policystic ovary syndrom

23
SINDROM OVARIUM POLIKISTIK (POLYCYSTIC OVARY SYNDROME) I. PENDAHULUAN Sindrom ovarium polikistik (PCOS) dikenal juga dengan nama Stein- Leventhal Syndrome, merupakan kelainan kompleks endokrin dan metabolik yang ditandai dengan adanya anovulasi kronik dan atau hiperandrogenisme yang diakibatkan oleh kelainan dari fungsi ovarium dan bukan oleh sebab lain. Sindrom ovarium polikistik dapat menyebabkan manifestasi klinis, seperti pembesaran ovarium polikistik, amenorea sekunder atau oligomenorea dan infertilitas. Selain itu, PCOS juga disertai oleh perubahan metabolik berupa gangguan toleransi glukosa, hiperinsulinemia dan resistensi insulin. 1,2 Pada tahun 1935, Stein dan Leventhal menggambarkan adanya penderita amenorea dan infertil dan disertai dengan pembesaran ovarium berikut sejumlah kista kecil di dalamnya. Pada awal tahun 1980-an, beberapa kasus seperti itu diketahui memiliki kaitan dengan hiperinsulinemia dan gangguan toleransi glukosa. 3,4 Sindrom ini merupakan kelainan endokrin utama pada wanita usia reproduksi dan diperkirakan mengenai 5- 10% populasi. Diperkirakan 5 juta wanita di Amerika mengidap sindrom ini. Gejala sindrom ini begitu tersembunyi bahkan cenderung diabaikan oleh banyak 1

Upload: lala

Post on 06-Feb-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan kasus pcos

TRANSCRIPT

Page 1: Policystic ovary syndrom

SINDROM OVARIUM POLIKISTIK

(POLYCYSTIC OVARY SYNDROME)

I. PENDAHULUAN

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) dikenal juga dengan nama Stein-

Leventhal Syndrome, merupakan kelainan kompleks endokrin dan metabolik yang

ditandai dengan adanya anovulasi kronik dan atau hiperandrogenisme yang

diakibatkan oleh kelainan dari fungsi ovarium dan bukan oleh sebab lain. Sindrom

ovarium polikistik dapat menyebabkan manifestasi klinis, seperti pembesaran

ovarium polikistik, amenorea sekunder atau oligomenorea dan infertilitas. Selain

itu, PCOS juga disertai oleh perubahan metabolik berupa gangguan toleransi

glukosa, hiperinsulinemia dan resistensi insulin. 1,2

Pada tahun 1935, Stein dan Leventhal menggambarkan adanya penderita

amenorea dan infertil dan disertai dengan pembesaran ovarium berikut sejumlah

kista kecil di dalamnya. Pada awal tahun 1980-an, beberapa kasus seperti itu

diketahui memiliki kaitan dengan hiperinsulinemia dan gangguan toleransi

glukosa. 3,4

Sindrom ini merupakan kelainan endokrin utama pada wanita usia

reproduksi dan diperkirakan mengenai 5- 10% populasi. Diperkirakan 5 juta

wanita di Amerika mengidap sindrom ini. Gejala sindrom ini begitu tersembunyi

bahkan cenderung diabaikan oleh banyak wanita sehingga banyak yang pada

akhirnya tidak terdiagnosis dan timbul sebagai infertilitas, kista ovarium yang

berulang, penyakit diabetes mellitus atau penyakit jantung kronik. Berkaitan

dengan penemuan tersebut, perhatian terhadap PCOS sekarang dipusatkan pada

masalah hiperandrogenisme, hiperinsulinemia, abnormalitas kadar lemak darah

dan obesitas yang memberikan dampak yang lebih luas terhadap kesehatan. 2,4

II. ANATOMI OVARIUM

Ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium.

Ovarium terletak pada bagian belakang ligamentum latum. Sebagian besar

1

Page 2: Policystic ovary syndrom

ovarium berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian

ovarium kecil berada di dalam ligamentum latum (hilus ovarii). Lipatan yang

menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium dinamakan

mesovarium. Mesovarium ini berfungsi sebagai penggantung ovarium. 5

Gambar 1. Anatomi ovarium.

