plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk fileiv halaman persembahan om dewa suksma...
TRANSCRIPT
i
AKTIVITAS ANTIANGIOGENESIS EKSTRAK ETANOL BUAH
MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP CHORIOALLANTOIC
MEMBRANE YANG DIINDUKSI BASIC FIBROBLAST GROWTH
FACTOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Pande Putu Krisna Wedana
NIM : 108114030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Om Dewa suksma parama acintya ya namah swaha
Sarwa karya prasidhantam
Om santih santih santi Om
Akhir dari upaya terbaik kita adalah awal dari campur tangan Tuhan.
Maka bekerjalah sebaik mungkin, lalu bersabarlah seyakin mungkin.
Ku persembahkan skripsi ini untuk :
Tuhan ku “Ida Sang Hyang Widhi Wasa”, sebagai pelindung dan sumber
kekuatanku . . .
Papa dan Mama tercinta sebagai motivator terbesar dalam hidupku . . .
Pande Made Bayu Wedayana, Pande Nyoman Wahyu Wedadana adikku
dan keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan doa . . .
Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt yang selalu membimbing dengan sabar .
Sahabat dan teman-teman seperjuangan Nover, Stien dan Retno
Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma . . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “Aktivitas Antiangiogenesis Ekstrak Etanol
Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) terhadap CAM yang diinduksi bFGF“
dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi,
tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya selama ini.
2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt., sebagai Dosen Pembimbing Utama
skripsi ini atas segala kesabarannya telah memberikan bimbingan,
pengarahan, tuntunan, dukungan dan motivasi selama penelitian dan
penyusunan skripsi.
4. Ibu, Bapak, Ninik, Bayu, Komang, Tante-tante, Om dan Keluarga
Besar Pande tercinta yang tidak putus-putusnya mendoakan dan
memberi dukungan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan
baik.
5. Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Agustina Setiawati, M.Sc., Apt, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran selama penyusunan skripsi.
7. Ni Putu Cintya Maharani penyemangatku yang selalu setia menemani
dan memberikan masukan positif.
8. Teman-teman seperjuangan Nover, Stien dan Retno atas segala
kerjasama, bantuan dan semangat yang selalu bergelora dalam
penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.
9. Sahabat-sahabat sejati, Therezita S. L., Inggrid R. T., Angelina
Pangala, Tirzayana A. T., Catharina A., Pricilla Diana V. V., dan
Catharina S. atas bantuan, kerjasama dan motivasi yang diberikan.
10. Seluruh warga FKK angkatan 2010 kelas C dan semua teman Farmasi
USD atas semngat kebersamaan dan keceriaan selama menempuh S1
di Fakultas Farmasi Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu peneliti menerima kritik dan saran yang membatu dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi acuan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN........……………………………………….........iii
PRAKATA..............................................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiii
INTI SARI.............................................................................................................xiv
ABSTRACT............................................................................................................xvi
BAB I. PENGANTAR......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG................................................................................ 1
1. Perumusan masalah…………………………………………………...4
2. Keaslian penelitian…………………………………………………….4
3. Manfaat penelitian……………………………………………………..4
B. TUJUAN PENELITIAN………………………………………………….5
a. Tujuan umum ........................................................................................5
b. Tujuan khusus........................................................................................5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA....................................................................6
A. Mengkudu…………………………………………………………………........6
1. Sistematika tumbuhan ………………………………….....………………6
2. Nama daerah ………...........………………………………………………..7
3. Deskripsi………………………………………………………………........7
4. Kandungan kimia dan manfaat .…...……………………….………............7
B. Ekstraksi ……………………………………………………………………….8
C. Kanker ………………………………………………………………………..10
1. Definisi kanker……………………………………………………… ……10
2. Penyebab kanker……………………………………………………….....11
3. Morfologi sel kanker……………………………………………………...12
4. Proses terjadinya kanker…………………………………………………..14
D. Angiogenesis………………………………………………………………….15
E. b-FGF…………………………………………………………………………18
1. Basic fibroblast growth factor……………………………………………18
F. Chorioallantoic Membrane…………………………………………………...21
G. Landasan Teori………………………………………………………………..23
H. Hipotesis………………………………………………………………………24
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………….25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………………….25
B. Variabel……………………………………………………………………….25
1. Variabel utama……………………………………………………………25
2. Variabel pengacau…………………………………………………….......26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Definisi operasional ………………………………………………............26
C. Bahan Penelitian……………………………………………………………....27
D. Alat Penelitian………………………………………………………………...27
E. Tata Cara Penelitian ………………………………………………………….28
1. Determinasi tanaman …………………………………………………......28
2. Preparasi ekstrak etanol buah mengkudu………………………………....28
3. Sterilisasi alat……………………………………………………………...29
4. Pembuatan larutan uji basic fibroblast growth factor………………….....29
5. Uji angiogenesis…………………………………………………………..29
F. Analisis Data………………………………………………………………….31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………...33
A. Hasil Determinasi dan Ekstraksi Buah Mengkudu………………………33
B. Aktivitas Basic Fibroblast Growth Factor Dalam Menginduksi
Angiogenesis……………………………………………………………..34
C. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Morinda Citrifolia L.
Terhadap Angiogenesis Pada CAM Terinduksi bFGF…………………...38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….46
A. Kesimpulan………………………………………………………………46
B. Saran………………………………………………………………….......46
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………47
LAMPIRAN ……………………………………………………………………..54
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………...70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I Jumlah Pembuluh Darah Baru Kelompok Kontrol Paper Disc,
Kontrol Pelarut, Kontrol bFGF + Pelarut dan Kelompok Perlakuan
…….............................................................................. 37
Tabel II Persentase Penghambatan Angiogenesis Dengan Varian
Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia. L
) ………….. ................................................................................39
Tabel III Matriks Signifikasi % Penghambatan Angiogenesis (P < 0,05)…41
Tabel IV Rata-rata dan Standar Deviasi Pembuluh Darah Baru…………...61
Tabel V Persentase Penghambatan Angiogenesis…………………………63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Buah Mengkudu Morinda citrifolia, L.……………….………......6
Gambar 2 Persentase penghambatan angiogenesis………………………......39
Gambar 3 Diagram Batang Rata-Rata Perbandingan jumlah pembuluh darah
antarkelompok kontrol dan perlakuan ekstrak etanol Morinda
citrifolia L…………………….......................................................42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Buah Mengkudu Morinda citrifolia. L………..........55
Lampiran 2 Foto Serbuk Morinda citrifolia. L……………………….55
Lampiran 3 Foto Ekstrak Kental Etanol Buah Mengkudu Morinda
citrifolia. L………………………………………………..56
Lampiran 4 Foto Pembuatan larutan uji dan larutan basic Fibroblast
Growth Factor (bFGF)…………………………………...56
Lampiran 5 Foto Pembuatan Jendela Berukuran 1x1 cm……………..57
Lampiran 6 Data Perhitungan Rendemen Ekstrak Etanol Buah
Mengkudu………………………………………………...57
Lampiran 7 Data Perhitungan Pengenceran bFGF…………………....58
Lampiran 8 Perhitungan Berat Ekstrak dan Volume DMSO……….....59
Lampiran 9 Persentase Penghambatan Angiogenesis…………………61
Lampiran 10 Foto Pengamatan makroskopik pembentukan pembuluh
darah pada setiap kelompok……………………………....64
Lampiran 11 Analisis uji statistik normalitas…………………………...65
Lampiran 12 Analisis uji statistik one way anova………………………65
Lampiran 13 Analisis uji statistik Tukey…………………...…………..67
Lampiran 14 Hasil Determinasi………………………………………...69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
INTISARI
Salah satu strategi penghambatan perkembangan kanker adalah dengan
menghambat proses angiogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
antiangiogenesis ekstrak etanol buah Morinda citrifolia. L menggunakan metode
chorioallantoic membrane (CAM). CAM telur ayam berembrio umur 8-9 hari
diberi perlakuan bFGF (induktor angiogenesis) dan ekstrak etanol buah Morinda
citrifolia. L kemudian diinkubasi selama 3 hari untuk selanjutnya diamati respon
angiogenesisnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil ekstrak
etanol buah Morinda citrifolia. L mampu menghambat angiogenesis pada CAM.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan ekstrak etanol buah mengkudu
memiliki aktivitas antiangiogenesis. Kemampuan penghambatan angiogenesis
ekstrak etanol buah Morinda citrifolia. L adalah pada konsentrasi 100 µg/ml,
ekstrak mempunyai kemampuan menghambat sebesar 12,86% ; konsentrasi 150
µg/ml sebesar 37,17% ; konsentrasi 225 µg/ml sebesar 50,03%.
Kata kunci : Morinda citrifolia L., angiogenesis, Chorioallantoic Membrane
(CAM), bFGF.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSRACT
One strategy is the inhibition of the progression of cancer by inhibiting
angiogenesis process. This study aims to determine the antiangiogenesis effects of
ethanol extract of Morinda citrifolia. L fruit using the method of chorioallantoic
membrane (CAM). CAM embryonated chicken eggs 8-9 days of age treated with
bFGF (inductor angiogenesis) and ethanol extract of Morinda citrifolia. L fruit
and then incubated for 3 days then observed the response to angiogenesis.
Based on the results of research conducted showed ethanol extract of
Morinda citrifolia. L fruit was able to inhibit angiogenesis in CAM. This study
shows that the content of the ethanol extract of noni fruit has a antiangiogenesis
activity. Angiogenesis inhibition ability of ethanol extract of Morinda citrifolia. L
fruit is at a concentration of 100 ug / ml, the extract has the ability to inhibit by
12.86%; concentration of 150 ug / ml was 37.17%; concentration of 225 ug / ml
was 50.03%.
Kata kunci : Morinda citrifolia L., angiogenesis, Chorioallantoic Membrane
(CAM), bFGF.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia setiap tahun penderita kanker di
dunia bertambah 6,25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat
100 penderita baru dari setiap 100.000 penduduk. Penyakit kanker menduduki
urutan ketiga penyebab kematian di Indonesia (Nugroho dkk, 2000).
Banyaknya usaha dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit
kanker. Pengobatan medis seperti kemoterapi, pembedahan, dan penyinaran
bukanlah pilihan yang diminati pasien karena biaya obat dan perawatan yang
mahal dan menimbulkan efek samping setelah terapi yang tidak diinginkan seperti
daya tahan tubuh menurun, rambut rontok, kulit dan gigi menjadi rusak (Nafrialdi
& Gan 1982). Oleh karena itu perlu adanya alternatif pencegahan dan pengobatan
kanker yang aman dan mudah tersedia dengan memanfaatkan dan mengkonsumsi
bahan alami yang terdapat dan tumbuh di daerah yang terjangkau pada penderita
kanker.
Penggunaan tanaman obat dalam pengobatan dan pencegahan penyakit
sudah lama dikenal masyarakat. Saat ini tanaman obat yang sering digunakan oleh
masyarakat adalah mengkudu. Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan
tanaman liar yang banyak tumbuh di tepi pantai di seluruh Nusantara. Buah
mengkudu merupakan tanaman obat yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Hampir semua tanaman mengkudu mengandung berbagai senyawa yang berguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
untuk pengobatan maupun menjaga kesehatan tubuh (Bestari, 2005). Menurut
Will Mcclatchey, (2002) (dalam jurnal Aruma, et al., 2013), menyebutkan bahwa
buah mengkudu mengandung berbagai komponen seperti vitamin C, vitamin A,
terpenoid, alkaloid, antrakuinon (damnachantal, mirindon, rubiadin-1-metil eter),
rutin, alizarin, asam kapirat, kumarin, skopoletin dan flavonoid.
Pada penelitian (Hiramatsu dkk., 1993) menyebutkan bahwa buah
mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem
imun yang melibatkan makrofag atau limfosit. Buah mengkudu memiliki aktivitas
adaptogen, yang artinya bahwa buah mengkudu termasuk salah satu nutrisi yang
dapat mengembalikan fungsi sel yang abnormal menjadi normal.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
menunjukkan bahwa buah mengkudu diketahui mempunyai efek antikanker.
Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek antikanker dari ekstrak etanol buah
mengkudu, termasuk efek antiangiogeniknya, yang sangat menarik dan penting
untuk dilakukan. Hal ini didukung oleh hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
telah menyatakan bahwa kandungan-kandungan senyawa aktif buah mengkudu
memiliki efek antikanker.
Metode CAM merupakan salah satu media yang paling umum digunakan
untuk mempelajari respon angiogenesis. Ini karena CAM merupakan suatu
membran yang kaya akan pembuluh darah (Ribatti dkk., 1998), sehingga
pengamatan terhadap respon angiogenesis akan lebih mudah diamati. Keunggulan
metode CAM itu sendiri yaitu telur ayam berembrio mudah didapat, relatif murah
dan mudah dikerjakan dilaboratorium (Vu dkk., 1985 cit Kirchner dkk, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Selain itu di dalam telur berembrio memiliki lingkungan yang tertutup dan
terlindung oleh cangkang telur, sehingga aman, mudah dipegang dan dipelihara
selama inkubasi di laboratorium (Evans, 1991).
Menurut (Hirazumi, 1999) menyatakan bahwa buah mengkudu
mengandung substansi polysaccharide-rich yang mempunyai aktivitas anti tumor.
Berdasarkan hasil penelitiannya terbukti bahwa ekstrak etanol buah mengkudu
mampu mengatasi kanker dan infeksi. Pernyataan serupa dikemukakan oleh
(Wang, 2001), mengkudu mengandung senyawa yang mampu memperbaiki
kerusakan DNA. Pernyataan tersebut didukung oleh (Hiramatsu dkk., 1993)
bahwa mengkudu mengandung zat anti tumor yang dapat meningkatkan respon
sel-sel T dan makrofag.
Penelitian ini dilakukan dengan penentuan dosis dan pemberian ekstrak
etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia. L). Menurut Thararat nualsnit et al.,
(2012), mengatakan bahwa ekstrak mengkudu mengandung sebuah antrakuinon
(damnachantal). Adanya kandungan antrakuinon pada ekstrak buah mengkudu
yang memiliki aktivitas dalam mengubah fungsi sel yang abnormal menjadi
normal dan juga berpotensi sebagai antikanker karena sifatnya sebagai
antiangiogenesis (menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel
kanker). Penelitian buah mengkudu dengan menggunakan metode CAM belum
pernah dilakukan di Indonesia, terutama terkait dengan efek antiangiogenesis.
Oleh karena itu, penelitian untuk membuktikan efek antiangiogenesis ekstrak
etanol buah mengkudu yang diinduksi bFGF (Basic Fibroblast Growth Factor)
perlu dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Perumusan masalah
a. Apakah ekstrak etanol buah mengkudu memiliki aktivitas antiangiogenesis
pada CAM embrio ayam yang diinduksi bFGF ?
b. Adakah hubungan antara konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu dengan
aktivitas antiangiogenesis pada CAM embrio ayam yang diinduksi bFGF ?
2. Keaslian penelitian
Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang uji angiogenesis buah
mengkudu pernah dilakukan oleh Hornick, et al, 2003 melakukan penelitian
tentang Penghambatan inisiasi angiogenik dan gangguan pembuluh darah baru
dengan jus dari mengkudu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah buah mengkudu yang digunakan didapat dari Bangli, Bali,
yang kemudian diolah menjadi simplisia di Bantul, Yogyakarta. Model uji
antiangiogenesis yang digunakan adalah metode CAM dengan membran
chorioallantoic embrio ayam yang telah diinduksi bFGF. Perbedaan juga terletak
pada konsentrasi ekstrak buah mengkudu yang akan di gunakan. Sepengetahuan
penulis, penelitian uji antiangiogenesis buah mengkudu dengan metode CAM
menggunakan chorioallantoic membrane embrio ayam yang diinduksi bFGF
belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Dapat memperkaya ilmu pengetahuan mengenai adanya aktivitas
antiangiogenesis pada buah mengkudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Manfaat metodologi
Dapat memberikan pengetahuan mengenai tata cara pengujian aktivitas
anti-angiogenesis ekstrak etanolik buah mengkudu mengunakan metode
CAM pada embrio ayam yang diinduksi bFGF.
c. Manfaat praktis
Dapat memberikan informasi mengenai adanya aktivitas antiangiogenesis
pada buah mengkudu.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang ekstrak buah
mengkudu sebagai obat antikanker.
2. Tujuan khusus :
Untuk mengetahui aktivitas antiangiogenesis dari ekstrak buah mengkudu dan
untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi ekstrak buah mengkudu
dengan aktivitas antiangiogenesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAHAAN PUSTAKA
A. Mengkudu
1. Sistematika tumbuhan
Berikut sistematika tumbuhan mengkudu :
Dunia : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Marga : Morinda
Jenis : Morinda citrifolia L. (Backer & Brink, 1965).
Gambar 1. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L.) (Backer & Brink, 1965).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Nama daerah
Morinda citrifolia L. mempunyai nama daerah ; Pace (Jawa), Cangkudu
(Pasundan), Kodhuk (Madura), Bakudu (Sumatra), Wangkudu (Kalimantan),
Bakulu (Nusa Tenggara) (Suryowinoto, 1997).
3. Deskripsi
Mengkudu termasuk jenis tanaman pohon dan berbatang bengkok,
ketinggian dapat mencapai 3-8 m. Daun tunggal dengan ujung dan pangkal
kebanyakan runcing. Buahnya termasuk buah bongkol, benjol-benjol tidak teratur,
berdaging, jika masak daging buah berair. Buah masak berwarna kuning kotor
atau putih kekuning-kuningan dengan panjang 5-10 cm, lebar 3-6 cm
(Suryowinoto, 1997).
Tanaman mengkudu berbuah sepanjang tahun. Mudah tumbuh pada
berbagai tipe lahan, dengan daerah penyebaran dari dataran rendah hingga
ketinggian 1500 dpl. Ukuran dan bentuk buahnya bervariasi, pada umumnya
mengandung banyak biji, dalam satu buah terdapat ≥ 300 biji, namun ada juga tipe
buah mengkudu yang memiliki sedikit biji. Bijinya dibungkus oleh suatu lapisan
atau kantong biji, sehingga daya simpannya lama dan daya tumbuhnya tinggi.
Dengan demikian, perbanyakan mengkudu dengan biji sangat mudah dilakukan
(Djauhariya dkk., 2006).
4. Kandungan kimia dan manfaat
Buah mengkudu mengandung scopoletin, sebagai analgesik, antiradang,
antibakteri. Antrakuinon (damnachantal), sebagai antibakteri, antikanker,
imunostimulan. Alizarin, Acubin, L. Asperuloside, dan flavonoid sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
antibakteri. Vitamin C, sebagai antioksidan (Peter, 2005; Waha, 2000; Winarti,
2005).
Di dalam buah mengkudu terkandung zat-zat berkaitan dengan kesehatan
dan telah dibuktikan hanya terdapat di dalam mengkudu. Tanaman mengkudu
mengandung berbagai vitamin, mineral, enzim alkaloid, proxeronin yang dapat
dibentuk menjadi xeronin, ko-faktor dan sterol tumbuhan yang terbentuk secara
alamiah (Waha, 2001).
Mengkudu mengandung zat antikanker yang dinamakan damnacanthal
adalah sebuah antrakuinon (Hiramatsu et al., 1993). Zat tersebut paling efektif
untuk melawan sel-sel abnormal dibanding zat-zat antikanker yang terdapat dalam
tumbuhan lainnya. Senyawa scopoletin dalam buah mengkudu ditemukan pada
tahun 1993 oleh para peneliti di Universitas Hawaii (Waha, 2001). Selanjutnya,
ditemukan bahwa scopoletin dapat memperlebar saluran pembuluh darah yang
menyempit dan melancarkan peredaran darah. Selain itu, juga scopoletin juga
dapat membunuh beberapa tipe bakteri dan bersifat fungisida terhadap bakteri
Pythium sp dan bersifat anti peradangan dan alergi (Waha, 2001).
B. Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif
terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula
ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam
mengekstraksinya. Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip
perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, yang menyebabkan
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke
dalam pelarut (Harborne, 1996). Menurut (Badan Pengawasan Obat dan Makanan
RI, 2010) ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan
menyari simplisia, diluar cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah
digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang dapat digunakan dalam pembuatan
ekstrak yaitu air, etanol, eter atau campuran etanol dan air.
Metode maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi sederhana yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya sambil diaduk
(Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010). Dengan metode maserasi,
cairan penyarian masuk ke dalam sel melewati dinding sel sehingga isi sel akan
larut akibat perbedaan konsentrasi antara larutan dalam sel dan di luar sel. Larutan
dengan konsentrasi tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut akan terjadi secara
berulang-ulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel
dan di dalam sel. Selanjutnya, endapan dipisahkan dan filtrat dipekatkan
(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986). Pada proses akhir
ekstraksi semua atau hampir pelarut diuapkan dan serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
C. Kanker
1. Definisi kanker
Sel kanker merupakan the outlaw cell karena tumbuh secara tidak teratur,
melanggar kaidah normal, tidak peduli akan kontrol dalam perbanyakan, dan
menggunakan agendanya sendiri (Sofyan, 2000). Artinya sel tersebut mampu
memanipulasi lingkungan dan faktor-faktor yang dapat mendukung
pertumbuhannya. Sel kanker mampu berproliferasi secara cepat dan tidak
terkontrol pada satu sisi yang lain, ia juga mempunyai kemampuan untuk tidak
mengalami apoptosis (program bunuh diri sel). Sel kanker juga dapat mencegah
dirinya untuk tidak mengalami diferensiasi atau melakukan diferensiasi agar dapat
terus tumbuh. Sel kanker juga kehilangan inhibisi kontak dengan sel yang lain
atau dengan matriks ekstraseluler, sifat yang pada sel normal dapat mencegah
pertumbuhan tidak terkendali. Untuk memperbesar masa selnya, sel kanker dapat
membentuk pembuluh darah (angiogenesis) yang akan menyuplai oksigen, nutrisi
dan protein-protein yang berguna untuk pertumbuhannya. Adanya pembuluh
darah ini juga kemungkinan sel kanker untuk menginvasi jaringan lain dan
bermetastasis (King, 2000 ; Hanalan dan Weinberg, 2000; Mulyadi, 1996), dan
membentuk masa pada daerah baru di dalam tubuh (Sofyan, 2000).
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Kanker juga dapat didefinisikan
sebagai pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas
normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian tubuh dan menyebar ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
organ lain. Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama
kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Terjadinya kanker disebabkan oleh sel abnormal jaringan tubuh yang
tumbuh dan berkembang dengan cepat dan tak terkendali. Sel abnormal akan
menyusup ke jaringan di sekitarnya (invasif) dan terus menyebar melalui jaringan
ikat dan darah serta menyerang organ-organ penting dan sel saraf tulang belakang.
Saat sel abnormal tersebut menumpuk, mendesak, serta merusak jaringan dan
organ yang ditempatinya barulah proses ini disebut tumor ganas atau kanker (
Zuhud, 2011).
2. Penyebab kanker
Secara pasti penyebab kanker yang menimbulkan pertumbuhan sel yang
terus menerus, menembus batas normal yang akhirnya dapat menginvasi jaringan
yang lain belum diketahui. Meski gelap, namun ada indikasi cukup kuat bahwa
ada tiga agen yang menyebabkan kanker, yaitu agen kimia, fisika dan biologik
(Sinardi & Yuswanto, 2000).
