pola masuk islam ddi asia tengara

29
1 POLA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI ASIA TENGGARA Oleh : Maryatin A. Pendahuluan Sejarah Asia Tenggara telah dimulai sejak zaman prasejarah. Masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara, di kemudian hari berkembang menjadi beragam budaya dan bangsa yang berbeda-beda dan spesifik, dengan pengaruh dari budaya India dan budaya Tiongkok. Pada masa pra dan pasca kolonialisme, budaya Arab dan budaya Eropa juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Asia Tenggara pada umumnya. Sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara sampai saat ini merupakan polemik panjang yang menimbulkan pro dan kontra antara sejarawan, agamawan, arkeolog, dan intelektual. Namun, yang menjadi referensi umum, masuknya Islam di Asia Tenggara adalah melalui proses perdagangan internasional yang berpusat di Selat Malaka melalui para pedagang muslim Persia dan Arab. Tercatat pada abad VII dan VIII, banyak pedagang muslim Persia dan Arab yang turut berlayar dan berdagang di Selat Malaka. Sebab, Selat Melaka menjadi tempat strategis untuk menghubungkan antara Asia Timur Jauh, Asia Tenggara, dan Asia Barat. Melalui jalur perdagangan ini kemudian para muslim Persia dan Arab mulai mensyiarkan Islam di Asia Tenggara. Bahkan penyebaran Islam mulai merebah di daerah bagian Timur Asia, yaitu negeri China. Pada abad XII, posisi Islam sudah mulai mendapatkan banyak pengikut. Bahkan pada saat itu sudah terdapat komunitas muslim yang mayoritas adalah pedagang. Bisa dikatakan, Islam pada masa ini

Upload: napie-husin

Post on 25-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

zsx

TRANSCRIPT

Page 1: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

1

POLA MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI ASIA TENGGARA

Oleh : Maryatin

A. Pendahuluan

Sejarah Asia Tenggara telah dimulai sejak zaman prasejarah.

Masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara, di kemudian hari

berkembang menjadi beragam budaya dan bangsa yang berbeda-beda

dan spesifik, dengan pengaruh dari budaya India dan budaya Tiongkok.

Pada masa pra dan pasca kolonialisme, budaya Arab dan budaya Eropa

juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Asia Tenggara

pada umumnya.

Sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara sampai saat ini

merupakan polemik panjang yang menimbulkan pro dan kontra antara

sejarawan, agamawan, arkeolog, dan intelektual. Namun, yang

menjadi referensi umum, masuknya Islam di Asia Tenggara adalah

melalui proses perdagangan internasional yang berpusat di Selat

Malaka melalui para pedagang muslim Persia dan Arab.

Tercatat pada abad VII dan VIII, banyak pedagang muslim Persia

dan Arab yang turut berlayar dan berdagang di Selat Malaka. Sebab,

Selat Melaka menjadi tempat strategis untuk menghubungkan antara

Asia Timur Jauh, Asia Tenggara, dan Asia Barat. Melalui jalur

perdagangan ini kemudian para muslim Persia dan Arab mulai

mensyiarkan Islam di Asia Tenggara. Bahkan penyebaran Islam mulai

merebah di daerah bagian Timur Asia, yaitu negeri China.

Pada abad XII, posisi Islam sudah mulai mendapatkan banyak

pengikut. Bahkan pada saat itu sudah terdapat komunitas muslim yang

mayoritas adalah pedagang. Bisa dikatakan, Islam pada masa ini

Page 2: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

2

banyak melakukan penetrasi agama ke berbagai wilayah Asia.

Perkembangan pesat dapat dilihat pada abad XVI. Pada masa itu, Islam

mulai mendapatkan posisi strategis di Asia karena bertepatan dengan

munculnya kerajaan yang bercorak Islam. Di sinilah Islam mendapatkan

napas baru yang lebih segar (Saifullaah, hlm; 14).

Sesuai dengan perkembangannya, Islam kemudian berafiliasi

dari satu negara ke negara lain di Asia Tenggara. Dengan demikian,

Islam tidak hanya menjadi agama pedagang, tetapi agama yang mulai

dipeluk oleh masyarakat pada umumnya. Bahkan, Islam bisa dikatakan

sudah menjadi agama terbesar di Asia Tenggara dan Dunia.

Secara signifikan, Islam telah memberikan pandangan hidup

(way of life) baru bagi penduduk Asia Tenggara. Dikatakan demikian

karena penduduk yang pada mulanya tidak mempunyai embel-embel

agama, sejak datangnya Islam, mereka kemudian mempunyai agama

dan berketuhanan. Yang perlu diapresiasi adalah bahwa Islam datang

di Asia Tenggara tidak serta merta menghilangkan budaya atau

lokalitas penduduk. Islam justru menjadi bingkai dan turut mewarnai

jalannya tradisi penduduk.

Namun, proses masuknya Islam di negara-negara bagian Asia

Tenggara tidak sepenuhya sama. Semuanya memiliki karakteristik

masing-masing dan budaya yang sama sekali berbeda. Ada juga negara

yang sudah menggunakan tradisi Islam ala Persia dan Islam ala Arab. Di

Malaysia misalnya, ajaran Islam atau tradisi Islam Arab sudah mulai

merebah Malaysia. Bahkan, Malaysia merupakan salah satu negara di

Asia yang ajaran keislamannya hampir mirip dengan Islam Arab.

Hingga sekarang, napak tilas Islam yang paling besar di Asia

Tenggara adalah di dataran Indonesia. Bahkan, Indonesia bagi orang-

orang Barat sering dinamakan sebagai negara Islam terbesar di Asia,

Page 3: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

3

karena secara kuantitas telah menunjukkan bahwa jumlah umat

Islamnya menempati urutan pertama dari jumlah penduduk di Asia

Tenggara yang memeluk agama Islam.

Sejarah masuknya Islam di Asia Tenggara merupakan sejarah

panjang yang tidak mungkin dikupas semuanya pada makalah ini.

Membutuhkan waktu dan penelitian panjang untuk menuliskan sejarah

masuknya Islam di Asia tenggara. Adapun pada buku Sejarah dan

Kebudayaan di Asia Tenggara yang merupakan karya Saifullah,

memaparkan bahwa memang sangat tepat apabila buku ini dikatakan

sebagai pengantar untuk orang yang ingin mempelajari proses

masuknya Islam di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Setidaknya,

sedikit penggalan sejarah yang ditulis oleh Saifullah ini menjadi

stimulus bagi pembaca agar menelisik lebih jauh sejarah Islam di Asia

Tenggara.

Di tengah-tengah gemerlap dan hingar-bingar kehidupan

masyarakat Asia Tenggara, saya semakin merasa yakin bahwa dakwah

Islam tidak mengenal batas-batas geografis dan sekat-sekat

nasionalisme yang banyak didengungkan oleh para pemimpin di akhir

zaman ini. Dakwah Islam tak mengenal istilah lokal dan transnasional,

atau konvensional dan modern. Sesungguhnya, Islam adalah agama

yang peka jaman dan selalu rasional, dimana pun dan kapan pun

masanya.