Melalui hilus ovarii, pembuluh- pembuluh darah dan saraf masuk dan keluar

ovarium. Suplai darah ke ovarium melalui sepasang arteri ovarium yang berasal

dari aorta desendens. Drainase vena ovarium sinistra menuju ke vena renalis

sinistra, dan vena ovarium dekstra bermuara langsung ke dalam vena kava

inferior. 5

Persarafan kedua ovarium berjalan bersama pembuluh darah melalui

ligamentum suspensorium ovarii, memasuki ovarium melalui hilus ovarii.

Persarafan tersebut lewat plexus ovarium, plexus hipogastrik dan plexus aorta. 5

Ovarium terdiri atas dua bagian, bagian luar disebut korteks, dan bagian

dalam disebut medula. Korteks mengandung epitel germinal yang merupakan

selapis sel berbentuk kubus dan folikel- folikel primordial. Bagian medula terdiri

dari jaringan stroma dan hilus. 5

2

Page 3: Policystic ovary syndrom

Gambar 2. Bagian ovarium.

Sel- sel folikel terletak di jaringan ikat yang longgar di korteks ovarium dan

dapat dibagi menjadi dua tipe fungsional, yaitu nongrowing atau folikel

primordial dan growing. Bayi perempuan yang baru dilahirkan memiliki kurang

lebih 1.000.000 folikel primordial, saat menarche tinggal 400 ribu hingga pada

saat mencapai umur 45 tahun hanya tinggal sekitar 1.000 folikel, yang sampai

waktu pascamenopause praktis akan lenyap. Berdasarkan tahapan

pertumbuhannya, sel- sel folikel dibedakan atas folikel primer, folikel sekunder,

folikel tersier, folikel de Graaf, dan folikel atresia. 5-6

III. FUNGSI OVARIUM

Dalam endokrinologi reproduksi wanita, ovarium memiliki dua fungsi

utama, yaitu: 6,8

1. Fungsi proliferatif (generatif), yaitu sebagai sumber ovum selama masa

reproduksi. Di ovarium terjadi proses folikulogenesis, peristiwa ovulasi,

dan pembentukan korpus luteum.

2. Fungsi sekretorik (vegetatif), yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran

hormon steroid (estrogen, progesteron, dan androgen).

Ovarium membentuk hormon steroid estrogen, progesteron dan sedikit

androgen. Secara enzimatik sebenarnya tidak ada perbedaan antara ovarium

3

Page 4: Policystic ovary syndrom

dengan organ lainnya dalam hal pembentukan hormon steroid. Perbedaan

hanyalah bahwa ovarium berada di bawah kendali sistem hipotalamus-hipofisis.

Pembentukan androgen baru dianggap penting bilamana sel- sel penghasil

androgen menjadi patologis atau terjadinya gangguan enzimatik. 6,8

Berikut ini beberapa fungsi dari hormon steroid ovarium: 6,8

1. Estrogen

Estrogen alamiah yang terpenting adalah estradiol (E2), estron (E1), dan

estriol (E3). Secara biologis yang paling aktif adalah estradiol. Khasiat

biologis utama dari estrogen adalah adalah sebagai perangsang sintesis DNA

melalui RNA, pembentuk messenger RNA, sehingga terjadi peningkatan

sintesis protein.

Di endometrium, estradiol memicu proliferasi endometrium dan

memperkuat kontraksi otot uterus. Di ovarium, estradiol memicu sintesis

selain reseptor FSH di dalam sel- sel granula, juga reseptor LH di sel- sel

teka. Selain itu, estradiol juga mengatur kecepatan pengeluaran ovum dan

mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapat menembus

selubung ovum (proses kapasitasi).

2. Progesteron

Progesteron terutama dibentuk di dalam folikel dan plasenta. Selama fase

folikuler kadar progesteron plasma sekitar 1ng/ml; sedangkan fase luteal 10-

20 ng/ml. Progesteron mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan,

sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi. Semua

khasiat progesteron terjadi karena ada pengaruh estradiol sebelumnya, karena

estradiol mensintesis reseptor untuk progesteron.

