pkmm_makanan pen damping asi (mp-asi) lokal

Upload: pbwa

Post on 15-Jul-2015

336 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Formulasi Pangan Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Bangsa BIDANG KEGIATAN : PKM MDiusulkan oleh : Gentur Adiprabawa Fachrurrozi (08/267926/KU/12770) (07/254054/KU/12402)

Rasita Amelia Hasnawati (09/282326/KU/13271) Kurnia Widyastuti Allia Khairunnisa (09/281898/KU/13167) (10/304896/KU/14181)

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2010

2

1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang ilmu

: Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Formulasi Pangan Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Bangsa : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM-T () PKM-M : () Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan ( ) Sosial Ekonomi Rekayasa ( ) Pendidikan ( ) Humaniora : : : : : Gentur Adiprabawa 08/ 267926/KU/12770 Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada Jalan Gedong Kuning Selatan Gang Gedongan Baru III/01 Banguntapan Bantul : [email protected] : 4 (empat) orang : Yayuk Hartriyanti, SKM, M.Kes : 132163860 : Sekip Blok T-3 Yogyakarta : Rp 7.000.000,00 : : 5 (Lima) Bulan Yogyakarta, 5 Oktober 2010

4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik e. Alamat Rumah dan No Tel./HP f. Alamat email 5. Anggota Pelaksana Kegiatan 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP c. Alamat Rumah dan No Tel./HP 7. Biaya Kegiatan Total a. DIKTI b. Sumber Lain (dana pribadi) 8. Jangka Waktu Pelaksanaan

Menyetujui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Alumni, Usaha, dan Kesejahteraan

Ketua Pelaksana Kegiatan

Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M(K) NIP 19550305 197903 1 002 Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada

Gentur Adiprabawa NIM 08/267926/KU/12770 Dosen Pendamping

Drs. Haryanto, M.Si NIP 19580502 198703 1 002

Yayuk Hartriyanti, SKM, M.Kes NIP 132163860

3

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Formulasi Pangan Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Bangsa A. Latar Belakang Masalah Gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak diusia dibawah 2 tahun merupakan masalah yang perlu ditanggulangi secara serius. Usia dibawah dua tahun merupakan masa yang penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh kembang bayi baik fisik maupun kecerdasan. Usia 6-24 bulan merupakan masa tumbuh kembang anak yang ditandai dengan pesatnya pertumbuhan otak. Apabila penanggulangan pada masa ini tidak dilakukan secara cepat dan tepat, dampaknya akan terjadi gangguan tumbuh kembang anak, dan selanjutnya akan berpengaruh pada kualitas hidup dimasa depan (Dep Kes RI, 2004). Masalah gizi kurang pada bayi dapat terjadi setelah bayi berumur di atas 6 bulan akibat air susu ibu (ASI) yang diberikan tidak lagi mencukupi kebutuhan fisiologis bayi untuk tumbuh dan berkembang. Lama pemberian ASI eksklusif pada bayi hanya sampai umur enam bulan, setelah itu adalah periode pemberian ASI tanpa mengurangi ASI atau ASI tetap diberikan sampai usia 24 bulan. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak dikarenakan kebutuhan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan berbeda dengan orang dewasa. Kekurangan makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Sebaliknya, makan yang berlebihan juga tidak baik karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak (Soetjiningsih, 1995). Ditinjau dari sudut tumbuh kembang anak, masa bayi merupakan kurun waktu pertumbuhan paling pesat khususnya otak, pemberian makanan yang adekuat pada masa ini sangat penting (Sayogo, 1996). MP-ASI memiliki manfaat bagi bayi antara lain antaranya yaitu mencukupi kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapat dari ASI; memenuhi kebutuhan zat besi sejak usia 6 bulan untuk pembentukan sel darah baru; sebagai pendamping atau sumber gizi lain (disamping ASI) mengingat payudara ibu makin lama kemampuan menyusuinya makin menurun (Nadesue, 2002); serta memberikan

