ppt ade, fadhdhal, pritta, yohana

28
KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

Upload: reni-purnamasari

Post on 01-Oct-2015

250 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KBS

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Konstruksi)KONSTRUKSI

Bangunanadalah struktur buatan manusia yang terdiri atasdindingdanatapyang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut denganrumahdan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atauinfrastrukturdalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan)

SIPILSIPILSIPILSIPILSIPILTEKNIK SIPILMenurut KBBI : Sipil yaitu berkenaan dengan penduduk atau rakyat

Teknik sipiladalah salah satu cabang ilmuteknikyang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanyagedungdaninfrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.

(Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_sipil)

Konstruksi Bangunan Sipil berarti suatu cara atau teknik membuat, mendirikan membangun, dan mendesain ulang bangunan agar memenuhi syarat kuat, awet, indah,ekonomis dan dapat digunakan oleh semua orang.(Sumber: http://bloginfotekniksipil.blogspot.com/2013/05/pengertian-konstruksibangunan.html)

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPILJenis Konstruksi Bangunan Sipil

BandaraUnderpassSaluran IrigasiTunnelSaluran DrainaseJembatanFly OverJalanBendunganRel dan Stasiun Kereta ApiDermaga PelabuhanTerminal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG(Sumber : http://www.hukumonline.com/pusatdata/download/fl19968/node/12622 )Hukum yang mengatur tentang Bangunan GedungKonstruksi Stasiun Kereta Api

Definisi stasiun kereta api Stasiun kereta api adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Stasiun kereta api diperlukan sebagai pemberhentian dan pemberangkatan kereta api. Stasiun kereta api diperlukan sebagai saran pemberhentian transportasi.(http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_kereta_api)(http://e-journal.uajy.ac.id/2583/3/2TS12308.pdf)Persyaratan Teknis Stasiun Kereta ApiStasiun Kereta Api Menurut Jenisnya Terdiri Atas :Stasiun penumpang : yaitu stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumpang.Stasiun barang : yaitu stasiun kereta api untuk keperluan bongkar muat barang.Stasiun operasi : yaitu stasiun kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api.Stasiun Kereta Api Terdiri Atas : Emplasemen stasiun : yang terdiri atas jalan rel, fasilitas pengoperasian kereta api, dan drainaseBangunan stasiun : yang terdiri atas gedung, instalasi pendukung, dan peron.Persyaratan teknis bangunan stasiun kereta api :Gedung stasiun kereta api : yang terdiri atas gedung untuk kegiatan pokok, gedung untuk kegiatan penunjang, dan gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus.Instalasi pendukung : yang terdiri atas instalasi listrik, instalasi air, dan pemadam kebakaran.Peron : yang terdiri atas peron tinggi, peron sedang, dan peron sedang.Persyaratan teknis kereta api yaitu menjamin konstruksi, material, desain, ukuran, dan kapasitas bangunan sesuai dengan standar kelayakan, keselamatan, dan keamanan serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat berfungsi secara handal dalam kurun waktu sesuai umur teknis bangunan.

(http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2011/pm._no._29_tahun_2011.pdf)

Komponen Stasiun Kereta ApiGedung stasiun kereta api, yang terdiri atas : hall, perkantoran kegiatan stasiun,loket karcis, ruang tunggu, ruang informasi, ruang fasilitas umum, ruang fasilitas keselamatan, ruang fasilitas keamanan, ruang fasilitas penyandang cacat dan lansia,ruang fasilitas kesehatan.Gedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api, yang terdiri atas : pertokoan, restoran, perkantoran, perparkiran, perhotelan, ruang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta api.Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api, yang terdiri atas: ruang tunggu penumpang, bongkar muat barang, pergudangan, parker kendaraan, penitipan barang, ruang atm, dan ruang lainnya yang menunjang baik secara langsung maupun tidak langsung kegiatan stasiun kerta api.Peron stasiun merupakan bagian daristasiun kereta api. Bentuk dasar dari peron terdiri dari sebuah daerah pelataran yang biasanya menghasilkan perbedaan yang besar cukup tinggi antara peron dan lantaikereta/jalan rel.Jenis Konstruksi Stasiun Kereta Api(https://hendriyana90.wordpress.com/stasiun-kereta-api/)

Gedung pada bangunan stasiun menurut kegiatannya terdiri atas:Gedung untuk kegiatan pokok; gedung untuk kegiatan merupakan tempat yang digunakan untuk:Pengaturan perjalanan kereta api; pelayanan kepada pengguna jasa kereta api; keamanan dan ketertiban; dan kebersihan lingkunganGedung untuk kegiatan penunjang; merupakan tempat kegiatan untuk mendukung penyelenggaraan perkeretaapian.Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus merupakan tempat kegiatan yang menyediakan jasa pelayanan khusus.Instalasi pendukung pada bangunan stasiun :instalasilistrik;instalasi air;pemadam kebakaranPeron pada bangunan terdiri atas :peron tinggi;peron sedang;peron rendahSyarat Teknis Tiap Komponen Sesuai Jenis Konstruksi Stasiun Kereta Api

Gedung untuk kegiatan pokok, yang terdiri atas:Hall;Perkantoran kegiatan stasiun;Loket karcis;Ruang tunggu;Ruang informasi;Ruang fasilitas umumRuang fasilitas keselamatan;Ruang fasilitas keamananRuang fasilitas penyandang cacat dan lansia;Ruang fasilitas kesehatanGedung untuk kegiatan penunjang stasiun kereta api yang terdiri atas:Pertokoan;Restoran;Perkantoran;Perparkiran;Perhotelan; danRuang lain yang menunjang langsung kegiatan stasiun kereta api.Gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api, yang terdiri atas:Ruang tunggu penumpang;Bongkar muat barang;Pergudangan;Parkir kendaraan; Penitipan barang;Ruang atm;Ruang lain yang menunjang baik secara langsung maupun tidak langsung kegiatan stasiun kereta api

