plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · pembelajaran ipa materi panca indera berbasis...

234
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PANCA INDERA BERBASIS METODE MONTESSORI Naskah Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Achichi Ola Adillita 131134130 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 02-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI

PANCA INDERA BERBASIS METODE MONTESSORI

Naskah Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Achichi Ola Adillita

131134130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

iv

MOTTO

I believe in being strong when everything seems to be going wrong.

(Audrey Hepburn)

Be yourself , everyone else is taken.

(Oscar Wilde)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

v

Halaman Persembahan

Skripsi ini saya persembahakan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah memberi kemudahan dan

kelancaran.

2. Kedua orang tuaku bapak David dan ibu Lilis .

3. Adikku Dila dan Noel.

4. Irwan yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

5. Sahabat-sahabatku Vera, Achun, Vero, Nindi, Cicil, Lola, Listy yang

selalu memberikan semangat dan menemani di setiap keadaan.

6. PGSD Universitas Sanata Dharma sebagai tempat menuntut ilmu.

7. SDN V Gunungan.

dan semua pihak yang terlibat dalam penulisan tugas akhir yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

vi

,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PANCA

INDERA BERBASIS METODE MONTESSORI

Achichi Ola Adillita

Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah siswa yang sulit memahami materi IPA

yang diberikan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran dibutuhkan untuk

mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan

prosedur pengembangan media pembelajaran panca indera berbasis Montessori,

dan mengetahui kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera berbasis

Montessori.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Subjek

penelitian adalah 5 siswa kelas I SD N V Gunungan tahun pelajaran 2016/2017.

Objek peneliitian ini adalah media pembelajaran IPA materi panca indera berbasis

Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi,

pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan media

pembelajaran pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori

dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan

rencana, desain awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.

Validasi produk menunjukkan skor yang sangat baik yaitu 3,84. Uji coba terbatas

menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh pada saat postets lebih tinggi daripada

nilai yang diperoleh pada saat pretest dengan selisih sebesar 22. Oleh sebab itu

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran IPA materi panca indera berbasis

Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam

mempelajari materi panca indera.

Kata kunci : Media Pembelajaran, Panca Indera, Metode Montessori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA OF ELEMENTARY

SCHOOL ON FIVE SENSE MATERIALS BASED ON MONTESSORI

METHOD

Achichi Ola Adillita

Universitas Sanata Dharma

2017

The background of this research were the students that difficult to

understanding the science material of five sense. The use of learning media needed to resolve the problem. The purpose of this study is to describe the

development of instructional media procedures sensory-based Montessori, and knowing the quality of science teaching media sensory-based Montessori materials.

The methodology of this research is R and D (Research and

development). The subjects of this research are five students in grade in SD N V Gunungan year 2016/2017. The object of this research is a learning media of

Five Sense based of Montessori method. The research instrument used in this research is the guidelines for observation, interview, questionnaire, and test. The data analysis techniques used in this research are qualitative and quantitative

analysis. The results of the research showed that the development of Five Sense

learning media used five steps procedure. The first step is the potential and problems, the preparation of plans, the initial product design, product validation, and limited field trial. Validation of the product showed 3.84, it is a very good

score. Limited testing indicates that the posttest’s value higher than the values during the pretest with a difference of 22. Therefore it could be concluded that the

material science learning media sensory-based Montessori method had a very good quality and can help students understanding the material on five senses.

Key: learning media, Montessori, five sense

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala berkat dan karunia-nya yang

begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI PANCA

INDERA BERBASIS METODE MONTESSORI”. Penulisan skripsi ini

bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

program studi PGSD Universitas Sanata Dharma.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan dari berbagai pihak, karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan semangat, arahan dan sumbangan pikiran yang peneliti

butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan semangat, arahan dan sumbangan pikiran yang

peneliti butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan ibu Dosen serta karyawan Universitas Sanata Dharma yang

telah memberikan ilmu kepada peneliti.

7. Kepala sekolah SD N V Gunungan yang telah memberikan izin kepada

peneliti dalam melaksanakan penelitian.

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........Error! Bookmark not

defined.

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN .......................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR..............................................................................................x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

DAFTAR BAGAN..............................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

1.5 Spesifikasi Produk ....................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................... 14

2.1.1 Perkembangan Anak.................................................................................. 14

2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran ................................................................ 17

2.1.3 Fungsi Media pembelajaran ...................................................................... 17

2.1.5 Media Pembelajaran Montessori ............................................................... 18

2.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .................................................................. 21

2.2 Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 25

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xii

2.4 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30

3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 30

3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 31

3.2.1 Objek Penelitian ........................................................................................ 31

3.2.2 Subjek Penelitian ....................................................................................... 32

3.2.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 32

3.2.4 Waktu Penelitian ....................................................................................... 33

3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................ 33

3.4 Prosedur Penelitian .................................................................................... 39

3.4.1 Potensi dan masalah .................................................................................. 41

3.4.2 Perencanaan ............................................................................................... 42

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk..........................................................44

3.4.4 Validasi Produk...........................................................................................44

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas.......................................................................45

3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………49

3.5.1 Observasi ................................................................................................... 50

3.5.2 Wawancara ................................................................................................ 51

3.5.3 Kuisioner ................................................................................................... 49

3.5.4 Tes.............................................................................................................53

3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................50

3.6.1 Observasi…………………………………………………………………50

3.6.2 Wawancara..................................................................................................51

3.6.3 Kuisioner.....................................................................................................52

3.6.4 Tes...............................................................................................................58

3.7 Triangulasi ................................................................................................. 59

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................. 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 67

4.1 Hasil........................................................................................................... 67

4.1.1 Potensi dan Masalah...................................................................................66

4.1.2 Penyusunan Rencana ................................................................................ 89

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ........................................................ 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xiii

4.1.4 Validasi Produk.......................................................................................102

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas....................................................................110

4.2 Pembahasan ............................................................................................. 116

BAB V PENUTUP.............................................................................................. 121

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 121

5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 122

5.3 Saran ........................................................................................................ 122

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Desain media pembelajaran The Pentagon Of Five Sense. ................ 9

Gambar 1. 2 Pentagon Puzzle ................................................................................. 9

Gambar 1. 3 3D Card of Five sense ...................................................................... 10

Gambar 1. 4 Rectangle Box ................................................................................... 11

Gambar 1. 5 Puzzle Places .................................................................................... 11

Gambar 1.6 Tempat Penyimpanan Pentagon

Puzzle................................................................................................12

Gambar 1.7 Tempat Penyimpanan 3D Card..........................................................13

Gambar 4. 1 Rectangle box ................................................................................. 102

Gambar 4. 2 Pentagon Puzzle ............................................................................. 103

Gambar 4. 3 3D Card of Five sense .................................................................... 103

Gambar 4. 4 Hasil Validasi Instrumen .................................................................. 99

Gambar 4. 5 Hasil Reabilitas Instrumen ............................................................. 100

Grafik 4.1 Perbandingan pretest dan posttest...............................................112

Grafik 4.2 Perbandingan rerata nilai pretest dan posttest.............................113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kisi-kisi observasi ................................................................................ 51

Tabel 3. 2 Garis besar wawancara dengan kepala sekolah. .................................. 52

Tabel 3. 3 Garis besar wawancara dengan guru kelas I….....................................51

Tabel 3. 4 Garis besar wawancara dengan siswa kelas I....................................... 53

Tabel 3. 5 Kisi-kisi kuesioner Analisis Kebutuhan untuk siswa dan guru kelas I. 54

Tabel 3. 6 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Berdasarkan Hasil Validasi Ahli. ...... 55

Tabel 3. 8 Kisi-kisi soal........................................................................................ 59

Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Test. ...................................... 59

Tabel 3.10 Skala dan Kriteria Pedoman Wawancara.............................................61

Tabel 3.11 Skala dan Kriteria pada pedoman uji validitas isi................................61

Tabel 3.12 Skala dan Kriteria pada pedoman uji validitas konstruk......................62

Tabel 3.13 Skala dan Kriteria pedoman uji keterbacaan tes..................................62

Tabel 3.14 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian validasi produk oleh

ahli..........................................................................................................................62

Tabel 3.15 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian kuesioner

tanggapan...............................................................................................................63

Tabel 3. 16 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen..........................65

Tabel 3. 17 Jadwal penelitian...............................................................................664

Tabel 4. 1 Hasil validasi Instrumen Observasi..................................................... .68

Tabel 4. 2 Hasil Observasi di kelas ....................................................................... 68

Tabel 4. 3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara. ................................... 70

Tabel 4. 4 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah. ........................................... 72

Tabel 4. 5 Hasil Wawancara terhadap Guru. ........................................................ 73

Tabel 4. 6 Hasil wawancara dengan siswa ............................................................ 74

Tabel 4. 7 Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru ............................... 77

Tabel 4. 8 Validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa ...................... 78

Tabel 4. 9 Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru. .............. 79

Tabel 4. 10 Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. ........... 79

Tabel 4. 11 Rekapitulasi Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk

Guru.....................................................................................................80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xvi

Tabel 4. 12 Hasil rekapitulasi validasi kuesioner.................................................. 80

Tabel 4. 13 Hasil validitas uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk

siswa ................................................................................................... 81

Tabel 4. 14 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru .............................................. 82

Tabel 4. 15 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk

Guru.................................................................................................... 84

Tabel 4. 16 Rekapitulasi Jawaban Analisis Kebutuhan untuk Siswa.................... 87

Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi jawaban siswa dalam Kuesioner Analisis

Kebutuhan .......................................................................................... 89

Tabel 4. 18 Hasil Validasi Isi Instrumen Test oleh Guru SD Penelitian. .............. 95

Tabel 4. 19 Rekapitulasi komentar hasil validasi isi instrumen tes oleh guru SD

setara................................................................................................... 95

Tabel 4. 20 Hasil validitas isi instrumen tes. ......................................................... 95

Tabel 4. 21 Hasil validitas konstruk instrumen tes ............................................... 96

Tabel 4. 22 Rekapitulasi Validasi Isi Instrumen test............................................. 96

Tabel 4. 23 Hasil Penilaian Uji Keterbacaan Instrumen Tes Oleh Siswa ............. 97

Tabel 4. 24 Rekapitulasi Hasil Validitas Empiris Instrumen Tes ......................... 99

Tabel 4. 25 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Guru .............. 105

Tabel 4. 26 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa............. 106

Tabel 4. 27 Uji validasi kuesioner validasi produk untuk guru. ......................... 107

Tabel 4. 28 Hasil penilaian uji validasi kuesioner kelayakan produk ................. 107

Tabel 4. 29 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli Pembelajaran

IPA ................................................................................................... 109

Tabel 4. 30 Rekapitulasi Komentar dari ahli IPA ............................................... 109

Tabel 4. 31 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli IPA ............. 110

Tabel 4. 32 Validasi produk media pembelajaran oleh guru............................... 110

Tabel 4. 33 Hasil Valdiasi Album oleh Ahli IPA. .............................................. 111

Tabel 4. 34 Hasil Validasi Album oleh Ahli Montessori. ................................... 111

Tabel 4. 35 Perbandingan Pretest dan posttest ................................................... 113

Tabel 4. 36 Rekapitulasi hasil validasi produk oleh siswa.................................. 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Penelitian yang relevan............................................................... 26

Bagan 3.1 Model penelitian dan pengembangan Borg & Gall..................... 32

Bagan 3.2 Model pengembangan Sugiyono................................................. 35

Bagan 3.3 Prosedur yang digunakan dalam penelitian................................. 38

Bagan 3.4 Prosedur Penelitian...................................................................... 39

Bagan 4.1 Triangulasi hasil wawancara terhadap narasumber..................... 73

Bagan 4.2 Triangulasi berdasarkan sumber data.......................................... 89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar hasil validasi pedoman observasi............................... 124

Lampiran 1.2 Lembar hasil observasi Pembelajaran IPA….......................... 125

Lampiran 1.3 Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah

oleh ahli...................................................................................

126

Lampiran 1.4 Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah........................ 129

Lampiran 1.5 Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli... 132

Lampiran 1.6 Transkip wawancara dengan guru........................................... 136

Lampiran 1.7 Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli... 141

Lampiran 1.8 Transkip wawancara dengan siswa.......................................... 143

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru....... 147

Lampiran 2.2 Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa..... 151

Lampiran 2.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan

guru..........................................................................................

156

Lampiran 2.4 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan

siswa.........................................................................................

160

Lampiran 2.5 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru.... 165

Lampiran 2.6 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa... 168

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar hasil validasi Instrumen tes oleh ahli.......................... 169

Lampiran 3.2 Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli........... 172

Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji

empiris.....................................................................................

177

Lampiran 3.4 Output TAP untuk perhitungan validitas instrumen tes.......... 179

Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes............................. 180

Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest.............................................. 182

Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest............................................. 185

Lampiran 4 Validasi Produk

Lampiran 4.1 Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli..... 187

Lampiran 4.2 Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media

pembelajaran oleh siswa..........................................................

188

Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai

media pembelajaran oleh siswa...............................................

189

Lampiran 4.4 Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli.. 192

Lampiran 4.5 Lembar hasil validasi album penggunaan media

pembelajaran oleh ahli.............................................................

198

Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

xix

pembelajaran oleh siswa....................................................... 199

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian................................................................. 200

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.................. 201

Lampiran 6 Dokumentasi........................................................................... 202

Lampiran 7 Album Produk Media pembelajaran................................... 203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sering disebut dengan singkat

sebagai sains. Sains (science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti

(1) pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2) pengetahuan, pengertian,

faham yang benar atau mendalam (Surjani, 2010).

Adapun sistem pengetahuan alam ini dibangun dengan kesadaran

kognisi yang meliputi semua kegiatan pengamatan dan analisis serta

ditambah dengan serangkaian kegiatan percobaan di laboratorium untuk

memperkuat pemahaman yang lebih komprehensif. Selanjutnya makna sains

atau ilmu alam mengalami perluasan yaitu dalam perkembangannya ilmu

pengetahuan alam digunakan merujuk ke pengetahuan mengenai alam dan

mempunyai objek-objek alam. Alam merupakan alam material yang dapat

diberi perlakuan dan diamati sebab serta akibatnya. Ilmu alam sifatnya lebih

pasti karena gejala yang diamati relatif nyata dan terukur. Karenanya ilmu

pengetahuan alam disebut ilmu pasti atau eksata (Surjani, 2010).

IPA diartikan sebagai usaha manusia dalam memahami alam

semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran serta menggunakan

prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga memperoleh

kesimpulan. Pada pengertian IPA tersebut jelas dikatakan bahwa

pembelajaran IPA bukanlah semata-mata menghapal informasi atau

mengingat dan menimbun informasi. Siswa perlu memahami informasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

2

diperoleh dan dapat menghubungkan pada kehidupan sehari- hari

merupakan pengertian IPA yang sebenarnya (Susanto, 2013:166).

Berdasarkan teori dari para ahli yang telah disebutkan diatas,

pengamatan merupakan suatu elemen penting dalam pembelajaran IPA,

dalam artian lain, pembelajaran IPA tidak bisa lepas dari proses

pengamatan, serta analisis, oleh karena itu ilmu pengetahuan alam harus

diajarkan dengan cara yang tepat dan menarik serta memberikan

kesempatan berpikir kritis bagi siswa SD. Pembelajaran IPA harus diajarkan

dengan "menemukan sendiri" melalui pengamatan atau percobaan. Bila IPA

di sekolah dasar diajarkan melalui pengamatan dan percobaan yang

dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidak akan menjadi mata pelajaran

yang bersifat hafalan saja, sehingga materi yang abstrak dapat lebih mudah

untuk dimengerti oleh siswa.

Mengenal anggota tubuh manusia dan fungsinya merupakan salah

satu materi dalam pembelajaran IPA kelas I SD. Berdasarkan observasi

yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1 sampai 4 November 2016,

siswa masih sulit memahami materi bagian tubuh manusia yaitu alat indera,

saat diminta menyebutkan panca indera, siswa masih mengalami kesulitan,

beberapa siswa menyebutkan mulut dan bibir sebagai bagian dari panca

indera manusia, padahal keduanya bukan merupakan bagian dari panca

indera manusia. Dalam pembelajaran IPA tersebut peneliti tidak

menemukan penggunaan media pembelajaran, guru menerangkan hanya

dengan teori dan memberikan soal-soal latihan. Peneliti melakukan

wawancara kepada guru dan dua orang siswa kelas I pada tanggal 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

3

November 2016, pada saat melakukan wawancara dengan guru kelas 1,

guru tersebut mengatakan bahwa sebenarnya siswa sangat membutuhkan

media pembelajaran IPA karena materi IPA bersifat abstrak dan sulit

dibayangkan oleh siswa kelas I, guru juga mengatakan jika guru meminta

siswa melakukan pengamatan terhadap anggota tubuh secara langsung

dengan cara berpasangan, siswa cenderung saling mengolok-olok dan tidak

tertarik. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa yang

pertama tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan media pembelajaran,

setelah peneliti menunjukkan sebuah gambaran, siswa tersebut baru

mengerti, siswa kedua yang di wawancara mengatakan bahwa akan sangat

menyenangkan jika dapat menggunakan media pembelajaran dalam

kegiatan belajar di kelas, siswa tersebut juga mengatakan bahwa cara guru

menyampaikan materi di kelas caranya hampir sama setiap harinya,

sehingga siswa kurang tertarik dan justru asyik melakukan hal lain seperti

berbincang dengan teman ketika guru sedang menjelaskan atau menulis di

papan tulis. Setelah melakukan observasi dan wawancara, peneliti juga

menyebarkan kuesioner analisis kebutuhan pada sejumlah siswa dan guru,

data yang diperoleh dari kuesioner menyebutkan bahwa tidak terdapat

media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas, serta

guru dan siswa kelas I membutuhkan media pembelajaran IPA yang

menarik, hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada

guru dan siswa kelas I.

Proses pembelajaran IPA yang terjadi di kelas I SD N V Gunungan

tentu bertentangan dengan sistem Ilmu Pengetahuan Alam yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

4

dibangun dengan kesadaran kognisi seperti teori yang telah disebutkan

diatas. Dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru di kelas tentu saja

siswa kelas I tersebut belum melakukan kegiatan atau usaha memperoleh

pengetahuan atau mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri.

Media pembelajaran konkret dapat membantu siswa memahami

materi IPA yang abstrak. Piaget memaparkan pendapatnya tentang teori

perkembangan kognitf. Piaget membagi perkembangan kognitif anak dalam

4 tahap yaitu (1) sensorimotorik, (2) pra-operasional, (3) operasional

konkret, dan (4) operasional formal. Perkembangan anak usia SD kelas I

umumnya terjadi pada fase kedua yaitu pra operasional (berusia 2-7 tahun).

Selain itu, siswa SD pun juga termasuk pada tahap operasional konkret (usia

7-11 tahun). Salah satu ciri pada tahap ini adalah anak menggunakan logika

berpikir dengan menggunakan benda konkret dan belum dapat

menggunakan logika berpikir abstrak (Prastisi, 2008).

Dengan praktik penggunaan media pembelajaran konkret, anak dapat

mengalami langsung proses pembelajaran, sehingga akan lebih mudah bagi

anak untuk menyatakan atau menjelaskannya kembali.

Metode Montessori adalah metode yang bersandar pada prinsipnya

bahwa pendidikan seorang anak harus muncul dari dan bertepatan dengan

tahap-tahap perkembangan anak itu sendiri. Maria Montessori meyakini

bahwa anak-anak mengalami kemajuan melalui serangkaian tahap

perkembangan, masing-masing tahap memerlukan jenis pembelajaran yang

dirancang secara tepat dan spesifik (Gutek, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

5

Dengan berlandaskan teori dari Gutek tersebut, peneliti merasa bahwa

media pembelajaran IPA berbasis Montessori adalah sebuah solusi yang

tepat dari masalah yang telah ditemukan di lapangan, dimana ketika

pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan, para siswa masih riuh dan

asyik melakukan aktifitasnya sendiri-sendiri, kondisi siswa kelas 1 SD

Negeri V Gunungan sebagian besar masih dalam masa transisi dari jenjang

taman kanak-kanak ke sekolah dasar, oleh sebab itu, suasana kelas

seringkali tidak kondusif karena anak mudah merasa bosan.

Media Pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam

penerapan metode Montessori. Berdasarkan observasi dan eksperimen yang

dilakukan oleh Maria Montessori menunjukkan bahwa penggunaan berbagai

material atau media pembelajaran yang diberikan pada anak mampu

mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan kreatif.

Montessori percaya bahwa kemampuan dasar dalam ilmu pengetahuan

dapat dipahami anak-anak Sekolah Dasar dengan mudah jika mereka

diperlihatkan alat-media pembelajaran yang nyata untuk membantu mereka

melakukan imajinasi (Lillard, 1997:80).

Montessori menekankan pentingnya penggunaan media pembelajaran

atau benda-benda konkret yang membantu siswa selama proses belajar.