Dalam makalah ini penulis akan mencoba membatasi tulisan

tentang pola masuknya Islam ke Asia Tenggara pada dua wilayah yaitu

Indonsia dan Thailand. Namun demikian dalam tulisan ini juga masih

banyak disinggung wilayah yang masuk dalam cakupan Asia Tenggara

karena memang tidak bisa lepas dari permasalahan yang ada.

Page 4: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

4

B. Masuknya Islam ke Indonesia

Islam adalah agama yang terbesar diamalkan di Asia Tenggara,

berbilangan sekitar 240 juta umat yang menterjemahkan ke sekitar

40% penduduk, dengan kebanyakannya di Brunei, Indonesia dan

Malaysia. Minoritas yang terpenting adalah terletak di negara-negara

Asia Tenggara lain. Kebanyakan umat Islam di Asia Tenggara belong to

the mazhab Sunah Waljamaah dan di dalamnya, sekolah Syafii pada

fiqh, atau hukum agama. Ia adalah agama resmi di Malaysia dan Brunei

sementara di Indonesia Islam adalah merupakan salah satu enam

agama resmi di Indonesia.

Kekuasaan dominan yang pertama kali muncul di kepulauan

adalah Sriwijaya di Sumatra. Dari abad ke-5 Masehi, Palembang

sebagai ibukota Sriwijaya menjadi pelabuhan besar dan berfungsi

sebagai pelabuhan persinggahan (entrepot) pada Jalur Rempah-

rempah (spice route) yang terjalin antara India dan Tiongkok.

Sriwijaya juga merupakan pusat pengaruh dan pendidikan agama

Buddha yang cukup berpengaruh. Kemajuan teknologi kelautan pada

abad ke-10 Masehi membuat pengaruh dan kemakmuran Sriwijaya

memudar. Kemajuan tersebut membuat para pedagang Tiongkok dan

India untuk dapat secara langsung mengirimkan barang-barang di

antara keduanya, serta membuat kerajaan Chola di India Selatan dapat

melakukan serangkaian penyerangan penghancuran terhadap daerah-

daerah kekuasaan Sriwijaya, yang mengakhiri fungsi Palembang

sebagai pelabuhan persinggahan.

Pulau Jawa kerap kali didominasi oleh beberapa kerajaan

agraris yang saling bersaing satu sama lain, termasuk di antaranya

kerajaan-kerajaan wangsa Syailendra, Mataram Kuno dan akhirnya

Majapahit. Namun Demikian kerajaan ini akhirnya tidak bisa bertahan

Page 5: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

5

karena adanya saling perebutan kekuasaan dan persaingan dalam

keluarga besar kerajaan. Pada akhirnya kemudian tergeser oleh pola

kebudayaan dan peradaban serta agama baru yakni agama Islam.

Walau demikian perkembangan ajarannya tidak murni karena

terpengaruh oleh budaya yang terdahulu ada.

Para pedagang Muslim mulai mengunjungi Asia Tenggara pada

abad ke-12 Masehi. Samudera Pasai adalah kerajaan Islam yang

pertama. Ketika itu, Sriwijaya telah diambang keruntuhan akibat

perselisihan internal. Kesultanan Malaka, yang didirikan oleh salah

seorang pangeran Sriwijaya, berkembang kekuasaannya dalam

perlindungan Tiongkok dan mengambil alih peranan Sriwijaya

sebelumnya. Agama Islam kemudian menyebar di seantero kepulauan

selama abad ke-13 dan abad ke-14 menggantikan agama Hindu,

dimana Malaka (yang para penguasanya telah beragama Islam)

berfungsi sebagai pusat penyebarannya di wilayah ini.

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau abad

ke tujuh sampai abad ke delapan masehi. Ini mungkin didasarkan

kepada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama

Fatimah binti Maimun dileran dekat Surabaya bertahun 475 H atau

1082 M. Sedang menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah

yang mengunjungi Samudera Pasai dalam perjalanannya ke negeri Cina

pada tahun 1345 M. Agama islam yang bermahzab Syafi’I telah mantap

disana selama se abad, oleh karena itu berdasarkan bukti ini abad ke

XIII di anggap sebagai awal masuknya agama Islam ke Indonesia.

Daerah yang pertama-pertama dikunjungi ialah :

1. Pesisir Utara pulau Sumatera, yaitu di peurlak Aceh Timur,

kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di

Samudera Pasai, Aceh Utara.

Page 6: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

6

2. Pesisir Utara pulau Jawa kemudian meluas ke Maluku yang selama

beberapa abad menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Maja

Pahit.

Pada permulaan abad ke XVII dengan masuk Islamnya penguasa

kerajaan Mataram, yaitu: Sultan Agung maka kemenangan agama Islam

hampir meliputi sebagian besar wilayah Indonesia. Terutama di pulau

jawa Islam setelah dikenal kemudian berkembang dengan pesatnya,

walau dengan pemahaman yang bercampur dengan ajaran kejawen.

Sejak pertengahan abad ke XIX agama Islam di Indonesia secara

bertahap mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang Singkretik (mistik).

Setelah banyak orang Indonesia yang mengadakan hubungan dengan

Mekkah dengan cara menunaikan ibadah haji, dan sebagiannya ada

yang bermukim bertahun-tahun lamanya. Sehingga hal-hal yang bersifat

budaya sedikit demi sedikit dapat ditinggalkan. Namun demikian masih

banyak pula umat Islam yang melaksanakan ajaran bercampur dengan

mistik, terutama bagi kalangan generasi tua yang tidak mengenyam

pendidikan.

Daerah yang sedikit sekali disentuh oleh kebudayaan Hindu-

Budha adalah daerah Aceh, Minangkabau di Sumatera Barat dan Banten

di Jawa. Agama Islam secara mendalam mempengaruhi kehidupan

agama, social, dan politik penganut-penganutnya sehingga di daerah-

daerah tersebut agama Islam itu telah menunjukkan dalam bentuk yang

lebih murni. Dikerajaan tersebut agama Islam tertanam kuat

sampai Indonesia merdeka. Salah satu buktinya yaitu banyaknya nama-

nama islam dan peninggalan-peninggalan yang bernilai keIslaman.

Pada kerajaan Banjar Islam masuk melalui raja Banjar.

Perkembangan Islam selanjutnya tidak begitu sulit, raja menunjukkan

fasilitas dan kemudahan lainnya yang hasilnya membawa kepada

Page 7: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

7

kehidupan masyarakat Banjar yang benar-benar bersendikan Islam.

Secara konkrit kehidupan keagamaan di kerajaan Banjar ini diwujudkan

dengan adanya Mufti dan Qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari

yang ahli dalam bidang Fiqih dan Tasawuf.

Islam di Jawa, pada masa pertumbuhannya diwarnai kebudayaan

jawa, ia banyak memberikan kelonggaran pada sistem kepercayaan

yang dianut agama Hindu-Budha. Hal ini memberikan kemudahan dalam

islamisasi atau paling tidak mengurangi kesulitan-kesulitan. Para wali

terutama Wali Songo sangatlah berjasa dalam pengembangan agama

Islam di pulau Jawa.