Di endometrium, progesteron menyebabkan perubahan sekretorik.

Perubahan ini mencapai puncaknya pada hari ke-22 siklus haid normal.

Bilamana progesteron terlalu lama mempengaruhi endometrium, maka akan

terjadi degenerasi endometrium, sehingga tidak cocok lagi untuk menerima

nidasi.

3. Androgen

4

Page 5: Policystic ovary syndrom

Androgen adalah hormon steroid yang dihasilkan ovarium dalam jumlah

yang sedikit. Hormon ini dibentuk terutama di dalam sel- sel stroma.

Hormon ini berkhasiat mengacu pertumbuhan dan pembentukan sifat kelamin

laki- laki. Androgen yang terbentuk pada seorang wanita merupakan

pembakal untuk pembentukan estrogen.

IV. MEKANISME OVULASI

Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi harus ada kerjasama antara

korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula

suprarenalis, dan kelenjar- kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan

penting dalam proses tersebut adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan

ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarian axis). Hipotalamus menghasilkan

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang dapat merangsang pelepasan

Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari

hipofisis. 6,9

Mekanisme ovulasi dipengaruhi oleh perubahan kadar hormon yang

disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormon steroid dan

hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH,

sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik positif jika kadarnya

tinggi, dan umpan balik negatif jika kadarnya rendah. 6,9

Pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang karena pengaruh FSH

yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan karena regresi korpus luteum

sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi

estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH. Folikel yang akan berovulasi

melindungi dirinya sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel- folikel lain

mengalami atresia. Perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam

plasma jelas meninggi. Peningkatan sekresi estrogen ini memulai terjadinya

lonjakan LH (LH surge). Lonjakan LH pada pertengahan siklus ini,

mengakibatkan terjadinya ovulasi. 6,9

V. ETIOLOGI

5

Page 6: Policystic ovary syndrom

Penyebab PCOS tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan sangat

dipengaruhi oleh genetik dan faktor lingkungan. Beberapa bukti mengusulkan

bahwa pasien PCOS memiliki abnormalitas fungsi dari sitokrom P450c17, yang

merupakan enzim yang berperan dalam biosintesis androgen. Sitokrom P450c17

bekerja aktif di kelenjar adrenal dan ovarium, dan peningkatan aktivitas enzim ini

dapat menjelaskan tentang peningkatan produksi androgen pada kedua organ

tersebut pada PCOS. 4,10

Gambar 3. Gambaran ovarium yang polikistik.

Resistensi insulin dan hiperinsulinemia sering ditemukan pada penderita

PCOS, dan para peneliti percaya bahwa abnormalitas tersebut memiliki hubungan

dengan perkembangan penyakit PCOS. Telah diketahui sebelumnya, bahwa

ovarium pasien PCOS memproduksi androgen secara berlebihan. Produksi yang

berlebihan ini dapat disebabkan atau berhubungan dengan abnormalitas produksi

insulin. 1,4,11

Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa androgen dapat

menyebabkan hiperinsulinemia. Bagaimanapun kebanyakan penelitian lebih

menyokong bahwa sebenarnya hiperinsulinemialah yang merupakan faktor

utamanya. Hal ini dibuktikan dengan cara “mematikan ovarium” melalui

pemberian GnRH agonis, yang ternyata tidak mengubah insulinemia atau

resistensi insulin. Hal ini mengindikasikan bahwa aksi insulin mendahului

peningkatan kadar androgen. 1,2

VI. PATOFISIOLOGI

6

Page 7: Policystic ovary syndrom

Sindrom ovarium polikistik adalah suatu anovulasi kronik yang

menyebabkan infertilitas dan bersifat hiperandrogenik, dimana terjadi gangguan

hubungan umpan balik antara pusat hipotalamus-hipofisis dan ovarium sehingga

kadar estrogen selalu tinggi yang mengakibatkan tidak pernah terjadi kenaikan

kadar FSH yang cukup adekuat. Pada sindrom ovarium polikistik siklus ovulasi

tergangg karena adanya peningkatan aktivitas sitokrom p-450c17 (yang

merupakan enzim yang diperlukan untuk pembentukan androgen ovarium), dan

terjadi juga peningkatan kadar LH yang tinggi akibat sekresi GnRH yang

meningkat. Hal ini menyebabkan sekresi androgen dari ovarium bertambah karena

ovarium pada penderita sindrom ini lebih sensitif terhadap stimulasi gonadotropin.