Gedung Kegiatan PokokLokasi sesuai dengan pola operasi perjalanan kereta api.Menunjang operasional system perkeretaapian.Tata letak ruang sesuai dengan alur proses kedatangan dan keberangkatan penumpang kereta api serta tidak mengganggu pengaturan perjalanan kereta api.Tidak mengganggu Iingkungan.Terjamin keselamatan dan keamanan operasi kereta api.2. Gedung Kegiatan Penunjang Stasiun Kereta Api dan Gedung Jasa Pelayanan Khusus di Stasiun Kereta ApiLokasi sesuai dengan pola operasi stasiun kereta api.Tata letak ruang tidak menggangu alur proses kedatangan dan keberangkatan penumpang kereta api dan pengaturan perjalanan kereta api.Menunjang kegiatan stasiun kereta api dalam rangka pelayanan pengguna jasa stasiun.Terjamin keselamatan dan keamanan operasi kereta apiPersyaratan PenempatanA. Tinggi1.Peron tinggi, tinggiperon 1000 mm, diukur dari kepala rei;2. Peron sedang, tinggi peron 430 mm,diukur dari kepala rei;3. Peron rendah, tinggi peron 180 mm, diukur dari kepalareI.B. Jarak Tepi Peron Ke As Jalan Rei1. Peron tinggi, 1600 mm (untuk jalan rellurusan) dan 1650 mm (untuk jalan rei lengkungan);2. Peron sedang, 1350mm;dan3. Peron rendah, 1200mm.

C. PAnjang Peron Sesuai Dengan Rangkaian Terpanjang Kereta Api Penumpang Yang Beroperasi (http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2011/pm._no._29_tahun_2011.pdf)Persyaratan Teknis Peron

Konstruksi Bangunan Terminal Bus

Terminal busadalah sebuah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkanpenumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraanumum.Terminal bus antar moda transportasi yang cukup besar terdapat di Pelabuhan Penyebrangan Merak, dimana terjadi pemaduan antara angkutan penyeberangan dengan angkutankereta apidan angkutanbus.Definisi Dan Mengapa Diperlukan Terminal Bus(http://id.wikipedia.org/wiki/Terminal_bus)

Persyaratan Teknis berdasarkan Akses menuju TerminalAkses jalan masuk dari jalan umum ke terminal untuk terminal penumpang tipe A di pulau Jawa minimal 100m dan di pulau lainnya minimal 50m;Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal untuk terminal penumpang tipe A di pulau Jawa minimal 50m dan di pulau lainnya minimal 30m;Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal untuk terminal penumpang tipe C sesuai dengan kebutuhan.Persyaratan Teknis berdasarkan Lokasi TerminalRencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan;Rencana umum tata ruang;Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda;Kondisi topografi dari lokasi terminal;Kelestarian lingkungan.Persyaratan Teknis Terminal BusKomponen Utama Terminal Bus terdiri dari:Jalur pemberangkatan kendaraan umumJalur kedatangan kendaraan umumTempat tunggu kendaraan umumTempat istirahat sementara kendaraan umumBangunan kantor terminal umumTempat tunggu penumpang/pengantar, menara pengawas, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi yang memuar petunjuk jurusan, tariff, dan jadwal perjalanan.Kamar kecil/toiletMushollaKios/kantinRuang pengobatan, ruang informasi, dan telepon umumTempat penitipan barangKomponen Penunjang Terminal Bus terdiri dari:Naik turun penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran sirkulasi bus dan dengan memperhatikan keamanan penumpang;Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan yang nyaman dan akrabKomponen Terminal Bus

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi:Terminal Penumpang Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota, dan angkutan pendesaan.Terminal Penumpang Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota dan atau angkutan pedesaan.Terminal Penumpang Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.Jenis Konstruksi Terminal Bus2. Pembangunan Konstruksi terminal dilengkapi dengan:Rancang bangun terminalAnalisis dampak lalu lintasAnalisis mengenai dampak lingkunganKegiatan perencanaan konstruksi terminal meliputi:Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusanPenataan fasilitas penumpangPenataan fasilitas penunjang terminalPenataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminalPenyajian daftar rute perjalanan dan tariff angkutanPenyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasanPengaturan jadwal petugas di terminal\Evaluasi sistem pengoperasian terminaSyarat Teknis untuk Terminal Tipe A terdiri dari:Terletak di Ibukota Provinsi, Kotamadya atau Kabupaten dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi dan atau angkutan lintas batas NegaraTerletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya IIIAJarak antara dua terminal penumpang Tipe A sekurang-kurangnya 20km di pulau Jawa, 30km di pulau Sumatera, dan 50km di pulau lainnya. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya.Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke terminal atau dari terminal, sekurang-kurangnya berjarak 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter di pulau lainnya.Syarat Teknis Tiap Komponen Sesuai Jenis Konstruksi Terminal Bus

Syarat Teknis untuk Terminal Tipe C terdiri dari:Terletak di dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan. Terletak di jalan kolektor atau local dengan kelas jalan paling tinggi IIIA. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke terminal atau dari terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.Syarat Teknis untuk Terminal Tipe B terdiri dari:Terletak di Kotamadya atau Kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan kota dalam provinsi.Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIBJarak antara dua terminal penumpang Tipe B atau dengan terminal Tipe A sekurang-kurangnya 15 km di pulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha di pulau lainnya.Mempunyai jalan akses masuk atau kalan keluar ke terminal atau dari terminal, sekurang-kurangnya berjarak 50 meter di pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.