Kelainan kongenital akan menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan
menetralisir karsinogen yang masuk tubuh, mereparasi kerusakan gen, menjaga
imunitas tubuh dan mematikan sel kanker yang baru tumbuh. Karsinogenesis
adalah bahan, zat atau organisme yang menyebabkan kanker. Karsinogen inilah
yang mempunyai peran terbesar sebagai penyebab kanker (Schneider, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Morfologi sel kanker
Sifat fisiologis sel kanker sendiri meliputi enam perubahan esensial berikut ini.
1) Kemampuan sel dalam mencukupi kebutuhan signal pertumbuhannya
sendiri
Sel memerlukan signal pertumbuhan mitogenik sebelum mereka berpindah
dari fase istirahat menuju fase aktif proliferatif. Ketergantungan pada signal
pertumbuhan ini tampak ketika sel normal mengalami propagasi dalam
kultur, di mana ploriferasi (memperbanyak diri) hanya terjadi ketika
ditambah dengan faktor mitogenik yang cukup dan terintegrasi di dalam
sel. Sebaliknya sel tumor akan melakukan regenerasi tergantung pada
signal pertumbuhannya sendiri (Hanahan & Weinberg, 2000).
2) Ketidakpekaan sel terhadap signal anti pertumbuhan
Signal anti pertumbuhan dapat menghentikan proliferasi (memperbanyak
diri) sel dengan dua mekanisme yaitu sel dipaksa keluar jalur aktif
proliferasi menuju fase istirahat atau sel akan diinduksi yang kemudian
akan melepaskan potensi proliferasi secara permanen menuju fase akhir
pembelahan (post mitotic). Sel kanker harus dapat menghindari signal anti
proliferatif ini, jika mereka ingin terus tumbuh (Hanahan & Weinberg,
2000).
3) Kemampuan sel untuk mencegah apoptosis
Apoptosis merupakan program kematian sel. Pada keadaan ini, membran
sel dirusak, sitoplasma dan skeleton inti pecah, sitosol terlepas, kromosom
mengalami degradasi, sehingga akhirnya sel tersebut dimakan sel tetangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dan hilang. Sel kanker mempunyai kemampuan untuk mencegah apoptosis.
Resistensi terhadap apoptosis ini diperoleh sel kanker melalui beberapa
cara, yang paling umum adalah melalui sebuah mutasi yang melibatkan
tumor supresor p53. Dengan adanya p53 yang abnormal, maka akan
membiarkan sel yang mengandung DNA yang rusak untuk tetap bertahan
dan melakukan replikasi yang diteruskan dengan proliferasi. Kemampuan
sel dalam melakukan replikasi diperlukan untuk perkembangan sel kanker
menjadi sel malignan (Hanahan & Weinberg, 2000).
4) Kemampuan sel melakuan replikasi potensial secara terbatas
Pada jaringan dewasa yang normal, sel-sel tetap terpelihara dalam jumlah
tetap. Pada beberapa jaringan, misalnya tulang, keadaan ini diatur oleh
tingginya kecepatan pembelahan sel yang diimbangi dengan hilangnya sel
dengan kecepatan yang sama (Thurston & Lobo), 1988). Yang terjadi pada
sel kanker, tidaklah demikian, mereka terus tumbuh dan tidak mati. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya potensial replikasi yang terbatas, yang
diperlukan oleh sel kanker selama masa perkembangannya sampai mejadi
tumor ganas (Hanahan & Weinberg, 2000).
5) Kemampuan sel dalam menopang angiogenesis
Oksigen dan nutrisi yang disuplai oleh pembuluh darah sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup sel. Tingginya ketergantungan sel
terhadap pembuluh darah kapiler untuk mensuplai kedua kebutuhan di atas,
menyebabkan sel-sel ini kemudian membentuk pembuluh darah baru. Hal
inilah yang dilakukan oleh sel kanker untuk memperbesar ukurannya, agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mereka dapat melakukan ekspansi ke jaringan lain. Oleh karena itu, sel
kanker terus mengembangkan kemampuan angiogenesisnya (Hanahan &
Weinberg, 2000).
6) Kemampuan sel malakukan metastasis dan invasi
Dalam masa perkembangannya, cepat atau lambat sebagian besar jenis
kanker manusia, massa tumor primernya dapat melahirkan sel-sel sekunder.
Sel-sel sekunder tersebut dapat berpindah tempat ke jaringan lain,
menginvasi jaringan darah dan berhenti pada tempat-tempat tertentu,
kemudian sel akan tumbuh dan berkembang membentuk koloni baru
(Hanahan & Weinberg, 2000).
4. Proses terjadinya kanker
Kanker terjadi sebagai akibat dari perubahan sel sehingga sel terlepas dari
mekanisme pengaturan pertumbuhan normal. Perubahan sel ini dikenal dengan
istilah transformasi. Sebagai dasar transformasi adalah kelainan (mutasi) di dalam
gen dari kanker, sehingga kanker dikatakan sebagai suatu gangguan atau kelainan
genetik.
Tingkat perubahan sel pada pertumbuhan kanker adalah sebagai berikut :
Hiperplasi, yaitu perkembangan organ tubuh akibat pertumbuhan sel-sel
baru yang abnormal karena hilangnya kontrol pertumbuhan. Metaplasia, yaitu
perubahan epitel suatu jenis jaringan dewasa menjadi jaringan lain yang juga
dewasa. Displasi, yaitu perubahan sel dewasa ke arah kemunduran dalam hal
bentuk, besar orientasinya. Masih bersifat reversibel. Anaplasi, yaitu perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
serupa displasi yang menyimpang lebih jauh dari normal. Merupakan suatu ciri
tumor ganas yang bersifat irreversibel. Karsinoma insitu yaitu gambaran sel
menjadi sangat atipik namun belum terdapat pertumbuhan infiltratif. Invasi, yaitu
sel kanker telah menembus lapisan basal jaringan (Sinardi & Yuswanto, 2000).
D. Angiogenesis
Angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru. Proses ini
bermanfaat bagi keadaan fisiologi normal, seperti pada penyembuhan luka,
mentruasi, proses reproduksi, perkembangan embrio, sebaliknya, juga menjadi
faktor penting dalam pertumbuhan beberapa penyakit, termasuk kanker (Leahy,
2003; King, 2000; Folkman, 1996).
Angiogenesis adalah rate elimiting step pada sel kanker yang menentukan
terjadinya metastasis atau pertumbuhan menjadi ukuran yang lebih besar dari
1mm (King, 2000). Angiogenesis merupakan langkah yang krusial bagi tumor
untuk berubah dari ukuran yang kecil dan tidak berbahaya menjadi besar, bersifat
malignan, dan dapat menyebar ke organ yang lain (Folkman, 1996). Lebih dari
2500 Ilmuan melaporkan bahwa angiogenesis sangat berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan tumor (Brem, 1999).
Jika sel normal berubah menjadi sel kanker dan berfloriferasi dengan cepat,
maka akan membentuk akumulasi sel. Semakin banyak sel membelah, maka sel-
sel anakan tersebut akan semakin jauh dari kapiler. Sebelum menjadi
angiogenesis, terjadi keadaan stady state, di mana ada keseimbangan antara sel-sel
yang mati dan berfloriferasi. Matinya sel-sel dikarenakan kurang tersedianya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
nutrisi, oksigen, dan protein-protein growth factor yang didifusikan dari kapiler.
Pada fase ini tumor disebut sebagai “tumor in situ” (Folkman, 1996).
Seperti diketahui, transfer oksigen dari pembuluh darah ke sel-sel, termasuk
sel tumor, dilakukan melalui mekanisme difusi. Proses dipengaruhi oleh jarak
antara pembuluh darah dengan sel tersebut. Ada nilai limit di mana difusi itu tidak
terjadi dan sel akhirnya mengalami hipoksia. Data dari angiogram menyatakan
pada percobaan menggunakan Dunning rat prostate carcinoma xenograft nilai
limit tersebut adalah 110 µm. Daerah yang mengalami hipoksia tersebut dapat
mengalami nekrosis ( Kerbel & Folkman 2002).
Angiogenesis diaktifkan oleh bermacam-macam pemicu fisiologi seperti
gangguan sistem homeostatis oksigen dan diregulasi oleh sistem hormonal, serta
dikontrol oleh keseimbangan antara faktor proangiogenik dan antiangiogenik
(Keshet dan Sasson, 1999). Aktivator angiogenesis dapat dikategorikan menjadi
tujuh, yaitu (1) faktor pertumbuhan, (2) protease, (3) trance elemen, (4) onkogen
(5) molekul sinyal transduksi (6) cytokine dan (7) inducer endogen (Brem, 1999).
Angiogenesis dapat terjadi pada ujung-ujung sel endotel diikuti oleh
pembentukan tunas-tunas kapiler baru yang saling beranastomose membentuk
putaran seperti jari-jari lingkaran. Pembentukan tunas pembuluh darah
berlangsung terus menerus mencapai sumber stimulus. Tunas pembuluh darah ini
terbentuk dari tunas mikrovaskuler, kebanyakan berasal dari venula dan kapiler
(Schor & Schor, 1983). Warren dkk. (1972) melaporkan bahwa tunas pembuluh
darah terutama berasal dari sel endotel kapiler, venula dan kadang-kadang dari
arteriola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pertumbuhan angiogenesis dapat terjadi melalui tiga fase, yaitu inisiasi
oleh faktor pertumbuhan tumor melalui rute parakrin, stimulasi proliferasi dan
invasi sel endotel, dan yang terakhir, yaitu maturasi dan diferensiasi sel endotel (
King, 2000). Fase-fase ini mencakup proses-proses seperti degradasi membran
basalis, invasi stroma, morphogenesis pembuluh kapiler, penggabungan pembuluh
darah kapiler menjadi pembuluh darah yang lebih besar, dan menambah pelindung
sel periendhotelial (Keshet & Sasson, 1999).
Degradasi membran basalis diawali dengan dilatasi dengan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah. Sel endotel menjadi tegang, hubungan antar sel
hilang dan diikuti dengan hancurnya membran basalis. Selanjutnya sel endotel
bergerak menembus membran basalis dan mengadakan migrasi ke dalam stroma
jaringan perivaskuler menuju sumber stimulus angiogenik. Kembudian sel endotel
akan mengalami proliferasi atau mitosis. Proses diakhiri dengan maturasi tunas-
tunas kapiler yang diikuti dengan sintesis dinding pembuluh darah dan membrane
basalis yang baru serta diferensiasi arteriola dan venula. Ketika membran basalis
terbentuk, pembuluh darah menjadi struktur yang semipermiabel menyerupai
pembuluh darah dewasa. Sel fibroblas bermigrasi menuju pembuluh darah baru,
melingkar dan selanjutnya menjadi lapisan seluler dan adventisial (Schor & Schor,
1983).
E. b-FGF
1. b-FGF ( basic Fibroblast Growth Factor)
FGF merupakan keluarga dari sedikitnya tujuh buah protein yang
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi sel yang berasal dari masenkim serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
neuroektoderm. Reseptornya berupa protein transmembran dan membentuk suatu
subkelompok keluarga reseptor tirosin kinase (Murray & Keeley, 1993).
Basic fibroblast growth factor (bFGF) merupakan polipeptida yang
mengandung 50% asam amino, yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan
diferensiasi pada beberapa tipe sel termasuk fibroblast, sel endotel dan sel syaraf
(King, 2000).
Basic fibroblast growth factor (bFGF) sedikit diproduksi pada sel normal
tapi pada sel kanker dan sel yang berada pada lingkungan yang kekurangan
oksigen (hypoksia), b-FGF diproduksi dalam jumlah yang besar (King, 2000).
Ekspresi yang berlebihan dari polipeptida b-FGF normal tidak dapat
menginduksi transformasi sel. Hanya jika b-FGF diubah strukturnya hingga
perubahan struktur ini mengijinkan produknya memasuki jalur sekresi normal,
maka b-FGF akan menjadi onkogen. Oleh karena itu, transformasi autocrine oleh
b-FGF mungkin berperan dalam perkembangan kanker pada manusia (King,
2000).
bFGF merupakan faktor angiogenik yang poten karena b-FGF dapat
menstimulasi ketiga fase yang dibutuhkan dalam proses angiogenesis yaitu
proliferasi, sekresi protease, dan kemotaksis sel endotel. Selain itu, b-FGF juga
mempunyai reseptor yang terdistribusi lebih luas dibandingkan reseptor Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) (King, 2000).
bFGF yang diekspresikan pada CAM merupakan faktor penentu pada
proses vaskularisasi pada masa perkembangan. Pemberian sejumlah tertentu
bFGF pada cairan kario alantois akan memberikan hasil yang pararel dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pemeberian bFGF pada CAM. Hal ini menunjukkan bahwa bFGF memang
dikeluarkan oleh sel-sel tersebut dan diakumulasikan pada lingkungan
ekstraseluler. bFGF akan berinteraksi dengan sel endothelial melalui reseptor
FGF tirosin kinase (Ribatti dkk., 1995 & 1998). Pemberian bFGF adalah untuk
menginduksi terjadinya angiogenesis pada CAM dibuat seperti yang terjadi pada
jaringan yang terkena tumor.
Kemampuan bFGF menginduksi angiogenesis ini dapat melalui berbagai
jalur, salah satunya yaitu dengan menginduksi ekspresi mRNA COX-2. COX-2
adalah salah satu jenis enzim yang menpunyai pernan kunci pada konversi asam
arakhidonat menjadi prostaglandin (PG). prostaglandin yang berasal dari COX-2
mengupregulasi produksi faktor pertumbuhan termasuk VEGF dan bFGF melalui
mekanisme parakrin. VEGF adalah mitogen yang spesifik terhadap sel endothelial
yang menyebabkan perubahan bentuk, produksi protease dan migrasi sel.
Kesemua proses itu sangat diperlukan dalam pembentukan pembuluh darah baru.
Jadi mekanisme bFGF dalam menginduksi angiogenesis ini, yaitu dengan
meningkatkan produksi COX-2 yang ekspresinya akan menghasilkan
prostaglandin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan mengupregulasi produksi
VEGF (Leahy, 2003).
Selain itu, produksi COX-2, bFGF juga dapat menginduksi angiogenesis
melalui mekanisme yang lain, yaitu dengan merangsang sekresi protease sel
endothelial (King, 2000). Sekresi protease menjadi penting karena angiogenesis
sangt membutuhkan proteolysis dari matriks eksraseluler selain proliferasi dan
migrasi sel endothelial (Stetler-Stevenson, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Protease yang dipengaruhi bFGF antara lain, yaitu plasmin yang dapat
menghasilkan degradasi komponen terbesar ECM. Plasmin merupakan hasil
aktivasi dari proenzim plasminogen. Aktivasi plasminogen ini diawali dari bFGF
mengupregulasi produksi urokinase plasminogen (uPA). Sekeresi uPA akan
mengikat reseptornya (uPAR) pada permukaan sel endothelial. uPAR berinteraksi
dengan non katalitik amino terminal (ATF) dari rantai tunggal pro uPA. Ikatan
zymogen secara proteolitik diaktifkan dalam bentuk rantai ganda. Hal ini akan
mempercepat aktivasi proenzim plasminogen menjadi plasmin (Ribatti dkk,
1999).
Degradasi Extracelluler–matrix (ECM) tergantung uPA/plasmin dengan
pergerakan yang konsekuen dari faktor angiogenesis yang disimpan, dipengaruhi
oleh bioavailibilitas bFGF di ECM. Sintesis bFGF baru disimpan di ECM dan
karena adanya ikatan dengan heparin sulfat maka pengeluaran bFGF dari ECM
terhindar dari inaktivasi dan sangat membantu dalam proses difusinya. uPA dapat
memfasilitasi angiogenesis dengan meningkatkan bioavailibilitas bFGF simpanan
ECM (Ribatti, 1999).
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan terjadinya angiogenesis akibat
dari pemberian induktor bFGF yaitu dengan menginduksi integrin αvβ3 (King,
2000) dan dapat menyebabkan sel menginvasi sekitar ECM dan memasuki cell
cycle. Integrin αvβ3 dapat mengikat matrix metalloproteinase-2 (MMP-2) (Eliceiri
dkk, 1999) dan mendegradasi komponen ECM yang merupakan barrier sel
endothelial sehingga terjadi migrasi sel (Stetler-Stevenson, 1999). Integrin αvβ3
juga berperan sebagai media pada proses adhesi sel di ECM. Adhesi sel ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
berperan penting dalam signaling intraseluler yang meregulasi pertahanan diri sel,
proliferasi dan migrasi (Eliceiri dkk, 1999).
F. Chorioallantoic Membrane (CAM)
Alantois merupakan salah satu membran (bungkus) ekstraembrionik.
Membran ini secara temporer membantu keperluan selama perkembangan
embrional dan mempunyai fungsi yang cukup penting, tetapi tidak bergabung
dalam tubuh hewan dewasa karena akan mati pada saat penetasan tiba. Alantois
terbentuk dari lapisan endoderma dan mesoderma splanchis ekstraembrional.
Dalam perkembangannya akan bergabung dalam karion membentuk membran
kario alantois (Patten, 1978 ; Storer dkk, 1979).
Chorioallantoic Membrane (CAM) dari embrio ayam adalah sebuah
membran tipis dengan jaringan yang kaya akan pembuluh darah, yang menyerupai
jaringan endometrium pada uterus (Ribatti dkk, 1998). Ketika CAM
tervaskularisasi dengan tinggi, CAM merupakan media yang cocok/baik untuk
propagasi virus dan mikroorganisme yang lain (Gojovic & Gruss, 1998).
CAM, muncul pada hari ke-4 atau ke-5 diikuti pertumbuhan pembuluh
darah yang meluas diatas permukaan kuning telur dan segera menutup seluruh
daerah tersebut (Knighton, 1977). Membran yang sangat kaya akan pembuluh
darah ini berhubungan dengan sirkulasi embrionik melalui arteri dan vena
alantois. Melalui sirkulasi ini berlangsung pertukaran oksigen dan karbondioksida
yang dibutuhkan oleh embrio. Selain berfungsi sebagai sistem sirkulasi, tempat
pernafasan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan embrio, bagian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
juga berfungsi sebagai tempat pembuangan dan pencernaan (Patten, 1978; Storer
dkk.,1979). Menurut Folkam (1971), membran kario alantois embrio ayam dapat
digunakan sebagai salah satu metode untuk mempelajari respon angiogenesis
terhadap implan jaringan tumor.
Pembuluh darah baru dalam embrio sendiri terbentuk melalui dua proses
berbeda, yaitu vaskulogenesis dan angiogenesis. Vaskulogenesis meliputi
diferensiasi (menjadi pembuluh darah) sel endotel dari precursor mesodermal,
yang hanya terjadi selama masa perkembangan embrionik, sedangkan
angiogenesis pembuluh darah baru dihasilkan dari prekursor mesodermal sebelum
embrio hidup. Pembuluh-pembuluh kapiler baru yang terbentuk melalui
angiogenesis kemudian akan bercabang atau membelah menjadi dua dari
pembuluh darah asalnya (Ferrara & Alitalo, 1999).
G. Landasan Teori
Kanker merupakan suatu pertumbuhan atau membengkaknya massa dari
sel yang abnormal yang bersifat ganas. Sel kanker untuk tumbuh dan berkembang
dengan cara mengambil nutrisi dan oksigen dari inang (host) yaitu dengan cara
membentuk pembuluh darah baru (angiogenesis) dari pembuluh darah baru yang
sudah ada. Menghambat proses angiogenesis dari sel kanker akan menyebabkan
sel kanker mengalami penghambatan pertumbuhan, kelaparan dan pada akhirnya
akan mati. Terapi kanker yang selama ini digunakan adalah agen kemoterapi yang
bersifat sitotoksik, terapi ini dianggap kurang spesifik karena selain merusak sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kanker juga dapat mempengaruhi sel normal yang lain (Hanahan & Weinberg,
2000).
Antiangiogenesis adalah suatu proses penghentian pembentukan pembuluh
darah baru. Pada jaringan normal, pembuluh darah baru terbentuk selama
pertumbuhan dan perbaikan jaringan, misalnya ketika proses penyembuhan luka,
dan selama perkembangan janin di masa kehamilan. Pembuluh darah membawa
oksigen dan nutrisi ke jaringan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan bertahan
hidup. Demikian juga pada kanker. Melalui proses yang kompleks, sel-sel endotel
(membentuk pembuluh darah) bisa membelah diri dan tumbuh membentuk
pembuluh darah baru. Proses ini disebut angiogenesis dan terjadi pada jaringan
sehat maupun pada jaringan kanker (Ribatti et al., 2002).
Buah mengkudu yang sudah banyak dikenal sejak dulu hingga saat ini
mengandung zat antikanker. Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa
Morinda citrifolia mengandung komponen bioaktif seperti flavonoid, triterpen,
triterpenoid, atrakuinon, dan saponin dalam jumlah yang signifikan. Senyawa
flavonoid yang terkandung dalam mengkudu bermanfaat sebagai antioksidan yang
terbukti memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektif pada uji in vivo. Selain itu,
flavonoid yang terkandung dalam tanaman ini juga terbukti mampu mencegah
terjadinya kanker.
Menurut (Hirazumi, 1999) menyatakan bahwa buah mengkudu
mengandung substansi polysaccharide-rich yang mempunyai aktivitas anti tumor.
Berdasarkan hasil penelitiannya terbukti bahwa ekstrak etanol buah mengkudu
mampu mengatasi kanker dan infeksi. Pada penelitian (Hornick dkk, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tentang penghambatan inisiasi angiogenik dan gangguan pembuluh darah baru
dengan jus dari mengkudu yang terbukti bahwa jus mengkudu memiliki aktivitas
antiangiogenesis. Pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan aktivitas
antiangiogenesis dari ekstrak buah mengkudu dan untuk mengetahui hubungan
antara konsentrasi ekstrak buah mengkudu dengan aktivitas antiangiogenesis.
H. Hipotesis
1. Ekstrak etanol buah mengkudu memiliki aktivitas antiangiogenesis pada CAM)
embrio ayam yang diinduksi bFGF.
2. Terdapat hubungan antara konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu dengan
aktivitas antiangiogenesis pada CAM embrio ayam yang diinduksi bFGF.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni. Jenis
penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental murni yaitu
dengan melakukan percobaan pada kelompok perlakuan dan dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan lengkap
pola searah. Penelitian ini dilakukan secara lengkap, yaitu terdapat kontrol negatif,
kontrol positif dan kelompok perlakuan. Pola searah, yaitu dengan memberikan
perlakuan yang sama dengan kelompok perlakuan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Laboratorium Steril Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas berupa konsentrasi ekstrak buah mengkudu .
b. Variabel tergantung berupa banyaknya pembuluh darah baru.
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali berupa tempat tumbuh tanaman, waktu
pemanenan, umur buah yang dipanen, cara panen, cara pengeringan dan
pembuatan simplisia, dan jumlah (gram) buah segar yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Variabel pengacau tak terkendali berupa cuaca dan musim, kelembaban
ruangan.
3. Definisi operasional
a. Ekstrak etanol buah mengkudu adalah ekstrak kental yang diperoleh dengan
mengekstraksi serbuk kering buah mengkudu seberat 100 g yang kemudian
dilarutkan dengan etanol 70% secara maserasi (perendaman) selama ± 24
jam, hasil maserasi kemudian disaring menggunakan corong Buchner, yang
dilapisi kertas saring, sehingga diperoleh filtrat. Lalu hasil penyaringan
(filtrat) diuapkan pelarutnya dengan Rotary Evaporator hingga diperoleh
ekstrak kental etanol buah mengkudu.
b. Konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu adalah sejumlah (µg/ml) ekstrak
etanol buah mengkudu untuk masing-masing perlakuan. Ekstrak etanol buah
mengkudu dibuat dengan mengekstraksi sejumlah (gram) buah mengkudu
dalam pelarut polar (etanol).
c. Penurunan jumlah pembuluh darah baru adalah kemampuan ekstrak etanol
buah mengkudu pada konsentrasi tertentu untuk menurunkan jumlah
pembuluh darah baru pada Chorioallantoic membrane terinduksi bFGF
d. Pembuluh darah baru adalah serabut-serabut pembuluh darah yang keluar
dari pembuluh darah utama.
C. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan antara lain : ekstrak buah mengkudu, Chorio
Allantoic Membrane (CAM) yang berasal dari telur ayam Standard Patogen Free
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(SPF) dalam kondisi terinkubasi, larutan bFGF, PBS, kertas payung, paper disc,
aqua steril, etanol 96%, etanol 70% teknis, kertas Whatman filter, DMSO 0,2 %
(Dimethyl sulfoxide), aquabidest steril, iodium, paper disc berisi ampisilin.
D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : oven (merk
memmert), ayakan, bejana maserasi, shaker (merk innova 2100), chamber, labu
alas bulat, Laminar Air Flow (LAF) (Local), autoklaf (merk KR 40D), incubator
(jishampai), lampu, mini drill, gunting, kamera, teropong telur, gunting bengkok,
penyedot udara, scalpel, kaca pembesar, gunting bedah dan alat – alat gelas
(pyrex), rotary evaporator (merk buchi).
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Untuk memastikan bahan yang digunakan benar-benar ekstrak buah
mengkudu, maka sebelumnya dilakukan determinasi terlebih dahulu. Determinasi
dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Fakultas Biologi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta berdasarkan “Flora of Java”.
2. Preparasi ekstrak etanol buah mengkudu
Buah mengkudu pascapanen, berwarna putih kekuningan merata, dan
daging buah masih keras dicuci bersih. Buah ditiriskan dan dipotong-potong tipis.
Buah mengkudu dibersihkan di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran
yang menempel pada buah tersebut. Setelah itu dikeringkan dengan cara dijemur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Simplisia yang kering
kemudian di serbuk menggunakan blender, dan kemudian di ayak dengan ayakan.
Simplisa serbuk ditimbang sebanyak 100 gram dan dituang kedalam bejana
maserasi. Kemudian ditambah etanol 70% sampai terendam sempurna dan
dicampur homogen. Campuran dimaserasi pada suhu ruangan selama ± 24 jam.
Kemudian disaring dengan kertas Whatman filter dengan corong Buchner. Lalu
hasil penyaringan (filtrat) diuapkan pelarutnya dengan Rotary Evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental etanol buah mengkudu.
3. Sterilisasi alat
Alat-alat yang digunakan untuk uji antiangiogenesis dicuci bersih dan
dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas payung dan disterilkan dengan
pemanasan basah dalam autoklaf, suhu 121oC selama 15-30 menit.
4. Pembuatan larutan uji dan larutan basic Fibroblast Growth Factor
(bFGF)
a. Preparasi bFGF sebagai induktor angiogenesis. bFGF yang digunakan
sebanyak 25 ng/µl yang kemudian diencerkan dengan PBS (PH 7,4) menjadi
1 ng/µl. Dosis tiap telur 10 ng/µl. Preparasi bFGF ini dilakukan secara
aseptis di dalam Laminar Air Flow (LAF).
b. Preparasi sediaan larutan uji. Ekstrak etanol buah mengkudu dilarutkan
dengan DMSO 0,2 % secukupnya dan aquabidest steril untuk kemudian
dibuat seri konsentrasi 100 µg/ml, 150 µg/ml dan 225 µg/ml. Preparasi
dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow (Rachael dkk, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5. Uji angiogenesis
Satu atau beberapa hari sebelum diberi perlakuan telur diinkubasi dalam
inkubator laboratorium pada suhu 37oC agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya. Telur ayam usia 8-9 hari diberikan perlakuan. Tahap awal
perlakuan, yaitu dengan membersihkan telur dari kotoran yang menempel di
cangkang telur menggunakan alkohol 70%. Telur diberi tanda pada kerabang telur
yang meliputi batas ruang udara, lokasi embrio dan daerah yang akan dibuat
segiempat (jendela) berukuran 1x1 cm di atas embrio menggunakan pensil. Lokasi
embrio diketahui melalui candling menggunakan cahaya lampu pada telur.
Kerabang telur pada bagian kutub yang mengandung ruang udara dan kerabang di
atas embrio dibersihkan dengan larutan yodium. Selanjutnya pada ruang udara
tersebut dibuat lubang kecil dan pada daerah yang dibuat segiempat (jendela)
dibuat luka dengan menggunakan mini drill dan scalpel.
Udara dari ruang udara disedot dengan karet penghisap sampai berpindah
dari kutub kerabang bagian atas telur. Perlakuan ini dilakukan dengan posisi telur
horizontal, di ruang gelap, dan melalui candling, sehingga ruang udara buatan
yang terbentuk di atas embrio dapat terlihat.
Kerabang telur di atas embrio dipotong dengan mini drill untuk membuat
lubang segiempat dengan luas 1x1 cm. Melalui lubang ini bFGF dan ekstrak uji
diimplantasi ke dalam paper disc. Subyek uji berupa telur dibagi secara acak
dalam enam kelompok (masing-masing perlakuan terdiri dari lima telur), sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a. Kelompok I adalah telur dengan implantasi paper disc.
b. Kelompok II adalah implantasi paper disc + pelarut (DMSO – aquabidest
steril).
c. Kelompok III kelompok kontrol bFGF + pelarut adalah kelompok telur
dengan implantasi paper disc termuati bFGF 10 ng + pelarut (DMSO –
aquabidest steril) sebanyak 10µl.
d. Kelompok IV, V dan VI merupakan telur yang digunakan untuk melihat efek
penghambatan ekstrak etanol buah mengkudu dengan tiga variasi kadar.
Setelah diberi perlakuan implantasi paper disc sesuai kelompok perlakuan,
lubang kecil pada daerah kutub dan lubang segiempat ditutup dengan paraffin
yang dicairkan. Kemudian telur diinkubasi pada suhu 37oC dengan kelembaban
relatif 60% selama tiga hari atau 72 jam dengan inkubator, kemudian telur
dimasukkan ke dalam kulkas selama 24 jam. Telur dibuka (umur 13 hari) dengan
cara menggunting cangkang telur menjadi dua bagian dimulai dari cangkang yang
dekat dengan rongga udara menggunakan gunting bedah secara hati-hati agar
tidak merusak membran korio alantois telur. Setelah itu, membran korio alantois
dibersihkan secara hati-hati dengan aquabidest steril. Membran korio alantois
yang melekat pada bagian cangkang yang terdapat paper disc diamati secara
makroskopik. Pengamatan makroskopis dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Pengamatan makroskopik secara langsung dilakukan dengan bantuan
kaca pembesar dan dikuantifikasi dengan menghitung jumlah pembuluh darah
baru yang terbentuk pada paper disc dan di sekitar paper disc dan secara tidak
langsung dengan foto kamera hasil CAM. Pembuluh darah baru yang dihitung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yaitu pembuluh darah yang tipis pada paper disc dan di sekitar paper disc (Paten,
1978 ; Storer dkk, 1879).
F. Analisis data
Data berupa persentase terbentuknya pembuluh darah baru (angiogenesis)
pada CAM dengan ekstrak etanol buah mengkudu. Selanjutnya dihitung sebagai
persentase pertumbuhan relatif terhadap kelompok III (kontrol bFGF + pelarut)
dengan menggunakan rumus :
% persentase pertumbuhan pembuluh darah = x 100%
Keterangan :
a = jumlah pembuluh darah baru rata-rata konsentrasi ekstrak etanol buah
mengkudu
b = jumlah pembuluh darah baru rata-rata kontrol bFGF
Untuk % penghambatnya :
% penghambatan = 100% - persentase pertumbuhan relatif terhadap
kontrol
Data penelitian uji antiangiogenesis berupa banyaknya pembuluh darah
baru pada dan sekitar paper disc yang dianalisis menggunakan analisis satu arah
Anova yang kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat adanya
perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti angiogenesis dari
ekstrak buah mengkudu dan untuk mengetahui kekerabatan antara konsentrasi
ekstrak buah mengkudu dengan aktivitas antiangiogenesis. Tujuan tersebut dapat
tercapai dengan serangkaian pengujian.
A. Hasil Determinasi dan Ekstraksi Buah Mengkudu
Determinasi bahan dilakukan agar bahan tanaman percobaan benar-benar
buah mengkudu. Determinasi dilakukan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan,
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, berdasarkan buku “Flora
of Java”. Hasil determinasi terbukti bahwa buah yang digunakan dalam penelitian
adalah jenis Morinda citrifolia. L. Hasil determinasi ditampilkan pada Lampiran
14.
Pembuatan ekstrak etanol buah mengkudu menggunakan metode
penyarian yaitu maserasi. Pemilihan metode maserasi karena metode ini efektif
untuk menyari senyawa-senyawa yang tidak tahan pemanasan atau senyawa yang
mudah menguap. Prinsip pelarutan senyawa aktif dengan metode maserasi adalah
dinding sel ditembus cairan penyari sehingga cairan penyari masuk ke rongga sel.
Senyawa aktif yang dimaksud pada penelitian ini adalah senyawa yang memiliki
efek farmakologi. Dengan metode maserasi, cairan penyarian masuk ke dalam sel
melewati dinding sel sehingga isi sel akan larut akibat perbedaan konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
antara larutan dalam sel dan di luar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan
terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses
difusi). Peristiwa tersebut akan terjadi secara berulang-ulang hingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selanjutnya
endapan dipisahkan dan filtrat dipekatkan.
Saat melakukan maserasi juga dilakukan pengadukan. Pengadukan
dilakukan agar konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia rata dan tidak
terjadi kejenuhan, sehingga proses osmosis dan difusi akan terus berjalan. Pelarut
yang digunakan adalah etanol 70 % yang diharapkan dapat menyari kandungan
senyawa aktif pada buah mengkudu. Ekstrak kental yang diperoleh berwarna
coklat. Dari serbuk simplisia diperoleh ekstrak kental 15,68 gram, sehingga
rendemen ekstrak dihasilkan sebesar 15,68 %.
B. Aktivitas basic Fibroblast Growth Factor (bFGF) dalam menginduksi
angiogenesis
Pada penelitian ini untuk mengetahui aktivitas bFGF dalam menginduksi
angiogenesis digunakan metode CAM. Metode CAM sudah digunakan untuk
jangka waktu yang lama pada pendekatan bermacam-macam transplantasi (Ribatti
dkk., 1998). Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh CAM diantaranya yaitu telur
ayam berembrio mudah didapatkan, relatif murah dan mudah dikerjakan di
laboratorium (Vu dkk., 1985 cit Kirchner dkk, 1996). Selain itu, di dalam telur
berembrio tercipta lingkungan yang tertutup dan terlindung oleh cangkang telur,
sehingga aman, mudah dipegang dan dipelihara selama inkubasi di laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lingkungan tertutup tersebut relatif konstan karena keberadaan cairan ekstra
embrionik dan beberapa membran pembungkus dalam telur ayam berembrio
(Evans, 1991).
CAM embrio ayam sendiri merupakan salah satu media yang paling umum
digunakan untuk mempelajari respon angiogenesis. Ini karena CAM merupakan
suatu membran yang kaya akan pembuluh darah (Ribatti dkk., 1998), sehingga
pengamatan terhadap respon angiogenesis akan lebih mudah diamati. Telur ayam
berembrio yang dipergunakan untuk uji respon angiogenesis dapat dilakukan
setelah terbentuknya CAM pada hari ke-4 (Patten, 1978) dan implantasi ke dalam
CAM dapat dilakukan pada telur berembrio umur 5-16 hari (Knighton dkk., 1977).
Berdasarkan hasil uji pendahuluan, implantasi ke dalam CAM dilakukan
telur berumur 8 atau 9 hari, karena pada umur tersebut letak rongga udara lebih
mudah diamati dengan pembuluh darahnya pun sudah lebih banyak dan lebih
jelas. Selain itu menurut penelitian Ariyanti (1999), pembuluh darah CAM yang
mulai tumbuh pada telur umur 4 hari lebih sensitif terhadap kerusakan pembuluh
darah akibat trauma dari luar, seperti goncangan.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak pola searah, setiap telur uji
mendapatkan peluang yang sama untuk dimasukkan dalam kelompok tertentu dan
hanya mendapatkan satu kali perlakuan. Penelitian ini menggunakan 30 butir telur
untuk kelompok kontrol. Untuk kelompok I (paper disc), kelompok II (DMSO –
aquabidest steril) dan kelompok III (bFGF + pelarut). Masing-masing kelompok
mendapatkan 10 telur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Analisis hasil yang dilakukan meliputi pengamatan secara makroskopik.
Pengamatan makroskopik dilakukan secara kualitatif dengan membandingkan
pertumbuhan pembuluh darah baru pada kelompok uji penghambatan
angiogenesis dengan kelompok III (bFGF + pelarut). Pengamatan secara kualitatif
dikuantifikasi dengan menghitung jumlah pembuluh darah baru pada (bFGF dan
ekstrak buah mengkudu). Pembuluh darah baru adalah pembuluh darah rambut
yang keluar dari pembuluh darah utama. Kemampuan ekstrak buah mengkudu
sebagai antiangiogenik dilihat dari persentase penghambatan angiogenesis pada
CAM embrio ayam.
Parameter terjadinya angiogenesis baru pada CAM dilihat dari
bertambahnya jumlah pembuluh darah baru pada kelompok yang diberi bFGF
dibandingkan dengan kelompok tanpa diberi bFGF. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian, di mana pengamatan makroskopik pada CAM untuk kelompok I (paper
disc) dan kelompok III (bFGF + pelarut) menunjukan adanya perbedaan
pertumbuhan pembuluh darah baru di CAM, dan berdasarkan hasil uji tukey
menunjukkan hubungan berbeda bermakna (P < 0,05) (Tabel I dan Tabel IV). Hal
ini berarti bFGF meningkatkan pembuluh darah baru pada CAM. Parameter untuk
mengetahui apakah pelarut ekstrak (DMSO 0,2 %) mempengaruhi hasil uji
antiangiogenesis dengan meningkatkan aktivitas antiangiogenesis dengan cara
membandingkan hasil uji antara kontrol pelarut dengan kontrol paper disc.
Berdasarkan hasil uji menunjukan jumlah pembuluh darah baru antara kontrol
paper disc dengan kontrol pelarut hampir sama dan berdasarkan hasil uji tukey
menunjukkan berbeda tidak bermakna (P > 0,05) (Tabel I dan Tabel IV). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berarti bahwa DMSO 0,2 % tidak memiliki aktivitas antiangiogenesis sehingga
tidak mempengaruhi hasil uji.
Pembuluh darah baru yang terbentuk pada CAM akibat induksi oleh bFGF
diamati pada hari ketiga setelah pemberian bFGF. Setelah telur dibuka, kemudian
dilakukan pengamatan makroskopik. Hasil pengamatan makroskopik pada kontrol
bFGF + pelarut menunjukan adanya pertumbuhan pembuluh darah baru yang
banyak di sekitar paper disc, yang mengarah secara radial menuju paper disc.
Pertumbuhan pembuluh darah baru pada kelompok III (kontrol bFGF + pelarut)
lebih banyak dibandingkan dengan kelompok I (paper disc) dan kelompok II
(kontrol pelarut). Pengamatan makroskopik dan jumlah pembuluh darah baru
yang terbentuk pada kelompok kontrol ditampilkan pada Lampiran 5 dan Tabel I.
Tabel I. Jumlah pembuluh darah baru kelompok kontrol paper disc, kontrol
pelarut, kontrol bFGF + pelarut dan kelompok perlakuan
Kelompok kontrol N Jumlah pembuluh darah baru X ± SD
Kontrol paper disc 3 14,33 ± 1,15
Kontrol pelarut 3 13 ± 2
Kontrol bFGF + pelarut 3 23,33 ± 0,58
Konsentrasi 100 µg/ml 3 20,33 ± 1,52
Konsentrasi 150 µg/ml 3 14,66 ± 1,52
Konsentrasi 225 µg/ml 3 11,66 ± 2,88
Keterangan :
n = jumlah pengamatan
C. Uji daya hambat ekstrak etanol buah Morinda citrifolia L. terhadap
angiogenesis pada CAM terinduksi bFGF
Respon penghambatan ekstrak etanol buah Morinda citrifolia L. terhadap
angiogenesis dapat diamati pada kelompok telur kelompok IV, V dan VI dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
konsentrasi 100, 150 dan 225 µg/ml. Pemberian larutan dengan konsentrasi
tersebut berdasarkan pada penelitian penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa ekstrak buah mengkudu memiliki Inhibitory Concentration = IC50
terhadap COX-2 sebesar 150 µg/ml (Rachel dkk, 2003).
Untuk pengamatan makroskopik CAM pada kelompok perlakuan ekstrak
etanol buah mengkudu menunjukan penurunan jumlah pertumbuhan pembuluh
darah baru dibandingkan dengan kelompok III (kontrol bFGF - DMSO -
aquabidest steril). Urutan jumlah pertumbuhan pembuluh darah dari terbanyak
yaitu kelompok perlakuan ekstrak etanol buah mengkudu dengan konsentrasi 100,
150 dan 225 µg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstrak etanol buah mengkudu yang digunakan semakin sedikit jumlah
pertumbuhan pembuluh darah baru. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5 dan
Tabel I.
Persentase pembuluh darah baru masing-masing kelompok perlakuan
ekstrak etanol buah mengkudu dibandingkan dengan persentase pembuluh darah
baru kelompok kontrol III (bFGF – DMSO – Aquabidest Steril) untuk
menghitung respon angiogenesis dan persentase penghambatan angiogenesisnya.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa pada konsentrasi terkecil yaitu 100 µg/ml,
diperoleh persentase penghambatan terkecil yaitu sebesar 12,86 %. Konsentrasi
150 µg/ml persentase penghambatannya sebesar 37,17%. Sedangkan persentase
penghambatan konsentrasi terbesar ada pada konsentrasi 225 µg/ml dengan angka
penghambatan 50,03 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
ekstrak buah mengkudu yang digunakan, maka persentase penghambatannya akan
semakin besar.
Tabel II. Persentase penghambatan angiogenesis dengan varian konsentrasi
ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia. L ) Kelompok perlakuan n Persentase penghambatan angiogenesis (%)
Konsentrasi 100 µg/ml 3 12,86
Konsentrasi 150 µg/ml 3 37,17
Konsentrasi 225 µg/ml 3 50,03
Gambar 2. Persentase penghambatan angiogenesis
Dengan adanya kenaikan kadar ekstrak maka pembuluh darah pada CAM
semakin berkurang, baik dalam paper disc maupun di daerah sekitar paper disc.
Data yang diperoleh kemudian diuji statistik dengan menggunakan analisis satu
arah Anova yang kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat adanya
perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan. Terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dengan (P > 0,05) dan taraf kepercayaan 95%. Dari uji normalitas yang
dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut : kelompok I (paper disc) 0,766,
kelompok II (kontrol pelarut) 1,000, kelompok III (kontrol bFGF + pelarut) 0,766
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dan untuk ekstrak etanol buah mengkudu 100; 150; dan 225 µg/ml berturut-turut
adalah 0,991; 0,991 dan 0,766, bahwa data yang diperoleh terdistribusi normal (P
> 0,05). Hasil uji statistik normalitas dapat dilihat pada Lampiran 6.
Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas di mana data dikatakan
homogen apabila (P > 0,05). Hasil yang didapat dari uji homogenitas
menunjukkan bahwa data mempunyai varian yang homogen dengan hasil 0,179,
sehingga analisis statistik dapat dilanjutkan dengan uji Tukey. Dari hasil uji Tukey
diperoleh data sebagai berikut : Terdapat perbedaan yang bermakna (P < 0,05)
antara kelompok kontrol bFGF + pelarut dengan kelompok perlakuan ekstrak
etanol buah mengkudu pada konsentrasi 2 dan konsentrasi 3, namun antara
kontrol bFGF + pelarut dengan konsentrasi 1 menunjukan berbeda tidak bermakna
(P > 0,05). Hal ini berarti bahwa ekstrak etanol buah mengkudu memiliki aktivitas
antiangiogenesis pada konsentrasi 2 dan konsentrasi 3.
Hasil uji tukey antara konsentrasi 2 dan konsentrasi 3 menunjukan berbeda
tidak bermakna (P > 0,05), hal ini menunjukan bahwa tidak ada peningkatan
aktivitas antiangiogenesis antara konsentrasi 2 dengan konsentrasi 3 yang
signifikan. Berdasarkan hal tersebut menunjukan, bahwa peningkatan konsentrasi
ekstrak etanol buah mengkudu tidak meningkatkan aktivitas antiangiogenesisnya.
Hasil uji statistik Tukey dapat dilihat pada Lampiran 12 dan Tabel III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel III. Matriks signifikasi % penghambatan angiogenesis (P < 0,05)
Kelompok Kontrol bFGF
+ pelarut
Konsentrasi
100 µg/ml
Konsentrasi
150 µg/ml
Konsentrasi
225 µg/ml
Kontrol bFGF
+ pelarut
- 0,356 0,001* 0,000*
Konsentrasi
100 µg/ml
0,356 - 0,019* 0,001*
Konsentrasi
150 µg/ml
0,001* 0,019* - 0,356
Konsentrasi
225µg/ml
0,000* 0,001* 0,356 -
Tanda * : menunjukan berbeda bermakna pada level 0,05
0
5
10
15
20
25
Mea
n j
umla
h pe
mbu
luh
dara
h
Gambar 3. Diagram batang rata-rata perbandingan jumlah pembuluh darah
antarkelompok kontrol dan perlakuan ekstrak etanol Morinda citrifolia L.
Secara umum inhibitor angiogenesis adalah obat yang mampu
menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru (angiogenesis). Penghambatan
pembuluh darah baru tersebut diharapkan dapat menghentikan suplai oksigen dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
nutrien ke sel tumor (MacDonald, 2003). Kemungkinan titik tangkap
antiangiogenesis dari senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol buah
mengkudu adalah sebagai berikut.
1. Menghambat secara langsung sel endothelial
Sel endothelial adalah sel yang membentuk dinding pembuluh darah, yang
merupakan sumber pembuluh darah baru (MacDonald, 2003). Untuk mendukung
pertumbuhan sel kanker memerlukan angiogenesis, dimana proses angiogenesis
itu tergantung pada sel endothelial.
Senyawa polifenol dalam anggur yaitu resveratrol diketahui mampu
menghambat pertumbuhan kapiler sel endothelial dan senyawa polifenol yang
terkandung dalam daun tanaman cangkring Erythrina fusca Lour, juga mampu
menghambat pertumbuhan kapiler sel endothelial, sehingga kemungkinan
kandungan polifenol (flavonoid) dan antrakuinon (damnachantal) dalam ekstrak
etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) memiliki aktivitas yang sama
dalam proses penghambatan pertumbuhan kapiler sel endothelial, di mana
senyawa tersebut mampu menghambat fosforilasi dari mitogen active protein
kinase (MAP kinase) terinduksi bFGF. MAP kinase merupakan komponen yang
penting dalam jalur signal proliferasi sel endotel untuk pembentukan pembuluh
darah baru.
2. Menghambat faktor pertumbuhan
Pada jaringan kanker, sel tumor memproduksi faktor pertumbuhan sendiri
seperti VEGF, FGF, dan EGF. Faktor pertumbuhan tersebut mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kemampuan menginduksi pembuluh darah yang ada di sekeliling sel tumor
tersebut (MacDonald, 2003).
Pada penelitian ini faktor pertumbuhan berupa bFGF diinduksi dari luar
CAM. Fibroblast Growth Factor (FGF) dikenal sebagai stimulator yang poten
untuk proliferasi dan angiogenesis pembuluh darah sel endothelial. Proses signal
transduksi dimulai dengan adanya rangsangan dari luar yang berupa faktor
pertumbuhan, dalam hal ini berupa bFGF. Basic Fibroblast Growth Factor
(bFGF) selanjutnya akan berinteraksi dengan sel endothelial melalui reseptor FGF
tirosin kinase dan heparin sulfat proteoglikan (HAPGs) yang ada dipermukaan
matriks ekstraseluler. Reseptor akan menyampaikan signal ke protein di
sitoplasma (Ribatti dkk, 1999; Weinberg, 1996).
Menurut Tosetti dkk. (2002) flavonoid mampu mengurangi angiogenesis
melalui mekanisme penghambatan reseptor tirosin kinase. Senyawa flavonoid
yang kemungkinan terkandung dalam ekstrak etanol buah mengkudu
kemungkinan mampu menghambat bFGF, sehingga stimulasi bFGF tidak sampai
ke reseptor di permukaan sel. Akibatnya bFGF tidak dapat ditangkap oleh reseptor
sehingga terjadi ikatan antara bFGF dengan reseptor dan aktivitas proliferasi pun
tidak terjadi, sedangkan menurut Thararat nualsnit et al., (2012) (dalam jurnal
Aruma, et al., 2013), mengatakan bahwa ekstrak mengkudu mengandung sebuah
antrakuinon (damnachantal). Adanya kandungan antrakuinon pada ekstrak buah
mengkudu yang memiliki aktivitas dalam mengubah fungsi sel yang abnormal
menjadi normal dan juga berpotensi sebagai antikanker karena sifatnya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
antiangiogenesis (menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel
kanker).
3. Penghambatan terhadap COX-2
Ekstrak etanol buah mengkudu kemungkinan mampu menghambat COX-2
pada CAM terinduksi bFGF. Sel endothelial yang diaktifkan/dirangsang oleh
bFGF akan memacu COX-2 pada sintesis sejumlah besar prostaglandin (PG).
Prostaglandin mempunyai kemampuan untuk mempromosikan proliferasi sel
kapiler endothelial, sehingga sel endothelial akan membentuk pembuluh darah
baru (angiogenesis). Penghambatan terhadap COX-2 akan mengurangi secara
poten proliferasi sel endothelial, karena produksi PG menjadi terlambat.
Akibatnya sel endothelial tidak bisa mengalami angiogenesis.
Pada penelitian ini, terbukti bahwa ekstrak etanol buah mengkudu mampu
menghambat pembentukan pembuluh darah baru. Penghambatan tersebut di
mungkinkan adanya kandungan senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak
etanol buah mengkudu (Morinda citrifolia L.), yang memiliki aktivitas sebagai
inhibitor angiogenesis. Menurut Will Mcclatchey, (2002) (dalam jurnal Aruma, et
al., 2013), menyebutkan bahwa buah mengkudu mengandung berbagai komponen
seperti vitamin C, vitamin A, terpenoid, alkaloid, antrakuinon (damnachantal,
mirindon, rubiadin-1-metil eter, glikosida), rutin, alizarin, asam kapirat, dan
flavonoid. Mekanisme penghambatan angiogenesis ekstrak buah mengkudu belum
dapat dipastikan tetapi dimungkinkan dengan menghambat migrasi sel endotel,
menghambat matrix metalloproteinase (MMPs), atau melaui pengeblokan signal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
angiogenesis yang dihasilkan oleh induksi bFGF oleh senyawa flavonoid,
antrakuinon dan alkaloid buah mengkudu (Elkin dkk, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis statistik yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan :
1. Pemberian ekstrak etanol buah mengkudu dengan konsentrasi 150, dan 225
µg/ml mempunyai aktivitas antiangiogenesis pada CAM.
2. Tidak ada hubungan antara peningkatankonsentrasi ekstrak etanol buah
mengkudu dengan aktivitas antiangiogenesis pada CAM embrio ayam yang
diinduksi bFGF
B. Saran
1. Identifikasi dan isolasi senyawa murni pada buah mengkudu sebagai
antiangiogenesis, sehingga bisa diketahui mekanisme penghambatannya secara
spesifik.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme aktivitas
antiangiogenesis dari senyawa spesifik yang memiliki aktivitas
antiangiogenesis dalam buah mengkudu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, T., 1999, Penggunaan Model Tumor Angiogenesis faktor untuk Deteksi
Biologis Karsinogenesis Paru Serviks Uterus Mencit (Mus musculus) yang
Diinduksi dengan Benzo(a)piren, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM,
Jogjakarta.
Backer and Brink, V.B., 1965, Flora of Java, Wolters Mood Hoff N. V.,
Netherlands, pp 167-173
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, 5 (1),
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, pp. 6-7.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2005, Standarisasi Ekstrak Tumbuhan
Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan Obat
Asli Indonesia, 6, Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, pp. 5.
Bergers, G., Hanahan, D., 2008, Modes of resistance to anti-angiogenic therapy.
Nat Rev Cancer 8: 592–603.
Bestari, J., Parakkasi. A., and Akil, S., 2005, Pengaruh pemberian tepung daun
mengkudu (Morinda citrifolia. L) yang direndam air panas terhadap
penampilan ayam boiler, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner, 704.
Bosman, F.T., 1999, Aspek-aspek Fundamental Kanker, In Van de Velde, C.J.H.,
Bosman, F.T., Wagner, D.J.Th.(Eds)., Onkology, diterjemahkan oleh Arjono,
Edisi kelima, Panitia Kanker RSUD DR Sardjito, Jogjakarta, 3-10
Djauhariya, Endjo, 2003, Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Tanaman Obat
Potensial, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Pengembangan
Teknologi TRO, 15(1) : 1-16.
Djauhariya, E., Raharjo, M., dan Ma‟un, 2006, Karakterisasi Morfologi dan Mutu
Buah Mengkudu. Buletin Plasma Nutfah, 12(1) : 1-8.
Eliceiri, B.P., and Cheresh, D.A., 1999, The role of αv Integrins During
Angiogenesis : Insight Into Potential Mechanism of Action and Clinical
Development, J., Clint. Invest, vol 103 : 1227-1230.
Elkin, M. dkk., 2000, “Halofuginone: a potent inhibitor of critical steps in
angiogenesis progression”, The FASEB Journal, 14, 2477-2485.
Evans, C.W., 1991, The Metastatic Cell, Edisi pertama, Champman and Hall,
London, pp. 191-289.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Folkman, J., 1971, Tumour Angiogenesis: Therapeutic Implications, New
England J. Medicine, 285(21); 1182-1186.
Folkman, J, 1996, Fighting Cancer by Attaching its Blood Supply, Scientific
American 19: 116-119.
Ferrara, N., and Alitalo, K., 1999, Clinical Application of Angiogenic Growth
Factors and Their Inhibitor, Nature Medicine, 5 (12) : 1359-1364.
Gajovic, S., and Gruss, P., 1988, Differentiation oh The Mouse Embryoid Bodies
Grafted on The Chariallantoic Membrane oh The Chick Embryo, Int.J. Dev.
Biol., 42: 225-228.
Giavazzi, R., Albini, A., Bussolino, F., DeBraud, F., Presta, M., Ziche, M., Costa,
A., 2000, The biological basis for antiangiogenic therapy (meeting report),
European Journal of Cancer., 36: 1913-1918
Grant, B,. 2008, Medical Nutrition Therapy for Cancer Prevention, Treatment,
and Recovery. Di dalam: Mahan LK, Stump SE, editor. Krause’s Food,
Nutrition & Diet Therapy. USA: Saunders Elsevier, pp. 25.
Hanahan, D., and Weinberg, R.A., 2000, The Hallamarks of Cancer, Cell, Cell
Press, P. 57-70.
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa
Tumbuhan Diterjemahkan oleh : K. Padmawinata dan I. Soediro. Penerbit
ITB, Bandung.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, vol.3, Badan Litbang Kehu-
tanan, Jakarta, pp. 1795-1799.
Hiramatsu, Tomonori, Imoto, Masaya, Koyano, Umezawa, Kazuo, 1993,
Induction of normal Phenotypes in Ras-Transformed cell by Damnacanthal
from Morinda Citrifolia. Cancer Letters. 73 (3) : 161-166.
Hirazumi A, Furusawa E., 1999, An immunomodulatory polysacchariderich
substance from the fruit juice of Morinda citrifolia (noni) with antitumour
activity. Phytother Res. 13(5):380-387.
Kerbel, R., Folkman, J., 2002, Clinical Translation of Angiogenesis Inhibitors,
Nature Cancer Rev., 2: 727-739.
Keshet, E., and Sasson, S.A.B., 1999, Anticancer Drug Targets : Approaching
Angiogenesis, J. Clin. Invest, vol 104 : 11 : 1497-1500.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kirchner, M.L., Schmidt, P.S., and Gruber, S.B., 1996, Quantitation of
Angiogenesis in The Chick Charioallantoic Membrane Model Using Fractal
Analysis, Microvascular Research, 51:2-14.
King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd
edition, Pearson Education Ltd., London,
pp. 1-4. 10-13.228-231.
Knighton, D.,Ausprunk, D., Tapper, D., and Folkman, J., 1977, Avascular and
Vascular Phases of Tumour Growth in the Chick Embryo, British J. Cancer,
35 : 347-356.
Leahy, K.M., Koki, A.T., and Masferrer, J.L., 2003, Role of Cyclooxygenases in
Angiogenesis, www. Bentham.org/cmc-sample/masferner/masferner.htm,
diakses Mei 2014.
Lemmens, R.H.M.J., Banyapraphatsara, N., 2003, Morinda L. Dalam : Lemmens,
R.H.M.J., Banyapraphatsara, N., Plant Resources of South-East Asia No 12
(3) Medical and Poisonous Plant 3, Prosea Foundation, Bogor, pp. 302-305.
MacDonald, M.D.T., angiogenesis Inhibitors A New Frontier in Cancer Therapy,
Children‟s National Medical Center, Washington
Mulyadi, 1996, Kanker, Karsinogen, Karsinogenesis, dan Antikanker, Tiara
Wacana Yogya, Yogyakarta.
Murray, R.K, Keeley, F.W., 1993, Matriks Ekstraseluler, dalam Biokimia Harper,
diterjemahkan oleh : Hartono, A., Edisi 24, Penerbit EGC, Jakarta, pp. 562.
Nayak, B. Shivananda, Marshall, Julien R., Isitor, Godwin, and Adogwa, 2010,
Hypoglycemic and Hepatoprotective Activity of Fermented Fruit Juice of
Morinda citrifolia (Noni) in Diabetic rats, Evidence – Based Compementary
and Alternative Medicine, Vol.2011, No. 875293.
Novalina, 2003, Penggunaan Tanaman Obat Sebagai Upaya Alternatif dalam
Terapi Kanker. Pengantar ke Falsafah Sain. PPS Institut Pertanian Bogor.
Ogata, Y., 1986, Medicinal Herb Index in Indonesia, 2nd
ed., PT. Eisai Indonesia,
Tokyo, pp. 276.
Papetti M., Herman IM., 2002, Mechanisms of normal and tumor-derived
angiogenesis. Am J Physiol Cell Physiol 282: C947-C970.
Patten, B.M., 1978, Extra-Embryonic Membranes, dalam Early Embriology of
The Chick, Edisi ke-5, Graw-Hill Publishing Company LTD, New Dehli, pp.
147-151,175.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Peter, 2005, Chemical Constituents and Noni‟s Function, Noni News Indian
Magazine, Edisi Oktober (2) X.
Pramono, S., 2006, Strategi dan Tahapan Menuju Produksi Obat Herbal
Terstandar dan Fitofarmaka bagi Perusahaan Jamu, dalam Prosiding Seminar
Nasional Tumbuhan obat Indonesia XXIX, UNS Press, Surakarta, 1.
Pratiwi, I., 2009, Uji Antibakteri Ekstrak Kasar Daun Acalypha indica terhadap
Bakteri Salmonella choleraesuis dan Salmonella typhimurium, Skripsi,
Jurusan Biologi FMIPA UNS, Surakarta.
Rafii S., 2002, Efficient mobilization and recruitment of marrow-derived
endothelial and hematopoietic stem cells by adenoviral vectors expressing
angiogenic factors. J Gene Ther 9: 631–641.
Ribatti, D., Urbinati, C., Nico, B., Rusnati, M., Roncali, L., and Presta, M., 1995,
Endogenous Basic Fibroblast Growth Factor is Implicated in the
Vascularization of the Chick Embryo Charioallantoic Membrane, Dev.Biol.,
170: 39-48.
Ribatti, D., Bertossi, M., Nico, B., Vacca, A,, Ria, R., Riva, A., Roncali, L., and
Presta, M., 1998, Role of the basic Fibroblast Growth Factor in the Formation
of the Capillary Plexux in the Chick Embryo Charioallantoic Membrane. An
In Situ Hybridization, Immunohistochemical and Ultrastructural Study, J.
Submicrose. Cytol. Pathol., 30 : 127-136.
Ribatti, D.,Vacca, A., Giuliani, R., Gualandris, A., Roncali, L., Nolli, M.L.,
Presta, M., 1999, In Vivo Angiogenic Activity of Urokinase : role of
Endogenous Fibroblast Growth Factor-2, Journal of Cell Science, 112: 4213-
4221.
Ribbati, D., Vacca, A., Presta, M., 2002, The discovery of angiogenic factors: A
historical review, General Pharmacology., 35: 227-231.
Sambamurty, A.V.S.S. 2005, Taxonomy of Angiosperms, I. K. International Pvt
Ltd. New Delhi, pp. 404.
Schneider, A.K., 1997, Cancer Genetic, Encyclopedia of Human Biology, 2nd
,
Academic Press, pp. 311-321.
Schor, A.M., and Schor, S.L., 1983, Tumour Angiogenesis, J. Pathology, 141 :
385-413.
Sofyan, R., 2000, Terapi kanker pada Tingkat Molekuler, Cermin Dunia
Kedokteran, 127: 5-10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Stetler-Stevenson, W.G., 1999, Matrix Metalloproteinases in Angiogenesis : A
Moving Target for Therapeutic Intervetion, J. Invest, vol 103 : 9 : 1237-1241.
Storer, T.J., Stebbins, R.C., Usinger, R.L., and Nybakker, J.W., 1979,
Reproduction and Development, dalam General Zoology, Edisi ke-6, Mc
Graw-Hill Book Company, New York, pp. 191-194.
Suryowinoto, S. M., 1997. Flora Eksotika, Tanaman Peneduh. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
Thararat N, Pleumchitt R, Wandee G, Seong-Ho L, Darunee L, Seung JB., 2012,
Damnacanthal, a noni component, exhibits antitumorigenic activity in human
colorectal cancer cells. The Journal of Nutritional Biochemistry. 23: 915–923.
Tosetti, F., Ferrari, N., De Flora, S., Albini, A,, 2002, Angioprevention :
Angiogenesis is a Common and Key Target for cancer Chemopreventive
Agent, FASEB, 16: 2-14.
Waha, M. G., 2000, Sehat dengan Mengkudu. Jakarta: MSF Group: 1-16.
Waha, M. G., 2001, Sehat dengan mengkudu.MSF Group, Jakarta, pp. 1- 44.
Wang MY, Su C 2001, Cancer preventive effect of Morinda citrifolia (Noni).
Ann. N. Y. Acad. Sci. 952:161-168.
Wiseman M., 2007, Essential of Human Nutrition, New York : Oxford University
Press, pp. 9.
Winarti, C. 2005, Peluang Pengembangan Minuman Fungsional dari Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Jurnal Litbang Pertanian. 24 (4) : 149-
155.
Yuswanto, Ag., Sinardi., F., 2000, Kanker, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, pp. 1-5.
Zetter , B.R., 1980, Migration of Capillary Endothelial cells is Stimulated by
Tumour-Derived Factor, Nature, 285:41-43
Zuhud, AM. E., 2011, Kanker Lenyap Berkat Sirsak, PT AgroMedia Pustaka,
Jakarta, pp. 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lampiran 1. Foto Buah Mengkudu (Morinda citrifolia. L)
Lampiran 2. Foto Serbuk (Morinda citrifolia. L)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 3. Foto Ekstrak Kental Etanol Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia. L)
Lampiran 4. Foto Pembuatan larutan uji dan larutan basic Fibroblast Growth
Factor (bFGF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 5. Foto Pembuatan Jendela Berukuran 1x1 cm
Lampiran 6. Data Perhitungan Rendemen Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
A. Penimbangan
Bobot cawan = 43,18 gram
Bobot cawan + ekstrak = 58,86 gram
Bobot ekstrak = 15,68 gram
Bobot buah mengkudu yang digunakan = 100 gram
B. Rendemen Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
Rendemen ekstrak etanol buah mengkudu = x 100%
= x 100%
= 15,68%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 7. Data Perhitungan Pengenceran bFGF
A. Pengenceran bFGF
Konsentrasi awal bFGF (C1) adalah 25
Konsentrasi bFGF yang diinginkan (C2) adalah 1
konsentrasi setiap telur adalah 10 ng.
V = = = 10 µl
Setiap telur diinduksi dengan volume induksi bFGF sebesar 10µl.
Telur yang digunakan untuk masing-masing perlakuan adalah 10 telur
Kontrol bFGF
Total telur = 10 telur
Volume bFGF yang dibutuhkan = total telur x volume induksi bFGF
= 10 x 10 µl = 100 µl
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 25 ng/µl = 100 µl x 1 ng/µl
V1 =
V1 = 4 µl
Larutan bFGF (25 ng/µl) diambil 4 µl kemudian ditambahkan dengan pelarut
bFGF yaitu PBS.
Volume PBS yang ditambahkan = 100 µl - 4 µl = 96 µl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Mengkudu
Terdapat 3 macam variasi konsentrasi ekstrak yaitu (100 µg/ml, 150 µg/ml dan
200 µg/ml).
Total telur = 3x 10 telur = 30 telur.
Volume bFGF yang dibutuhkan = total telur x volume induksi bFGF
= 30 x 10 µl = 300 µl
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 25 ng/µl = 300 µl x 1 ng/µl
V1 =
V1 = 12 µl
V1 = larutan bFGF ( 25 ng/µl) diambil 12 µl kemudian ditambahkan dengan
pelarut bFGF yaitu PBS
Volume PBS yang ditambahkan = 100 µl – 12 µl = 88 µl
Lampiran 8. Perhitungan Berat Ekstrak dan Volume DMSO
A. Berat Ekstrak untuk Masing-masing Konsentrasi Ekstrak
Konsentrasi 100 µg/ml
m = C x V
100 µg/ml = 0,1 mg/ml
0,1 mg/ml x 200 ml
m = 20 mg = 0,02 g ditambah 0,4 ml DMSO add sampai 200 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Konsentrasi 150 µg/ml
m = C x V
150 µg/ml = 0,15 mg/ml
0,15 mg/ml x 200 ml
m = 30 mg = 0,03 g ditambah 0,4 ml DMSO add sampai 200 ml
Konsentrasi 225 µg/ml
m = C x V
225 µg/ml = 0,25 mg/ml
0,25 mg/ml x 200 ml
m = 50 mg = 0,05 g ditambah 0,4 ml DMSO add sampai 200 ml
B. Volume DMSO
Konsentrasi awal DMSO (C1) adalah 99,5%
Konsentrasi yang diinginkan (C2) adalah 0,2%
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 99,5% = 200 ml x 0,2%
V1 = = 0,4 ml
Untuk membantu dalam melarutkan ekstrak etanol buah mengkudu, setiap
konsentrasi ekstrak ditambahkan 0,4 DMSO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 9. Persentase Penghambatan Angiogenesis
Tabel IV. Rata-rata dan Standar Deviasi Pembuluh Darah Baru
Kelompok
Jumlah
Pengamatan
Jumlah
Pembuluh
Darah
Rata-Rata
Standar
Deviasi
Kontrol Blank
3
15
14,33
1,15 11
15
Kontrol Pelarut
3
13
13
2 11
15
Kontrol bFGF
3
24
23,33
0,58 23
23
Konsentrasi I
(100µg/ml)
3
22
20,33
1,52 19
20
Konsentrasi II
(150µg/ml)
3
13
14,66
1,52 15
16
Konsentrasi III
(225µg/ml)
3
10
11,66
2,88 10
15
A. Persentase Penghambatan Angiogenesis
Persentase Pertumbuhan Pembuluh Darah Baru = x 100%
a = jumlah pembuluh darah baru rata-rata konsentrasi ekstrak etanol buah
mengkudu
b = jumlah pembuluh darah baru rata-rata kontrol bFGF
Persentase Penghambatan Angiogenesis
= 100 – Persentase Pertumbuhan Pembuluh Darah baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Konsentrasi I (100 µg/ml)
Persentase Pertumbuhan Pembuluh Darah Baru = x 100% = 87,14%
Persentase Penghambatan Angiogenesis = 100% - 87,14% = 12,86%
Konsentrasi II (150 µg/ml)
Persentase Pertumbuhan Pembuluh Darah Baru = x 100% = 62.83%
Persentase Penghambatan Angiogenesis = 100% - 62,83% = 37,17%
Konsentrasi III (225 µg/ml)
Persentase Pertumbuhan Pembuluh Darah Baru = x 100% = 49,97%
Persentase Penghambatan Angiogenesis = 100% - 49,97% = 50,03%
Tabel V. Persentase Penghambatan Angiogenesis
Kelompok
X ± SD
Persentase
Pertumbuhan
Pembuluh Darah
Baru (%)
Persentase
Penghambatan
Angiogenesis (%)
Konsentrasi I
(100 µg/ml)
20,33
87,14
12,86
Konsentrasi II
(150 µg/ml)
14,66
62,83
37,17
Konsentrasi III
(225 µg/ml)
11,66
49,97
50,03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 10. Foto Pengamatan makroskopik pembentukan pembuluh darah
pada setiap kelompok
Kontrol paper disc Kontrol pelarut
Kontrol bFGF + pelarut Konsentrasi I (100 µg/ml)
Konsentrasi II (150 µg/ml) Konsentrasi III (225 µg/ml)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 11. Analisis uji statistik normalitas
Lampiran 12. Analisis uji statistik one way anova
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 13. Analisis uji statistik Tukey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 14. Hasil determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul „Aktivitas
AntiAngiogenesis Ekstrak Etanol Buah
Mengkudu Morinda citrifolia L. terhadap CAM
yang diinduksi bFGF’ yang bernama lengkap
Pande Putu Krisna Wedana lahir di Bangli pada
tanggal 3 April 1992 adalah putra pertama dari
pasangan I Wayan Sumantra dengan Nyoman
Mudiani. Penulis mengawali masa pendidikannya di
TK Bhayangkari (1996-1998), kemudian
melanjutkan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar di
SD No.2 Bangli (1998-2004). Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bangli (2004-
2007), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat
menengah atas di SMA Negeri 2 Bangli (2007-
2010). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan
sarjana di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2010. Selama
menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, penulis aktif dalam
kegiatan kepanitiaan di dalam dan di luar kampus, serta aktif dalam organisasi
UKF Hindu sebagai pengurus. Selain itu penulis juga aktif mengikuti seminar di
dalam maupun luar kampus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI