah. Baik yang muncul dari dalam tanah maupun yang berhasil mengejar hingga orang-orang itu tak berhasil menjauh dari tempat itu. Semua orang yang sedang lari tunggang langgang itu pun satu persatu terlahap habis.

Pesta babak kedua ternyata berlangsung lagi. Pemandangan mengerikan yang terjadi sebelumnya seakan diulang kembali. Satu persatu orang-orang tadi tak ada yang dapat lolos dari makhluk-makhluk ini.

Pesta bersantap daging manusia di gerimisnya pagi di Prapatan Jengkol.

***

Page 20: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

20

"Hahaha! Itu ternyata rencana si Kapten keparat itu! Aku terlalu cerdas untuk tidak mengetahui semua rencanamu hei Kapten dungu!”

Pemandangan yang ada di monitor Kapten Adit Bujbunen Al Buse ternyata juga tampil di layar monitor Jenderal Troj. Sepertinya dia tertawa puas telah mengetahui rencana dan strategi Kapten Adit Bujbunen Al Buse yang akan mendirikan benteng pertahanan dan peralatan perangnya di Prapatan Jengkol untuk menyerangnya.

“Hey Kapten keparat. Dari dulu kau sepertinya tak pernah belajar dari pengalaman untuk sadar siapa yang sebenarnya lebih jenius di antara koloni-koloni kita. Kini akan aku tunjukkan padamu bahwa kejayaan bangsa Nesoi sebentar lagi akan tiba. Bangsa Nesoi lah yang akan memegang kekuasaan penuh atas setiap jengkal tanah di bumi ini. Dan peradaban baru yang abadi pun akan dimulai. Hahahaha!”

Jenderal Troj tampak menekan-nekan tombol yang ada di layar monitornya. Lalu ia menuju ke sejenis microphone yang ada di meja pemantaunya.

“Segera menuju ke zona bernama Prapatan Jengkol! Lalu habisi mereka semua dengan JhCag433!”

***

Page 21: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

21

Tampak langit di atas kelurahan Dukuh yang mendung kini dipenuhi oleh kilatan bulatan-bulatan perak. Bulatan-bulatan perak ini beterbangan dan bergerak mendekati

daerah Prapatan Jengkol. Setelah sampai mereka berkumpul dan terbang diam tanpa bergerak di atas daerah ini.

Makhluk-makhluk yang sedang berpesta sedari tadi di atas jalan Prapatan Jengkol inipun langsung menghentikan kegiatannya. Mereka memandangi benda-benda bulat berkilat yang berkumpul di atas mereka. Sepertinya sedikit kebingungan. Semuanya memandang ke arah langit.

Benda-benda bulat yang tadi terbang diam berkumpul itupun bergerak berpencar. Mereka membentuk formasi lingkaran. Berputar. Mengelilingi zona Prapatan Jengkol di bawahnya.

Gerakan-gerakan yang membuat makhluk-makhluk ini semakin kebingungan.

Makluk-makhluk inipun saling berdesis. Desis-desis yang sepertinya bernada frustrasi dan marah.

Benda-benda bulat itu tampak membuka sebuah katup dari badannya. Lalu mengeluarkan semacam selongsong, mengarah ke bawah.

Page 22: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

22

Tiba-tiba, dari selongsong itu keluarlah gelombang yang begitu cepatnya menghujam semua benda yang ada di bawahnya. Gelombang yang sama sekali tak mengeluarkan bunyi. Gelombang JhCag433! Senjata prototip terbaru yang akhirnya langsung diujicobakan oleh Jenderal Troj di atas Prapatan Jengkol ini.

Satu persatu semua yang ada di atas jalan Prapatan Jengkol ini berubah menjadi abu setelah terhujam gelombang-gelombang yang dikeluarkan benda-benda bulat berkilat itu. Makhluk-makhluk tadi, motor, mobil, Awi, seorang bapak pamong praja yang sedang dikejar-kejar salah satu dari makhluk itu, rumah-rumah di sekitar sampai tiang listrik bertuliskan tanda kasih Parti si mbak-mbak penunggu toko selular milik Pak Markun dengan Hamdan, tukang ojek yang memang biasa mangkal di Prapatan Jengkol ini pun ikut tamat menjadi abu.

Hingga akhirnya semuanya rata dengan tanah. Yang bersisa hanya onggokan abu yang akhirnya basah diterpa gerimis yang belum juga berhenti sedari tadi.

Lalu benda-benda bulat berkilat itupun terbang menjauh. Menuju markas Jenderal Troj di dalam awan mendung yang berjalan.

***

Page 23: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

23

Setengah jam telah berlalu. Gerimis pun akhirnya mereda. Langit kembali cerah. Namun tak ada lagi tanda-tanda kehidupan terlihat di atas Prapatan Jengkol. Kini tempat

ini menjadi tempat yang ditimpa kesunyian teramat mengerikan.

Namun sesayup terdengar suara dari kejauhan. Sayup suara roda becak. Lama-lama mendekat.

Tampak di dalam becak itu seorang nenek dan sekarung beras di sampingnya. Di belakangnya terlihat seorang sopir becak berumur separuh baya. Dia memakai sebuah topi pramuka. Di kaosnya tertulis tulisan “Woles, Bro” . Berwarna merah dengan font Comic Sans berjenis italic.

Mpok Musen, nama si nenek. Dia adalah pemilik warung beras kebanggaan warga se Kelurahan Dukuh. Warungnya persis di pojokan Prapatan Jengkol.

Mpok Musen memandangi pemandangan di depannya. Tentunya tidak lupa membayar ongkos becak terlebih dahulu. Sang sopir becak terlihat senang. Ada kilau emas di sela-sela gigi putih yang terbuka di sungging senyumnya. Sepertinya ongkosnya sedikit berlebih. Atau ada surat cinta terselip. Misterius.

Sambil terdiam, Mpok Musen memandangi tempat yang sebelumnya adalah warung sekaligus tempat tinggalnya.

Page 24: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Kapten Adit Bujbunen Al Buse Kontra Jenderal Troj

24

Mpok Musen bergeming.

Matanya nanar.Giginya bergemeletak.

Tinjunya dihujamkan ke angkasa!

Pandangannya dipenuhi kebencian

dan dendam

yang takkan pernah pudar sampai akhir hayatnya nanti.

*******

Page 25: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Biografi MusisiYang Difiksikan

dalam Penokohan Cerita ini

Page 26: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Adit Bujbunen Al Buse

Musisi electronic/experimental dari Indonesia. Karya-karyanya bisa dinikmati di:

http://www.myspace.com/aditbujbunenalbusehttp://www.myspace.com/karbalabukanfatamorgana

http://www.myspace.com/merekadidalamsanahttp://soundcloud.com/bujubunengalabuset

Facebook:http://facebook.com/aditbujubunengalabuset

Facebook Fan Page:adit bujbunen albuse

Page 27: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol

Troj

Musisi harshambient/noise pala/drone/circuit bend/experimental dari Singapore.

Karya-karyanya bisa dinikmati di:

http://soundcloud.com/trojhttp://soultrojan.blogspot.com/

http://troj.bandcamp.comhttp://soundcloud.com/circuitrip

Facebook:http://facebook.com/man.troj

Facebook Fan Page:troj

Page 28: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol
Page 29: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol
Page 30: Prahara Berdarah di Prapatan Jengkol