Peningkatan produksi androgen menyebabkan terganggunya perkembangan

folikel sehingga tidak dapat memproduksi folikel yang matang. Hal ini

mengakibatkan berkurangnya estrogen yang dihasilkan oleh ovarium dan tidak

adanya lonjakan LH yang memicu terjadinya ovulasi. Selain itu adanya resistensi

insulin menyebabkan keadaan hiperinsulinemia yang mengarah pada keadaan

hiperandrogen, karena insulin merangsang sekresi androgen dan menghambat

sekresi SHBG hati sehingga androgen bebas meningkat. 1,2,10,11

VII. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang paling sering ditemukan adalah infertilitas, yang terjadi

pada 75% pasien dengan PCOS. Gejala klinis yang lain yaitu hirsutisme (70%),

gangguan menstruasi (amenorea 50%, perdarahan fungsional 30%, dan

dismenorea 25%), obesitas (40%), resistensi insulin, dan virilization. 1,4,10

Gambar 4. Hirsutisme.

7

Page 8: Policystic ovary syndrom

Infertilitas berkaitan dengan adanya anovulasi kronis. Kehamilan tidak

mungkin terjadi tanpa ovulasi. Infertilitas yang terjadi pada PCOS dapat primer

maupun sekunder. 1,4

Gejala hiperandrogenisme seperti timbulnya akne, hirsutisme, dan alopesia

(kerontokan rambut). Hirsutisme adalah keadaan pertumbuhan rambut yang

berlebihan pada daerah distribusi yang biasanya ditemukan pada pria.

Pertumbuhan rambut umumnya terlihat di atas bibir, di dagu, di sekitar puting,

dan di sekitar linea alba pada abdomen bagian bawah. Gejala lain

hiperandrogenisme yaitu virilization yang ditandai dengan suara parau, hipertrofi

otot, hipertrofi klitoris. 1,4

Pola menstruasi yang abnormal disebabkan karena anovulasi kronik.

Ketidakteraturan menstruasi sering dimulai pada fase menarche. Amenorea

sekunder dan/atau oligomenorea yang umumnya ditemukan. PCOS jarang

ditemukan sebagai penyebab amenorea primer. Perdarahan uterus fungsional

merupakan konsekuensi dari siklus menstruasi anovulatoar tersebut. 1

Obesitas ditemukan pada sebagian besar wanita dengan PCOS. Obesitas

memiliki hubungan yang signifikan dengan meningkatnya resiko hirsutisme,

gangguan siklus menstruasi dan peningkatan konsentrasi testosteron dalam serum.

Obesitas juga dikaitkan dengan peningkatan angka infertilitas dan gangguan

siklus menstruasi. Dua puluh enam persen pasien dengan infertilitas primer dan

14% pasien dengan infertilitas sekunder memiliki IMT >30 Kg/m2. 1,4

Banyak wanita dengan PCOS mengalami resistensi insulin dan peningkatan

kadar insulin dalam darah (biasanya GDP <30 mU/l). Kurang lebih 10% wanita

dengan PCOS menderita Diabetes Mellitus tipe 2, dan 30- 40% wanita dengan

PCOS mengalami gangguan toleransi glukosa pada usia sekitar 40 tahun. 1,2,4

Gejala klinis lain yang dapat ditemukan adalah sleep apnea, Achantosis

nigricans (kulit pasien tampak gelap dan berpigmen di daerah tengkuk, lipatan

kulit, buku jari, dan siku), dan sindrom metabolik (obesitas sentral, dislipidemia,

dan hipertensi). 1,4

VIII. PEMERIKSAAN FISIS

8

Page 9: Policystic ovary syndrom

Gejala hirsutisme dapat dinilai dengan menggunakan sistem skoring

standar modifikasi Ferriman-Gallwey. Penilaian 0-3 pada setiap area tubuh yang

dinilai. Area tubuh yang dinilai yaitu, di atas bibir, wajah, dagu, rahang dan leher,