Media pembelajaran menjadi bagian yang penting dalam lingkungan belajar

bagi siswa. Media pembelajaran yang ada di lingkungan Montessori

memiliki 4 ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-

education (Montessori, 2002:171-174). Berkaitan dengan hal tersebut,

peneliti menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan yang kelima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

6

agar media pembelajaran yang digunakan dapat sesuai dengan lingkungan

siswa di Indonesia. Kontekstual berarti sesuai dengan konteks atau pola

hubungan di dalam lingkungan langsung seseorang (Johnson, 2010:34).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, kuesioner, serta teori dari

beberapa ahli, peneliti merasa bahwa menerapkan metode Montessori dalam

mendesain media pembelajaran IPA adalah sebuah ide yang menarik,

karena 5 karakteristik media pembelajaran Montessori yang menarik, auto-

education, bergradasi, auto-correction, dan kontekstual dirasa bisa

menjawab segala permasalahan yang terjadi di lapangan. Karakteristik

Montessori yang menarik serta bergradasi dapat menarik antusias serta

ketertarikan anak dalam belajar, dengan menggunakan media dalam

pembelajaran juga sudah sesuai dengan hakikat IPA yaitu kognisi dimana

anak dapat memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui

pengalaman sendiri. Selain itu, media pembelajaran IPA berbasis

Montessori belum pernah dikembangkan sebelumnya, sehingga peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian serta membuat desain yang sesuai

dengan 5 karakteristik Montessori yang telah disebutkan di atas.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran IPA

dengan metode Montessori yang sesuai dengan ciri-ciri Montessori untuk

siswa kelas I?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran berbasis Montessori berupa The

Pentagon of five sense ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran

IPA dengan metode Montessori yang sesuai dengan ciri-ciri Montessori

untuk siswa kelas I.

1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran berbasis Montessori berupa The

Pentagon of five sense dalam pembelajaran IPA kelas I dengan materi

pembelajaran panca Indera.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1.3.3 Bagi Peneliti

a. Penelitian ini membuka wawasan mahasiswa bahwa adanya media

pembelajaran pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami

materi.

b. Penelitian ini memberikan pemikiran baru kepada mahasiswa akan

pentingnya pengembangan media pembelajaran pembelajaran SD yang

inovatif sehingga dapat membantu kelangsungan proses pembelajaran.

c. Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa

tentang pengembangan media pembelajaran pembelajaran SD untuk

materi panca indera manusia berbasis metode Montessori.

1.3.4 Bagi Guru

a. Guru dapat memiliki pemahaman akan pentingnya media pembelajaran

pembelajaran inovatif yang lain untuk mengatasi berbagai kesulitan yang

dialami oleh siswa pada mata pelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

8

b. Guru dapat memiliki pengalaman tentang cara mengembangkan media

pembelajaran pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis metode

Montessori yang memanfaatkan potensi lokal atau sumber daya yang ada

di lingkungan sekitar.

c. Guru dapat mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran yang

lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis metode

Montessori.

1.3.5 Bagi siswa

a. Siswa memperoleh pengalaman langsung menggunakan media

pembelajaran yang menarik agar lebih fokus dalam pembelajaran.

b. Siswa memiliki pengalamanan langsung terhadap pembelajaran IPA

yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan adanya penggunakan

media pembelajaran IPA berbasis Montesssori.

1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah

sebuah alat dari kayu bernama “The Pentagon of Five sense” yaitu media

pembelajaran panca indera manusia yang salah satu bagiannya berupa

sebuah bangun ruang segilima yang masing-masing sisinya terdiri dari

bagian panca indera manusia yaitu mata, hidung, telinga, mulut, dan kulit.

Perangkat media tersebut terdiri dari 4 bagian yaitu pentagon puzzle,

rectangle box, 3D card, puzzle places.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

9

Gambar 1. 1 Desain media pembelajaran The Pentagon Of Five Sense.

1.3.6 Pentagon Puzzle

Puzzle ini terdiri dari 15 buah prisma segitiga berwarna-warni.

Gambar 1. 2 Pentagon Puzzle

Dalam puzzle ini, setiap prisma segitiga memiliki 15 gambar yang

berbeda dimana dalam masing masing prisma segitiga akan menampilkan

gambar yang berkaitan dengan fungsi panca indera manusia, seperti

gambar ikan yang berbau amis, sampah yang berbau busuk, gambar-

gambar tersebut berkaitan dengan fungsi panca indera manusia yaitu

hidung. Prisma segitiga tersebut juga memiliki gradasi warna, dalam setiap

susunannya, dalam setiap susunan terdiri dari 3 buah prisma segitiga,

kedua warna yang terletak di bagian atas dan bawah merupakan warna

yang dapat dicampurkan kemudian menghasilkan warna di tengah,

contohnya adalah disisi atas merupakan warna merah, kemudian disisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

10

bawah merupakan warna kuning, maka percampuran dari kedua warna

tersebut akan menghasilkan warna merah, warna merah tersebut diberikan

simbol “t” kecil agar tetap di letakkan di tengah, karena warna di tengah

berfungsi sebagai kunci jawaban, warna prisma segitiga di tengah akan

sama dengan warna latar belakang panca indera yang ada di 3D card of

five sense.

1.3.7 3D Card of Five sense

Komponen serlanjutnya adalah 3D card of five sense, seperti

namanya, kartu 3D berbentuk persegi panjang ini memiliki sebuah

komponen 3D, dimana digambarkan alat indera manusia dalam bentuk 3D

sehingga siswa dapat merabanya. 3D card of five sense terdiri dari 5 kartu

yang terdiri dari kartu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Kartu kartu

tersebut memiliki latar belakang warna yang sama dengan prisma segitiga

yang terdapat pada komponen pentagon puzzle yang memiliki kode “t”

atau susunannya terletak di tengah, selain sebagai sarana penyampaian

materi, media ini dapat berfungsi sebagai kartu soal yang berhubungan

dengan fungsi panca indera. komponen ini memiliki pengait magnet

sehingga dapat di letakkan di dalam rectangle box.

Gambar 1. 3 3D Card of Five sense

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

11

1.3.8 Rectangle Box

Sesuai dengan namanya, komponen ini berbentuk balok yang

berfungsi sebagai wadah untuk pentagon puzzle dan 3D card of five sense.

Komponen ini dapat dibuka tutup sehingga praktis untuk dibawa.

Gambar 1. 4 Rectangle Box

1.3.9 Pentagon puzzle places.

Komponen yang terakhir adalah pentagon puzzle places.

Komponen ini berfungsi sebagai tempat atau wadah bagi prisma segitiga,

sehingga ketika prisma segitiga tersebut seluruhnya di letakkan di

pentagon puzzle places, dapat membentuk suatu bangun ruang segilima.

Gambar 1. 5 Puzzle Places

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

12

1.3.10 Kotak penyimpanan

Terdapat dua buah kotak penyimpanan yaitu kotak penyimpanan

untuk pentagon puzzle dan kotak penyimpanan untuk 3D card. Kotak

penyimpanan untuk pentagon puzzle berbentuk kubus, dan kotak

penyimpanan 3D card berbentuk balok

Gambar 1.6 Kotak penyimpanan pentagon pentagon puzzle

Gambar 1.7 Kotak penyimpanan pentagon 3D card

1.4 Definisi Operasional

1.4.1 Perkembangan anak adalah proses perubahan dalam diri anak baik fisik

maupun psikis yang terjadi secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan

1.4.2 Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan atau suatu hal dari pengirim ke penerima sehingga

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

13

1.4.3 Media pembelajaran Montessori adalah media pembelajaran yang

memiliki ciri bergradasi, menarik, auto-education, auto-correction, dan

kontekstual.

1.4.4 Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu wajib dan sangat penting

sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar dan harus dibangun dengan

kesadaran kognisi.

1.4.5 Panca indera adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan

luar, alat indera manusia sering disebut panca indera karena terdiri dari 5

indera yaitu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

14

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II akan membahas empat bagian, yaitu kajian pustaka, penelitian

yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Pada sub bab kajian pustaka ini memuat perkembangan anak,

media pembelajaran,media pembelajaran Montessori, fungsi media

pembelajaran dan pembelajaran IPA.

2.1.1 Perkembangan Anak

Perkembangan anak merupakan proses pematangan dan perubahan

hasil belajar sebagai hasil dari pertumbuhan yang dialami anak. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah

proses perubahan dalam diri anak baik fisik maupun psikis yang terjadi

secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Soemantri, 2007:3).

Piaget (dalam Suparno, 2001) memaparkan pendapatnya tentang

teori perkembangan kognitf. Piaget membagi perkembangan kognitif anak

dalam 4 tahap yaitu sensori motorik, pra-operasional, operasional konkret,

dan operasional formal. Berikut merupakan 4 tahap perkembangan kognitif

anak menurut piaget.

1) Tahap perkembangan sensori motorik, terjadi pada saat bayi berusia dua

tahun. Selama tahap ini, inteligensi anak lebih didasarkan pada tindakan

inderawi anak terhadap lingkungan, seperti melihat, meraba, menjamah,

mendengar, membau, dan sebagainya. Selain itu, pada tahap ini anak belajar

mengenali suatu benda dengan berbagai tindakan inderawi tersebut. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

15

tahap ini pula, konsep anak mengenai kausalitas (sebab akibat) juga mulai

berkembang terlebih berkaitan dengan konsep ruang dan waktu. Beberapa

perkembangan mengenai benda, ruang, waktu, dan kausalitas membantu

anak membangun pengetahuan tentang lingkungannya (Suparno, 2001:26-

27). Oleh karena itu, tahap ini menjadi dasar bagi perkembangan tahapan

selanjutnya.

2) Tahapan perkembangan kognitif pra-operasional. Tahapan ini terjadi

pada umur 2-7 tahun. Periode ini merupakan periode peralihan dari periode

sensorimotorik. Pada akhir periode sensorimotorik, anak mengembangkan

tindakan yang efisien dan terorganisasi dalam menghadapi lingkungan.

Selain itu, anak pun menggunakan kemampuan yang sudah diterima pada

periode sebelumnya walaupun sekarang berada pada periode pra-

operasional (Crain, 2007:182). Anak juga menggunakan simbol maupun

tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Berdasarkan cara

berpikir tersebut, anak mampu mengungkap dan membicarakan hal yang

sudah terjadi (Suparno, 2001:49). Oleh karena itu, perkembangan kognitif

anak semakin berkembang yang terorganisir dengan penggunaan simbol dan

bahasa dalam mengungkapkan objek maupun hal yang terjadi.

3) Tahap operasional konkret. Terjadi pada usia 7-11 tahun. Pada tahap ini,

anak sudah mulai mengembangkan pemikiran yang didasarkan pada aturan

dan operasi yang logis. Anak-anak mulai berpikir logis untuk menggantikan

cara berpikir sebelumnya yang masih bersifat intuitif primitif, namun

membutuhkan contoh- contoh konkret (Pratisti, 2008:41).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

16

4) Tahap operasi formal, merupakan tahap terakhir dalam tahap

perkembangan kognitif menurut Piaget. Tahap ini terjadi pada umur sekitar

sebelas atau dua belas tahun ke atas. Dalam tahap ini, anak dapat berpikir

logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposi dan

hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih

dahulu (Suparno, 2001:88). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa cara

berpikir abstrak mulai berkembang dan digunakan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa perkembangan

anak usia SD kelas I umumnya terjadi pada fase kedua yaitu pra operasional

(berusia 2-7 tahun). Serta dapat masuk pada tahap ketiga yaitu operasional

konkret Selain itu, anak berada pada intellectual period atau periode belajar

secara mendalam pada rentang usia ini. Periode ini menuntut anak untuk

belajar secara lebih dari pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.

Selain itu, siswa SD pun juga termasuk pada tahap operasional konkret (usia

7-11 tahun). Salah satu ciri pada tahap ini adalah anak menggunakan logika

berpikir dengan menggunakan benda konkret dan belum dapat

menggunakan logika berpikir abstrak.

Hal ini berarti siswa SD memerlukan bantuan berupa benda konkret

atau media pembelajaran dalam memahami materi yang abstrak. Oleh

karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan tentang

media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan siswa SD

karena media pembelajaran mampu membantu siswa memahami materi

yang abstrak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

17

2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat dipahami segala sesuatu yang dapat

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya

dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Rosyada, 2010:7).

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan atau suatu hal dari pengirim ke penerima sehingga

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik (Sukiman,

2012:29). Media adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar

mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan

pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad, 2010:3).

Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran ialah segala sesuatu yang digunakan dalam

proses belajar mengajar untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya

dapat melakukan proses belajar dengan lebih antusias, dan penuh perhatian

sehingga tercipta proses belajar yang efektif dan efisien.

2.1.3 Fungsi Media pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi untuk mempermudah

pemahaman siswa tentang materi pembelajaran. Materi yang sifatnya

abstrak, pada umumnya sukar dipahami oleh siswa tanpa bantuan media

pembelajaran. Melalui media pembelajaran, siswa dapat memahami materi

yang abstrak dengan melihat, meraba, dan menggunakan media

pembelajaran tersebut (Asyhar, 2012:13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

18

2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran menurut Montessori merupakan kesatuan

bahan-bahan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anak secara

individu dan mendukung pengembangan kemampuannya (Hainstock,

1997:80). Selain itu, media pembelajaran yang dibuat oleh Montessori

ditujukan untuk membantu siswa dalam mencapai pengetahuan yang

abstrak dan mengembangkan cara berpikir yang kreatif dengan

memvisualisasikan simbol-simbol nyata (Lillard, 1996:80-81). Oleh

sebab itu, media pembelajaran selalu tersedia di kelas-kelas Montessori

untuk mendukung perkembangan siswa dalam aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh di atas, peneliti menarik

sebuah kesimpulan secara umum tentang pengertian media pembelajaran

Montessori. Media pembelajaran merupakan alat bantu untuk

memperagakan suatu materi dalam pembelajaran dengan mengaktifkan

panca indera siswa agar dapat menerima materi dari apa yang mereka amati

dan apa yang mereka dengar serta apa yang mereka baca agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

Media Pembelajaran Montessori mempunyai empat ciri khusus

(Montessori, 2002:171-175) dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Hal

tersebut akan dipaparkan dalam uraian berikut.

1) Menarik

Media pembelajaran Montessori dirancang sangat menarik bagi siswa

agar dapat menarik minat siswa dalam belajar. Media pembelajaran dibuat

menarik dari segi warna, bentuk, dan sebagainya. Jika dilihat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

19

warnanya, media pembelajaran yang menarik dapat mengaktifkan

sensorial anak pada saat anak menyentuh, meraba media pembelajaran

menggunakan indera perabanya, serta mendengarkan bunyi yang

ditimbulkan oleh media pembelajaran menggunakan indera pendengarnya.

Melalui media pembelajaran tersebut anak pun dapat menemukan

hubungan satu hal dengan yang lain (Montessori, 2002:174).

2) Bergradasi

Media pembelajaran Montessori mempunyai gradasi rangsangan

warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran Montessori tidak

hanya bergradasi dalam arti dapat melibatkan sebanyak mungkin

penggunaan panca indera, tetapi juga pada gradasi penggunaaan untuk

berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari

media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002:174). Gradasi warna

dapat diperkenalkan dengan menggunakan kotak warna yang memiliki

beberapa warna, misalnya warna biru tua hingga biru muda. Gradasi

ukuran tinggi ke rendah dapat diperkenalkan dengan menggunakan

media pembelajaran.

3) Auto-correction

Media pembelajaran Montessori mempunyai pengendali kesalahan pada

setiap media pembelajaran itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar anak

dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah aktivitas yang

dilakukannya tanpa ada orang lain yang mengoreksi. Ciri tersebut dapat

digambarkan dari penggunaan media pembelajaran inkastri silinder. Inkastri

silinder memperkenalkan ukuran yang berbeda-beda, yaitu tinggi-pendek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

20

gemuk-kurus, tinggi kurus-gemuk pendek, dan tinggi gemuk-pendek kurus.

Pengendali kesalahan dari alat tersebut adalah lubang pada inkastri. Oleh

karena itu, anak dapat mengetahui benar/salah dari ketidaksesuaian inkastri

yang diletakkan pada masing-masing lubang (Montessori, 2002:171).

4) Auto-education

Media pembelajaran Montessori dirancang untuk menumbuhkan

kemandirian anak serta pengembangan kemampuan secara mandiri tanpa

ada campur tangan dari orang dewasa. Lingkungan belajar dirancang

sedemikan rupa agar tidak ada orang dewasa yang mengintervensi hal-hal

yang dilakukan anak. Hal tersebut dikarenakan setiap alat sudah mempunyai

pengendali kesalahan (Montessori, 2002:172-173).

5) Kontekstual

Peneliti menambahkan ciri kontekstual, yaitu agar media pembelajaran

yang digunakan sesuai dengan konteks atau pola hubungan di dalam

lingkungan langsung seseorang (Johnson, 2010:34).

Siswa memperoleh pengalaman belajarnya dengan menggunakan

benda konkret seperti media pembelajaran. Montessori menegaskan

bahwa semua material atau media pembelajaran tersebut berguna untuk

mendorong perkembangan anak secara intelektual dan melatih

keterampilan anak (Hainstock, 1997:82). Melalui media pembelajaran,

siswa dapat melihat secara langsung, memperagakan atau

menggunakannya, dan membentuk konsep yang abstrak serta pemikiran

yang kreatif. Fungsi lain yang dapat diperoleh dari media pembelajaran

yang dibuat oleh Montessori antara lain adalah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

21

kontrol pada pergerakan siswa, mengembangkan kemandirian,

kehendak, serta mengembangkan kebahasaannya (Lillard, 1996:80-85).

2.1.4.1 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan

mendorong perkembangan anak secara intelektual (Hainstock, 1997:82).

Siswa mampu melihat, menggunakan, dan menemukan konsep dan berpikir

kreatif melalui media pembelajaran Montessori. Selain itu, media

pembelajaran Montessori memberi kontrol berupa auto-correction pada

siswa dalam menggunakannya, meningkatkan kemandirian, kehendak, serta

bahasanya (Lillard, 1996:80-85). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki

keunggulan yaitu dapat meningkatkan kemandirian anak dalam belajar

melalui 5 ciri khusus yang dimiliki media tersebut.

2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pengetahuan Alam yang harus dibangun dengan kesadaran kognisi

(Surjani, 2010). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Kognisi memiliki arti

yaitu (1) proses pengenalan dan penafsiran lingkungan oleh seseorang, (2)

kegiatan memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui

pengalaman sendiri. Dengan hanya mendengarkan penjelasan dari guru di

kelas tentu saja siswa dan siswi kelas I tersebut belum melakukan kegiatan

atau usaha memperoleh pengetahuan atau mengenali sesuatu melalui

pengalaman sendiri.

IPA harus di pandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam,

sebagai cara untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

22

pengetahuan. IPA harus dipandang sebagai suatu cara berpikir dalam

pencarian tentang pengertian rahasia alam dan sebagai batang tubuh

pengetahuan yang dihasilkan dari inquiry. Dapat disimpulkan pada

Hakikatnya IPA merupakan kumpulan pengetahuan atau IPA sebagai

produk ilmiah, dan cara untuk penyelidikan atau IPA sebagai proses ilmiah

(Collete and Chippetta, 1994).

Dari berbagai teori tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam

praktiknya, pembelajaran IPA yang ideal harus dilakukan dengan prosedur

pengamatan terhadap objek-objek yang bersifat konkret dan mengenali

suatu objek melalui pengalaman sendiri.

2.1.7.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan

pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan

kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga

merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta

gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA

tidak hanya verbal tetapi juga faktual.

Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan

untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat

IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang

melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

23

Keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi

ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur,

mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan

waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan

melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan

variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis

dan mensintesis data (Asyari, Muslichah, 2006: 22).

Keterampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi,

menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran

IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua

ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan

masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta,

konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru (Poedjiati, 2005:78).

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan

keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan

ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah

dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

24

dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP atau MTs.

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua

aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah

meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan

kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah.

2.1.7.2 Materi Panca Indera manusia

Indera merupakan alat tubuh yang memiliki fungsi untuk mengetahui

keadaan di luar. Manusia memiliki lima indera, sehingga sering disebut

Panca Indera (Depdiknas, 2014). Kelima indera manusia tersebut yaitu:

1) Mata, berfungsi sebagai indera penglihatan, mata dapat melihat

lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar, sehingga mata dapat

mengenali benda benda disekitarnya dengan cepat. Mata dapat berfungsi

jika mendapatkan rangsangan berupa cahaya.

2) Hidung, berfungsi sebagai indera pembau, hidung dapat

mengidentifikasi suatu objek berdasarkan aroma yang ditimbulkan.

Hidung dapat membedakan macam-macam bau.

3) Kulit, Kulit merupakan indera peraba, dengan kulit kita dapat

membedakan kasar, halus, dingin, dan panas. Telinga

4) Telinga merupakan indera pendengaran. Dengan telinga kita bisa

mengidentifikasi bermacam-macam bunyi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

25

5) Lidah merupakan indera perasa, lidah dapat merespon berbagai rasa

seperti asam, manis, pahit, dan sebagainya.

2.2 Penelitian yang Relevan

Wulandari (2016) mengembangkan media pembelajaran membaca dan

menulis permulaan berbasis Metode Montessori. Dalam Skrispisnya Peneliti

mengembangkan kotak huruf sebagai media pembelajaran membaca dan

menulis. Media pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas sangat

baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata yang

didapatkan yaitu sebesar 3,82. Yaitu masuk dalam kategori sangat baik.

Terjadi kenaikan hasil pretest dan posttest yaitu sebesar 26.

Widyaningrum (2015) mengembangkan media pembelajaran

pembelajaran IPA materi panca indera manusia berbasis metode Montessori.

Media pembelajaran papan penjumlahan dan pengurangan berbasis metode

Montessori yang dikembangkan memiliki kualitas sangat baik dilihat dari

perolehan skor validasi ahli. Perolehan skor rerata yang didapatkan yaitu

sebesar 3,73. Yaitu masuk dalam kategori sangat baik.

Agustin (2015) mengembangkan media pembelajaran Sands Paper

Letters materi menulis tegak bersambung berbasis Montessori. Dalam

skripsinya penulis mengembangkan media pembelajaran sands paper letters

untuk materi menulis tegak bersambung bagi siswa kelas I. Diperoleh hasil

validasi ahli sebesar 3,64 yang tergolong sangat baik, terjadi kenaikan dari

skor posttest ke pretest setelah implementasi media pembelajaran tersebut.