Menurut buku Babad Diponegoro yang dikutip Ruslan Abdulgani

dikabarkan bahwa Prabu Kertawijaya penguasa terakhir kerajaan

Majapahit, setelah mendengar penjelasan Sunan Ampel dan sunan Giri,

maksud agama Islam dan agama Budha itu sama, hanya cara

beribadahnya yang berbeda. Oleh karena itu ia tidak melarang

rakyatnya untuk memeluk agama baru itu (agama Islam), asalkan

dilakukan dengan kesadaran, keyakinan, dan tanpa paksaan atau pun

kekerasan.

C. Penjajahan di Wilayah Asia Tenggara

Bangsa Eropa pertama kali sampai di Asia Tenggara pada abad

keenam belas. Ketertarikan di bidang perdaganganlah yang umumnya

membawa bangsa Eropa ke Asia Tenggara, sementara para misionaris

turut serta dalam kapal-kapal dagang dengan harapan untuk

menyebarkan agama Kristen ke wilayah ini.

Portugis adalah kekuatan Eropa pertama yang membuka akses

jalur perdagangan yang sangat menguntungkan ke Asia Tenggara

tersebut, dengan cara menaklukkan Kesultanan Malaka pada tahun

Page 8: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

8

1511. Belanda dan Spanyol mengikutinya dan segera saja mengatasi

Portugis sebagai kekuatan-kekuatan European utama di wilayah Asia

Tenggara. Belanda mengambil-alih Malaka dari Portugis di tahun 1641,

sedangkan Spanyol mulai mengkolonisasi Filipina (sesuai nama raja

Phillip II dari Spanyol) sejak tahun 1560-an. Vereenigde Oostindische

Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur yang

bertindak atas nama Belanda, mendirikan kota Batavia (sekarang

Jakarta) sebagai pusat perdagangan dan ekspansi ke daerah-daerah

lainnya di pulau Jawa, serta wilayah sekitarnya.

Inggris yang diwakili oleh British East India Company, secara

relatif datang ke wilayah ini lebih kemudian. Diawali dengan Penang,

Inggris mulai memperluaskan kerajaan mereka di Asia Tenggara.

Mereka juga menguasai wilayah-wilayah Belanda selama Perang

Napoleon. Di tahun 1819, Stamford Raffles mendirikan Singapura

sebagai pusat perdagangan Inggris dalam rangka persaingan mereka

dengan Belanda. Meskipun demikian, persaingan tersebut mereda di

tahun 1824 ketika dikeluarkannya traktat Anglo-Dutch yang

memperjelas batas-batas kekuasaan mereka di Asia Tenggara. Sejak

tahun 1850-an dan seterusnya, mulailah terjadi peningkatan kecepatan

kolonisasi di Asia Tenggara.

Kejadian ini, yang disebut juga dengan nama Imperialisme Baru,

memperlihatkan terjadinya penaklukan atas hampir seluruh wilayah di

Asia Tenggara, yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan kolonial Eropa.

VOC dan East India Company masing-masing dibubarkan oleh

pemerintah Belanda dan pemerintah Inggris, yang kemudian

mengambil-alih secara langsung administrasi wilayah jajahan mereka.

Hanya Thailand saja yang terlepas dari pengalaman penjajahan asing,

Page 9: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

9

meskipun Thailand juga sangat terpengaruh oleh politik kekuasaan dari

kekuatan-kekuatan Barat yang ada.

Tahun 1913, Inggris telah berhasil menduduki Burma, Malaya

dan wilayah-wilayah Borneo, Perancis menguasai Indocina, Belanda

memerintah Hindia Belanda, Amerika Serikat mengambil Filipina dari

Spanyol, sementara Portugis masih berhasil memiliki Timor Timur.

Para pedagang barat yang datang ke Indonesia yang berbeda

watak dengan pedagang-pedagang Arab, Persia, dan India yang

beragama Islam, kaum pedagang barat yang beragama Kristen

melakukan misinya dengan kekerasan terutama dagang teknologi

persenjataan mereka yang lebih ungggul dari pada

persenjataan Indonesia. Tujuan mereka adalah untuk menaklukkan

kerajaan-kerajaan Islam di sepanjang pesisir Asia Tenggara. Pada

mulanya mereka datang misalnya ke Indonesia untuk menjalin

hubungan dagang, karena Indonesia kaya dengan rempah-rempah,

maka kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut.

Waktu itu kolonial belum berani mencampuri masalah Islam,

karena mereka belum mengetahui ajaran Islam dan bahasa Arab, juga

belum mengetahui sistem social Islam. Pada tahun 1808 pemerintah

Belanda mengeluarkan instruksi kepada para bupati agar urusan agama

tidak diganggu, dan pemuka-pemuka agama dibiarkan untuk

memutuskan perkara-perkara dibidang perkawinan dan kewarisan.

Tahun 1820 dibuatlah Statsblaad untuk mempertegaskan

instruksi ini. Dan pada tahun 1867 campur tangan mereka lebih tampak

lagi, dengan adanya instruksi kepada bupati dan wedana, untuk

mengawasi ulama-ulama agar tidak melakukan apapun yang

bertentangan dengan peraturan Gubernur Jendral. Lalu pada tahun

1882, mereka mengatur lembaga peradilan agama yang dibatasi hanya

Page 10: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

10

menangani perkara-perkara perkawinan, kewarisan, perwalian, dan

perwakafan.

Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi

menjadi penasehat urusan Pribumi dan Arab, pemerintahan Belanda

lebih berani membuat kebijaksanaan mengenai masalah Islam di

Indonesia, karena Snouck mempunyai pengalaman dalam penelitian

lapangan di negeri Arab, Jawa, dan Aceh. Lalu ia mengemukakan

gagasannya yang dikenal dengan politik Islamnya. Dengan politik itu, ia

membagi masalah Islam dalam tiga kategori :

1. Bidang agama murni atau ibadah;

Pemerintahan kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat

islam untuk melaksanakan agamanya sepanjang tidak mengganggu

kekuasaan pemerintah Belanda.

2. Bidang sosial kemasyarakatan;

Hukum islam baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan

dengan adat kebiasaan.

3. Bidang politik;

Orang islam dilarang membahas hukum islam, baik Al-Qur’an

maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik kenegaraan dan

ketata negaraan.

Penguasaan kolonial memberikan dampak yang nyata terhadap

Asia Tenggara. Kekuatan-kekuatan kolonial memang memperoleh

keuntungan yang besar dari sumber daya alam dan dan pasar Asia

Tenggara yang besar, akan tetapi mereka juga mengembangkan

wilayah ini dengan tingkat pengembangan yang berbeda-beda.

Perdagangan hasil pertanian, pertambangan, dan ekonomi berbasis

eksport berkembang dengan cepat dalam periode ini. Peningkatan

permintaan tenaga kerja menghasilkan imigrasi besar-besaran,

Page 11: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

11

terutama dari India dan Cina, sehingga terjadilah perubahan

demografis yang cukup besar. Munculnya lembaga-lembaga negara

bangsa modern seperti birokrasi pemerintahan, pengadilan, media

cetak, dan juga pendidikan modern (dalam lingkup yang terbatas},

turut menaburkan benih-benih kebangkitan gerakan-gerakan

nasionalisme di wilayah-wilayah jajahan tersebut.