punggung atas dan bawah, lengan, paha, dada, perut bagian atas dan bawah, serta

perineum (gambar 1). Skor 8 atau lebih dianggap abnormal untuk wanita dewasa

kulit putih.1,4

Gambar 1 - Sistem skoring standar modifikasi Ferriman-Gallwey

Obesitas pada wanita dengan PCOS dinilai dengan mengukur lingkar

perut. Dikatakan obesitas jika lingkar perut lebih dari 35 inci (> 88 cm). Pasien

dengan gejala sindrom metabolik dapat mengalami peningkatan tekanan darah

sistolik >130 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik >85 mmHg atau lebih.

Walaupun pembesaran ovarium tidak selalu ditemukan pada pasien PCOS, tetap

harus dilakukan pemeriksaan bimanual untuk melihat kemungkinan adanya

pembesaran ovarium. 1,4

IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG

9

Page 10: Policystic ovary syndrom

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada wanita dengan PCOS

adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengukur kadar hormon steroid dan

gonadotropin. Pemeriksaan kadar human chorionic gonadotropin (hCG) serum

perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan pada wanita

dengan oligomenorea atau amenorea. Perlu juga untuk melakukan pemeriksaan

untuk menilai aktivitas kelenjar yang lain untuk menyingkirkan kemungkinan

penyebab lain dari gejala pasien, seperti pemeriksaan TSH untuk menilai aktivitas

tiroid, pemeriksaan hormon adrenal DHEA-S (Dehiydroepiandrosteron Sulfat)

atau 17-hydroxyprogesteron karena gangguan kelenjar adrenal juga dapat

menimbulkan gejala seperti PCOS. Kadar androgen yang diperiksa adalah

testosteron, adrostenedion, testosteron bebas, dehidroepiandrosteron (DHEA) atau

dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS) atau dehidrotestosteron (DHT). 1,4

Cushing syndrome dapat disingkirkan dengan memeriksa sampel urin 24

jam untuk melihat kadar kortisol bebas dan kreatinin. Kadar insulin-like growth

factor (IGF)-1 dalam serum harus diperiksa untuk menyingkirkan diagnosa

akromegali. 2,4

Ovarium polikistik biasanya terdeteksi melalui USG atau bentuk pencitraan

pelvis yang lain, dengan perkiraan prevalensi pada populasi umum sekitar 20-

33%. Walaupun kriteria hasil USG belum sepenuhnya disetujui untuk diagnosis

PCOS, gambaran karakteristiknya dapat diterima jika terjadi peningkatan jumlah

folikel dan stroma bila dibandingkan dengan ovarium yang normal. Sonografi

transvaginal penting untuk mendeteksi gambaran karakteristik ovarium dan juga

untuk mengukur ketebalan endometrium (pengukuran hyperplasia). Untuk

kepentingan terapi, sampel endometrium selalu diindikasikan untuk

menyingkirkan adanya hyperplasia endometrium dan karsinoma endometrium. 1,4

10

Page 11: Policystic ovary syndrom

Gambar 5. Gambaran USG pada ovarium polikistik.

Bagi pasien dengan IMT >30 kg/m2 perlu untuk dilakukan pemeriksaan

TTGO dan GDP, karena resikonya yang tinggi untuk mengalami resistensi

insulin. Pemeriksaan penunjang laboratorium yang lain yang dapat dilakukan

adalah pemeriksaan profil lipid, fungsi hati, dan fungsi ginjal. 1,4

Pemeriksaan histologi jaringan ovarium dapat membantu untuk

menegakkan diagnosis. Dapat ditemukan perubahan gambaran histologik ovarium

seperti pembesaran, sklerotik, dan kista folikel yang multipel. Seorang wanita

didiagnosa ovarium polikistik jika terdapat 12 atau lebih folikel setidaknya pada

satu ovarium, diameter 2-9 mm, dan volume total ovarium > 10 cm3. 4

X. DIAGNOSIS BANDING

Setiap kondisi yang menyerupai PCOS harus disingkirkan sebelum

menegakkan diagnosis PCOS. Beberapa keadaan yang dapat dipertimbangkan

sebagai diagnosis banding PCOS adalah sebagai berikut: 4

Ovarian hyperthecosis

Congenital adrenal hyperplasia (late-onset)