Dari ketiga penelitian yang relevan tersebut. Peneliti tidak menemukan

adanya pengembangan media pembelajaran Montessori dengan mata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

26

pelajaran IPA. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengembangkan Media

Pembelajaran IPA berbasis Montessori. Penelitian yang relevan dapat dilihat

dari literature map berikut ini.

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Ilmu pengetahuan Alam merupakan Ilmu wajib dan sangat penting

sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Pengamatan merupakan suatu

elemen penting dalam pembelajaran IPA, dalam artian lain, pembelajaran

IPA tidak bisa lepas dari proses pengamatan, serta analisis, oleh karena itu

Ilmu pengetahuan alam harus diajarkan dengan cara yang tepat dan menarik

serta memberikan kesempatan berpikir kritis bagi siswa SD. misalnya

pembelajaran IPA diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan

sendiri" dan pengamatan, salah satunya adalah pengamatan terhadap suatu

Wulandari (2016)

Pengembangan Media

pembelajaran Membaca

dan Menulis permulaan

Berbasis Metode Montessori.

Widyaningrum (2015)

Pengembangan Media

pembelajaran Pembelajaran

IPA Materi Penjumlahan dan Pengurangan Berbasis Metode

Montessori.

Agustin (2015)

Pengembangan Media

pembelajaran Sand Paper

Letters Materi Menulis

Tegak Bersambung Berbasis Montessori.

Penelitian Media

pembelajaran Berbasis

Montessori

Adillita (2017)

pengembangan media

pembelajaran IPA materi

Panca Indera Manusia

berbasis Montessori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

27

objek kemudian melakukan eksperimen dengan media pembelajaran yang

diberikan oleh guru. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang

dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidak akan menjadi mata pelajaran

yang bersifat hafalan saja.

Siswa kelas I SD berusia sekitar 5-7 tahun, sehingga dalam tahap

perkembangan anak menurut Jean Piaget, siswa kelas I SD masuk dalam

tahap pra-operasional, karena tahapan ini terjadi pada umur dua sampai

tujuh tahun. Dalam tahap ini anak mengembangkan tindakan yang efisien

dan terorganisasi dalam menghadapi lingkungan. Anak juga menggunakan

simbol maupun tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek

(Crain, 2007). Berdasarkan cara berpikir tersebut, anak mampu mengungkap

dan membicarakan hal yang sudah terjadi. Oleh karena itu, perkembangan

kognitif anak semakin berkembang yang terorganisir dengan penggunaan

simbol dan bahasa dalam mengungkapkan objek maupun hal yang terjadi.

Hal ini berarti siswa SD memerlukan bantuan berupa benda konkret

atau media pembelajaran dalam memahami, menyatakan atau menjelaskan

sebuah objek atau materi berdasarkan hal yang telah terjadi. Dengan praktik

penggunaan media pembelajaran, anak dapat mengalami langsung proses

pembelajaran, sehingga akan lebih mudah bagi anak untuk menyatakan atau

menjelaskannya kembali. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran IPA untuk

kelas I SD.

Media Pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam

penerapan metode Montessori. Berdasarkan observasi dan eksperimen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

28

dilakukan oleh Maria Montessori menunjukkan bahwa penggunaan berbagai

material atau media pembelajaran yang diberikan pada anak mampu

mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan kreatif.

Montessori percaya bahwa kemampuan dasar dalam ilmu pengetahuan

dapat dipahami anak-anak Sekolah Dasar dengan mudah jika mereka

diperlihatkan media pembelajaran yang nyata untuk membantu mereka

melakukan imajinasi.

Berdasarkan paparan diatas peneliti menyadari betul bahwa media

pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses belajar siswa.

Untuk itu, peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media

pembelajaran Montessori dengan materi panca Indera untuk pelajaran IPA

siswa kelas I SD. Jika media pembelajaran Panca Indera berbasis

Montessori di implementasikan dalam proses pembelajaran IPA di SD,

siswa akan lebih mudah dalam memahami materi tentang Panca Indera.

2.4 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur dalam mengembangkan media pembelajaran IPA

materi panca indera berbasis Montessori?

2. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera

berbasis Montessori menurut guru?

3. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera

berbasis Montessori menurut ahli Montessori?

4. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera

berbasis Montessori menurut ahli IPA?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

29

5. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA materi panca indera

berbasis Montessori menurut siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini yang merupakan metode penelitian akan membahas tentang

jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

dan pengembangan atau Research and Development (RnD). Research and

Development (RnD) adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,

2010:407).

Menurut Borg and Gall (dalam Nusa Putra, 2015:84) R&D dalam

pendidikan adalah sebuah model pengembangan berbasis industri dimana

temuan penelitian digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru

yang kemudian secara sistematis diuji di lapangan, di evaluasi dan

disempurnakan sampai mereka memenuhi kriteria tertentu, yaitu efektifitas

dan berkualitas.

Penelitian dan Pengembangan atau Research and development

(R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan

suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang

dapat dipertanggung jawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk

benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu

pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak

(software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

31

di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan,

pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll (Sujadi,

2003:164).

Dari teori-teori tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian

pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan

penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan

produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas.

Sesuai dengan namanya, Research & Development dipahami sebagai

kegiatan penelitian yang dimulai dengan research dan diteruskan dengan

development. Kegiatan research dilakukan untuk mendapatkan informasi

tentang kebutuhan pengguna, sedangkan kegiatan development dilakukan

untuk menghasilkan perangkat pembelajaran.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori berupa the pentagon of five sense. Media Pembelajaran

ini di rancang untuk membantu siswa kelas 1 semester ganjil untuk belajar

tentang panca Indera. The pentagon of five sense terbuat dari kayu yang

dibuat menjadi beberapa bentuk, seperti 3D I dan pentagon puzzle. Pada five

sense board terdapat 5 jenis panca indera yang dibuat dengan bentuk 3

Dimensi, serta pentagon puzzle adalah 15 buah segitiga yang dipergunakan

sebagai soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

32

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas I semester

ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SD V Gunungan. Sekelompok siswa

tersebut berjumlah lima anak yang terdiri dari dua siswa putri dan 3 siswa

putra. Pemilihan sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan

rekomendasi dari wali kelas yang merekomendasikan untuk memilih

beberapa siswa yang sudah lancar menulis agar mempermudah dalam

penulisan kuisioner. Selain itu, peneliti juga memberikan beberapa

pertimbangan terkait dalam pemilihan subjek berdasarkan hasil

pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran. Peneliti

mengambil 5 subjek karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh guru

kelas untuk peneltian dan siswa kelas I belum dapat mengisi kuesioner

dengan baik, mereka masih butuh bimbingan, sehingga 5 subjek akan lebih

mudah untuk dibimbing sehingga masalah keterbatasan waktu dapat

diatasi.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Uji coba instrumen penelitian dilakukan di SD N VI Manyaran.

Pengambilan data berupa observasi, wawancara, kuisioner serta uji coba

terbatas dilakukan di SD V Gunungan, Kabupaten Wonogiri. Pemilihan

SD N V Gunungan sebagai tempat uji coba lapangan terbatas dikarenakan

SD tersebut memiliki prestasi yang baik dalam bidang olahraga dan

kesenian, namun untuk prestasi akademik masih sangat kurang. Terhitung

sejak tahun 2013 sekolah ini belum pernah menjuarai lomba cerdas cermat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

33

dan olimpiade di tingkat kecamatan. Pemilihan SD N VI Manyaran

dikarenakan letaknya berdekatan dengan SD N V Gunungan.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni 2016

hingga April 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama

kurang lebih 10 bulan.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi penelitian Research and

Development menurut Borg dan Gall (dalam Sukmadinata, 2011:169) yang

dipadukan dengan Sugiyono (2014: 298). Borg dan Gall mengemukakan

sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu 1) Penelitian

dan pengumpulan Data 2) Perencanaan, 3) Pengembangan bentuk awal

produk, 4) Uji Coba lapangan awal, 5) revisi produk awal. 6) Uji Coba

lapangan 7) Revisi Produk,8) Uji Pelakasanaan lapangan 9)

Penyempurnaan produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi. Berikut

adalah model pengembangan menurut Borg dan Gall (1989).

Bagan 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Borg dan Gall (1989).

Uji coba lapangan

(main field testing)

Penelitian dan Pengumpulan Data

(research and collecting)

Perencanaan

(planning)

Pengembangan draf produk (develop premilimnary

form of product)

Uji coba lapangan awal

(preliminary field

testing)

Merevisi hasil uji

coba (main product

revision)

Penyempurnaan produk hasil

uji coba lapangan

(operational product

revision)

Uji pelaksanaan

lapangan (operational

field testing)

Penyempurnaan Produk

Akhir (final product

revision)

Diseminasi dan

implementasi

(Dissemination and

Implementation)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

34

Borg dan Gall menguraikan setiap langkah pengembangan sebagai berikut.

(1) Penelitian dan pengumpulan data, merupakan teknik pengumpulan data

yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di

lapangan dan produk yang akan dikembangkan.

(2) Perencanaan, meliputi menentukan keterampilan yang akan

dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian

yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan

juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan

penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan.

(3) Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk

lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian

pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli. Apabila yang

dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini

juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat

evaluasinya.

(4) Uji coba lapangan awal, merupakan pengujian tahap awal yang

dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk.

Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan

berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang

dikembangkan.

(5) Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan, merupakan proses

perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

35

lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan

lebih lanjut.

(6) Uji coba lapangan, dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara

5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini

dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat

yang dikembangkan.

(7) Revisi produk, berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan

untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat

penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap

selanjutnya.

(8) Uji pelaksanaan lapangan, dalam uji coba lapangan melibatkan lebih

banyak sekolah antara 10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200

anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data

yaitu tes, kuesioner, dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut

dianalisis sebagai saran dalam penyempurnaan tahap akhir.

(9) Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji

coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat

diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir.

(10) Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat

laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan

tahapan pengembangan. Selain itu, peneliti juga membuat artikel yang

selanjutnya dapat dipublikasikan menjadi jurnal ilmiah. Peneliti juga dapat

bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara

luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

36

Menurut Sugiyono (2015:408-409) terdapat sepuluh langkah

pengembangan, antara lain potensi dan masalah, pengumpulan data, desain

produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji

coba pemakaian, revisi produk, dan produksi masal. Berikut ini merupakan

model pengembangan menurut Sugiyono (2015 : 408-409) disajikan dalam

bagan 3.2.

Bagan 3.2 Model pengembangan menurut Sugiyono (2015).

Berikut ini adalah penjabaran 10 langkah pengembangan menurut

Sugiyono:

(1) Potensi dan masalah, langkah research and development menurut

metode di atas dimulai dari adanya potensi atau masalah, potensi adalah

segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.

Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.

Potensi dan masalah dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data

empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri. Tetapi

bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan

kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

Potensi dan

masalah Pengumpulan

Data

Desain

Produk

Validasi

Desain

Uji Coba

Pemakaian Revisi

Desain Uji Coba

Produk

Revisi

Produk

Revisi Produk Produksi

Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

37

(2) Pengumpulan informasi, setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan

secara faktual dan up to date. Maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai

informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk

tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disini

diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan

untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin

dicapai.

(3) Desain produk, hasil akhir dari penelitian dan pengembangan adalah

desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk

harus dihasilkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan

sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

(4) Validasi desain, merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan

produk. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan

beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai

produk baru yang dirancang tersebut.

(5) Perbaikan desain, setelah desain produk divalidasi melalui diskusi

dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui

kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi

dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah

peneliti yang menghasilkan produk tersebut.

(6) Uji coba produk, dalam bidang pendidikan, desain produk seperti

metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah dilakukan validasi

dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

38

metode belajar tersebut. Setelah disimulasikan maka dapat diujicobakan

pada kelompok yang terbatas.

(7) Pengujian produk, dalam pengujian produk dapat menggunakan pretest

dan posttest.

(8) Uji coba pemakaian, setelah pengujian terhadap produk berhasil dan

mungkin ada revisi, maka produk dapat diterapkan dalam lingkup lembaga

pendidikan yang luas. Dalam operasinya, metode baru tersebut tetap harus

dinilai hambatan atau kekurangan yang muncul guna untuk perbaikan lebih

lanjut.

(9) Revisi produk, revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian di

dalam lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan

kelemahan.

(10) Pembuatan produk masal, bila produk telah dinyatakan efektif dalam

beberapak kali pengujian, maka dapat diterapkan pada setiap lembaga

pendidikan.

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi

dan memodifikasi model penelitian dan pegembangan dari Borg dan Gall

(1989) dan Sugiyono (2015:408-427). Penelitian ini dibatasi sampai pada uji

coba lapangan terbatas dan prototype media pembelajaran yang telah

divalidasi. Hal ini digunakan karena waktu yang relatif singkat. Langkah

penelitian dan pengembangan dimodifikasi menjadi lima langkah yaitu (1)

potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan bentuk awal

produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Penelitian

dimulai dengan mengedidentifikasi masalah. Kemudian pada tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

39

perencanaan, peneliti merancang desain media pembelajaran bersama

dengan albumnya dan beberapa instrumen seperti kuesioner dan tes yang

digunakan pada saat penelitian. Peneliti kemudian membuat produk

berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran berbasis metode

Montessori pada tahap pengembangan bentuk awal produk. Selanjutnya,

produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli. Pada tahap validasi produk

sebelum digunakan pada tahap uji coba lapangan terbatas.

Bagan 3.3 Prosedur yang digunakan dalam penelitian

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang

dipaparkan oleh Borg dan Gall (1989) dan Sugiyono (2015:408:427).

Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi 5 langkah yaitu 1) Potensi

dan masalah 2) perencanaan 3) Pengembangan bentuk awal produk 4)

Validasi Produk 5) Uji Coba lapangan terbatas. Kelima tahap penelitian

dan pengembangan disajikan dalam bagan 3.4 tentang prosedur penelitian.

Potensi dan Masalah

(Sugiyono)

Penyusunan rencana

(Borg dan Gall)

Pengembangan bentuk

awal produk

(Sugiyono & Borg dan

Gall)

Validasi Produk

(Sugiyono & Borg dan

Gall)

Uji coba terbatas

(Sugiyono & Borg

dan Gall)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

40

TAHAP PERTAMA

Potensi Masalah

TAHAP KEDUA

Perencanaan

TAHAP KETIGA

Pengembangan Bentuk Awal Produk

TAHAP KEEMPAT

Validasi Produk

TAHAP KELIMA

Uji coba lapangan terbatas

Konsep pembuatan media pembelajaran

Desain media pembelajaran

Desain album

media pembelajaran

Instrumen

Revisi

Revisi Revisi Uji keterbacaan instrumen oleh guru dan siswa

Desain media pembelajaran

Desain album

media pembelajaran

Pengumpulan bahan

Pembuatan media pembelajaran

dan album

Media pembelajaran dan album siap

divalidasi

Revisi Desain

Identifikasi Masalah

Pedoman Observasi

Pedoman

Wawancara

Validasi oleh ahli IPA dan Montessori

Observasi

Wawancara

Data ketersediaan dan

penggunaan media pembelajaran serta

kesulitan belajar siswa

Analisis karakteristik media

pembelajaran Montessori

Analisis karakteristik siswa

Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan

Validasi ahli IPA,

Montessori, dan guru

Uji keterbacaan instrumen oleh

guru dan siswa Revisihhjii

Penyebaran

kuesioner

Data analisis

kebutuhan

Data analisis kebutuhan

Tes

Kuesioner validasi produk

Validasi guru

Validasi ahli IPA dan Montessori

Uji

Empiris

Uji keterbacaan

soal oleh siswa Revisi

Instrumen siap

digunakan

Media

pembelajaran

Album media

pembelajaran

Validasi oleh ahli pembelajaran IPA, Montessori dan guru

Validasi oleh ahli pembelajaran

IPA dan Montessori

Revisi produk

Media pembelajaran dan album siap digunakan

untuk uji coba lapangan

terbatas

Pretest Uji coba terbatas Posttest

Tanggapan mengenai produk oleh siswa

Revisi

produk

Prototipe media pembelajaran IPA SD materi Panca Indera

Manusia berbasis metode

Montessori

Validasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru

Revisi

Revisi Desain

Revisi Desain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

41

3.4.1 Potensi dan masalah

Tahap pertama penelitian ini adalah potensi dan masalah. Peneliti

melakukan identifikasi terhadap potensi dan masalah masalah dengan

melakukan observasi dan wawancara. Setelah melakukan observasi dan

wawancara, peneliti menyusun instrumen analisis kebutuhan, kemudian

melakukan analisis kebutuhan dengan menggunakan kuisioner untuk

mengetahui kebutuhan media pembelajaran siswa dan guru di SD penelitian.

Sebelum digunakan untuk pengumpulan data, instrumen observasi,

wawancara serta kuisioner di validasi oleh ahli bahasa. Wawancara

dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan dua orang siswa SD kelas I.

Potensi yang ditemukan oleh peneliti adalah tersedianya bahan baku kayu

serta banyaknya pengrajin kayu di sekitar sekolah tersebut, mengingat kayu

dapat digunakan sebagai bahan pembuatan media pembelajaran. Potensi lain

yang ditemukan oleh peneliti adalah keinginan guru untuk membuat media

pembelajaran. Pada kenyataanya, penggunaan media pembelajaran masih

sangat terbatas, bahkan di kelas bawah tidak ditemukan penggunaan media

pembelajaran IPA. Potensi yang ada akan menjadi masalah bila tidak

dimanfaatkan dengan maksimal.

Selain melakukan identifikasi masalah dengan wawancara, peneliti

juga melakukan observasi yang berkaitan dengan pembelajaran IPA di kelas

I. Langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis hasil wawancara dan

hasil observasi untuk mengetahui ketersediaan media pembelajaran serta

kesulitan siswa dalam pembelajaran IPA di kelas. Hasil tersebut kemudian

digunakan oleh peneliti untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

42

Pembuatan kuesioner memperhatikan karakteristik media Montessori

dan karakterisitik anak usia kelas I SD. Kuesioner diberikan kepada siswa

dan guru kelas I SD. Sebelum disebarkan kepada siswa dan guru instrumen

kuesioner divalidasi terlebih dahulu guru SD Setara, serta di uji

keterbacaannya oleh siswa kelas I SD Setara. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Selain itu peneliti juga

melakukan uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan

siswa kelas I SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman guru dan siswa terhadap kalimat pertanyaan yang terdapat pada

kuesioner. Selanjutnya peneliti melakukan revisi berdasarkan analisis uji

keterbacaan oleh guru dan siswa. Setelah di revisi analisis kebutuhan

diberikan kepada guru dan siswa kelas I SD Penelitian.

3.4.2 Perencanaan

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. Pada tahap ini

peneliti membuat konsep media pembelajaran yang akan dibuat. Pada tahap

perencanaan ini peneliti membuat konsep media pembelajaran yang akan

dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru kelas 1. Peneliti

mulai merancang desain media pembelajaran dan album petunjuk

penggunaanya. Desain media pembelajaran tersebut selanjutnya

dikonsultasikan kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran

Montessori untuk diberi saran dan masukan. Kemudian peneliti melakukan

revisi desain berdasarkan saran dan masukan para ahli. Kemudian, media

pembelajaran dibuat berdasarkan desain yang telah direvisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

43

Peneliti juga membuat beberapa instrumen yang digunakan dalam

penelitian seperti tes dan kuesioner validasi produk. Instrumen tes yang

telah dibuat digunakan sebagai pretest dan posttest. Instrumen dibuat

dengan bentuk pilihan ganda. Sebelum dijadikan instrumen pretest dan

posttest pada SD Penelitian, peneliti melakukan uji empiris terlebih dahulu

pada SD setara untuk mengetahui kevalidan soal. Hasil uji Empiris diolah

dengan menggunakan Test Analysis Program untuk mengetahui validitas

dan reabilitas intrumen tes. Peneliti melakukan revisi soal jika dalam

instrumen test terdapat soal yang tidak valid. Setelah melakukan uji empiris

dan soal telah valid, maka instrumen test siap diujikan kepada siswa SD

penelitian untuk pretest dan posttest.

Peneliti juga membuat kuesioner validasi produk untuk ahli dan guru

serta kuesioner tanggapan mengenai produk untuk siswa. Sebelum

digunakan, kuesioner tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh ahli bahasa.

Selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kepada siswa kelas I SD

Setara. Melalui hasil uji keterbacaan tersebut, peneliti dapat mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pernyataan pada kuesioner.

Hasil uji keterbacaan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan revisi.

Setelah diperbaiki, kuesioner mengenai tanggapan produk untuk siswa siap

untuk digunakan dalam uji coba lapangan terbatas.

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal

produk. Pada tahap ini peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan

KD 1.1 tentang panca Indera Manusia, pembuatan media dengan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

44

tersebut dikembangkan berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran

Montessori yaitu (1) auto-education, (2) auto-correction, (3) menarik, (4)

bergradasi, dan (5) kontekstual. Peneliti kemudian mengumpulkan bahan-

bahan yang digunakan untuk pembuatan media pembelajaran. Selain itu,

peneliti juga membuat album media pembelajaran yang dapat digunakan

untuk pedoman penggunaan media pembelajaran. Setelah keduanya selesai

maka diperoleh prototipe media pembelajaran yang siap divalidasikan

kepada ahli.

3.4.4 Validasi Produk

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media

pembelajaran dan album yang telah selesai dibuat di validasi oleh ahli

pembelajaran IPA, Ahli Montessori dan guru validasi dilakukan untuk

menilai kelayakan produk sebelum diuji coba secara terbatas di lapangan.