D. Asia Tenggara pada masa kini

Asia Tenggara modern memiliki ciri-ciri pertumbuhan ekonomi

yang tinggi pada sebagian besar negara-negara anggotanya dan

semakin dekatnya integrasi regional. Singapura, Brunei, dan Malaysia

secara tradisional mengalami pertumbuhan yang tinggi dan pada

umumnya dianggap sebagai negara-negara yang lebih maju di wilayah

ini. Thailand, Indonesia dan Filipina dapat dianggap sebagai negara-

negara berpenghasilan menengah di Asia Tenggara, sementara Vietnam

pada beberapa waktu terakhir juga mengalami pertumbuhan ekonomi

yang pesat. Beberapa negara yang masih tertinggal pertumbuhannya

adalah Myanmar, Kamboja, Laos, dan Timor Timur yang baru merdeka.

Pada tanggal 8 Agustus 1967, Association of Southeast Asian

Nations (ASEAN) didirikan oleh Thailand, Indonesia, Malaysia,

Singapura, dan Filipina. Setelah diterimanya Kamboja ke dalam

kelompok ini pada tahun 1999, Timor Timur adalah satu-satunya

negara di Asia Tenggara yang bukan merupakan anggota ASEAN. Tujuan

ASEAN adalah untuk meningkatkan kerjasama antar komunitas Asia

Tenggara. ASEAN Free Trade Area (AFTA) telah didirikan untuk

mendorong peningkatan perdagangan antara anggota-anggota ASEAN.

ASEAN juga menjadi pendukung utama dalam terciptanya integrasi

yang lebih luas untuk wilayah Asia-Pasifik melalui East Asia Summit.

Page 12: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

12

E. Masuk dan Berkembangnya Islam di Thailand

Muslim di Thailand mempunyai sejarah tersendiri yang bisa

dibilang tragis dan berliku. Mulai dari abad ke-13 dimana Agama Islam

menapakkan kakinya di kerajaan Pattani dan kemudian menjadi

mayoritas di wilayah tersebut. Masyarakat muslim Thailand saat ini

telah menjadi bagian integral dari keseluruhan pemerintahan dan

komunitas Thailand dari beberapa abad yang lalu. Secara historis,

kultur dan ekonomi, masyarakat minoritas muslim di Thailand selatan

telah mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu.

Akan tetapi mereka tetap berusaha menjadi bagian komunitas yang

dipahami.

Hal itu berangkat dari background masyarakat muslim sendiri,

yaitu komunitas melayu Pattani yang dari awalnya berdiri sendiri dan

kemudian dikuasai oleh Siam atau Thailand. Dan saat ini, dimana

modernisme merambah semua negara dan Thailand menjadi negara

demokrasi, muslim Thailand mulai dipandang positif oleh komunitas

yang lainnya. Hal ini memunculkan era baru antara muslim-pemerintah

yang memberikan ruang lebih luas bagi umat muslim Thailand

merambah dunia politik dan ekonomi. Hal ini tampak dari

pertumbuhan masjid di Thailand yang berkembang pesat; Bangkok 159

masjid, Krabi 144 masjid, Narathiwat 447 masjid, Pattani 544 masjid,

Yala 308 masjid, Songkhla 204 masjid, Satun 147 masjid. Dan beberapa

masjid di berbagai kota di thailand. Biarpun begitu, minoritas muslim

Thailand masih jauh dari kelapangan dalam hidup. Karena mereka

tetap menjadi minoritas yang mendapatkan tekanan dan diskriminasi

yang tak henti henti.

Thailand dikenal sebagai sebuah negara yang pandai menjual

potensi pariwisata sekaligus sebagai salah satu negara agraris yang

Page 13: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

13

cukup maju di Asia Tenggara. Mayoritas penduduk Thailand adalah

bangsa Siam, Tionghoa dan sebagian kecil bangsa Melayu. Jumlah

kaum muslimin di Thailand memang tidak lebih dari 10% dari total 65

juta penduduk, namun Islam menjadi agama mayoritas kedua setelah

Buddha. Penduduk muslim Thailand sebagian besar berdomisili di

bagian selatan Thailand, seperti di propinsi Pha Nga, Songkhla,

Narathiwat dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari

Daulah Islamiyyah Pattani. Kultur melayu sangat terasa di daerah

selatan Thailand, khususnya daerah teluk Andaman dan beberapa

daerah yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Bahkan beberapa

nama daerah berasal dari bahasa Melayu, seperti Phuket yang berasal

dari kata “bukit” dan Trang yang berasal dari kata “terang”.

Islam masuk ke Thailand sejak pertengahan abad ke-19. Proses

masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam mengakui sisi

kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal oleh penduduk muslim

Thailand sebagai Pattani Darussalam). Pattani berasal dari kata Al

Fattani yang berarti kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah

banyak lahir ulama dan cendekiawan muslim terkenal. Berbagai

golongan masyarakat dari tanah Jawa banyak pula yang menjadi

pengajar Al Qur’an dan kitab-kitab Islam berbahasa Arab Jawi.

Beberapa kitab Arab Jawi sampai saat ini masih diajarkan di beberapa

sekolah muslim dan pesantren di Thailand Selatan.

Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa

pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada

akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand

membangun beberapa kanal dan sistem perairan di Krung Theyp

Mahanakhon (sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok). Beberapa

Page 14: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

14

keluarga muslim bahkan mampu menggalang dana dan mendirikan

masjid sebagai sarana ibadah.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah

kerajaan Thailand memberi kebebasan yang sebesar-besarnya bagi

kaum muslim Thailand untuk melaksanakan ibadah dan berdakwah.

Dukungan dari pemerintah kerajaan terhadap pembangunan pondok-

pondok pesantren dan sekolah muslim pun melengkapi jaminan

kebebasan beribadah kaum muslim di Thailand. Namun demikian, tidak

semua lokasi di Thailand menjadi tempat yang aman untuk kaum

muslimin.

Daerah Thailand selatan sampai saat ini masih menjadi daerah

yang mencekam karena hampir setiap hari operasi militer digelar di

kampung-kampung penduduk dengan alasan mencari dalang peledakan

bom di wilayah selatan. Propinsi Yala, Songkhla dan Narathiwat adalah

tiga wilayah di Thailand selatan yang akrab dengan bahasa kekerasan

tentara pemerintah. Kecurigaan yang berlebihan terhadap penduduk

muslim seringkali membuat para tentara mudah melepaskan peluru

dari senapan-senapan mereka. Walhasil, kasus salah tembak menjadi

salah satu kasus yang cukup populer di wilayah ini. Meskipun

senantiasa diliputi rasa khawatir terhadap keamanan mereka, kaum

muslimin di Thailand selatan tetap istiqomah mendidik generasi muda

Islam.