Pengaruh obat- obatan (mis: danazol, androgenic progestins)

11

Page 12: Policystic ovary syndrom

Cushing syndrome (kadar K+ rendah, striae, obesitas sentral, kadar

kortisol meningkat, androgen meningkat pada adrenal carcinoma)

Hyperprolactinemia

XI. DIAGNOSIS

Diagnosis PCOS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis, ultrasonografis dan

laboratoris. Kriteria klinis meliputi hirsutisme, obesitas, akne, oligomenorea atau

amenorea, perdarahan uterus disfungsional dan infertilitas. Kriteria

ultrasonografis ditemukan sebanyak 75% dari keseluruhan penderita PCOS.

Kriteria laboratorium adalah dengan pemeriksaan kadar hormon reproduksi dan

insulin. Kadar hormon yang terpenting adalah androgen, insulin, LH/FSH. 1,4

Menurut Konsensus Diagnostik Konferensi National Institute of Health

(NIH) di Amerika Serikat, adalah sebagai berikut: 4,12

a. Gambaran ovarium polikistik tidak harus ada.

b. Kriteria mayor: anovulasi kronis dan hiperandrogenemia.

c. Kriteria minor: adanya resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, rasio LH/FSH

>2,5 dan gambaran ovarium polikistik pada USG.

Pada tahun 2003, The European Society for Human Reproduction and

Embryology (ESHRE) dan The American Society for Reproductive Medicine

(ASRM) merekomendasikan minimal 2 dari 3 gambaran berikut memenuhi untuk

diagnosis PCOS: 4,12

a. Oligo-ovulasi atau anovulasi yang bermanifestasi pada adanya oligomenorea

atau amenorea

b. Hiperandrogenisme atau hiperandrogenemia

c. Polikistik ovarium (ditemukan melalui pemeriksaan ultrasonografi)

Diagnosis PCOS ditegakkan dengan menyingkirkan semua penyakit yang

dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur dan hiperandrogenisme, seperti

tumor adrenal atau tumor ovarium. Pemeriksaan biokimia dan pencitraan harus

dilakukan untuk menyingkirkan penyakit lain yang mungkin dan untuk

memastikan diagnosis. 1,4

XII. PENATALAKSANAAN

12

Page 13: Policystic ovary syndrom

Secara umum tujuan terapi pada pasien sindrom ovarium polikistik adalah

mengurangi produksi dan kadar androgen dalam sirkulasi darah, melindungi

endometrium dari efek unopposed estrogen, perubahan gaya hidup untuk

menurunkan berat badan, menghindari efek hiperinsulinemia terhadap risiko

penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus, induksi ovulasi untuk mendapatkan

kehamilan. 1,4

Olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, serta menghentikan

kebiasaan merokok dan mengendalikan berat badan merupakan kunci utama

pengobatan PCOS. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan

obat untuk menyeimbangkan hormon. Tidak terdapat pengobatan definitif untuk

PCOS, namun pengendalian penyakit dapat menurunkan resiko infertilitas,

abortus, diabetes, penyakit jantung dan karsinoma uterus. 1,4

Terapi Non Medikamentosa

Pada wanita yang gemuk pengobatan terbaik adalah dengan menurunkan berat

badan. Dengan cara yang sederhana ini kadang-kadang ovulasi dapat terjadi

secara spontan. Sangat tidak dibenarkan menggunakan obat-obat diet/pelangsing

untuk menurunkan berat badan, karena obat-obat tersebut dapat mengganggu

fungsi ovarium dan memicu pengeluaran prolaktin dalam jumlah besar. 11

Terapi Medikamentosa 1,4

Pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin digunakan pada

penderita dengan haid tidak teratur atau amenorea. Terapi ini membantu

mengatasi jerawat, pertumbuhan rambut berlebihan dan kerontokan rambut.

Progestin diperlukan agar terjadi pertumbuhan dan pengelupasan

endometrium secara teratur seperti yang terjadi pada haid. Pengelupasan

endometrium yang terjadi setiap bulan dapat mencegah karsinoma uterus.

Progestin sintetis. Bila penderita tidak dapat menggunakan hormon estrogen

maka penggunaan progestin yang dapat digunakan adalah yang tidak

meningkatkan kadar androgen dan baik untuk penderita PCOS yaitu :

norgestimate, desogestrel dan drospirenon. Efek samping yang mungkin

terjadi : nyeri kepala, retensi air dan perubahan emosi.

13

Page 14: Policystic ovary syndrom

Diuretik. Spironolaktone yang dapat menurunkan androgen diberikan

bersama dengan pil kontrasepsi kombinasi. Terapi ini dapat mengatasi

kerontokan rambut, pertumbuhan jerawat dan rambut abnormal (hirsutisme).

Cyproterone acetate merupakan preparat yang paling sering digunakan di

Eropa untuk menurunkan kadar androgen dan jika dikombinasi dengan etinil

estradiol menjadi obat kontrasepsi yang dapat digunakan pada penderita

sindrom ovarium polikistik yang tidak menginginkan kehamilan.

Metformin. Obat diabetes ini digunakan untuk mengendalikan insulin, gula

darah dan androgen. Obat ini menurunkan resiko diabetes dan penyakit

jantung serta memulihkan siklus haid dan fertilitas. Metformin dapat

memperbaiki derajat fertilitas, menurunkan kejadian abortus, dan diabetes

gestasional serta mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang.

Klomifen sitrat dan injeksi gonadotropin (LH dan FSH). Klomifen sitrat

dapat diberikan bersama dengan metformin bila metformin dapat memicu

terjadinya ovulasi. Kombinasi kedua jenis obat ini akan memperbaiki kerja

dari klomifen sitrat.

Eflomithine adalah krim yang dapat menghambat pertumbuhan rambut dan

hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

Terapi Pembedahan

Terapi pembedahan kadang-kadang dilakukan pada kasus infertilitas akibat

PCOS yang tidak segera mengalami ovulasi setelah pemberian terapi

medikamentosa. Melalui pembedahan, fungsi ovarium di pulihkan dengan

mengangkat sejumlah kista kecil. 1,4

XIII. KOMPLIKASI

Kelainan utama sindrom ovarium polikistik adalah tidak beresponsnya

tubuh terhadap kadar insulin yang normal. Resistensi insulin ini mengakibatkan

pankreas bekerja lebih keras menghasilkan insulin sehingga kadar insulin dalam

darah begitu tinggi sementara kadar gula yang tidak terolah pun meningkat.

Beberapa penelitian menyimpulkan gangguan metabolisme insulin inilah yang

14

Page 15: Policystic ovary syndrom

mengakibatkan wanita penderita sindrom ovarium polikistik terancam mengalami

penyakit diabetes mellitus tiga kali lebih besar daripada wanita normal. 1,4

Paparan kronik uterus terhadap estrogen bebas dapat menyebabkan

hyperplasia dan karsinoma endometrium. Pasien yang sedang hamil dan mengidap

PCOS, resiko untuk mengalami aborsi spontan meningkat. 1,4

XIV. PENUTUP

Sindrom ovarium polikistik merupakan kelainan endokrin utama pada

wanita usia reproduksi dengan karakteristik adanya anovulasi kronis dan

hiperandrogenisme yang dapat menyebabkan manifestasi klinis, seperti

pembesaran ovarium polikistik, amenorea sekunder atau oligomenorea, dan

infertilitas. Selain itu, PCOS juga disertai oleh perubahan metabolik berupa

gangguan toleransi glukosa, hiperinsulinemia dan resistensi insulin. 1,4,11

Olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, serta menghentikan

kebiasaan merokok dan mengendalikan berat badan merupakan kunci utama

pengobatan PCOS. Alternatif pengobatan lainnya adalah dengan menggunakan

obat untuk menyeimbangkan hormon. Dan jika diperlukan dapat dilakukan terapi

pembedahan. 1,4,11

15