4

proses pembelajaran makan bagi bayi. Umur 0-24 bulan adalah usia yang paling dominan bagi perkembangan otak, dengan pemberian MP-ASI akan sangat membantu dalam pembentukan jaringan otak dan pembentukan kecerdasan (Krisnatuti dan Yenrina, 2007) MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. (Nency, dkk. 2005). Mempersiapkan MP ASI yang baik tidak hanya didasarkan dengan menggunakan insting seorang ibu tetapi memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus teknologi rumah tangga untuk dapat memenuhi kebutuhan bayi yang relatif lebih tinggi untuk setiap kilogram berat badan dibandingkan kebutuhan orang dewasa. MP-ASI dapat dibuat secara manual di rumah atau secara komersial. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya mengandung vitamin dan mineral cukup, formula harus sesuai dengan kemampuan pencernaan anak, mempunyai keawetan yang tinggi, biaya produksi terjangkau, mudah diproduksi secara massal, memiliki nilai keamanan dan suplementasi yang baik serta tidak membutuhkan keterampilan dan peralatan khusus dalam penyajiannya. Bahan pangan lokal merupakan bahan pangan yang mudah dan cenderung murah diperoleh, Bahan pangan lokal seharusnya dapat dimanfaatkan lebih optimal di masing-masing daerah. Bahan pangan lokal tidak hanya bisa dimanfaatkan dalam pembuatan makanan untuk orang dewasa saja, namun dapat juga digunakan untuk pembuatan MP-ASI. Masalah yang menghalangi hal tersebut selama ini yaitu kurangnya informasi dan terbatasnya pengetahuan yang dimiliki para ibu dalam mengolah dan memanfaatkan bahan pangan lokal. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan, diperlukan pelatihan yang dapat meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan kemandirian masyarakat dalam pengolahan bahan pangan lokal menjadi MP-ASI lokal yang unggul dalam sisi ekonomis dan kandungan gizi yang cukup. Sasaran utama dari pelatihan ini adalah 2 desa yang berada dibawah wilayah kerja puskesmas Ngaglik II, dimana di kecamatan tersebut jumlah balita yang ada sebanyak 2.723 dengan jumlah balita yang ada 2.723 balita, jumlah balita yang ditimbang 2.009 balita, balita bawah garis merah 144 balita,

5

dan balita gizi buruk 12 balita.. Potensi bahan pangan lokal yang ada cukup beragam dengan jumlah produksi tanaman pangan didominasi oleh pisang sebanyak 19.440 ton, padi sawah sebanyak 17.244 ton, sukun sebanyak 3.730 ton, jagung sebanyak 2.903 ton, kacang tanah sebanyak 353 ton, ubi jalar sebanyak 237 ton, serta ubi kayu sebanyak 82 ton (Profil Kesehatan Kabupaten Sleman, 2009). Berdasarkan penuturan petugas gizi Puskesmas Ngaglik II, selama ini pemberian MP-ASI di wilayah tersebut adalah berupa bahan makanan mentah tanpa disertai adanya pelatihan untuk mengolahnya menjadi MP-ASI yang siap disajikan. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana meningkatkan pengetahuan dan menciptakan masyarakat yang mandiri dalam pengolahan MP-ASI berbasis pangan lokal yang ekonomis dan bergizi? 2. Bagaimana mengoptimalkan pembuatan dan pengolahan MP-ASI berbasis bahan pangan lokal yang bergizi dan ekonomis? C. Tujuan 1. Meningkatkan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang MP-ASI berbasis pangan lokal 2. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal dalam pembuatan MP-ASI. 3. Meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan MP-ASI yang berbasis bahan pangan lokal sebagai MP-ASI yang ekonomis dan bergizi. 4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pengolahan bahan pangan lokal menjadi MP-ASI sebagai alternatif peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. D. Luaran Yang Diharapkan 1. Masyarakat mengerti dan memahami tentang manfaat MP-ASI berbasis bahan pangan lokal 2. Masyarakat lebih optimal dan terampil dalam mengolah bahan pangan lokal di sekitarnya menjadi MP-ASI yang aman dan bernilai gizi tinggi. 3. Terbentuknya masyarakat mandiri yang mampu meningkatkan nilai ekonomis bahan pangan lokal di sekitarnya

6

4. Terbentuknya Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) MP-ASI lokal yang mampu menyalurkan keterampilan pengolahan MP-ASI lokal ke daerah lain. E. Kegunaan 1. Sebagai media edukasi masyarakat dan promosi kesehatan manfaat MP-ASI. 2. Sebagai media menambah wawasan dan keterampilan masyarakat tentang pemanfaatan lain bahan pangan lokal 3. Upaya merintis Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) MP-ASI lokal yang dapat menginspirasi dan membantu mengembangkan daerah lainnya. 4. Membantu pemerintah dalam rangka diversifikasi pangan dan peningkatan ketahanan pangan lokal. F. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Puskesmas Ngaglik II adalah wilayah kerja dengan jumlah balita bawah garis merah (BGM) terbanyak di Kabupaten Sleman (Profil Kesehatan Kabupaten Sleman, 2009). Program dilakukan di dua desa yaitu Desa Kayonan, dan Wonosari yang keduanya berada di bawah kecamatan Ngaglik dan di bawah wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II. Pemilihan kedua desa tersebut berdasarkan saran dari petugas gizi Puskesmas Ngaglik II dengan pertimbangan keterjangkauan dan tingkat kooperatif masyarakat terhadap program-program kesehatan yang cukup baik. Data di bawah menunjukkan kasus balita BGM dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Ngaglik II.

Tabel 1.1 Data Status Gizi Balita Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009 Kriteria Balita Jumlah balita yang ada Balita ditimbang Berat Badan (BB) naik Bawah Garis Merah (BGM) Gizi Buruk Ngaglik 1 3.495 2.732 (78,16%) 1.717 (62,83%) 69 (2,53%) 4 (0,15%) Ngaglik II 2.723 2.009 (73,77%) 1.404 (69.89%) 144 (7,17%) 12 (0,60%)

Sumber :Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman 2009

7

Daerah dengan kasus BGM yang besar lebih diprioritaskan dalam program ini karena pemberian MP-ASI dimaksudkan untuk meningkatkan status gizi balita. Untuk balita yang telah mengalami gizi buruk, pemberian MP-ASI tidak dapat dilakukan sebagai sebuah intervensi tunggal karena harus diikuti dengan adanya treatment yang lain. Namun pada pelaksanaanya, pemberian MP-ASI hasil dari program ini tidak hanya diperuntukkan bagi balita BGM saja. Sasaran program ini adalah wanita usia produktif (15-44 tahun). Sasaran yang diutamakan adalah ibu yang memiliki anak balita dan para kader Posyandu yang diharapkan mampu mengembangkan pendidikan dan pelatihan pembuatan MP-ASI lokal di daerah tersebut dan sekitarnya. Pemilihan subjek sasaran rentang usia tersebut disebabkan karena pelatihan keterampilan pada rentang usia di atas usia produktif membutuhkan perhatian lebih, sebab fokus dan semangat yang dimiliki untuk berlatih seringkali sudah menurun. Data di bawah ini menunjukkan tingginya jumlah wanita usia produktif di Kecamatan Ngaglik.

Tabel 1.2 Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009 Kelompok umur (tahun) 65 Jumlah Laki-laki 994 3.978 8.949 15.910 5.966 3.978 39.775 Perempuan 998 3.994 8.986 15.976 5.991 3.994 39.939

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman 2009 Kecamatan Ngaglik sebagai salah satu dari 17 kecamatan di bawah Kabupaten Sleman, memiliki potensi alam yang cukup baik. Tanaman pangan yang mendominasi di kecamatan ini selain padi antara lain jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah,

8

sukun dan pisang. Berikut data mengenai rata-rata dan jumlah produksi beberapa tanaman pangan di Kecamatan Ngaglik pada tahun 2009. Tabel 1.3 Statistik Tanaman Pangan Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009 Komoditas Padi sawah Jagung Ubi kayu Ubi jalar Kacang tanah Sukun Rata-rata (kw/ha) 59,34 58,64 209,47 124,54 8,29 146,85 Produksi (ton) 17.244 2.903 82 237 353 3.730

Pisang 318,83 19.440 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman, 2009 Potensi bahan pangan lokal yang tinggi di atas adalah modal penting bagi masyarakat dan perlu adanya optimalisasi dalam pemanfaatannya. Selama ini pemanfaatannya cenderung sebagai bahan pembuatan makanan dewasa. Sedangkan untuk MP-ASI, pemberian bantuan yang dilakukan selama ini adalah dalam bentuk bahan pangan mentah. Hal ini sangat disayangkan karena bantuan yang seharusnya untuk pembuatan MP-ASI tersebut justru banyak dialihfungsikan untuk bahan pangan rumah tangga sehari-hari akibat kurangnya keterampilan pengolahan MP-ASI berbasis pangan lokal dan pola pikir ingin serba praktis yang ada pada para ibu. G. Metode Pelaksanaan Pelatihan keterampilan adalah kegiatan yang dilaksanakan terhadap

sekelompok orang untuk meningkatkan suatu kemampuan kerja. Pelatihan keterampilan umumnya terdiri dari dua bagian besar yaitu penyampaian teori dan dilanjutkan latihan praktek. Sasaran dari program ini adalah wanita usia produktif dengan pengutamaan pada ibu yang memiliki anak balita serta kader posyandu. Rata-rata usia diperkirakan adalah 20-30 tahun. Sasaran berasal dari dua desa dengan estimasi satu desa sebanyak 40 orang peserta sehingga jumlah total peserta adalah 80 orang. Pelatihan keterampilan

9

dalam kegiatan ini akan melibatkan perkumpulan ibu-ibu daerah setempat (PKK, dasawisma, dan lain-lain). Pada pelatihan ini sasaran akan dilatih membuat 7 resep MP-ASI dengan formulasi pangan lokal. Kesepuluh resep tersebut menggunakan bahan pangan lokal yang banyak terdapat di wilayah Kecamatan Ngaglik antara lain formula jagung bose, formula jagung ikan giling, formula wortel susu pisang, formula bubur menado, formula palu butung, formula susu pisang, dan formula kacang kedelai. Formulasi tersebut merujuk pada Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) Lokal yang dikeluarkan Dinas Kesehatan tahun 2006. Berikut kandungan zat gizi makro formula MP-ASI lokal 1. Formula jagung bose Bahan penyusun : jagung pipil, daging ikan, daun sawi, gula pasir, minyak, garam, dan air secukupnya Kandungan zat gizi makro (dalam 265 g) : Energi 214 Kal Protein 8,7 g Lemak 6,9 g 2. Formula jagung pipil ikan giling Bahan penyusun : jagung muda, ikan kembung, tempe, tomat, wortel, kangkung, minyak, garam, dan air secukupnya Kandungan zat gizi makro (dalam 390 g) : Energi 383 Kal Protein 13,4 g Lemak 13g 3. Formula bubur menado Bahan penyusun : beras, singkong, bayam, jagung muda, daging ikan, serai, garam, minyak, dan air secukupnya Kandungan zat gizi makro (dalam 425 g) : Energi 340 Kal Protein 10,1 g Lemak 8,5 g 4. Formula palu butung Bahan penyusun : tepung terigu, pisang, kacang tanah, gula pasir, santan kental, garam Kandungan zat gizi makro (dalam 415 g) : Energi 460 Kal Protein 12,4 g Lemak 12,3g 5. Formula susu pisang Bahan penyusun : tempe, tepung terigu, susu skim, gula halus, minyak, pisang ambon, garam, dan air secukupnya Kandungan zat gizi makro (dalam 275,5 g) : Energi 278 Kal Protein 11,89 g, Lemak 3,4 g

10

6. Formula wortel susu pisang Bahan penyusun : tempe, tepung beras, susu skim, gula halus, minyak, pisang, wortel, garam, dan air secukupnya Kandungan zat gizi makro (dalam 289 g) : Energi 255 Kal Protein 10,7 g Lemak 4,2 g 7. Formula kacang kedelai Bahan penyusun : tepung beras, kacang kedelai, susu skim, gula pasir, minyak, pisang ambon, wortel, garam secukupnya Kandungan zat gizi makro (dalam 320 g) : Energi 298 Kal Protein 14,5 g Lemak 7,6 g Penyuluhan dan demo masak akan dilakukan di masing-masing desa (terpisah). Namun untuk pelatihan tambahan bagi kader posyandu (membuat finger food) akan dilakukan bersama. Begitu pula dengan lomba kreasi pangan karena dalam lomba ini akan ditandingkan wakil-wakil dari setiap posyandu. Berikut tahap-tahap pelaksanaan program Pelatihan Keterampilan Pembuatan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Berbasis Pangan Lokal di Wilayah Puskesmas Ngaglik II. Tahap Pre-Pelaksanaan Program 1. Menemui pemerintah daerah setempat untuk meminta izin dan memberikan gambaran tentang program pemberdayaan masyarakat ini 2. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Puskesmas Ngaglik II, dan Posyandu desa terkait Sosialisasi MP-ASI serta membantu mengestimasi jumlah sasaran program ini. 3. Bekerjasama dengan Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Sleman serta untuk mengkonsultasikan pemanfaatan bahan pangan lokal daerah tersebut serta memohon dukungan dalam sosialisasi tentang pentingnya pemanfaatan bahan pangan lokal. 4. Bekerjasama dengan perkumpulan ibu-ibu di desa terkait (PKK atau dasawisma) untuk membantu mengkoordinasi dan mengumpulkan sasaran. 5. Mendesain kurikulum materi teori dan pelatihan praktek Pembuatan MP-ASI Lokal beserta resep-resep yang akan dipraktekkan. Kurikulum tersebut akan dikonsultasikan kepada Ahli Gizi Puskesmas Ngaglik II.

11

6. Menyusun modul Pembuatan MP-ASI Lokal bagi sasaran yang berisi tentang pentingnya pemberian MP-ASI, prosedur pemberian MP-ASI yang benar, serta resep-resep dan formulasi MP-ASI berbasis pangan lokal daerah tersebut. Sebelum digandakan, modul ini akan dikoreksi oleh Ahli Gizi RSUP dr. Sardjito dan Ahli Gizi Puskesmas Ngaglik II. Tahap Pelaksanaan Program 1. Mengumpulkan sasaran di masing-masing desa untuk mengikuti Pembukaan dan Orientasi Dasar Program Pelatihan ini. Acara dihadiri juga oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kepala Puskesmas Ngaglik II, dan Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Sleman. 2. Memberikan form kesediaan bagi sasaran yang bersedia mengikuti program ini serta melakukan pre-test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kepahaman sasaran terhadap MP-ASI lokal. 3. Melakukan Penyuluhan periode 1 di masing-masing desa. Penyuluhan periode 1 berisi materi awal tentang pentingnya MP-ASI dan prosedur pemberian MPASI yang benar. 4. Melakukan Penyuluhan periode 2 di masing-masing desa. Penyuluhan periode 2 berisi tentang pemanfaatan bahan pangan lokal dan cara mengkreasikannya menjadi MP-ASI yang sehat, bergizi, dan aman dikonsumsi. 5. Melakukan demo masak MP-ASI berbasis bahan pangan lokal daerah tersebut, dilanjutkan dengan latihan praktek bagi sasaran. 6. Membagikan modul Pelatihan Pembuatan MP-ASI Lokal kepada sasaran beserta Log Book sebagai sarana monitoring hasil pelatihan. Log book diisi oleh masing-masing ibu berdasarkan hasil aplikasi terhadap materi pelatihan. Log book akan dicek setiap minggu selama 1 bulan. 7. Melakukan monitoring selama sebulan setiap minggu dengan mengecek log book yang telah dibagikan ke setiap ibu. Hasil monitoring setiap minggunya akan dievaluasi untuk menilai sejauh mana sasaran mempraktekkan hasil pelatihan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Ngaglik II.

12

8. Mengadakan acara puncak yaitu lomba kreasi MP-ASI bahan pangan lokal antar desa sasaran dengan menu hasil kreasi sendiri. Hasil lomba akan dipamerkan di Puskesmas Ngaglik II. 9. Memberikan pelatihan tambahan bagi para kader posyandu untuk membuat camilan sehat (finger food) dengan bahan pangan lokal sebagai bentuk alternatif lain MP-ASI. Untuk memudahkan pelatihan, akan diberikan modul berisi cara-cara pembuatan finger food dari bahan pangan lokal. 10. Mengadakan penutupan program disertai evaluasi dan diskusi kelanjutan program bersama para kader posyandu dan pihak Puskesmas Ngaglik II termasuk membicarakan konsep Pusdiklat MP-ASI yang akan diinisiasi Tahap Post pelaksanaan program 1. Melakukan post test kepada sasaran untuk melihat seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap pengetahuan dan kepahaman terhadap MP-ASI lokal 2. Mendata ibu-ibu yang akan membantu kader Posyandu dalam menginisiasi adanya Pusdiklat MP-ASI lokal. Pusdiklat MP-ASI lokal ini nantinya akan berpusat di Puskesmas Ngaglik II dan diharapkan mampu memberikan pelatihan tentang MP-ASI lokal ke daerah lain terutama di Kabupaten Sleman. 3. Membantu promosi Pusdiklat MP-ASI lokal yang telah terbentuk kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sehingga diharapkan Pusdiklat MP-ASI lokal ini dapat membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam melakukan pelatihan MP-ASI lokal di wilayah puskesmas selain Puskesmas Ngaglik II. Ada 22 sasaran puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. 4. Sebagai bagian dari promosi Pusdiklat MP-ASI, akan dilakukan juga promosi camilan sehat (finger food) lokal alternatif MP-ASI sebagai produk ketahanan pangan kepada Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Sleman serta promosi reep kreasi MP-ASI yang memenangkan lomba kresi MP-ASI. 5. Penyusunan laporan akhir

13

H. Jadwal Pelaksanaan No Pre-pelaksanaan Program 1 2 3 Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan Puskesmas Ngaglik II Bekerjasama dengan Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Sleman Mendesain kurikulum serta menyusun modul Tahap KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pelaksanaan Program Pembukaan dan Orientasi Dasar Program Pelatihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Memberikan form kesediaan serta melakukan pre-test Penyuluhan periode 1 di masing-masing desa Penyuluhan periode 2 di masing-masing desa Demo masak MP-ASI lokal, dilanjutkan dengan latihan praktek Pembagian modul Pembuatan MP-ASI Lokal beserta Log Book sebagai sarana monitoring Monitoring setiap minggu dengan mengecek log book Acara puncak yaitu lomba kreasi MP-ASI lokal antar desa sasaran Pelatihan tambahan bagi para kader posyandu

Post Pelaksanaan Program Penutupan, diskusi evaluasi, dan pelaksanaan Post Test 1 2 4 Insiasi dan promosi Pusdiklat MP-ASI lokal Penulisan laporan akhir

14

A. Rancangan Biaya Jenis Acara Kesekretariatan Pre test Form peserta Transportasi Modul Pembukaan Pelatihan 1 Jumlah Pre-kegiatan Kertas HVS 1rim 1 Tinta printer 1 dus Lembar soal 80 Lembar Kesediaan 80 Bensin 5 Kegiatan Cetak Modul 85 Konsumsi snack 100 Pembicara 1 Konsumsi snack 90 Doorprize 5 Spanduk 2 Pembicara 1 Konsumsi snack 90 Makan siang 90 Doorprize 5 Bahan-bahan 2 (1/desa) Peralatan 1 set Log Book 80 Kenang-kenangan juri 3 Perlengkapan lomba 1 Trofi 3 Bahan-bahan 1 Modul 10 Peralatan (oven) 2 Konsumsi snack 100 Kenang-kenangan 80 peserta Kenang-kenangan 2 pihak posyandu Kenang-kenangan 1 pihak puskesmas Bensin 5 Post-kegiatan Lembar soal 80 Administrasi dan 1 kesekretariatan Proposal Puskesmas 22 lain Total Biaya Keseluruhan Barang Harga satuan 35.000 45.000 500 500 10.000 10.000 5000 200.000 5000 10.000 200.000 200.000 5000 8000 10.000 200.000 100.000 1500 50.000 150.000 100.000 200.000 5000 100.000 5000 2.500 50.000 100.000 20.000 500 100.000 5000 Harga total 35.000 45.000 40.000 40.000 50.000 850.000 500.000 200.000 450.000 50.000 400.000 200.000 450.000 720.000 50.000 400.000 100.000 120.000 150.000 150.000 300.000 200.000 50.000 200.000 500.000 200.000 100.000 100.000 100.000 40.000 100.000 110.000 7.000.000

Pelatihan 2

Demo Masak Monitoring Lomba Kreasi MP-ASI Hadiah Lomba Pelatihan finger food Penutupan

Transportasi Post Test Inisiasi Pusdiklat Promosi Pusdiklat

15

LAMPIRAN Lampiran 1.1 Biodata Ketua Kelompok I. Identitas Diri Nama NIM : Gentur Adiprabawa : 08/267926/KU/12770

Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 7 Februari 1990 Alamat Rumah : Jln. Gedong Kuning Selatan Gang Gedongan Baru III/01 Banguntapan Bantul Yogyakarta 55198 Nomor HP Alamat email II. Riwayat Pendidikan 2005-2008 2002-2005 1996-2002 : SMA Negeri 1 Yogyakarta : SMP Negeri 5 Yogyakarta : SD Negeri Percobaan 1 Yogyakarta : 085643093089 / (0274) 7102493 : [email protected]

III. Pengalaman Organisasi 2010-sekarang : Ketua Himpunan Mahasiswa Gizi Kesehatan (HIMAGIKA) FK UGM IV. Prestasi dan Penghargaan 2010 Penghargaan Setara Perunggu Untuk Kategori Poster dan Gelar Produk Bidang Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXII 2010 Lampiran 1.2 Biodata Anggota Kelompok (1) I. Identitas Diri Nama NIM : Fachrurrozi : 07/254054/KU/12402

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 5 April 1989 Alamat Rumah : Jl. Apel 1 No.19 RT 01/RW 004 Harapan Baru, Bekasi Barat 17133

16

Alamat Kost Nomor HP Alamat email II. Riwayat Pendidikan 2004 2007 2001 2004 1996 2001 2009 2010 2009 2010

: Jalan Kaliurang Km. 5,6 Gang Pandega Sari F1 Yogyakarta : 08567561722 : [email protected]

: SMA Negeri 12 Kelender Jakarta Timur : SMP Negeri 172 Cakung Jakarta Timur : SD Negeri 05 Pulogebang Jakarta Timur

Pengalaman Organisasi : Ketua Himpunan Mahasiswa Gizi Kesehatan (HIMAGIKA) FK UGM : Staff Departemen Finansial Ikatan Lembaga Mahasiswa GIzi (ILMAGI) III. Prestasi dan Penghargaan 2010 Lampiran 1.3 Biodata Anggota Kelompok (2) I. Identitas Diri Nama NIM : Rasita Amelia Hasnawati : 09/282326/KU/13271 Runner Up CDC (Community Development Competition) FK UGM

Tempat, tanggal lahir : Sleman, 31 Juli 1991 Alamat Rumah Nomor HP Alamat email II. Riwayat Pendidikan 2007 2009 2004 2007 1998 2004 : SMA Negeri 3 Yogyakarta : SMP Negeri 8 Yogyakarta : SD Muhammadiyah Condongcatur Sleman : Tapanrejo RT 10/33 Maguwoharjo, Depok, Sleman : 085643385295 : [email protected]

III. Pengalaman Organisasi 2010- sekarang : Koordinator Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Ikatan Lembaga Mahasiswa Gizi Indonesia (ILMAGI)

17

Lampiran 1.4 Biodata Anggota Kelompok (3) I. Identitas Diri Nama NIM : Kurnia Widyastuti : 09/281898/KU/13167

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 17 Juni 1991 Alamat Rumah Alamat Kost Nomor HP Alamat email II. Riwayat Pendidikan 2006 2009 2003 2006 1997 2003 : SMA Negeri 1 Bekasi : SMP IT Thoriq Bin Ziyad Bekasi : SD Negeri Margahayu 23 Bekasi : Jln. Gajah 1 D/210 Pondok Timur Indah 1, Bekasi Timur : Jln. Kesehatan Blok B No 28A, Sendowo, Yogyakarta : 085693604717 : [email protected]

II. Pengalaman Organisasi 2009- sekarang : Staff Kerumahtanggaan BEM FK UGM 2009- sekarang: Sekretaris II Himpunan Mahasiswa Gizi Kesehatan (HIMAGIKA) Lampiran 1.5 Biodata Anggota Kelompok (4) J. Identitas Diri Nama NIM : Allia Khairunnisa : 10/304896/KU/14181

Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 25 Agustus 1991 Alamat Rumah Nomor HP Alamat email II. Riwayat Pendidikan 2007 2010 2004 2007 1998 2004 : SMA Negeri 1 Yogyakarta : SMP Negeri 5 Yogyakarta : SD Muhammadiyah Karangkajen 1 Yogyakarta : Perumahan Green House Blok RL.8 Yogyakarta : 081904112206 : [email protected]

18

Lampiran 2 Biodata Dosen Pendamping Nama lengkap Jenis kelamin NIP/golongan Strata/Jabatan Fungsional Fakultas / Jurusan Bidang ilmu Alamat kantor : Yayuk Hartriyanti, SKM, M.Kes : Perempuan : 132163860 : III B / Asisten Ahli : Kedokteran / Program Studi Gizi Kesehatan : Kesehatan Ibu dan Anak ; Gizi Kesehatan : Fakultas Kedokteran UGM Jl. Farmako, Sekip Utara Yogyakarta Telpon kantor Email Nomer Handphone Alamat rumah Telpon rumah : (0274) 631039 : [email protected] : 08129030997 : Sekip Blok T-3 Yogyakarta : (0274) 588708

Dosen Pendamping

(Yayuk Hartriyanti, SKM, M.Kes) NIP 132163860

19