Semarak dakwah Islam juga dirasakan oleh masyarakat dan

pelajar muslim Indonesia. Kajian bapak-bapak, ibu-ibu, TPA/TKA dan

kajian mingguan mahasiswa adalah beberapa kegiatan rutin yang

diadakan mingguan. Masyarakat dan Pelajar Muslim Indonesia juga

mengadakan silaturrahim bulanan dalam forum pengajian Ngajikhun.

Acara ini dilaksanakan di berbagai wilayah di seantero Thailand. Tak

Page 15: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

15

jarang, rekan-rekan di Bangkok harus menempuh perjalanan sehari

penuh untuk bersilaturrahim dengan pelajar muslim di Chiang Rai,

Thailand utara. Hal serupa pernah dilakukan saat beberapa mahasiswa

dari daerah Hat Yai, Thailand selatan berkunjung ke Bangkok. Mereka

menempuh perjalanan selama 2 jam dengan menggunakan jalur udara

atau kurang lebih sehari penuh dengan jalur darat.

Isu-isu seputar makanan halal sering menjadi bahan diskusi yang

menarik di kalangan masyarakat dan pelajar muslim Indonesia di

Thailand. Meskipun majelis ulama Thailand sudah memiliki badan

khusus yang memverifikasi kehalalan produk dalam negeri Thailand,

jumlah makanan halal di Thailand masih sangat sedikit. Biasanya,

masyarakat dan pelajar muslim Indonesia mengenali warung muslim

dan makanan halal dengan tiga macam label, yakni label resmi

“Halal”, stiker bertuliskan “Allah” dan “Muhammad”, serta stiker

bertuliskan bacaan basmalah. Tak jarang para pemilik warung muslim

menambahkan tanda bulan dan bintang untuk mempertegas informasi

kehalalan makanan tersebut.

Informasi tentang makanan halal dan istilahnya dalam bahasa

Thailand biasanya menjadi kebutuhan pertama saat datang ke negeri

gajah putih ini. Selain berbekal informasi lokasi warung halal di daerah

Bangkok dan sekitarnya, saya juga menghafal beberapa kata dalam

bahasa Thailand untuk menghindari babi, seperti “Phom mai ouw muu”

yang berarti “Saya tidak mau babi” atau “Phom mai kin muu” yang

berarti “Saya tidak makan babi” apabila saya kesulitan menemukan

warung halal di lokasi terdekat.

Selain masalah makanan, lokasi tempat ibadah di pusat-pusat

perbelanjaan pun agak sulit ditemukan. Beberapa lokasi perbelanjaan

umum, seperti Siam Paragon, Pratunam Center dan Central World

Page 16: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

16

menyediakan mushola untuk umat Islam. Selebihnya, jangan harap bisa

menemui mushola di tempat umum. Bagi saya dan rekan-rekan pelajar

muslim Indonesia, membawa kompas penunjuk arah dan sajadah saat

bepergian adalah kebutuhan.

Dua hal ini sangat penting apabila bepergian di daerah-daerah

minim mushola dan masjid. Hidup di tengah-tengah umat non-muslim

memberi pelajaran berharga tentang tepat waktu dan displin

menegakkan ibadah wajib meskipun tidak ada adzan yang

berkumandang. Demikian pula dengan pelajaran lainnya, keimaman

kita benar-benar akan diuji di sini. Kita bisa dengan mudah menemui

berbagai tempat penjualan makanan yang mengandung babi atau

darah, hiburan malam, penjualan minuman beralkohol, maupun wisata

seks di Thailand.

Masyarakat Buddha Thailand pada umumnya menganggap tabu

masalah prostitusi, namun pelanggaran yang ada di depan mata tak

bisa dicegah karena mereka tak mengenal sistem syari’at, iqob

(hukuman), dan amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana dalam Islam.

Oleh karena itulah, penjualan minuman keras dan prostitusi sangat

marak di negeri ini. Bahkan dua hal tersebut menjadi salah satu daya

tarik wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Thailand.

F. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tulisan mengenai masuk dan berkembangnya

kebudayaan Islam di Asia Tenggara, maka dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya Islam masuk di Asia Tenggara khususnya di Indonesia

dan Thailand terpaut jauh. Islam masuk ke Indonesia pada abad 7 M

sedangkan masuk ke Thailand pada abad ke 13 M, namun kulturnya

hampir sama yaitu antara Indonesia dan Thailand sama-sama sebelum

Page 17: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

17

Islam masuk terlebih dahulu berkembang agama Hindu dan Budha.

Letak perbedaan yang signifikan adalah bahwa pada perkembangan

berikutnya Islam di Indonesia lebih menjadi umat yang mayoritas

bahkan menduduki peringkat pertama umat Islam yang terbanyak di

dunia, sedang Islam di Thailand hanya dapat berkembang pada daerah

Thailand selatan (Pattani) dan menjadi penduduk minoritas dengan

banyak terdapat perlakuan yang diskriminatif dinegaranya. Islam di

Indonesia berkembang dengan pesat, bahkan banyak kebijakan

pemerintah terkait masalah keagamaan sebagai contoh dalam bidang

pendidikan. Namun demikian kebebasan yang diberikan pemerintah

setempat dalam hal pengembangan umat merupakan hal positif demi

perkembangan umat Islam di Thailand. Akan tetapi tetap bahwa Islam

di Thailand sangat kontradiktif dengan apa yang terjadi dengan Islam

di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, Taufik; Sharron Siddique, 1978, Islam and Society in

Southeast asia (Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara),

Jakarta,LP3ES.

2. Alwi, Al-Habib, 2001, Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh, Jakarta:

Lentera Basritama.

3. Anuar, Nik Mahmud, 2004. Sejarah Perjuangan Melayu Patani 1885-

1954, Saremban.

4. Aphornsuvan, Thanet, 2003. History and Politics of The Muslim in

Thailand, Thammasat University

5. Azra, Azyumardi, 2005, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan

Nusantara Abad XVII dan XVIII, Jakarta: Kencana.

Page 18: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

18

6. Farouq, Omar Bajunid, The Muslim In Thailand: A Review, at Shouteast

Asian Studies, (Volume 37. No. 2 September 1999)

7. Jory, Patrick, dalam Religious Labelling. From Patani Malayu To Thai

Muslim, jurnal ISIM, (Volume 18, Autumn 2006)

8. Ma’afi, Rif’at Husnul, “Pendekatan Studi Kawasan dalam Studi Islam”

dalam Kalimah: Jurnal Studi Agama-agama dan Pemikiran Islam

(Volume 4 Nomor 2 September 2006, hal. 137-153).

9. Maryam, Siti (Eds.), Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga

Modern Yogyakarta: Lesfi

10. Muzani, Saiful; 1993, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia

Tenggara, Jakarta, Pustaka LP3ES

11. Heidhues, Mary, Somers. Southeast Asia: A Concise History. (London:

Thames and Hudson. 2000)

12. Mohd Taib Osman. "Islamisation of the Malays: A Transformation of

Culture." In Bunga Rampai: Some Aspects of Malay Culture. KL: DBP,

1988 pp. 261-272.

13. Saifullah, SA, MA, 2011, Sejarah dan Kebudayaan Islam di Asia

Tenggara, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Asia_Tenggara, 9 Juni 2011-04-09

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Asia_Tenggara

http://wibirama.com/2009/02/23/sunu-wibirama-geliat-islam-di-

thailand/

Page 19: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

19

LAPORAN

PENELITIAN LANJUT DI THAILAND

A. Pendahuluan

Perjalanan ke Thailand dimulai ketika penulis mendapatkan SK

tentang keikutsertaan dalam penelitian lanjut, namun demikian tujuan

pertama adalah ke Brunai Darussalam. Akan tetapi karena hal-hal yang

bersifat teknis maka kemudian tujuan penelitian dialihkan ke Thailand,

hal ini disebabkan travel tour tujuan ke Brunai dalam jangka waktu

kurang lebih dua bulan belum memberikan jawaban tentang kepastian

kunjungan ke perguruan tinggi, sekolah/madrasah, dan pesantren yang

dituju. Oleh karena itu kebetulan untuk tujuan Thailand sudah

memberikan jawaban dan kepastian tujuan perguruan tinggi dan

sekolah yang dituju maka kemudian tujuan penelitian lanjut dialihkan

ke Thailand.

Adapun agenda persiapan keberangkatan antara lain sudah

dijadwalkan oleh P3M, sedangkan rapat persiapan pemberangkatan

diagendakan dua kali. Rapat yang pertama terlaksana pada hari Selasa,

7 Juni 2011di Aula lantai 3 kampus 2, materi rapat antara lain :

1. Ucapan selamat kepada Bpk/Ibu dosen yang terpilih sebagai

penerima hibah penelitian lanjut tahun 2011.

2. Penelitian lanjut tahun 2011 akan dilaksanakan dalam bentuk

kunjungan ke lembaga pendidikan di Thailand meliputi perguruan

tinggi, sekolah/Madrasah dan pesantren.

3. Penelitian lanjut akan dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal

21-24 Juni 2011.

4. Rencana take off dari Yogjakarta tanggal 21 Juni jam 06.00 dan

landing tanggal 24 Juni jam 20.00 WIB.

Page 20: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

20

5. Bpk/Ibu peserta penelitian lanjut agar mengumpulkan foto copy

passport paling lambat hari jum’at 10 Juni 2011.

6. Sebagai syarat mengikuti penelitian lanjut peserta agar menulis

paper tentang “Islam di Asia Tenggara” dengan font time new

roman 12 dan spasi double sebanyak 12 s/d 15 halaman kuarto.

7. Foto copy paspor dan paper beserta file-nya dikumpulkan paling

lambat tanggal 13 Juni 2011.

Disamping ketentuan yang berlaku di atas sebelumnya juga

sudah ada pemberitahuan dari P3M tentang syarat-syarat yang harus

dipenuhi bagi dosen yang terpilih penelitian lanjut. Akan tetapi lebih

dipertegas lagi pada pertemuan terakhir sebelum keberangkatan yakni

pada hari Sabtu, 19 Juni 2011diperjelas mengenai berkas administrasi

yang harus dipersiapkan selama perjalanan disamping bekal yang harus

dibawa selama di Thailand.

Pada agenda rapat persiapan terakhir dikemukakan bahwa

jadual keberangkatan tidak melalui bandara Adi Sucipto, akan tetapi

dialihkan ke bandara Ahmad Yani Semarang yang semula take off

seharusnya jam 06.00 diundur menjadi jam 06.40 menit. Demikian pula

segala agenda kunjungan ke Thailand semua telah diagendakan oleh

P3M. Koordinasi kepulangan yang semula dijadualkan pada hari jum’at,

24 Juni 2011 jam 20.00 WIB, ternyata karena ada gangguan teknis dari

maskapai penerbangan Garuda maka didelayed menjadi hari

Minggu/Ahad, 25 Juni 2011 di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta lending

jam 10.00 WIB.

Adapun rute perjalanan dari awal adalah bahwa pada hari Senin,

20 Juni 2011 jam 10.00 peserta penelitian lanjut dilepas oleh ketua

STAIN Salatiga. Acara berlangsung di ruang rapat lantai 3 kampus 1.

Pada hari selasa dini hari peserta berangkat dari rumah masing-masing

Page 21: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

21

kumpul di kampus 1 jam 04.00 WIB menuju bandara A. Yani Semarang

dan take of jam 07,45 terbang menuju Jakarta transit kurang lebih

selama satu setengah jam kemudian melanjutkan penerbangan ke

Thailand yang ditempuh selama 3 jam dan sampai di bandara jam

12.20 mengurus keimigrasian dan naik bus menuju kota Bangkok kurang

lebih selama 2 jam. Di kota Bangkok peserta menginap semalam untuk

mengadakan kunjungan kekomunitas muslim, pesantren dan perguruan

tinggi serta sekolah di Thailand.

B. Hasil Kunjungan di Thailand

Kota Bangkok merupakan kota yang sangat indah dengan

gedung-gedung yang menjulang tinggi dengan arsitektur indah dan

tertata sangat rapi, ada kesamaan dengan kota Jakarta, yaitu

kemacetan lalu lintas terjadi pada setiap penjuru kota. Perbedaan

yang menonjol adalah kedewasaan para penduduknya yang terlihat

sangat dapat mengendalikan emosi dimanapun ia berada. Contoh;

ketika terjadi kemacetan maka setiap pengguna jalan sabar antri di

jalan raya tanpa ada yang membunyikan tlakson mobil. Apabila ada

pejalan kaki yang mau menyeberang maka dapat dengan mudah

menyeberang dengan menekan tombol merah pada lampu lalu lintas,

maka secara otomatis lampu merah akan menyala dan pejalan kaki

dapat menyeberang dengan aman.

Mengapa keamanan dapat terjaga dengan tertib dan rapai? Hal

demikian didukung adanya fasilitas Cicy TV yang dipasang pada setiap

jalur keramaian, atau bahkan dimanapun tempatnya semua ada

kamera pengintainya. Jalur lalu lintas tertata rapi disamping pengguna

jalan patuh pada peraturan lalu lintas, akan tetapi pada setiap jalan

tidak ada mobil yang berhenti dengan sengaja di setiap ruas jalan

karena tempat parkir disediakan pada tempat tersendiri. Apabila

Page 22: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

22

pengemudi tidak patuh pada aturan yang ada maka ia akan kena tilang

atau diperingatkan dengan thai box sing.

Hal lain yang menarik bagi penulis adalah bahwa di sepanjang

kota Bangkok hampir tidak ada kendaraan roda dua yang melintas di

jalan raya, karena menurut guide bahwa masyarakat Thailand sangat

bergengsi sehingga mereka tidak mau naik kendaraan roda dua,

melainkan memilih sabar dengan kemacetan lalu lintas menggunakan

jenis mobil tertentu yakni mobil sedan. Bagi orang punya duit maka

berangkat kerja dengan mobil sedang yang tidak punya duit berangkat

kerja dengan naik bus umum atau tuk-tuk Thailand. Jam kerja mereka

yakni masuk jam 09.00 dan pulang jam 17.00, namun demikian

pemerintah Thailand mensiasati dengan membangun jalan tol

khusus(perkiraan jarak tempuh waktu perjalanan tepat waktu) untuk

mobil guna mengantisipasi kemacetan lalu lintas yang ada.

Kesederhanaan lain yang terlihat adalah baik dari siswa TK, SD bahkan

sampai tingkat perguruan tinggi juga para dosennya menggunakan

seragam yang sama yakni warna hitam putih (atas warna putih dan

bawahan gelap).

Banyak hal yang tidak bisa penulis sajikan dalam laporan ini,

akan tetapi penulis berusaha untuk membatasi laporan pada

pendidikan sejarah yang berlaku di Thailand dan lebih spesifik pada

perkembangan sejarah agama yang berkembang di Thailand khususnya

tentang perkembangan dakwah Islam di Thailand.

C. Pendidikan di Thailand

Lembaga sekolah yang ada di Thailand sama yaitu ditangani oleh

pemerintah dalam bentuk sekolah negeri sedang lembaga pendidikan

yang lain ditangani oleh swasta. Kurikulum yang berlaku di sekolah

Thailand dari jenjang terendah sampai pada perguruan tinggi semua

Page 23: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

23

hampir sama utamanya pada pendidikan wajar (wajib belajar selama 9

tahun) yang telah diberlakukan di Thailand. Sekolah negeri merupakan

sekolah gratis bagi para warganya dengan fasilitas yang sangat

memadai. Bahkan apabila ada orang tua yang tidak menyekolahkan

anaknya, maka orang tuanya ditangkap dan tidak segan-segan orang tua

tersebut dipenjara.

Sebagai contoh adalah sekolah negeri kota Pattaya 7 ini

merupakan lembaga pendidikan yang disediakan oleh pemerintah yang

terdiri dari TK negeri 7, SD negeri 6, dan SMP negeri 3. Lembaga ini

berdiri pada lahan 26 Ha dengan fasilitas pembelajaran yang sangat

memadai baik dari fisik bangunan ruang kelas, sarpras yang lain seperti

ruang perpustakaan, kantin gratis, tempat bermain, lahan parkir,

taman untuk bersantai dengan pohon yang tumbuh rimbun sebagi

tempat pembelajaran siswa. Sekolah ini menampung 2250 siswa dengan

105 tenaga pengajar.

Kurikulum yang diberlakukan adalah dari pusat memberikan

beberapa pilihan spesifikasi sekolah dalam bidang ketrampilan, akan

tetapi dalam memilih disesuaikan dengan keadaan setempat. Kebetulan

sekolah ini memilih spesifikasi tentang pengolahan limbah lingkungan.

Bahan limbah berasal dari keluarga dan tempat lain (khususnya dari

kantin sekolah dan yang diproduksi sendiri) konsumsi yang dikoordinir

sehingga menjadi limbah organik (dibuat menjadi pupuk kompos) dan

limbah non organik khususnya yang kemudian diolah dan dimanfaatkan

menjadi kerajinan tangan.

Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah meliputi materi bahasa

Thailand menjadi bahasa ibu, matematika, seni, olah raga, teknik, dan

bahasa asing pada sekolah menengah serta materi pelajaran social yang

termasuk didalamnya adalah sejarah dan mata pelajaran agama. Semua

Page 24: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

24

siswa juga diwajibkan praktek belajar di lapangan baik di rumah

masing-masing siswa maupun di lingkungan sekolah, bahkan sampai

membersihkan pantai secara berkala. Sedangkan limbah WC diupayakan

untuk pupuk pertanian yang nantinya dimanfaatkan untuk konsumsi

para siswanya.

Tujuan wajib belajar 9 tahun bagi warga Negara Thailand antara

lain;

1. Anak menjadi baik.

2. Mempunyai rasa cinta tanah air.

3. Menjaga lingkungan dengan baik.

4. Anak mempunyai ketrampilan kerja, dan ketika lulus siap kerja.

5. Sebagai contoh anak membawa barang bekas dari rumah kemudian

dibuat kerajinan tangan dan dijual di sekolahan.

6. Setahun sekali bertepatan pada hari ulang tahun ratu dijadikan

sebagai hari “social” untuk menyantuni siswa yang miskin.

Pada setiap jenjang sekolah materi pelajaran bahkan mata

kuliah sejarah selalu diberikan dengan tujuan agar para siswa cinta

pada tanah air dan faham akan bangsanya sendiri. Lebih lanjut

pembelajaran sejarah selalu dikaitkan dengan bahasa ibu yang pertama

diajarkan kepada semua siswa di Thailand. Bahkan pemerintah

berupaya keras dengan menerapkan aturan bahwa setiap warga Negara

(laki-laki) ketika sudah berusia 20 tahun maka wajib menjadi biksu

selama dua bulan. Apabila selama 2 bulan mau langsung melanjutkan

sebagai biksu maka semua biaya ditanggung oleh Negara, sebaliknya

apabila setelah 2 bulan kemudian berhenti menjadi biksu maka tidak

mendi masalah.

D. Sejarah agama yang berkembang di Thailand

Page 25: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

25

Di Thailand, Negeri yang mayoritasnya beragama Budha,

terdapat kurang lebih 6,5 juta umat Islam, atau 10% dari seluruh

populasi penduduk Thailand yang berjumlah 65 juta orang. Penduduk

muslim Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand,

seperti di propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat dan sekitarnya yang

dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah Islamiyyah Pattani. Dengan

jumlah umat yang menjadi minoritas ini, walau menjadi agama ke-dua

terbesar setelah Bhuda, umat Islam Thailand sering mendapat serangan

dari umat Bhuda (umat Budha garis keras), intimidasi, bahkan

pembunuhan masal.

Seperti yang kita ketahui, Budha adalah agama terbesar di

Thailand, karena resmi menjadi agama kerajaan. Kehidupan Bhuda

telah mewarnai hampir seluruh sisi kehidupan di Thailand, dalam

pemerintahan (kerajaan), sistem dan kurikulum pendidikan, hukum,

dan lain sebagainya. Namun, Selain agama Bhuda, di Thailand juga

terdapat agama-agama lain. Di antaranya yang penulis ketahui adalah

Islam, Kristen, Confucius, Hindu, dan Sikh.

Islam, sikap masyarakat non-muslim (pemerintah) terhadap

agama Islam. Dalam sebuah website Thailand untuk promosi wisata,

keberagaman agama diangkat menjadi komoditi untuk “dijual” kepada

masyarakat dunia. Nampaknya isu pluralisme juga berkembang di

Thailand. Hal ini bisa kita lihat dari cara pandang beberapa kalangan

tentang keberagaman agama di Thailand.

Pemerintah, dalam hal ini kerajaan, memberi kesempatan bagi

warga muslim untuk beribadah dan menganut kepercayaan masing-

masing. Bahkan, Raja Thailand juga menghadiri perayaan acara dan

hari-hari penting dalam Islam. Kabar baiknya, pemerintah membantu

penerjemahan Al Quran ke dalam bahasa Thai, juga membolehkan

Page 26: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

26

warga muslim mendirikan masjid dan sekolah muslim. Kurang lebih

tercatat terdapat 2000 masjid (100 masjid berada di Bangkok) dan 200

sekolah muslim di Thailand. Umat islam di Thailand bebas mengadakan

pendidikan dan acara-acara keagamaan.

Kristen, agama ini dikenalkan pertama kali ke Thailand oleh

misionaris dari Eropa pada abad ke-16 dan ke-17. Kristen Katolik

pertama datang ke Thailand disusul oleh Kristen Protestan, bahkan

beberapa sekte juga berkembang di sana, seperti Advent. Umat Kristen

Thailand pada umumnya adalah imigran dari Cina. Sedangkan warga

pribumi “siam” hanya sedikit yang berpindah agama dari Budha ke

Kristen. Justru yang terjadi adalah seorang siam beragama Kristen tapi

tetap menyembah Sang Budha.

Kongfusius, agak sama dengan Kristen. Agama ini dianut oleh

imigran dari Cina. Karena agama ini bersifat ajaran-ajaran filsafat

hidup dan etika Cina kuno. Maka, pemeluknya pun kadang beragama

Kristen, berajaran kongfusius, dan yang keturunan pribumi tetap

menyembah Sang Budha.

Hindu, hampir 20.000 orang India menetap di Thailand. Jumlah

mereka terbagi menjadi dua, Hindu dan Sikh. Umat Hindu berpusat di

Bangkok. Mereka beribadah di pure-pure. Mereka juga menjalankan

pendidikan sendiri, akan tetapi sistem pendidikannya didasarkan pada

sistem pendidikan nasional Thailand.

Sikh, agama Sikh juga berpusat di Bangkok. Terbagi menjadi dua

kelompok dan beribadah di pure yang berbeda juga. Secara bersama,

mereka mendirikan sekolah-sekolah gratis untuk anak-anak miskin.

Secara garis besar, Kerajaan menjamin sepenuhnya keberagaman

agama di Negri Gajah Putih ini. Dengan catatan dalam satu kesatuan

nasionalisme “Siam”. Jadi, yang keluar dari nasionalisme atau dianggap

Page 27: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

27

keluar maka akan berurusan dengan kerajaan. Seperti yang terjadi

pada warga muslim, ada yang diserang militer, bahkan dibunuh.

E. Pengembangan Dakwah Islam di Thailand

Ternyata Pemerintah memahami betul bahwa upaya pemerintah

untuk menciptakan perdamaian dengan kekuatan militer tidak terlalu

membuahkan hasil. Bahkan memperparah keadaan dan melahirkan

gerakan perlawanan yang lainnya. Maka, untuk menciptakan

perdamaian di Thailand selatan, pemerintah membuat terobosan baru,

yakni dengan jalur pendidikan.

Sebagai contoah dalam majalah Gatra bertanggal 2 September

2007, terdapat sebuah laporan yang menyebutkan upaya pemerintah

dalam mendamaikan konfilk yang terjadi di Thailand Selatan. Dalam

laporan disebutkan bahwa Perdana Menteri Surayud Chulanont,

mengumumkan bahwa pemerintahnya akan memasukan pelajaran

Agama Islam dalam sistem pendidikan di negara yang berpenduduk

mayoritas Budha itu. “Saya telah menugaskan Departemen Luar Negeri

untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia serta mempelajari

jenis silabus pendidikan apa yang perlu diperbaiki untuk pendidikan

dasar di negara kita,” kata Chulanont, dalam pernyataan, seperti

dikutip kantor berita Thailand. Chulanont mengatakan pelajaran Agama

Islam boleh diajarkan di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar

hingga perguruan tinggi di provinsi-provinsi di bagian selatan untuk

jangka panjang.

Ia mengatakan, pemerintahnya sedang mempertimbangkan

untuk memperkerjakan para sarjana untuk mengajar Agama Islam di

sekolah-sekolah negeri. Kurangnya mata pelajaran Agama Islam di

sekolah-sekolah negeri di Thailand Selatan telah mendorong warga

Page 28: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

28

muslim mendaftarkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah Islam

swasta.

Chulanont kembali mengulangi himbauannya untuk menciptakan

perdamaian di provinsi-provinsi bergejolak itu. Perdana menteri yang

mendapat dukungan militer itu mengatakan pemerintahnya akan

berusaha sebaik mungkin untuk menciptakan pengertian yang lebih baik

antara warga muslim dan Budha untuk membantu mengurangi apa yang

ia sebut sebagai perpecahan.

Kenyataan yang berkembang di masyarakat Thailand khususnya

pada masyarakat muslim, mereka mendapatkan kebebasan dari

pemerintah dalam pengembangan dakwah Islam. Hanya saja

dakwahnya secara individual, banyak pula umat Islam yang sekolah/

kuliah dengan memakai jilbab dan wajar saja dalam arti tidak

mendapatkan tekanan dari pemerintah. Di kota Bangkok berdiri Islamic

Center sebagai pusat pengembangan dakwah Islam di Thailand.

Pengembangan dakwah Islam disamping melalui individu

dikembangkan pula melalui komunitas muslim melalui peringatan hari

besar Islam, pada setiap masjid terdapat tempat untuk kajian

keagamaan maupun BTA yang sifatnya rutin dengan dikoordinir oleh

Islamic center yang berada di pusat kota Bangkok bahkan beberapa

pengurusnya menduduki jabatan penting di Perguruan Tinggi Kasim

Bandit university. Sementara Kasem Bundit University membuka 2

program doctoral, 11 program master, dan 11 fakultas dengan berbagai

jurusan serta keunggulan sarana dan prasarana kampus yang tersedia.

F. Kesimpulan

Sangat jauh berbeda system yang berlaku antara di Thailand dan

di Indonesia, kesiapan pemerintah Thailand dalam memberdayakan

SDM dan memberlakukan manajemen kelembagaan pendidikan dengan

Page 29: Pola Masuk Islam Ddi Asia Tengara

29

baik sehingga tidak menimbulkan ketimpangan dari berbagai unsur

masyarakat yang ada. Bahkan masyarakat miskin mendapatkan tempat

dihati pemerintah untuk diperlakukan secara adil sebagai warga

Negara.

Pada sisi lain umat muslim yang merupakan penduduk minoritas

dapat dengan eksis menunjukkan jati dirinya sebagai warga muslim,

walau dalam banyak hal mendapatkan perlakuan yang diskriminatif

dalam segala hal. Alangkah ironisnya bahwa masyarakat Indonesia yang

mayoritas penduduknya muslim justru banyak yang tidak eksis dalam

memperjuangkan Islam yang sebenarnya.

REKOMENDASI

1. Bahwa kesempatan yang diberikan Kasem bundit University

untuk pertukaran mahasiswa mohon ditindak lanjuti dengan

baik.

2. Demikian pula pertukaran/permintaan guru/dosen bahasa

Indonesia melalui KBRI ada tindak lanjutnya.

3. Memberikan koreografi sesuai permintaan untuk

menampilkan seni budaya Indonesia pada pentas seni di

Thailand yang selalu dikunjungi banyak orang.

4. Memberikan resep pengolahan daun singkong untuk

memanfaatkan hasil budidaya masyarakat Thailand dengan

baik.