Setelah itu peneliti melakukan analisis mengenai kualitas media

pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan validasi dari para ahli. Peneliti

melakukan revisi produk apabila terdapat kekurangan dalam media

pembelajaran yang telah dibuat, setelah melakukan revisi produk maka

selanjutnya media pembelajaran tersebut siap digunakan untuk uji coba

terbatas.

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas

Tahap kelima dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas.

Produk yang telah dibuat, divalidasi dan telah direvisi diujikan kepada 17

siswa kelas I SD Penelitian. Kesepuluh siswa tersebut diberikan posttest dan

pretest untuk mengetahui hasil belajar mereka, baik sebelum penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

45

media pembelajaran maupun sesudah penggunaan media pembelajaran. Pada

akhir penelitian, peneliti membagikan kuesioner tanggapan mengenai produk

untuk siswa. Hasil validasi oleh ahli, guru dan siswa selanjutnya menjadi

bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan revisi yang terakhir pada

produk .

Penelitian ini dimodifikasi kedalam lima tahap yaitu potensi dan

masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk,

dan uji coba lapangan terbatas. Penelitian hanya dibatasi sampai pada

prototipe media pembelajaran panca Indera berbasis metode Montessori.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh kualitas pengumpulan

data yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

wawancara, kuisioner, observasi, dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2012:

137). Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan,

keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya

(Widoyoko, 2015: 33).

Penggunaan jenis penelitian research and development akan

menghasilkan jenis data kuantitatif dan kualitatif pada saat proses

pengumpulan data. Data kuantitatif merupakan jenis data yang terdiri dari

angka-angka, sedangkan data kualitatif merupakan jenis data yang terdiri dari

teks-teks dan gambar-gambar (Creswell, 2012:310). Data kuantitatif dari

penelitian ini diperoleh dari semua teknik pengumpulan data yang digunakan

seperti kuesioner, observasi, wawancara, dan tes. Adapun data kuantitatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

46

tersebut terdapat dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi,

dan wawancara oleh beberapa ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa

dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan siswa, hasil

uji empiris kepada siswa kelas I SD setara, dan hasil pretest dan posttest oleh

sekelompok siswa. Selain itu, data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh

dari teknik pengumpulan data seperti kuesioner, observasi, dan wawancara.

Adapun secara spesifik data tersebut diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil

validasi kuesioner, observasi, dan wawancara, hasil kuesioner analisis

kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli,

hasil observasi, dan hasil wawancara. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa teknik tersebut dalam mengumpulkan data. Berikut

merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam beberapa hal

terkait dengan beberapa prosedur pengembangan yang telah dipaparkan di

atas.

3.5.1 Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja , gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono 2016: 203) Oleh

karena itu, observasi digunakan karena penelitian ini menggunakan teknik

observasi untuk mengamati pembelajaran IPA beserta aktivitas

pembelajarannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan siswa dan

guru terkait dengan media pembelajaran IPA yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

47

3.5.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari

rseponden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil

(Sugiyono, 2016 :194).

Wawancara tidak terstruktur merupakan teknik wawancara bebas yang

dapat digunakan oleh peneliti tanpa menggunakan pedoman wawancara

secara sistematis dan lengkap (Sugiyono, 2010:197). Wawancara dalam

pengumpulan data ini dilakukan kepada kepala sekolah SD Negeri V

Gunungan, guru kelas I, dan sejumlah murid untuk memberikan informasi

terkait dengan keberadaan media pembelajaran di Sekolah Dasar tersebut.

Selain itu, wawancara yang dilakukan oleh peneliti menggunakan jenis

wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2014:197) menyatakan

wawancara tidak terstruktur tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah disusun secara sistematis namun mempersiapkan garis besar

permasalahan yang ditanyakan. Garis besar ini digunakan untuk

mengumpulkan data analisis kebutuhan media pembelajaran dan

permasalahan yang dialami siswa dan guru. Garis besar permasalahan ini

didesain oleh peneliti menggunakan pertanyaan yang relevan dan membuka

kesempatan adanya jawaban terbuka dari narasumber.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

48

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang

akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan responden. Kuesioner dapat

berupa pertanyaan tertutup atau pertanyaan terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau melalui pos atau internet.

a. Kuesioner Analisis Kebutuhan

Kuesioner analisis kebutuhan ini digunakan untuk melihat kebutuhan

media pembelajaran yang diperlukan oleh siswa dan guru. Kuesioner

tersebut berupa kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka yang disusun dipakai

untuk mendapatkan informasi berupa pendapat, tanggapan, perasaan,

sikap,atau kesan dari guru maupun siswa tentang kondisi maupun keadaan

sebenarnya. Dalam hal ini, siswa dan guru diberikan kebebasan untuk

menuliskan pendapatnya secara luas tanpa pilihan jawaban yang sudah

tersedia (Supratiknya, 2012:40-41). Kuesioner ini selanjutnya diberikan

kepada 2 orang guru dan seluruh siswa kelas I SD Negeri V Gunungan.

b. Kuesioner Uji Validitas Produk Untuk Ahli Dan Guru.

Kuesioner uji validitas produk untuk pakar dan guru berbentuk

kuesioner terbuka. Kuesioner tersebut disusun dengan rating scale yang

diambil dari skala Likert. Skala Likert yang digunakan adalah skala 1-4

dengan kategori 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (baik), dan 4 (sangat

baik). Kuesioner tersebut terdiri dari 10 pertanyaan yang didesain dari 5

karakteristik media pembelajaran. Beberapa karakteristik tersebut adalah

auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi, dan kontekstual.

Selain itu, kuesioner ini digunakan untuk menilai pengembangan produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

49

media pembelajaran yang telah dilakukan dan melihat kesesuaian media

pembelajaran dengan konsep materi panca indera manusia.

c. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan Terbatas untuk

Siswa.

Kuesioner uji coba lapangan terbatas untuk siswa berbentuk

kuesioner terbuka. Kuesioner tersebut disusun dengan rating scale yang

diambil dari skala Likert. Menurut Sugiyono (2016:134-135) Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekeelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya

disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Skala Likert yang

digunakan adalah skala 1-4 dengan kategori 1 (sangat tidak baik), 2 (tidak

baik), 3 (baik), dan 4 (sangat tidak baik). Kuesioner tersebut terdiri dari 10

pertanyaan yang didesain dari 5 karakteristik media pembelajaran. Beberapa

karakteristik tersebut adalah auto-education, auto-correction, menarik,

bergradasi, dan kontekstual. Selain itu, kuesioner ini digunakan untuk

menilai pengembangan produk media pembelajaran setelah siswa

mendapatkan pendampingan selama proses uji coba lapangan terbatas.

3.5.4 Tes

Tes dilakukan sebanyak dua kali meliputi pretest dan posttest. Tes

dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif. Dengan membandingkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

50

pretest dan postest, peneliti dapat mengetahui kualitas produk media

pembelajaran. Pretest dilakukan sebelum pendampingan yang dilakukan di

awal penelitian. Posttest dilakukan dilakukan di akhir penelitian setelah

siswa selesai mengikuti serangkaian pendampingan belajar menggunakan

media pembelajaran untuk materi panca indera manusia. Posttest bertujuan

untuk mengetahui kemampuan siswa setelah selesai mengikuti serangkaian

pendampingan belajar menggunakan media pembelajaran panca indera

manusia yang didesain oleh peneliti sebagai produk dalam penelitian ini.

3.6 Instrumen Penelitian

Hasil penelitian sangat tergantung pada jenis instrumen pengumpul

datanya. Oleh sebab itu imstrumen penelitian harus memiliki tingkat

kepercayaan (Setyosari, 2003:207). Penelitian ini menggunakan instrument

penelitian di antaranya kuisioner, pedoman wawancara, pedoman observasi,

dan soal prestest-posttest.

3.6.1 Observasi

Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA kelas I dan ketersediaan

media pembelajaran di SD Negeri V Gunungan. Ketika observasi

pembelajaran IPA di kelas I, peneliti mengamati penggunaan atau

pemanfaatan media pembelajaran IPA saat proses belajar mengajar

berlangsung, ketersediaan media pembelajaran di kelas I, serta cara

mengajar guru. Peneliti membuat catatan pada setiap rentangan waktu

tertentu dengan menuliskan setiap peristiwa yang terjadi untuk melakukan

pengamatan secara detail. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

51

Tabel 3. 1 Kisi-kisi observasi

No. Item

Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati

1,2 Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas

Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran

3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas

Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran

5,6 Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa

Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri

7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas

Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA

Pedoman observasi tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu

ahli bahasa, pembelajaran IPA, dan guru SD setara. Instrumen tersebut

divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid

selama penelitian.

3.6.2 Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menganalisis

kebutuhan media pembelajaran IPA dari beberapa narasumber, diantaranya

adalah 5 siswa kelas I, guru kelas I, dan kepala sekolah SD N V Gunungan.

Adapun kisi-kisi wawancara untuk beberapa narasumber tersebut dapat

terlihat pada tabel berikut ini.

a. Wawancara Kepala Sekolah

Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara yang pertama

dilakukan kepada Kepala SD Negeri V Gunungan. Hal tersebut dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

52

untuk mengumpulkan data terkait dengan ketersediaan dan penggunaan

media pembelajaran di sekolah. Wawancara tidak berstruktur adalah

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2016:320). Berikut

merupakan garis besar wawancara dengan kepala sekolah.

Tabel 3. 2 Garis besar wawancara dengan kepala sekolah.

No Topik Pertanyaan

1. Informasi berkaitan dengan sekolah

2. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah a. Media pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan media pembelajaran IPA di sekolah

c. Perawatan media pembelajaran IPA di sekolah

3. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran

4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran.

b. Wawancara Guru Kelas I

Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara selanjutnya

dilakukan dengan guru kelas I SD Negeri V Gunungan. Hal tersebut

dilakukan untuk mengumpulkan data terkait dengan ketersediaan dan

penggunaan media pembelajaran di sekolah serta kesulitan belajar yang

dialami oleh siswa. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan

teknik wawancara tidak terstruktur. Berikut merupakan garis besar

wawancara dengan guru kelas I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

53

Tabel 3. 3 Garis besar wawancara dengan kepala sekolah.

No Topik Pertanyaan 1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas

Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru

2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran 3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran

IPA

4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut

a. Wawancara Siswa Kelas I

Kegiatan pengumpulan data melalui wawancara selanjutnya

dilakukan kepada 2 orang siswa kelas I. Hal tersebut dilakukan untuk

mengumpulkan data terkait dengan penggunaan media pembelajaran serta

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Wawancara yang dilakukan

dengan menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Berikut

merupakan garis besar wawancara dengan siswa kelas I.

Tabel 3. 3 Garis besar wawancara dengan siswa kelas I

No Topik Pertanyaan

1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi

2. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA

3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

Ketiga pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD

Setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk

mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas yang

dilakukan adalah validitas konstruk.

3.5.3 Kuesioner

Bentuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner terbuka. Pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas oleh

responden. Responden dalam analisis kebutuhan ini adalah semua siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

54

kelas I SD N V Gunungan. Hasil kuesioner digunakan sebagai acuan dalam

merancang media pembelajaran IPA berbasis Montessori. Selain itu,

kuesioner tersebut juga dirancang berdasarkan 5 karakteristik media

pembelajaran Montessori. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner analisis

kebutuhan untuk siswa dan guru.

Tabel 3. 4 Kisi-kisi kuesioner Analisis Kebutuhan untuk siswa

dan guru kelas I.

Indikator Deskriptor Nomor item

Kuesioner Guru

Kuesioner Siswa

Auto-education

1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA

1,2 1,2

2. Memahami konsep IPA secara mandiri

Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

7,8 7,8

Menarik 1. Memiliki warna 3,4 3,4 2. Membuat siswa semangat untuk

belajar

Bergradasi

1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi

5,6 5,6

2. Berat media pembelajaran Auto-correction

1. Membantu menemukan kesalahan sendiri

9,10 9,10

2. Membantu menemukan jawaban yang benar

Kisi – kisi tersebut selanjutnya didesain menjadi kuesioner analisis

kebutuhan untuk guru dan siswa. Instrumen kuesioner analisis kebutuhan

tersebut telah divalidasi oleh ahli dan guru SD setara. Menurut Sugiyono

(2016:134-135) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

55

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Skala Likert yang digunakan adalah skala 1-4 dengan kategori 1

(sangat tidak baik), 2 (tidak baik), 3 (baik), dan 4 (sangat tidak baik).Dari

hasil penilaian tersebut akan diperoleh rerata hasil yang menunjukkan valid

atau tidaknya instrumen. Rerata skor tersebut kemudian dikonversikan

menjadi data kualitatif dalam skala empat dengan acuan dari Widoyoko

(2015:144) yang sudah dimodifikasi oleh peneliti dimana skor 2,50

termasuk dalam kategori kurang. Peneliti melakukan modifikasi tersebut

agar standar validasi produk menjadi lebih tinggi, sehingga produk media

pembelajaran yang dihasilkan akan lebih baik. Berikut merupakan tabel

kategorisasi skor rerata hasil berdasarkan hasil validasi ahli.

Tabel 3. 5 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Berdasarkan Hasil

Validasi Ahli.

Skor Bobot Interval Skor Kategori

4 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.

3,25< X ≤ 4,00 Sangat Baik

3 Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.

2,50< X ≤ 3,25 Baik

2 Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan.

1,75< X ≤ 2,50 Kurang

1 Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.

1,00 < X ≤ 1,75 Sangat Kurang

Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dinyatakan valid jika

memperoleh skor lebih besar dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori

Baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun

perlu perbaikan.

Penyusunan kuesioner validasi produk didasarkan pada 5 indikator

karakteristik media pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

56

produk. Karakteristik tersebut antara lain menarik, bergradasi, auto

correction, auto education, dan kontekstual. Kuesioner ini diisi oleh ahli

pembelajaran Montessori, ahli IPA Montessori, dan guru kelas I sesudah

peneliti melakukan presentasi media pembelajaran yang didesain. Berikut

merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk yang disajikan dalam tabel.

Tabel 3. 6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli.

Indikator Deskriptor Nomor Item

Auto-education

Membantu siswa memahami konsep IPA. Siswa belajar secara mandiri.

1,2

Auto-

correction

Membantu siswa menemukan

kesalahannya sendiri. Membantu siswa menemukan jawaban

yang benar.

7,8

Menarik Memiliki warna yang menarik bagi siswa. Bentuk alat menarik bagi siswa yang

ingin belajar.

3,4

Bergradasi Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda.

Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.

5,6

Kontekstual Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. Dapat diproduksi oleh masyarakat

sekitar.

9,10

Kisi-kisi tersebut selanjutnya didesain menjadi kuesioner validasi

ahli. Lima indikator tersebut didesain menjadi sepuluh pertanyaan.

Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pengendali kesesuaian

pengembangan berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran Montessori.

Sebelum digunakan, instrumen kuesioner validasi produk untuk

pakar atau ahli telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan guru

SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk

mengumpulkan data yang valid selama penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

57

a. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas disusun

berdasarkan pada 5 indikator karakteristik media pembelajaran yang

digunakan dalam pengembangan produk. Karakteristik tersebut antara lain

menarik, bergradasi, auto correction, auto education, dan kontekstual.

Kuesioner ini disi oleh siswa kelas I, setelah peneliti melakukan uji coba

lapangan terbatas. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner validasi produk

yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3. 7 Kisi-kisi kuesioner validasi produk untuk siswa.

Indikator Deskriptor Nomor Item

auto

education

Membantu siswa memahami konsep IPA.

Siswa belajar secara mandiri.

1,2

auto correction

Membantu siswa menemukan kesalahannya sendiri. Membantu siswa menemukan jawaban

yang benar.

7,8

Menarik Memiliki warna yang menarik bagi siswa. Bentuk alat menarik bagi siswa yang ingin

belajar.

3,4

Bergradasi Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda.

Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.

5,6

Kontekstual Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar.

9,10

Kisi-kisi tersebut selanjutnya didesain menjadi kuesioner validasi

untuk siswa. Lima indikator tersebut didesain menjadi sepuluh pertanyaan.

Pertanyaan tersebut digunakan sebagai pengendali kesesuaian

pengembangan berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran.

Sebelum digunakan, instrumen kuesioner validasi produk untuk siswa

telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli bahasa dan guru SD setara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

58

Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan

data yang valid selama penelitian.

3.6.3 Tes

Tes disusun dan didesain berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)

“Mengenal anggota tubuh dan kegunaanya, serta cara perawatannya” untuk

kelas I semester ganjil. Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut, peneliti

menjabarkan menjadi tiga indikator yang selanjutnya didesain menjadi kisi-

kisi soal. Penyusunan soal tes didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat

peneliti. Setelah disusun, instrumen tes kemudian diuji validitasnya sebelum

digunakan. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi dan konstruk.

Validitas isi yaitu membandingkan isi instrumen dengan materi yang

disampaikan dalam pembelajaran dan diharapkan dikuasai oleh peserta

didik (Yusuf, 2015: 61-62). Aspek penilaian validasi isi disusun dengan

mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan

Widyaningrum (2015).

Tes yang dilakukan meliputi pretest dan posttest. Hasil Tes tersebut

digunakan untuk melengkapi data kuantitatif yang nantinya akan digunakan

untuk mengetahui kualitas produk media yang telah dibuat dengan cara

membandingkan hasil pretest dan posttest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

59

Tabel 3. 8 Kisi-kisi soal

Kompetensi Dasar Indikator Item Soal

1.1 Mengenal anggota tubuh dan

kegunaanya, serta cara perawatannya

1.1.1 Mengenal Panca Indera Manusia.

1

1.1.2 Mengetahui

fungsi panca indera manusia.

2,3,4,5,6

1.1.3 Mengetahui cara

merawat panca Indera manusia dan membiasakannya.

7,8,9,10

Tiga indikator tersebut selanjutnya didesain oleh peneliti menjadi 10

soal yang digunakan untuk uji empiris. Instrumen tes yang telah dibuat

selanjutnya divalidasi oleh guru kelas I. Berikut merupakan aspek penilaian

validasi isi instrumen test.

Tabel 3. 9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Test.

No Komponen penilaian

1 Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indicator

2 Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan

perkembangan siswa

3 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan

4 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan

5 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku

6 Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan

3.7 Triangulasi

Hasil data yang terkumpul dari kuesioner, wawancara, dan observasi,

selanjutnya diolah menggunakan teknik triangulasi. Menurut Wiersma

dalam Sugiyono (2016: 372) “Triangulation is qualitative cross-validation,

it assessesthe sufficiency of the data collection procedures”. Hal tersebut

dimaksudkan bahwa, triangulasi adalah pengujian kredibilitas untuk

mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

60

kebutuhan merupakan bagian dari tahap pertama yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan media

pembelajaran serta permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas

I. Oleh karena itu, teknik triangulasi ini digunakan untuk mengecek data

dari ketiga teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut merupakan

bagan triangulasi data dari ketiga teknik yang digunakan dalam analisis

data.

Bagan 3.5 Bagan Triangulasi Teknik

Bagan tersebut menggambar adanya tiga teknik yang digunakan oleh

peneliti dalam menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA kelas I

untuk guru dan siswa. Hasil analisis tersebut selanjutnya dianalisis oleh

peneliti sebagai data kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan

pembuatan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan guru

dan siswa. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi untuk

menganalisis data wawancara berdasarkan tiga sumber data. Berikut

merupakan bagan triangulasi tiga sumber data.

Bagan 3.6 Bagan Triangulasi berdasarkan Sumber Data

Wawancara

Kuesioner Observasi

Kepala Sekolah

Guru Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

61

Ketiga sumber data tersebut memiliki pandangan atau pendapat

mengenai ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta

kesulitan belajar dalam pembelajaran IPA. Hasil data tersebut

selanjutnyadidentifikasi untuk menemukan kesamaan pendapat maupun

pandangan dari ketiga sumber.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan

berdasarkan jenis data yang telah dipaparkan sebelumnya. Berikut

merupakan pembahasan dari masing-masing teknik analisis data yang

digunakan oleh peneliti.

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan pada

pengolahan data seperti hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi,

dan wawancara oleh beberapa ahli, hasil kuesioner analisis kebutuhan

siswa dan guru, hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dan

siswa, hasil uji empiris kepada siswa kelas I SD setara, dan hasil pretest

dan posttest oleh sekelompok siswa. Secara garis besar analisis data

kuantitatif digunakan pada keseluruhan teknik pengumpulan data yang

dilakukan seperti validasi kuesioner, pedoman wawancara, observasi dan

tes. Berikut merupakan pembahasan dari masing-masing analisis data dari

berbagai macam teknik tersebut. Pembahasan pertama yang akan

dipaparkan terkait dengan teknik analisis data kuantitaif pada kuesioner.

Salah satu perhitungan kuantitatif yang digunakan terdapat pada

pengolahan kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Teknik analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

62

data yang digunakan pada tahap ini adalah interpretasi data dan

perhitungan nilai dalam bentuk persen. Perhitungan nilai dalam bentuk

persen dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kuesioner analisis

kebutuhan. Perhitungan tersebut bertujuan untuk mengetahui persentase

setiap item pada kuesioner. Berikut akan dipaparkan rumus perhitungan

menurut Supratiknya (2012).

Analisis data lain yang dilakukan pada teknik pengumpulan data

kuesioner terdapat pada kuesioner validasi produk oleh ahli dan siswa.

Dalam kedua kuesioner tersebut, pertanyaan yang dibuat berbentuk skor

pada setiap pernyataan dalam kuesioner penilaian media pembelajaran.

Penilaian yang digunakan disusun menggunakan skala Likert 1-4. Dari

masing-masing skor yang diperoleh dari penilaian, skor pada setiap item

dijumlahkan kemudian dirata-rata. Analisis data kuantitatif yang pertama

dilakukan dengan menggunakan Skala Likert 1-4 (Widoyoko, 2015: 104)

dimana setiap angka pada skala disertai kriteria untuk memudahkan

penilai. Peneliti menyusun kriteria yang berbeda-beda pada setiap

instrumen berdasarkan kebutuhan dari penilaian tersebut.

Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian instrumen

pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner analisis kebutuhan

dan kuesioner validasi produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

63

Tabel 3.10 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian instrumen

pedoman wawancara

Skala Kriteria

4 Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki

3 Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki

2 Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki

1 Instrumen tidak layak digunakan

Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas isi soal tes.

Tabel 3.11 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas isi soal tes.

Skala Kriteria

4 Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki.

3 Sudah sesuai namun perlu diperbaiki

2 Kurang sesuai dan perlu diperbaiki

1 Tidak sesuai

Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas konstruk soal

tes.

Tabel 3.12 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji validitas konstruk

soal tes.

Skala Kriteria

4 Soal sesuai indikator, kalimat jelas dan baku

3 Soal sesuai indikator, kalimat jelas tetapi tidak baku

2 Soal sesuai indikator, kalimat tidak jelas dan tidak baku

1 Soal tidak sesuai indikator, kalimat tidak jelas dan tidak baku

Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner

analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes.

Tabel 3.13 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian uji keterbacaan

kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes.

Skala Kriteria

4 Kalimat jelas dan mudah dipahami.

3 Kalimat kurang jelas namun bisa dipahami.

2 Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami.

1 Kalimat tidak jelas dan tidak bisa dipahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

64

Tabel 3.14 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian validasi produk oleh

ahli.

Skala Kriteria

4 Media pembelajaran sangat sesuai dengan pernyataan

3 Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan, namun terdapat

kekurangan.

2 Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki

1 Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga

kurang layak untuk digunakan.

Berikut skala dan kriteria pada pedoman penilaian kuesioner tanggapan

siswa mengenai media pembelajaran.

Tabel 3.15 Skala dan kriteria pada pedoman penilaian kuesioner tanggapan

siswa mengenai media pembelajaran.

Skala Kriteria

4 Sangat Setuju

3 Setuju

2 Tidak setuju

1 Sangat Tidak setuju

Berikut merupakan tabel konversi kuantitatif ke kualitatif yang

mengacu pada Widoyoko (2015) yang telah dimodifikasi oleh peneliti

dimana skor kurang dari 2.50 termasuk kategori kurang.

Tabel 3. 16 Konversi data kuantitatif ke kualitatif.

Interval Skor Kategori

3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik

2,50 < X ≤ 3,25 Baik

1,75 < X ≤ 2,50 Kurang

1.00 ≤ X ≤ 1,75 Sangat Kurang

Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli

yang disajikan dalam tabel 3.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

65

Tabel 3. 17 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen

Interval

Skor

Kategori Bobot

3,26 – 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak

digunakan

2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak

digunakan namun perlu perbaikan

1,76 – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak

digunakan

1,00 – 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak

digunakan

3.8.2. Analisis Data Kualitatif

Oleh karena kegiatan penelitian lebih banyak berupa pengamatan

terhadap pelaksanaan model dan wawancara, maka data yang diperoleh

merupakan data kualitatif (Nusa Putra, 2015 : 190). Data kualitatif ini

diperoleh dari hasil wawancara yang terhadap kepala sekolah, guru kelas I,

serta dua orang siswa kelas 1. Data kualitatif juga diperoleh dari komentar

para ahli. Komentar serta jawaban dari responden tersebut digunakan

peneliti untuk melakukan proses desain serta peneliti akan melakukan revisi

terhadap produk yang telah didesain, sesuai dengan kritikkan dan masukkan

dari ahli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

66

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 – April 2017 di SD N V

Gunungan dan SD setara yaitu SD VI Manyaran. Serta penyusunan hasil

penelitian menjadi dilaksanakan dari bulan juni 2016 sampai April 2017.

Tabel 3. 10 Jadwal penelitian

Langkah Penelitian

Bulan

Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

Penyusunan proposal

Potensi dan masalah

Penyusunan rencana

Pengembangan bentuk awal produk

Validasi produk

Uji coba lapangan terbatas

Penyusunan naskah skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi uraian tentang penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian

tersebut terdiri dari hasil dan pembahasan.

4.1 Hasil

Subbab ini berisi uraian tentang proses penelitian dari persiapan

sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi potensi dan masalah,

perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan

terbatas.

4.1.1 Potensi dan masalah

Tahap awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

mengidentifikasi potensi yang ada di SD Penelitian. Berdasarkan observasi

oleh peneliti, Potensi yang terdapat di SD Penelitian antara lain lingkungan

terletak di pedesaan dan merupakan sentra kerajinan kayu. Namun Potensi

tersebut tidak dimanfaatkan oleh guru dalam pembuatan media

pembelajaran. Pada kenyataanya penggunaan media pembelajaran di kelas

bawah tidak ditemukan. Potensi yang ada akan menjadi masalah jika tidak

dimaksimalkan.

4.1.1.1 Identifikasi Masalah

Tahap awal penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

mengidentifikasi permasalahan di lapangan, peneliti melakukan identifikasi

masalah yang berkaitan dengan kesulitan belajar yang di alami oleh siswa.

Kemudian peneliti mengkaji permasalahan tersebut dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

68

teknik wawancara dan observasi yang selanjutnya dikaji dengan

menggunakan triangulasi data.

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk

menganalisis permasalahan di sekolah dasar. Secara khusus, observasi

dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan penggunaan media

pembelajaran. Selain itu, tujuan lain dari observasi adalah mengetahui

kesulitan dan karakteristik siswa pada saat pembelajaran IPA. Validasi

instrumen observasi dilakukan beberapa ahli yaitu guru SD setara. Validasi

yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat kesesuaian

instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi

terhadap instrumen observasi dapat dilihat dalam tabel berikut. Hasil

validasi pedoman instrumen observasi dapat dilihat pada lampiran halaman

124.

Tabel 4. 1 Hasil validasi Instrumen Observasi

Ahli Nomor Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8

1 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0

Rerata 4,0 4,0

Observasi dilaksanakan pada tanggal di kelas I SD Negeri V

Gunungan. Berikut merupakan hasil observasi pembelajaran IPA di kelas.

Lembar hasil observasi kelas dapat dilihat pada lampiran halaman 125.

Tabel 4. 2 Hasil Observasi di kelas

Objek yang Diamati Jawaban Catatan

Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk

pembelajaran IPA

Tidak -

Media pembelajaran layak Tidak -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

69

untuk digunakan dalam pembelajaran

Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi

pembelajaran IPA

Tidak Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan metode

ceramah dan menuliskan materi di

papan tulis

Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran

Tidak Guru tidak menggunakan media pembelajaran.

Guru menjelaskan cara

penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa

Tidak

Guru tidak

menggunakan media pembelajaran.

Siswa dapat menggunakan

media pembelajaran secara mandiri

Tidak Siswa menggunakan

LKS dan buku paket.

Siswa mengalami kesulitan

ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas

Ya siswa tidak mampu

menjawab pertanyaan guru seputar materi yang telah diajarkan.

Siswa mengalami kesulitan

ketika mengerjakan soal IPA

Ya Siswa tidak mampu

mengerjakan soal yang diberikan oleh

guru.

Berdasarkan paparan hasil observasi tersebut, dapat disimpulkan

bahwa ketersediaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas. Guru

juga tidak menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran

IPA di kelas. Guru hanya menggunakan metode ceramah serta gambar dan

penjelasan di buku paket. Banyak siswa yang kurang antusias, tidak tertarik

sehingga saat disodorkan pertanyaan atau soal latihan mereka tidak dapat

menjawab oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan

penggunaan media pembelajaran belum optimal digunakan dalam

pembelajaran IPA di kelas I.

Peneliti juga melakukan observasi terhadap lingkungan sekitar.

Berdasarkan hasil identifikasi potensi dan masalah tersebut, terdapat potensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

70

berupa melimpahnya bahan baku kayu serta adanya pengrajin kayu yang

memungkinkan dalam pembuatan media pembelajaran dengan bahan baku

kayu. Identifikasi masalah menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman

siswa pada materi pembelajaran panca indera dikarenakan kurangnya media

pembelajaran. Hal tersebut tampak pada hasil wawancara dengan guru

maupun siswa.

b. Wawancara

Teknik kedua yang digunakan peneliti untuk mengidentifikasi

masalah adalah wawancara. Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala

sekolah serta guru yang mengajar kelas I di SD Negeri V Gunungan.

Sebelum dilakukan kegiatan wawancara, instrumen wawancara divalidasi

kepada beberapa ahli seperti ahli bahasa. pembelajaran IPA, dan guru SD

setara. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstruk yaitu melihat

kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Hasil validasi

instrumen pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada Lampiran

Halaman 126.

Tabel 4. 3 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara kepala sekolah.

Ahli Nomor Item

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4,0

Rerata 4,0

Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar

4.00. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa

instrumen wawancara layak digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

71

Peneliti juga melakukan Validasi wawancara guru dan siswa

terhadap Guru kelas I dan Guru SD Setara. Berikut merupakan hasil

validasinya.

Tabel 4.4 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara guru

Vali-

dator

Nomor Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 70 3,9

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 4

Rerata 71 3,95

Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar

3.95. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa

instrumen wawancara layak digunakan.

Tabel 4.5 Hasil validasi instrumen pedoman wawancara siswa

Validator Nomor Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3,9

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 3,9

Rerata 43 3,9

Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor sebesar

3.9. menurut tabel 3.6 halaman Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen

wawancara layak digunakan.

Hasil validasi wawancara tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi

peneliti dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan.

Selanjutnya, pedoman wawancara tersebut digunakan untuk mencari data

tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dengan

responden antara lain kepala sekolah, guru, dan siswa kelas I. Berikut akan

dipaparkan hasil wawancara ketiga narasumber.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

72

1) Kepala Sekolah

Kegiatan wawancara pertama kali dilakukan kepada kepala SD Negeri

V Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketersediaan dan

penggunaan media pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan. Kegiatan

tersebut dilaksanakan pada tanggal . Berikut merupakan hasil wawancara

kepala sekolah.

Tabel 4. 6 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah.

Topik Pertanyaan Hasil Wawancara

Informasi berkaitan dengan sekolah Sekolah belum pernah mendapatkan piagam atau penghargaan dalam olimpiade IPA. Biasanya hanya

sampai pada tingkat kecamatan saja

Ketersediaan media pembelajaran di sekolah

a. Media Pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah

b. Pengadaan Media

Pembelajaran IPA di sekolah c. Perawatan Media

Pembelajaran IPA di sekolah

Ada beberapa media pembelajaran di sekolah seperti KIT yang meliputi

materi tata surya, kerangka manusia, dsb yang biasanya hanya digunakan oleh siswa siswi di kelas atas, untuk

kelas bawah media pembelajaran KIT belum tersedia. Pengadaan

media pembelajaran tersebut diadakan oleh pemerintah secara berkala. Perawatan dilakukan secara

standar seperti pembersihan yang rutin dan perawatan yang benar.

Penggunaan media Pembelajaran

IPA dalam pembelajaran

Untuk kelas atas media pembeljaran

sering kali digunakan, tetapi untuk kelas bawah sangat minim, hanya

sebatas poster poster yang ditempel di sekolah.

Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media

Pembelajaran

Belum ada.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran

halaman 133.

2) Guru

Wawancara selanjutnya dilakukan kepada guru kelas I SD Negeri V

Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengkaji ketersediaan dan penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

73

Media Pembelajaran IPA di kelas . Kegiatan wawancara juga dilakukan untuk

mengkaji kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.

Berikut merupakan hasil Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 2

November 2016. Hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran

halaman 135.

Tabel 4. 7 Hasil Wawancara terhadap Guru.

No Topik Pertanyaan Hasil wawancara

1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas

Tidak ada media pembelajaran IPA yang tersedia, saya ingin membuat media

pembelajaran namun terhambat oleh waktu dan ketersediaan biaya.

2. Penggunaan media

pembelajaran IPA dalam pembelajaran

Belum ada media pembelajaran IPA yang

digunakan di kelas, jika mata pelajaran matematika, saya dapat menggunakan berbagai benda konkret di sekitar untuk

media berhitung. Namun untuk IPA belum ada media yang digunakan, hanya sebatas gambar- gambar yang tertempel.

3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran IPA

Guru mengalami kesulitan menyampaikan pembelajaran ketika tidak menggunakan media pembelajaran., terutama pada materi

tentang tubuh manusia karena materi tersebut dianggap abstrak.

4. Kesulitan belajar yang

dialami siswa dalam pembelajaran IPA

Mayoritas dari siswa di kelas mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang bersifat hafalan terutama dalam mengahafal nama atau istilah. Mungkin penggunaan

media pembelajaran membuat siswa antusias dalam belajar.

5. Usaha yang dilakukan

guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut

Guru menjelaskan kembali penjelasan yang

telah disampaikan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa. Dengan mengulang menjelaskan materi tersebut, siswa menjadi

terbantu memahami materi.

3) Siswa

Wawancara selanjutnya dilakukan kepada 2 siswa kelas I SD Negeri V

Gunungan. Hal ini dilakukan untuk mengkaji penggunaan media

pembelajaran IPA di dalam kelas serta kesulitan belajar yang dialami siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

74

dalam pembelajaran IPA. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 2 November

2016. Berikut merupakan rangkuman hasil wawancara dengan siswa kelas I.

Hasil wawancara dari dua siswa cenderung sama, yaitu tidak adanya

penggunaan media pembelajaran IPA di kelas. Rekapitulasi hasil wawancara

dengan siswa kelas I dapat dilihat pada lampiran halaman 143.

Tabel 4. 8 Hasil wawancara dengan siswa

Topik Pertanyaan Hasil wawancara

Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi

Pelajaran IPA sangat membosankan, tidak seperti

pelajaran Matematika yang saat menghitung bisa menggunakan benda-benda

Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA

Tidak ada

Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

Banyak sekali, mudah lupa dan tidak bisa mengerjakan soal

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Hal

tersebut dapat dilihat dari jawaban narasumber yang digambarkan dalam

bagan triangulasi berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

75

Kepala Sekola

Bagan 4.1 Triangulasi Hasil wawancara terhadap narasumber.

Berdasarkan bagan hasil wawancata tersebut dapat terlihat bahwa

ketersediaan media pembelajaran IPA di SD Negeri V Gunungan masih

terbatas. Pengadaan media pembelajaran di sekolah merupakan bantuan dari

pemerintah berupa bantuan KIT, namun hanya dalam beberapa Kompetensi

dasar saja dan hanya untuk jenjang kelas tertentu. Keberadaan media

pembelajaran tersebut belum terjangkau pada semua jenjang kelas, salah

satunya di kelas I. Hal tersebut menyebabkan guru kelas I tidak pernah

menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan sebelum pengembangan desain media

pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk mengkaji kebutuhan media

pembelajaran untuk siswa dan guru kelas I. Selain itu, media pembelajaran

Kepala Sekolah

Sekolah sudah menyediakan

beberapa KIT IPA media

pembelajaran, namun hanya

mencakup untuk siswa kelas

atas saja, untuk siswa kelas

bawah belum, hal tersebut

dikarenakan keterbatasan

dana, serta kebanyakan guru

disini masih honorer,

sehingga sekolah tidak bisa

menuntut banyak.

Guru

Kelas tidak memiliki media

pembelajaran yang

mendukung pembelajaran

IPA. Tidak ada media

pembelajaran IPA yang

digunakan dalam

pembelajaran, karena

keterbatasan waktu dalam

pembuatan. Namun, guru

berkeinginan untuk

membuat media

pembelajaran.

Siswa

Guru tidak menggunakan

media pembelajaran dalam

pembelajaran IPA.

Namun,saya senang

menggunakan media

pembelajaran.

Ketersediaan media pembelajaran di sekolah masih terbatas. Tidak ditemukan penggunaan media pembelajaran bagi siswa kelas I pembelajaran IPA, namun keinginan guru untuk membuat sudah ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

76

yang dibutuhkan oleh siswa dikaji berdasarkan karakteristik siswa dan

media pembelajaran Montessori. Analisis karakteristik siswa dilakukan

melalui kegiatan observasi pada saat pembelajaran IPA di kelas I.

Selanjutnya, hasil dari kajian tersebut menjadi landasan dalam pembuatan

kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru. Kuesioner digunakan

peneliti sebagai acuan dalam merevisi produk menjadi lebih baik. Peneliti

menggunakan kuesioner dalam proses analisis kebutuhan baik oleh guru

kelas, maupun siswa sebagai subjek penelitian. Selain melakukan analisis

kebutuhan, peneliti juga melakukan analisis karakter siswa serta analisis

karakteristik media pembelajaran Montessori.

(1) Analisis Karakter siswa

Karakter siswa di analisis berdasarkan hasil observasi yang dilakukan.

Pada saat observasi peneliti melihat bahwa saat pembelajaran berlangsung

siswa tidak dapat berkonsentrasi, ketika guru menegur maka siswa akan

diam dan tegang sesaat lalu kemudian mulai gaduh lagi, bahkan ada yang

bercanda hingga menangis. Siswa juga tidak dapat duduk tenang dan

memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru dengan baik. Hasil analisis

berikut menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan kuesioner analisis

kebutuhan.

(2) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori

Analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada 4 karakteristik

media pembelajaran Montessori yaitu auto-education, bergradasi, menarik,

dan auto-correction. Karakteristik lain yang juga ditambahkan dalam

pengembangan media pembelajaran adalah kontekstual. Karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

77

tersebut ditambahkan karena peneliti menggunakan bahan pembuatan media

pembelajaran dari benda-benda di sekitar dan memanfaatkan potensi lokal.

Selanjutnya, kelima karakteristik tersebut digunakan sebagai landasan

dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan.

(3) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan.

Instrumen analisis kebutuhan yang digunakan peneliti berupa

kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan keempat karakteristik media

pembelajaran yang didesain peneliti dan karakteristik siswa kelas I.

Kuesioner tersebut terdapat 10 pertanyaan yang didesain berdasarkan

kelima karakteritik media pembelajaran Montessori seperti auto-education,

bergradasi, menarik, auto correction dan kontekstual. Selain itu, kajian

bahasa, tata tulis, dan format penyajian kuesioner disusun berdasarkan

karakteristik siswa kelas I. Kuesioner yang telah disusun, kemudian diuji

validitasnya oleh guru kelas I serta seorang guru di SD V Gunungan yang

memiliki keahlian dibidang bahasa. Guru kelas I di SD setara yaitu SD

Negeri VI Manyaran juga melakukan validasi instrumen.

a) Ahli

Ahli dalam bidang bahasa melakukan uji validasi instrumen analisis

kebutuhan guru. Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru dapat

dilihat pada lampiran halaman 147.

Tabel 4. 9 Hasil Validasi instrumen analisis kebutuhan guru

Ahli Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

78

Hasil penilaian ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor uji

validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 4.0 dengan melihat tabel

3.6 penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan

hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis

kebutuhan layak digunakan. ahli juga memberikan penilaian terhadap

instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Validasi instrumen kuesioner

analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 151.

Tabel 4. 10 Validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa

Ahli Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38 3,8 Sangat Baik

Hasil penilaian dari ahli bahasa menunjukkan bahwa rerata skor hasil

uji validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dari kedua ahli bahasa

sebesar 3,8 maka rerata penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat

baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen

kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan. Berdasarkan penilaian dan

komentar tersebut dapat dikatakan bahwa kedua instrumen analisis

kebutuhan layak digunakan untuk penelitian.

b) Guru

Validator yang selanjutnya melakukan uji validasi instrumen analisis

kebutuhan adalah guru SD Setara. Ada dua guru dari SD N VI Manyaran

yang memberikan penilaian terhadap instrumen analisis kebutuhan yang ada

yaitu guru kelas I dan Kepala Sekolah yang merangkap sebagai guru. Guru

tersebut memberikan penilaian dan komentar sebagai masukan perbaikan

instrumen kuesioner analisis kebutuhan yang akan dibagikan kepada guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

79

dan siswa. Berikut merupakan hasil penilaian ahli bahasa tersebut terhadap

instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Hasil validasi instrumen

kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran halaman 151.

Tabel 4. 11Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru.

Guru Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39 3,9 Sangat Baik

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

Rerata 79 3,95 sangat Baik

Hasil penilaian dari kedua guru tersebut menunjukkan bahwa rerata

skor uji validasi kuesioner analisis kebutuhan guru sebesar 3,95 Jika

dibandingkan dengan tabel konversi nilai kuantitaf ke kualitatif, maka rerata

penilaian tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.Hasil tersebut

menunjukkan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan guru layak

digunakan. Selain itu, kedua guru SD setara juga memberikan penilaian

terhadap instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa. Kuesioner analisis

kebutuhan guru ini akan digunakan untuk mengetahui kebutuhan media

pembelajaran dari guru SD penelitian. Hasil validasi instrumen kuesioner

analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 160.

Tabel 4. 12 Hasil validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan siswa.

Guru Skor Item Pernyataan Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

Rerata 80 4,0 Sangat Baik

Hasil penilaian dari kedua guru SD setara menunjukkan bahwa

rerata skor instrumen uji validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa oleh

guru sebesar 4,0. Jika dibandingkan dengan tabel 3.6 tentang konversi nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

80

kuantitaf ke kualitatif, maka rerata penilaian tersebut termasuk dalam

kategori sangat baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa instrumen

kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan.

Selanjutnya, peneliti mengkaji secara keseluruhan penilaian uji

validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru. Berikut merupakan hasil

rekapitulasi penilaian kuesioner tersebut yang terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 4 Rekapitulasi Skor Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru

Validator Rerata Kategori

Ahli I 4,0 Sangat Baik

Guru I 4,0 Sangat Baik

Guru II 4,0 Sangat Baik

Rerata 4,0 Sangat Baik

Berdasarkan hasil penilaian uji validasi instrumen dari seluruh ahli,

dapat disimpulkan bahwa rerata hasil penilaian termasuk dalam kategori

sangat baik dengan nilai rerata sebesar 4,0. Selain itu, peneliti juga

merekapitulasi secara keseluruhan hasil penilaian uji validasi kuesioner

analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuisioner analisis kebutuhan

siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 168.

Tabel 4. 5 Hasil rekapitulasi validasi kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa.

Validator Rerata Kategori

Ahli I 4,0 Sangat Baik

Guru I 3,9 Sangat Baik

Guru II 4,0 Sangat Baik

Rerata 3,97 Sangat Baik

Berdasarkan hasil penilaian uji validasi instrumen dari seluruh ahli

dapat disimpulkan bahwa rerata hasil penilaian termasuk dalam kategori

sangat baik dengan nilai rerata 3,97 Oleh karena itu, dapat disimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

81

bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru layak

digunakan.

c) Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa

Setelah divalidasi oleh beberapa ahli, peneliti selanjutnya melakukan

uji keterbacaan terhadap kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa. Uji

keterbacaan tersebut dilakukan oleh siswa SD setara. Penilaian tersebut

bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat

yang digunakan dalam instrumen analisis kebutuhan sebelum digunakan.

Uji keterbacaan ini dilakukan kepada lima siswa kelas I SD N VI Manyaran.

Hasil uji keterbacaan terhadap kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa

dapat dilihat pada lampiran halaman 168. Berikut merupakan hasil penilaian

yang diberikan oleh siswa yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4. 6 Hasil validitas uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa

Siswa Skor Item Pertanyaan

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik

3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38 3,8 Sangat Baik 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,9 Sangat Baik Rerata 39 3,9 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa secara keseluruhan

siswa memberikan penilaian berkisar 3 dan 4. Hasil penilaian dari kelima

siswa tersebut menunjukkan bahwa rerata skor uji keterbacaan kuesioner

analisis kebutuhan oleh siswa sebesar 3,9 sehingga rerata penilaian tersebut

termasuk dalam kategori sangat baik. Selain itu, siswa juga tidak memberikan

saran secara tertulis pada kolom yang telah disediakan. Berdasarkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

82

tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen kuesioner analisis kebutuhan

layak digunakan.

(4) Data Analisis Kebutuhan

a) Data Analisis Kebutuhan Oleh Guru

Kuesioner analisis kebutuhan diberikan pada guru pada tanggal 2

November 2016. Kuesioner ini terdiri dari sepuluh pertanyaaan yang

disesuaikan dengan lima karakteristik dari media pembelajaran yang akan

didesain. Hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat

pada lampiran halaman 165.

Tabel 4. 7 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Guru

Indikator Kalimat Pertanyaan Respon-

den Presen-tase

Auto-education

Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!

1 33,3

(…) Tidak Alasan:

2 66,6%

Autoeducation

Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan:

3 100%

(…) Tidak Alasan:

Konteks -tual

Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar? (…) Ya Sebutkan dan jelaskan!

(…) Tidak Alasan:

3 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

83

Konteks -tual

Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu)

(…) Kayu 3 100%

(…) Kertas

(…) Kain

(…) Plastik (…) Karet

(…) Lainnya, sebutkan………………

Menarik Apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya

3 100%

(…) Tidak

Menarik Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!

(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!

3 100%

Bergradasi Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:

3 100%

(…) Tidak Alasan:

Bergradasi Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas I? (…) Ringan (<1,5 kg)

3 100%

(…) Sedang (1,5-3kg)

(…) Berat (>3kg) Alasan:

Autocorrection

Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan:

(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan:

3 100%

Autocorrection

Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesala hannya sendiri.

3 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

84

S

S

Selain data tersebut, guru juga memaparkan beberapa deskripsi

jawaban tentang sepuluh item pertanyaan. Berikut merupakan deskripsi

jawaban yang diberikan guru dalam kuesioner analisis kebutuhan.

Tabel 4. 8 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Kuesioner Analisis Kebutuhan

untuk Guru.

No Item

Pertanyaan Kode Responden

1 (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!

Gambar poster bagian-bagian tumbuhan.

1

(…) Tidak Alasan:

2 (…) Ya Alasan:

Media pembelajaran membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.

3

(…) Tidak Alasan:

3 (…) Ya Sebutkan dan jelaskan!

(…) Tidak Alasan:

Keterbatasan waktu, tidak ada alokasi dana khusus dari sekolah untuk pembuatan media pembelajaran oleh guru.

3

4 (…) Kayu Memilih kayu 3

(…) Kertas (…) Kain

(…) Plastik

(…) Karet

(…) Lainnya,

5 (…) Ya Warna warna akan 3

Alasan:

(…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

85

lebih menarik bagi anak-anak

(…) Tidak

6 (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!

(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!

Warna cerah akan lebih disukai oleh anak-anak.

3

7 (…) Ya Alasan:

Media pembelajaran akan membantu siswa mempelajari suatu materi dengan lebih mudah dan meninggalkan kesan tersendiri, mereka akan lebih mudah menginggat sehingga saat mengerjakan soal akan lebih mudah menemukan jawabannya

(…) Tidak Alasan:

8 (…) Ringan (<1,5 kg) Media pembelajaran yang ringan akan lebih mudah dibawa

3

(…) Sedang (1,5-3kg)

(…) Berat (>3kg) 9 (…) Bentuk media pembelajaran 2

dimensi. Alasan:

(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan:

Media pembelajaran 3 dimensi lebih konkret dan dapat meningkatkan antusias siswa.

3

10 (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:

Dengan media pembelajaran siswa dapat mengenali dan mengidentifikasi kesalahanya sediri

3

(…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 1 dari 3 guru

menjawab pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran

IPA. Media pembelajaran yang digunakan adalah bagian-bagian tumbuhan .

Sedangkan 2 guru atau 66,6% menjawab tidak pernah menggunakan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

86

pembelajaran. Guru tersebut menjawab karena kurangnya waktu untuk

membuat media pembelajaran serta tidak adanya dana alokasi khusus bagi

guru yang membuat media pembelajaran. Guru juga menyatakan bahwa

media pembelajaran akan membantu siswa mempelajari suatu materi

dengan lebih mudah dan meninggalkan kesan tersendiri, mereka akan lebih

mudah menginggat sehingga saat mengerjakan soal akan lebih mudah

menemukan jawabannya

Sebanyak 3 guru atau 100% menyatakan setuju bahwa penggunaan

media pembelajaran di kelas dapat meningkatkan antusias siswa yang

selama ini kurang, guru juga menyatakan bahwa warna-warna dalam media

pembelajaran dapat menarik antusiasme siswa.

Dengan melihat hasil kuesioner tersebut, peneliti mempetimbangkan

pendapat-pendapat dari responden. Dalam hal ini pembuatan media

pembelajaran pun mempertimbangkan jawaban dari 2 guru yang tidak

pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.

Pertimbangan lain yang mendukung pembuatan media pembelajaran adalah

seluruh guru atau sebanyak 100% menyetujui bahwa penggunaan media

pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi IPA

b) Data Analisis Kebutuhan oleh Siswa

Kebutuhan siswa terhadap media pembelajaran dapat dianalisis

berdasarkan jawaban dari kuesioner analisis kebutuhan. Kuesioner ini terdiri

dari sepuluh pertanyaaan yang disesuaikan dengan lima karakteristik dasar

dari media pembelajaran. Selain itu, hasil yang diperoleh dari pengisian

kuesioner menjadi gambaran bagi peneliti terkait dengan penggunaan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

87

pembelajaran selama pembelajaran IPA dan bahan pertimbangan pembuatan

media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Jawaban dari

hasil kuesioner selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus 3.1 untuk

mengetahui presentase dari masing-masing jawaban. Hasil analisis

kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran halaman 168. Berikut ini akan

disajikan hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan siswa.

Tabel 4. 9 Rekapitulasi Jawaban Analisis Kebutuhan untuk Siswa.

Pertanyaan Respon-

den Presen-

tase

Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya

(…) Tidak Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan!

5 100%

Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk memahami materi IPA? (…) Ya Alasan:………………………………………

5 100%

(…) Tidak Alasan:………………………………………

Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar IPA? (…) Ya

(…) Tidak Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan!

5 100%

Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu suka? (Boleh memilih lebih dari satu)

(…) Kayu 3 60 %

(…) Kertas 1 20%

(…) Kain - -

(…) Plastik 1 20%

(…) Karet - -

(…)Lainnya,sebutkan………………………

Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:…………………………

5 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

88

(…) Tidak Alasan:……………………………

Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik?

(…) Ya 5 100% (…) Tidak

Warna seperti apa yang kamu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!

1 20%

(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!

4 80%

Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan?

(…) Ringan (kurang dari 1,5 kg) 4 80%

(…) Sedang (1,5-3 kg) 1 20%

(…) Berat (lebih dari 3kg) Alasan:

Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:………………………………………

5 100%

(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan:

Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi). Alasan:..........................................

(…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 5 100%

dimensi). Alasan:…………………………

Selain data tersebut, siswa juga memaparkan beberapa deskripsi

jawaban tentang sepuluh item pertanyaan. Berikut merupakan deskripsi

jawaban yang diberikan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

89

Tabel 4. 10 Rekapitulasi Deskripsi jawaban siswa dalam Kuesioner Analisis

Kebutuhan

No

Item

Pilihan Jawaban Responden Presentase

1 Pernah

Tidak Pernah 5 100%

2 Belajar IPA menggunakan Media

pembelajaran

Belajar IPA tidak menggunakan Media pembelajaran

3 Pernah menggunakan benda-benda yang

ada di sekitar

Tidak pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitar

4 (…) Kayu 3 60%

(…) Kertas 1 20%

(…) Kain

(…) Plastik 1 20%

(…) Karet

(…)Lainnya

5 penggunaan media pembelajaran dapat membantu untuk menemukan jawaban yang benar

5 100%

penggunaan media pembelajaran tidak dapat membantu untuk menemukan jawaban yang benar

6 Pemberian warna pada media

pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik.

5 100%

Pemberian warna pada media

pembelajaran tidak membuat media pembelajaran lebih menarik

7 (...) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya!

Hitam, abu-abu

20%

(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya!

Pink, merah,

kuning, hijau, biru muda, ungu

80%

8 (…) Ringan (<1,5 kg) 4 80%

(…) Sedang (1,5-3 kg)

(…) Berat (>3kg)

9 (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media

pembelajaran.

5 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

90

(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan

media pembelajaran.

10 (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi).

Alasan:………………………

(…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi).

Alasan:...............................

5 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 5 siswa atau

100% menjawab tidak pernah menggunakan media pembelajaran dalam

pembelajaran IPA. 100 % siswa juga menyatakan bahwa media

pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan pemahaman dalam

pembelajaran. Mayoritas siswa yaitu 80% menyatakan bahwa menginginkan

media pembelajaran dengan warna-warna yang cerah, serta 20%

menyatakan bahwa menginginkan media pembelajaran dengan warna-warna

yang gelap seperti hitam atau abu-abu. 100 persen siswa menyatakan

menyukai media yang berdimensi 3 atau 3D. Hasil tersebut mendorong

peneliti untuk melakukan desain media sesuai dengan kebutuhan siswa.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 3 teknik pengumpulan data,

peneliti melakukan analisis dari data kualitatif yang diperoleh menggunakan

teknik triangulasi. Teknik triangulasi tersebut dilakukan untuk memeriksa

kesesuaian dan kesamaan pada masing-masing teknik pengumpulan data.

Berikut akan dipaparkan triangulasi data dari ketiga teknik pengumpulan

data yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

91

Bagan 4.2 Triangulasi berdasarkan teknik pengumpulan data.

Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan

4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak ada penggunaan media penggunaan

media pembelajaran IPA di kelas I SD N V Gunungan. Karenanya, siswa

kurang antusias dalam belajar, dan guru mengalami kesulitan untuk

mengatasi siswa yang seringkali merasa bosan di kelas. Oleh karena itu,

guru dan siswa ingin menggunakan media pembelajaran untuk mendukung

proses belajar di kelas.

4.1.1.3 Penyusunan Rencana

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah penyusunan rencana, Pada

tahap ini peneliti membuat desain media pembelajaran dan menyusun

instrumen yang dibutuhkan.

Wawancara

Ketersedian media

pembelajaran masih

terbatas. Bahkan

guru di kelas bawah

tidak menggunakan

media pembelajaran.

Guru menyatakan

bahwa sebenarnya

siswa sangat

membutuhkan media

pembelajaran

konkret.

Observasi

Tidak ditemukan

penggunaan media

pembelajaran pada

pembelajaran IPA.

Siswa kurang

antusisias saat guru

menjelaskan

Intensitas siswa

bertanya masih sering

terjadi ketika

mengerjakan IPA

tentang panca Indera

Kuesioner

Hasil kuesioner menunjukkan bahwa tidak adanya media pembelajaran yang digunakan, siswa menginginkan penggunaan media

pembelajaran.

Tidak ditemukannya media pembelajaran IPA yang digunakan dalam kegiatan

belajar di kelas I SD N V Gunungan, namun guru dan siswa sama-sama

menginginkan penggunaan media pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

92

a) Desain Media pembelajaran Montessori

b) Konsep Pembuatan Media pembelajaran

Konsep pembuatan media pembelajaran IPA Panca Indera ini

merupakan hasil rancangan dari peneliti, karena sebelumnya media

pembelajaran Montessori dengan materi Pembelajaran IPA belum ada, oleh

karena itu peneliti melakukan serangakaian penelitian untuk meranvcang

media pembelajaran IPA baru yang berbasis Montessori dan sesuai dengan

5 karakteristik media pembelajaran Montessori.

c) Desain

Media pembelajaran yang di desain oleh peneliti ini digunakan untuk

mengidentifikasi jenis-jenis panca indera. Peneliti menamakan media

pembelajaran ini dengan nama The Pentagon of five sense. Nama tersebut di

ambil karena panca indera manusia berjumlah lima, serta salah satu

komponen media pembelajaran tersebut berbentuk segi lima atau pentagon.

Komponen dari media pembelajaran yang di desain oleh peneliti akan

dipaparkan sebagai berikut.

1) Pentagon Puzzle

Puzzle ini terdiri dari 15 buah prisma segitiga berwarna-warni. Dalam

puzzle ini, setiap prisma segitiga memiliki 15 gambar yang berbeda dimana

dalam masing masing prisma segitiga akan menampilkan gambar yang

berkaitan dengan fungsi panca indera manusia, seperti gambar ikan yang

berbau amis, sampah yang berbau busuk, gambar-gambar tersebut berkaitan

dengan fungsi panca indera manusia yaitu hidung. Prisma segitiga tersebut

juga memiliki gradasi warna, dalam setiap susunannya, dalam setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

93

susunan terdiri dari 3 buah prisma segitiga, kedua warna yang terletak di

bagian atas dan bawah merupakan warna yang dapat dicampurkan kemudian

menghasilkan warna di tengah, contohnya adalah disisi atas merupakan

warna merah, kemudian disisi bawah merupakan warna kuning, maka

percampuran dari kedua warna tersebut akan menghasilkan warna merah,

warna merah tersebut diberikan simbol “t” kecil agar tetap di letakkan di

tengah, karena warna di tengah berfungsi sebagai kunci jawaban, warna

prisma segitiga di tengah akan sama dengan warna latar belakang panca

indera yang ada di 3D card of five sense yang dijelaskan di bawah.

2) 3D Card of Five sense

Komponen serlanjutnya adalah 3D card of five sense, seperti

namanya, kartu berbentuk persegi panjang ini memiliki sebuah komponen

3D, dimana digambarkan alat indera manusia dalam bentuk 3D sehingga

siswa dapat merabanya. 3D card of five sense terdiri dari 5 kartu yang terdiri

dari kartu yaitu kartu mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Kartu kartu

tersebut memiliki latar belakang warna yang sama dengan prisma segitiga

yang terdapat pada komponen pentagon puzzle yang memiliki kode “t” atau

susunannya terletak di tengah, selain sebagai sarana penyampaian materi,

media ini dapat berfungsi sebagai kartu soal yang berhubungan dengan

fungsi panca indera. komponen ini memiliki pengait magnet sehingga dapat

di letakkan di dalam rectangle box.

3) Rectangle Box

Komponen ini berbentuk balok dengan ukuran 45 cm x 25 cm yang

berfungsi sebagai wadah bagi pentagon puzzle dan 3D Card of Five Sense.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

94

a. Pentagon puzzle places.

Komponen yang terakhir adalah pentagon puzzle places.

Komponen ini berfungsi sebagai tempat atau wadah bagi prisma segitiga,

sehingga ketika prisma segitiga tersebut seluruhnya di letakkan di

pentagon puzzle places, dapat membentuk suatu bangun ruang segilima.

d) Pembuatan Album Media pembelajaran

Album media pembelajaran merupakan sebuah buku panduan

tentang bagaimana cara menggunakan media pembelajaran ini. Materi

yang diuraiakan dalam album penggunaan media pembelajaran ini adalah

Mengenal Panca Indera Manusia. Kemudian setelah mengenal panca

indera manusia media pembelajaran tersebut digunakan untuk

mengidentifikasi fungsi dari masing – masing alat indera manusia.

4.1.1.4 Instrumen Tes dan Validasi Produk

Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen tes adalah uji

validitas isi. Uji validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan

antara isi instrumen tes dengan KI, KD, dan indikator maupun materi

panca indera manusia. Pengujian ini dilakukan oleh beberapa ahli antara

lain guru SD setara, dan guru SD penelitian. Penjelasan terkait dengan

hasil validitas isi instrumen tes dapat terlihat pada uraian berikut.

a. Guru SD Penelitian

Guru SD penelitian yang menilai validitas isi dari instrumen tes adalah

guru kelas I SD N Gunungan V Manyaran. Hasil validasi instrumen tes

dapat dilihat pada lampiran halaman 169.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

95

Tabel 4. 11 Hasil Validasi Isi Instrumen Test oleh Guru SD Penelitian.

Guru Nomor Item

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9

Dari hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.22, rerata

skor sebesar 3,9. Jika dibandingkan dengan tabel 3.6 skor rata-rata yang

dihasilkan lebih dari 2,50 dan masuk dalam kategori sangat baik.

Peneliti juga mempertimbangkan beberapa komentar yang diberikan

oleh kedua guru SD tersebut. Komentar tersebut menjadi masukan bagi

peneliti untuk memperbaiki instrumen tes yang telah dibuat. Berikut

merupakan rekapitulasi komentar hasil validasi isi yang disajikan dalam

tabel.

Tabel 4. 21 Rekapitulasi Komentar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh

Guru SD Setara.

Guru Item Komentar Keputusan

1 10 Terdapat kesalahan dalam penggunaan tanda baca

sehingga harus diperbaiki

Dilakukan perbaikan pada tanda baca.

b. Guru Setara

Guru SD setara yang menilai validitas isi dari instrumen tes dan

validitas konstruk adalah guru kelas I. Berikut merupakan hasil validitas isi

oleh kedua guru SD penelitian yang disajikan pada tabel 4.21.

Tabel 4. 12 Hasil validitas isi instrumen tes.

Guru Nomor Item

Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9

Selanjutnya guru melakukan validitas konstruk terhadap instrumen

tes. Berikut merupakan hasil validasi konstruk oleh guru SD Setara. Hasil

Validitas konstruk dapat dilihat pada lampiran halaman 172.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

96

Tabel 4. 13 Hasil validitas konstruk instrumen tes

Guru Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

Rerata skor yang diperoleh menunjukkan angka 3,9. Jika dibandingkan

dengan tabel 3.6 tentang konversi nilai kuantitatif ke kualitatif, maka,

instrumen tes terdapat dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa instrumen layak digunakan.

Berdasarkan hasil uji validitas isi yang telah dipaparkan dari beberapa

ahli, dapat disimpulkan bahwa keempat ahli memberikan nilai validasi isi

instrumen tes dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut dapat dilihat dalam

rekapitulasi hasil perhitungan yang disajikan dalam tabel 4.22

Tabel 4. 14 Rekapitulasi Validasi Isi Instrumen test

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9 Sangat Baik 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3,9 Sangat Baik

Rerata 118 3,9 Sangat Baik

Rerata skor yang diperoleh menunjukkan angka 3,9. Jika dibandingkan

dengan tabel 3.6 tentang konversi nilai kuantitatif ke kualitatif, maka

instrumen tes terdapat dalam kategori sangat baik. Hasil uji validitas isi

tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan.

a) Uji Keterbacaan Soal Tes

Sebelum instrumen tes digunakan pada saat uji empiris, peneliti

melakukan uji keterbacaan instrumen tes kepada 5 siswa kelas I SD Negeri

VI Manyaran. Uji keterbacaan ini dilakukan dengan tujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

97

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan yang

digunakan pada masing-masing item soal.

Instrumen soal tes yang digunakan untuk uji keterbacaan telah

diperbaiki berdasarkan masukan/ komentar dari beberapa ahli seperti yang

telah dibahas pada sub bab validasi instrumen Beberapa siswa yang

melakukan penilaian uji keterbacaan dipilih berdasarkan rekomendasi guru.

Hasil penilaian uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran

halaman 180

Tabel 4. 15 Hasil Penilaian Uji Keterbacaan Instrumen Tes Oleh Siswa

No Item

Siswa Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 1 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik

2 4 4 4 3 4 19 3,8 Sangat Baik 3 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik

4 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik 5 4 4 4 4 4 20 4,0 Sangat Baik

Rerata 99 3,96 Sangat Baik

Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa rerata penilaian uji

keterbacaan instrumen tes adalah 3,96. Jika dilihat pada tabel 3.6 tentang

konversi nilai kuantitatif ke kualitatif, maka dapat dikatakan bahwa rerata

tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa instrumen tes layak digunakan untuk diujicoba secara

empiris.

b) Uji Empiris

Pengujian empiris instrumen tes dilakukan kepada siswa SD N VI

Manyaran sebanyak 10 siswa . Pemilihan SD N Manyaran sebagai tempat

uji empiris karena kedua SD tersebut memiliki jarak yang berdekatan serta

memiliki kesamaan status yaitu SD Negeri dengan akreditasi A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

98

Karakteristik siswa dalam kedua SD tersebut juga mirip Uji Empiris

dilakukan pada seluruh siswa kelas I SD N VI Manyaran yang berjumlah 17

siswa.

Uji empiris tersebut dilakukan pada tanggal 9 November 2016.

Setiap siswa mengerjakan 10 soal pilihan ganda yang berkaitan dengan

materi panca Indera. Pemilihan soal pilihan ganda karena siswa kelas I pada

kedua SD tersebut banyak yang belum lancar membaca serta menulis, untuk

itu pemilihan soal pilihan ganda dirasa tepat untuk mempermudah siswa

dalam mengerjakan. Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas instrumen tes sebelum digunakan untuk soal pretest dan posttest.

Berikut merupakan perhitungan validitas dan reliabilitas yang dipaparkan

dalam uraian berikut.

a) Uji Validitas Instrumen Tes

Uji validitas pada insrumen tes dilakukan dengan tujuan untuk valid

atau tidaknya sebuah item soal. Penghitungan Validitas instrumen test

menggunakan program aplikasi TAP (Hal ini dilakukan dengan

menggunakan perhitungan TAP (Test Analysis Program ver 14.7.4 for

Windows). Pada TAP jika point biserial lebih dari 0,5 maka instrumen test

tersebut dinyatakan valid, jika kurang dari 0,5 maka instrumen test

dinyatakan tidak valid. Berikut ini merupakan hasil Uji validitas instrumen

tes yang telah dilakukan oleh peneliti. Output TAP untuk pengitungan

validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran halaman 179.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

99

Gambar 4. 1 Hasil Validasi Instrumen

Berikut merupakan hasil rekapitulasi Validasi instrumen dengan

menggunakan TAP (Test Analysis Program).

Tabel 4. 16 Rekapitulasi Hasil Validitas Empiris Instrumen Tes

Nomor Item Point Biserial Keterangan

1 0,86 Valid 2 0,76 Valid

3 0,93 Valid 4 0,59 Valid

5 0,53 Valid 6 0,64 Valid

7 0,82 Valid

8 0,67 Valid 9 0,71 Valid

10 0,71 Valid

Berdasarkan tabel diatas 10 soal dinyatakan valid dikarenakan hasil

point biserial lebih dari 0,5. Adapun soal yang dijadikan bahan pretest dan

posttest dapat dilihat pada lampiran. Berikut merupakan kisi-kisi instrumen

tes yang valid terkait dengan materi panca indera manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

100

b) Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan

instrumen tes sebelum digunakan untuk uji coba terbatas. Hal ini dilakukan

dengan menggunakan perhitungan TAP (Test Analysis Program ver 14.7.4

for Windows). Pengujian dilakukan terhadap item soal yang telah

dinyatakan valid. Berikut merupakan hasil perhitungan reliabilitas

Gambar 4. 2 Hasil Reabilitas Instrumen

Berdasarkan tabel tersebut, dapat terlihat bahwa KR 20

menunjukkan angka 0,900. Menurut Linn dan Kaplan dalam Widoyoko

(2014:201) berpendapat bahwa harga kritik atau indeks reliabilitas

instrumen minimal adalah 0,7. Oleh karena itu, instrumen tes layak

digunakan dengan tingkat reliabilitasyang reliabel (dapat dipercaya).

4.1.3 Pengembangan Bentuk awal produk

4.1.3.1 Pengumpulan Bahan

Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada

siswa dan guru, dan presentase terbesar bahan yang dipilih oleh

koresponden adalah kayu, kemudian kertas. Dengan beberapa

pertimbangan, yaitu kondisi anak kelas I SD yang masih sulit

dikondisikan, akan kurang sesuai jika menggunakan media pembelajaran

yang terbuat dari kertas karena akan rawan rusak, lusuh serta sobek, maka

peneliti memilih bahan dasar media pembelajaran yang digunakan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

101

kayu. Peneliti membuat desain lengkap dengan warna-warna nya

kemudian mencari seorang tukang kayu yang sanggup mengerjakannya

serta hasilnya sesuai dengan desain yang diberikan oleh peneliti, kemudian

peneliti menemukan seorang pengrajin kayu yang sanggup membuat

media pembelajaran sesuai dengan desain yang diberikan oleh peneliti.

Pengrajin tersebut juga sanggup untuk mencari bahan yang spesifikasinya

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, oleh karena itu peneliti

menyerahkan sepenuhnya pembuatan komponen media pembelajaran dari

kayu tersebut kepada pengrajin, namun peneliti juga melakukan

pengecekan secara berkala untuk pemilihan bahan serta cat agar hasilnya

sesuai dengan desain yang dibuat oleh peneliti.

Untuk komponen bahan untuk media pembelajaran yang kedua

yaitu gambar serta tulisan, penulis mencetak gambar dengan kertas stiker

yang tahan air agar tidak mudah rusak, peneliti mencetak stiker tahan air

tersebut di mangrove printing. Untuk tulisan yang terdapat pada media

pembelajaran peneliti memilih cutting stiker karena tahan air serta bentuk

tulisan mudah dikreasi, daya lekatnya terhadap kayu juga baik sehingga

peneliti menilai pemilihan bahan tersebut sudah tepat.

4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran

Peneliti mempercayakan pembuatan komponen media

pembelajaran yang berbahan dasar kayu kepada seorang pengrajin kayu

yang berdomisili di daerah Gedongkiwo Yogyakarta. Peneliti bekerjasama

dengan pengrajin kayu tersebut karena pengrajin memiliki alat-alat yang

memadai untuk proses pembuatan media pembelajaran ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

102

Media pembelajaran yang didesain dalam penelitian ini berupa media

pembelajaran The pentagon of five sinse. Media pembelajaran tersebut

terdiri dari 4 komponen. Yaitu rectangle box, 3D Card, pentagon puzzle,

serta pentagon places. komponen tersebut akan dipaparkan sebagai

berikut.

a. Rectangle box

Gambar 4. 3 Rectangle box

Komponen yang pertama adalah rectangle box, sesuai dengan

namanya, komponen media pembelajaran ini terdiri dari sebuah balok

yang berukuran 35 x 25 cm. Kotak persegi panjang tersebut dapat dibuka

dan jika dibuka bentuknya akan menyerupai sebuah komputer portable

atau laptop. Kotak persegi panjang ini memiliki 4 buah magnet perekat

yang berfungsi untuk merekatkan 3D card of five sense (akan dibahas

selanjutnya). Rectangle box juga dilengkapi dengan sebuah cekungan

berbentuk segi lima yang berfungsi sebagai wadah dari pentagon puzzle.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

103

b. Pentagon Puzzle

Gambar 4. 4 Pentagon Puzzle

Komponen selanjutnya adalah pentagon puzzle. Yaitu 15 buah

prisma segitiga sama sisi berukuran lebar 10,5 cm yang disusun menjadi

sebuah segilima berwarna warni. Digunakan gradasi warna sebagai dasar

pemilihan warna, terdapat berapa warna yaitu warna kuning, merah, hijau,

biru, hitam, putih dan merah muda. Pada masing-masing bangun segitiga

terdapat gambar-gambar yang berkaitan dengan fungsi panca indera

manusia. Masing-masing panca indera memiliki 3 prisma segitiga yang

memiliki gambar yang berhubungan dengan fungsi panca indera yang

tercantum dalam 3D Card.

c. 3D Card of Five sense

Gambar 4. 5 3D Card of Five sense

Komponen yang ketiga adalah 3D Card of Five sense. Peneliti

menamakan komponen media pembelajaran dengan nama tersebut karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

104

komponen media pembelajaran tersebut berupa sebuah kartu dari papan

kayu berbentuk persegi panjang berukuran tinggi 15 cm serta lebar 30 cm.

Kartu tersebut memiliki gambar panca indera yang 3D sehingga

keunggulannya adalah siswa dapat meraba secara langsung panca indera

manusia tersebut. Media pembelajaran ini memiliki lima 3D card yang

terdiri dari kartu mata, hidung, telinga lidah, dan kulit. Kartu tersebut

dilengkapi dengan 4 magnet perekat yang berfungsi untuk dapat

menempelkan kartu 3D tersebut pada tempat yang telah disediakan pada

rectangle box.

3D Card mempunyai fungsi ganda, selain sebagai media

kontekstual juga sebagai kartu soal yang dipadukan dengan pentagon

puzzle yang berfungsi sebagai jawaban. 3D card dapat menjadi kartu soal

yang dapat dimainkan sendiri oleh siswa sekaligus dapat digunakan untuk

menguji pemahaman dari siswa.

d. Pentagon Places

Merupakan wadah bagi segitiga bangun ruang yang jika disusun

semuanya akan membangun sebuah bangun ruang segilima

4.1.3.3 Kuesioner Validasi Produk

Teknik pengumpulan data yang selanjutnya digunakan oleh peneliti

adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menilai kelayakan produk

media pembelajaran Panca Indera manusia berbasis Montessori oleh ahli,

guru, dan siswa. Instrumen kuesioner validasi produk dibuat untuk ahli/

guru dan siswa. Kuesioner validasi produk untuk ahli/ guru didesain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

105

berdasarkan berdasarkan kelima karakteristik media pembelajaran

Montessori.

(1) Uji validasi kuesioner produk oleh ahli bahasa.

Uji Validasi kuesioner dilakukan oleh salah satu guru SD Penelitian

yang memiliki pendidikan strata 1 dengan jurusan Pendidikan Bahasa

Indonesia. Ahli bahasa melakukan uji validasi terhadap 2 instrumen

kuesioner validasi produk yang akan digunakan oleh guru dan siswa.

Berikut merupakan paparan hasil penilaian yang dilakukan oleh ahli bahasa.

(2) Kuesioner Validasi Produk untuk guru

Ahli yang melakukan penilaian uji validasi kuesioner validasi

produk adalah ahli bahasa. Ahli bahasa memberikan penilaian terhadap

kuesioner yang akan digunakan untuk guru. Uji validasi ini dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian kalimat pertanyaan yang akan digunakan dengan

landasan teori terkait 5 ciri media pembelajaran. Selain itu, penilaian ini

juga diperlukan untuk mengetahui penggunaan bahasa dalam kalimat

pertanyaan sesuai dengan ejaan yang tepat. Hasil penilaian uji validasi

kuesioner produk untuk guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran halaman

187.

Tabel 4. 17 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Guru

Ahli Skor Item Pernyataan Tota

l Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,0 Sangat Baik

Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa

sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk guru layak untuk

digunakan tanpa perbaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

106

(3) Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa

Ahli bahasa juga memberikan penilaian terhadap kuesioner yang akan

digunakan untuk siswa. Berikut merupakan hasil penilaian uji keterbacaan

kuesioner validasi produk untuk siswa oleh ahli yang tersaji dalam tabel

berikut.

Tabel 4. 18 Skor Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,0 Sangat Baik

Rerata 44 4,0 Sangat Baik

Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli bahasa

sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk siswa layak untuk

digunakan tanpa perbaikan.

a) Uji Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Guru SD Setara

Uji validasi kuesioner validasi produk selanjutnya dilakukan oleh guru

kelas I SD Negeri VI Manyaran. Kedua guru tersebut menilai keusioner

validasi produk untuk guru dan siswa. Berikut merupakan paparan hasil

penilaian yang dilakukan oleh kedua guru SD setara.

(1) Kuesioner Validasi Produk untuk Guru

Ahli yang melakukan penilaian uji validasi kuesioner validasi produk

adalah guru kelas I SD Negeri VI Manyaran. Selain itu, penilaian uji

validasi oleh guru SD setara juga diperlukan karena untuk mengetahui

kesesuaian kalimat pertanyaan dengan karakteristik guru kelas I. Berikut

merupakan hasil penilaian uji validasi kuesioner validasi produk untuk guru

oleh kedua guru SD setara yang tersaji dalam tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

107

Tabel 4. 19 Uji validasi kuesioner validasi produk untuk guru.

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,0 Sangat Baik

Rerata 44 4,0 Sangat Baik

Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli guru SD

Setara sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk guru layak

untuk digunakan tanpa perbaikan.

(1) Kuesioner Validasi Produk untuk Siswa

Selain memberikan Penilaian Validasi pada Kuesioner validasi untuk

guru, Guru SD Setara pun memberikan penilaian terhadap kuesioner yang

akan digunakan untuk siswa. Berikut merupakan hasil penilaian uji validasi

kuesioner kelayakan produk untuk siswa oleh guru yang tersaji dalam tabel

berikut.

Tabel 4. 20 Hasil penilaian uji validasi kuesioner kelayakan produk

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik Rerata 40 4,0 Sangat Baik

Hasil validasi diatas menunjukkan rerata penilaian oleh ahli guru SD Setara

sebesar 4,0 sehingga kuesioner validasi produk untuk guru layak untuk

digunakan tanpa perbaikan.

4.1.4 Validasi Produk

4.1.4.1 Validasi Produk Media pembelajaran

Validasi produk dilakukan oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran

IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru kelas I SD Negeri V

Gunungan. Proses validasiini dilakukan dengan cara mempresentasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

108

media pembelajaran kepada validator beserta penggunaannya. Selanjutnya,

validator menilai sekaligus memberikan masukan berupa kelebihan dan

kekurangan dari media pembelajaran tersebut. Penilaian yang dilakukan

oleh peneliti berdasarkan 5 karakteristik media pembelajaran Montessori

yang terdapat dalam kuesioner validasi produk. Kuesioner tersebut

menggunakan skala empat untuk menilai kelayakan produk. Kuesioner

tersebut juga menjadi bahan acuan bagi validator dalam menilai alat sesuai

dengan 5 ciri pengembangan. Hasil validasi produk oleh ahli dapat dilihat

pada lampiran halaman 192. Berikut akan dipaparkan hasil validasi media

pembelajaran panca indera manusia.

(1) Hasil Validasi Media Pembelajaran Panca Indera Manusia

Beberapa ahli memberikan validasi kelayakan produk media

pembelajaran ini adalah ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran

Montessori, dan Guru. Berikut merupakan paparan hasil validasi media

pembelajaran.

a) Ahli pembelajaran IPA

Validator ahli pembelajaran IPA adalah salah satu dosen IPA di

PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi media pembelajaran dilakukan

pada 30 November 2016 dengan tujuan untuk menilai kelayakan produk

yang telah didesain. Penilaian produk tersebut berdasarkan kriteria yang

dikembangkan, yaitu auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi,

dan kontekstual. Berikut merupakan hasil validasi produk media

pembelajaran oleh ahli pembelajaran IPA yang tersaji dalam tabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

109

Tabel 4. 21 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli

Pembelajaran IPA

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 42 3,81 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan

oleh ahli pembelajaran IPA adalah 3,81 rerata skor termasuk dalam

kategori sangat baik. Selain itu, ahli pembelajaran IPA juga memberikan

komentar berikut merupakan rekapitulasi komentar yang diberikan oleh ahli

pembelajaran IPA.

Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar dari ahli IPA

Komentar Keputusan Lubang yang terletak pada prisma segitiga terlalu kecil sehingga menyulitkan siswa untuk memasukkan prisma segitiga tersebut pada 5 poros yang dapat menggabungkan segitiga-segitiga tersebut menjadi sebuah bangun segilima.

Peneliti melakukan perbaikan berupa memperbesar lubang yang ada pada masing-masing prisma segitiga sehingga mempermudah siswa dalam menggunakannya.

b) Ahli pembelajaran Montessori

Validator ahli pembelajaran Montessori adalah salah satu dosen mata

kuliah Montessori di PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi media

pembelajaran dilakukan pada tanggal 30 November 2016 dengan tujuan

untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan. Berikut

merupakan hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli

pembelajaran Montessori yang tersaji dalam tabel dibawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

110

Tabel 4. 23 Hasil Validasi Produk Media pembelajaran oleh Ahli Montessori

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rera

ta Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 42 3,81 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan

oleh ahli pembelajaran Montessori adalah 3,81. Rerata skor tersebut

termasuk dalam kategori sangat baik sehingga layak digunakan.

c) Guru

Validator selanjutnya adalah guru. Guru yang menjadi validator

penilaian media pembelajaran adalah guru kelas I SD Negeri V Gunungan.

Validasi media pembelajaran dilakukan pada tanggal 2 Desember 2016

dengan tujuan untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan.

Tabel 4. 24 Validasi produk media pembelajaran oleh guru

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 3,9 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan

oleh guru kelas I SD Negeri V Gunungan adalah 3,9. Rerata skor tersebut

termasuk dalam kategori sangat baik sehingga layak digunakan.

4.1.4.2 Validasi Album Media Pembelajaran

Validasi album media pembelajaran dilakukan oleh beberapa ahli, yaitu

ahli pembelajaran IPA dan Ahli Pembelajaran Montessori, validator menilai

sekaligus memberikan masukan berupa kelebihan dan kekurangan album

media pembelajaran Panca Indera Manusia. Validasi membantu peneliti

mengkaji penggunaan bahasa dalam kalimat uraian langkah-langkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

111

penggunaan media pembelajaran sehingga album tersebut dapat digunakan

sebagai pedoman penggunaan langkah. Selain itu, validator melakukan

penilaian sesuaidengan pedoman yang ada dalam kuesioner. Kuesioner

tersebut menggunakan skala empat untuk menilai kelayakan produk album

media pembelajaran.

1) Hasil Validasi Album Media Pembelajaran Panca Indera Manusia

Beberapa ahli memberikan validasi kelayakan produk media

pembelajaran ini adalah ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran

Montessori. Hasil validasi album media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat

pada lampiran halaman 198. Berikut merupakan paparan hasil validasi

album media pembelajaran.

a) Ahli Pembelajaran IPA

Tabel 4. 25 Hasil Valdiasi Album oleh Ahli IPA.

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 36 3,6 Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan

oleh ahli pembelajaran IPA adalah 3,6. Rerata skor tersebut termasuk dalam

kategori sangat baik sehingga layak digunakan.

b) Ahli Pembelajaran Montessori

Tabel 4. 26 Hasil Validasi Album oleh Ahli Montessori.

Ahli Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 37 3,7 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

112

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat rerata skor yang diberikan

oleh ahli pembelajaran Montessori adalah 3,7. Rerata skor tersebut

termasuk dalam kategori sangat baik sehingga layak digunakan.

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas

Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada siswa kelas I SDN V

Gunungan pada tanggal 8-11 Desember 2016 pada pukul 7.00-9.00 WIB

kegiatan ini dilakukan pada 17 siswa kelas I yang diambil secara acak dari

nilai Ulangan Tengah semester dari siswa dengan nilai yang tinggi hingga

rendah. Pertemuan yang dilakukan sebanyak tiga kali memungkinkan bagi

siswa untuk mencoba media pembelajaran tersebut dari materi IPA yang

dijarkan oleh guru .

4.1.5.1 Data dan Analisis Tes

Peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas dengan serangkaian

kegiatan pendampingan dengan media pembelajaran Panca Indera Manusia

berbasis Montessori. Sebelum produk media pembelajaran digunakan oleh

siswa, peneliti melakukan tes awal (pretest) untuk mengetahui pengetahuan

awal tentang materi panca indera manusia. Instrumen soal pretest terdiri dari

10 butir. Selain itu, instrumen soal yang digunakan telah diuji validitas dan

reliabilitasnya sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut

merupakan hasil pretest dan posttest siswa dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

113

Tabel 4. 27 Perbandingan Pretest dan posttest

No Nama Nilai

Selisih Pre test Post Test

1 Sherin 90 100 100

2 Arga 60 80 20

3 Safira 50 80 30

4 Dio 50 70 20

5 Rizki 70 100 30

Tabel rekapitulasi nilai siswa menunjukkan bahwa ada perbedaan

hasil dari pelaksanaan pretest dan posttest. Sherin medapatkan nilai 90 pada

pretest sedangkan pada post test dia mendapatkan nilai 100, hal tersebut

menunjukkan kenaikan hasil belajaran dari pretest ke post test, sama dengan

hasil yang diperoleh Arga, Safira, Dio, dan Rizki yang masing-masing

mengalama kenaikan pada posttestnya.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest, masing-masing siswa

menunjukkan perbedaan nilai pada saat pretest dan posttest. Pada grafik

dibawah ini, sumbu Y merupakan nilai siswa pada pretest dan posttest,

sedangkan sumbu X merupakan nama siswa yang mengikuti pretest dan

posttest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

114

Grafik 4.1 Perbandingan Posttest dan Pretest

Grafik 4.1 menunjukkan perbedaan nilai posttest dan pretest dari

masing-masing siswa. Grafik tersebut memberikan gambaran bahwa setiap

siswa mendapatkan nilai yang berbeda pada saat pretest dan posttest. Pada

pre test rata-rata nilai siswa adalah 64, sedangkan pada post test rata rata

adalah 86. Dari hasil tersebut terdapat kenaikan rata rata sebesar 22. Berikut

ini merupakan grafik berbandingan antara hasil pretest dan posttest.

90

60

50 50

70

100

80 80

70

100

0

20

40

60

80

100

120

Sherin Arga Safira Dio Rizki

sko

r p

rete

st d

anp

ost

test

Skor pretest dan posttest masing-masing siswa

Pretest

Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

115

64

86

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Rerata Nilai

Sko

r re

rata

pre

test

dan

p

ost

test

Rerata nilai pretest dan posttest

Pretest

Posttest

Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest.

4.5.1.2 Data dan Analisis Kuesioner

Penilaian kualitas produk pada uji coba lapangan terbatas dilakukan

oleh 5 siswa kelas I SD N V Gunungan. Validasi dilakukan sesudah

pelaksanaan pmedia pembelajaran The pentagon of five sense yaitu pada

tanggal 8 sampai 11 Desember 2016.

Instrumen validasi menggunakan kuesioner yang sama dengan

kuesioner validasi produk oleh ahli, namun diuraikan dalam kalimat

pernyataan yang berbeda. Berikut ini hasil rekapitulasi validasi produk yang

dilakukan oleh siswa pada uji coba lapangan terbatas yang tersaji dalam

tabel berikut.

Tabel 4. 28 Rekapitulasi hasil validasi produk oleh siswa.

Nama Skor Item Pernyataan

Total Rerata Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sharen 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

Arga 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik Safira 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

Dio 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik Rizki 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0 Sangat Baik

Rerata 4,0 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

116

Dari hasil validasi tersebut siswa memberikan penilaian yang hampir

sama, skor rerata akhir validasi produk oleh siswa adalah 4,0. Sehingga

menunjukkan media pembelajaran yang telah dibuat layak digunakan.

4.2 Pembahasan

Prosedur Penelitian ini dimodifikasi kedalam lima tahap yaitu (1)

potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan bentuk awal

produk, (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Penelitian

hanya dibatasi sampai pada prototipe media pembelajaran panca Indera

berbasis metode Montessori.

Tahap pertama penelitian ini adalah potensi dan masalah. Peneliti

melakukan identifikasi terhadap potensi dan masalah masalah dengan

melakukan analisis kebutuhan berupa observasi, wawancara serta

pengumpulan data. Sebelum digunakan untuk pengumpulan data, instrumen

observasi, wawancara di validasi oleh ahli bahasa. Wawancara dilakukan

kepada kepala sekolah, guru dan dua orang siswa SD kelas I. Potensi yang

ditemukan oleh peneliti adalah tersedianya bahan baku kayu serta

banyaknya pengrajin kayu di sekitar sekolah tersebut, mengingat kayu dapat

digunakan sebagai bahan pembuatan media pembelajaran. Potensi lain yang

ditemukan oleh peneliti adalah keinginan guru untuk membuat media

pembelajaran. Pada kenyataanya, penggunaan media pembelajaran masih

sangat terbatas, bahkan di kelas bawah tidak ditemukan penggunaan media

pembelajaran IPA. Potensi yang ada akan menjadi masalah bila tidak

dimanfaatkan dengan maksimal. Selain melakukan identifikasi masalah

dengan wawancara peneliti juga melakukan observasi yang berkaitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

117

dengan pembelajaran IPA di kelas I. Langkah selanjutnya peneliti

melakukan analisis hasil wawancara dan hasil observasi untuk mengetahui

ketersediaan media pembelajaran serta kesulitan siswa dalam pembelajaran

IPA di kelas. Analisis kebutuhan kemudian digunakan oleh peneliti untuk

membuat kuesioner analisis kebutuhan. Pembuatan kuesioner

memperhatikan karakteristik media Montessori dan karakterisitik anak usia

kelas I SD. Kuesioner diberikan kepada siswa dan guru kelas I SD. Sebelum

disebarkan kepada siswa dan guru instrumen kuesioner divalidasi terlebih

dahulu oleh ahli bahasa dan guru SD Setara, serta di uji keterbacaannya oleh

siswa kelas I SD Setara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan

kuesioner sebelum digunakan. Selain itu peneliti juga melakukan uji

keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan siswa kelas I SD

setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dan

siswa terhadap kalimat pertanyaan yang terdapat pada kuesioner.

Selanjutnya peneliti melakukan revisi berdasarkan analisis uji keterbacaan

oleh guru dan siswa. Setelah di revisi analisis kebutuhan diberikan kepada

guru dan siswa kelas I SD Penelitian.

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. Pada tahap ini

peneliti membuat konsep media pembelajaran yang akan dibuat. Pada tahap

perencanaan ini peneliti membuat konsep media pembelajaran uang akan

dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa dan guru kelas 1. Peneliti

mulai merancang desain media pembelajaran dan album petunjuk

penggunaanya. Desain media pembelajaran tersebut selanjutnya

dikonsultasikan kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

118

Montessori untuk diberi saran dan masukan. Kemudian peneliti melakukan

revisi desain berdasarkan saran dan masukan para ahli. Kemudian, media

pembelajaran dibuat berdasarkan desain yang telah direvisi. Peneliti juga

membuat beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian seperti tes

dan kuesioner validasi produk. Instrumen tes yang telah dibuat digunakan

sebagai pretest dan posttest. Instrumen dibuat dengan bentuk pilihan ganda.

Sebelum dijadikan instrumen pretest dan posttest pada SD Penelitian,

peneliti melakukan uji empiris terlebih dahulu pada SD setara untuk

mengetahui kevalidan soal. Hasil uji Empiris diolah dengan menggunakan

Test Analysis Program untuk mengetahui validitas dan reabilitas intrumen

tes. Peneliti melakukan revisi soal jika dalam instrumen test terdapat soal

yang tidak valid. Setelah melakukan uji empiris dan soal telah valid, maka

instrumen test siap diujikan kepada siswa SD penelitian untuk pretest dan

posttest. Peneliti juga membuat kuesioner validasi produk untuk ahli dan

guru serta kuesioner tanggapan mengenai produk untuk siswa. Sebelum

digunakan, kuesioner tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh ahli bahasa.

Selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kepada siswa kelas I SD

Setara. Melalui hasil uji keterbacaan tersebut, peneliti dapat mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pernyataan pada kuesioner.

Hasil uji keterbacaan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan revisi.

Setelah diperbaiki, kuesioner mengenai tanggapan produk untuk siswa siap

untuk digunakan dalam uji coba lapangan terbatas.

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal

produk. Pada tahap ini peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

119

KD 1.1 tentang panca Indera Manusia, pembuatan media dengan materi

tersebut dikembangkan berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran

Montessori yaitu (1) auto-education, (2) auto-correction, (3) menarik, (4)

bergradasi, dan (5) kontekstual. Peneliti kemudian mengumpulkan bahan-

bahan yang digunakan untuk pembuatan media pembelajaran. Selain itu,

peneliti juga membuat album media pembelajaran yang dapat digunakan

untuk pedoman penggunaan media pembelajaran. Setelah keduanya selesai

maka diperoleh prototipe media pembelajaran yang siap divalidasikan

kepada ahli.

Tahap keempat dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media

pembelajaran dan album yang telah selesai dibuat di validasi oleh ahli

pembelajaran IPA, Ahli Montessori dan guru validasi dilakukan untuk

menilai kelayakan produk sebelum diuji coba secara terbatas di lapangan.

Setelah itu peneliti melakukan analisis mengenai kualitas media

pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan validasi dari para ahli. Peneliti

melakukan revisi produk apabila terdapat kekurangan dalam media

pembelajaran yang telah dibuat, setelah melakukan revisi produk maka

selanjutnya media pembelajaran tersebut siap digunakan untuk uji coba

terbatas.

Tahap kelima dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas.

Produk yang telah dibuat, divalidasi dan telah direvisi diujikan kepada

10siswa kelas I SD Penelitian. Kesepuluh siswa tersebut diberikan posttest

dan pretest untuk mengetahui hasil belajar mereka, baik sebelum

penggunaan media pembelajaran maupun sesudah penggunaan media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

120

pembelajaran. Pada akhir penelitian, peneliti membagikan kuesioner

tanggapan mengenai produk untuk siswa. Hasil validasi oleh ahli, guru dan

siswa selanjutnya menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk

melakukan revisi yang terakhir pada produk .

Rerata skor yang diperoleh dari penilaian validai produk sebesar 39,8.

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran Panca Indera

Manusia termasuk dalam kategori sangat baik. Peneliti melakukan

perbandingan hasil posttest dan pretest. Dari hasil perbandingan pretest dan

posttest tersebut terjadi kenaikan nilai sebesar 22. Kenaikan hasil pretest

dan posttest menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran IPA materi

panca indera manusia berbasis Montessori memiliki kualitas yang sangat

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

121

BAB V

PENUTUP

Uraian dalam bab ini akan memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian,

dan saran. Berikut merupakan penjelasan masing masing dari subbab tersebut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

5.1.1 Prosedur penelitian dalam mengembangkan media pembelajaran IPA

materi panca Indera berbasis metode Montessori dimodifikasi menjadi 5

tahap yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal

produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Pada tahap

potensi dan masalah, peneliti melakukan identifikasi masalah melalui

observasi dan wawancara yang digunakan sebagai bahan untuk membuat

kuesioner analisis kebutuhan, pada tahap perencanaan, peneliti membuat

desain media pembelajaran, album media pembelajaran, instrumen test dan

validasi produk. Pada tahap pengembangan bentuk awal produk media

pembelajaran serta album media pembelajaran dibuat berdasarkan desain

yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap validasi produk, media

pembelajaran serta album media pembelajaran di validasikan kepada ahli,

pada tahap terakhir yaitu uji coba terbatas, media pembelajaran serta

album media pembelajaran yang telah divalidasi di ujicobakan pada siswa.

5.1.2 Kualitas media pembelajaran panca Indera berbasis Montessori sangat

baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil validasi yang mencapai 38,4.

Media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

122

materi panca Indera, hal tersebut dapat dilihat dari hasil perbandingan post

test dan pretest.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbasan peneltian meliputi:

5.2.1 Pembuatan media pembelajaran membutuhkan waktu yang lama sehingga

berdampak pula pada pelaksanaan uji coba lapangan terbatas yang mundur

dari target yang telah ditetapkan.

5.2.2 Pelaksanaan uji coba lapangan terbatas sedikit tergesa-gesa karena hampir

berbenturan dengan ujian akhir semester.

5.3 Saran

Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya

antara lain:

5.3.1 Perencanaan waktu sebaiknya dikomunikasikan dengan tukang kayu yang

membantu dalam proses pembuatan media pembelajaran agar dapat selesai

dengan tepat waktu.

5.3.2 Perencanaan waktu sebaiknya dikomunikasikan dengan pihak sekolah

untuk melakukan uji coba lapangan terbatas agar diperoleh waktu yang

sesuai, sehingga pada saat implementasi tidak tergesa-gesa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

123

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Asyari, Muslichah. (2006). Penerapan Sains Tekonologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas.

Asyhar. (2012). Kreatif mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: PT

Referensi.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi dan Standar Kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Collete, Chiappetta. (1994). Science Instruction in the Middle and Secondary

Schools (3rd ed.) New York: Merril.

Crain. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cresswell. (2012). Reserch desigen: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gutek. (2013). Metode Montessori: Panduan wajib untuk guru dan orangtua

didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.)

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hainstock. (1997). The essential Montessori. USA: Penguin Books. Johnson. (2010). Contextual teaching & learning: Menjadikan kegiatan belajar-

mengajar mengasyikkan dan bermakna. (I. Setiawan, Penerj.) Bandung: Kaifa.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Diriku. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lillard. (1996). Montessori today : A comprehensive approach to education from

birth to adulthood. New York: Schocken Books.

__________. (1997). Montessori in the classroom : A teacher's account of flow.

New York: Schocken Books. Mardapi, Djemari. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes.

Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Montessori. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company.

Pratisti. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

124

Rosyida, Dede. (2002). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan baru).

Jakarta: Gaung Persada.

Sudjana, Ahmad. (1991). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,

kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.

_______. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.

_______. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Suparno. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Surjani. (2010). Dasar-Dasar Sains. Jakarta: Indeks.

Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT

Kencana Prenada Media Group. Throwbridge, Beybe. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher.

University Of Virginia: Merril Publishing Company.

Widoyoko. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. (2015) Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

125

LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

127

1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

128

1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

131

1.4 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu tahun

terakhir ini dalam bidang akademik?

Kepala sekolah : untuk prestasi akademik tingkat kabupaten belum ada, hanya

juara 2 atau 3 tingkat kecamatan.

Peneliti : nah, untuk prestasi non akademik satu tahun terakhir ini apa

saja ya pak?

Kepala sekolah : non akademik lomba voli, sepak bola, dsb

Peneliti : oh ya baik pak, lalu bagaimana untuk hasil UN yang diraih

siswa selama lima tahun terakhir ini khususnya dalam mata

pelajaran IPA?

Kepala sekolah : kebetulan saya baru menjabat 3 tahuhn mbak, untuk mata

pelajaran IPA tahun kemarin nilai tertinggi 90 mbak. Belum

pernah mendapat 100.

Peneliti : lalu, bagaimana hasil nilai UN mata pelajaran IPA jika

dibandingkan dengan mata pelajaran lain pak? Apakah selalu

yang tertinggi, sejajar, atau malah yang terendah?

Kepala sekolah : ya kelihatannya sejajar dengan mata pelajaran lain. Hanya saja

untuk mata pelajaran IPA dan Matematika memang dirasa

cukup sulit ya, hal ini dikarenakan pemahaman konsep yang

kurang dari kelas bawah.

Peneliti : pertanyaan yang selanjutnya ya bu, media pembelajaran apa

saja yang sudah tersedia di sekolah?

Kepala sekolah : media pembelajaran yang sudah tersedia di sekolah yaitu kit

IPA.

Peneliti : kemudian pak, apakah media pembelajaran yang sudah ada

disimpan dan dirawat dengan baik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

132

Kepala sekolah : iya mbak, tapi media pembelajaran KIT IPA hanya untuk

kelas atas. Untuk kelas bawah belum ada media pembelajaran

yang digunakan

1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

135

1.6 Transkrip Wawancara dengan Guru

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU

Peneliti :Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah tersedia di kelas?

Guru : kalau di kelas belum ada mbak.adanya di sekolah, seperti KIT,

itupun untuk kelas atas

Peneliti : kalau untuk materi panca indera manusia manusia sudah ada

belum ya

Guru : dulu sih pernah punya ya mbak, seperti gambar-gambar itu, tetapi

karena jarang dipakai dan perawatannya kurang jadinya rusak

mbak.

Peneliti : berarti untuk sekarang ini belum ada ya bu?

Guru : kalau sekarang ya belum mbak.

Peneliti : lalu, untuk menjelaskan materi panca indera manusia manusia

menggunakan apa ya bu?

Guru : ya dengan mengajak siswa untuk membaca materi dari buku-buku

cetak dan LKS mbak.

Peneliti : pertanyaan selanjutnya ya bu, apakah ibu pernah membuat sendiri

media pembelajaran untuk pembelajaran IPA?

Guru : selama ini belum mbak.

Peneliti : pertanyaan berikutnya seputar penggunaan media pembelajaran

bu, apakah ibu pernah menggunakan media dalam pembelajaran

IPA?

Peneliti : nah, menurut ibu bagaimana pengaruh penggunaan media

pembelajaran bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran

IPA? apakah bisa membuat siswa lebih paham atau tidak?

Guru : ya bisa jadi anak lebih paham.

Peneliti : alasannya apa ya bu?

Guru : ya alasannya mungkin akan lebih bisa menangkap materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

136

pembelajaran, materi akan mudah ditangkap jika menggunakan

media pembelajaran.

Peneliti : pertanyaan yang selanjutnya ya bu, bagaimana keaktifan dan

kemandirian siswa dalam menggunakan media pembelajaran?

Guru : rata-rata lebih aktif sih mbak.

Peneliti : contoh keaktifan dan kemandiriannya bagaimana ya bu?

Guru : anak akan lebih asyik dengan media pembelajaran yang

digunakan, misal kalau menggunakan gambar, anak bisa mandiri

dari melihat dan membaca gambar.

Peneliti : lalu, apakah siswa dapat menemukan kesalahan dan jawaban yang

benar melalui media pembelajaran yang digunakan?

Guru : ya pasti iya, siswa dapat menemukan jawaban dari keterangan

dan gambar.

Peneliti : apakah ibu mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi

pembelajaran IPA?

Guru : iya sulit.

Peneliti : alasannya apa ya bu?

Guru : alasannya mungkin karena materinya sulit untuk dibayangkan

oleh anak kelas I.

Peneliti : mungkin maksud ibu materinya abstrak?

Guru : ya itu mbak.

Peneliti : faktor apa saja yg menyebabkan siswa mengalami kesulitan

dalam pembelajaran IPA?

Guru : ya kurangnya media pembelajaran, karena dengan menerangkan

saja, siswa- siswa akan sulit membayangkan materinya.

Peneliti : apakah ada faktor lain, misal dari siswanya bu?

Guru : dari siswa juga iya mbak, siswa kurang semangat ya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

137

1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

139

1.8 Transkrip Wawancara dengan Siswa

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA

Siswa 1

Peneliti : pertanyaan yang pertama ya, bagaimana pendapatmu mengenai

pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?

Siswa : ya biasa saja.

Peneliti : kok biasa saja, alasannya kenapa?

Siswa : ya biasa aja, seperti pelajaran lain.

Peneliti : saat pembelajaran IPA, kamu senang atau bosan?

Siswa : kadang bosan.

Peneliti : apa alasannya?

Siswa : hanya menulis, aku malas

Peneliti : oh gitu, lanjut ke pertanyaan berikutnya ya. Apakah gurumu

pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Seperti

pakai suatu alat untuk memperagakan materi. Itu lho seperti waktu

matematika dan kalian menggunakan gunting untuk berhitung.

Siswa : enggak pernah

Peneliti : kalau kira- kira guru menggunakan alat seperti itu bagaimana?

Seperti gambar warna – warni trus bagian- bagian tubuh seperti puzzle?

Siswa : ya senang

Peneliti : kenapa senang?

Siswa : Ya, bisa sambil main.

Peneliti : jadi akan lebih senang ya kalau pake seperti itu?

Siswa : iya, enggak bosan.

Siswa 2

Peneliti : pertanyaan yang pertama ya, bagaimana pendapatmu mengenai

pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?

Siswa : ya biasa aja sih.

Peneliti : kok biasa saja kenapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

140

Siswa : ya cuma gitu-gitu aja.

Peneliti : nah berarti kamu senang ndak dengan pembelajaran IPA yang

dilakukan selama ini?

Siswa : ya lumayan tapi yang bagian tubuh malas.

Peneliti : oh gitu, kalau panca indera manusia susah ndak?

Siswa : tidak sih, ya agak susah. Cuman menyebalkan

Peneliti : alasannya?

Siswa : kalau suruh mengamati hidung atau apa gitu suka di tertawakan.

Peneliti : loh mengapa?

Siswa : katanya pesek.

Peneliti : wah berarti untuk panca indera bisa menggunakan panca indera

yang dibuat dari kayu atau plastik ya? Seperti patung begitu?

Siswa : iya. Biar nggak diece.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

141

1.9 Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

145

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

150

2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

154

2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

159

2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

162

2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

165

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

167

3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

172

3.3 Soal Tes dalam Uji Empiris

berilah tanda silang pada jawaban yang kamu anggap benar!

1. alat indera kita terdiri dari.........

a. mata, hidung, telinga, kulit

b. hidung, mata, telinga, kulit, lidah

c. hidung, mata, mulut, telinga, lidah

d. lidah, bibir, telinga, mata

2. kita dapat merasakan rasa asin pada garam, rasa manis pada gula, serta

rasa asam pada jeruk nipis dengan menggunakan alat Indera kita

yaitu.........

a. mulut

b. bibir

c. lidah

d. gigi

3. untuk mengetahui warna pada buah jeruk, kita dapat menggunakan alat

indera kita yaitu.......

a. hidung

b. mata

c. lidah

d. tangan

4. kita dapat membedakan pasir yang kasar dengan tepung yang halus dengan

menggunakan alat indera kita yaitu.........

a. jari tangan

b. kulit

c. hidung

d. mata

5. jika kita mencelupkan tangan kita pada gelas yang berisi es teh manis

maka akan terasa........

a. manis

b. segar

c. dingin

d. hambar

6. kita dapat mencium bau bunga yang wangi, dan bau ikan yang manis

dengan mengunakan alat indera kita yaitu....

a. tangan

b. mulut

c. hidung

d. dirasakan dengan lidah dan gigi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

173

7. melihat tv dengan jarak yaang tidak terlalu dekat dapat menjaga kesehatan

alat indera kita yaitu......

a. kulit

b. hidung

c. tubuh

d. mata

8. mendengarkan musik yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan

pada......

a. telinga kita

b. kulit kita

c. kaca- kaca

d. hidung

9. mandi dua kali sehari dapat menjaga kesehatan........... kita

a. kulit

b. gigi

c. mata

d. lidah

10. sikat gigi harus kita lakukan paling sedikit........ kali sehari.

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

174

3.4 Output TAP untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

175

3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

179

3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

181

3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

183

Lampiran 4 Validasi Produk

4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran

oleh Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

185

4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media

Pembelajaran oleh Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

187

4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

193

4.5 Lembar Validasi Album oleh Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

197

4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

198

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

199

5.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

200

Lampiran 6 Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

201

Lampiran 7 Album Media Pembelajaran Panca Indera Manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · pembelajaran IPA materi panca indera berbasis Montessori dimodifikasi menjadi lima tahapan yaitu potensi dan masalah, penyusunan rencana,

215

CURICULUM VITAE

Achichi Ola Adillita merupakan anak pertama

dari tiga bersaudara yang lahir di Wonogiri, 24

Februari 1995. Pendidikan dasar diperoleh di

SD N I Manyaran dan lulus pada tahun 2007.

Pendidikan menengah pertama diperoleh di

SMP N I Manyaran dan lulus pada tahun 2010.

Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di

SMA N 2 Wonogiri. dan lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai

mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama

menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di

luar perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI